You are on page 1of 48
A Pada tahun 2025 menghasilkan Ahli Madya Keperawatan yang unggul dalam penguasaan Visi asuhan keperawatan dengan masalah neurosain melalui pendekatan ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Peran Perawat Terhadap Pelaksanaan Program Kesehatan Anak Di Puskesmas Kecamatan Cipayung Program Studi : D Ill Keperawatan Mata Kuliah : Keperawatan Komunitas Dosen Pembimbing _: Dr. Prayetni, S.Kp,M.Kes Kelas /Kelompok __: II Reguler A/6 Anggota Kelompok 1, Apri Ziah Rahmawati P3.73.20.1.17.007 2. Fitri Febriyanti P3.73.20.1.17.017 3. Nurlaili Mahpuzoh P3.73.20.1.17.029 4. Wanda Hamidah P3.73.20.1.17.039 POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III SJURUSAN KEPERAWATAN 2019 Kata Pengantar Puji Syukur Kami Panjatkan Kepada Tuhanyang Maha Esa Yang Telah Melimpahkan Rahmat Dan Karunia-Nya Sehingga Kami Dapat Menyelesaikan Makalah “Peran Perawat Terhadap Pelaksanaan Program Kesehatan Anak Di Puskesmas Kecamatan Cipayurs Tepat Pada Waktunya, Penyusunan Makalah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan Komunitas. Adapun Rintangan Dan Hambatan Yang Kelompok Kami Hadapi Dalam Penyusunan Makalah Ini. Namun, Berkat Bantuan Dan Dukungan Dari Teman-Teman Serta Dosen Pembimbing Mata Kuliah Keperawatan Komunitas, Kami Dapat Menyelesaikan Makalah Ini. Semoga Makalah Ini Dapat Bermanfaat Bagi Para Pembaca Guna Menambah Wawasan Mengenai Materi Keperawatan Komunitas Bagi Mahasiswa/I Keperawatan. Bekasi, 16 September 2019 Penulis DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .. DAFTARIS!I .. BAB I PENDAHULUAN ows. A, Latar Belakang Klinis Dan Masyarakat... Justifikasi.... B. C. Tujuan... D. Metode..... E, F, Ruang Lingkup ... . Sistematika Penulisan BAB Il TINJAUAN TEORI . Pengertian Puskesmas........ . Tujuan Puskesmas Fungsi Puskesmas Visi Dan Misi Puskesmas . Sasaran Puskesmas ... . _Kegiatan Puskesmas .. Kebijakan Puskesmas ... TINJAUAN KASUS . Struktur Puskesmas Kecamatan Cipayung BAB . Program Penyelenggaran Puskesmas .. . Pembiayaan. ). Masalah Kesehatar mpowrhRosmmoagp> . Peran Perawat Di Puskesmas Kecamatan Cipayung..... BAB IV PEMBAHASAN .. BAB V PENUTUP.. A. Simpulan... DAFTAR PUSTAKA.... BABI Pendahuluan A. Latar Belakang Klinis dan Masyarakat Pusat Kesehatan masyarakat yang dikenal dengan sebutan puskesmas adalah fasilitas ee tingkat pertama (FKTP) yang bertanggung jawab atas kesehatan masyarakat di wilayah Kerjanya pada satu atau bagian wilayah kecamatan, Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat dinyatakan bahwa Puskesmas berfungsi menyelenggarakan Upaya Keschatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat pertama. Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan Nasional di bidang Kesehatan sesuai amanat Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Puskesmas Kecamatan Cipayung ikut turut serta menyelenggarakan program Indonesia Sehat yang tercantum dalam program dari agenda ke-5 Nawa Cita dengan sasaran meningkatnya status kesehatan dan status gizi ibu dan anak. Program tersebut selanjutnya direncanakan pencapaiannya melalui keputusan menteri kesehatan R.I. Nomor HK.02.02/Menkes/52/2015. B, Justifikasi a. UU Nomor 44 tahun 2016 tentang manajemen puskesmas b. UU Nomor 36 tahun 2014 tentang tenaga kesehatan ¢. UU Nomor 25 tahun 2004 tentang sistem perencanaan pembangunan nasional 4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat ¢, Visi dan Misi Puskesmas Kecamatan Cipayung, £ Komitmen bersama Puskesmas Kecamatan Cipayung C. Tujuan Tujuan umum Untuk mengetahui deskripsi umum wilayan di puskesmas kecamatan eip ayung da pelaksanaan kegiatan puskesmas. yung dan Tujuan khusus 1. Untuk mengetahui struktur puskesmas kecamatan cipayung Untuk mengetalui Program penyelenggaraan puskesmas kecamatan cipayung . Untuk mengetahui Batasan wilayan puskesmas kecamatan cipayung . Untuk mengetahui program pokok puskesmas kecamatan cipayung . Untuk mengetahui Pembiayaan di puskesmas kecamatan cipayung . Untuk mengetahui Masalah kesehatan di puskesmas kecamatan aaurown ‘Untuk mengetahui Peran Perawat di Puskesmas Kecamatan Cipayung D. Metode Metode penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian deskrptif. Penelitian deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang tujuannya untuk menyajikan gambaran lengkap mengenai setting sosial atau dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial, dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti antara fenomena yang diuji. Dalam penelitian ini, peneliti telah memiliki definisi jelas tentang subjek penelitian dan akan menggunakan pertanyaan who dalam menggali informasi yang dibutubkan. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah menghasilkan gambaran akurat tentang sebuah kelompok, menggambarkan mekanisme sebuah proses atau _—_-hubungan, memberikan gambaran lengkap baik dalam bentuk verbal atau numerikal, menyajikan informasi dasar akan suatu hubungan, menciptakan _seperangkat kategori dan mengklasifikasikan subjek penelitian, menjelaskan seperangkat tahapan atau proses, serta untuk menyimpan informasi bersifat kontradiktif mengenai subjek penelitian, E. Ruang lingkup Pada laporan ini penulis hanya memebahan mengenai program kesehatan anak, peran perawat, dan program program yang berhubungan dengan kesehatan anak. F, Sistematika Penulisan Makalah ini dibagi menjadi lima bab dalam penulisannya, Bab I Pendahuluan. Berisi uraian yang melatar belakangi penulisan makalah inijustifikasi, tujuan penulisan, metode, ruang lingkup dan sistematika penulisan makalah. Bab II Tinjauan Teori. Berisi pengertian puskesmas, tujuan puskesmas, fungsi puskesmas, visi dan misi puskesmas, sasaran puskesmas, kegiatan puskesmas, kesehatan lingkunga, Pencegahan Pemberantasan Penyakit Menular, kesehatan keluarga dan reproduksi, perbaikan gizi masyarakat, Penyembuhan Penyakit dan Pelayanan Kesehatan, dan kebijakan puskesmas, Bab III Tinjauan Kasus. Berisi Struktur Puskesmas Kecamatan Cipayung, program penyelenggaraan puskesmas, pembiayaan, masalah kesehatan, dan peran perawat di puskesmas kecamatan cipayung. BAB IV Pembahsan Kasus. Bab V Penutup, berisi simpulan dari keseluruhan pembahasan. BABII Tinjauan Teori A. Pengertian Puskesmas Puskesmas adalah fasilitas pelayanan keschatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan upaya kesehatan perseorangan (UKP) tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya (Permenkes RI No 75, 2014), B. Tujuan Puskesmas Tujuan pembangunan keschatan yang di selenggarakan puskesmas yang tertera pada peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia nomor 75 tahun 2014 Pasal 2 yang mana tujuan tersebut untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat, untuk mewujudkan masyarakat yang mampu menjangkau pelayanan Kesehatan bermutu;untuk mewujudkan masyarakat yang hidup dalam lingkungan sehat;untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki derajat Kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. C. Fungsi Puskesmas Dalam melaksanakan tugasnya, Puskesmas menyelenggarakan fungsi _yaitu penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) tingkat pertama di wilayah. kerjanya dan Upaya kesehatan mayarakat (UKM) tingkat pertama di wilayah kerjanya. Dalam menyelenggarakan fungsinya, Puskesmas berwenang untuk: a. Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan b. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan cc. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan d. Menggerakkan masyarakat untuk mengindentifikasi dan menyelesaikan masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang bekerjasama dengan sektor lain terkait €. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan upaya kesehatan berbasis masyarakat f. Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia Puskesmas g. Memantau pelaksanaaan pembangunan agar berwawasan kesehatan h. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu, dan cakupan pelayanan kesehatan i, Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat, termasuk dukungan tethadap sistem kewaspadaan dini dan respon penanggulangan penyakit.