You are on page 1of 77

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN UNDERCARRIAGE


EXCAVATOR PC-200 HYUNDAI ROBEX DENGAN
METODE FMEA

SKRIPSI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Memperoleh gelar Sarjana Teknik

Oleh :
STEFANUS VIANARI OLA AMA
NIM :165214086

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

JURUSAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA


YOGYAKARTA

2020
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ANALYSIS OF DAMAGE TO UNDERCARRIAGE


COMPONENTS HYUNDAI ROBEX PC-200 EXCAVATOR
WITH FMEA METHOD
FINAL PROJECT

As partial fulfilment of the requirement

to obtain the Sarjana Teknik degree in Mechanical Engineering

By :

STEFANUS VIANARI OLA AMA

Student Number : 165214086

MECHANICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM

MECHANICAL ENGINEERING DEPARTMENT


SCIENCE AND TECHNOLOGY FACULTY

SANATA DHARMA UNIVERSITY


YOGYAKARTA

2020

ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Dengan ini penulis menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat

karya yang pernah digunakan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu

Perguruan Tinggi, dan sepanjang sepengetahuan penulis juga tidak terdapat karya

atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang

secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Yogyakarta, 6 Juli 2020

Penulis

Stefanus Vianari Ola Ama

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma

Nama : Stefanus Vianari Ola Ama

NIM : 165214086

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, penulis memberikan kepada

Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul :

Analisa Kerusakan Komponen Undercarriage Excavator PC-200 Hyundai


Robex Dengan Metode FMEA

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian penulis

memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk

menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di internet atau

media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari penulis

maupun royalti kepada penulis selama tetap menyantumkan nama penulis sebagai

penulis.

Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 6 Juli 2020

Penulis

Stefanus Vianari Ola Ama

vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

Peranan unit Excavator Hyundai Robex PC-200 di lingkungan industri


sangat bergantung pada komponen undercarriage. Hal tersebut dikarenakan
mempengaruhi kinerja dari excavator. Jika komponen undercarriage mengalami
kerusakan maka produktifitas dari excavator akan menurun saat beroperasi. Maka
diperlukan perawatan yang intensif dan terjadwal. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui presentase keausan pada komponen Undercarriage Excavator
PC-200 Hyundai Robex, mengetahui prediksi sisa usia pakai pada komponen
Undercarriage Excavator PC-200 Hyundai Robex, dan mengetahui nilai RPN
komponen Undercarriage pada Excavator PC-200 Hyundai Robex.
Pada penelitian ini metode yang digunakan untuk menganalisis presentase
keausan dan prediksi sisa usia pakai pada komponen idler, sprocket, dan track link
adalah metode FMEA (Failure Mode and Effect Analysis). Dengan menetapkan
nilai severity, occurence, dan detection untuk mendapatkan nilai RPN ( Risk
Priority Number). Nilai RPN didapatkan dari hasil pengkalian ketiga nilai
tersebut.
Hasil dari penelitian ini didapatkan presentase keausan komponen sprocket
memiliki tingkat keausan yaitu 60%, komponen idler 50%, dan komponen track
link 37.5% untuk jam kerja 750 jam. Hasil yang diperoleh prediksi sisa usia pakai
komponen sprocket 480 jam, komponen track link 456 jam, dan komponen idler
340 jam. Kemudian didapakan nilai RPN dari masing-masing komponen adalah
512 untuk komponen idler, 343 komponen track link, dan 216 untuk komponen
sprocket.

Kata Kunci : Excavator Hyundai Robex PC-200 , Undercarriage, FMEA

vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

The role of the Hyundai Robex PC-200 Excavator unit in an industrial


environment relies heavily on undercarriage components. That is because it
affects the performance of the excavator. If the undercarriage component is
damaged, the productivity of the excavator will decrease during operation. Then
intensive and scheduled maintenance is needed. The purpose of this study was to
determine the percentage of wear on the Hyundai Robex PC-200 Excavator
Undercarriage component, determine the prediction of remaining life in the
Hyundai Robex PC-200 Undercarriage Excavator component, and determine the
RPN value of the Undercarriage component in the Hyundai Robex PC-200
Excavator.
In this study the method used to analyze the percentage of wear and
prediction of remaining life on the idler, sprocket, and track link components is
the FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) method. By setting the value of
severity, occurrence, and detection to get the value of RPN (Risk Priority
Number). The RPN value is obtained from the multiplication results of the three
values.
The results of this study obtained the percentage of wear of the sprocket
component has a wear rate of 60%, 50% idler component, and 37.5% track link
component for 750 hours of work hours. The results obatained predictions the
remaining life of the 480 hour sprocket component, 456 hour track link
component, and 340 hour idler component. Then get the RPN value of each
component is 512 for idler components, 343 track link components, and 216 for
sprocket components.

Keywords: Hyundai Robex PC-200 Excavator, Undercarriage, FMEA

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Syukur dan terima kasih penulis kepada Allah Bapa di surga yang telah

memberikan berkat, rahmat serta kasih-Nya yang berlimpah kepada penulis,

sehingga dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan judul “Analisa Kerusakan

Komponen Undercarriage Excavator PC-200 Hyundai Robex Dengan Metode

FMEA.

Penyusunan Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mendapat gelar

Sarjana Teknik Mesin di Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Sains dan

Teknologi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Atas tersusunnya Skripsi ini, tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih

kepada :

1. Sudi Mungkasi, S.Si., M.Math,Sc.,Ph.D., selaku Dekan Fakultas Sains

dan Teknologi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Budi Setyahandana, M.T., selaku Ketua Program Studi Teknik Mesin,

Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Sanata Dharma.

3. Ir. PK. Purwadi, M.T., selaku Dosen Pembimbing Akademik.

4. Budi Sugiharto, M.T., selaku Dosen Pembimbing Skripsi.

5. Dosen-dosen Teknik Mesin yang telah membimbing selama perkuliahan.

6. Seluruh Tenaga Kependidikan di Teknik Mesin dan di Fakultas Sains dan

Teknologi, Universitas Sanata Dharma.

7. Paulus Demon Loun dan Benedikta Palan Duli sebagai orang tua penulis

yang selalu memberi semangat berupa materi dan spiritual.

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8. Semua keluarga di Adonara dan Kalimantan Adriana Anukia, Alm.

Yohanes Nama Raga Tokan, Simon Sabon Nuba, Petrus Paron Kelogo

Tokan, Elisabeth Boi duli, Wae Date, Wae Agnes, Nenek dan adik-adikku,

yang selalu memberi semangat.

9. Untuk yang ku kasihi Severina Jenita, yang selalu memberi motivasi dan

juga semangat.

10. Untuk teman seperjuangan selama perkuliahan, dan juga teman-teman dari

Sangatta.

11. Seluruh teman-teman Teknik Mesin angkatan 2016, atas kerjasamanya

selama kuliah.

12. Seluruh Karyawan PT. Perwita Karya, terima kasih atas bantuannya dan

memberikan kesempatan untuk mengambil data di PT. Perwita Karya.

Penulis masih menyadari bahwa Skripsi ini masih banyak kekurangan dan

belum sempurna dan keterbatasan kemampuan penulis. Penulis akan menerima

dengan senang hati segala kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan

Skripsi ini.

Akhir kata, penulis mengucapkan banyak terima kasih atas pehatiannya

Yogyakarta, 6 Juli 2020

Penulis

Stefanus Vianari Ola Ama

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DARTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................................... i


TITLE PAGE .....................................................................................................................ii
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN............................................................................................ v
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ..................................................................... vi
ABSTRAK ...................................................................................................................... vii
ABSTRACT .....................................................................................................................viii
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................xiii
DAFTAR TABEL ........................................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................................................... 3
1.4 Batasan Masalah ...................................................................................................... 3
1.5 Manfaat Penelitian ................................................................................................... 3
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................................ 5
2.1 Dasar Teori .............................................................................................................. 5
2.1.1 Pengertian Undercarriage ............................................................................. 5
2.1.2 Undercarriage Tipe Rigid ............................................................................. 6
2.1.3 Komponen Utama Undercarriage Tipe Rigid ............................................... 6
2.1.4 Jenis Keausan Pada Sprocket, Idler, dan Track Link .................................. 14
2.1.4.1 Keausan Pada Sprocket ...................................................................... 14

2.1.4.2 Keausan Pada Idler ............................................................................. 17

2.1.4.3 Keausan Pada Track Link ................................................................... 18

2.1.5 Jenis Perawatan Kerusakan (Maintenance) ................................................. 21


2.1.6 Dasar Teori Perhitungan Umur Elemen Penyusun Komponen U/C ............ 22

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2.2 Penelitian Terdahulu .............................................................................................. 23


BAB III METODOLOGI PENELITIAN.......................................................................... 27

3.1 Obyek Penelitian .................................................................................................... 27

3.2 Alur Penelitian ....................................................................................................... 27

3.3 Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) ........................................................... 28

3.4 Variabel Penelitian ................................................................................................. 30

3.5 Alat Bantu Penelitian.............................................................................................. 31

3.6 Langkah-langkah Penelitian ................................................................................... 31

3.7 Cara Pengumpulan Data ......................................................................................... 32

3.8 Cara Pengolahan Data ............................................................................................ 32

3.9 Cara Penyimpulan .................................................................................................. 33

BAB IV DATA DAN ANALISIS .................................................................................... 34

4.1 Pengukuran Idler .................................................................................................... 34

4.1.1 Presentase Keausan Idler ..................................................................................... 35

4.1.2 Prediksi Sisa Usia Pakai Idler.............................................................................. 37

4.2 Pengukuran Sprocket .............................................................................................. 38

