You are on page 1of 10

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN KEPUASAN KERJA

TERHADAP KINERJA PEGAWAI

M. Imam Muttaqijn, Toto Sugiarto


Universitas Muhammadiyah Tangerang
imam@umt.ac.id

Abstract

This study aims to discuss and analyze the effect of emotional intelligence and job
satisfaction on employee performance at the South Jakarta Savings Housing Management
Agency (BP Tapera).
The research method used in this study is a quantitative approach to the survey method.
The population size is 62 people, so all samples are made into populations. The object of
the research is the employees of the South Jakarta Savings Housing Management Agency
(BP Tapera). Data collection techniques using observations and questionnaires using a
Likert scale.
Data analysis uses descriptive statistical analysis and inferential statistics with simple and
multiple linear regression, coefficient of determination and hypothesis testing.
The results showed that the emotional intelligence variable had a significant influence on
employee performance. Based on the results of calculations using SPSS obtained a
significance value of 0.000 <0.05 regression equation Y ̂ = 14.569 + 0.547X_1 and a
coefficient of determination of 40%.
Job satisfaction variable has a significant effect on employee performance, according to
the SPSS calculation results obtained a significance value of 0.000 <0.05 regression
equation Y ̂ = 25.770 + 0.489X_2. The coefficient of determination is 34.9. Simultaneously
there is a significant influence between emotional intelligence and job satisfaction on the
performance of BP Tapera employees. The calculation results obtained a significance
value of 0.000 <0.05 regression of Y ̂ = 10.571 + 0.459X_1 + 0.302X_2 and a coefficient
of determination of 49.9%.

Keywords: Emotional intelligence, job satisfaction and performance

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk membahas dan menganalisis pengaruh kecerdasan


emosional dan kepuasan kerja terhadap kinerja pegawai pada Badan Pengelola Tabungan
Perumahan Rakyat (BP Tapera) Jakarta Selatan
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif
dengan metode survey. Ukuran populasi sebesar 62 orang, jadi semua sampel dijadikan
populasi. Yang menjadi obyek penelitian adalah pegawai Badan Pengelola Tabungan
Perumahan Rakyat (BP Tapera) Jakarta Selatan. Teknik pengumpulan data menggunakan
observasi dan kuesioner dengan menggunakan skala likert.
Analisis data menggunakan analisis statitik deskriptif dan statistik inferensial dengan
regresi linier sederhana dan berganda, koefisien determinasi dan uji hipotesis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel kecerdasan emosi memiliki pengaruh secara
signifikan terhadap kinerja pegawai. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan
SPSS didapatkan nilai signifikansi sebesar 0.000 < 0.05 persamaan regresi
Y^ =14.569+ 0.547 X 1 dan koefisien determinasi sebesar 40%.
Variabel kepuasan kerja memiliki pengaruh secara signifikan terhadap kinerja pegawai,
sesuai dengan hasil perhitungan SPSS didapatkan nilai signifikansi sebesar 0.000 < 0.05
persamaan regresi Y^ =25.770+ 0.489 X 2. Koefisien determinasi sebesar 34.9. Secara
simultan terdapat pengaruh yang signifikan antara kecerdasan emosi dan kepuasan kerja
terhadap kinerja pegawai BP Tapera. Hasil perhitungan didapatkan nilai signifikansi
sebesar 0.000 < 0.05 regresi sebesar Y^ =10.571+ 0.459 X 1+ 0.302 X 2 dan koefisien
determinasi sebesar 49.9%.

