You are on page 1of 31

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK HALUSINASI

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Jiwa

Dosen Mata Ajar : Ibu Novi Widyastuti Rahayu, M.Kep., Ns., Sp.Kep.J

Disusun Oleh :

Silvia Muji Rahayu 3120203682

Sintia Ayuningtyas R 3120203683

Siti Nur Kasanah 3120203684

Siti Wahyuni 3120203685

Stevani Bunga Pradisha 3120203686

Sukati 3120203687

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NOTOKUSUMO


YOGYAKARTA

TAHUN AKADEMIK 2021/2022


A. Latar Belakang
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) : soialisasi TAK adalah upaya
memfasilitasi kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan masalah
hubungan sosial. Salah satu gangguan hubungan sosial pada pasien
gangguan jiwa yaitu gangguan persepsi sensori: Halusinasi merupakan
salah satu masalah keperawatan yang dapat ditemukan pada pasien
gangguan jiwa. Halusinasi adalah suatu keadaan dimana seseorang
mengalami perubahan dalam jumlah dan pola dari stimulus yang datang
(diprakarsai) dari internal dan eksternal disertai dengan respom menurun
atau dilebih-lebihkan atau kerusakan respon pada rangsangan
(Hendarsyah, 2016).
Halusinasi adalah gangguan persepsi sensori dari suatu obyek
tanpa adanya rangsangan dari luar. Gangguan persepsi sensori ini meliputi
seluruh pancaindra. Halusinasi merupakan salah satu gejala gangguan jiwa
yang pasien mengalami perubuhan sensori persepsi, serta merasakan
stimulus yang sebetulnya tidak ada. Salah satu penanganannya yaiti
dengan melakukan Terapi Aktivitas Kelompok yaitu bertujuan untuk
mengidentifikasi halusinasi dan mengontrol halusinasi yang dialaminya.

B. Landasan Teori
Terapi aktivitas kelompok adalah salah satu terapi modalitas yang
merupakan upaya memfasilitasi perawat atau psikoterapis terhadap
sejumlah pasien pada waktu yang sama (Keliat Budi Anna. 2014). Terapi
aktivitas kelompok (TAK) bertujuan untuk memantau dan meningkatkan
hubungan interpersonal antar anggota. Dimana hasil diskusi kelompok
dapat berupa kesepakatan / alternatif penyelesaiian masalah (Keliat Budi
Anna. 2014).Terapi aktivitas kelompok stimulus persepsi sebagai upaya
untuk memotivasi proses berpikir, mengenal halusinasi, melatih pasien
dalam mengontrol halusinasi serta mengurangi perilaku mal adaptif
(Ningsih & Ilyas, 2013).
Gangguan persepsi atau halusinasi merupakan perubahan persepsi
terhadap stimulus baik internal maupun eksternal yang disertai dengan
respon yang berkurang, berlebihan, atau terdistorsi (PPNI, 2016 dalam
Rustika 2020). Halusinasi merupakan hilangnya kemampuan manusia
dalam membedakan rangsangan internal (pikiran) dan rangsangan
eksternal (dunia luar/lingkungan)(Direja, 2011 dalam Rustika 2020).

C. Topik Kegiatan
Terapi Aktifitas Kelompok (TAK) Halusinasi :
a. Sesi I : Klien mengenal halusinasi
Sesi I : Mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
b. Sesi II : Mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum obat
c. Sesi III : Mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap
dengan orang lain

d. Sesi IV : Mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktivitas


terjadwal

D. Tujuan Kegiatan
1. Tujuan Umum
Klien dapat meningkatkan kemampuan diri dalam mengontrol
halusinasi dalam kelompok secara bertahap.
2. Tujuan Khusus
a. Klien dapat mengenal halusinasi
b. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
c. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap
dengan orang lain
d. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara melakukan
aktivitas terjadwal
e. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum obat