4.2.1 Presentase Keausan Sprocket .............................................................................. 39

4.2.2 Prediksi Sisa Usia Pakai Sprocket ....................................................................... 42

4.3 Pengukuran Track Link .......................................................................................... 43

4.3.1 Presentase Keausan Track Link ........................................................................... 44

4.3.2 Prediksi Sisa Usia Pakai Track Link .................................................................... 46

4.4 Analisis Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) ............................................... 48

4.5 Hasil dan Pembahasan ............................................................................................ 51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN............................................................................ 57

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 59

xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Undercarriage Excavator Hyundai Robex ....................................................... 5

Gambar 2.2 Track Frame Tipe Rigid .................................................................................. 6

Gambar 2.3 Track Frame Rigid Mounting .......................................................................... 7

Gambar 2.4 Track Rollers .................................................................................................. 8

Gambar 2.5 Carrier Rollers ................................................................................................ 9

Gambar 2.6 Track Assembly .............................................................................................. 9

Gambar 2.7 Struktur Idler ................................................................................................ 10

Gambar 2.8 Stuktur Recoil Spring dan Track Udjaster ..................................................... 11

Gambar 2.9 Track Link (Pin dan Bushing) ....................................................................... 12

Gambar 2.10 Sprocket...................................................................................................... 13

Gambar 2.11 Struktur Track Shoe .................................................................................... 14

Gambar 2.12 Forward Drive Side Wear ........................................................................... 14

Gambar 2.13 Rivers Drive Cycle...................................................................................... 15

Gambar 2.14 Root/Radial Wear ....................................................................................... 15

Gambar 2.15 Revers Tip Wear ......................................................................................... 16

Gambar 2.16 Forward Tip Wear....................................................................................... 16

Gambar 2.17 Side Face Wear ........................................................................................... 17

Gambar 2.18 Tread Wear ................................................................................................. 17

Gambar 2.19 Flange Top Wear ........................................................................................ 18

Gambar 2.20 Tread Wear ................................................................................................. 19

Gambar 2.21 Scalloping .................................................................................................. 19

Gambar 3.1 Diagram Alir................................................................................................. 27

Gambar 4.1 Grafik Keausan idler ..................................................................................... 52

Gambar 4.2 Grafik Keausan Sprocket .............................................................................. 53

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Gambar 4.3 Grafik Keausan Track Link ........................................................................... 54

Gambar 4.4 Grafik Pareto RPN ........................................................................................ 55

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Pengukuran Idler (R/H) ..................................................................................... 34

Tabel 2. Pengukuran Idler (L/H) ..................................................................................... 35

Tabel 3. Nilai Konstanta “k” ........................................................................................... 37

Tabel 4. Pengukuran Sprocket (R/H) ............................................................................... 39

Tabel 5. Pengukuran Sprocket (L/H) ............................................................................... 39

Tabel 6. Pengukuran Track Link (R/H) ............................................................................ 43

Tabel 7. Pengukuran Track Link (L/H) ............................................................................ 43

Tabel 8. Metode Analisis FMEA ..................................................................................... 48

Tabel 9. Hasil perhitungan idler, sprocket, track link....................................................... 51

Tabel 10 Presentase Perbandingan Usia Pakai dan RPN ................................................... 55

xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Excavator merupakan salah satu alat berat yang digunakan untuk

memindahkan material dari satu tempat ke tempat yang lain. Tujuan

penggunaan excavator adalah untuk membantu pekerja melakukan pekerjaan

yang berat sehingga dapat menghemat waktu, excavator digunakan untuk

mengangkat material, meratakan permukaan tanah, mengeruk sungai,

penghancuran gedung, pertambangan, menggali parit, lubang dan pondasi.

Beberapa bidang industri yang menggunakan excavator antara lain konstruksi,

pertambangan, infrastructure, pembuatan aspal. Dilihat dari strukturnya,

excavator terdiri dari tiga bagian, yaitu : upperstructure, front attachment,

dan undercarriage.

Undercarriage adalah bagian bawah dari sebuah excavator yang

berfungsi untuk menahan beban, mengarahkan, sebagai pendukung unit dan

sebagai penggerak dari alat berat. Undercarriage bersentuhan langsung

dengan tanah sehingga undercarriage dapat menjaga kestabilan unit alat

berat. Sistem undercarriage dapat berfungsi dengan baik bila selama proses

operasional dilakukan perawatan yang terjadwal dengan baik.

Industri di Indonesia, misalnya industri pembuatan aspal yang ada di PT.

Perwita Karya Yogyakarta menggunakan alat berat. Alat berat yang

digunakan ialah excavator untuk operasi produksinya (loading, hauling, dan

dumping). Alat yang digunakan berupa Excavator PC-200 Hyundai Robex.

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Hal ini mengindikasikan bahwa peran dari excavator tersebut sangat penting

bagi keberlangsungan operasi suatu industri.

Pada industri pembuatan aspal. pengaruh dari panas dan medan jalan yang

umumnya adalah tanah keras dan berpasir yang dapat membuat kerusakan

pada komponen excavator terutama komponen dari undercarriage yang

bersentuan langsung dengan tanah, untuk mengatasi indikasi kerusakan yang

terjadi, setiap industri memiliki strategi untuk mengatasi kerusakan yaitu,

maintenance atau perawatan unit, jenis perawatan yang biasa di lakukan

antara lain, preventive maintenance, reactive maintenance, predictive testing

and inspection, dan proactive maintenance. Tujuan dari maintenance adalah

agar unit atau alat berat tetap terawat dan baik digunakan agar tidak terjadi

kerusakan pada saat pengoprasiannya.

Oleh sebab itu perlu dilakukan identifikasi untuk mengetahui kerusakan

pada komponen undercarriage. Penelitian ini akan menggunakan metode

Failure Mode and Effect Analiysis (FMEA).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang dapat dirumuskan pada

tugas akhir ini adalah :

1. Bagaimana mengetahui presentase keausan pada komponen

Undercarriage Excavator PC-200 Hyundai Robex ?

2. Bagaimana mengetahui prediksi sisa usia pakai pada komponen

Undercarriage Excavator PC-200 Hyundai Robex ?


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Bagaimana mengetahui nilai RPN pada komponen Undercarriage

Excavator PC-200 Hyundai Robex ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujun dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui presentase keausan pada komponen Undercarriage

Excavator PC-200 Hyundai Robex.

2. Mengetahui prediksi sisa usia pakai pada komponen

Undercarriage Excavator PC-200 Hyundai Robex.

3. Mengetahui nilai RPN komponen Undercarriage pada Excavator

PC-200 Hyundai Robex.

1.4 Batasan Masalah

1. Obyek penelitian ini hanya terbatas pada sprocket, idler, dan track link

pada Excavator PC- 200 Hyundai Robex.

2. Data kerusakan diambil dari hasil wawancara dengan kepala mekanik di

PT. Perwita Karya.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai

kerusakan yang terjadi pada udercarriage unit Excavator PC-200

Hyundai Robex.

2. Hasil penelitian dapat menjadi referensi dan informasi untuk pihak

lain yang ingin meneliti dengan lebih dalam mengenai kerusakan yang

terjadi pada komponen Undercarriage Excavator PC-200 Hyundai

Robex.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Bagi Universitas untuk menambah wawasan dari mahasiswa yang

membaca skripsi ini dan sebagai referensi mahasiswa untuk penulisan

Tugas Akhir mereka.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Dasar Teori

2.1.1 Pengertian Undercarriage

Undercarriage assembly (kerangka bawah) adalah sekumpulan komponen

yang digunakan untuk menopang beban unit (crawler type) yang ditunjukkan pada

Gambar 2.1. Salah satu fungsinya adalah untuk menyalurkan torsi engine dan

menghasilkan gaya cengkram (traction force) untuk menggerakkan unit maju atau

mundur. Disamping itu juga mampu untuk menjaga kestabilan dari unit. Dikutip

dari ”Basic Mechanic Course Final Drive & Undercarriage, PT United Trctor

Tbk. 2011.” Berikut beberapa fungsi dari undercarriage:

1. Untuk menopang dan meneruskan beban unit ke tanah.

2. Bersama-sama dengan sistem steering dan brake mengarahkan unit untuk

bergerak maju, mundur, belok ke kanan dan ke kiri.

3. Sebagai pembawa dan pendukung unit.

Gambar 2.1 Undercarriage Excavator Hyundai Robex

5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2.1.2 Undercarriage Tipe Rigid

Pada undercarriage tipe rigid, front idler tidak dilengkapi dengan rubber

pad. Dapat dilihat pada Gambar 2.2. Final drive juga tidak dilengkapi dengan

rubber bushing dan equalizing beam hanya menempel pada main frame..

1. Idler 5. Track roller (single flange)

2. Track shoe 6. Track roller (double flange)

3. Carrier roller 7. Track roller guard

4. Sprocket 8. Track frame

Gambar 2.2 Track Frame Tipe Rigid

2.1.3 Komponen Utama Undercarriage Tipe Rigid

Komponen-komponen utama dari Udercarriage Tipe Rigid yaitu:

a. Track Frame Rigid Mounting

Track frame merupakan tempat bagi beberapa komponen yang berbeda.

Dapat dilihat pada Gambar 2.3. Komponen yang di maksud adalah drive sprocket,

front idler, dan roller guard. Track frame dapat dikategorikan berdasarkan

ukurannya. Track frame standar, extended track frame serta low ground pressure

(LGP) track frame. Standar track konstruksinya pendek dan sempit, extended
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

track lebih lebar dan lebih panjang, LGP track konstruksinya lebih lebar (extra

width) untuk mendukung kemampuan mengambang agar lebih baik.

Frame crawler tractors harus diperhatikan kelurusannya, apabila crawler

sudah dipakai beroperasi maka kemungkinan posisi kelurusan dari frame berubah

yang menyebabkan toe in atau toe out. Yang dimaksud toe in adalah keadaan

perubahan kelurusan track frame kiri dan kanan ketika permukaaan idler menuju

ke dalam mendekati “center line of tractors”.

