You are on page 1of 19

ANGGARAN DASAR (AD)

BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes)


DESA TAPENPAH KECAMATAN INSANA
KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA

PENDAHULUAN
Upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat pedesaan merupakan bagian
terpenting dalam agenda Pembangunan Nasional yang fokus perhatian Pemerintah
saat ini mengarah kepada kehidupan masyarakat pedesaan yang sangat rentan
dengan kondisi sosial yang masih sangat memprihatinkan.
Berbagai upaya Pemerintah telah dilakukan namun masih belum mengena
pada sasaran dan tujuan yang diharapkan sebagaimana yang diamanatkan dalam
Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yakni memajukan
kesejahteraan umum masyarakat Indonesia. Berbagai program yang
mengatasnamakan program pengentasan kemiskinan namun masih jauh dari yang
diharapkan.
Lahirnya Undang-Undang No 6 Tahun 2014 tentang Desa menjadi angin
segar bagi proses rehabilitas kehidupan masyarakat pedesaan dengan memberikan
otonomi dan kemerdekaan yang luas bagi masyarakat dan Desa untuk membangun
diri dan Desa. Pada hakekatnya bahwa kehadiran Undang-undang Desa ini
memungkinkan kepada masyarakat dan Pemerintah Desa dapat keluar dari
belenggu kemiskinan.
Dari sisi ekonomi, kehadiran Undang-Undang Desa memberi inspirasi dan
kekuatan kepada Desa untuk lebih leluasa mengatur perekonomian secara
demokratis demi kesejahteraan masyarakat. Pola pemberdayaan yang telah
diletakan dasarnya oleh program-program sebelumnya baik program yang bersifat
Nasional seperti PNPM Mandiri Pedesaan dan program yang bersifat lokal seperti
Anggur Merah dan Sari Tani menjadi dasar yang kuat bagi pengembangan usaha
ekonomi desa.
Organisasi ekonomi pedesaan yang menjadi bagian terpanting sekaligus
masih menjadi titik lemah di daerah pedesaan di Kabupaten Timor Tengah Utara
menjadi hal terpenting yang mendapat perhatian serius dari Pemerintah Daerah.
Dalam mendukung penguatan ekonomi pedesaan maka dengan adanya Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, sangat dimungkinkan untuk dilakukan
penguatan terhadap perekonomian desa.
Melalui Undang-Undang Desa dan rumusan regulasi lanjutannya yaitu
Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pendirian, Pengurusan ,
Pengelolaan dan Pembubaran Badan Usaha Milik Desa maka sangat dimungkinkan
organisasi perekonomian dapat terbentuk di desa secara gotong royong dan
demokrasi.
Terbentuknya suatu Badan Usaha Milik Desa sangat diharapkan dapat
membawa perubahan pada perekonomian di desa serta peningkatan ekonomi
masyarakat.
Dalam konteks ini BUMDes pada dasarnya merupakan bentuk konsolidasi
atau penguatan terhadap lembaga-lembga ekonomi desa. Beberapa agenda yang
bisa dilakukan antara lain : (i) pengembagan kemampuan SDM sehingga mampu
memberikan nilai tambah dalam pengelolaan aset ekonomi desa, (ii)
mengintegrasikan produk-produk ekonomi pedesaan sehingga memiliki posisi nilai
tawar yang baik dalam jaringan pasar, (iii) mewujudkan skala ekonomi kompetitif
tehadap usaha ekonomi yang dikembangkan, (iv) menguatkan kelembagaan
ekonomi desa, (v) mengembangkan unsur pendukung seperti perkreditan mikro,
informasi pasar, dukungan teknologi dan manajemen, prasarana ekonomi dan
jaringan komonikasi maupun dukungan pembinaan dan regulasi.
BUMDes merupakan instrumen pendayagunaan ekonomi lokal dengan
berbagai ragam jenis potensi. Pendayagunaan potensi ini terutama bertujuan untuk
peningkatan kesejahteraan ekonomi warga desa melalui pengembagan usaha
ekonomi masyarakat dan kelompok masyarakat. Disamping itu, keberadaan
BUMDes juga memberikan sumbagan bagi peningkatan sumber Pendapatan Asli
Desa (PADes) yang memungkinkan desa mampu melaksanakan pembangunan dan
peningkatan kesejahteraan rakyat secara optimal.
Bahwa dengan diterbitkan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2015 tentang
Pendirian, Pengurusan dan Pengelolaan, dan Pembubaran Badan Usaha Milik Desa
maka Pemerintah Desa dapat mendirikan Badan Usaha Milik Desa dengan
musyawarah sesuai dengan kebutuhan dan potensi desa dengan harapan dapat
meningkatkan pendapatan masyarakat dan desa. Sebagai tindak lanjut dari
pelaksanaan pendirian BUMDes, maka berdasarkan Peraturan Bupati Timor Tengah
Utara Nomor 38 Tahun 2015 tentang tata cara pendiraan dan pengelolaan Bumdes.
Pemerintah Daerah dapat memfasilitasi pendirian Badan Usaha Milik Desa atas
dasar musyawarah masyarakat di tingkat desa. Merujuk pada Peraturan Bupati
Nomor 38 Tahun 2015 dan musyawarah masyarakat desa maka dibentuklah Badan
Usaha Milik Desa dan selanjutnhya disusunlah Anggaran Dasar/Anggaran Rumah
Tangga sebagai berikut:

