Professional Documents
Culture Documents
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
SKRIPSI
OLEH:
LIZA MAYANA
160200481
FAKULTAS HUKUM
MEDAN
2020
NIM : 160200481
1. Bahwa isi skripsi yang saya tulis tersebut diatas adalah benar tidak
merupakan ciplakan dari skripsi atau kaarya ilmiah orang lain.
2. Apabila terbukti dikemudian hari skripsi tersebut adalah ciplakan, maka
segala akibat hukum yang timbul menjadi tanggung jawab saya.
Demikianlah pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya tanpa adanya paksaan
atau tekanan dari pihak manapun.
LIZA MAYANA
NIM: 160200481
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
Kota Langsa)”. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk melengkapi syarat guna
Utara.
dokter estetika dengan pasien. Dalam penulisan skripsi ini, penulis sadar bahwa
masih banyak kekurangan dalam hal pemaparannya dan masih jauh dari kata
sempurna, sehingga kritik dan saran sangat di harapkan demi perbaikan untuk
kemudian hari.
yang telah memberikan doa, semangat serta bantuan dalam bentuk apapun
i
Universitas Sumatera Utara
3. Ibu Puspa Melati, SH.,M.Hum., selaku Wakil Dekan II Fakultas Hukum
4. Bapak Dr. Jelly Leviza., SH.,M.Hum., selaku Wakil Dekan III Fakultas
serta mengajarkan banyak hal kepada penulis sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan;
9. Ibu Dr. Maya safriana Lubis dan Bapak Mariza Alwi Harahap selaku
ii
Universitas Sumatera Utara
10. Teman-teman gabut tersayang yang telah banyak membantu penulis dalam
penulis dalam hal apapun Dimpu, Fany, Kika, Andri, Mia, Vivi dan Surya;
Grup C.
13. Serta semua pihak yang telah membantu dan memberikan semangat dalam
sayangi yang sangat banyak berjasa dalam hidup penulis yaitu Papa H.
Aminuddin,SH , Mama Hj. Eni Juliani, SE , kakak Nia Astari S.Pi dan Adik
Penulis berharap skripsi ini berguna dan bermanfaat bagi pembaca serta
Penulis,
Liza Mayana
160200481
iii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR..................................................................................... i
DAFTAR ISI.....................................................................................................iv
ABSTRAK........................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah..................................................................................11
D. Keaslian Penulisan.................................................................................13
E. Tinjauan Pustaka....................................................................................15
F. Metode Penelitian..................................................................................19
G. Sistematika Penulisan.............................................................................. 22
D. Berakhirnya Perjanjian............................................................................43
iv
Universitas Sumatera Utara
G. Berakhirnya perjanjian terapeutik.........................................................48
Langsa..................................................................................................88
v
Universitas Sumatera Utara
Tersebut Melanggar Perjanjian.............................................................95
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan..........................................................................................100
B. Saran....................................................................................................103
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................105
LAMPIRAN
vi
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
Liza Mayana*
Rosnidar Sembiring**
Syamsul Rizal***
vii
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
alami dan tradisional seperti membuat masker wajah dari bahan-bahan alami,
sampai meminum jamu untuk awet muda atau melangsingkan diri. Namun hal
instan. Adanya keinginan wanita menjadi cantik sekaligus menarik dengan cepat
Keinginan wanita untuk tampil cantik dan sempurna merupakan suatu hal
yang wajar Untuk mencapai keinginannya itu banyak wanita yang rela
membeli perlengkapan kosmetik untuk memoles wajah agar terlihat cantik dan
adalah untuk mewujudkan keinginan para wanita untuk tampil cantik dan
1
Universitas Sumatera Utara
2
menarik. Jasa perawatan tubuh atau kulit merupakan salah satu yang ditawarkan
Pelaku usaha melihat adanya suatu kesempatan atau peluang usaha dalam
kecantikan tersebut menjadi salah satu alternatif bagi masyarakat khusus nya
kaum hawa untuk melakukan perawatan wajah. Berbagai produk perawatan wajah
dan tubuh telah disediakan oleh industri kecantikan klinik yang pada umumnya
berlebihan dapat menimbulkan efek-efek tertentu bagi tubuh dan tindakan tanam
benang pada wajah yang dilakukan oleh dokter sebelumnya harus dibius agar
tidak merasa sakit saat dilakukannya tindakan tanam benang tetapi justru terdapat
beberapa orang yang mengalami alergi terhadap obat bius atau anastesi tersebut
seperti kasus yang dialami oleh seorang Artis yang biasa dipanggil Jedar
kecantikan tidak lepas dari pengawasan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan
(BPOM) yang berdasarkan Pasal (2) Peraturan Kepala BPOM Nomor 14 Tahun
pengawasan atas keamanan pangan dan bahan berbahaya 1 .Peredaran krim yang
Begitu pula dengan penggunaan obat dan krim yang mempunyai dampak
pada tubuh. Dampak dapat berupa dampak yang baik maupun yang buruk.
memang tidak dikenal dalam KUHPerdata, akan tetapi dalam unsur yang
semua perjanjian baik yang mempunyai suatu nama khusus maupun yang tidak
dikneal dengan suatu nama tertentu, tunduk pada peraturan umum mengenai
Perjanjian adalah Perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan
dirinya terhadap satu orang lain atau lebih . Dari Peristiwa ini, timbullah suatu
hubungan hukum antara dua orang atau lebih yang disebut perikatan yang
1
Peraturan Kepala BPOM Nomor 14 Tahun 2014 Tentang Organisasi dan Tata Kerja
Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan, Pasal 2.
2
Pasal 1313 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
perjanjian yang terdapat di dalam ketentuan tersebut tidak lengkap dan terlalu
luas. Tidak lengkap karena hanya mengenai perjanjian sepihak saja dan dikatakan
terlalu luas karena dapat mencakup hal-hal yang mengenai janji kawin, yaitu
sehingga Buku III KUHPerdata secara langsung tidak berlaku terhadapnya. Juga
hubungan hukum antara dua pihak atau lebih berdasarkan kata sepakat untuk
yang satu dengan subjek yang lain dalam bidang harta kekayaan, dimana subjek
hukum yang satu berhak atas prestasi dan begitu juga subjek hukum yang lain
disepakatinya”.5
3
Mariam Darus Badrulzaman,KUHPerdata Buku III Hukum Perikatan Dengan
Penjelasan, (Bandung:Alumi.2005), Hal. 89.
4
RM. Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum (Suatu Pengantar), (Yogyakarta:Liberty,
1998), hal.97.
5
Salim HS, Hukum Kontrak, Teori & Teknik Penyusunan Kontrak, (Jakarta: Sinar
Grafika, 2008), hal.27.
6
Mohd.Syaufii Syamsuddin, Perjanjian-Perjanjian dalam Hubungan Industrial,
(Jakarta:Sarana Bhakti Persada,2005), hal 5-6.
a. Pihak-pihak, paling sedikit ada dua orang. Para pihak yang bertindak sebagai
subjek perjanjian, dapat terdiri dari orang atau badan hukum. Dalam hal yang
menjadi pihak adalah orang, harus telah dewasa dan cakap untuk melakukan
hukum yang antara lain adanya harta kekayaan yang terpisah, mempunyai
b. Persetujuan antara para pihak, sebelum membuat suatu perjanjian atau dalam
c. Adanya tujuan yang akan dicapai, baik yang dilakukan sendiri maupun oleh
tujuannya, para pihak terikat dengan ketentuan bahwa tujuan tersebut tidak
d. Ada prestasi yang harus dilaksanakan, para pihak dalam suatu perjanjian
mempunyai hak dan kewajiban tertentu, yang satu dengan yang lainnya saling
e. Ada bentuk tertentu, suatu perjanjian dapat dibuat secara lisan maupun
tertulis. Dalam hal suatu perjanjian yang dibuat secara tertulis, dibuat sesuai
sebagai suatu perjanjian yang sah, perjanjian tersebut telah memenuhi syarat-
syarat tertentu.
perjanjian itu harus bersepakat, setuju mengenai hak-hal yang pokok dari
perjanjian yang diadakan itu. Kesepakatan kedua belah pihak dalam suatu
perjanjian itu harus diberikan secara bebas. tanpa ada paksaan atau dwang,
2. Kedua pihak cakap menurut hukum untuk bertindak sendir. Menurut pasal
persetujuan tertentu.7
3. Adanya suatu hal tertentu, artinya barang yang menjadi objek perjanjian
7
Herman “Catatan Herman (mengenal ilmu Hukum)” diakses dari
http://hermansh.blogspot.com/search?q=syarat+sahnya+perjanjian, pada tanggal 14 Maret 2014
Pukul 23.16.
