You are on page 1of 65

HUBUNGAN RELIGIUSITAS DAN KONTROL DIRI DENGAN

PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH REMAJA DI SMK


MUHAMMADIYAH PARIGI TENGAH

SKRIPSI

NURSAFANA B.R. AMIN


2016 01 125

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTARA PALU
2020
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi hubungan religiusitas dan kontrol diri
dengan perilaku seksual pranikah remaja di SMK Muhammadiyah Parigi Tengah adalah
benar karya arahan dari pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun dalam
perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar
pustaka dibagian akhir skripsi.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta skripsi saya kepada STIKes Widya
Nusantara palu.

Palu, 18 September 2020

Nursafana B.R. Amin


201601125
HUBUNGAN RELIGIUSITAS DAN
KONTROLDIRIDENGANPERILAKU SEKSUAL PRANIKAH
REMAJA DI SMK MUHAMMADIYAHPARIGI TENGAH

SKRIPSI

Diajukan Bebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Serjana Pada Program Stadi Ilmu
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Nusantara Palu

NURSAFANA B.R. AMIN


201601125

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTARA PALU
2020
ABSTRAK

NURSAFANA B.R. AMIN. Hubungan Religiusitas dan Kontrol Diri dengan Perilaku Seksual
Pranikah Remaja SMK Muhammadiyah Parigi Tengah. Dibimbing oleh AHMIL, dan
NURHAYATI.

Kementerian Kesehatan RI menyebutkan, berkisar 4.5% data remaja putra dan0.7% data remaja
putri yang berusia 15–19 tahun mengatakan pernahmelakukansenggama bersama pasangan
sebelum menikah.Alasan-alasan mengapa remaja terjerumus pada hubungan seksual pranikah
dikarenakan dipaksa, butuh dicintai, kurangnya pemahaman religiusitas dan kontrol diri. Tujuan
penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara religiusitas dan kontrol diri dengan
perilaku seksual Pranikah remaja di SMK Muhammadiyah Parigi Tengah. Jenis penelitian ini
adalah analitik kuantitatif dengan desain cross sectional. Populasi penelitian ini adalah siswa
SMK Muhammadiyah Parigi Tengah yang berjumlah 358 siswa. Sampel penelitian ini
berjumlah 78 siswa dengan teknik pengambilan sampel proportional stratified random
sampling. Uji yang digunakan untuk analisis adalah chi-square. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat religiusitas yang baik (59%) dan tidak
beresiko melakukan perilaku seksual pranikah remaja (63%) selain itu sebagian besar dari
mereka memiliki kontrol diri yang baik (53,8%) dan tidak beresiko melakukan perilaku seksual
paranikah remaja (52,6%). Hasil analisis uji chi-square menunjukkan ada hubungan antara
religiusitas dan kontrol diri dengan perilaku seksual pranikah remaja dengan masing-masing p-
value 0,046 dan 0,044.

Kata kunci : Relegiusitas, Kontrol Diri, Perilaku Seksual


ABSTRACT

NURSAFANA B.R. AMIN.The Correlation Of Religious And Self Controlling Toward Pre-
Married Sexual Activities Of Teenager In SMK Muhammadiyah, Central Parigi. Guided by
AHMILandNURHAYATI.

Indonesian Ministry of Health mentioned about 4,5% of male teenage and 0,7% of female
teenage within 15 – 19 years old have done a coitus with a peer before married. The kind of
reason why they do it such as by forced, need loved, poor understanding of religious and self
controlling. The aims of research is to analyze the correlation of religious and self controlling
toward pre-marital sexual activities of teenager in SMK Muhammadiyah,Central Parigi. This
is quantitative research with cross sectional design. Populations of research were 358 students
of SMK Muhammadiyah, Central Parigi. Samples of this research were 78 students that taken
by proportional stratified random sampling technique. This research was analyzed by chi-
square test. The result of research shown that 59% of them have good religious and about 63%
have no risk for pre-marital sexual activities, and also about 53,8% have good self controlling
only 52,6% have no risk for pre-marital sexual activities. The analyses of chi-square test shown
that have correlation between religious and self controlling toward pre-marital sexual activities
of teenager with p-value 0,046 dan 0,044 respectively.

Keyword : religious, self controlling, sexual activities


LEMBAR PENGESAHAN

HUBUNGAN RELIGIUSITAS DAN KONTROL DIRI DENGAN


PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH REMAJA DI SMK
MUHAMMADIYAH PARIGI TENGAH

SKRIPSI

NURSAFANA B.R. AMIN


201601125

Skripsi ini Telah DiujikanTanggal18 September 2020

PEMBIMBING I

Ahmil, S.Kep., Ns., M.Kes (..................................)


NIK. 20150901051

PEMBIMBING II

Nurhayati, S.Si., M.Sc. (..................................)


NIK 20150901053

Mengetahui,
KetuaSekolahTinggiIlmuKesehatan
Widya Nusantara Palu

DR. Tigor H Situmorang, MH.,M.Kes


NIK. 20080901001
PRAKATA

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat,
rahmat, dan karunia-Nya serta terimakasih yang sebesar – besarnya kepada orang tua
yang amat penulis cintaiAyahanda Buris Rasyid Amin dan Ibunda Maslian yang
telahmembesarkan adik Moh. Haikal juga yang tak pernah habis-habisnya
memberikankasih sayang, motivasi dan yang selalu mendoakan demi keselamatan serta
kesuksesan.Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul“Hubungan
Religiusitas dan Kontrol Diri dengan Perilaku Seksual Pranikah Remaja di SMK
Muhammadiyah Perigi Tengah”Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu
syarat untuk meraih gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep). Dalam penyelesaian skripsi ini
penulis banyak mendapat bimbingan,kritik, dan saran dari berbagai pihak, maka dalam
kesempatan ini penulismengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada:

1. Dr. Pesta Corry S,. Dipl.MW,.S.K.M., M.Kes. Selaku ketua yayasan STIKES
Widya Nusantara Palu.
2. Dr. Tigor H. Situmorang, M.H., M.Kes., Selaku ketua STIKES Widya Nusantara
Palu.
3. Hasnidar, S.Kep.,Ns.,M.Kep., Selaku Ketua Program Studi Keperawatan dan
selaku penguji I yang telah memberikan banyak masukan dan saran dalam
penyusunan skripsi ini
4. Ahmil, S.Kep.,Ns.,M.Kes., Selaku pembimbing I yang telah membimbing,
mengajar, dan memberi motivasi kepada peneliti, dalam menyusun skripsi ini.
5. Nurhayati, S.Si., M.Sc., Selaku pembimbing II yang telah membimbing, mengajar,
dan memberi motivasi kepada peneliti, dalam menyusun skripsi ini.
6. Dosen dan staf STIKES Widya Nusantara Palu yang telah memberikan motivasi
kepada saya sehingga dapat menyusun skripsi ini.
7. Kepala sekolah beserta staf guru SMK Muhammadiyah Parigi Tengah yang telah
memberikan izin kepada peneliti untuk pengambilan data awal sekaligus
melaksanakan penelitian.
8. Responden penelitian selaku sampel peneliti yang telah berpartisipasi dalam
penelitian ini hingga selesai.
9. Yang teristimewa teman – teman saya, Umra Aprilia, Nur Annisa F. Adam,Wini
Olivia Pratiwi, Rahmawati, Fitri, Tian Pika Dila, Ni Putu Dita, Ibu Sriyani,
Cristiana, Reza Tri Payana, Indallah, indriana,selaku teman baik yang selalu
memberikan motivasi, dan semangat.
10. Teman - teman mahasiswa keperawatan Angkatan 2016terima kasih atas bantuan,
dukungan, motivasi, dan doanya dalam menyelesaikan skripsi ini.
Terima kasih atas masukan dan semua ilmu yang telah diberikan dan juga
dedikasinya terhadap ilmu keperawatan. Dan semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan skripsi ini. Dan memohon maaf apa bila ada kesalahan dan ketidak
sopanan yang mungkin telah saya perbuat.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan masihbelum
sempurna. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifatmembangun
dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulisberharap agar
skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua untuk menambahpengetahuan dalam
bidang kesehatan dan bermanfaat bagi pengembangan ilmu

Palu, 18 September 2020


Penulis

Nursafana B.R. Amin


DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL
HALAMAN PERNYATAAN
ABSTRAK
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
PRAKATA
DAFTAR ISI i
DAFTAR TABEL ii
DAFTAR GAMBAR iii
DAFTAR LAMPIRAN iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 5
C. Tujuan Penelitian 5
D. Manfaat Penelitian 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori 7
B. Kerangka Konsep 20
C. Hipotesis 21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian 22
B. Tempat dan Waktu Penelitian 22
C. Populasi dan Sampel Penelitian 22
D. Definisi Operasional 24
E. Instrumen Penelitian 27
F. Teknik Pengumpulan Data 26
G. Analisis Data 26
H. Bagan Alur Penelitian 27
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran umum lokasi peneliti 28
B. Hasil Penelitian 28
C. Pembahasan 32
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan 36
B. Saran 36
DAFTAR PUSTAKA 37
LAMPIRAN

i
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Konsep 20
Gambar 3.1 Alur Penelitian 28

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Perhitungan sampel Siswa SMK Muhammadiyah Parigi Tengah 23


Tabel 4.1 Karakteristik berdasarkan usia responden 30
Tabel 4.2 Karakteristik berdasarkan jenis kelamin 31
Tabel 4.3 Karakteristik berdasarkan kelas 31
Tabel 4.4 Frekuensi berdasarkan religiusitas responden 32
Tabel 4.5 Frekuensi berdasarkan kontrol diri responden 32
Tabel 4.6 Frekuensi berdasarkan perilaku seksual pranikah remaja 32
Tabel 4.7 Berdasarkan hubungan religiusitas dengan perilaku seksual pranikah 33
remaja
Tabel 4.8 Berdasarkan hubungan kontrol diri dengan perilaku seksual pranikah 34

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Usia remaja disebut juga usia peralihan antara usia anak-anak


dengan usia dewasa. Perubahan mengenai fungsi jasmani dan rohani serta
seksual terjadi dimasa remaja. Pada masa ini, energi atau libido seksual
yang awalnya terpendam di masa pra-remaja menjadi hidup. Perubahan
tersebut mengakibatkan adanya dorongan untuk berperilaku seksual
bertambah1.Seiring dengan bertambanya usia pada remaja akan terjadi
peningkatan keinginan untuk pemuasan seksual. Masa remaja adalah masa
dimana terdapat atau tercipta kesempatan yang mondorong remaja untuk
melakukan tindakan seks2.
World Health Organiztion(WHO), mengatakan bahwa sebesar 21
juta remaja putri berumur 15–19 tahun di Negara berkembang, yang
pernah mengalami hamil diluar pernikahan setiap tahunnya mencapai
sebagian kehamilan bekisar 49% remaja putri3.Jonas mengatakan selama
20 tahun terakhir terdapat beberapa remaja perempuan yang sudah pernah
melakukan hubungan senggama di Inggris, Amerika Serikat, Kanada dan
Australis. Berkisar 17% remaja perempuan melakukan hubungan
senggama sebelum memasuki usia 16 tahun dan ketika memasuki usia 19
tahun, ¾ remaja perempuan pernah sekali melakukan senggama4.
Kemenrian Kesehatan RI menunjukkan, berkisar 4.5% data remaja
putra dan0.7% data remaja putri yang berusia 15–19 tahun yang
mengatakan telah pernah hubungansenggama bersama pasangan sebelum
menikah. Pada saat usia remaja awal pertama kali pacaran berkisar 33,3%
remaja putri dan 34,5% remaja putra yang berusia 15 – 19 tahunsebagain
besar sudah mulai berpacaran dan ada juga yang belum memasuki 15
tahun sudah berpacaran. Dikhawatirkan usia tersebut belum memiliki life
skill (keterampilan hidup)yang memadai pada remaja, sehingga ditakutkan

