You are on page 1of 35

SISTEM MANA JEMEN KESELAMATAN

PERTAMBANGAN
MINER AL DAN BATUBAR A
Narasumber :
Mersi Abadi, ST, M.Eng
081271175656, mersi.abadi@esdm.go.id

D I R E K T O R AT J E N D E R A L M I N E R A L D A N B AT U B A R A
K E M E N T E R I A N E N E R G I D A N S U M B E R D AYA M I N E R A L
Elemen I

KEBIJAKAN
ELEMEN #1
KEBIJAKAN

P E N YUS UN A N I S I K E B I JA K A N P E N ETA PA N KOMU NI K A S I T I N JAUA N


K E B I JA K A N K E B I JA K A N K E B I JA K A N K E B I JA K A N

Perusahaan menyusun, menetapkan, menerapkan, memelihara dan mendokumentasikan kebijakan KP, serta
mengomunikasikan ke seluruh pihak yg bekerja atas nama perusahaan, dan selalu melakukan tinjauan ulang secara
periodik
1.1 PENYUSUNAN KEBIJAKAN

Penyusunan kebijakan mempertimbangkan hasil tinjauan awal dan


masukan dari para Pekerja, dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Melakukan tinjauan awal kondisi Keselamatan Pertambangan.
2. Melibatkan Pekerja dan/atau memperhatikan masukan dari serikat
Pekerja.

4
1.1 PENYUSUNAN KEBIJAKAN

1. Melakukan tinjauan awal kondisi Keselamatan Pertambangan yang paling


sedikit terdiri atas:
a. Peninjauan risiko Keselamatan Pertambangan;
b. Perbandingan penerapan Keselamatan Pertambangan dengan
Pemegang IUP, IUPK, IUP Operasi Produksi khusus untuk Pengolahan dan/atau
Pemurnian, IPR, atau IUJP lain dan/atau sektor lain yang lebih baik;
c. Penilaian efisiensi dan efektivitas sumber daya yang disediakan.

5
1.1 PENYUSUNAN KEBIJAKAN

1. Melakukan tinjauan awal kondisi Keselamatan Pertambangan yang paling sedikit


terdiri atas:
a. Peninjauan risiko Keselamatan Pertambangan;
• identifikasi sumber bahaya penilaian dan pengendalian risiko ( evaluasi Manajemen
Risiko)
• meninjau ulang sebab dan akibat kejadian yang membahayakan (laporan insiden)
• meninjau risiko keselamatan berdasarkan kontrak yang diberikan oleh owner, yang
didokumentasikan di form Risk Assessment

6
1.1 PENYUSUNAN KEBIJAKAN

a. Peninjauan risiko Keselamatan Pertambangan ……….


• Identifikasi sumber bahaya penilaian dan pengendalian
risiko (Evaluasi Manajemen Risiko)
Manajemen Risiko
merupakan suatu aktivitas dalam mengelola risiko yang ada

Proses/tahapan Manajemen Risko :


1) komunikasi dan konsultasi,
2) penetapan konteks,
3) identifikasi bahaya,
4) penilaian dan pengendalian risiko, dan
5) pemantauan dan peninjauan

7
1.1 PENYUSUNAN KEBIJAKAN

a. Peninjauan risiko Keselamatan Pertambangan …(lanjutan)


Kapan dilakukan evaluasi manajemen risiko ?
Dilaksanakan pemantauan dan peninjauan secara berkala atau apabila:
(1) terjadi kecelakaan;
(2) Kejadian Berbahaya;
(3) terjadi Kejadian Akibat Penyakit Tenaga Kerja;
(4) terjadi Penyakit Akibat Kerja;
(5) terjadi perubahan peralatan, instalasi, dan/atau proses serta kegiatan pemegang IUP,
IUPK, IUP Operasi Produksi khusus untuk Pengolahan dan/atau Pemurnian, dan IPR;
dan/atau
(6) ada proses serta kegiatan baru

8
1.1 PENYUSUNAN KEBIJAKAN

a. Peninjauan risiko Keselamatan Pertambangan ……(lanjutan)

hazard
source with a potential to cause injury and ill health
Note 1 to entry: Hazards can include sources with the potential to cause harm or hazardous situations, or
circumstances with the potential for exposure leading to injury and ill health.
(ISO 45001 : 2018)

Bagaimana cara mengidentifikasi bahaya ?


