You are on page 1of 10

“Saatnya Hati Nurani Bicara”

MEMORI KASASI
TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN TINGGI PEKANBARU
NOMOR 181/PID.B/2020/PT.PBR TANGGAL 11 MEI 2020
YANG MENGUATKAN
PUTUSAN PENGADILAN NEGERI DUMAI
NOMOR 23/Pid.B/2020/PN.DUM TANGGAL 10 MARET 2020
ATAS NAMA PEMOHON KASASI/TERDAKWA
WASPIN MANGUNSONG ANAK DARI S. MANGUNSONG

Dumai, 19 Juni 2020

Kepada Yang Mulia :


KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA
di-
Jakarta

Melalui :
KETUA PENGADILAN NEGERI DUMAI
di-
Dumai

Dengan Hormat,
Yang bertandatangan dibawah ini KALNA SURYA SIR, S.H, RAHMAD HIDAYAT, S.H.,
ROBIN, S.H., M.H, MASRIDODI MANGUNCONG, S.H. dan FANDI SATRIA, S.H., M.H.,
Advokat-advokat pada Kantor Perkumpulan Lembaga Bantuan Hukum Mahatva,
berkedudukan di Jalan Rambutan, Pematang Padang, Kepenghuluan Ujung Tanjung,
Kecamatan Tanah Putih, Kabupaten Rokan Hilir 28983, bertindak selaku Penasihat Hukum
Pemohon Kasasi/Terdakwa WASPIN MANGUNSONG ANAK DARI S. MANGUNSONG
berdasarkan surat kuasa khusus bertanggal 21 Mei 2020 yang telah didaftarkan di
Kepaniteraan Pengadilan Negeri Dumai pada tanggal 2 Juni 2020 dibawah register Nomor
169/SK/2020/PN.DUM (terlampir), bersama ini mengajukan Memori Kasasi terhadap Putusan
Pengadilan Tinggi Pekanbaru Nomor 181/PID.B/2020/PT.PBR tanggal 11 Mei 2020 yang
menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Dumai Nomor 23/Pid.B/2020/PN.DUM tanggal 10
Maret 2020;

Bahwa Putusan Pengadilan Tinggi Pekanbaru Nomor 181/PID.B/2020/PT.PBR tanggal 11 Mei


2020 tersebut telah diberitahukan oleh Juru Sita pada Pengadilan Negeri Dumai kepada
Pembanding/Terdakwa sekarang Pemohon Kasasi pada tanggal 18 Mei 2020, dan Pemohon
Kasasi/Terdakwa melalui Penasihat Hukumnya telah mendaftarkan permohonan pemeriksaan
untuk tingkat kasasi ini pada tanggal 2 Juni 2020 di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Dumai
sebagaimana Akta Permohonan Kasasi Nomor 33/Akta.Pid/2020/PN.DUM, sedangkan memori
kasasinya diserahkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Dumai pada tanggal 16 Juni 2020,
oleh karena permohonan kasasi ini berikut memori kasasinya diajukan masih dalam tenggang
waktu sebagaimana diatur dalam undang-undang, maka terhadap permohonan kasasi ini
beralasan hukum untuk diterima;

Bahwa amar Putusan Pengadilan Tinggi Pekanbaru tersebut diatas berbunyi sebagai berikut :

MENGADILI:
- Menerima permintaan banding dari Terdakwa dan Jaksa Penuntut Umum;
- Menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Dumai, tanggal 10 Maret 2020 Nomor
23/Pid.B/2020/PN.DUM, yang dimintakan banding tersebut;
- Menetapkan masa penangkapan dan penahanan yang telah dijalani oleh Terdakwa
dikurungkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;
- Menetapkan Terdakwa tetap berada dalam tahanan;
Memori Kasasi Waspin Mangunsong Anak Dari S. Mangunsong, Halaman 1
- Membebani Terdakwa untuk membayar biaya perkara dalam kedua tingkat pengadilan,
yang dalam pengadilan tingkat banding sebesar Rp. 5.000.00, (lima ribu rupiah);

Bahwa amar Putusan Pengadilan Negeri Dumai yang dikuatkan oleh Pengadilan Tinggi
Pekanbaru tersebut diatas berbunyi sebagai berikut :

MENGADILI:

1. Menyatakan Terdakwa Waspin Mangunsong anak dari S. Mangunsong telah terbukti


secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “dengan sengaja
menimbulkan kebakaran” sebagaimana dakwaan Pertama Penuntut Umum;
2. Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa Waspin Mangunsong anak dari S. Mangunsong
oleh karena itu dengan pidana penjara selama 3 (tiga) tahun;
3. Menetapkan masa penangkapan dan penahanan yang telah dijalani oleh Terdakwa
dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;
4. Menetapkan Terdakwa tetap ditahan;
5. Menetapkan barang bukti berupa :
- 1 (satu) buah korek api;
- 1 (satu) unit alat penyemprot racun rumput merk CBA elektrik warna biru;
Dirampas untuk dimusnahkan;
6. Membebankan Terdakwa dibebani untuk membayar biaya perkara sejumlah
Rp.5000,00 (lima ribu rupiah);

