Professional Documents
Culture Documents
ASUHAN KEPERAWATAN Kecemasan
ASUHAN KEPERAWATAN Kecemasan
E
Dengan Masalah Kecemasan Di Jalan Classic 2 Setia Budi
annalase1999@gmail.com
BAB 1
PENDAHULUAN
Gastritis biasanya dianggap sebagai suatu hal yang biasa namun gastritis
merupakan awal dari sebuah penyakit yang dapat membahayakan. Gastritis
merupakan penyakit yang sangat mengganggu aktivitas sehari – hari, yang
bisa mengakibatkan kualitas hidup menurun, tidak produktif dan bila tidak
ditangani dengan baik akan berakibat fatal bahkan sampai pada tahap
kematian. Gastritis bila tidak diobati akan mengakibatkan sekresi lambung
semakin meningkat dan akhirnya membuat lambung luka–luka (ulkus) yang
dikenal dengan tukak lambung juga dapat menimbulkan peradangan saluran
cerna bagian atas berupa hematemesis (muntah darah), melena, perforasi
dan anemia karena gangguan absorpsi vitamin B12 (anemia pernisiosa)
bahkan dapat menimbulkan kanker lambung (Suratum 2010, dalam Siti
2018).
Nyeri ulu hati merupakan salah satu tanda gejala khas pada penderita
gastritis. Rasa nyeri merupakan mekanisme pertahanan tubuh, timbul bila
ada jaringan rusak dan hal ini akan menyebabkan individu bereaksi dengan
memindahkan stimulus nyeri. Rasa nyeri akan disertai respon stres yang
antara lain berupa meningkatnya rasa cemas, denyut jantung, tekanan darah,
dan frekuensi napas (Sri, 2017). Kecemasan merupakan respon tubuh
terhadap peristiwa yang terjadi, dimana respons tubuh terhadap peristiwa
yang terjadi, dimana respon tubuh tersebut lebih bersifat negatif sehingga
menimbulkan ketidaknyamanan bagi klien (Zaini, 2019). Menurut DepKes
RI, kecemasan adalah ketegangan, rasa tidak aman dan kekhawatiran yang
timbul karena dirasakan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan tetapi
sumbernya sebagian besar tidak diketahui dan berasal dari dalam (Wahyuni,
2018).
Kecemasan dapat dirasakan oleh siapapun termasuk ibu hamil apalagi jika
ibu hamil tersebut memiliki riwayat penyakit gastritis. Keadaan tersebut
akan memperparah kondisi ibu hamil. Kehamilan membawa berbagai
perubahan fisik maupun psikologis apalagi pada ibu yang baru hamil
pertama kalinya. Penelitian telah menunjukkan bahwa suatu kondisi seperti
kecemasan selama kehamilan disebabkan karena peningkatan kortisol dalam
rahim dan memiliki hubungan dengan gangguan perkembangan kognitif
anak (Yulita, 2021). Kecemasan dan kekhawatiran pada ibu hamil apabila
tidak ditangani secara serius akan membawa dampak dan pengaruh terhadap
fisik dan psikis, baik pada ibu maupun janin salah satunya adalah
kegawatdaruratan saat persalinan lepasnya hormon stress yang
menyebabkan vasokontriksi aliran darah dalam rahim.
1.2 Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk memberikan asuhan keperawatan pada Ny.E dengan masalah
kecemasan.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada Ny.E dengan masalah
kecemasan.
b. Mahasiswa mampu menegakkan diagnosa pada Ny.E dengan masalah
kecemasan.
c. Mahasiswa mampu membuat intervensi pada Ny.E dengan masalah
kecemasan.
d. Mahasiswa mampu melakukan implementasi pada Ny.E dengan
masalah kecemasan.
e. Mahasiswa mampu membuat evaluasi pada Ny.E dengan masalah
kecemasan.
BAB 2
TINJAUAN TEORITIS
d. Kajian Keluarga
Menunjukkan bahwa gangguan ansietas merupakan hal yang
biasa ditemui dalam suatu keluarga.Ada tumpang tindih dalam
gangguan ansietas dan antara gangguan ansietas dengan depresi.
e. Kajian Biologis
Menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor khusus
benzodiazepine. Reseptor ini mungkin membantu mengatur
ansietas penghambat dalam aminobutirik. Gamma
neuroregulator (GABA) juga mungkin memainkan peran utama
dalam mekanisme biologis berhubungan dengan ansietas
sebagaimana halnya endorfin. Selain itu telah dibuktikan
kesehatan umum seseorang mempunyai akibat nyata sebagai
predisposisi terhadap ansietas. Ansietas mungkin disertai dengan
gangguan fisik dan selanjutnya menurunkan kapasitas seseorang
untuk mengatasi stressor.