BAB I
NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN
Pasal 1
(1) Badan Usaha Milik Desa selanjutnya disingkat BUMDes ini diberi nama
BUMDes Tapenpah Maju ini didirikan pada tanggal 30 bulan Maret tahun
2017 untuk waktu yang tidak terbatas;
(2) BUMDes Tapenpah berkedudukan di:
Desa : Tapenpah
Kecamatan : Insana
Kabupaten : Timor Tengah Utara
Propinsi : Nusa Tenggara Timur

BAB II AZAS
Pasal 2
BUMDes Tapenpah dalam melakukan usahanya berazaskan:
(1) Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945;
(2) Kebersamaan dan kegotong-royongan.
BENTUK DAN SIFAT
Pasal 3
(1) BUMDes Tapenpah berbentuk Badan Usaha yang merupakan bagian dari
Pemerintah Desa Tapenpah, Kecamatan Insna, Kabupaten Timor Tengah
Utara;
(2) BUMDes Tapenpah adalah Badan Usaha Milik Desa yang dimiliki oleh
Pemerintah Desa dan masyarakat dengan komposisi kepemilikan mayoritas
oleh Pemerintah Desa.
Pasal 4
BUMDes Tapenpah bersifat menyelenggarakan kemanfaatan umum dan
mengembangkan perekonomian desa yang menguntungkan.

BAB IV
TUJUAN
Pasal 5
BUMDes Tapenpah bertujuan menciptakan sebuah gerakan ekonomi Desa
dalam bentuk pendampingan dan pembinaan kelembagaan sebagai upaya
meningkatakan hasil produksi dan kegiatan usaha perekonomian masyarakat
Desa, sehingga mendukung kemampuan Pemerintah Desa dalam melaksanakan
tugas pemerintahan , pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat secara
optimal.

BAB V
JENIS USAHA
Pasal 6
(1) Jenis usaha BUMDes Tapenpah meliputi usaha-usaha antara lain:
a. Usaha Pemasaran Hasil Pertanian yang meliputi: Pemasaran Hasil Bumi,
Pertanian, Perkebunan dan Peternakan;
b. Kegiatan perekonomian lainnya yang dibutuhkan oleh warga desa yang
mampu meningkatkan nilai tambah bagi masyarakat.

Ketentuan Pengelolaan Jenis Usaha BUMDes


Pasal 7
Pasal 8
Pasal 9
Jasa Usaha
(1) Besarnya jasa usaha atau Bunga Pinjaman ditetapkan oleh BUMDes
berdasarkan musyawarah dalam rapat anggota;
(2) Jasa atau Bunga Usaha Jasa simpan pinjam kegiatan pengembangan usaha
tidak boleh kurang dari 6% dan tidak lebih dari 10% yang dihitung dari
besarnya pinjaman;
(3) Pendapatan unit usaha lainnya adalah pendapatan bersih yang diperolehnya
setiap bulan dan disesuaikan dengan perkembangan pasar dengan
pertimbangan tidak membebani masyarakat dan kosumen.

