Professional Documents
Culture Documents
MEMORI KASASI
TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN TINGGI PEKANBARU
NOMOR 181/PID.B/2020/PT.PBR TANGGAL 11 MEI 2020
YANG MENGUATKAN
PUTUSAN PENGADILAN NEGERI DUMAI
NOMOR 23/Pid.B/2020/PN.DUM TANGGAL 10 MARET 2020
ATAS NAMA PEMOHON KASASI/TERDAKWA
WASPIN MANGUNSONG ANAK DARI S. MANGUNSONG
Melalui :
KETUA PENGADILAN NEGERI DUMAI
di-
Dumai
Dengan Hormat,
Yang bertandatangan dibawah ini KALNA SURYA SIR, S.H, RAHMAD HIDAYAT, S.H.,
ROBIN, S.H., M.H, MASRIDODI MANGUNCONG, S.H. dan FANDI SATRIA, S.H., M.H.,
Advokat-advokat pada Kantor Perkumpulan Lembaga Bantuan Hukum Mahatva,
berkedudukan di Jalan Rambutan, Pematang Padang, Kepenghuluan Ujung Tanjung,
Kecamatan Tanah Putih, Kabupaten Rokan Hilir 28983, bertindak selaku Penasihat Hukum
Pemohon Kasasi/Terdakwa WASPIN MANGUNSONG ANAK DARI S. MANGUNSONG
berdasarkan surat kuasa khusus bertanggal 21 Mei 2020 yang telah didaftarkan di
Kepaniteraan Pengadilan Negeri Dumai pada tanggal 2 Juni 2020 dibawah register Nomor
169/SK/2020/PN.DUM (terlampir), bersama ini mengajukan Memori Kasasi terhadap Putusan
Pengadilan Tinggi Pekanbaru Nomor 181/PID.B/2020/PT.PBR tanggal 11 Mei 2020 yang
menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Dumai Nomor 23/Pid.B/2020/PN.DUM tanggal 10
Maret 2020;
Bahwa amar Putusan Pengadilan Tinggi Pekanbaru tersebut diatas berbunyi sebagai berikut :
MENGADILI:
- Menerima permintaan banding dari Terdakwa dan Jaksa Penuntut Umum;
- Menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Dumai, tanggal 10 Maret 2020 Nomor
23/Pid.B/2020/PN.DUM, yang dimintakan banding tersebut;
- Menetapkan masa penangkapan dan penahanan yang telah dijalani oleh Terdakwa
dikurungkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;
- Menetapkan Terdakwa tetap berada dalam tahanan;
Memori Kasasi Waspin Mangunsong Anak Dari S. Mangunsong, Halaman 1
- Membebani Terdakwa untuk membayar biaya perkara dalam kedua tingkat pengadilan,
yang dalam pengadilan tingkat banding sebesar Rp. 5.000.00, (lima ribu rupiah);
Bahwa amar Putusan Pengadilan Negeri Dumai yang dikuatkan oleh Pengadilan Tinggi
Pekanbaru tersebut diatas berbunyi sebagai berikut :
MENGADILI:
Bahwa Pemohon Kasasi/Terdakwa dalam hal ini merasa berkeberatan atas putusan-putusan a
quo, karena judex factie baik Pengadilan Tinggi Pekanbaru maupun Pengadilan Negeri Dumai
telah mengadili dengan cara yang tidak sesuai dengan ketentuan undang-undang, dan telah
salah/keliru dalam menerapkan hukum atau menerapkan hukum tidak sebagaimana mestinya
baik di dalam menyusun pertimbangan hukumnya maupun mengenai amar putusannya,
sehingga putusan-putusan a quo sama sekali tidak memberikan rasa adil bagi Pemohon
Kasasi/Terdakwa. Adapun keberatan-keberatan Pemohon Kasasi/Terdakwa terhadap putusan-
putusan a quo sebagai berikut :
Bahwa judex factie Pengadilan Tinggi Pekanbaru telah mengadili dengan cara yang tidak
sesuai dengan ketentuan undang-undang, dimana Judex Factie Pengadilan Tinggi
Pekanbaru dan Pengadilan Negeri Dumai dalam perkara a quo menyatakan Terdakwa
bersalah melakukan tindak pidana “Dengan Sengaja Menimbulkan Kebakaran”
sebagaimana dakwaan pertama Jaksa/Penuntut Umum sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 187 KUHPidana;
Bahwa apabila Judex Factie mengadili perkara a quo sesuai dengan ketentuan undang-
undang serta memperhatikan asas keadilan hukum, kemanfaatan hukum dan kepastian
hukum tentua menurut ketentuan hukum dan keadilan selayaknya menyatakan Terdakwa
lepas dari segala tuntutan hukum (ontslagh van recthvervolging) karena undang-