8
Lukman Santoso, Hukum Perjanjian Kontrak, (Yogyakarta:Cakrawala,2012), hal. 28.
norma kesusilaan.
tetap ada sampai adanya keputusan dari hakim. Sedangkan jika syarat mengenai
suatu hal tertentu dan suatu sebab yang halal (syarat obyektif) tidak dipenuhi,
maka suatu perjanjian batal demi hukum maksudnya sejak awal dianggap tidak
ada perjanjian.9
Perjanjian yang dilakukan antara dokter dan pasien haruslah sesuai dengan
ketentuan syarat sah perjanjian yang diatur dalam Pasal 1320 KUHPerdata. Dalam
dengan adanya unsur sepakat maka salah satu dari syarat sah perjanjian terpenuhi
dalam perjanjian terapeutik. Selain itu, untuk melakukan perjanjian, baik antara
dokter dan pasien harus termasuk ke dalam kategori cakap. Artinya dalam hal
menyediakan jasa harus membuat ketentuan umur ataupun hal lain yang sesuai
dengan kategori cakap hukum dalam aturan KUHPerdata. Kemudian hal yang
perjanjian terapeutik, baik antara dokter dan pasien haruslah dilandaskan pada
9
Ibid.
objek tertentu. Dalam perjanjian terapeutik, objeknya ialah berupa jasa yang
diberikan doker untuk kesembuhan dari pasien. Hal terakhir yang menjadi yang
menjadi syarat sahnya perjanjian adalah sebab yang halal, artinya bahwa hal yang
dari itu perjanjian terapeutik akan menjadi sah apabila telah berpatok pada syarat
Dalam melakukan perjanjian pasti adanya hubungan antara dua orang atau
lebih, yaitu hubungan antara dokter dan pasien. Pasien dan dokter memiliki
hubungan hukum sehingga membentuk hak dan kewajiban bagi kedua belah
bahwa hubungan hukum antara pasien dan dokter terdapat dalam apa yang disebut
kontrak terapeutik. Suatu kontrak terapi dimana pasien harus tunduk dalam
hukum perdata tentang perikatan hukum. Kontrak terapeutik merupakan salah satu
bentuk perikatan hukum timbal balik10 . Dokter yang telah memiliki Surat Tanda
Registrasi (STR) dan Surat Izin Praktik (SIP) serta telah membuka praktik, pada
hukum. Untuk terjadinya perikatan hukum dokter dan pasien, penawaran itu harus
diikuti penjelasan secara lengkap mengenai berbagai hal seperti diagnosis dan
10
Adami Chazawi, Malpraktik Kedokteran, (Malang:bayumedia,2007), hal .16.
oleh pasien dan atau keluarganya atas dasar penjelasan mengenai tindakan medis
mengenai upaya medis yang dapat dilakukan untuk menolong dirinya disertai
malpraktek yang bertentangan dengan hak asasi pasien dan standar profesi
atau “over utilization” yang sebenarnya tidak perlu dan tidak ada alasan
medisnya.
11
Veronika Komalawati, Peran Informed Consent dalam Transaksi Terapeutik,
(Bandung: PT Citra Aditya Bakti,2002), hal.110.
12
Ujangketul “Mengenal Informed Consent” di akses dari http://www.scribd.com/doc/
22040447/All-About-Informed-Consent ,diakses pada tanggal 24 November 2019 pukul 11.35
Wib.
medis yang tak terduga dan bersifat negatif, misalnya terhadap “risk of
hati-hati dan teliti serta sesuai dengan standar profesi medik. Sepanjang
hal itu terjadi dalam batas-batas tertentu, maka tidak dapat dipersalahkan,
Dalam perjanjian ini, terdapat beberapa tahapan baik itu perjanjian sebelum,
pada saat dan sesudah, tahapan-tahapan perjanjian tersebut juga harus memenuhi
syarat sah suatu perjanjian yang diatur dalam Pasal 1320 KUHPerdata. Adapun
persetujuan yang diberikan dokter kepada pasien. Hal ini merujuk pada unsur
apa yag diperjanjikan oleh dokter. Perjanjian pada saat dilakukannya treatment
ialah berupa perjanjian lisan antara dokter terkait hal-hal yang akan dilakukan
dokter ataupun hal yang harus dilakukan pasien pada saat treatment dilaksanakan.
Hal ini menunjukkan unsur suatu hal tertentu dalam syarat sah perjanjian, artinya
himbauan oleh dokter terhadap pasien apabila ingin mendapatkan hasil yang
maksimal, berarti bahwa hal ini memerhartikan unsur sebab yang halal dalam
syarat sah perjnjian, karena baik antara dokter dan pasien masing-masing
dilatarbelakangi oleh keinginan pasien untuk untuk sembuh dan keinginan dokter
untuk menyembuhkan.
membahas mengenai Perjanjian hukum antara pasien dan dokter apabila terdapat
Aaskincare Kota Langsa hingga upaya hukum yang dapat dilakukan konsumen,
Kota Langsa)”.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan di angkat dalam skripsi ini adalah
sebagai berikut:
Terapeutik?
Perjanjian Terapeutik.
Skripsi ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun
dan pasien klinik kecantikan. Selain itu juga untuk mengetahui secara
tersebut.
2. Manfaat Praktis
klinik kecantikan.
D. Keaslian Penulisan
judul tersebut belum pernah diteliti dan ditulis di Fakultas Hukum Universitas
Sumatera Utara. Kalaupun ada judul yang mirip namun materi yang dibahas
dinyatakan bahwa tidak ada judul yang sama pada arsip perpustakaan
“deskripsi perjanjian terapeutik antara dokter dan pasien di rumah sakit dalam
masalah yaitu:
terapeutik?
yang berlaku?
skripsi ini adalah hasil dari pemikiran dan ide serta gagasan dari penulis
Keaslian dan penulisan skripsi ini terjamin benar adanya. Jikalau ada terdapat
tersebut berbeda dengan substansi skripsi penulis ini. Namun, bila didalam
penulisan skripsi ini terdapat kutipan-kutipan atau pendapat orang lain yang
skripsi ini.
E. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Perjanjian
Kontrak atau Perjanjian adalah Perbuatan dengan mana satu orang atau
13
Terjemahan BW dalam Bahasa Indonesia merujuk pada hasil terjemahan Subekti dan
Tjitrosudibio, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Pradnya (Jakarta: Paramita, 1980).
seorang berjanji pada seorang lain atau dimana dua orang itu saling
perbuatan hukum berdasarkan kata sepakat diantara dua orang atau lebih
undang-undang.
2. Perjanjian Terapeutik
oleh dokter. Dalam transaksi terapeutik tersebut kedua belah pihak harus
memenuhi syarat-syarat tertentu, dan bila transaksi sudah terjadi maka kedua
belah pihak terikat akan hak dan kewajiban sebagaimana yang telah
14
Subekti, Hukum Perjanjian, (Jakarta: Intermasa, 2005), hal. 1.
15
A. Qirom Meliala, Pokok-pokok Hukum Perikatan beserta Perkembangannya,
(Yogyakarta: Liberty, 1985), hal. 8.
16
Hermien Hadiati Koeswadji, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang
Kesehatan,Asas-asas dan permasalahan implementasinya, (Bandung:PT citra aditya
bakti,1999),hal . 61.
17
Fred Ameln, Kapita Selekta Hukum Kedokteran, (Jakarta: Grafika Tama Jaya,
1991),hal. 34.
yang tidak terkenal dengan suatu nama tertentu, tunduk pada peraturan
umum, yang termuat dalam Bab ini dan Bab yang lalu”.
Secara harfiah Consent artinya persetujuan, atau lebih „tajam‟ lagi, ”izin”.
Jadi Informed consent adalah persetujuan atau izin oleh pasien atau keluarga yang
berhak kepada dokter untuk melakukan tindakan medis pada pasien, seperti
18
Pasal 1319 Buku II Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
Dapat disimpulkan bahwa Informed Consent adalah persetujuan atau izin oleh
pasien (atau keluarga yang berhak) kepada dokter untuk melakukan tindakan
medis atas dirinya, setelah kepadanya oleh dokter yang bersangkutan diberikan
informasi atau penjelasan yang lengkap tentang tindakan itu. Mendapat penjelasan
lengkap itu adalah salah satu hak pasien yang diakui oleh undang-undang
Penjelasan.
Persetujuan Tindakan Medik adalah Persetujuan yang diberikan oleh pasien atau
keluarganya atas dasar penjelasan mengenai tindakan medik yang akan dilakukan
19
Amril Amri, Bunga Rampai Hukum Kesehatan, (Jakarta: Widya Medika, 1997), hal.31.
F. Metode Penelitian
bahan-bahan yang berkaitan dengan materi skripsi ini. Dengan maksud agar
sebagai berikut :
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini digunakan untuk memperjelas kesesuaian antara teori dan praktik
Metode yuridis empiris dalam penulisan skripsi ini, yaitu dari hasil
pengumpulan dan penemuan data informasi melalui studi pada klinik Aaskincare
kota Langsa. Dalam metode penelitian yuridis empiris ini, penulis melakukan
wawancara dengan dr. Maya safriana Lubis dan dr. Mariza Alwi Harahap sebagai
dokter kecantikan di klinik Aaskincare Kota Langsa, beautician yang ada pada
klinik tersebut serta pasien-pasien yang datang ke klinik Aaskincare kota Langsa
tersebut.
2. Sumber Data
a. Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung melalui wawancara
b. Data sekunder, yaitu data atau dokumen yang diperoleh dari lokasi
dengan materi yang dibahas. Data sekunder terdiri dari bahan hukum
sebagai berikut:
Kedokteran
Klinik
hukum yang bersifat teoritis ilmiah yang berkaitan dengan masalah yang
G. Sistematika Penulisan
tulis ilmiah. Untuk memudahkan skripsi ini maka diperlukan adanya sistematika
penulisan yang teratur yang dibagi dalam beberapa bab yang saling berhubungan
satu sama lain. Adapun sistematika skripsi ini adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
selanjutnya yang terdiri dari 7 (tujuh) sub bab yaitu: Latar Belakang
Sistematika Penulisan.
Pada bab ini berisikan uraian dari 7 (tujuh) sub bab yaitu yang pertama
Pada bab ini berisikan uraian dari 7 (tujuh) sub bab yaitu yang pertama
Pada bab ini berisikan uraian dari 3 (tiga) sub bab yaitu yang pertama
melanggar perjanjian.