Pasal 10
Sanksi
(1) Bagi Anggota Pemanfaat Usaha BUMDes yang melanggar ketentuan dapat
dikenakan sanksi atau hukuman;
(2) Sanksi atau hukuman sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah:
a. Keterlambatan pembayaran pengembalian pinjaman sesuai batas waktu
yang ditentukan akan dikenakan denda sebesar Rp 25.000/bulan dan
akan berakibat pada penyitaan Jaminan Pinjaman;
b. Bagi pemanfaat usaha BUMDes yang tidak melakukan jenis usaha sesuai
ketentuan setelah 1 (Satu) bulan pencairan maka dikenakan sanksi wajib
mengembalikan permodalan ditambah dengan denda Rp 50.000;
c. Bagi pemanfaat usaha BUMDes diwajibkan untuk menjual hasil usaha
pengembangan usaha dan hasil lainnya kepada BUMdes dan apabila
melanggar ketentuan ini, maka dikenakan denda sebesar Rp 50.000;
d. Bagi pemanfaat usaha BUMDes yang menjual atau melelang hasil
usahanya sebelum jatuh tempo dan atau untuk keperluan pribadi tanpa
seijin pengurus BUMDes maka dikenakan sanksi wajib mengembalikan
permodalan ditambah dengan bunga pinjaman sesuai ketentuan dan
denda Rp 100.000;
e. Kehilangan atau kematian ternak ditanggung oleh nasabah dan kelompok
dalam bentuk tanggung renteng.
(3) Semua pemanfaat usaha BUMDes wajib mentaati ketentuan di atas.

BAB VI
PERMODALAN
Pasal 11

(1) Modal awal BUMDes Tapenpah Maju bersumber dari APBDesa Tapenpah
(2) Modal BUMDes terdiri atas
a. Penyertaan modal Desa; dan
Pasal 12

(1) Penyertaan modal Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2) huruf
a terdiri atas:
a. Hibah dari pihak swasta, lembaga sosial ekonomi kemasyarakatan
dan/atau lembaga donor yang disalurkan melalui mekanisme APB Desa;
b. Bantuan Pemerintah, Pemerintah Daerah Propinsi dan Pemerintah
Daerah Kabupaten Timor Tengah Utara yang disalurkan melalui
mekanisme APB Desa;
c. Kerjasama usaha dari pihak swasta, lembaga sosial ekonomi
kemasyarakatan dan /atau lembaga donor yang dipastikan sebagai
kekayaan kolektif Desa dan disalurkan melalui mekanisme APB Desa;
d. Aset Desa yang diserahkan APB Desa sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan tentang aset Desa.
(2) Penyertaan modal masyarakat Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11
ayat (2) huruf b berasal dari tabungan masyarakat dan atau simpanan
masyarakat;
(3) Bantuan Pemerintah, Pemerintah Daerah Propinsi dan Pemerintah Daerah
Kabupaten Timor Tengah Utara yang disalurkan melalui mekanisme APB
Desa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf bterdiri dari:
a. Bantuan Pemerintah yang dialoksikan kepada Pemerintah Desa berupa
Dana Desa
b. Bantuan Pemerintah Daerah Kabupaten Timor Tengah Utara berupa
Dana Desa Mandiri Cinta Petani (SARI TANI).
Pasal 13
(1) Modal BUMDes Tapenpah Maju untuk pertama kalinya berasal dari Bantuan
Pemerintah Daerah Kabupaten Timor Tengah Utara kepada Pemerintah Desa
TapenpahDana Desa);
(2) Penggunaan modal BUMDes Tapenpah Maju sebagamana dimaksud dalam
ayat (1) terdiri dari:
a. 70% dari Modal BUMDES digunakan untuk jenis usaha Jasa Simpan
Pinjam pengembangan 2 (Dua) jenis Prukab yaitu: Paronisasi dan
Pengembangan Kacang Tanah;
b. 30% dari Modal BUMDES digunakan untuk jenis usaha Jasa dan jenis
usaha Pemasaran hasil pertanian.
(3) pengaturan lebih lanjut dari 30% Dana Sari Tani akan diatur oleh pengurus
sesuai anggaran belanja dari masing-masing jenis usaha