undang telah mengatur tentang kebakaran lahan/hutan melalui Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup, atau Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2014 Tentang
Perkebunan khusus yang mengatur mengenai kebakaran lahan/hutan yang diantaranya:
- Pasal 98 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup berbunyi: Setiap orang yang dengan
sengaja melakukan perbuatan yang mengakibatkan dilampauinya baku mutu udara
ambien, baku mutu air, baku mutu air laut, atau kriteria baku kerusakan lingkungan
hidup, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 10
(sepuluh) tahun dan denda paling sedikit Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah) dan
paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah);
- Pasal 99 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup berbunyi: Setiap orang yang karena
kelalaiannya mengakibatkan dilampauinya baku mutu udara ambien, baku mutu air,
baku mutu air laut, atau kriteria baku kerusakan lingkungan hidup, dipidana dengan
Bahwa KUHPidana menganut asas lex specialis derogat legi generalis sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 63 ayat (2) KUHPidana yang berbunyi: Jika suatu perbuatan masuk
dalam suatu aturan pidana yang umum, diatur pula dalam aturan pidana yang khusus,
maka hanya yang khusus itulah yang diterapkan;
Bahwa ketentuan Pasal 255 ayat (2) KUHAP berbunyi: Dalam hal suatu putusan
dibatalkan karena cara mengadili tidak dilaksanakan menurut ketentuan undang-undang,
Mahkamah Agung menetapkan disertai petunjuk agar pengadilan yang memutus perkara
yang bersangkutan memeriksanya lagi mengenai bagian yang dibatalkan, atau
berdasarkan alasan tertentu Mahkamah Agung dapat menetapkan perkara tersebut
diperiksa oleh pengadilan setingkat yang lain;
Bahwa oleh karena Judex Factie Pengadilan Tinggi Pekanbaru tidak memeriksa secara
menyeluruh dan komprehensif perkara a quo baik mengenai fakta maupun penerapan
hukumnya di tingkat banding, dengan demikian Judex Factie Pengadilan Tinggi Pekanbaru
telah mengadili perkara a quo dengan cara yang tidak sesuai dengan ketentuan undang-
undang, sehingga berdasarkan Pasal 255 ayat (2) KUHAP terhadap Putusan Pengadilan
Tinggi Pekanbaru Nomor 181/PID.B/2020/PT.PBR tanggal 11 Mei 2020 yang menguatkan
Putusan Pengadilan Negeri Dumai Nomor 23/Pid.B/2020/PN.DUM tanggal 10 Maret 2020
tersebut patut dan beralasan hukum untuk dibatalkan;
Bahwa Judex Factie Pengadilan Tinggi Pekanbaru telah salah/keliru dalam menerapkan
hukum atau menerapkan hukum tidak sebagaimana mestinya, dimana Judex Factie
Pengadilan Tinggi Pekanbaru dan Pengadilan Negeri Dumai dalam perkara a quo
menyatakan Terdakwa bersalah melakukan tindak pidana “Dengan Sengaja Menimbulkan
Kebakaran” sebagaimana dakwaan pertama Jaksa/Penuntut Umum sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 187 KUHPidana;
Bahwa dalam Kitab Undang Undang Hukum Pidana, ketentuan Pasal 187, berbunyi:
Barang siapa dengan sengaja menimbulkan kebakaran, ledakan atau banjir, diancam:
1. dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun, jika karena perbuatan tersebut di
atas timbul bahaya umum bagi barang;
2. dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun, jika karena perbuatan tersebut di
atas timbul bahaya bagi nyawa orang lain;
Bahwa oleh karena rumusan Pasal 187 KUHPidana merupakan rumusan pasal yang
memuat rincian unsur dalam bentuk kalimat dengan rincian tabulasi sebagaimana
dimaksud dalam angka 85 Lampiran II Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12
Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan, sejatinya Judex
Factie membaca dan menyebutkan Pasal 187 KUHPidana yaitu misalnya: Pasal 187
angka 1….., Pasal 187 angka 2….., Pasal 187 angka 3…..;
Bahwa dengan demikian letak kesalahan/kekeliruan yang dilakukan oleh Judex Factie
Pengadilan Tinggi Pekanbaru dan Pengadilan Negeri Dumai sebagaimana dalam
konsiderans Putusan Pengadilan Tinggi Pekanbaru Nomor 181/PID.B/2020/PT.PBR
tanggal 11 Mei 2020, tentang “Memperhatikan, Pasal 187 KUHP dan Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana serta peraturan perundang-undangan
lain yang bersangkutan”, dan konsiderans Putusan Pengadilan Negeri Dumai Nomor
23/Pid.B/2020/PN.DUM tanggal 10 Maret 2020, tentang “Memperhatikan, Pasal 187 KUHP
dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana serta peraturan
perundang-undangan lain yang bersangkutan” yang tidak menyertakan angka dalam Pasal
187 KUPidana tersebut telah mengaburkan “asas kejelasan tujuan” dalam Pasal 187
KUHPidana sendiri sebagaimana disyaratkan dalam Pasal 5 Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan;
Bahwa dengan demikian Judex Factie telah salah/keliru dalam menerapkan hukum atau
menerapkan hukum tidak sebagaimana mestinya dengan cara memberikan pertimbangan
hukum yang tidak sempurna (onvoldoende gemotiveerd) dalam menyusun pertimbangan
hukum dan menjatuhkan amar dalam putusan-putusan a quo, sehingga berdasarkan Pasal
255 ayat (1) KUHAP terhadap Putusan Pengadilan Tinggi Pekanbaru Nomor
181/PID.B/2020/PT.PBR tanggal 11 Mei 2020 yang menguatkan Putusan Pengadilan
Negeri Dumai Nomor 23/Pid.B/2020/PN.DUM tanggal 10 Maret 2020 tersebut patut dan
beralasan hukum untuk dibatalkan;
Bahwa Mahkamah Agung dianggap perlu untuk meninjau Putusan yang dijatuhkan Judex
Factie Pengadilan Tinggi Pekanbaru dan Pengadilan Negeri Dumai karena kurang cukup
mempertimbangkan (onvoldoende gemotiveerd) tentang fakta-fakta yang sesungguhnya;
Bahwa fakta hukum yang relevan yuridis yang terungkap selama persidangan yaitu adalah
sebagai berikut:
Bahwa saksi EBENI FIRDAUS LUMBAN TOBING selama persidangan telah memberikan
keterangan sebagaimana dimuat pada halaman 7 s.d. halaman 8 Putusan Judex Factie
Pengadilan Negeri Dumai (Putusan JF PN.DUM), pada pokoknya menerangkan:
- Bahwa pada hari Rabu tanggal 4 Desember 2019 sekira pukul 13.00 wib Saksi
bersama Said Anhar dan BRIPKA Frits Hendra Sihombing melakukan patroli di daerah
rawan terjadinya kebakaran lahan dan hutan di Jln. Bambu Kuning, Gg. Perdana RT.
04, Kel. Gurun Panjang, Kec. Bukti Kapur, kemudian menemukan terdakwa sedang
berupaya memadamkan kebakaran dilahan miliknya yang awalnya disebabkan
terdakwa membersihkan lahan dengan cara membakar sehingga api membesar
dan menjalar ke kebun kelapa sawit milik Kamto als Wak Uban, ketika itu
terdakwa berupaya memadamkan api karena sumber api berasal dari lahan
milıknya, terdakwa mengakui perbuatanya melakukan pembakaran untuk
membersihkan lahan karena akan menanam nenas, rencana terdakwa akan
menjaga api supaya tidak menjaiar tetapi oien karen cuaca panas dan angin kencang
api membesar kemudian menjalar yang mengakibatkan terjadinya kebakaran lahan
Bahwa saksi KAMTO ALIAS WAK UBAN selama persidangan telah memberikan
keterangan sebagaimana dimuat pada halaman 11 s.d. halaman 12 Putusan Judex Factie
Pengadilan Negeri Dumai (Putusan JF PN.DUM), pada pokoknya menerangkan:
- Bahwa pada hari Rabu tanggal 4 Desember 2019 sekira pukul 14.00 Wib, saksi
mendapat kabar terjadinya kebakaran lahan di Jln. Bambu Kuning, Gg.Perdana, RT.
