You are on page 1of 14

MAKALAH

KEPERAWATAN GERONTIK
“MODEL KONSEPTUAL ADAPTASI ROY DAN HUMAN BEING
ROGER”
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan gerontik
yang diampu oleh :
Rita Beya Adriani, SKp., M.Kes.

Disusun Oleh :

ADELA HENRI PUTRI NIM.P27220019096

ADELLA CAHYA S NIM. P27220019097

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV
JURUSAN KEPERAWATAN

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat -

Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “MODEL KONSEPTUAL

ADAPTASI ROY DAN HUMAN BEING ROGER” dengan baik meskipun masih

banyak kekurangan didalamnya. Terima kasih kepada Ibu Rita Beya Adriani,

SKp., M.Kes. selaku dosen mata kuliah Keperawatan Gerontik yang telah

membimbing kami dalam makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat dalam menambah wawasan serta

pengetahuan kita mengenai model konseptual adaptasi Roy dan Human Being

Roger. Kami menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan.

Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan

makalah ini.

Surakarta, 25 Januari 2022

Kelompok 1
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Model konseptual roy mengacu pada ide-ide global mengenai individu,
kelompok situasi atau kejadian tertentu yang berkaitan dengan disiplin yang
spesifik. Model konseptual keperawatan dikembangkan atau pengetahuan
para ahi keperawatan tetentang keperawatan yang bertolak belakang dari
paradigma keperawatan. Ada beberapa jenis model konseptual keperawatan
berdasarkan pandangan ahli dalam bidang keperawatan, salah satunya adalah
model adaptasi Roy. Roy dalam teorinya menjelaskan 4 macam elemen
esensial dalam adaptasi keperawatan, yaitu: manusia, lingkungan, kesehatan,
dan keperawatan. Model adaptasi roy menguraikan bahwa bagaimana
individu mampu meningkatkan kesehatannya dengan cara mempertahankan
perilaku secaa adaptif karena menurut Roy, manusia adalah makhluk holistic
yang memiliki sistem adaptif yang selalu beradaptasi.
Teori keperawatan berpengaruh secara signifikan dalam memperbaiki
praktek keperawatan, melalui riset keperawatan dan praktik keperawatan
memberikan fenomena yang perlu dilakukan riset untuk dapat memperkokoh
teori keperawatan. Teori-teori keperawatan disusun secara jelas untuk
meningkatkan pemahaman terhadap fenomena keperawatan yang ada dan
mengarahkan perkembangan ilmiah sari ilmu danpraktek keperawatan itu
sendiri. Penerapan teori keperawatan dalam praktek layanan keperawatan
memberikan dasar kerja dan memberikan keranga kerja perawat dalam
melakukan asuhan keperawatan. Salah satu teori keperawatan yang dapat
diterapkan oleh perawat dalam pemberian asuhan keperawatan kepada pasien
adalah teori dari Martha E. Rogers tentang “Unitary Human Beings”.
Menurut Roger dalam teorinya berpendapat bahwa manusia merupakan
individu yang holistic, saling memberikan timbal balik dengan individu yang
lain dan lingkungan disekitarnya. Roger memandang ke-4 konsep dalam
paradigma keperawatan yang terdiri dari manusia,lingkungan, kesehatan dan
keperawatan merupakan salah satu kesatuan yang utuh dan saling
mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Perawat harus mempunyi landasan
teori keperawatan yang memadai agar dapat memilih dan menerapkan teori
yang tepat dan sesuai dengan kondisi lingkungan di instansi pelayanan
kesehatan. Berdasarkan hal tersebut maka teori roger dan penerapannya agar
perawat dapat menggunakan suatu kerangka kerja dalam asuhan keperawatan
oleh karena itu teori Martha E. Rogers serta penerapannya di lapangan sangat
di perlukan agar dapat meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan dalam
memberikan asuhan keperawatan berdasarkan mengacu pada suatu teori
keperawatan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi Teori Sister Calista Roy?
2. Bagaimana asumsi dasar adaptasi Sister Calista Roy?
3. Bagaimana empat elemen utama Teori Roy?
4. Bagaimana standar pengembangan atau pelaksanaan proses keperawatan
Teori Roy?
5. Bagaimana definisi Teori Martha E. Rogers?
6. Bagaimana asumsi dasar Martha E. Rogers?
7. Bagaimana kegunaan prinsip Roger dalam konsep keperawatan ?
8. Bagaimana penggunaan prinsip-prinsip Martha E. Rogers sebagai
pendekatan aplikatif dalam pemberian asuhan keperawatan?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui definisi Teori Sister Calista Roy
2. Mengetahui asumsi dasar adaptasi Sister Calista Roy
3. Mengetahui empat elemen utama Teori Roy
4. Mengetahui standar pengembangan atau pelaksanaan proses keperawatan
Teori Roy
5. Mengetahui definisi Teori Martha E. Rogers
6. Mengetahui asumsi dasar Martha E. Rogers
7. Mengetahui kegunaan prinsip Roger dalam konsep keperawatan
8. Mengetahui penggunaan prinsip-prinsip Martha E. Rogers sebagai
pendekatan aplikatif dalam pemberian asuhan keperawatan.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Teori Sister Calista Roy


