Professional Documents
Culture Documents
Makalah B.indonesia Kelompok 3 Materi 4&5
Makalah B.indonesia Kelompok 3 Materi 4&5
DISKUSI ILMIAH
DISUSUN OLEH :
( KELOMPOK 3 )
2. FARHANISSA ( 2186206202 )
BANGKINANG
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita sampaikan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufik serta hidayahnya dan tentunya nikmat sehat sehingga penyusunan
Muhammad SAW. Tak lupa saya ucapkan terimkasih atas semua pihak yang ikut
memberikan penjelasan tentang Prinsip, persiapan dan teknik dalam presentasi dan
diskusi ilmiah. Semoga apa yang kami sampaikan melalui makalah ini dapat
menambah wawasan baik itu untuk pribadi kami maupun dunia pendidikan pada
umumnya.
makalah ini. Oleh karena itu kami berharap adanya kritik dan saran yang sifatnya
Kelompok
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
C. Tujuan .............................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ...................................................................................... 19
B. Saran ............................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yakni perantara pesan antara individu satu dengan individu lain. Bahasa merupakan
sistem lambang bunyi yang arbitrer, artinya dapat dimanfaatkan masyarakat dalam
bekerjasama dan berinteraksi. Pada kegiatan interaksi, perlu aturan yang mengatur
para peserta tuturan supaya terjalin komunikasi yang baik dari keduanya.
berbahasa yang diutarakan ahli pragmatik. Lech membagi enam maksim sebagai
bagian yang penting dalam membentuk karakter atau sikap seseorang. Dengan
seseorang dikatakan santun relatif pada ukuran atau kadar kesantunan dalam
langsung, tidak dengan sengaja menyakiti hati orang lain, dan menghormati atau
1
Salah satu pengaplikasian kesantunan berbahasa dapat dilihat saat
presentasi dan diskusi ilmiah. Presentasi ilmiah yang disampaikan secara lisan
merupakan teknik yang efektif untuk mentransfer informasi kepada pendengar agar
informasi dapat diserap dengan baik dan mudah. Untuk mencapai tujuan ini, maka
aktivitas yang hidup, bukan hanya sekedar penyampaian informasi namun untuk
komunikasi dua arah yaitu pembicara sebagai sumber informasi maupun dari
Melalui diskusi kita akan belajar mengemukakan pendapatnya dan saling bertukar
pikiran. Sehingga dapat menjadi pembelajaran yang aktif. Kita dituntut harus selalu
konsep atau pengetahuan kita. Berdasarkan hal tersebut, kita akan terlatih
2
Kegiatan diskusi dan presentasi dapat menjadi upaya dalam meningkatkan
suatu masalah. Namun, kadang masih muncul penggunaan bahasa yang kurang
santun saat menyampaikan pendapat. Oleh karena itu kesantunan berbahasa sangat
B. Rumusan Masalah
ilmiah?
C. Tujuan Masalah
diskusi ilmiah.
3
BAB II
PEMBAHASAN
menyebutkan kata, frasa, dan lainnya atau memperbincangkan topik yang membuat
orang lain tidak nyaman juga merupakan bagian dari tabu bahasa.
mencemarkan nama, dan mendapat amarah dari manusia dan Tuhan. Seseorang
yang telah melakukan tabu bahasa biasanya akan merasakan perasaan yang tidak
renggang dan bisa saja si pelanggar akan terkucilkan. Penggunaan kata tabu di
dalam kelas contohnya kata “mati” yang terkesan lebih kasar dibanding kata
“meninggal”.
