You are on page 1of 11

ARTIKEL PERAN SUAMI MEMPERCEPAT PROSES PERSALINAN

ISTRI DI KELURAHAN ANDURING PADANG

ZULFITA (NIDN 1023067401)

email : zulfitatriadi@yahoo.co.id,yaumilrefti@gmail.com
suci.busta@gmail.com,ulfayulastri77@gmail.com

ABSTRAK

Kelurahan Anduring merupakan salah satu kelurahan yang ada di wilayah kerja Puskesmas
Ambacang. Saat ini di Kelurahan Anduring terdapat 37 orang ibu hamil. Permasalahan di
kelurahan Anduring saat ini adalah belum ada satupun kelompok khusus suami ibu hamil.
Sehingga suami belum bisa melaksanakan perannya dengan baik. salah satunya saat
mendampingi istrinya bersalin. Pada saat persalinan, suami tidak tahu apa mesti dilakukan.
Suami hanya mengantarkan istri ke tempat bersalin, selanjutnya hanya menunggu saja. Suami
tidak melakukan apa – apa untuk mendampingi istri.

Membentuk kelompok Suami Peduli Istri Hamil, Memberikan pelatihan secara berkala dalam
jangka waktu pengabdian pada kelompok suami, pembuatan panduan praktis dan video tentang
peran suami mempercepat proses persalinan istri

Pembentukan kelompok Suami Peduli Istri, identifikasi kebutuhan melalui pengumpulan data
dan observasi, Perancangan kegiatan melalui persiapan dan inisiasi. Pada tahap implementasi
kegiatan yang akan dilakukan pengenalan antar anggota kelompok, pelatihan yang dilakukan
langsung kepada suami, pembimbingan dan sosialisasi kepada kelompok suami. Materi yang
diberikan adalah tentang, Tanda- tanda persalinan, persiapan persalinan. Teknik mengurangi rasa
nyeri persalinan, tanda bahaya saat persalinan, kebutuhan ibu saat persalinan, dll. Partisipasi
Mitra Dalam Pelaksanaan Program dengan mengikuti proses dengan baik dan dapat memahami
secara benar. Evaluasi Pelaksanaan program berkelanjutan adalah dengan pengisian kuisioner
dan pembuatan video oleh mitra.

Publikasi Jurnal Pengabmas malahayati, publikasi youtube. Peningkatan pengetahuan suami


dan peningkatan peran suami saat mendampingi proses persalinan

Kata Kunci : Peran suami, pendampingan proses persalinan

ABSTRACT

1. PENDAHULUAN

Kelurahan Anduring merupakan salah satu kelurahan yang terletak di wilayah

kecamatan Kuranji Kota Padang dengan luas daerah 4,04 Km 2 yang terdiri dari 33 RT dan 8
RW. Kelurahan Anduring keadaanya relatif sedang, tidak terlalu padat dan tidak terlalu
jarang. Batas wilayah Kelurahan Anduring adalah sebagai berikut: Sebelah Utara berbatasan
dengan Kelurahan Lubuk Lintah, Sebelah Selatan dengan Kecamatan Padang Timur, Sebelah
Barat dengan Kelurahan Ampang, dan Sebelah Timur dengan Kelurahan Pasar Ambacang.
Hasil wawancara dengan ibu Rani, Ketua Tim Penggerak PKK kelurahan anduring,
jumlah ibu hamil di kelurahan Anduring 37 orang. Saat ini sebagian ibu hamil yang ada di
Kelurahan Anduring ini, sudah tergabung di kelas Ibu yang diadakan oleh Puskesmas
Ambacang. Ibu Hamil ini sudah ada yang mengikuti pertemuan minimal 1 kali sebulan.
Namun yang menjadi masalah di kelurahan Anduring saat ini, adalah belum ada satupun
kelompok khusus suami ibu hamil. Sehingga suami belum bisa melaksanakan perannya
dengan baik, salah satunya saat mendampingi istrinya bersalin.
Dukungan fisik yang dapat diberikan oleh suami dapat berupa kontak mata, memegang
tangan, dan menggosok punggung (widyah. 2017). Dukungan emosional dapat diberikan dengan
mewujudkan rasa cinta, rasa percaya, pengertian, keterbukaan serta kerelaan suami untuk
membantu masalah-masalah yang dihadapi ibu pada saat persalinan (Ilmiasih, 2017). Sedangkan
advokasi merupakan bentuk dukungan yang dapat diberikan suami terkait dengan pengambilan
keputusan, pemberian informasi mengenai prosedur dan kemajuan persalinan

