You are on page 1of 204

PENJELASAN KITAB

TAUHID
BAGIAN SATU
OLEH DR. ABU AMEENAH BILAL PHILIPS

ISLAMIC ONLINE UNIVERSITY


© Islamic Online University.com Aqidah 101

BAB : 1
Tauhid1 (Ke-esaan Allah yang Khusus).

1
Tauhid (harfiah: meng-Esakan) meliputi penetapan ke-Esaan Allah yang khusus berkaitan
dengan kekuasaan-Nya, ke-Ilahian-Nya, serta nama-nama dan sifat-sifat-Nya. Ketiga aspek
tersebut disebutkan di dalam ayat di bawah ini:

َ ُ‫ط ِب أر ِل ِعبَادَتِ ِه ۚ ه أَل ت َ أعلَ ُم لَه‬


‫س ِميا‬ َ ‫ص‬ ِ ‫ت َو أاْل َ أر‬
‫ض َو َما بَ أينَ ُه َما فَا أعبُدأهُ َوا أ‬ ِ ‫اوا‬
َ ‫س َم‬
َّ ‫رب ال‬
ُّ
“Robb (yang menguasai) langit dan bumi dan apa-apa yang ada di antara keduanya, maka
sembahlah Dia dan berteguh hatilah dalam beribadat kepada-Nya. Apakah kamu
mengetahui ada seorang yang sama dengan Dia (yang patut disembah)?” [QS.Maryam (19):
65].
Tauhid Rububiyyah adalah penetapan kekhususan Allah berkaitan dengan penciptaan (kholq),
kekuasaan (mulk), dan pengaturan (tadbir).
1. Kekhususan-Nya dalam hal Penciptaan bermakna meyakini bahwa hanya Dia-lah Pencipta
sesungguhnya.

ِ ‫اء َو أاْل َ أر‬


…‫ض‬ َّ ‫َّللا يَ أر ُزقُكُم مِنَ ال‬
ِ ‫س َم‬ ِ َّ ‫غي ُأر‬ ٍ ‫…ه أَل ِم أن خَا ِل‬
َ ‫ق‬
“... Adakah pencipta selain Allah yang dapat memberikan rezeki kepada kamu dari langit
dan bumi? …” [QS.Fathir (35): 3].
Sedangkan rujukan untuk penciptaan oleh yang selain Allah (contoh: “…Maka Maha Sucilah
Allah, Pencipta yang paling baik.” {QS. Al-Mu’minun (23): 14}; dan sabda Nabi tentang para
pelukis, “Hidupkanlah apa yang telah engkau ciptakan!”) bukan berarti penciptaan dalam makna
sesungguhnya yang meliputi menjadikan sesuatu dari ketiadaannya. Penciptaan oleh makhluk-
makhluk hanya sebatas pengubahan benda-benda yang sudah ada. Sebagai contoh, seekor burung
menciptakan sarang dari ranting-ranting, dan para manusia menciptakan plastik dari minyak.
Penciptaan semacam itu terbatas pada apa yang dapat mereka peroleh dan tidaklah bersifat luas.

1
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

2. Kekhususan-Nya dalam hal Penguasaan bermakna meyakini bahwa tidak ada yang memiliki
ciptaan-Nya selain Dia.

ِ ‫ت َو أاْل َ أر‬
ۗ‫ض‬ ِ ‫اوا‬ َّ ‫ّلِل ُم ألكُ ال‬
َ ‫س َم‬ ِ َّ ِ ‫َو‬
“kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi,” [QS.’Ali ‘Imron (3): 189].
Teks yang menegaskan kepemilikan oleh selain Allah (contohnya: “… atau dari rumah-rumah
yang kamu miliki kuncinya...” {QS.An-Nuur (24): 61}) hanya mengacu pada bentuk
kepemilikian terbatas dengan porsi teramat kecil atas benda-benda yang diciptakan. Seorang
manusia hanya memiliki kekuasaan atas apa yang dia miliki dan bukan atas apa yang dimiliki
manusia lainnya. Terlebih lagi, manusia tersebut tidaklah memiliki kekuasaan secara penuh.
Oleh karenanya, dia hanya dapat menggunakannya dengan jalan-jalan yang diijinkan kepadanya
sesuai dengan syari’ah. Sebagai contoh, jika dia hendak membakar kekayaannya, atau menyiksa
hewannya, dia akan diberitahu bahwa hal tersebut dilarang. Di sisi lain, Allah Yang Maha Kuasa
memiliki kepemilikan penuh dan kekuasaan yang tak terbatas.
3. Kekhususan-Nya dalam hal Pengaturan bermakna meyakini bahwa hanya Allah yang
mengendalikan dan mengelola ciptaan.

