Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh:
Fajar Dwi Nugroho (1902086)
D3 KEPERAWATAM
STIKES MUHAMMADIYAH 1 KLATEN
2021
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN PADA MASA NIFAS
( ) ( )
Mahasiswa
( )
1. Pengertian
Masa nifas ( puerperium ) adalah masa pulih kembali, mulai dari
persalinan selesai sampai alat – alat kandungan kembali seperti pra-hamil.
Lama masa nifas ini yaitu 6 – 8 minggu.
Masa nifas adalah periode sekitar 6 minggu sesudah melahirkan
anak, ketika alat – alat reproduksi tengah kembali kepada kondisi normal.
( Barbara F. weller 2012 )
2. Etiologi
Etiologi post partum dibagi menjadi 2 yaitu :
1) Post partum dini
Post partum dini adalah atonia uteri, laserasi jalan lahir, robekan
jalan lahir dan hematoma.
2) Post partum lambat
Post partum lambat adalah tertinggalnya sebagian plasenta,
ubinvolusi didaerah insersi plasenta dari luka bekas secsio sesaria.
3. Klasifikasi
Masa post partum terbagi 3 tahap :
1) Puerperium dini (immediate puerperium) : waktu 0-24 jam post
partum. Yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan untuk
berdiri dan jalan-jalan
2) Puerperium Intermedial (early puerperium) : waktu 1-7 hari post
partum. Kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-
8 minggu
3) Remote puerperium (later puerperium) waktu 1-6 minggu post
partum. Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna,
terutama bila selama hamil dan waktu persalinan mempunyai
komplikasi, waktu untuk sehat bisa berminggu-minggu, bulan atau
tahun
6. Pathways
7. Diagnosa
1) Nyeri akut berhubungan dengan trauma mekanis , edema /
pembesaran jaringan atau distensi efek – efk hormonal
2) Ketdakefektifan menyusui berhubungan dengan tingkat
pengetahuan , pengalaman sebelumnya , tingkat dukungan ,
karakteristik payudara
3) Resiko tinggi terhadap cedera berhubungan dengan biokimia efek
anastesi , profil darah abnormal
4) Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan trauma
jaringan , penurunan Hb , prosedur invasive , pecah ketuban ,
malnutrisi
5) Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan efek hormonal ,
trauma mekanis , edema jaringan , efek anastesi ditandai dengan
distensi kandung kemih , perubahan – perubahan jumlah /
frekuensi berkemih
6) Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan
dengan penurunan masukan / penggantian tidak adekuat ,
kehilangan cairan berlebih ( muntah , hemoragi , peningkatan
keluaran urine )
8. Rencana asuhan keperawatan
1) Dx 1
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan nyeri ibu
berkurang dengan criteria evaluasi : skala nyeri 0-1 , ibu mengatakan nyerinya
berkurang sampai hilang , tidak merasa nyeri saat mobilisasi , tanda vital
dalam batas normal . S = 37 C . N = 80 x/menit , TD = 120/80 mmHG , R = 18
– 20 x / menit
Intervensi :
a. Kaji ulang skala nyeri
Rasional : mengidentifikasi kebutuhan dan intervensi yang tepat
b. Anjurkan ibu agar menggunakan teknik relaksasi dan distraksi rasa nyeri
Rasional : untuk mengalihkan perhatian ibu dan rasa nyeri yang dirasakan
2) Dx 2
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan ibu dapat
mencapai kepuasan menyusui dengan criteria evaluasi : ibu mengungkapkan
proses situasi menyusui, bayi mendapat ASI yang cukup.
Intervesi :
a. Kaji ulang tingkat pengetahuan dan pengalaman ibu tentang menyusui
sebelumnya.
Rasional : membantu dalam mengidentifikasi kebutuhan saat ini agar
memberikan intervensi yang tepat.
b. Demonstransikan dan tinjau ulang teknik menyusui
Rasional : posisi yang tepat biasanya mencegah luka/pecah putting yang
dapat merusak dan mengganggu.
c. Anjurkan ibu mengeringkan puting setelah menyusui
Rasional : agar kelembapan pada payudara tetap dalam batas normal.
3) Dx 3
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan cedera pada ibu
tidak terjadi dengan criteria evaluasi : ibu dapat mendemonstrasikan prilaku
unsure untuk menurunkan faktor risiko/melindungi harga diri bebas dari
komplikasi.
Intervensi :
a. Tinjau ulang kadar Hb dan kehilangan darah waktu melahirkan observasi
dan catat tanda anemia.
Rasional : dapat mengetahui kesenjangan kondisi ibu dan intervensi yang
cepat dan tepat
b. Anjurkan mobilitas dan latihan dini secara bertahap
Rasional : meningkatkan sirkulasi dan aliran darah ke ekstremitas bawah
c. Kaji ada hiperfleksia sakit kepala atau gangguan penglihatan
Rasional : bahaya eklamsi ada diatas 72 jam post partum sehingga dapat
diketahui dan diinteraksikan
4) Dx 4
Tujuan : setelah diberikan askep diharapkan infeksi pada ibu tidak
terjadi dengan KE : dapat mendemonstrasikan teknik untuk menurunkan
resiko infeksi, tidak terdapat tanda-tanda infeksi.
Intervensi :
a. Kaji lochea (warna, bau, jumlah) kontraksi uterus dan kondisi jahitan
episiotomi.
5) Dx 5
Tujuan : setelah diberikan askep diharapkan ibu tidak mengalami gangguan
eliminasi (BAK) dengan KE : ibu dapat berkemih sendiri dalam 6-8 jam post
partum tidak merasa sakit saat BAK, jumlah urine 1,5-2 liter/hari.
Intervensi :
Rasional : agar kencing yang tidak dapat keluar, bisa dikeluarkan sehingga
6) Dx 6
Tujuan : setelah diberikan askep ibu diharapkan tidak kekurangan
volume cairan dengan KE : cairan masuk dan keluar seimbang, Hb/Ht dalam
batas normal (12,0-16,0 gr/dL)
Intervensi :
mengontrol perdarahan.
10.Daftar pustaka
1) Cardenito, L.J. 2012. Buku Saku Doagnosa Keperawatan Edisi 8.
Jakarta : EGC.
2) Helen Farrer, 2011. Perawatan Maternitas. Jkarta : EGC
3) Ida Bagus Gde Manuaba. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan
dan KB untuk Pendidikan Bidan: Jakarta EGC
4) NANDA-I Diagnosis keperewatan:definisi dan klasifikasi 2018-
2020
5) Moorhead Sue dkk. 2018. Nursing Outcomes Classification (NOC)
Edisi keenam. Yogyakarta:Elsevier
6) Butcher, K. Howard dkk. 2018, Nursing Intervensions
Classification (NIC) Edisi ketujuh. Yogyakarta:Elsevier