You are on page 1of 13

SASI

Volume 24 Nomor 2, Juli - Desember 2018: hal. 192 - 204


Fakultas Hukum Universitas Pattimura
p-ISSN: 1693-0061 | e-ISSN: 2614-2961

Penetapan Waktu Pelaksanaan Banding Terhadap


Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Pada
Daerah Karakteristik Wilayah Kepulauan

Dezonda Rosiana Pattipawae


Program Doktor Ilmu Hukum Pascasarjana Universitas Borobudur, Jakarta, Indonesia
E-mail: pattipawaeonda@gmail.com

Abstract: The party that makes a legal appeal against the case that has been decided by
the State Administrative Court is limited by the time to file an appeal to the High
Administrative Court. This as stipulated in the provisions of Article 123 of Act Number
5 of 1986 which stipulates the time for legal appeal against the decision of the State
Administrative Court is 14 days after the court decision is notified to him legally
Determination of 14 (fourteen) times to submit an appeal for parties who are
dissatisfied or accept the decision of the State Administrative Court as stipulated in the
Provisions of Article 123 of Act Number 5 of 1986 which at the time the decision of the
State Administrative Court was read out was not present at the hearing stipulated in the
provisions of Article 108 paragraph (2) of Law Number 5 of 1986 and residing in an
archipelago such as Maluku Province which has a large area and consists of islands,
greatly affects the fulfillment of the timeliness determined to file an appeal . It has an
impact on the effectiveness of setting 14 (fourteen) days as the deadline for filing an
appeal law. Accordingly, based on these conditions, the stipulation of 14 (fourteen) days
to file an appeal law is not effectively applied to regions that are characterized by
islands. Only effective in areas with continental characteristics.
.
Keywords: Implementation of Appeal, Decision of PTUN, Islands Region

A. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara kepulauan yang


ditetapkan dalam ketentuan Pasal 25A
Negara Indonesia merupakan
Undang-Undang Dasar Negara Republik
negara kepulauan (archipelagic state)
Indonesia Tahun 1945 yang menyebutkan
terbesar di dunia yang terdiri dari sekitar
bahwa Negara Kesatuan Republik
18.306 pulau besar dan kecil dengan
Indonesia adalah sebuah negara
panjang garis pantai kurang lebih 95.181
kepulauan yang berciri nusantara dengan
km2 serta wilayah laut seluas 5,8 juta
wilayah yang batas-batas dan hak-haknya
km2 (termasuk Zona Ekonomi Ekslusif
ditetapkan dengan undang undang.1
Indonesia). Hal tersebut berkonsekwensi
pada diakuinya Negara Republik 1
Nirahua, Salmon E.M. (2013). Hukum

192 | S A S I V o l . 2 4 N o . 2 , J u l i - D e s e m b e r 2 0 1 8
Terdapat beberapa daerah provinsi sebagaimana telah dirubah terakhir
yang secara geografis memiliki dengan Undang-Undang Nomor 51 Tahun
karakteristik wilayah lautan melebihi luas 2009, yang menyebutkan bahwa salinan
wilayah daratannya dan terdiri dari putusan pengadilan yang telah
gugusan pulau-pulau sehingga memperoleh kekuatan hukum tetap,
daerah-daerah tersebut dikatakan sebagai dikirim kepada para pihak dengan surat
daerah kepulauan secara umum memiliki tercatat oleh panitera pengadilan setempat
karakteristik wilayah yang berbeda atas perintah ketua pengadilan yang
dengan daerah yang memiliki mengadilinya dalam tingkat pertama
karakteristik kontinental. Daerah selambat-lambatnya dalam waktu empat
kepulauan memiliki wilayah laut lebih belas hari. Dalam penjelasan ketentuan
besar dari wilayah darat sedangkan Pasal 116 ayat (1) Undang-Undang
daerah kontinental memiliki wilayah Nomor 5 Tahun 1986 sebagaimana telah
darat lebih besar dari wilayah laut. Hal ini dirubah terakhir dengan Undang-Undang
tentunya berdampak pada rentang kendali Nomor 51 Tahun 2009 dijelaskan bahwa
pelayanan dan penyelenggaraan meskipun putusan pengadilan belum
pemerintahan dan pembangunan menjadi memperoleh kekuatan hukum tetap, para
luas pula. Keadaan ini diperparah oleh pihak yang berperkara dapat memperoleh
kenyataan sulit dijangkau dalam waktu salinan putusan yang dibubuhi catatan
singkat. panitera bahwa putusan tersebut belum
Eksistensi Peradilan Tata Usaha memperoleh kekuatan hukum tetap.
Negara melakukan pengawasan terhadap Perhitungan waktu empat belas hari
perbuatan pemerintah (administrasi untuk dilakukan upaya hukum banding.
negara) agar dalam melaksanakan dihitung sejak putusan dibacakan pada
fungsinya senantiasa selaras dengan saat persidangan. Apabila perhitungan
hukum sehingga tidak merugikan hak-hak waktu 14 (empat belas) hari ditetapkan
rakyat.2 untuk dilakukan upaya hukum banding
Menurut Saiyung Pejabat Tata dihitung sejak putusan tersebut dibacakan,
Usaha Negara adalah pelaksana utama maka pihak yang merasa tidak puas atas
pembangunan nasional. Campur tangan putusan tersebut harus melakukan
pemerintah antara lain dilapangan permohonan upaya hukum banding ke
ekonomi, sosial, politik dan kultur sangat Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara
besar. Hal ini dapat menimbulkan akses paling lambat 14 (empat belas) hari sejak
yang tidak diharapkan. Oleh karena itu putusan tersebut di ucapkan, hal ini
perlu diambil langkah hukum melalui tentunya bagi pemohon yang berdomisili
lembaga peradilan.3 atau bertempat tinggal di daerah yang
Ketentuan Pasal 116 ayat (1) berkarakteristik kepulauan akan
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 menggalami keterlambatan untuk
memenuhi tenggang waktu dimaksud
Perizinan Pengelolaan Sumber Daya Alam di apabila pembacaan putusan tersebut pihak
Wilayah Laut Daerah, Jakarta: Raja Grafindo yang akan memohonkan upaya hukum
Persada, h. 3.
banding tersebut tidak hadir pada saat
2
Tjandra, Riawan. (2009). Peradilan Tata
Usaha Negara Mendorong Terwujudnya siding pembacaan putusan.
Pemerintah Yang Bersih Dan Berwibawa, Sebagaimana diketahui bahwa Negara
Yogyakarta: Universitas Adma Jaya, , h. 16. Indonesia adalah Negara kepulauan
3
Saiyung, (2000). Mencegah Pejabat Tata (arhipelogic state) terbesar di dunia yang
Usaha Negara Sebagai Tergugat Dalam PTUN
terdiri dari sekitar 18. 306
(Analisis Hukum dan Peraturan
Perundang-Undangan), Jakarta: Depdagri dan pulau besar dan kecil dengan panjang
Yayasan Kajian Informasi Perundang-Undangan, pantai kurang lebih 95.181 km² serta
h. 55. wilayah laut seluas 5,8 juta km²