Bahwa Pemohon Kasasi/Terdakwa dalam hal ini merasa berkeberatan atas putusan-putusan a
quo, karena judex factie baik Pengadilan Tinggi Pekanbaru maupun Pengadilan Negeri Dumai
telah mengadili dengan cara yang tidak sesuai dengan ketentuan undang-undang, dan telah
salah/keliru dalam menerapkan hukum atau menerapkan hukum tidak sebagaimana mestinya
baik di dalam menyusun pertimbangan hukumnya maupun mengenai amar putusannya,
sehingga putusan-putusan a quo sama sekali tidak memberikan rasa adil bagi Pemohon
Kasasi/Terdakwa. Adapun keberatan-keberatan Pemohon Kasasi/Terdakwa terhadap putusan-
putusan a quo sebagai berikut :

I. BAHWA JUDEX FACTIE PENGADILAN TINGGI PEKANBARU TELAH


MENGADILI DENGAN CARA YANG TIDAK SESUAI DENGAN KETENTUAN UNDANG-
UNDANG.

Bahwa judex factie Pengadilan Tinggi Pekanbaru telah mengadili dengan cara yang tidak
sesuai dengan ketentuan undang-undang, dimana Judex Factie Pengadilan Tinggi
Pekanbaru dan Pengadilan Negeri Dumai dalam perkara a quo menyatakan Terdakwa
bersalah melakukan tindak pidana “Dengan Sengaja Menimbulkan Kebakaran”
sebagaimana dakwaan pertama Jaksa/Penuntut Umum sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 187 KUHPidana;

Bahwa apabila Judex Factie mengadili perkara a quo sesuai dengan ketentuan undang-
undang serta memperhatikan asas keadilan hukum, kemanfaatan hukum dan kepastian
hukum tentua menurut ketentuan hukum dan keadilan selayaknya menyatakan Terdakwa
lepas dari segala tuntutan hukum (ontslagh van recthvervolging) karena undang-
undang telah mengatur tentang kebakaran lahan/hutan melalui Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup, atau Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2014 Tentang
Perkebunan khusus yang mengatur mengenai kebakaran lahan/hutan yang diantaranya:
- Pasal 98 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup berbunyi: Setiap orang yang dengan
sengaja melakukan perbuatan yang mengakibatkan dilampauinya baku mutu udara
ambien, baku mutu air, baku mutu air laut, atau kriteria baku kerusakan lingkungan
hidup, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 10
(sepuluh) tahun dan denda paling sedikit Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah) dan
paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah);
- Pasal 99 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup berbunyi: Setiap orang yang karena
kelalaiannya mengakibatkan dilampauinya baku mutu udara ambien, baku mutu air,
baku mutu air laut, atau kriteria baku kerusakan lingkungan hidup, dipidana dengan

Memori Kasasi Waspin Mangunsong Anak Dari S. Mangunsong, Halaman 2


pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 3 (tiga) tahun dan denda
paling sedikit Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) dan paling banyak
Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah);
- Pasal 108 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2014 tentang
Perkebunan berbunyi: Setiap Pelaku Usaha perkebunan yang membuka dan/atau
mengolah lahan dengan cara membakar sebagaimana dimaksud dalam pasal 56 ayat
(1) dipidana dengan pidana penjara lama 10 (sepuluh) dan denda paling banyak
Rp10.000.000.000.00 (sepuluh miliar rupiah);
- Pasal 56 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2014 tentang
Perkebunan berbunyi: Setiap Pelaku Usaha perkebunan dilarang membuka dan/atau
mengolah lahan dengan cara membakar;

Bahwa KUHPidana menganut asas lex specialis derogat legi generalis sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 63 ayat (2) KUHPidana yang berbunyi: Jika suatu perbuatan masuk
dalam suatu aturan pidana yang umum, diatur pula dalam aturan pidana yang khusus,
maka hanya yang khusus itulah yang diterapkan;

Bahwa seyogyanya Judex Factie PengadilanTinggi Pekanbaru berdasarkan Hukum Acara


Pidana dan Yurisprudensi Mahkamah Agung Nomor 953 K/Sip/1973 tanggal 9 Oktober
1975 dengan kaidah hukum : “Hakim banding seharusnya mengulang memeriksa
kembali perkara yang keseluruhannya baik mengenai fakta maupun penerapan
hukumnya”, membatalkan Putusan Pengadilan Negeri Dumai Nomor
23/Pid.B/2020/PN.DUM tanggal 10 Maret 2020 karena Judex Factie Pengadilan Negeri
Dumai mengadili dengan cara yang tidak sesuai dengan ketentuan undang-undang
khususnya dalam penerapan asas lex specialis derogat legi generalis sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 63 ayat (2) KUHPidana;

Bahwa ketentuan Pasal 255 ayat (2) KUHAP berbunyi: Dalam hal suatu putusan
dibatalkan karena cara mengadili tidak dilaksanakan menurut ketentuan undang-undang,
Mahkamah Agung menetapkan disertai petunjuk agar pengadilan yang memutus perkara
yang bersangkutan memeriksanya lagi mengenai bagian yang dibatalkan, atau
berdasarkan alasan tertentu Mahkamah Agung dapat menetapkan perkara tersebut
diperiksa oleh pengadilan setingkat yang lain;