Pendekatan teori sistem Roy dimulai dengan menambahkan kerja adaptasi
dari Harry Helson (1964) seorang ahli fisiologis-psikologis. Untuk memulai
membangun pengertian konsep Harry Helson mengartikan respon adatif
sebagai fungsi dari stimulus sampai tercapai derajat adaptasi yang dibentuk
oleh dorongan tiga jenis stimulus, yaitu :
Focal stimuli : individu segera menghadap
Konsektual stimuli : semua kehadiran stimuli yang menyumbangkan efek dari
focal stimuli.
Residual stimuli : factor lingkungan mengakibatkan tercemarnya keadaan.
Teori Helson berkembang dari penyesuaian tingkat zona yang menentukan
stimulus akan membawa respon positif maupun negative, sesuai teorinya
adaptasi adalah proses yang berdampak positif terhadap perubahan
lingkungan. Roy mengkombinasikan teori adaptasi Helson dengan definisi
dan pandangan terhadap manusia sebagai sistem yang adaptif. Setelah
mengembangkan teori adaptif Helson, Roy mengembangkan dan memperluas
model dengan konsep dan teori dari Dohrenwed,R.S. Latarus, N.Malaznik,
D.Mechanic dan H.Selye sebagai suatu kerangka kerja pendidikan
keperawatan, praktek keperawatan dan penelitian.
Model keperawatan Roy dikenal sebagai model “adaptasi” dengan
memandang manusia dapat beradaptasi terhadap stimulus internal maupun
eksternal. Stimulus adalah factor yang mengakibatkan respon dengan
menggunakan koping atau mekanisme pertahanan diri menunjukkan bahwa
individu dapat melakukan peran dan fungsi secara optimal untuk memelihara
integritas diri keadaan lingkungan sekitar dalam suatu rentang kontinu sehat
mapun sakit (Barone & Hanna, 2011).
2.2 Asumsi Dasar Adaptasi Sister Calista Roy
a. Manusia adalah keseluruhan dari biopsikologi dan sosial yang terus-
menerus berinteraksi dengan lingkungan.
b. Manusia menggunakan mekanisme pertahanan untuk mengatasi
perubahan-perubahan biopsikososial.
c. Setiap orang memahami individu mempunyai batas kemampuan untuk
beradaptasi yang pada dasarnya manusia memberikan respon terhadap
semua rangsangan baik positif maupun negative.
d. Kemampuan adaptasi manusia berbeda satu dengan yang lain, jika
seseorang dapat menyesuaikan diri dengan perubahan, ia mempunyai
kemampuan menghadapi rangsangan positif maupun negative.
e. Sehat dan sakit merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari dari
kehidupan manusia.
2.3 Empat Elemen Utama Teori Roy
a. Manusia
Manusia merupakan penerima asuhan keperawatan, baik itu individu
sebagai lansia, keluarga, kelompok maupun masyarakat yang dipandang
sebagai “Holistic Adaptif System” yang merupakan perpaduan antara
konsep sistem dan konsep adaptasi. Konsep sistem memandang manusia
selalu berinterkasi dengan lingkungannya dan terjadi pertukaran
informasi, “matter” dan energy.
b. Lingkungan
Lingkungan didefinisikan kondisi dan keadaan sekitar dapat
mempengaruhi perkembangan dan perilaku individu dan kelompok
(Smith & Liehr 2018). Roy menekankan agar lingkungan dapat di design
untuk meningkatkan kemampuan adaptasi atau meminimalkan resiko
yang akan terjadi pada individu terhadap adanya perubahan.
c. Sehat
Asuhan keperawatan model Roy bertujuan untuk meningkatkan kesehatan
individu dengan cara meningkatkan respon adaptif.
d. Keperawatan
Upaya pelayanan keperawatan adalah untuk meningkatkan kesehatan
dengan cara mempertahankan perilaku adaptif yang mana tujuan
keperawatan adalah meningkatkan respon adaptif individu dan
menurunkan respon inefektif individu dalam kondisi sakit maupun sehat.
Selain itu, proses keperawatan juga bertujuan untuk mengantarkan
individu meninggal dengan damai sebagai dasar melaksanakan proses