193 | S A S I V o l . 2 4 N o . 2 , J u l i - D e s e m b e r 2 0 1 8
(termasuk Zona Ekonomi Eksklusif permasalahan dalam tulisan ini adalah :
Indonesia). 4 Sebagai negara kepulauan, “Apakah penetapan waktu pelaksanaan
wilayah Negara Republik Indonesia yang banding terhadap putusan Pengadilan
terdiri dari pulau-pulau yang terpisahkan Tata Usaha Negara pada daerah
oleh laut, namun tetap dalam suatu karakteristik wilayah kepulauan efektif”
kesatuan kedaulatan Negara Republik
Indonesia. B. PEMBAHASAN
Kondisi wilayah Negara Indonesia 1. Penetapan Waktu Pelaksanaan
yang dipisahkan oleh laut Banding Pada Pengadilan Tinggi
berkonsekwensi pada akses antar daerah Tata Usaha Negara
ke daerah lain, termasuk daerah Sebagai salah satu pelaku
provinsi Maluku yang fisik kewilayahan kekuasaan kehakiman yang diberikan
terdiri dari pulau-pulau, yang mana kewenangan untuk memeriksa, memutus,
membutuhkan ketersediaan transportasi dan menyelesaikan sengketa dalam
untuk menghubungkan daerah yang satu bidang Tata Usaha Negara antara orang
dan daerah yang satu dengan daerah yang atau badan hukum perdata dengan pejabat
lain, terlebih khusus transportasi yang tata usaha Negara maka Pengadilan Tata
menghubungankan daerah-daerah Usaha Negara dan Pengadilan Tinggi Tata
terpencil dengan daerah-daerah yang Usaha Negara yang berpuncak pada
menjadi pusat pemerintahan baik pusat Mahkamah Agung berwenang menguji
pemerintahan daerah provinsi maupun sah tidaknya tindakan badan atau pejabat
pusat pemerintahan daerah tata usaha Negara dalam mengeluarkan
kabupaten/kota dalam provinsi Maluku. suatu keputusan tata usaha Negara. Hal
Bahkan model transpotasi luat sangat di ini sebagaimana dijelaskan dalam
pengaruhi oleh kondisi alam (musim) penjelasan umum Undang-Undang
yang terjadi di Provinsi Maluku. Hal ini Nomor 5 Tahun 1985 bahwa Pengadilan
tentunya sangat berdampak juga untuk Tata Usaha Negara merupakan
melakukan upaya hukum banding Pengadilan tingkat pertama yang
terhadap Putusan Pengadilan Tata Usaha diberikan kewenangan untuk memeriksa,
Negara, yang mana ketika putusan memutus, dan menyelesaikan sengketa
dibacakan dalam persidangan tanpa Tata Usaha Negara bagi rakyat pencara
hadirnya pihak yang akan memohonkan keadilan. Sedangkan Pengadilan Tinggi
upaya hukum banding terhadap putusan Tata Usaha Negara merupakan
tersebut. Padahal penetepan waktu untuk Pengadilan tingkat banding terhadap
melakukan upaya hukum banding hanya sengketa yang telah diputus oleh
14 (empat belas) hari setelah putusan Pengadilan Tata Usaha Negara, dan
pengadilan itu diberitahukan kepadanya Mahkamah Agung sebagai pelaksana
secara sah, yang tentunya tertinggi kekuasaan kehakiman dan
berkonsekwensi terhadap keterlembatan pengadilan pada tingkat kasasi.
waktu bagi pihak pemohon yang Oleh karena itu, ketika masyarakat
bertempat tinggal di daerah yang dalam hal ini orang atau badan hukum
membutuhkan waktu berhari-hari untuk perdata yang merasa kepentingannya di
sampai ke tempat dimana Pengadilan Tata rugikan akibat tindakan badan atau
Usaha Negara yang mengeluarkan pejabat tata usaha Negara mengeluarkan
putusan itu berada untuk melakukan suatu keputusan tata usaha Negara
upaya hukum banding. menjadikan peradilan tata usaha Negara
Dari uraian Pada latar belakang untuk memeriksa, memutuskan, serta
tersebut, maka yang menjadi menyelesaikan sengketa dimaksud, yang
dapat di mulai dari Pengadilan Tata
4
Retraubun, Alex S. W. dalam Nirahua Usaha Negara, Pengadilan Tinggi Tata
Salmon E. M. Op. Cit. h. 1.