Bahwa oleh karena Judex Factie Pengadilan Tinggi Pekanbaru tidak memeriksa secara
menyeluruh dan komprehensif perkara a quo baik mengenai fakta maupun penerapan
hukumnya di tingkat banding, dengan demikian Judex Factie Pengadilan Tinggi Pekanbaru
telah mengadili perkara a quo dengan cara yang tidak sesuai dengan ketentuan undang-
undang, sehingga berdasarkan Pasal 255 ayat (2) KUHAP terhadap Putusan Pengadilan
Tinggi Pekanbaru Nomor 181/PID.B/2020/PT.PBR tanggal 11 Mei 2020 yang menguatkan
Putusan Pengadilan Negeri Dumai Nomor 23/Pid.B/2020/PN.DUM tanggal 10 Maret 2020
tersebut patut dan beralasan hukum untuk dibatalkan;

II. BAHWA JUDEX FACTIE TELAH SALAH/KELIRU DALAM MENERAPKAN


HUKUM ATAU MENERAPKAN HUKUM TIDAK SEBAGAIMANA MESTINYA.

Bahwa Judex Factie Pengadilan Tinggi Pekanbaru telah salah/keliru dalam menerapkan
hukum atau menerapkan hukum tidak sebagaimana mestinya, dimana Judex Factie
Pengadilan Tinggi Pekanbaru dan Pengadilan Negeri Dumai dalam perkara a quo
menyatakan Terdakwa bersalah melakukan tindak pidana “Dengan Sengaja Menimbulkan
Kebakaran” sebagaimana dakwaan pertama Jaksa/Penuntut Umum sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 187 KUHPidana;

Bahwa dalam Kitab Undang Undang Hukum Pidana, ketentuan Pasal 187, berbunyi:
Barang siapa dengan sengaja menimbulkan kebakaran, ledakan atau banjir, diancam:
1. dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun, jika karena perbuatan tersebut di
atas timbul bahaya umum bagi barang;
2. dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun, jika karena perbuatan tersebut di
atas timbul bahaya bagi nyawa orang lain;

Memori Kasasi Waspin Mangunsong Anak Dari S. Mangunsong, Halaman 3


3. dengan pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu paling lama dua
puluh tahun, jika karena perbuatan tersebut di atas timbul bahaya bagi nyawa orang
lain dan mengakibatkan orang mati.

Bahwa menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2011 Tentang


Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan, Pasal merupakan satuan aturan dalam
Peraturan Perundangundangan yang memuat satu norma dan dirumuskan dalam satu
kalimat yang disusun secara singkat, jelas, dan lugas (angka 77 Lampiran II UU No.
12/2011). Sedangkan Pasal 187 KUHPidana merupakan rumusan pasal yang memuat
rincian unsur dalam bentuk kalimat dengan rincian tabulasi, yaitu :
Barang siapa dengan sengaja menimbulkan kebakaran, ledakan atau banjir, diancam:
1. dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun, jika karena perbuatan tersebut di
atas timbul bahaya umum bagi barang;
2. dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun, jika karena perbuatan tersebut di
atas timbul bahaya bagi nyawa orang lain;
3. dengan pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu paling lama dua
puluh tahun, jika karena perbuatan tersebut di atas timbul bahaya bagi nyawa orang
lain dan mengakibatkan orang mati.

Bahwa oleh karena rumusan Pasal 187 KUHPidana merupakan rumusan pasal yang
memuat rincian unsur dalam bentuk kalimat dengan rincian tabulasi sebagaimana
dimaksud dalam angka 85 Lampiran II Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12
Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan, sejatinya Judex
Factie membaca dan menyebutkan Pasal 187 KUHPidana yaitu misalnya: Pasal 187
angka 1….., Pasal 187 angka 2….., Pasal 187 angka 3…..;

Bahwa dengan demikian letak kesalahan/kekeliruan yang dilakukan oleh Judex Factie
Pengadilan Tinggi Pekanbaru dan Pengadilan Negeri Dumai sebagaimana dalam
konsiderans Putusan Pengadilan Tinggi Pekanbaru Nomor 181/PID.B/2020/PT.PBR
tanggal 11 Mei 2020, tentang “Memperhatikan, Pasal 187 KUHP dan Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana serta peraturan perundang-undangan
lain yang bersangkutan”, dan konsiderans Putusan Pengadilan Negeri Dumai Nomor
23/Pid.B/2020/PN.DUM tanggal 10 Maret 2020, tentang “Memperhatikan, Pasal 187 KUHP
dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana serta peraturan
perundang-undangan lain yang bersangkutan” yang tidak menyertakan angka dalam Pasal
187 KUPidana tersebut telah mengaburkan “asas kejelasan tujuan” dalam Pasal 187
KUHPidana sendiri sebagaimana disyaratkan dalam Pasal 5 Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan;

Bahwa dengan demikian Judex Factie telah salah/keliru dalam menerapkan hukum atau
menerapkan hukum tidak sebagaimana mestinya dengan cara memberikan pertimbangan
hukum yang tidak sempurna (onvoldoende gemotiveerd) dalam menyusun pertimbangan
hukum dan menjatuhkan amar dalam putusan-putusan a quo, sehingga berdasarkan Pasal
255 ayat (1) KUHAP terhadap Putusan Pengadilan Tinggi Pekanbaru Nomor
181/PID.B/2020/PT.PBR tanggal 11 Mei 2020 yang menguatkan Putusan Pengadilan
Negeri Dumai Nomor 23/Pid.B/2020/PN.DUM tanggal 10 Maret 2020 tersebut patut dan
beralasan hukum untuk dibatalkan;

