You are on page 1of 293
PL N PT PLN (PERSERO) PERATURAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR: 9219 -P/DIR/2019 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS KEPUTUSAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) Menimbang Mengingat NOMOR 500.K/DIR/2013 TENTANG PENYERAHAN SEBAGIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN KEPADA PERUSAHAAN LAIN DI LINGKUNGAN PT PLN (PERSERO) DIREKS! PT PLN (PERSERO) bahwa pengaturan_mengenai penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan lain di lingkungan PT PLN (Persefo) telah ditetapkan dalam Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 500.K/DIR/2013 tentang Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan Kepada Perusahaan Lain di Lingkungan PT PLN (Persero) sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 050.K/DIR/2014; bahwa ketentuan terkait perhitungan upah tetap pekeria dalam Keputusan Direksi sebagaimana dimaksud pada huruf @ menggunakan formula Koefisien dan tunjangan masa kerja (pola persentase) dengan mengikuti_perubahan upah minimum kota/provinsi, sehingga mengakibatkan persentase peningkatan biaya pengelolaan pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan penerima pemborongan_ pekerjaan seliap tahunnya lebih tinggi dari persentase pertumbuhan pendapatan PT PLN (Persero); bahwa disamping hal sebagaimana dimaksud pada huruf b, saat ini belum terdapat standar perhitunganbiaya ketenagakerjaan dalam pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan lain, standar kiausul minimal dalam Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu (PKWTT), stander klausul perjanjian pemborongan pekerjaan beserta service level agreement (SLA) serta aplikasi berbasis sistem informasi untuk memudahkan dalam mendapatkan data terkait pekerja dan/atau perusahaan penerima pemborongan pekerjaan; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, b dan ¢ di atas, perlu menetapkan Peraturan Direksi PT PLN (Persero) tentang Perubahan Kedua Atas Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 500.K/DIR/2013 Tentang Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan Kepada Perusahaan Lain Di Lingkungan PT PLN (Persero) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan; milo £92 ft e 10. “1 12. 13. 14. 16. 16. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara: Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas; Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan; Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1994 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum (Perum) Lisirik Negara menjadi perusahaan Perseroan (Perserc); Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2005 tentang Pendirian, Pengurusan, Pengawasan dan Pembubaran Badan Usaha Milik Negara; Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2014; Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 2012 tentang Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik; Pedoman Umum Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa Badan Usaha Milk Negara (BUMN), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor : PER-15/MBU/2012; Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 19 Tahun 2012 tentang Syarat-syarat Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan Kepada Perusahaan Lain sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 27 Tahun 2014; Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor SE.04/MEN/VIIU2013 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor 49 Tahun 2072 tentang Syarat-syarat Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan Kepada Perusahaan Lain; Surat Edaran Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor SE- (006/MBU/2013 tentang Kebijakan Ketenagakerjaan di BUMN; Anggaran Dasar PT PLN (Persero): Keputusan Menteri Badan Usaha Milk Negara Nomor SK- 272/MBUI2014 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota-Anggota Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara; Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor SK- 211/MBU/2015 tentang Pengangkatan Anggota-anggota Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara: Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor SK- 138/MBU/07/2017 tentang Pemberhentian, Perubahan Nomenkiatur Jabatan, Pengalinan Tugas dan Pengangkatan Anggota-Anggota Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara; wal a Hae. fe 17. Keputusan Fics Moadan Usaha Milik Negara Selaku Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara nomor SK-109/MBU/05/2019 tentang Pemberhentian, Pengalihan Tugas dan Pengangkatan Anggota-anggotaDireksi__ Perusahaan Perseoran (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara 18. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Selaku Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listik Negara nomor SK-169/MBU/08/2019 tentang Pemberhentian Anggota-anggota Direksi Perusahaan Perseoran (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara; 49. Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 304.K/DIR/2009 tentang Batasan Kewenangan Pengambilan Keputusan di Lingkungan PT PLN (Persero) sebagaimana terakhir diubah dengan Peraturan Direksi_ PT PLN (Persero) 0297.KIDIR/2016; 20. Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 500.K/DIR/2013 tentang Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan Kepada Perusahaan Lain di Lingkungan PT PLN (Persero) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 050.K/DIR/2014; 21. Peraturan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 0049.P/DIR/2018 tentang Pedoman Penyebutan Organisasi Unit Induk, Unit Pelaksana, dan Unit Layanan Di Lingkungan PT PLN (Persero), 22, Peraturan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 0050.P/DIR/2018 tentang Pedoman Penyebutan Struktur Organisasi, Satuan Kerja pada Struktur Organisasi dan Jabatan Struktural di Lingkungan PT PLN (Persero); 23, Peraturan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 0051.P/DIR/2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja PT PLN (Persero) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 0101.P/DIRI2019; 24, Peraturan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 0121.P/DIR/2019 tentang Kebijaken Anti Fraud di PT PLN (Persero); 25. Peraturan Direksi PT PLN (Persero) Nomor Nomor 0122.P/DIR/2019 tentang Pengelolaan Konfik Kepentingan di PT PLN (Persero); 28. Peraturan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 0164.P/DIR/2019 tentang Pedoman Pengadaan BarangiJasa PT PLN (Persero). Memperhatikan Nota Dinas EVP OD kepada DIRUT melalui DIRHCM Nomor 00469/SDM.06.03/PLH EVPOD/2019 Tanggal 19 Desember 2019 Perihal Usulan Perubahan Ke-2 Keputusan Direksi Nomor 500.K/DIR/2013 tentang Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan kepada Perusahaan Lain di Lingkungan PT PLN (Persero), sail) & Be PLN MEMUTUSKAN Menetapkan PERATURAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS KEPUTUSAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR 500.K/DIR/2013 TENTANG PENYERAHAN SEBAGIAN —PELAKSANAAN —PEKERJAAN _KEPADA PERUSAHAAN LAIN DI LINGKUNGAN PT PLN (PERSERO). Pasal | Beberapa ketentuan dalam Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 500.K/DIR/2013 tentang Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan Kepada Perusahaan Lain di Lingkungan PT PLN (Persero) beserta perubahannya, diubah menjadi sebagai berikut: 1. Ketentuan Pasal 1 diubah, sehingga secara keseluruhan berbunyi sebagai berikut: Pasal1 Ketentuan Umum Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan: 1. PLN adalah Perusahaan Perseroan (Perseroan) PT Perusahaan Listrik Negara yang didirikan dengan Akta Notaris Sutjpto, SH Nomor 169 tanggal 30 Juli 1994, beserta perubahannya. Kantor Pusat adalah induk organisasi PLN. Executive Vice President (EVP) adalah jabatan struktural satu tingkat dibawah Direktur/SEVP yang mengelola satu Divisi dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur/SEVP terkait dengan level Mangjer Atas. 4, Vice President (VP) adalah jabatan struktural satu tingkat di bawah EVP yang mengelola Bidang pada Kantor Pusat dan bertanggung jawab langsung kepada EVP terkait dengan jenjang jabatan Manajer Menengah. 5. General Manager (GM) adalah jabatan struktural satu tingkat dibawah Direktur yang mengelola Unit Induk/Pusat-pusat dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur terkait dengan jenjang jabatan Manajer Ates, 6. Senior Manager (SRM) adatah jabatan struktural satu tingkat di bawah GM yang mengelola Bidang pada Unit Induk/Pusat-pusat dan bertanggung jawab langsung kepada GM terkait dengan jenjang jabatan Manajer Menengah. 7. Unit Induk adalah satuan kerja dibawah 1 (satu) tingkat di bawah Kantor Pusat yang dipimpin oleh General Manager dan melaksanakan kegiatan usaha tertentu Unit Organisasi PLN di bawah Kantor Pusat yang melaksanakan kegiatan usaha tertentu sesuai dengan tujuan dan kegiatan usaha Perusahaan. 8 Pemberi Pekerjaan adalah pengguna barang/jasa di tingkat Kantor Pusat/Unit Induk yang menyerahkan sebagian pelaksanaan pekerjeannya kepada Perusahaan Lain melalui Perjanjian Pemborongan Pekerjaan, 9. Perusahaan Lain adalah perusahean penerima pemborongan pekerjaan yang wajib berbentuk badan hukum dan telah memenuhi persyaratan untuk menerima Penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan dari PLN 10. Pekerjaan adalah seluruh jenis pekerjaan yang dilaksanakan secara berkesinambungan (bukan merupakan pekerjaan yang bersifat proyek/project based), yang diserahkan oleh PLN kepada Perusahaan Lain sesuai lingkup pemborongan pekerjaan, rp of 8 fy 11. Perjanjian Pemborongan Pekerjaan adalah perjanjian pemborongan penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan lain yang dibuat secara tertulis antara PLN dan Perusahaan Lain, yang didalamya memuat hak dan kewajiban para pihak 12. Perjanjian Kerja adatah perjanjian yang wajib dibuat secera tertulis antara Perusahaan Lain dan Pekerjanya yang memuat hak dan kewajiban masing- masing pihak. 