keperawatan Roy berpendapat bahwa klien harus dipandang sebagai
manusia utuh dari aspek biologis, psiko-logis dan spiritual (Teo et al,
2021).
2.4 Standar Pengembangan atau Pelaksanaan Proses Keperawatan Teori
Roy
a. Tahap 1 : Pengkajian perilaku
Tahap yang bertujuan untuk mengumpulkan data dan memutuskan klien
adaptif dan maladaptive. Misal : klien lansia sesak nafas membutuhkan
oksigen, pengukuran gula darah, serta tingkat kebergantungan pada status
kemandirian dengan menggunakan metode wawancara, observasi dan
pengukuran untuk mengkaji klien agar dapat menganalisis pengkajian
yang sudah dilakukan sebagai penentu apakah perilaku ini adaptif atau
maladaptive (Roy, 2011).
b. Tahap II : Pengkajian factor-faktor yang berpengaruh
Pengkajian stimulus berpengaruh terhadap perubahan perilaku seseorang,
yaitu :
1) Stimulus Fokal
Perubahan perilaku yang dapat diobservasi. Perawat dapat melakukan
pengkajian perilaku seperti observasi, pengukuran dan interview.
2) Stimulus Kontekstual
Berkontribusi terhadap penyebab terjadinya perilaku atau presipitasi
oleh stimulus fokal. Contoh lansia di panti werdha mempunyai peran
perilaku inefektif yaitu tidak bisa bertemu dengan anak atau anggota
keluarga. Factor kontekstual yang mempengaruhi model adaptif
adalah genetic, sex, tahap perkembangan, alcohol, obat dan tembakau,
konsep diri, peran fungsi, interdependensi, pola interkasi sosial,
koping mekanisme, stress emosi, spiritual dan lingkungan fisik (Smith
& Liehr, 2018).
3) Stimulus Residual
Tahap ini yang mempengaruhi masa lalu lansia. Helson dalam Roy
(1989) menjelaskan pengalaman masa lalu, sikap, budaya dan karakter
pada lansia merupakan factor residual yang sulit diukur dan
memberikan efek pada situasi sekarang.
4) Diagnosis Keperawatan
Menurut Roy (1993) dalam Smith & Liehr, (2018) terdapat 3 metode
dalam menggunakan diagnosis pendekatan 4 model adaptif yaitu
fisiologis (oksigenasi, nutrisi, eliminasi, aktifitas dan istirahat,
proteksi, sense, cairan dan elektrolit, fungsi neurologi dan endokrin),
konsep diri (konsep fisik dan individu), fungsi peran (transisi peran,
konflik peran, dan gangguan atau kehilangan peran) dan
interdependen (tingkat ketergantungan).
5) Intervensi dan evaluasi
Tindakan keperawatan membantu stimulus menuju perilaku adaptif.
Hal ini menekankan pada pengkajian tahap II untuk mengidentifikasi
penyebab. Penilaian efektifitas intervensi keperawatan dinilai efektif
jika sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.
2.5 Definisi Teori Martha E. Rogers
Dasar teori Rogers adalah ilmu tentang asal usul manusia dan alam
semesta seperti antropologi, sosiologi, agama. filosofi, perkembangan sejarah
dan mitologi. Teori Rogers berfokus pada proses kehidupan manusia secara
utuh. Ilmu keperawatan adalah ilmu kemanusiaan yang mempelajari alam
dan hubungannya dengan perkembangan manusia. Rogers mengungkapkan
bahwa aktivitas yang di dasari prinsip-prinsip kreatifitas, seni, dan imaginasi.
Aktifitas keperawatan merupakan kegiatan yang bersumber pada ilmu
pengetahuan abstrak, pemikiran intelektual, dan hati nurani. Rogers
menekankan bahwa keperawatan adalah disiplin ilmu yang dalam aktifitasnya
mengedepankan aplikasi keterampilan, dan tekhnologi (McEwen &
Willis,2011).
2.6 Asumsi Dasar Martha E. Rogers
Rogers dal McEwen & Wills,2011, mengemukakan beberapa asumsi yang
terdiri dari lima bagian yaitu:
a. Unifield whole is greater and different than the sum of part
Manusia adalah system yang utuh yaitu merupakan keseluruhan dari proses