Memori Kasasi Waspin Mangunsong Anak Dari S. Mangunsong, Halaman 4


III. BAHWA JUDEX FACTIE TELAH SALAH/KELIRU DALAM MENERAPKAN
HUKUM ATAU MENERAPKAN HUKUM TIDAK SEBAGAIMANA MESTINYA.

Bahwa Mahkamah Agung dianggap perlu untuk meninjau Putusan yang dijatuhkan Judex
Factie Pengadilan Tinggi Pekanbaru dan Pengadilan Negeri Dumai karena kurang cukup
mempertimbangkan (onvoldoende gemotiveerd) tentang fakta-fakta yang sesungguhnya;

Bahwa fakta hukum yang relevan yuridis yang terungkap selama persidangan yaitu adalah
sebagai berikut:

Bahwa saksi SAID ANHAR selama persidangan telah memberikan keterangan


sebagaimana dimuat pada halaman 5 s.d. halaman 7 Putusan Judex Factie Pengadilan
Negeri Dumai (Putusan JF PN.DUM), pada pokoknya menerangkan:
- Bahwa pada hari Rabu tanggal 4 Desember 2019 sekira pukul 13.00 wib Saksi
bersama Said Anhar dan BRIPKA Frits Hendra Sihombing melakukan patroli di daerah
rawan terjadinya kebakaran lahan dan hutan di Jln. Bambu Kuning, Gg. Perdana RT.
04, Kel. Gurun Panjang, Kec. Bukti Kapur, kemudian menemukan terdakwa sedang
berupaya memadamkan kebakaran dilahan miliknya yang awalnya disebabkan
terdakwa membersihkan lahan dengan cara membakar sehingga api membesar
dan menjalar ke kebun kelapa sawit milik Kamto als Wak Uban, ketika itu
terdakwa berupaya memadamkan api karena sumber api berasal dari lahan
milıknya, terdakwa mengakui perbuatanya melakukan pembakaran untuk
membersihkan lahan karena akan menanam nenas, rencana terdakwa akan
menjaga api supaya tidak menjaiar tetapi oien karen cuaca panas dan angin kencang
api membesar kemudian menjalar yang mengakibatkan terjadinya kebakaran lahan
seluas lebih kurang 3 ha (tiga hektar) itu pun karena cepat dilakukan pemadaman oleh
tim damkar TNI – POLRI bersama masyarakat sehingga api berhasil di padamkan
pada hari Kamis tanggal 5 Desember 2019 sekira pukul 17.00 Wib, kalau tidak cepat di
padamkan api pasti akan membesar yang mengakibatkan terjadinya bencana
kebakaran lahan dan hutan lebih luas lagi; (vide keterangan saksi poin 2 halaman 5
s.d. halaman 6 Putusan JF PN.DUM);
- Bahwa terdakwa sengaja membersihkan lahan miliknya dengan cara
membakar karena dengan cara membakar bisa hemat biaya kemudian lahan
cepat bersih sehingga bisa segera menanam nenas, terdakwa mengetahui tentang
larangan melakukan pembakaran atau membersihkan lahan dengan cara membakar
karena keadaan tanah pada lahan di Jln.Bambu Kuning, Gg. Perdana Rt. 04, Kel.
Gurun Panjang merupakan tanah gambut, apabila dibakar bisa mengakibatkan
terjadinya bencana kebakaran, tetapi terdakwa tidak perduli karena beranggapan bisa
menjaga dan memadamkan api selain itu terdakwa beranggapan akan turun hujan,
tetapi ketika api membesar dan tidak ada turun hujan terdakwa tidak mampu
memadamkan api sehingga terjadi kebakaran; (vide keterangan saksi poin 3 halaman 6
Putusan JF PN.DUM);

Bahwa saksi EBENI FIRDAUS LUMBAN TOBING selama persidangan telah memberikan
keterangan sebagaimana dimuat pada halaman 7 s.d. halaman 8 Putusan Judex Factie
Pengadilan Negeri Dumai (Putusan JF PN.DUM), pada pokoknya menerangkan:
- Bahwa pada hari Rabu tanggal 4 Desember 2019 sekira pukul 13.00 wib Saksi
bersama Said Anhar dan BRIPKA Frits Hendra Sihombing melakukan patroli di daerah
rawan terjadinya kebakaran lahan dan hutan di Jln. Bambu Kuning, Gg. Perdana RT.
04, Kel. Gurun Panjang, Kec. Bukti Kapur, kemudian menemukan terdakwa sedang
berupaya memadamkan kebakaran dilahan miliknya yang awalnya disebabkan
terdakwa membersihkan lahan dengan cara membakar sehingga api membesar
dan menjalar ke kebun kelapa sawit milik Kamto als Wak Uban, ketika itu
terdakwa berupaya memadamkan api karena sumber api berasal dari lahan
milıknya, terdakwa mengakui perbuatanya melakukan pembakaran untuk
membersihkan lahan karena akan menanam nenas, rencana terdakwa akan
menjaga api supaya tidak menjaiar tetapi oien karen cuaca panas dan angin kencang
api membesar kemudian menjalar yang mengakibatkan terjadinya kebakaran lahan

