Laporan Kasus

You might also like

You are on page 1of 7

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN

ILMU KEDOKTERAN RADIOLOGI


LAPORAN KASUS

“Medulloblastoma Posterior Fossa On Magnetic Resonance Imaging”

OLEH:

I Wayan Manacika Surya Dharma


H1A320019

PEMBIMBING:
dr. Novia Andansari Putri Restuningdyah, Sp.Rad

DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK MADYA


BAGIAN/SMF RADIOLOGI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM
2021
Medulloblastoma Fossa Posterior Pada Magnetic Resonance Imaging:
Sebuah Laporan Kasus
Manacika SD1 , Novia APR2
1
Faculty of Medicine, Mataram, Indonesia
2
Department of Radiology, West Nusa Tenggara Province Hospital, Indonesia

Email: manacikasd@gmail.com / novia.putri5@gmail.com

Abstrak
Latar Belakang : Medulloblastoma mewakili 9,2 persen tumor otak pediatrik pada anak usia 0-
14 tahun, dan sekitar 338 kasus pediatrik baru didiagnosis di Amerika Serikat setiap tahun.
Hingga 30 persen kasus dilaporkan pada orang dewasa, umumnya sebelum usia 40 tahun.
Sebanyak 70% kasus medulloblastoma anak didiagnosa sebelum umur 10 tahun dan sebanyak
dua per tiga kasus adalah laki-laki. Kasus medullolastoma pada usia dewasa lebih jarang terjadi,
dengan insiden 0.5 per satu juta, dan hanya merupakan 2% dari keseluruhan kasus tumor primer
pada usia dewasa muda 20-34 tahun. Gejala biasanya berbeda menurut lokasi anatomi tumor,
adanya penyakit diseminata, dan adanya hidrosefalus sehingga sulit untuk didiagnosis hanya
berdasarkan manifestasi klinis. Magnetic Resonance Imaging (MRI) dengan kontras merupakan
salah satu modalitas radiologi yang dapat digunakan dalam mendiagnosis, menentukan stadium
tumor, dan menentukan bagian yang terkena.
Ringkasan Kasus : Seorang pasien laki-laki 4 tahun dengan keluhan penurunan kesadaran dan
muntah. Penurunan kesadaran terjadi mendadak, tanpa ada kejang, pasien sempat muntah 3 kali
sebelum mengalami penurunan kesadaran yang didiagnosis menderita medulloblastoma +
hidrosefalus obstruktif berdasarkan pemeriksaan Magnetic Resonance Imaging (MRI) .
pemeriksaan fisik didapatkan frekuensi nafas 24 kali per menit, saturasi oksigen 99% dengan
udara ruang, dan suhu aksila 36,4℃. Pemeriksaan fisik didapatkan pasien memiliki kekakuan
pada ekstrimitas belum dapat berdiri serta ditemukan konjungtiva anemis. Pada pemeriksaan
laboratorium tidak didapatkan Hb 10,2 g/dL (menurun), WBC 5160 /uL, ureum 35 mg/dL
(meningkat), kreatinin 0,7 mg/dL (meningkat), SGOT 151 u/L (meningkat), SGPT 44 u/L
(meningkat).

Kata Kunci : Medulloblastoma, MRI, Fossa posterior


Medulloblastoma Posterior Fossa On Magnetic Resonance Imaging:
A Case Report
Manacika SD1 , Novia APR2
1
Faculty of Medicine, Mataram, Indonesia
2
Department of Radiology, West Nusa Tenggara Province Hospital, Indonesia

Email: manacikasd@gmail.com / novia.putri5@gmail.com

Abstract

Background : Medulloblastoma represents 9.2 percent of pediatric brain tumors in children aged
0-14 years, and approximately 338 new pediatric cases are diagnosed in the United States each
year. Up to 30 percent of cases are reported in adults, generally before the age of 40. As many as
70% of pediatric medulloblastoma cases are diagnosed before the age of 10 years and as many as
two-thirds of cases are male. Medulloblastoma cases in adults are less common, with an
incidence of 0.5 per million, and constitute only 2% of all primary tumor cases in young adults
aged 20-34 years. Symptoms usually differ according to the anatomic location of the tumor, the
presence of disseminated disease, and the presence of hydrocephalus making it difficult to
diagnose based on clinical manifestations alone. Magnetic Resonance Imaging (MRI) with
contrast is one of the radiological modalities that can be used in diagnosing, staging the tumor,
and determining the affected part.

