You are on page 1of 12

Artikel Riset Jurnal Kefarmasian Indonesia

Autentikasi Centella asiatica (L.) Urb. (Pegagan) dan Adulterannya....


DOI :10.22435/jki.v10i1.1830 (Anshary Maruzy,
Vol.10 No.1-Februari dkk)
2020:19-30
p-ISSN: 2085-675X
e-ISSN: 2354-8770

Autentikasi Centella asiatica (L.) Urb. (Pegagan) dan Adulterannya


Berdasarkan Karakter Makroskopis, Mikroskopis, dan Profil Kimia

Authentication of Centella asiatica (L.) Urb. (Pegagan) and Its Adulterant Based on
Macroscopic, Microscopic, and Chemical Profiling

Anshary Maruzy,* Mery Budiarti, Dyah Subositi

Balai Besar Litbang Tanaman Obat dan Obat Tradisional,


Badan Litbang Kesehatan, Kemenkes RI, Tawangmangu, Indonesia
*E-mail: un_sorry03@yahoo.com

Diterima: 21 Mei 2019 Direvisi: 25 September 2019 Disetujui: 24 Januari 2020

Abstrak
Pegagan atau Centella asiatica (L.) Urb. secara empiris digunakan sebagai tanaman obat dan secara ilmiah dapat
digunakan sebagai antihipertensi berdasarkan hasil Saintifikasi Jamu. Pemanfaatan dan permintaan simplisia C.
Asiatica sebag ai bahan baku jamu tanpa diikuti dengan upaya budidaya dapat membuka peluang pemalsuan atau
penggunaan jenis tumbuhan yang salah. Hydrocotyle verticillata dan Merremia emarginata termasuk alternatif
tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai pemalsu simplisia C. asiatica. Fokus penelitian ini adalah studi
perbandingan karakter makroskopis, mikroskopis dan profil senyawa kimia dari C. asiatica, H. verticillata, dan M.
emarginata. Tahapan kegiatan pada penelitian ini meliputi pemilihan sampel secara purposive sampling, yaitu dari
wilayah Jawa Barat (Bogor), Jawa Tengah (Tawangmangu) dan Jawa Timur (Malang), pengumpulan data karakter
makroskopis dan mikroskopis, dilanjutkan dengan penentuan profil senyawa kimia dengan metode kromatografi
lapis tipis serta kuantifikasi kandungan senyawa asiatikosida yang merupakan senyawa penanda spesies C. asiatica.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakter pembeda yang unik dan mudah secara makroskopis antara Centella
asiatica dengan spesies potensi adulteran Hydrocotyle verticillata adalah bentuk daun, sedangkan C. asiatica
dengan Merremia emarginata adalah karakter tipe munculnya daun. Karakter bentuk daun simplisia antara C.
asiatica dan H. verticillata dapat dijadikan pembeda yang jelas. Karakter anatomi dan fragmen serbuk yang dapat
dijadikan pembeda antara C. asiatica dan H. verticillata adalah keberadaan empulur pada tangkai dan stolon, tipe
stomata, dan adanya trikom. Sedangkan profil senyawa kimia dan kuantitas senyawa asiatikosida dari ketiga spesies
tersebut berbeda secara signifikan. Ketiga spesies tumbuhan tersebut dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
memiliki jumlah spot yang berbeda dan senyawa asiatikosida hanya dapat dideteksi dari simplisia C. asiatica.
Kata kunci: Autentikasi; Pegagan; Adulteran

Abstract
Pegagan or Centella asiatica (L.) Urb. empirically used as medicinal plant and scientifically can be used as
antihypertension based on the results of the Jamu Saintification. Raw materials from C. asiatica have the potential
to occur adulteration or incorrect use of plants species. There are two species of plants that have the potential to
become adulterants of C. asiatica, namely Hydrocotyle verticillata and Merremia emarginata. Thus, the purpose of
this study is to authenticate from Pegagan by comparing the macroscopic, microscopic, and chemical profiles of C.
asiatica, H. verticillata, and M. emarginata. The method of data collection is done by purposive sampling using
form intruments to record macroscopic and microscopic characters, while the chemical profiles are tested using
thin layer chromatography methods to determine the content of asiaticosides in both potential adulterants species.
The research was conducted at three sampling points: Central Java (Tawangmangu), West Java (Bogor), and East
Java (Malang), while for laboratory research activities carried out at B2P2TOOT, Tawangmangu. The results
showed macroscopically unique and easy distinguishing characters between C. asiatica and potential adulterant
species H. verticillata is a leaf shape, whereas C. asiatica with M. emarginata are leaf-type appearance characters.
The character of the simplicia leaf shape between C. asiatica and H. verticillata can be a distinct differentiator
characters. Anatomical characters and powder fragments that can be used as a differentiator characters between C.
asiatica and H. verticillata are the presence of pith on the stalk and stolon, the type of stomata, and the presence of
trichomes. Authentication of simplicia powder of H. verticillata as an adulterant potential of C. asiatica with TLC,
can be easily known by the absence of asiaticosides in these simplicia so that H. verticillata cannot be a substitute
species for C. asiatica.
Key words: Authentication; Centella asiatica; Adulterant