E. Klien
1. Kriteria klien
a. Klien yang sudah dapat mengontrol emosi
b. Klien dengan waham yang telah mendapat rehabilitasi
c. Klien dengan gangguan stimulus persepsi atau halusinasi
d. Klien yang sudah dapat di ajak berinteraksi
e. Klien yang kooperatif
f. Klien yang dapat berkomunikasi verbal dengan baik.
2. Proses seleksi
a. Mengobservasi klien yang masuk kriteria
b. Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria
c. Mengumpulkan klie yang masuk kriteria
d. Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK,
meliputi: menjelaskan TAK pada klien, rencana kegiatan
kelompok dan aturan main dalam kelompok

F. Kriteria Hasil
1. Evaluasi struktur
a. Kondisi lingkungan tenang, dilakukan ditempat tertutup
dan memungkingkan klien untuk berkonsentrasi terhadap
kegiatan
b. Posisi tempat dilantai menggunakan tikar
c. Peserta sepakat untuk mengikuti kegiatan
d. Alat yang digunakan dalam kondii baik
e. Leader, Co-leader, Fasilitator, Observer berperan
sebagaimana mestinya
2. Evaluasi proses
a. Leader dapat mengkoordinasi selururh kegiatan dari awal
hingga akhir
b. Leader mampu memimpin acara
c. Co-leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan
d. Fasilitator mampu memotivai peserta dalam kegiatan
e. Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan
bertanggung jawab dalam antisipasi masalah
f. Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan
kepada kelompok yang berfungsi sebagai evaluator
kelompok
g. Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal
hingga akhir
3. Evaluasi hasil
Diharapkan 75% dari kelompok mampu:
a. Menjelaskan apa yang sudah digambarkan dan apa yang
dilihat
b. Menyampaikan halusinasiyang dirasakan dengan jelas

G. Antisipasi Masalah
1. Penanganan terhadap klien yang tidak aktif dalam aktivitas
a. Memanggil klien
b. Memberi kesempatan pada klien untuk menjawab sapaan
perawat atau klien lain
2. Bila klien meninggalkan kegiatan tanpa izin
a. Panggil nama klien
b. Tanyakan alasan klien meninggalkan kegiatan
3. Bila klien lan ikut
a. Berikan penjelasan bahwa kegiatan ini ditujukan kepada
klien yang telah dipilih
b. Katakan pada klien bahwa ada kegiatan lain yang mungkin
diikuti oleh klien tersebut
c. Jika klien memaksa beri kesempatan untuk masuk dengan
tidak memberi pesan pada kegiatan ini.

H. Pengorganisasian
1. Topik
Sesi 1 : Mengenal Halusinasi dan Menghardik
2. Tujuan
a. Tujuan umum
Setelah dilakukan TAK sesi 1 diharapkan klien dapat
mengenal halusinasinya
b. Tujuan khusus
 Klien dapat mengenal halusinasi
 Klien mengenal waktu terjadinya halusinasi
 Klien mengenal situasi terjadinya halusinasi
 Klien mengenal perasannya pada saat terjadi
halusinasi
3. Landasan Teori
Terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi
yang menggunakan aktivitas yang mempersepsikan berbagai
stimulasi yang terkaiy dengan pengalaman dengan kehidupan
untuk didiskusikan dalam kelompok. Hasil diskusi kelompok dapat
berupa kesepakatan persepsi atau alternatif penyelesaian masalah.
4. Klien
a. Karakteristik atau kriteria klien
 Klien gangguan orientasi realita yang mulai terkontrol
 Klien yang mengalami perubahan persepsi
b. Proses seleksi
 Mengobservasi klien yang masuk kriteria
 Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria
 Mengumpulkan klien yang masuk kriteria
c. Jumlah klien
Orang
5. Pengorganisasian
a. Waktu
Tanggal :
Hari : Senin
Jam : 09.00
Lama tiap langkah kegiatan : 45 menit
b. Tim terapis
Leader : Siti Nur Kasanah
 Mengkoordinasi seluruh kegiatan
 Memimpin jalannya terapi kelompok
 Memimpin diskusi
Co.leader : Sukati
 Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan
 Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang
menyimpang
 Membantu memimpin jalannya kegiatan
 Menggantikan leader jika terhalang tugas
Fasilitator : Siti Wahyuni, Sintiya Ayuningtiyas,
Silvia Muji Rahayu
 Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok
 Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan
setelah kegiatan
 Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk
melaksanakan kegiatan
 Membimbing kelompok selama permainan diskusi
 Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan
 Bertanggung jawab terhadap program antisipasi
masalah
Observer : Stevani Bunga Pradisha
 Mengamati semua proses kegiatan yang berkaitan
dengan waktu, tempat dan jalannya acara
 Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan
semua anggota kelompok dengan evaluasi
kelompok

