You are on page 1of 14

MAKALAH

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

OLEH:
TIMEY NIKOLAUS ERLELY (A062202026)

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan karunia-Nya kami bisa menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY”. Shalawat serta salam senantiasa
tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW, karena beliaulah yang membawa
kedamaian dan rahmat untuk alam semesta.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah
Akuntansi Lingkungan dan Sosial oleh Bapak Dr. Syamsuddin, SE, M.Si, Ak, CA.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu kami sebagai penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini memberikan informasi yang bermanfaat bagi penulis
dan juga bagi semua pihak untuk pengembangan wawasan danilmu pengetahuan.

Makassar, 05 April 2021

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kegiatan usaha perusahaan, sebagai pelaku bisnis perusahaan memiliki
tanggung jawab untuk membangun hubungan yang harmonis terhadap masyarakat
yang berada disekitar lingkungan operasi perusahaan itu. Pada teorinya, perusahaan
dianggap memilik tanggung jawab moral terhadap lingkungan, masyarakat yang
terlingkup dalam seluruh aktivitas bisnisnya, baik yang terkena dampak langsung
maupun tidak langsung.
Secara historis, tanggung jawab sosial ini telah ada sejak jaman dahulu. Dalam
Kode Hammurabi terdapat 282 hukum yang berisi sanksi terhadap pengusaha yang
lalai dalma melaksanakan aktivitas bisnisnya. Salah satu contoh adalah pengusaha
harus menjaga kenyaman dalam menjalankan bisnis usahanya. Jika terjadi
ketidaknyamanan bahkan menyebabkan kematian, pengusaha tersebut bisa dikenai
sanksi hukuman mati. (→, 2020)
Penggunaan istilah Corporate Social Responsibility dimulai sejak tahun 1970an
setelah John Elkington mengemukakan tiga komponen penting untuk Sustainable
Development yaitu, economic growth, environmental protection, dan social equity, yang
digagas juga The World Commission on Environment and Development (WCED)
dalam Brundtland Report (1987). Yang selanjutnya ditegaskan kembali menjadi 3 (tiga)
fokus yaitu profit, people and planet. Yang selanjutnya dideskripsikan bahwa
perusahan yang baik adalah perusahaan yang tidak hanya mengejar keuntungan tapi
sekaligus perusahaan yang peduli terhadap keberlangsungan lingkungan dan
kemaslahatan masyarakat.
Tanggung jawab sosial ini merupakan strategi bisnis jangka panjang perusahaan
untuk bertindak secara etis, beroperasi secara legal dan berkontribusi untuk
peningkatan ekonomi yang bersamaan dalam peningkatan kualitas hidup, pelestarian
lingkungan dan kesejahteraan rakyat secara lebih luas. Tanggung jawab sosial
merupakan proses untuk mengevaluasi stakeholder dan tuntutan lingkungan serta
mengimplementasikan program sosial.
1.2. Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dengan Corporate Social Responsibility
1.3. Tujuan masalah
Untuk mendeskripsikan Corporate Social Responsibility
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Corporate Social Responsibility