Case Summary : A 4-year-old male patient with complaints of decreased consciousness and
vomiting. Decreased consciousness occurred suddenly, without any seizures, the patient had
vomited 3 times before experiencing a decrease in consciousness which was diagnosed with
medulloblastoma + obstructive hydrocephalus based on examination Magnetic Resonance
Imaging (MRI). Physical examination revealed a respiratory rate of 24 breaths per minute,
oxygen saturation of 99% with room air, and axillary temperature of 36.4℃. Physical
examination revealed that the patient had stiffness in the extremities and could not stand up and
anemic conjunctiva was found. On laboratory examination, there was no Hb 10.2 g/dL
(decreased), WBC 5160/uL, urea 35 mg/dL (increased), creatinine 0.7 mg/dL (increased), SGOT
151 u/L (increased), SGPT 44 u/L (increase).

Key Words : Medulloblastoma, MRI, Posterior Fossa


Pendahuluan
Medulloblastoma (MB) adalah salah satu mempertimbangkan SSP. Pasien dapat
tumor otak ganas anak yang paling umum mengalami penglihatan ganda karena saraf
(WHO grade IV). Usia puncak diagnosis kranial keenam teregang dari hidrosefalus.
adalah ~6-8 tahun, meskipun MB dapat Gangguan visual lebih sering adalah akibat
terjadi selama tahun pertama kehidupan atau dari papiledema. Lokasi yang berkaitan
selama masa dewasa pada beberapa dengan cerebellum Paling sering ditemukan
individu. Secara histomorfologi, MB adalah pada anak-anak, tumor melibatkan vermis
tumor embrional dari serebelum, dan diduga serebelar dan menyebabkan ataksia gaya
berasal dari berbagai populasi sel induk atau berjalan lebih mudah daripada gejala
sel progenitor yang berbeda selama awal unilateral. Pada leptomeningeal disseminate
kehidupan1. gejala yang muncul jarang berhubungan
dengan penyebaran tumor di CSF. Pasien
Medulloblastoma mewakili 9,2 persen
dapat mengeluhkan kelemahan parah akibat
tumor otak pediatrik pada anak usia 0-14
kompresi tumor pada sumsum tulang
tahun, dan sekitar 338 kasus pediatrik baru
belakang atau akar saraf (misalnya,
didiagnosis di Amerika Serikat setiap tahun.
radikulopati)3. Medulloblastoma berasal dari
Hingga 30 persen kasus dilaporkan pada
fossa posterior, maka keluhan yang muncul
orang dewasa, umumnya sebelum usia 40
adalah gejala-gejala yang khas seperti
tahun. Sebanyak 70% kasus
vertigo, muntah, ataksia, nyeri kepala.
medulloblastoma anak didiagnosa sebelum
Pasien dengan lokasi tumor di mid-
umur 10 tahun dan sebanyak dua per tiga
serebelum bisa mengalami gejala akibat
kasus adalah laki-laki. Kasus
penekanan pada nervi kraniales seperti
medullolastoma pada usia dewasa lebih
nystagmus, diplopia, penurunan fungsi
jarang terjadi, dengan insiden 0.5 per satu
pendengaran, paresis nervus fasialis2.
juta, dan hanya merupakan 2% dari
keseluruhan kasus tumor primer pada usia Diagnosis awal dibuat dengan computed
dewasa muda 20-34 tahun2. tomography (CT) dan magnetic resonance
imaging (MRI). Computed tomography
Gejala biasanya berbeda menurut lokasi
memungkinkan evaluasi tumor yang
anatomi tumor, adanya penyakit diseminata,
mendesak dan komplikasinya, tetapi MRI
dan adanya hidrosefalus. Pasien dengan
adalah gold standar. Hingga 30% pasien
medulloblastoma paling sering memiliki
mungkin memiliki penyebaran melalui
gejala yang berhubungan dengan
ruang subarachnoid pada saat diagnosis,
peningkatan tekanan intrakranial (sebagai
sehingga stadium diagnostik diselesaikan
akibat dari hidrosefalus). Gejala biasanya
dengan MRI tulang belakang dan penilaian
mendahului presentasi tidak lebih dari 2
histologis cairan serebrospinal (CSF)4.
bulan. Muntah tanpa mual lebih sering
terjadi di pagi hari, karena berbaring (yaitu, Presentasi Kasus
tidur) meningkatkan tekanan intrakranial.
Pasien anak laki-laki berusia 4 tahun
Seringkali, gejala sakit kepala dan muntah
dengan keluhan penurunan kesadaran dan
meminta pemeriksaan saluran cerna yang
muntah. Penurunan kesadaran terjadi
ekstensif dan panjang sebelum
mendadak, tanpa ada kejang, pasien sempat