(Permenkes RINo 75 Tahun 2014). D. Visi dan Misi Puskesmas 1. Visi Visi pembangunan Kesehatan yang harus diselenggarakan oleh Puskesmas adalah pembangunan kesehatan yang sesuai dengan paradigma sehat, pertanggungjawaban wilayah, kemandirian masyarakat, pemerataan, teknologi tepat guna dan keterpaduan dan kesinambungan (Permenkes RI No 75 Tahun 2014). 2. Misi Dalam misi pembangunan kesehatan yang harus disclenggarakan oleh Puskesmas adalah mendukung tercapainya visi pembangunan Kesehatan nasional. Misi tersebut adalah a, Mendorong seluruh pemangku kepentingan untuk berkomitmen dalam upaya mencegah dan mengurangi resiko kesehatan yang dihadapi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. b, Menggerakkan dan bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya. ¢. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat. d. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang dapat diakses dan terjangkau oleh seluruh masyarakat di wilayah kerjanya secara adil tanpa membedakan status sosial, ekonomi, agama, budaya dan kepercayaan. . menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan memanfaatkan teknologi tepat guna yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan, mudah dimanfaatkan dan tidak berdampak buruk bagi lingkungan, Mengintegrasikan dan mengoordinasikan penyelenggaraan UKM dan UKP lintas program dan lintas sektor serta melaksanakan Sistem Rujukan yang didukung dengan manajemen Puskesmas (Permenkes RI No 75 Tahun 2014). E. Sasaran Puskesmas 1. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Dilaksanakan dengan cara : a. Menggerakkan mesin birokrasi (pemerintah daerah, kecamatan, dan desa) dan menggerakkan mesin sosial (kader, tokoh masyarakat, tokoh agama, pranata/sistem sosial setempat). b. Mengutamakan upaya promotif dan preventif. c, Sasaran UKM adalah penduduk beserta lingkungannya. 4. Dari perspektif komoditas ekonomi, UKM adalah public goods. 2. Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) Dilaksanakan dengan cara : a. Mengoperasikan unit atau institusi pelayanan Kesehatan (Klinik Puskesmas, Rumah Sakit, dan lain-lain) . Mengutamakan penyembuhan orang sakit. Sasaran UKP adalah perorangan dan keluarganya. |. Dari perspektif komoditas ekonomi, UKP adalah private goods F. Kegiatan Puskesmas a. Promosi Kesehatan Penyuluhan keschatan masyarakat adalah upaya memberikan pengalaman belajar atau meneiptakan kondisi bagi perorangan, Kelompok dan masyarakat dalam berbagai tatanan dengan membuka jalur komunikasi, menyediakan informasi dan melakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan prilaku dengan melakukan advokasi, pembinaan suasana dan gerakan pemberdayaan masyarakat untuk mengenali, menjaga atau memeliharaymeningkatkan dan melindungi kesehatannya.tujuannya untuk Tercapainya perubahan prilaku individu, keluarga. dan masyarakat dalam membina dan memelihara prilaku sehat, serta berperan salam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Sasaran dari promosi keschatan yaitu, a. Pelaksanaan posyandu dan pembinaan kader s Penyuluhan kesehatan Prilaku hidup bersih dan sehat aoe Advokasi program dan program prioritas ° Promosi kesehatan tentang narkoba m Promosi tentang kepesertaan jamkesmas g. Pembinaan dana sehat b. Kesehatan Lingkungan Upaya kesehatan lingkungan sangat penting. Semua kegiatan kesehatan lingkungan yang dilakukan oleh para staf puskesmas akan berhasil baik apabila masyarakat berperan serta dalam pelaksanaannya harus mengikut sertakan masyarakat sejak perencanaan sampai pemeliharaan. Adapun tujuan dari program kesehatan lingkungan, yaitu Meningkatkan mutu lingkungan yang dapat menjamin masyarakat mencapai derajat Kesehatan yang optimal. 1. Terwujudnya pemberdayaan masyarakat dan keikutsertaan sektor lain yang bersangkutan, serta bertanggung jawab atas upaya peningkatan dan pelestarian lingkungan hidup. 2. Terlaksananya peraturan perundangan tentang penyehatan lingkungan dan pemukiman yang berlaku. 3. ‘Terselenggaranya pendidikan kesehatan guna menunjang kegiatan dalam peningkatan kesehatan lingkungan dan pemukimam yang Terlaksananya pengawasan secara teralur pada sasaran sanitasi Perumahan, kelompok masyarakat, tempat pembuatan makanan, perusahaan dan tempat-tempat umum, Kegiatan-kegiatan utama Kesehatan lingkungan yang harus dilakukan Puskesmas meliputi: 1, Penyehatan air 2. Penyehatan makanan dan minuman . Pengawasan pembuangan kotoran manusia 4, Pengawasan dan pembuangan sampah dan limbah 5. Penychatan pemukimam 6. Pengawasan sanitasi tempat umum 7. Pengamanan polusi industry 8. Pengamanan pestisida 9. Klinik sanitasi :. Pencegahan Pemberantasan Penyakit Menular Penyakit menular adalah penyakit yang disebabkan oleh agent infeksi atau toksiknya yang berasal dari sumber penularan atau reservoir yang ditukarkan atau di transmisikan kepada penjamu yang rentan, Cara penularan penyakit menular yaitu : 1. Penularan secara kontak Penularan melalui vehicle seperti melalui-makanan dan minuman yang tercemar 2. Penularan melalui vector Penularan melalui suntikan, transfusi, tindik dan tato Surveilans epidemiologi penyakit menular adalah suatu kegiatan pengumpulan data atau informasi melalui pengamatan terhadap kesakitan atau kematian dan penyebarannya serta faktor-faktor yang mempengaruhinya secara sistematik, terus menerus dengan tujuan untuk perencanaan suatu program, mengevaluasi hasil program, dan sistem kewaspadaan dini, Adapun program pemberantasan penyakit menular : 1. Program imunisasi 2. Program TB paru dengan kegiatan penemuan penderita TBC 3. Program malaria dengan angka insiden malaria ( AMI) 4. Program ISPA dengan frekuensi penemuan dan penanggulangan pneumonia 5. Program diare meliputi frekuensi penanggulangan diare 6. Program rabies 7. Program surveilans 8. Pemberantasan P2B2 demam berdarah 4. Kesehatan keluarga dan Reproduksi Kesehatan keluarga adalah wujud keluarga sehat, kecil bahagia dan sejahtera dari suami istri, anak dan anggota keluarga lainnya ( UU RI no 23 tahun 1992 ). Kesehatan reproduksi adalah kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit dan kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta, prosesnya ( WHO ). Adapun tujuannya yaitu meningkatkan kesadaran kemandirian wanita dan keluarganya dalam mengatur biologik keluarga termasuk fungsi reproduksi nya serta berperan aktif dalam mencegah dan menyelesaikan masalah keschatan keluarga serta meningkatkan kualitas hidup keluarga. Kebijakan Penyelenggaraan Pembinaan kesehatan keluarga dan reproduksi sesuai dengan intervensi nasional, Kegiatan Pelayanan reproduksi adalah 1. Kesehatan Ibu dan Anak 2. Kesehatan Anak Usia Sekolah 3. Kesehatan Remaja 4. Keluarga Berencana 5. Kesehatan Usia Lanjut Indikator keberhasilan program di wilayah kerja dinilai dari : . Angka Kematian Bayi . Angka kematian Ibu Presentase ibu hamil yang mempunyai berat badan dan tinggi yang normal . Presentase ibu hamil dengan anemia we Ne Presentase balita dengan berat badan dan tinggi sesuai Kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya keschatan primer yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan keschatan ibu dalam menjalankan fungsi reproduksi yang berkualitas serta upaya kelangsungan hidup, pengembangan dan perlindungan bayi, anak bawah lima tahun dan anak usia prasekolah dalam proses tumbuh kembang, Prioritas pelayanan KIA dewasa ini adalah meningkatkan derajat anak dan ibu dalam rangka menurunkan angka kematian ibu dan anak, Pelayanan KIA puskesmas terdiri atas elayanan kesehatan asuhan kebidanan di wilayah puskesmas dan pelayanan keschatan bagi bayi, balita dan anak pra sekolah e. Perbaikan Gizi Masyarakat Suatu kegiatan dalam peningkatan status gizi_masyarakat dengan pengelolaan terkoordinasi dari berbagai profesi Keschatan serta dukungan peran serta aktif masyarakat, Upaya dan pencegahan dan penangulangan perbaikan gizi di Puskesmas meliputi: _ Upaya perbaikan gizi keluarga Upaya perbaikan gizi Institusi . Upaya penanggulangan kelainan gizi Pencegahan dan penanggulangan gangguan akibat kekurangan yodium Pencegahan dan penanggulangan anemia besi - Pencegahan dan penanggulangan kurang kalori energi protein dan kurang energi AwAwWNE kronis | Pencegahan dan penanggulangan kekurangan vitamin A 8, Pencegahan dan penanggulangan masalah kekurangan gizi mikro lain 9, Pencegahan dan penenggulangan masalah gizi lebih] f, Penyembuhan Penyakit dan Pelayanan Kesehatan 1. Pelayanan Medik Rawat Jalan Pelayanan medik yang dilakukan oleh pelaksana pelayanan baik secara sendiri ataupuan ates Koordinasi bersama dengan sesama profesi_maupun pelaksana penunjang pelayanan kesehatan rmenyelesaikan masalah kesehatan dan menyembubkanpenyakit yang ditemukan dari Jain sesuai dengan wewenangnya untuk 10 Pengguna jasa pelayanan keschatan dengan tidak memandang umur dan jenis kelamin yang dapat di selenggarakan pada ruang praktek. a. Tujuan Umum pelayanan medik rawat jalan adalah terwujudnya pengguna jasa dan keluarganya yang partisipatif, sehat sejahtera, badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap anggota keluarga hidup produktif secara sosial dan ekonomi dengan baik. b. Tujuan Khusus I Meningkatkan kemampuan dan peran serta masyarakat, keluarga dan seluruh anggotanya untuk mengatasi masalah kesehatannya sendiri terutama melalui peningkatan kesehatan dasar dan pencegahan penyakit. 