19
Jurnal Kefarmasian Indonesia. 2020;10(1):19-30

PENDAHULUAN penggunaan jenis tumbuhan. Potensi


pemalsuan dan salah penggunaan tumbuhan
Indonesia adalah negara yang memiliki
obat dapat terjadi akibat dari persamaan
keanekaragaman hayati yang sangat tinggi
nama daerah dan kesamaan morfologi
dan termasuk ke dalam wilayah Malesia.
vegetatif.19 di Indonesia, tumbuhan
Wilayah Malesia (Indonesia, Malaysia,
Hydrocotyle verticillata merupakan
Filipina, dan New Guinea) memiliki 10 %
tumbuhan yang sering diidentifikasi sebagai
dari keseluruhan jumlah jenis tumbuhan
pegagan atau C. asiatica. Selain itu juga,
berbunga di dunia.1 Indonesia merupakan
Merremia emarginata merupakan tumbuhan
negara dengan jumlah sekitar 80% tumbuhan
lain yang berpotensi menjadi tumbuhan
obat dari jumlah total tumbuhan obat di
pemalsu dari C.asiatica. Berdasarkan
dunia.2
penelitian Mansur nama daerah dari M.
Indonesia memiliki lebih dari 45.000
emarginata adalah pegagan utan dan
jenis tumbuhan tingkat tinggi termasuk paku-
memiliki morfologi yang sama dengan C
pakuan, atau sekitar 25.000 hingga 30.000
asiatica.20
jenis tumbuhan berbunga di Indonesia.2,3
Dampak dari salah penggunaan tanaman
Selain itu, Pulau Jawa memiliki sekitar 4.600
obat atau pemalsuan adalah pengaruh yang
jenis tumbuhan berbunga.1 Pulau Jawa
berbeda terhadap penyakit yang dituju atau
memiliki jumlah suku tumbuhan sebanyak
bahkan tidak ada pengaruh, atau dapat
238 suku tumbuhan. Salah satu suku tersebut
saling melengkapi.19 Oleh karena itu untuk
adalah Apiaceae.
mendapatkan bahan baku C. asiatica yang
Centella asiatica (L.) Urb. atau pegagan
standard, maka perlu adanya data
merupakan tanaman yang termasuk ke dalam
autentikasi makroskopis, mikroskopis, dan
suku Umbelliferae atau Apiaceae.4 C.
profil kimia dari jenis-jenis tumbuhan yang
asiatica terdistribusi di Asia Tenggara dan
berpotensi sebagai adulteran dari C.
sebagian kawasan subtropis.5 Secara empiris
asiatica, yaitu H. verticillata dan M.
telah banyak digunakan sebagai salah satu
emarginata.
tanaman untuk bahan obat tradisional dalam
Tujuan dari penelitian ini adalah
kehidupan masyarakat di Indonesia.6-8 Selain
melakukan autentikasi dan membandingkan
itu, telah banyak produk-produk obat yang
karakter makroskopis, mikroskopis, dan
mengandung bahan dari C. asiatica di
profil kimia dari C. asiatica, H. verticillata,
Indonesia.
Khasiat secara ilmiah dari C. asiatica dan M. emarginata. Selain itu, dilakukan
juga penetapan kadar asiatikosida yang
telah banyak diteliti pada hewan coba dan
merupakan senyawa penanda C. asiatica.
menyimpulkan bahwa C. asiatica dapat
digunakan sebagai antioksidan, antigastritis,
antitumor, penyembuhan luka, METODE
Penelitian ini dilakukan di dua tempat,
imunomodulator, antiproliferasi, dan
yaitu di lapangan dan di laboratorium,
sebagainya.9-16 Selain itu, dalam hasil
untuk di lapangan dilakukan secara
Saintifikasi Jamu disimpulkan bahwa C.
eksploratif-kualitatif sedangkan di
asiatica merupakan salah satu komponen
laboratorium dilakukan pengamatan
ramuan antihipertensi.17,18 Dalam usaha
(observasi) secara kualitatif dan kuantitatif.
Saintifikasi Jamu dan menjaga kualitas bahan
Pengambilan sampel penelitian
baku tumbuhan obat yang mengandung C.
dilakukan pada tiga lokasi, yaitu Bogor
asiatica, ada beberapa tahapan yang harus
(Jawa Barat, Tawangmangu (Jawa Tengah,
dilakukan, salah satu yang terpenting adalah
dan Malang (Jawa Timur). Ketiga lokasi
autentikasi dari bahan baku tumbuhan obat,
tersebut merupakan area budidaya dari
secara makroskopis, mikroskopis, dan profil
ketiga jenis tanaman. Pelaksanaan
kimia.
pengamatan dilakukan di laboratorium
Bahan baku dari C. asiatica berpotensi
Sistematika Tumbuhan, Galenika, dan
terjadi pemalsuan atau salah dalam
20
Autentikasi Centella asiatica (L.) Urb. (Pegagan) dan Adulterannya.... (Anshary Maruzy, dkk)