1
2

mereka memiliki perilaku pacaran yang beresiko untuk melakukan


hubungan seks pranikah5.
kejadian seksual pranikah di indonesia sangat mengkhawatirkan.
Dari hasil survai yang dilakukan Komite Perlindungan Anak Indonesia
(KPAI). Dari hasil penelitian phita menunjukkan berkisar 32% yang
berusia remaja awal di beberapa provinsi seperti DKI Jakarta, Jawa Timur,
Jawa Barat dan Yogyakarta yang pernah melakukan seks sebelum
menikah. Penelitian lainnya menunjukkan dari 1-4 orang remaja di
Nusantara sudah pernah berbuat seks sebelum menikah dan terbukti
sebanyak 62,7% remaja yang sudah kehilangan keperawanan saat masih
duduk di bangku SMP, bahkan diantaranya pernah sudah melakukan hal
yang paling ekstrim yaitu melakukan aborsi6.
Berdasarkan hasil yang penelitian yang dilakukan Haryanto (2013)
menyatakanada sebanyak 5,9% remaja di SMA Negeri 1 palu beresiko
tinggi terhadap perilaku seks pranikah7.Selain itu hasil penelitian Aprisye
(2019) menunjukkan bahwa remaja di SMA negeri 3 Palu menggunakan
media sosial untuk melakukan pornografi seks chat melalui smart
phonenya. Remaja memanfaatkan fitur – fitur di media sosial sebagai alat
penyalur hasrat seksual mereka kepada lawan komunikasinya. Hal ini
mengindikasikan bahwa perilaku seks pranikah juga telah merambat
dikalangan remaja di Sulawesi Tengah8.
Faktor kurangnya pengetahuan remaja tentang dampak negatif
perilaku seksual pranikah menjadi hal yang mempengaruhi mengapa
begitu tingginya angka seks pranikah yang dilakukan remaja padahal
dampak negatif seperti terkena penyakit menular seksual, hamil di luar
nikah, sampai dengan perilaku aborsi senantiasa mengintai remaja yang
melakukan perilaku seksual pranikah9.Hal tersebut didukung oleh data –
data dimana 62,7% dari remaja putri hamil di luar nikah, 21,2% remaja
putri melakukan aborsi dan 16,8% mereka yang terinfeksi HIV/AIDS di
Indonesia adalah remaja10.
Alasan – alasan mengapa remaja terjerumus pada hubungan
pranikah antara lain karena: dipaksa, merasa sudah siap, butuh dicintai,
3

dan takut diejek teman karena masih gadis atau perjaka, selain itu kurang
baiknya hubungan antara orang tua dan anak, terpengaruhi pergaulan
negatif, maupun pemahaman religiusitasnya11.
Religiusitas merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
perilaku seksual pada remaja, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Khairunisa (2013), memperlihatkanbahwa remaja yang
religiusitasnya kurang baik maka beresiko melakukan perilaku seksual
pranikah12.Religiusitas sangat mempengaruhi dalam proses pengambilan
keputusan bagi remaja untuk melakukan seksual sebelum menikah,
semakin baik religiusitas remaja maka semakin renda keinginan remaja
untuk melakukan perilaku seks pranikah13.
Kondisi dari religi itu sendiri merupakan sebuah aturan yang di
patuhi agar dapat mengontrol tindakan induvidu supaya sesuai dengan
nilai-nilai kebudayaan di masyarakat. Agama mengajarkan ajaran moral
yang menjadi pegangan utama bagi umatnya, sehingga agama itulah dapat
menahan seseorang untuk tidak melakukan seks. Apa bila rasa cinta pada
tuhan tertanam dalam hati manusia, serta akan takut dan menghindar
segalah perbuatan yang dilarang dalam agamanya13.
Hal tersebut didukungoleh Pratiwi (2009), bahwa dampak perilaku
seks bebas dipengaruhi oleh religiusitasnya berkisar ada 79 remaja dan
religiusitas cenderung baik tetapi tidak beresiko perilaku sekssebesar 127
remaja (81,9%) yang menunjukkan ada hubungan positif antara tingkat
religiusitas dengan pengendalian dorongan seksual. Semakin tinggi tingkat
religiusitas maka pengendalian dorongan seksualnya juga semakin tinggi14.
Selain itu kurangnya kontrol diri terhadap remaja
dapatmempengaruhi diri sediri sehingga dorongan dalam diri remaja itu
sendiri, sangat lemah dalam pengendalian diri seseorang terhadap
dorongan seksual dan dapat terpengaruhi untuk melakukan perilaku yang
menyimpang, perbuatan ini dianggapnya sebagai perbuatan yang
mengandung “nilai lebih” dari induvidu ataupun kelompok remaja (peer
group). Pentingnya kontrol diri untuk remaja dan perlu dibangun agar
remaja itu sendiri mampu menahan diri dari perbuatan-perbuatan yang
4

negatif seperi melakukan perilaku seksual pranikah karena tindakan


tersebut tidak hanya mempermalukan diri sendiri akan tetapi juga
mempermalukan keluarga dan lingkungan masyarakat15.
Keterkaitan antara kontrol diri dengan perilaku seksual pranikah
pada remaja meperlihatkan bahwa kemampuan mengendalikan diri remaja
berperan penting dalam menekan atau mengndalikan dorongan – dorongan
seksual yang timbul dari dalam dirinya. Setiap dorongan seksual yang
muncul dapat dikendalikan remaja dengan cara mengalikan pikiran dalam
arti tidak memikirkan hal – hal yang dapat semakin mendorong gairah
seksualnya15.
Penelitian dari Istiqomah (2016), mengatakan mayoritas remaja
dengan kontrol diri yang kurang baik, beresiko tinggi melakukan perilaku
seks berkisar 50 (98.0%) remaja .Penelitian lain yang dilakukan oleh
16

safitri yang menyatakan bahwa kontrol diri memberikan pengaruh sebesar


12,5% terhadap perilaku seksual pranikah dan sisanya mempengaruhi oleh
beberapa faktor lainnya. Hasil penilitian dari Sulistijo
mengatakankurangnya kontrol diri remaja menyebabkan salah satu pemicu
terjadinya seks bebas. Awal mula dalam berhubungan antara lawan jenis
hanya sekedar memegang atau bergandengan tangan, tetap perlakuan ini
juga dapat memicu perilaku pacaran dan dapat menjurus ke perilaku
seksual17. Pada penelitian lainnya menyimpulkan semakin tinggi
kemampuan dalam mengontrol diri induvidu dapat mencegah terjadinya
perilaku seksual pranikah remaja18.
Berdasarkan survei pendahuluan di SMK Muhammadiyah Parigi
Tengah diperoleh hasil wawancara dari 5 orang siswa yaitu; 3 orang siswa
mengetahui tentang apa saja dampak negatif dari perilaku seksual pranikah
dan mampu mengendaliakan diri dengan mengingat Tuhan, sedangkan 2
orang lain kurang memahami apa saja tentang dampak perilaku seksual itu
sendiri dan terkadang sering melakukan perilaku seksual pranikah.
5

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas bahwa
rumusan masalah penelitian ini adalah “ apakah terdapat hubungan antara
religiusitas dan kontrol diri dengan perilaku seksual pranikah remaja di
SMK Muhammadiyah Parigi Tengah? ”
C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Khusus
Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan
antara religiusitas dan kontrol diri dengan perilaku seksual Pranikah
remaja di SMK Muhammadiyah Parigi Tengah.
2. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk :
a. Teridentifikasi religiusitas remaja di SMK Muhammadiyah Parigi
Tengah.
b. Teridentifikasi kontrol diri remaja di SMK Muhammadiyah Parigi
Tengah.
c. Teridentifikasiperilaku seksual pranikah remaja di SMK
Muhammadiyah Parigi Tengah.
d. Menganalisishubungan antara religiusitas dan kontrol diri dengan
perilaku seksual Pranikah remaja di SMK Muhammadiyah Parigi
Tengah.
D. Manfaat Penelitian

1. Masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan dan ilmu
pengetahuan masyarakat, serta dapat menjadi sumbangan pemikiran
bagi masyarakat umum dalam upaya pengembangan ilmu sosial.
2. SMK Muhammadiyah Parigi Tengah
Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan atau informasi
mengenai fenomena-fenomena tentang negatifnya perilaku seksual
keremaja, seperti memberiakan pengetahuan pada remaja untuk lebih
taat pada tuhan , memberikan edukasi dampak negatif berpacaran dan
bagaimana cara mengambil keputusan yang baik dalam berbagai
macam maslah diusia remaja.
3. STIKes Widya Nusantara Palu
Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya bahan dan referensi
dalam bidang ilmu keperawatan khususnya yang berhubungan dengan
informasi tentang religiusitas dan kontrol diri dengan perilaku seksual
remaja di SMK Muhammadiyah Parigi Tengah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Perilaku Seksual Pranikah Remaja

1. Definisi Perilaku Seksual Pranikah Remaja


Perilaku seksual adalah perilaku yang didorong oleh keinginan seksual
atau hasrat seksual, baik dengan lawan jenis maupun dengan sesama jenis19.
Tingka laku yang didasari oleh dorongan hasrat dan melakukan perilaku
seksual pada saat pacaran. Perilaku seksual adalah tingkah laku yang
melibatkan hasrat seksual kepada pasangan20. Perilaku seksual merupakan
perilaku negatifyang berdampak negatif pada seseorang hanya untuk saling
mencari kesenangan dengan cara yang erotik pada pasangan sehingga
menyebabkan bagian daerah tubuh menimbulkan sensasi seksual21.
Perilaku seksual merupakankebutuhan biologis yang dilakukan pada
lawan jenis atau pasangan serta mendapatkan kesenangan atau kepuasan dari
pasangan, perilaku yang dimaksud dapat berupa suatu dorang emosinal yang
yang berdampak negatif pada seseorang tanpa diketahui mengakibatkan
terjadinya dorongan seksual dan menerima rangsangan erotik berupa nafsu
seks sehingga terjadinya hubungan seks22 . Perilaku seksual merupakan
perilaku yang didasari oleh keinginan seksual terhadap lawan jenis yang
memiliki tujuan untuk mendapatkan kesenangan pada organ seksual melalui
berbagai perilaku9.
2. Bentuk – bentuk Perilaku Seksual
Bentuk – bentuk perilaku seksual yang umum dilakukan menurut
Sarwono antara lain adalah23:
a. Berpegangan tangan : bersentuhan.
b. Necking atau merangsang : seperti mencium, pipi, bibir, kening, dan
payudara
c. Berpelukan : memeluk merangkul.
d. Merabah bagian sensitif :merabah alat kelamin, merabah payudarah.

