You are on page 1of 4
No. AJE-PK3-01 PROSEDUR Dokumen Tanggal 24-01-2020 IDENTIFIKASI BAHAYA, Revisi 0 PENILAIAN RESIKO DAN PENETAPAN PENGENDALIAN | Haiaman 1/4 Diperiksa oleh : Disusun oleh Tanda Tangan Tanggal a Nama, Pan Dv Jabatan Sekretaris P2K3 1. RUANG LINGKUP : Berlaku untuk semua kegiatan di area perusahaan, baik kantor, gudang, workshop dan proyek PT. AJE 2. TUJUAN : Sebagai_pedoman dalam identifikasi bahaya, penilaian serta penentuan pengendalian resiko K3. 3. DEFINISI 3.4. 3.2. 3.3. 34. 35 3.6. 37. 3.8. 3.9. 3.10. Normal adalah kondisi atau keadaan reguler dan terencana. Abnormal adalah kondisi atau keadaan tidak normal baik terrencana maupun tidak terrencana dan masih terkendali. Kegiatan Rutin adalah Aktivitas kegiatan yang dilakukan secara rutin / dilaksanakan persatuan waktu. Misalnya perhari, dua kali dalam seminggu atau seminggu sekali Kegiatan Non Rutin adalah Aktivitas kegiatan yang dilaksanakan secara kadang-kadang, tidak persatuan waktu dan atau dalam situasi darurat. Emergency adalah kondisi atau keadaan yang tidak direncanakan/terjadi secara tiba-tiba dan dapat mengakibatkan dampak negatif terhadap lingkungan, Peraturan dikatakan ada adalah jika dalam kegiatan tersebut mengandung unsur-unsur yang menimbulkan bahaya K3 dan diatur dalam peraturan perundangan K3, dengan nilai ambang batas, periinan, atau persyaratan- persyaratan teknis tertentu. Bahaya adalah sesuatu yang memiliki potensi untuk menyebabkan kecelakaan atau penyakit (bagi karyawan, tamu dan kontraktor) atau kombinasi keduanya. Sumber bahaya bias berasal dari dalam atau luar area organisasi. Identifikasi bahaya adalah proses untuk mengetahui adanya suatu bahaya dan menentukan karakteristiknya, Resiko adalah kecenderungan untuk terjadi kecelakaan atau penyakit akibat kerja yang timbul akibat paparan bahaya serta kemungkinan kerugian yang dihasilkan dari insiden atau kejadian. Penilaian resiko adalah proses penilaian terhadap suatu resiko dengan menggunakan parameter akibat dan peluang dari bahaya yang ada. No. AIE-PK3-01 PROSEDUR ae Tanggal 24-01-2020 ENTIFIKAS| BAHAYA, Revisi o PENILAIAN RESIKO DAN PENETAPAN PENGENDALIAN | Nalaman = 2/4 4, REFERENS! 41. Manual MK3 4.2. PP No. 50 tahun 2012 Bagian Ketiga (Rencana K3), Pasal 9 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja 5, PENANGGUNG JAWAB 5.4. Direktur 5.1.1. Menyetujui identifikasi bahaya dan resiko K3 5.1.2, Memastikan pelaksanaan mitigasi dari hasil identifikasi dan resiko K3. 5.2, Manager K3 5.2.1. Memeriksa hasil Identifikasi Bahaya & Penilaian Resiko dengan melibatkan pihak yang terkait bila periu. 5.2.2. Menyetujui identifikasi bahaya dan resiko K3 5.2.3. Memastikan dilakukannya sosialisasi tingkat resiko semua kegiatan kepada semua pihak terkait, 5.2.4. Memastikan pelaksanaan mitigasi telah dilaksanakan. 5.3, __Pimpinan Departemen Terkait 5.3.1. Memastikan identifkasi bahaya dan resiko K3 dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan atau bila terjadi perubahan atau penambahan proses. 5.3.2, Memastikan hasil identifikasi bahaya dan resiko K3 telah sesuai dengan proses yang ada, bahan-bahan yang digunakan dan produk yang dihasilkan, 5.3.3. Mendokumentasikan hasil identifikasi bahaya dan resiko K3. 5.3.4. Memastikan pelaksanaan mitigasi dari hasil identifikasi. 6. RINCIAN PROSEDUR : 1. PETUNJUK 1.1 Pelaksanaan identifikasi mencakup dan memperhatikan : © Kegiatan rutin, tidak rutin dan direncanakan akan dilaksanakan. + Kegiatan semua personal yang mempunyai akses ke tempat kerja (meliputi pemasok, kontraktor dan tamu). * _ Perilaku, kemampuan dan faktor-faktor manusia lainnya. Lingkungan kerja dan luar perusahaan. Prasarana/Peralatan/Material pada tempat kerja, baik disediakan oleh perusahaan maupun pihak lain. Peraturan Perundangan K3 terkait 1.2 Hasil identifikasi bahaya, penilaian & pengendalian resiko dijadikan dasar dalam: * Melakukan pemeriksaan dan tindakan perbaikan atau pencegahan No. AJE-PK3-01 PROSEDUR Dokurmen Tanggal 24-01-2020 IDENTIFIKASI BAHAYA, Revisi : 0 PENILAIAN RESIKO DAN Z PENETAPAN PENGENDALIAN | Halaman = 3/4 © Penentuan persyaratan fasilitas, identifkasi pelatihan, kebutuhan dan/atau pengembangan pengendalian operasi. + Pertimbangan saat penyusunan tujuan dan sasaran Sistem Manajemen K3. 