• INSPEKSI
• PEMANTAUAN
• AUDIT
• KUESIONER
• DATA STATISTIK
• HAZOPS, FTA, EVENT TREES, DLL.

9
1.1 PENYUSUNAN KEBIJAKAN

a. Peninjauan risiko Keselamatan Pertambangan ……(lanjutan)

risk
effect of uncertainty
Note 1 to entry: An effect is a deviation from the expected — positive or negative.

Note 2 to entry: Uncertainty is the state, even partial, of deficiency of information related to, understanding or
knowledge of, an event, its consequence, or likelihood.

Note 3 to entry: Risk is often characterized by reference to potential “events” (as defined in ISO Guide 73:2009,
3.5.1.3) and “consequences” (as defined in ISO Guide 73:2009, 3.6.1.3), or a combination of these.

Note 4 to entry: Risk is often expressed in terms of a combination of the consequences of an event (including
changes in circumstances) and the associated “likelihood” (as defined in ISO Guide 73:2009, 3.6.1.1) of occurrence.

(ISO 45001 : 2018)

10
a. Peninjauan risiko Keselamatan Pertambangan ……(lanjutan)

PENILAIAN RISIKO SECARA KUALITATIF

Metode ini menganalisa dan menilai suatu risiko dengan


cara membandingkan terhadap suatu deskripsi / uraian
dari parameter (peluang dan akibat) yang digunakan.

Umumnya pada metode ini menggunakan bentuk matriks


risiko dengan 2 parameter, yaitu: peluang dan akibat.
Berikut ini adalah contoh sistem penilaian yang ada
pada:

Australian Standard 4360:1995, ttg Risk Management.

(https://repository.dinus.ac.id)
MATRIKS PENILAIAN RISIKO (AS / NZS 4360 : 1995 (lanjutan)
Tabel-1: Peluang / Kemungkinan
TINGKATAN KRITERIA PENJELASAN
A Almost certain / Hampir pasti Suatu kejadian pasti akan terjadi pada semua kondisi / setiap kegiatan yang
dilakukan.
B Likely / Mungkin terjadi Suatu kejadian mungkin akan terjadi pada hampir semua kondisi.
C Moderate / Sedang Suatu kejadian akan terjadi pada beberapa kondisi tertentu.

D Unlikely / Kecil kemungkinannya Suatu kejadian mungkin terjadi pada beberapa kondisi tertentu, namun kecil
kemungkinan terjadinya.

E Rare / Jarang sekali Suatu insiden mungkin dpt terjadi pada suatu kondisi yang khusus / luar biasa / setelah
bertahun-tahun.
Tabel-2: Akibat
TINGKATAN KRITERIA PENJELASAN
1 Insignificant / Tidak signifikan Tidak ada cidera, kerugian materi sangat kecil.

2 Minor / Minor Memerlukan perawatan P3K, kerugian materi sedang.

Moderate / sedang Memerlukan perawatan medis dan mengakibatkan hilangnya hari kerja / hilangnya
3 fungsi anggota tubuh utk sementara waktu, kerugian materi cukup besar.

Major / Mayor Cidera yg mengakibatkan cacat / hilangnya fungsi tubuh secara total, tidak berjalannya
4 proses produksi, kerugian materi besar.

5 Catastrophe / Bencana Menyebabkan kematian, kerugian materi sangat besar.

(https://repository.dinus.ac.id)
MATRIKS PENILAIAN RISIKO (AS / NZS 4360 : 1995 (lanjutan)
Tabel-3: Matriks Penilaian Risiko
AKIBAT
Peluang 1 2 3 4 5

A S S T T T
B M S S T T
C R M S T T
D R R M S T

E R R M S S

Keterangan:
T : Tinggi, memerlukan perencanaan khusus di tingkat manajemen puncak, dan penanganan dengan segera / kondisi darurat.
S : Signifikan, memerlukan perhatian dari pihak manajemen dan melakukan tindakan perbaikan secepat mungkin.
M : Moderat, tidak melibatkan manajemen puncak, namun sebaiknya segera diambil tindakan penanganan / kondisi bukan
darurat.
R : Rendah, risiko cukup ditangani dengan prosedur rutin yang berlaku.
Perhatian !: Acuan di atas hanya berupa panduan / guidance dan dapat disesuaikan dengan kondisi perusahaan masing-masing.