َّ َ‫س َيقُولُون‬
… ۚ ُ ‫َّللا‬ َ َ‫…و َمن يُدَ ِب ُر أاْل َ أم َر ۚ ف‬
َ
“…dan siapakah yang mengatur segala urusan? Maka mereka akan menjawab: Allah …”
[QS.Yunus (10): 31].
Pengelolaan oleh manusia terbatas pada apa yang mereka miliki dan bergantung kepada apa yang
diijinkan oleh syari’ah.
Aspek Tauhid yang ini pada umumnya tidak ditentang oleh penyembah berhala yang
kepadanya Nabi telah dikirim. Kepercayaan kepada “Yang Maha Tinggi” ditemukan dalam
semua komunitas sepanjang waktu dari zaman ke zaman. Sedikit pengecualian seperti Fir’aun
yang mengaku sebagai Tuhan, disebabkan oleh kesombongan padahal mengetahui yang lebih
baik. Atau para penyembah bintang (Zoroasterians) yang meyakini Tuhan yang baik dan Tuhan
yang jahat, dan bahwa Tuhan yang baik lebih unggul daripada Tuhan yang jahat.
Tauhid Asma’ wash-shifaat adalah penetapan kekhususan atas nama-nama dan sifat-sifat Allah.

2
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

1. Penegasan semua nama-nama dan sifat-sifat yang ditegaskan-Nya untuk diri-Nya sendiri dapat
ditemukan pada firman-Nya ataupun sunnah Utusan-Nya (‫)ﷺ‬.
2. Penolakan keserupaan. Mengharuskan tidak ada apapun atau seorang pun diserupakan dengan
nama-nama dan sifat-sifat-Nya. Meskipun beberapa memiliki makna dasar umum yang sama,
tetapi berbeda keadaannya.

Pada pembagian tauhid inilah banyak di antara kaum Muslimin yang tersesat dan terbagi menjadi
berbagai kelompok-kelompok dan sekte-sekte. Beberapa dari mereka menyangkal sebagian atau
bahkan seluruh sifat luar biasa milik Allah dengan mengatakan bahwa mereka melakukannya
untuk menghilangkan penyerupaan Allah dengan ciptaan-Nya. Mereka tersesat karena orang-
orang yang benar-benar menghilangkan penyerupaan adalah yang menyangkal adanya sifat-sifat
kekurangan dan kelemahan Allah sembari mengakui sifat-sifat Allah yang telah disebutkan-Nya
sendiri. Yang lain menyerupakan Allah dengan ciptaan-Nya, mengklaim bahwa mereka
menggambarkan Allah sebagaimana Allah menggambarkan diri-Nya sendiri. Akan tetapi,
dengan melakukannya, mereka tersesat karena men-sifati Allah dengan semua sifat kekurangan
dan kelemahan; mereka menjadikan Yang Maha Sempurna sama seperti mereka yang memiliki
kekurangan pada segala sisi. Penyebutan keunggulan Yang Maha Sempurna terhadap yang tidak
sempurna merendahkan nilai-Nya, sebagaimana dikatakan:

“Tidakkah kau lihat pedang berkurang kehebatannya. Jika dikatakan lebih tajam dari
tongkat?” [Tuhfatul Ahwadzi, Buku Tafsir Qur’an, Bab: QS.Lailatul Qodr, no.3477].

Tauhid Ibadah atau Uluhiyyah adalah penerapan kekhususan Allah berkaitan dengan pemujaan
kepada-Nya.