BAB V PENUTUP
tertulis atau dengan lisan yang dibuat oleh dua pihak atau lebih, masing-masing
bersepakat akan mentaati apa yang tersebut dalam persetujuan itu.” 20 Sedangkan
dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau
lebih.”
dibuat oleh dua pihak atau lebih, tertulis maupun lisan, masing-masing sepakat
untuk mentaati isi persetujuan yang telah dibuat bersama.” 21Berikut merupakan
hukum mengenai harta benda antara dua pihak, dalam mana satu pihak berjanji itu
dianggap berjanji untuk melakukan sesuatu hal atau untuk tidak melakukan
20
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Ikthasar Indonesi Edisi Ketiga,
(Jakarta: Balai Pustaka, 2012) , hal. 458.
21
Sudarsono, Kamus Hukum, (Jakart: Rincka Cipta, 2007) , hal. 363.
22
Wirjono Prodjodikoro, Asas-Asas Hukum Perjanjian, (Bandung: Sumur, 1981), hal. 9.
25
hubungan hukum kekayaan atau harta benda antara dua orang atau lebih, yang
memberi kekuatan hak pada satu pihak untuk memperoleh prestasi dan sekaligus
bidang harta kekayaan yang didasari kata sepakat antara subjek hukum yang satu
dengan yang lain, dan diantara mereka (pihak/subjek hukum) saling mengikatkan
dirinya sehingga subjek hukum yang satu berhak atas prestasi dan subjek hukum
yang telah disepakati para pihak tersebut serta menimbulkan akibat hukum.24
Subekti, Perikatan adalah “suatu perhubungan hukum antara dua orang atau dua
pihak, berdasarkan mana pihak yang satu berhak menuntut sesuatu hal dari pihak
yang lain, dan pihak yang lain berkewajiban untuk memenuhi tuntutan itu.” 25
Perikatan dapat pula lahir dari sumber-sumber lain yang tercakup dengan nama
undang-undang. Jadi, ada perikatan yang lahir dari “perjanjian” dan ada perikatan
yang lahir dari “undang-undang”. Perikatan yang lahir dari undang-undang dapat
dibagi lagi ke dalam perikatan yang lahir karena undang-undang saja (Pasal 1352
perbuatan orang. Sementara itu, perikatan yang lahir dari undang-undang karena
suatu perbuatan orang dapat lagi dibagi kedalam suatu perikatan yang lahir dari
23
M. Yahya Harahap, Segi-Segi Hukum Perjanjian, (Bandung: alumni, 1986) , hal. 6.
24
Handri Rahardjo, Hukum Perjanjian di Indonesia, (Jakarta : Pustaka Yustisia, 2009),
hal .42.
25
Subekti, Loc.cit
suatu perbuatan yang diperoleh dan yang lahir dari suatu perbuatan yang
Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha
Tidak Sehat, disebutkan bahwa perjanjian merupakan suatu perbuatan satu atau
lebih pelaku usahauntuk mengikatkan diri terhadap satu atau lebih pelaku usaha
dipahami apa yang menjadi syarat dari sahnya suatu perjanjian. Berikut
KUHPerdata yaitu :
pihak yang membuat perjanjian telah sepakat atau saling menyetujui kehendak
Yang dapat melakukan suatu hubungan hukum adalah pendukung hak dan
kewajiban, baik orang atau badan hukum, yang harus memenuhi syarat-syarat
26
Pasal 1 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli dan
Persaingan Usaha Tidak Sehat.
27
Ridhuan Syahrani, Seluk-Beluk dan Asas-Asas Hukum Perdata. (Bandung: Alumni,
1992), hal. 214.
tertentu. Jika yang membuat perjanjian adalah suatu badan hukum, badan hukum
suatu hal tertentu, artinya apa yang diperjanjikan hak-hak dan kewajiban kedua
belah pihak jika timbul suatu perselisihan. Barang yang dimaksudkan dalam
perjanjian paling sedikit harus ditentukan jenisnya. Bahwa barang itu sudah ada
atau sudah berada di tangannya si berutang pada waktu perjanjian dibuat, tidak
diharuskan oleh undang-undang juga jumlahnya tidak perlu disebutkan, asal saja
maka perjanjian itu batal demi hukum. Pasal 1332 KUHPerdata dinyatakan bahwa
akan ada di kemudian hari dapat menjadi obyek perjanjian kecuali jika dilarang
Menurut Undang-undang, sebab yang halal adalah jika tidak dilarang oleh
pada Pasal 1337 KUHPerdata. Suatu perjanjian yang dibuat dengan sebab atau
causa yang tidak halal, misalnya jual beli ganja, untuk mengacaukan ketertiban
28
Handri Raharjo, Hukum Perusahaan. (Yogyakarta : Pustaka Yustisia, 2009), hal. 25.
29
Subekti, Op.cit. hal. 19.
umum. 30 Sahnya causa dari suatu persetujuan ditentukan pada saat perjanjian
dibuat. Perjanjian tanpa causa yang halal adalah batal demi hukum, kecuali
Perjanjian sebagai salah satu ketentuan yang diatur dalam hukum perdata
satu pihak saja, tetapi mempunyai akibat dua pihak, yaitu pihak yang memiliki
hak tagih yang dalam bahasa bisnis disebut pihak kreditur, dan pihak yang
dibebani kewajiban yang dalam bahasa bisnis disebut debitur. Contoh perjanjian
pada salah satu pihak, dan hak tersebut sekaligus menjadi kewajiban bagi pihak
lawannya. Contoh perjanjian timbal balik adalah perjanjian jual beli yang diatur
Kedua jenis peraturan ini diatur dalam pasal 1314 KUHPerdata yang
menyebutkan bahwa:
30
Abdulkadir Muhammad, Hukum Perikatan. (Bandung: Citra Adtya Bakti) ,1992 , hal.
95.
31
I Ketut Oka Setiawan, Hukum Perikatan. (Jakarta: Sinar Grafika, 2016), hal 49.
Cuma adalah perjanjian yang memberikan keuntungan bagi salah satu pihak.
Contohnya ialah ketentuan pasal 1666 KUHPerdata tentang hibah dan pasal 875
yang menyatakan prestasi dari pihak yang satu selalu terdapat tegen prestasi dari
pihak lawannya dan antara kedua prestasi itu ada hubungannya atas suatu titel
sendiri. maksudnya perjanjian tersebut diatur dan diberi nama oleh pembentuk
yang tidak diatur dalam KUH Perdata, tetapi terdapat dalam masyarakat.
32
Ibid
33
Muchlisin Riadi, Pengertian, Asas, dan Jenis-jenis Perjanjian,
https://www.kajianpustaka.com/2019/02/pengertian-asas-dan-jenis-perjanjian.html?m=1, diakses
pada tanggal 2 Januari 2020.
mengadakan perjanjian. 34
perjanjian antara dua orang atau lebih, dimana keterikatan mereka ditentukan,
rill) atas barang yang dijanjikan itu. Berdasarkan hal itu, perjanjian rill merupakan
kesepakatan para pihak untuk melakukan penyerahan suatu benda kepada pihak
seseorang menyerahkan haknya atas suatu benda kepada pihak lain, Atau suatu
kebendaan.36
34
Ibid
35
I Ketut Oka Setiawan, Op.cit. hal.50.
36
Ibid
7) Perjanjian Formal
memenuhi asas konsensus, tetapi juga harus dituangkan dalam suatu bentuk
perjanjian kuasa pembebanan hak tanggungan. Perjanjian ini harus dibuat dalam
bentuk autentik yang dibuat dihadapan Perjabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) atau
Notaris. 37
9) Perjanjian pembuktian
perbuatan yang hasilnya mengenai untung-ruginya baik bagi semua pihak maupun
bagi sementara pihak bergantung pada suatu kejadian yang belum tentu. 40
37
Ibid
38
Muchlisin Riadi, loc.cit
39
Ibid
40
Subekti dan Tjitrosudibio, KitabUndang-Undang Hukum Perdata, (Jakarta : Pradnya
Paramita, 2004), cet. 34, hal. 455.
orang yang ditanggung itu sebagai akibat suatu kejadian yang tidak
tentu.41
mengadakan sebuah “dana pensiun” bagi dirinya sendiri atau bagi orang
cagak hidup.
41
Subekti, Pokok-Pokok Hukum Perdata, (Jakarta : Intermasa, 2003), hal. 218.
42
Salim HS, Hukum Kontrak, Teori & Teknik Penyusunan Kontrak, Op.cit. hal.82.
Cara terjadinya bunga cagak hidup telah diatur dalam Pasal 1775
KUH Perdata menjadi tiga cara yaitu perjanjian, hibah, dan wasiat.