43. Peraturan Perusahaan adelah peraturan yang dibuat secara tertulis yang berlaku di Perusahaan Lain yang memuat persyaratan kerja dan tata tertib Perusahaan sestiai peraturan ketenagakerjaan dan telah disahken oleh instansi ketenagakerjaan. 14, Perjaniian Kerja Bersama adalah perjanjian yang merupakan hasil perundingan antara Perusahaan Lain dan serikat pekerja atau beberapa serikat pekeria di Perusahaan Lain sesuai peraturan ketenagakerjaan, 15. Pekerja adalah setiap tenaga Kerja yang mempunyai hubungan kerja secara tertulis dan terikat dengan Perusahaan Lain. 46. _Uang Pengakhiran adalah pembayaran yang terdiri dari uang pesangon dan/atau ang penghargaan masa kerja dan uang penggantian hak sesuai dengan peraturan ketenagakerjaan yang akan diterima oleh Pekerja atau ahii warisnya dalam hal hubungan kerja antara Pekerja dan Perusahaan Lain berakhir. 17. Pekerjaan Yang Bersifat Proyek (Project Based) adalah pekerjaan yang memenuhi sifat sebagai suatu proyek, yaitu bersifat unik, tidak terus menerus, (eda awal dan akhir/selesai), memiliki lingkup pekerjaan yang dapat didefinisikan dengan jelas (jenis, volume, waktu penyelesaian dan tempat pekerjaan), serta tidak berulang. 18. _Direksi Pekerjaan adalah pejabat satu tingkat dibawah EVP atau GM dari PLN, yang bertindak sebagai wakil Pemberi Pekerjaan untuk mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan Pekerjaan Perusahaan Lain. 19. Pengawas Pekerjaan adalah pejabat struktural atau fungsional yang berada satu tingkat di bawah Direksi Pekerjaan 20. Pengawas Ketenagakerjaan adalah Direksi Pekerjaan pada Kantor Pusat atau SRM yang mengelola SDM pada Unit Induk yang berdasarkan jabatan memilki tugas dan tanggung jawab di bidang pengawasan ketenagakerjaan. 21. Pengawas Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah pejabat struktural atau fungsional yang berdasarkan jabatannya memiliki tugas dan tanggung Jawab di bidang pengawasan K3 atau pegawai yang ditunjuk olen General Manager Unit Induk dan memiliki kompetensi di bidang K3. 22. Aplikasi Alin Daya adalah perangkat lunak yang disediaken oleh PLN untuk kebutuhan pemutakhiran data pengelolaan alih daya oleh Perusahaan Lain. 23. Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk ang sebagai imbalan dari Pemberi Pekerjaan kepada pekerjalburuh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut perjanjian kerja, kesepakatan atau peraturan erundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan keluarganya alas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan, Menambah 1 (satu) ayat dalam Pasal 3 yakni ayat (4), sehingga secara keseluruhan berbunyi sebagai berikut wall ay My PLN Pasal 3 Ketentuan Pelaksanaan Pemborongan Pekerjaan (1) PLN dapat menyerahkan sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada Perusahaan Lain dalam bentuk Pemborongan Pekerjaan. (2) Pekerjaan yang diserahken kepada Perusahaan Lain dalam _bentuk Pemboronggan Pekerjaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus ‘memenuhi syarat sebagai berikut (2) Dilakukan dengan Perjanjian Pemborongan Pekerjaan secara tertulis dari PLN kepada Perusahaan Lain; (b) Merupakan kegiatan penunjang di PLN: (c)_ Obyek utamanya adalah pekerjaan; (d)_ Mempunyai SLA; (€) Dalam pelaksanaannya membutuhkan adanya pekerja, peralatan, bahan/material dan manajemen/pengawasan. (3) Jenis-jenis kegatan penunjang yang dapat diserahkan kepada Perusahaan Lain Penerima pemborongan adalah mengacu pada Alur Kegiatan Proses Pelaksanaan Pekerjaan di Lingkungan PT PLN (Persero) yang ditetapkan Asosiasi Perusahaan Penyedia Listrik Nasional (APPELIN). (4) Perhitungan biaya _ketenagakerjaan dalam _pelaksanaan _Pemborongan Pekerjaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran | Di antara Pasal 4 dan Pasal 5 disisipkan 1 (satu) pasal, yakni Pasal 4A sehingga berbunyi sebagai berikut: Pasal 4A Jaminan Pelaksanaan (1) Jaminan Pelaksanaan pada prinsipnya untuk menjamin _kesanggupan Perusahaan Lain dalam meiaksanakan pekerjaan sesuai Perjanjian Pemborongan Pekerjaan yang disepakat. (2) Besaran Jaminan pelaksanaan sebagaimana dimasud pada ayat (1) yakni 9% (sembilan persen) dari nilai Perjanjian Pemborongan Pekerjaan selama 1 (satu) tahun kalender. (3) Jaminan Pelaksanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diserahkan kepada PLN. selambatlambatnya 14 (empat belas) hari kerja setelah Perjanjian Pemborongan Pekerjaan ditandatangani untuk tahun pertama dan pada hari kerja terakhir di tahun Kalender berjalan untuk masing-masing Jaminan Pelaksanaan di tahun berikutnya sampai dengan berakhinya jangka waktu Perjanjian Pemborongan Pekerjaan, (4) Masa berlaku Jaminan Pelaksanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) sejak diterbitkan sampai dengan sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) hari kalender setelah tanggal terakhir di tahun berjatan. (8) Dalam hal Perusahaan Lain meninggalkan Pekerjaan secara tidak bertanggung jawab serta tidak melakuken kewajiban pembayaran hak normatif kepada Pekerja, PLN berhak untuk melakukan pencairan Jaminan Pelaksanaan dan dapat menggunakan uang pencairan tersebut untuk membayar hak normatif Pekerja. 