7
8

e. Petting atau foreplay: menggesekan kelamin atau menempelkan kelamin


walaupun dengan pakaian atau pun tanpa pakaian.
f. oral seks atau rangsangan seksual dengan cara mengelum menggunakan
mulut terhadap alat kelamin.
g. Sexual intercourse atau hubungan senggamamemakaialat konrasepsiatau
tidak menggunakanalat konrasepsi.
Ada beberapa bentuk-bentuk perilaku seksual menurut Tristiadi sebagai
berikut: a) ciuman: saling bersentuhankedua bibir yang didasari hasrat erotik,
b) Necking:foreplay atau rangsanagan lawan jenis dengan melakukan
berpelukan, meraba bagian sensitif, maupun mengulum alat vital (oral seks)
namun belum sampai melakukan berhubungan seksual, c) Petting : perilaku
seks, saling menggesekan kelamin tetapi belum sampai melakukan senggama
d) Intercourse :perilaku yang dilakukan dengan berhubungan hubungan
kelamin atau besenggama diluar pernikahan24.
Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulakan bahwa bentuk perilaku
seks bebas yang diperbuat oleh pasangan kekasih yang diperbuat oleh
seseorang diluar nikah yaitu berpegangaan tangan, berpelukan, kissing atau
cium, meraba daerah sensitif, oral seks, dan samapi melakukan hubungan
senggama.
3. Faktor – faktor yang Membentuk Perilaku Seksual Praniakah
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perilaku seksual
pranikah remaja yaitu :25.
a. Usia
Seiring bertambahnya usia induvidu,dapat mempengaruhi libido
seksualnya dengan adanya perubahan hormon yang memicu remaja dapat
meningkatkan libido seksual sehingga mereka membutuhkan pelampiasan
objek seksual bersama pasangan.
b. Jenis Kelamin
Remaja perempuan dan remaja laki-laki memiliki perbedaan dalam
perkembangan seksualnya. Hasrar yang dimiliki laki-laki lebih aktif dan
dominan sehingga menngakibatkan lebih banyak mencari objek seks
9

dibandingkan perempuan lebih ingin mendapatkan suatu hubungan yang


lebih serius dengan lawan jenisnya. Remaja laki-laki lebih cenderung
memaksa menekan remaja perempuan dalam melakukan senggama dan
mengakibatkan trauma pada remaja perempuan26.
c. Paparan media pornografi
Di era teknologi semakin canggi dalam dari tahun ke tahun dan semakin
mudah untuk mengakses berbagai informasi dengan cepat menggunakan
internet sehingga banyak remaja lebih mudah mengakses berbagai macam
di media elektronik seperti, vidio porno diinternet atau melakukan vidio
cell sex dan berbabagai tindakan pornografi lainnya.Perkembangan
teknologi inidapat memicu Remaja, ingin lebih tahu, mencoba, dan meniru
setiap apa yang dilihat atau meraka dapatkan dari media elektronik.25.
d. Pengaruh teman sebaya
Usia remaja cenderung akan sangat memperhatikan solidaritas sehingga
mereka lebih mudah untuk dipengaruhi teman merekan untuk melakukan
berbagai hala misalnya seperti menggunakan narkoba, berpacaran dan
sampai melakukan hubungan seksual maka dari itu teman akan sangat
mempengaruhi setiap masing masing remaja untuk melakukan hal yang
positif maupun yang negatif26.
e. Ketaatan agama (religiusitas)
Agama merupakan keyakinan setiap umat dan pembentukan moral setiap
induvidu.Seorang yang menaati agamanya lebih cenderung memiliki
perilaku yang positif dan menjauhi larang-larang dalam agama sedangkan
orang yang agamanya kurang baik akan tidak menaati agamanya dan lebih
mudah untuk terpengaruhi oleh lingkungannya seperti melakukan perilaku
seksual27.
f. Pengetahuan seksual
Pengetahuan (knowledge) adalah bagaimana mereka mengenal induvidu
terhadap suatu objek melalui indra yang mereka miliki seperti telinga,
hidung, mata dan lain-lainnya31. Pengetahuan sangat penting bagi remaja
untuk penambahan informasi dan wawasan terhadap berbagai hal, salah
10

satu tetang dampak dari perilaku seksual dimana mereka masih belum
mengetahui apa saja dampak dari perilaku seksual seperi bahaya aborsi,
penyakit menular dan putus sekolah maka dari itu penting untuk
memberikan pengetahuan edukasi seks atau sistem reproduksi10.
g. Komunikasi orang tua
Orang tua sangat berperan penting terhadap anak dan juga dalam
membentuk perilaku anak untuk tidak melakukan hal-hal negatif maka dari
itu pentingnya orang tua dalam mendidik anak supaya tidak terjerumus ke
hal-hal kurang baik seperti melakukan perilaku seksual sebelum
menikah29.
h. Kontrol diri
Kontrol diri merupakan bagaimana induvidu mengendalikan dirinya dalam
berperilaku yang sesuai norma yang ada, dan menghindra dari perilaku
negatif lainnya. Pada usia remaja ialah usia yang belum bisa
mengendalikan diri untuk ke hal-hal yang melanggar norma-norma
sehingga berdampak negatif pada diri sendiri28.
Faktor–faktor dapat munculnya permasalahan yang memicu seksual
pada seseorang sebagai berikut 29:
a. Perubahan hormon yang memicu dapat meninggkatkan dorongan
seksual.meningkatnyadorongan seksual ini membutuhkan pelampiasan
untuk penyeluran dalam bentuk tingkahlaku seksual tertentu.
b. Kencenderungan remaja melanggar semakin meningkat dengan membuka
situs-situs porno. Remaja adalah usia yang ingin mencoba-coba apa yang
dia liat dari internet atau situs-situs porno, dikerenakan remaja masi minim
tentang pengetahuan seksual dan orang tua masih tabu untuk memberikan
edukasi seks .
c. Orang tua, masih banyak orang tua menabukan perihal seks padahal sangat
pentingnya memberikan edukasi seks pranikah untuk remaja menjadikan
mereka tahu apa saja dampak-dampak dari perilaku seks pranikah dan
menjauhi hal-hal tetang seks sebelum menikah.
11

d. Adanya kecenderungan antara remaja laki-laki dan perempuan yang makin


bebas dilingkungan masyarakat, sehingga mengakibatkan mereka untuk
melakukan perilaku negatif .
Hubungan seksual yang pertama kali dialami seseorang dipengaruhi
berbagai faktor antara lain30:
a. Usia remaja memasuki puberitas, dimana mereka belum memehami apa
yang mereka akan alami.
b. Kurangnya kontrol sosial .
c. Sering bertemu dengan pacar, remaja memiliki kesempatan lebih besar
untuk berhubungan semakin mendalam.
d. Bertambah romantis hubungan mereka.
e. Memiliki kondisi keluarga yang kurang baik memungkinkan kurangnya
edukasi atau didikan terhadap anak-anak mereka .
f. Tidak adanya pantauan orang tua atau orang tua yang sangat sibuk
sehingga anak-anaknya kurang mendapatkan perhatian dari orang tua.
g. perbedaan ekonomi sangat memicu mereka untuk melakukan berbagai hal
seperti memiliki ekonomi yang berkecukupan memiliki peluang untuk
melakukan berbagai hal termaksut hal negatif seperti memakai narkoba,
free sex. Sedangkan yang memiliki ekonomi renda memungkinkan mereka
banyak kebutuhan yang harus mereka penuhi sehingga ada dorongan seks
untuk menjual dirinya demi mencukupi kebutuhannya.
h. Korban pemerkosaandiakibatkan adanya kesemapat mereka untuk
melakukan pelecehan di tempat yang sepi atau tempat yang paling rawan
dikunjungi.
i. Pengaruh pergaulan dengan teman sebaya, terkadang teman akan
menghasut temannya dan mempelihatkan gaya hidup yang salah sehingga
menjerumuskan hal negatif seperti perilaku seks pranikah pada pacarnya
j. Menggunakan obat-obat telarang dan alkhol makin lama makin meningkat.
k. Kurangnya kontrol diri dapat mengakibatkan mereka melakukan hal hal-
hal yang menjerumus ke perilaku seksual.
12

l. Mereka yang merasa usia maupun fisik sudah matang untuk melakukan
perilaku seksual pranikah.
m. Adanya keinginan untuk menunjukkan cinta pada pacarnya.
n. menerima aktivitas seks pasangannya.
o. Sekedar menunjukkan kegagahan dirinya .
p. Terjadi peningkatan rangsangan pada seksual akibat peningkatan kadar
hormon reproduksi atau seksual.
4. Dampak Perilaku Seksual Pranikah
Dampak negatif dari perilaku seksual pranikah remaja antara lain
sebagai berikut23:
a. Dampak psikologis
Dampak dari psikologis mengakibatkan rasa takut, kecemasan, perasaan
marah, bersalah dan berdosa.
b. Dampak fisiologis
Dampak fisiologi yang ditimbulkan dapat mengakibatkan hamil diluar
nikah dan sampai melakukan menggugurkan atau aborsi .
c. Dampak sosial
Dampak dari sosial bisa mengakibatkan putus sekolah, untuk perempuan
bisa mengkibatkan hamil di luar, dikucilkan dalam lingkungannya,
mendapatkan tekanan dari lingungan masyarakat yang menolak keadaan
dan dicelah.
d. Dampak fisik
Damapak fisik yang timbul akibatkan PMS (penyakit menular seksual)
dikalahangan remaja dan penyebab dari PMS diantaranya rasa nyeri
kronis, kemandulan, beresiko terkenah HIV/AIDS dan berserta
mendapatkan penyakit PMS lainnya.
B. Tujuan Umum Kontrol Diri

1. Definisi Kontrol Diri


Kontrol diri adalah bagaimana kemampuan dalam mengontrol
emosional induvidu, perilaku dan keinginan untuk memperoleh suatu imbalan
tertentu, atau menghindar dari hukuman tertentu. Kontrol diri atau
13

pengandalian diri dari kemampuan untuk merubah tanggapan negatif pada


diri sendiri yang mengacu pada kehidupan yang lebih positif dan sesuai
dengan norma yang ada bertujuan untuk mengajarkan bagaimana pemikiran
jangka panjang30.
Gufran mengatakan kontrol diri adalah suatu tindakan yang mengontrol
veriabel – veriabel luar yang membentuk perilaku. Perilaku dapat di awasi
dengan beberapa cara diantaranya penjenuhan, memperkuat diri dan stimulasi
tidak di sukai 21.Self control adalah sebagai pengaturan diri dalam psikologi,
dan tingkah laku induvidu dengan kata lain serangakaian proses yang
pembentuk diri sendiri30.
2. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Kontrol Diri
Religiusitas mempunyai ikatan yang baik terhadapself control, sehingga
individumempunyai tingkat iman yang tinggi untuk percaya bahwa setiap
tindakan yang dilakukan dapat diketahui oleh tuhan, sehingga individu dapat
memiliki kontrol diri yang baik dalam dirinya31.
Kontrol diri yang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain
yaitu32:
a. Faktor internal
Faktor internal merupakan faktor yang turut adil dalam kontrol diri seperti
usia, semakin bertambahnya usia seseorang maka semakin baik pula
kemapuannya dalam ngontrol dirinya.

b. Faktor eksternal
Faktor eksternal merupakan lingkungan dan keluarga. Lingkungan
keluarga sangat berdampak baik untuk mengontrol diri karena peran
penting dari orang tua , orang tua mampu menerapkan kedisiplinan yang
cenderung diikuti atau diterapkan sehingga remaja mampu mengendalikan
perilaku induvidu.
Ada beberapa faktor dasar yang mempengaruhi kontrol diri yaitu33.
1. Memilih dengan tergesa – gesa.
2. Memilih di antara dua perilaku yang bertantangan, yang satu memberikan
kepuasan sekitar dan yang satunya memberikan pemikiran jangka panjang.
14