2 Meningkatkan Kesehatan pengguna jasa pelayanan dan komunikasi yang dilayani oleh puskesmas. 3 Terselenggaranya pelayanan medik yang berkualitas serta melibatkan partisipasi keluarga terhadap perawatan. 4) Menurunnya angka morbidilitas penyakit di wilayah kerja puskesmas. Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan keschatan masyarakat ternyata masih menyimpan berbagai permasalahan yang kini banyak dikelubkan oleh masyarakat. Tidak hanya dilihat dari segi sarana dan prasarana yang kurang memadai tetapi juga dari segi tenaga medis yang demikian pula adanya. Oleh Karena itu diperlukan perhatian Khusus dari pemerintah dalam memberikan pelayanan Kesehatan serta komitmen untuk merubah sistem pelayanan Kesehatan yang dinilai buruk oleh masyarakat, selain itu puskesmas juga memiliki standar pelayanan yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat. G. Kebijakan Puskesmas Beberapa kebijakan untuk menjamin kecukupan jenis dan jumlah SDM Puskesmas sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya adalah sebagai berikut: 1. Mencabut moratorium pengangkatan tenaga esensial Puskesmas Keputusan Bersama Kementerian PAN dan RB, Kemendagri, dan Kemenkeu tentang moratorium wn pengangkatan PNS perlu segera direvisi dengan menambahkan pengecualian untuk tenaga kesehatan masyarakat, tenaga sanitarian, tenaga gizi, tenaga farmasi, dan tenaga lab-medis. Alasan utamanya adalah tenaga tersebut sangat esensial untuk pelaksanaan kegiatan UKM (tenaga kesehatan masyarakat, sanitarian dan gizi) serta menjaga mutu pelayanan UKP (tenaga farmasi dan lab-medis). Alasan lainnya adalah secara empiris tidak pernah ada “moratorium sakit” (penduduk berhenti sakit), Namun, yang terjadi sebaliknya adalah kebutuhan pelayanan kesehatan semakin meningkat dari waktu ke waktu. Penambahan jenis tenaga Puskesmas Permenkes No.75/2014 tentang standar jenis tenaga Puskesmas perlu direvisi dengan menambahkan dua jenis tenaga lagi, yaitu tenaga manajemen/pelaporan keuangan, dan tenaga pengelola sistem informasi dengan latar belakang IT. Penambahan 2 jenis tenaga tersebut bukan berarti bahwa Kemenkes yang bertanggung jawab untuk menyediakan tenaga tersebut. Tanggung Jawab pengelolaan tenaga keschatan adalah daerah sebagaimana amanat UU No.23/2014 tentang Pemerintahan Daerah. Daerah bisa mencari cara-cara inovatif untuk melengkapi SDM Puskesmas dengan dua jenis tenaga tambahan tersebut. . Penyusunan rencana kebutuhan tenaga kesehatan daerah Setiap daerah melalui Dinas Keschatan kabupaten perlu menyusun rencana kebutuhan dan pengelolaan tenaga Kesehatan daerah, meliputi tenaga Puskesmas, tenaga RSUD dan tenaga Dinas Kesehatan sendiri. Seperti ditetapkan dalam UU 23/2014, salah satu urusan pemerintah di bidang Kesehatan adalah pengelolaan SDM kesehatan, termasuk menyusun rencana kebutuban tenaga. Dinas Kesehatan kabupaten perlu ditingkatkan kemampuannya untuk menyusun rencana kebutuhan tenaga kesehatan kabupaten tersebut. Salah satu metode menyusun kebutuhan tenaga pada tingkat institusi adalah metode ABK (Analisis Beban Kerja) seperti ditetapkan oleh Menpan dan RB. Cara lain adalah menggunakan standar tenaga institusi (Puskesmas, RSUD dan Dinkes), melihat kekurangan tenaganya dan menyusun rencana Pengadaan/pengangkatannya dalam kurun waktu tertentu (misalnya 5 tahun) - Mengatasi maldistribusi tenaga Puskesmas Maldistribusi tenaga Puskesmas terjadi di semua daerah (hasil analisis data PPSDM 2016 tentang situasi tena, ga Puskesmas), Terjadi “penumpukar in” tenaga tertentu di Puskesmas perkotaan, terutama Perawat dan 12 5. bidan. Perbaikan masalah maldistribusi ini perlu menjadi kebijakan di semua daerah. Pertama, daerah disarankan untuk menemukan faktor penyebab terjadinya maldistribusi tersebut. Penyebab tersebut_mungkin berbedabeda antarwilayah. Sebagai contoh, pernah dilakukan penelitian di dua Kabupaten di Provinsi NTT (Proyek AIPMNH) dan menemukan bahwa penyebab utama staf Puskesmas enggan tetap berada di Puskesmas terpencil, yaitu adanya “praktik KKN”, yaitu dalam bentuk “surat sakti” permintaan mutasi tempat Kerja ke Puskesmas “empuk”. Penyebabnya bukan hanya soal insentif dan fasilitas seperti asumsi selama ini, Kedua kabupaten tersebut kemudian mengeluarkan Peraturan Bupati tentang syarat-syarat pindah tempat kerja, yang dapat dipakai oleh Kadinkes dan BKD untuk menetralisir “surat sakti” tersebut. Dasar hukum atau regulasi di tingkat daerah yang mengatur penempatan tenaga kesehatan solusi strategis untuk mengatasi maldistribusi tenaga kesehatan. Pimpinan Puskesmas Wawasan Kewilayahan (adaptif dengan lingkungan) Diskusi mendalam di Provinsi_ Maluku membuka isu tentang _pentingnya kepemimpinanleadership seorang kepala Puskesmas. Kepala Puskesmas yang bekerja di daerah gugus pulau perlu memiliki “wawasan bahari”. Di Papua, kepala Puskesmas di daerah penuh tantangan seperti Papua perlu memiliki “jiwa kepetualangan” (dalam arti positif). Menjadi kepala Puskesmas juga perlu memiliki pemahaman tentang “budaya _lokal”. Konsep “wawasan bahar”, “jiwa kepetualangan”, dan “memahami budaya lokal” memang masih memerlukan rumusan Konseptual dan operasional yang jelas. Tetapi maksudnya jelas, yaitu tipologi pemimpin Puskesmas harus sesuai dan adaptif dengan lingkungan wilayah kerjanya, yaita lingkungan alam dan Tingkungan sosial-budaya setempat, Pengembangan wawasan kepemimpinan seperti discbutkan harus diintegrasikan dalam pendidikan sarjana kedokteran. Posisi sebagai birokrat pemerintah Pimpinan Puskesmas adalah pimpinan sebuah UPT di bawah birokrasi pemerintah daerah melalui Dinas Kesehatan, Dalam menyelenggarakan tugasnya, pimpinan Puskesmas harus ‘mengetahui dan melaksanakan tata 94 PENGUATAN PELAYANAN KESEHATAN Rl Sale ed eos a -smas bekali dengan pemahaman tentang 13 Peraturanperundangan, mekanisme kerja dan tata laksana birokrasi di tingkat kabupaten/kota, kecamatan, dan desa. > BABII Tinjauan Kasus A. Struktur Puskesmas Kecamatan Cipayung Fpuiaieas a en Repu es ta Ka Soran | fea aed fe seal Festus | Paes Kelwatn | [$xbz"| Relea Clangtap | [ease | [Sta B. Program Penyelenggaraan Puskesmas 1 Visi Misi Puskesmas Kecamatan Cipayung a. Visi Puskesmas Kecamatan Cipayung Puskesmas Dengan Pelayanan Paripurna Bersama Masyarakat Cipayung Peduli Schat dan Mandiri Tahun 2022 b. Misi Puskesmas Kecamatan Cipayung 1) Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam perilaku hidup bersih dan sehat 2) Menciptakan pelayanan sistem internal terpadu yang berbasis teknologi informatika 3) Meneiptakan sumber daya manusia yang berkualitas, Kompeten dan profesional 15 4) Meningkatkan komunikasi, koordinasi lintas program dan lintas sektor dalam pelaksanaan UKBM (usaha keschatan bersumber daya masyarakat) 5) Meningkatkan pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada keselamatan pasien 1, AFecp,. ero Bt o-chetak Geografis———— Puskesmas Kecamatan Cipayung merupakan pecahan dari Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo, yang di pecah menjadi 4 