Instrumentasi Balai Besar Penelitian dan sebanyak 100 mg, dilarutkan dengan etanol
Pengembangan Tanaman Obat dan Obat 10 mL, dan dikocok dengan sonikator.
Tradisional (B2P2TOOT) Tawangmangu Filtrat dipisahkan dengan menggunakan
selama 8 bulan dari bulan Februari- sentrifuge. Masing-masing filtrat sampel
September 2017. ditotolkan sebanyak 2 μL dengan alat
Linomat 5 pada plat silika GF254,
Alat dan bahan dilanjutkan dengan elusi menggunakan
Peralatan dalam pengamatan karakter kloroform: metanol:air (65:25:4) hingga
mikroskopis menggunakan slide glass, cover batas. Selanjutnya hasil elusi disemprot
glass, gelas ukur, gelas petri, pipet tetes, dengan reagen penampak bercak seperti
botol fiksasi, mikroskop, hotplate, mikrotom, reagen Liebermann-Burchard dan dianalisis
Munsell Color Charts. Profil senyawa kimia lebih lanjut, difoto dengan visualizer pada
dilakukan dengan menggunakan sinar tampak dan UV 366 nm.
Kromatografi Lapis Tipis densitometer
Linomat 5, scanner dan visualizer CAMAG. Penetapan kadar senyawa asiatikosida
Bahan yang dipergunakan dalam Prosedur penetapan kadar asiatikosida
penelitian ini, antara lain spesimen tanaman merujuk pada penelitian Pramono (2004)
C. asiatica, H. verticillata, dan M. dengan sedikit modifikasi. Larutan baku
emarginata berupa, simplisia, serbuk, dan asiatikosida dengan kadar 0,15 µg/µL dalam
tanaman hidup yang telah dideterminasi di etanol, ditotolkan menggunakan syringe
B2P2TOOT, Tawangmangu. Pada dengan volume 1, 2, 3, 4 dan 5 µL pada plat
pengamatan makroskopis dan mikroskopis silika gel GF254. Kemudian dilanjutkan
sampel yang digunakan berasal dari 3 lokasi dengan penotolan larutan sampel pengujian
(Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur), masing-masing sebanyak 15 µL.21
sedangkan sampel untuk profil kimia hanya Sampel pengujian dipersiapkan dengan
berasal dari 1 lokasi (Jawa Tengah). menimbang 100 mg serbuk dan ditempatkan
Spesimen herbarium telah teridentifikasi oleh pada botol laboratorium yang berbeda,
Peneliti B2P2TOOT dan tersimpan di kemudian ditambahkan 10 mL etanol pa.
Herbarium Tawangmanguense, B2P2TOOT. Selanjutnya, dilakukan homogenasi
Selain itu, bahan adalah metanol pa, etanol menggunakan ultrasonikator selama 15
pa, dan kloroform pa dari Merck, serta menit tanpa perubahan suhu dan dienapkan
akuabides (Ikaphamapindo) dan reagen semalam. Sampel yang sudah terenap
Liebermann-Burchard. diambil sebanyak 2 mL kemudian diuapkan
di oven pada suhu 40oC hingga pelarut
Prosedur kerja menguap. Setelah kering, berikutnya ekstrak
Cara pengumpulan data yang dihasilkan dilarutkan dalam 4 mL
Pengumpulan data karakter makroskopis metanol pa, kemudian dilakukan
dilakukan di lapangan dengan menggunakan homogenasi kembali selama 15 menit
instrumen berupa form isian pengamatan menggunakan ultrasonikator tanpa
karakter makroskopis, dan di laboratorium perubahan suhu. Sampel pengujian siap
menggunakan form pencatatan pengamatan untuk digunakan.
karakter mikroskopis. Untuk pengumpulan Pengembangan sampel sama dengan
data profil kimia menggunakan instrumen penentuan profil senyawa kimia yaitu
TLC visualizer. dilakukan dalam campuran fase gerak
kloroform : metanol : air (65:5:4) hingga 0,5
Penentuan profil senyawa kimia dengan cm dari batas akhir. Selanjutnya, dilakukan
metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT) penyemprotan menggunakan reaksi
Profil senyawa kimia dilakukan penampak bercak Liebermann-Burchard,
menggunakan metode KLT pada plat silika dipanaskan pada suhu 100oC selama 10
GF254. Masing-masing sampel ditimbang menit. Luas area dan nilai Rf masing-

