Professional Documents
Culture Documents
Konsep Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Abortus
Konsep Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Abortus
ABORTUS
Di susun oleh:
IRMAWATI TOHAMBA
14420212131
2022
A. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian
a) Identitas
1) Identitas pasien berupa nama, alamat, umur, status, agama,
Pendidikan, pekerjaan, tanggal lahir, nomor RM, diagnosa
medis, jenis kelamin.
2) Identitas penanggung jawan berupa nama, alamat, tanggal lahir,
status, agama, Pendidikan, pekerjaan, hubungan dengan pasien,
jenis kelamin.
b) Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama
Keluhan utama yang dirasakan pasien
2) Riwayat penyakit sekarang
Pengkajian kondisi kesehatan pasien saat ini
3) Riwayat kesehatan dahulu
Pengkajian riwayat penyakit dimasa lalu yang berhubungan
kondisi kesehatan saat ini.
4) Riwayat kesehatan keluarga
Pengkajian riwayat penyakit keluarga, misalnya tentang ada
atau tidaknya riwayat alergi, stroke, penyakit jantung, diabetes
melitus.
c) Pengkajian fungsional
Perubahan pola kebutuhan dasar manusia sebelum sakit dan sesudah
sakit
1) Pola prespsi dan pemeliharaan kesehatan
2) Pola nutrisi
3) Pola eliminasi
4) Pola istirahat dan tidur
5) Pola personal hygiene
6) Pola aktivitas
7) Pola kognitif dan presepsi
8) Pola konsep diri
9) Pola hubungan dan peran
10) Pola seksual dan reproduksi
11) Pola penanganan masalah stress
12) Pola keyakinan dan nilai-nilai
d) Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum dan kesadaran umum
2) Tanda-tanda vital berupa teknan darah, nadi, pernapasan, suhu
3) Pemeriksaan head to toe
e) Pemeriksaan penunjang
1) Tes kehamilan dengan hasil positif bula janin masih hidup,
bahkan 2-3 minggu setelah kehamilan.
2) Pemeriksaan doppler atau USG untuk menentukan apakah janin
masih hidup
3) Pemeriksaan kadar fibrinogen darah pada missed abortion
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis ditandai dengan frekuensi
nadi meningkat
b. Ansietas b.d kebutuhan tidak terpenuhi ditandai dengan tampak gelisah
c. Resiko syok b.d kekurangan volume cairan
d. Resiko ketidakseimbangan cairan b.d perdarahan
e. Resiko infeksi b.d tidak adekuatnya pertahanan sekunder
3. Intervensi Keperawatan
Terapeutik :
1. Berikan Teknik
nonfarmakologi
untuk mengurangi
rasa nyeri
2. Kontrol lingkungan
yang memperberat
rasa nyeri (mis.
Suhu ruangan,
pencahayaan,
kebisingan)
3. Fasilitasi istirahat
dan tidur
4. Timbangkan jenis
dan sumber nyeri
dalam pemilihan
strategi meredakan
nyeri
Edukasi :
1. Jelaskan penyebab,
periode, dan
pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
3. Anjurkan
memonitor nyeri
secara mandiri
4. Anjurkan
menggunakan
analgetik secara
tepat
5. Ajarkan Teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri
Kolaborasi :
1. Kolaborasi
pemberian analgetik,
jika perlu
Pemberian analgetik
Observasi :
1. Identifikasi
karakteristik nyeri
(mis. Pencetus,
Pereda, kualitas,
lokasi, intensitas,
frekuensi, durasi)
2. Identifikasi riwayat
alergi obat
3. Identifikasi
kesesuaian jenis
analgetik (mis.