194 | S A S I V o l . 2 4 N o . 2 , J u l i - D e s e m b e r 2 0 1 8
Usaha Negara serta sampai pada Dapat pula di situ diajukan bukti-bukti
Mahkamah Agung apabila pada tingkatan baru yang belum pernah diajukan pada
atau jenjang pengadilan ada pihak yang tingkat pertama atau membantah atau
tidak menerima putusan pengadilan pada memperkuat pertimbangan-pertimbangan
jenjang yang lebih rendah, dapat maupun putusan dari hakim tingkat
mengambil tindakan berupa upaya hukum pertama. Pemeriksaan tingkat banding itu
banding atau kasasi serta peninjauan bersifat devolutif artinya seluruh
kembali ke jenjang pengadilan diatasnya. pemerinsaan perkara dipindahkan dan
Namun berkaitan dengan substansi diulang oleh pengadilan tinggi
penulisan ini maka penulis hanya yang bersangkutan.5
memfokuskan pembahasan pada upaya Tindakan banding oleh pihak yang
hukum banding pada Pengadilan Tinggi tidak puas terhadap putusan Pengadilan
Tata Usaha Negara. Tata Usaha Negara dijamin oleh
Terkait dengan substansi tersebut ketentuan Pasal 122 Undang-Undang
maka dalam hal putusan yang diambil Nomor 5 Tahun 1985 yang menyebutkan
oleh Pengadilan Tata Usaha Negara bahwa :
sebagai pengadilan tingkat pertama “ Terhadap putusan Pengadilan Tata
terhadap sengketa Tata Usaha Negara Usaha Negara dapat dimintakan
(Keputusan Tata Usaha Negara) ada pihak pemeriksaan banding oleh
yang merasa tidak puas terhadap Putusan penggugat atau tergugat kepada
Pengadilan Tata Usaha Negara tersebut Pengadilan Tinggi Tata Usaha
dapat melakukan upaya hukum banding Negara”.
ke Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Pengajuan banding dapat dilakukan
guna mencari keadilan atau kepastian oleh pihak yang berkedudukan sebagai
hukum terhadap perkara yang penggugat (orang atau badan hukum
dipersengketakan. perdata) maupun tergugat (badan atau
Dalam hal pemeriksaan pada pejabat tata usaha Negara). Pada
tingkat banding, pihak pemohon banding prinsipnya pihak yang mengajukan
diberikan kesempatan untuk mengajukan banding adalah pihak yang tidak
argumen-argumennya dalam memori menerima putusan Pengadilan Tata Usaha
banding mengenai hal-hal yang Negara. Artinya bahwa tidak menutup
dianggapnya perlu yang menurutnya telah kemungkinan pihak pengugat maupun
dilupakan oleh hakim Pengadilan Tata tergugat dapat menjadi pihak yang
Usaha Negara, serta dapat pula diajukan berkedudukan sebagai pihak yang
bukti-bukti baru yang belum pernah mengajukan permohonan banding atau
diajukan pada tingkat pertama. biasa disebut pembanding. Berbeda pada
Menurut Indroharto, bahwa saat perkara tersebut diajukan ke
pemeriksaan dalam tingkat banding itu Pengadilan Tata Usaha Negara, dimana
dimaksudkan agar seluruh pemeriksaan yang selalu menjadi pengugat adalah
baik mengenai fakta-fakta hukum orang atau badan hukum perdata,
maupun penarapan hukum serta putusan sedangkan yang menjadi tergugat selalu
akhir yang telah dilakukan oleh hakim adalah badan atau pejabat tata usaha
tingkat pertama di ulang kembali oleh Negara.
pengadilan tinggi. Pada pemeriksaan Pihak yang melakukan upaya
tingkat banding para pihak di berikan hukum banding terhadap perkara yang
kesampatan untuk mengajukan telah diputuskan oleh Pengadilan Tata
argumen-argumennya dalam bentuk Usaha Negara dibatasi oleh waktu untuk
memori banding mengenai hal-hal yang
dianggapnya perlu yang menurutnya telah 5
Indroharto. (2001). Teori dan Praktek
dilupakan oleh hakim tingkat pertama. Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara,
Jakarta: Grafindo, h. 223.

195 | S A S I V o l . 2 4 N o . 2 , J u l i - D e s e m b e r 2 0 1 8
mengajukan banding ke Pengadilan dapat melihat berkas perkara di kantor
Tinggi Tata Usaha Negara. Hal ini Pengadilan Tata Usaha Negara dalam
sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal tenggang waktu 30 (tiga puluh) hari
123 Undang-Undang Nomor 5 Tahun setelah mereka menerima pemberitahuan
1986 yang menetapkan waktu untuk tersebut, dan dalam waktu 30 (tiga puluh)
dilakukan upaya hukum banding terhadap hari tersebut maka pihak terbanding harus
putusan Pengadilan Tata Usaha Negara memasukan kotra memori banding, serta
adalah 14 hari setelah putuan pengadilan para pihak harus menyerahkan surat-surat
itu diberitahukan kepadanya secara sah. berkaitan dengan perkara yang
Ketentuan Pasal 123 Undang-Undang disengketakan dan bukti-bukti lainnya
Nomor 5 Tahun 1986 secara lengkap kepada panitera Pengadilan Tata Usaha
menyebutkan bahwa : Negara. Penyerahan kontra memori
(1) Permohonan pemeriksaan banding banding serta surat keterangan dan bukti
diajukan secara tertulis oleh lainnya kepada panitera Pengadilan Tata
pemohon atau kuasanya yang Usaha Negara sedapat mungkin harus
khusus dikuasakan untuk itu terjadi sebelum berkas perkara yang
kepada Pengadilan Tata Usaha bersangkutan di kirim ke Pengadilan
Negara yang menjatuhkan putusan Tinggi Tata Usaha Negara. 6
tersebut dalam tenggang waktu Sebelum permohonan pemeriksaan
empat belas hari setelah putusan banding diputus oleh Pengadilan Tinggi
Pengadilan itu diberitahukan Tata Usaha Negara maka permohonan
kepadanya secara sah. tersebut dapat dicabut kembali oleh
(2) Permohonan pemeriksaan banding pemohon, dan dalam hal permohonan
disertai pembayaran uang muka pemeriksaan banding telah dicabut, tidak
biaya perkara banding lebih dapat diajukan lagi meskipun jangka
dahulu, yang besarnya ditaksir waktu untuk mengajukan permohonan
oleh Panitera. pemeriksaan banding belum lampau.
Namun yang menjadi permasalahan
Permohonan banding atau memori bagi penulis mengenai penetapan waktu
banding diajukan diajukan oleh pemohan untuk mengajukan upaya hukum banding
banding secara tertulis kepada Pengadilan sebagaimana ditetapkan dalam ketentuan
Tinggi Tata Usaha Negara melalui Pasal 123 ayat (1) Undang-Undang
Pengadilan Tata Usaha Negara yang telah Nomor 5 Tahun 1986 yang menetapkan
memeriksa dan memutus perkara bahwa permohonan pemeriksaan banding
dimaksud, yang berisikan hal-hal yang diajukan secara tertulis oleh pemohon
dianggapnya perlu yang menurutnya telah atau kuasanya yang khusus dikuasakan
dilupakan oleh hakim Pengadilan Tata untuk itu kepada Pengadilan Tata Usaha
Usaha Negara, serta dapat pula diajukan Negara yang menjatuhkan putusan
bukti-bukti baru yang belum pernah tersebut dalam tenggang waktu empat
diajukan pada tingkat Pengadilan Tata belas hari setelah putusan Pengadilan itu
Usaha Negara. Permohonan banding yang diberitahukan kepadanya secara sah.
diajukan dicatat oleh panitera dalam Sesuai ketentuan Pasal 123 ayat (1)
daftar perkara disertai dengan pembayar Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986
uang muka biaya perkara serta panitera tersebut maka pihak yang tidak puas
memberitahukan permohonan banding terhadap putusan Pengadilan Tata Usaha
kepada terbanding. Negara harus mengajukan permohonan
Selambat-lambatnya 30 (tiga puluh)
hari sesudah permohonan pemeriksaan 6
Kansil, C.S.T. (1996) Hukum Acara
banding dicatat, Panitera memberitahukan Peradilan Tata Usaha Negara, Jakarta: Pradnya
kepada kedua belah pihak bahwa mereka Paramita, h. 176.