21
Jurnal Kefarmasian Indonesia. 2020;10(1):19-30

masing bercak ditentukan pada panjang terdapat pemisahan cluster antara kelompok
gelombang optimum asiatikosida, yaitu 510 C. asiatica (dari 3 daerah) tersendiri dengan
nm menggunakan scanner. Bercak M. emarginata. Hal tersebut didukung
asiatikosida standar dianalisis lineritasnya, dengan adanya perbedaan pada bentuk
sehingga selanjutnya kadar asiatikosida ujung daun, tepi daun, warna daun, warna
sampel dapat ditetapkan melalui persamaan stolon, panjang stolon, panjang tangkai
yang diperoleh. Plat didokumentasikan daun, serta ukuran helaian daun (Gambar 2).
dengan visualizer pada sinar tampak dan UV Dengan demikian secara kualitatif bentuk
366 nm agar dapat diperoleh ujung daun dan tepi daun jelas dapat
kromatogramnya. dijadikan sebagai karaker pembeda yang
kuat.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengamatan karakter kualitatif
menunjukkan bentuk morfologi yang
Pengamatan makroskopis
berbeda antara C. asiatica dengan dua jenis
Hasil pengelompokkan dengan
potensi adulterannya, yaitu H. verticillata
menggunakan IBM SPSS Ver. 22 (Gambar
dan M. emarginata. Bentuk daun C. asiatica
1), terlihat jelas secara morfologi kelompok
merupakan bentuk ginjal, sedangkan H.
C. asiatica berada satu cluster utama dengan
verticillata berbentuk orbicular. Selain itu,
M. emarginata, sedangkan kelompok H.
M. emarginata berbentuk ginjal namun
verticillata berada pada cluster lainnya. Hal
berbeda pada bentuk ujung daun yang
tersebut didukung bahwa secara morfologi
seringkali membelah (emarginate) yang
bentuk daun cluster C. asiatica-M.
tidak ditemui pada C. asiatica (Gambar 2).
emarginata berbentuk ginjal, sedangkan
Hasil pengamatan secara kualitatif
bentuk daun cluster H. verticillata berbentuk
terhadap simplisia ketiga jenis tumbuhan
orbicular atau bundar (Gambar 2).
subjek penelitian menunjukkan bahwa
simplisia C. asiatica lebih padat
dibandingkan simplisia H. verticillata dan
M. emarginata. Selain itu, terlihat jelas
daun C. asiatica masih berbentuk bergerigi,
berbentuk seperti ginjal, tetapi sering kali
terlipat atau mengerut, warna daun hijau
kekuningan, tekstur daun kasar serta agak
tebal, memiliki bau yang tidak terlalu tajam,
dan warna stolon coklat gelap. Di lain hal,
simplisia H. verticillata memiliki daun
berbentuk seperti perisai (peltate), tepi daun
bulat beringgit, warna daun hijau, tekstur
daun halus dan tipis, memiliki bau yang
Gambar 1. Clustering spesies berdasarkan sedikit tajam, serta warna stolon putih. M.
kemiripan karakter (keterangan: CACTR: C. emarginata memiliki daun yang
asiatica Citeureup, CAKRA: C. asiatica menggulung dan mengerut, berwarna
Karanganyar, CAMLG: C. asiatica Malang,
MEKRA: M. emarginata Citeureup, HVKRA: H.
coklat, tekstur daun kasar, memiliki bau
verticillata Karanganyar, HVMLG: H. verticillata yang tidak terlalu tajam, dan warna stolon
Malang, HVCTR: H. verticillata Citeureup) coklat muda. Warna serbuk dari ketiga jenis
tersebut masing-masing adalah C. asiatica
Secara kualitatif, karakter bentuk daun berwarna kuning kecoklatan (5Y.5/4), H.
dapat dijadikan pembeda sangat jelas antara verticillata berwarna hijau kekuningan
H. verticillata dengan cluster C. asiatica-M. (5GY.7/2), dan M. emarginata berwarna
emarginata. Di lain hal, terlihat jelas dalam hijau kekuningan (2.5GY.5/2) (Gambar 3).
cluster utama C. asiatica-M. emarginata,

22
Autentikasi Centella asiatica (L.) Urb. (Pegagan) dan Adulterannya.... (Anshary Maruzy, dkk)

Gambar 2. Perbandingan karakter tiga spesies tumbuhan berdasarkan habitus tumbuhan dan
morfologi daun (keterangan: A: Centella asiatica, B: Hydrocotyle verticillata,dan C: Merremia emarginata)

Gambar 3. Perbandingan karakter simplisia dan serbuk tiga spesies tumbuhan (keterangan: A:
Hydrocotyle verticillata, B: Centella asiatica,dan C: Merremia emarginata).

23
Jurnal Kefarmasian Indonesia. 2020;10(1):19-30

Tabel 1. Perbandingan karakter mikroskopik, simplisia, dan serbuk Centella asiatica, Hydrocotyle
verticillata, dan Merremia emarginata berdasarkan dokumentasi fotografi.
No. Karakter C. asiatica H. verticillata M. emarginata
1 Stolon

2 Tangkai daun

3 Daun

4. Stomata

Tipe Anisositik Tipe Parasitik Tipe Parasitik


5. Polen

Pengamatan mikroskopis perbedaan bentuk penampang stolon C.


Berdasarkan Tabel 1. secara kualitatif asiatica yang berbentuk lingkaran,
morfologi penampang melintang stolon dari sedangkan pada H. verticillata berbentuk
tiga jenis tumbuhan yang berpotensi menjadi lingkaran yang tepinya bergelombang.
adulteran sangat berbeda. Perbedaan yang Namun, hal tersebut tidak konsisten pada
sangat mencolok adalah pada M. emarginata bentuk stolon C. asiatica perwakilan dari
meskipun memiliki bentuk penampang yang daerah Malang, yaitu berbentuk lingkaran
hampir sama dengan C. asiatica, namun dengan lekukan yang cukup jelas dan mirip
dapat terlihat bahwa pada M. emarginata dengan bentuk penampang melintang
tidak memiliki berkas pembuluh yang tangkai daun H. verticillata perwakilan dari
tersusun teratur seperti C. asiatica dan H. Karanganyar, tetapi kedua penampang
verticillata membentuk berkas, tetapi letak tersebut dapat dibedakan dengan letak
sel xylem pada penampang M. emarginata xylem dan floem pada berkas pembuluh,
berada mengelilingi membentuk lingkaran yaitu pada stolon C. asiatica letak sel xylem
dan sel floem terdiri atas 1-2 sel besar berada terpisah jelas dengan sel floem, sedangkan
di atas sel xylem. Selain itu, pada M. pada stolon H. verticillata letak xylem
emarginata terlihat memiliki trikom dikelilingi oleh sel floem.
uniseluler pada bagian stolon. Di lain hal, Perbedaan karakter C. asiatica dengan
perbedaan anatomi melintang stolon C. dua jenis potensi adulteran lainnya adalah
asiatica dan H. verticillata terlihat dengan jelas terlihat adanya lubang di tengah
24
Autentikasi Centella asiatica (L.) Urb. (Pegagan) dan Adulterannya.... (Anshary Maruzy, dkk)

