You are on page 1of 15

Jurnal Pustakawan Indonesia, Vol. 18 No.

MEMBANGUN PERPUSTAKAAN YANG ISLAMI


(Implementasi Prinsip-Prinsip Manajemen Perpustakan Yang Islami)
Dr. Ahmad Syawqi, S.Ag, S.IPI, M.Pd.I
(Pustakawan UIN Antasari Banjarmasin, email: a.syawqi76@gmail.com

Abstrak
Merencanakan perpustakaan yang Islami berarti menentukan apa yang akan
dilakukan pada masa depan atau meraih sesuatu di masa depan yang berlandaskan
pengesahan Tuhan adalah landasan teologis bertindak. Dalam proses merencanakan
perpustakaan yang Islami, setiap pribadi atau kelompok terlebih dahulu membuat
keputusan dengan tetap memperhatikan musyawarah dan selanjutnya menyerahkan
ketentuan akhir kepada keputusan Allah akan keberhasilannya sebagai skap tawakkal
kepada ketentuan Allah. Setelah direncakan, dilaksanakan rencana dengan segala
potensi dan sumber daya yang ada.
Dalam pengorganisasian perpustakaan yang Islami dapat dikatakan solid dan baik
jika memiliki sifat-sifat, tujuan yang jeas dan realitas. Dalam kepemimpinan di
perpustakaan, perlu adanya keteladanan dan keteladanan yang baik adalah yang
ditampilkan Rasululllah SAW untuk dijadikan model kepribadian setiap pemimpin
sebagai uswatun hasanah (teladan yang baik).
Dalam pengawasan perpustakaan yang Islami, menekankan adanya kesadaran
teologis akan kehadiran Allah SWT sebagai pengawas pertama dalam setiap diri,
tempat dan keadaan. Kesadaran ini harus dibina dari kedalaman tauhid. Meskipun
tidak dapat dicapai mata, namun Allah SWT tetap melihat segala yang kelihatan sebab
Allah Maha Mengetahui.
Kata kunci: perpustakaan Islam, perencanaan, pengawasan, kepemimpinan

A. Pendahuluan nyata. Karenanya dibutuhkan manusia-


Al-Qur’an adalah petunjuk yang manusia yang mampu bekerja keras,
benar bagi setiap kegiatan manusia, baik sanggup menderita dan bisa mensyukuri
itu berlangsung antara manusia dengan hasil kerja keras mereka. Manusia-
Tuhannya, antara manusia dengan manusia seperti ini hanya bisa muncul
manusia, maupun antara manusia dengan dan hidup dalam tatanan sosial.
makhluk lainnya. Keragaman aktivitas Dalam tatanan sosial, manusia
manusia tersebut terjelma dalam sebagai khalifah harus bekerja untuk
berbagai lapangan kehidupan; sosial, memenuhi tuntutan kehalifahan dan
ekonomi, politik, budaya, pendidikan, amanah yang diberikan kepadanya.
dan lain sebagainya. Manajemen sebagai proses pengelolaan
Ilmu manajemen telah berkembang pekerjaan dan pranata sosial masyarakat
sebagai fenomena kehidupan modern menuntut pembumian nilai-nilai Islam,
menyertai kehadiran berbagai organisasi karena itu prinsip bekerjasama, keadilan,
di masyarakat. Di dalamnya dimaksudkan tanggung jawab melekat dalam perilaku
untuk pengelolaan kegiatan manusia manajerial Islami. Sofyan Syafri Harahap
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya mengemukakan bahwa manajemen
secara bersama. Perilaku bekerjasama Islami diartikan sebagai suatu ilmu
sebagai sesuatu yang bersifat fitrah manajemen yang berisi struktur teori
didasarkan pada prinsip tauhid, khalifah yang menyeluruh dan konsisten serta
dan amanah. Islam tidak akan terwujud dapat dipertahankan dari segi empirisnya
tanpa dukungan manusia dalam dunia didasari pada jiwa dan prinsip-prinsip

1
Jurnal Pustakawan Indonesia, Vol. 18 No. 1

Islam. Dengan kata lain, manajemen dekat kepada tidak (menimbulkan)


Islami ialah penerapan berbagai prinsip keraguanmu. (Tulislah mu'amalahmu itu),
Islami dalam mengelola organisasi kecuali jika mu'amalah itu perdagangan
termasuk perpustakaan untuk kebaikan tunai yang kamu jalankan di antara
dan kemajuan manusia.1 kamu"
Di dalam ayat di atas terdapat
B. Pembahasan ungkapan yang berarti “yang kamu
1. Pengertian Manajemen jalankan di antara kamu”. Asal
Perpustakaan katanya adalah yang berarti men-
Secara bahasa, kata manajemen jalankan, mengelola atau mengatur.6
berasal dari bahasa Inggris management Sedangkan secara istilah, berikut
dengan kata kerja to manage yang berarti definisi manajemen oleh sebagian
mengurusi,2 mengatur, melaksanakan, para ahli:
dan mengelola.3 Dalam bahasa a. Mourell, dkk. secara singkat
Indonesia, kata management (Inggris) menyebutkan: “Management is the
diadakan penyesuaian kata seperlunya, process of efficiently getting activities
yaitu menjadi ”manajemen” sehingga completed with and through other
bentuk Indonesianya masih dapat people”.7
dibandingkan dengan bentuk asalnya.4 b. Handoko, menyebutkan manaje-
Menurut Sahertian, manajemen men adalah proses perencanaan,
berasal dari kata “manage” atau pengorganisasian, pengarahan dan
“managiare” yang berarti melatih kuda pengawasan usaha-usaha anggota
dalam melangkahkan kakinya, karena organisasi dan penggunaan
kuda mempunyai daya mampu yang sumber-sumber daya organisasi
hebat. Selanjutnya dalam pengertian lainnya agar mencapai tujuan
manajemen terkandung dua kegiatan, organisasi yang telah ditetapkan.8
yaitu kegiatan pikir (mind) dan kegiatan c. Malayu S. P. Hasibuan, manaje-
tindak (action). Kedua kegiatan ini men ialah ilmu dan seni mengatur
tampak dalam fungsi-fungsinya, seperti proses pemanfaatan sumber daya
perencanaan, pengorganisasian, penga- manusia dan sumber daya lainnya
rahan, pengorganisasian, pengawasan, secara efektif dan efesien untuk
dan penilaian.5 mencapai tujuan tertentu.9
Istilah manajemen dalam Al- d. Sondang P. Siagian, manajemen
Qur’an disebut sebagai “idarah”. Hal ialah kemampuan atau kete-
ini mengacu kepada firman Allah rampilan untuk memperoleh
SWT dalam Al-Qur’an surat Al- sesuatu hasil dalam rangka
Baqarah ayat 282: pencapaian tujuan melalui
kegiatan-kegiata n orang lain.10
“dan janganlah kamu jemu menulis
e. George. R. Terry; manajemen
hutang itu, baik kecil maupun besar
adalah pencapaian tujuan yang
sampai batas waktu membayarnya. yang
ditetapkan terlebih dahulu dengan
demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan
mempergunakan kegiatan orang
lebih menguatkan persaksian dan lebih lain.11
1 Sofyan Syafri Harahap, Manajemen Kontemporer, (Jakarta:

Rajawali Press, 1996), h.39. Lihat juga Syafaruddin, Manajemen


Lembaga Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Press, 2005), h.186. 6 Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir Kamus Arab-
2 Abdul Rahman Saleh dan Fahidin, Materi Pokok Indonesia, (Yogyakarta: Ponpres Al-Munawwir, 1984), h.466.
Manajemen Perpustakaan Perguruan Tinggi, (Jakarta: Universitas 7 Stephen P. Robbins, Peter S. Low and Mark P.