yang utuh dari dirinya sendiri dan antar satu dengan yang lain berbeda di
beberapa bagian dan merupakan penjumlahan dari bagian-bagiannya.
b. Mutual exchange off matter and energy
Manusia dan lingkungan selalu berubah secara continue termasuk energy
kedunya. Individu dan lingkungan saling tukar-menukar energy dan material
satu sama lain.
c. Unidirectionality: life process does not reverse nor repeat
Bahwa proses kehidupan manusia merupakan hal yang tetap dan saling
bergantung dalam satu kesatuan ruang waktu secara terus menerus. Akibatnya
seorang individu tidak akan pernah kembali atau menjadi seperti yang
diharapkan semula..
d. Pattern and organization identifty the human field
Pola dan organisasi mengidentifikasi perilaku pada individu merupakan suatu
bentuk kesatuan yang inovatif
e. Human beings have abstraction, imagery , language , and thought,
sensation and emotion
Manusia mempunyai ciri kemampuan berfikir abstrak, membanyangkan,
bertutur bahasa, sensasi dan emosi. Dari seluruh bentuk kehidupan di dunia
hanya manusia yang mampu berfikir dan menerima dan mempertimbangkan
luasnya dunia
2.7 Kegunaan Prinsip Roger dalam Konsep Keperawatan
Jika profesi keperawatan dipandang sebagai kepedulian umat manusia,
prinsip-prinsip homeodynamics memberikan pedoman untuk memprediksi
sifat dan arah perkembangan individu sebagai respon terhadap masalah
kesehatan. Diharapkan , praktik keperawatan professional kemudian akan
meningkatkan dinamika integrasi manusia dan lingkungannya, untuk
memperkuat hubungan dan integritas bidang manusia, dan untuk
mengarahkan pola dari bidang manusia dan lingkungan untuk realisasi
maksimum kesehatan ( Rogers,1992). Tujuan ini akan tercemin dalam proses
keperawatan.
Untuk berhasil menggunakan prinsip-prinsip homedinamik, diperlukan
pertimbangan perawat dan melibatkan perawat dank lien dalam proses
keperawatan. Jika sesuatu atau seseorang diluar individu adalah bagian dari
lingkungan , maka perawat akan menjadi bagian dari lingkungan klien. Untuk
pertanyaan seri pertama mencerminkan prinsip Integrasi, seri berikutnya akan
mencerminkan prinsip resonancy, seri terakhir dari pertanyaan akan
diengaruhi oleh prinsip helicy.
Untuk mencerminkan pola gagasan, terkadang akan ditambahkan beberapa
pertanyaan untuk prinsip helicy sebagai pertimbangan. Harus di ingat bahwa
tanggapan klien merupakan cerminan suatu titik tertentudalam ruang dan
waktu. Akibatnya, pola yang di identifikasi ini tidak ststis tetapi terus
berubah, mencerminkan perubahan waktu dan menambahkan pengalaman
masa lalu. Bukan berarti pertanyaan- pertanyaan ini membuat semua, tapi
menggunakan mereka sebagai referensi akan membantu memberikan perawat
dengan melihat klien seutuhnya. Ini akan mengidentifikasi perbedaan
individu dan pola pertukaran bagian-bagian secara berurutan dalam proses
kehidupan.penilaian keperawatan adalah penilaian dari seluruh keadaan
manusia dan bukan penilaian yang hanya berdasarkan fisik atau status mental.
Ini merupakan penilaian potensi sehat dan sehat secara mandiri dan bukan
penilaian dari suatu penyakit atau proses penyakit. Hasilnya ialah bahwa
kemandirian memiliki kedudukan lebih tinggi dibandingkan penyakitnya.
Bisa ditarik kesimpulannya adalah diagnosis keperawatan , langkah kedua
dalam proses keperawatan, dan itu mencerminkan prinsip-prinsip
homeodynamik irama,pola, keanekaragaman, interaksi, dan variasi proses
kehidupan terlihat lebih jelas . Diagnosa keperawatan bertujuan untuk
mengetahui pola pertukaran bagian-bagian tersebut dan proses kehidupan
yang mencakup hubungan manusia-lingkungan (Roger.1970)