Kata kunci: Kecerdasan emosional, kepuasan kerja dan kinerja

Pendahuluan
Setiap organisasi memiliki ciri tersendiri, baik dalam hal tujuan, visi dan misi serta
beragamnya sumber daya manusia (pegawai) yang dimiliki, tetapi pada dasarnya setiap
organisasi pasti menginginkan kinerja terbaik dari seluruh pegawainya. Dengan adanya
kinerja pegawai yang tinggi memiliki peran yang strategis dalam pencapaian tujuan
organisasi.
Banyak factor yang mempengaruhi kinerja pegawai diantaranya kecerdasan
emosional. Sesuai dengan hasil penelitian Rani dkk.(2016) menjelasakan bahwa terdapat
pengaruh signifikan secara simultan antara kecerdasan emosional yang terdiri dari
(kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi, empati, dan keterampilan social) terhadap
kinerja karyawan.
Demikian juga dengan kepuasan kerja pegawai yang dapat mempengaruhi kinerja
pegawai. Hasil penelitian Oxy dan Heru (2018) menjelaskan bahwa kepuasan kerja
berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Semakin puas karyawan dengan gaji, promosi,
rekan kerja, atasan, dan pekerjaan itu sendiri, maka kinerja karyawan yang ditunjukkan
melalui kualitas, kuantitas, dan ketepatan waktu akan semakin tinggi.
Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) dibentuk berdasarkan
Undang-undang Nomor 4 Tahun 2016 tentang Tabungan Perumahan Rakyat. BP Tapera
bertujuan untuk menghimpun dan menyediakan dana murah jangka panjang yang
berkelanjutan untuk pembiayaan perumahan dalam rangka memenuhi kebutuhan rumah
yang layak dan terjangkau bagi peserta. BP Tapera adalah lembaga baru yang di bentuk
oleh pemerintah yang merupakan transformasi dari lembaga yang sudah ada sebelumnya
yaitu Badan Pertimbangan Tabungan Perumahan Pegawai Negeri Sipil (BAPERTARUM-
PNS) yang di bentuk berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 14
Tahun 1993 dan diubah dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia No 46 Tahun
1994 tentang Tabungan Perumahan Pegawai Negeri Sipil.
Penyelenggaraan program Tabungan Perumahan Rakyat harus dilaksanakan
sebagai salah satu komponen kritikal dalam konstelasi program perumahan di Indonesia.
Selain menyediakan perumahan yang layak, program perumahan nasional secara langsung
mempengaruhi kesejahteraan masyarakat serta perekonomian nasional. Keberjalanan
memberikan multiplier effect terhadap industri perumahan serta industri-industri
pendukungnya. Perumahan juga memberikan dampak positif pada sektor ekonomi dan
sosial seperti peningkatan kesehatan masyarakat, peningkatan peluang kerja,
keragaman sosial yang lebih luas, kualitas keamanan dan lingkungan yang meningkat,
serta akses pendidikan yang lebih baik.
Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) dibentuk sebagai salah satu elemen penting
dari program perumahan nasional di Indonesia. Program Tapera ini diharapkan dapat
memberikan dampak yang berkelanjutan bagi program perumahan nasional dengan
memberikan manfaat yang sebesar-besarnya sesuai dengan target realisasi dan
ketersediaan dana.
Hasil observasi di lapangan dapat diperoleh bahwa kinerja pagawai belum bias
dikatakan optimal. Kondisi saat ini banyak pegawai baru yang masuk ke BP Tapera
dengan proses rekrutmen dan seleksi yang belum maksimal. Proses pelaksanaan promosi
untuk menepati posisi jabatan strategis masih belum dilaksanakan secara profesional.
Terdapat penurunan kinerja dari pegawai eks Bapertarum, bisa terlihat dari absensi
kehadiran setiap bulannya ada pegawai yang tidak masuk dengan alasan sakit, ijin dan
tanpa ada alasan yang memadai. Untuk sarana dan prasarana tempat kerja sendiri ada 2
kantor operasional yang digunakan saat ini sehingga ada kendala dalam koordinasi antara
sesama pegawai mauapun dengan pipmpinan. Hal ini menyebabkan kepuasan pegawai
yang mengalami penurunan. Sehingga perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh
kecerdasan emosional dan kepuasan kerja terhadap kinerja pegawai pada BP Tapera.

Landasan Teori
Kinerja
Kinerja adalah tingkat terhadapnya para pegawai mencapai persyaratan pekerjaan
secara efisien dan efektif (Simamora, 2006:34). kinerja pegawai merupakan prestasi kerja,
yakni perbandingan antara hasil kerja yang dapat dilihat secara nyata dengan standar kerja
yang telah ditetapkan organisasi. Kemudian Robbins (2008) mendefinisikan kinerja yaitu
suatu hasil yang dicapai oleh pegawai dalam pekerjaanya menurut kriteria tertentu yang
berlaku untuk suatu pekerjaan.
Menurut Robbins (2006) kinerja karyawan memiliki enam indikator, yaitu: 1)
kualitas; 2) kuantitas. 3) ketepatan waktu; 4) efektivitas penggunaan sumber daya
organisasi; 5) kemandirian; 6) komitmen kerja.