Anggota atau klien

 Silvia muji rahayu


 Shintya ayuningtyas

Bertugas

 Menjalankan dan mengikuti kegiatan terapi


c. Seting tempat
 Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
 Ruangan nyaman dan tenang

Gambar setting tempat

L CL

K K

F F

K K
F

L : Leader

CL : Co-leader

F : Fasilitator

K : Klien

d. Metode dan media


Alat
 Spidol dan whiteboard atau papan tulis atau
flipechart
 Jadwal kegiatan harian
 Beberapa contoh obat
Metode
 Diskusi dan tanya jawab
 Melengkapi jadwal harian
6. Proses Pelaksanaan
A. Tahap persiapan
1) Memilih pasien sesuai dengan indikasi, yaitu pasien dengan
perubahan sensori persepsi halusinasi.
2) Membuat kontrak dengan pasien.
3) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
B. Tahap orientasi
1. Salam terapeutik.
a) Salam dari terapi kepada pasien.
b) Perkenalan nama dan panggilan terapi.
c) Menanyakan nama panggilan pasien.
2. Evaluasi dan validasi
Menanyakan perasaan pasien saat ini.

3. Kontrak
a) Terapi menjelaskan tujuan kegiatan yang akan
dilaksanakan yaitu membuat jadwal hari yang akan
dilakukan pasien untuk mengalihkan halusinasi.
b) Terapi menjelaskan aturan bermain:
1. Jika ada pasien yang ingin meninggalkan kelompok
harus meminta izin kepada terapi.
2. Lama kegiatan selama 45 menit.
3. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai
akhir.
C. Tahap kerja
a) Terapi menjelaskan kegiatan yang harus dilakukan yaitu
mengenal suara yang didengaar atau bayangan yang
dilihat tentang isinya, waktu terjadinya situasi dan
perasaan klien pada saat itu.
b) Terapi meminta klien menceritakan isi halusinasi,
kapan terjadi, situasi yang terjadi dan perasaan klien
pada saat terjadi halusinasi.
c) Beri pujian klien yang melakukan dengan baik.
d) Terapi menjelaskan cara mengatasi halusinasi dengan
menghardik.
e) Terapi memperagakan cara menghardik halusinasi.
f) Terapi meminta masing-masing klien memperagakan
cara menghardik.
g) Terapi memberikan pujian dan mengajak klien untuk
bertepuk tangan saat setiap klien selesai
memperagakkan.

D. Tahap terminasi
1) Evaluasi
a) Terapi menanyakan perasaan klien setelah mengikuti
TAK.
b) Terapi memberikan pujian atas Keberhasilan kelompok
2) Tindak lanjut
Terapi meminta klien untuk melaporkan isi, waktu,
situasi, dan perasaannya jika terjadi halusinasi.
3) Kontrak yang akan datang
a) Menyepakati TAK yang akan datang yaitu cara
mengontrol halusinasi.
b) Menyepakati waktu dan tempat.
E. Tahap evaluasi dan Dokumentasi
1) Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung,
khususnya pada tahap kerja aspek yang dievaluasi adalah
kemampuan pasien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK
stimulasi sensori mendengar musik, kemampuan pasien
yang diharapkan adalah mengikuti kegiatan, respon
terhadap musik, memberi pendapat tentang musik yang
didengar dan perasaan sat mendengar musik.
2) Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki pasien saat
TAK pada catatan proses keperawatan tiap pasien.
Misalnya pasien mengikuti TAK stimulasi sensori sesi 1
dan 2 dianjurkan pasien untuk mendengarkan musik dengan
teratur diruang rawat.