Terbuka, 1995), h.2. Mourell, Managing Human Resources, (Australia: Prentice-Hall,


3 Ulbert Silalahi, Studi Tentang Ilmu Administrasi : Konsep 1986), h.1.
Teori dan Dimensi, (Bandung: Sinar Baru Agensindo, 2003), 8 T. Hani Handoko, Manajemen, (Yogyakarta: BPFE,

h.135. 1995), h.8.


4 E. Zaenal Arifin dan S. Amran Tasai, Cermat Berbahasa 9 Malayu P. Hasibuan, Organisasi dan Motivasi : Dasar

Indonesia untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Ekapress, 2000), Peningkatan Produktivitas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), h.2.
h.202. 10 Ulbert Silalahi, op. cit., h.137.
5 Piet A. Sahertian, Dimensi Administrasi Pendidikan, 11 M. Manullang, Management Personalia, (Jakarta: Ghalia

(Surabaya: Usaha Nasional, 1994), h.20. Indonesia, 1994), h.10.

2
Jurnal Pustakawan Indonesia, Vol. 18 No. 1

Konfigurasi definisi tersebut, bahan bacaan serta audio-visual


manajemen ialah ilmu dan seni lainnya yang terorganisasi dan jasa-
mengelola sumber-sumber daya orga- jasa staf (pustakawan) yang mampu
nisasi melalui aktivitas manajemen memberikan dan menginterpre-
untuk mencapai tujuan organisasi tasikan bahan-bahan semacam itu
secara efektif dan efesien. yang dibutuhkan untuk memenuhi
keperluan informasi, penelitian,
Berbicara tentang perpustakaan pendidikan dan rekreasi para
orang telah banyak mendengar akan pengunjungnya.15
kata “perpustakaan”. Tetapi tidaklah c. Sulistyo Basuki mengemukakan
berlebihan apabila dikatakan bahwa bahwa perpustakaan adalah
masih sedikit yang memahami arti sebuah ruangan, bagian sebuah
dan hakekat perpustakaan itu. gedung ataupun gedung itu
Perpustakaan berasal dari kata sendiri yang digunakan untuk
“pustaka” yang berarti “buku”. menyimpan buku dan terbitan
Awalah “per” dan akhiran “an” lainnya yang biasanya disimpan
menunjukkan tempat atau hal ihwal. menurut tata susunan tertentu
Jadi secara harfiah perpustakaan untuk digunakan pembaca,
berarti “tempat buku atau hal ihwal bukan untuk dijual.16
buku”.12 Dalam Undang-Undang Dari beberapa pengertian yang
Perpustakaan nomor 43 tahun 2007 dikemukakan di atas memberikan
pasal 1 dijelaskan bahwa Perpustakaan gambaran yang jelas, bahwa
adalah institusi pengelola koleksi karya perpustakaan adalah suatu unit kerja
yang berupa tempat mengumpulkan,
tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam
menyimpan dan memelihara koleksi
secara profesional dengan sistem yang baku bahan pustaka yang dikelola dan diatur
guna memenuhi kebutuhan pendidikan, secara sistematis dengan cara tertentu
penelitian, pelestarian, informasi, dan untuk digunakan secara berkelanjutan
rekreasi para pemustaka.13 oleh pemakainya sebagai sumber
Para ahli mengemukakan informasi.
pengertian perpustakaan, yaitu : Setelah mengetahui pengertian
a. Lasa HS mengemukakan bahwa manajemen dan perpustakaan maka
perpustakaan adalah pengumpulan untuk dapat merumuskan manajemen
bahan informasi yang terdiri dari perpustakaan dapat menggabungkan
bahan buku/book material dan keduanya pengertian tersebut. Namun
bahan non buku/non book pengertian yang terkandung dalam
material disusun dengan sistem gabungan kedua kata tersebut jauh
tertentu diperuntukkan kepada lebih besar daripada pengertian yang
pengguna jasa perpustakaan untuk dijumlahkan dari masing-masing
diambil manfaatnya atau penger- istilah tersebut, sehingga terdapat
tiannya (dipelajari), tidak untuk pengertian sebagai berikut.
dimiliki sebagian maupun kese- Manajemen perpustakaan ada-
luruhan.14 lah pengelolaan perpustakaan yang
b. Noerhayati mengemukakan bah-wa didasarkan kepada teori dan dan
perpustakaan adalah suatu koleksi prinsip-prinsip manajemen.17 Teori
buku-buku dan jurnal-jurnal dan manajemen adalah suatu konsep

12 M. Kailani Eryono, Pedoman Perpustakaan Mesjid, 15 Noerhayati Soedibyo, Pengelolaan Perpustakaan,


(Jakarta: Universitas Indonesia, 1985), h. 2. (Bandung: Alumni, 1987), Jilid 1, h.71.
13 Undang-Undang Perpustakaan nomor 43 tahun 2007 16 Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, (Jakarta:

pasal 1 PT. Gramedia, 1993), Cet. ke-2, h. 3.