Yang dimaksud toe out adalah suatu keadaan perubahan kelurusan track

frame kiri dan kanan ketika permukaan idler menuju ke dalam mendekati “center

line of tractors”.

Gambar 2.3 Track Frame Rigid Mounting

b. Track Rollers

Track Rollers terletak di bawah track frame dan panjang track tersebut

menentukan banyaknya track rollers. Dapat dilihat pada Gambar 2.4. Track

rollers di pasang di dasar track frame dan menahan sebagian besar bobot

kendaraan. Roller-roller tersebut berukuran kecil dan saling merapat untuk


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

memberikan tekanan yang rata pada track. Bobot kendaraan didistribusikan secara

merata keseluruhan dasar track. Hal ini memungkinkan track mempunyai gaya

traction dan daya apung (flotation) yang tinggi.

Track rollers terdiri atas dua jenis, yaitu single flange dan double flange.

Dua jenis track roller tersebut dipasang dengan susunan tertentu pada masing-

masing track pada crawler tractor. Jumlah track roller yang terpasang pada

sebuah undercarriage sangat tergantung dari panjangnya track, semakin panjang

track maka semakin banyak pula susunan track roller yang terpasang.

Gambar 2.4 Track Rollers

c. Carrier Rollers

Carrier rollers terletak di atas track frame dan panjang track menentukan

jumlah carrier rollers. Carrier rollers mendukung bobot bagian atas dari track.

Carrier rollers tersebut mencegah track agar tidak melengkung, yang dapat

menyebabkan track mengayun selama kendaraan di operasikan.

Terdapat dua tipe carrier rollers, yaitu tipe flange dan tipe flat. Dapat

dilihat pada Gambar 2.5.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Gambar 2.5 Carrier Rollers

d. Track Assembly

Track assembly terdiri dari beberapa komponen termaksud track shoe,

grouser, track link, seal, pin, bush, dan bolt. Dapat dilihat pada Gambar 2.6.

Gambar 2.6 Track Assembly

e. Idler

Idler berfungsi untuk membantu menegangkan atau mengendorkan track

dan juga sebagai penerima kejutan pada sisi bagian depan Track Frame, yang

selanjutnya diteruskan ke recoil spring untuk diredam. Komponen utama dari

idler antara lain shaft, bracket, bushing, floating seals, dan idler shell. Shaft

berfungsi sebagai poros ketika idler berputar. Shaft memiliki internal cavity yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

terhubung dengan reservoir sehingga tetap memungkinkan terjadinya pelumasan

ketika idler berputar. Shaft terbuat dari alloy steel dan kemudian permukaan yang

bersinggungan dengan track link dihaluskan untuk mengurangi gesekan.

Ujung dari shaft terkunci pada heavy duty brackets yang berfungsi agar idler

dapat berputar bebas serta sebagai dudukan idler shaft. Bracket didukung oleh

replaceable wear bar yang dapat bergerak sliding pada idler mounting yoke.

Pergerakan sliding ini membantu melindungi track frame komponen dengan

menyalurkan beban kejut kepada recoil spring. Floating seal berfungsi untuk

mencegah kebocoran oli dan agar kotoran tidak masuk ke dalam sistem. Dapat

dilihat pada Gambar 2.7.

Gambar 2.7 Struktur Idler

f. Recoil Spring dan Track Udjuster

Recoil Spring berfungsi seperti per, yaitu untuk meredam kejutan-kejutan

dari Idler. Track adjuster untuk mengatur kekencangan track. Untuk

mengencangkan track dengan cara grease (melumasi), dipompakan masuk ke

ruangan dalam silinder melalui grease fitting.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

Track adjuster berfungsi untuk mengatur agar kondisi kekencangan track

shoe assembly tetap terjaga. Track adjuster adalah piston yang diisi grease yang

terdapat di dalam silinder. Ketegangan track dapat disetel dengan mengisi/me-

release grease pada silinder. Dapat dilihat pada Gambar 2.8.

Gambar 2.8 Struktur Recoil Spring dan Track Udjaster

g. Track Link

Track link berfungsi merubah gerakan putar menjadi gulungan dan tempat

tumpuan dari track roller sehingga memungkinkan unit dapat berjalan. Dapat

dilihat pada Gambar 2.9. Komponen-komponen utama dari track link terdiri atas

link, pin, bushing, dan seal ass’y.

Track link terdiri dari dua tipe, yaitu: sealed and lubricated type track dan

grease sealed type track. Grease seal type track umumnya digunakan pada small

dozzer dan excavator. Sealed and lubricated type track sering digunakan pada

medium dan large size dozzer. Perbedaan dari kedua tipe tersebut adalah media

pelumasan yang digunakan, menggunakan grease/oil. Pelumasan tersebut

berfungsi untuk mengurangi gesekan antara pin dan bushing, sehingga keausan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

internal dapat dikurangi. Disamping itu juga dapat mengurangi link pitch

extension.

Gambar 2.9 Track Link (Pin dan Bushing)

h. Sprocket

Sprocket berkaitan dengan track chain bushing untuk menyalurkan tenaga

dari final drive agar unit dapat bergerak maju/ mundur dapat dilihat pada Gambar

2.10.

Sprocket pitch adalah jarak antara setiap roda gigi sepanjang pitch circle

yang melewati garis tengah dari bushing ketika bushing berkaitan dengan

sempurna dengan sprocket teeth. Root adalah titik terdalam sepanjang lengkungan

sprocket.

Sprocket berfungsi untuk :

1. Meneruskan tenaga gerak ke track melalui bushing.

2. Merubah putaran menjadi gulungan pada track agar unit dapat bergerak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

Gambar 2.10 Sprocket

i. Track Shoe

Track Shoe adalah bagian undercarriage yang berfungsi disamping tempat

persinggungan dengan tanah juga merupakan alas gerak Crawler Tractor. Track

Shoe merupakan pembagi berat unit ke permukaan tanah. Dapat dilihat pada

Gambar 2.11.

Structure of track shoe adalah Track shoe terikat fixed pada track link

melalui shoe bolt dan nut, umumnya satu track shoe diikat oleh 4 bolt dan 4 nut.

Terdapat beberapa macam shoe dengan perbedaan lebar serta bentuk grouser.

Track shoe terdiri dari plat yang menopang berat unit dan grouser yang

menyalurkan traksi ke permukaan tanah. Selama beroperasi track shoe mengalami

tekanan yang bervariasi yang menimbulkan bending force serta friction force

dimana akan mengakibatkan keausan dan kerusakan. Oleh karena itu track shoe di

desain tidak hanya untuk mengatasi beban berat, namun juga tahan terhadap

keausan. Ditambah lagi desain dibuat untuk mencegah batu dan pasir

terperangkap di sela sela shoe.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

Gambar 2.11 Struktur Track Shoe

2.1.4 Jenis Keausan Pada Sprocket, Idler dan Track Link

2.1.4.1. Keausan pada Sprocket

Terdapat 6 jenis keausan pada sprocket yaitu : dikutip dari Basic Mechanic

Course Final Drive & Undercarriage PT. United Tractors.

1. Forward drive side wear (keausan normal saat bergerak maju). Pada

Gambar 2.12.

Gambar 2.12 Forward Drive Side Wear


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

2. Reverse drive cycle (keausan normal saat bergerak mundur). Dapat dilihat

pada Gambar 2.13.

Gambar 2.13 Reverse Drive Cycle

3. Root / Radial Wear

Root/ radial wear terjadi saat perubahan arah maju-mundur secara terus

menerus. Keausan terjadi karena bushing menggelincir, menyilang ke dasar gigi

sprocket. Dapat dilihat pada Gambar 2.14.

Gambar 2.14 Root/Radial Wear

4. Reverse Tip Wear

Terjadi ketika unit berjalan mundur. Penyebabnya antara lain bushing dan

sprocket terdapat kotoran yang terjebak. Selain itu dapat pula disebabkan oleh

ukuran link pitch lebih besar daripada sprocket pitch. Dapat dilihat pada gambar

2.15.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

Gambar 2.15 Reverse Tip Wear

5. Forward Tip Wear

Terjadi ketika unit berjalan maju. Dapat terjadi ketika bushing dan

sprocket terdapat kotoran yang terjebak. Selain itu dapat pula disebabkan oleh

ukuran link pitch lebih besar dari sprocket pitch. Dapat dilihat pada Gambar

(2.16).

Gambar 2.16 Forward Tip Wear

6. Side Face Wear

Penyebab Interference antara sprocket side face dan link. Hal hal yang

mempengaruhi Snaky track sering belok ke arah tertentu (misal selalu ke kanan),

travel di jalan miring, Side-hill cutting. Dapat dilihat pada Gambar 2.17.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

Gambar 2.17 Side Face Wear

2.1.4.2 Keausan Pada Idler

Terdapat 3 Jenis Keausan pada idler yang menyebabkan efek yang

berbeda yaitu (Sonny Luntungan, 2003) dalam Sambuardi, David Michael dkk,

(2017).

1. Tread Wear

Sliding kontak dengan komponen track link undercarriage, track terlalu

kencang, impact, abrasive, manuver, kecepatan. Track idler akan lebih cepat aus

dibandingkan komponen lainnya. Dapat di lihat pada Gambar 2.18.

Gambar 2.18 Tread Wear

2. Flange Side Wear

Sliding kontak dengan bagian dalam track link, pengoprasian unit pada

posisi miring (side hils), pemeliharaan shoe yang salah atau wide shoe, manuver,

tidak sejajaran dengan carrier roller atau track roller. Perbaikan pada bagian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

tersebut lebih sulit dilakukan, mempercepat umur pakai track link. Dapat dilihat

pada Gambar 2.18.