4, Ketentuan Pasal 5 ayat (1) dan ayat (3) diubah, sehingge secara keseluruhan berbunyi sebagai berikut maid. ay X% fp Pasal § Perusahaan Lain (1) Perusahaan Lain minimal harus memenuhi persyaratan : (2) Berbentuk badan hukum Perseroan Terbatas atau Konsorsium yang dibentuk berdasarkan akta notaris; () Memiliki Tanda Daftar Perusahaan (TDP); (©) Memilki izin usaha; (d)__ Memiliki bukti wajib lapor ketenagakerjaan; (e) Memiliki Peraturan Perusahaan atau Perjanjian Kerja Bersama; () Mempunyai kantor dan alamat tetap (milik sendiri atau sewa) dibuktikan dengan Surat lin Tempat Usaha (SITU) atau Surat Keterangan Domisili yang diterbitkan oleh instansi Pemerintah yang berwenang; (9) Memitiki kualifikasi, kompetensi dan pengalaman dibidang sejenis yang dipersyaratkan: (hb) Memiliki Pekerja yang memiliki kualifikasi dan kompetensi yang dipersyaratkan sesuai lingkup pekerjaan; ()_ Memiliki modal yang cukup sesuai dengan yang dipersyaratkan; () Memiliki logo dan identitas perusahaan, serta model dan warna pakaian seragam Pekerja yang berbeda dengan logo, identitas dan seragam kerja yang digunakan PLN; (&) Dalam hal Perusahaan lain berbentuk Konsorsium maka seluruh anggota Konsorsium harus berbadan hukum dengan bentuk Perseroan Terbatas dengan Kiausul minimal pada Perjanjian Konsorsium memuat sebagai berikut ()) menunjuk Leader Konsorsium dan Anggota Konsorsium, yang mana Leader Konsorsium akan mewakili Konsorsium termasuk namun tidak terbatas pada penandatangan Perjanjian; (i) pengaturan hak dan kewajiban PARA PIHAK dalam Konsorsium; (ii) penyelesaian sengketa antar anggota Konsorsium; dan (iv) tekening ates nama Konsorsium; (2) Untuk pemborongan pekerjaan yang merupakan fungsi _pendukung diprioritaskan Perusahaan Lain yang sedang melakukan pekerjaan sejenis di luar PLN, sehingga dapat melakukan rotasi pekerjanya secara lintas perusahaan (tidak hanya di lingkungan PLN) (3) Perusahaan Lain berkewajiban untuk: (2) Mendaftarkan Perjanjian Pemborongan Pekerjaan yang _ telah ditandatangani kepada Instansi Ketenagakerjaan di kabupaten/kota tempat pemborongan pekerjaan cilaksanakan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja sebelum tanggal dimulai pelaksanaan Pekerjaan (b) Menyerahkan fotocopy bukti pendaftaran Perjanjian Pemborongan Pekerjaan dari instansi ketenagakerjaan di kabupaten/kota tempat pekerjaan dilaksanakan kepada Direksi Pekerjaan selambat-ambatnya 5 (lima) hari kerja sebelum tanggal dimulai pelaksanaan Pekerjaan ru DB tam fy PLN (c) Mengupdate data Pekerja pada Aplikasi Alin Daya dan menjamin kebenaran dan kelengkapan data serta metakukan pemutakhiran data selambatlambatnya 5 (lima) hari kerja sebelum tanggal dimulai Pelaksanaan Pekerjaan untuk masa persiapan pekerjaan dan minggu ke- 4 (kesatu) setiap bulan untuk masa pelaksanaan pekerjaan. (4) Menjamin dan memastikan data Pekerja Perusahaan Lain yang diinput Pertama kali pada Aplikasi Allh Daya memilki jumlah yang sama selama masa Perjanjian kecuali atas permintaan dari PLN. (e) Menjamin kesejahteraan Pekerja dengan: () Menandatangani Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu (PKWTT) dengan Pekerja sebelum tanggal dimulai hubungan kerja dengan menggunakan draft PKWTT dengan klausul minimal sebagaimana tercantum dalam Lampiran II; (i) Memberikan perlindungan kerja dan selama hubungan kerja membayarkan hak-hak normatif Pekerja serta Uang Pengakhiran dalam hal hubungan kerja Pekerja dengan Perusahaan Lair berakhir sesuai peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan; (ii) Mendaftarkan atau melanjutkan angsuran Uang Pengakhiran ke rekening bank atas nama Pekerja pada bank atau asuransi yang memiliki program DPLK dan telah memiliki jin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) serta dijamin Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Uang Pengakhiran tersebut tidak dapat diambil oleh Pekerja Sepanjang yang bersangkutan masin bekerja__kecuali mengundurkan dir, meninggal dunia dan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK); (iv) Mendaftarkan atau _melanjutkan kepesertaan Pekerja dalam Program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial_ (BPJS) Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan dan setiap bulan wajib menyerahkan bukti pembayaran iuran BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan kepada Pengawas Ketenagakerjaan, (v) Pembayaran hak-hak normatif Pekerja sebagaimana dimaksud pada angka (i) dilakukan dengan sistem pendebitan otomatis (autodebit) (4) Perusahaan Lain dilarang (2) Mempergunaken tempat, prasarana, sarana dan peralatan milik PLN, kecuali diatur secara tertulis dalam Perjanjian Pemborongan Pekerjaan, (b) Menyerahkan sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada Perusahaan Lainnya (mensub-kontrakkan), kecuali mendapat persetujuan secara tertulis dari PLN. (©) Mengalihkan