Menurut Carroll dalam (Unang,2011) CSR, adalah bentuk kepedulian perusahan
terhadap masyarakat sekitar, meliputi beberapa aspek yaitu aspek ekonomi, hukum,
etika serta kontribusi pada isu social. Dari konsep Carroll dalam (Unang,1979)
menunjukan bahwa setiap perusahaan dalam bentuk kegiatannya CSR,harus melihat
beberapa aspek karena dari beberapa aspek yang dikemukakan oleh carroll itu bersifat
memberikan kontribusi dalam kepedulian dan pengembagan terhadap beberapa aspek
yang telah dijelaskan oleh Carroll.
Selain itu (Bowem, 1953) menjelaskan CSR adalah sebagai kewajiban
pengusaha untuk merumuskan kebijakan, membuat keputusan, atau mengikuti garis
tindakan, yang diinginkan dalam hal tujuan dan nilai-nilai masyarakat. CSR, menurut
World Business Council For Sustainable Development (WBCSD) merupakan suatu
komitmen berkelanjutan dari dunia usaha untuk bertindak etis dan memberikan
kontribusi kepada pengembangan ekonomi pada komonitas setempat ataupun
masyarakat luas, bersamaan dengan peningkatan taraf hidup karyawan beserta
seluruh keluarganya.Diakses dari jurnal kementrian lingkungan hidup.
Menurut Hartman dalam (Widenta,2011) CSR, merupakan tanggung jawab yang
dimiliki perusahaan terhadap komunitas yang berkaitan dengan operasional bisnis
sehingga perusahaan harus mengidentifikasikan kelompok-kelompok stakeholder dan
menggabungkan kebutuhan serta kepentingan mereka dalam proses pembuatan
keputusan operasional dan startegis.Menurut Hartman dalam (Widenta,2011) secara
umum CSR adalah sebuah pendekatan dimana perusahaan mengintegrasikan
kepedulian sosial dalam operasi bisnis mereka dan dalam interaksi dengan para
pemangku kepentingan (stakeholders) berdasarkan prinsip kesukarelaan dan
kemitraan. Serta bagaimna memberikan pengaruh terhadap dibidang ekonomi, social
dan lingkungan. Menurut Hartman dalam (Widenta,2011)melihat dari beberapa aspek
tersebut dalam bidang ekonomi, CSR diharapkan dapat meningkatkan atau
mempengaruhi suatu bentuk perekonomian, dalam aspek hukum perusahaan dituntut
untuk mengikuti setiap peraturan yang berlaku yang menyangkut tentang CSR,dalam
artian bahwa setiap perusahaan baik skala local maupun perusahaan asing harus
melaukan tanggung jawab social perusahaan sesuai dengan peraturan ketentuan
hukum yang berlaku, jika dilihat dari segi etika serta kontribusi pada isu social
perusahaan harus, berperan penting dalam menjaga etika dalam kegiatan perusahaan
tersebut seperti dalammemperhatikan dampak yang dihasilakan, serta menjaga
keadaan lingkungan.
Istilah CSR mulai digunakan sejak tahun 1970an setelah John Elkington
mengembangkan tiga komponen penting sustainable development, yakni economic
growth, environmental protection, dan social equity, yang digagas juga The World
Commission on Environment and Development (WCED) dalam Brundtland Report
(1987). Ditegaskan Elkington bahwa CSR dikemas dalam tiga focus yang disingkat 3P,
singkatan dari profit, planet dan people. Penjabarannya, perusahaan yang baik tidak
hanya memburu keuntungan ekonomi belaka (profit). Melainkan pula memiliki
kepedulian terhadap kelestarian lingkungan (planet) dan kesejahteraan masyarakat
(people). (hestanto personal website, 2020)