4
• Penggunaan eufemisme yaitu ungkapan penghalus
dengan tujuan yang baik. Eufemisme kerap digunakan sebagai acuan dalam
Ungkapan hormat untuk berbicara dan menyapa orang lain. Menurut Rihardi
dengan aneka latar belakang situasi, sosial, dan budaya yang mewadahinya. Adapun
yang dikaji didalam penelitian kesantunan adalah maksud dan fungsi bahasa. Fraser
menyebutkan bahwa terdapat dua pandangan yang dapat digunakan untuk mengkaji
norm view) dalam berbahasa di tentukan berdasarkan norma sosial dan kultural
yang ada dan berlaku didalam masyarakat. Santun dalam berbahasa ini di
5
Menurut Chaer secara singkat dan umum ada tiga kaidah yang harus
dipatuhi agar tuturan kita terdengar santun oleh pendengar atau lawan tutur. Ketiga
singkat bisa dikatakan bahwa sebuah turturan di sebut santun kalau ia tidak
terdengar memaksa atau angkuh, tuturan itu memberi pilihan tindakan kepada
lawan turtur, dan lawan turtur itu menjadi senang. Kesantunan berbahasa tercemin
memerlukan prinsip lain selain prinsip kerja sama yaitu prinsip kesantunan yang
1) Maksim kebijaksanaan
bahwa para peserta pertuturan hendaknya berpegang pada prinsip untuk selalu
yang halus dalam diskusi, tuturan yang tidak langsung, tidak memaksakan
2) Maksim kedermawanan
terhadap orang lain akan terjadi apabila orang dapat mengurangi keuntungan bagi
6
dirinya sendiri dan memaksimalkan keuntungan bagi pihak lain. Contoh penutur
hendaknya tidak memaksakan orang lain untuk melakukan hal yang dia inginkan,
meminta dengan kalimat tanya bukan kalimat tanya bukan kalimat perintah,
menanggapi pendapat orang lain dengan diksi yang halus dan memberikan
3) Maksim penghargaan
kepada pihak lain. Dengan maksim ini, diharapkan agar para peserta pertuturan
tidak saling mengejek, saling mencaci, atau saling merendahkan pihak yang lain.
4) Maksim kesederhanaan
tutur diharapkan dapat bersikap rendah hati dengan cara mengurangi pujian
kelebihannya terhadap orang lain, berbicara apa adanya tidak menunjukkan sifat
5) Maksim permufakatan
maksim ini, ditekankan agar para peserta tutur dapat saling membina kecocokan
7
atau kemufakatan di dalam kegiatan bertutur. Contoh penanya bisa menerima
6) Maksim simpati.
memaksimalkan sikap simpati antara pihak yang satu dengan pihak lainnya. Sikap
simpati terhadap salah seorang peserta tutur akan dianggap sebagai tindakan tidak
walaupun tau bahwa jawaban itu kurang tepat, tetapi penanya menunjukkan rasa
simpati dengan berusaha membantu agar jawaban dari kelompok penyaji terlihat
lebih sempurna.
individu baik formal maupun non formal. Salah satu bentuk komunikasi formal
membentuk kesantunan berbahasa siswa, siswa yang berbahasa tidak santun akan
berakibat pada generasi berikutnya, yakni generasi yang kasar minim nilai etika,
Kata diskusi berasal dari bahasa Latin discutio atau discusum yang berarti
bertukar pikiran. Dalam bahasa Inggris digunakan kata discussion yang berarti
menemukan sebab terjadinya masalah, dan mencari jalan keluarnya. Diskusi ini
dapat dilakukan oleh dua-tiga orang, puluhan, dan bahkan ratusan orang. Pada
8
hakikatnya, diskusi merupakan suatu cara untuk mengatasi masalah dengan proses
berpikir kelompok. Oleh karena itu, diskusi merupakan kegiatan kerja sama yang
masalah khusus berkumpul dengan sengaja untuk mendiskusikan suatu hal untuk
menyelesaikan suatu masalah. Bagi suatu diskusi yang efektif, istilah kelompok
merupakan suatu keseluruhan yang dinamis dengan sifat-sifat yang berbeda dari
dihasilkan oleh satu anggota kelompok secara pribadi. Dalam mencapai tujuan
lainnya untuk mencapai tujuan akhir yang bersifat tunggal. Agar tidak kehilangan
tersebut mempunyai cara-cara yang lebih khusus dan kesimpulan yang dihasilkan
oleh diskusi tersebut harus memenuhi persyaratan tertentu. Perbedaan itu terutama
tetapi juga karena asas moral yang melatar belakangi ilmu. Asas moral tersebut
sangat mempengaruhi teknik berdiskusi dan hasil diskusi. Dengan asas moral
seperti itu, semua proses dalam pelaksanaan diskusi dari persiapan diskusi sampai
9
Etika umum berdiskusi :
1. Niat
atas orang lain dengan meremehkan lawan bicara, atau membanggakan diri
Situasi yang melingkupi kita menyangkut tiga macam, yaitu tempat, waktu,
dan manusianya.