(https://repository.dinus.ac.id)
1.1 PENYUSUNAN KEBIJAKAN

a. peninjauan risiko Keselamatan Pertambangan …………


• meninjau ulang laporan insiden/investigasi

TTA, KTA,
Laporan investigasi internal
Rekomendasi
Laporan investigasi inspektur tambang (Buku Tambang)

Hasil tindak lanjut (Buku


Tambang, PICA)

14
1.1 PENYUSUNAN KEBIJAKAN

a. peninjauan risiko Keselamatan Pertambangan ………….


• meninjau risiko keselamatan berdasarkan kontrak yang diberikan oleh owner, yang
didokumentasikan di form Risk Assessment

 Pekerjaan yang sama ( Target produksi meningkat, area operasi bertambah)


 Pekerjaan baru atau kontraktor baru

15
1.1 PENYUSUNAN KEBIJAKAN

b. perbandingan penerapan Keselamatan Pertambangan;


 Bencmarking dengan perusahaan tambang lain atau sektor lain, proyek di
jobsite lain di Indonesia yang lebih baik

c. penilaian efisiensi dan efektivitas sumber daya yang disediakan.

• Menyediakan sumber daya yang memadai sesuai dengan kebutuhan.


• Melakukan identifikasi kompetensi kerja yang diperlukan pada setiap
tingkatan/level pekerja dan menyelenggarakan setiap pelatihan yang
dibutuhkan

16
1.1 PENYUSUNAN KEBIJAKAN

c. penilaian efisiensi dan efektivitas sumber daya…… (lanjutan)

Identifikasi Pekerja dilakukan dengan mempertimbangkan:


(1) kompetensi khusus yang diperlukan di setiap departemen, meliputi
pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan perilaku (attitude);
dan
(2) jumlah aktual Pekerja di setiap departemen baik yang sudah memiliki
kompetensi sesuai kebutuhan ataupun yang belum memiliki kompetensi.

17
1.1 PENYUSUNAN KEBIJAKAN

c. penilaian efisiensi dan efektivitas sumber daya……………


Penyusunan analisis kebutuhan pendidikan dan pelatihan (training need
analysis) dilakukan dengan mempertimbangkan:
a) tingkat kebutuhan Pekerja yang berkompeten dari setiap departemen;
b) kesenjangan antara standar yang berlaku dengan kondisi aktual;
c) sumber daya manusia yang tersedia selama proses pendidikan dan
pelatihan berlangsung;
d) ketersediaan penyelenggara pendidikan dan pelatihan untuk materi yang
dibutuhkan; dan
e) alokasi dana yang direncanakan dalam program pendidikan dan pelatihan.

18
1.1 PENYUSUNAN KEBIJAKAN

2. Melibatkan Pekerja dan/atau memperhatikan masukan dari serikat


Pekerja

Kepdirjen 185 hal 365…


“ KTT atau PTL melaksanakan program partisipasi, konsultasi, motivasi, dan
kesadaran dengan melibatkan Pekerja maupun pihak lain yang terkait di
dalam penerapan dan pengembangan SMKP Minerba atau SMKP khusus
pada Pengolahan dan/atau Pemurnian “

19
1.2 ISI KEBIJAKAN
1. Terdapat visi, misi, dan tujuan Pemegang IUP, IUPK, IUP Operasi Produksi khusus
untuk Pengolahan dan/atau Pemurnian, IPR, atau IUJP terkait aspek Keselamatan
Pertambangan.
2. Komitmen dalam melaksanakan Keselamatan Pertambangan, yang mencakup:
a. peningkatan berkelanjutan dalam upaya untuk mencegah kecelakaan, Penyakit
Akibat Kerja, kejadian akibat penyakit tenaga kerja, dan kejadian berbahaya, serta
dalam upaya untuk mencegah kerusakan aset dan terhentinya produksi,
menciptakan kegiatan operasional tambang yang aman, efisien, dan produktif serta
mewujudkan budaya Keselamatan Pertambangan;
b. pematuhan ketentuan peraturan perundangundangan di bidang
Keselamatan Pertambangan serta persyaratan lainnya yang terkait; dan
c. dorongan untuk melibatkan Pekerja dalam pengelolaan Keselamatan
Pertambangan.
20
1.2 ISI KEBIJAKAN

