You are on page 1of 10

JUDUL DRAMA: NIAT HUJRAHKU

TEMA : RELIGI, ROMANCE

PEMAIN :

1. MUHAMMAD RAMADHANI
2. NURHANDAYANI
3. ANITA SYARIF
4. ST. NUR ZAM-ZAM
5. SUKMAWATI
6. NUR INDAH RAUF
7. NURUL WAHDANIAH

KAMERAMEN

NURWAHIDAH ARIS

SUTRADARA, PENULIS NASKAH

ANDI FAIZA FIRDASARI

NIAT HIJRAHKU

SCENE 1, di bukit, dikostan.

Nanda dan Dani adalah sepasang kekasih yang sudah berpacaran sejak semester awal kuliah
sampai sekarang mereka sudah semester lima. Tetapi suatu hari Nanda menelpon Dani

Nanda : halo, assalamu’alaykum.

Dani : wa’alaikumussalam. Iye Kenapaki?

Nanda : bisa ketemu sekarang ditempat biasa? Ada mau kukasih taukanki.

Dani : iye bisaji. Apa mau tabilang? (pikirannya bertanya-tanya)

Nanda : disinipi kukasih taukki.

Dani pun berangkat dengan buru-buru sambil bertanya-tanya apa sebenarnya yang ingin
Nanda katakana padanya, sehingga dia meminta Dani untuk segera menemuinya.

SCENE 2, di bukit
10 menit kemudian, Dani sampai ke tempat biasa mereka bertemu.

Dani : Assalamualaikum, sampaima. Apa mau tabilang? ( segera duduk disamping Nanda)

Nanda : hmmm, mmm mauka putus sama kita.

Dani : Apa? Maksudnya? Janganki bercanda nah.

Nanda: nda bercandaka’ betulanka ini mauka putus.

Dani : kenapa? Masih kusayangki, mauka terus sama kita.

Nanda : Takutka dosa, nda mauma main-main, mauka langsung nikah.

Dani : Masalahnya kalau kunikahiki’ belumpa sarjana, belumpa dapat kerja.

Nanda : makanya, putusmaki saja. saya nda bisa habiskan waktuku dengan pacaran tanpa
kejelasan.

Dani : (terdiam sejenak, mencerna kata-kata yang dikeluarkan Nanda). Ok, kalau begitu mauta.
Bisaka’ buktikan kalau saya serius sama kita. Nda bakalan kugangguki, kuchatki, ataupun
kutemuiki sebelumka sukses.

Nanda : ( hanya bisa menangis dan tertunduk).

Dani langsung pergi meninggalkan Nanda yang sedang menangis.

SCENE 3, DI KOST-AN

Sesampainya dikostannya, dia sangat sedih dan emosi sampai melempar barang-
barangnya hingga berserakan. Dia mengingat masa-masa disaa mereka masih bersama.

SCENE 4, dibukit

Nanda masih duduk terdiam sambil mengisak tangisnya, Dihampiri oleh Sukma dan Indah,
teman se fakultasnya tapi mereka tidak saling menegnal.

Sukma & Indah : Assalamu’alaikum

Nanda: wa’alaikumussalam warhmatullah.

Sukma : kenapaki ukhty?


Indah : iye ukh, sendirian lagi ( dengan nada yang kayak mengejek)(sukma melihat kearah Indah
dengan melotot)

Nanda : ( tersenyum, sambil menghapus air matanya ) hehehe tidak apa- apaji ukhty.

Sukma : laa tahzan, innallaha ma’ana. Jangan bersedih, sesunggungnya Allah bersama kita. In
syaa Allah semua masalahta akan terlewati jika kita selalu mengingat Allah. Serahkan semua
masalahta itu pada Allah, semoga Allah mudahkan kita untuk bisa mencapai ridho-Nya.

Nanda : (tersenyum) iye ukhty, aamiin. In syaa Allah akan selalu kulibatkan Allah dalam segala
urusanku.

Indah : (berbisik ke sukma) kelihatnnya ini to’ kayak sudah putus cinta ini orang.

Sukma : hussh sembarang.

Indah : betulanka kasian.

Nanda : ngomong-ngomong. ikutki kajian rutin toh? Pernahki kulihat dimasjid kampus kajian.

Sukma : iye ukhty, Alhamdulillah.

Nanda : bolehka ikut kajian juga?

Sukma & Indah : maa syaa Allah, iye boleh ukhty.

Indah : datangmaki saja besok, ba’da sholat dzuhur.

SCENE 5, rumah Nanda

Nanda sedang sholat dan selepas sholat dia berdoa memohon ampun pada Allah atas
dosa-dosa yang telah dia lakukan, dia telah sadar bahwa yang dia jalani selama ini itu salah, dan
dia bertekad kuat untuk hijrah, merubah dirinya. tapi tak lupa dia untuk sadar kalau hijrah itu
membutuhkan proses yang rumit dan lama.

Nanda sedang duduk-duduk diruang tamu sambil melamun, lalu ibunya mengampirinya.