penampang melintang tangkai daun C. tetangga atau lebih dengan sumbu panjang
asiatica, sedangkan pada tangkai daun H. sel tetangga sejajar dengan sumbul sel
verticillata dan M. emarginata masih penutup serta celah.22 Di lain hal, tipe dari
terdapat sel parenkim bahkan berkas C. asiatica dan H. verticillata adalah
pembuluh pada M. emarginata. Dari monad, namun dari tipe aperture kedua jenis
keseluruhan sampel perwakilan dari tersebut terdapat perbedaan, yaitu tipe
Citeureup, Malang, dan Karanganyar, tidak aperture colpate pada C. asiatica, dan tipe
terlihat perbedaan karakter bentuk dari C. aperture colporate pada H. verticillata.
asiatica, sedangkan pada H. verticillata
perwakilan dari Citeureup terdapat perbedaan Penentuan profil senyawa kimia dengan
adanya berkas pembuluh di tengah metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
penampang melintang dibandingkan dengan Penentuan profil senyawa kimia
H. verticillata perwakilan dari dua daerah dilakukan dengan metode KLT, karena KLT
lainnya. Selain itu, dari karakter adanya diketahui merupakan salah satu metode
trikom, hanya H. verticillata yang tidak yang efektif diaplikasikan dalam kontrol
memiliki trikom pada penampang melintang kualitas tanaman obat, termasuk profiling
tangkai daun, sedangkan pada C. asiatica atau penyidik jari komponen kimia dari
terdapat trikom yang tersusun dari dua sel suatu ekstrak serta analisis kuantitatif
(biseluler) yang berbeda dengan trikom senyawa penanda dalam herbal. Salah satu
tangkai daun M. emarginata yang tersusun kelebihan dari metode KLT adalah
atas satu sel (uniseluler). sederhana, terjangkau, mudah diadaptasikan
Perbedaan karakter lain C. asiatica ke berbagai prosedur pemisahan dan
dengan dua jenis potensi adulteran lainnya digunakan hampir diseluruh laboratorium
adalah pada bentuk penampang melintang didunia sehingga dapat distandarisasi.23
tulang daun, yaitu bentuk irisan melintang Sidik jari berbasis kromatografi atau
tangkai daun C. asiatica jelas memiliki profiling dapat menunjukkan perbedaan
bagian melebar pada bagian permukaan ataupun kesamaan diantara sampel yang
bawah daun yang dominan diisi oleh sel beragam, autentikasi dan identifikasi herbal
parenkim berbeda dengan bentuk irisan atau tanaman obat tradisional.
melintang tulang daun H. verticillata yang Profil senyawa kimia dilakukan dengan
rata pada kedua sisi permukaan. Di lain hal, penambahan reagen penampak bercak
perbedaan karakter antara C. asiatica dan M. Lieberman-burchadad, yaitu jenis reagen
emarginata adalah bentuk berkas pembuluh yang digunakan untuk mendeteksi
C. asiatica berbentuk lingkaran dan xylem keberadaan senyawa terpenoid. Reaksi
terletak pada bagian atas dan floem dibawah, positif warna merah menunjukkan
sedangkan berkas pembuluh M. emarginata keberadaan senyawa triterpenoid,
berbentuk memanjang dan xylem terletak sedangkan warna biru kehijauan sebagai
dikelilingi oleh sel floem. Selain itu, pada senyawa steroid.24 Beberapa penelitian
bagian atas permukaan daun M. emarginata mengungkapkan bahwa senyawa bioaktif
terdapat 3 lapisan sel kolenkim yang yang utama yang terkandung dalam C.
menonjol, sedangkan pada C. asiatica sel asiatica merupakan golongan senyawa
kolenkim berjumlah 2 lapisan dan tidak triterpenoid, seperti asam asiatik, asam
menonjol ke permukaan. madekasik, asiatikosida dan madekosida.
Centella asiatica memiliki tipe stomata Triterpenoid juga telah umum difungsikan
anisosit. Tipe anisosit sel penutup dikelilingi sebagai komponen biomarker dari C.
oleh tiga sel tetangga yang tidak sama Asiatica.25,26 Oleh karena itu, senyawa
ukurannya.22 Stomata yang dimiliki H. triterpenoid dipilih sebagai parameter
verticillata Thunb. dan M. emarginata penetapan profil senyawa kimia dari ketiga
merupakan tipe parasitik, yaitu tipe sel sampel tersebut.
penutup yang didampingi oleh satu sel Kromatogram hasil penetapan profil

25
Jurnal Kefarmasian Indonesia. 2020;10(1):19-30

senyawa kimia yang diamati pada UV 366 setelah penambahan pereaksi Libermann
nm menunjukkan terdapat perbedaan jumlah burchard. Fluoresensi warna merah pada
senyawa dalam C. asiatica, H. verticillata sampel H. verticillata dan M. emarginata
dan M. emarginata. Tabel 2 menunjukkan menunjukkan keberadaan senyawa
bahwa komponen senyawa dalam C. asiatica triterpenoid.
jauh lebih banyak dibandingkan kedua Perbedaan tersebut menunjukkan bahwa
sampel lainnya, yaitu terdeteksi terdapat 15 ketiga sampel tersebut merupakan tiga
spot senyawa. Disamping itu, kromatogram spesies sampel yang berbeda, karena profil
tersebut menginfokan bahwa C. asiatica kromatogram yang dihasilkan oleh ketiga
lebih banyak mengandung senyawa steroid spesies sampel tersebut memiliki perbedaan
dibandingkan H. verticillata dan M. yang bermakna. Spesies tumbuhan yang
emarginata. Hal ini ditunjukkan oleh lebih berbeda tentu akan memiliki profil senyawa
banyaknya jumlah spot dengan fluoresensi kimia yang berbeda, hal ini terkait dengan
berwarna biru-kehijauan pada UV 366 nm faktor genetik dari masing-masing spesies.