3. Flange Top Wear.

Sliding kontak dengan bahan abrasive atau bebatuan yang masuk kedalam

daerah idler. Sliding kontak dengan link yang melompat kearah tapak, kodisi jalan

yang keras, lepas jalur dari track link. mengurangi keakuratan pengukuran

keausan pada kondisi normal, karena jarak width center berkurang. Dapat di lihat

pada Gambar 2.19.

Gambar 2.19 Flange Top Wear

2.1.4.3 Keasusan Pada Track Link

Terdapat 6 jenis keausan pada Track Link yaitu : dikutip dari Basic

Mechanic Course Final Drive & Undercarriage PT. United Tractors.

1. Tread Wear

Keausan normal disebabkan persinggungan antara track rollers dan track

link. Dilihat pada Gambar 2.20.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

Gambar 2.20 Tread Wear

2. Scalloping

Meningkatnya keausan secara lokal terjadi di titik A, B dan C

Gambar 2.21 Scalloping

Ketika link tread tergulung di atas track rollers, titik A dan C keausannya

lebih dari pada sisa link tread karena lebar link berada di titik yang kecil. Ini

berarti bahwa berat mesin didistribusikan di area yang lebih kecil, sehingga

tekanan lebih tinggi dan keausan meningkat. Dapat dilihat pada Gambar 2.21.

Ketika link tread tergulung di atas idler, maka titik B keausannya lebih

karena titik ini adalah titik satu-satunya yang kontak dengan idler tread.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

3. Tread Side Face Wear

link kontak dengan sprocket side face, idler flange dan roller flange.

Keausan dipercepat dengan sering belok ke arah yang sama, sering beroperasi di

permukaan miring, side hill cutting, missaligned track serta track yang terlalu

kencang.

4. Pin Boss Top Face Wear

Interference antara pin boss dan roller flange yang disebabkan karena

keausan link tread. Interference antara link boss dan roller flange yang

disebabkan karena keausan pada roller tread (sering terjadi ketika roller

mengalami perubahan ukuran atau roller rusak).

5. Cracking

Impact condition sering mengakibatkan crack pada link. Disamping itu,

kondisi berikut juga akan mempercepat crack (keretakan) yang terjadi. Keausan

yang berlebihan pada shoe plate, shoe bolt terlalu kendor, deformasi pada shoe

plate, track yang kendor atau link pitch yang terlalu besar akan menyebabkan

impact yang berlebihan antara bushing dengan sprocket.

6. Side face wear

Penyebabnya adanya interference antara link side face (pin boss face)

dengan track rollers guard.

Penyebab keausan pada side face wear :

1. Sering beroprasi didaerah yang miring

2. Snaky track.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

3. Pengurangan celah antara link dengan rollers guard karena guard bending

4. Keausan rollers flange atau link side face.

2.1.5 Jenis Perawatan Kerusakan (Maintenence)

1. Preventive Maintenence

Pemeliharaan preventive sangat penting untuk mendukung fasilitas

produksi yang termasuk dalam golongan “critical unit”. Teknik perawatan ini

dilakukan secara inspeksi terhadap aset peralatan untuk memprediksikan tehadap

keruskan/kegagalan yang terjadi.

2. Reactive maintenance

Ini adalah jenis perawatan yang diperinsipkan pada pengoprasian untuk

sampai rusak, atau perbaikan ketika rusak. Perawatan jenis ini hanya dilakukan

ketika proses deteriorasi sudah menghasilkan kerusakan.

3. Predictive testing and inspection (PTI)

Walaupun banyak metode yang lain dapat digunakan untuk menentukan

jadwal preventive maintenance, namun tidak ada yang tepat dan akurat sebelum

didapatkan age-reliability characteristic dari sebuah komponen, biasanya

informasi ini tidak ada, namun harus segera didapatkan untuk komponen baru.

Pengalaman menunjukan bahwa PTI sangat berguna untuk menentukan kondisi

suatu komponen terhadap umurnya.

4. Proactive Maintenance

Tipe perawatan ini akan menuntun pada desain, workmanship, instalasi,

prosedur dan scheduling maintenance yang lebih baik. Karaktesistik dari


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

proactive maintenance adalah continous improvement dan mengunakan informasi

balik serta komunikasi untuk memastikan bahwa usaha perbaikan yang dilakukan

benar-benar membawa hasil yang positif. Analisa root-cause failure dan

predictive analysis diterapkan antara lain untuk mendapatkan perawatan yang

efektif, menyusun interval kegiatan perawatan, dan memperoleh life cycle.

2.1.6 Dasar Teori Perhitungan Keausan Komponen Undercarriage

1. Perhitungan Presentase Keausan Undercarriage

Untuk menentukan berapa (%) keausan dari komponen undercarriage

maka dapat menggunakan rumus dari persamaan yang dikutip dari Syaeful Akbar,

Randis Baharrudin, (2019).

Persamaan tersebut dinyatakan sebagai berikut (2.1).

𝑆𝑣−𝑀𝑤
𝑊𝑟 = x 100...................................................................(2.1)
𝑆𝑣−𝑊𝑙

Pada persamaan (2.1) :

Wr = Worn (wear rate)

Sv = Standard Value

Mw = Measured wear rate

Wl = Wear Limit

2. Memprediksi Sisa Usia Pakai Komponen Undercarriage

Untuk memprediksi sisa usia pakai komponen undercarriage sangat

penting, agar efisiensi biaya maintenance dan efisiensi produksi dapat tercapai.

Persamaan yang di pakai yang di kutip dari Syaeful Akbar, Randis Baharrudin,

(2019) adalah sebagai berikut (2.2)

𝑊𝑟 = 𝑎. 𝑋 𝐾 .....................................................................................(2.2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

Pada persamaan (2.2) :

Wr : Wear Rate

a : Constanta

X : Oprating Hours

K : Factor Component

2.2 Penelitian Terdahulu

Irwan Maulana, Akhyar Ibrahim, Darmein. (2017), penelitian ini

menggunakan data input dari Maintenance Record dan hasil wawancara dari

mekanik PT. Takabeya Perkasa Group maka didapatakan waktu keruskan dan

lama pebaikan. Data di dapat dari Maintenance Record 3 tahun terakhir dari 2014

s.d 2016, kemudian data dianalisis dengan penjabaran analisis waktu kerusakan

dengan menggunakan tabel dan juga grafik dari perhitungan rata-rata kerusakan.

Kesimpulan yang di peroleh adalah tidak adanya pelumasan pada sistem

undercarriage sehingga mudah terjadi keausan, hasil dari FMEA Workshet di

dapatkan perbandingan nilai RPN di golongkan menggunakan diagram pareto

bahwa komponen sprocket menjadi komponen yang paling kritis.

Syaeful Akbar, Wahyu Anhar. (2018), penelitian ini menggunakan data

sekunder berupa hasil pengukuran P2U buldozer Komatsu D375A-5 antara tahun

2013 s/d 2014, sampel yang digunakan ada 11 unit bulldozer Komatsu D375A-5

yang di oprasikan di area pertambangan. Data mentah dari hasil pengukuran

undercarrige sesuai dengan undercarriage measuring form yang di lakukan setiap

kurang lebih 450 jam operasi yang di olah untuk mendapatkan tingkat keausan per

jam. Hasil dari penelitian ini mengacu pada pengukuran Link-Pitch, Link-Hight,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

Bushing O/D, Grouser Height, Carrier Roller, Idler, Sprocket, dan Track Roller

yang di sajikan dalam bentuk tabel normalitas data. Kesimpulan dari penelitian ini

hasil dari pengukuran komponen undercarriage pada bulldozer Komatsu D375A-5

yang dioperasikan di area pertambangan Site Batukajang tidak semua meyakinkan

karena mayoritas hasil memiliki angka signifikan < 0,05 (tidak meyakinkan)

antara lain hasil pengukuran komponen Link-Pitch, idler, dan sprocket.

Ali Akbar. (tanpa tahun), penelitian ini menggunakan metode ekstrapolasi

linear, ekstrapolasi eksponensial (kuadratik), ekstrapolasi dengan pembacan tabel,

dan ekstrapolasi polinomial. Hasil dari penelitan ini memberikan hasil berupa data

real pengukuran/inspeksi dilapangan dari salah satu unit alat berat yang dimiliki

oleh salah satu pelanggan perusahaan, pengukuran/inspeksi dilakukan sebanyak

18 kali untuk 19 item pengukuran komponen undercarriage dalam rentang waktu

mulai dari 19 Desember 2010 s/d 7 Februari 2012. Untuk setiap hasil pengukuran

diperoleh data dan disajikan didalam tabel. Kesimpulan dari penelitian ini

diperlukan untuk dapat dibandingkan tingkat kekuatan data yang dihasilkan dan di

prediksikan dari pengukuran keausan.

Michael Davit Sambuari, Sadat N.S. Sidabutar. (2017), metode penelitian ini

sendiri menggunakan metode literatur, metode observasi, metode analisis. Hasil

dari penelitian ini adalah data di ambil dari tahun 2014 s/d 2015 dengan data

keausan idler dari 16 idler baru dan 16 idler rekondisi, yang disajikan dalam

bentuk tabel pengukur keausan idler baru dan idler rekondisi. Data kemudian di

analisis dengan mengitung presentase Keausan idler baru dan idler rekondisi, data

dari hasil pengukuran keasuan pada setiap spesimen kemudian di bandingkan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

dalam bentuk tabel dan grafik Perbandingan Usia Pakai idler baru dan idler

rekondisi. Kesimpulan dari penelitian ini adalah umur pakai dari idler baru dapat

bertahan selama 2133 jam dan umur pakai dari idler rekindisi adalah selama 1755

jam

Syaeful Akbar, Randis Baharudin. (2019), metodologi penelitian ini

menggunakan hasil perhitungan prediksi usia pakai setiap komponen

undercarriage dengan menggunakan nilai konstanta “k”, yang kemudian di

bandingkan dengan hasil perhitungan secara actual dengan menggunakan uji

paired “t” test dua arah dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil dari pengukuran

komponen undercarriage yang meliputi link-pitch, link hight, bushing O/D,

gousher height, carriier roller, idler, sprocket, dan track roller di sajikan dalam

bentuk tabel yang di dapat dari hasil uji “t” yang menunjukan bahwa prediksi usia

pakai komponen undercarriage dengan nilai faktor “k” sebagaimana ditetapkan

oleh komatsu menunjukan bahwa komponen bushing O/D, grouser height, carrier

roller, idler, dan track roller adalah sama dengan actual, sedangkan untuk track

link, link height, dan sprocket tidak sesuai dengan actual. Dari penelitian ini

adalah hasil perhitungan prediksi usia pakai komponen undercarriage dengan

nilai fakto ”k” sebagai mana ditetapkan oleh Komatsu tidak semuanya sesuai

dengan usia pakai secara keseluruhan di lapangan.

