You are on page 1of 12

MAKALAH MANAJEMEN LABORATORIUM

" Manajemen Laboratorium Imunoserologi"

Disusun Oleh :

1) Dhiki Candra Setyawan (191310005)

2) Dian Ratri Prastiwi (191310006)

3) Feby Nanda Pribadi (191310009)

4) Moh.Fajar Ramadhanil (191310017)

5) Rizki Rohmatul Ilmi (191310024)

6) Yuliyanti Renitasari (191310034)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG

2021
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Laboratorium merupakan sumber belajar yang efektif untuk mencapai kompetensi yang diharapkan
bagi siswa. Untuk meningkatkan efesiensi dan efektifitas, laboratorium harus dikelola dan
dimanfaatkan dengan baik. Sebagus dan selengkap apapun suatu laboratorium tidak akan berarti apa-
apa bila tidak ditunjang oleh manajemen yang baik. Oleh karena itu, untuk mengoptimalkan fungsi
laboratorium perlu dikelola secara baik untuk kelancaran proses belajar mengajar. Berdasarkan
Peraturan Pemerintah No 32 Tahun 2013 sebagai pengganti PP No 19 Tahun 2005 tentang Standar
Pendidikan Nasional, bahwa laboratorium merupakan sarana prasarana yang diperlukan untuk
menunjang proses pembelajaran. Manajemen laboratorium (laboratory management) adalah usaha
untuk mengelola laboratorium. Suatu laboratorium dapat dikelola dengan baik sangat ditentukan oleh
beberapa faktor yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Beberapa alat-alat laboratorium yang
canggih, dengan staf profesional yang terampil belum tentu dapat berfungsi dengan baik, jika tidak
didukung oleh adanya manajemen laboratorium yang baik. Oleh karena itu manajemen laboratorium
adalah suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan laboratorium sehari-hari. Suatu
manajemen laboratorium yang baik memiliki sistem organisasi yang baik, uraian kerja (job
description) yang jelas, pemanfaatan fasilitas yang efektif, efisien, disiplin, dan administrasi
laboratorium yang baik pula.

Manajemen laboratorium (laboratory management) adalah usaha untuk mengelola laboratorium.


Suatu laboratorium dapat dikelola dengan baik sangat ditentukan oleh beberapa faktor yang saling
berkaitan satu dengan yang lainnya. Beberapa alat-alat laboratorium yang canggih, dengan staf
profesional yang terampil belum tentu dapat berfungsi dengan baik, jika tidak didukung oleh adanya
manajemen laboratorium yang baik. Oleh karena itu manajemen laboratorium adalah suatu bagian
yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan laboratorium sehari-hari. Suatu manajemen laboratorium
yang baik memiliki sistem organisasi yang baik, uraian kerja (job description) yang jelas,
pemanfaatan fasilitas yang efektif, efisien, disiplin, dan administrasi laboratorium yang baik pula.

Kualitas manajemen laboratorium pendidikan yang unggul sangat dibutuhkan oleh Perguruan Tinggi
untuk membantu menjalankan proses belajar mengajar secara efektif dan efesien. Untuk mendukung
kondisi tersebut salah satu unsur penting yang perlu diperhatikan adalah kualitas manajemen
laboratorium yang baik dan memadai. Temuan riset terdahulu menyatakan bahwa fungsi dan peranan
sebuah laboratorium pendidikan memiliki sumbangan penting dalam meningkatkan kualitas
pendidikan (Kartikasari, 2019). Di dalam aktivitas laboratorium sebagian besar adalah kegiatan
praktikum, penelitian dan kegiatan akademik lainnya. Dampak positive yang diperoleh adalah dapat
membangkitkan motivasi belajar, pengembangan keterampilan dasar para mahasiswa, dan berpotensi
untuk meningkatkan interaksi sosial yang positif sesuai tujuan pembelajaran (Sari, Dayana, Ida, et al.,
2018).

Peningkatan mutu pendidikan dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah laboratorium
yang memiliki peran penting didalamnya. Aktivitas laboratorium, tenaga kependidikan dan tenaga
pendidik yang profesional adalah faktor pendukung terwujudnya keberhasilan dunia pendidikan saat
ini (Adriani, 2016). Perencanaan adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang
dimiliki. perencanaan adalah tujuan tujuan yang akan dicapai dan memutuskan di awal tindakan
tindakan tepat yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut. perencanaan dilakukan untuk
menentukan tujuan perusahaan secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu
manajer mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum mengambil tindakan dan kemudian
melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan untuk perusahaan.