Kepuasan Kerja
Menurut Luthan (dalam Kaswan, 2012), kepuasan kerja adalah hasil dari persepsi
karyawan mengenai seberapa baik pekerjaan mereka memberikan hal yang dinilai penting.
Menurut Tiffin (dalam Kinanti, 2012), berpendapat bahwa kepuasan kerja berhubungan
erat dengan sikap dari karyawan terhadap pekerjaannya, sendiri, situasi kerja, kerjasama
antara pimpinan dengan sesama karyawan. Hasibuan (dalam Wibowo dkk, 2014),
mendefinisikan kepuasan kerja sebagai bentuk sikap emosional yang menyenangkan
maupun tidak menyenangkan. Karyawan yang puas akan pekerjaannya akan muncul dalam
emosional karyawan. Kepuasan karyawan akan membuat para karyawan mencintai
pekerjaannya. Kepuasan kerja dinikmati dalam pekerjaan, luar pekerjaan, dan kombinasi
dari dalam dan dari luar pekerjaan.
Menurut Luthan (dalam Kaswan, 2012), enam dimensi pekerjaan yang telah
diidentifikasi untuk merepresentasikan karakteristik pekerjaan yang paling penting dimana
karyawan memiliki respon afektif. Keenam dimensi tersebut adalah: 1) pekerjaan itu
sendiri, 2) gaji; 3 kesempatan promosi, kesempatan untuk maju dalam organisasi; 4)
pengawasan, kemampuan penyelia untuk memberikan bantuan teknis dan dukungan
perilaku; 5 rekan kerja; 6) kondisi kerja.

Kecerdasan Emosional
Istilah kecerdasan emosi pertama kali berasal dari konsep kecerdasan sosial yang
dikemukakan oleh Thordike membagi 3 bidang kecerdasan yaitu kecerdasan abstrak
(seperti kemampuan memahami dan memanipulasi simbol verbal dan matematika),
kecerdasan konkrit seperti kemampuan memahami dan memanipulasi objek, dan
kecerdasan sosial seperti kemampuan berhubungan dengan orang lain.
Kecerdasan sosial menurut Thordike yang dikutip Goleman (2002) adalah
kemampuan untuk memahami dan mengatur orang lain untuk bertindak bijaksana dalam
menjalin hubungan, meliputi kecerdasan interpersonal dan kecerdasan intrapersonal.
Kecerdasan interprersonal adalah kecerdasan untuk kemampuan untuk memahami orang
lain, sedangkan kecerdasan intrapersonal adalah kemampuan mengelola diri sendiri
(Mangkunegara, 2005).
Komponen kecerdasan emosional atau kerangka kerja kecakapan emosi menurut
Goleman (2005) dalam Masaong dan Tilomi (2011:71-72) terdapat lima dimensi, yaitu: 1)
kesadaran diri atau pengenalan diri pada dasarnya dimensi untuk mengetahui kondisi diri
sendiri, kesukaan, sumber daya dan institusi; 2) pengaturan diri atau pengendalian diri
memberi tekanan untuk mengelola kondisi, impuls, dan sumber daya diri sendiri; 3)
motivasi; 4) empati merupakan kesadaran terhadap perasaan, kebutuhan, dan kepentingan
orang lain, orientasi pelayanan, mengembangkan orang lain; 5) keterampilan sosial, yaitu
kepandaian dalam menggugah tanggapan yang dikehendaki pada orang lain.

Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survey. Menurut
Sugiono (2018:23) metode kuantitatif merupakan metode penelitian yang berlandaskan
pada filsafat positivism digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,
pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat statistic,
dengan tujuan untuk menggambarkan dan menguji hipotesis. Pengambilan data dilakukan
secara cross sectional (secara langsung).
Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai Badan Pengelola Tabungan
Perumahan Rakyat (BP Tapera) yang merupakan pegawai exs Badan Pertimbangan
Tabungan Perumahan Pegawai Negeri Sipil (BAPERTARUM-PNS) sebanyak 62 orang.
Ukuran sampel yang digunakan sebanyak 62 pegawai sehingga semua poppulasi
dijadikan sampel. Reponden adalah pegawai sebagai pelaksana tugas di Badan Pengelola
Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera).
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan kuesioner.
Jawaban kuesioner disajikan menurut skala likert dengan pilihan 5 poin. Poin tertinggi
menyatakan persepsi sangat setuju hingga poin terendah menyatakan sangat tidak setuju.
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variable independen yaitu kecerdasan
emosi dan kepuasan kerja. Sedangkan variable dependen adalah kinerja pegawai.
Analisis data terdiri dari analisis deskriptif dan analisis inferensial. Pada analisis
deskriptif memberikan deskripsi pada masing-masing variable dalam bentuk distribusi
frekuensi. Sedangkan pada analisis inferensial menggunakan regresi linier sederhana dan
regresi linier berganda, koefisien determinasi dan melakukan uji hipotesis.