Perbedaan dengan penelitian saya ini akan dilakukan dengan tinjauan

peneliti-peneliti sebelumnya. Penelitian saya ini tentang “Analisa Kerusakan

Komponen Undercarriage Excavator PC-200 Hyundai Robex Dengan Metode

FMEA, data kerusakan yang diambil pada komponen idler, sprocket, dan track
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

link, pengambilan data dilakukakan di PT. Perwita Karya dengan melakukan

wawancara kepada kepala mekanik.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Obyek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah analisa kerusakan undercarriage pada

komponen idler, sprocket, dan track link pada Excavator Hyundai Robex PC-200

yang meliputi keausan dan usia pakai dari undercarriage terhadap penggunaannya

di area industri.

3.2 Alur Penelitian

Mulai

Studi Literatur

Pengumpulan Data

dns

Idler Sprocket Track Link

Menghitung Usia Pakai Menghitung Keausan FMEA

Analisis
Data

Pembahasan

Selesai
Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian

Pada Gambar 3.1 merupakan diagram alir penelitian yang dilakukan, dengan

tahap pertama adalah studi literatur untuk membaca, mempelajari atau dengan

27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

kata lain adalah mencari referensi teori yang relevan dengan kasus dan

permasalahan yang ditemukan. Kemudian dilakukan pengumpulan data

keruskan/keausan pada tiga komponen undercarriage yaitu idler, sprocket dan

track link. Setelah dilakukan pengumpulan data dari ketiga komponen tersebut

kemudian dilakukan perhitungan dengan meghitung usia pakai, dan menghitung

keausan. Metode analisis yang digunakan adalah metode FMEA dan kemudian

dilakukan pembahasan terhadap komponen undercarriage yang mengalami

kerusakan.

3.3 Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)

Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) adalah pendekatan sistematik

yang menerapkan suatu metode pentabelan untuk membantu proses pemikiran

yang digunakan oleh engineers untuk mengidentifikasi mode kegagalan potensial

dan efeknya. FMEA merupakan teknik evaluasi tingkat keandalan dari sebuah

sistem untuk menentukan efek dari kegagalan dari sistem tersebut. Kegagalan

digolongkan berdasarkan dampak yang di berikan terhadap kesuksesan suatu misi

dari sebuah sistem.

Secara umum FMEA diidentifikasikan sebagai sebuah teknik yang

mengidentifikasiakn tiga hal, yaitu :

1. Penyebab kegagalan yang potensial dari sistem, desain produk, dan proses

selama siklus hidupnya.

2. Efek dari kegagalan tersebut.

3. Tingkat kekritisan efek kegagalan terhadap fungsi sistem, desain produk dan

proses.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

Untuk melakukan FMEA, sangat disarankan membuat tabel yang akan membantu

analisis. Format tabel dapat bervariasi. Dibawah ini merupakan langkah-langkah

FMEA

1. Proses yaitu menulis langkah utama pada kolom pertama. Langkah ini yang

menjadi kerangka proses.

2. Membuat daftar potensi kesalahan (failure mode) untuk setiap langkah proses.

Analisa dan temukan titik-titik kesalahan yang mungkin terjadi di setiap

tahapan proses.

3. Membuat daftar mengenai efek dari failure mode yang ada dalam daftar

sebelumnya. Jika terjadi kesalahan, pikirkan efek yang akan dirasakan.

4. Buatlah rating, efek mana yang paling besar hingga yang paling kecil. Beri

angka 1 untuk yang efeknya paling kecil, dan 10 untuk yang efeknya paling

besar. Pastikan tim memahami dan menyetujui rating tersebut sebelum

memulai. Masukkan angka pada kolom SEV (severity).

5. Identifikasi penyebab dari failure mode (kesalahan) sehingga menimbulkan

efek tersebut. Buat rating seperti yang dilakukan pada daftar efek diatas yang

mengidentifikasi penyebab mana yang paling mungkin dan mana yang paling

tidak mungkin. Beri angka 1 untuk yang paling rendah kemungkinannya dan

10 yang paling tinggi kemungkinannya. Masukkan dalam kolom OCC

(occurrence).

6. Identifikasi kontrol yang ada untuk mendeteksi isu-isu kesalahan yang ada

dalam daftar dan buat rating berdasarkan efektifitasnya dalam mendeteksi dan

mencegah kesalahan. Nilai 1 artinya memiliki kontrol yang dapat dibilang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

sempurna dan angka 10 berarti tidak memiliki kontrol apapun terhadap

failure, atau memiliki kontrol namun sangat lemah. Masukkan dalam kolom

DET (detection). Jika ada SOP yang teridentifikasi, catatlah nomor SOP

tersebut.

7. Kalikan angka-angka pada kolom severity (SEV), occurrence (OCC), dan

detection (DET) dan masukkan hasilnya pada kolom risk priority number

(RPN). Kolom ini akan menghasilkan angka-angka yang akan membantu

untuk menetapkan prioritas focus. Jika memiliki poin severity 10 (paling besar

efeknya), occurrence 10 (terjadi setiap waktu), dan detection 10 (tidak

terdeteksi), nilai RPN menjadi 1000. Ini berarti kondisi telah sangat serius

yang berarti kondisi tersebut harus segera di ditangani.

8. Sortir nilai pada RPN dan identifikasi isu yang paling kritikal dan mendesak

untuk segera ditangani.

9. Tetapkan tindakan spesifik yang akan dilakukan dan didelegasikan kepada

yang bertanggung jawab.

10. Setelah tindakan dilakukan, hitung ulang nilai occurrence dan detection.

Severity tidak perlu diubah.

3.4 Variabel Penelitian

Variable Penlitian ini adalah menghitung presentase keausan komponen

idler, sprocket, dan track link pada excavataor hyundai robex pc-200 di PT.

Perwita Karya, dan menghitung prediksi usia pakai dari komponen undercarriage.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

3.5 Alat Bantu Penelitian

Alat bantu dari proses penelitian ini menggunakan beberapa alat bantu dari

hardware maupun software yang dapat ditunjukan sebagai berikut:

1. Hardware :

a. Laptop Acer, dan Toshiba

b. Alat Ukur

2. Software :

a. Microsoft Office Word 2010

b. Microsoft Office Excel 2010

3.6 Langkah-langkah Penelitian

Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan

metode pengumpulan data dengan wawancara/interview dan dilakukan

pengukuran awal pada komponen yang mengalami kerusakan di PT. Perwita

Karya. Langkah-langkah yang dilakukan untuk mendapatkan hasil penelitian

dengan metode pengumpulan data dengan wawancara/interview dan pengukuran

awal komponen adalah sebagai berikut:

a. Undercarriage memiliki beberapa komponen disini komponen yang

digunakan untuk pengambilan data adalah komponen idler, sprocket, dan

track link.

b. Melakukan pengambilan data keausan dengan melakukan wawancara

dengan kepala mekanik di PT. Perwita Karya, setiap komponen

undercarriage yang meliputi idler, sprocket, dan track link.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

c. Hasil data keausan berupa angka dalam satuan milimeter.

d. Menghitung presentase keausan komponen undercarriage.

e. Menghitung prediksi usia pakai komponen undercarriage.

f. Memasukan data-data yang didapat untuk di analisis dengan menggunakan

metode FMEA, untuk mengetahui penyebab keausan pada komponen

undercarriage idler, sprocket, dan track link.

3.7 Cara Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data dalam penelitian ini menggunkan data yang di dapat

dari hasil wawancara/interview dari kepala mekanik dan pengukuran awal dari

komponen undercarriage excavator pc-200 hyundai robex di PT. Perwita Karya.

Kemudian setelah selesai mendapatkan data, data di input dan kemudian data-data

tersebut dimasukkan kedalam hasil perhitungan keausan dari komponen

undercarriage. Setelah itu akan di dapatkan nilai keausan komponen

undercarriage. Selanjutnya, hasil-hasil perhitungan yang didapat di catat untuk

memperoleh data-data hasil penelitian.

3.8 Cara Pengolahan Data

Data-data dari hasil perhitungan keausan komponen undercarriage

menggunakan persamaan (2.1) dan kemudian menggunakan persamaan (2.2)

untuk menghitung prediksi sisa usia pakai komponen undercarriage. Hasil dari

kedua perhitungan kemudian di bandingkan dan di analisis, analisis kerusakan

komponen undercarriage menggunakan metode FMEA, sehingga mendapatkan

perbandingan penggunaan undercarriage di lingkungan industri untuk

meminimalisir kerusakan/keausan yang akan terjadi pada undercarriage.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

3.9 Cara Penyimpulan

Setelah pengolahan data, dilakukan pembahasan terhadap hasil penelitian.