3. Menanipulasi stimulasi dengan bertujuan untuk membuat sebuah perilaku


menjadi tidak memungkinkan dan perilaku yang satunya lebih
memungkinkan.
3. Aspek – aspek Kontrol Diri
Kristanti membagi kontrol diri menjadi tiga aspek, yaitu34:
a. Over control adalah kontrol diri yang dilakukan oleh induvidu secara
berlebihan yang menyebabkan induvidu menjadi banyak menahan diri
sehingga dalam beraksi terhadap stimulasi
b. Under control adalah suatu kecenderungan induvidu untuk melepas
implusif dengan bebas tanpa perhitungan yang masak.
c. Appropriate control adalah kontrol induvidu dalam upaya mengendalikan
implus secara tepat
Kamanto juga mengatakan bahwa kontrol diri dibagi menjadi lima
aspek, yaitu35:
a. Disiplin diri, mengacu kemampuan seseorang dalam melakukan
kedisplinan diri. Jika seseorang mampu memfokuskan dirinya saat
melakukan tugas, dan seseorang mampu menahan dirinya dari hal – hal
yang dapat membuat tidak konsentrasi.
b. Kehati–hatian, kecenderungan ini mampu membuat seseorang melakuakan
sesuatu dengan pertimbangan tertentu, bersifat waspada, dan tidak tergesa–
gesa. Ketika seseorang bekerja , mereka lebih kecenderungan tidak mudah
teralihkan. Seseorang ini termaksud golongan yang waspada dan bersifat
tenang dalam mengambil keputusan dan bertindak.
c. Kebiasaan sehat, kemampuan ini mampu mengatur pola perilaku menjadi
kebiasaan yang menyehatkan bagi diri sendiri, akan tetapi menolak sesuatu
yang dapat menimbulkan dampak negatif bagi dirinya meskipun hal
tersebut menyenangkan. Ia akan mengutamakan hal–hal yang memberikan
dampak positif bagi dirinya meski dampak tersebut tidak diterima secara
langsung.
d. Etika kerja, induvidu mampu menyelesaikan pekerjaan dengan baik tanpa
dipengaruhi hal–hal di luar tugasnya meskipun hal tersebut bersifat
15

menyenangkan. Ia mampu memberikan perhatiannya pada pekerjaan yang


sedang dilakukan.
e. Konsisten, demensi yang berkaitan dengan penilaian terhadap kemampuan
dirinya dalam pelaksaan rancangan jangka panjang untuk pencapian
tertentu. Konsisten akan mengatur perilakunya untuk mewujutkan setiap
pencapaiannya.
4. Teknik Kontrol Diri
Alwisol mengatatakan ada 4 teknik kontrol diri yaitu19.
1. Removing Avoiding
Menyingkir dari situasi yang berpengaruh, sehingga tidak lagi diterima
sebagai stimulasi. Pengaruh teman sebaya yang berdampak negatif dengan
menghindari dari mereka sehingga tidak berdamapak pada diri sendiri.
2. Satiation
Menyebabkan jenuh terhadap suatu perilaku, dan tidak mau lagi
melakukannya.
3. Aversive Stimuli
Mewujutkan dorongan rangsanga yang tidak dapat menyenangkan yang
ditimbulkan bersamaan dengan ransangan yang ingin dikontrol.
4. Reinforce One Self
Memperkuat diri sendiri terhadap prestasinya.
Ada juga tiga teknik kontrol diri yang dikemukakan oleh Kristanti,
antara lain34:
a. Stimulasi-control,atau teknik yang akan menentukan stimulasi kontrol
dalam suatu kondisi lingkungan menjadi suatu hal yang menguntungkan
maupun tidak menguntungkan tingkah laku induvidu yang biasa terjadi.
b. Self-rewatd, merupakan teknik yang digunakan untuk mengubah tingkah
laku induvidu dengan cara memberikan sesuatu atau hal-hal yang
menyenangkan sehingga perilaku yang diinginkan dapat berhasil.
Mengontrol diri sangat diperlukan setiap induvidu karena yang pertama
untuk mengontrol hasrat seksual yang kuat atau agresif, dan juga
mengendalikan diri sehingga tidak melanggar norma-norma sosial agar dapat
16

memperoleh tujuan dari budaya dan lingungan maka dari itu kontrol
dirisangat diperlukan setiap induvidu .
5. Perkembangan Kontrol Diri
Perkembangan kontrol diri merupakan hal yang sangat penting pada diri
sendiri karena berhubunga dengan orang lain berguna untuk mencapai tujuan
dalam pengembangan kontrol diri terhadap induvidu. Perkembanga kontrol
diri ini berguna untuk mengevaluasi perilaku sendiri berlangsung dari masa
anak-anak sampai akhir hayat seseorang37.
C. Tinjauan Umum Religiusitas

1. Definisi Religiusitas
Religiusitas atau agama adalah suatu kepercayaan beragamaan yang
menunjukkan pada ketaatan dan komitmen induvidu terhadap agamnya atau
Tuhan dalam mengikuti aturan–aturan yang telah diajarkan oleh
agama38.Religi adalah kepercayaan terhadap yang Tuhan Maha Kuasa suatu
zat yang mengatur alam semesta ini, agama adalah sebagian dari akhlak,
sebab dalam akhlak diatur segala kelakuan umat yang dinilai baik dan perlu
dilakukan, serta perbuatan yang dinilai tidak baik sehingga perlu dihindari.
Perilakureligiusitas dalam manusia dapat mengontrol cara bertingkah laku,
untuk itu agama tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat, sebab
agama itu sendiri diperlukan dalam kehidupan umat manusia39.
Nur mengatakan bahwa religiusitas memiliki sebuah ketentuan yang
harus ditaati oleh umat beragama berfungsi untuk mengikat induvidu supaya
selalu mengingat tuhan, sebagai pencipta alam semesta. Religiusitas juga
menujukkan pada tingkat ketertarikan seseorang dengan religi atau agamanya
kemudian menghayati atau memperdalam setiap ajaran agamanya sehingga
memberikan pengaruh besar dalam tindakan dan kehidupannya21.
2. Fungsi Religiusitas
Thuless Mengatakan fungsi religiusitas dalam kehidupan, yaitu40:
a. Berfungsi edukatif
17

Ajaran agama secara yuridis berfungsi menyuruh dan melarang.kedua


unsur tersebut mempunyai maksud untuk mengarahkan dan membimbing
agar penganutnya menjadi baik menurut ajaran agama masing – masing.
b. Berfungsi penyelamatan
Keselamatan yang diberikan agama kepada penganutnya adalah
keselamatan yang meliputi dua alam yaitu dunia dan akhirat, dalam
mencapai keselamatan itu, agama mengajarkan para penganutnya meliputi
penganalan kepada masalah sakral, berupa keimanan kepada Tuhan.
c. Berfungsi sebagai perdamaian
Melalui agama seseorang yang berdosa dapat mencapai kedamaian batin
melalu tuntunan agama itu sendiri. Rasa berdosa dan rasa bersalah akan
segera menjadi hilang dari batinnya apabila seseorang pelanggar telah
menebus dosanya melalu taubat, bersuci ataupun menebus dosa–dosanya.
d. Berfungsi sebagai social control
Para penganut agama sesuai dengan agama yang dipeluknya terikat batin
pada tuntunan ajaran tersebut, baik secara pribadi maupun secara
kelompok. Ajaran agama oleh penganutnya dianggap sebagai norma,
sehingga dalam hal ini agama berfungsi sebagai pengawasan sosial sacara
induvidu maupun kelompok.
e. Befungsi sebagai pemupuk rasa solidaritas
Para penganut agama yang sama secara psikologis akan merasa memilih
kesamaan dalam satu kesatuan iman dan kepercayaan, rasa kesatuan ini
akan membina rasa solidaritas dalam kelompok maupun perorangan,
bahkan kadang–kadang dapat membina persaudaraan yang kokoh.
f. Berfungsi transformatif
Ajaran ini dapat mengubah kehiduapan kepribadian seseorang atau
kelompok menjaga di kehidupan baru sesuai dengan ajaran agama yang
dianutnya.
18

g. Berfungsi kreatif
Ajaran agama mendorong para penganutnya untuk bekerja produktif bukan
untuk kepentingan dirinya sendiri, tetapi juga untuk kepentingan orang lain
yang dapat dilakukan dengan berinovasi atau menemukan penemuan baru.
h. Bersifat sublimatif
Segala usaha manusia selama tidak bertantangan dengan norma–norma
agama, bila dilakukan atas niat yang tulus, karena dan untuk Tuhan
merupakan ibadah.
3. Faktor – faktor Religiusitas
Ada 2 faktor religiusitas yang mempengaruhi seseorang antara
lainnya41:
a. Faktor internal adalah faktor yang mendorong seseorang untuk lebih taat
dan tunduk pada tuhan.
b. Faktor eksternal merupakan lingkungan keluarga yang berperan penting
dalam kehidupan sosial dan temapat pertama kali anak untuk belajar
berbagai macam hal salah satunya mengenai agama.
Religiusitas dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain42:
a. Faktor sosial, merupakan tradisi-tradisi, tekanan lingkungan, pendidikan,
dan pengarahan dari orang tua.
b. Faktor alami, merupakan faktor yang bermoral meliputi pengalaman yang
bersifat baik dan alamiah, seperti pengalaman emosional dan pengalaman
konflik moral.
c. Faktor kebutuhan merupakan harga diri yang diserai kebutuhan yang dapat
menimbulkan kematian.
d. Faktor intelektual, merupakan faktor yang menyakut pemikiran dalam
membentuk sebuah keyakinan agama induvidu.
4. Aspek – aspek Religiusitas
Menurut Fetzer mengatakan bahwa aspek – aspek religiusitas adalah
sebagai berikut43:
a. Kepercayaan atau akidah, merupakan aspek kepercayaan seseorang pada
ajaran agama.
19

b. Praktek keagamaan atau peribadatan, merupakan aspek dalam


mengajarkan keagamaan sebagaimana harus di taati sesuai agama yang
dianut.
c. Pengamalan, merupakan aspek yang bagaimana induvidu dalam
pengalaman keagamaan.
d. Pengetahuan, merupakan aspek yang lebih memahami dalam keagaman.
e. Pengalaman, merupakan bagaimana seseorang dalam berperilaku yang
dimotivasi oleh ajarannya.
Aspek religiusitas menurut Nursalam antara lain44:
a. Daily spritual experience (pengalaman beragama dalam sehari–hari)
merupakan seberapa kuat induvidu merasakan pengalaman religius.
b. Velue (agama sebagai sebuah nilai) merupakan mengekspresikan
bagaimana induvidu menilai keagamaan.
c. Belief (mempercayai ajaran agama) adalah menunjukan tingkat keyakinan
seseorang terhadap ajaran–ajaran yang ada didalam agama.
d. Forgiveness (pengampunan) merupakan keadaan yang dapat mengatasi
penilaian negatif terhadap induvidu yang malakukan kesalahan.
e. Private religious practice (praktek agama secara pribadi) merupakan
perilaku beragama dalam praktek agama dengan tujuan untuk
meningkatkan religiusitasnya.
f. Religious coping (agama sebagai koping) merupakan pendekatan diri
terhadap kepercayaan (agama) adalah sala satu bentuk upaya dapat
dilakukan untuk memperoleh rasa nyaman sehingga mengurangi tingkat
stres.
g. Religious support (dukungan sesama penganut agama) merupakan
hubungan sosial antara induvidual dengan sesama pemeluk agama.
h. Organizational religiousness (keterlibatan dalam organisasi atau kegiatan
keagamaan) adalah mengukur sejauh mana seseorang ikut dalam lembaga
keagamaan yang ada di masyarakat.
20

Berdasarkan uraian di atas maka disimpulkan bahwa aspek – aspek


religiusitas yaitu keyakinan, peribadatan (praktik agama) syariah, pengamalan
atau akhlak, pengetahuan atau imu dan pengalaman.
D. Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan suatu bentuk teori yang dapat menjelaskan


keterkaitan antara variabel-variabel, baik variabel yang akan diteliti maupun
variabel yang tidak diteliti.sehingga, kerangka konsep dapat membantu penelti
dalam menghubungkan hasil penemuan teori. Untuk mempermudah, kerangka
konsep dikemas dalam bentuk gambar dibawah ini45.
Veriabel Independen Veriabel Dependen

Religiusitas perilaku seksual


pranikah remaja
Kontrol diri

= Veriabel yang di teliti


= Hubungan Veriabel independen dan dependen

Gambar 2.1 Kerangka Konsep

E. HIPOTESIS

1. Ada hubungan religiusitas dengan perilaku seksual pranikah Remaja.


2. Ada hubungan kontrol diri dengan perilaku seksual pranikah remaja.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitikkuantitatif. Analitik


kuantitatifadalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian- bagian dan
fenomena serta hubungan-hubungannya45.Desain yang digunakan dalam
penelitian ini adalah cross sectional, karena dalam penelitian ini mengukur
beberapa variable dalam waktu bersamaan.
B. Tempat dan waktu penelitian