14 Lasa HS, Kamus Istilah Perpustakaan, (Yogyakarta: 17 Sutarno NS, Manajemen Perpustakaan: Suatu Pendekatan

Kanisus, 1996), h. 48. Praktik, (Jakarta: Sagung Seto, 2006), Cet.2, h.20

3
Jurnal Pustakawan Indonesia, Vol. 18 No. 1

pemikiran atau pendapat yang perencanaan hidupnya dan


dikemukakan mengenai bagaimana membuat metode yang dapat
ilmu manajemen untuk diterapkan di mengantarkan dirinya kepada
dalam suatu organisasi. Sementara tujuan, yaitu ridho Allah dan
prinsip-prinsip manajemen adalah mendapat balasan dari pada-
dasar atau asas kebenaran yang Nya.18
menjadi pokok dasar berfikir di dalam Merencanakan suatu kegia-
manajemen. Kandungan teori dan tan termasuk rencana perpus-
prinsip-prinsip manajemen itu seperti takaan yang Islami merupakan
kepemimpinan, penatalaksanaan, pe- tindakan awal sebagai penga-
ngendalian, dan pemanfaatan sumber- kuan bahwa suatu pekerjaan
sumber daya agar dapat mencapai hasil tidak semata-mata ditentukan
yang maksimal, supaya dapat lebih sendiri keberhasilannya, namun
berdaya guna dan berhasil guna. banyak faktor lain yang harus
Manajemen perpustakaan tidak dipersiapkan untuk mendukung
semata-semata berdasarkan teoritis, keberhasilannya. Allah swt.
tetapi yang terpenting adalah berfirman pada Q.S. Al-Hasyr
bagaimana mengimplementasikan ayat 18, sebagai berikut:
teori tersebut di dalam praktek Hai orang-orang yang beriman,
operasional. Di dalam kenyataannya bertakwalah kepada Allah dan
tidak semua teori dapat diterapkan hendaklah setiap diri memperhati-
sepenuhnya, melainkan perlu dila- kan apa yang Telah diperbuatnya
kukan modifikasi dan penyesuaian untuk hari esok (akhirat); dan
agar di dalam praktek dapat berjalan bertakwalah kepada Allah, Sesung-
mulus. guhnya Allah Maha mengetahui apa
Dari uraian definisi manajemen yang kamu kerjakan
perpustakaan di atas disimpulkan Merencanakan perpusta-
bahwa manajemen perpustakaan adalah kaan yang Islami berarti
ilmu dan seni perencanaan, pengorgani- menentukan apa yang akan
sasian, penggerakan, pengawasan dan dilakukan pada masa depan
penilaian untuk mencapai tujuan atau meraih sesuatu di masa
perpustakaan secara efektif dan efesien. depan. Di sini berarti berarti
pengesahan Tuhan adalah
2. Prinsip-Prinsip Manajemen landasan teologis bertindak. Al-
Perpustakaan Yang Islami Faruqi menjelaskan bahwa
a. Perencanaan Tuhan adalah tujuan akhir yakni
Perpustakaan Yang akhir di mana semua kaitan
Islami finalisti mengarah dan berhenti.
Dalam rangka melakukan Setiap tujuan dikejar untuk
suatu pekerjaan seorang muslim dilanjutkan dengan tujuan yang
hendaklah membuat perenca- kedua yang pada gilirannya
tujuan ketiga dan seterusnya.19
naan. Pada hakikatnya agama
Dengan demikian menuntut
Islam dibangun atas dasar kaitan atau mata rantai kegiatan
perencanaan masa depan. Di manusia tersebut terus sampai
dalam agama Islam, seseorang
harus memanfaatkan masa kini
demi masa esoknya, dari 18 Yusuf Al-Qardhawi, Metode dan Etika Pengembangan

Ilmu Perspektif Sunnah, diterjemahkan oleh Kamaluddin A.


hidupnya untuk matinya, dari Marzuki, (Bandung: Rosdakarya, 1989), h.46.
dunia untuk akhirat. Dengan 19 Ismail Raji Al-Faruqi, Tauhid, diterjemahkan oleh

Rahmani Astuti, (Bandung:Pustaka, 1988), h.15. Lihat juga


demikian, ia harus membuat Syafaruddin, op.cit., h.187.

4
Jurnal Pustakawan Indonesia, Vol. 18 No. 1

tujuan akhir tercapai dari kamu tuai hendaklah kamu biarkan


perencanaan/tujuan itu sendiri. dibulirnya kecuali sedikit untuk
Tuhan adalah tujuan akhir dari kamu makan. Kemudian sesudah itu
segala kehendak dan keinginan. akan datang tujuh tahun yang amat
Tujuan akhir adalah dasar sulit, yang menghabiskan apa yang
aksiologis dari semua mata kamu simpan untuk menghadapinya
rantai dan tujuan-tujuan. (tahun sulit), kecuali sedikit dari
Berarti masa depan umat (bibit gandum) yang kamu simpan.
manusia sebagai khalifah ber-
tanggungjawab akan kemak- Kemudian setelah itu akan datang
muran alam ada dua, yaitu: (1) tahun yang padanya manusia diberi
meraih masa depan yang dekat hujan (dengan cukup) dan dimasa itu
yaitu kebahagiaan hidup di mereka memeras anggur
dunia dan sekaligus, dan (2) Kisah nabi Yusuf ini
meraih kebahagiaan hidup yang menjadi pelajaran bagi setiap
jauh yaitu akhirat (QS.2:201). muslim, betapa pentingnya
Di sini jelas ada pengakuan merencanakan tindakan ter-
teologis, bahwa yang dituju dalam masuk dalam model meren-
perencanaan pendidikan Islam canakan perpustakaan yang
itu harus berdimensi ganda yaitu Islami untuk mengantisipasi
hasil di dunia dan hasil di keperluan masa depan. Di sini
akhirat.
Dalam proses merencana- konsep perencanaan terkan-
kan perpustakaan yang Islami, dung di dalamnya sifat tawakkal
setiap pribadi atau kelompok sebagai refleksi dari kekuatan
terlebih dahulu membuat dari keyakinan tauhid kepada
keputusan dengan tetap mem- Allah.
perhatikan musyawarah dan Menurut Qardhawi tawak-
selanjutnya menyerahkan keten- kal kepada Allah tidak berarti
tuan akhir kepada keputusan mengenyampingkan segala sebab
Allah akan keberhasilannya atau mengabaikan sunnah
(QS.3:159). Itulah tawakkal (hukum) yang diberikan Allah
kepada ketentuan Allah, setelah untuk mengatur segala yang
direncakan, dilaksanakan ren-
ada.20 Jadi perencanaan perpus-
cana dengan segala potensi dan
sumber daya yang ada. Dengan takaan yamg Islami (memper-
adanya keputusan bersama, siapkan sesuatu untuk mencapai
maka perlu dipersiapkan segala tujuan perpustakaan di masa
sumberdaya manusia dan depan), menyediakan sumber
material untuk melaksanakan daya pendukung dalam pelak-
rencana bersama di dalam sanaan, melaksanakan kegia-tan
pendidikan Islam. dengan sebaik-baiknya, kemudian
Dalam Al Qur’an diung- bertawakkal adalah proses peren-
kapkan kisah nabi Yusuf yang canaan dan pelaksanaan yang baik
membuat rencana makro ber- menuju keridhaan Allah.
jangka panjang tentang per- b. Pengorganisasi
siapan atau perencanaan pangan,
sebagaimana dijelaskan Allah Perpustakaan Yang
dalam Q.S. Yusuf ayat 47-49, Islami
sebagai berikut: Pengorganisasian
Yusuf berkata: "Supaya kamu merupakan keseluruhan proses
bertanam tujuh tahun (lamanya) pengelompokan orang-orang,
sebagaimana biasa; Maka apa yang
20 Yusuf Al-Qardhawi, op.cit. h.48