1.2 Rumusan masalah

1. Apa definisi manajemen laboratorium ?

2. Bagaimana desain laboratorium imunoserologi?

2.2 Manfaat

1. Untuk mengetahui definisi manajemen laboratorium

2. Untuk mengetahui desain laboratorium imunoserologi


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Manajemen Laboratorium

Manajemen Laboratorium adalah usaha untuk mengelola Laboratorium. Bagaimana suatu


Laboratorium dapat dikelola dengan baik sangat ditentukan oleh beberapa faktor yang saling
berkaitan satu dengan yang lainnya. Beberapa alat-alat lab yang canggih, dengan staf propesional
yang terampil belum tentu dapat beroperasi dengan baik, jika tidak didukung oleh adanya
manajemen Laboratorium yang baik. Oleh karena itu manajemen lab adalah suatu bagian yang tidak
dapat dipisahkan dari kegiatan

Laboratorium. Suatu manajemen lab yang baik memiliki sistem organisasi yang baik, uraian kerja
(job description) yang jelas, pemanfaatan fasilitas .yang efektif, efisien, disiplin, dan administrasi lab
yang baik pula. Bagaimana mengelola Lab dengan baik, adalah menjadi tujuan utama, sehingga
semua pekerjaan yang dilakukan dapat berjalan dengan lancar. Dalam penanganannya harus dikelola
oleh Kepala Laboratorium yang ahli, terampil di bidangnya dan berdedikasi tinggi serta penuh
tanggung jawab, termasuk peranan tenaga laborannya yang bertanggung jawab atas semua kegiatan
operasional yang dilakukan di laboratorium masing-masing. Keamanan dan keselamatan
laboratorium, serta keselamatan kerja di laboratorium merupakan faktor penting dalam pengelolaan
(manajemen) laboratorium.

Hal ini perlu perhatian dari penanggung jawab kegiatan laboratorium. Penanggung jawab pelaksana
kegiatan tidak boleh membiarkan praktikan melakukan kegiatan tanpa pengawasan dan
bimbingannya; terutama kepada murid-murid yang masih hijau dalam melakukan kegiatan di
laboratorium. Oleh sebab itu, penanggung jawab pelaksana kegiatan laboratorium harus bertanggung
jawab atas keamanan dan keselamatan laboratorium pada umumnya serta keselamatan kerja
praktikan.