Sedangkan orang yang berhak menerima bunga cagak hidup telah diatur
dalam Pasal 1776 s.d 1778 KUH Perdata yaitu atas diri orang yang
memberikan pinjaman; atas diri orang yang diberi manfaat dari bunga
tersebut; atas diri seorang pihak ketiga, walaupun orang ini tidak
mendapat manfaat daripadanya; atas diri satu orang atau lebih; dan
kehidupan bangsa dan Negara. Di samping itu sifat tidak ada gugatan
43
Subekti dan Tjitrosudibio,loc.cit.
hukum dapat disimpulkan dari Pasal 1359 ayat (2) KUH Perdata bahwa
dikuasai oleh hukum publik, karena salah satu pihak yang bertindak adalah
Pemerintah dan pihak lainnya adalah swasta. Misalnya perjanjian ikatan dinas dan
pikiran dasar yang ada di dalam dan belakang tiap-tiap sistem hukum, yang telah
Dengan demikian, asas-asas hukum selalu merupakan fenomena yang penting dan
berikut:
penting dalam hukum kontrak. Kebebasan berkontrak ini oleh sebagian sarjana
44
Abdulkadir Muhammad, Hukum Perdata Indonesia, (Bandung : Citra Aditya Bakti,
2010), hal.257
45
Muchlisin Riadi, loc.cit
hukum biasanya didasarkan pada pasal 1338 ayat (1) KUHPerdata bahwa semua
perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka
yang membuatnya. Demikian pula ada yang mendasarkan pada pasal 1320
f. Kebebasan-kebebasan lainnya.
kebebasan orang dalam melakukan kontrak. Hal ini tidak terlepas juga dari sifat
buku III BW yang hanya merupakan hukum yang mengatur sehingga para pihak
Oleh karena adanya kebebasan ini pula sehingga buku III yang
mengatur tentang perikatan ini juga disebut menganut sistem terbuka. Ini pula
yang menyebabkan sehingga para pihak yang membuat kontrak bebas membuat
bernama).46
pada pasal 1338 ayat (1) BW, namun dalam pasal tersebut sebenarnya paling tidak
a. Pada kalimat “semua perjanjian yang dibuat secara sah” menunjukkan asas
kebebasan berkontrak;
kekuatan mengikat atau yang disebut dengan asas pacta sunt servanda.
personalitas.
KUHPerdata. Pada pasal tersebut ditentukan bahwa salah satu syarat sahnya
perjanjian adalah adanya kata sepakat antara kedua belah pihak. Asas ini
46
Ahmadi Miru, Hukum Kontrak Bernuansa Islam. (Jakarta:Rajawali Pers, 2012), hal. 9-
10.
47
Ahmadi Miru dan Sakka Pati, Hukum Perikatan. Penjelasan Makna Pasal 123 sampai
Pasal 1456 BW. (Jakarta: Rajawali Pers, 2009) , hal. 78-79.
diadakan secara formal, melainkan cukup dengan adanya kesepakatan kedua belah
Jerman. Dalam hukum Jerman tidak dikenal istilah asas konsensualisme, tetapi
lebih dikenal dengan sebutan perjanjian riil dan perjanjian formal. Perjanjian riil
adalah suatu perjanjian yang dibuat dan dilaksanakan secara nyata (dalam hukum
adat disebut secara kontan). Sedangkan perjanjian formal adalah suatu perjanjian
yang telah ditentukan bentuknya, yaitu tertulis (baik berupa akta otentik maupun
akta bawah tangan). Dalam hukum Romawi dikenal istilah contractus verbis
Asas kepastian hukum atau disebut juga dengan asas pacta sunt
servanda merupakan asas yang berhubungan dengan akibat perjanjian. Asas pacta
sunt servanda merupakan asas bahwa hakim atau pihak ketiga harus menghormati
substansi kontrak yang dibuat oleh para pihak, sebagaimana layaknya sebuah
48
Salim HS, Op.cit. hal. 10.
Asas pacta sunt servanda dapat disimpulkan dalam Pasal 1338 ayat (1)
KUHPerdata, yang berbunyi: “perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai
undang-undang”. 49
perikatan yang dilahirkan dari perjanjanjian, maka para pihak bukan hanya terikat
Maksud dari asas itikad baik adalah sesuatu yang telah disepakati dan
sesuai dengan kehendak para pihak. Karena rumusan dari itikad baik dalam
ketentuan pasal 1315 KUHPerdata yang menyatakan bahwa: “pada umumnya tak
seorangpun dapat mengikatkan diri atas nama sendiri atau meminta ditetapkannya
suatu janji selain untuk dirinya sendiri”. pada dasarnya suatu perjanjian yang
dibuat oleh seseorang dalam kapasitasnya sebagai individu dan subyek hukum
49
Ibid
50
Kartini Muljadi dan Gunawan Widjaja, Perikatan yang lahir dari perjanjian. (Jakarta:
Raja grafindo persada, 2003), hal. 80.
priadi hanya akan berlaku dan mengikat untuk dirinya sendiri. pasal 1315
sebagai subyek hukum pribadi yang mandiri dan memiliki kewenangan bertindak
dibedakan ke dalam:
ketiga.
51
Ibid
f. Asas Keseimbangan
prestasi, bila perlu melalui kekayaan debitur, tetapi ia juga wajib melaksanakan
janji itu dengan itikad baik. Dengan demikian, terlihat hak kreditur yang
g. Asas Kepatutan
Asas ini dapat dijumpai dalam ketentuan pasal 1339 KUHPerdata yang
antara lain menyebutkan bahwa: “Perjanjian tidak hanya mengikat untuk hal-hal
yang secara tegas dinyatakan di dalamnya, tetapi juga untuk segala sesuatu yang
ini dapat diketahui bahwa hubungan para pihak ditentukan juga oleh arasa
sesuatu, berbuat sesuatu, dan tidak berbuat sesuatu. Perikatan untuk memberi
sesuatu ialah kewajiban seseorang untuk memberi atau menyerahkan sesuatu, baik
secara yuridis maupun penyerahan secara nyata. Perikatan untuk berbuat sesuatu
52
I Ketut Oka Setiawan, Op.cit. hal. 48.
53
Mariam Darus Badrulzaman, Kompilasi Hukum Perikatan. (Bandung: Citra Aditya
Bakti, 2001), hal. 89.
yaitu prestasi dapat berujud berbuat sesuatu atau melakukan perbuatan tertentu
yang positif. Sedangkan perikatan untuk tidak berbuat sesuatu yaitu untuk tidak
melakukan perbuatan tertentu yang telah dijanjikan. Dalam hal ini terdapat tiga
c. Barang-barang tersebut sudah ada atau akan ada dikemudian hari (ibid dr
atas)
1) Objeknya harus tertentu. Syarat ini hanya diperlukan bagi perikatan yang
3) Objeknya dapat dinilai dengan uang. Hal ini dikarenakan suatu hubungan
4) Objeknya harus mungkin. Orang tidak dapat mengikatkan diri kalau objek
KUHPerdata membedakan tiga golongan yang tersangkut pada, yaitu para pihak
54
Purwahid Patrik, dasar-dasar hukum perikatan (Bandung: mandar maju, 1994),hal.4.
Subjek perjanjian terdiri dan orang dan badan hukum, dan dalam
perjanjian kontrak kerja konstruksi para pihak dibagi menjadi kreditur dan
debitur. Kreditur adalah pihak yang berhak atas sesuatu (prestasi) dan pihak
debitur, dan debitur bekewajiban memenuhi sesuatu kepada pihak kredltur. Badan
terbatas (PT), dan Badan Usaha Koperasi. Badan hukum sebagai subjek hukum
dapat bertindak sebagai manusia. Dalam pembuatan perjanjian, jika badan hukum
bertindak sebagai subjek hukum, maka harus diwakili oleh orang atau manusia.
Dan manusia sebagai wakil itu harus bisa bertindak melakukan perbuatan hukum
D. Berakhirnya Perjanjian
tercapai, yaitu dengan terpenuhinya hak dan kewajiban para pihak. Dalam hal ini
suatu perjanjian hapus dengan berlaku surut, misalnya sebagai akibat daripada
perikatan yang telah terjadi menjadi hapus, perikatan tersebut tidak perlu lagi
perikatan, yaitu :
a. Pembayaran;
55
Mariam Darus Badrulzaman, Aneka Hukum Bisnis. (Bandung: Alumni Bandung, 1994),
hal. 22.
penitipan;
i. Karena berlakunya suatu syarat batal, yang diatur dalam bab kesatu buku
ini;
j. Karena lewatnya waktu, hal mana akan diatur dalam suatu bab tersendiri"
Suatu perjanjian pada umumnya berakhir apabila tujuan itu telah tercapai,
Pasal 1250 KUH Perdata yang menyatakan bahwa hak membeli kembali
tidak boleh diperjanjikan untuk suatu waktu tertentu yaitu tidak boleh
apabila salah satu pihak meninggal dunia maka perjanjian akan menjadi
pihak atau oleh salah satu pihak hanya pada perjanjian yang bersifat
sementara.
antara dokter dengan pasien dalam pelayanan medis secara profesional didasarkan
kesehatan.
pengobatan, Ini tidak sama dengan therapy atau terapi yang berarti
56
Gunawan Widjaja, Memahami Prinsip Keterbukaan dalam Hukum Perdata, (Jakarta:
RajaGrafindo Persada, 2006), hal. 387.
bidang pengobatan saja tetapi lebih luas, mencakup bidang diagnostik, preventif,
kesehatan.
dalam pasal 1319 KUHPerdata, bahwa untuk semua perjanjian baik yang
mempunyai suatu nama khusus, maupun yang tidak dikenal dengan suatu nama
sebagai: Kontrak yang dibuat antara pasien dengan tenaga kesehatan dan/atau
dokter atau dokter gigi, di mana tenaga kesehatan dan/atau dokter atau dokter gigi
pasien sesuai dengan kesepakatan yang dibuat antara keduanya dan pasien
Berlakunya Kode Etik Kedokteran Indonesia Bagi Para Dokter di Indonesia, maka
yang dimaksud dengan transaksi terapeutik adalah hubungan antara dokter dengan
57
Pasal 1319 KUHPerdata.