Tabel 2. Nilai Rf setelah penambahan pereaksi Lieberman-burchad pada UV 366 nm


Nilai Rf C. asiatica H. verticillata M. emarginata
0,03 v - -
0,08 v v v
0,12 v v v
0,17 v v v
0,22 v - -
0,28 - v -
0,32 v - -
0,35 - - v
0,42 - v -
0,52 v v v
0,60 v v -
0,65 v - -
0,69 v v v
0,74 v - -
0,77 v - -
0,78 v - -
0,83 v v v
0,90 v v v
Total bercak 15 10 8

Keterangan
v : Terdeteksi
- : Tidak terdeteksi

26
Autentikasi Centella asiatica (L.) Urb. (Pegagan) dan Adulterannya.... (Anshary Maruzy, dkk)

Gambar 5. Analisis cluster hasil profiling senyawa triterpenoid dan steroid

Faktor genetik suatu spesies berpengaruh menunjukkan persamaan ataupun perbedaan


pada proses biosintesis yang terjadi didalam diantara variasi sampel, selanjutnya dapat
sel, dimana salah satu produk dari biosintesis mendeteksi autentifikasi dan identitas dari
tersebut adalah senyawa metabolit sampel bahan baku obat termasuk
sekunder.27-29 tumbuhan.
Berikutnya data Rf yang diperoleh pada
penentuan profil senyawa kimia dilakukan Penetapan kadar Asiatikosida
analisis cluster menggunakan software SPSS Biomarker atau senyawa penanda utama
(Gambar 4). Dendogram tersebut bagi C. asiatica adalah golongan senyawa
menunjukkan tingkat kemiripan antara triterpenoid dan steroid, karena golongan
spesies C. asiatica dengan kedua spesies lain, senyawa tersebut merupakan komponen
H. verticillata dan M. Emarginata sangat utama penyusun metabolit sekunder C.
kecil. Hal ini tampak pada besarnya skala asiatica. Beberapa senyawa spesifik yang
perbedaan antara C. asiatica dengan kedua terdapat dalam C. asiatica dan memegang
spesies lainnya. Akan tetapi, spesies H. peran utama dalam aktivitas bioaktifnya,
verticillata dan M. Emarginata diketahui antara lain asam asiatik, asam madekasik
memiliki tingkat kemiripan yang cukup dan asiatikosida.25,30 Farmakope Herbal
tinggi, sehingga dalam dendogram kedua Indonesia th 2008, menyatakan senyawa
spesies tersebut dikelompokkan menjadi satu asiatikosida pada C. asiatica berperan
cluster dengan skala perbedaan yang kecil. sebagai biomarker atau senyawa penanda
Berdasarkan hasil penelitian ini utama dalam uji kontrol kualitas herba
ditunjukkan bahwa metode KLT merupakan pegagan sebagai tanaman obat.31
metode yang efektif dan efisien untuk Asiatikosida termasuk senyawa golongan
mengidentifikasi perbedaan antara C. steroid, sehingga perlu dilakukan
asiatica, H. verticillata dan M. Emarginata. penambahan reaksi penampak bercak
Hal ini sesuai dengan pendapat Renato23 sebelum tahapan analisis. Pereaksi
bahwa sidik jari kimia atau profil secara penampak bercak yang digunakan adalah
kromatografi dapat digunakan untuk Liebermann-Burchard. Oleh karena itu,

27
Jurnal Kefarmasian Indonesia. 2020;10(1):19-30

pada penelitian ini dilakukan penentuan 0,28 pada H. verticillata dan Rf 0,35 pada
kadar asiatikosida sebagai pembeda spesifik M. emarginata. Apabila dibandingkan
antara C. asiatica dan kedua sampel lainnya. dengan standar asiatikosida, kedua
Hasil analisa kromatogram tersebut komponen pada Rf tersebut tidak terdeteksi
diperoleh kadar asiatikosida di ketiga jenis besaran luas areanya sehingga kadar
sampel seperti tercantum pada Tabel 3.Rerata asiatikosidanya pun tidak dapat terdekteksi.
kadar asiatikosida dalam sampel C. asiatica Sehingga dapat dipastikan bahwa kedua
yang berasal dari daerah Jawa Tengah adalah senyawa tersebut bukan asiatikosida, namun
sebesar 0,49%, sedangkan pada H. memiliki tingkat kepolaran yang hampir
verticillata dan M. emarginata tidak sama dengan asiatikosida. Disamping itu,
terdeteksi adanya kandungan asiatikosida. senyawa yang diduga memiliki tingkat
Asiatikosida merupakan komponen bioaktif kepolaran yang hampir sama dengan
utama dan biomarker padaC. asiatica. asiatikodisida tersebut, juga terdeteksi
Berdasarkan hasil penetapan kadar sebagai golongan senyawa steroid. Hal ini
asiatikosida tersebut dapat disimpulkan ditunjukkan oleh hasil positif berwarna biru
bahwa secara kimiawi H. verticillata dan M. kehijauan saat dikenakan reagen
emarginata adalah spesies yang berbeda Liebermann-Burchard. Akan tetapi, untuk
dengan C. asiatica. hasil yang lebih pasti perlu dilakukan
Kromatogram yang dihasilkan pada analisis lain, khususnya terhadap kedua
penetapan kadar senyawa asiatikosida komponen tersebut sehingga dapat
(Gambar 6) menunjukkan terdapat spot dipastikan bahwa kedua komponen tersebut
dengan nilai Rf asiatikosida (0,32), yaitu Rf bukan senyawa asiatikosida.