2. Faktor Presipitasi
Stressor pencetus mungkin berasal dari sumber internal atau
eksternal. Stressor pencetus dapat dikelompokkan menjadi 2
kategori :
a. Ancaman terhadap integritas seseorang meliputi
ketidakmampuan fisiologis yang akan datang atau menurunnya
kapasitas untuk melakukan aktifitas hidup sehari- hari.
b. Ancaman terhadap sistem diri seseorang dapat membahayakan
identitas, harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi
seseorang.
3. Perilaku
Kecemasan dapat diekspresikan secara langsung melalui perubahan
fisiologi dan perilaku dan secara tidak langsung melalui timbulnya
gejala atau mekanisme koping dalam upaya melawan
kecemasan. Intensitas perilaku akan meningkat sejalan dengan
peningkatan tingkat kecemasan.
a. Respon Fisiologis Terhadap Ansietas
Sistem Respons
Perilaku Gelisah.
Ketegangan fisik.
Tremor.
Gugup.
Bicara cepat.
Tidak ada koordinasi.
Kecenderungan untuk celaka.
Menarik diri.
Menghindar.
Terhambat melakukan aktifitas.
Kognitif Gangguan perhatian.
Konsentrasi hilang.
Pelupa.
Salah tafsir.
Adanya bloking pada pikiran.
Menurunnya lahan persepsi.
Kreatif dan produktif menurun.
Bingung.
4. Sumber Koping
Individu dapat mengalami stress dan ansietas dengan menggerakkan
sumber koping tersebut di lingkungan. Sumber koping tersebut sebagai
modal ekonomok, kemampuan penyelesaian masalah, dukungan sosial
dan keyakinan budaya dapat membantu seseorang mengintegrasikan
pengalaman yang menimbulkan stress dan mengadopsi strategi koping
yang berhasil.
5. Mekanisme Koping
Ketika mengalami ansietas individu menggunakan berbagai mekanisme
koping untuk mencoba mengatasinya dan ketidakmampuan mengatasi
ansietas secara konstruktif merupakan penyebab utama terjadinya
perilaku patologis. Ansietas tingkat ringan sering ditanggulangi tanpa
yang serius.
Tindakan :
a. Kaji tanda dan gejala ansietas dan kemampuan klien
mengurangi kecemasan
b. Jelaskan tanda dan gejala, penyebab dan akibat dari kecemasan
c. Latihan cara mengatasi kecemasan :
1) Teknik relaksasi napas dalam
2) Distraksi : bercakap-cakap hal positif
3) Hipnotis 5 jari fokus padahal-hal yang positif
d. Bantu klien melakukan latihan sesuai dengan jadwal kegiatan.
2. Koping tidak efektif
Tujuan :
Klien mampu mengetahui perubahan kondisi kesehatan dan
kemampuannya mengatasi perubahan
Klien mampu mengetahui pengertian tanda dan gejala penyebab
serta akibat dari ketidakefektifan koping
Klien mampu mengetahui cara mengatasi ketidakefektifan koping
Klien mampu mengatasi masalah secara bertahap
Klien mampu menggunakan sumber/daya sistem pendukung
dalam mengatasi masalah
Klien mampu merasakan manfaat latihan yang dilakukan
Klien mampu mengembangkan koping yang efektif klien mampu
merasakan manfaat sistem pendukung
Tindakan :
a. Kaji tanda dan gejala ketidakefektifan koping
b. Jelaskan proses terjadinya ketidakefektifan koping
c. Diskusikan koping (upaya atau cara) mengatasi masalah pada
masa lalu
d. Koping (upaya) yang berhasil dan tidak berhasil. Berikan pujian
e. Pemanfaatan sumber daya atau sistem pendukung dalam
mengatasi masalah
f. Latihan menggunakan upaya menyelesaikan masalah saat ini
dengan menggunakan cara lama yang berhasil atau cara baru.