58
Salim HS, Perkembangan Hukum Kontrak di Luar KUH Perdata. (Jakarta: Rajawali
Press, 2006), Hal.45.
pasien atau penderita yang dilakukan dalam suasana saling percaya (konfidensial),
serta senantiasa diliputi oleh segala emosi, harapan, dan kekhawatiran makhluk
59
insani.
transaksi untuk menentukan atau upaya mencari terapi yang paling tepat bagi
pasien yang dilakukan oleh dokter. Jadi, objek dalam perjanjian terapeutik ini
kesembuhan pasien.60
Subyek pada transaksi terapeutik terdiri dari dokter dan pasien. Dokter
59
Keputusan Menteri Kesehatan RI. Nomor : 434/MEN.KES/X/1983 Tentang Berlakunya
Kode Etik Kedokteran Indonesia Bagi Para Dokter di Indonesia
60
Bahder Johan Nasution, Hukum Kesehatan (Pertanggungjawaban Dokter). (Jakarta:
Rineka Cipta, 2005), hal. 11.
dari penderitaan sakitnya, dimana dalam hal ini yang dituntut bukan perjanjian
berdasarkan hasil (resultaats verbitenis) namun yang dituntut adalah suatu upaya
yang maksimal yang dilakukan dokter atau usaha yang maksimal atau yang lazim
sangatlah penting, karena segala hak dan kewajiban dokter juga akan ikut
1. Sembuhnya pasien
61
Dahlan Sofwan, Hukum Kesehatan Rambu-Rambu Dalam Profesi Dokter, (Semarang:
Universita Diponegoro, 1999), hal. 42.
pasienya.
Rumah Sakit lain yang lebih ahli dengan fasilitas yang lebih baik dan
lengkap62
pengobatan dengan dokternya atau memilih pindah kedokter lain atau Rumah
Sakit lain. Dalam hal ini sepenuhnya terserah pasien karena kesembuhan dirinya
4. Meninggalnya pasien
6. Didalam kamus gawat darurat, apabila dokter yang mengobati atau dokter
daruratan.63
7. Lewat jangka waktu apabila kontrak medis itu ditentukan untuk jangka
waktu tertentu.
62
J. Guwandi, (1) Dokter Pasien dan Hukum, (Jakarta: Fakultas kedokteran Universitas
Indonesia, 2003), hal.35.
63
Dahlan Sofwan, Op.cit. hal 43-45.
8. Persetujuan kedua belah pihak antara dokter dan pasiennya bahwa hubungan
yang sangat mulia karena sangat berkaitan dengan perawatan, pengobatan dan
penyelamatan terhadap orang yang sakit akan tetapi profesi dokter disisi lain juga
mengandung risiko yang sangat besar, yaitu risiko tuntutan hukum dari pasien.
Dalam kamus besar bahasa indonesia kata dokter diberi arti sebagai
lulusan pendidikan kedokteran yang ahli dalam hal penyakit dan pengobatannya.
Secara yuridis pengertian mengenai dokter ini diatur dalam Pasal 1 angka
disebut UUPK, yang menyatakan bahwa “Dokter dan dokter gigi adalah dokter,
dokter spesialis, dokter gigi, dan dokter gigi spesialis lulusan pendidikan
kedokteran atau kedokteran gigi baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui
kedokteran. Pada kedudukan ini dokter adalah orang yang dianggap pakar dalam
bidang kedokteran.
64
Pasal 1 angka 2 Undang-Undang nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
51
Universitas Sumatera Utara
52
namun dalam penulisan ini penulis hanya memfokuskan pada spesialisasi dokter
kecantikan. Dokter pada klinik kecantikan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Dokter Kulit
kulit dan cara penanganannya. Pendidikan yang ditempuh memakan waktu sekitar
4 tahun, masih ditambah lagi tiga tahun dan lima bulan untuk bidang spesialis.
Selama itu pula seseorang dibekali ilmu untuk mendiagnosa berbagai penyakit
kulit, serta mempunyai wewenang untuk melakukan tindakan operasi pada kulit.
2. Dokter kecantikan
Selama pendidikan pun seseorang tidak hanya dibekali dengan teori, namun juga
65
https://batambest.files.wordpress.com/2012/05/etikaprofesi-dokter-isi-presentasi2.pdf
diakses pada 19 Maret 2017 Pukul 23:51
66
Dina Syarifa, http://journal.sociolla.com/tips-hacks/dokter-kecantikandan-dokter-kulit-
apa-bedanya diakses pada senin 20 Maret 2017 pada pukul 10:35
Kata pasien dari bahasa Indonesia analog dengan kata patient dari bahasa
Inggris. Patient diturunkan dari bahasa Latin yaitu patiens yang memiliki
kesamaan arti dengan kata kerja pati yang artinya “menderita” 67. Pasien dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai orang sakit (dirawat oleh
dokter); penderita sakit. Secara yuridis definis pasien dimuat dalam Pasal 1
secara langsung maupun tidak langsung kepada dokter atau dokter gigi. 68
Kemudian dalam pandangan hukum, pasien adalah subjek hukum mandiri yang
67
Sunarto Ady Wibowo, Hukum Kontrak Terapeutik di Indonesia, (Medan: Pustaka
Bangsa Press,, 2009).,Hal. 47.
68
Pasal 1 Undang-undang No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran
69
Bahder Johan Nasution, Op.cit
70
Wila Chandrawila Supriadi, Hukum Kedokteran. (Bandung:Mandar maju, 2001), hal.
27.
dari orang lain, yang dalam hal ini adalah dokter untuk konsultasi masalah
ialah orang sakit yang membutuhkan seorang dokter yang berkompeten dalam
1. Hak yang terpenting dari seorang dokter, hak untuk bekerja menurut
standar medik.
71
Agus Budianto dan Gwendolyn Ingrid Utama, Aspek Jasa Pelayanan Kesehatan Dalam
Perspektif Perlindungan Pasien. (Bandung: Karya putra darwati, 2010), hal. 198.
3. Hak untuk menolak suatu tindakan medik yang menurut suara hatinya
tidak baik.
bahwa kerja sama pasien dengan dia tidak lagi ada gunanya. Misalnya
yang tidak puas terhadapnya. Jika seorang pasien tidak puas dan ingin
pidana
10. hak untuk memilik pasien Hak ini sama sekali tidak merupakan hak
hak ini.
mempunyai kewajiban :
72
Fred Ameln, Op. Cit, hal. 64-65
1. Kewajiban Umum
Hak dan kewajiban ini tidak hanya dimiliki oleh dokter saja namun hal ini
juga dimiliki oleh pasien yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 29 Tahun
2004 tentang Praktik Kedokteran. Hak pasien terdapat dalam pasal 52 yaitu:
Hak dan kewajiban seorang dokter terdiri atas 6 sifat dasar yang dilakukan
sifat dasar ini akan teraplikasi dan beberpa sikap dokter terhadap pasiennya antara
lain : 73
73
Dokter Arief “Hak dan kewajiban seorang dokter” ,
https://dokterarief.blogspot.com/2010/08/hak-dan-kewajiban-seorang-dokter.html, diakses pada
tanggal 12 Januari 2020 Pukul 17:00 Wib.
dengan pihak-pihak medis secara umum dan hubungan dengan pasien secara
khusus. Antara dokter dan pasien memiliki hubungan yang saling bergantung,
dokter sebagai pihak yang menawarkan jasa kesehatan dan pasien sebagai pihak
mensyaratkan bahwa dokter dan pasien sama-sama memiliki hubungan satu sama
antara dokter dan pasien secara langsung mengarah kepada persetujuan di pihak
dokter untuk melakukan penyembuhan atas keluhan yang diberikan pasien dan
Hubungan hukum antara pasien dengan dokter dapat terjadi antara lain
mengobati sakit yang dideritanya, dalam keadaan seperti ini terjadi persetujuan
kehendak antara kedua belah pihak, dan terjadi hubungan hukum yang bersumber
diberikan oleh dokter akan tercapai bila dokter dapat mengadakan komunikasi
timbal balik yang baik terhadap pasiennya. Dokter yang bersedia mendengarkan
pendapat dan keluhan pasien, akan menyebabkan pasien lebih bersedia mematuhi
tercapai.
Hubungan antara dokter dan pasien atau lazim disebut dengan perjanjian
Sehingga yang dituntut dari dokter adalah upaya maksimal dalam melakukan
terapi yang tepat guna kesembuhan pasien. Penyimpangan yang dilakukan oleh
seorang dokter dari prosedur medis, maka bisa saja dokter telah melakukan cidera
janji (wanprestasi) sebagaimana yang diatur dalam Pasal 1329 KUHPerdata dan
perbuatanyang melawan hukum, sehingga ketentuan Pasal 1365 dan Pasal 1366
74Feri Antoni Surbakti, “Hubungan Hukum Antara Dokter Dan Pasien Dalam Transaksi
Terapuetik”, http://feriantonisurbakti.blogspot.com/2013/08/hubunganhukum-antara-dokter-dan-
pasien.html?m=1 , diakses pada tanggal 12 Januari 2020, Pukul 20:00 Wib.