ُ ‫ي أال َك ِب‬
‫ير‬ ُّ ‫َّللا هُ َو أال َع ِل‬ ِ ‫عونَ ِمن د ُو ِن ِه أال َب‬
َ َّ ‫اط ُل َوأ َ َّن‬ َ َّ ‫َٰذَ ِل َك ِبأ َ َّن‬
ُ ‫َّللا هُ َو أال َح ُّق َوأ َ َّن َما َيدأ‬
“Demikianlah, karena sesungguhnya Allah, Dialah yang hak dan sesungguhnya apa saja
yang mereka seru selain dari Allah itulah yang batil…” [QS.Luqman (31):30].

3
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

Allah Yang Maha Kuasa berfirman:

‫ق َو َما أ ُ ِريدُ أَن‬


ٍ ‫ُون }{ َما أ ُ ِريدُ ِم أن ُهم ِمن ِر أز‬
ِ ‫نس ِإ ََّّل لِ َي أعبُد‬ ِ ‫َو َما َخلَ أقتُ أال ِج َّن َو أ‬
َ ‫اْل‬
‫ون‬ ‫يُ أ‬
ِ ‫ط ِع ُم‬
“Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
beribadah kepada-Ku2. Tidaklah Aku menghendaki rezeki sedikitpun dari

Hanya Allah yang patut disembah karena Dialah satu-satunya pencipta sejati dan yang mengatur
ciptaan. Yang mati memerlukan do’a-do’a dari yang hidup dan yang hidup tidak perlu berdoa
kepada yang telah mati. Yang mati tidak memiliki cara untuk memberikan manfaat bagi diri
mereka sendiri atau menghindarkan bahaya dari diri mereka sendiri. Oleh karena itu, mereka
tidak bisa memberikan manfaat kepada orang lain.
Peribadatan mengacu kepada dua hal:
1. Amal Ibadah, yang merujuk pada ketundukan kepada Allah dengan mematuhi perintah-
perintah-Nya dan menghindari larangan-larangan-Nya karena kecintaan kepada-Nya,
mematuhi dan memuliakan.
2. Sarana Ibadah – menurut Syaikh Ibn Taymiyyah – ucapan dan amalan apa saja secara
tersembunyi ataupun secara terbuka yang dicintai Allah dan diridhoi Allah. (al-Qaul al-
Mufid, hal. 9-16).
2
Allah memberitahukan kepada manusia di dalam ayat ini tentang maksud penciptaan mereka.
Untuk menyembah hanya kepada-Nya. Sebagaimana penjelasan Ibnu Katsir: “Beribadah kepada
Allah adalah mematuhi-Nya; menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-
Nya. Ini adalah intisari agama Islaam, karena Islaam bermakna berserah diri kepada Allah
dengan kepatuhan sepenuhnya dan kerendahan hati. (dikutip dari Divine Triumph, hal.13).

Anas ibn Malik rodhiAllahu ‘Anhu meriwayatkan bahwa Nabi ‫ ﷺ‬bersabda:

4
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

mereka dan aku tidak menghendaki supaya mereka memberi-Ku makan3.


[QS.Adz-Dzaariyaat (51): 56-57].

‫شي ٍأئ‬َ ‫ض ِم أن‬ ِ ‫ لَ أو أ َ َّن َل َك َما فِى اأْل َ أر‬:‫عذَابًا يَ أو َم أال ِقيَا َم ِة‬
َ ‫ار‬ ِ َّ‫ِإ َّن هللاُ يَقُ أو ُل ِْل َ أه َو ِن أ َ أه ِل الن‬
‫ أ َ أن‬:‫ص ألبِ آدَ َم‬
ُ ‫ت فِى‬ َ ‫ أ َ َردأتُ ِم أن َك أ َ أه َونَ ِم أن َهذَا َوأ َ أن‬:ُ‫ فَيَقُ أول‬.‫ نَ َع أم‬:ُ‫ت ت َ أفتَدِي ِب ِه؟ فَيَقُ أول‬ َ ‫أَكُ أن‬
َ ‫ش أيئًا فَأَبَي‬
‫أت إَِّلَّ الش أِر َك‬ َ ‫َّلَ ت ُ أش ِر أك بِي‬
“Allah ‫ ﷻ‬berfirman kepada penghuni neraka yang paling ringan siksaannya: “Jika engkau
memiliki semua yang ada di muka bumi, apakah engkau mau menebus dirimu dengannya?. Ia
menjawab: “Ya”. Allah ‫ ﷻ‬berfirman: “Aku menghendaki darimu yang lebih mudah dari ini,
sedang engkau masih berada di sulbi Adam ‘alayhis-salaam, untuk tidak menyekutukan-Ku
dengan sesuatu, namun engkau enggan kecuali berbuat syirik.” [Muttafaqun ‘alayh: Shahih Al-
Bukhari jilid 4, hal. 347, no. 551; HR. al-Bukhari no. 3334, ini adalah lafazhnya].