Puskesmas yaitu Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo, Puskesmas Kecamatan Ciracas, Puskesmas Kecamatan Kramat Jati dan Puskesmas Kecamatan Cipayung. Awal pelayanan kesehatan puskesmas kecamatan Cipayung berada di gedung puskesmas kelurahan Bambu Apus II, di Jn Shinta Raya. Dua tahun kemudian yaitu tahun 1992 Gedung puskesmas kecamatan Cipayung pindah ke gedung eks-kantor lurah Lubang Buaya, di JI. Lubang Buaya no 51. Selama 24 tahun puskesmas kecamatan cipayung memberikan pelayanan keschatan kepada masyarakat dengan memanfaat gedung tersebut semaksimal mungkin. Seiring berkembangnya pelayanan Kesehatan dan tuntutan masyarakat untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan yang memenuhi standar, maka perlu adanya prasana yang memadai, maka di tahun 2015 puskesmas mendapatkan gedung baru yang terletak di JL. Bambu Hitam No. 104, kelurahan Cipayung. Dengan adanya gedung baru secara tidak langsung dapat meningkatkan rasa percaya masyakat terhadap pelayanan kesehatan di puskesmas, itu terlihat dari meningkatnya jumlah kunjungan rawat jalan dan Tawat inap RB. Letak puskesmas kecamatan cipayung sebenarnya masih dalam kategori sedikit sulit dijangkau dengan alat angkutan umum, karena trayek angkutan umum sampai ke puskesmas hanya beroperasi sampai dengan jam 18,00, Wilayah Kecamatan Cipayung memiliki Iuas 2,845.80 Ha yang terdiri dari § (delapan) kelurahan, 56 RW, 508 RT, 84.898 KK, dengan fasilitas keschatan pemerintah 9 Puskesmas kelurahan dan 1 puskesmas kecamatan, seperti terlihat ditabel2.1 16 d Tabel 2.1 : Luas wilayah kerja puskesmas kecamatan Cipayung NO KELURAHAN LUAS JUMLAH WILAYAH KK (HA) 1 LUBANG BUAYA 372.20 24000 2 BAMBU APUS 316.52 8947 3 SETU 325.12 5040 4 CEGER 363.60 6549 5 CIPAYUNG 308.50 9251 6 CILANGKAP 603.54 8622 7 PONDOK 366.02 9280 RANGGON 8 MUNJUL 190.30 13209 KECAMATAN 2845.80 84898 JUMLAH — JUMLAH RT RW 7 12 65 5 44 6 39 5 59 8 46 6 6 6 75 8 508 56 Batas wilayah kerja Puskesmas kecamatan Cipayung, terlihat di gambar 2.1 dibawah ini a ana Kecamatan Makasar BAT Mur | iste Tol all Sunter (Pilar) Jago Raw Ke, bata Not25 fd lacas Noss) | sHTAN | PatokBatas OX! Jakarta (Patok No, | 148 s/d 165) ~ 17 oS Jumlah penduduk di kecamatan Cipayung Tahun 2018 sebesar 199.019 jiwa, b. Data Demografis dengan angka kepadatan penduduk rata-rata 69.9/km2. Distribusi penduduk di kecamatan Cipayung seperti dalam grafik di bawah ini. Jumlah penduduk di kelurahan Lubang buaya lebih banyak dibandingkan dengan kelurahan lain dikarenakan kelurahan Lubang Buaya termasuk kelurahan yang padat penduduk dengan jumlah 12 RW, 113 RT dan 20.151 KK. Adapun distribusi penduduk per- kelurahan dapat dilihat pada grafik 2.2 di bawah ini: Tabel 2.2 : Distribusi Jumlah Penduduk Perkelurahan Kecamatan Cipayung ‘Sumber data : Dukcapil Kecamatan Cipayung Kota Administrasi Jakarta Timur tahun 2018 Distribusi Jumlah Penduduk Perkelurahan Kecamatan Cipayung | Jumlah Penduduk Berdasarkan Klasifikasi Usia 21,997 5000 = 2o.0s may — 1oqey (5) 27407 oft - veo _ 3m igen 10,000 sey 1 ooo 3 Odes 0-5-910-15-20-25 30-3540: 45-50-88-60-65-70-755 19 829038 Me a3 oto toe Tabel 2.3 : Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia ‘Sumber data : Dukeapil Kecamatan Cipayung Kota Administrasi Jakarta Timur tahun 2018 ————TO 3, Program Puskesmas Kecamatan Cipayung Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan kesehatan untuk meningkatkan derajat Kesehatan masyarakat, Puskesmas Kecamatan Cipayung telah melakukan berbagai upaya pelayanan Kesehatan masyarakat dan bentuk program wajib, pengembangan dan unggulan, Dalam pemberian layanan Kesehatan masyarakat, Puskesmas - Kecamatan Cipayung membagi jenis pelayanan terhadap dua kelompok besar, yaitu UKM (Upaya Kesehatan Masyarakat) dan UKP (Upaya Kesehatan Perseorangan) yang diantaranya: a. UKM 1) UKM Wajib a) Promosi kesehatan b) Kesehatan lingkungan ©) KI,KA, dan KB d) Gizi masyarakat e) P2P 2) UKM Pengéthbangan 19 a) Lansia b ©) Jiwa @) UKGM e) KPLDH f) Kesehatan kerja dan olahraga 2) UKS b. UKP 1) Rawat jalan a) Ruang pendaftaran dan rekam medik Kesehatan tradisional b) Ruang pemeriksaan umum °) Ruang pemeriksaan gigi dan mulut d) Ruang lansia e) Ruang KB f) Ruang MTBS g) Ruang gizi h) Ruang kesehatan anak i) Ruang konseling j) Ruang PKPR k) Ruang haji 1) Ruang DOTS m) Ruang KT n) Ruang KISS (IMS) ©) Ruang KISS (HIV) p) Ruang persalinan 4) Ruang tindakan 1) RuangPTM 8) Pelayanan kesling ) Farmasi 4) Laboratorium V) Prolanis W) Pelayanan panti sosial 2) Pelayanan Gawat Darurat * a) Pelayanan 24 jam b) Bankesiap gadar c. Program Pelayanan Kesehatan Anak Dari berbagai upaya pelayanan Kesehatan yang diberikan oleh Puskesmas ‘paya pelayanan keschatan dasar merupakan langkah awal yang sangat penting dalam memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat, Khususnya pelayanan kesehatan pada anak sebagai salah satu Program layanan di Puskesmas Kecamatan Cipayung. Dengan pemberian pelayanan kesehatan dasar secara cepat dan tepat, diharapkan sebagian besar masalah keschatan masyarakat sudah dapat diatasi. Berbagai program pelayanan kesehatan anak dan program yang berhubungan dengan kesehatan anak yang dilaksanakan oleh puskesmas kecamatan Cipayung adalah sebagai berikut 1) Pelayanan keschatan ibu dan bayi Kecamatan Cipayung, Seorang ibu mempunyai peran yang sangat besar di dalam pertumbuhan bayi dan perkembangan anak. Gangguan kesehatan yang dialami ibu yang sedang hamil bisa berpengaruh pada Kesehatan janin dalam kandungan hingga kelahiran dan masa pertumbuhan bayi dan anaknya, Upaya pelayanan Kesehatan yang dilakukan adalah : a) Pelayanan antenatal Pelayanan antenatal merupakan pelayanan Kesehatan oleh tenaga Kesehatan profesional (dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dokter umum, bidan dan perawat) kepada ibu hamil selama masa kehamilannya, yang mengikuti program pedoman pelayanan antenatal yang ada, dengan mengutamakan pada kegiatan promotif dan preventif. Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat dari cakupan KI dan K4. Cakupan KL atau juga disebut akses pelayanan ibu hamil merupakan gambaran besaran ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapat pelayanan antenatal, Sedangkan Kd adalah gambaran besaran Ibu hamil sesuai dengan standar serta paling sedikit empat kali 21 kunjungan, dengan distribusi sekali pada trimester Pertama, sekali pada trimester dua dan dua kali pada trimester ketiga. Hal ini dapat dimanfaatkan untuk melihat kualitas pelayanan kesehatan pada ibu hamil, Target pencapaian K4 menurut Indonesia Sehat 2015 adalah 95% Capaian K4 puskesmas kecamatan Cipayung pada tahun 2018 adalah 100%. b)_Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan Komplikasi dan kematian ibu maternal dan bayi baru lahir sebagian besar terjadi pada masa di sekitar persalinan, hal ini disebabkan pertolongan persalinan tidak dilakukan oleh tenaga Kesehatan yang mempunyai Kompetensi kebidanan (professional). Schingga perlu adanya peningkatan pengetahuan dan ketrampilan petugas Kesehatan dalam menolong persalinan, Pertolongan persalinan pelayanan ibu nifas juga sangat penting dalam rangka membantu ibu untuk memulihkan kesehatan setelah melahirkan dan merawat bayinya. Selain itu pelayanan nifas juga dapat mendeteksi secara dini adanya komplikasi masa nifas sehingga dapat ditangani secara cepat dan tepat, mendukung dan menganjurkan pemberian ASI eksklusif. Cakupan pertolongan persalinan dan nifas Puskesmas Kecamatan Cipayung tahun 2018 sebesar 99.4%, dari jumlah ibu bersalin dan nifas. I Jumlah Ibu Harn Cakupan Ka Cakupan Persalinan 4450 4400 4350 4300 | Sumber data Program KI PKC Cipayung ©) Penangganan komplikasi kebidanan dan neonatal Pelayanan kesehatan pada ibu hamil di wilayah kerja puskesmas kecamatan Cipayung masih banyak dilakukan oleh bidan, sehingga jika dalam memberikan pelayanan kesehatan pada ibu hamil ditemukan adanya 22 visiko tinggi Kehamilan atau komplikasi neonatal, maka tindakan yang dilakukan adalah dengan merujuk ke fasilitas Kesehatan yang lebih memadai. Capaian pelayanan komplikasi kebidanan di puskesmas kecamatan Cipayung tahun 2018 sebanyak 817 orang atau sebesar 92.1% dari jumlah perkiraan ibu hamil dengan komplikasi, Sedangkan capaian pelayanan Komplikasi neonatal sebanyak 553 neonatal atau sebesar 91.4% dari jumlah perkiraan neonatal dengan komplikasi. 