tanggungjawab pekerjaan kepada pihak tain, meskipun telah mensub-kontrakkan sebagien pelaksanaan pekerjean sebagaimana dimaksud ketentuan pada butir b. 5. Ketentuan Pasal 7 diubah, sehingga secara keseluruhan berbunyi sebagai berikut: whey te fy # (1) (2) PLN Pasal7 Perjanjian Pemborongan Pekerjaan Perjanjian Pemborongan Pekerjaan antara PLN dan Perusahaan Lain wajib dibuat secara tertulis dan ditandatangani oleh EVP atau GM dan Direksi Perusahaan Lain atau kuasa Direksi dari Perusahaan Lain sesuai kewenangannya dengan menggunakan draft Perjanjian Pemborongan Pekerjaan sebagaimana tercantum dalam Lampiran I! Peraturan ini Perjanjian Pemborongan Pekerjaan wajib menguraikan secara jelas tentang: @ (b) (© (a) (e) (p (9) (h) a) oO (kh) Ww (m) (n) (0) (p) (a) () wn (s) w w) “ 0) ~ w) @ (ga) (ab) Para Pinak dalam Perjanjian: Pertimbangan; Dasar Perjanjian; Peristiahan; Ruang Lingkup Perjanjian; Lingkup Persiapan Pekerjaan; Lingkup Pelaksanaan Pekerjaan dan SLA; Jangka Waktu Perjanjian; Hak, Kewajiban Dan Larangan PLN; Hak, Kewajiban Dan Larangan Perusahaan Lain; Nilai Pekerjaan; Sumber Dana; ‘Tambahikurang Pekerjaan; Jaminan Pelaksanaan; Tata cara dan syarat pembayaran; Perlindungan Pekerja; Keamanan, Keselamatan dan Kesehatan kerja (K3) danvatau Keselamatan Ketenagalistrikan (K2), Direksi Pekerjaan, Direksi Lapangan, Pengawas Pekerjaan, Pengawas Ketenagakerjaan, Pengawas K3 dan/atau K2; Perizinan; Ganti rugi; Wanprestasi, Perbaikan Dan Pengakhiran Perjanjian; Denda; Keadaan Kaher!Force Majeure; Komitmen Integritas layanan publik; Kerahasiaan; Korespondensi Pajak dan Pungutan Lainnya Penyelesaian perselisihan Hukum yang berlaku; Parst (ac) (ad) (ae) (eh Keberlakuan Perjanjian, Perubahan; Kesatuan Perjanjian; dan Penutup. Dalam aspek ketenagakerjaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf p, Perjanjian Pemborongan Pekerjaan wajib mencantumkan Perlindungan Pekerja yang minimal memuat hal-hal sebagai berikut: (a) (b) (O) (d) (e) Perusahaan Lain menjamin terpenuhinya perlindungan kerja dan persyaratan kerja bagi Pekerja sesvai peraturan perundang-undangan yang berlaku; Perusahaan Lain wajib memilki Peraturan Perusahaan yang telah disahken oleh Instansi Ketenagakerjaan dan masih beriaku atau Perjanjian Kerja Bersama yang sekurang-kurangnya memuat ketentuan- ketentuan sebagai berikut : (i) Hubungan kerja antara Perusahaan Lain dan Pekerja; (i) Waktu kerja, waktu istirahat, cuti dan ijn tidak masuk kerja bagi Pekerja; (ii) Sistem pengupahan, termasuk di_dalamnya upah kerja lembur, ‘Tunjangen Heri Raya Keagamaan (THRK), dan hak pesangon; (iv) BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan bagi Pekerja dan keluarganya: () _ Ketentuan mengenai jenis pelanggaran dan jenis hukuman serta tatacara pemberian hukuman bagi Pekerja yang melakukan pelanggaran: (vi) Ketentuan mengenai jenis-jenis pelanggaran yang dapat dikenakan pemutusan hubungan kerja dan hak Pekerja yang hubungan kerjanya berakhir berdasarkan peraturan perundang-undangan yang bertaku. Perusahaan Lain menandatangani PKWTT dengan Pekerja Perusahaan Lain sebelum tanggal dimulai hubungan kerja; Perusahaan Lain menyediakan seragam kerja bagi Pekerja minimal 2 set per tahun, yang wajib diserahkan pada bulan ke 1 (kesatu), bulan ke 13 {tiga belas), bulan ke 25 (dua puluh lima), bulan ke 37 (tiga puluh tujuh) , buian ke 49 (empat puluh sembilan) dan/atau bulan ke 61 (enam puluh satu) khusus untuk pekerjaan dengan jangka waktu Perjanjian selama 72 (tujuh puluh dua) tahun; Perusahaan Lain memenuhi kewajiban pengupahan yaitu (i) Upah Tetap yang terdiri dari @.Upah Minimum Kota atau Kabupaten yang berlaku di lokasi pekerjaan kecuali untuk jenis pekerjaan yang dilaksanakan lintas batas Kota atau Kabupaten (borderless) yang akan ditentukan lebih lanjut: ml) 2/ tx fp b. Tnjangan esa Mena (Tak) sess taf sebageimana tercantum dalam Lampiran Il! yang pelaksanaan pemberian ‘TMK tersebut diatur olen Perusahaan Lain. (i) Upah Tidak Tetap berupa bantuan pengembangan kompetensi sesuai tarif sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV Peraturan ini. () —Adanya periindungan hak normatif Pekerja di Perusahaan Lain berupa: () Pembayaran THRK dan Upah Lembur, pemberian hak Cuti Tahunan dan lainlain.