2.2 Persyaratan Laboratorium


Suatu laboratorium dapat berfungsi dengan efektif dan efisien dengan memperhatikan persyaratan
minimal sebagai berikut:
a. Jenis dan jumlah peralatan serta bahan habis pakai berdasarkan pada kompetensi yang akan
dicapai yang dinyatakan dalam rasio antara alat dan peserta didik.
b. Bentuk/ desain laboratorium harus memperhatikan aspek keselamatan atau keamanan
c. Laboratorium agar aman dan nyaman bagi peserta didik dan dosen/ instruktur harus:
1) Keadaan ruang harus memungkinkan dosen/ instruktur dapat melihat semua peserta
didik yang bekerja didalam laboratorium itu tanpa terhalang oleh perabot atau
benda-benda lain yang ada didalam laboratorium tersebut.
2) Peserta didik harus dapat mengamati demonstrasi/ simulasi dari jarak maksimal 2
meter dari meja demonstrasi
3) Lantai laboratorium tidak boleh licin, harus mudah dibersihkan dan tahan terhadap
tumpahan bahan-bahan kimia.
4) Alat-alat atau benda-benda yang dipasang didinding tidak boleh menonjol sampai
kebagian ruang tempat peserta didik berjalan dan sirkulasi alat.
5) Tersedianya buku referensi penunjang praktik
6) Tersedianya air mengalir (kran)
7) Meja praktikum harus tidak tembus air, tahan asam dan basa (terbuat dari porselin)
8) Tersedia ruang dosen/ instruktur
9) Tersedianya kebutuhan listrik seperti stop kontak (mains socket)
d. Ada Prosedur Operasional Baku (POB/ SOP) dan instruksi kerja
2.3 Tata Ruang Laboratorium
a. Jenis ruang laboratorium
Setiap jenis laboratorium memiliki ruangan sebagai berikut:
1) Ruang pengelola laboratorium
2) Ruang praktik peserta didik
3) Ruang kerja dan persiapan dosen
4) Ruang/ tempat penyimpanan alat
5) Ruang/ tempat penyimpanan bahan
b) Bentuk ruang
Bentuk ruang laboratorium sebaiknya bujur sangkar atau mendekati bujur sangkar atau bisa
berbentuk persegi panjang. Bentuk bujur sangkar memungkinkan jarak antara dosen dan
peserta didik dapat lebih dekat sehingga memudahkan kontak antara dosen/ instruktur dan
peserta didik.
c) Luas ruang
1) Luas ruang praktik laboratorium harus memenuhi persyaratan, yaitu:
 1 (satu) orang peserta didik memerlukan ruang kerja minimal 2,5 m2.
 Disediakan ruang kosong antara tembok dan meja kerja sekitar 1,7 meter untuk
memudahkan dan mengamankan sirkulasi alat dan peserta didik di laboratorium
 Jarak antara ujung meja yang berdampingan sebaiknya tidak kurang dari 1,5
meter sehingga peserta didik dapat bergerak leluasa pada waktu bekerja dan pada
waktu pindah atau memindahkan alat (bahan) dari satu tempat ke tempat lain.
2) Luas ruangan penyimpanan alat dan bahan disesuaikan dengan jenis alat/ bahan yang ada
disetiap jenis pendidikan
3) Fasilitas ruangan disesuaikan dengan kebutuhan teknis masing-masing.
2.4 Pengelolaan Laboratorium
Mengingat banyaknya peralatan dan beban kerja yang ada di suatu laboratorium, maka diperlukan
sistem manajemen yang memadai untuk mengelola prasarana dan sarana serta kegiatan yang ada di
laboratorium tersebut. Sistem manajemen ini meliputi struktur organisasi, pembagian kerja, serta
susunan personel yang mengelola laboratorium.
a. Kepala Unit Laboratorium
Kepala Unit Laboratorium berkedudukan di Direktorat, yang bertanggung jawab terhadap semua
kegiatan yang diselenggarakan di laboratorium, baik administrasi maupun akademik.
b. Penanggung jawab laboratorium (direktorat dibawah Ka. Unit)
Penanggung jawab laboratorium berkedudukan di Direktorat yang mempunyai tanggung jawab
untuk membantu secara langsung tugas kepala unit laboratorium dalam bidang administrasi,
sehingga membantu terjaminnya kelancaran sistim administrasi, maka seorang administrator
harus mempunyai kualifikasi pendidikan minimum Sarjana Sains Terapan (D.IV)/S.1.
c. Kepala Sub Unit Laboratorium
Kepala Sub Unit Laboratorium berkedudukan di Prodi yang secara teknis fungsional diperlukan
untuk menunjang terselenggaranya kegiatan akademik.
d. Teknisi/ laboran
Teknisi/ laboran berkedudukan di Prodi yang mempunyai tanggung jawab untuk membantu
aktifitas peserta didik dalam melakukan kegiatan praktek laboratorium. Secara khusus seorang
tenaga bantu laboratorium bertanggung jawab dalam menyediakan peralatan yang diperlukan dan
mengembalikan peralatan tersebut setelah digunakan ke tempat semula. Tenaga bantu
laboratorium sangat diperlukan mengingat banyaknya kegiatan praktikum yang dilaksanakan oleh
peserta didik, sehingga kesiapan alat sangat diperlukan. Penempatan kembali peralatan yang
sudah digunakan pada posisi yang tidak seharusnya dapat mengganggu kelancaran kegiatan
berikutnya.
2.5 Jenis jenis laboratorium
Seperti telah disinggung di muka bahwa laboratirum dapat bermacam-macam jenisnya. Di
Perguruan Tinggi, untuk satu jurusan saja, mungkin terdapat banyak laboratorium. Di Jurusan
Analis Kesehatan kita kenal berbagai macam laboratorium diantaranya :