5
Jurnal Pustakawan Indonesia, Vol. 18 No. 1

alat-alat, tugas-tugas, tanggung Sesungguhnya Allah adalah Maha


jawab dan wewenang sedemi- mendengar lagi Maha Melihat
kian rupa sehingga tercapai Menurut Rahman, amanat
suatu organisasi yang dapat ialah suatu yang diwakilkan
digerakkan sebagai suatu kesa- kepadanya dan menyadari benar
tuan dalam rangka pencapaian bahwa ia akan dimintai pertang-
tujuan yang telah ditentukan. gungjawaban tersebut diha-
Pengorganisasian segala dapan tuhannya. Orang-orang
sumberdaya untuk mengopti- yang menerima amanah berarti
malkan kemampuan masing- harus mempertanggungjawab-
kannya kepada Allah dan
masing pribadi hingga terwujud
organisasi yang memberikan
kerjasama dalam mencapai
kepercayaan kepadanya. Dan
tujuan melalui pelaksanaan memberikan amanah harus
rencana. Allah swt. berfirman kepada orang-orang yang ber-
dalam Q.S. Al-Maidah ayat 2, hak yaitu orang-orang yang
sebagai berikut: memiliki kompetensi intelektual
Dan tolong-menolonglah kamu dalam dan manajerial dalam organisasi
(mengerjakan) kebajikan dan takwa, harus diberi amanah dalam
dan jangan tolong-menolong dalam jabatan tertentu sesuai kemam-
berbuat dosa dan pelang-garan. dan puannya. Sebab profesiona-
bertakwalah kamu kepada Allah. lisme sangat dihargai dalam
Sesungguhnya Allah amat berat siksa- Islam.21 Firman Allah dalam
Nya Q.S.Al-Isra ayat 84, sebagai
Dalam kehidupan organi- berikut:
sasi yang di dalamnya berisikan Katakanlah: "Tiap-tiap orang berbuat
kumpulan sejumlah orang, ada- menurut keadaannya masing-masing".
nya pembagian bidang peker- Maka Tuhanmu lebih mengetahui
jaan, adanya koordinasi di mana siapa yang lebih benar jalannya
kerjasama berlangsung dan usaha Dalam pengorganisasian
mencapai tujuan bersama orga- perpustakaan yang Islami dapat
nisasi yang sekaligus menampung dikatakan solid dan baik jika
tujuan individu. Pembagian memiliki sifat-sifat, tujuan yang
pekerjaan menciptakan adanya jeas dan realitas. Tujuan ini
pemimpin dan anggota di mana dapat diterima dan dipahami
otoritas dan keteladannya oleh setiap orang yanga di
mempengaruhi para anggota dalam organisasi tersebut.
untuk bekerja secara sukarela Kesatuan arah, kesatuan perin-
dan bersama-sama mencapai tah, struktur organisasi harus
tujuan. Allah swt. berfirman disusun sesederhana mungkin,
dalam Q.S. An-Nisa ayat 58, pola dasar organisasi harus
sebagai berikut: lebih relatif permanen, penem-
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu patan orang harus sesuai
menyampaikan amanat kepada yang dengan keahliannya, balas jasa
berhak menerimanya, dan (menyuruh yang diberikan kepada setiap
kamu) apabila menetapkan hukum orang harus sesuai dengan jasa
di antara manusia supaya kamu yang diberikan, adanya pem-
menetapkan dengan adil. Sesung-
guhnya Allah memberi pengajaran 21 Taufiq Rahman, Moralitas Pemimpin dalam Perspektif Al-
yang sebaik-baiknya kepadamu. Qur’an, (Bandung: Pustaka Setia, 1999), h.47. Lihat juga
Syafaruddin, op.cit., h.190.

6
Jurnal Pustakawan Indonesia, Vol. 18 No. 1

bagian tugas, serta adanya apa yang Allah berikan kepadanya.


keseimbangan antara wewenang Allah kelak akan memberikan
dan tanggung jawab seseorang. kelapangan sesudah kesempitan.
Dalam konteks model Demikian pula seorang
pengorganisasian yang Islami, manajer atau personel tidak
kisah Rasulullah Muhammad boleh mengkhianati amanah
SAW menjadi cermin bagi umat yang diberikan kepadanya.
Islam dalam mengorganisir (QS.8:27)
sumber daya personel bagi Agar pengorganisasian per-
peningkatan kualitas perpusta- pustakaan yang Islami dapat
kaan yang Islami. Ternyata terwujud, maka manajer sebagai
dalam kisahnya, Rasulullah pemimpin perpustakaan harus
pernah tampil menggunakan memiliki sosok seorang yang
dua perisai dan pelindung berkepribadian muslim. Pribadi
kepala. Beliau menempatkan muslim yang memiliki karakter
para pemanah di mulut Quwwatul Jism (memiliki fisik
yang kuat dan sehat),
kampung. Beliaupun menggali
Mutsaqqaful Fikr (memiliki
lubang di sekitar Madinah,
pikiran yang cerdas), Salimul
mengizinkan hijrah ke Habsyah, Aqidah (memiliki akidah yang
ke Madinah dan bahkan beliau benar), Sahihul ibadah (memiliki
turut berhijrah, mengupayakan ibadah yang baik), dan Matinul
sebab-sebab makan dan Khuluq (memiliki akhlak yang
minum, menyiapkan pangan mulia)
untuk keluarganya. Beliau tidak c. Kepemimpinan
pernah mengharapkan makanan Perpustakaan Yang
turun dari langit, padahal beliau Islami
adalah makhluk yang paling Istilah kepemimpinan dalam
berhak untuk memperoleh itu.22 bahasa Inggris disebut ”leadership”.
Kisah di atas merangkum Menurut Rahman sebutan kepe-
konsep dan implementasi mimpinan dalam khazanah Islam
perencanaan, pelaksanaan ren- yaitu: khalifah, imam, dan wali.23
cana, dan pengorganisasian Ditambahkan Ya’qub (1981)
sumber daya personel bagi disamping khalifah, imam, dan
pencapaian tujuan, yaitu meme- wali sebutan untuk pemimpin
nangkan perang melawan suku atau kepemimpinan dalam
Quraisy demi tegaknya ajaran prakteknya juga dikenal, amir dan
Islam. Di samping itu dalam sultan yang artinya menunjukkan
menempatkan seseorang dalam pemimpin negara. Karena itu ada
suatu tugas dan tanggung fungsi ketatanegaraan yang
jawab, tidak boleh memberikan disebut walikota dan walinegeri.24
kepercayaan dan tanggung Dalam konteks khalifah,
jawab tugas melebih kemam- Allah berfirman dalam Al-
puan seseorang. Allah berfir- Qur’an dalam surat Al-Baqarah
man dalam Q.S.At-Talaq ayat 7, ayat 30, sebagai berikut:
sebagai berikut: Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman
Allah tidak memikulkan beban kepada para malaikat: "Sesungguh-
kepada seseorang melainkan sekedar
23 Taufiq Rahman, op.cit., h.21.
22 Yusuf Al-Qardhawi, loc.cit. lihat juga Asy-Syaukani, 24 Hamzah Ya’qub, Publistik Islam: Teknik Dakwah dan
Nailul Authar, Jilid 9, (Beirut: Darul Jail, t.t), h.92 Leadership, (Bandung: CV. Diponegoro, 1981), h.34.