—sesuai__perundang-undangan ketenagakerjaan; (ii) Mendaftarkan Pekerja dalam program BPJS Kesehatan dan BPS Ketenagakerjaan sebelum tanggal dimulainya _pelaksanaan Pekerjaan sebagaimana tercantum dalam Lampiran V Peraturan ini (9) Membayar angsuran Uang Pengakhiran ke rekening atas nama Pekerja ada bank atau asuransi yang memiliki program DPLK dan telah memiliki ijin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) serta dijamin Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) (4) Dalam aspek pelaksanaan pekerjaan sebagaimana dimaksud ayat (2) huruf m, terdapat pelaksanaan pekerjaan di luar tempat kedudukan (Perjalanan Dinas) untuk melaksenakan kegiatan atau tugas dinas dalam rangka kepentingan PIHAK PERTAMA yang berjarak lebih dari 50 km (lima puluh kilometer), maka biaya tambahan pekerjaan di luar_lokasi_pekerjaan PIHAK KEDUA mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut, antara lain: (2) Jarak tempuh; ()— Harga pasar: (©) Kondisi geografis; dan (d) —Kewajaran harga. (5) Dalam hal terdapat perubahan terhadap isi Perjanjian Pemborongan Pekerjaan maka dituangkan dalam —bentuk —Amandemen/Addendum — Perjanjian Pemborongan Pekerjaan yang disepakati dan ditandatangani oleh PLN dan Perusahaan Lain sesuai dengan kewenangannya, dengan bentuk sebagaimana terdapat dalam Lampiran I Peraturan ini Ketentuan Pasal 8 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut : Pasal 8 Service Level Agreement (SLA) (1) Perjanjian Pemborongan Pekerjaan kepada Perusahaan Lain harus mengatur secara detail mengenai Service Level Agreement (SLA). (2) SLA dirancang dan disusun oleh pejabat struktural pengguna barangijasa terkait dengan memperhatikan tuntutan dan tantangan kinerja PLN, persyaratan teknis pekerjaan yang diatur oleh Direksi/Divisi teknis terkait yang disesuaikan dengan kebutuhan, dan mempertimbangkan adanya reward (bonus)/punishment (penalti) atas pencapaian SLA ht fp PLN (3) SLA dipakai dasar: (2) Menetapkan tingkat kinerja dan mutu pelayanan yang diharapkan dari Perusahaan Lain; (b) Perhitungan reward (bonus) apabila kinerja dan mutu pelayanan melampaui SLA, dan punishment (penalti) apabila kinerja dan mutu pelayanan dibawah SLA; (©) Melakukan penyusunan HPS yang dibuat secara cermat dengan menggunakan data/referensi dasar pertimbangan sebagaimana diatur dalam Pedoman Pengadaan Barang/Jasa PT PLN (Persero) (4) Pemberian reward (bonus)/punishment (penalti) kepada Perusahaan Lain atas encapaian SLA sebagai barikut: (2) Nilai_ reward (bonus)/punishment (penalti) atas pencapaian SLA dinyatakan dan diatur dalam Dokumen Pengadaan Barang/jasa dan Perjanjian Pemborongan Pekerjaan, yang nilainya secara total pada setiap periode penagihan adalah maksimal sebesar 10% (sepuluh persen) dari nai taginan. (b) Upah Tetap Pekerja Perusahaan Lain tidak boleh dipotong dalam hal Perusahaan Lain mendapatkan punishment (penalti) atas tidak tercapainya SLA. (©) Perusahaan Lain memberikan sebagian reward (bonus) kepada pekerjaanya yang terkait dalam hal tercapainya SLA, yang diatur oleh Perusahaan Lain 7. Di antara Pasal 8 dan Pasal 9 disisipkan 1 (satu) pasal, yakni Pasal 8A sehingga berbunyi sebagai berikut: Pasal 8A Denda Keterlambatan (1) Perusahaan Lain dikenakan denda keterlambatan alas keterlambatan penyelesaian pekerjaan yang meliput: (2) Persiapan material, dan bahan kerja sesuai dengan Dokumen Pengadaan; (b) Persiapan Pekerja Perusahaan Lain sesuai dengan Dokumen Pengadaan; (©) Persiapan dokumen terkait izin dan administrasi lainnya sesuai dengan Dokumen Pengadaan; dan/atau (4) Melakukan pengisian secara lengkap dan benar data setiap Pekerja Perusahaan Lain pada Aplikasi Alih Daya (www.alihdaya.pin.co.id) (2) Denda keterlambatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) besarnya 3% (tiga er mil) dari nilai Perjanjian Pemborongan Pekerjaan di tahun pertama untuk setiap hari keterlambatan dengan maksimum sebesar nilai Jaminan Pelaksanaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4A ayat (2). 8. Ketentuan Pasal 9 ayat (1) diubah, sehingga Pasal 9 berbunyi sebagai berikut veil 3m Ap (a) (2) (3) PLN Pasal 9 Jangka Waktu Pelaksanaan Perjanjian Pemborongan Perjanjian Pemborongan Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan Kepada Perusahaan Lain dilaksanakan selama 60 (enam puluh) bulan, untuk Pemborongan Pekerjaan yang berhubungan dengan pengelolaan kendaraan dan pengemudi dapat dilaksanakan selama 72 (tujuh puluh dua) bulan yang dievaluasi secara periodik dan dapat dilakukan pengadean berulang (repeat order) sepanjang harga yang ditawarkan menguntungkan dengan tidak mengorbanken kualitas pekerjaan Jangka Waktu Perjanjian Pemborongan dan perpanjangannya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diteruskan apabila hasil evaluasi periodik menyatakan’ (2) Perusahaan Lain menunjukan kinerja yang baik atau memenuhi standar SLA danlatau PGA yang ditetapkan; dan (b) Perusahaan Lain tidak memiliki masalah ketenagakerjaan yang berdampak negatif terhadap citra dan/atau kinerja PLN, Apabila Perusahaan Lain tidak dapat memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), maka PLN dapat mengakhirmemutus Perjanjian Pemborongan secara sepihak yang ketentuannya ditetapkan dalam kiausul pemutusan/pengakhiran Perjanjian Pemborongan di Dokumen Pengadaan dan Perjanjian Pemborongan Pekerjaan. Ketentuan Pasal 10 diubah, sehingga secara keseluruhan berbunyi sebagai berikut: (1) Pasal 10 Pengendalian dan Pengawasan Pengendalian Pengadaan’ (@) Tatacara pengadaan Perjanjian Penyerahan Sebagian Pekerjaan kepada Perusahaan Lain wajib mentaati ketentuan dalam pedoman pengadaan barang/jasa di PLN dan peraturan perundang-undangan. (b) _Proses pengadaan wajib menggunakan metode penilaian sistem nilai dan