Professional Documents
Culture Documents
Makalah Manlab Lab Imunoserologi
Makalah Manlab Lab Imunoserologi
Disusun Oleh :
2021
BAB 1
PENDAHULUAN
Laboratorium merupakan sumber belajar yang efektif untuk mencapai kompetensi yang diharapkan
bagi siswa. Untuk meningkatkan efesiensi dan efektifitas, laboratorium harus dikelola dan
dimanfaatkan dengan baik. Sebagus dan selengkap apapun suatu laboratorium tidak akan berarti apa-
apa bila tidak ditunjang oleh manajemen yang baik. Oleh karena itu, untuk mengoptimalkan fungsi
laboratorium perlu dikelola secara baik untuk kelancaran proses belajar mengajar. Berdasarkan
Peraturan Pemerintah No 32 Tahun 2013 sebagai pengganti PP No 19 Tahun 2005 tentang Standar
Pendidikan Nasional, bahwa laboratorium merupakan sarana prasarana yang diperlukan untuk
menunjang proses pembelajaran. Manajemen laboratorium (laboratory management) adalah usaha
untuk mengelola laboratorium. Suatu laboratorium dapat dikelola dengan baik sangat ditentukan oleh
beberapa faktor yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Beberapa alat-alat laboratorium yang
canggih, dengan staf profesional yang terampil belum tentu dapat berfungsi dengan baik, jika tidak
didukung oleh adanya manajemen laboratorium yang baik. Oleh karena itu manajemen laboratorium
adalah suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan laboratorium sehari-hari. Suatu
manajemen laboratorium yang baik memiliki sistem organisasi yang baik, uraian kerja (job
description) yang jelas, pemanfaatan fasilitas yang efektif, efisien, disiplin, dan administrasi
laboratorium yang baik pula.
Kualitas manajemen laboratorium pendidikan yang unggul sangat dibutuhkan oleh Perguruan Tinggi
untuk membantu menjalankan proses belajar mengajar secara efektif dan efesien. Untuk mendukung
kondisi tersebut salah satu unsur penting yang perlu diperhatikan adalah kualitas manajemen
laboratorium yang baik dan memadai. Temuan riset terdahulu menyatakan bahwa fungsi dan peranan
sebuah laboratorium pendidikan memiliki sumbangan penting dalam meningkatkan kualitas
pendidikan (Kartikasari, 2019). Di dalam aktivitas laboratorium sebagian besar adalah kegiatan
praktikum, penelitian dan kegiatan akademik lainnya. Dampak positive yang diperoleh adalah dapat
membangkitkan motivasi belajar, pengembangan keterampilan dasar para mahasiswa, dan berpotensi
untuk meningkatkan interaksi sosial yang positif sesuai tujuan pembelajaran (Sari, Dayana, Ida, et al.,
2018).
Peningkatan mutu pendidikan dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah laboratorium
yang memiliki peran penting didalamnya. Aktivitas laboratorium, tenaga kependidikan dan tenaga
pendidik yang profesional adalah faktor pendukung terwujudnya keberhasilan dunia pendidikan saat
ini (Adriani, 2016). Perencanaan adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang
dimiliki. perencanaan adalah tujuan tujuan yang akan dicapai dan memutuskan di awal tindakan
tindakan tepat yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut. perencanaan dilakukan untuk
menentukan tujuan perusahaan secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu
manajer mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum mengambil tindakan dan kemudian
melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan untuk perusahaan.
2.2 Manfaat
PEMBAHASAN
Laboratorium. Suatu manajemen lab yang baik memiliki sistem organisasi yang baik, uraian kerja
(job description) yang jelas, pemanfaatan fasilitas .yang efektif, efisien, disiplin, dan administrasi lab
yang baik pula. Bagaimana mengelola Lab dengan baik, adalah menjadi tujuan utama, sehingga
semua pekerjaan yang dilakukan dapat berjalan dengan lancar. Dalam penanganannya harus dikelola
oleh Kepala Laboratorium yang ahli, terampil di bidangnya dan berdedikasi tinggi serta penuh
tanggung jawab, termasuk peranan tenaga laborannya yang bertanggung jawab atas semua kegiatan
operasional yang dilakukan di laboratorium masing-masing. Keamanan dan keselamatan
laboratorium, serta keselamatan kerja di laboratorium merupakan faktor penting dalam pengelolaan
(manajemen) laboratorium.