Walaupun jin dan manusia diciptakan untuk menyembah Allah, mereka diberi kehendak
bebas untuk melakukannya atau tidak melakukannya. Mereka tidak dipaksa untuk beribadah
kepada-Nya.
3
Di dalam ayat ini, Allah menjelaskan bahwa alasan penciptaan jin dan manusia sama sekali
tidak berhubungan dengan bentuk keuntungan apapun yang akan Allah peroleh darinya. Jika
seluruh makhluk menyembah Allah maka itu sama sekali tidak akan bermanfaat bagi-Nya
dengan cara apapun. Demikian juga sebaliknya, jika tidak ada makhluk yang menyembah-Nya,
tidak akan merugikan-Nya sedikit pun.

Adapun kepalsuan Sufi yang terkenal: “Allah seperti harta karun yang ingin ditemukan,
karena itulah Dia menciptakan manusia untuk menemukan-Nya”, menunjukkan kebutuhan dari
sisi Allah, yang tidak dapat diterima. Terlebih lagi, ini menandakan bahwa tujuan penciptaan
manusia adalah untuk menemukan Tuhan, yang jelas-jelas bertentangan dengan teks-teks di
dalam Al-Qur’an.

Manusia dan jin memperoleh manfaat dari peribadatan mereka kepada Allah. Tujuan
utama ibadah adalah agar mereka menyadari akan adanya Allah. Sebagaimana Allah berfirman:

5
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

Dan Dia berfirman:

‫وت ۖ فَ ِم أن ُهم َّم أن‬


َ ‫غ‬ َّ ‫اجتَنِبُوا‬
ُ ‫الطا‬ َّ ‫وَّل أ َ ِن ا أعبُدُوا‬
‫َّللاَ َو أ‬ ً ‫س‬ُ ‫َولَقَ أد بَ َعثأنَا فِي ُك ِل أ ُ َّم ٍة َّر‬
‫أف‬َ ‫ظ ُروا َكي‬ ُ ‫ض فَان‬ ِ ‫يروا فِي أاْل َ أر‬ُ ‫ت عَلَ أي ِه الض َََّللَةُ ۚ فَ ِس‬‫َّللا ُ َو ِم أن ُهم َّم أن َحقَّ أ‬
َّ ‫َهدَى‬
َ‫عا ِق َبةُ أال ُمكَ ِذبِين‬
َ َ‫َكان‬
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rosul 4 pada tiap-tiap umat (untuk
menyerukan):

“…dirikanlah sholat untuk mengingat Aku”. [QS.Thoha (20): 14]. Alasannya adalah ketika
mereka sadar akan keberadaan-Nya, mereka menaati-Nya dan jika mereka melupakan-Nya
mereka tidak mematuhi-Nya.
4
Nabi-Nabi telah dikirim ke seluruh dunia, tetapi, kebanyakan dari nama mereka tidak dikenal
oleh kita saat ini.