1. Tempat penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan pada siswa di SMK Muhammadiya Parigi
Tengah.
2. Waktu penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 24-25 Agustus 2020.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan sumber data atau subjek penelitian yang
diperlukan dalam suatu penelitian46.Populasi dalam penelitian ini adalah
Siswa – Siswi SMK Muhammadiya Parigi Tengah dengan jumlah 358 orang.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari seluruh objek yang diteliti dan
dapat mewakili keseluruhan dari populasi47.Teknik sampling yang akan
digunakan dalam penelitian ini dalah probability sampling, yaitu tehnik
proportionate stratified random sampling. Teknik ini digunakan karena
22
populasi mempunyai unsur yang tidak homogen dan berstrata secara
proporsional45. Maka untuk menentukan sampel disetiap strata atau dalam
penelitian ini strata yang dimaksud adalah kelas, rumus yang digunakan yaitu:
¿ ₂ ×n
¿₁
N

21
Keterangan :
Ni₁ : Ukuran tiap strata sampel
Ni₂ : Ukuran tiap strata populasi
n : Ukuran total sampel
N : Ukuran total populasi
Berikut ini adalah tabel hasil dari perhitungan dengan menggunakan tehnik
penarikan sampel proportionate stratified random sampling :

Tabel 3.1 Hasil Perhitungan sampel Siswa/i SMK Muhammadiyah Parigi


Tengah

Kelas Jumlah Populasi Jumlah Sampel


X 110 24
XI 144 31
XII 104 23
Total 358 78
Sumber: Data Primer, 2020

3. Kriteria sampel
a. Kriteria inklusi
1) Bersedia menjadi responden
2) Responden tercatat sebagai siswa aktif di SMK Muhammadiyah Parigi
Tengah
3) Responden berada ditempat penelitian pada saat waktu penelitian.
b. Kriteria ekslusi
1) Bukan siswa yang cuti atau tidak aktif
D. Defenisi Oprasional

1. Religiusitas
Definisi :Religiusitas adalah ketaatan terhadap penerapan aspek-aspek
23
religi yang berkaitan dengan keyakinan, penghayatan, nilai-
nilai agama, ibadah ataupun praktik keagamaan yang
diamalkannya dalam kehidupan.
Cara ukur : Pengisian Kuesioner
Alat ukur : Lembaran kuesioner religiusitas
Skala ukur : Ordinal
Hasil ukur : a. Baik, jika skor jawaban responden ≥ 19
b. Kurang Baik, jika skor jawaban responden < 19
2. Kontrol diri
Definisi : Kontrol diri adalah kemampuan remaja dalam
mengendalikantingkah laku dengan cara mengatur perilaku,
kognitif, dan keputusan yang dilakukan dalam kehidupan sehari
– hari.
Cara ukur : Pengisian Kuesioner
Alat ukur : Lembaran kuesioner kontrol diri
Skala ukur : Ordinal
Hasil ukur : a. Baik, jika skor jawaban responden ≥ 119
b. Kurang Baik, jika jawaban responden < 119
3. Perilaku seksual remaja
Definisi :Perilaku seksual remaja adalah segala tingkah laku induvidu
remaja yang didorong oleh hasrat didalam dirinya untuk
melakukan tindakan diluar norma kesusilaan dalam bentuk
pegangan tangan, pelukan, kissing, neckting, petting, dan
intercourse pada lawan jenisnya tanpa ada ikatan pernikahan.
Cara ukur : Pengisian Kuesioner
Alat ukur : Lembaran kuesioner perilaku seksual pranikah
Skala ukur : Ordinal
Hasil ukur : a. Tidak Beresiko, jika jawaban responden ≥ 57
b. Beresiko, jika jawaban responden < 57
E. Instrumen Penelitian
Alat ukur dalam penelitian ini menggunakan kuesioner. Tujuan
pembentukan kuesioner sebagai alat memperoleh data yang sesuai dengan tujuan
penelitian dan penjabaran dari hipotesis.
Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Kuesioner tentang religiusitas remaja yang berisi 10 pertanyaan dengan
menggunakan skala likert, dengan pertanyaan positif yang pilihan jawaban
24

“Sangat Setuju”, “Setuju”, “Tidak Setuju”dan “Sangat Tidak Setuju” jika


responden menjawab dimana setiap pertanyaan memiliki skor 1 – 4. Pilihan
“Sangat Setuju” diberi skor 4, “Setuju” diberi skor 3, “ Tidak Setuju” diberi skor
2, dan “Sangat Tidak Setuju” diberi skor 1.
Kuesioner tentang kontrol diri remaja yangberisi 60 pertanyaandengan
menggunakan skala likert. Pilihan jawaban memiliki 31 pertanyaan positif dan
29 pertanyaan negatif dengan jawaban “Sangat Setuju” , “Setuju”, “Tidak
Setuju” dan “Sangat Tidak Setuju” dimana setiap pertanyaan memiliki Skor 1 –
4. Pilihan pertanyaan positif masing – masing skor “Sangat Setuju” mempunyai
4 skor, dan “Setuju” mempunyai 3 skor, “Tidak Setuju” mempunyai 2 skor ,
“Sangat Tidak Setuju” mempunyai 1 skor, dan pilihan pertanyaan negatif
masing – masing skor “Sangat Tidak Setuju” mempunyai 4 skor, “Tidak Setuju”
mempunyai 3 skor, “setuju” mempunyai 2 skor, “Sangat Setuju” mempunyai 1
skor.
Kuesioner tentang perilaku seksual pranikah remaja yang terdiri dari
masing – masing berisi 22 pertanyaan menggunakan skala likert. Pilihan
jawaban memiliki 11 pertanyaan positif dan 11 pertanyaan negatif dengan
jawaban “Sangat Setuju”,“Satuju”, “Tidak Setuju”, “Sangat Tidak Setuju”
dimana setiap pertanyaan memiliki skor 1 – 4 Pilihan pertanyaan positif masing
– masing skor “Sangat Setuju” mempunyai 4 skor, “Setuju” mempunyai skor 3,
“Tidak setuju” mempunyai skor 2 “Sangat Tidak Setuju” mempunyai skor 1,
dan pilihan pertanyaan negatif masing – masing skor “Sangat Tidak Setuju”
mempunyai skor 4, “Tidak Setuju” mempunyai skor 3, “Setuju” mempunyai
skor 2, ”Sangat Setuju” mempunyai skor 1.
F. Teknik Pengumpulan data

1. Data Primer
Data primer adalah data yang di peroleh dengan menggunakan
kuesioner yang dibagikan pada responden. Terdiri dari beberapa kuesioner
yaitu kuesioner religiusitas, kuesioner kontrol diri dan kuesioner perilaku
seksual pranikah remaja.
25

2. Data Skunder
Data sekunder adalah data atau informasi yang telah tersedia dari hasil
pengumpulan data untuk keperluan tertentu, yang dapat digunakan sebagian
atau seluruhnya sebagai sumber penelitian. Dalam penelitian ini data
sekunder diambil dari siswa di SMK Muhammadiyah Parigi Tengah.
G. Analisa Data

1. Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui frekuensi dan proporsi
masing-masing variabel yang diteliti. Setelah data dikumpulkan, data tersebut
dilakukan pengolahan dengan cara manual dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
f
P= ×100 %=%
N
Keterangan
P : Proporsi
f : Jumlah subyek yang ada pada kategori tertentu
N : Jumlah atau keseluruhan responden
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui
hubungan antara veriabel independen dan dependan46.Uji statistik yang
digunakan dalam analisis bivariat adalah uji Chi-square. Chi-
squaremerupakan uji statistik yang digunakan untuk melihat hubungan
religiusitas dan kontrol diri dengan perilaku seksual pranikah dengan taraf
signifikan5% (ɑ=0,05%). Dikatakan ada hubungan jika p-value ≤ 0,05dan
sebaliknya jika p-value>0,05 tidak ada hubungan antara variabel.
Syarat untuk uji chi-square ini adalah bila sel mempunyai nilai expected
kurang dari 5 maksimal 20% dari jumlah sel. Jika syarat tersebut tidak
terpenuhi, digunakan uji alternatif sebagai berikut :
a. Jika tabel yang digunakan adalah 2x2 uji alternatifnya yaitu uji fisher’s
exact.
26

b. Jika tabel 2xk atau Bxk dimana B dan K merupakan data kategori nominal
lebih dari dua kategori alternatifadalah uji Kolmogorov-Smirnov.
c. Jika tabel selain 2x2 atau 2xk dimana B dan K merupakan dua kategorik
dengan kategorik lebih dari 2, alternative chi-square adalah penggabungan
sel. Setelah dilakukan penggabungan sel akan terbentuk suatu tabel B x K
yang baru. Uji hipotesis yang dipilih sesuai dengan tabel B x K yang baru
tersebut.
27

H. Bagan Alur penelitian

Mengidentifikasi Masalah

Menentukan Lokasi Penelitian

Mengajukan Surat Rekomendasi Pengambilan Data Awal Di Ruang TU (Tata


Usaha) STIKes Widya Nusantara Palu

Mengajukan Surat Izin Pengambilan Data Awal ke Kepala Sekolah


SMK Muhammadiyah Parigi Tengah

Populasi siswa yaitu 358

Uji Turnitin

Waktu Penelitian Pada Bulan Agustus 2020

Mengajukan Surat Rekomendasi Penelitian Di Ruang TU (Tata Usaha) STIKes Widya Nusantara
Palu ke Kepala Sekolah SMK Muhammadiyah Parigi Tengah

Mengajukan Surat Izin Rekomendasi Penelitian Ke Kepala Sekolah SMK


Muhammadiyah Parigi Tengah

Pelaksanaan Penelitian

Pengolahan Data Dan Analisis Data

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Gambar 1.2: Alur penelitian (Sumber: 2020)


BAB I
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Gambaran Tempat Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di SMK Muhammadiyah Parigi Tengah,
terletak di Kelurahan Pelawa Baru, lokasi sekolah SMK Muhammadiyah
cukup strategis, dekat dengan pemukiman warga. SMK ini berdiri sejak tahun
2006 hingga sekarang. SMK Muhammadiyah merupakan salah satu sekolah
swasta menengah kejuruan memiliki fasilitas ruangan 14 kelas dan terdapat 3
jurusan yaitu Bisnis dan manajemen, TKJ, Pertanian. SMK Muhammadiyah
Parigi Tengah.
B. Hasil Penelitian

1. Karakteristik Responden
a. Usia
Tabel 4.1 Karakteristik berdasarkan usia responden

Data Umum £ %
Remaja Awal (12-17
52 66.7
Tahun)
Remaja Akhir (18-25
26 33.3
Tahun)
Total 78 100.0
Sumber: data primer 2020

Berdasarkan tabel 4.1 memperlihatkan data karakteristik responden


berdasarkan umur yaitu remaja awal (12-17 tahun) berjumlah 52 orang
dengan presentase 66.7% dari jumlah 78 orang yang dijadikan responden.

b. Jenis Kelamin
Tabel 4.2 Karakteristik berdasarkan jenis kelamin

Data Umum £ %
Laki-laki 40 51.3
29
Perempuan 38 48.7
Total 78 100.0
Sumber: data primer 2020

Berdasarkan tabel 4.2 diatas menunjukkan distribusi frekuensi


berdasarkan jenis kelamin responden sebagian besar yaitu laki-laki dengan
28
jumlah 40 orang (51.3%) dari jumlah total keseluruhan responden.

c. Kelas
Tabel 4.3 Karakteristik berdasarkan kelas

Data Umum £ %
X 24 30.8
XI 31 39.7
XII 23 29.5
Total 78 100.0
Sumber: data primer 2020

Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa frekunsi terbesar


berdasarkan kelas adalah kelas XI (11) yaitu dengan jumlah 31 orang
(39.7%).