No Aspek yang dinilai Nama TAK


peserta
1. Menyebutkan isi dan
halusinasi
2. Menyebutkan situasi
dan perasaan
halusinasi
3. Menyebutkan cara
yang selama ini
digunakan mengatasi
halusinasi
4. Menyebutkan cara
mengatasi halusinasi
dengan menghardik
5. Memperagakan
menghardik halusinasi

Petunjuk :

1) Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada


kolom nama klien
2) Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan
mengenal halusinasi : isi, waktu situasi, dan
perasaan. Beri tanda centang jika klien mampu dan
tanda silang jika klien tidak mampu

Dokumentasi :
Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien saat TAK
pada catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh klien
mengikuti TAK stimulasi persepsi: halusinasi sesi 1. Klien mampu
menyebutkan isi halusinasi (menyuruh memukul), waktu (pukul 9
malam), situasi (jika sedang sendiri),perasaan (kesal dan geram)
anjuran klien mengidentifikasi halusinasi yang timbul dan
menyampaikan kepada perawat

SESI 1

1. Topik
Sesi 1 : mengontrol halusinasi dengan patuh minum obat
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan TAK sesi V diharapkan klien dapat menjelaskan
cara yang selama ini dilakukan untuk mengatasi halusinasi
b. Tujuan Khusus
1) Klien memhami pentingnya patuh minum obat
2) Klien memahami akibat tidak patuh minum obat
3) Klien dapat menyebutkan lima benar cara minum obat
3. Landasan Teori
Terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi yang
menggunakan aktivitas yang mempersepsikan berbagai stimulasi yang
terkaiy dengan pengalaman dengan kehidupan untuk didiskusikan dalam
kelompok. Hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi atau
alternatif penyelesaian masalah.
4. Klien
a. Karakteristik atau kriteria klien
 Klien gangguan orientasi realita yang mulai terkontrol
 Klien yang mengalami perubahan persepsi
b. Proses seleksi
 Mengobservasi klien yang masuk kriteria
 Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria
 Mengumpulkan klien yang masuk kriteria
 Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK,
meliputi: menjelaskan tujuan TAK pada klien, rencana
kegiatan kelompok dan antara main dalam kelompok
c. Jumlah klien
Orang
5. Pengorganisasian
a. Waktu
Tanggal :
Hari :
Jam :
Lama tiap langkah kegiatan :
b. Tim terapis
Leader :
 Mengkoordinasi seluruh kegiatan
 Memimpin jalannya terapi kelompok
 Memimpin diskusi
Co.leader :
 Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan
 Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang
 Membantu memimpin jalannya kegiatan
 Menggantikan leader jika terhalang tugas
Fasilitator :
 Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok
 Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah
kegiatan
 Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk
melaksanakan kegiatan
 Membimbing kelompok selama permainan diskusi
 Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan
 Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah
Observer :
 Mengamati semua proses kegiatan yang berkaitan dengan
waktu, tempat dan jalannya acara
 Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua
anggota kelompok dengan evaluasi kelompok
c. Seting tempat
 Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
 Ruangan nyaman dan tenang
d. Metode dan media
Alat
 Spidol dan whiteboard atau papan tulis atau flipechart
 Jadwal kegiatan harian
 Beberapa contoh obat
Metode
 Diskusi dan tanya jawab
 Melengkapi jadwal harian
6. Proses Pelaksanaan
a. Persiapan
 Salam terapeutik
 Salam dari terapis kepada klien
 Terapies dan klien memakai papan nama
 Evaluasi / validasi
 Menanyakan perasaan klien saat ini
 Terapis menanyakan pengalaman klien mengontrol
halusinasi setelah menggunakan tiga cara yang telah
di pelajari (menghardik,menyibukkan diri dengan
kegiatan, dan bercakap cakap)
 Kontrak
 Terapis menjelaskan tujuan, yaitu mengontrol
halusinasi dengan patuh minum obat
 Menjelaskan aturan main tersebut:
 Jika ada klien yang ingin meninggalkan
kelompok, harus meminta izin kepada
petugas
 Lama kegiatan 45 menit
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal
sampai selesai
 Tahap kerja
a) Terapis menjelaskan untungnya patuh minum obat,
yaitu mencegah kambuh karena obat memberi
perasaan tenang, dan memperlambat kambuh
b) Terapis menjelaskan kerugian tidak patuh minum
obat, yaitu penyebab kambuh
c) Terapis meminta tiap klien menyampaikan obat
yang di makan dan waktu memakannya. Buat daftar
di whiteboard
d) Menjelaskan lima benar obat, yaitu benar obat,
benar waktu minum obat, benar orang yang minum
obat, benar cara minu obat, benar dosis obat
e) Minta klien menyebutkan lima benar cara minum
obat secara bergiliran
f) Berikan pujian pada klien yang benar
g) Mendiskusikan perasaan klien sebelum minum obat
(catat di whiteboard)
h) Mendiskusikan perasaan klien setelah teratur
minum obat (catat di whiteboard)
i) Menjelaskan keuntungan patuh minum obat, yaitu
salah satu cara mencegah halusinasi
j) Menjelaskan akibat atau kerugian tidak patuh
minum obat, yaitu kejadian hakusinasi atau kambuh
k) Minta klien menyebutkan kembali keuntungan
patuh minum obat dan kerugian tidak patuh minum
obat
l) Memberi pujian tiap kali klien benar
 Tahap terminasi
a) Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah
mengikuti TAK
2) Terapis menanyakan jumlah cara
mengontrol halusinasi yang sudah dipelajari
3) Terapis memberikan pujian atas
keberhasilan kelompok
b) Tindak lanjut
Mengajurkan klien menggunakan empat cara
mengontrol halusinasi, yaitu menghardik melakukan
kegiatan harian, bercakap cakap dan patuh minum
obat
c) Kontrak yang akan datang
1) Terapis mengakhiri sesi TAK stimulasi
persepsi untuk mengontrol halusinasi
2) Buat kesepakatan baru untuk TAK yang lain
sesuai dengan indikasi klien
 Evaluasi dan dokumentasi
Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung,
khususnya pada tahap kerja, aspek yang dievaluasi adalah
kemampuan halusinasi sesi 5, kemampuan klien yang
diharapkan adalah menyebutkan 5 benar minum obat
keuntungan minum obat dan akibat tidak patuhminum obat
formulir evaluasi sebagai berikut:

Sesi 5: TAK

Stimulasi Persepsi: Halusinasi

Kemampuan patuh minum obat untuk mencegah halusinasi

No Nama Klien Menyebutkan 5 Menyebutkan Menyebutkan


benar cara minum keuntungan akibat tidak
obat minum obat patuh minum
obat
1.
2
3
4
5
6
7

Petunjuk :

1) Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2) Untuk tiap kolom beri penilaian tentang kemampuan menyebutkan
lima benar cara minum obat beri tanda V jika klien mampu dan
tanda X jika klien tidak mampu
Dokumentasi
Dokumentasi kemampuan yang memiliki klien pada catatan
proses keperawatan tiap klien contoh : mengikuti sesi 5, TAK
stimulasi persepsi halusinasi. Klien mampu menyebutkan 5 benar
cara minum obat, manfaat minum obat, dan akibat tidak patuh
minum obat (kambuh) anjurkan klien minum obat dengan cara
yang benar
7. Topik
Sesi 4 : Mencegah Halusinasi dengan Becakap-cakap
8. Tujuan
Tujuan umum
Setelah dilakukan TAK sesi IV diharapkan klien dapat menjelaskan cara
yang selama ini dilakukan untuk mengatasi halusinasi
Tujuan khusus
 Klien memahami perlunya bercakap-cakap dengan orang
lain untuk mencegah munculnya halusinasi
 Klien dapat bercakap-cakap dengan orang lain untuk
mencegah halusinasi
9. Landaan Teori
Terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi yang
menggunakan aktivitas yang mempersepsikan berbagai stimulasi yang
terkaiy dengan pengalaman dengan kehidupan untuk didiskusikan dalam
kelompok. Hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi atau
alternatif penyelesaian masalah.
10. Klien
a. Karakteristik atau kriteria klien
 Klien gangguan orientasi realita yang mulai
terkontrol
 Klien yang mengalami perubahan persepsi