2.2. Sejarah Pengertian Corporate Social Responsibility


Sejarah Tanggung jawab Sosial dunia terbagi atas beberapa fase. Untuk fase
pertama pertanggungjawaban sosial perusahaan kepada masyarakat bermula di
Amerika Serikat sekitar tahun 1900 atau lebih dikenal sebagai permulaan abad ke-19.
Pada waktu itu Amerika sedang dalam pertumbuhan yang begitu pesat, ditandai
dengan banyaknya perusahaan-perusahaan raksasa yang muncul dan hidup
berdampingan dengan masyarakat. Pada saat itu, banyak perusahaan besar
menyalahgunakan kuasa mereka dalam hal diskriminasi harga, menahan buruh dan
prilaku lainya yang menyalahi moral kemanusiaan. Dengan kata lain, banyak
perusahaan yang berbuat semena-mena terhadap masyarakat. Hal itu jelas membuat
emosi masyarakat.
Fase kedua evolusi munculnya CSR tercetus pada tahun 1930-an. Dimana pada
waktu ini banyak protes yang muncul dari masyarakat akibat ulah perusahaan yang
tidak mempedulikan masyarakat sekitarnya. Segala sesuatu hanya diketahui oleh
perusahaan. Ditambah kenyataan bahwa pada saat itu telah terjadi resesi dunia secara
besar-besaran yang mengakibatkan pengangguran dan banyak perusahaan yang
bangkrut. Pada masa ini dunia berhadapan dengan kekurangan modal untuk input
produksinya. Buruh terpaksa berhenti bekerja, pengangguran sangat meluas dan
merugikan pekerjannya. Saat itu timbul ketidakpuasan terhadap sikap perusahaan
yang tidak bertanggung jawab terhadap pekerjanya karena perusahaan hanya diam
dan tidak bisa berbuat apa-apa. Menurut masyarakat pada masa ini perusahaan sama
sekali tidak memiliki tanggung jawab moral. Menyadari kemarahan masyarakat muncul
beberapa perusahaan yang meminta maaf kepada masyarakat dan memberi beberapa
jaminan kepada para karyawannya yang dipecat.
Sejarah perkembangan Tanggung jawab Sosial dibagi enam:
1. Konsep Tanggung Jawab Sosial periode 1920-1959.
Gema Tanggung Jawab Sosial semakin terasa pada tahun 1950-an. Hal ini
dikarenakan persoalan-persoalan kemiskinan dan keterbelakangan yang semula
tidak mendapat perhatian, mulai mendapatkan perhatian lebih luas dari berbagai
kalangan. Dengan diterbitkannya buku yang bertajuk “social responsibilities of
the businessman” karya Howard R Bowen tahun 1953 yang merupakan litertur
awal, maka menjadikan tahun tersebut sebagai tonggak sejarah modern
Tanggung Jawab Sosial. Di samping itu, pada dekade ini juga diramaikan oleh
buku legendaris yang berjudul “silent spring” yang ditulis oleh Rachel Carson,
seorang ibu rumah tangga biasa yang mengingatkan kepada masyarakat dunia
akan bahaya yang mematikan dari pestisida terhadap lingkungan dan kehidupan.
Melalui buku Rachel Carson ingin menyadarkan bahwa tingkah laku perusahaan
mesti dicermati sebelum berdampak pada kehancuran.
2. Konsep Tanggung Jawab Sosial periode 1960-1969.
Konsep Tanggung Jawab Sosial adalah harga diri pengusaha itu sendiri berupa
tanggung jawab atas terwujudnya nilai-nilai kemanusiaan di masyarakat. Konsep
Tanggung Jawab Sosial dalam periode ini adalah Tanggung Jawab Sosial yang
sebelumnya merupakan kewajiban moral yang bersifat kedermawanan
berkembang menjadi suatu tolok ukur harga diri dari pengusahanya dengan
mewujudkan nilai-nilai masyarakat.
3. Konsep Tanggung Jawab Sosial periode 1970-1979.
Pada dasawarsa 1970-an, terbitlah “the limits to Growth” yang merupakan hasil
pemikiran para cendekiawan dunia yang tergabung dalam Club of Rome. Dalam
hal ini, buku ini ingin mengingatkan kepada masyarakat dunia bahwa bumi yang
kita pijak mempunyai keterbatasan daya dukung. Oleh karena itu, eksploitasi
alam mesti dilakukan secara hati-hati supaya pembangunan dapat dilakukan
secara berkelanjutan. Pada dasawarsa ini, kegiatan kedermawanan perusahaan
terus berkembang dalam kemasan philantropy dan community development
serta pada masa ini terjadi perpindahan penekanan dari fasilitas dan dukungan
pada sektor-sektor produktif ke arah sektor-sektor sosial.