Ibu : kenapaki melamun nak? Nda baik anak gadis melamun.) Duduk disampng nanda dan
mengusap-usap bahu anaknya)

Nanda : hehehe, tidakji ma’. (tersenyum terpaksa)

Ibu : kenapaki? Bilangmi, keliatan sekali muka’ta kalau bohongki. ( bertanya penasaran).
Nanda : hmm, kuputuskanki Dani ma’.

Ibu : kenapa bisa nak?

Nanda : takutka dosa ma’. Mauma berubah jadi lebih baik, mauka’ fokus kuliah, Dan Takutka
juga bapak disiksa dikubur gara-gara saya pacaran.

Ibu nurul : kodong anakku, bagus pale itu nak. Mauki jadi lebih baik. Insyaa Allah mama’
dukung keputusanta’. Kalau jodoh itu nda bakalan kemana, yakin maaki saja nak.

Nanda : iye ma’ ( trsenyum)

SCENE 6, di Kampus

Keesokan harinya…

Anita : (menelpon nanda )halo Nanda, dimanaki? Dari tadikka menunggu nah. Oh adamaki
dikantin?. Ok-ok pale, otw. ( jalan buru-buru lalu menabrak, seorang wanita)

Brrukk…

Ustazah: astaghfirullahal’adzim.

Anita : iihhh, eh tante kalau jalan itu pake mata.(buru-buru pergi )

Ustzh Arini : ( menggeleng-geleng kepala ).

Anita berjalan menuju kantin dan bertemu Zam-zam.

Zam-zam : Anita! ( memanggil anita )

Anita : iye. (mereka berdua jalan bersama)

Zam-zam : manai Nanda?

Anita : adai dikantin, ini mauka kekantin .

Zam-zam : eh masa toh, putiski nanda sama dani.

Anita : apa? Iyokah? Astaga, kenapa bisa? (sangat bersemangat)

Zam-zam : iyaweeh, saya juga kaget dengarki, nda tau juga nanda itu kenapa bisa putus.
Anita : yess-yes-yess. Berarti ada kesempatanku bisa sama Dani.

Zam-zam : kenapaki?

Anita : ha? Tidakji hehe.

Dikantin, mereka bertiga duduk bersama dan makan dikantin.

Anita : Nanda, putuski bedeng sama Dani?

Nanda : hmm, iya.

Anita : astagaaa, kenapa bisa.

Nanda : Kta itu harus berubah jadi lebih baik, nda boleh lakukan yang sia-sia terus.

Zam-zam : bagus itu, harus memang orang jadi lebih baik.

Nanda : eh, mauka mulai kajian besok, ikut semuaki nah.

Anita & Zam-zam : hah? Kajian? ( kaget)

Nanda : iya kajian, setelah dzuhur nah.

Zam-zam : iye pale, in syaa Allah. Kamu Anita?

Anita : eee, iya pale deh.

SCENE 7, DI masjid

Mereka bertiga menaiki angga masjid dengan buru-buru .

Nanda : wee, cepatki eh. Telatmi orang.

Anita : aduuh, iya tunggu.

Mereka sudah sampai dimasjid dan melihat ustazah Arini dan Sukma sedang duduk.

Nanda, Anita, Zam-zam : Assalamu’alaikum.

Ustazah : waalaikumusssalam warohmatullahi wabarokatuh, maa syaa Allah. Silahakan duduk


ukhty.
Anita : ( kaget ) matmija. Itu sudah kemarin kutabrak (berbisik disamping Zam-zam).

Zam-zam : betulan? Astaghfirullah

Ustazah : bismillahirrahmanirrahim, mari kita mulai kajiannya yah ( memulai kata


pengantardengan bersholawat pada nabi Muhammad shallakkahu’alaihi wasallam)

Ustadzah : ( berceramah, dengan lembut dan mengingatkan tentang bahayanya pacaran)

Nanda : (tertunduk, dan menyesal segala perbuataannya).

Satu jam kemudian.

Ustadzah : Alhamdulillah, selesailah kegiatan kita hari ini, moga kegiatan ini diberkahi oleh Allah
subhanahuwata’ala.

SCENE 8, Di depan masjid

Nanda, Anita, Zam-zam, dan juga Sukma berjalan meningglkan masjid untuk pulang.

Indah : Sukmaaaa, heeehhh, hhheehh ( ngos-ngosan berlari )

Sukma : Astaghfirullah, baruki sampai?

Indah : iya ehh, macet sekali tadi.

Sukma : hmmm, selesaimi orang kajian nah.

Indah : astaghfirullah, iya?

Sukma : begitu memang jaki kita , selalu terlambat, pasti telatki bukan gara-gara itu to?

Indah : hehhe, sebenarnya tadi tanggung sekali film indiaku hampirmi habis ditambah macet
lagi. ( sambil nyengir)

Ssukma : (menepuk jidat )

SCENE 9, Di taman

Dani : (terdiam dan berfikir). Haruska berubah jadi lebih baik. Haruska bisa buktikan sama
Nanda kalau bisaka sukses.
Seiring berjalannya waktu, Dani pun belajar sekuat tenaga dan selalu berusaha untuk
menjadi lebih baik. Shalatnya tak pernah lagi ditunda-tunda, bahkan ia selalu ikut sholat
berjamaah dimasjid. Dan juga sudah memulai ikut kajian dimasjid.