Memori Kasasi Waspin Mangunsong Anak Dari S. Mangunsong, Halaman 5


seluas lebih kurang 3 ha (tiga hektar) itu pun karena cepat dilakukan pemadaman oleh
tim damkar TNI – POLRI bersama masyarakat sehingga api berhasil di padamkan
pada hari Kamis tanggal 5 Desember 2019 sekira pukul 17.00 Wib, kalau tidak cepat di
padamkan api pasti akan membesar yang mengakibatkan terjadinya bencana
kebakaran lahan dan hutan lebih luas lagi; (vide keterangan saksi poin 2 halaman 7
Putusan JF PN.DUM);
- Bahwa terdakwa sengaja membersihkan lahan miliknya dengan cara
membakar karena dengan cara membakar bisa hemat biaya kemudian lahan
cepat bersih sehingga bisa segera menanam nenas, terdakwa mengetahui tentang
larangan melakukan pembakaran atau membersihkan lahan dengan cara membakar
karena keadaan tanah pada lahan di Jln.Bambu Kuning, Gg. Perdana Rt. 04, Kel.
Gurun Panjang merupakan tanah gambut, apabila dibakar bisa mengakibatkan
terjadinya bencana kebakaran, tetapi terdakwa tidak perduli karena beranggapan bisa
menjaga dan memadamkan api selain itu terdakwa beranggapan akan turun hujan,
tetapi ketika api membesar dan tidak ada turun hujan terdakwa tidak mampu
memadamkan api sehingga terjadi kebakaran; (vide keterangan saksi poin 3 halaman 7
Putusan JF PN.DUM);
- Bahwa terdakwa mengakui perbuatannya melakukan pembakaran guna untuk
membersihkan lahan dan menanam nenas; (vide keterangan saksi poin 7 halaman 7
Putusan JF PN.DUM);

Bahwa saksi HASBULLAH selama persidangan telah memberikan keterangan


sebagaimana dimuat pada halaman 9 Putusan Judex Factie Pengadilan Negeri Dumai
(Putusan JF PN.DUM);

Bahwa saksi FRITSHENDRA SIHOMBING selama persidangan telah memberikan


keterangan sebagaimana dimuat pada halaman 9 s.d. halaman 11 Putusan Judex Factie
Pengadilan Negeri Dumai (Putusan JF PN.DUM), pada pokoknya menerangkan:
- Bahwa…………………….ketika itu terdakwa berupaya memadamkan api
karena sumber api berasal dari lahan miliknya, terdakwa mengakui perbuatanya
melakukan pembakaran untuk membersihkan lahan karena akan menanam
nenas,……….; (vide keterangan saksi poin 1 halaman 10 Putusan JF PN.DUM);
- Bahwa cara Terdakwa sehingga terjadi kebakaran lahan adalah awalnya
Terdakwa membersihkan lahan miliknya dengan cara menmbakar karena dengan
cara membakar bisa hemat biaya kemudian lahan cepat bersih sehingga bisa
segera menanam nenas; (vide keterangan saksi poin 3 halaman 10 Putusan JF
PN.DUM);

Bahwa saksi KAMTO ALIAS WAK UBAN selama persidangan telah memberikan
keterangan sebagaimana dimuat pada halaman 11 s.d. halaman 12 Putusan Judex Factie
Pengadilan Negeri Dumai (Putusan JF PN.DUM), pada pokoknya menerangkan:
- Bahwa pada hari Rabu tanggal 4 Desember 2019 sekira pukul 14.00 Wib, saksi
mendapat kabar terjadinya kebakaran lahan di Jln. Bambu Kuning, Gg.Perdana, RT.
04, Kel. Gurun Panjang, Kec. Bukit Kapur, selanjutnya saksi datang untuk ikut
memadamkan api bersama TNI-POLRI, pada saat itu saksi melihat kebun kelapa sawit
milik saksi seluas lebih kurang setengah hektar habis terbakar, setelah dilakukan
pemadaman kemudian api berhasil padam pada hari Kamis tanggal 5 Desember 2019
sekira pukul 17.00 wib, itu saja yang saksi ketahui dari kejadian ini;
- Bahwa sumber api berasal dari lahan milik terdakwa yang berada di timur
lahan milik saksi, berdasarkan cerita masyarakat, terdakwa yang melakukan
pembakaran karena ingin membersihkan lahan; (vide keterangan saksi poin 2
halaman 11 Putusan JF PN.DUM);
- Bahwa akibat kejadian ini lahan terdakwa seluas 2 ha (dua hektar) habis
terbakar, kemudian kebun kelapa sawit milik saksi habis terbakar seluas lebih kurang
0,5 ha (setengah hektar) tanaman kelapa sawit milik saksi sepanyak 50 (Iima puluh)
pohon habis terbakar yang mengakibatkan saksi mengalami kerugian sebanyak lebih
kurang Rp. 5.000.000,00 (lima juta rupiah), kalau api tidak cepat di padamkan olen INI -
POLRI dan masyarakat api bisa menjalar hingga terjadi bencana kebakaran yang
mengakibatkan seluruh lahan atau kebun milik saksi habis terbakar;
- Bahwa setelah kejadian tersebut dari pihak keluarga terdakwa sudah ada
komunikasi dan telah memberikan sejumlah uang untuk ganti kerugiar yang