4500 4000 3500 3000 | 2500 2000 Jumlah Ibu Hamil —_Perkiraan Neonatal Penanganan Sumber data Program KI PKC Cipayung 4) Kunjungan neonatus Neonatus adalah masa kehidupan pertama di Ivar rahim sampai dengan usia 28 hari, dimana terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan didalam rahim menjadi diluar Rahim. Masa ini paling rentan atau memiliki resiko gangguan keschatan paling tinggi, Upaya Kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi resiko tersebut antara lain dengan melakukan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan pada neonatus (0-28 hari), Dalam pelaksanaan pelayanan neonatus, petugas Kesehatan disampaing melakukan pemeriksaan keschatan bayi juga melakukan konseling perawatan bayi kepada ibu Cakupan kunjungan neonatal di wilayah puskesmas kecamatan Cipayung pada tahun 2018 KN I sebesar 100% dan KN lengkap sebesar 98.6%. 23 Jumlah Kunjungan Neonatal 4035 DJ UY oo kN Kt Lengkag Juratah 8a Sumber data Program KI PKC Cipayung 2) Pelayanan Keluarga Berencana (KB) Keluarga Berencana (KB) merupakan suatu program pemerintah yang dirancang untuk menyeimbangkan antara kebutuhan dan jumlah penduduk. Program keluarga berencana bertujuan meningkatkan kesejahteraan ibu, anak dalam rangka mewujudkan NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang sejahtera dengan mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin terkendalinya pertambahan penduduk. Peningkatan dan perluasan pelayanan keluarga berencana merupakan salah satu usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang sedemikian tinggi akibat kehamilan yang dialami oleh wanita. Pelayanan KB termasuk konseling bagi pasangan usia subur dalam memilih kontrasepsi yang akan digunakan dengan memberikan informasi tentang macam-macam metoda kontrasepsi, kelebihan dan kekurangannya, Persentase peserta KB aktif di wilayah Puskesmas Kecamatan Cipayung tahun 2018 adalah sebanyak 30.025 orang atau 91.4% dari 32.843 jumlah Pasangan Usia Subur (PUS). Jumlah Peserta KB Aktif Tahun 2018 33000 32000 31000 30000 29000 Jumiah PUS. Jumlah Peserta KB Aki Sumber data Program KB PKC Cipayung 3) Pelayanan immunisasi Pencapaian Universal Child Immunization pada dasamya merupakan suatu gambaran terhadap cakupan sasaran bayi yang telah mendapat imunisasi secara lengkap. Bila cakupan UCI dikaitkan dengan batasan wilayah tertentu, berarti dalam wilayah tersebut dapat digambarkan besarnya tingkat kekebalan masyarakat terhadap penularan PD3I. Berdasarkan data tahun 2018 cakupan immunisasi dasar lengkap di wilayah Puskesmas Kecamatan Cipayung sebesar 113% dari jumlah bayi (surviving infant). Delapan kelurahan di wilayah kecamatan Cipayung 100% masuk kategori kelurahan UCL. 4,909 As | : = 3,909 os Sumber data Program Imunisasi PKC Cipayung 25 4) Pelayanan kesehatan balita Anak BALITA (bawah lima tahun), merupakan Kelompok tersendir yong dalam perkembangan dan pertumbuhannya memerlukan perhatian yang lebih khusus. Bila perkembangan dan pertumbuhan pada masa BALITA inj mengalami gangguan, hal ini akan berakibat terganggunya persiapan terhadap pembentukan anak yang berkualitas. Untuk mencapai pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, maka tujuan pembinaan kesejahteraan anak adalah dengan menjamin kebutuhan dasar anak secara wajar, yang mencakup segi- segi kelangsungan hidup, pertumbuhan dan perkembangan dan perlindungan terhadap hak anak yang menjadi haknya. Disamping itu diperlukan juga suatu Jingkungan hidup yang menguntungkan untuk proses tumbuh kembang anak. Cakupan pelayanan kesehatan anak balita di wilayah Puskesmas Kecamatan Cipayung tahun 2018 adalah sebesar 99.4% dari jumlah balita. 6090 A 4 6060 | 6020 J 6020 Jum sh Bet Pelayan ‘Sumber data Program KI PKC Cipayung Perbaikan gizi masyarakat Upaya Perbaikan Gizi masyarakat bertujuan untuk meningkatkan mutu gizi serta konsumsi pangan, sehingga berdampak pada perbaikan keadaan atau status gizi, terutama status gizi kurang dan status gizi buruk, serta mempertahankan keadaan status gizi baik Program Perbaikan Gizi Masyarakat adalah salah satu program pokok Puskesmas yaitu program kegiatan yang meliputi peningkatan pendidikan gizi, penanggulangan Kurang Energi Protein, Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat Kekurangan Yaodium (GAKY), Kurang Vitamin A, Keadaan zat gizi 26 lebih, Peningkatan Survailans Gizi, dan Perberdayaan Usaha See Keluarga/ Masyarakat. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan adalah : a) Peningkatan pemberian ASI cksklusif Ait Susu Ibu (ASD diyakini dan bahkan terbukti memberi manfaat bagi bayi dari sisi aspek gizi (Kolostrum yang mengandung Imunoglubuln A/lgA, Whei-Casein, Decohexanoic/DHA dan arachidonic/ AA dengan Komposisi sesuai), aspek Imunologik (selain Ig, terdapat Laktoferin, Lysosim dan jenis leucosit yaitu Brochus-Associated. Lymphocyte/ BALT, Gut Associated Lymphocite Tissue! GALT, Mammary Associate Lymphocite Tissue/ MALT serta faktor bifidus), aspek psikologik (interaksi dan kasih sayang antara anak dan ibu), aspek Kecerdasan, aspek neurologik (aktifitas menyerap ASI bermanfaat pada koordinasi syaraf bayi), aspek ekonomi serta aspek penundaan kehamilan (metode amenorea laktasi/ MAL) selain aspek-aspek tersebut, dengan ASI juga dapat melindungi bayi dari sindrom kematian bayi secara mendadak (Sudden Infant Death Syndrome/STDS). Berdasarkan data pada tahun 2018 cakupan bayi yang diberi ASI eksklusif di wilayah puskesmas kecamatan Cipayung sebanyak 71.6% dari jumlah bayi. Cakupan ASI Eksklusif Tahun 2018 1090 aT, on | “0 Fo Jurntah Baa Jumtah bay yop Dibenkan Sumber data Program Gizi PKC Cipayung b) Pemberian kapsul vitamin A pada bayi dan balita 15150 15100 15050 14950 14900 1aas0 Kekurangan vitamin A meningkatkan risiko anak menjadi rentan terkena penyakit infeksi seperti infeksi saluran pernafasan atas, campak dan diare. Kekurangan vitamin A pada ibu hamil juga berisiko meningkatkan Kebutaan. Pemberian vitamin A di wilayah puskesmas kecamatan Cipayung mengikuti jadwal yang telah pemerintah tetapkan yaitu bulan Februari dan Agustus. Cakupan pemberian kapsul vitamin A pada bayi dan balita tahun 2018 sebesar 98.1% dari jumlah bayi dan balita. 128 Jumitah Bayi dan Balita Jumlah yang Mendapat Vit A Sumber data Program Gizi PKC Cipayung ©) Pemantauan status gizi balita dan penangannya Pengukuran status gizi dengan indikator berat badan menurut umur (BB/U) merupakan salah satu indeks antropometri yang memberikan gambaran massa tubuh seseorang. Massa tubuh sangat sensitif terhadap perubahan yan mendadak seperti terkena penyakit infeksi, menurunnya nafsu makan atau menurunnya jumlah makanan yang dikonsumsi, Upaya pemantauan terhadap pertumbuhan/ status gizi balita dilakukan melalui penimbangan di posyandu secara rutin setiap bulan, Cakupan jumlah balita ditimbang di puskesmas kecamatan Cipayung tahun 2018 sebesar 77.3% dari jumlah balita dilaporkan ———— 6) Pelayanan kesehatan anak usia sekotah dan remaja, Pelayanan kesehatan pada kelompok anak usia sekolah dan remaja dilekukan dengan pelaksanaan pemantauan dini terhadap tumbuh kembang dan pemantauan kesehatan anak pra sekolah, pemeriksaan anak sekolah dasar/ sederajat, serta pelayanan kesehatan pada remaja, baik yang dilakukan oleh tenaga Kesehatan maupun peran serta tenaga terlatih lainnya seperti kader kesehatan, guru UKS dan dokter kecil. Dari data cakupan pelayanan kesehatan (penjaringan) siswa SD dan setingkatnya sebesar 97.2%, siswa SMP dan setingkatnya sebesar 99.5% siswa SMA dan setingkatnya sebesar 97.6%. Sedangkan cakupan pelayanan kesehatan gigi pada anak SD dan setingkat sebesar 68.3% dari 10.853 jumlah murid SD/ MI, yang perlu perawatan sebanyak 1.159 anak, dan yang mendapat perawatan sebesar 82,5% dari jumlah siswa yang perlu perawatan. Data cakupan pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada anak SD dan setingkatan sebanyak 21.495 murid, yang memerlukan perawatan 815 murid, sedangkan yang mendapatkan perawatan 569 murid. 