Buat daftar masalah yang dihadapi
Buat daftar cara (lama dan baru) yang akan digunakan
Pilih, latih, dan jadwalkan cara yang akan digunakan untuk
masalah yang dihadapi
Evaluasi hasil jika berhasil dibudidayakan jika kurang berhasil
dipilih cara lain pada daftar cara nomor kedua
g. Latih menggunakan sistem pendukung yang teratur
h. Beri motivasi dan pujian atas keberhasilan klien mengatasi
masalah
3. Gangguan citra tubuh
Tujuan :
Klien mampu mengenal bagian tubuh yang sehat dan yang
terganggu atau sakit
Klien mampu mengetahui cara mengatasi gangguan citra tubuh
Klien mampu mengafirmasi bagian tubuh yang sehat
Klien mampu melatih dan menggunakan bagian tubuh yang sehat
Klien mampu merawat dan melatih bagian tubuh yang terganggu
Klien mampu mengevaluasi manfaat yang telah dirasakan dari
bagian tubuh yang terganggu
Klien mampu mengevaluasi manfaat bagian tubuh yang masih
sehat
Klien mampu merasakan manfaat latihan pada bagian tubuh yang
terganggu
Tindakan :
a. Kaji tanda dan gejala gangguan citra tubuh dan kemampuan klien
mengatasinya.
b. Jelaskan tanda dan gejala, penyebab dan akibat gangguan citra
tubuh
c. Diskusikan persepsi, perasaan, dan harapan klien terhadap citra
tubuhnya
d. Menjelaskan perubahan-perubahan fisik yang terjadi pada ibu
hamil
e. Motivasi klien untuk merawat dan meningkatkan citra tubuh
seperti : menggunakan make up dan skincare untuk wajah yang
berjerawat.
f. Motivasi klien untuk melakukan latihan meningkatkan citra tubuh
sesuai jadwal dan beri pujian.
3.1 TINJAUAN KASUS
Sosiocultural : - - - -
Klien seorang perempuan umur 27
tahun
Klien sudah menikah dan sedang
hamil
Ny. E merupakan ibu rumah tangga
Klien merupakan orang Nias dan
menurut Ny. E tidak ada kebiasaan
yang bertentangan dengan
kesehatan
Klien beragama katolik dan rajin
beribadah digereja
Komunikasi antar anggota keluarga
baik, saat mempunyai masalah,
klien sering menceritakannya
kepada anggota keluarganya yang
lain terutama suaminya.
GENOGRAM
Klien adalah anak ketiga dari empat bersaudara.
Klien berumur 27 tahun. Klien sudah menikah dan
sedang hamil anak peertama. Klien tinggal
serumah dengan suami dan 3 orang saudara
suaminya. Hubungan klien dengan keluarganya
terjalin dengan erat dan sangat baik. Orang yang
terdekat dengan klien adalah suaminya.
= Laki-laki
= Perempuan
= Hamil
= Tinggal satu rumah
= Klien
-----
= Meninggal
3.1.2 PENILAIAN (RESPON) TERHADAP STRESSOR
DIAGNOSA
STRESSOR KOGNITIF AFEKTIF FISIOLOGIS PERILAKU SOSIAL
KEPERAWA
TAN
BIOLOGIS Menurut Adanya rasa Klien tampak Cemas, mondar Klien Ansietas
(Gastritis) klien lemas mandir ketempat
cemas dan
penyakit Nyeri pada ulu Bicara cepat pelayanan
gastritisnya khawatir hati Klien merasa kesehatan
diakibatkan karena klien Klien tampak perasaannya
karena sering dan
kurang tidur tidak aman
terlambat mengidap Kantong mata menggunaka
Klien tampak
makan tampak hitam gelisah n fasilitas
penyakit
Tidak ada nafsu kesehatan
Menganggap gastritis dan makan untuk
penyakit harus rutin Mual dan mendapatkan
yang muntah perawatan.
diderita konsumsi obat
Pemeriksaan
berbahaya dalam TTV
apalagi ia TD : 130/80
sedang keadaan
mmhg
hamil. hamil. N : 85 x / menit
P : 20 x / menit
S : 37 0C
PSIKOLOGIS Klien tahu
Takut dan Mual dan Tampak cemas, Hubungan Ansietas
Cemas bahwa khawatir muntah gelisah dan klien dengan Gangguan
badannya
Kurang Tampak lemas tidak tenang suami baik citra tubuh
dengan
menjadi Berkeringat Klien sedih saat
percaya diri
kehamilannya lemas banyak bercerita
takut terjadi merupakan Kaki klien Klien kurang
dampak dari tampak percaya diri
sesuatu pada penyakit yang membengkak Kontak mata
dirinya dan dideritanya dan ada jerawat kurang
Klien tahu disekitar wajah
janinnya. bahwa
perubahan
Klien kurang
fisik yang
percaya diri dialaminya
merupakan
dengan
hal biasa
perubahaan yang dialami
ibu hamil
fisik yang
akan tetapi
dialaminya klien tetap
kurang
seperti badan
percaya diri
semakin
gemuk, kaki
membengkak
dan
tumbuhnya
jerawat
disekitar dahi.