muntah 3 kali sebelum mengalami selama masa dewasa pada beberapa
penurunan kesadaran. individu1.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan Keluhan utama pasien terkait penurunan
frekuensi nafas 24 kali per menit, saturasi kesadaran terjadi mendadak, tanpa ada
oksigen 99% dengan udara ruang, dan suhu kejang, pasien sempat muntah 3 kali
aksila 36,4℃. Pemeriksaan fisik didapatkan sebelum mengalami penurunan kesadaran
pasien memiliki kekakuan pada ekstrimitas serta pemeriksaan fisik didapatkan kekauan
belum dapat berdiri serta ditemukan ekstrimitas. Pasien saat ini didiagnosis
konjungtiva anemis. Pada pemeriksaan medulloblastoma + hidrosefalus obstruktif
laboratorium tidak didapatkan Hb 10,2 g/dL berdasarkan pemeriksaan MRI kepala.
(menurun), WBC 5160 /uL, ureum 35 Keluhan berkaitan dengan Gejala biasanya
mg/dL (meningkat), kreatinin 0,7 mg/dL mendahului presentasi tidak lebih dari 2
(meningkat), SGOT 151 u/L (meningkat), bulan. Muntah tanpa mual lebih sering
SGPT 44 u/L (meningkat). terjadi di pagi hari, karena berbaring (yaitu,
tidur) meningkatkan tekanan intrakranial.
Pada MRI kepala irisan axial T2FSE, T2
Lokasi yang berkaitan dengan cerebellum
RDSE, FLAIR, DWI, Coronal T2RFSE,
Paling sering ditemukan pada anak-anak,
Sagittal T2RFSE tanpa dan dengan kontras,
tumor melibatkan vermis serebelar dan
magnetic resonance angiography (MRA)
menyebabkan ataksia gaya berjalan lebih
didapatkan heterogenous enchancing solid
mudah daripada gejala unilateral.
lesion di fossa posterior (muncul dari area
vermis cerebri menuju cerebellum sisi kiri) Diagnosis awal dibuat dengan computed
ukuran 3x3 cm, pada DWI tampak slight tomography (CT) dan magnetic resonance
restricted; mendesak ventrikel IV imaging (MRI). Computed tomography
menyebabkan dilatasi system ventrikel, memungkinkan evaluasi tumor yang
perifocal edema di occipital kanan, dan mendesak dan komplikasinya, tetapi MRI
gambaran meningeal enchancement (+). MR adalah gold standar4. MRI medulloblastoma
Angiography : criculus willisi tampak memiliki ciri khas berupa massa tumor
patent, tak tampak aneurysm hipointens pada T1-W di area fossa
maupunvascular malformation. posterior. Pada T2 memiliki sinyal yang
Kesimpulan : fossa posterior mass kesan berbervariasi, mulai dari hiperintens sampai
suatu medulloblastoma, obstructive hipointens. Penyangatan kontras, jika ada,
hydrocephalus, perifocal edema occipital derajatnya bervariasi. Melihat sinyal DWI
kanan dan meningeal enchancement kesan jika ditemukan adanya peningkatan sinyal,
suatu meningitis (gambar 2). yang mana bisa membantu dalam
membedakan medulloblastoma dengan
Pembahasan
pilositik-astrositoma dan ependimoma.
Medulloblastoma (MB) adalah salah satu Ketika kecurigaan mngarah pada
tumor otak ganas anak yang paling umum medulloblastoma, maka langkah selanjutnya
(WHO grade IV). Usia puncak diagnosis dapat diusulkan MRI whole spine dan
adalah ~6-8 tahun, meskipun MB dapat pungsi lumbal untuk menentukan apakah
terjadi selama tahun pertama kehidupan atau ada penyebaran ke medulla spinalis dan atau
melalui likuor serebropinalis. Pada MRI
pasien dengan kontras didapatkan
heterogenous enchancing solid lesion di
fossa posterior dan DWI tampak slight
restricted; mendesak ventrikel IV
menyebabkan dilatasi system ventrikel,
perifocal edema di occipital kanan, dan
Gambar 1. Modified Chang’s staging system
gambaran meningeal enchancement (+).
kesimpulan : fossa posterior mass kesan
suatu medulloblastoma, obstructive Pasien didapatkan heterogenous enchancing
hydrocephalus, perifocal edema occipital solid lesion di fossa posterior (muncul dari
kanan dan meningeal enchancement kesan area vermis cerebri menuju cerebellum sisi
suatu meningitis. kiri) ukuran 3x3 cm. Apabila dilakukan
staging menggunakan Modified Chang’s
Temuan MRI dapat membantu untuk staging system , maka medulloblastoma
menentukan staging medulloblastoma stage T2 M0.
berdasarkan Modified Chang’s staging
system5 (gambar 1).