BAB VII
TATA CARA PENGGUNAAN DAN PEMBAGIAN
KEUNTUNGAN
Pasal 14
(1) Keuntungan atau hasil usaha diperoleh dari Pendapatan dikurangi
Pengeluaran Biaya dan kewajiban pada pihak lain serta penyusutan atas
barang-barang inventaris dalam 1 (Satu) Tahun Buku;
(2) Keuntungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah keuntungan yang
diperoleh dari setiap Jenis Usaha BUMDes Tapenpah maju dan keuntungan
dari bunga Bank;.
(3) Pembagian keuntungan atau hasil usaha dilakukan setelah 1 (Satu) Tahun
Buku;
(4) Pembagian keuntungan ditetapkan berdasarkan Musyawarah Penasehat dan
Pengurus BUMDes dengan ketentuan:
a. Pemupukan Modal Usaha 10%
b. Pendapatan Asli Desa 10%
c. Komisaris 5%
d. Pengawas 5%
e. Pengurus 20%
f. Biaya Operasional Kegiatan 10%
(5) Pembagian hasil usaha atau keuntungan dilihat dari kemampuan hasil usaha
BUMDes Tapenpah Maju setiap Tahun.

BAB VIII
PEMBUKUAN
Pasal 15
Pembukuan kegiatan operasional usaha dilakukan dengan menggunakan sistem
Pembukuan keuangan standar (akutansi) seperti neraca, rugi/laba, Buku Kas
Umum, Buku bantu, daftar inventaris, dan lain-lainnya sehingga mudah mengetahui
perkembangan kondisi keuangan maupun kesehatan BUMDesa Tapenpah Maju

BAB IX
KETENTUAN LAIN LAIN
Pasal 16
(1) Hal-hal yang tidak atau belum cukup diatur di dalam Anggaran Dasar ini,
akan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga;
(2) Perubahan seperlunya di dalam Anggaran Dasar (AD) ini hanyadapat
dilakukanmelalui musyawarah Desa;
(3) Anggaran Dasar BUMDes Tapenpah Maju ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.

BAB X
PENUTUP
Pasal 17

Demikian Anggaran Dasar BUMDes Tapenpah ditetapkan oleh pemimpin


sidang/rapat yang diberi kuasa oleh Musyawarah Desa.
Mengetahui Ditetapkan di Tapenpah
KEPALA DESA TAPENPAH Pada tanggal 26 Maret 2020
DIREKSI

Thomas Yulianus Sikone Godafridus Nong Ta’mes

ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART)


BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes)
DESA TAPENPAH KECAMATAN INSANA
KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA
BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Anggaran Rumah Tangga (ART) BUMDesTapenpah Maju merupakan
pengaturan lebih lanjut dari Anggaran Dasar BUMDes Tapenpah
Majudanbersumber pada Anggaran Dasar yang berlaku dan oleh karena itu
tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan yang ada dalam Anggaran
Dasar termaksud.

BAB II
KEANGGOTAAN
Pasal 2
Anggota BUMDesTapenpah Majuadalah seluruh Masyarakat Desa Tapenpah
yang telah bertempat tinggal dan menetap di desa sekurang-kurangnya 1 (Satu)
Tahun.

Hak dan Kewajiban Anggota


Pasal 3
(1) Hak Anggota
a. Setiap anggota BUMDes Tapenpah maju berhak menyampaikan
pendapat atau buah pikiran baik secara lisan maupun tulisan;
b. Setiap anggota BUMDes Tapenpah Majuberhak memilih dan dipilih;
c. Setiap anggota masyarakat berhak mendapat pelayanan dari BUMDes
Tapenpah Maju sesuai bidang usaha.
(2) Kewajiban Anggota
a. Memahami, menghayati dan melaksanakan AD-ART BUMDesTapenpah
Maju
b. Menghadiri rapat-rapat yang diadakan oleh BUMDesTapenpah Maju
c. Berpartisipasi dalam setiap kegiatan BUMDesTapenpah Maju
d. Ketentuan pasal 3 ayat (2) huruf c diatur tersendiri sesuai dengan
bidangnya.
e. Setiap anggota BUMDes Tapenpah Maju wajib menjual hasil usahanya
baik ternak, hasil pertanian maupun hasil hutan kepada BUMDes;
f. Setiap anggota BUMDes .Tapenpah Maju dilarang untuk menjual hasil
usahanya terutama Kacang Tanah dan Asam langsung kepada Pengusaha
dari luar.