Hadits Dari Abiy Umamah, bahwa Abu Dzar bertanya kepada Nabi ‫ﷺ‬, “Berapakah Nabi-Nabi
yang telah dikirim?” Nabi ‫ ﷺ‬pun menjawab: “Jumlah para nabi adalah 124.000 (seratus dua
puluh empat ribu) orang, 315 diantara mereka adalah para Rosul. Banyak sekali.” [HR. Ahmad
dan Al-Baihaqi; Musnad Ahmad, ‘Hadits Syarif ‘CD – no. 21257).
Ada tiga alasan mendasar Allah mengirimkan para Nabi dan para Rosul:
1. Menetapkan bukti terhadap umat manusia bahwa maksud penciptaan mereka telah
disampaikan kepada mereka.

ُّ َ ‫َّللا ُح َّجةب بَ أعد‬


ُ َّ‫الرسُ ِل ۚ َو َكانَ َّللا‬ ِ َّ ‫علَى‬ ِ َّ‫س ًَل ُّمبَش ِِرينَ َو ُمنذ ِِرينَ ِلئ َََّل يَكُونَ ِللن‬
َ ‫اس‬ ُ ‫ُّر‬
ً ‫ع ِز‬
‫يزا َح ِكي ًما‬ َ
6
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

‘Sembahlah Allah (saja)5, dan jauhilah beribadah kepada Thoghut-Thoghut

“Rosul-rosul sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya
tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul
itu…” [QS.An-Nisa (4): 165].
2. Kemurahan hati Allah dimana kitab-kitab suci diterangkan dan dicontohkan. Baik umat
manusia maupun Jin tidak dibiarkan untuk mengikuti nurani mereka, mewahyukan
pengetahuan tentang mana yang benar dan mana yang salah.

َ‫َاك ِإ ََّّل َرحأ َمةً ِل أل َعالَمِين‬


َ ‫س ألن‬
َ ‫َو َما أ َ أر‬
“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta
alam.” [QS.Al-Anbiya (21): 107].
3. Penjelasan jalan yang meuju Allah. Karena umat manusia tidak mengetahui secara
terperinci apa saja yang wajib bagi mereka dalam pandangan Allah kecuali dengan jalan
para Nabi.

5
Semua nabi menyampaikan risalah tunggal; bahwa umat manusia dan jin harus menyembah
Allah saja. Agama yang Allah perkenalkan kepada Adam, manusia pertama dan nabi pertama,
adalah sama dengan yang diperkenalkan kepada seluruh nabi setelahnya sampai nabi terakhir,
Muhammad (‫)ﷺ‬. Kebutuhan dasar rohani, emosi, jasmani, psikologis umat manusia tidak
berubah dan tidak akan pernah berubah. Terdapat beberapa variasi dalam hukum-hukum sesuai
keperluan, tetapi dasar agama Islaam dengan intisarinya yakni Tauhid tetaplah sama.

7
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

itu",6 7 maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh
Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan
baginya. 8 Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah

6
Kata Thoghut berasal dari Tughyaan, yang makna aslinya berarti “melampaui batas”.
‘Umar ibn al-Khoththob menyebutkan bahwa artinya adalah “setan”, Jaabir ibn Abdillaah
mengatakan bahwa yang dimaksud adalah “ahli nujum (peramal) dimana jin jahat biasa
menghinggapi”, dan Imaam Maalik menjelaskannya sebagai “Apa pun yang disembah selain
Allah, Yang Maha-kuasa”. Semua ini adalah sedikit contoh mengenai thooghut (Divine Triumph,
hal.15). Definisi hukum yang paling menyeluruh tentang Thoghut adalah dari Ibn al-Qoyyim:
“Apapun yang makhluk melampaui batas dalam mengikutinya, memujanya, atau mematuhinya”.
Yang dimaksudkan disini adalah siapa yang puas dengannya atau dianggap sebagai Thoghut
relatif terhadap kepada siapa yang mengikutinya, menyembahnya atau menaatinya. Contoh
‘mengikuti’ yang melampaui batas adalah dalam mempercayai peramal, tukang sihir, dan ulama
yang jahat; dalam ‘pemujaan’ yang melampaui batas adalah kasus berhala [orang-orang seperti
Fir’aun, Father Divine (AS) dan Sai Baba (India) yang mengklaim sebagai Tuhan]; ‘mematuhi’
yang melampaui batas adalah kepatuhan kepada penguasa yang meninggalkan keta’atan kepada
Allah [Mengutip di al-Qoul al-Mufid, hal. 19].
7
Memuja Allah mengharuskan penolakan terhadap Tuhan palsu yang disembah karena
keyakinan terhadap Allah menjadi batal bila ada yang lain yang disembah bersamaan dengan-
Nya. Allah ‫ ﷻ‬menegaskan keharusan ini dalam firman-Nya:

… ‫ام لَ َها‬
َ ‫ص‬َ ‫س َك ِب أالعُ أر َو ِة أال ُوثأقَ َٰى ََّل ان ِف‬
َ ‫اّلِل فَقَ ِد ا أست َ أم‬ َّ ‫… فَ َمن َي أكفُ أر ِب‬
ِ ‫الطاغُو‬
ِ َّ ‫ت َويُؤأ ِمن ِب‬
“Maka itu siapa saja yang ingkar kepada Thoghut dan beriman kepada Allah, maka
sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan
putus.” [QS.Al-Baqoroh (2): 256].
8
Beberapa orang menerima risalah tersebut dan Allah dengan penuh kasih sayang menuntun
mereka, sedang yang lain menolaknya dan Allah dengan adil membiarkan mereka dalam
kesesatan. Menuntun mereka yang menolak risalah bisa dianggap bermurah hati, tetapi tentu hal

8
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).”9


[QS.An-Nahl (16): 36] 10

Dan Dia berfirman:

‫سانًا ۚ ِإ َّما َي أبلُغ ََّن ِعندَ َك أال ِك َب َر‬ َ ‫ض َٰى َرب َُّك أ َ ََّّل ت َ أعبُدُوا ِإ ََّّل إِيَّاهُ َوبِ أال َوا ِلدَي ِأن ِإ أح‬ َ َ‫َوق‬
ٍ ُ ‫أ َ َحدُ ُه َما أ َ أو ِك ََل ُه َما فَ ََل تَقُل لَّ ُه َما أ‬
‫ف َو ََّل ت َ أن َه أر ُه َما َوقُل لَّ ُه َما قَ أو ًَّل َك ِري ًما‬
‫يرا‬ َ ‫ار َح أم ُه َما َك َما َربَّ َيانِي‬
ً ‫ص ِغ‬ ‫ب أ‬ َّ َ‫ض لَ ُه َما َجنَا َح الذُّ ِل ِمن‬
ِ ‫الر أح َم ِة َوقُل َّر‬ ‫َو أ‬
‫اخ ِف أ‬
“Dan Robmu telah menetapkan11 supaya kamu jangan menyembah selain

itu tidak adil. Akan menjadi sama saja mereka yang secara taat menerima risalah dengan mereka
yang berdosa karena menolaknya.
9
Bepergian untuk menyaksikan reruntuhan peradaban-peradaban sebelumnya seperti di Mesir,
Mesopotamia, Babilonia, Yunani, Roma, Petra, suku Aztec dan Inca di Amerika Tengah dan
Selatan, dll, dan mengagumi mereka tidak dibenarkan dalam Islaam. Dalam ayat ini Allah
memberikan alasan yang benar dalam mengeluarkan kekayaan dan waktu kita untuk
mengunjungi reruntuhan tersebut; untuk bercermin pada konsekuensi menolak alasan penciptaan
kita; untuk bercermin pada bagaimana Allah telah mengecilkan peradaban-peradaban yang tidak
beriman menjadi reruntuhan tidak bernyawa; untuk bercermin pada betapa mereka tampak hebat
pada masanya, namun mereka tidak abadi.
10
Relevansi ayat ini dengan “Kitab Tauhid” adalah ayat tersebut menunjukkan bahwa semua
Nabi berada dalam satu tujuan dalam mengajak kepada Tauhid dan itulah yang menjadi misi
diutusnya mereka.
11
Ketetapan Allah (qodho) ini ada dua tipe:
1. Ketetapan Hukum (qodho syar’i) = Ketetapan ini mungkin terjadi pada seseorang yang
telah ditetapkan atasnya mungkin juga tidak terjadi, dan ketetapan itu hanya meliputi apa-
apa yang diridhoi Allah. Misalnya, Yang Maha-kuasa berfirman: “Dan Robmu telah