4. Konsep Tanggung Jawab Sosial periode 1980-1989.
Pada era 1980-an makin banyak perusahaan yang menggeser konsep
philantropisnya ke arah community development. Intinya kegiatan
kedermawanan yang sebelumnya kental dengan kedermawanan ala Robin Hood
makin berkembang kearah pemberdayaan masyarakat, misalnya pengembangan
kerja sama, memberikan keterampilan, pembukaan akses pasar, hubungan inti
plasma, dan sebagainya.
Konsep Tanggung Jawab Sosial adalah proses menambah value perusahaan
adalah tergantung pada stakeholders operasional perusahaan. Konsep
Tanggung Jawab Sosial dalam periode ini mulai berkembangnya teori
stakeholders (para pemangku kepentingan) dalam melakukan Tanggung Jawab
Sosial untuk meningkatkan nilai perusahaan.
5. Konsep Tanggung Jawab Sosial periode 1990-1999.
Dasawarsa 1990-an adalah dasawarsa yang diwarnai dengan beragam
pendekatan seperti integral, pendekatan stakeholder maupun pendekatan civil
society. Di Indonesia, istilah CSR semakin populer digunakan sejak awal tahun
1990-an. Beberapa perusahaan sebenarnya telah melakukan CSA (Corporate
Social Activity) atau “aktivitas sosial perusahaan”. Walaupun berbeda secara
gramatikal, secara factual aksinya mendekati konsep CSR yang
merepresentasikan bentuk “peran serta” dan “kepedulian” perusahaan terhadap
aspek sosial dan lingkungan.
Konsep Tanggung Jawab Sosial adalah peningkatan ekonomi dan komunitas
dalam masyarakat secara keberlanjutan melalui harmonisasi dari lingkungan,
ekonomi dan masyarakat. Konsep Tanggung Jawab Sosial dalam periode ini
berkembang ke konsep keberlanjutan dalam pelaksanaan Tanggung Jawab
Sosial yang didasari aspek ekonomi, lingkungan, dan masyarakat.
6. Konsep Tanggung Jawab Sosial periode 2000-saat ini.
Konsep Tanggung Jawab Sosial adalah perhatian terhadap nilai-nilai
masyarakat secara berkelanjutan. Perkembangan berikutnya Konsep
Tanggung Jawab Sosial adalah pembangunan berkelanjutan dari segala aspek
oleh para pemangku kepentingan. Konsep Tanggung Jawab Sosial adalah
strategi bisnis untuk pembangunan berkelanjutan. Konsep Tanggung Jawab
Sosial adalah pemberdayaan masyarakat untuk peningkatan lingkungan dan
kualitas hidup. Konsep Tanggung Jawab Sosial memberikan wajah baru bentuk
kepedulian perusahaan terhadap masyarakat dengan alasan bahwasanya
kegiatan produksi langsung maupun tidak membawa dampak for better or
worse bagi kondisi lingkungan dan sosial ekonomi disekitar perusahaan
beroperasi. Selain itu, pemilik perusahaan sejatinya bukan hanya shareholders
(komponen yang terkait dengan internal perusahaan) yakni para pemegang
saham melainkan pula stakeholders, yaitu semua pihak diluar pada pemegang
saham yang terkait dan berkepentingan terhadap eksistensi perusahaan.
Stakeholders dapat mencakup karyawan dan keluarganya, pelanggan, pemasok,
masyarakat disekitar perusahaan, lembaga-lembaga swadaya masyarakat, mediam
assa dan pemerintah selaku regulator. Jenis dan prioritas stakeholders relatif berbeda
antara satu perusahaan dengan perusahaan yang lain, tergantung pada core bisnis
perusahaan yang bersangkutan. Sebagai contoh, PT Aneka Tambang,Tbk. dan Rio
Tinto yang menempatkan masyarakat dan lingkungan sekitar sebagai stakeholders
dalam skala prioritasnya.
Sementara itu, stakeholders dalam skala prioritas bagi produsen produk
konsumen seperti Unilever atau Procter & Gamble adalah para customernya.
Pemberlakuan CSR notabene memperkuat posisi perusahaan di sebuah kawasan,
melalui jalinan kerjasama antara stakeholder yang difasilitasi oleh perusahaan melalui
penyusunan berbagai program pengembangan masyarakat sekitar, atau dalam
pengertian, kemampuan perusahaan beradaptasi dengan lingkungan, komunitas dan
stakeholder yang terkait dengan perusahaan, baik lokal, nasional maupun global,
karena pengembangan corporate social responsibility kedepan mengacu pada konsep
pembangunan yang berkelanjutan (sustainability development). (Zulkifli et al., 2020)