Memori Kasasi Waspin Mangunsong Anak Dari S. Mangunsong, Halaman 6


saksi alami dan telah ada perdamaian antara saksi dengan terdakwa; (vide
keterangan saksi poin 4 halaman 11 Putusan JF PN.DUM);
- Bahwa Terdakwa dengan sengaja membersihkan lahan miliknya dengan
cara membakar karena dengan cara membakar bisa hemat biaya kemudian lahan
cepat bersih seningga bisa segera menanam nenas, terdakwa mengetahui tentang
larangan melakukan pembakaran atau membersihkan lanan dengan cara membakar
karena keadaan tanah di Jln. Bambu Kuning, Gg. Perdana RT. 04, Kel. Gurun Panjang
merupakan tanah gambut, apabila dibakar bisa mengakibatkan terjadinya bencana
kebakaran, tetapi terdakwa tidak perduli karena beranggapan bisa menjaga dan
memadamkan api selain itu terdakwa beranggapan akan turun hujan, tetapi ketika api
membesar dan tidak ada turun hujan terdakwa tidak mampu memadamkan api
sehingga terjadi kebakaran; (vide keterangan saksi poin 5 halaman 12 Putusan JF
PN.DUM);
- Bahwa Terdakwa membakar hanya menggunakan 1 (satu) buah korek api,
karena lahan milik terdakwa baru selesai di steking apabila dalam keadaan kering
gambut mudah saja terbakar, rencana terdakwa pada saat membakar akan menjaga
api, apabila mulai melebar maka dipadamkan menggunakan alat penyemprot racun
rumput, tetapi api membesar sehingga tidak bisa memadamkan api dan
mengakibatkan terjadinya kebakaran;

Bahwa Terdakwa WASPIN MANGUNSONG selama persidangan telah memberikan


keterangan sebagaimana dimuat pada halaman 12 s.d. halaman 14 Putusan Judex Factie
Pengadilan Negeri Dumai (Putusan JF PN.DUM), pada pokoknya menerangkan:
- Bahwa terdakwa pernah memberikan keterangan didepan penyidik Kepolisian
dan keterangan tersebut terdakwa baca terlebih dahulu sebelum terdakwa
tandatangani;
- Bahwa terdakwa dijadikan terdakwa dalam Perkara ini karena terdakwa
telah melakukan pembakaran semak kering pada Rabu tanggal 4 Desember 2019
sekira pukul 13.00 Wib bertempat di Jl.Bambu Kuning Gg.Perdana RT.04
Kelurahan Gurun Panjang Kecamatan Bukit Kapur - Kota Dumai, yaitu di lahan
milik terdakwa sendiri;
- Bahwa terdakwa memiliki lahan kosong seluas 2 ha (dua hektar), lahan
tersebut telah disteking sebulan sebelum kejadian, rencana terdakwa ingin
menanam buah nenas, lalu pada hari Senin tanggal 2 Desember 2019 sekira pukul
09.00 Wib terdakwa membersihkan lahan dengan cara membakar, pada saat itu
terdakwa membakar menggunakan 1 (satu) buah korek api, setelah beberapa meter
persegi kemudian terdakwa padamkan menggunakan 1 (satu) unit alat penyemprot
racun rumput, sekira pukul 15.00 WIB terdakwa pulang ke rumah. Keesokan harinya
pada hari Selasa tanggal 3 Desember 2019 sekira pukul 07.00 Wib, terdakwa kembali
datang ke lahan, ketika itu terdakwa melihat terdapat beberapa titik asap, selanjutnya
terdakwa kembali memadamkan dengan menggunakan 1 (satu) unit alat penyemprot
racun rumput dan kemudian sekira pukul 17.00 Wib terdakwa pulang ke rumah.
Keesokan harinya pada hari Rabu tanggal 4 Desember 2019 sekira pukul 07.00 Wib,
terdakwa datang ke lahan, terdakwa melihat ada beberapa titik asap, selanjutnya
terdakwa kembali melakukan pemadaman dengan menggunakan 1 (satu) unit mesin
penyemprot racun rumput tetapi sekira pukul 13.00 Wib karena cuaca panas dan angin
kencang api semakin besar sehingga terdakwa tidak mampu memadamkan api
tersebut dan pada saat itu datang beberapa orang Polisi melakukan penangkapan
terhadap terdakwa;
- Bahwa akibat dari kebakaran tersebut lahan terdakwa seluas 2 ha (dua hektar)
habis terbakar kemudian api menjalar ke kebun kelapa sawit yang ada disebelah barat
lahan terdakwa yang mengakibatkan kebun kelapa sawit tersebut terbakar seluas lebih
kurang 1 ha (satu hektar);
- Bahwa terdakwa hanya seorang diri membersihkan lahan dengan cara
membakar begitu juga dengan memadamkan apı hanya seorang diri.
- Bahwa terdakwa membenarkan barang bukti yang diperlihatkan kepada saksi
dipersiaangan;
- Bahwa sebabnya terdakwa membersihkan lahan dengan cara membakar
adalah supaya lahan cepat bersih sehingga hemat biaya selain itu apabila di
bakar lahan akan cepat bersih tidak memakan waktu yang lama sehingga bisa
cepat menanam tumbuhan / bertani;