b. Proses seleksi
 Mengobservasi klien yang masuk kriteria
 Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria
 Mengumpulkan klien yang masuk kriteria
 Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK,
meliputi: menjelaskan tujuan TAK pada klien, rencana
kegiatan kelompok dan antara main dalam kelompok
c. Jumlah klien
Orang
11. Pengorganisasian
a. Waktu
Tanggal :
Hari :
Jam :
Lama tiap langkah kegiatan :
b. Tim terapis
Leader :
 Mengkoordinasi seluruh kegiatan
 Memimpin jalannya terapi kelompok
 Memimpin diskusi
Co.leader :
 Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan
 Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang
 Membantu memimpin jalannya kegiatan
 Menggantikan leader jika terhalang tugas
Fasilitator :
 Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok
 Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah
kegiatan
 Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk
melaksanakan kegiatan
 Membimbing kelompok selama permainan diskusi
 Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan
 Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah
Observer :
 Mengamati semua proses kegiatan yang berkaitan dengan
waktu, tempat dan jalannya acara
 Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua
anggota kelompok dengan evaluasi kelompok
c. Setting tempat
 Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
 Ruangan nyaman dan tenang
d. Metode dan media
Alat
 Spidol dan whiteboard atau papan tulis atau flipechart
 Jadwal kegiatan harian
Metode
 Diskusi dan tanya jawab
 Bermain peran atau stimulasi
12. Proses Pelaksanaan
1) Persiapan
 Mengingatkan kontrak kepada klien yang telah megikuti
sesi 3
 Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2) Orientasi
 Salam terapeutik
 Mengingatkan kontrak dengan klien yang mengikuti
tes
 Terapis membuat kontrak dengan klien 3
 Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
 Evaluasi/ validasi
 Menanyakan perasaan klien saat ini
 Menanyakan pengalaman klien setelah menerapkan
dua cara yang telah dipelajari (menghardik,
menyibukkan diri dengan kegiatan, dan bercakap
cakap) untuk mencegah halusinasi
 Kontrak
 Terapis menjelaskan tujuan, yaitu mengontrol
halusinasi dengan bercakap-cakap
 Menjelaskan aturan main tersebut:
 Jika ada klien yang ingin meninggalkan
kelompok, harus meminta izin kepada
petugas
 Lama kegiatan 45 menit
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal
sampai selesai

3) Tahap kerja
a) Terapis menjelaskan pentingnya bercakap-cakap
dengan orang lain untuk mengontrol dan mencegah
halusinasi
b) Terapis meminta tiap klien menyebutkan orang
yang bisa dan bisa diajak bercakap-cakap
c) Terapis meminta tiap klien menyebutkan pokok
pembicaraan yang biasa dan bisa dilakukan
d) Terapis memperagakan cara bercakap-cakap jika
halusinasi muncul “suster, ada suara ditelinga, saya
mau ngobrol saja dengan suster” atau “suster saya
mau ngobrol tentang kapan saja boleh pulang”
e) Terapis meminta klien untuk memperagakan
percakapan dengan orang di sebelahnya
f) Berikan pujian atas keberhasilan klien
g) Ulangi sampai semua klien dapat giliran
4) Tahap terminasi
 Evaluasi
 Terapis menanyakan perasaan klien setelah
mengikuti TAK
 Terapis menanyakan jumlah cara mengontrol
halusinasi yang sudah dipelajari
 Terapis memberikan pujian atas keberhasilan
kelompok
 Tindak lanjut
 Mengajurkan klien menggunakan tiga cara
mengontrol halusinasi, yaitu menghardik melakukan
kegiatan harian, dan bercakap cakap
 Kontrak yang akan datang
 Terapis membuat kesempakatan dengan klien untuk
TAK berikutnya, yaitu belajar cara mengontrol
halusinasi dengan patuh minum obat
 Terapis menyepakati waktu dan tempat
 Evaluasi dan dokumen
Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung,
khususnya pada tahap kerja, aspek yang dievaluasi adalah
kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk
stimulus persepsio halusinasi sesi 4, kemampuan yang
diharapkan adalah mencegah halusinasi dengan bercakap-
cakap. Folmulir evaluasi sebagai berikut