2. Analisis Univariat
Analisis univariat digunakan untuk melihat gambaran distribusi
frekuensi dari setiap variabel. Distribusi frekuensi masing-masing variabel
dapat dilihat pada tabel berikut:
a. Religiusitas
Tabel 4.4 Frekuensi berdasarkan religiusitas responden

Religiusitas £ %
Baik 46 59.0%
Kurang Baik 32 41.0%
Total 78 100.0%
Sumber: data primer 2020

Berdasarkan data dari tabel 4.4 menunjukkan hasil dari total 78


responden berdasarkan religiusitas didapatkan sebanyak 32 orang memiliki
religiusitas yang kurang baik dengan presentase 41.0% sedangkan
religiusitas yang baik sebanyak 46 orang dengan presentase 59.0%.
30

b. Kontrol diri
Tabel 4.5 Frekuensi berdasarkan kontrol diri responden

Kontrol diri £ %
Baik 42 53.8%
Kurang Baik 36 46.2%
Total 78 100.0
Sumber: data primer 2020
Berdasarkan data dari tabel 4.5 menunjukkan hasil dari total 78
responden berdasarkan kontrol diri didapatkan sebanyak 42 orang
memiliki kontrol diri yang baik dengan presentase 64.1% sedangkan yang
kontrol diri yang kurang baik terdapat 36 orang dengan presentase 46.2%.
c. Perilaku seksual pranikah remaja
Tabel 4.6 Frekuensi berdasarkan perilaku seksual pranikah remaja
responden

Perilaku Seksual
£ %
Pranikah Remaja
Tidak beresiko 41 52.6%
Beresiko 37 47.4%
Total 78 100.0%
Sumber: data primer 2020
Berdasarkan data dari 4.6 menunjukkan hasil dari total 78 responden
berdasarkan perilaku seksual pranikah remaja didapatkan sebanyak 37
responden memiliki perilaku seksual pranikah remaja yang beresiko
dengan presentase 47.4% sedangkan perilaku seksual pranikah remaja
yang tidak beresiko terdapat 41 responden dengan presentase 52.6%.
3. Analisis Bivariat

Analisis bivariat bertujuan untuk melihat antara kedua variabel yaitu


variabel independen dan dependen dalam penelitian ini menggunakan uji chi-
square dapat melihat pada tabel dibawa ini :
31

a. Hubungan religiusitas dengan perilaku seksual pranikah remaja


Tabel 4.7Berdasarkan hubungan religiusitas dengan perilaku pranikah
remaja

Perilaku seksual pranikah remaja


Religiusitas Beresiko Tidak beresiko P – value
n % n %
Baik 17 37.0% 29 63.0%
Kurang baik 20 62.5% 12 37.5% 0.046
Total 37 47.4% 41 52.6%
Sumber: data primer 2020
Berdasarkan tabel 4.7 diatas memperlihatkan hasil responden yang
memiliki religiusitas yang baik beresiko perilaku seksual pranikah 17
(37.0%) responden sedangkan religiusitas yang kurang baik tidak beresiko
perilaku seksual pranikah seksual 12 (37.5%) responden. Dari hasil
analisis statistik uji chi-square didapatkan hasil nilai p 0.046 atau nilai p<
0.05 yang menunjukkan bahwa religiusitas memiliki hubungan yang
signifikan dengan perilaku seksual pranikah remaja.
b. Hubungan kontrol diri dengan perilaku seksual pranikah remaja
Tabel 4.8 Berdasarkan hubungan kontrol diri dengan perilaku seksual
pranikah remaja

Perilaku Seksual Pranikah Remaja


Kontrol diri Beresiko Tidak beresiko p – value
n % n %
Baik 15 35.7% 27 64.3%
Kurang baik 22 61.1% 14 38.9% 0.044
Total 37 47.4% 41 52.6%
Sumber: data primer 2020
Berdasarkan tabel 4.7 diatas memperlihatkan hasil responden yang
memiliki kontrol diri baik beresiko perilaku seksual pranikah remaja
sebanyak 15 (35.7%) responden sedangkan yang memiliki kontrol diri
kurang baik tidak beresiko perilaku seksual pranikah remaja sebanyak 14
(38.9%) responden. Dari hasil analisis statistic uji chi-square didapatkan
32
hasil p 0.044 atau nilai p < 0.05 yang menunjukkan bahwa kontrol diri
memili ki hubungan dengan perilaku seksual pranikah remaja.

C. Pembahasan

Dari hasil pengolaan data yang dilakukan penelitian tentang “Hubungan


Religiusitas dan kontrol diri dengan perilaku seksual pranikah remaja di SMK
Muhammadiyah Parigi Tengah” akan dibahas pada pembahasan dibawah ini,
sebagai berikut:
1. Hubungan religiusitas dengan perilaku seksual pranikah remaja di SMK
Muhammadiyah Parigi Tengah
Berdasarkan hasil penelitian ini analisis bivariat yang menggunakan uji
chi-square padatabel 4.7 menunjukkan hasil p-value0.046 atau p-value<0.05
yang artinya terdapat hubungan antara religiusitas dengan perilaku seksual
pranikah. Dari total 78 responden menunjukkan bahwa yang memiliki
religiusitas yang kurang baik tetapi beresiko melakukan perilaku seksual
pranikah remaja ada 20 (62.5%) responden. Sebaliknya memiliki
religiusitasnya yang baik tetapi tidak beresiko perilaku seksual sebanyak 29
(63.0%) responden.
Menurut asumsi peneliti, sebagian besar responden memiliki tingkat
religiusitas yang baik sehingga mempengaruhi perilaku bergaul dan cara
mengontrol dirinya. Religiusitas ini berhubungan dengan tingkah laku
keagamaan yang bersumber dari keyakinannya sehingga dapat mempengaruhi
seseorang dalam menjalankan perintah dan larangan agama yang dianutnya.
Religiusitas juga menunjukkan pada tingkat ketertariakan remaja dalam
menghayati ajaran agamanya dalam segala tindakan. Jika remaja memiliki
religiusitas yang tidak baik bisa saja remaja itu akan cenderung melakukan
perilaku seksual karena dipengaruhi oleh kurang kenyakinannya sehingga
dapat melanggar larangan-larangan dalam agamanya.
Seperti yang dijelaskan oleh penelitian Utami, bahwa remaja yang
tingkat religiusitas yang sangat baik kemungkinan besar tidak akan
33
melakukan perilaku seksual dibandingkan dengan religiusitas yang kurang
baik dengan p-value 0.02 (p<0.05) artinya terdapat hubungan antara kedua
variabel48. Hal ini juga sesuai dengan teori Suryoputro, mengatakan perilaku
seksual dapat mempengaruhi oleh beberapa faktor seperti usia, pengetahuan
tetang perilaku seksual, media, peran orang tua, lingkungan pergaulan, dan
termaksut nilai agama atau religiusitasnya49. Penerapan religiusitas sangat
penting diterapkan sejak dini, baik perempuan ataupun laki-laki untuk
membentuk keperibadian yang baik, serta terhindar dari perilaku seks bebas
yang dilarang dalam agama50.
Namun ada juga religiusitas baik tetapi beresiko melakukan seksual
pranikah berjumlah 17 (37.0%) responden. Sebaliknya ada 12 (37.5%)
memiliki religiusitas yang kurang baik tetapi tidak melaukan perilaku seksual
pranikah.
Peneliti juga mendapatkan dibalik religius yang baik banyak faktor
mempengaruhi religiusitasnya seperti dilingkungan sekolah tidak ada batas
untuk bergaul antara laki-laki dan perempuan sehingga mereka berkontak
langsung dengan lawan jenis kemungkinan besarnya dapat menimbulkan rasa
ketertarikan terhadap lawan jenis menyebabkan terbentuklah perilaku seksual.
Sehingga religius berpengaruh langsung dan tidak langsung jika tingkat
religiusitas responden yang walaupun baik bisa saja akan tidak menghindar
dari kondisi memungkinkan dapat memunculkan hastrat seksual dan
mengakibatkan lebih mudah mereka tidak menolak saat melakukan perilaku
yang dilarang dalam agama karena faktor lingkungannya itu sendiri. Jadi
kesimpulannya walaupun religiusitasnya baik tetapi masih beresiko
melakukan perilaku seksual pranikah itu kemungkinan besarnya dipengaruhi
oleh lingkungannya atau juga ingin mencoba-coba. Sebaliknya jika
religiusitas yang kurang baik tetapi tidak beresiko perilaku seksual bisa saja
faktor yang dipengaruhi oleh peran orang tua dan tidak mudah terpengaruhi
oleh lingkungannya walaupun tingkat agamanya kurang baik tetapi tidak
berani untuk melakukan perilaku seksual karena hal itu dapat saja berdampak
buruk untuk dia sehingga peneliti mengambil kesimpulan religiusitas
34
berpengaruh langsung dan tidak langsung dalam tingkat religiusitas
responden.

2. Hubungan kontrol diri dengan perilaku seksual pranikah remaja di


SMK Muhammadiyah Parigi Tengah
Berdasarkan hasil penelitian ini analisis bivariat yang menggunakan uji
chi-square pada tabel 4.6 didapatkan hasil p-value 0.044 atau < 0.05 yang
artinya terdapat hubungan antara kontrol diri dengan perilaku seksual
pranikah remaja. Dari total 78 responden sebanyak 22 (61.1%) responden
yang kurang baik kontrol dirinya beresiko melakukan perilaku seksual dan 15
(35.7%) responden yang baik kontrol dirinya tetapi beresiko melakukan
perilaku seksual.
Menurut asumsi peneliti, hal ini disebabkan responden cenderung
kurang baik mengendalikan diri dalam berperilaku negatif, sehingga kontrol
diri yang dimiliki responden sangat mempengaruhi tingkah laku dalam
kehidupan sehari-hari, untuk mencegah terjadi perilaku negatif seperti
melakukan seks sebelum menikah. Maka hal ini menunjukkan bahwa
semakin baik kontrol diri responden maka lebih cenderung rendeh untuk
beresiko untuk melakukan seks sebelum menikah. Sebaliknya semakin
kurang baik kontrol diri responden maka akan beresiko untuk melakukan seks
sebelum menikah. Sehingga pengendalian tingkah laku sangat penting untuk
mempertimbangkan terlebih dahulu sebelum memutuskan sesuatu dalam
bertindak. Karena jika ia belum dapat mepertimbangkan dapat menyebabkan
seorang remaja semakin rentang untuk melakukan perilaku yang impulsif.
Suwarti & Pinandita mengatakan bahwa induvidu yang kontrol dirinya
kurang baik tidak mampu untuk mengatur atau mengarahkan perilakunya
sehingga responden dengan kontrol dirinya yang kurang baik akan
berperilaku dan bertindak lebih kepada hal-hal yang menyenangkan dirinya.
Dengan kontrol diri yang kurang baik, remaja tidak mampu memandu,
mengarahkan, dan mengatur perilakunya51. Istiqomah juga mengatakan
bahwa kontrol diri yang kurangbaik karena bagaimana cara mereka
35
mengendalikan perilakunya atau dorongan yang timbul dalam dirinya
maupun dari luar maka remaja tersebut akan terjerumus dalam perilaku
negatif16. Hasil penelitian dari Dewi menunjukkan fakta bahwa semakin
kurang kontrol diri, maka akan semakin tinggi perilaku negatif15. Hal ini juga
serupa diungkapkan oleh Khairunnisa menyatakan bahwa terdapat hubungan
yang segnifikan antara kontrol diri dengan perilaku seksual pranikah12.
Namun peneliti juga mendapatkan bahwa kontrol diri yang dimiliki
remaja tergolong baik tetapi melakukan perilaku seksual maka mereka tidak
memiliki kenyakinan dan kekuasaan diri yang masih tergolong baik.
Walaupun memiliki kontrol diri yang baik tetapi bisa saja lingkungannya
dapat mempengaruhi perilakunya dan juga rasa ingin mencoba-coba juga bisa
saja dikarenakan mereka mempunyai pemikiran yang masih labil, sehingga
mereka beresiko melakukan perilaku seksual. Sebalik jika dilingkungan baik
bisa saja mempengaruhi tingka laku dalam berperilaku sehari-hari.
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di SMK
Muhammadiyah Parigi Tengah mengenai hubungan religiusitas dan kontrol diri
dengan perilaku seksual pranikah remaja maka dapat disimpulkan.
1. Sebagian besar responden mempunyai religiusitas yang baik.
2. Sebagian besar responden mempunyai kontrol diri yang baik.
3. Sebagian besar responden tidak beresiko melakukan perilaku seksual pranikah
remaja.
4. Ada hubungan religiusitas dan kontrol diri dengan perilaku seksual pranikah
remaja di SMK Muhammadiyah Parigi Tengah.
B. Saran
1. SMK Muhammadiyah Parigi Tengah
Untuk sekolah SMK Muhammadiyah Parigi Tengah diharapkan kepada
pihak sekolah dapat lebih banyak memberikan pengetahuan atau informasi
mengenai fenomena-fenomena tentang negatifnya perilaku seksual keremaja,
seperti memberikan pengetahuan pada remaja untuk lebih taat pada
tuhan,memberikan edukasi dampak negatif berpacaran dan bagaimana cara
mengambil keputusan yang baik dalam berbagai macam masalah diusia remaja.
2. Penelitian Selanjutnya
Untuk peneliti selanjutnya diharapkan untuk menambahkan lagi variabel
agar penelitian ini bisa dapat berkembang lagi sehingga tidak bias dan juga
bermanfaat untuk peneliti selanjutnya agar dapat menjadi landasan penambahan
refrensi penelitian mengenai perilaku seksual.