Isi kebijakan harus diturunkan menjadi program Keselamatan Pertambangan


Perusahaan dalam membuat dan menetapkan program
Program Keselamatan Pertambangan ditetapkan dan
keselamatan kerja Pertambangan didasarkan pada:
disahkan oleh Komite Keselamatan Pertambangan.
1) peraturan perundang-undangan dan standar terkait yang
berlaku;
2) persyaratan lainnya yang terkait; Komite Keselamatan Pertambangan siapa saja?
3) kebijakan perusahaan; a) ketua yang dijabat oleh KTT, PTL, atau PJO sesuai
4) hasil Manajemen Risiko terhadap seluruh proses, kewenangannya;
kegiatan, dan area kerja; b) wakil ketua;
5) evaluasi kinerja program keselamatan kerja Pertambangan
c) sekretaris yang dijabat oleh pengelola
6) hasil pemeriksaan terhadap kecelakaan dan Kejadian
Keselamatan Pertambangan tertinggi di pemegang
Berbahaya; dan
IUP, IUPK, IUP Operasi Produksi khusus untuk
7) ketersediaan sumber daya, antara lain manusia, finansial,
peralatan. Pengolahan dan/atau Pemurnian, IPR, dan IUJP;
dan
Perusahaan melakukan pengukuran pencapaian program yang
ditetapkan dengan menggunakan parameter tertentu sebagai
d) anggota
dasar penilaian keberhasilan program Keselamatan
Pertambangan.

21
1.2 ISI KEBIJAKAN

Isi kebijakan harus diturunkan menjadi program Keselamatan Pertambangan (lanjutan)


Komite Keselamatan Pertambangan mempunyai tugas dan tanggung jawab antara lain:
1) mengidentifikasi, menetapkan, dan mengesahkan tujuan, sasaran, dan program Keselamatan Pertambangan;
2) memastikan pelaksanaan dan perkembangan tujuan, sasaran, dan program Keselamatan Pertambangan;
3) memastikan diterbitkannya kebijakan, standar, dan prosedur Keselamatan Pertambangan;
4) memastikan terselenggaranya audit Keselamatan Pertambangan secara berkala
5) memastikan terlaksananya tinjauan manajemen terhadap penerapan SMKP Minerba atau SMKP khusus pada
Pengolahan dan/atau Pemurnian paling sedikit 1 (satu) kali dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sesuai dengan
jenjang dalam struktur organisasi pemegang IUP, IUPK, IUP Operasi Produksi khusus untuk Pengolahan dan/atau
Pemurnian, IPR, dan IUJP; dan
6) membahas masalah-masalah dan membuat program pencegahan mengenai Keselamatan Pertambangan yang
dapat mengakibatkan, antara lain terjadinya kondisi dan tindakan tidak aman, nyaris/hampir celaka, Kejadian
Berbahaya, kecelakaan, kejadian akibat penyakit tenaga kerja, Penyakit Akibat Kerja, dan wabah penyakit;

22
1.2 ISI KEBIJAKAN

Isi kebijakan harus diturunkan menjadi program Keselamatan Pertambangan (lanjutan)

 komite Keselamatan Pertambangan mengadakan pertemuan secara berkala atau terjadwal


minimum 1 (satu) kali dalam dalam jangka waktu 1 (satu) bulan. Risalah pertemuan dibuat
dan didistribusikan kepada pihak-pihak terkait dan didokumentasikan; dan
 seluruh anggota Komite Keselamatan Pertambangan mendapatkan pendidikan dan pelatihan
yang disyaratkan sesuai dengan kebutuhan

23
1.2 ISI KEBIJAKAN

Program kerja yang akan dibuat sudah tertuang dalam RKAB :

Rencana kerja dan anggaran biaya Keselamatan Pemegang izin menetapkan kewajiban
Pertambangan disusun dengan sekurang-kurangya kepada perusahaan jasa Pertambangan
mempertimbangkan: untuk melaporkan kepada KTT atau PTL
a) skala prioritas sasaran dan program mengenai pelaksanaan program
Keselamatan Pertambangan; Keselamatan Pertambangan secara berkala
b) kebutuhan untuk perbaikan dan peningkatan serta mengenai setiap kejadian nyaris celaka
Keselamatan Pertambangan yang (nearmiss), kerusakan properti (property
berkelanjutan; dan damage), kejadian berbahaya, cidera, dan
c) pemenuhan terhadap peraturan perundang-
sakit akibat kerja kepada KTT atau PTL;
undangan dan persyaratan lainnya yang terkait.