2.3. Tujuan Pengertian Corporate Social Responsibility


Tujuan dari CSR adalah (Saputri, 2011):
a. Untuk meningkatkan citra perusahaan, biasanya secara implisit, asumsi bahwa
perilaku perusahaan secara fundamental adalah baik.
b. Untuk membebaskan akuntabilitas organisasi atas dasar asumsi adanya kontrak
sosial di antara organisasi dan masyarakat.
c. Sebagai perpanjangan dari pelaporan keuangan tradisional dan tujuannya
adalah untuk memberikan informasi kepada investor.
Trevino dan Nelson mengkonsepkan CSR sebagai piramid yang terdiri dari empat
macam tanggung jawab yang harus dipertimbangkan secara berkesinambungan, yaitu,
hukum, etika dan berperikemanusian. (Accounting,2020)
2.4. Bentuk Corporate Social Responsibility
Bentuk ataupun karakteristik CSR yang baik adalah sebagai berikut:
a. CSR seharusna adalah kegiatan yang melebihi kepatuhan terhadap undang-
undang yang berlaku.
b. CSR seharunya dapat menghasilkan dampak semi permanen untuk perusahaan
dan masyarakat
c. CSR harus menghitung dan menimbang kepentingan pemegang kepentingan
(stakeholders) di dalam dan di luar perusahaan.
d. CSR harus berisikan sistem govermane yang sesuai, bersamaan dengan
transpotasi dan tangung jawab
CSR seharusnya mengikuti tips ISO 26000.
Contoh CSR :
Program CSR bisa saja menjadi suatu program yang sangat membantu
masyarakat sekitar atau untuk perusahaan tersebut. Dimanapun dengan adanya
program CSR ini bisa mempermudah permasalahan atau kesulitan yang dialami
perusahaan dan masyarakat. Sedangkan untuk korporat, program CSR ini dapat
memberikan citra perusahaan yang layak di mata konsumen dan masyarakat.
Berikut ini adalah beberapa perusahaan besar yang mengerti keadaan
lingkungan sekitar dan melakukan program CSR, antara lain yaitu:
a. Danone (Aqua Mineral Water)
Danone menjalankan program CSR yang dinamakan dengan program WASH
(Water, Acces, Sanitation, Hygiene Program) yang mempunyai arti Air, Akses,
Sanitasi, Kebersihan. Yang mempunyai tujuan untuk melakukan peningkatan
kesejahteraan lingkungan dan berkontribusi secara aktif dan berkelanjutan untuk
penyediaan solusi pada masalah yang berhubungan dengan sistem air di Hindia
Belanda. Program ini sangat baik dinamakan “1 Liter Aqua untuk 10 Liter Air
Bersih”
b. PT. Pertamina
Pertamina memiliki komitme untuk menjalankan program CSR-nya dengan
membantuk pemerintah Indonesia dalam peningkatan Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) di dalam terra firma dengan cara pelaksanaan program yang
aman difasilitasi pencapaian target acara dan membangun hubungan yang
sangat baik dan kontributif dengan seluruh pemegangn kepentingan
(stakeholders) untuk memberikan dukungan tindakan tujuan perusahana,
utamanya dalam membangun nama perusahaan.
c. PT. Sinde Budi Sentosa (Larutan Cap Badak)
PT. Sinde Budi Sentosa menjalankan program CSR dengan melakukan
pelestarian lingkungan mamalia perissodactyl di daerah Jawa di taman Ujung
Kulon. Program ini bekerja sama antara Sinde dan WWF Indoneis. Bahwa Sinde
meberikan dana dari peroleh penjualan untuk program konservasi mamalia
perissodactyl Jawab di Ujung Kulon. (Ganteng, S., 2020)

2.5. Pengungkapan Pengertian Corporate Social Responsibility


Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan yang sering juga disebut
sebagai social disclosure, corporate social reporting, social accounting
(Mathews,1995) atau corporate social responsibility (Hackston dan Milne, 1996)
merupakan proses pengkomunikasian dampak sosial dan lingkungan dari kegiatan
ekonomi organisasi terhadap kelompok khusus yang berkepentingan dan terhadap
masyarakat secara keseluruhan. Hal tersebut memperluas tanggung jawab organisasi
(khususnya perusahaan), di luar peran tradisionalnya untuk menyediakan laporan
keuangan kepada pemilik modal, khususnya pemegang saham. Perluasan tersebut
dibuat dengan asumsi bahwa perusahaan mempunyai tanggung jawab yang lebih luas
dibanding hanya mencari laba untuk pemegang saham (Gray et. al., 1987 dalam
Sembiring 2005).
Undang Undang No. 40 Tahun 2007 pasal 66 ayat (2) tentang Perseroan
Terbatas mewajibkan perusahaan untuk mengungkapkan aktivitas tanggung jawab
sosialnya dalam laporan tahunan. Namun demikian, item-item CSR yang diungkapkan
perusahaan merupakan informasi yang masih bersifat sukarela (voluntary).
Menurut Gray, Owen, dan Maunders (1988) dalam Sulistyowati (2004), tujuan
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan adalah :
a. Untuk meningkatkan image perusahaan.
b. Untuk meningkatkan akuntabilitas suatu organisasi, dengan asumsi bahwa
terdapat kontrak sosial antara organisasi dengan masyarakat.
c. Untuk memberikan informasi kepada investor.
Sedangkan menurut Zadex (1998:1426) dalam Sulistyowati (2004), alasan
perusahaan melakukan pengungkapan tanggung jawab sosial adalah :
a. Untuk memahami apakah perusahaan telah mencoba mencapai kinerja sosial
terbaik sesuai yang diharapkan.
b. Untuk mengetahui apa yang dilakukan perusahaan dalam meningkatkan kinerja
sosial.
c. Untuk memahami implikasi dari apa yang dilakukan perusahaan tersebut.
Darrough (1993) dalam Binsar H. Simanjuntak dan Lusy Widiastuti (2004)
mengemukakan ada dua jenis pengungkapan dalam hubungannya dengan
persyaratan yang ditetapkan standar, yaitu pengungkapan wajib (mandatory
disclosure) dan pengungkapan sukarela (voluntary disclosure). Pengungkapan wajib
(mandatory disclosure) adalah pengungkapan minimum yang disyaratkan oleh
lembaga yang berwenang (Pajak, Undang-Undang, SAK, maupun BAPEPAM). Jika
perusahaan tidak bersedia untuk mengungkapkan informasi secara sukarela,
pengungkapan wajib akan memaksa perusahaan untuk mengungkapkannya.
Sedangkan pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) adalah pengungkapan butir-
butir yang dilakukan secara sukarela oleh perusahaan, mencangkup lingkungan,
energi, kesehatan dan keselamatan kerja, lain-lain tenaga kerja, produk, krterlibatan
masyarakat dan umum (Hackson dan Milne 1996 dalam Sembiring 2003).
Menurut Gray et.al., (1995b) dalam Sembiring (2003) ada dua pendekatan yang
secara signifikan berbeda dalam melakukan penelitian tentang pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan. Pertama, pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan mungkin diperlukan sebagai suplemen dari aktivitas akuntansi
konvensional. Pendekatan ini secara umum akan menganggap masyarakat keuangan
sebagai pemakai utama pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dan
cenderung membatasi persepsi tentang tanggung jawab sosial yang dilaporkan.
Pendekatan alternatif kedua dengan meletakan pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan pada suatu pengujian peran informasi dalam hubungan masyarakat dan
organisasi. Pandangan yang lebih luas ini telah menjadi sumber utama kemajuan
dalam pemahaman tentang pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dan
sekaligus merupakan sumber kritik yang utama terhadap pengungkapan tanggung
jawab sosial perusahaan. (AMRI, 2020)
Pengungkapan ini juga dipengaruhi oleh faktor lain seperti pendidikan, bahwa
petinggi perusahaan dengan pendidikan yang mempunyai gelar dari pendidikan tinggi
mempunyai penggungkapan yang baik. Bahkan, petinggi perusahaan yang berasal
dari pendidikan tinggi terbaik 300 dunia bahkan memiliki pengungkapan yang jauh
lebih baik. (Mulazid et al., 2017)
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Corporate Social Responsibility merupakan tanggung jawab moral bagi
perusahaan terhadap lingkungan dan masyarakat yang tdiak terbatas hanya pada
konsumen saja, tapi semua pihak yang terkait baik langsung ataupun tidak langsung.
Perusahaan perlu memperhatikan keberlangsuangan hidup masyarakat yang terkait
dan terdampak atas aktivitas usahanya.