3. Ilmu
dengan baik dan janganlah kita membela suatu pemikiran, jika kita tidak yakin
konteksnya.
Pembicara yang baik adalah pendengar yang baik, karenanya jadilah pendengar
10
Perhatikanlah diri kita sendiri, apakah kita merasa lebih berilmu? Apakah
‘perasaan lebih’ itu tampak pada raut muka, tutur kata, atau gerakan tanganmu?
Jika kita merasakannya, ubahlah segera gaya bahasa itu. Jika merasa ada yang
7. Kejelasan
Suatu isyarat yang tepat bisa lebih berguna dari uraian dan penjelasan panjang
8. Penggunaan ilustrasi
Pelaku diskusi yang cerdik adalah mereka yang pandai membuat ilustrasi guna
penjelasan.
simpati dan penghargaan dari lawan bicara. Berbeda halnya jika bergeming
11
dengan kesalahannya, hal ini bisa menghilangkan rasa hormat dari orang lain,
dan dalil yang nyata, dapat menimbulkan kebencian bagi orang lain. Maka
bersikap lemah lembut, lawan bicara akan merasa puas dengan pendapat kita,
Jika lawan bicaramu tidak setuju dengan pendapat kita, jangan terburu marah.
Janganlah coba memaksakan semua orang untuk mengiyakan apa yang kita
anggap benar.
Orang yang tengah berdialog sebaiknya tidak mengeraskan suaranya lebih dari
yang dibutuhkan oleh pendengar, karena suara yang keras itu jelek dan
menyakitkan.
12
menggunakan bahasa yang santun pula. Bahasa santun juga harus digunakan
notulen untuk menulis pertanyaan, kritik, saran, ataupun pendapat peserta diskusi.
kritik, saran, ataupun gagasan kepada penyaji dengan menggunakan bahasa santun.
Dengan demikian, diskusi bisa digunakan sebagai upaya untuk pencapaian tujuan
berdiskusi di kelas, ternyata masih terdapat siswa yang menggunakan bahasa tidak
santun.
Oleh sebab itu, dalam kegiatan pembelajaran di kelas, seorang guru perlu
ilmiah baik dalm bentuk penelitian, telaah pustaka maupun studi kasus.
pendengar (audience) dan agar informasi dapat diserap dengan baik serta mudah.
13
Untuk mencapai tujuan ini, maka dibutuhkan kemampuan untuk mempersiapkan
materi yang akan dibawakan serta bagaimana cara yang efektif untuk
aktivitas yang hidup, bukan hanya sekedar penyampaian informasi atau data-data
bahasa yang dipahami hadirin, memanfaatkan waktu yang disediakan secara efektif
komunikasi dua arah yaitu dari pembicara sebagai sumber informasi, maupun dari
membentuk perilaku yang menentukan suatu tindakan dalam pertemuan ilmiah atau
akan antusias mengikuti presentasi ilmiah dengan topik menarik yang disukainya,
dan tidak bersemangat dengan topik yang tidak disukai. Informasi yang diterima
hadirin akan berbeda sesuai dengan sikap penerimaan akan topik yang dibahas.