A B

C D
Gambar 2. MRI kepala irisan axial T1W, FLAIR, DWI didapatkan heterogenous enchancing solid
lesion di fossa posterior (muncul dari area vermis cerebri menuju cerebellum sisi kiri) ukuran 3x3 cm,
pada DWI tampak slight restricted; mendesak ventrikel IV menyebabkan dilatasi system ventrikel,
perifocal edema di occipital kanan, dan gambaran meningeal enchancement (+).

Diagnosis Banding
Ependimoma
mewakili kelompok tumor glial yang relatif Daftar Pustaka
luas, paling sering timbul dari lapisan
ventrikel otak atau kanal sentral medula 1. Northcott PA, Robinson GW, Kratz
spinalis. Mereka menyumbang ~ 5% dari CP, Mabbott DJ, Pomeroy SL,
semua neoplasma neuroepitel, ~ 10% dari Clifford SC, Rutkowski S, Ellison
semua tumor otak pediatrik dan hingga 33% DW, Malkin D, Taylor MD, Gajjar A,
tumor otak terjadi pada mereka yang berusia Pfister SM. Medulloblastoma. Nat
kurang dari 3 tahun. Temuan MRI : T1 Rev Dis Prim. 2019;5(1).
(hypointense), T2 (hyperintense), DWI 2. (ABTA) ABTA. Medulloblastoma.
(restricted diffusion)6. 2012; Available from:
Low Grade Astrocytoma http://www.abta.org/

tumor astrositik infiltrasi difus di mana tidak 3. Vinchon M, Leblond P.


ada batas yang dapat diidentifikasi antara Medulloblastoma: Clinical
tumor dan jaringan otak normal, meskipun presentation. Neurochirurgie.
batas tersebut mungkin tampak relatif 2021;67(1):23–7.
berbatas tegas pada pencitraan. Temuan 4. Igual Estellés L, Berlanga Charriel P,
MRI : T1 (hypointense), T2 (hyperintense), Cañete Nieto A. Medulloblastoma:
DWI (facillitated diffusion)7. Improved survival in recent decades.
Unicentric experience. An Pediatría
(English Ed. 2017;86(1):4–10.
Kesimpulan
5. Ahmad MG and M. Pediatric
Diagnosis medulloblastoma dapat Medulloblastoma: A Radiation
ditentukan berasarkan hasil pemeriksan MRI Oncologist Perspective. Intech.
dengan kontras. Meskipun demikian, klinisi 2016;i(tourism):13.
perlu mempertimbangkan penyakit lain yang
dapat menyerupai medulloblastoma seperti 6. Riahi P. Astrocytoma, IDH-mutant.
glioblastoma multiforme maupun 2021; Available from:
oligodendroglioma. https://radiopaedia.org/articles/astroc
ytoma-idh-mutant-1
7. Galliard F. Ependymoma. 2021
[Internet]. Available from:
https://radiopaedia.org/articles/epend
ymoma

You might also like