196 | S A S I V o l . 2 4 N o . 2 , J u l i - D e s e m b e r 2 0 1 8
banding ke Pengadilan Tinggi Tata Usaha “ Apabila salah satu pihak atau
Negara dalam waktu 14 (empat belas) hari kedua belah pihak tidak hadir
sejak putusan tersebut diberitahukan pada waktu putusan Pengadilan
secara sah. Apabila dalam batas waktu 14 diucapkan, atas perintah Hakim
(empat belas) hari pihak yang tidak puas Ketua Sidang salinan putusan itu
terhadap putusan dimaksud tidak disampaikan dengan surat tercatat
melakukan upaya hukum banding kepada yang bersangkutan”.
terhadap Putusan Pengadilan Tata Usaha
Negara ke Pengadilan Tinggi Tata Usaha Ketentuan Pasal 108 ayat (2)
Negara maka pihak tersebut tidak dapat Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986
melakukan upaya hukum banding tidak ada penjelasan, sehingga
terhadap putusan dimaksud dan dianggap menimbulkan permasalahan mengenai
telah menerima Putusan Hakim perhitungan waktu 14 (empat belas) hari
Pengadilan Tata Usaha Negara tersebut. sebagai batas waktu untuk mengajukan
Namun menurut penulis ketentuan banding, yang mana pada saat pembacaan
Pasal 123 Undang-Undang Nomor 5 putusan pihak yang mengajukan banding
Tahun 1986 tidak memberikan penjelasan tidak hadir pada persidangan maka
mengenai penetapan waktu 14 (empat apakah perhitungan waktu 14 (empat
belas) hari untuk mengajukan banding belas) hari di hitung sejak alinan putusan
terhitung sejak putusan itu diucapkan tersebut tercatat dipengadilan tata usaha
dalam persidangan atau sejak putusan itu Negara untuk mengeluar salinan putusan
diterima oleh pemohon. Penjelasan untuk disampaikan kepada pihak yang
ketentuan Pasal 123 Ayat (1) tidak hadir pada saat putusan itu
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 dibacakan atau sejak salinan putusan itu
hanya menjelaskan bahwa yang dimaksud diterima oleh pihak yang menerima dan
dengan “empat belas hari” dalam ayat ini dicatat oleh petugas yang memberikan.
adalah empat belas hari menurut Menurut Indroharto bahwa untuk
perhitungan tanggal kalender. menghindari keruwetan masalah
Hal ini tentunya menimbulkan perhitungan mulai berlakunya tenggang
penafsiran yang berbeda mengenai kapan waktu banding, sebaiknya yang dapat
dimulainya perhitungan waktu 14 (empat dianggap pemberitahuan putusan dengan
belas) hari tersebut, sebab ketentuan Pasal sah kepada pemohon adalah penyampaian
123 ayat (1) hanya menyebutkan bahwa salinan putusan dengan surat tercatat. 7
permohonan pemeriksaan banding Hal ini mengandung pengertian bahwa
diajukan secara tertulis oleh pemohon ketika salinan putusan itu ketika di catat
atau kuasanya yang khusus dikuasakan untuk dikirim oleh pengadilan kepada
untuk itu kepada Pengadilan Tata Usaha pihak yang tidak hadir dalam persidangan
Negara yang menjatuhkan putusan maka mulai terhitung waktu termasuk
tersebut dalam tenggang waktu empat waktu 14 (empat
belas hari setelah putusan Pengadilan itu belas) hari untuk melakukan upaya
diberitahukan kepadanya secara sah, hukum banding itu.
sehingga menimbulkan pertanyaan oleh Namun ada juga dalam praktek
penulis bahwa Apakah makna kata perhitungan 14 (empat belas) hari untuk
diberitahukan secara sah itu terhitung mengajukan upaya hukum banding, mulai
sejak putusan di dibacakan dalam sidang terhitung sejak salinan putusan itu
ataukan ketika salinan putusan itu di diterima oleh pemohon banding yang
dapat oleh pemohon. pada waktu pembacaan putusan tidak
Dalam ketentuan Pasal 108 ayat (2) hadir dalam persidangan. Artinya ketika
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986
yang menyebutkan bahwa :
7
Indroharto, Op Cit, h. 224.

197 | S A S I V o l . 2 4 N o . 2 , J u l i - D e s e m b e r 2 0 1 8
salinan putusan tersebut dikirim melalui Peruntukan Tanpa Memiliki Izin
jasa pos dan ketika jasa pos Pemanfaatan Kayu. 10