24
1.2 ISI KEBIJAKAN

25
Penilaian Penerapan“Isi Kebijakan”
Permen ESDM Nomor 38 Tahun 2018 Keputusan Dirjen Mineral dan Batubara
Nomor 185/30/DJB/2019
Nilai
Isi Kebijakan
Maksimum
Memuat: 0 perusahaan tidak memiliki isi kebijakan
a. Visi, misi dan tujuan perusahaan 2 perusahaan telah memiliki isi kebijakan, namun belum terdapat
b. Komitmen dan tekad melaksanakan kebijakan 2 1 visi, misi, dan tujuan, dan belum terdapat komitmen dalam
c. Kerangka dan program kerja 2 melaksanakan Keselamatan Pertambangan.
d. Komitmen K3 Pertambangan 2 perusahaan telah memiliki isi kebijakan yang terdapat visi, misi,
e. Komitmen KO Pertambangan 2 dan tujuan, serta komitmen dalam melaksanakan Keselamatan
Komitmen untuk mendorong keterlibatan 2 Pertambangan, namun tidak ada isi kebijakan Keselamatan
f. 2
pekerja tambang Pertambangan yang telah diturunkan menjadi program kerja
Komitmen untuk mematuhi ketentuan dan Keselamatan Pertambangan.
g. peraturan perundang-undangan serta 2 perusahaan telah memiliki isi kebijakan yang terdapat visi, misi,
persyaratan lainnya yang terkait dan tujuan, serta komitmen dalam melaksanakan Keselamatan
3 Pertambangan, namun belum semua isi kebijakan Keselamatan
NILAI PEMENUHAN Pertambangan telah diturunkan menjadi program kerja
0 Tidak ada upaya Keselamatan Pertambangan.
1 Sudah ada upaya, tetapi belum memenuhi persyaratan perusahaan telah memiliki isi kebijakan yang terdapat visi, misi,
yang diharuskan dalam elemen dan subelemen dan tujuan, serta komitmen dalam melaksanakan Keselamatan
2 Sudah ada upaya dan memenuhi persyaratan yang 4 Pertambangan, dan semua isi kebijakan Keselamatan
diharuskan dalam elemen dan subelemen Pertambangan telah diturunkan menjadi program kerja
NA Not Applicable (tidak dapat diaplikasikan) Keselamatan Pertambangan.
1.3 PENETAPAN KEBIJAKAN

Penetapan kebijakan mengikuti ketentuan:


1. tertulis, tertanggal, dan ditandatangani;
2. disahkan oleh pimpinan tertinggi Pemegang IUP, IUPK, IUP Operasi
Produksi khusus untuk Pengolahan dan/atau Pemurnian, IPR, dan IUJP; dan

3. bersifat dinamis, yaitu menyesuaikan perubahan yang ada di Pemegang


IUP, IUPK, IUP Operasi Produksi khusus untuk Pengolahan dan/atau
Pemurnian, IPR, dan IUJP.

27
1.4 KOMUNIKASI KEBIJAKAN

Kebijakan dijelaskan dan disebarluaskan kepada Pekerja dan orang yang diberi izin masuk oleh KTT
atau PTL, dengan ketentuan:

1. menggunakan bahasa yang dapat dipahami oleh Pekerja;

2. menggunakan beberapa media seperti papan pengumuman, brosur, verbal dalam apel
(briefing), dan/atau media lainnya; dan
3. dilakukan evaluasi pemahaman isi kebijakan.