Pembahasan yang dilakukan harus sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai

dipenelitian, saat pembahasan dilakukan, perlu memperhatikan hasil-hasil

penelitian orang lain. Dari pembahasan yang dilakukan akan diperoleh

kesimpulan yang merupakan jawaban dari tujuan penelitian.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV
DATA DAN ANALISIS

Pada bab IV ini akan membahas data dan analisis kerusakan dari

komponen Undercarriage yaitu Idler, Sprocket, dan Track Link pada Excvator

Hyundai Robex PC-200 berdasarkan presentase keausan dari masing-masing

komponen Undercarriage yang diambil di PT.Perwita Karya.

4.1 Pengukuran Idler


Berdasarkan hasil pengukuran di dapatkan data pengukuran komponen

idler dapat di lihat pada Tabel 1 dan 2.

Data yang di dapat dari sampel unit Excavator Hyundai Robex PC-200 di

PT. Perwita Karya, dimana dilakukan wawancara terhadap kepala mekanik dan

dilakukan pengukuran awal terhadap komponen idler sebelah kanan dan sebelah

kiri. Hasil dari wawancara ditampilkan pada tabel 1 dan 2 . perhitungan jam kerja

sehari adalah 8 jam atau dalam satu bulan 240 jam kerja di PT. Perwita Karya.

Dan pengukuran keausan idler adalah diukur pada Flang Side Wear dengan

kausan Tread Wear yang dapat dilihat pada gambar 2.18. Pengaruh dari

kerusakan atau keausan pada idler di sebabkan oleh tipe tanah yang berpasir

(sand), krikil (Gravel) pada lingkungan industri di PT. Perwita Karya.

Tabel 1. Pengukuran Idler (R/H)

IDLER (R/H)
Unit Life (Hrs) Ukuran Side Wear
Hyundai Robex PC-200 0 20 mm
Hyundai Robex PC-200 240 20.5 mm
Hyundai Robex PC-200 480 21.5 mm
Hyundai Robex PC-200 720 23 mm

34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

Tabel 2. Pengukuran Idler (L/H)

IDLER (L/H)
Unit Life (Hrs) Ukuran Side Wear
Hyundai Robex PC-200 0 20 mm
Hyundai Robex PC-200 240 20.5 mm
Hyundai Robex PC-200 480 21.5 mm
Hyundai Robex PC-200 720 23 mm

4.1.1 Presentase Keasuan Idler

Presentase keausan idler didapat dari perhitungan yang dilakukan dengan

persamaan 2.1, dengan standar velue adalah 20 mm dan wear limit adalah 26 mm

dikutip dari table Basic Mechanic Course Final Drive & Undercarriage PT.

United Tractors.

𝑆𝑣−𝑀𝑤
𝑊𝑟 = x 100...................................................................(2.1)
𝑆𝑣−𝑊𝑙

Diketahui :

Presentase keausan data pertama :

Sv = 20 mm

Mw = 20 mm (R/H dan L/H)

Wl = 26 mm

20−20
𝑊𝑟 = x 100 =0%
20−26

Dapat dilihat dari perhitungan diatas di dapatkan tingkat keausan (wear rate) pada

idler adalah 0% dari penggukuran awal.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

Presentase keausan pada data kedua :

Diketahui :

Sv = 20 mm

Mw = 20.5 mm (R/H dan L/H)

Wl = 26 mm

20−20.5
𝑊𝑟 = x 100 =8.3%
20−26

Dari perhitungan diatas di dapatkan tingkat keausan (wear rate) pada idler adalah

8.3% pada jam kerja 240 jam.

Presentase keausan pada data ketiga :

Diketahui :

Sv = 20 mm

Mw = 21.5 mm (R/H dan L/H)

Wl = 26 mm

20−21.5
𝑊𝑟 = x 100 = 25%
20−26

Dapat dilihat dari perhitungan diatas di dapatkan tingkat keausan (wear rate) pada

idler adalah 25% pada jam kerja 480 jam.

Presentase keausan pada data keempat :

Diketahui :

Sv = 20 mm

Mw = 23 mm (R/H dan L/H)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

Wl = 26 mm

20−23
𝑊𝑟 = x 100 = 50%
20−26

Dapat dilihat dari perhitungan diatas di dapatkan tingkat keausan (wear rate) pada

idler adalah 50% pada jam kerja 720 jam.

4.1.2 Prediksi Sisa Usia Pakai Idler


Prediksi sisa usia pakai idler didapat dari perhitungan yang dilakukan

dengan persamaan 2.2.

𝑊𝑟 = 𝑎. 𝑋 𝐾 .....................................................................................(2.2)

Nilai Konstanta “k” pada masing-masing komponen berbeda. Untuk

undercarriage Hyundai pada dasarnya sama dengan undercarriage Komatsu,

pada Tabel 3 dibawah ini merupakan nilai konstanta “k” untuk masing-masing

undercarriage.

Tabel 3. Nilai Kostanta “k”

Nama Komponen Nilai “k”


Link Pitch 1,3
Link Height 2,0
Bushing O/D 2,0
Grouser Height 1,0
Carrier Roller 1,3
Idler 1,8
Sprocket 1,0
Track Roller 1,5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

Diketahui :

Untuk menghitung prediksi sisa usia pakai idler kita telah mengetahui

presentase keausan idler dengan 𝑊𝑟 = 50%, 𝑋₁ = 720 jam, nilai k = dimana nilai

idler adalah 1.8 sehingga :

𝑊𝑟₁ = 𝑎₁. 𝑋₁𝐾

50 = 𝑎₁. 7201.8

50 50
𝑎₁ = =
7201.8 139058.8052

a₁ = 0.0003595

Apabila keausannya 100%, maka 𝑋₂ = Operating Hoursnya adalah

𝑊𝑟₂ = 𝑎₂. 𝑋₂𝐾

Dimana 𝑋₁ = 𝑋₂

100 = 0.000359 . 𝑋₂1.8

100
𝑋₂1.8 = 0.0003595

𝑋₂ = 1.8
√278164.1168

𝑋₂ = 1058.307

Jika dibulatkan menjadi 1060 jam, maka sisa usia pakai dari komponen idler

adalah 1060 – 720 adalah 340 jam.

4.2 Pengukuran Sprocket

Berdasarkan hasil pengukuran di dapatkan data pengukuran komponen

sprocket dapat di lihat pada Tabel 4 dan 5.

Data yang di dapat dari sampel unit Excavator Hyundai Robex PC-200 di

PT. Perwita Karya, dilakukan wawancara dengan kepala mekanik dan dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

penggukuran awal terhadap komponen sprocket sebelah kanan dan sebelah kiri.

Pada tabel 4 dan 5 ditampilkan hasil dari wawancara dengan kepala mekanik.

perhitungan jam kerja sehari adalah 8 jam kerja di PT. Perwita Karya. Dan

pengukuran keausan sprocket adalah dengan melakukan penggukuran awal pada

tinggi gigi dari sprocket saat excavator berjalan maju dan mundur sehingga di

dapatkan data keausan dari sprocket.

Tabel 4 . Pengukuran Sprocket (R/H)

SPROCKET (R/H)
Unit Life (Hrs) Tinggi Tooth
Hyundai Robex PC-200 0 50 mm
Hyundai Robex PC-200 240 51 mm
Hyundai Robex PC-200 480 53 mm
Hyundai Robex PC-200 720 56 mm

Tabel 5. Pengukuran Sprocket (L/H)

SPROCKET (L/H)
Unit Life (Hrs) Tinggi Tooth
Hyundai Robex PC-200 0 50 mm
Hyundai Robex PC-200 240 51 mm
Hyundai Robex PC-200 480 53 mm
Hyundai Robex PC-200 720 56 mm

4.2.1 Presentase Keausan Sprocket

Presentase keausan sprocket didapat dari perhitungan yang dilakukan

dengan persamaan 2.1

𝑆𝑣−𝑀𝑤
𝑊𝑟 = x 100...................................................................(2.1)
𝑆𝑣−𝑊𝑙
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

Diketahui :

Presentase keausan sprocket didapat dari perhitungan yang dilakukan

dengan persamaan 2.1, dengan standar velue adalah 50 mm dan wear limit adalah

60 mm.

𝑆𝑣−𝑀𝑤
𝑊𝑟 = x 100...................................................................(2.1)
𝑆𝑣−𝑊𝑙

Diketahui :

Presentase keausan data pertama :

Sv = 50 mm

Mw = 50 mm (R/H dan L/H)

Wl = 60 mm

50−50
𝑊𝑟 = x 100 =0%
50−60

Dapat dilihat dari perhitungan diatas di dapatkan tingkat keausan (wear rate) pada

sprocket adalah 0% dari penggukuran awal.

Presentase keausan pada data kedua :

Diketahui :

Sv = 50 mm

Mw = 51 mm (R/H dan L/H)

Wl = 60 mm

50−51
𝑊𝑟 = x 100 =10%
50−60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

Dapat dilihat dari perhitungan diatas di dapatkan tingkat keausan (wear rate) pada

sprocket adalah 10% pada jam kerja 240 jam.

Presentase keausan pada data ketiga :

Diketahui :

Sv = 50 mm

Mw = 53 mm (R/H dan L/H)

Wl = 60 mm

50−53
𝑊𝑟 = x 100 = 30%
50−60

Dapat dilihat dari perhitungan diatas di dapatkan tingkat keausan (wear rate) pada

Sprocket adalah 30% pada jam kerja 480 jam.

Presentase keausan pada data keempat :

Diketahui :

Sv = 50 mm

Mw = 56 mm (R/H dan L/H)

Wl = 60 mm

50−56
𝑊𝑟 = x 100 =60 %
50−60

Dapat dilihat dari perhitungan diatas di dapatkan tingkat keausan (wear rate) pada

sprocket adalah 60% pada jam kerja 720 jam.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

4.2.2 Prediksi Sisa Usia Pakai Sprocket

Prediksi sisa usia pakai sprocket didapat dari perhitungan yang dilakukan

dengan persamaan 2.2.