menyampaikan salinan putusan itu Selain itu, upaya hukum yang


kepada pihak yang tidak hadir maka sejak dilakukan oleh Pejabat Tata Usaha
itulah dihitung pemberlakuan waktu 14 Negara dalam hal ini Ketua Pemilihan
(empat belas) hari untuk mengajukan Umum Maluku Kabupaten Maluku
upaya hukum banding oleh pihak yang Tengah upaya hukum banding tidak
tidak hadir dalam persidangan pada saat diterima oleh Pengadilan Tata Usaha
pembacaan putusan. Negara Ambon yang akan dilimpahkan
Tetapi faktanya ada perkara yang perkaranya di Pengadilan Tinggi Tata
dimohonkan banding tidak diterima oleh Usaha Negara dikarenakan telah melewati
pengadilan tinggi tata usaha Negara waktu yang telah ditentukan oleh
dengan alasan telah melewati batasan Undang-Undang Peradilan Tata Usaha
waktu 14 (empat bealsa) hari untuk Negara. Dalam Perkara Tata Usaha
mengajukan upaya hukum banding, Negara Nomor 30/G/2014/PTUN.ABN.
Padahal sejak pemohon banding ketika Pengadilan Tata Usaha Negara Ambon
menerima salinan putusan yang dikirim yang memeriksa, memutus dan
melalui kantor pos, belum melewati menyelesaikan sengketa Tata Usaha
waktu 14 (empat belas) hari sejak Negara pada tingkat pertama dengan
diterimanya salinan putusan itu. acara biasa, telah menjatuhkan Putusan
Hal ini terlihat dari putusan sebagai berikut, dalam sengketa antara
Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara J.H.S S.Pd, kewarganegaraan Indonesia,
Makassar Nomor pekerjaan Wiraswasta, bertempat
147/B.TUN/2012/PT.TUN.Mks menolak tinggal di Desa Morela, Kecamatan
permohonan banding yang diajukan oleh Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah
pihak pembanding dengan alasan waktu melawan Ketua Komisi Pemilihan Umum
untuk mengajukan banding telah Kabupaten Maluku Tengah, tempat
melawati 14 (empat belas) hari , yang
8
kedudukan di Jalan R.A Kartini Nomor 1
perkara tersebut telah di putuskan Kota Masohi, Kabupaten Maluku Tengah
Pengadilan Tata Usaha Negara Ambon sebagai Tergugat dan J.G.S, S.Th,
Nomor 09/G/2012/PTUN.ABN 9 , kewarganegaraan Indonesia, pekerjaan
mengenai sengketa antara CV. WKU, Anggota DPRD Kabupaten Maluku
melawan Kepala Dinas Kehutanan Dan Tengah, bertempat tinggal di RT. 042
Perkebunan Kabupaten Maluku Tengah, Desa Suli, Kecamatan Salahutu,
yang mengeluarkan Surat Keputusan Kabupaten Maluku Tengah sebagai
Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Tergugat II Intervensi dengan Amar
Kabupaten Maluku Tengah Nomor Putusan yang diputuskan tanggal 25
525/54/SK/XII/2011 tanggal 12 Pebruari 2014 sebagai berikut :11
Desember 2011 tentang Perubahan atas
Surat Keputusan Kepala Dinas
Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten
10
Surat Keputusan Kepala Dinas
Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Maluku
Maluku Tengah Nomor 522.3/54/2010
Tengah Nomor 525/54/SK/XII/2011 tanggal 12
tanggal 14 Desember 2010 tentang Sanksi Desember 2011 tentang Perubahan atas Surat
Denda Administratif kepada CV. WKU Keputusan Kepala Dinas Kehutanan dan
atas Penebangan pada Areal Izin Perkebunan Kabupaten Maluku Tengah Nomor
522.3/54/2010 tanggal 14 Desember 2010 tentang
Sanksi Denda Administratif kepada CV. WKU
8
Putusan Pengadilan Tinggi Tata Usaha atas Penebangan pada Areal Izin Peruntukan
Negara Makassar Nomor Tanpa Memiliki Izin Pemanfaatan Kayu.
147/B.TUN/2012/PT.TUN. Mks 11
Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara
9
Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Dalam Perkara Nomor 30/G/2014/PTUN.ABN,
Ambon Nomor 09/G/2012/PTUN.ABN tanggal 25 Pebruari 2014.

198 | S A S I V o l . 2 4 N o . 2 , J u l i - D e s e m b e r 2 0 1 8
M E N GAD I LI tinggal di Desa Morela,
Kecamatan Leihitu, Kabupaten
Dalam Eksepsi Maluku Tengah Dalam hal ini
Menolak Eksepsi Tergugat dan berdasarkan surat kuasa khusus
Tergugat II Intervensi untuk tanggal 22 September 2014 telah
seluruhnya memberikan kuasa kepada E.R.S,
S.H. dan A.L.U, S.H. Keduanya
Dalam Pokok Sengketa kewarganegaraan Indonesia,
1. Menolak gugatan Penggugat pekerjaan Advokat, beralamat di
untuk seluruhnya kantor Advokat S & Rekan Jln
2. Menghukum Penggugat untuk Gandaria, Kampung Pisang
membayar biaya perkara (depan rektorat Unpati) Desa Poka,
sejumlah Kecamatan Teluk Ambon Baguala,
Rp. 432.000,- (Empat ratus Kota Ambon sebagai Penggugat
tiga puluh dua ribu rupiah) melawan Ketua Komisi Pemilihan
Umum Kabupaten Maluku Tengah,
J.H.S, S.Pd merasa tidak puas tempat kedudukan di Jalan R.A
dengan putusan Pengadilan Tata Usaha Kartini Nomor 1 Kota Masohi,
Negara, karena menurutnya akibat Kabupaten Maluku Tengah dalam
keputusan yang dikeluarkan oleh Pejabat hal ini berdasarkan surat kuasa
Tata Usaha Negara (Ketua Komisi khusus Nomor:
Pemilihan Umum Kabupaten Maluku 95/KPU.Kab.028.433693/X/2014
Tengah telah melanggar peraturan tanggal 7 Oktober 2014 telah
perundang-undangan maupun telah memberikan kuasa kepada A.N
melanggar asas-asas umum pemerintahan Umum Kabupaten Maluku Tengah,
yang baik. Merasa tidak puas dengan berlamat di Jalan R.A. Kartini
keputusan Pengadilan Tata Usaha Negara Nomor 1 Kota Masohi, Kabupaten
akhirnya mengajukan banding di Maluku Tengah sebagai Tergugat
Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara. dengan J.G.S, S.Th.,
Namun pengajuan banding yang diajukan kewarganegaraan Indonesia,
oleh J.H.S, S.Pd tidak diterima pekerjaan Anggota DPRD
dikarenakan sudah melampaui waktu 14 Kabupaten Maluku Tengah,
(empat belas hari) yang ditentukan oleh bertempat tinggal di RT. 042 Desa
Undang-Undang Peradilan Tata Usaha Suli, Kecamatan Salahutu,
Negara. Pengadilan Tata Usaha Negara Kabupaten Maluku Tengah dalam
Ambon mengeluarkan Penetapan hal ini berdasarkan surat kuasa
Pengadilan Tata Usaha Negara Ambon khusus tertanggal 14 Oktober
dalam perkara Nomor 2014 telah memberikan kuasa
30/G/2014/PTUN.ABN tanggal 20 Maret kepada Y.Y.B, S.H. dan C.B.L,
2014 yang menetapkan sebagai berikut :12 S.H., M.H. Keduanya
1. Putusan Pengadilan Tata Usaha kewarganegaraan Indonesia,
Negara Ambon dalam perkara pekerjaan Advokat dan Penasehat
Nomor : 30/G/2014/PTUN.ABN Hukum, beralamat di jalan Karang
tanggal 25 Februari 2014 Dalam Panjang, RT.002/RW.003,
perkara antara J.H.S, S.Pd, Kelurahan Karang Panjang,
kewarganegaraan Indonesia, Kecamatan Sirimau - Kota Ambon
pekerjaan Wiraswasta, bertempat sebagai Tergugat II
2. Surat Permohonan Banding dari
12
Penetapan Pengadilan Tata Usaha Penggugat/Pembanding tertanggal
Negara Ambon Nomor Nomor 20 Maret 2014
30/G/2014/PTUN.ABN tanggal 20 Maret 2014.