1. Berdasarkan perjanjian
perjanjian mulai terjadi saat pasien datang ketempat praktek dokter atau ke rumah
sakit dan dokter menyanggupinya dengan dimulai anamnesa ( tanya jawab ) dan
pemeriksaan oleh dokter. Dari seorang dokter harus dapat diharapkan bahwa ia
karena hasil suatu pengobatan sangat tergantung kepada banyak faktor yang
berkaitan ( usia, tingkat keseriusan penyakit, macam penyakit, komlikasi dan lain-
lain ). Dengan demikian maka perjanjian antara dokter - pasien itu secara yuridis
hukum antara dokter dengan pasien, yaitu karena pasien yang sangat mendesak
untuk segera pertolongan dari dokter, misalnya karena terjadi kecelakaaan lalu
lintas, terjadi bencana alam maupun karena situasi lain yang menyebabkan
keadaan pasien sudah gawat, sehingga sangat sulit bagi dokter yang menangani
untuk mengetahui dengan pasti kehendak pasien. Dalam keadaan seperti ini
sebagaimana diatur dalam Pasal 1354 KUHPerdata, yaitu suatu bentuk hubungan
75
Yunanto, Pertanggung Jawaban Dokter dalam Transaksi Terapeutik, Tesis Mkn,
Universitas Diponegoro, Semarang:2009, hal. 43.
hukum yang timbul karena tidak adanya persetujuan tindakan medis terlebih
Hubungan antara dokter dengan pasien seperti ini merupkan salah satu ciri
dengan suatu nama tertentu, tunduk pada peraturan umum yang termuat dalam
Hubungan antara dokter dengan pasien ini berawal dari pola hubungan vertikal
paternalistik seperti antara bapak dengan anak yang bertolak dari prinsip “father
Hubungan hukum kontraktual yang terjadi antara pasien dan dokter tidak
dimulai dari saat pasien memasuki tempat peraktek dokter sebagaimana yang
diduga banyak orang, tetapi justru sejak dokter menyatakan kesediaannya yang
dinyatakan secara lisan (oral statement) atau yang tersirat (implied statement)
76
Hermein Hadiati Koeswadji, Hukum Kedokteran. (Bandung: Citra Aditya Bhakti,
1998),hal. 24.
mencatat rekam medisnya dan sebagainya. Dengan kata lain hubungan terapeutik
juga memerlukan kesediaan dokter. Hal ini sesuai dengan asas konsensual
berkontrak.77
2. Berdasarkan Undang-Undang
menjadi dua macam, yaitu: Perikatan yang lahir dari undang-undang saja , contoh
hubungan antara anak dan orang tua, kedua perikatan yang lahir karna perbuatan
hukum diatur dalam KUHPerdata pasal 1365 tentang perbuatan melanggar hukum
sehingga membawa kerugian pada orang lain, maka si pelaku yang menyebabkan
Jika seorang dokter tidak memenuhi syarat yang ditentukan diatas, maka ia
77
Endang Kusumah Astuti, Hubungan Hukum Antara Dokter Dan Pasien Dalam Upaya
Pelayanan Medis,( Semarang:Bayu Media Publishing, 2003), hal .4
78
Purwahid Patrik, Op.cit. hal 32.
medis tertentu. Namun standar-standar tersebut juga bukan suatu tindakan yang
dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi 79. Namun tidak
saja terhadap suatu perbuatan yang dilakukan, tetapi juga terhadap suatu kelalaian
suatu tindakan, tetapi juga yang diakibatkan oleh suatu kelalaian atau kurang
ini terdapat dalam Pasal 1376 KUHPerdata dinyatakan bahwa “Seorang tidak saja
bertanggung jawab terhadap kerugian yang dtimbulkan oleh dirinya sendiri, tetapi
juga bertanggung jawab terhadap tindakan dari orang-orang yang berada dibawah
pengawasannya.80
baik. Sehingga yang dituntut dari dokter adalah upaya maksimal dalam
melakukan terapi yang tepat guna kesembuhan pasien. Hubungan pasien dan
dokter merupakan hubungan yang erat dan kompleks, keeratan hubungan antara
pasien karena diharuskan adanya rasa saling kepercayaan dan keterbukaan. Dalam
kewajiban.81
memiliki wewenang (dokter) sebagai pihak yang aktif, dengan pasien yang
terhadap pasien
sedangkan pada praktik dokter spesialis, kendali ada pada dokter umum
81
J. Guwandi ,(1) Op.cit., hal 13.
82
VeronicaKomalawati, Hukum dan Etika Dalam Praktik Dokter, (Jakarta: Sinar
Harapan, 1989), hal. 43- 45.
spesialis yang dipilihnya. Hal ini berarti bahwa hubungan pasien dengan
spesialis.
d. Kisc dan Reeder, meneliti seberapa jauh pasien dapat memegang kendali
hubungan dan menilai penampilan kerja suatu mutu pelayanan medis yang
indevidual atau praktik bersaa), atau sebagai dokter dalam suatu lembaga
dokter dan pasiennya, yaitu hubungan antar orang tua dan anak, antara
orang tua dan remaja, dan prototip hubungan antara orang dewasa.
1. Paternalisme, dokter harus berperan sebagai orang tua terhadap pasien atau
83
Veronica Komalawati, Peranan Informed Consent Dalam Transaksi Terapeutik, Op.cit,
hal. 47-48
lainnya bekerja sama untuk melakukan yang terbaik bagi pasien dan
sesuai dengan ilmu dan keterampilannya, dalam hal ini terutama mengenai
Wewenang adalah suatu hak yang telah ditetapkan dalam suatu tata-tertib
pertentangan-pertentangan.
1. Mewawancarai pasien;
2. Memeriksa fisik dan mental pasien;
3. Menentukan pemeriksaan penunjang;
4. Menegakkan diagnosis;
5. Menentukan penatalaksaan dan pengobatan pasien;
6. Melakukan tindakan kedokteran atau kedokteran gigi;
7. Menulis resep obat dan alat kesehatan;
8. Menerbitkan surat keterangan dokter atau dokter gigi;
9. Menyimpan obat dalam jumlah dan jenis yang diizinkan;
10. Meracik dan menyerahkan obat kepada pasien, bagi yang berpraktik di
daerah terpencil yang tidak ada apotek.84
wewenang untuk:
terhadap pasien serta anjuran obat yang dapat digunakan pasien seperti
84
Nur Hariandi. 2013, (Tips Hukum: Wewenang, Kewajiban dan Hak Dokter),
http://www.gresnews.com/berita/tips/1748115-tips-hukum-kewenangan-kewajiban-dan-hak-
dokter/0/, diakses pada tanggal 13 Januari 2020 pukul 17:30 Wib.
pasien.
perbuatannya bila terjadi hal yang tidak diinginkan boleh dituntut, dipersalahkan
atau diperkarakan.
pengetahuannya yang dilandasi dengan sumpah dokter, kode etik kedokteran dan
Peraturan yang mengatur tanggung jawab etis dari seorang dokter adalah Kode
Etik Kedokteran Indonesia dan Lafal Sumpah Dokter. Kode etik adalah pedoman
Kode Etik Kedokteran Indonesia ini mengatur hubungan antar manusia yang
kewajiban dokter terhadap sejawatnya dan kewajiban dokter terhadap diri sendiri.
pelanggaran etik dan sekaligus pelanggaran hukum. Pelanggaran etik tidak selalu
86
Ibid
87
Ibid
rendah, karena telah diberi informasi tetapi dia tidak bisa menangkap dengan
baik.88
yakni:
euthanasia (Pasal 344 KUHP), membuka rahasia jabatan (pasal 322 KUHP),
membuat surat keterangan palsu (pasal 263 KUHP), melakukan aborsi tanpa
88
Ibid
informed consent dan criminal malpractice yang bersifat lalai yaitu misalnya
personal dan oleh sebab itu tidak dapat dialihkan kepada orang lain atau
Taylor dikatakan bahwa seorang dokter baru dapat dipersalahkan dan digugat
informed consent, dalam arti wajib memberikan informasi yang cukup dan
lain: risiko yang melekat pada tindakan, kemungkinan timbul efek sampingan,
alternatif lain jika ada, apa akibat jika tidak dilakukan dan sebagainya.
89
Rully Novian,”Pengertian malpraktik”,
https://lawrully.wordpress.com/2011/02/25/pengertian-malpraktik/amp/., diakses pada tanggal 18
Januari 2020, pukul 01:00 Wib.
90
Endang Kusumah Astuti,Op.cit, hal .15.
secara kasuistis yang harus dipertimbangkan oleh para ahli dan saksi ahli.
Namun sering kali pasien mencampur adukkan antara akibat dan kelalaian.
Bahwa timbul akibat negatif atau keadaan pasien yang tidak bertambah baik
jelas. Harus dibuktikan dahulu bahwa dokter itu telah melakukan “breach of
duty”. 92
Damage berarti kerugian yang diderita pasien itu harus berwujud dalam
jika tidak ada kerugian, maka juga tidak ada penggantian kerugian. Direct
causal relationship berarti bahwa harus ada kaitan kausal antara tindakan yang
91
Ibid
92
Ibid
93
Ibid
adalah menjalankan praktek tanpa izin, melakukan tindakan medis yang tidak
izin yang sudah daluwarsa dan tidak membuat rekam medis. Tindakan
pelaksanaan perjanjian.
94
Amrah Muslim, Beberapa Azas dan Pengertian Pokok tentang Administrasi dan Hukum
Administrasi, (Bandung: Alumni, 1985), hal 140.
balik, kelalaian satu pihak memberikan hak pada pihak lainnya untuk
memperoleh ganti rugi atas kerugian yang diderita oleh pasien akibat adanya
Gugatan untuk membayar ganti rugi atas dasar persetujuan atau perjanjian
yang terjadi hanya dapat dilakukan bila memang ada perjanjian dokter dengan
melakukan atau berbuat sesuatu. Perjanjian itu terjadi bila pasien memanggil
dokter atau pergi ke dokter, dan dokter memenuhi permintaan pasien untuk
pasien dari penyakitnya. Tetapi penyembuhan itu tidak pasti selalu dapat
(onrechtmatigedaad)
95
Subekti, Pokok-pokok Hukum Perdata, op.cit ,hal. 147.