28
1.4 KOMUNIKASI KEBIJAKAN

29
1.4 KOMUNIKASI KEBIJAKAN

General safety talk

30
Contoh kriteria penilaian: “Komunikasi Kebijakan”
Permen ESDM Nomor 38 Tahun 2018 Keputusan Dirjen Mineral dan Batubara
Nomor 185/30/DJB/2019
0 perusahaan tidak melakukan komunikasi kebijakan
Nilai 1 perusahaan telah melakukan komunikasi kebijakan namun belum
Komunikasi Kebijakan menggunakan bahasa yang dapat dipahami oleh Pekerja; dan belum
Maksimum
Kebijakan Keselamatan menggunakan beberapa media seperti papan pengumuman, brosur, verbal
dalam apel (briefing), dan/atau media lainnya
Pertambangan dijelaskan dan 2
disebarluaskan 2 perusahaan telah melakukan komunikasi kebijakan dengan kondisi:
a) telah menggunakan bahasa yang dapat dipahami oleh Pekerja; namun
belum menggunakan beberapa media seperti papan pengumuman,
brosur, verbal dalam apel (briefing), dan/atau media lainnya, atau
NILAI PEMENUHAN b) telah menggunakan beberapa media seperti papan pengumuman,
0 Tidak ada upaya brosur, verbal dalam apel (briefing), dan/atau media lainnya, namun
1 Sudah ada upaya, tetapi belum memenuhi belum menggunakan bahasa yang dapat dipahami oleh Pekerja
persyaratan yang diharuskan dalam elemen 3 perusahaan telah melakukan komunikasi kebijakan dan telah menggunakan
dan subelemen bahasa yang dapat dipahami oleh Pekerja g; dan telah menggunakan
2 Sudah ada upaya dan memenuhi persyaratan beberapa media seperti papan pengumuman, brosur, verbal dalam apel
yang diharuskan dalam elemen dan subelemen (briefing), dan/atau media lainnya, namun belum melakukan evaluasi
NA Not Applicable (tidak dapat diaplikasikan) ketersampaian informasi kepada seluruh departemen/bagian dari Pekerja.
4 perusahaan telah melakukan komunikasi kebijakan dan telah menggunakan
bahasa yang dapat dipahami oleh Pekerja; dan telah menggunakan
beberapa media seperti papan pengumuman, brosur, verbal dalam apel
(briefing), dan/atau media lainnya, serta telah melakukan evaluasi
ketersampaian informasi kepada seluruh departemen/bagian dari Pekerja.
1.5 TINJAUAN KEBIJAKAN

Peninjauan dilakukan oleh manajemen secara berkala, dengan menyesuaikan


kondisi yang dihadapi Pemegang IUP, IUPK, IUP Operasi Produksi khusus untuk
Pengolahan dan/atau Pemurnian, IPR, dan IUJP saat ini dan tantangan ke depan,
seperti:
1. adanya perubahan yang terjadi di dalam Pemegang IUP, IUPK, IUP Operasi
Produksi khusus untuk Pengolahan dan/atau Pemurnian, IPR, dan IUJP
(internal); dan
2. adanya perubahan yang terjadi di luar pemegang IUP, IUPK, IUP Operasi
Produksi khusus untuk Pengolahan dan/atau Pemurnian, IPR, dan IUJP
(eksternal), seperti ketentuan peraturan perundang-undangan dan
standar.
32
ISO 45001 – 2018 <> SMK3 <> SMKP MINERBA
ISO 45001
(Pengganti OHSAS 18001 – SMK3 SMKP MINERBA
2007)
4. Context of the organization 1. Penetapan kebijakan K3; 1. Kebijakan

5. Leadership and worker participation2. Perencanaan K3; 2. Perencanaan

6. Planning 3. Pelaksanaan rencana K3; 3. Organisasi dan Personel

7. Support 4. Pemantauan dan evaluasi 4. Implementasi


kinerja K3;
8. Operation 5. Peninjauan dan peningkatan 5. Pemantauan, Evaluasi dan
kinerja SMK3 Tindak Lanjut

9. Performance evaluation 6. Dokumentasi

10. Improvement 7. Tinjauan Manajemen dan


Peningkatan Kinerja
ISO 45001 – 2018 <> SMK3 <> SMKP MINERBA
ISO 45001
(Pengganti OHSAS 18001 – SMK3 SMKP MINERBA
2007)
4. Context of the organization 1. Penetapan kebijakan K3; 1. Kebijakan

5. Leadership and worker participation 2. Perencanaan K3; 2. Perencanaan

• Leadership and commitment 3. Pelaksanaan rencana K3; 3. Organisasi dan Personel

• OH&S policy 4. Pemantauan dan evaluasi kinerja 4. Implementasi


K3;
• Organizational roles, responsibilities and 5. Peninjauan dan peningkatan kinerja 5. Pemantauan, Evaluasi dan Tindak
authorities SMK3 Lanjut

• Consultation and participation of workers 6. Dokumentasi

7. Tinjauan Manajemen dan


Peningkatan Kinerja
TERIMA KASIH

You might also like