Hal ini perlu perhatian dari penanggung jawab kegiatan laboratorium. Penanggung jawab pelaksana
kegiatan tidak boleh membiarkan praktikan melakukan kegiatan tanpa pengawasan dan
bimbingannya; terutama kepada murid-murid yang masih hijau dalam melakukan kegiatan di
laboratorium. Oleh sebab itu, penanggung jawab pelaksana kegiatan laboratorium harus bertanggung
jawab atas keamanan dan keselamatan laboratorium pada umumnya serta keselamatan kerja
praktikan.
1. Laboratorium Bakteriologi
Laboratorium Bakteriologi adalah sarana bagi mahasiswa untuk praktikum
tentang jenis-jenis bakteri, teknik aseptik, sterilisasi, identifikasi bakteri yang
terdapat pada makanan dan minuman dan menyebabkan penyakit pada manusia.
2. Laboratorium Amami
Laboratorium Amami digunakan untuk pemeriksaan analisis air,makanan,dan
minuman.
3. Laboratorium Imunoserologi
Imunoserologi adalah pemeriksaan yang berfokus pada proses identifikasi antibodi.
Tidak hanya antibodi, nyatanya penyakit yang berhubungan dengan masalah
kesehatan akibat penyakit autoimun pun menjadi salah satu yang menjadi fokus pada
tes imunoserologi.
Pemeriksaan imunserologi merupakan pemeriksaan darah yang bertujuan untuk
mendeteksi awal adanya infeksi virus, mempekirakan status imun dan pemantauan
respon pasca vaksinasi.
4. Laboratorium Parasitologi
Laboratorium Parasitologi merupakan laboratorium pemeriksaan untuk diagnosa
penyakit hewan yang berasal dari parasit, baik ektoparasit maupun endoparasit.
Jenis-jenis pemeriksaan parasitologi:
1. Pengujian preparat ulas darah dengan pemeriksaan mikroskopik dengan
Metode Giemsa,
2. Pengujian Helmintologi dengan Metoda Flotasi dan Sedimentasi,
3. Pengujian Pemeriksaan Hematologi dengan menggunakan alat Haematologi
Mesin atau dengan manual.
4. Pengujian Pemeriksaan ektoparasit pengamatan langsung dibawah
mikroskop,
5. Pengujian Kualitas sperma atau straw diperiksa mortalitas dan motilitas.
6. Elisa Toxoplasma
7. Elisa Neospora
5. Laboratorium Hematologi
Laboratorium hematologi adalah sarana bagi mahasiswa untuk praktikum tentang
analisis pada sampel darah, seperti sifat fisik dan fungsi darah, penanganan sampel,
pemeriksaan darah rutin, serta pemeriksaan hematologi klinik lainnya untuk
menunjang diagnosis penyaki
Jenis-jenis pemeriksaan Hematologi:
1. Pemeriksaan Darah Lengkap (DL)
2. Pemeriksaan Hemoglobin (Sahli & Cyanmet)
3. Pemeriksaan Hematokrit
4. Pemeriksaan Jumlah dan kelainan Eritrosit (sel darah merah)
5. Pemeriksaan Jumlah dan kelainan Leukosit (sel darah putih)
6. Pemeriksaan Jumlah dan kelainan Trombosit (platelet)
7. Pemeriksaan Laju Endap darah
8. Pmeeriksaan Retikulosit
9. Pemeriksaan indeks eritrosit (MCV, MCH, MCHC)
10. Pemeriksaan Faal Hemostasis (PT, APTT, INR)
11. Pemeriksaan Hitung Jenis Leukosit (Diffcount)
12. Pemeriksaan kelainan haemoragik (Bleeding time, cloting time, rumple
leed, dan retraksi bekuan)
13. Pemeriksaan Gambaran Darah Tepi
14. Pemeriksaan daya tahan osmotik eritrosit yang dikenal sebagai resistensi
osmotik eritrosit
15. Pemeriksaan sel lupus eritematosus (LE)
6. Laboratorium Preparasi.
Preparasi adalah rangkaian kegiatan mempersiapkan contoh sesuai dengan jumlah
dan ukuran yang dikehendaki untuk dianalisis.
Tujuan preparasi sampel yaitu untuk meminimalkan adanya pengotor yang akan
menganggu proses analisis dengan mengeliminasi komponen- komponen selain
analit.
2.6 Desain Perbandingan Laboratorium
Sesuai Standart
3. Wastafel berkarat