𝑊𝑟 = 𝑎. 𝑋 𝐾 .....................................................................................(2.2)

Diketahui :

Untuk menghitung prediksi sisa usia pakai sprocket kita telah mengetahui

presentase keausan sprocket dengan 𝑊𝑟 = 60%, 𝑋₁ = 720 jam, nilai k = dimana

nilai sprocket pada table 3 adalah 1.0 sehingga :

𝑊𝑟₁ = 𝑎₁. 𝑋₁𝐾

60 = 𝑎₁. 7201.0

60 60
𝑎₁ = =
7201.0 720

a₁ = 0.0833

Apabila keausannya 100%, maka 𝑋₂ = Operating Hoursnya adalah

𝑊𝑟₂ = 𝑎₂. 𝑋₂𝐾

Dimana 𝑋₁ = 𝑋₂

100 = 0.0833 . 𝑋₂1.0

100
𝑋₂1.0 = 0.0833

𝑋₂ = 1.0
√1200

𝑋₂ = 1200

Jadi sisa usia pakai dari komponen sprocket adalah 1200 – 720 adalah 480 jam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

4.3 Pengukuran Track Link

Berdasarkan hasil pengukuran di dapatkan data pengukuran komponen

sprocket dapat di lihat pada Tabel 6 dan 7.

Data yang di dapat dari sampel unit Excavator Hyundai Robex PC-200 di

PT. Perwita Karya, dimana dilakukan wawancara dengan kepala mekanik dan

dilakukan penggukuran awal terhadap komponen track link sebelah kanan dan

sebelah kiri. Pada tabel 6 dan 7 didapat data dari wawancara dengan kepala

mekanik. perhitungan jam kerja sehari adalah 8 jam kerja di PT. Perwita Karya.

Dan pengukuran keausan track link adalah dengan mengukur bagian link hight

atau diameter dari bushing dan pin.

Tabel 6 . Pengukuran Track Link (R/H)

TRACK LINK (R/H)


Unit Life (Hrs) Ukuran Bushing
Hyundai Robex PC-200 0 35 mm
Hyundai Robex PC-200 240 34.5 mm
Hyundai Robex PC-200 480 33.5 mm
Hyundai Robex PC-200 720 32 mm

Tabel 7 . Pengukuran Track Link (L/H)

TRACK LINK (L/H)


Unit Life (Hrs) Ukuran Bushing
Hyundai Robex PC-200 0 35 mm
Hyundai Robex PC-200 240 34.5 mm
Hyundai Robex PC-200 480 33.5 mm
Hyundai Robex PC-200 720 32 mm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

4.3.1 Presentase Keausan Track Link

Presentase keausan track link didapat dari perhitungan yang dilakukan

dengan persamaan 2.1

𝑆𝑣−𝑀𝑤
𝑊𝑟 = x 100...................................................................(2.1)
𝑆𝑣−𝑊𝑙

Diketahui :

Presentase keausan sprocket didapat dari perhitungan yang dilakukan

dengan persamaan 2.1, dengan standar velue adalah 35 mm dan wear limit adalah

27 mm.

𝑆𝑣−𝑀𝑤
𝑊𝑟 = x 100...................................................................(2.1)
𝑆𝑣−𝑊𝑙

Diketahui :

Presentase keausan data pertama :

Sv = 35 mm

Mw = 35 mm (R/H dan L/H)

Wl = 27 mm

35−35
𝑊𝑟 = x 100 =0%
35−27

Dapat dilihat dari perhitungan diatas di dapatkan tingkat keausan (wear rate) pada

track link adalah 0% dari perhitungan awal.

Presentase keausan pada data kedua :

Diketahui :

Sv = 35 mm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

Mw = 34.5 mm (R/H dan L/H)

Wl = 27 mm

35−34.5
𝑊𝑟 = x 100 =6.25%
35−27

Dapat dilihat dari perhitungan diatas di dapatkan tingkat keausan (wear rate) pada

track link adalah 6.25% pada jam kerja 240 jam.

Presentase keausan pada data ketiga :

Diketahui :

Sv = 35 mm

Mw = 33.5 mm (R/H dan L/H)

Wl = 27 mm

35−33.5
𝑊𝑟 = x 100 = 18.75%
35−27

Dapat dilihat dari perhitungan diatas di dapatkan tingkat keausan (wear rate) pada

track link adalah 18.75% pada jam kerja 480 jam.

Presentase keausan pada data keempat :

Diketahui :

Sv = 35 mm

Mw = 32 mm (R/H dan L/H)

Wl = 27 mm

35−32
𝑊𝑟 = x 100 =37.5 %
35−27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

Dapat dilihat dari perhitungan diatas di dapatkan tingkat keausan (wear rate) pada

track link adalah 37.5% pada jam kerja 720 jam.

4.3.2 Prediksi Sisa Usia Pakai Track Link

Prediksi sisa usia pakai track link didapat dari perhitungan yang dilakukan

dengan persamaan 2.2.

𝑊𝑟 = 𝑎. 𝑋 𝐾 .....................................................................................(2.2)

Diketahui :

Untuk menghitung prediksi sisa usia pakai track link kita telah mengetahui

presentase keausan sprocket dengan 𝑊𝑟 = 37.5%, 𝑋₁ = 720 jam, nilai k = dimana

nilai k mengunakan nilai link height pada table 3 adalah 2.0 sehingga :

𝑊𝑟₁ = 𝑎₁. 𝑋₁𝐾

37.5 = 𝑎₁. 7202.0

37.5 37.5
𝑎₁ = =
7202.0 518400

a₁ = 0.00007233

Apabila keausannya 100%, maka 𝑋₂ = Operating Hoursnya adalah

𝑊𝑟₂ = 𝑎₂. 𝑋₂𝐾

Dimana 𝑋₁ = 𝑋₂

100 = 0.00007233 . 𝑋₂2.0

100
𝑋₂2.0 = 0.00007233

𝑋₂ = 2.0
√1382552.191

𝑋₂ = 1175.819
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

Jika dibulatkan menjadi 1176 jam, maka sisa usia pakai dari komponen track link

adalah 1176 – 720 adalah 456 jam.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

4.4 Analisis Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)

Tabel 8. Metode analisis FMEA

System : Undercarriage Excavator Hyundai


Robex PT. Perwita Karya Date Finish :2020
Failure Mode Effect Analysis FMEA
Identure Level : Sheet 1-3
Mission : Analysis Defect Compiled By Stefanus Vian
Recommended Action
Failure Mitigating Taken To
No Component Fungction Mode Effect Cause S O D R Action Date S2 O2 D2 R2
Berfungsi Keausa idler Keausan di Lakukan PM setiap,
untuk n pada akan sebabkan pengukuran, Cek 500 Hrs,
membantu flange lebih idler pelumasan Idler, dan 1000
menegangkan side cepat begesekan ganti seal, dan Hrs, dan
atau wear aus di dengan ganti idler dan 2000 Hrs.
mengendorkan dan banding track link, biasakan
track dan juga tread kan track link komponen selalu
sebagai wear. kompon yang dalam keaadaan
1 Idler penerima en kendor, usia 8 8 8 512 bersih setelah di 5 5 5 125
kejutan pada lainnya. pakai idler oprasikan.
sisi bagian sudah lama,
depan track dan juga
frame, yang material.
selanjutnya
diteruskan ke
recoil spring
untuk diredam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

System : Undercarriage Excavator Hyundai


Robex PT. Perwita Karya Date Finish :2020
Failure Mode Effect Analysis FMEA
Identure Level : Sheet 1-3
Mission : Analysis Defect Compiled By Stefanus Vian
Recommended Action
Failure Mitigating Taken To
No Component Fungction Mode Effect Cause S O D R Action Date S2 O2 D2 R2
Berfungsi Keausa Keausan Keausan Lakukan PM setiap,
untuk untuk n pada membua disebabkan pengukuran, Cek 500 Hrs,
menyalurkan gigi t track karena sprocket, ganti dan 1000
tenaga dari sprocke link bushing sprocket dan Hrs, dan
final drive agar t, dan kendor, mengelincir, biasakan 2000 Hrs.
unit dapat sprocke snaky menyilang komponen selalu
bergerak t patah. track kedasar gigi dalam keaadaan
maju/mundur. sering sprocket, bersih setelah di
berbelok bushing dan oprasikan.
kearah sprocket
2 Sprocket tertentu terdapat 6 6 6 216 5 5 5 125
(misal kotoran
selalu yang
kekanan terjebak ,
). penyetelan
track link
terlalu
kencang.dan
sprocket
patah akibat
material
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

System : Undercarriage Excavator Hyundai


Robex PT. Perwita Karya Date Finish :2020
Failure Mode Effect Analysis FMEA
Identure Level : Sheet 1-3
Mission : Analysis Defect Compiled By Stefanus Vian
Recommended Action
Failure Mitigating Taken To
No Component Fungction Mode Effect Cause S O D R Action Date S2 O2 D2 R2
yang
mengganjal.
Track link Track Penyeba Keausan Lakukan PM setiap,
berfungsi link aus, b dari disebakan pengecekan, 500 Hrs,
merubah seal keausan track link pelumasan track dan 1000
gerakan putar bocor, adalah bersingunga link, ganti track Hrs, dan
menjadi dan track n dengan link assy, dan 2000 Hrs.
gulungan dan track kendor, sprocket, biasakan
tempat link dan idler, dan komponen dalam
3 Track Link tumpuan dari patah track juga 7 7 7 343 keadaan bersih 5 5 5 125
track roller keluar pnyetelan setelah di
sehingga dari track yang oprasikan
memungkinka dudukan kencang
n unit berjalan

Keterangan : S = Severity, O = Occurance, D = Detection, R = Risk Priority Number (RPN).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