1.3 Faktor-faktor dari penilaian resiko adalah severity (tingkat keparahan) dan probability (kemungkinan terjadi). Berarti upaya untuk menurunkan resiko adalah menurunkan nilai severity dan/atau probability 1.4 Penilaian Severity & Probability adalah sebagai berikut : © Matrix Hampir | sangat | Rendah | Menegah | tinggi Keparahaii Mungkin | Rendah Berat 5 Ringan ‘Sangai Ringan a) Resiko Tinggi (Nilai > 10) Resiko tidak dapat diterima (resiko tidak dianggap aman) b) Medium Risk (Nilai 5-10) Resiko bisa ditoleransi jika reduksi resiko tidak bisa dipraktikan sehingga pelaksanaannya menuju as low as reasonably practicable (ALARP) ©) Low Risk (Nilai 1-4) Resiko dapat diterima + Penilaian Keparahan/Severity (S) : > Nilai 5 = Mempunyai potensi bahaya sangat tinggi atau dapat menyebabkan kematian atau parametemya jauh melebihi NAB atau pelanggaran peraturan berat (> 75% lebih buruk) > Nilai 4 = Mempunyai potensi bahaya tinggi atau dapat menyebabkan cacat Permanen atau disfungsi organ tubuh atau parameternya melebini NAB atau pelanggaran peraturan sedang ( 50% < x < 75% lebih buruk) > Nilai 3 = Mempunyai potensi bahaya sedang atau dapat menyebabkan cacat atau disfungsi organ tubuh sementara atau parameternya sedikit melampui NAB atau pelanggaran peraturan yang ringan ( 25% Nilai 2 = Mempunyai potensi bahaya ringan atau cidera (sakit) sedang atau parameter mendekati NAB ( 0% < x < 25 % lebih buruk). > Nilai 1 = Tidak mempunyai bahaya atau menyebabkan cidera (sakit) ringan atau Parametemnya sama atau di bawah NAB (lebih baik). No. AJEPK3-01 PROSEDUR Dokumen Tanggal 24-04-2020 IDENTIFIKASI BAHAYA, Revi 0 PENILAIAN RESIKO DAN PENETAPAN PENGENDALIAN |'elaman 4/4 © Penilaian Kemungkinan/Probability (P): > Nilai 5 = setidaknya sekali dalam sebulan / setiap aktifitas terjadi insiden. > Nilai 4 = sedikitnya sekali dalam kurun < 1 tahun > Nilai 3 = sedikitnya sekali dalam kurun < 3 tahun. > Nilai 2 = sedikitnya sekali dalam kurun <5 tahun > Nilai 1 = setidaknya sekali dalam kurun waktu > 5 tahun 1.5 Upaya menurunkan nilai resiko adalah (bisa lebih dari satu) © Eliminasi ; Menghilangkan sumber yang dapat menimbulkan potensi bahaya jika hal tsb memungkinkan * Substitusi : Mengganti sumber yang dapat menimbulkan potensi bahaya, baik sistem, sarana dan prasarana ataupun lainnya © Rekayasa : Membuat suatu modifikasi dengan memanfaatkan_teknologi sehingga sumber potensi bahaya dapat dihilangkan atau dikurangi * Pengendalian Administrasi : Menyediakan pelatihan atau standard kerja untuk meningkatkan pemahaman dan keahlian operator sehingga dapat mencegah timbulnya potensi bahaya * APD (Alat Pelindung Diri) : Alat kelengkapan untuk memproteksi dari sumber potensi bahaya yang timbul karena tidak dapat dihilangkan atau dikurangi Il, PELAKSANAAN 11 Identifikasi Banaya Dengan melibatkan semua karyawan melakukan penilaian resiko semua kegiatan dengan cara sebagai berikut (sesuai Form Penilaian Resiko) % Mengidentifikasi semua potensi bahaya (bila perlu diuraikan) dari masing- masing kegiatan yang memiliki resiko tersendiri, kemudian memberikan Kode khusus, yaitu: PR-XYZ-xx.yy Dimana: XYZ : nama divisi, Xx: no urut kegiatan, yy : no sub jenis bahaya) Menetapkan dampak yang dapat terjadi dari bahaya tersebut. Menentukan peraturan yang terkait dari kegiatan tersebut. Menuliskan tindakan pengendalian resiko yang sudah ada Menentukan tingkat Severity (S) & Probability (P) dari setiap kegiatan tersebut berdasarkan kondisi aktual, kemudian menentukan nilai resiko (R) yang merupakan perkalian dari S & P mengacu pada 4 Bila R > 8 maka dikategorikan sebagai “BAHAYA PENTING” (SIGNIFICANT HAZARD). 1.2 Menyerahkannya ke QHSE Advisor untuk diperiksa, Sees LAMPIRAN : 1. Penilaian Resiko AJE-PK3-01/F 1

You might also like