Beberapa bulan kemudian, Dani sudah tidak terlalu memikirkan niatnya berubah karena
nanda, tapi dia berubah karena Allah dan menggapai ridhonya. Dia yakin jika Nanda adalah
jodohnya, pasti dia akan bersama dengan Nanda nantinya.

Begtupun dengan Nanda, dia juga fokus untuk kuliah dan belajar agama. Dia juga yakin
bahwa jika Dani memang jodohnya, pasti akan Allah berikan hanya untuk dirinya.

SCENE 10, di masjid kampus

Dani melihat Nanda sedang mengikuti kajian.

Dani : (tersenyum, lalu bergegas pergi).

Anita : (melihat Dani) Nanda.

Nanda: kenapa?

Anita : mda mulihat Dani tadi disana?

Nanda : tidak.

Anita : ih ada tadi

Nanda : ah mana? Tidak ada. Ayo fokus, jangan sembarang ta lihat-lihat.

Zam-zam : mentong ini anak, masih suka nakal matanya.

Lima tahun kemudian, Dani sudah mendapat pekerjaan disebuah perusahaan dan sudah
sangat sukses sebagai manajer karena kegigihannya bekerja dan bertawakkal. sekarang, teman-
temannya sudah banyak yang menikah. Dia pun sudah merasa siap dan hendak melamar
Nanda, walaupun niatnya hijrah bukan karena ingin memiliki Nanda,akan tetapi hijrahnya itu
hanya karena Allah. Tetapi, perasaannya pada Nanda tidak pernah berubah, dia masih sangat
mencintai Nanda dan ingin Nanda menjadi pendamping hidupnya.

SCENE 10, dirumah nanda


Dani dan ibu Nanda sedang menunggu Nanda pulang bekerja. Ibu Nanda, tidak
mengetahui niat Dani datng erumahnya sampai-sampai ingin menunggu Nanda sampai pulang.
Nanda pun pulanng dari tempat kerjanya.

Nanda : Assalamu’alaikum, maa’ pulang ( nanda kaget melihat Dani )

Ibu & Dani : waalaikumussalam warohmatullah wabarokaatuh

Nanda : Dani? Apa tabikin disini?

Ibu : dudukki dulu disini nak.

Dani : eee begini tante, Nanda. Kedatanganku disini, in syaa Allah bermaksud baik. Saya mau
melamar Nanda bu’.

Nanda & Ibu : (kaget)

Dani : Bagaimana bu?

Nanda : minta maafka Dani, terlambatki. Mauma menikah 7 hari lagi.

Ibu : bahkan rencannya besok kita mau kasih kamu undangan nak( memberikan undangan
pernikahan )

Dani : ( sangat kaget dan kecewa . (lalu tersenyum menyembunyikan kekecewaannya). I iye
tante, nnn nda apa-apaji. Yasudah pulangma pale tante.

Nanda : maafka Dani

Dani : hehe iye nda apaji. In syaa Allah datangja. Assalamualaikum.

Nanda & ibu : waalaikumussalam warohmatullah wabarokaatuh.

SCENE 11, Di jalan

Dani merasa kecewa tapi tidak terlalu dalam, Jika dia hijrah hanya karena untuk
mendaptkan wanita, pasti dia akan sangat sakit hati lagi. Dia bersyukur niatnya untuk hijrah
bukan semata hanya untuk memiliki Nanda, tapi dia berhijrah hanya karena Allah saja dan
menggapai ridho-Nya.

SCENE 12, Di jalan


Tujuh hari kemudian, Dani berjalan menuju rumah Nanda untuk mengahdiri pernikahan
Nanda, dia sudah sangat siap untuk melihat Nanda bersama dengan laki-laki lain.

Anita : Assalamualaikum Dani?

Dani : Waalaikumussalam, Anita?

Anita : maa syaa Allah, mauki ke acara nikah nya Nanda juga?

Dani : ( tersenyum ) iye.

Anita : ohh, barenganmaki jalan pale. Boleh?

Dani : iya boleh-boleh. ( canggung)

Entah, Dani merasakan jantungnya berdegup kencang saat bertemu dengan Anita,
padahal lima tahun yang lalu Dani tidak punya perasaan terhadap Anita. Dan Anita masih
menyimpan rasa terhadap Dani yang telah lama dia kubur dalam-dalam karena memilih
persahabatannya dengan Nanda. Anita sudah berubah sejak lama, dia mengikuti Nanda dan
Zam-zam untuk Kajian. Dan di pun hjrah dengan proses yang bertahap.

Mereka pun, berjalan bersama dengan canggung dengan tak lupa menjaga jarak, Dani
bertanya-tanya jantungnya tak mau berdetak dengan normal karena Anita, begitupun
sebaliknya.

3 bulan kemudian Dani dan Anita akhirnya menikah dengan proses ta’aruf 1 bulan dan
mereka semua bahagia selalamanya.

TAMAT

You might also like