Professional Documents
Culture Documents
Metlit-Topik 2
Metlit-Topik 2
METODOLOGI PENELITIAN
“Masalah, Topik, dan Kajian Teori dalam Penelitian”
OLEH:
TESSA DESTIA PUTRI LISA
NIM. 21175021
PENDIDIKAN FISIKA
DOSEN PEMBIMBING:
Dr. Desnita, M.Si.
Dr. Ahmad Fauzi, M.Si.
JURUSAN FISIKA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rasa ingin tahu manusia menjadikan manusia selalu melakukan pencarian tentang apa
saja yang belum ia ketahui. Masalah merupakan cerminan ketidaktahuan manusia sedangkan
penelitian merupakan upaya sistematis manusia untuk memecahkan persoalan
ketdaktahuannya itu sehingga permasalahan tersebut dapat diubah menjadi pengetahuan.
Pengetahuan yang sudah didapat melalui aktivitas penelitian akan mengurangi
ketidaktahuan manusia karena sudah menjadi pengetahuan.
Masalah adalah kesenjangan antara harapan akan sesuatu yang seharusnya ada (das
sollen) dengan kenyataan yang ada (das sein). Masalah yang dapat diselidiki sebenarnya tak
terbatas jumlahnya, namun seringkali calon peneliti mengalami kesulitan untuk menemukan
masalah yang cocok baginya (Hasnunidah, 2017:13). Maka dari itu, pentingnya bagi calon
peneliti untuk mampu mengidentifikasi masalah dengan tepat.
Identifikasi masalah adalah suatu cara mengklasifikasikan informasi yang
mengakibatkan munculnya kesenjangan dalam pengetahuan kita, bila ada hasil-hasil yang
bertentangan, bila ada suatu kenyataan dan kita bermaksud menjelaskan melalui penelitian.
Proses identifikasi masalah ini dapat dijelaskan melalui latar belakang penelitian, dimulai
dari menjelaskan kesenjangan antara harapan dan kenyataan hingga menjelaskan solusi yang
dipilih untuk memecahkan masalah tersebut.
Masalah yang sudah dipilih atau ditentukan tersebut perlu dirumuskan secara jelas dan
kongkrit. Rumusan masalah yang jelas dan kongkrit akan memungkinkan peneliti dapat
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan penelitian. Sifat operasional dari
rumusan masalah akan dapat memungkinkan peneliti memahami variabel-variabel yang ada
dalam penelitian dan bagaimana mengukurnya (Hasnunidah, 2017:17).
Oleh karena itu, sangat penting bagi calon peneliti untuk memiliki kemampuan dalam
mengidentifikasi masalah dan mengetahui cara yang benar dalam merumuskan masalah
serta variable penelitian. Pada makalah ini, akan dibahas mengenai masalah, topik, dan
kajian teori dalam penelitian.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di jabarkan di atas, maka dikemukakan rumusan
masalah sebagai berikut.
C. Tujuan Makalah
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan dari pembuatan
makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk menguraikan perumusan masalah dan topik penelitian.
2. Untuk mendeskripsikan kajian teori dalam penelitian.
BAB II
PEMBAHASAN
2. Latar Belakang
Dalam latar belakang permasalahan uraikan lebih rinci lagi urgensi penanganan
permasalahan yang diajukan melalui PTK. Untuk itu, harus lengkapi lagi dengan data
atau fakta-fakta yang mendukung, baik yang berasal dari pengamatan saudara yang
juga guru selama ini maupun dari kajian pustaka terkini yang lebih banyak lagi.
Usahakan adanya dukungan hasil-hasil penelitian terdahulu yang lebih banyak
sehingga lebih mengokohkan argumentasi mengenai urgensi serta signifikansi
permasalahan yang ditangani melalui PTK (Herijanto, 2011). Berikut ini beberapa
langkah menulis latar belakang penelitian.
a. Memaparkan permasalahan umum yang menjadi landasan fokus masalah yang
akan diteliti.
b. Memaparkan faktor-faktor yang melatarbelakangi masalah tersebut muncul:
1) Faktor yang melatarbelakangi permasalahan digambarkan dengan
kenyataan yang ada, misalnya kemampuan guru fisika dalam penggunaan
metode CTL rendah. Paparkan fakta yang mendukung, seperti hasil
pengamatan kita saat melakukan supervisi.
2) Berilah argumentasi mengapa kemampuan tersebut rendah, misalnya guru
kurang berminat untuk mencoba, sulit mengaplikasikan meteri dengan
metode, tugas-tugas tidak mendorong aktivitas siswa. Dalam memberi
argumentasi ini dilakukan analisis yang didasari suatu bukti nyata
berdasarkan pengalaman sendiri saat melakukan observasi guru mengajar
di kelas.
