T#Ab\N
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
PUSAT MATA NASIONAL RUMAH SAKIT MATA CICENDO
BANDUNG
‘Sari Kepustakaan —_: Ortokeratologi
Penyaji : Lenora Sandra
Pembimbing
Telah Diperiksa dan Disetujui oleh
Pembimbing Unit Refraksi, Low Vision dan Lensa Kontak
fatalya S., dr., SpM(K)., M.Kes
Kamis, 14 April 2016
Pukul 14.00 WIB
PateORTOKERATOLOGI
Pendahuluan
Ortokeratologi mulai dikembangkan sejak awal tahun 1960, merupakan suatu
metode yang digunakan untuk memperlambat progresifitas miopia. Peneliti asal
Amerika Serikat, George Jessen yang pertama memperkenalkan metode
memperlambat progresifitas miopia menggunakan lensa kontak yang dinamakan
ortofokus, ortokeratologi, atau ortho-k, Prinsip ortokeratologi membentuk kembali
komea dan mengurangi miopia dengan penggunaan lensa kontak rigid gas permeable
(RGP). Konsep lensa ini dipakai pada malam hari untuk memperbaiki visus dan tidak
perlu memakai lensa kontak sepanjang hari.'?
Ortokeratologi merupakan prosedur yang reversibel dan non invasif. Penelitian
yang dilakukan tahun 1970 melaporkan prosedur ortokeratologi dapat menurunkan
miopia sampai -1,50 dioptri. Tahun 2002, Food and Drug Administration (FDA)
menyetujui ortokeratologi dapat menurunkan miopia antara -0,50 dioptri sampai -
6,00 dioptri, dan 1,75 dioptri untuk astigmatisma. Pengurangan miopia merupakan
hasil pendataran komea sentral, penebalan kornea perifer, dan penipisan epitel korea
sentral.'* Tujuan sari kepustakaan ini adalah untuk menjelaskan tentang
ortokeratologi termasuk desain, mekanisme, indikasi dan kontraindikasi, keuntungan
dan kerugian, komplikasi, dan proses fitting lensa ortokeratologi
Il. Ortokeratologi
Ortokeratologi (OK, ortho-k, corneal reshaping, corneal refractive therapy, dan
vision shaping treatment) teknik yang digunakan untuk merubah atau menghilangkan
sementara gangguan refraktif dengan cara membentuk ulang permukaan kornea
dengan lensa kontak rigid gas permeable (RGP).** Saat ini penggunaan yang paling
sering dari ortokeratologi (OK) adalah untuk menurunkan ukuran miopia melalui
pendataran kornea sentral. Proses dari ortokeratologi menggunakan lensa kontak
keras yang sementara membentuk ulang permukaan kornea sentral. Tujuannya untukmenurunkan miopia atau astigmatisma dengan menggunakan lensa rigid gas
permeable (RGP) yang memiliki lengkungan lebih rata dibandingkan kornea. Setelah
didapatkan kelengkungan korea yang diinginkan, ukuran miopia akan menurun dan
penglihatan membaik.'
Prinsip pendataran kornea pertama kali ditemukan pada tahun 1960. Peneliti
memperhatikan bahwa korea pasien secara perlahan mendatar dengan menggunakan
Polymethyl Methacrylate (PMMA). Tahun 1990 beberapa perubahan lensa Kontak
terjadi. Bahan baru yang dapat ményediakan pasokan oksigen lebih banyak
diperkenalkan. Bahan ini lebih aman untuk mata dan dapat digunakan semalaman,
Lensa baru yaitu lensa reverse geometri.!*
2.1 Desain Lensa Reverse Geometri
na Optik
ete er
Gambar 2.1 Desain lensa reverse geometri
Dikutip dari : Baush & Lomb?
Desain lensa reverse geometri dimodifikasi menjadi empat zona/kurvatura
berbeda (gambar 2.1), Zona sentral lensa disebut zona optik yang bertanggung jawab
untuk mendatarkan bagian sentral komnea, Berjalan dari sentral ke perifer, area
selanjutnya disebut zona/kurvatura pengembalian (reverse curve). Zona ini berperan
untuk mengumpulkan air mata di bagian korea. Zona selanjutnya disebut
zona/kurvatura perbatasan (alignment curve) dan lebih datar daripada zona
pengembalian (reverse curve). Area ini penting untuk menjaga posisi lensa agar tetapberada di tengah komea. Zona perifer dari lensa disebut juga kurvatura perifer dan
berperan untuk pertukaran nutrisi air mata.’