BAB III
ORGANISASI DAN TATA KERJA
PENGELOLAH BUMDes
Pasal 4
(1) Susunan kepengurusanBUMDesTapenpah Maju terdiri dari:
a. Penasehat/Komisaris
b. Pengurus/Pelaksana Operasional
c. Badan pengawas
(2) Kebijakan untuk pengembangan kegiatan usaha dari BUMDes ditetapkan
rapat umum Badan Pengurus.

Pasal 5
(1) Penasehat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf a dijabat
secara ex officio oleh Kepala Desa yang bersangkutan
(2) Pengurus/Pelaksana Operasional sebagaimana dimaksud dalam pasal 4
ayat (1) huruf b terdiri dari:
a. Direksi
b. Sekretaris
c. Bendahara
d. Kepala Unit Usaha Jasa Simpan Pinjam untuk kegiatan pengembangan
Prukab
e. Kepala Unit Usaha Jasa Loket Resmi
f. Kepala Unit Usaha Pemasaran Hasil Pertanian
(3) Pengurus/Pelaksana Operasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
ayat (1) huruf b diangkat dan diberhentikan oleh masyarakat melalui
musyawarah Desa.
(4) Kepala Desa dan keluarga dekat Kepala Desa, Badan Permusyawaratan
Desa (BPD) serta anggota Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD)
dan aparat Desa tidak diperkenankan menjadi pengurus BUMDes
(5) Pengurus/Pelaksana Operasional bertanggungjawab kepada Penasehat atau
Komisaris;
(6) Badan pengawas sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (1) huruf c
merupakan lembaga yang mewakili kepentingan masyarakat yang berasal
dari unsur BPD, Pemerintah Desa, LKMD dan atau Tenaga Pengajar yang
ada di Desa;
(7) Susunan Badan Pengawas terdiri dari:
a. Ketua merangkap anggota
b. Wakil Ketua merangkap anggota
c. Sekretaris merangkap anggota.
(8) Apabila BUMDes dimiliki lebih dari satu pihak, maka setiap pihak
berkewajiban menunjuk wakil-wakilnya.
Pasal 6

Kewajiban dan Wewenang Penasehat

(1)   Penasihat dalam melaksanakan tugasnya mempunyai kewajiban:

a. Memberikan nasihat kepada Pengurus dalam melaksanakan pengelolaan


BUMDes Tapenpah
b. Memberikan saran dan pendapat mengenai masalah yang dianggap
penting bagi pengelolaan BUMDes Tapenpah.; dan
c. Mengendalikan pelaksanaan kegiatan pengelolaan BUMDes Tapenpah

(2)   Penasihat berwenang:

a. Meminta penjelasan dari Pelaksana Operasional mengenai persoalan


yang menyangkut pengelolaan BUMDes; dan
b. Melindungi usaha Desa terhadap hal-hal yang dapat menurunkan kinerja
BUMDes.

Pasal 7
Kewajiban dan Wewenang Pengurus

(1)  Direksi sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 ayat (2) huruf a,mempunyai


kewajiban:

a. Melaksanakan dan mengembangkan BUMDes. agar menjadi lembaga


yang melayani kebutuhan ekonomi dan/atau pelayanan umum
masyarakat Desa;
b. Menggali dan memanfaatkan potensi usaha ekonomi Desa untuk
meningkatkan Pendapatan Asli Desa;
c. Melakukankerjasama dengan lembaga-lembaga perekonomian Desa
lainnya.
d. Menciptakan jaringan pasar yang mendukung potensi usaha masyarakat.

(3)   Direksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) huruf a, berwenang:

a.    Membuat laporan keuangan seluruh unit-unit usaha BUM Desa setiap


bulan;

b.    Membuat laporan perkembangan kegiatan unit-unit usaha BUM Desa


setiap bulan;

c.   Memberikan laporan perkembangan unit-unit usaha BUM Desa kepada


masyarakat Desa melalui Musyawarah Desa sekurang-kurangnya 2 (dua)
kali dalam 1 (satu) tahun.