199 | S A S I V o l . 2 4 N o . 2 , J u l i - D e s e m b e r 2 0 1 8
3. Berkas perkara tersebut atas perkaranya harus dihentikan dan
kepada Panitera Pengadilan Tata Usaha
Menimbang, bahwa terhadap Negara Ambon, diperintahkan untuk
Permohonan Banding tersebut, mencoret permohonan Bandingnya dari
Pengadilan Tata Usaha Negara Ambon buku Register Perkara Nomor :
perlu mengambil sikap atas permohonan 30/G/2014/PTUN.
banding tersebut. Menimbang, bahwa oleh karena
Tentang Pertimbangan Hukum : permohonan Banding tersebut tidak
Menimbang, bahwa ternyata diterima untuk dimohonkan banding,
Penggugat/Pembanding telah mengajukan maka kepada Penggugat/Pembanding
permohonan perkara Banding dihukum untuk
sebagaimana suratnya tertanggal 20 membayar biaya perkara yang timbul,
Maret 2014 terhadap perkara Nomor : yang akan ditetapkan dalam amar
30/G/2014/PTUN.ABN yang terdaftar penetapan ini
dalam Register Banding Pengadilan Tata Mengingat, Pasal 123
Usaha Negara Ambon Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986
Menimbang, bahwa perkara sebagaimana telah diubah dengan
Nomor : 30/G/2015/PTUN.ABN yang Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004
dimohonkan banding oleh dan Undang-Undang Nomor 51 Tahun
Penggugat/Pembanding telah melewati 2009 Tentang Peradilan Tata Usaha
tenggang waktu untuk mengajukan Negara, serta ketentuan peraturan
banding, sehingga permohonan Banding perundang-undangan lain yang terkait.
tersebut adalah tidak sesuai dengan
ketentuan Pasal 123 Undang-Undang MENETAPKAN
Nomor 51 Tahun 2009 tentang Peradilan
1) Menyatakan Permohonan Banding
Tata Usaha Negara yang berbunyi sebagai
yang diajukan oleh Pembanding
berikut :
yaitu J.H.S, S.Pd terhadap
“ Permohonan pemeriksaan banding
Putusan Pengadilan Tata Usaha
diajukan secara tertulis oleh
Negara Ambon Nomor :
pemohon atau kuasanya yang
30/G/2014/PTUN.ABN tidak
khusus dikuasakan untuk itu
dapat diterima
kepada Pengadilan Tata Usaha
2) Menyatakan perkara Banding
Negara yang menjatuhkan putusan
Nomor : 30/G/2014/PTUN.ABN
tersebut dalam tenggang waktu
tidak perlu dikirim
empat belas hari setelah putusan
3) Memerintahkan kepada Panitera
Pengadilan itu diberitahukan
Pengadilan Tata Usaha Negara
kepadanya secara sah”.
Ambon untuk mencoret
perkara tersebut dari register
Menimbang, bahwa berdasarkan
Banding Nomor
pertimbangan hukum tersebut diatas,
30/G/2014/PTUN.ABN
cukup beralasan hukum untuk tidak
4) Menghukum
menerima permohonan Banding yang
Penggugat/Pembanding untuk
diajukan Kuasa hukum
membayar biaya perkara sebesar
Penggugat/Pembanding tanggal 20 Maret
Rp. 311.000,- (Tiga ratus sebelas
2014 terhadap perkara Nomor :
ribu rupiah) ;
30/G/2014/PTUN.ABN
Menimbang, bahwa oleh karena
Berdasarkan permasalahan yang
perkara tersebut tidak diterima untuk
terjadi tersebut maka menurut penulis
dimohonkan banding, maka dengan
menunjukan bahwa makna kata
demikian kelanjutan proses pemeriksaan
diberitahukan secara sah dalam ketentuan