2. MASALAH

Sesuai dengan analisis situasi, permasalahan peran suami saat pendampingan proses
persalinan sebagai berikut adalah :
a. Suami Ibu Hamil
a. Belum adanya kelompok suami ibu hamil
Karena belum adanya kelompok suami ibu hamil ini, maka belum ada sarana untuk
penyampaian informasi kepada suami terkait perannya saat mendampingi ibu bersalin
b. Rendahnya Pengetahuan Suami saat mendampingi persalinan
Berdasarkan hasil wawancara, sebagian besar suami tidak tahu apa yang mesti dilakukan
saat mendampingi istrinya
c. Informasi tentang peran suami
Saat ini belum ada informasi yang diberikan kepada suami tentang apa saja yang bisa
dilakukan oleh suami saat mendampingi istrinya
d. Panduan Praktis
Belum adanya panduan praktis serta media yang bisa mengedukasi peran suami
mendampingi istri saat proses persalinan.
1. Pihak Puskesmas
Upaya pemberian informasi tentang persalinan, selama ini baru terfocus pada ibu/Istri.
Saat ini sudah marak kelas ibu. Grup WA ibu. Namun belum menyentuh ke pihak suami
2. Pihak Pemerintahan
Selama ini focus pihak pemerintahan khusunya pihak kelurahan Anduring, lebih berfokus
terhadap kesehatan ibu hamil. Peran suami sama sekali belum disentuh. Belum ada
penguatan dari pihak kelurahan terhadap suami yang memiliki istri hamil.
Gambar 1. Lokasi Pengabdian Masyarakat di Kelurahan Anduring

3. METODE PELAKSANAAN

1. Tahap Persiapan Kegiatan

Pada tahap persiapan ini dilaksanakan beberapa kegiatan, diantaranya pembuatan


proposal, perencanaan dan merancang Panduan praktis`Pendampingan suami, pembuatan video.
Tabel 2 merupakan skema tahapan persiapan dalam pelaksanaan program pendampingan suami.

Tabel 3.1 Tahap Persiapan Kegiatan


Waktu Kegiatan output Pihak yg PIC
terlibat
Bulan I Mendiskusikan Mendapatkan Mitra Zulfita dan Irma
Minggu ke - permasalahan gambaran masalah dan TIM
1 yang dihadapi mitra
mitra
Bulan I Pembuatan Mendapatkan Tim Zulfita dan chici
minggu ke -2 proposal rancangan
pengambas pembuatan panduan
praktis
Bulan ke 1 Pembuatan Dihasilkan Panduan TIM Hesti dan sena
minggu ke -3 Panduan Praktis Praktis dan video
dan video

2. Tahap Pelaksanaan Kegiatan


Metode pelaksanaan untuk menyampaikan informasi tentang stunting ini adalah sebagai
berikut:
a. Melakukan identifikasi ibu - ibu yang memiliki balita yang akan dijadikan sasaran
kegiatan pengabdian
b. Membuat kelompok ibu balita yang tempat tinggalnya berdekatan, sehingga ibu - ibu
lebih akrab dan anak - anak bisa di tinggal di rumah mereka. Sehingga ibu - ibu lebih
mudah berkomunikasi dan saling berbagi informasi
c. Membuat kesan yang menyenangkan
Fasilitator dalam hal ini adalah Tim pengabdian bersama petugas Puskesmas
pemegang program KIA dituntut mampu membuat suasana yang menyenangkan bagi
ibu - ibu balita. Membuat permainan yang memecahkan kebekuan (ice breaking),
dilaksanakan dengan sikap ramah, tabah serta sabar.

d.Penyampaian informasi dengan menggunakan permainan ular tangga.Metode yang


digunakan pada saat penyampaian informasi adalah dengan menekankan pada
partisipasi ibu - ibu balita dan menjadikan pengalaman sebagai sumber informasi.

d. Permainan ini berakhir, apabila seluruh pertanyaan terjawab. Apabila belum selesai,
permainan ini dapat dilanjutkan kembali sesuai dengan kesepakatan bersama.