3.2. Saran
Perusahaan perlu dan harus transparan dalam menngungkapkan kepada publik
bentuk dan implementasi atas program tanggung jawab sosial yang akan dan telah
mereka lakukan.
DAFTAR PUSTAKA

→, L. (2020). LATAR BELAKANG CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN


COMMUNITY DEVELOPMENT DI BIDANG PERTAMBANGAN. [online] Barito
Raya's Blog. [Accessed 3 Jan. 2020].
AMRI,, N. (2020). Pengungkapan Corporate Social Responsibility. [online] Informasi
Tentang Dunia Akuntansi. Available at: https://www.e-
akuntansi.com/pengungkapan-corporate-social-responsibility/ [Accessed 3 Jan.
2020].
hestanto personal website. (2020). Konsep CSR (Corporate Social Responsibility).
[online] Available at: https://www.hestanto.web.id/konsep-csr/ [Accessed 3 Jan.
2020].
Accounting. (2020). MEMAHAMI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR).
[online] Available at: https://accounting.binus.ac.id/2019/05/14/memahami-
corporate-social-responsibility-csr/ [Accessed 3 Jan. 2020].
Mulazid, A., Habbe, A., Idris, I., Syofyan, E., Prabowo, M. and Iswaningtyas, A. (2017).
Board of directors and CSR disclosure in Indonesian banking industry: does
education matter?. International Journal of Trade and Global Markets, 10(4),
p.322.
Ganteng, S. (2020). √ Pengertian Csr, Fungsi, Manfaat, Tujuan, Bentuk, Contoh
Terlengkap. [online] Onoini.com. Available at: https://www.onoini.com/pengertian-
csr/#Bentuk_CSR [Accessed 3 Jan. 2020].
Zulkifli, A.(2020). Sejarah Tanggungjawab Sosial Perusahaan atau History of
Corporate Social Responsibility | DR. Arif Zulkifli Nasution. [online] DR. Arif
Zulkifli Nasution. Available at: https://bangazul.com/sejarah-tanggungjawab-
sosial-perusahaan-atau-history-of-corporate-social-responsibility/ [Accessed 3
Jan. 2020].

You might also like