(4). Sekretaris sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 ayat (2) huruf b,


berkewajiban:

a. Membantu Manager unit – unit usaha dalam menjalankan tugasnya


sehari–hari;
b. Melakukan pencatatan aktifitas – aktifitas penting yang harus
didokumentasikan;
c. Menyusun laporan kinerja unit – unit usaha ;
d. Menyimpan file – file penting yang berhubungan dengan aktivitas unit –
unit usaha BUMDes;
e. Menyediakan laporan – laporan penting yang harus diinformasikan
kepada pihak – pihak yang berkepentingan; dan
f. Bertanggung jawab kepada Pelaksana Operasional.

(5). Bendahara sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 ayat (2) huruf c


berkewajiban:

a. Membantu Direksi dalam hal pelaporan keuangan baik setiap bulan


maupun setiap akhir tahun
b. Sebagai juru bayar transaksi yang dilakukan unit–unit usaha BUMDes;
c. Sebagai kasir yang menerima dan mengeluarkan uang (casflow) dari
unit–unit usaha BUMDes Tapenpah Maju sesuai bukti-bukti yang sah;
d. Menyetor seluruh keuangan yang masuk dari setiap unit usaha ke Bank
e. Membuat laporan perkembangan keuangan setiap bulan;
f. Bertanggung jawab kepada penasehat.
g. Bendahara tidak diperkenankan menyimpan uang ditangan lebih dari
Rp. 2.500.000
(6). Kepala unit masing-masing jenis usaha sebagaimana dimaksud dalam pasal 5
ayat (2) huruf d,e,f berkewajiban:

a. menjalankan tugasnya sesuai bidang usahanya

b. Membuat rencana anggaran belanja sesuai bidang usahannya

b. melakukan pencatatan keuangan setiap kali transaksi

c. membuat laporan perkembangan keuangan dan usahanya setiap bulan

d. bertanggung jawad kepada Direksi.

Pasal 8

Kewajiban dan Wewenag Badan Pengawas

(1)  Pengawas sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (1) huruf c mempunyai


kewajiban menyelenggarakan Musyawarah/Rapat Umum untuk membahas
kinerja BUM Desa sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun sekali.
(3)  Pengawas berwenang menyelenggarakan Musyawarah/Rapat Umum
Pengawas untuk:

a.    Pemilihan dan pengangkatan Pengawas;

b.   Penetapan kebijakan pengembangan kegiatan usaha dari BUMDes; dan

c.    Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi terhadap kinerja Pelaksana


Operasional.

(4) Masa bakti Badan Pengawas adalah 2 (Dua) Tahun dan dapat dipilih kembali
untuk masa kepengurusan berikutnya paling sedikit 2 (dua) periode.

Pasal 9
Masa Bakti kepengurusan
Masa bakti Pengurus BUMDes adalah 2 (Dua) Tahun dan dapat dipilih kembali
untuk masa jabatan berikutnya paling sedikit 2 (dua) periode.

BAB IV
SISTEM PENGGAJIAN PENGURUS
Pasal 10
(1) Pengurus BUMDes Tapenpah Maju setiap Bulan digaji berdasarkan jabatan
dalam struktur BUMDes yang dialokasikan melalui Alokasi Dana Desa dan
akan disesuaikan dengan perkembangan usaha yang dilakukan BUMDes
tapenpah Maju
(2) Pemberian gaji hanya diberikan kepada pengurus (Direksi, Sekretaris,
Bendahara dan masing-masing Kepala unit Usaha.;
(3) Pengajian sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 ayat (1) diatur sebagai
berikut:
a. Direksi digaji sebesar Rp. 250.000/bulan;
b. Sekretaris digaji sebesar Rp. 225.000/bulan;
c. Bendahara digaji sebesar Rp. 200.000/bulan;
d. Kepala unit usaha sebanyak 3 (Tiga) orang digaji sebesar Rp.
175.000/org/bulan;
(4) Segala biaya operasional yang timbul dalam pelaksanaan BUMDes akan
dibebankan pada anggaran masing-masing unit usaha dan pada akhir tahun
akan dihitung sebagai salah satu pengeluaran yang sah;
(5) Setiap pengurus BUMDes berhak atas pembagian hasil usaha tahunan (Bonus)
dari setiap unit usaha yang dijalankan BUMDes;
(6) Pembagian hasil usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dilakukan pada
setiap akhir Tahun dan akan disesuaikan dengan perkembangan usaha
BUMDes.