3. Tahap Evaluasi Kegiatan


Agar kegiatan penyampaian informasi tentang stunting melalui permainan ular
tangga pada kelompok ibu balita ini memperoleh kemajuan dan mencapai tujuan maka
dilakukan evaluasi, langkah evaluasi yang dilakukan adalah :

a. Kegiatan awal yaitu pertemuan dengan aparat terkait:

 Struktur
Aparat terkait seperti pimpinan puskesmas, bidan dan kader posyandu menghadiri
pertemuan.

 Proses
Pelaksanaan kegiatan pertemuan sesuai dengan waktu yang direncanakan yaitu
pada pukul 10.00 - 12.00 WIB dan peserta pertemuan mendapatkan kesepakatan
dalam melaksankan kegiatan.

 Hasil
Peserta pertemuan mempunyai kesadaran sendiri untuk menginformasikan kegiatan
dan menggerakkan masyarakat sasaran.

b. Evaluasi kegiatan kedua yaitu pertemuan dengan ibu-ibu yang memiliki bayi dan balita.
 Struktur
Target sasaran yaitu ibu-ibu yang mempunyai bayi dan balita menghadiri
pertemuan.

 Proses
Pelaksanaan kegiatan pertemuan sesuai dengan waktu yang direncanakan yaitu
pada pulul 13.00 - 15.00 WIB dan pertemuan mendapatkan kesepakatan waktu
pelaksanaan dan tempat pelaksanaan

 Hasil
Peserta pertemuan mempunyai motivasi dan kesadaran sendiri untuk menghadiri
kegiatan kelompok ibu balita.

c. Evaluasi kegiatan ketiga yaitu pelaksanaan pemberian informasi tentang stunting


melalui permainan ular tangga pada kelompok ibu balita:

 Struktur
Data ibu yang memiliki bayi dan balita yang mengikuti pertemuan kelas Ibu Balita
mencapai target dan tersedianya sarana dan prasarana belajar

 Proses
Manajemen waktu, penggunaan variasi metode pembelajaran, bahasa
penyampaian, penggunaan alat bantu berupa permainan ular tangga dan
kemampuan melibatkan peserta terlaksana dengan baik. Jumlah kehadiran ibu-ibu
yang memiliki bayi dan balita sesuai dengan pertemuan, aktif bermain dan
menyampaikan pendapat atau pengalaman. Terlaksananya pre tes dan post test

 Hasil
1. Ibu-ibu balita dapat memahami dan mengerti tentang pengertian stunting
2. Ibu-ibu balita dapat memahami dan mengerti tanda dan gejala stunting
3. Ibu-ibu balita dapat memahami dan mengerti penyebab stunting
4. Ibu-ibu balita dapat memahami dan mengerti akibat stunting
5. Ibu-ibu balita dapat memahami dan mengerti pencegahan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pelaksanaan dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan dua kali pada tanggal
11-17 Juni 2019 di TK buah hati Kenagarian Kasang Kecamatan Batang Anai Kabupaten
Padang Pariaman. Kegiatan ini diikuti oleh 30 orang ibu yang memiliki anak balita.Ibu
dibagi dalam 3 kelompok. Kelompok 1 dan 2 dilaksanakan pada tgl 11 dan satu kelompok
dilaksanakan pada tanggal 17. Media dan alat yang disediakan berupa lembar balik dan
leaflet. Dan metode yang digunakan adalah metode permainan ular tangga stunting,
dengan metode ini ibu-ibu balita tampak antusias dan tampak senang melaksanakan
kegiatan, terjalin komunikasi dua arah, dibandingan dengan metode ceramah. Karena ibu-
ibu balita lebih cepat tangkap dalam menerima informasi dengan permainan ular tangga
dengan pernyataan hasil responden pre dan post ibu-ibu dalam mengikuti kegiatan ini.
Tabel 1.