7) Penerapan Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang, Puskesmas sebagai fasilitas Kesehatan primer bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan pelayanan kesehatan di wilayahnya, termasuk pelayanan SDIDTK. Kepala Puskesmas bertanggung jawab dalam penerapan pelayanan SDIDTK di wilayah kerjanya. Tugas dan tanggung Jawab Kepala Puskesmas dalam penerapan Pelayanan SDIDTK adalah sebagai berikut 1. Memfasilitasi tenaga kesehatan dalam menerapkan SDIDTK sesuai standar serta kegiatan peningkatan kemampuan Ibu, keluarga dan masyarakat dalam pemantauan dan stimulasi tumbuh kembang anak dengan menggunakan buku KIA. 2, Memfasilitasi kesiapan sumber daya pendukung pelaksanaan SDIDTK (sarana dan Peralatan yang dipakai untuk melakukan SDIDTK), alur pelayanan dan biaya perasional. 3. Memperkuat jejaring pelayanan guna meningkatkan cakupan pelaksanaan SDIDTK termasuk jejaring dengan fasilitas rujukan tumbuh kembang, 29 4, Memastikan kesinambungan penerapan SDIDTK di wilayah kerjanya Langkah- Jangkah yang harus dilakukan dalam penerapan SDIDTK di wilayah Puskesmas adalah sebagai berikut: a, Inventarisasi Sarana dan Prasarana: + Jumlah sasaran: balita dan anak prasekolah * Jumlah sarana pelayanan: Posyandu, PAUD/TPA/RA setingkat, BKB, Panti Sosial Anak, Puskesmas, Pustu, Polindes, Poskesdes + Jumlah tenaga kesehatan: terlatih dan belum terlatih + Jumlah kader : terlatih/terorientasi dan belum terlatity/terorientasi + Jumlah Guru PAUD/TPA/RA : terlatih/terorientasi dan belum terlatih/terorientasi + Jumlah logistic : SDIDTK kit, Pedoman SDIDTK, Formulir SDIDTK, Buku KIA b. Diseminasi informasi berkala kepada seluruh petugas keschatan di puskesmas dan Jaringannya terkait dengan SDIDTK © Persigpan Sumber Daya Manusia (SDM) SDIDTK dilakukan oleh tenaga Kesehatan terlatih (dokter, bidan, perawat dan petugas gizi) dan dapat bekerjasama dengan tenaga pendidik PAUD (seperti TK/RA, Kelompok Bermain, Taman Pengasuhan Anak (TPA) dan satuan PAUD sejenis), lembaga sosial anak dan kader yang terlatih 8) Pelatihan/Orientasi bagi petuges Kesehatan Pelatihan dapat dilakukan dengan ‘metode Kalakarya dan dapat dilakukan penyegaran bila diperlukan. * Kalakarya adalah salah satu metode untuk meningkatan kapasitas perawat, bidan, petugas gizi dalam menerapkan SDIDTK dengan metode pendampingan. Metode kalakarya ini lebih efektif karena peserta didorong untuk lebih aktif dan memiliki kesempatan praktik lebih banyak * Penyegaran SDIDTK dilakukan secara berkala, minimal setahun sekali bagi Perawat, bidan dan tenaga gizi atau tenaga lain yang sudah mendapatkan pelatihan SDIDTK. Tujuan penyegaran SDIDTK menjaga kualitas dan kompetensi SDM yang ada dalam memberi pelayanan SDIDTK. Kepala Puskesmas bertanggung jawab memantau kemampuan dan kepatuhan SDM dalam memberikan pelayanan SDIDTK. Kegiatan kalakarya dan penyegaran SDIDTK bisa dilsksanakan di tempat yang sama dengan pendamping atau ke Puskesmas I n bilamana Puskesmas tersebut sudah ‘melakukan implementasi pelayanan SDIDTK lebih baik 30 'b) Pelatihan /Orientasi bagi Tenaga Pendidik PAUD dan Lembaga Sosial Anak Pelatihan/Orientasi bagi pendidik PAUD dapat dilaksanakan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota maupun Puskesmas. Peserta orientasi adalah guru TK/RA, TPA dan satuan PAUD sejenis di wilayah kerja Puskesmas. ©) Pelatihan/Orientasi Kader Posyandu Pelatihan/Orientasi Kader Posyandu dapat dilakukan di Puskesmas/kecamatan/desa. Peserta pelatihan/orientasi adalah kader terpilih yang mau melaksanakan dan membimbing keluarga dalam melakukan stimulasi dan deteksi dini tumbuh kembang anak melalui pemanfaatan Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) 4. Persiapan Sumber Daya Pendukung Kepala Puskesmas bertanggung jawab memastikan bahwa faktor pendukung pelayanan SDIDTK selalu tersedia, dan aman digunakan, meliputi hal-hal sebagai berikut : a. Persiapan Logistik Logistik menjadi bagian penting yang tidak terpisahkan untuk pelayanan SDIDTK. Perencanaan logistik harus dilakukan secara benar, diperhatikan kesinambungan keberadaannya dan dipastikan siap pakai, Kondisi ini hanya akan tercapai bilamana siap pakai didukung dengan mekanisme pencatatan dan pelaporan yang baik, Beberapa jenis logistik yang harus disiapkan, antara lain: + Buku Pedoman Pelaksanaan SDIDTK. + SDIDTK kit. » Buku KIA. + Formulir Deteksi Dini Tumbuh Kembang, Register DDTK, Formulir Rekapitulasi DDTK dan formulir Rujukan, « Register Kohort Bayi dan Register Kohort Anak Balita dan Prasekolah. , Biaya Operasional Biaya operasional pelayanan SDIDTK dapat menggunakan + Dana BOK untuk transportasi kegiatan luar gedung misalnya kunjungan petugas keschatan ke PosyandwPAUD/RA/BKB untuk melaksanakan SDIDTK, orientasi tenaga pendidik PAUD/RA dan kader. + Dana Kapitasi JKN untuk penggandaan formulit DDTK. ¢, Ruangan Pela ani SDIDTK di puskesmas harus terpisah dari ruang pemeriksaan pasien dew, vate asa atau 31 anak sakit. Pelayanan SDIDTK sebaiknya dilakukan di ruangan tertentu karena membutuhkan waktu yang cukup untuk pelayanan, termasuk waktu yang dibutuhkan untuk menyampaikan KIE pertumbuhan dan perkembangan kepada orang tua / pengasuh balita. Jika belum mempunyai ruangan tertentu dapat_menggunakan ruangan yang dimanfaatkan bersama/multi fungsi dengan pelayanan kesehatan Jainnya seperti ruang imunisasi. 5, Membuat jejaring Pelayanan DDTK. Untuk meningkatkan jangkauan dan cakupan balita dan anak prasekolah yang mendapatkan pelayanan Deteksi Dini Tumbuh Kembang, Kepala Puskesmas perlu membina dan mengembangkan jejaring dengan institusi yang melakukan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) seperti TK/RA, Kelompok Bermain, Taman Pengasuhan Anak (TPA) dan satuan PAUD sejenis. Puskesmas terlebih dahulu melakukan sosialisasi kepada PAUD, lembaga sosial anak dan posyandu di daerah wilayah binaannya tentang pentingnya pelaksanaan SDIDTK. 6, Diseminasi informasi kepada Lintas sektor, masyarakat dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) terkait. Untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya tumbuh kembang anak, diseminasi informasi SDIDTK perlu dilakukan kepada lintas sektor terkait, tokoh agama, tokoh masyarakat, LSM, PKK dan Masyarakat di tingkat kecamatan, kelurahan dan desa 8, PELAKSANAAN KEGIATAN SDIDTK Pelaksanaan program SDIDTK disuatu wilayah disebut berhasil, bila semua balita dan anak prasekolah mendapatkan pelayanan DDTK, ditindaklanjuti oleh keluarga dengan menstimulasi anak dan dirujuk bilamana memerlukan rujukan. Penerapan SDIDTK dapat dilakukan di dalam maupun di luar gedung. Penerapan SDIDTK di dalam gedung dilakukan di Puskesmas, dan di Pustu. Penerapan SDIDTK di Iuar sedung dapat dilakukan di Posyandu, Kelas Ybu Balita dan PAUD seperti di TK/RA, Kelompok Bermain, tempat pengasuhan anak dan satuan PAUD sejenis 8) Di Tingkat Puskesmas Pelaksanaan kegiatan DDTK di Puskesmas sebagai berikut & Pelayanan DTK diberikan waktu balitanak prasekolah kontak dengan pet er 4i puskesmas, adapun pelayanan yang diberikan sebagai berikut pees 32 + Pemeriksaaan Kesehatan, pemantauan berat badan dan deteksi dini tumbuh kembang. + Menentukan Klasifikasi penyakit, keadaan gizi dan penyimpangan tumbuh kembang, + Melakukan intervensi/‘tindakan spesifik, gangguan gizi dan penyimpangan tumbuh ‘kembang sesuai standar. + Konseling kepada ibulpengasub/keluarga. b, Pembinaan ke kader posyadu, pendidik PAUD dan satuan PAUD sejenis b) Di Tingkat PAUD Dalam melaksanakan DDTK di tingkat PAUD, petugas keschatan dapat berbagi peran dengan pendidik PAUD terlatih sebagai berikut: a. Peran Pendidik PAUD : + Mengisi identitas anak di formulir Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak + Melakukan pengukuran tinggi badan dan berat badan * Menuliskan hasil pengukuran dan pemeriksaan perkembangan di formulir Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak + Melakukan pemeriksaan perkembangan anak dengan KPSP + Mengisi Kuesioner Tes Daya Dengar (TDD) + Melakukan Tes Daya Lihat (TDL) + Mengisi kuesioner KMPE b. Peran Petugas Kesehatan * Menentukan status gizi anak berdasarkan