You are on page 1of 2

Nama: Siti Alya Maulydiani Tugas 5 : Agrosains

NPM: 150510210181 Membuat Simpulan

Kesimpulan dari materi Tantangan dan hambatan produktifitas pertanian di Indonesia

Pada SDM dan SDA kita bisa melihat tantangan dan hambatan dari produktivitas
pertanian di Indonesia. Adapun tantangannya, antara lain; Ada 250 juta lebih penduduk di
Indonesia yang harus diberi makan, seperti makanan pokok beras dengan tingkat
konsumsi perkapitanya 114kg/tahun. Selain itu, teknologi yang masih konvensional yang
petani gunakan. kemudian, alih fungsi lahannya yang banyak digunakan untuk
pembangunan rumah, dan juga jalan tol. Skala usaha taninya sempit, karena kebanyakan
para petani tidak punya lahan dan hanya sebagai petani penggarap. fluktuasi produksi
berpengaruh kepada fluktuasi harga, contohnya fluktuasi harga cabai yang menjadi mahal.
Lemahnya kelembagaan dan permodalan, dimana pemerintah membentuk koperasi untuk
petani tetapi banyak bank yang kapok untuk memberi modal karena modal tersebut
disalahgunakan oleh para petani, akibatnya hasil dari pertaniannya tidak ada. Terbatasnya
sarana dan prasarana, seperti jalan, irigasi yang sangat kurang dan rusak, sehingga kegiatan
bercocok tanam pada lahan / sawah menjadi terbatas. Perubahan iklim dan organisme
pengganggu tanaman (OPT), dimana saat ini iklim yang sudah kacau balau, dan juga
meningkatnya suhu di dunia ini yang akan berpengaruh terhadap OPT. Kebijakan
pemerintah mengenai harga produk, dimana pemerintah tidak bisa mengendalikan harga-
harga di pasar. Adapun hambatan produktivitas antara lain: Kebijakan pemerintah
tentang pajak dimana harus mempunyai kebijakan yang benar untuk memberi pajak kepada
para petani, selain itu, kebijakan subsidi yang dilakukan pemerintah kepada petani yang
seharusnya tidak dicabut. Akses ke pasar dan informasi, dimana petani sangat kesulitan
untuk memasarkan secara langsung. Akses ke modal dan kredit yang sudah berkurang dan
sebagian besar sudah terhenti. Riset dan teknologi yang tidak disosialisasikan kepada petani-
petani di daerah terpencil. Degradasi lahan, dimana banyak lahan-lahan yang mengalami
degradasi yang mengakibatkan lahan menjadi tidak subur. Sistem penguasaan lahan dan
alih fungsi lahan, dimana lahan menjadi semakin kecil dan banyak lahan yang digunakan
untuk kebutuhan lain. Perubahan iklim dan SDM dimana usia petani yang semakin tua dan
petani-petani muda itu jarang ditemukan.

Pembangunan pertanian tidak dapat dilakukan hanya oleh petani, maka dari itu ada 5
syarat pokok yang harus tersedia dalam pembangunan pertanian (Mosher) diantaranya:
harus tersedianya pasar untuk hasil dari usaha tani, adanya teknologi yang selalu berubah,
tersedia bahan dan alat produksi secara lokal, adanya perangsang produksi untuk
meningkatkan produksi yang bersifat ekonomis, terakhir adanya sarana dan prasarana
transportasi yang baik. Selain itu, ada 5 pelancar usaha tani diantaranya: pendidikan
pembangunan, dimana kita harus memberi pendidikan yang memadai agar petani tidak buta
teknologi. kredit produksi, karena kredit usaha tani dari sudah berkurang. kegiatan gotong
royong petani, dimana petani punya kelompok tani yang membudidayakan tanaman yang
sama dan melakukan gotong royong. perbaikan dan perluasan lahan pertanian, dan
perencanaan nasional pembangunan pertanian, maka harus ada koordinasi antara
pemerintah pusat dan daerah, karena kalau tidak sinkron produktivitas pertanian tidak akan
meningkat. Selain itu, ada pemenuhan kebutuhan pangan berdasar tingkatan produksi yaitu
dengan melakukan penyuluhan varietas yang unggul, lalu melengkapkan saprotan, dan
menggunakan teknologi yang tepat guna, jadi kebutuhan tersebut harus seimbang. Adapun
berdasar tekan kehilangan hasil yaitu dengan harus menekan kehilangan hasil di lapangan,
lalu di pengangkutan seperti di angkut memakai mobil kop terbuka yang mengakibatkan
produk hasil pertanian hilang baik saat di perjalanan maupun di gudang.

Menurut (Oerke 2004) OPT sebagai salah satu faktor pembatas, dimana taksiran
kehilangan hasil tahunan 31-65%. Selain itu, OPT di negara berkembang lebih besar daripada
Negara maju. OPT sendiri terdiri dari hama, yaitu hewan yang bisa merusak tanaman secara
mekanis, yang berperan sebagai vektor penular penyakit yang dapat menyerang dari lapangan
sampai tempat penyimpanan. Lalu, Penyakit yaitu gangguan pada fungsi fisiologis tanaman
yang disebabkan oleh patogen dan juga non-patogen. Terakhir, gulma yaitu tumbuhan yang
tidak diinginkan kehadirannya di suatu lahan pertanaman. Gulma bisa merugikan tanaman
dengan berbagai cara seperti berkompetisi, mengeluarkan zat alelopati terhadap tanaman,
selain itu gulma juga bisa menjadi tumbuhan inang bagi patogen dan hama tanaman.

Di era globalisasi peran OPT akan semakin meningkat. yaitu disebabkan oleh
meningkatnya mobilitas manusia dan produk tanaman, meningkatnya IPTEK
pertanian yang dapat meningkatkan serangan OPT, meningkatnya industrialisasi yang
mengubah iklim mikro dan makro yang banyak mengganggu keseimbangan alam, serta
meningkatnya tuntutan manusia yang akan meningkatkan juga seragam tanaman dan bisa
semakin besar terserang OPT. presentase kerugian akibat OPT berdasar agrios 1997 benua
Asia paling tinggi presentasenya. Berdasarkan perbandingan jumlah jenis penyakit di tropika
dan subtropika, jumlah jenis penyakit di daerah tropis sangat tinggi.

You might also like