Topik yang disukai biasanya lebih mudah dicerna dan daya ingat lebih meningkat
14
dibandingkan dengan topik yang tidak disukai atau tidak menarik. Oleh karena itu,
pembicara dianjurkan untuk mengenal sikap hadirin terhadap materi yang akan
perpaduan antara teks, gambar dan suara yang dapat membangkitkan perhatian dan
presentasi dengan multimedia tersebut dimiliki oleh perangkat lunak yang kini
banyak dan makin popular digunakan dalam presentasi ilmiah yaitu power point.
Urutan diskusi :
1. Pendahuluan.
para anggota panel dan mengemukakan tahap khusus pokok pembicaraan yang
mereka.
15
3. Diskusi bebas.
5. Rangkuman.
Pada akhir diskusi, ketua merangkum hasil diskusi dengan jalan menyatakan
pendapat, dan butir-butir yang tidak disepakati anggota panel dan pendengar.
Proses awal dalam pembuatan suatu presentasi ilmiah hampir sama dengan
elemen yang berbeda sehingga menjadi suatu cerita yang menarik, dan ini sama
fasilitas yang ada menjadi suatu gambar hidup yang merupakan perpaduan antara
16
Seorang pembicara harus memiliki kemampuan membuka dan menutup
diucapkan saat memulai presentasi dan apa yang ingin dikatakan saat mengakhiri
ilmiah dengan kalimat “Apa ada pertanyaan?” Kondisi semacam ini akan
menyebabkan pembicara menunggu sampai ada tanggapan dan tentu saja ini akan
menyita waktu. Kalimat yang baik saat menutup presentasi adalah dengan
mengatakan, “Terima kasih atas perhatian anda. Saya akan senang bilamana ada
Suatu presentasi yang baik merupakan perpaduan antara isi, desain dan cara
menyampaikan materi. Cara menyampaikan materi akan sangat menarik dan efektif
17
8. Siapkan mental dan fisik
Suatu presentasi ilmiah yang baik adalah persentasi yang terdiri dari isi,
desain dan cara menyampaikan materi presentasi. Isi adalah informasi actual yang
presentasi yang actual berupa slide yang berisi teks, gambar atau grafik dan suara.
Ada beberapa macam teknik diskusi yang dapat digunakan baik untuk diskusi
Jika jumlah diskusi tidak terlalu banyak (5-15 orang), diskusi meja bundar
3. Diskusi panel
moderator. Pada saat diskusi, para anggota panel duduk berjejer menghadap ke
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
pendengar agar informasi dapat diserap dengan baik dan mudah. Untuk
B. Saran
Diharapkan setelah membaca dan memahami materi makalah ini kita bisa
diskusi ilmiah, dan dapat mempersiapkan presentasi dan diskusi ilmiah dengan
19
baik, menarik, dan sekreatif mungkin. Tentunya dengan teknik-teknik dalam
presentasi dan diskusi ilmiah yang efektif. Sehingga, tercapai presentasi dan
20
DAFTAR PUSTAKA
Suryanto, A., & Haryanto, A. (2007). Panduan Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia untuk
SMA dan MA Kelas XII. Jakarta: Esis.
Dari Wulan, A., W Chandra Eka, D., & Sugiyanti, S. M. (2017). Analisis Kesantunan
Berbahasa Pada Kegiatan Pembelajaran Kelas VII E SMPN 2 Kota Bengkulu Tahun
Ajaran 2016/2017. Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 10-
22.
Mailoa, E. (2008). Teknik Penyajian Presentasi Ilmiah yang Efektif dengan Menggunakan
Media Elektronik. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin, 88-98.
Suryanto, A., & Haryanto, A. (2007). Panduan Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia untuk
SMA dan MA Kelas XII. Jakarta: Esis.
https://serambimata.com/2014/09/02/teknik-dan-etika-diskusi-ilmiah-3/