7
Jurnal Pustakawan Indonesia, Vol. 18 No. 1

nya Aku hendak menjadikan Kepemimpinan merupakan


seorang khalifah di muka bumi." proses tindakan mempengaruhi
mereka berkata: "Mengapa Engkau kegiatan kelompok dan pen-
hendak menjadikan (khalifah) di capaian tujuaannya. Di dalamnya
bumi itu orang yang akan membuat terdiri dari unsur-unsur kelompok
kerusakan padanya dan menumpah- (dua orang atau lebih), ada tujuan
kan darah, padahal kami senantiasa dalam orientasi kegiatan serta
bertasbih dengan memuji Engkau pembagian tanggung jawab
dan mensucikan Engkau?" Tuhan sebagai bentuk perbedaan kewa-
berfirman: "Sesungguhnya Aku jiban anggota. Kepemimpinan
mengetahui apa yang tidak kamu juga merupakan proses mem-
ketahui." pengaruhi aktivitas individu atau
Menurut Al-Maraghi, khalifah kelompok dalam usaha kea rah
di sini diartikan sebagai pelaksana pencapaian tujuan dalam situasi
wewenang Allah SWT dalam tertentu. Dengan kata lain, dalam
merealisasikan berbagai perintah- proses kepemimpinan itu dijum-
Nya dalam kehidupan sesama pai fungsi pemimpim, pengikut
manusia. Adapun yang berkaitan (anggota), dan situasi.
dengan imam, Allah swt. Secara substansi dan kon-
berfirman dalam QS. Al-Qashash septual hampir semua para
ayat 5, sebagai berikut: pakar menetapkan kepemim-
Dan kami hendak memberi karunia pinan sebagai suatu proses
kepada orang-orang yang tertindas di atau kemampuan mempenga-
bumi (Mesir) itu dan hendak ruhi orang lain melakukan
menjadikan mereka pemimpin dan kegiatan tertentu. Kepemim-
menjadikan mereka orang-orang pinan mencakup konsep hubu-
yang mewarisi (bumi). ngan manusia yang luas.
Imam pada ayat ini adalah Terutama bila dilihat dalam
orang yang memimpin (berarti proses kepemimpinan terkan-
menjalankan kepemimpinannya) dung interaksi tiga faktor penting
bagi suatu kaum atau umat yang yaitu fungsi pemimpin, pengikut
berada di jalan yang lurus. (anggota) dan situasi yang
Berkaitan dengan wali melingkupinya. Berarti setiap
dalam QS. Asy-Syura ayat 46, situasi yang bagaimanapun, kepe-
sebagai berikut: mimpinan bisa berlangsung baik
Dan mereka sekali-kali tidak di bidang industri, organisasi
mempunyai pelindung-pelindung yang pemerintahan, organisasi politik,
dapat menolong mereka selain bisnis maupun pada kegiatan
Allah. dan siapa yang disesatkan perpustakaan di perguruan tinggi.
Allah Maka tidaklah ada baginya Bahkan kepemimpinan dapat
satu jalanpun (untuk mendapat berlangsung di luar organisasi
petunjuk) seperti dalam kepemimpinan
Dalam ayat ini wali sosial dan keagamaan.
diartikan sebagai pelindung, Pemimpin adalah orang yang
karena para pemimpin idealnya diserahi tugas dan tanggung jawab
berfungsi sebagai pengayom, untuk memimpin organisasi.
pengarah, dan pembimbing Pemimpin memiliki kemampuan
anggota/umatnya dari kesesa- untuk memimpin, ilmu dan
tan dan kemelaratan. pengetahuan, berpengalaman ser-

8
Jurnal Pustakawan Indonesia, Vol. 18 No. 1

ta harus memenuhi persyaratan 8) memiliki keberaniaan, 9)


keterampilan dan pengetahuan dermawan/ pemurah, 10) kasih
misalnya mengatur pembagian sayang, 11) sabar, 12) mampu
kerja, merancang strategi, meng- mengendalikan diri/perasaan
koordinasikan sumber daya malu, 13) memiliki kekuatan,
bersikap kooperatif untuk mem- 14) memiliki kemampuan
perlancar pekerjaan dalam men- mengelola manajerial.25
capai tujuan. Kemampuan yang Dalam rangka meng-
dimiliki seorang pemimpin dalam gerakkan orang lain untuk mau
mempengaruhi, mengendalikan bekerja atau mengikuti secara
tingkah laku dan perasaan orang sukarela, maka para pemimpin
lain untuk mencapai tujuan atau manajer harus memiliki
merupakan substansi kepemim- satu hal yang paling penting
pinan itu sendiri. yaitu adanya keteladanan atau
Berkaitan dengan sifat-sifat kharisma. Allah berfirman
pemimpin yang terpuji, dapat dalam QS. Ali Imran ayat 159,
dicontoh dari sifat Rasulullah sebagai berikut:
SAW dalam memimpin umat- Maka disebabkan rahmat dari Allah-
nya. Dalam QS. Ali Imran ayat lah kamu berlaku lemah Lembut
159, sebagai berikut: terhadap mereka. sekiranya kamu
aka disebabkan rahmat dari Allah- bersikap keras lagi berhati kasar,
lah kamu berlaku lemah Lembut tentulah mereka menjauhkan diri dari
terhadap mereka. sekiranya kamu sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah
bersikap keras lagi berhati kasar, mereka, mohonkanlah ampun bagi
tentulah mereka menjauhkan diri dari mereka, dan bermusyawaratlah dengan
sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka dalam urusan itu. Kemudian
mereka, mohonkanlah ampun bagi apabila kamu Telah membulatkan
mereka, dan bermusyawaratlah dengan tekad, Maka bertawakkallah kepada
mereka dalam urusan itu. Kemudian Allah. Sesungguhnya Allah menyukai
apabila kamu Telah membulatkan orang-orang yang bertawakkal kepada-
tekad, Maka bertawakkallah kepada Nya
Allah. Sesungguhnya Allah menyukai Bersikap lemah lembut,
orang-orang yang bertawakkal bersifat pemaaf, rendah hati
kepada-Nya dan suka bermusyawarah dalam
Sikap lemah lembut, tidak segala urusan untuk mengambil
berhati kasar, pemaaf, mau putusan adalah rangkaian sifat
memohonkan ampun orang pemimpin dalam hubungan
bersalah (rendah hati), suka dengan para bahawan dan
bermusyawarah, istiqamah dan menggerakkan mereka sehingga
bertawakkal (berserah diri mau melaksanakan pekerjaan-
kepada Allah). Rahman nya. Dengan kata lain,
menyimpulkan bahwa sifat-sifat keteladanan pemimpin atau
pemimpin yang baik sebagai- manajer dalam hubungan
mana digambarkan Al-Qur’an timbal baliknya dnegan para
disimpulkan terdiri dari: 1) bawahan merupakan salah satu
mengenali diri (kemampuan penggerak mereka untuk
diri), 2) bertaqwa, 3) Adil, 4) bekerja dalam setiap pekerjaan.
jujur, 5) percaya, 6) menempati
janji, 7) berilmu pengetahuan,
25 Taufiq Rahman, op.cit., h.39.