2.8 Penggunaan Prinsip-Prinsip Martha E. Rogers sebagai Pendekatan


Aplikatif dalam Pemberian Asuhan Keperawatan
Jika profesi keperawatan dipandang sebagai kepedulian pada umat
manusia, prinsip-prinsip homeodynamics memeberikan pedoman untuk
memprediksi sifat dan arah perkembangan individu sebagai respon terhadap
masalah kesehatan. Keberhasilan menggunakan prinsip-prinsip
homeodinamik memerlukan pertimbangan perawat dalam melibatkan klien
pada proses keperawatan (Alligood,2006). Dalam tahap pengkajian
keperawatan, semua fakta dan opini tentang klien dan lingkungan
dikumpulkan. Pertanyaan tahap pertama mencerminkan prinsip Integritas, seri
berikutnya akan mencerminkan prinsip helicy. Untuk mencerminkan pola
gagasan. Terkadang akan di tambahkan beberapa pertanyaan untuk prinsip
helivy sebagai pertimbangan.
Sebagai hasil penelitian keperawatan, ditarik kesimpulan tentang
kemandirian. Kesimpulan ini merupakan diagnose keperawatan , langkah
kedua proses keperawatan,dan itu mencerminkan prinsip-prinsip
homeodynamik. Irama, pola. Keanekaragaman, interaksi,dan variasi proses
kehidupan terlihat dengan jelas . diagnosis keperawatan bertujuan untuk
mengetahui pola pertukaran bagian-bagian tersebut dalam proses kehidupan
yang mencakup hubungan manusia-lingkungan (Roger,1970 dalam
meleis,2007).
Dasar teori Rogers adalah ilmu tentang asal usul manusia dan alam
semesta seperti antropologi,sosiologi,agama, filososfi,perkembangan sejarah
dan mitologi. Teori Rogers berfoku pada proses kehidupan manusia secar utu,
sehingga pengkajian didasarkan pada lima asumsi dasar dan prinsip-prinsip
hemodinamik Rogers dan yang merupakan bagian dari Building Blocks.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Model keperawatan Roy mengkombinasikan teori adaptasi Helson
dengan mempertegas bahwa model “adaptasi” dengan memandang
manusia dapat beradaptasi terhadap stimulus (factor respon untuk
mempertahankan diri pada suatu lingkungan) internal maupun eksternal.
Kemampuan adaptasi manusia berbeda satu sama yang lain dengan dapat
menyesuaikan diri pada suatu perubahan di lingkungan sekitar dalam
rentang sehat dan sakit. Dimana sehat dan sakit tidak dapat dihindari dari
kehidupan manusia sebagai penerima asuhan keperawatan, baik itu
individu sebagai lansia, keluarga, kelompok maupun masyarakat yang
dipandang sebagai “Holistic Adaptif System”. Tahapan yang dilakukan
untuk mengumpulkan data yaitu pengkajian dengan melakukan observasi,