3) Berilah argumentasi perkiraan pemecahan yang diharapkan dapat
mengatasi masalah, misalnya bila masalah yang dominan adalah teknik
pelatihan, maka pilihlah teknik pelatihan yang dianggap dapat
meningkatkan kemampuan guru dalam mengajar fisika dengan metode
CTL. Contoh, teknik problem solving sebagai upaya peningkatan
kemampuan guru menerapkan metode CTL dalam mengajar fisika di SMA.
4) Berilah argumentasi kelebihan dari teknik Problem Solving, sehingga
penelitian diharapkan dapat memecahkan masalah tersebut, atau dengan
kata lain dapat menutup atau setidak-tidaknya memperkecil kesenjangan
itu.
c. Mengerucutkan permasalahan menjadi lebih fokus pada variabel penelitian.
3. Identifikasi Masalah
Berdasarkan kelengkapan data yang dipaparkan pada latar belakang hendaknya
kesenjangan antara kenyataan (kondisi awal) dan harapan (kondisi akhir) menjadi
lebih tajam; sehingga masalah penelitian benar-benar di angkat dari masalah
keseharian di sekolah yang memang layak dan perlu diselesaikan melalui PTK
(Herijanto, 2011).
Mengidentifikasi masalah penelitian dilakukan untuk memilih masalah mana yang
harus mendesak ditemukan penyelesainnya. Mengidentifikasi masalah-masalah yang
bisa dilaksanakan melalui pengelompokkan dan pemetaan msalah tersebut dengan
sistematis berdasarkan keahlian bidang peneliti. Dalam mengidentifikasi masalah
harus mempertimbangkan berbagai hal berikut.
a. Esensial, masalah yang akan diidentifikasi merupakan masalah yang menjadi
prioritas utama dibadingkan masalah-masalah lain.
b. Urgen: masalah yang dimaksud merupakan masalah yang harus segera
dipecahkan.
c. Kemanfaatan: masalah yang dipilih akan menghasilkan kemanfaatan jika
dipecahkan.
Berikut ini beberapa langkah yang dilakukan dalam mengidentifikasi masalah.
a. Masalah yang harus dipecahkan atau dijawab melalui penelitian selalu ada
tersedia dan cukup banyak, peneliti dapat mengidentifikasi, memilih, dan
merumuskannya.
b. Dalam mengidentifikasi peneliti melakukan pendataan semua permasalahan
yang diduga mempengaruhi variabel utama atau masalah yang ada.
c. Identifikasi masalah dilakukan dengan menyusun sejumlah pertanyaan yang
terkait dengan fokus masalah.
6. Manfaat Penelitian
Tujuan penelitian mengungkapkan apa yang hendak dicapai dengan penelitian.
Rumusannya sejajar dengan rumusan masalah. Dirumuskan secara singkat dan jelas
tentang apa yang ingin diatasi atau dicapai berdasarkan permasalahan dan cara
pemecahan masalah yang dikemukakan.
Tujuan suatu penelitian hendaknya diformulasikan secara spesifik dan jelas.
Apabila tujuan itu belum spesifik dan jelas, maka sesungguhnya penelitian itu belum
dapat dijalankan. Dengan menentukan tujuan penelitian secara spesifik dan jelas
peneliti juga dapat menjaring data apa saja yang benar-benar diperlukan.
Kegunaan/manfaat diuraikan secara jelas dan sistematis baik; Kemukakan
manfaat bagi peserta didik, guru, komponen pendidikan terkait di sekolah, baik bagi
pengembangan ilmu maupun bagi kepentingan praktek. Adanya uraian ini
dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa masalah yang dipilih memang layak diteliti.
1. Variabel Penelitian
Variabel adalah obyek pengamatan, fenomena atau gejala yang diteliti. Variabel
melekat pada unit yang diamati (juga disebut obyek pengamatan atau subyek). Unit
adalah satuan yang memungkinkan observasi dapat dilakukan. Dalam penelitian
pendidikan, unit yang banyak digunakan adalah manusia. Contoh variabel yang dapat
diobservasi dari unit manusia adalah umur, tinggi badan, kemampuan membaca, jenis
kelamin, indeks prestasi, IQ dan lain sebagainya.
Variabel sangat diperlukan dalam rangka mendapatkan jawaban dari permasalahan,
sehingga peneliti perlu mengidentifikasi variabel apa saja yang akan dilibatkan dalam
penelitiannya. Identifikasi variabel harus didasarkan pada permasalahan dan landasan
teoritis. Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan serta teori yang
melandasinya, peneliti dapat menentukan variabel apa saja yang perlu diidentifikasi.