BAB V
SANKSI-SANKSI
Pasal 11

(1) Apabila Pengurus tidak melaksanakan kewajiban menyelenggarakan laporan


atau kegiatan dalam ketentuan Anggaran Dasar dan anggaran rumah tangga
dan peraturan yang berlaku di BUMDes dikenakan sanksi-sanksi berupa:
a. Peringatan Lisan.
b. Peringatan Tertulis yang dilakukan maksimal 3 (Tiga) kali
c. Skorsing.
d. Diberhentikan Dari jabatan di BUMDes.
e. Diajukan ke pengadilan apabila terbukti menyalagunakan keuangan
BUMDes..

Pasal 12
Pembelaan
Pengurus yang dikenakan skorsing diberi kesempatan untuk membela diri dalam
forum musyawarah BUMDes.

BAB VI
KEUANGAN DAN HARTA BENDA
Pasal 13
(1) Pengurus wajib mengelola keuangan dan harta benda BUMDes dengan
sebaik-baiknya guna mendapatkan daya guna yang tinggi dan manfaat serta
keuntungan yang sebesar-besarnya bagi pertumbuhan dan perkembangan
BUMDes.
(2) Pengurus wajib membuat laporan keuangan BUMDes setiap akhir tahun
pajak
(3) Laporan keuangan dan pembukuan BUMDes diperiksa oleh Badan Pengawas
minimal satu tahun sekali;
(4) Pembagian Keuntungan BUMDes sebesar 20 % dimasukan ke dalam
Anggaran Pendapatan Belanja Desa (APBDes) setiap akhir tahun anggaran
sebagai salah satu penerimaan yang sah
(5) Dalam hal BUMDes menderita kerugian hendaknya dipikul oleh BUMDes
dengan memperhitungkan seluruh aset yang ada baik yang bergerak maupun
yang tidak bergerak;

Pasal 14
Permodalan
(1) BUMDes mendapatkan modal awal untuk melaksanakan kegiatan dari
kekayaan desa atau kekayaan desa yang dipisahkan dari Anggaran
Pendapatan Belanja Desa (APBDes)
(2) BUMDes dapat memperoleh bantuan permodalan dari APBDes, APBD
Kabupaten, APBD Propinsi dan APBN
(3) Apabila modal BUMDes terdiri dari kekayaan yang dipisahkan dari
beberapa desa atau pihak swasta/pihak ketiga bagian modal BUMDes ini
harus diatur dengan perjanjian.

BAB VII
PERUBAHAN AD/ART
Pasal 15
Perubahan Anggaran Dasar (AD) atau Anggaran Rumah Tangga (ART) ini hanya
dapat dilakukan oleh masyarakat melalui musyawarah Desa.

BAB VIII
PEMBUBARAN
Pasal 16
(1) BUMDes mengalami kerugian selama 3 (Tiga) Tahun berturut-turut
(2) BUMDes mengalami kepailitan sesuai peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
(3) BUMDes dapat dibubarkan dengan mengadakan musyawarah Desa
(4) Dengan tidak mengurangi ketentuan pasal 16 ayat (3), keputusan
pembubaran BUMDes hanya dapat diambil jika BUMDes ini ternyata tidak
dapat berlangsung terus atau jika kekayaan tidak ada lagi atau berkurang
sedemikian banyaknya, sehingga menurut pertimbangan Badan Pengawas
tidak cukup lagi untuk mewujudkan visi, misi, tujuan dan fungsi BUMDes.
(5) Bilamana BUMDes dibubarkan, maka likuidasinya dilakukan oleh Badan
Pengawas di bawah pengawasan Inspektorat Kabupaten dan sisa kekayaan
BUMDes setelah dikurangi dengan segala kewajibannya, diserahkan kepada
Pemerintah Desa Tapenpah.

BAB IX
Ketentuan Penutup
Pasal 17
Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini dapat diatur
kemudian oleh musyawarah BUMDes.

Ditetapkan di Tapenpah
Pada tanggal .................... 2017
DIREKSI

.................
Mengetahui
KETUA BPD TAPENPAH KEPALA DESA TAPENPAH
PETRUS SUNI,SPd.Sd EMANUEL NAIBANO

You might also like