KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT
JL MEDAN MERDEKA BARAT No.8 TELP. : (021) 3813269, 3842440 1G :@djplkemenhubis1
JAKARTA 10110 FAX (021) 3811786, 3845430 FB Dien Perhubungan Laut
EMAIL: dipl@dephub.g0.id Twitter :@djpkemenhubiS1
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT
NOMOR: FP 757 / Mp /202/
TENTANG
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR DAN FORMAT PERSETUJUAN
PEMUATAN BARANG BERBAHAYA DI PELABUHAN
DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT,
Menimbang : bahwa untuk memberikan keseragaman dalam pemberian
persetujuan pemuatan barang berbahaya sebagaimana
diatur dalam Pasal 16 Peraturan Menteri Perhubungan
Nomor PM 16 Tahun 2021 tentang Tata Cara Penanganan
dan Pengangkutan Barang Berbahaya di Pelabuhan, perlu
menetapkan Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan
Laut tentang Standar Operasional Prosedur dan Format
Persetujuan Pemuatan Barang Berbahaya di Pelabuhan;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang
Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4849);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010 tentang
Angkutan di Perairan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 26, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5108)
sebagaimana telah diubah dengan _Peraturan
Pemerintah Nomor 22 Tahun 2011 tentang PerubahanAtas Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010
tentang Angkutan di Perairan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 43, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5208);
Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang
Kementerian Perhubungan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 75);
Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2019 tentang
Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 203);
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 62 Tahun
2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Unit
Penyelenggara Pelabuhan sebagaimana telah diubah
beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor PM 77 Tahun 2018 tentang
Perubahan Ketiga tas Peraturan—Menteri
Perhubungan Nomor KM 62 Tahun 2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Unit Penyelenggara
Pelabuhan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2018 Nomor 1184);
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 34 Tahun
2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor
Kesyahbandaran Utama (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2012 Nomor 627);
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 36 Tahun
2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor
Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 629)
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir
dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 76
Tahun 2018 tentang Perubahan Kedua atas PeraturanMenetapkan
PERTAMA
Menteri Perhubungan Nomor PM 36 Tahun 2012
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor
Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1183);
8. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 93 Tahun
2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor
Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Khusus
Batam (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018
Nomor 1360);
9. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 122 Tahun
2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Perhubungan (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2018 Nomor 1756);
10. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 16 Tahun
2021 tentang Tata Cara Penanganan dan
Pengangkutan Barang Berbahaya di Pelabuhan (Berita
‘Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 515);
MEMUTUSKAN:
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT
TENTANG -STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR DAN
FORMAT PERSETUJUAN =PEMUATAN — BARANG.
BERBAHAYA DI PELABUHAN.
Menetapkan Standar Operasional Prosedur dan Format
Persetujuan Pemuatan Barang Berbahaya di Pelabuhan
sebagaimana tercantum dalam Contoh 1 dan Contoh 2
Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Keputusan Direktur Jenderal ini.KEDUA : Direktur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai
melaksanakan pembinaan dan pengawasan teknis terhadap
pelaksanaan Keputusan Direktur Jenderal ini.
KETIGA : Keputusan Direktur Jenderal ini mulai berlaku sejak
tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
padatanggal: 3 AGUSTUS 2021
DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT
R. se mone
Salinan Keputusan ini disampaikan kepada:
1. Menteri Perhubungan;
Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan ;
. Inspektur Jenderal Kementerian Perhubungan;
i.
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan;
Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;
Para Direktur di Lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;
Para Kepala Kantor Kesyahbandaran Utama;
Para Kepala Kantor Otoritas Pelabuhan Utama;
Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Khusus Batam;
10. Para Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan;
prmrnan
11. Para Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan;
12. Ketua Umum DPP indonesia National Shipowners Association (INSA);
13. Ketua Umum DPP Indonesia Shipping Agencies Association (ISAA).Lampiran
Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut
Nomor : Ap: 757 / Lp. / 202s
‘Tanggal 32 Agustus’ 202/
‘Tentang : ‘Standar Operasional Prosedur dan
Format Persetujuan Pemuatan
Barang Berbahaya di Pelabuhan
Contoh 1
Standar Operasional Prosedur Pemuatan Barang Berbahaya di Pelabuhan
se once, (ae
"SOP SURAT PERSETUJUAN PEMUATAN BARANG BERSAHAYA Di PELABUHAN =
+ aa
See Sa aeee
2S ea.
———————Contoh 2
Format Persetujuan Pemuatan Barang Berbahaya di Pelabuhan
KOP SURAT INSTANSI
PERSETUJUAN KEGIATAN PEMUATAN BARANG BERBAHAYA
NOMOR : KSU, KSOP KHUSUS, KSOP, UPP/Wilker/No.Urut/Bulan/Tahun
Berdasarkan ‘Surat Permohonan PT ... Nomor : ... Tanggal ... Perihal
Memperhatikan Hasil verifikasi terhadap persyaratan permohonan PT.
surat Kapal dan dokumen yang diterima, didapat keterangan
sebagai berikut:
- Nama Kapal
- Bendera/Call Sign
- Ukuran Kapal
- Jumlah ABK
- Pemilik/pencharter Kapal
- Agen kapal
- Pelabuhan Asal
- Lembar Data
Keselamatan Fsesee
Bahan (MSDS)
- Dokumen Manifest
Barang Berbahaya
= Formulir Pengangkutan
Barang Berbahaya
(mulitimoda dangerous
goods form)
- Sertifikat Kemasan peti
kemas (container vehicle
packing certificate)
~ Informasi Prosedur
Penanganan Barang
Berbahaya —(keadaan
darurat)
- Approval Document
Barang Berbahaya sesuai
Klasifikasi dari _Instansi
yang Berwenang —(jika
dipersyaratkan)
= Dokumen —_Persetujuan
Pembebasan (exemption
document)
~ Pengirim kargo (shipper)
= Penerima kargo
(consignee)
- Tanggal tiba di Pelabuhan
- Rencana kegiatan
aceMengingat
Kepada
Untuk
1. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010 tentang
Angkutan di Perairan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 26, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5108) sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 22
Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010 tentang Angkutan di
Perairan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2011 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5208);
2. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 16 Tahun 2021
tentang Tata Cara Penanganan dan Pengangkutan Barang
Berbahaya di Pelabuhan.
MEMBERIKAN PERSETUJUAN:
Kapal ....... =
Melakukan Kegiatan Penanganan Bongkar/Muat* Barang
Berbahaya... (Nama Barang/Klas)
Pelaksanaan kegiatan Bongkar/Muat’ barang berbahaya agar sesuai dengan
petunjuk penanganan barang berbahaya yang terdapat di dalam IMDG Code beserta
perubahannya.
Akibat hukum baik perdata maupun pidana dari suatu kegiatan Bongkar/Muat’ barang
berbahaya menjadi tanggung jawab yang melakukan kegiatan.
Persetujuan kegiatan ini berlaku untuk 1 (satu) kali kegiatan sampai dengan tanggal
Temt
Dikeluarkan di
pada tanggal
Kepala Kantor UPT
(Nama Lengkap)
NIP... cccsoe
1. Direktur Jenderal Perhubungan Laut;
2. Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;
3. Direktur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai
Catatan: * coret yang tidak perlu
DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT
R. AGUS nono