Tabel 3. Kadar asiatikosida C. asiatica, H. verticillata, dan M. emarginata


No Sampel Rf Rerata luas area Rerata kadar asiatikosida
(AU) (%)
1 Centella asiatica 0,32 184,64 0,49
2 Hydrocotyle verticillata - 0 0
3 Merremia emarginata - 0 0

Gambar 6. Profil KLT sebelum dan setelah pereaksi penampak bercak pada UV 366 nm

28
Autentikasi Centella asiatica (L.) Urb. (Pegagan) dan Adulterannya.... (Anshary Maruzy, dkk)

KESIMPULAN DAFTAR RUJUKAN


Karakter pembeda yang unik dan mudah 1. Goltenboth F, Timotius K, Po Milan P,
secara makroskopis antara Centella asiatica Margraf J, editors. Ecology of insular
dengan spesies potensi adulteran Hydrocotyle Southeast Asia: The Indonesian
verticillata adalah bentuk daun, sedangkan C. Archipelago. Amsterdam: Elsevier; 2006.
asiatica dengan Merremia emarginata adalah 2. Elfahmi, Woerdenbag HJ, Kayser O. Jamu:
Indonesian traditional herbal medicine
karakter tepi daun dan bentuk ujung daun. towards rational phytopharmacological use.
Selain itu, karakter bentuk daun simplisia Journal of Herbal Medicine. 2014
antara C. asiatica dan H. verticillata dapat June;2(4):51-73.
dijadikan pembeda yang jelas. Karakter 3. Suhendang E. Pengantar ilmu kehutanan.
pembeda untuk simplisia berupa daun dan Bogor: IPB Press; 2002.
simplisia berupa serbuk dapat dilakukan 4. Backer, C. A. and Brink VB. Flora of Java
secara makroskopis dengan melihat (Spermatophyte only): vol.II. Groningen:
perbedaan dari bentuk daun kering dan warna N.V.P. Noordhoff; 1963.
serbuk. Selain itu, karakter anatomi dan 5. Hargono D, Lastari P, Astuti Y, Van den
fragmen serbuk yang dapat dijadikan Bergh MH. Centella asiatica (L.) Urb.
pembeda antara C. asiatica dan H. [Internet]. PROSEA (Plant Resources of
South-East Asia) Foundation. 1999; 190-4
verticillata adalah keberadaan empulur pada [dikutip 10 November 2016]. . Tersedia
tangkai dan stolon, tipe stomata, dan adanya pada: http://proseanet.org/prosea/eprosea_
trikom. Begitu pula dengan profil senyawa detail.php?frt=&id=68
kimia C. asiatica memiliki perbedaan yang 6. Kriswiyanti E, Junitha IK, Sri
signifikan dibandingkan H. verticillata dan Kentjonowati E, Darsini N, Setyawati I.
M. emarginata. Oleh karena itu, berdasarkan Inventarisasi bahan obat tradisional di
analisis cluster C. asiatica berada pada Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli,
cluster yang terpisah dari kedua sampel Bali. Seminar Nasional HUT Kebun Raya
lainnya. Rerata kadar senyawa asiatikosida Cibodas Ke-159. 2011; 108-12.
dalam sampel C. asiatica yang berasal dari 7. Due R. Etnobotani tumbuhan obat Suku
Jawa Tengah adalah 0,49%, sedangkan pada Dayak Pesaguan dan implementasinya
dalam pembuatan flash card biodiversitas.
H. verticillata dan M. emarginata tidak dapat Universitas Tanjungpura; 2013;7-10.
terdeteksi kadar asiatikosida. Dapat 8. Wulandari RA, Azrianingsih R. Etnobotani
disimpulkan bahwa senyawa asiatikosida jamu gendong berdasarkan persepsi
merupakan biomarker spesifik untuk produsen jamu gendong di Desa
identifikasi C. asiatica. Karangrejo, Kecamatan Kromengan,
Kabupaten Malang. Biotropika.
SARAN 2014;2(4):198-202.
9. Belwal T, Andola HC, Atanassova MS,
Senyawa biomarker yang spesifik untuk Joshi B, Suyal R, Thakur S, et al. Gotu
C. asiatica adalah senyawa asiatikosida, Kola (Centella asiatica). In: Nabavi SM,
sehingga untuk memastikan kebenaran Silva AS, editor. Nonvitamin and
tanaman C. asiatica melalui penentuan nonmineral nutritional supplements.
keberadaan baik secara kualitatif ataupun London: Elsevier Inc.; 2019;p. 265-75.
kuantitatif menggunakan LCMS. 10. Omar N, Lokanathan Y, Mohd Razi ZR, Bt
Haji Idrus R. The effects of Centella
UCAPAN TERIMA KASIH asiatica (L.) Urban on neural
differentiation of human mesenchymal
Penulis mengucapkan terima kasih stem cells in vitro. BMC Complementary
kepada Sekretariat Badan Litbangkes atas Alternative Medicine. 2019;19(1):1-15.
pendanaan penelitian, Drs. Slamet Wahyono, 11. Wannasarit S, Puttarak P, Kaewkroek K,
M.Sc., Apt. dan Dr. Ir. Yuli Widiyastuti, MP Wiwattanapatapee R. Strategies for
atas bimbingan teknis dalam penelitian ini. improving healing of the gastric epithelium
using oral solid dispersions loaded with