Dengan demikian, jumlah variabel yang menjadi obyek pengamatan tergantung pada
tingkat sofistifikasi masalah penelitian.
Banyaknya variabel di dalam suatu penelitian tergantung kepada sederhana atau
komleksnya sifat penelitian. Rancangan penelitian yang sederhana, akan melibatkan
variabel yang sedikit. Sedangkan Rancangan penelitian yang luas, akan melibatkan
variabel yang banyak. Di dalam penelitian dianjurkan menimal melibatkan dua buah
variabel, agar deskripsi terhadap objek penelitian lebih jelas. Jenis-jenis variabel
didasarkan atas sudut pandang tertentu.
Menurut fungsinya, variabel penelitian dibedakan atas enam jenis, yaitu: (1) variabel
tergantung, (2) variabel bebas, (3) variabel intervening, (4) variabel moderator, (5)
variabel kendali, dan (6) variabel rambang.
1) Variabel tergantung (dependent variabel), sering pula disebut variabel akibat,
terikat, atau konskwen. Variabel tergantung adalah karakteristik atau ciri-ciri
tertentu yang merupakan akibat dan umumnya pada urutan tata waktu timbulnya
kemudian. Dengan demikian menurut fungsinya variabel ini dipengaruhi oleh
variabel lain.
2) Variabel bebas (independent variabel), sering pula disebut variabel anteseden.
Variabel bebas adalah karakteristik atau ciri-ciri tertentu yang merupakan sebab
dan umumnya dalam urutan tata waktu munculnya lebih dahulu. Dari segi
fungsinya, variabel ini sering disebut variabel pengaruh, karena berfungsi
mempengaruhi variabel lain (konskwen). Contoh variabel bebas dan variabel
terikat, Hubungan antara motivasi berprestasi dengan hasil belajar Fisika
Konstelasinya, sebagai berikut:
3) Variabel intervening, sering pula disebut variabel antara, yaitu variabel yang
berfungsi untuk menghubungkan variabel satu dengan variabel lainnya. Kedudukan
logis dari variabel intervening merupakan suatu variabel yang dipandang sebagai
akibat dari pada variabel independen dan faktor utama menimbulkan variabel
dependen. Contoh: Pengaruh pola asuhan dalam keluarga terhadap hubungan sosial
anak di sekolah. Dalam hal ini pola kepribadian anak dapat dipandang sebagai
variabel intervening, bila digambarkan adalah seperti berikut.
Variabel Independen Variabel Intervening Variabel Dependen
Pola Asuh Pola Kepribadian Hubungan Sosial
4) Variabel moderator, merupakan modifikasi variabel yang dikenakan pada
hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen. Modifikasi
tersebut bisa menurut derajatnya maupun kategorinya; secara hakikat variabel ini
sebenarnya juga merupakan variabel bebas (independen).
Contoh: Hubungan antara inteligensi dengan prestasi belajar. Dalam hal ini
kebiasaan belajar dan jenis kelamin dapat digunakan sebagai variabel moderator.
Konstelasi variabelnya adalah seperti berikut.
5) Variabel kendali, sering pula disebut variabel kontrol berfungsi menetralisasi
variasi dalam variabel independen. Contohnya, Diteliti hubungan antara metode
mengajar dengan prestasi belajar. Di samping metode mengajar inteligensi juga
berpengaruh terhadap prestasi belajar, karena itu untuk mengetahui kemurnian
pengaruh metode yang digunakan; IQ siswa perlu dikontrol terlebih dahulu.
Konstelasi hubungan variabel tersebut diilustrasikan sebagai berikut.
6) Variabel Rambang, sering juga disebut variabel ekstraneous; yaitu variabel yang
berada di luar variabel penelitian. Dalam penelitian pengaruh atau fungsi variabel
ini diabaikan atau tidak diperhitungkan baik terhadap variabel bebas maupun
variabel terikat (Dwija, 2020:20–23).
4. Kerangka Konseptual
Kerangka pikir adalah bagaimana peneliti menjelaskan dalam bentuk
gambar/diagram hubungan antara konsep/variabel yang telah dikemukakan. Buat
kerangka pemikiran yang menjelaskan keandalan tindakan untuk mengatasi masalah.
Pertajamlah naskah dalam proposal saudara sehingga peubah/variabel dicantumkan
sebatas yang diteliti dan dapat dikutip lebih dari tiga karya tulis/bacaan sebelumnya.