1. Laboratorium Bakteriologi
Laboratorium Bakteriologi adalah sarana bagi mahasiswa untuk praktikum
tentang jenis-jenis bakteri, teknik aseptik, sterilisasi, identifikasi bakteri yang
terdapat pada makanan dan minuman dan menyebabkan penyakit pada manusia.
2. Laboratorium Amami
Laboratorium Amami digunakan untuk pemeriksaan analisis air,makanan,dan
minuman.
3. Laboratorium Imunoserologi
Imunoserologi adalah pemeriksaan yang berfokus pada proses identifikasi antibodi.
Tidak hanya antibodi, nyatanya penyakit yang berhubungan dengan masalah
kesehatan akibat penyakit autoimun pun menjadi salah satu yang menjadi fokus pada
tes imunoserologi.
Pemeriksaan imunserologi merupakan pemeriksaan darah yang bertujuan untuk
mendeteksi awal adanya infeksi virus, mempekirakan status imun dan pemantauan
respon pasca vaksinasi.
4. Laboratorium Parasitologi
Laboratorium Parasitologi merupakan laboratorium pemeriksaan untuk diagnosa
penyakit hewan yang berasal dari parasit, baik ektoparasit maupun endoparasit.
 Jenis-jenis pemeriksaan parasitologi:
1. Pengujian preparat ulas darah dengan pemeriksaan mikroskopik  dengan
Metode Giemsa,
2. Pengujian Helmintologi dengan Metoda Flotasi dan Sedimentasi,
3. Pengujian Pemeriksaan Hematologi dengan menggunakan alat Haematologi
Mesin atau dengan manual.
4. Pengujian Pemeriksaan ektoparasit pengamatan langsung dibawah
mikroskop,
5. Pengujian Kualitas sperma atau straw diperiksa mortalitas dan motilitas.
6. Elisa Toxoplasma
7. Elisa Neospora   
5. Laboratorium Hematologi
Laboratorium hematologi adalah sarana bagi mahasiswa untuk praktikum tentang
analisis pada sampel darah, seperti sifat fisik dan fungsi darah, penanganan sampel,
pemeriksaan darah rutin, serta pemeriksaan hematologi klinik lainnya untuk
menunjang diagnosis penyaki
Jenis-jenis pemeriksaan Hematologi:
1. Pemeriksaan Darah Lengkap (DL)
2. Pemeriksaan Hemoglobin (Sahli & Cyanmet)
3. Pemeriksaan Hematokrit
4. Pemeriksaan Jumlah dan kelainan Eritrosit (sel darah merah)
5. Pemeriksaan Jumlah dan kelainan Leukosit (sel darah putih)
6. Pemeriksaan Jumlah dan kelainan Trombosit (platelet)
7. Pemeriksaan Laju Endap darah
8. Pmeeriksaan Retikulosit
9. Pemeriksaan indeks eritrosit (MCV, MCH, MCHC)
10. Pemeriksaan Faal Hemostasis (PT, APTT, INR)
11. Pemeriksaan Hitung Jenis Leukosit (Diffcount)
12. Pemeriksaan kelainan haemoragik (Bleeding time, cloting time, rumple
leed, dan retraksi bekuan)
13. Pemeriksaan Gambaran Darah Tepi
14. Pemeriksaan daya tahan osmotik eritrosit yang dikenal sebagai resistensi
osmotik eritrosit
15. Pemeriksaan sel lupus eritematosus (LE)

6. Laboratorium Preparasi.
Preparasi adalah rangkaian kegiatan mempersiapkan contoh sesuai dengan jumlah
dan ukuran yang dikehendaki untuk dianalisis.
Tujuan preparasi sampel yaitu untuk meminimalkan adanya pengotor yang akan
menganggu proses analisis dengan mengeliminasi komponen- komponen selain
analit.
2.6 Desain Perbandingan Laboratorium
 Sesuai Standart

 Belum memenuhi standart


Berikut beberapa kekurangan yang ada di Laboratorium Imunoserologi :
1. Kurangnya tempat duduk/kursi
2. AC tidak berfungsi

3. Wastafel berkarat

4. Alat pemeriksaan tidak dengan baik sehingga menampilkan hasil yang


tidak akurat

5. Kulkas penyimpanan reagen tidak tertata dengan rapi


DAFTAR PUSTAKA
Basuki, K. (2019). Manajeman Laboratorium Pendidikan. In ISSN 2502-3632 (Online) ISSN 2356-0304
(Paper) Jurnal Online Internasional & Nasional Vol. 7 No.1, Januari – Juni 2019 Universitas 17
Agustus 1945 Jakarta (Vol. 53, Nomor 9). www.journal.uta45jakarta.ac.id
Laboratorium, S., Iii, D., & Laboratorium, T. (2017). Standar laboratorium diploma iii teknik
laboratorium medik.

You might also like