DAFTAR PUSTAKA

36
1. Santrock WJ. Adolescence perkembangan remaja. Jakarta: Erlangga; 2003.
2. Hurlock EB. Psikologis perkembangan: suatu pendekatan sepanjang rentang
kehidupan. Jakarta: Erlangga;2008.
3. WHO. Releases new fact sheets on adolescent contraceptive use. sexual and
reproductive health world health organization;2016.
4. Jonas DL. Setiap wanita. Jakarta: Delapratasa Publishing;2005.
5. Kementrian Kesehatan RI. Pusat data dan informasi. J infodatin reproduksi remaja
[Internet]. 2014; Available from: www.depkes.go.id
6. Phita N, Hay D. Pola asuh berhubungan dengan perilaku seksual beresiko pada
remaja di Kecamatan Pundong Kabupaten Bantul DIY. J kesehatan “samodra
ilmu” [Internet]. Vol.07 no. Available from: pmd –
portalpdf.download.portalgaruda.org
7. Haryanto R, Suarayasa K. Perilaku seksual pranikah pada siswa SMA Negeri 1
palu. [Jurnal Academica Fisip Untad]. 2013 Vol.05 No.02 Oktober.
8. Aprisye A, Sudirman, Yani A. Perilaku seksual remaja dalam mengakses media
sosial (pornografi sex chat) di SMA Negeri 3 Palu.[Jurnal Kesehatan
Masyarakat]. Universitas Muhammadyah Palu; 2019
9. Sarwono SW. Psikologis Remaja. Jakarta: penerbit buku Raja Grafindo
Persada;2007.
10. Kurniasih R. Pengaruh pendidikan kesehatan tentang HIV/AIDS terhadap
pengetahuan remaja pada kelas XI di SMK N 2 Yogyakarta. [Jurnal Ilmu
Kesehatan]. Universitas Aisyiyah Yogyakarta; 2017
11. Soetjiningsih. Buku ajar tumbuh kembang remaja dan permasalahannya. Jakarta:
38
Sagung Seto; 2007.
12. Khairunnisa A. Hubungan Religiusitas dan Kontrol Diri Dengan Periaku Seksual
Pranikah Remaja di Man 1 Samarinda. [Ejournal Psikologi]. 2013 1,220 – 229.
13. Wati M, Sukmasary F. Hubungan religiusitas dengan perilaku seks pranikah pada
remaja di SMK PGRI 1 Kota Sukabumi Wilayah Kerja Puskesmas Tipar Kota
Sukabumi [Jurnal Psikologi]. 2018
14. Pratiwi SY. Hubungan antara tingkat religiusitas dan pengetahuan seksualaitas
37
dengan intensitas mastrubasi pada mahasiswa yang tinggal dikos. [Jurnal
Psikologi]. Fakultas Psikologis Universitas Muhammadiyah surakatra. 2009
Vol.11, No.2 November: 88-104
15. Dewi KA. Hubungan kontrol diri dengan perilaku seksual pranikah pada
mahasiswa Universitas Negeri Semarang. [Jurnal Psikologi]. Universitas Negeri
Semarang. 2014 3 (1)
16. Istiqoma N, Notobroto BH. Pengaruh pengetahuan kontrol diri terhadap perilaku
seksual pranikah di kalngan remaja SMK di surabaya.[Jurnal Kesehatan
Masyarakat]. 2016 Vol.5 No.2 Desember 125-134
17. Safitri E. Hubungan kontrol diri dengan perilaku seksual pranikah remaja.
[Naskah Publikasih Skripsi]. Fakultas Psikologis dan Ilmu Sosial Budaya
Universitas Islam Indonesia Yogyakarta; 2007
18. Soetjiningsih. Perilaku Seksual Pranikah Pada Remaja Usia 15 – 18 Tahun.
[Jurnal Kesehatan Masyarakat]. 2008 Sept II (2)
19. Alwisol. Psikologi Kepribadian edisi revisi. Malang : UMM Press; 2009
20. Soetjiningsih. Buku Ajar Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya.
Jakarta : Sagung Seto; 2007
21. Nur MG.Teori – teori Psikologi. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media; 2014
22. NotoatmodjoS. Kesehatan Masyarakat : Ilmu dan Seni : jakarta: Rineka Cipta;
2010
23. Sarlito SS. Psikologis Remaja. Jakarta : Raja Grafindo Persada; 2006
24. Tristiadi, Ferry A. Faktor – Faktor yang Berhubungan Deangan Perilaku Seksual
Pranikah Pada Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta. Yogyakarta: [Jurnal Ilmu Kesehatan] Fakulitas
39
Kedokteran dan Ilmukesehatan Univesitas Muhammadiyah Yogyakarta; 2016
25. NotoatmodjoS. Kesehatan Masyarakat :Ilmu dan Seni: Jakarta : Rineka Cipta;
2007
26. Damayanti R. Peran Psikososial terhadap Perilaku Berisiko Tertular HIV pada
Remaja SLTA di DKI Jakarta. Depok [Jurnal Ilmu Kesehatan]. Unuversitas
Indonesia; 2007
27. Pawestri, Dewi S. Gambaran Perilaku Seksual Pranikah pada MahasiswaPerilaku
seks Pranikah Di Universitas x Semarang. [Jurnal Ilmu Keperawatan] LPPM
UNIMUS. 2012 10(1), 50 – 52
28. Chyntia T. Konfirmitas Kelompok dan Perilaku Seks Bebas Pada Remaja. [Jurnal
Psikologi]. 2003 1(1) 233-235
29. Soetjiningsih. Buku Ajar Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya.
Jakarta : Sagung Seto; 2007
30. Baumeister RF, VohsKD, Tice DM. The Strength Model of Self Control.[jurnal
Psikologi]; 2007
31. Carter EC, Mc Cullough ME, Carver CS. The Mediating Role of Monitoring in
The Association of Religious with Self – Control: Social Psychological and
Personality Science. [Jurnal Psikologi]. 20123 (6), 691 – 697
32. Utami FA, Sumaryono. Pembelian impulsif ditinjau dari kontrol diri dan jenis
kelamin pada remaja. [Jurnal Psikologi] Proyeksi, 2008 Volume 3 Nomor 1
33. Ursia N, Regar, Saputram, Ide B, Sutanto N. Prokrastinasi akademik dan self
control pada mahasiswa skripsi fakulitas psikologi Univesitas Surabaya. [Jurnal
Psikologi] Makara Seri Sosial Humaniora, 2013 17(1). Hal 1 – 18
34. Kristanti, Elvina D. Hubungan Konsep Diri dengan Kontrol diri Terhadap
Perilaku Seksual Pranikah pada Siswa Kelas II SMU Negeri 01 Tumpang.
[Skripsi Ilmu Pendidikan]. Malang: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Malang; 2003
35. Kamanto S. Pengantar Sosiologi.Jakarta: Universitas Indonesia; 2004
36. Kusrini, Fitri. Studi Korelasi antara Kontrol Diri dengan Perilaku Adiksi Pada
Penjudi di Kecamatan Rejoso Nganjuk. [Skripsi Ilmu pendidikan]. Malang:
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Malang; 2004
40
37. Calhoun JF, Ross AJ. Psikologi Tentang Penyesuaian dan Hubungan Kemanusian.
Terjemahan oleh R,S Satmoko. Edisi ke-3. Semarang: IKIP Semarang; 1995
38. SarwonoSW. Psikologi Remaja.Jakarta: PT Raja Grafindo; 2013
39. Jalaluddin.Psikologi Agama. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada; 2005
40. Thouless H. Pengantar Psikologi Agama.Jakarta: Rajawali Press; 2000
41. Jalalludin. Psikologis Agama. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada; 2010
42. PalupiAO. Pengaruh Religiusitas Terhadap Remaja pada Siswa Kelas VIII SMP
Negeri 02 Slawi Kabupaten Tegal[Skripsi tidak Dipublikasikan]. Fakulitas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Semarang, Semarang; 2013
43. Fetzer JE. Multidimensional Measurement of Religiusitas / Sprituality for use in
Health Research: A Report Of the Fetzer Institute / National Institite on againg
working Group.Fetzer Institute; 2003
44. Nursalam. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis.
Lestari, editor. Jakarta: penerbit Selemb Medika; 2014
45. Sugiyono. Statistika untuk penelitian. Bandung: Penerbit Alfabeta; 2017
46. Notoatmodjo. Metode Penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2012
47. Ridwan. Belajar mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula.
Bandung: Alfabeta; 2015
48. Utami JP. Hubungan religiusitas dengan perilaku seksual pada remaja di SMA
Negeri 1 Banguntapan Bantul Yogyakarta [Jurnal Kebidanan]. Program Studi
Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Yogyakarta,
Yogyakarta ;2015
49. Suryoputro. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seksual Remaja di Jawa
Tengah: Layanan Kesehatan Seksual dan Reproduksi. Makara, Kesehatan. 10 (1),
29-10 ;2007
50. Sumiati. Kesehatan Jiwa Remaja dan Konseling. Jakarta : Trans Info Media ;2009
51. Suwarti, Panandita T. Deskripsi Perilaku Seks Remaja di Purwokerto. [jurnal
Sainteks]. Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Purwokerto. Vol.XI/No.2 ;
2014
Lampiran 1

JadwalKegiatan Penelitian

Septembe
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus Oktober
No Kegiatan r
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan judul
2 KKN
3 Acc judul dari pembimbing
4 Pengambilan data awal
5 Penyusunan proposal dan
bimbingan
6 Ujian proposal
7 Perbaikan proposal
8 Penelitian
9 Pengolahan data dan
bimbingan
10 Ujian hasil penelitian
11 Perbaikan Skripsi
LAMPIRAN 6

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

(Informed Consent)

AssalamualaikumWr.Wb.
Denganhormat,

Saya yang bertandatangan di bawahini, mahasiswa Program StudiNers, STIKes


WIDYA NUSANTARA PALU :
Nama :Nursafana B.R. Amin
NIM : 201601125
Bermaksud mengadakan penelitian dengan judul “hubungan religiusitas dan
kontrol diri dengan perilaku seksual pranikah remaja di SMK Muhammadiyah Parigi
Tengah”. Untuk terlaksananya kegiatan tersebut, Saya mohon kesediaan Saudara untuk
berpartisipasi dengan cara mengisi kuesioner berikut. Jawaban Saudara akan Saya jamin
kerahasiaannya dan hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian. Apabila
Saudara berkenan mengisi kuesioner yang terlampir, mohon kiranya Saudara terlebih
dahulu bersedia menandatangani lembar persetujuan menjadi responden (informed
consent).
Demikianlahpermohonan saya,
atasperhatiansertakerjasamaSaudaradalampenelitianini, Sayaucapkanterimakasih.
WassalamualaikumWr.Wb.