memprioritaskan Perusahaan Lain yang telah atau sedang melakukan ekerjaan sejenis di luar PLN dengan ketentuan paling sedikit wali memuat kriteria sebagai berikut. () — Memitiki kemampuan keuangan, yang wajib dibuktkan dengan laporan keuangan dari Kantor Akuntan Publik (KAP); (ii) Pengalaman di pekerjaan sejenis yang wajib dibuktikan dengan surat pengalaman dari perusahaan pemberi _pekerjaan sebelumnya; (ii) Laporan kinerja untuk pekerjaan sejenis terkait pelaksanaan Perjanjian Pemborongan Pekerjaan berupa pemenuhan hak normatif Pekerja dan pencapaian SLA, yang wajib dibuktikan dengan surat rekomendasi dari perusahaan pemberi pekerjaan sebelumnya; (iv) Memitiki kantor perwakiian di tempat pekerjaan dilaksanakan, yang wajib dibuktikan dengan surat keterangan domisil rua) 20 (2) (3) (co) (d) () Memitki tenaga ahii yang bersertifikasi Kompetensi sesual bidang yang dibutuhkan Pejabat Pelaksana Pengadaan wajib memastikan bahwa Perusahaan Lain yang dapat mengikuti proses pengadaan pemborongan pekerjaan adalah perusahaan yang telah memenuhi kualifkasi yang dipersyaratkan sebagaimana dimaksud pada Pasal 5, Pasal 7, dan Pasal 10 ayat (1) hhuruf (b. Komponen biaya dihitung secara cermat oleh Pengguna barangijasa dan ejabat pelaksana pengadaan berdasarkan data Pendukung yang sah dengan mempertimbangkan: (i) proyeksi target kinerja; (ii) proyeksi perubahan teknologi; (ii) proyeksi kenaikan biaya alat dan material; dan (iv) _ hak normatif Pekerja Pengendalian Biaya dan Jumlah Pekerja (a) (b) EVP atau GM bertanggung jawab penuh dalam mengendalikan biaya dan jumiah Pekerja dari pelaksanaan Penyerahan Sebagian Pekerjaan kepada Perusahaan Lain pada Divisi atau Unit Induk sesuai anggaran yang tersedia dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Apabila akan melakukan penambahan jumlah Pekerja sebagaimana dimaksud dalam huruf a, wajib terlebin dahulu mendapat persetujuan tertulis dari EVP yang mengelola dan membina kebijakan Penyerahan ‘Sebagian Pekerjaan Kepada Perusahaan Lain. Pengawasan Pekerjaan (a) (b) Pengawasan atas pelaksanaan Perjanjian Pemborongan Pekerjaan, dilakukan oleh masing-masing Direksi Pekerjaan dan Pengawas Pekerjean. Direksi Pekerjaan dan Pengawas Pekerjaan antara lain bertugas (i) Melakukan —pengawasan tas pelaksanaan_—_Perjanjian Pemborongan Pekerjaan tentang Penyerahan Sebagian Pekerjaan Kepada Perusahaan Lain dan pembinaan terhadap Perusahaan Lain pada Divisi atau Unit Induk. (i) Melakukan penilaian secara berkala atas pemenuhan SLA yang diatur dalam Perjanjian Pemborongan Pekerjaan dan melaporkan hasil penilgian tersebut kepada pejabat yang berwenang secara berjenjang, (i) Memastikan Perjanjian Kerja antara Perusahaan Lain dan Pekerja telah sesuai dengan Peraturan ini dan memenuhi persyaratan sesuai Peraturan Perundang-Undangan Ketenagakerjaan. (iv) Memastikan bahwa di dalam Perjanjian Pemborongan Pekerjaan terdapat klausul yang mengatur tentang persyaratan pembayaran, yang wajib melampirkan dokumen yang dipersyaratkan. bet 10. 11 LN (4) Pengawasan Ketenagakerjaan : (2) Pengawasan atas pelaksanaan aspek ketenagakerjaan pada seluruh Perjanjian Pemborongan Pekerjaan, dilakukan oleh Pejabat Pengawas Ketenagakerjaan, yaitu: (i) ii) Untuk Tingkat Kantor Pusat adalah Direksi Pekerjaan yang dalam pelaksanaannya dapat dibantu oleh pejabat struktural satu tingkat dibawahnya, Untuk Tingkat Unit Induk adalah SRM yang mengelola SDM yang dalam pelaksanaannya dapat dibantu oleh pejabat struktural satu tingkat dibawahnya atau fungsional yang secara jabatan memilki tugas dan tanggung jawab di bidang — pengawasan ketenagakerjaan (b) Pejabat Pengawas Ketenagakerjaan antara lain bertugas (i) (i (iy (iv) Ww) (wi) Memastkan Perjanjian Pemborongan Pekerjaan _antara Perusahaan Lain dan PLN telah sesuai dengan Peraturan ini dan ‘memenuhi ketentuan Perundang-Undangan Ketenagakerjean; Memastikan PKWTT antara Pekerja dan Perusahaan Lain telah memenuhi ketentuan Perundang-Undangan Ketenagakerjaan; Melekukan pengawasan terhadap pemenuhan _kewajiban Perusahaan Lain berkaitan dengan pemenuhan hak normatif sesuai ketentuan perundangan-undangan ketenagakerjaan; Melakukan validasi kebenaran dokumen pemenuhan hak normatif Pekerja yang menjadi syarat pembayaran; Membuat data seluruh pekerjaan yang dilaksanakan oleh Perusahaen Lain dan setiap tiga bulan sejak masa Pelaksanaan Pekerjaan Pemborongan Pekerjaan, dan melaporkan data tersebut kepada PLN Kantor Pusat; Memastikan pemutakhiran kelengkapan dan kebenaran data Pekerja oleh Perusahaan Lain pada Aplikasi Alih Daya, Di antara Pasal 108 dan Pasal 11 disisipkan 1 (satu) pasal, yakni Pasal 10C, yang berbunyi sebagai berikut: Pasal 106 Pemberlakuan bagi Anak Perusahaan Peraturan ini dapat berlaku bagi Anak Perusahaan melalui Ratiikasi oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Anak Perusahaan. Ketentuan Pasal 11 diubah, sehingga secara keseluruhan berbunyi sebagai berikut: Pasal 14 Ketentuan Peralihan Perjanjian Pemborongan Pekerjaan yang ditandatangani