Memori Kasasi Waspin Mangunsong Anak Dari S. Mangunsong, Halaman 7


- Bahwa terdakwa mengetahui tentang larangan membakar dan juga ada
pemberitahuan oleh Bhabinkamtibmas, rencana terdakwa pada saat membakar api
akan terdakwa jaga supaya tidak menjalar selain itu terdakwa beranggapan pada saat
sekarang musim hujan, sehingga api tidak akan membesar, tetapi semuanya tidak
sesuai dengan rencana terdakwa, api membesar yang mengakibatkan lahan terdakwa
seluas 2 (dua) ha dan kebun kelapa sawit milik sempadan sebelah barat lahan
terdakwa juga ikut terbakar;
- Bahwa terdakwa membakar lahan tidak ada menggunakan minyak maupun
tumpukan kayu, lahan milik terdakwa merupakan tanah gambut, apabila dalam
keadaan kering mudah dibakar cukup menggunakan korek api saja pada saat itu
terdakwa bakar gambut kering kemudian lahan dengan mudah terbakar;
- Bahwa terdakwa bertani di kelurahan Gurun Panjang semenjak tahun 1995
sampai dengan sekarang, terdakwa memiliki kebun kelapa sawit seluas 2 ha (dua
hektar) di Jln. Bambu Kuning RT. 04, Kel. Gurun Panjang lebih Kurang 800 Meter
(delapan ratus meter) dari TKP, selain itu terdakwa memiliki 2 ha (dua hektar)
lahan kosong yang pada saat ini terbakar;
- Bahwa setelah kejadian tersebut dari pihak keluarga terdakwa sudah ada
komunikasi dan telah memberikan sejumlah uang untuk ganti kerugian képada
keluarga Kamto Alias Wak Uban dan telah ada perdamaian antara Kamto Alias Wak
Uban dengan istri terdakwa namun jumlah pastinya terdakwa tidak mengetahuinya;
- Bahwa terdakwa merasa bersalah, dan menyesal atas perbuatan yang
terdakwa lakukan;

Bahwa barang bukti dalam perkara a quo yaitu :


- 1 (satu) buah korek api;
- 1 (satu) unit alat penyemprot racun rumput merk CBA elektrik warna biru;

Bahwa berdasarkan fakta hukum tersebut selanjutnya Judex Factie Pengadilan Negeri
Dumai mengkonstatir fakta hukum sebagaimana dimuat pada halaman 14 s.d. halaman 15
Judex Factie Pengadilan Negeri Dumai, serta memuat pertimbangan hukum pada halaman
14 s.d. halaman 19 Judex Factie Pengadilan Negeri Dumai;

Bahwa berdasarkan keterangan saksi-saksi dan keterangan Terdakwa fakta materil dalam
perkara a quo adalah :
- TERDAKWA MELAKUKAN PEMBAKARAN SEMAK KERING DI LAHAN MILIK
TERDAKWA SENDIRI, YANG DIPADAMKANNYA TERAKHIR PADA HARI RABU
TANGGAL 4 DESEMBER 2019 SEKIRA PUKUL 13.00 WIB BERTEMPAT DI JALAN
BAMBU KUNING GANG PERDANA RT.04 KELURAHAN GURUN PANJANG
KECAMATAN BUKIT KAPUR KOTA DUMAI; YANG MANA LAHAN MILIK TERDAKWA
TERSEBUT TELAH DISTEKING SEBULAN SEBELUM KEJADIAN;
- TUJUAN TERDAKWA MELAKUKAN PEMBAKARAN SEMAK KERING DI
LAHAN MILIK TERDAKWA SENDIRI KARENA TERDAKWA MENANAM BUAH
NENAS;
- TERDAKWA MELAKUKAN PEMBAKARAN SEMAK KERING MENGGUNAKAN
1 (SATU) BUAH KOREK API;
- TERDAKWA TELAH BERUPAYA MEMADAMKAN API MENGGUNAKAN 1
(SATU) UNIT ALAT PENYEMPROT RACUN RUMPUT;
- TERDAKWA TELAH BERDAMAI DENGAN SAKSI KAMTO ALIAS WAK UBAN;

Berdasar fakta hukum tersebut perbuatan materil Terdakwa telah terbukti membakar lahan
milik Terdakwa sendiri dengan tujuan untuk menanam nenas. Akan tetapi perbuatan
materil Terdakwa tersebut dibenarkan oleh Pasal 4 Peraturan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Nomor 10 Tahun 2010 Tentang Mekanisme Pencegahan Pencemaran Dan/Atau
Kerusakan Lingkungan Hidup Yang Berkaitan Dengan Kebakaran Hutan Dan/Atau Lahan
yang berbunyi : Masyarakat hukum adat yang melakukan pembakaran lahan dengan
luas lahan maksimum 2 (dua) hektar per kepala keluarga untuk ditanami jenis
varietas lokal wajib memberitahukan kepada kepala desa; Sehingga berdasarkan
ketentuan Pasal 191 ayat (2) KUHAP terhadap Terdakwa dinyatakan lepas dari segala
tuntutan hukum (ontslagh van recthvervolging);

Bahwa jika suatu ketentuan dalam undang-undang hanya dibaca dan dipahami secara
letterlijk khususnya terhadap ketentuan Pasal 187 maupun Pasal 188 KUHPidana, maka