pengukuran tin, esi badan, berat badan yang telah dilakukan oleh tenaga pendidik PAUD * Melakukan pengukuran lingkar kepala anak * Melakukan pemeriksaan Autis jika ada keluhan + Melakukan pemeriksaan GPPH jika ada keluhan + Menuliskan hasil pemeriksaan tersebut di formulir Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak + Melakukan intervensi kelainan gizi dan tumbuh kembang, + Merujuk bila diperlukan ©) Di Tingkat Posyandu Kegiatan DDTK di tingkat Posyandu dilaksanakan terintegrasi dengan kegiatan Posyandu. Di Posyandu Petugas kesehatan dan kader posyandu terlatih/terorientasi buku KIA membagi peran sebagai berikut : eran Kader Posyandu : + Mengisi identitas anak di formulir Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak + Melakukan pengukuran tinggi badan dan berat badan serta menuliskannya di formulir deteksi dini tumbuh kembang anak * Melakukan pengamatan kemampuan perkembangan anak dengan mengunakan check list perkembangan anak di buku KIA apakah sudah/belum sesuai dengan ‘mengunakan, bila sesuai berikan tanda rumput (V), bila belum sesuai beri tanda (-) + Memberikan penyuluhan kepada ibu / keluarga mengenai pentingnya stimulasi pada anak agar tumbuh kembang optimal + Merujuk anak ke meja 5. Pelayanan kesehatan bila : a. Anak sakit. b. Anak mengalami permasalahan gizi ¢. Anak dengan kemampuan perkembangan tidak sesuai usia d. Ada indikasi/keluhan dari orang tua anak Peran petugas kesehatan : + Menentukan status gizi anak berdasarkan pengukuran tinggi badan, berat bad % lan yang telah dilakukan oleh kader + Melakukan pengukuran lingkar kepala anak + Melakukan pemeriksaan perkembangan anak dengan KPSP pada anak yang kemampuan perkembangan nya tidak sesuai usia + Melakukan Tes Daya Dengar (TDD) + Melakukan Tes Daya Lihat (TDL) + Mengisi Kuesioner KMPE + Melakukan pemeriksaan Autis jika ada keluhan + Melakukan pemeriksaan GPPH jika ada keluhan + Menuliskan hasil pemeriksaan tersebut di formulir Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak + Melakukan intervensi kelainan gizi dan tumbuh kembang + Merujuk bila diperlukan Jndwat Kegiatan dan Jenis Skrining Deteks! Dini Penvimpangan Tumbuh Kembang Pada Balita dan Anak Prasekolah (isigtan stata pore |e eure | mecnar [apr 35 C. Pembiayaan Anggaran Kesehatan Puskesmas Kecamatan Cipayung pada tahun 2018 berasal dari APBD, dan BLUD. Anggaran belanja yang berasal dari APBD sebesar Rp. 26,633,686,237.00,- yang berasal dari DAK sebesar Rp. 618,240,000.00,- dan yang berasal dari BLUD sebesar Rp. 19,288,070,022.00,- .Digunakan untuk biaya operasional 1 (satu) pukesmas kecamatan dan 09 puskesmas kelurahan ‘SUMBER PENDANAAN D, Masalah Kesehatan 1, Penyakit Tuberkulosis Tuberculosis (TB) adalah penyakit akibat kuman mycobacterium tuberculosis sistemis sehingga dapat mengenai semua organ tubuh dengan lokasi terbanyak di paru pany yang biasanya merupakan lokasi infeksi primer. Organisasi Kesehatan dunia WHO ‘enggolongkan penyakit TBC sebagai penyakit endemik yang sulit dihilangkan. Di Indonesia penyakit TBC masih menjadi masalah serius karena sangat mudah Penularannya. Penemuan kasus baru dan akses terhadap Pengobatan menjadi hal ‘erpenting supaya penanganan penyakit TBC berhasil. Jumlah kasus baru TB BTA. Positif di wilayah kerja puskesmas kecamatan Cipayung tahun 2018 sebanyak 224 orang; jumlah seluruh kasus TB 436 orang, kasus ‘TR anak usia 0 - 14 tahun Sebanyak 74 anak atau sebesar 16.97% dari jumlah seluruh kasus TB, Keberhasilan 36 Pengobatan sebesar 85,39 bat T 5,3%, sedangkan jumlah kematia ki i . in akibat Tuberkulosis 11 Jumlah Kasus TB Tahun 2018 Sumber data Program TB PKC Cipayung. 2. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) JSPA adalah infeksi akut yang menyerang salah satu bagian/ lebih dari saluran pemafasan mulai hidung sampai alveoli termasuk adneksanya (sinus, rongga telinga tengah, pleura). Upaya dalam rangka pemberantasan penyakit infeksi saluran permafasan akut lebih difokuskan pada upaya penemuan dini dan tatalaksana kasus yang cepat dan tepat terhadap penderita pneumonia balita yang ditemukan, Jumlah balita penderita pneumonia ditemukan dan ditangani sebanyak 1956 anak (160.6% dari jumlah perkiraan penderita pneumonia), Jumlah Kasus ISPA 2000 o jumlan —_Penderita yang, Perkiraan —_Ditermukan dan penderitalsPA —_Oitangani sumber data Program HEP dan SP PKC Cpovung . Penyakit Diare / Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dart 3 kali pada anak, Konsistensi feses encer dapat berwarna hijau atau dapat pula bercampur Jendir dan darah atau lendir saja, Diare merupakan salah satu masalah Z kesehatan utama di negara berkembang, termasuk Indonesia, Diare dapat menyerang siapa saja, baik itu anak-anak maupun orang dewasa. Diare merupakan penyebab kematian yang paling umum pada balita. Jumlah kasus diare yang ditemukan dan ditangani sebanyak 7.606 kasus atau sebanyak 141.5% selama tahun 2018. Jumlah kasus diare pada tahun 2018 mengalami penurunan dari tahun 2017 walaupun tidak terlalu signifikan. Secara keseluruhan kasus menurun, tetapi capaian meningkat dikarenaka penurunan jumlah penduduk dari 287.165 pada tahun 2017 menjadi 199.019 pada tahun 2018 sehingga menyebabkan capaian tinggi. Untuk menekan kasus diare, Puskesmas sudah melakukan berbagai macam upaya antaralain penyuluhan tentang penyakit diare dan PHBS baik saat posyandu maupun saat PSN. Data Kasus Diare Tahun 2018 Sumter dat rogram HEP da SP PEC pee 4. DBD Demam Berdarah Dengue (DBD) Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) telah menyebar Iuas keseluruh wilayah propinsi. Penyakit ini sering muncul sebagai KLB dengan angka kesakitan dan kematian relative tinggi. Cara penyebarannya melaui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Artinya DBD tidak bisa menular Iangsung dari seseorang ke orang lain tanpa perantara nyamuk tersebut. Nyamuk Aedes aegypti biasanya berkembang biak di daerah berpenduduk tinggi (seperti di kota-kota besar) yang memiliki iklim lembap dan hangat, seperti kota Jakarta ini. Upaya pemberantasan DBD dititik beratkan pada penggerakan potensi masyarakat untuk dapat berperan serta dalam pemberantasan sarang nyamuk (gerakan 3 M Plus), pemantauan angka bebas jentik (ABJ) sera pengenalan gejala DBD dan penanganannya di rumah tangga. Wilayah kecamatan Cipayung selama tahun 2018 ditemukan kasus DBD sebanyak 53 kasus. Jika dibandingkan dengan tahun 2016 dan 38 2017 kasus DBD mengalami penurunan yang cukup signifikan. Menurunnya kasus DBD tidak lepas juga dari program yang dilaksanakan Puskesmas Kecamatan Cipayung yaitu gerakan 1 Rumah 1 Jumantik yang sudah mulai berjalan di tahun 2016 dan sudah tersosialisasikan di seluruh wilayah di Kecamatan Cipayung, sehingga secara tidak langsung merubah pola hidup masyarakat untuk melaksanakan PSN di rumah tangganya masing-masing karena di setiap rumah sudah di tunjuk sebagai kader jumantik rumah tangga. Jumlah Kasus DBD 2016-2018 Les umber eta: Pepram 080 PHC Cparune . Penyakit Tidak Menular Penyakit Tidak Menular (PTM) adalah penyebab kematian terbanyak di Indonesia. Keadaan dimana penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan penting dan dalam waktu bersamaan morbiditas dan mortalitas PTM makin meningkat merupakan beban ganda dalam pelayanan Kesehatan, tantangan yang harus dihadapi dalam pembangunan bidang kesehatan di Indonesia, Semakin meningkatnya arus globalisasi di segala bidang, perkembangan teknologi dan industri telah banyak membawa perubahan pada perilaku dan gaya hidup masyarakat, serta situasi lingkungan rmisalnya perubahan pola konsumsi makanan, berkurangnya aktivitas fisik dan meningkatnya polusi lingkungan, Perubahan tersebut tanpa disadari telah membert pengaruh terhadap terjadinya transisi epidemiologi dengan semakin meningkamya kasus-kasus penyakit tidak menular seperti Penyakit Jantung, Tumor atau kanker, Diabetes, Hipertensi, Gagal Ginjal, dan sebagainya. Di puskesmas kecan yudara, matan akan program deteksi dini ca serviks, kanker pay 1 leher Cipayung melal Pemeriksaan obesitas, dan pengukuran tekanan darah, Deteksi dini kanke n IVA test, dan deteksi dini dari ca mamae dengan Rahim dengan