29
Jurnal Kefarmasian Indonesia. 2020;10(1):19-30

pentacyclic triterpene–rich Centella extract. Resources of South-East Asia) Foundation.


AAPS Pharmaceutical Science Technology. 2001 [dikutip 10 November 2016].
2019;20(7):277. Tersedia pada: http://proseanet.org/
12. Camacho-Alonso F, Torralba-Ruiz MR, prosea/e-prosea_detail.php?frt=&id=1191
García-Carrillo N, Lacal-Luján J, Martínez- 21. Pramono S dan D. Ajiastuti. Standardisasi
Díaz F, Sánchez-Siles M. Effects of topical ekstrak herba pegagan (Centella asiatica.
applications of porcine acellular urinary (L.). Urban) berdasarkan kadar asiatikosida
bladder matrix and Centella asiatica extract secara KLT-densitometri densitometric
on oral wound healing in a rat model. method. Majalah Farmasi Indonesia.
Clinical Oral Investigations. 2004;15(3):118-23.
2019;23(5):2083–95. 22. Mulyani S. Anatomi tumbuhan.
13. Harun NH, Septama AW, Wan Ahmad Yogyakarta: Kanisius; 2006.
WAN, Suppian R. The potential of Centella 23. Braz R, Wolf LG, Lopes GC, De JCP.
asiatica (Linn.) Urban as an anti-microbial Quality control and TLC profile data on
and immunomodulator agent: A Review . selected plant species commonly found in
Natural Product Sciences. 2019;25(2):92. the Brazilian market. Brazilian Journal of
14. Jin SG, Kim KS, Yousaf AM, Kim DW, Pharmacognocy. 2012;22(5):1111-8.
Jang SW, Son MW, et al. Mechanical 24. Edeoga HO, Okwu DE, Mbaebie BO.
properties and in vivo healing evaluation of Phytochemical constituents of some
a novel Centella asiatica-loaded Nigerian medicinal plants. African Journal
hydrocolloid wound dressing. International of Biotechnology. 2005;4(7):685-88.
Journal of Pharmaceutics. 2015;490(1- 25. Hashim P, Sidek H, Helan MHM, Sabery
2):240-7. A, Palanisamy UD, Ilham M. Triterpene
15. Mariska E, Sitorus TD, Rachman JA. Effect composition and bioactivities of Centella
of Centella asiatica leaves on gastric ulcer asiatica. Molecules. 2011;16(2):1310-22.
in rats. Althea Medical Journal. 26. Bandara MS, Lee EL, Thomas JE. Gotu
2015;2(1):114-8. Kola (Centella asiatica L.); An under-
16. Gray NE, Harris CJ, Quinn JF, Soumyanath utilized herb. The Americas Journal of
A. Centella asiatica modulates antioxidant Plant Science and Biotechnology.
and mitochondrial pathways and improves 2011;5(2):20-31.
cognitive function in mice. J 27. Kopka J, Fernie A, Weckwerth W, Gibon
Ethnopharmacol. 2016;180:78-86. Y, Stitt M. Metabolite profiling in plant
17. Triyono A, Zulkarnain Z, Mana TA. Studi biology: Platforms and destinations.
klinis ramuan jamu antihipertensi pada Genome Biology. 2004;5(6):109.
pasien hipertensi derajat I. Jurnal 28. Kessler A, Kalske A. Plant Secondary
Kefarmasian Indonesia. 2018;8(1):17-25. Metabolite diversity and species
18. Triyono A, Ridha P, Ardianto D. Uji klinik interactions. Annual Review of Ecology,
khasiat sediaan rebusan ramuan jamu Evolution, and Systematics.
hipertensi dibanding seduhan jamu 2018;49(1):115-38.
hipertensi (Clinical trial the efficacy of 29. Fang C, Fernie AR, Luo J. Exploring the
boiled hypertension herbs compared with diversity of plant metabolism. trends in
steeped hypertension herbs). Jurnal Ilmu plant Science. 2019;24(1):83-98
Kefarmasian Indonesia. 2018;16(1):78-85. 30. Tdck D, Am A, Salim N, Ug C. Evaluation
19. Upton R, Graff A, Jolliffe G, Länger R, of Centella asiatica morphotypes for high
Williamson E, editors American herbal yields of asiaticoside. Journal of
pharmacopoeia: Botanical pharmacognosy. Pharmacognosy and Phytochemistry.
microscopic characterization of botanical 2016;5(6):451–4.
medicines. Boca Raton: CRC Press;2011. 31. Farmakope Herbal Indonesia. Jakarta:
20. Mansur M. Merremia emarginata (Burm.f.) Departemen Kesehatan Republik
Hallier f. [Internet]. PROSEA (Plant Indonesia; 2008.

30

You might also like