96
Endang Kusumah Astuti, Op.cit, hal. 12.
melanggar hukum seperti tersebut di atas, dapat pula dituntut atas dasar
bahwa, Setiap orang bertanggung jawab tidak saja untuk kerugian yang
kerugian yang ditimbulkan dari tindakan orang lain yang berada di bawah
97
J.Satrio, Hukum Perikatan, (Bandung: Citra Aditya Bakti,1993) ,hal. 139.
98
Endang Kusumah Astuti, Op.cit,hal. 13.
Kedokteran
dalam Pasal 66 ayat (1) UUPK yang menyatakan bahwa setiap orang yang
99
Y.A. Triana Ohoiwutun. Bunga Rampai Hukum Kedokteran. (Malang : Bayumedia,
2007).hal 75.
100
Ibid
1) Pengaduan dapat dilakukan oleh setiap orang, yaitu orang yang secara
dilakukan oleh aparat penegak hukum, baik secara perdata maupun pidana.101
Konsumen
101
Ibid
tersebut, kerugian yang diderita pasien akibat tindakan medis yang dilakukan
Kota Langsa adalah salah satu kota di Aceh, Indonesia. Kota Langsa
adalah kota yang menerapkan hukum Syariat Islam. Kota Langsa berada kurang
lebih 400 km dari kota Banda Aceh. Pada awalnya Kota Langsa berstatus Kota
Juni 2001. Hari jadi Kota Langsa ditetapkan pada tanggal 17 Oktober 2001. Kota
Mayoritas penduduk Kota Langsa adalah suku Aceh, suku Melayu, suku
Jawa, suku Tionghoa, dan suku Batak. Bahasa Aceh digunakan oleh mayoritas
utama. Agama Islam adalah agama mayoritas masyarakat Kota Langsa dan rakyat
102
Y.A. Triana Ohoiwutun, Op.cit, hal 72.
Aceh umumnya. Hukum Syariat Islam menjadi aturan dasar dalam kehidupan
masyarakat Kota Langsa. Agama Kristen juga menjadi bagian dari populasi,
Kota Langsa merupakan kota yang kaya akan perbedaan etnis dan penduduk tetap
hidup dalam damai serta memiliki toleransi beragama yang kuat. Lokasi Kota
Langsa sangat dekat dengan Medan, ibu kota Provinsi Sumatra Utara, sehingga
menempatkan Kota Langsa sebagai kota yang strategis dan ramai imigran.
melihat peluang tersebut dan membuka usaha klinik kecantikan di Kota Langsa
dengan harapan masyarakat Kota Langsa dapat terbantu dengan di bukanya klinik
tersebut karena tidak perlu pergi jauh ke luar kota untuk merawat kulit dan
wajahnya.
tahun 2016 dan bertempat di jalan jendral sudirman Gp. Meutia kota Langsa
Provinsi Aceh. Klinik aa skincare ini mempunyai dua dokter yaitu dr. Maya
safriana lubis dan dr. Mariza Alwi Harahap kemudian memilik 11 perawat
kecantikan (beautician). Dr. Maya dan dr. Alwi bukan hanya seorang dokter di
klinik Aaskincare tersebut tetapi juga sebagai pemilik sah dari klinik tersebut. dr.
Maya dan dr. Alwi tidak dapat begitu saja membuka sebuah klinik, tetapi
surat ijin praktek (SIP), salah satu syarat mendapatkannya harus memiliki Surat
tanda Registrasi , dimana masa berlakunya 5 tahun dan berakhir sesuai tanggal
kelahiran dan untuk perpanjangnya juga. Untuk menerima surat tanda registrasi
Development (CFD).
wajah dengan cara menanamkan benang di lapisan kulit. Benang yang digunakan
mengatasi kulit yang kusam atau bercak hitam pada wajah dengan cara
secara ringan.
8. Totok aura, merupakan terapi yang memadukan dua metode, yaitupijit dan
tekan, serta tenaga dalam yang bisa langsung disalurkan ke wajah melalui
dirasakan.
- Membentuk/menyeimbangkankonturwajah
- Memperlancar Peredaran Darah
- Mengencangkan Kulit
- Mengurangi Keriput
- Mengurangi Minyak Pada Wajah
- Membentuk Pipi
- Memperbaiki Struktur Tulang Rahang
- Mengatasi Wajah Kusam dan Kering.
- Menghilangkan Noda dan Flek Hitam
sakit atau lembaga kesehatan tempat orang berobat dan memperoleh advis medis
tentang kulit, rambut, kulit kepala, kuku, dan penyakit lain yang serupa. Sebagian
besar dermatologi tidak terlepas dari masalah kulit dan perawatan.Hal ini
disebabkan oleh fakta bahwa kulit, sebagai organ terbesar di tubuh manusia,
rentan terhadap berbagai masalah kulit dan penyakit yang mempengaruhi orang di
seluruh dunia. Orang dari segala usia, dari bayi yang baru lahir sampai orang tua,
semua rentan terhadap masalah kulit. Begitu pula yang datang dalam berbagai
jenis, dari langka hingga masalah umum, dan dari akut hingga kronik.Penyakit
kulit dibagi menjadi empat (4) kategori utama, yaitu; penyakit kronis, masalah
kulit akut, infeksi kulit, dan perubahan warna kulit. Penyakit kulit kronis yang
Fungsi dari klinik kecantikan ialah tempat untuk melakukan konsultasi dan
perawatan terhadap tubuh, wajah, kulit dan rambut dengan dilakukan oleh ahli
keindahan wajah, tubuh dan rambut sehingga tampak cantik, bersih, sehat dan
natural dari rambut hingga ujung kaki. Selain itu juga menambah tingkat
kepercarayaan diri dari setiap pengunjung atau pasien dari klinik tersebut.
103
Cole Sirucek, dkk, “Apa itu Dermatologi: Gambaran Umum”,
https://www.docdoc.com/id/info/specialty/dermatologi, diakses pada tanggal 23 Januari 2020,
Pukul 13.00 Wib.
KOTA LANGSA
Langsa
dengan jenis yang saling berkaitan dan secara bersama menyetujui untuk
dijadikan sebagai dasar perjanjian. Sama halnya dengan dokter dan pasien,
klinik aaskincare, terdapat beberapa hal yang harus dilakukan terlebih dahulu. Dr.
Maya Safriana Lubis menjalaskan bahwa hal yang dilakukan sebelum melakukan
88
depannya;
tersebut.
dilakukan
e. Apabila pasien sudah mengerti dan paham mengenai hal-hal yang menjadi
medis).
yang dihasilkan dari facial itu resiko yang kecil. Yang perlu menggunakan
informed consent itu yang menimbulkan efek samping dan itu wajib hukumnya.
Tapi kalau terjadi sesuatu dan tidak ada informed consent dari pihak pasien bisa
menuntut klinik tetapi tidak mempunyai kekuatan hukum. Persetujuan tertulis itu
butir 3 yaitu setiap tindakan medis yang mengandung resiko yang besar
Selain itu Dr. Maya Sefriana Lubis juga menerangkan bahwa, sebelum
dilakukannya informed consent perlu dipahami juga bagi pasien dan dokter
ketentuan tentang bentuk dan syarat dari suatu perjanjian, tujuannya ialah agar
dalam melaksanakan perjanjian tersebut para pihak sudah benar benar cakap dan
perjanjian yang dibuat tidak cacat dalam mata hukum. Berikut merupakan
a. Dewasa
Pasien haruslah dalam keadaan cakap hukum dan tidak dalam keadaan
terpaksa atau di bawah tekanan pihak lain. Mengenai bentuk dari perjanjian ialah
tertulis, informed consent atau dalam ketentuan lain dikenal dengan istilah
jelas karena dapat dijadikan sebagai bukti apabila terjadi sengketa akibat dari
suatu perjanjian tersebut. Setelah disetujuinya perawaan medis beserta resiko yang
akan dialami setelah perawatan medis yang diajukan okter kepada pasiennya dan
consent) maka pada saat itu telah terjadi perjanjian pemberian kuasa yang
kota langsa juga menerapkan tentang ketentuan perjanjian tidak tertulis. Seperti
yang dijelaskan oleh Dr. Maya Safriana Lubis, ada beberapa ketentuan tentang
mengisyaratkan bahwa perjanjian tidak harus dilakukan secara tertulis. Sealain itu
perjanjiann secara lisan akan dianggap sah apabila tetap memenuhi syarat-syarat
perjanjian lisan berupa hal-hal yang harus dipatuhi oleh pasien ketika hendak dan
perwatan dokter akan menhimbau pasien untuk tetap tenang dan mematuhi
perintah dari dokter agar perwatan berjalan dengan baik. Pada saat sesudah
perawatan dokter juga akan menghimbau pasien untuk menghindari hal-hal yang
pasien melakukan perawatan maka diharuskan untuk tidak terpapar sinar matahari
secara terus menerus, menjaga asupan makanan, memakai obat yang diberikan
berbentuk tertulis dan tidak tertulis. Perjanjian tersebut dilakukan lewat informed
kesehatan baik itu klinik maupun dokter memberikan tanggung jawab dengan
kerugian. Tanggung jawab perdata diatur dalam Pasal 1365 dan Pasal 1366
orang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu,
mengganti kerugian104
104
Pasal 1365 KUHPerdata
105
Pasal 1366 KUHPerdata
kerugian yang diderita oleh pasien akibat adanya wanprestasi atau perbuatan
melawan hukum dari tindakan dokter. Kerugian yang dimaksud dalam hal ini
ialah apabila terjadi kesalahan dalam hal tindakan medis, artinya bahwa keslahan
tersebut ialah murni karena dokter, maka dari itu akibat dari hal tersebut akan
Dr. Mariza Alwi Harahap juga menjelaskan bahwa dokter juga akan
kerugian pasien ialah di luar dari perjanjian tertulis atau dalam informed consent
misalnya seperti tanggung jawab klinik terhadap adanya efek samping yang
timbul akibat perawatan. Bahwa setiap orang tentu memiliki efek samping yang
berebeda misalkan pada kasus alergi yang ditimbulkan akibat perwatan, pada
pasien A zat yang disuntik tidak mengalami efek samping. Sedangkan pada pasien
B zat yang sama mengakibatkan efek samping berupa alergi. Hal tersebut tidak
tertulis dalam kesepakatan, tetapi sudah menjadi ketentuan tidak tertulis yang
akibat dari tindakan pelaku usaha. Pelaku usaha dalam Pasal ini diartikan sebagai
aaskincare. Mengenai barang dan/atau jasa dalam Pasal ini dapat diartikan sebagai
jasa yang diberikan oleh dokter berupa perwatan ataupun konsultasi terhadap
keluhan dari pasien meliputi masalah wajah, tubuh, rambut, kulit dll. Sedangkan
yang menjadi barang ialah produk yang dijual di aaskincare baik itu obat-obatan,
sepenuhnya menjadi tanggung jawab dari klinik dan dokter. Apabila dokter
Bentuk dari ganti rugi yang diberikan oleh klinik kepada pasien yang
pasien oleh dokter, selain itu pasien akan diberikan perwatan secara gratis atau
dengan potongan harga tertentu dengan disesuaikan pada kondisi pasien tersebut,
penggantian produk yang diberikan sebelumnya dengan produk yang baru dan
jawab kepada pasien berupa tanggung jawab perdata. Klinik akan bertanggug
jawab kepada pasien apabila kesalah tersebut merupakan kesalahan dari dokter
pada saat perawatan. Selain itu tanggunng jawab klink juga diberikan kepada
pasien apabila terjadi kesalahan dalam hal pemberian obat yang diatur dalam
sebelumnya.