9
Jurnal Pustakawan Indonesia, Vol. 18 No. 1

Perlu diingatkan bahwa SWT. Pengawasan dari Allah


keteladanan yang baik adalah SWT adalah terletak pada sifat
yang ditampilkan Rasululllah Allah yang Maha Mengetahui dan
SAW untuk dijadikan model Maha Melihat. Allah SWT
kepribadian setiap pemimpin. menegaskan dalam Q.S. An-Nisa
Rasulullah adalah uswatun ayat 135, sebagai berikut:
hasanah (teladan yang baik). Maka janganlah kamu mengikuti
d. Pengawasan hawa nafsu Karena ingin
Perpustakaan Yang menyimpang dari kebenaran. dan
Islami jika kamu memutar balikkan
Proses pengawasan meru- (kata-kata) atau enggan menjadi
pakan cara terakhir yang saksi, Maka Sesungguhnya Allah
ditempuh dalam kegiatan mana- adalah Maha mengetahui segala apa
jerial, setelah perencanaan, peng- yang kamu kerjakan.
organisasian, dan penggerakan. Pengawas yang pertama
Pengawasan atau controlling meru- dan utama adalah Allah SWT.
pakan proses pengamatan atau Maka jika ada kesadaran moral
memonitor kegiatan organisasi yang tinggi dari setiap orang
termasuk lembaga pendidikan tentang kehadiran Allah dalam
Islam untuk menjamin agar setiap waktu dan kesempatan
semua pekerjaan berjalan sesuai serta pada setiap tempat di
rencana untuk mencapai tujuan. mana manusia beraktivitas,
Pengawasan adalah keseluruhan maka penyimpangan insya
upaya penga-matan pelaksanaan Allah dapat dihindari. Apa yang
kegiatan operasional guna men- direncakan akan dijalankan
jamin bahwa kegiatan tersebut dengan benar sesuai hasil
sesuai dengan rencana yang telah musyawarah, mendayagunakan
ditetapkan. sumber daya material sesuai
Pengawasan membutuhkan kebutuhan untuk mencapai
adanya perencanaan dan struktur tujuan pendidikan Islam.
organisiasi yang jelas. Dalam Dalam Islam tetap
konteks ini, implementasi nilai- menekankan kesadaran teologis
nilai yang Islami diwujudkan akan kehadiran Allah SWT
melalui tiga pilar pengawasan, yaitu dalam setiap diri, tempat dan
ketakwaan individual, kontrol keadaan. Kesadaran ini harus
masyarakat, dan penerapan dibina dari kedalaman tauhid.
(supremasi) aturan. Allah SWT berfirman dalam
Pengawasan menjadi sangat surat Al An’am ayat 103 yang
strategis sekali apabila setiap intinya menekankan bahwa
orang dalam organisasi harus Allah SWT meskipun tidak
menyadari pentingnya pengawa- dapat dicapai mata, namun
san agar tidak terjadi penyim- Allah SWT tetap melihat segala
pangan. Namun perlu digaris- yang kelihatan sebab Allah
bawahi bahwa nilai-nilai Islam Maha Mengetahui dengan zat-
mengajarkan secara mendasar Nya yang ghaib.
mengenai pengawasan tertinggi Pengawasan terhadap pro-
atas perbuatan dan usaha manusia duk yang diinginkan dalam
baik secara individual maupun organisasi perpustakaan yang
secara organisatoris adalah Allah Islami harus bermuara kepada

10
Jurnal Pustakawan Indonesia, Vol. 18 No. 1

tujuan yang ditetapkan. Oleh Berkaitan dengan hakikat


sebab itu efektivitas dan efesiensi dan ciri-ciri manajemen Islami,
selalu menjadi ukuran umum Effendy menjelaskan ada enam
untuk melakukan pengawasan. ciri sebagai berikut:26
Dalam kaitan ini, efesiensi 1) Menajemen berdasarkan akh-
termasuk yang di-tekankan dalam lak yang luhur (akhlakul karimah)
pendaya-gunaan sumber daya Akhlak mulia merupakan nilai
yang ada sebagaimana ditekan- fundamental dalam ajaran Islam,
bahkan kehadiran Islam yang
kan dalam Islam. Allah SWT
dibawa Rasulullah adalah menye-
melarang tindakan boros, sebab
mpurnakan akhlak manu-sia.
pem-borosan sumber daya Untuk itu, para pemimpin atau
sebagai tindakan syetan. manajer harus mengamalkan
Berkaitan dengan hal di akhlak mulia atau luhur (jujur, adil,
atas, pengawasan perpustakaan sabar, rendah hati, amanah, saling
yang Islami yang menempatkan menghormati, dan sebagai-nya),
pada etika para manajer dan dan penyelenggara mana-jemen
pegawai merupakan pangkal dalam organisasi tentu saja harus
tolak atau piranti utama dalam berpedoman kepada perilaku
menghindari penyimpangan akhlak karimah.
kerja, kolusi dan korupsi yang 2) Manajemen terbuka
dapat merugikan organsiasi. Manajemen Islami sangat
Inefesiensi dan deviasi tujuan/ memperhatikan keterbukaan,
target produksi dapat dihindari karena berkaitan dengan nilai
bila mental para manajer dan kejujuran, pengelolaan yang
supervisor benar-benar telah sehat dan terbuka (open
mantap melalui pembinaan minded) atau transparansi.
mental religius sebagaimana Karena jabatan sebagai
dianjurkan Allah SWT dalam pemimpin atau manajer
ajaran akhlak Islam. adalah amanah yang harus
Sesuai dengan fungsi dan dipelihara dengan baik dan
tujuan pengawasan, maka penuh keadilan. Firman
seorang pengawas/supervisor Allah dalam Q.S. An-Nisa
pada hakikatnya berfungsi ayat 58, sebagai berikut:
sebagai orang yang mengajak Sesungguhnya Allah menyuruh
para pendidik untuk lebih aktif kamu menyampaikan amanat
dalam berbuat kebaikan, dalam kepada yang berhak meneri-
hal ini khususnya yang ber- manya, dan (menyuruh kamu)
kenaan dengan pelaksanaan apabila menetapkan hukum di
tugas dan kewajiban memberi- antara manusia supaya kamu
kan pendidikan kepada anak menetapkan dengan adil.
didik sebagai kader muslim dan Sesungguhnya Allah memberi
kader bangsa di masa yang akan pengajaran yang sebaik-baik-
datang. nya kepadamu. Sesungguhnya
Berbagai prinsip yang Allah adalah Maha mendengar
diterapkan dalam pengawasan lagi Maha Melihat
perpustakaan yang Islami ada-
lah harus bersifat ilmiah,
demokratis, kontruktif, kreatif
dan inovatif. 26 Mochtar Effendy, Manajemen Suatu Pendekatan
Berdasarkan Ajaran Islam, (Jakarta: Bhratara Karya Aksara,
1989), h.28.