wawancara atau mengisi kuisioner. Setelah dilakukan pengkajian kita
sebagai perawat akan mengetahui kebutuhan dari klien kita, lalu diberikan
asuhan keperawatan seperti klien lansia sesak nafas yang membutuhkan
oksigen, pengukuran gula darah, serta tingkat kebergantungan pada status
kemandirian.
Teori Rogers berfokus pada proses kehidupan manusia secara utuh.
Ilmu keperawatan adalah ilmu kemanusiaan yang mempelajari alam dan
hubungannya dengan perkembangan manusia. Rogers mengungkapkan
bahwa aktivitas yang di dasari prinsip-prinsip kreatifitas, seni, dan
imaginasi. Kegunaan Prinsip Roger dalam Konsep Keperawatan sebagai
kepedulian umat manusia, prinsip-prinsip homeodynamics memberikan
pedoman untuk memprediksi sifat dan arah perkembangan individu
sebagai respon terhadap masalah kesehatan. Dasar teori Rogers suatu ilmu
tentang asal usul manusia dan alam semesta seperti antropologi, sosiologi,
agama, filososfi, perkembangan sejarah dan mitologi. Teori Rogers
berfokus pada proses kehidupan manusia secara utuh, sehingga pengkajian
didasarkan pada lima asumsi dasar dan prinsip-prinsip hemodinamik
Rogers yang merupakan bagian dari Building Blocks.

3.2 Saran
Adaptasi Roy dapat dilakukan untuk beradaptasi dengan baik pada
lingkungan sekitar yang mengalami perubahan meskipun cara untuk
beradaptasi setiap individu berbeda-beda. Namun, untuk sistem pengkajian
saat dilakukan observasi, wawancara atau mengisi kuisioner ada beberapa
dari orang tidak jujur menjawabnya, jadi sarannya adalah untuk lebih
beradaptasi dan mengenali tipe, sifat yang seperti apa klien kita untuk
mendapat data dengan benar dari klien kita.
Pada teori Roger, diharapkan dalam praktik keperawatan
professional kemudian akan meningkatkan dinamika integrasi manusia
dan lingkungannya, untuk memperkuat hubungan dan integritas bidang
manusia, dan untuk mengarahkan pola dari bidang manusia dan
lingkungan untuk realisasi maksimum kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Adriani, Rita Benya; dkk. BAB IV KONSEP DAN MODEL KEPERAWATAN
GERONTIK. BUKU AJAR KEPERAWATAN GERONTIK.
Afisha, Alifvia Nur; dkk. 2018. Makalah Adaptasi Menurut Roy. SEKOLAH
TINGGI ILMU KESEHATAN DIAN HUSADA MOJOKERTO.
https://id.scribd.com/document/437906282/Makalah-Adaptasi-Menurut-
Roy. (diakses, 25 Januari 2022)
Eva, ava ave. 2019. Model Konseptual Human Being Roger. UNIVERSITAS
BHAKTI KENCANA.
https://id.scribd.com/document/453275862/MODEL-KONSEPTUAL-
HUMAN-BEING-ROGER. (diakses, 25 Januari 2022)

You might also like