Tekankan bahwa kerangka teori yang saudara paparkan memang menggunakan acuan
yang berhubungan dengan permasalahan yang saudara teliti dan pustaka-acuan yang
berupa hasil penelitian terdahulu (3 tahun terakhir).
Semakin banyak sumber bacaan/acuan, semakin baik. susunan model teori yang
merupakan kerangka pemikiran saudara dalam penelitian yang sedang dilakukan. Dari
kerangka teori dalam sebuah skema, jabarkan hal-hal yang perlu untuk memberikan
batasan-batasan, beserta asumsi-asumsinya.
5. Hipotesis
Hipotesis merupakan pemecahan sementara atas masalah penelitian. Ia merupakan
prediksi mengenai kemungkinan hasil dari suatu penelitian. Hipotesis belum tentu benar.
Benar atau tidaknya suatu hipotesis tergantung hasil pengujian dari data empiris.
Hipotesis juga merupakan hasil pemikiran atau perenungan dari data-data empiris yang
belum lengkap. Fungsi hipotesis yang utama adalah membuka kemungkinan untuk
menguji kebenaran teori.
Dalam suatu penelitian, hipotesa tidak harus selalu ada, tetapi apabila oleh peneliti
dirasakan perlu ada (jenis eksplanatif), maka hipotesis ini tidak lain adalah jawaban
teoritis, dugaan dengan berdasar teori dan atau pemikiran-pemikiran tertentu sehubungan
dengan pertanyaan-pertanyaan penelitian terutama masalah yang telah dirumuskan.
Sudah pasti hipotesa ini nantinya akan diadu/diuji dengan data empirik yang merupakan
bukti temuan lapangan.
Tidak menjadi persoalan apakah hipotesa ini diterima (diperkuat dengan bukti/data
lapangan) ataukah ditolak (tidak memperoleh penguatan/bukti data lapangan), yang lebih
dipentingkan dalam hubungan ini adalah kejelasan tentang tingkat signifikasi dari
penerimaan/penolakan tersebut serta keterangan atau catatan peneliti walau agak bersifat
spekulatif tentang alasan kenapa hipotesa tersebut diterima atau ditolak.
Selanjutnya dari suatu hipotesis dapat berkembang suatu teori. Ini akan terjadi bila
menurut si peneliti, suatu hipotesis mempunyai potensi yang benar untuk menjelaskan
banyak peristiwa atau gejala dan mempunyai daya prediksi/ramalan yang tinggi.
Akhirnya hipotesis ini memberi gambaran dan pengertian yang lebih jelas tentang gejala
yang berkenaan dengan hipotesis itu sendiri setiap kali kita mengujinya secara empiris.
Bahkan bila ternyata hipotesis itu tidak terbukti kebenarannya, masih ada faedah
usaha memperluas pngetahuan. Manusia banyak belajar dari kegagalan-kegagalan dalam
percobaan-percobaan untuk mentes hipotesis tertentu. Lebih lanjut, hipotesis mempunyai
beberapa fungsi, yaitu sebagai:
a. Alat untuk menyajikan penjelasan
Hipotesis menjelaskan kenyataan, mungkin memberikan elemen-elemen
konseptual yang dapat melengkapi data yang telah diketahui. Melalui ini, hipoesis
memungkinkan untuk mengenali elemen-elemen dan hubungan yang secara
langsung tidak dapat diamati, sehingga peneliti dapat memahami apa yang ada
dibalik data yang diketahuinya dan kemungkinan untuk menyusun pemecahan
masalah.
b. Pegangan dalam menentukan fakta-fakta yang relevan
Hipotesis juga berfungsi sebagai dasar organisasi yang memungkinkan
pemilahan fakta-fakta yang relevan. Tanpa hipotesis, penelitian tidak mempunyai
fokus, tidak teratur, dan serba kebetulan.
c. Pegangan dalam menentukan desain penelitian
Hipotesis penelitian membantu peneliti untuk menentukan metode serta
prosedur peneltian.
d. Kerangka kerja kesimpulan
Hipotesis yang berupa pernyataan dan generalisasi sementara terhadap suatu
fenomena tertentu membantu peneliti dalam menyajikan kesimpulannya.
e. Sumber untuk memformulasikan hipotesis baru
Hipotesis dianggap tidak berakhir pada dirinya sendiri tetapi sebagai dasar
memahami fenomena lebih lanjut, karena menawarkan prinsipprinsip umum yang
berguna untuk lebih memahami fenomena yang sedang dipelajari. Ia dapat
dijadikan pijakan untuk mengadakan penelitian lebih lanjut melalui implikasinya
yang menimbulkan pertanyaan baru yang memerlukan penjelasan.