200 | S A S I V o l . 2 4 N o . 2 , J u l i - D e s e m b e r 2 0 1 8
Pasal 123 ayat (1) Undang-Undang pulau atau daerah yang satu ke pulau atau
Nomor 5 Tahun 1986 tidak dapat daerah yang lainnya, yang mana sarana
dimaknai sejak diterima salinan putusan transportasi utama yang digunakan untuk
yang tercatat pada resih penerimaan pada menghubungkan pulau yang satu dengan
kontor pos. Dengan demikian maka pulau yang lain termasuk pulau yang
pengaturan menyangkut penetapan waktu dijadikan sebagai pusat pemerintahan
untuk mengajukan banding khususnya adalah sarana transportasi laut berupa
ketika pemohon banding tidak hadir kapal motor laut disamping sarana
dalam persidangan pada saat pembacaan transportasi lain berupa pesawat udara.
putusan yang nantinya dimohonkan Namun secara umum pada daerah
banding oleh pihak tersebut menimbulkan kepulauan sarana transportasi laut berupa
permasalahan dalam kesatuan penerapan. kapal motor laut yang selalu digunakan
untuk memobilisasi atau perpindahan
baik orang atau barang dari satu pulau ke
2. Efektitas Penerapan Penetapan pulau yang lain termasuk ke pulau yang
Waktu Banding Terhadap Putusan menjadi pusat pemerintahan di daerah
Pengadilan Tata Usaha Negara Pada provinsi maupun ke pusat pemerintahan
Wilayah Kepulauan daerah kabupaten/kota dalam Provinsi
Maluku.
Ketentuan Pasal 123 Sarana trasnportasi kapal motor laut
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 yang digunakan untuk memobilisasi
menetapkan pemohon atau kuasanya perpindahan dari satu pulau-ke pulau
dalam tenggang waktu 14 (empat belas) yang lain ini terkadang tidak dilakukan
hari setelah putusan pengadilan itu secara rutinitas atau dapat dikatakan
diberitahukan kepadanya secara sah dapat bahwa operasionalnya tidak dilakukan
mengajukan banding ke Pengadilan setiap hari apalagi pada daerah-daerah
Tinggi Tata Usaha Negara untuk kabupaten yang sangat jauh dengan pusat
memeriksa perkara yang telah diputuskan pemerintahan daerah provinsi Maluku
oleh Pengadilan Tata Usaha Negara, yaitu kota Ambon menujuh atau sebalik
namun menurut penulis penetapan waktu dengan daerah-daerah seperti Kabupaten
ini tidak efektif diterapkan pada seluruh Kepulauan Aru, atau Kabupaten Maluku
daerah khususnya pada daerah yang Tenggara Barat atau Kabupaten Maluku
berkarakteristik kepulauan seperti daerah Barat Daya atau sebaliknya dari
Provinsi Maluku yang fisik kewilayahan daerah-daerah tersebut ke Kota Ambon,
terdiri dari pulau-pulau yang terpisah oleh yang mana kita ketahui bahwa
lautan. Berbeda dengan daerah yang operasinalnya sarana transportasi kapal
berkarakteristik Kontinental, yang mana motor laut dari pulau ambon menuju
wilayah darat yang lebih besar dari Kabupaten Kepulauan Aru, atau
wilayah laut bahkan pada daerah Kabupaten Maluku Tenggara Barat atau
continental tidak ada sama sekali wilayah Kabupaten Maluku Barat Daya dalam 1
laut sehingga dalam mobilisasi atau minggu hanya dilakukan 1 kali, atau
perpindahan dari suatu tempat ke tempat sebaliknya dari Kabupaten Kepulauan
yang lain agak muda tidak sesulit seperti Aru, atau Kabupaten Maluku Tenggara
daerah yang berkarakteristik kepulauan. Barat atau Kabupaten Maluku Barat Daya
Provinsi Maluku merupakan daerah menuju kota Ambon.
kepulauan yang memiliki jumlah pulau Demikian juga kondisi alam
kurang lebih 559 pulau dan dikelilingi (musim) atau musim gelombang yang
oleh lautan yang luas. Kondisi demikian biasa terjadi di Provinsi Maluku turut
sangat berpengaruh terhadap aktifitas berdampak bagi aktifitas perhubungan
mobilisasi atau perpindahan dari suatu laut antar masing-masing pulau, bahkan

201 | S A S I V o l . 2 4 N o . 2 , J u l i - D e s e m b e r 2 0 1 8
ketika musim golombang terjadi maka tansportasi laut (kapal motor laut) yang
sarana transportasi laut yang akan sampai pada tempat dimana yang
menghubungkan pulua-pulau tidak bersangkutan bertempat tinggal.
diopesaional sama sekali. Kondisi Sebagai contoh misalnya pihak
demikian tentunya sangat berdampak yang akan memohonkan bading
besar terhadap waktu pelaksanaan upaya bertempat tinggal di salah satu tempat
hukum banding apabila pemohon banding pada daerah Kabupaten Kepulauan Aru,
yang pada saat pembacaan putusan atau Kabupaten Maluku Tenggara Barat
tidak hadir dalam persidangan, dan yang atau Kabupaten Maluku Barat Daya, yang
bersangkutan berkediaman mana dari daerah-daerah sebagaimana
didaerah-daerah seperti daerah Kabupaten disebutkan diatas, untuk sampai pada
Kepulauan Aru, atau Kabupaten Maluku daerah kota Ambon membutuhkan waktu
Tenggara Barat atau Kabupaten Maluku kurang lebih satu minggu, ditambah lagi
Barat Daya, dan ketika menerima salinan dengan kondisi laut yang bergelombang,
putusan, yang bersangkutan tidak puas dan bahkan biasanya pada waktu-waktu
atau tidak menerima putusan tersebut dan tertentu dalam hal ini musim gelombang
akan mengajukan upaya hukum banding ada larangan untuk berpergian dengan
di pengadilan tata usaha Negara yang mengunakan sarana transportasi laut
berada di kota Ambon. (kapal motor), ditambah lagi dengan tidak
Kondisi demikian sangat adanya sarana transportasi udara (pesawat
berdampak pada penetapan waktu 14 hari udara) yang tidak tersedia di tempat
sebagai batasan waktu untuk melakukan tinggal pihak yang akan memohonkan
upaya hukum banding apalagi kondisi banding tersebut. Hal ini tentunya sangat
alam pada saat tidak menghabat berdampak pada keefektifan penetapan
mobilisasi atau perpindahan yang akan waktu 14 (empat belas) hari sebagai batas
memohonkan banding ke pengadilan tata waktu untuk mengajukan upaya hukum
usaha Negara karena tidak tersedianya banding khususnya bagi daerah-daerah
transportasi. Meskipun dalam praktek ada yang berkarakteristik kepulauan seperti di
hakim pengadilan tinggi tata usaha daerah Provinsi Maluku.
Negara menggunakan perhitungan waktu Kondisi demikian akan berdampak
14 (empat belas) tersebut terhitung sejak pada keterbatasan waktu 14 (empat belas)
salinan putusan itu diterima oleh pihak hari yang ditetapkan untuk mengajukan
yang akan memohon banding. upaya hukum banding oleh pihak yang
Namun bagi penulis meskipun tidak puas atau tidak menerima putusan
Hakim Pengadilan Tinggi Tata Usaha pengadilan Pengadilan Tata Usaha
Negara menggunakan pendekatan waktu Negara, yang pada waktu pembacaan
14 (empat belas) hari untuk mengajukan putusan tersebut pemohon banding tidak
upaya hukum banding dihitung sejak hadir dalam persidangan. Hal ini tentunya
diterimanya salinan putusan oleh pihak berkonsekwensi terhadap keterlembatan
yang memohonkan banding, tetapi waktu bagi pihak pemohon untuk
menjadi persoalan adalah ketika pihak melakukan upaya hukum banding, karena
yang akan memohonkan banding rentang kendala dengan pembatasan limit
menerima salinan putusan tersebut berada waktu 14 (empat belas) hari. Bahkan
di tempat tinggalnya, yang membutuhkan penetapan waktu perhitungan empat belas
waktu berhari-hari bahkan minggu untuk hari untuk diajukan permohonan banding
sampai pada pengadilan tata usaha ini, menurut Indrohato, bahwa bagi
Negara untuk mengajukan permohonan pemohon yang berada di kepulauan yang
banding, bahkan biasa lebih dari waktu terpencil akan sangat dinilai sempit
14 (empat belas) hari, apabila harus
menunggu lagi jadwal atau rute sarana