sebelum —tanggal diterbitkannya Peraturan ini wajib disesuaikan dengan Peraturan ini selambat- lambatnya 6 (enam) bulan sejak tanggal ditetapkannya Peraturan ini. pol LNB Pasal It Peraturan ini menjadi bagian dan satu kesatuan yang tidak terpisahken dari Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 500.K/DIR/2013 tentang Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan Kepada Perusahaan Lain di Lingkungan PT PLN (Persero), sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 050.KIDIR/2014. Peraturan ini mulai berlaku terhitung sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 20 Desember 2019 PLT DIREKTUR UTAMA, SRIPENI INTEN CAHYANI wall Sekt Be Lampiran | Peraturan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 0219.P/DIFV2019 Tanggal 20 Desember 2019 a Tithe eae oe ATT — {apne sare Fanaa | iirc arr | wi Sn_| a [Sar esting Bi TABBY = Tae (C__[rasiieras xeSesAHTERAAW =o miatnz Sa 7a0.27 PLT DIREKTUR UTAMA, frp SRIPENI INTEN CAHYANI ¢ at Lampiran I Peraturan Direksi PT PLN (Persero) Nomor : 0219.P/DIR/2019 Tanggal : 20 Desember 2019 KLAUSUL MINIMAL PERJANJIAN KERJA WAKTU TIDAK TERTENTU Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu (‘Perjanjian’) ini ditandatangani di [NAMA KOTA], pada hati ini, . [tanggal] , oleh dan antara: PT. , berkantor di Gedung , Jalan : Jakarta Selatan, dalam hal ini diwakili oleh dalam jabatannya selaku (‘Pengusaha") dan , bertempat tinggal di ("Pekerja") Pengusaha dan Pekerja bersepakat untuk mengadakan hubungan kerja dengan ketentuan dan persyaratan sebagai berikut: 4. Tanggal Dimulai Hubungan Kerja Hubungan kerja dimulai pada [tanggal]. 2. Masa Percobaan Pekerja wajib menjalani masa percobaan selama 3 bulan dimulai pada [tanggal] dan berakhir pada [tanggal]. Ketentuan lebih lanjut nengenai masa percobaan diatur dalam Peraturan Perusahaan. 3. Jabatan & Penempatan Pekerja dipekerjakan selaku dengan tempat kerja di 4, Waktu dan Hari Kerja Waktu dan Hari Kerja Pekerja diatur dalam Peraturan Perusahaan. 5. Upah & Pajak Penghasilan Pekerja menerima upah bulanan sebesar Rp. Pembayaran upah diatur dalam Peraturan Perusahaan. Pekerja menanggung Pajak Penghasilan atas upah dan segala bentuk penghasilan yang diterima Pekerja Setiap bulan Pengusaha akan memotong upah Pekerja sesuai peraturan perpajakan. Paraf PIHAK PERTAMA___ Paraf PIHAK KEDUA___ 6. Fasilitas Perawatan Kesehatan Pekerja bethak atas fasilitas kesehatan sesuai Peraturan Perusahaan. 7. Istirahat (cuti) Tahun Diatur dalam Peraturan Perusahaan. 8. Ketaatan Pada Peratuan Perusahaan Pekerja wajib mentaati Peraturan Perusahaan dan seluruh kebijakan Perusahaan Perjanjian ini ditandatangani oleh kedua belah pihak dalam 2 asli bermeterai bermeterai cukup dan mempunyai kekuatan pembuktian yang sama. Pengusaha Pekerja PT. [Nama lengkap] [Nama lengkap] [Jabatan] Paraf PIHAK PERTAMA___ Paraf PIHAK KEDUA__ TAHUN KE Lampiran ttl Peraturan Direksi PT PLN (Persero) Nomor : 0219.P/DIF/2019 Tanggal: 20 Desember 2019 TARIF TUNJANGAN MASA KERJA T™K RUPIAH 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 I = | 22,885 | 23,850] 25,097 | 26,410| 27,791] 29,245 | 30,774] 32,384| 34,007 J PLT DIREKTUR UTAMA, SRIPENI INTEN CAHYANI Lampiran 1V Peraturan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 0219,P/DIR/2019 Tanggal: 20 Desember 2019 BANTUAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI BANTUAN Ne FUNGSI PENGEMBANGAN KOMPETENS! 1 | PEMBANGKIT engelolaan Operational Pengoperasian dan Pemeliharean Pembangkitan ||" Koordinator = 906.585 = Pengawas K3 908.585, = _ Operator - 453.203, (IC TRANSWISst I 1 Pelaksanaan Pengoperasian dan Pemeliharaan Gardu Induk = Koordinator* 679.939 > Pelaksana 453.203, 2 Pelaksanaan Inspekst Jaringan = Koordinator* 453.203, | 2 Pengawas k3 906.585 Pelaksana 339,970 iil_| DISTRIBUSI Pelayanan Teknik dan Pemelinaraan Distibusi/Peleksanaan P2TL = Koordinatort 906.585 = Pengawas K 906.585, = Pengatur 679.999, |= Pelaksana - 453,293, TV_[NIAGA Billing Management Penataan AIL menjadi AIL Elektronik) Pengelolaan Pemutusan, Pembongkaran, dan Penyambungan Pelanggan Kembali = Supervisor 453.203, = Koordinator 330.970 = Pelaksana 226.646 V_| PENUNJANG 1 Pengamanaa Gedung dan Instelasinya = Koordinator * 566,616 © Pelaksana 453,203, | 2 Pengelolaan Kendaraen dan Pengemudi = Koordinator * 453,203, = Pelaksana 339.970 3. Pengoperasian dan Pemeliharaan Gedung dan Pertamanan = Keordinator * 322.913 = Pelaksana 226.646, 4 Kegiatan Teknologi Informasi = Tekrisi 679.939 5 Pencatatan Pengandaan Pendistibusian & Pengarsipan Surat dan Dokumen = Pelaksana 322.013, 6 Pengelolaan Operasional Enjinicing Ketenagalstrikan 322.013, 7 Pengelolean Operasional Manajemen Kensiruksi 322.013, & _ Pengelolzan Operasional Pendidikan dan Pelatihan 322.013, 8 Pengelolaan Operasional Penelitian dan Pengembangan 922.913, 40 _Pengelolean Operasional Sertifikasi 322.913 Caatan: *) Jika diperiukan sesuai kebutuhan, PLT. DIREKTUR UTAMA SRIPENI INTEN CAHYANI AY &y

You might also like