Perjanjian
seseorang atau badan hukum untuk dalam hal tertentu melawan putusan hakim.
Dalam hal ini berkaitan dengan hak asasi manusia yang mengacu kepada hak bagi
mengalami sengketa yang mengarah pada poses hukum lebih lanjut. Pada
106
Putra Halomoan Hsb, Tinjauan Yuridis Tentang Upaya-Upaya Hukum, Fakultas
Syariah dan Ilmu Hukum IAIN Padangsidimpuan.
Dr. Maya Safriana Lubis menerangkan bahwa terkait upaya hukum yang
hendak diajukan oleh pasien, sebelumnya harus diperhatikan pada perjanjian awal
yang disepakati antara dokter dan pasien. Perjanjian awal yang dimaksud tersebut
ialah informed consent. Apabila terjadi sengketa yang terjadi akibat dari
terjadinya kerugian pasien, maka yang diperhatikan ialah isi dari perjanjian
cacatnya perjanjian awal yang terindikasi dari tidak adanya tanda tangan dari
maka akan dilakukan negosiasi terlebih dahulu antara pihak dokter dan pasien.
Negosiasi menurut kamus besar bahasa indonesia ialah proses tawar menawar
dengan jalan berunding guna mencapai kesepakatan bersama antara satu pihak
(kelompok organisasi) yang lain dan defenisi kedua adalah penyelesaian sengketa
107
secara damai melalui perundingan antara pihak yang bersengketa. Pemilihan
alternatif penyelesaian sengketa lewat jalur negosiasi akan lebih baik karena
bersifat rahasia, tidak adanya hukum acara yan megatur sehingga para pihak lebih
Adapun jenis upaya hukum yang dapat ditempuh oleh konsumen di bidang
jasa kecantikan untuk menuntuk haknya terkait ganti rugi akibat kerugian yang
107
Kamus Besar Bahasa Indonesia
1. Jalur Litigasi
tepatnya pada Pasal 45 ayat (1) yang mengatakan bahwa “ setiap konsumen yang
menyelesaikan sengketa antara konsumen dan pelaku usaha atau melalui peradilan
Selain itu pada ketentuan Pasal 46 UUPK dikatakan bahwa yang diberikan
hak untuk mengajukan gugatan terkait ganti rugi antara lain ialah:
bersangkutan
108
Pasal 45 ayat (1) Undang-Undang No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
2. Non Litigasi
Pasal 45 ayat (4) UUPK disebutkan bahwa, “jika telah dipilih upaya penyelesaian
ditempuh jika upaya itu dinyatakan tidak berhasil oleh salah satu pihak atau oleh
negosiasi kepada pelaku usaha. Jika penyelesaian sengketa melalui BPSK, maka
salah satu pihak tidak dapat menghentikan perkaranya di tengah jalan, sebelum
konsumen (pasien) yang ada di klinik aaskincare bahwa upaya hukum yang dapat
di tempuh pasien apabila mengalami kerugian akibat jasa atau produk yang ada di
109
Pasal 45 ayat (4) Undang-Undang No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
aaskincare yaitu dengan cara non litigasi (di luar pengadilan) yaitu dengan cara
ganti rugi dan pertanggungjawaban terkait hal yang dirugikan sehingga para pihak
yitu dokter dan pasien dapat mencapai kata sepakat untuk berdamai.
PENUTUP
A. Kesimpulan
ialah terdiri dari dokter dan pasien.Sementara itu yang menjdi objeknya
100
waktu yaitu apabila kontrak medis itu ditentukan untuk jangka waktu
2. Hubungan hukum antara pasien dengan dokter dapat terjadi antara lain
KUHPerdata. Selain itu hubungan hukum antara dokter dan pasien juga
jawab hukum.
tetap tenang dan mematuhi perintah dari dokter agar perwatan berjalan
dengan baik. Kemudian bentuk dari tanggung jawab yang diberikan oleh
dengan pelaku usaha (dokter) dan konsumen (pasien) yang ada di klinik
aaskincare yaitu dengan cara non litigasi (di luar pengadilan) yaitu
yang dirugikan sehingga para pihak yaitu dokter dan pasien dapat
B. Saran
secara khusus dalam literatur, maka dari itu disarankan kepada tenaga
hukum mengenai hubungan antara dokter dan pasien. Selain itu dalam
kiranya telah mengetahui apa yang menjadi akibat hukum dari informed
berlaku.
Buku
Ameln, Fred. Kapita Selekta Hukum Kedokteran. Jakarta: Grafika Tama Jaya.
1991.
Amri, Amril. Bunga Rampai Hukum Kesehatan. Jakarta: Widya Medika. 1997.
Budianti, Agus dan Gwendollyn Ingrid Utama. Aspek Jasa Pelayanan Kesehatan
dalam Perspektif Perlindungan Pasien. Bandung: Karya Putra Darwati.
2010.
Chazawi, Adami. Multipraktik Kedokteran. Malang: Bayu Media. 2007
Darus, Mariam. KUHPerdata Buku III Hukum Perikatan Dengan Penjelasan.
Bandung: Alumni. 2005.
Darus, Mariam. Kompilasi Hukum Perikatan. Bandung: Citra Aditya Bakti. 2001.
Darus, Mariam. Aneka Hukum Bisnis. Bandung: Alumni Bandung. 1994.
Guwandi, J. Dokter Pasien dan Hukum. Jakrta: Fakultas Kedokteran Universtas
Indonesia. 2003.
Harahap, M Yahya. Segi-Segi Hukum Perjanjian. Bandung: Alumni. 1986.
H.S, Salim. Hukum Kontrak Teori dan Teknik Penyusunan.Jakarta: Sinar Grafika.
2008
H.S, Salim. Perkembangan Hukum Kontrak di luar KUHPerdata. Jakrta:
Rajawali Press. 2006.
Koeswandi, Hermian Hadlati. Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 tentang
Kesehatan Asas-Asas dan Permasalahan Imolementasinya. Bandung: PT.
Citra Aditya Bakti. 1999.
Koeswadji, Hermein Hadrati. Hukum Kedokteran. Bandung: Citra Aditya Bakti.
1998.
Komalawati, Veronika. Peran Informed Consent Dalam Transaksi Terapeutik.
Bandung: PT. Citra Aditya Bakti. 2002
Komulawati, Veronica. Hukum dan Etika dalam Praktik Dokter. Jakarta: Sinar
Harapan. 1989.
Meliala, Qirom A. Pokok-Pokok Hukum Perikatan Beserta Perkemangannya.
Yogyakarta: Liberty. 1985.
105
Undang-Undang
Peraturan Kepala BPOM Nomor. 14 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit
Jurnal
Astuti, Endang Kusumah. Hubungan Hukum Antara Dokter Dan Pasien Dalam
Upaya Pelayanan Medis. 2003( Semarang:Bayu Media Publishing, 2003),
Putra Halomoan Hsb, Tinjauan Yuridis Tentang Upaya-Upaya Hukum, Fakultas
Syariah dan Ilmu Hukum IAIN Padangsidimpuan.
Internet