Hasil Pengukuran Pengetahuan Ibu Balita di TK buah hati Kenagarian Kasang

SAMPEL PRE POST


R1 4 5
R2 4 4
R3 5 5
R4 2 4
R5 3 4
R6 1 2
R7 4 5
R8 4 4
R9 4 5
R10 0 4
R11 0 5
R12 0 4
R13 0 4
R14 2 4
R15 5 5
R16 2 1
R17 5 5
R18 0 4
R19 5 5
R20 2 5
R21 1 3
R22 4 5
R23 2 4
R24 3 4
R25 5 5
R26 1 1
R27 3 3
R28 5 5
R29 5 5
R30 5 4

KETERANGAN:

1. Jumlah yang nilai naik: 17 orang


2. Jumlah yang nilai turun: 2 orang
3. Jumlah nilai tetap: 11 orang

PRESENTASE:

1. Diket:

jumlah nilai naik= 17 orang

jumlah sampel= 30 orang


ditanya presentase?

Jawab:

=Jumlah nilai naik/jumlah sampel×100%

=17/30×1OO%

=56,6%

2. Diket:

jumlah nilai turun= 17 orang

jumlah sampel= 30 orang

ditanya presentase?

Jawab:

=jumlah nilai turun/jumlah sampel×100%

=2/30×100%

=6,6%

3. Diket:

jumlah nilai tetap= 11 orang

jumlah sampel= 30 orang

ditanya presentase?

Jawab:

=jumlah nilai tetap/jumlah sampel×100%

=11/30×100%

=36,6%

Jadi, Presentase jumlah nilai naik adalah 56,6% ,Presentase jumlah nilai turun
6,6% ,Presentase jumlah nilai tetap 36,6%.

Berdasarkan tabel diatas, dari 30 responden pengetahuan ibu ibu mengenai stunting rata-
rata banyak lebih rendah dibandingan sesudah diberikan informasi mengenai stunting. Di
Nagari Kasang ini,sebagian besar kejadian stunting ,yaitu sekitar 32,6 %. Dan pengetahuan
ibu yang rendah mengenai stunting.Berdasarkan data kuiosioner pre dan post ibu-ibu balita
yaitu presentase jumlah nilai naik adalah 56,6% ,Presentase jumlah nilai turun
6,6% ,Presentase jumlah nilai tetap 36,6%.

Pengukuran kuisioner merupakan cara yang paling murah dan mudah dalam mendeteksi
masalah pengetahuan ibu-ibu balita mengenai stunting di suatu wilayah. Pengukuran
kuisioner dapat dilakukan pada ibu-ibu balita di Nagari Kasang yang bertujuan untuk
menilai tinggi rendahnya pengetahuan ibu-ibu balita mengenai stunting.

Pengethuan ibu-ibu balita sangat penting dalam penentuan status gizi pada anak.
Kurangnya pengethuan ibu mengenai stunting sangat berdampak pada status gizi anak.
Untuk meminimalisir kurangnya pengetahuan ibu mengenai stunting tersebut, maka untuk
itu kami memberikan informasi dengan metode permainan ular tangga stunting. Dengan
metode permainan ini dapat meningkatkan pengetahuan ibu-ibu balita mengenai stunting.

Hasil pengabdian masyarakat tentang stunting yang telah dilakukan, didapatkan


beberapa data ibu-ibu balita dengan kurangnya pengetahuan mengenai stunting.Hal ini
ditunjang dengan pengukuran kuisoner yang di isi oleh ibu-ibu balita dan juga
pernyataan dari Kader Nagari Kasang,menyatakan bahwa kurangnya pengetahuan ibu-
ibu balita mengenai stunting karena rendahnya factor pengetahuan ibu-ibu balita
mengenai kesehatan gizi dan anak,asupan nutria yang tidak kuat,masalah dalam
pemberian ASI dan dan factor lingkungan sehingga menyebabkan kecerdasan dan
kemampuan anak menurun.

Kondisi dan situasi sosial ekonomi serta pengetahuan masyarakat menyebabkan banyak
anak balita tidak mendapatkan perhatian yang seharusnya baik dari segi gizi maupun
pertumbuhan dan perkembangan anak sehingga pertumbuhan dan perkembangan anak
balita terganggu. Tidak diperhatikannya pertumbuhan dan perkembangan anak tersebut
berakibat sering ditemuinya anak balita yang terlambat bicara,pertumbuhan yang
pendek,dan menurunnya kemampuan kognitif anak. Keterlambatan pada fase
pertumbuhan dan perkembangan anak tersebut akan menghambat pertumbuhan dan
perkembangan pada fase berikutnya sehingga anak semakin tertinggal dari segi
perkembangannya dibanding anak-anak yang mendapat nutrisi yang baik dan gizi yang
cukup dari orangtuanya.Hal ini akan berdampak negative terhadap kepercayaan diri si
anak dalam bersosialisasi di dalam komunitas karena pertumbuhan dan perkembangan
anak yang terganggu.