Memori Kasasi Waspin Mangunsong Anak Dari S. Mangunsong, Halaman 8


setiap kepala keluarga yang akan membersihkan lahan maksimum 2 (dua) hektar untuk
bercocok tanam dengan cara membakar pasti disangkakan, ditangkap, ditahan, didkwa,
hingga diputus bersalah melanggar ketentuan Pasal 187 atau setidak-tidaknya melanggar
ketentuan Pasal 188. Dengan kondisi seperti itu, maka hukum telah menjadi teknologi yang
tidak bernurani, dan penegakan hukum hanya berorientasi kepada asas kepastian hukum
dengan mengenyampingkan asas kemanfaatan dan keadilan sebagai asas fundamental
dalam penegakan hukum yang seharusnya berjalan sinergis dan komplementer;

Satjipto Rahardjo mengemukakan “Progresivisme bertolak dari pandangan kemanusiaan,


manusia pada dasarnya adalah baik, memiliki sifat-sifat kasih sayang serta kepedulian
terhadap sesama. Hal tersebut menjadi modal penting untuk membangun kehidupan
berhukum dalam masyarakat. Dengan demikian hukum menjadi alat untuk menjabarkan
dasar kemanusiaan tersebut. Hukum bukan raja, tetapi alat saja yang berfungsi
memberikan rahmat kepada dunia dan manusia. Berkaitan dengan hal tersebut hukum
progresif memuat kandungan moral yang sangat kuat. Progresivisme tidak ingin
menjadikan hukum sebagai teknologi yang tidak bernurani, melainkan suatu institusi yang
bermoral, dalam hal ini moral kemanusiaan” (Satjipto Rahardjo, Hukum Progresif sebuah
Sintesa Hukum Indonesia, Genta Publishing, Yogyakarta, 2009, hal. 17);

Bernard L. Tanya, Yoan N. Simanjuntak dan Markus Y. Hage mengemukakan “Dalam


konteks diskresi, para penyelenggara hukum dituntut untuk memilih dengan bijaksana
bagaimana ia harus bertindak. Otoritas yang ada pada mereka berdasarkan atauran-aturan
resmi dipakai sebagai dasar untuk menempuh cara yang bijaksana dalam menghampiri
kenyataan tugasnya berdasarkan pendekatan moral dari pada ketentuan-ketentuan
formal”. (Bernard L. Tanya, Yoan N. Simanjuntak dan Markus Y. Hage, Teori Hukum
Strategi Tertib Manusia Lintas Ruang dan Generasi, Genta Publishing, Yogyakarta, 2010,
hal. 216);

Berdasarkan dalil-dalil tersebut diatas, dalam rangka menjamin keberpihakan kekuasaan


kehakiman terhadap hukum dan keadilan sebagaimana dimaksud pada Alenia Kedua Bab
I.Umum Penjelasan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2004 Tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 Tentang Mahkamah Agung, dengan
kerendahan hati bersama ini sekali lagi kami bermohon kepada Yang Mulia Ketua Mahkamah
Agung Republik Indonesia c.q. Yang Mulia Majelis Hakim Agung yang memeriksa perkara ini
di tingkat kasasi berkenan memutuskan:

- MENYATAKAN MENERIMA PERMOHONAN KASASI PEMOHON KASASI/TERDAKWA :


WASPIN MANGUNSONG ANAK DARI S. MANGUNSONG TERSEBUT;

- MEMBATALKAN PUTUSAN PENGADILAN TINGGI PEKANBARU NOMOR


181/PID.B/2020/PT.PBR TANGGAL 11 MEI 2020 YANG MENGUATKAN PUTUSAN
PENGADILAN NEGERI DUMAI NOMOR 23/PID.B/2020/PN.DUM TANGGAL 10 MARET
2020 TERSEBUT;

DAN DENGAN MENGADILI SENDIRI :

1. MENYATAKAN TERDAKWA WASPIN MANGUNSONG ANAK DARI S.


MANGUNSONG TERBUKTI MELAKUKAN PEMBAKARAN LAHAN DI ATAS LAHAN
MILIKNYA SENDIRI DEGAN TUJUAN MENANAM BUAH NENAS, BUKAN MERUPAKAN
TINDAK PIDANA;

2. MENYATAKAN TERDAKWA LEPAS DARI SEGALA TUNTUTAN HUKUM


(ONTSLAGH VAN RECTHVERVOLGING);

3. MEMERINTAHKAN PENUNTUT UMUM UNTUK SEGERA MENGELUARKAN


TERDAKWA DARI RUMAH TAHANAN;

4. MENETAPKAN BARANG BUKTI MENURUT HUKUM;

5. MEMBEBANKAN BIAYA PERKARA KEPADA NEGARA;

Atau apabila Yang Mulia Ketua Mahkamah Agung c.q. Yang Mulia Majelis Hakim Agung yang
memeriksa dan mengadili perkara ini berpendapat lain, mohon untuk memberikan putusan
yang seadil-adilnya (ex aequo et bono);
Memori Kasasi Waspin Mangunsong Anak Dari S. Mangunsong, Halaman 9
Hormat Kami,
Penasihat Hukum Pemohon Kasasi/Terdakwa;

KALNA SURYA SIR, S.H.

RAHMAD HIDAYAT, S.H.

MASRIDODI MANGUNCONG, S.H.

ROBIN, S.H., M.H.

FANDI SATRIA, S.H., M.H.

“Fiat Justitia Ruat Coelum”


“Tegakkan Keadilan Sekalipun Langit Akan Runtuh”

Memori Kasasi Waspin Mangunsong Anak Dari S. Mangunsong, Halaman 10

You might also like