Sesi 4 : TAK

Stimulasi persepsi : halusinasi

Memampuan bercakap-cakap untuk mencegah halusinasi

No Aspek yang dinilai Nama klien


Menyebutkan orang
1.
yang bisa diajak bicara
Memperagakan
2.
percakapan
Menyusun jadwal
3.
percakapan
Menyebutkan tiga cara
4. mengontrol dan
mencegah halusinasi

Petunjuk :

 Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
 Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan menyebutkan orang yang bisa
diajak bicara, memperagakan percakapan, menyususn jadwal percakapan,
menyebutkan 3 cara mencegah halusinasi

Dokumentasi

Dokumentasi kemampuan yang memiliki klien pada catatan proses


keperawatan tiap klien contoh : klien mengikuti TAK stimulasi persepsi halusinasi
sesi 4. Klien belum mampu secara lancar bercakap-cakap dengan orang lain.
Anjurkan klien bercakap-cakap dengan perawat dan klien lain di ruang rawat

13. Topik
Sesi 3 : Melakukan halusinasi dengan melakukan kegiatan
14. Tujuan
a. Tujuan umum
Setelah dilakukan TAK sesi III diharapkan klien dapat melakukan
halusinasi dengan melakukan kegiatan
b. Tujuan khusus
 Klien dapat memahami pentingnya melakukan kegiatan
untuk mencegah munculnya halusinasi
 Klien dapat menyusun jadwal kegiatan untuk mencegah
terjadinya halusinasi
15. Landasan Teori
Terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi yang
menggunakan aktivitas yang mempersepsikan berbagai stimulasi yang
terkaiy dengan pengalaman dengan kehidupan untuk didiskusikan dalam
kelompok. Hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi atau
alternatif penyelesaian masalah.
16. Klien
a. Karakteristik atau kriteria klien
 Klien gangguan orientasi realita yang mulai
terkontrol
 Klien yang mengalami perubahan persepsi

b. Proses seleksi
 Mengobservasi klien yang masuk kriteria
 Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria
 Mengumpulkan klien yang masuk kriteria
 Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK,
meliputi: menjelaskan tujuan TAK pada klien, rencana
kegiatan kelompok dan antara main dalam kelompok
c. Jumlah klien
Orang
17. Pengorganisasian
a. Waktu
Tanggal :
Hari :
Jam :
Lama tiap langkah kegiatan :
b. Tim terapis
Leader :
 Mengkoordinasi seluruh kegiatan
 Memimpin jalannya terapi kelompok
 Memimpin diskusi
Co.leader :
 Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan
 Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang
 Membantu memimpin jalannya kegiatan
 Menggantikan leader jika terhalang tugas
Fasilitator :
 Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok
 Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah
kegiatan
 Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk
melaksanakan kegiatan
 Membimbing kelompok selama permainan diskusi
 Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan
 Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah
Observer :
 Mengamati semua proses kegiatan yang berkaitan dengan
waktu, tempat dan jalannya acara
 Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua
anggota kelompok dengan evaluasi kelompok
c. Seting tempat
 Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkungan
 Ruangan nyaman dan tenang
d. Metode dan bahan
Alat
 Jadwal kegiatan harian
 Pulpen
 Spidoldan whiteboard/ papan tulis/ flifchart
Metode
 Diskusi dan tanya jawab
 Bermain peran/ simulasi dan latihan
18. Proses Pelaksanaan
1) Persiapan
a. Memgingatkan kontrak dengan klien yang telah mengikuti
sesi 2
b. Mempersiapkan alat dan alat pertemuan
2) Orientasi
a. Salam terapeutik
 Salam dari terapis kepada pasien
 Klien dan terapis pakai papan nama
b. Evaluasi/ validasi
 Terapis menanyakan keadaan klien saat ini
 Terapis menanyakan cara mengontrol halusinasi
yang sudah dipelajari
 Terapis menanyakan pengalaman klien menerapkan
cara menghardik halusinasi
c. Kontrak
 Terapis menjelaskan tujuan, yaitu mencegah
terjadinya halusinasi dengan melakukan kegiatan
 Menjelaskan aturan main tersebut:
 Jika ada klien yang ingin meninggalkan
kelompok, harus meminta izin kepada
petugas
 Lama kegiatan 45 menit
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal
sampai selesai
3) Tahap kerja
a. Terapis menjelaskan cara kedua yaitu melakukan kegiatan
sehari hari, jelaskan bahwa dengan melakukan kegiatan
yang teratur akan mencegah munculnya halusinasi
b. Terapis meminta setiap klien menyampaikan kegiatan yang
bisa dilakukan sehari hari dan tulis di whiteboard
c. Terapis membagikan folmulir jadwal kegiatan seharian,
terapis menulis folmulir yang sama di whiteboard
d. Terapis membimbing satu persatu klien untuk membuat
jadwal kegiatan harian dari bangun pagi sampai tidur
malam. Klien menggunakan folmulir terapis menggunakan
whiteboard
e. Terapis melatih klien memperagakan kegiatan yang telah
disusun
f. Berikan puian dengan tepuk tangan bersama kepada klien
yang sudah selesai membuat jadwal dan mempragakan
kegiatan
4) Tahap terminasi
a. Evaluasi
 Terapis menanyakan perasaan klien setelah selesai
menyusun jadwal kegiatan dan memperagakannya
 Terapis memberikan pujian atas keberhasilan
kelompok
b. Tindak lanjut
Terapis menganjurkan klienmelaksanakan 2 cara
mengontrol halusinasi yaitu menghardik dan melakukan
kegiatan.