Hasil Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuuk membahas dan menganalisis pengaruh kecerdasan


emosi dan kepuasan kerja terhadap kinerja pegawai BP Tapera. Analisis data dibagi
menjadi analisis deskriptif dan analisis inferensial.

Analisis deskriptif
Analisis deskriptif untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan data yang
telah terkumpul tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk generalisasi
(Sugiono, 2018:232). Pada analisis ini akan dideskripsikan variable kecerdasan emosi,
kepuasan kerja dan kinerja pegawai.

Statistics
Kepuasan
Kecerdasan_emosi Kerja Kinerja
N Valid 62 62 62
Missing 0 0 0
Mean 51.52 45.29 47.90
Std. Deviation 4.831 5.976 4.945
Kurtosis -.669 -.957 .409
Std. Error of Kurtosis .599 .599 .599
Minimum 41 33 37
Maximum 60 56 60

Pada variable kecerdasan emosi, nilai standard deviasi 8.831, minimum 41 dan
maksimum 60. Nilai mean sebesar 51.52 ini dapat dinyatakan bahwa kecerdasan emosi
dapat dikategorikan baik.
Variabel kepuasan kerja dengan nilai standard deviasi 5.976, minimum 33,
maksimum 56. Nilai mean sebesar 45.29 ini berarti dapat dikategorikan cukup baik.
Variable kinerja dengan nilai standard deviasi sebesar 4.945, minimum 37,
maksimum 60. Nilai mean sebesar 47.90 ini berarti pada kategori baik.

Analisis Inferensial
Pada analisis inferensial ini menggunakan analisis bivariat dan multivariat sebagai
berikur:
a. Pengaruh kecerdasan emosi terhadap kinerja pegawai BP Tapera
Hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS menunjukkan bahwa:

Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 .632 a
.400 .390 3.863
a. Predictors: (Constant), Kecerdasan_embosi

Pada output model summary di atas, menunjukkan bahwa R Square (0.400) artinya
variebel kecerdasan emosi memberikan kontribusi terhadap kinerja pegawai sebesar 40%,
sedangkan sisanya dipengaruhi variable lain yang tidak dimasukkan dalam model ini.

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 14.569 5.298 2.750 .008
Kecerdasan_emosi .647 .102 .632 6.320 .000
a. Dependent Variable: Kinerja
Persamaan regresi sebesar Y^ =14.569+ 0.547 X 1. Konstanta sebesar 14.569 berarti
jika kecerdasan emosi nilainya 0, maka kinerja pegawai sebesar 14.569. Regresi sebesar
0.547 menyatakan bahwa setiap kenaikan satu skor kecerdasan emosi, maka kinerja
pegawai akan meningkat sebesar 0.547.
Hasil uji hipotesis, terlihat bahwa nilai sig (signifikan) pada variable YX1 sebesar
0.000 lebih kecil dari nilai probabilitas 0.05 atau (0.00 < 0.05) ini berarti bahwa Ho ditolak
dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja berpengaruh secara
signifikan terhadap kinerja pegawai BP Tapera.

b. Pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja pegawai BP Tapera

Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 .591a .349 .338 4.023
a. Predictors: (Constant), Kepuasan
Pada output model summary di atas, menunjukkan bahwa R Square (0.349) artinya
variebel kepuasan kerja memberikan kontribusi terhadap kinerja pegawai sebesar 34.9%,
sedangkan sisanya dipengaruhi variable lain yang tidak dimasukkan dalam model ini.