Berikut gambar pelaksanaan pengabdian masyarakat di TK Buah Hati Nagari Kasang :

a. Perkenalan kepada ibu-ibu balita dan pembagian kuisoiner

b. Pelaksanaan permainan ular tangga stunting dan memberikan pertanyaan kepada ibu-ibu
balita
c. Pemberian souvenir dan dorprizes kepada ibu-ibu balita

KESIMPULAN

Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak - anak akibat dari kekurangan gizi
kronis, sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Akibat Stunting baru bisa terdeteksi saat
anak berusia 2 tahun lebih. Dampak dari stunting ini sangat banyak diantaranya, kemampuan
kognitif berkurang, mudah sakit, fungsi tubuh tidak seimbang, postur tubuh tak maksimal,
dan saat tua berisiko terkena penyakit berhubungan dengan pola makan. Penyebab stunting
antara lain, faktor gizi buruk yang di alami oleh ibu hamil maupun anak balita, terbatasnya
layanan kesehatan, kurangnya akses ke air bersih, makanan bergizi dan juga kurangnya
pengetahuan ibu balita mengenai kesehatan dan gizi.

Metode yang digunakan adalah metode permainan ular tangga stunting, dengan metode ini
ibu-ibu balita tampak antusias dan tampak senang melaksanakan kegiatan, terjalin
komunikasi dua arah, dibandingan dengan metode ceramah. Karena ibu-ibu balita lebih
cepat tangkap dalam menerima informasi dengan permainan ular tangga dengan
pernyataan hasil responden pre dan post ibu-ibu dalam mengikuti kegiatan ini.

Pengabdian masyarakat tentang tingkat pengetahuan ibu-ibu balita mengenai stunting


berjalan dengan baik.Ibu-ibu balita begitu antusias dan senang dengan kegiatan ini.
Diperlukan koordinasi yang baik antara tim,orang tua dan kader dalam pengetahuan ibu
balita mengenai kesehatan dan gizi pada anak.
UCAPAN TERIMA KASIH

Pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini tidak lepas dari bantuan, dukungan,
bimbingan oleh berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan
banyak terima kasih kepada : Bapak Wali Nagari,Pimpinan Puskesmas,TK Buah Hati
Kenagarian Kasang, Kepala Sekolah atau Kader dan guru pendamping TK Buah Hati, Yayasan
dan STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang, yang telah membantu dalam pelaksanaan kegiatan ini.

REFERENSI

Riskesdas. Laporan hasil riset kesehatan dasar Indonesia tahun 2013. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI; 2013.(diunduh 19 Maret 2016). Tersedia dari: URL: HYPERLINK
http://labdata. litbang.depkes.go.id/riset-badan-litbangkes/menuriskesnas/menu-
riskesdas/374-rkd-2013.

Depkes. (2010). Profil kesehatan Indonesia 2010. http://www.depkes.go.id/download

Kilang Kota Padang. Majalah Kedokteran Andalas, 29(1), 39-50.

Kementerian Kesehatan. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No:


1995/Menkes/SK/XII/2010. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2011
(diunduh 19 Maret 2016) Tersedia dari: URL: HYPERLINK http://gizi.depkes.go.id/keputusan-
menterikesehatan-ri-nomor-1995menkesskxii2010tentang-standar-antropometri-penilian-
status-gizianaktentang-standar 2.

Dewi, P. (2015). Antara Asupan Energi dengan Status Gizi Pada Balita di Nemplak Boyolai.
Jurnal Ilmu Kesehatan. Vo. 4. No. 1 Maret

Ni’mah, K, Siti R Nadiroh. 2015. Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stunt-ing pada
Balita. Media Gizi Indonesia. 10 (1) : 13–19. [online] available at : e-journal.-
unair.ac.id/index.php/MGI/ article/down-load/3117/2264.

UNICEF. Progress for children. 2007 (diunduh 19 Maret 2016) Tersedia dari: URL:
HYPERLINK http://www.unicef.org/publications/files/Progress_fo
r_Children_No_6_revised.pdf

You might also like