11
Jurnal Pustakawan Indonesia, Vol. 18 No. 1

Seorang manajer muslim dengan dasar pengetahuan


yang menjalankan mana- atau kebenaran. Karena
jemen Islami adalah orang itu, aktivitas manajemen
yang memiliki sifat jujur yang dijalankan oleh pim-
dan terbuka setiap saat pinan atau manajer organi-
untuk diperiksa apa yang sasi haruslah mengamalkan
dikerjakannya untuk organi- prinsip pengetahuan, bu-
sasi dalam rangka kebaikan kan asal dikerjakan saja
umat. secara membabi buta.
3) Manajemen yang demo- Firman Allah dalam Q.S.
kratis Al-Isra ayat 36, sebagai
Konsekuensi dari sikap berikut:
terbuka dalam manajemen, Dan janganlah kamu mengi-
maka pengambilan kepu- kuti apa yang kamu tidak
tusan atas musyawarah mempunyai pengetahuan ten-
untuk kebaikan organisasi. tangnya. Sesungguhnya pen-
Bahkan dengan musyawarah, dengaran, penglihatan dan hati,
setiap personil akan merasa semuanya itu akan diminta
bertanggungjawab dan me- pertanggungan jawabnya
miliki komitmen dalam Jadi pimpinan dan manajer
menjalankan semua kepu- haruslah orang yang berilmu
tusan. Firman Allah dalam pengetahuan karena dia yang
Q.S. Asy-Syura ayat 38, akan merencanakan, me-
sebagai berikut: arahkan, mengambil kepu-
Dan (bagi) orang-orang yang tusan dan mengawasi peker-
menerima (mematuhi) seruan jaan tentu memerlukan ilmu
Tuhannya dan mendirikan pengetahuan yang luas ten-
shalat, sedang urusan mereka tang organisasi, manajemen
(diputuskan) dengan musyawarah dan bidang pekerjaannya.
antara mereka dan mereka 5) Manajemen berdasarkan
menafkahkan sebagian dari rezki tolong menolong (ta’awun)
yang kami berikan kepada Salah satu ciri utama
mereka kehidupan muslim ber-
Dengan semakin tinggi dasarkan ajaran Islam
keterlibatan anggota dalam adalah prinsip ta’awun
pengambilan keputusan, (tolong menolong). Dalam
maka mereka semakin Q.S. Al-Maidah ayat 2,
berdaya dalam menjalankan sebagai berikut:
pekerjaannya dan men- Dan tolong-menolonglah kamu
dorong munculnya kepuasan dalam (mengerjakan) kebaji-
kerja dengan dibarengi kan dan takwa, dan jangan
imbalan yang sesuai dengan tolong-menolong dalam berbuat
kebutuhan hidup, kemam- dosa dan pelanggaran. dan
puan organisasi dan keten- bertakwalah kamu kepada
tuan yang berlaku. Allah, Sesungguhnya Allah
4) Manajemen berdasarkan amat berat siksa-Nya
ilmiah Mengamalkan prinsip tolong-
Dalam Islam setiap peker- menolong atau kerjasama
jaan harus dikerjakan adalah mengamalkan sunna-

12
Jurnal Pustakawan Indonesia, Vol. 18 No. 1

tullah, dan hal ini sejalan Karena agama dan tidak (pula)
dengan fitrah penciptaan mengusir kamu dari negerimu.
manusia. Bahwa manusia Sesungguhnya Allah menyukai
diciptakan antara satu orang-orang yang berlaku adil
dengan yang lain memiliki Dalam ayat lain tentang
kelebihan dan kekurangan, perilaku yang penuh per-
sehingga ada yang menjadi damaian dijelaskan da-lam
pemimpin dan ada yang Q.S. An-Nahl ayat 91,
menjadi anggota untuk sebagai berikut:
memenuhi kebutuhan ma- Dan tepatilah perjanjian dengan
nusia. Bagai-manapun, ke- Allah apabila kamu berjanji
butuhan hidup yang harus dan janganlah kamu membatal-
dipenuhi mencakup bidang kan sumpah-sumpah(mu) itu,
ekonomi, politik, budaya, sesudah meneguhkannya, sedang
pendidikan dan keaga- kamu Telah menjadikan Allah
maan. Jadi prinsip ta’awun sebagai saksimu (terhadap
adalah sesuai fitrah ma- sumpah-sumpahmu itu). Sesung-
nusia dalam menjalan-kan guhnya Allah mengetahui apa
hidupnya sebagai makhluk yang kamu perbuat
sosial yang diciptakan Dari dua ayat di atas
Allah SWT. menjelaskan bahwa Islam
6) Manajemen berdasarkan mengajarkan kedamaian,
perdamaian bahkan agar bangsa-bangsa
Allah memerintahkan umat hidup dengan saling menga-
Islam untuk selalu me- sihi dan tolong menolong.
melihara perdamaian, sesuai Karena itu, pemenuhan
dengan hakikat Islam yang perjanjian antara berbagai
bangsa, golongan dan etnis
berisikan keselamatan dan
untuk menangani masalah
kedamaian. Dalam aktivitas
ber-sama dalam bidang
apapun, termasuk mana- ekonomi, politik dan kebu-
jemen dalam organisasi. dayaan sehingga ala mini
Umat Islam harus meng- benar-benar dapat dimak-
amalkan dan menciptakan murkan.
suasana perdamaian dan Jadi manajemen Islami
keharmonisan, karena hanya sangat memperhatikan pelaksa-
dengan iklim seperti itu, naan perjanjian untuk kelang-
berbagai usaha dan kegiatan sungan kerjasama dan keda-
akan dapat dija-lankan maian dalam berusaha di semua
dalam mencapai tujuan organisasi kehidupan. Apalagi
yang diinginkan, yaitu men- kehadiran Islam juga menjadi
capai kebahagiaan hidup di rahmat bagi sekalian alam
dunia menuju kebahagiaan (rahmatan lil ‘alamin), karena itu
akhirat. Fir-man Allah WT harus diusahakan seluruh
dalam Q.S. Al-Mumtahinah dimensi dan aspek ajaran Islam
ayat 8, sebagai berikut: dapat diamalkan tak terkecuali
Allah tidak melarang kamu dalam organisasi dan mana-
untuk berbuat baik dan jemen.
berlaku adil terhadap orang- Menurut Ali Muhammad
orang yang tiada memerangimu Taufiq mengemukakan, dalam