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 25.770 3.937 6.546 .000
Kepuasan .489 .086 .591 5.670 .000
a. Dependent Variable: Kinerja
Persamaan regresi sebesar Y^ =25.770+ 0.489 X 2. Konstanta sebesar 25.770 berarti
jika kecerdasan emosi nilainya 0, maka kinerja pegawai sebesar 25.770. Regresi sebesar
0.489 menyatakan bahwa setiap kenaikan satu skor kecerdasan emosi, maka kinerja
pegawai akan meningkat sebesar 0.489.
Hasil uji hipotesis, terlihat bahwa nilai sig (signifikan) pada variable YX2 sebesar
0.000 lebih kecil dari nilai probabilitas 0.05 atau (0.00 < 0.05) ini berarti bahwa Ho ditolak
dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosi berpengaruh secara
signifikan terhadap kinerja pegawai BP Tapera.
c. Pengaruh kecerdasan emosi dan kepuasan kerja terhadap kinerja pegawai BP
Tapera
Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 .707a .499 .482 3.558
a. Predictors: (Constant), Kepuasan, Kecerdasan_emosi
Pada output model summary di atas, menunjukkan bahwa R Square (0.499) artinya
variebel kecerdasan emosi dan kepuasan kerja memberikan kontribusi secara simultan
terhadap kinerja pegawai sebesar 49.9%, sedangkan sisanya dipengaruhi variable lain yang
tidak dimasukkan dalam model ini.
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 744.506 2 372.253 29.405 .000b
Residual 746.913 59 12.660
Total 1491.419 61
a. Dependent Variable: Kinerja
b. Predictors: (Constant), Kepuasan, Kecerdasan_emosi
Hasil uji hipotesis, terlihat bahwa nilai sig (signifikan) pada variable YX 1X2
sebesar 0.000 lebih kecil dari nilai probabilitas 0.05 atau (0.00 < 0.05) ini berarti bahwa
Ho ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosi dan
kepuasan kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pegawai BP Tapera.

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 10.571 5.017 2.107 .039
Kecerdasan_emosi .459 .109 .449 4.208 .000
Kepuasan .302 .088 .365 3.425 .001
a. Dependent Variable: Kinerja

Persamaan regresi sebesar Y^ =10.571+ 0.459 X 1+ 0.302 X 2. Konstanta sebesar


10.571 berarti jika tidak ada kenaikan kecerdasan emosi dan kepuasan kerja, maka kinerja
pegawai sebesar 10.571. Koefisien regresi sebesar 0.459 dan 0.302 menyatakan bahwa
setiap kenaikan satu skor kecerdasan emosi dan satu skor kepuasan kerja, maka kinerja
pegawai akan meningkat sebesar 0.489 dan 0.302.

Diskusi
Pengaruh kecerdasan emosi terhadap kinerja pegawai
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara kecerdasan emosi
terhadap kinerja pegawai BP Tapera. Hal ini ditunjukkan dengan persamaan regresi
Y^ =14.569+ 0.547 X 1.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Rani dkk.(2016) yang menjelasakan bahwa
terdapat pengaruh signifikan antara kecerdasan emosional terhadap kinerja karyawan.
Dalam penelitian tersebut keccerdasan emosi terdiri dari beberapa kriteria yaitu: kesadaran
diri, pengaturan diri, motivasi, empati, dan keterampilan social.

Kepuasan Kerja terhadap Kinerja pegawai


Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara
kepuasan kerja terhadap kinerja pegawai BP Tapera. Nilai koefisien regresi
Y^ =25.770+ 0.489 X 2. Hal ini sesuai dengan pendapat Gibson (2006) bahwa kerja pegawai
dapat meningkatkan prestasi kerja, sehingga pekerja yang puas akan lebih produktif.
Berdasarkan berbagai penelitian lainnya ditemukan bukti bahwa organisasi yang
memiliki karyawan yang lebih puas cenderung lebih efektif dibandingkan organisasi yang
memiliki karyawan yang kurang puas (Robbins, 2003). Salah satu cara untuk dapat
meningkatkan dan mengembangkan kemampuan karyawan adalah dengan menciptakan
kepuasan kerja. Handoko (2008:196) mengemukakan bahwa karyawan yang memiliki
kepuasan kerja biasanya mempunyai catatan kehadiran dan peraturan lebih baik, tetapi
kurang aktif dalam kegiatan serikat karyawan dan biasanya berprestasi lebih baik
dibandingkan karyawan yang tidak puas dalam bekerja.