202 | S A S I V o l . 2 4 N o . 2 , J u l i - D e s e m b e r 2 0 1 8
waktunya.13 Pasal 123 Undang-Undang Nomor 5
Menurut penulis bahwa penetapan Tahun 1986 yang mana pada waktu
waktu 14 (empat belas) hari sebagai limit putusan Pengadilan Tata Usaha Negara
waktu yang ditetapkan oleh ketentuan dibacakan tidak hadir pada persidangan
Pasal 123 ayat (1) Undang-Undang sebagaimana ditetapkan dalam ketentuan
Nomor 5 Tahun 1986 untuk diajukan Pasal 108 ayat (2) Undang-Undang
permohonan banding dirasakan waktunya Nomor 5 Tahun 1986 dan bertempat
tidak efaktif untuk diterapkan pada daerah tinggal di daerah kepulauan seperti
yang berkarakteristik kepulauan. Limit Provinsi Maluku yang memiliki wilayah
waktu 14 (empat belas) tentunya sangat luat luas dan terdiri dari pulau-pulau,
efektif untuk diterapkan pada daerah yang sangat berdampak pada pemenuhan
karakteristik kontinental yang hanya ketepatan waktu yang ditetapkan untuk
membutuhkan transportasi darat (mobil) mengajukan upaya hukum banding.
untuk samapai ket tempat dimana Ketika dalam putusan Pengadilan Tata
pemohon banding berada ke pengadilan Usaha Negara pemohon banding tidak
tempat untuk megajukan permohonan hadir pada persidangan, sementara yang
banding. Tetapi tidak efektif diterapkan bersangkutan bertempat tinggal di daerah
bagi daerah yang berkarakteristik kepulauan, yang untuk sampai pada
kepuluan seperti di Proviinsi Maluku. daerah kota Ambon membutuhkan waktu
Dengan demikian menurut penulis kurang lebih satu minggu, apalagi
penetapan waktu 14 (empat belas) hari ditambah dengan kondisi laut yang
sejak salinan putusan diberitahukan secara bergelombang, terdapat larangan untuk
sah kepada pemohon untuk diajukannya berpergian dengan menggunakan sarana
upaya hukum banding terhadap putusan transportasi laut serta tidak tersedianya
pengadilan tata usaha negara dianggap sarana transportasi udara tentunya
tidak efektif untuk di terapkan di daerah sangat berdampak pada keefektifan
yang berkarakteristik kepulauan, yang penetapan waktu 14 (empat belas) hari
mana kondisi perhubungan serta kondisi sebagai batas waktu untuk mengajukan
alam (musim) sangat berpengarauh upaya hukum banding. Dengan demikian
terhadap mobilisasi pihak yang akan berdasarkan kondisi tersebut maka
memohonkan banding menuju ke pulau penetapan waktu 14 (empat belas) hari
yang menjadi daerah tempat dimana untuk mengajukan upaya hukum banding
Pengadilan Tata Usaha Negara itu berada tidak efaktif diterapkan bagi daerah yang
untuk mengajukan upaya hukum banding, berkarakteristik kepulauan. Hanya efektif
apabila pemohon banding pada saat diterapkan pada daerah yang
pembacaan putusan pengadilan tidak hadir berkarakteristik continental.
pada persidangan itu, dan tidak
mengetahui mengenai putusan dimaksud.

DAFTAR PUSTAKA
C. P E N U T U P
Penetapan waktu 14 (empat belas) Indroharto. (2001). Teori dan Praktek
untuk mengajukan permohonan banding Hukum Acara Peradilan Tata
bagi pihak tidak puas atau menerima Usaha Negara, Jakarta: Grafindo.\
putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Kansil, C.S.T. (1996) Hukum Acara
sebagaimana ditetapkan dalam Ketentuan Peradilan Tata Usaha Negara,
Jakarta: Pradnya Paramita.
13
Nirahua, Salmon E.M. (2013). Hukum
Wiyono, R. (2008). Hukum Acara
Peradilan Tata Usaha Negara, Jakarta: Sinar
Perizinan Pengelolaan Sumber
Grafika, h. 213 Daya Alam di Wilayah Laut Daerah,

203 | S A S I V o l . 2 4 N o . 2 , J u l i - D e s e m b e r 2 0 1 8
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Saiyung, (2000). Mencegah Pejabat Tata
Usaha Negara Sebagai Tergugat
Dalam PTUN (Analisis Hukum dan
Peraturan Perundang-Undangan),
Jakarta: Depdagri dan Yayasan
Kajian Informasi
Perundang-Undangan.
Tjandra, Riawan. (2009). Peradilan Tata
Usaha Negara Mendorong
Terwujudnya Pemerintah Yang
Bersih Dan Berwibawa, Yogyakarta:
Universitas Adma Jaya.
Wiyono, R. (2008). Hukum Acara
Peradilan Tata Usaha Negara,
Jakarta: Sinar Grafika.

204 | S A S I V o l . 2 4 N o . 2 , J u l i - D e s e m b e r 2 0 1 8

You might also like