melalui pemeri 39 pemeriksaan klinis CBE dari vost gery y E dari 2.663 orang yang diperiksa ditemukan hasil [VA test oa orang. Pada pengukuran tekanan darah yang dilakukan oleh yet petugas puskesmas selama tahun 2018 pada Kategori umur > 18 tahun dari 24.631 orang sebanyak 7.277 orang mendapatkan pelayanan pemeriksaan tekanan darah, Sumber data Program PTM PKC Cipayung Status Gizi Status gizi adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuban nutrisi untuk anak yang diindikasikan oleh berat badan dan tinggi badan anak. Status gizi juga didefinisikan sebagai status keschatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan dan masukan zat gizi. Status gizi masyarakat dapat diukur melalui beberapa indikator, antara lain bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), status gizi balita. a. Bayi Dengan Berat Badan lahir Rendah (BBLR) Berat Badan Lahir Rendah (kurang dari 2.500 gram) merupakan salah satu faktor utama yang berpengaruh terhadap kematian Perinatal dan Neonatal. BBLR dibedakan dalam 2 (dua) Kategori yaitu BBLR karena Premature atau BBLR karena Intrauterine Growth Reterdation (IUGR), yaitu bayi yang lahir cukup bulan tetapi berat badannya Kurang, Di negara berkembang banyak BBLR dengan IUGR arena ibu berstatus Gizi Buruk, Anemia, Malaria dan menderita penyakit Menular Seksual (PMS) pada saat kehamilan, Bayi dengan Berat B, en ‘adan Lahit Rendah (BBLR) di wilayah Puskesmas Kecamatan Cipayun; i, g pada t dilaporkan 17 kelahiran bayi dengan BBLR Pada tahun 2018 1) Status Gizi Balita Status gizi balita merupakan salah satu indikator yang menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat. Klasifikasi Status Gi2i INDEKS KATEGORI STATUS Gi2 AMBANG BATAS (Z-SCORE) e/U Gizi Buruk <-350 0-60 bulan Giti Kurang “350 s/d<-2S0 Gizi Baik -25D5/d2S0 GiziLebin 2280 PB/Uatau ‘Sangat Pendek <-35D Te/u Pendek “350 s/d<-2S0 o-60bulan Normal “2505/4250 Tinggi 2250 Sanget Kurus <-350 Kurus “350 5/d<-25D Normal 2805/4280 Gemuk 3280 Buku antropometri, Kemenkes 2011 Salah satu cara penilaian status gizi balita adalah pengukuran secara anthropometri dengan menggunakan Indeks Berat Badan menurut Tinggi Bada atau Panjang Badan BB/TB (PB). Jumlah balita gizi buruk menurut BB/TB (PB) di wilayah Puskesmas kecamatan Cipayung selama tahun 2018 dilaporkan ada 44 balita gizi kurang, dan 75 balita kurus. Seluruh balita gizi kurang dan balita kurus tersebut sudah mendapatkan penanganan sesuai tatalaksana gizi kurang dan kurus seperti pemberian PMT Pemulihan dan sebagainya. E. Peran Perawat di Puskesmas Kecamatan Cipayung Perawat adalah salah satu tenaga kesehatan yang memiliki peran aktif dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat khususnya derajat kesehatan anak di puskesmas, Hal ini sejalan dengan UU No. 36 tahun 2009 Pasal 1 ayat 6 yang menyatakan bahwa “Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan seria memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan keschatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya Kesehatan. Di Puskesmas Kecamatan Cipayung perawat berperan dalam : 1. Memberikan asuhan keperawatan individu, keluarga, dan kelompok - Merupakan tugas pokok perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada Pasien, dengan mempertimbangkan aspek bio,psiko,sosio,kultural, dan spiritual. Melakukan home care / home visit Tindakan ini dilakukan bersamaan dengan program puskesmas yaitu KPLDH, dimana Perawat bersama dokter dan bidan mendatangi warga untuk memeriksa kondisi kesehatannya secara langsung. Melakukan pembinaan kelompok khusus Pembinaan yang dilakukan perawat di Puskesmas Kecamatan Cipayung biasanya seperti melakukan skrining keschatan di panti sosial balita tunas bangsa, melakukan kunjungan ke UKS di sekolah-sekolah di wilayah Puskesmas Kecamatan Cipayung, posbindu, posyandu, dan melakukan penyulahan ke masyarakat serta mengajarkan kader disetiap wilayah RW Puskesmas Cipayung. Salah satu kegiatan rutin yang dilakukan perawat bersama dokter di Puskesmas Kecamatan Cipayung dengan melakukan pemeriksaan rutin setiap 1 minggu sekali. _ Membuat rencana keperawatan Disetiap poli yang terdapat di puskesmas cipayung perawat bertugas untuk melakukan pengkajian dan menginputnya ke e-puskesmas, setelah itu perawat bertugas untuk membuat rencana keperawatan sesuai dengan keluhan dan diagnosa keperawatannya. . Membuat dokumentasi kegiatan keperawatan keperawatan Pada era 4.0 ini, penginputan data di Puskesmas Kecamatan Cipayung sudah dilakukan berbasis teknologiinformatika dimana__perawat_ melakukan pendokumentasian menggunakan laman e-puskesmas, yang terpadu sehingga semua petugas pun bisa melihat dan memantaunya, Pendokumentasian dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan bagi para pasien yang mengunjungi puskesmas kecamatan cipayung, BABIV Pembahasan Berdasarkan data yang kami peroleh program kesehatan anak di Puskesmas Kecamatan Cipayung sudah sesuai dengan teori yang ada. Program yang dilaksanakan juga mengacu pada prioritas pembangunan nasional Republik Indonesia dari Kementerian Kesehatan RI, diantaranya: Puskesmas Kecamatan Cipayung sebagai fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama memiliki dua jenis layanan, yaitu UKM (upaya kesehatan masyarakat) dan UKP (upaya Kesehatan perseorangan). Adapun kegiatan puskesmas yang dijalankan Puskesmas Cipayung yaitu, promosi Kesehatan, kesehatan lingkungan, pencegahan pemberantasan penyakit menular, keschatan keluarga dan reproduksi (kesehatan ibu dan anak, kesehatan anak usia sekolah, kesehatan remaja, eluarga berencana, dan Kesehatan usia lanjut), perbaikan gizi masyarakat, penyembuhan penyakit dan pelayanan Kesehatan, Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 75 Tahun 2014 Pasal 16 ayat 3, dari segi ketenagakerjaan, di Puskesmas Kecamatan Cipayung sudah sesuai, yaitu tenaga kesehatan yang terdiri atas dokter atau dokter layanan primer; se dokter gigi; perawat; as pidan; tenaga kesehatan masyarakat; tenaga kesehatan lingkungan; ahli laboratorium medik; zR me tenaga gizidan i. tenaga kefarmasian, BABV Penutup A. Kesimpulan Berdasarkan kebijakan yang ada puskesmas sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) yang bertanggung jawab atas Kesehatan’ masyarakat di wilayah kecamatan Cipayung. Menjalankan program sesuai dengan agenda nawacita presiden Republik Indonesia. Salah satu program yang disclenggarakan adalah peningkatan status kesehatan dan gizi ibu dan anak. Yang lebih Kkhusus lagi adanya program kesehatan anak. Program ini ditunjang oleh dokter, perawat dan bidan, Nantinya ada kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk menunjung tercapainya capaian dipuskesmas cipayung. Kegiatan yang dilaksanakan diantaranya : melakukan skiring kesehatan pada anak, pelayanan imunisasi dan pelayanan terhadap status gizi. Salah satu Kegiatan rutin yang dilakukan puskesmas Kecamatan Cipayung adalah melakukan kunjungan ke panti sosial seperti panti sosial balita tunas bangsa dan UKS yang berada disekolah-sekolah sekitar kecamatan Cipayung, Pada program Kesehatan anak perawat berperan untuk melakukan skrining Keschatan Promosi Kesehatan dalam bentuk penyuluhan dan diskusi bersama orang tua anak atau un pengasuh anak, melakukan pencegahan terhadap penyakit seperti melakukan skrinin Kesehatan pada anak ° Daftar Pustaka Setiawan, Herry. 2014. Analisa Peran Perawat dalam Promosi Kesehatan. www.academia.edu. Diakese pada 13/9/2019 pukul 5.10 WIB. Hidayat, Aep Nurul. 2016. “6 Program Pokok Puskesmas”. Diunduh 13 September 2019 pukul 15.30 pada aman _https://aepnurulhidayat.wordpress.com/2016/06/19/6-program- pokok-puskesmas-presented-by-aep-nurul-hidayah-rekam-medis-i, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Peraturan Kesehatan Republik Indonesia ‘Nomor 44 tahun 2016. Jakarta : Kementrian Kesehatan RI.2016 Anonim. 2017. Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga. www.depkes.go.id. Diakses pada 13/09/2019 pukul 4.41WIB. Bahjuri, Pungkas dkk. 2018, “Penguatan Pelayanan Kesehatan Dasar di Puskesmas”. Jakarta: Bappenas. PKC. 2018. Profil Tahunan 2018 Puskesmas Kecamatan Ciapayung

You might also like