You are on page 1of 2

Akuntansi Mitra Pasif

Awal Mei 2012 bank Anugrah melakukan kerjasama musyarakah dengan nasabah Amir dimana
porsi modal dari bank sebesar Rp. 225.000.000 dan porsi nasabah Rp. 75.000.000.
Jangka waktu kerjasama dilakukan selama 4 tahun. Sedangkan nisbah usaha yaitu 80 % untuk bank
dan 20 % untuk nasabah. Akad yang dipergunakan adalah musyarakah permanen.
Bank sebagai mitra pasif maka menyerahkan modal usaha kepada nasabah yang diserahkan oleh
bank dengan tahapan sbg berikut
• Tahap I modal kas sebesar Rp. 60.000.000
• Tahap II modal non kas berupa mesin pemintal merk “Yamato” dengan nilai wajar Rp.
90.000.000 (nilai tercatat Rp. 92.00.000)
• Tahap III modal non kas berupa mesin tenun merk “Yanuar” dengan nilai wajar Rp. 75.000.000
(nilai tercatat Rp. 69.000.000)

Berikut adalah transaksi yang terjadi


• Tgl 2 mei bank mengeluarkan biaya 2 % dari porsi modal bank guna studi kelayakan usaha
• Tgl 3 mei bank mengakui biaya tsb sebagai bagian investasi
• Tgl 4 mei jika bank tidak menyepakati biaya tsb sebagai bagian investasi
• Tgl 6 mei Bank melakukan kesepakatan dengan nasabah terhadap transaksi musyarakahnya
• Tgl 15 mei dibayarkan kas tahap I
• Tgl 16 mei diserahkan modal non kas tahap II berupa mesin pemintal merk “Yamato”
• Tgl 17 mei diserahkan modal non kas tahap III berupa mesin tenun merk “Yanuar”
• Tgl 30 mei mengakui penyusutan mesin merk Yamato (diperkirakan nilai sisa Rp. 3.120.000)
• Tgl 31 mei mengakui penyusutan mesin merk Yanuar (diperkirakan nilai sisa Rp. 2.448.000)
• Tgl 15 juni usaha yang dilakukan memperoleh keuntungan Rp. 50.000.000
• Tgl 16 juli usaha yang dijalankan memperoleh kerugian sebesar Rp. 10.000.000
• Tgl 16 agustus usaha kembali memperoleh kerugian oleh kelalaian mitra aktif Rp. 10.000.000
• Tgl 14 mei 2016 menerima kembali modal kas
• Tgl 15 mei 2016 menerima kembali mesin Yamato
• Tgl 16 mei 2016 menerima kembali mesin Yanuar dengan nilai wajar setengah dari sisa
penyusutan mesin
Akuntansi Mitra Aktif
Awal Mei 2012 bank Anugrah melakukan kerjasama musyarakah dengan nasabah Amir dimana
porsi modal dari bank sebesar Rp. 225.000.000 dan porsi nasabah Rp. 75.000.000.
Jangka waktu kerjasama dilakukan selama 4 tahun. Sedangkan nisbah usaha yaitu 80 % untuk bank
dan 20 % untuk nasabah. Akad yang dipergunakan dalam transaksi ini adalah musyarakah
mutanaqisah.
Bank sebagai mitra aktif maka menerima modal usaha yang diterima dari nasabah yang terdiri atas
tahapan sbg berikut
• Tahap I yang terdiri dari uang kas sebesar Rp. 27.000.000
• Tahap II merupakan modal non kas berupa mesin pemintal merk “Yulia” dengan nilai wajar
Rp. 36.000.000
• Tahap III berupa modal non kas berupa mesin tenun merk “Yunan” dengan nilai wajar Rp.
12.000.000

Berikut adalah transaksi yang terjadi


• Tgl 2 mei 2012 bank menerima uang tunai 1% dari porsi modal nasabah guna studi kelayakan
• Tgl 3 mei 2012 bank mengakui uang tunai tsb sebagai bagian investasi nasabah
• Tgl 6 mei 2012 Bank menerima modal tahap I
• Tgl 7 mei 2012 Bank menerima modal tahap II
• Tgl 8 mei 2012 Bank menerima modal tahap III
• Tgl 8 juni 2012 usaha yang dilakukan memperoleh keuntungan Rp. 45.000.000
• Tgl 9 juli 2012 usaha yang dijalankan memperoleh kerugian sebesar Rp. 11.000.000
• Tgl 9 agustus 2012 usaha kembali memperoleh kerugian oleh kelalaian mitra aktif Rp.
11.000.000 yang akan diganti pada akhir periode
• Tgl 7 mei 2015 membeli mesin pemintal dan mesin tenun yang merupakan modal non kas
• Tgl 8 juni 2015 usaha yang dilakukan memperoleh keuntungan lagi sebesar Rp. 45.000.000
• Tgl 9 November 2015 usaha memperoleh kerugian lagi sebesar Rp. 11.000.000 bukan
karena kelalaian Bank
• Tgl 7 mei 2016 mengembalikan 75% modal kas
• Tgl 9 mei 2016 saat jatuh tempo akad dan pembayaran lunas modal kasnya

You might also like