13
Jurnal Pustakawan Indonesia, Vol. 18 No. 1

kaitannya dengan mutu atau 8) Perencanaan sebelum pe-


kualitas, Al Qur’an memiliki laksanaan. (Q.S. Al-Mulk
prinsip-prinsip umum sebagai ayat 22)
berikut: 9) Mencatat keterangan-
1) Memegang kendali peker- keterangan. (Q.S. Al-Ahqaf
jaan. Jika nda mampu ayat 4)
mengerjakan semua peke- 10) Perbaikan terus-menerus.
rjaan yang dibebankan (Q.S. Al-Zalzalah ayat 7-8)
kepada Anda, maka peker- 11) Segera melakukan per-
jaan itu akan diserahkan baikan dan reparasi untuk
kepada Anda dan berada kesalahan apa pun.
dalam kekuasaan Anda. 12) Semangat tim. (Q.S. Al-
(Q.S. Al-Mulk ayat 1) Kahfi ayat 95)
2) Bekerja dengan baik. 13) Perbaikan kualitas sebelum
Buatlah rancangan strategi kuantitas. (Q.S. Al-Maidah
Anda dengan prinsip untuk ayat 100).27
membuat pekerjaan Anda
selalu menjadi lebih baik. C. Penutup
(Q.S. Al-Mulk ayat 2) Dari uraian di atas dapat
3) Mengurangi sejauh mung- disimpulkan bahwa manajemen perpus-
kin perbedaan antara pro- takaan yang Islami merupakan penera-
duk-produknya hingga ke pan berbagai prinsip Islami dalam
titik nol. (Q.S. Al-Mulk mengelola organisasi perpustakaan untuk
ayat 3) kebaikan dan kemajuan umat.
4) Membuat sistem untuk Merencanakan perpustakaan yang
meneliti ulang untuk meya- Islami berarti menentukan apa yang akan
kinkan kesesuaian produk dilakukan pada masa depan atau meraih
dengan kriteria-kriteria yang sesuatu di masa depan yang berlandaskan
diminta. (Q.S. Al-Mulk ayat pengesahan Tuhan adalah landasan
3-4) teologis bertindak. Dalam proses
5) Membuat sistem penga- merencanakan perpustakaan yang Islami,
wasan. Dalam pengawasan, setiap pribadi atau kelompok terlebih
manusia sangat mengandal- dahulu membuat keputusan dengan tetap
kan dirinya sendiri dengan memperhatikan musyawarah dan
mengingat bahwa Allah selanjutnya menyerahkan ketentuan akhir
akan melihat pekerjaannya. kepada keputusan Allah akan keber-
(Q.S. At-Taubah ayat 105) hasilannya sebagai skap tawakkal kepada
6) Memuaskan pelanggan ketentuan Allah. Setelah direncakan,
dengan target utama semua dilaksanakan rencana dengan segala
pihak adalah ridha Allah, potensi dan sumber daya yang ada.
yaitu dengan meniatkan Dalam pengorganisasian perpusta-
seluruh kerja, usaha dan kaan yang Islami dapat dikatakan solid
kehidupan kepada Allah. dan baik jika memiliki sifat-sifat, tujuan
(Q.S. Al-An’am ayat 162- yang jeas dan realitas.
163) Dalam kepemimpinan di perpus-
7) Menguasai ilmu terlebih takaan, perlu adanya keteladanan dan
dahulu sebelum bekerja.
(Q.S. Al-Isra ayat 36) 27Ali Muhammad Taufiq, Praktek Manajemen Berbasis Al-

Qur’an, alih bahasa oleh Abdul Hayyie al-Kattani dan


Sabaruddin, (Jakarta: Gema Insani, 2004), h.162-165.

14
Jurnal Pustakawan Indonesia, Vol. 18 No. 1

keteladanan yang baik adalah yang Lasa HS. 1996. Kamus Istilah Perpustakaan.
ditampilkan Rasululllah SAW untuk Yogyakarta: Kanisus.
dijadikan model kepribadian setiap Manullang, M. 1994. Management Personalia.
pemimpin sebagai uswatun hasanah Jakarta: Ghalia Indonesia
(teladan yang baik). Mourell, Mark P., Stephen P. Robbins, Peter
S. Low, 1986, Managing Human Resources,
Dalam pengawasan perpustakaan Australia: Prentice-Hall
yang Islami, menekankan adanya Munawwir, Ahmad Warson, 1984. Al-
kesadaran teologis akan kehadiran Allah Munawwir Kamus Arab-Indonesia,
SWT sebagai pengawas pertama dalam (Yogyakarta: Ponpres Al-Munawwir.
setiap diri, tempat dan keadaan. al-Qardhawi, Yusuf. 1989. Metode dan Etika
Kesadaran ini harus dibina dari Pengembangan Ilmu Perspektif Sunnah.
kedalaman tauhid. Meskipun tidak dapat diterjemahkan oleh Kamaluddin A.
dicapai mata, namun Allah SWT tetap Marzuki. Bandung: Rosdakarya.
melihat segala yang kelihatan sebab Allah Rahman, Taufiq. 1999. Moralitas Pemimpin
Maha Mengetahui. dalam Perspektif Al-Qur’an. Bandung:
Pustaka Setia.)
Sahertian, Piet A., 1994. Dimensi Administrasi
Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional
Saleh, Abdul Rahman dan Fahidin. 1995.
DAFTAR PUSTAKA Materi Pokok Manajemen Perpustakaan
Perguruan Tinggi. Jakarta: Universitas
Basuki, Sulistyo. 1993. Pengantar Ilmu Terbuka.
Perpustakaan. Jakarta: PT. Gramedia. Silalahi, Ulbert. 2003. Studi Tentang Ilmu
Cet. ke-2 Administrasi : Konsep Teori dan Dimensi,
E. Zaenal Arifin dan S. Amran Tasai. 2000. Bandung: Sinar Baru Agensindo.
Cermat Berbahasa Indonesia untuk Soedibyo. 1987. Noerhayati. Pengelolaan
Perguruan Tinggi. Jakarta: Ekapress. Perpustakaan. Bandung: Alumni. Jilid 1
Effendy, Mochtar. 1989. Manajemen Suatu Sutarno NS. 2006. Manajemen Perpustakaan:
Pendekatan Berdasarkan Ajaran Islam. Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Jakarta: Bhratara Karya Aksara. Sagung Seto. Cet.2
Eryono, M. Kailani. 1985. Pedoman Syafaruddin. 2005. Manajemen Lembaga
Perpustakaan Mesjid. Jakarta: Universitas Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat Press.
Indonesia. Asy-Syaukani. T.th. Nailul Authar, Jilid 9.
al-Faruqi, Ismail Raji. 1988. Tauhid, Beirut: Darul Jail.
diterjemahkan oleh Rahmani Astuti, Taufiq, Ali Muhammad. 2004. Praktek
Bandung: Pustaka. Manajemen Berbasis Al-Qur’an, alih
Handoko, T. Hani, 1995. Manajemen, bahasa oleh Abdul Hayyie al-Kattani
Yogyakarta: BPFE dan Sabaruddin. Jakarta: Gema Insani.
Harahap, Sofyan Syafri. 1996. Manajemen Undang-Undang Perpustakaan nomor 43
Kontemporer. Jakarta: Rajawali Press. tahun 2007
Hasibuan, Malayu P. 2001. Organisasi dan Ya’qub, Hamzah. 1981. Publistik Islam:
Motivasi : Dasar Peningkatan Teknik Dakwah dan Leadership. Bandung:
Produktivittas. Jakarta: Bumi Aksara. CV. Diponegor

15

You might also like