Pengaruh kecerdasan emosi dan kepuasan kerja terhadap kinerja pegawai


Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh secara simultan antara
kecerdasan emosi dan kepuasan kerja terhadap kinerja pegawai. Hasil persamaan regresi
Y^ =10.571+ 0.459 X 1+ 0.302 X 2. hal ini sesuai dengan hasil penelitian Sukmawati dan
Nurjaya (2014) bahwa terdapat pengaruh kecerdasan emosional, kepuasan kerja, dan
komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan pada koperasi karyawan PT. Telkom
Siporennu Makassar.
Mathis dan Jackson (2011:324) menjelaskan bahwa dalam pengukuran kinerja
pegawai memiliki kriteria sebagai berikut: kuantitas hasil, kualitas hasil, waktu
penyelesaian pekerjaan, kehadiran dalam bekerja, efisien dalam penyelesaian pekerjaan
dan efektif dalam penyelesaian pekerjaan.

Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan di atas, dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh yang signifikan antara kecerdasan emosi terhadap kinerja pegawai
BP Tapera.
2. Terdapat pengaruh yang signifikan antara kepuasan kerja terhadap kinerja pegawai BP
Tapera.
3. Terdapat pengaruh yang signifikan antara kecerdasan emosi dan kepuasan kerja
terhadap kinerja pegawai BP Tapera.
Daftar Pustaka
Agustian, Ary Ginanjar. 2001. Emotional Spiritual Quotient (ESQ). Rahasia sukses
Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual. Penerbit ARGA, Jakarta.

Goleman, 2015. Emotional Intelligence : Kecerdasan emosional mengapa EI lebih


penting daripada IQ, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Goleman, et al. 2002. The New Leaders, Transforming The Art Leadership Into The
Science Of Result, London : Litle Brown

Hasibuan, M, 2001. “Manajemen Sumber Daya Manusia” Jakarta: PT. Bumi Aksara

Hasibuan, M, 2003. Organisasi dan Motivasi Dasar Peningkatan Produktivitas. Jakarta:


PT. Bumi Aksara

Hasibuan, Malayu S.P. 2014. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

Kaswan., (2012), Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Keunggulan Bersaing


Organisasi, Graha Ilmu, Jakarta.

Luthans, F. 2006. Perilaku Organisasi, Edisi Sepuluh. Yogyakarta: Andi

Mangkunegara, .A. Anwar Prabu . 2005. Perilaku dan Budaya Organisasi, Cetakan
Pertama. Bandung: PT. Refika Aditama.

Mathis Robert L. & John H. Jackson (2011) Human Resource Management, edisi sepuluh
terjemahan, Salemba Empat, Jakarta.

Oxy Rindiantika Sari Heru Susilo (2018) Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan Dengan Organizational Citizenship Behavior Sebagai Variabel
Intervening (Studi pada Karyawan PTPN X - Unit Usaha Pabrik Gula
Modjopanggoong Tulungagung), Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 64 No. 1
November 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id.
Rani Setyaningrum, Hamidah Nayati Utami, Ika Ruhana (2016) Pengaruh Kecerdasan
Emosional Terhadap Kinerja (Studi Pada Karyawan PT. Jasa Raharja Cabang
Jawa Timur) Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 36 No. 1 Juli 2016|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id.
Robbins, Stephen, 2006, “Perilaku Organisasi”, Prentice Hall, edisi kesepuluh Sabardini,
2006, “Peningkatan Kinerja Melalui Perilaku Kerja Berdasarkan Kecerdasan
Emosional”, Telaah Bisnis, Vol.7, No.1.
Simamora, Henry. (2006). Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi 2. Yogyakarta: STIE
YKPN.
Sugiono (2018), Metode Penelitian Bisnis Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
edisi ketiga, Alfabeta Bandung.
Sukmawati dan Nurjaya Gani (2014), Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kepuasan Kerja,
Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada Koperasi Karyawan
Pt. Telkom Siporennu Makassar, Jurnal Manajemen dan Akuntansi Volume 3,
Nomor 3, Desember 2014
https://www.universitaspsikologi.com/2019/04/pengertian-dan-teori-kepuasan-kerja.html
Rancangan Renstra BP Tapera 2019 - 2024

You might also like