c. Kontrak yang akan datang


 Terapis membuat kesempakatan dengan klien untuk
TAK berikutnya, yaitu belajar cara mengontrol
halusinasi dengan bercakap-cakap
 Terapis membuat waktu dan kesepakatan
5) Evaluasi dan dokumentasi
Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada
tahap kerja, aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai
dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi halusinasi persepsi sesi
3 kemampuan yang di harapkan adalah klien melakukan kegiatan
harian untuk mencegah timbulnya halusinasi. Folmulir evaluasi
sebagai berikut

Sesi 3 TAK stimulasi persepsi halusinasi

Kemampuan mencegah halusinasi dengan melakukan kegiatan

No Aspek yang dinilai Nama klien

1, Menyebut kegiatan
yang biasa
dilakukan
2. Memperagakan
percakapan yang
biasa dilakukan
3. Menyususn jadwal
kegiatan harian
4. Menyebut dan cara
mengontrol dan
mencegah
halusinasi
Petunjuk

a. Tulis nama panggilan klien yang mengikuti TAK pada


kolom nama klien
b. Untuk setiap klien, beri penilaian atas kemampuan
menyebutkan kegiatan harian yang biasa dilakukan,
memperagakan salah satu kegiatan, menyusun jadwal
kegiatan harian dan menyebutkan dua cara mencegah
halusinasi, beri tanda ceklis jika klien mampu dan tanda
silang jika klien tidak mampu

Dokumentasi

Dokumentasi kemampuan yang memiliki klien pada catatan proses


keperawatan tiap klien contoh : klien mengikuti TAK stimulasi persepsi
halusinasi sesi 3. Klien belum mampu memperagaan kegiatan harian
danmenyusun jadwal anjuranklien melakukan kegiatan untuk mencegah
halusinasi.
DAFTAR PUSTAKA

Keliat Budi Anna, Pawirowiyono Akemat. 2016. Keperawatan Jiwa Terapi


Aktivitas Kelompok. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Ellina, A. (2012). Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Stimulasi


Persepsi Sesi1-3 Terhadap Kemampuan Mengendalikan Halusinasi.

Ningsih, P., Murtiani, M., & Ilyas, M. (2013). Pengaruh Terapi Aktivitas
Kelompok Stimulasi Persepsi Terhadap Kemampuan Mengontrol
Halusinasi Pada Pasien Halusinasi Di Ruang Kenanga Rumah Sakit
Khusus Daerah Propinsi Sulawesi Selatan.

Widya Sepalanita, W. K. (2019). Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok


dengan Stimulasi Persepsi terhadap Kemampuan Mengontrol Halusinasi.

Purwanto, T. (2015). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Pustaka Pelajar.

Keliat Budi Anna. (2014). Keperawatan Jiwa Terapi Aktivitas Kelompok.


EGC.

You might also like