4.5 Hasil dan Pembahasan

Penelitian yang dilakukan memberikan hasil berupa data pengukuran dan

inspeksi di PT. Perwita Karya dari salah satu Excavator Hyundai Robex PC-200

yang dimiliki perusahaan tersebut. Data yang didapat dari hasil dengan

wawancara dengan kepala mekanik dan melakukan pengukuran awal pada setiap

komponen undercarriage yaitu idler, sprocket, dan track link. Setiap data yang

didapat dihitung presentase keausannya dan prediksi sisa usia pakai yang dapat

dilihat pada Tabel. 9 dibawah ini

Tabel 9. Hasil perhitungan idler, sprocket, track link

Prediksi
Sisa Usia
No Unit Komponen Jam Presentase Keausan (%) Pakai
Hyundai Robex
1 PC-200 Idler 0 0
Hyundai Robex
2 PC-200 Idler 240 8.3
340 Jam Life
Hyundai Robex
3 PC-200 Idler 480 25
Hyundai Robex
4 PC-200 Idler 720 50
Hyundai Robex
5 PC-200 Sprocket 0 0
Hyundai Robex
6 PC-200 Sprocket 240 10
480 Jam Life
Hyundai Robex
7 PC-200 Sprocket 480 30
Hyundai Robex
8 PC-200 Sprocket 720 60
Hyundai Robex
9 PC-200 Track Link 0 0
Hyundai Robex
10 PC-200 Track Link 240 6.25
456 Jam Life
Hyundai Robex
11 PC-200 Track Link 480 18.75
Hyundai Robex
12 PC-200 Track Link 720 37.5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

Pada table. 9 kolom sebelah kanan merupakan prediksi sisa usia pakai dari setiap

komponen undercarriage, pada kolom presentase keausan merupakan data dari

hasil wawancara untuk setiap komponen undercarriage. Mulai dari komponen

idler presentase 0% s.d 50% merupakan nilai keausan yang dihitung, komponen

sprocket presentase 0% s.d 60%, dan komponen track link presentase 0% s.d

37.5%. Dari data diatas dapat dilihat pada Gambar 4.1 dibawah ini :

60

50
Presentase Keausan (%)

40

30

20

10

0
20 mm 20.5 mm 21 mm 21.5 mm

Gambar 4.1 Grafik Keausan idler

Dari data pengukuran dan tabel diatas didapatkan perbandingan keausan

idler yang terus meningkat dan umur dari idler itu sendiri adalah 340 jam dari

pengukuran dimana lebih cepat dibandingkan sprocket dan track link . Untuk

keausan idler diukur dari tinggi flange dan untuk gesekannya terjadi pada tread

wear. Selanjutnya adalah table grafik presentase keausan dari sprocket dapat

dilihat pada Gambar 4.2 dibawah ini.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

70

60
Presentase Keausan (%)

50

40

30

20

10

0
50 mm 51 mm 53 mm 56 mm

Gambar 4.2 Grafik Keausan Sprocket

Dari Gambar 4.2 didapatkan presentase keausan sprocket yang meningkat

tinggi disebabkan oleh faktor gesekan yang kuat dari material seperti pasir, batu,

lumpur ataupun krikil, pengukuran sprocket diambil dari tinggi gigi. Dan umur

dari sprocket adalah 480 jam. Selanjutnya adalah table presentase keausan dari

komponen track link dapat dilihat pada Gambar 4.3 dibawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

40

Presentase Keausan (%) 35

30

25

20

15

10

0
35 mm 34.5 mm 33.5 mm 32 mm

Gambar 4.3 Grafik Keausan Track Link

Dari Gambar 4.3 dapat dilihat kenaikan dari keausan pada track link dari 0

s.d 38 mm di PT. Perwita Karya, keausan ini disebabkan track link bersinggungan

dengan idler, sprocket, dan komponen undercarriage lainnya, pengukuran track

link diambil dari tinggi pin dan bushing. Umur pakai dari track link adalah 456

jam dari pengukuran.

Hasil dari analisis FMEA adalah didapatkan nilai RPN (Risk Priority

Number), dalam menentukan RPN untuk mencari penyebab resiko yang paling

berkaitan dengan komponen undercarriage yang telah di terangkan pada sub bab

2.3 maka nilai severity, occurrence, dan detection digunakan untuk menentukan

nilai RPN pada komponen undercarriage terlapir pada Tabel 8. Untuk komponen

yang memeliki nilai tertinggi adalah komponen idler (512), kemudian komponen

track link (343), dan komponen sprocket (216). Kemudian untuk menentukan

skala prioritas komponen yang lebih kritikal atau perbandingan dari usia pakai

dan nilai RPN dapat dilihat pada Tabel 10.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

Tabel 10 Presentase Perbandingan Usia Pakai dan RPN

KOMPONEN USIA PAKAI (JAM) PRESENTASE (%) RPN


IDLER 340 26,64576803 512
SPROCKET 480 37,61755486 216
TRACK LINK 456 35,73667712 343

Dari Tabel 10 didapatkan skala prioritas yang lebih kritikal untuk di lakukan

perbaikan, dan berdampak besar terhadap komponen yang terkait, dikembangkan

dengan menggunakan grafik pareto seperti pada Gambar 4.4.

Grafik Pareto RPN


600 40

35
500
30
400
25
RPN

300 20 RPN
PRESENTASE (%)
15
200
10
100
5

0 0
IDLER SPROCKET TRACK LINK

Gambar 4.4 Grafik Pareto RPN

Dari Gambar 4.4 merupakan perbandingan antara nilai RPN dengan

Presentase usia pakai dari masing-masing komponen, Nilai RPN merupakan total

dari nilai severity, occurance, dan detection kemudian presentase usia pakai

merupakan sisa jam dari masing-masing komponen. Dapat dilihat pada idler

memiliki tingkat resiko yang tinggi yaitu 512 dan sudah melebihi nilai dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

presentase usia pakai sehingga komponen idler sudah harus diganti, kemudian

dengan track link memliki nilai RPN (343) dan masih dibawah nilai presentase

usia pakai dan komponen track link juga harus diganti, dan nilai dari sprocket

memiliki nilai RPN yang paling kecil yaitu (216) dan dibawah dari nilai

presentase usia pakai dan untuk komponen sprocket juga harus diganti. Ketiga

komponen harus diganti agar tidak terjadi perbedaan ukuran dari setiap

komponen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari analisa kerusakan komponen Undercarriage Excavator

Hyundai Robex PC-200 dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Dari data perhitungan presentase keausan komponen sprocket memiliki

tingkat keausan yaitu 60%, komponen idler 50%, dan komponen track

link 37.5% untuk jam kerja 750 jam.

2. Dari data perhitungan prediksi sisa usia pakai komponen undercarriage,

komponen sprocket memiliki usia pakai lebih lama yaitu 480 jam,

komponen track link 456 jam, dan komponen idler 340 jam.

3. Dari analisa FMEA didapatkan nilai perbandingan RPN bahwa nilai

idler adalah komponen yang paling kritis dan memiliki nilai RPN

tertinggi yaitu 512, komponen track link 343, dan komponen sprocket

216

5.2 Saran

Setelah dilakukan penelitian untuk mengetahui kerusakan komponen

Undercarriage Excavator Hyundai Robex PC-200, dapat diberikan beberapa

saran yang dapat membantu para pembaca yang ingin meneliti komponen

undercarriage dengan topik yang serupa sebagai berikut :

1. Untuk melakukan kegiatan yang berhubungan dengan komponen

undercarriage sebaiknya memastikan semua kodisi seperti engine sudah

57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

mati, komponen undercarriage tidak bergerak, dan berada ditempat

yang rata.

2. Sebelum melakukan penelitian sebaiknnya komponen selalu dalam

keadaan bersih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2011). “ Basic Mechanic Course Final Drive & Undercarriage. PT.
United Tractors.
Akbar, Syaeful, dan Wahyu Anhar. (2018). “Kajian Hasil Pengukuran
Undercarriage Bulldozer Komatsu D375A-5 di PT. Pama Persada
Nusantara Site Batukajang”. Balikpapan.
Akbar, Syaeful, dan Radis Baharudin. (2019). “Koreksi Nilai Konstanta “K”
Dalam Perhitungan Usia Pakai Komponen Undercarriage Komatsu
D375A-5”. Balikpapan.
Ali, Akbar. (Oktober). “Analisa Metode Penentuan Waktu Pengantian Komponen
Undercarriage pada Sistem Quality Track Service (QTS). Balikpapan.
Maulana, Irwan, dan, Ibrahim Akhyar, Darmein. (2017). ”Analisa Kerusakan
Komponen Undercarriage Hitachi EX200 pada PT. Takabeya Perkasa
Group dengan Metode FMEA”. Banda Aceh.
Sambuardi, David Michael, dan Syadat N.S. Sidabutar. (2017). “Analisa Umur
Pakai Idler Baru Dan Idler Rekondisi Unit CAT D7G. Malang.
Jati, Hidayat. (2011).”Peningkatan Perawatan Komponen Undercarriage Alat
Berat”. Skripsi. Tidak diterbitkan. Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
Depok.
Qualityengineering.(2020,7maret).darihttps://qualityengineering.wordpress.com/2
008/06/29/failure-mode-and-effect-analysis-fmea/yang.

59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN

Lampiran 01 : Foto unit Excavator PC-200 Hyundai Robex PT. Perwita Karya.

Lampiran 02 : Foto komponen Sprocket Excavator PC-200 Hyundai Robex PT.


Perwita Karya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 03 : Foto komponen Idler Excavator PC-200 Hyundai Robex PT.


Perwita Karya.

Lampiran 04 : Foto komponen Track Link Excavator PC-200 Hyundai Robex PT.
Perwita Karya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

You might also like