Peneliti

(Nursafana B.R. Amin)


Lampiran 7

LEMBAR KUESIONER

Biodata Responden
Nama / inisial :
Jenis kelamin :
Umur :
Kelas :
Petunjuk Pengisian
1. Pertanyaan diisi oleh responden
2. Beritandacontreng (√)padasalahsatujawaban yang
benarpadapertanyaanpengetahuan.
A. Religiusitas
Jawablahpertanyaan yang dibawahinidenganjujur yang
menyangkutreligiusitasremajadenganmemberikantandacontreng (√)
padapertanyaan yang sesuaidenganpengalamananda.
SS : Sangat Setuju. TS : Tidak Setuju.
S : Setuju STS: Sangat Tidak Setuju.
No. Pernyataan STS TS S SS
Saya merupakan seseorang yang tidak pernah absen
1.
dalam beribadah
2. Saya perlu mengikuti acara kegiatan keagamaan
Saya perlu menjadi panitia dalam acara kegiatan
3.
keagamaan setidaknya 1 kali kepanitiaan
Saya mengikuti organisasi keagaman yang saya
4.
anut
Saya merasa takut apabila melanggar aturan agama
5.
saya
Saya perlu menerapkan ajaran agama saya ke dalam
6.
kehidupan sehari-hari
Saya meluangkan waktu untuk mengikuti organisasi
7.
keagamaan yang saya anut
8. Saya menaati setiap aturan agama
9. Saya merasa aturan agama saya terlalu ketat
Saya memiliki prinsip tidak akan melakukan
10. hubungan seksual sebelum adanya ikatan
pernikahan
Sumber: Tessa Widya Kosati,2018
B. Kontrol Diri
Jawablahpertanyaan yang dibawahinidenganjujur yang menyangkutKontrol
Diriremajadenganmemberikantandacontreng (√) padapertanyaan yang
sesuaidenganpengalamananda.
SS : Sangat Setuju. TS : Tidak Setuju.
S : Setuju STS : Sangat Tidak Setuju

No Pertanyaan SS S TS STS
1. Jika sedang marah tindakan apapun akan saya lakukan.
Dalam bertindak saya cenderung mentaati norma-norma
2.
yang ada dalam masyarakat.
Kepentingan pribadi akan tetap saya lakukan daripada
3.
kepentingan orang lain
Bila marah dengan seseorang saya lebih memilih diam
4.
daripada menunjukan kemarahan
Dalam mengambil keputusan saya kurang memikirkan
5.
akibatnya
6. Saya berusaha memahami kesalahan orang lain
7. Saya akan tetap tenang walaupun dalam keadaan marah
Saya akan mempertimbangkan segala sesuatunya
8.
sebelum mengambil keputusan
Saya lebih suka bertindak sesuka hati tanpa
9.
mengidahkan norma yang ada di masyarakat
10
Keputusan yang saya ambil adalah jalan yang terbaik
.
11 Saya lebih mendahulukan kepentingan orang lain
. daripada diri sendiri
12
Saya sering memaksakan kehendak kepada orang lain
.
13 Memukul orang yang membuat saya jengkel, dapat
. melegakan hati
14
Saya kurang bisa memahami kesalahan orang lain
.
15 Saya selalu bingung untuk memutuskan bila di hadapkan
. pada beberapa pilihan
16 Biasanya saya akan berfikir dahulu sebelum mengambil
. tindakan
17
Saya lebih senang menyelesaikan masalah secara damai
.
18 Saya akan mempertimbangkan kepentingan orang lain
. dalam mengambil keputusan
19 Saya meminjam uang kapada teman-teman atau sahabat
. kalau dalam keadaan terpaksa
20
Saya sulit memaafkan kesalahan orang lain
.
21 Keputusan yang saya buat selalu mendahulukan
. kepentingan orang lain
22
Saya bukan tipe orang yang suka memaksakan kehendak
.
23 Bila memiliki uang lebih saya gunakan untuk berfoya-
. foya
24 Saya selalu berbuat apa saja untuk mendapatkan uang
. termasuk mencuri
25 saya memerlukan pertimbangan orang lain dalam
. mengambil keputusan
26 Saya sering merasa kesulitan dalam menyamakan
. pendapat dengan orang lain
27
Saya akan patuh pada aturan bila harus antri
.
28
Berkelahi merugikan diri sendiri dan keluarga
.
29 Banyaknya pilihan akan mempermudah saya untuk
. memutuskan sesuatu
30
Saya merasa mudah memahami fikiran orang lain
.
31 Bagi saya wajar meminjam uang kepada teman-teman
. atau sahabat untuk hal-hal yang kurang perlu
32 Saya sering bertengkar dengan orang lain untuk
. menyelesaikan masalah
33 Saya menganggap kritikan orang lain adalah hal yang
. bersifat menjatuhkan
34 Saya akan membiarkan orang lain mengganggu
. pekerjaan saya
35 Saya akan menganggap kritikan orang lain adalah hal
. yang bersifat membangun
36
Walaupun membutuhkan uang saya tidak ingin mencuri
.
37
Saya sering mengambil tindakan tanpa berfikir dahulu
.
38
Saya selalu menerobos daripada antri
.
39 Saya bersikap cuek pada kejadian yang ada di
. masyarakat
40 Saya sering mengambil keputusan yang merugikan
. orang lain
41
Saya sulit memaafkan kesalahan orang lain
.
42
Saya merasa puas bila bisa membuat orang lain celaka
.
43
Jika di sakiti orang, saya akan membalas
.
44
Saya merasa bersalah bila membuat orang lain celaka
.
45
Untuk menghabiskan waktu luang, saya begadang
.
46
Untuk mendapatkan nilai bagus, saya harus giat belajar
.
47
Jika melakukan kesalahan, saya pasti mengakuinya
.
48
Saya mudah memaafkan kesalahan orang lain
.
49
Kesalahan yang telah saya perbuat, tidak perlu di akui
.
50 Jika saya marah saya sering menendang barang-barang
. yang ada di rumah
51 Saya akan melarang orang lain mengganggu pekerjaan
. saya
52 Saya mengisi waktu luang dengan melakukan kegiatan
. yang bermanfaat
53
Saya berkelahi untuk menunjukan keberanian saya
.
54 Saya tidak harus giat belajar, untuk mendapatkan nilai
. bagus
55
Bila sedang marah, saya lebih baik diam
.
56 Meskipun di sakiti orang lain, saya tetap
. menghormatinya
57 Saya sering berfikir dan menganalisis kejadian yang ada
. di masyarakat
58
Bila memiliki uang lebih saya akan menabung
.
59 Saya mendahulukan ke[entingan pribadi dari pada
. kepentingan pribadi
60
saya akan memaafkan kesalahan orang lain
.
Sumber: Ratna Wahyuningsih,2008
C. Perilaku Seksual Pranikah Remaja
Jawablahpertanyaan yang dibawahinidenganjujur yang menyangkut perilaku
seksual pranikah remajadenganmemberikantandacontreng (√) padapertanyaan
yang sesuaidenganpengalamananda.
SS : Sangat Setuju. TS: Tidak Setuju.
S : Setuju STS: Sangat Tidak Setuju
No Pernyataan SS S TS STS
1. Saya memeluk pasangan ketika berboncengan sepeda
motor.
2. Saya sering berpegangan tangan dengan pasangan saat jaln–
jalan.
3. Untuk mendapatkan kepuasan seksual,saya dan pasangan
saya melakukan hubungan.
4. Saya terangsang dan meraba alat kelamin pasangan ketika
melihat film porno bersama pasangan.

5. Merangkul pasangan saat berdua membuat suasana


romantic.
6. Saya tidak mau melakukan hubungan intim untuk
membuktikan rasa cinta dan sayang saya kepada pasangan.
7. Setiapbertemudenganpasangan,sayamencari kesempatan
untukbisaberciuman.
8. Bilasedangdudukberduaan,sayamenolak berpegangan
tangandengan pasangan.
9. Sayalebihsukamelakukan hubungan intimdengan
pasangandaripadamelakukan masturbasi/onani.
10. Sayajijikmendengarjikapasangansayamembahas tentang
seks.Apalagisampaimembahas
tentangbercumbusampaimenempelkan alatkelamin.
11. Sayaselalumenghindar ketikapasanganmengajak
berciuman.
12. Sayatakutketikasedangbersamapasangan,
pasangansayamerabadada atau kemaluan.
13. Sayamarahjikapasangan sayaselaluberusaha mengajak
sayauntukberhubungan intim.
14. Hal yang wajar untuk saya berpegangan tangan didepan
teman- teman saya atau teman – teman pasangan saya.
15. Saat saya diajak ke kosan teman pasangan saya, saya risi
karena takut pasangan saya menyentu saya sesuaka
hatinya, apalagi sampai merabah alat kelamin.
16. Saya tidak mau merangkul pasangan saya didepan orang
ramai karena itu hal yang memalukan.
17. Saya bersikap biasa saja ketika menonton film di bioskop,
pasangan saya mencari kesempatan untuk meraba dada saya
18. Berciuman dengan pasangan membuat saya merasa
bersalah.
19. Ketika pasangan saya datang ke rumah, saya tidak berani
berpengan tangan karena takut diliat orang tua saya.
20. Saya tidak malu berciuman dengan pasangan didepan
teman, karena itu hal yang sudah biasa.
21 Saya pernah bercumbu dengan pasangan saya sambil
menempelkan alat kelamin ketika orang tua ada dirumah
22. Saya tidak suka pasangan saya memeluk saya saat
berkencan ditaman.
Sumber: Cindy Lola Yolanda, 2017
Lampiran 8

Saya yang bertandatangandibawahini :


Nama :
Umur :
JenisKelamin :
Alamat :
Denganinimenyatakanbersediauntukmenjadirespondenpenelitian yang
dilakukanoleh Nursafana B.R. Amin (201601125), mahasiswaSTIKes WIDYA
NUSANTARA PALU, Program Studi NERS yang
berjudul“hubunganreligiusitasdankontrol diridenganperilakuseksualpranikahremaja di
SMK MuhammadiyahParigi
Tengah”.Sayamengertidanmemahamibahwapenelitianinitidakakanberakibat negative
terhadapsaya, olehkarenaitusayabersediauntukmenjadirespondenpadapenelitianini.

Palu,.................2020

Responden

(........................................)
Lampiran 10

DOKUMENTASI PENELITIAN

Memperkenalkan diri dan


menjelaskan cara pengisian
kuesioner

pembagian kuesioner
Lampiran 11

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Desa pelawa pada tanggal 01 Juli 1997 dari ayah Buris Rasyid
Amin dan ibunda Maslian, penulis adalah anak pertama dari 2 bersaudara. Riwayat
pendidikan yaitu pada tahun 2010 penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar
di SDN Inpres Pelawa, tahun 2013 penulis menyelesaikan pendidikan SMP di MTS
Al-Khairaat Pelawa, tahun 2016 penulis menyelesaikan pendidikan SMA di SMA
Negeri 1 Parigi Utara. Kemudian pada tahun 2016 penulis melanjutkan kuliah di
STiKes Widya Nusantara Palu dan lulus sesuai di terima di Program Studi Ilmu
Keperawatan.Selama perkuliahan, penulis pernah akif mengikuti oraganisasi di LDK
AL KAUTSAR STIKes Widya Nusantara Palu,Periode 2017/2018, SATMAGANA
STIKes Widya Nusantara Palu Periode 2017/2018, dan HIMPUNAN MAHASISWA
KEPERAWATAN (HMK) STIKes Widya Nusantara Palu Periode 2017/2018.

You might also like