SOSIAL Klien merasa Merasa sedih Tampak lemah Tampak sedih Hubungan Penampilan
BUDAYA kasihan dan Pucat Volume suara Ny. E peran tidak
dengan merepotkan Klien tampak mengecil dengan efektif
Merasa kasihan suaminya keluarga kurang tidur Ekspresi wajah suami baik
dengan suaminya karena sejak ia Kantong mata klien khawatir Ny. E tetap
hamil klien tampak hitam mengikuti
tidak bisa program
memenuhi pengobatan
perannya
sebagai ibu
rumah tangga.
3.1.3 SUMBER KOPING
DIAGNOSA MATERIAL POSITIVE
PERSONAL SOSIAL TERAPI
KEPERAWATAN ASSETS BELIEFS
ABILITY SUPPORT
Ansietas Klien mampu Klien mendapat Ekonomi Ny. E Klien percaya Terapi generalis :
mengungkapkan dukungan dari menengah bahwa petugas
perasaan cemas keluarga untuk Pengobatan kesehatan akan SP 1-4 kecemasan
Klien mampu membantunya untuk individu
kesembuhanny ditanggung suami
mengenal dan
a terutama dari Jarak rumah Ny. Klien berharap Terapi spesialis :
menilai penyebab
kecemasannya suaminya A dengan tempat cepat sembuh
Klien mampu pelayanan agar tidak Relaksasi
melakukan terapi kesehatan ± 2 KM merepotkan progresif
yang diajarkan suami dan Psikoedukasi
keluarganya keluarga
Penampilan peran Klien dapat Klien mendapat Ekonomi Ny. E Klien selalu Terapi generalis :
tidak efektif menyebutkan dukungan dari menengah berdoa untuk
penyebab keluarga untuk Pengobatan kesembuhan SP 1-2 penampilan
penyakitnya peran tidak efektif
penampilan peran kesembuhanny ditanggung suami
tidak efektif a terutama dari Jarak rumah Ny. Klien yakin, Terapi spesialis :
Klien suaminya A dengan tempat bila ia
menganggap pelayanan mengikuti Behavior therapy,
suami tidak kesehatan ± 2 KM petunjuk dan rerapi suportif
mampu sebagai
saran dari
pengganti akibat
kondisi yang petugas
berubah kesehatan maka
ia akan cepat
sembuh
Klien yakin
suami dan
keluarga
mendukung
supaya lekas
sembuh
Klien berharap
cepat sembuh
agar tidak
merepotkan
keluarga nya
Gangguan citra Klien kurang Klien medapat Sosial ekonomi Klien percaya Terapi generalis:
tubuh percaya diri dukungan dari klien menengah bahwa petugas gangguan citra
dengan suami dan Sarana dan kesehatan akan tubuh
perubahaan fisik keluarga
prasarana tersedia membantunya
yang dialaminya Keluarga klien Terapi spesialis:
selalu Biaya Klien berharap
Terapi kognitif
menyemangati pengobatan cepat sembuh
klien ditanggung oleh agar percaya
suami diri lagi
Klien selalu
berdoa untuk
kesembuhan
penyakitnya
3.1.4 MEKANISME KOPING
Konstruktif:
Klien mengatakan bila ada masalah, maka ia akan
Klien mengatakan bila ada masalah, maka ia akan
membicarakan dengan suami dan keluarga untuk mencari jalan
membicarakan dengan suami dan keluarga untuk
keluarnya
mencari jalan keluarnya
Bila sakit klien berobat ke pelayanan kesehatan Bila sakit klien berobat ke pelayanan kesehatan
Klien taat menjalankan ibadah sesuai dengan
Klien taat menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinannya keyakinannya