Berikut ini terdapat beberapa jenis hipotesis kelompok yang dikelompokkan sebagai
berikut.
a. Berdasarkan kategori rumusnya
1) Hipotesis nol, biasa disingkat dengan Ho.
Hipotesis nol adalah pernyataan bahwa tidak ada hubungan antarvariabel
yang diteliti atau tidak ada perbedaan akibat dari perlakuan yang berbeda.
Contoh hipotesis nol: tidak ada hubungan yang signifikan antara jumlah saudara
dan kematangan sosial siswa kelas 5 SD. Hipotesis nol disebut juga hipotesis
statistik, karena digunakan untuk tujuan analisis statistik, umumnya
dimaksudkan untuk mengukur kemungkinan bahwa hubungan atau perbedaan
tersebut benar-benar lebih besar dari nol dengan probablitias tertentu.
2) Hipotesis kerja atau hipotesis alternatif (Ha)
Hipotesis kerja merupakan hipotesis yang menyatakan adanya hubungan
antarvariabel yang diteliti atau tidak ada perbedaan akibat dari perlakuan yang
berbeda. Hipotesis kerja lebih mencerminkan harapan yang telah peneliti
kembangkan disamping hipotesis statistik. Contoh hipotesis kerja: ada
hubungan yang sinifikan antara jumlah saudara dan kematangan sosial siswa
kelas 5 SD.
b. Berdasarkan ruang lingkup variabel
1) Hipotesis mayor
Hipotesis yang mencakup kaitan seluruh variabel dan subyek penelitian.
Contohnya: Ada hubungan antara keadaan sosial orang tua dengan prestasi
belajar siswa SMP.
2) Hipotesis minor
Hipotesis yang terdiri dari bagian-bagian atau sub-sub dari hipotesis mayor.
Misalnya: 1) ada hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi
belajar siswa SMP; 2) ada hubungan antara pendapatan orang tua dengan
prestasi belajar siswa SMP; 3) ada hubungan antara kekayaan orang tua dengan
prestasi belajar siswa SMP.
A. Kesimpulan
Masalah adalah kesenjangan antara harapan akan sesuatu yang seharusnya ada (das
sollen) dengan kenyataan yang ada (das sein). Identifikasi masalah adalah suatu cara
mengklasifikasikan informasi yang mengakibatkan munculnya kesenjangan dalam
pengetahuan kita. Masalah yang sudah dipilih atau ditentukan tersebut perlu dirumuskan
secara jelas dan kongkrit. Rumusan masalah memungkinkan peneliti memahami variabel-
variabel yang ada dalam penelitian dan bagaimana cara mengukurnya.
Tinjauan pustaka adalah landasan rasional tentang mengapa penelitian tersebut perlu
dilakukan dalam kaitannya dengan kerangka pengetahuan. Tinjauan pustaka berupa
ringkasan atau rangkuman dari sumber kepustakaan yang relevan dengan masalah
penelitian. Tujuan utama dari tinjauan pustaka adalah untuk membuat landasan pengetahuan
bagi penelitian yang sedang dilakukan sehingga dapat mencerminkan pemahaman peneliti
tentang teori yang diujikan.
DAFTAR PUSTAKA
Aedi, Nur. (2010). Penulisan Proposal dan Laporan Penelitian. Bandung: UPI.
Ainin, Moh. (2013). Penelitian Pengembangan dalam Pembelajaran Bahasa Arab. OKARA,
II: Malang.
Anwar, R. (2005). Meta Analisis. Fertilitas Endokrinologi Reproduksi Bagian Obstetri Dan
Ginekologi RSHS/FKUP, 1–20.
Chandra, Edi. (2011). Efektivitas Media Pembelajaran dalam Pembelajaran Biologi (Meta
Analisis Terhadap Penelitian Eksperimen dalam Pembelajaran Biologi). Holistik.
Jakarta.
Dwija, I. W. (2020). Metodologi Penelitian Pendidikan. In Semarang: Citra Prima
Nusantara. Yayasan Gandhi Puri.
Hasnunidah, N. (2017). Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Media Akademi.
Kurniawan, Asep. (2018). Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Robandi, B. (2008). Penyusunan Laporan Penelitian Tindakan Kelas. Diktat Nasional
Penelitian Tindakan Kelas, 13.
Rusdiana, A. (2020). Teknik Penulisan Karya Tulis Ilmiah (Citasi, Rujukan, Penentuan
Masalah, dan Bibliografi). UIN Sunan Gunung Djati.
Slameto. (2016). Penyusunan Laporan Hasil Penelitian Tindakan Kelas. Scholaria Vol.6 (1).
Salatiga