04, Kel. Gurun Panjang, Kec. Bukit Kapur, selanjutnya saksi datang untuk ikut
memadamkan api bersama TNI-POLRI, pada saat itu saksi melihat kebun kelapa sawit
milik saksi seluas lebih kurang setengah hektar habis terbakar, setelah dilakukan
pemadaman kemudian api berhasil padam pada hari Kamis tanggal 5 Desember 2019
sekira pukul 17.00 wib, itu saja yang saksi ketahui dari kejadian ini;
- Bahwa sumber api berasal dari lahan milik terdakwa yang berada di timur
lahan milik saksi, berdasarkan cerita masyarakat, terdakwa yang melakukan
pembakaran karena ingin membersihkan lahan; (vide keterangan saksi poin 2
halaman 11 Putusan JF PN.DUM);
- Bahwa akibat kejadian ini lahan terdakwa seluas 2 ha (dua hektar) habis
terbakar, kemudian kebun kelapa sawit milik saksi habis terbakar seluas lebih kurang
0,5 ha (setengah hektar) tanaman kelapa sawit milik saksi sepanyak 50 (Iima puluh)
pohon habis terbakar yang mengakibatkan saksi mengalami kerugian sebanyak lebih
kurang Rp. 5.000.000,00 (lima juta rupiah), kalau api tidak cepat di padamkan olen INI -
POLRI dan masyarakat api bisa menjalar hingga terjadi bencana kebakaran yang
mengakibatkan seluruh lahan atau kebun milik saksi habis terbakar;
- Bahwa setelah kejadian tersebut dari pihak keluarga terdakwa sudah ada
komunikasi dan telah memberikan sejumlah uang untuk ganti kerugiar yang
Bahwa berdasarkan fakta hukum tersebut selanjutnya Judex Factie Pengadilan Negeri
Dumai mengkonstatir fakta hukum sebagaimana dimuat pada halaman 14 s.d. halaman 15
Judex Factie Pengadilan Negeri Dumai, serta memuat pertimbangan hukum pada halaman
14 s.d. halaman 19 Judex Factie Pengadilan Negeri Dumai;
Bahwa berdasarkan keterangan saksi-saksi dan keterangan Terdakwa fakta materil dalam
perkara a quo adalah :
- TERDAKWA MELAKUKAN PEMBAKARAN SEMAK KERING DI LAHAN MILIK
TERDAKWA SENDIRI, YANG DIPADAMKANNYA TERAKHIR PADA HARI RABU
TANGGAL 4 DESEMBER 2019 SEKIRA PUKUL 13.00 WIB BERTEMPAT DI JALAN
BAMBU KUNING GANG PERDANA RT.04 KELURAHAN GURUN PANJANG
KECAMATAN BUKIT KAPUR KOTA DUMAI; YANG MANA LAHAN MILIK TERDAKWA
TERSEBUT TELAH DISTEKING SEBULAN SEBELUM KEJADIAN;
- TUJUAN TERDAKWA MELAKUKAN PEMBAKARAN SEMAK KERING DI
LAHAN MILIK TERDAKWA SENDIRI KARENA TERDAKWA MENANAM BUAH
NENAS;
- TERDAKWA MELAKUKAN PEMBAKARAN SEMAK KERING MENGGUNAKAN
1 (SATU) BUAH KOREK API;
- TERDAKWA TELAH BERUPAYA MEMADAMKAN API MENGGUNAKAN 1
(SATU) UNIT ALAT PENYEMPROT RACUN RUMPUT;
- TERDAKWA TELAH BERDAMAI DENGAN SAKSI KAMTO ALIAS WAK UBAN;
Berdasar fakta hukum tersebut perbuatan materil Terdakwa telah terbukti membakar lahan
milik Terdakwa sendiri dengan tujuan untuk menanam nenas. Akan tetapi perbuatan
materil Terdakwa tersebut dibenarkan oleh Pasal 4 Peraturan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Nomor 10 Tahun 2010 Tentang Mekanisme Pencegahan Pencemaran Dan/Atau
Kerusakan Lingkungan Hidup Yang Berkaitan Dengan Kebakaran Hutan Dan/Atau Lahan
yang berbunyi : Masyarakat hukum adat yang melakukan pembakaran lahan dengan
luas lahan maksimum 2 (dua) hektar per kepala keluarga untuk ditanami jenis
varietas lokal wajib memberitahukan kepada kepala desa; Sehingga berdasarkan
ketentuan Pasal 191 ayat (2) KUHAP terhadap Terdakwa dinyatakan lepas dari segala
tuntutan hukum (ontslagh van recthvervolging);
Bahwa jika suatu ketentuan dalam undang-undang hanya dibaca dan dipahami secara
letterlijk khususnya terhadap ketentuan Pasal 187 maupun Pasal 188 KUHPidana, maka
Atau apabila Yang Mulia Ketua Mahkamah Agung c.q. Yang Mulia Majelis Hakim Agung yang
memeriksa dan mengadili perkara ini berpendapat lain, mohon untuk memberikan putusan
yang seadil-adilnya (ex aequo et bono);
Memori Kasasi Waspin Mangunsong Anak Dari S. Mangunsong, Halaman 9
Hormat Kami,
Penasihat Hukum Pemohon Kasasi/Terdakwa;