Klien selalu berdoa kepada TYM untuk kesembuhan
Klien selalu berdoa kepada TYM untuk kesembuhan dan
dan kesehatan janinnya
kesehatan janinnya
Destruktif : -
3.1.5 STATUS MENTAL
11. Daya ingat Klien dapat mengingat kejadian dalam jangka waktu yang lama
14. Daya tilik diri Klien menyadari bahwa saat ini ia sedang sakit dan sedang hamil.
Kesimpulan : Mental Status Examination (MSE) tidak ada masalah gangguan jiwa, gangguan Ny.A lebih kepada Gangguan Mental
Emosional (GME/Psikososial)
3.2 DIAGNOSA DAN TERAPI
O:
Klien tampak rileks dan tidak gelisah lagi
Klen mampu menjelaskan kembali
penjelasan yang sudah diberikan
Klien mampu melakukan teknik napas dalam
Klien mampu melakukan distraksi
Klien mampu melakukan hipnotis 5 jari
A : Ansietas (-)
P:
Bantu klien melakukan latihan sesuai dengan
jadwal kegiatan
Terapi Perilaku
Terapi Kognitif
Pendidikan Kesehatan
BAB 4
PEMBAHASAN
Pada tahap diagnosa dan perencanaan tidak ditemukan kesenjangan antara teori
dan kasus dimana diagnosa yang diangkat adalah kecemasan, gangguan citra
tubuh dan ketidakefektifan koping individu sama halnya dengan intervensi,
rencana asuhan keperawatan pada Ny. E dimulai setelah data terkumpul yang
didapat dari hasil pengkajian. Tindakan yang diberikan pun yaitu terapi dan
pendidikan kesehatan. Pembahasan pada implementasi penulis melaksanakan
tindakan keperawatan sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan.
Sebelumnya penulis melakukan kontrak waktu kepada pasien untuk melakukan
implementasi, selama tahap implementasi tidak ada hambatan dan klien
kooperatif dalam mengikuti terapinya.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan konsep asuhan keperawatan yang telah disusun dan
dilaksanakan kepada Ny.E dimiliki dari pengkajian, rumusan masalah,
perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi didapat hasil bahwa Ny.E dengan
keluhan utama cemas akan kehamilannya takut terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan pada dirinya maupun janin karena penyakit gastritis yang sedang
dialaminya, pasien mengatakan sering mimpi buruk dan kurang istirahat.
Data objektif yaitu klien tampak lemas, bingung, sering menguap dan
cemas. Dari masalah masalah diatas maka diperoleh prioritas masalah yang
diangkat adalah tentang kebutuhan rasa aman nyaman yang berfokus pada
cemas. Kemudian diberikan intervensi secara konsep yaitu terapi teknik
relaksasi napas dalam, terapi distraksi, hipnotis lima jari dan pendidikan
kesehatan. Dari hasil implementasi ada beberapa intervensi yang berhasil
teratasi seperti klien mengatakan sudah lebih tenang dan cemas nya sedikit
berkurang dan mampu mengenali gejala, tanda, penyebab dan akibat dari
kecemasan. Sedangkan klien masih bingung dalam melakukan terapi
hipnotis lima jari maka intervensi dilanjutkan.
5.2 Saran
Diharapkan bagi perawat selalu berkoordinasi dengan tenaga kesehatan
lainnya dalam memberikan asuhan keperawatan agar lebih maksimal
terkusus pada klien dengan kecemasan pada ibu hamil.
DAFTAR PUSTAKA
7. PH, L., Susanti, Y., & Arisanti, D. (2018). Penurunan Tingkat Ansietas
Mahasiswa Dalam Menyusun Skripsi Melalui Terapi Generalis Ansietas.
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa, 1(2), 76.
8. Siregar, N. Y., Kias, C. F., Nurfatimah, N., Noya, F., Longgupa, L. W.,
Entoh, C., & Ramadhan, K. (2021). Tingkat Kecemasan Ibu Hamil
Trimester III dalam Menghadapi Persalinan. Jurnal Bidan Cerdas, 3(1),
18-24. https://doi.org/10.33860/jbc.v3i1.131
10. Susilowati, T., Pramana, N., & Muis, S. F. (2019). Intervensi Non
Farmakologi Terhadap Kecemasan Pada Primigravida. Jurnal Ilmiah
Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal, 9(3), 181-186.
https://doi.org/10.32583/pskm.9.3.2019.181-186
12. Pardede, J. A., & Simangunsong, M. M. (2020). Family Support With The
Level of Preschool Children Anxiety in the Intravenous
Installation. Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat
Nasional
Indonesia, 8(3), 223-234. https://doi.org/10.26714/jkj.8.3.2020.223-234
13. Hulu, E. K., & Pardede, J. A. (2016). Dukungan Keluarga Dengan Tingkat
Kecemasan Pasien Pre Operatif Di Rumah Sakit Sari Mutiara
Medan. Jurnal Keperawatan, 2(1).