Narkotika, non-
narkotika, atau
NSAID) dengan
tingkat keparawahan
nyeri
4. Monitor tanda-tanda
vital sebelum dan
sesudah pemberian
analgetik
5. Monitor efektifitas
analgesic
Terapeutik :
1. Diskusikan jenis
analgesic yang
disukai untuk
mencapai analgesia
optimal, jika perlu
2. Pertimbangkan
penggunaan infus
kontinu, atau bolus
opioid untuk
mempertahankan
kadar dalam serum
3. Tetapkan target
efektifitas analgetik
untuk
mengoptimalkan
respon pasien
4. Dokumentasikan
respon terhadap efek
analgesic dan efek
yang tidak
diinginkan
Edukasi :
Kolaborasi :
1. Kolaborasi
pemberian dosis dan
jenis analgesic,
sesuai indikasi
Edukasi :
1. Jelaskan prosedur,
termasuk sensasi
yang mungkin
dialami
2. Informasikan secara
factual mengnaik
diagnosa,
pengobatan dan
prognosis
3. Anjurkan keluarga
tetap Bersama
pasien
4. Anjurkan
melakukan kegiatan
yang tidak
kompetitif
5. Anjurkan
mengungkapkan
perasaan dan
presepsi
6. Latih kegiatan
pengalihan untuk
mengurangi
ketegangan
7. Latih penggunaan
mekanisme
pertahanan diri yang
tepat
8. Latih Teknik
relaksasi
Kolaborasi :
1. Kolaborasi
pemberian obat
antiansietas
Terapi relaksasi
Obseravasi :
1. Identifikasi
penurunan tingkat
energi,
ketidakmampuan
berkonsentrasi, atau
gejala lain yang
mengganggu
kemampuan
kognitif
2. Identifikasi Teknik
relaksasi yang
pernah efektif
digunakan
3. Identifikasi
kesediaan,
kemampuan dan
Teknik sebelumnya
4. Periksa ketegangan
otot, frekuensi nadi,
tekanan darah, dan
suhu sebelum dan
sesudah latihan
5. Monitor respon
terhadap terapi
relaksasi
Terapeutik :
1. Ciptakan
lingkungan tenang
dan tanpa gangguan
dengan
pencahayaan dan
suhu ruang nyaman
2. Berikan informasi
tertulis tentang
persiapan dan
prosedur Teknik
relaksasi
3. Gunakan pakaian
longgar
4. Gunakan nada suara
lembut dengan
irama lambat dan
berirama
5. Gunakan relaksasi
sebagai strategi
penunjang dengan
analgesic atau
tindakan lain
Edukasi :
1. Jelaskan tujuan,
manfaat, Batasan,
dan jenis relaksasi
yang tersedia
2. Jelaskan secara rinci
intervensi relaksasi
yang dipilih
3. Anjurkan
mengambil posisi
nyaman
4. Anjurkan rileks dan
merasakan sensasi
relaksasi
5. Anjurkan sering
mengulang atau
melatih Teknik yang
dipilih
6. Demonstrasi dan
latih Teknik
relaksasi
Terapeutik :
1. Atur waktu
pemantauan sesuai
dengan kondisi
pasien
2. Dokumnetasikan
hasil pemantauan
Edukasi :
Pencegahan Syok
Observasi :
1. Monitor status
kardiopulmonal
2. Monitor status
oksigenasi
3. Monitor status
cairan
4. Monitor tingkat
kesadaran dan
respon pupil
5. Periksa riwayat
alergi
Terapeutik :
1. Berikan oksigenasi
untuk
mempertahankan
saturasi oksigen
>94%
2. Persiapan intubasi
dan ventilasi
mekanis
3. Pasang jalur IV
4. Pasang kateter urine
untuk menilai
produksi urine
Edukasi :
1. Jelaskan
penyebab/factor
risiko syok
2. Jelaskan tanda dan
gejala awal syok
3. Anjurkan melapor
jika menemukan
tanda dan gejala
awal syok
4. Anjurkan
memperbanyak
asupan cairan oral
5. Anjurkan
menghindari alergen
Kolaborasi :
1. Kolaborasi
pemberian IV
2. Kolaborasi
pemberian transfuse
darah
3. Kolaborasi
pemberian anti
inflamasi
1. Memonitor
kehilangan cairan
2. Mengidentifikasi
factor resiko
ketidakseimbangan
cairan (penyakit
kelenjar)
Terapeutik :
1. Mengatur interval
waktu pematauan
sesuai dngan kondisi
pasien
2. Mendokumentasikan
hasil pemantauan
Edukasi :
1. Menjelaskan
prosedur dan tujuan
pemantauan
2. Menginformasikan
hasil pemantauan
Kolaborasi :
1. Kolaborasi
pemberian
imunisasi, jika
perlu
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap yang menetukan apakah tujuan dapat tercapai
sesuai yang ditetapkan dalam tujuan dan rencana keperawatan. (Ariga, 2020).
Evaluasi disusun menggunakan SOAP dimana:
a. S: Ungkapan perasaan atau keluhan yang dikeluhkan secara subjektif
oleh keluarga setelah diberikan implementasi keperawatan.
b. O: Keadaan objektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat
menggunakan pengamatan yang objektif.
c. A: Analisis perawat setelah mengetahui respon subjektif dan objektif.
d. P: Perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisis.
DAFTAR PUSTAKA