Lensa reverse geometri mampu mereduksi kesalahan refraktif terutama sewaktu
malam hari. Efek penggunaan secara keseluruhan mulai dirasakan dalam waktu lima
sampai sepuluh hari sejak pemakaian insial. Metode ini dikenal dengan nama
ortokeratologi akselerasi karena kecepatannya mendatarkan lensa dalam waktu yang
singkat.'*
Lensa ortokeratologi dipasang rfienggunakan dasar nilai flat keratometri dan
kesalahan refraksi sferikal. Lensa dipasang sedikit lebih datar daripada nilai flat
keratometri. Lensa akan menginduksi korea menjadi lebih datar pada bagian
sentralnya, Hasil kekuatan refraktif dari korea dapat berkurang dan kesalahan
refraktif miopia dapat berkurang atau bahkan menghilang. Nilai pemasangan dilihat
dengan menggunakan flouresen. Setelah dilihat pola flouresennya kemudian
Lensa dipakai setiap malam untuk tiga sampai enam bulan pertama. Pasien akan.
mengalami koreksi pada 1 minggu pertama sejak menggunakan lensa. Pasien akan
‘mengalami regresi efek pemakaian lensa ortokeratologi saat jam bangun tidur, dapat
regresi antara 0,25 dioptri sampai 0,75 dioptri.**
2.2 Mekanisme Ortokeratologi
Hasil dari ortokeratologi didapatkan bagian sentral dan midperifer komea akan
mengalami pendataran, Hal ini disebabkan karena lensa ortokeratologi bekerja
terutama di daerah anterior jaringan korea. Beberapa teori yang memicu timbulnya
perubahan korea dalam ortokeratologi (gambar 2.2).°°”
‘Teori yang pertama mengatakan adanya tekanan ke arah bawah pada bagian
sentral komiea membuat permukaan korea bagian sel epitel datar. Teori yang kedua
mengatakan hal itu terjadi karena adanya tekanan tarikan di mid perifer korea.
Adanya perubahan tekanan ini dapat menarik sel epitel di
agian perifer, sehingga
membuat sel epitel kornea ter-redistribusi. Hasil dari redistribusi ini akan terdapatpendataran relatif pada bagian sentral korea dibandingkan daerah mid perifer.
Beberapa teori lainnya mengatakan adanya perubahan stroma korea ikut terjadi
bersamaan dengan perubahan epitelium kornea.***
Gambar 2.2 Mekanisme ortokeratologi
Dikutip dari : Baush & Lomb?
Hi
studi Helen dkk melaporkan bahwa lapisan sel epitel korea sentral
didistribusikan ke bagian perifer komnea diikuti penebalan korea bagian tengah
terutama di lapisan stroma. Beberapa studi histologi dan morfologi telah
mengungkapkan efek daripada ortokeratologi terhadap lapisan - lapisan kornea yang
diduga memiliki peranan dalam pendataran kornea. Secara spesifik, sel epitel korea
menunjukkan adanya kompresi fokal daripada redistribusi atau kehilangan lapisan sel
di bagian zona sentral. Studi ini juga diungkapkan adanya penipisan sentral stroma
dan penebalan stroma bagian mid perifer. Kedua kompresi mekanik dan tekanan air
mata temyata berpotensi untuk mengubah bentuk kornea.***beberapa jam, overcorrection atau
dan abrasi epitel komea.>""
ML.” Fitting Lensa Ortokeratologi
Sebelum pasien. “mengeunakan tensa ortokeratologi, harus_dilakukan
sebelum fitting lensa ortokeratologi antara lain pemeriksaan refraksi, topografi korea
dengan keratometri, penilaian air mata tes Schirmer dan Tear Break Up Time/ TBUT,
biomikroskopi. Alat yang digunakan pada filing lensa ortokeratologi sama dengan
4Fitting lensa Kontak konvensional yaitu keratometer, slit lamp biomikroskopi,
autorefraktometer, fotopter, visual acuity charts, dan contrast sensitivity charts.>°""
3.1 Prosedur Fitting Lensa Ortokeratologi
Fitting lensa ortokeratologi tidak hanya menghasilkan informasi klinis tetapi
juga _memberikan informasi tentang respon dan adaptasi penggunaan lensa
ortokeratologi. Keberhasilan fitting lensa ortokeratologi sangat tergantung dari
pembacaan keratometri, pemeriksaan refraksi, dan topografi komea.**
3 rep_tor ee
Gambar 3.1 Nomogram Ortho-K
Dikutip dari : Chan KY, Cheung S, Cho P”?
Langkah pertama dilakukan pemilihan pasien dengan anamnesis, pemeriksaan
kelainan refraksi antara -0,25 dioptri sampai -5,00 dioptri untuk miopia, pemeriksaan
segmen anterior, dan topografi kornea. Langkah kedua lensa dipilih dengan
Romogram atau computer design sofiware (gambar 3.1, 3.2). Lensa yang tidak tepat
akan menyebabkan seal — off di zona tengah. Lensa harus bergerak sekitar | mm saat
berkedip. Langkah ketiga lensa dievaluasi 10 ~ 30 menit setelah pemasangan sampai
efek lakrimasi berkurang. Hal ini menentukan apakah pasien memiliki efek
pendataran Kornea cepat. Langkah keempat, jika fisting awal dapat diterima, pasiendiperbolehkan memakai Iensa semalam dan dievaluasi keesokan harinya (gambar
3.3). Beberapa studi melaporkan penggunaan lensa ortokeratologi jangka pendek
dalam 30 — 60 menit dapat dinilai perubahan yang terjadi pada komea. Fitting lensa
yang terlalu ketat harus diganti dengan /ens of lower sagittal height (gambar 3.4).>*"
Gambar 3.2 Nomogram Ortho-K
Dikutip dari : Chan KY, Cheung S, Cho P®
Langkah kelima adalah adaptasi dan follow up, setelah lensa inisial dipilih,
pasien di
struksikan untuk memasang, melepaskan, dan merawat lensa.
Pembentukan lensa yang perlu dinilai antara lain sentrasi, bentuk desentrasi tidak
menghasilkan pengurangan miopia yang diinginkan. Hasilnya tidak hanya tajam
Penglihatan yang kurang baik, tetapi juga dapat menyebabkan distorsi komnea lokal
Penilaian kedua yaitu pergerakan lensa. Lensa harus bergerak sekitar 1 mm saat
berkedip. Penilaian selanjutnya adalah fluorescein pattern, yang dinilai gelembung
udara di reserve curve (gambar 3.3, 3.4, 3.5), perubahan central bearing (steeper
appearance), dan pewarnaan. Langkah keenam perubahan lensa pembentuk dinilai
dengan pemeriksaan slit lamp, refraktometri, dan topografi. Follow up setelahpemasangan lensa ortokeratologi dilakukan setiap minggu pada bulan pertama, setiap
dua minggu pada bulan kedua, setiap bulan setelah tiga bulan, dan setiap enam
bulan*
Pencegahan efek samping yang tidak diinginkan dari pemakaian lensa
ortokeratologi seperti iritasi mata atau infeksi, pasien harus diajarkan cara yang benar
dalam pemakaian lensa, pearawatan lensa, dan metode higiene yang baik. Persiapan
penggunaan Jensa yang terpenting adalah kebersihan tangan. Hal yang perlu
diperhatikan lainnya adalah penempatan lensa pada mata, cara melepas lensa, dan
= ‘cara membersihkan serta menyimpan lensa.”*
Gambar 3.3 Ideal fit Gambar 3.4 Tight fit
ip dari : Baush & Lomb? Dikutip dari : Baush & Lomb’
‘ambar 3.5 Flat fit
Dikutip dari : Baush & Lomb®IV. Kesimpulan
Ortokeratologi (OK, ortho-k, corneal reshaping, corneal refractive therapy, dan
vision shaping treatment) teknik yang digunakan untuk merubah atau menghilangkan
sementara gangguan refraktif dengan cara membentuk lang permukaan komea
dengan lensa kontak rigid gas permeable (RGP). Ortokeratologi paling sering
digunakan untuk menurunkan ukuran miopia melalui pendataran korea sentral. Hal —
hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan ortokeratologi seperti mekanisme,
indikasi dan kontraindikasi, keunturigan dan kerugian, komplikasi, dan prosedur
fitting lensa ortokeratologi.Daftar Pustaka
American Academy of Ophthalmology. Basic and Clinical Science Course.
Clinical Optic. Section 3. Singapore: American Academy of Ophthalmology.
2014-2015. hal 182
American Academy of Ophthalmology. Basic and Clinical Science Course.
Refractive Surgery. Section 13. Singapore: American Academy of
Ophthalmology. 2014-2015. hal 69-70
Bausch, Lomb Company. A Guide to Overnight Orthokeratology. Fdisi ke-2.
North America: 2004. hal 4-32
Young MP, Young KP, Ji Eun L, Jong SL. Effect of orthokeratology in
Patients with myopic regression after refractive surgery, Contact Lens and
Anteroior Eye. 2015. Oct; 39: 167-171
Roger T. Professional Fitting Guide Orthokeratology. Edisi ke-1. Australia:
Geflex; 2015. hal 4-14
Connie C, Sin WC, Pauline C. Myopia control using torte orthokeratology,
Investigative Ophthalmology Visual Science. 2013. August; 54: 6510-6517
Huey CC, Jy BL, Wen PL, Richard W. Effectiveness and safety of overnight
orthokeratology with boston x02 high permeability lens material, Contact
Lens and Anterior Eye. 2015. July; 39: 67-71
Helen AS, Ahmed A, Kathleen W, Boptom, Edward L, Pauline K. Myopia
control during orthokeratology lens wear in children using a novel study
design. American Academy of Ophthalmology Joumal. 2015, April; 122: 620-
630
“Lima CA, Kara JN, Nichols Il Indications, contraindication and selection of
= Contact Lenses in Ophthalmic Practice. New York:
Springer; 2003. hal 7-16
contact lenses. Dali
u10.
Tommy CY, Emmy YM, Victoria WY, Vishal J. Orthokeratology associated
infectious keratitis in a tertiary care eye hospital in hongkong. American
Journal Ophthalmology. 2014. August; 158: 1130-1135
Stein AH, Slatt BJ, Stein RM, Freeman MI. Fitting Guide for Rigid and Soft
Contact Lenses. Edisi ke-4, St Louis: Mosby; 2002. hal.93-103
Chan KY, Cheung S, Cho P. Clinical performance of an orthokeratology lens
‘fitted with the aid of a computer software in chiness children. Contact lens and
Anterior Eye. 2012. August; 35(4): 180-4