9
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

menetapkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia…” [QS.Al-Isroo’ (17): 23]
‘menetapkan’ yang dimaksud disini adalah ‘membuat hukum’ atau ‘memerintahkan’, dll.
2. Ketetapan Kehendak (qodho kauniyah) = Ketetapan ini pasti terjadi, dan meliputi apa
yang disukai Allah maupun yang tidak disukai-Nya. Misalnya, Yang Maha-kuasa
berfirman:

ً ‫ض َم َّرتَي ِأن َولَتَ أعلُ َّن عُلُوا َك ِب‬


‫يرا‬ ِ ‫يل فِي أال ِكتَا‬
ِ ‫ب لَت ُ أف ِسد َُّن فِي أاْل َ أر‬ َ ‫ض أينَا ِإ َل َٰى بَنِي ِإس َأرا ِئ‬
َ َ‫َوق‬
“Dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam Kitab itu: "Sesungguhnya
kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali dan pasti kamu akan
menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar". [QS.Al-Isroo’ (17): 4].
Ketetapan disini ialah Kehendak, karena Allah tidak melegalkan kerusakan di Bumi tidak
pula menyukainya.

Ketetapan yang menjadi perdebatan.


Jika menjadi perdebatan, berdasarkan perbedaan yang disebutkan diatas, jelas bahwa
Allah menakdirkan di dalam makhluk-Nya apa-apa yang tidak Dia sukai; bagaimana bisa terjadi?
Tanggapannya adalah bahwa apa-apa yang disukai bisa jadi disukai karena dirinya sendiri atau
bisa juga karena faktor-faktor diluar dirinya. Apa-apa yang disukai di luar dirinya bisa jadi
sebenarnya tidak disukai, tetapi menjadi disukai karena terdapat hikmah atau manfaat yang dapat
diambil darinya. Oleh karena itu, menjadi disukai dari satu perspektif dan tidak disukai dari
perspektif lain. Misalnya, Bani Israil melakukan kerusakan di muka Bumi adalah dibenci oleh
Allah, karena Allah tidak menyukai kerusakan ataupun yang merusaknya. Akan tetapi, karena
beberapa akibat yang bijaksana yang disukai Allah dari kerusakan mereka, maka terjadilah
ketetapan tersebut. [Seperti firman-Nya: “… Dan seandainya Allah tidak menggagalkan
(keganasan) sebagian umat manusia dengan sebagian yang lain, pasti rusaklah bumi
ini…”; QS.Al-Baqoroh (2): 251]. Serupa dengan hal ini adalah kelaparan, kemandulan,
penyakit, dan kemiskinan, karena Allah tidak suka membuat makhluk-makhluk-Nya menderita
dengan salah satu dari cara ini. Sebaliknya, Dia menyukai kemudahan bagi mereka. Akan tetapi,
Dia menetapkan penderitaan bagi mereka karena apa yang akan terjadi sebagai akibat darinya.

10
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

Dia12 dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-

Sehingga hal ini disukai Allah dari satu sisi dan tidak disukai dari sisi yang lain. Allah ‫ﷻ‬
berfirman:

‫ع ِملُوا لَعَلَّ ُه أم‬


َ ‫ض الَّذِي‬ ِ َّ‫ت أ َ أيدِي الن‬
َ ‫اس ِليُذِيقَ ُهم بَ أع‬ َ ‫ساد ُ فِي أال َب ِر َو أالبَحأ ِر بِ َما َك‬
‫س َب أ‬ َ َ‫ظ َه َر أالف‬
َ
َ‫َي أر ِجعُون‬
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan
manusia, sebagaimana Allah membiarkan mereka merasakan sebagian dari apa yang telah
mereka perbuat, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” [QS.Ar-Rum (30): 41].
Seorang yang sakit akan mengambil obat dengan rasa yang paling mengerikan, bentuk yang
menjijikkan, bau yang busuk, tanpa keraguan sedikit pun selama ada kemungkinan untuk
sembuh. Dia membenci rasanya, bentuk dan baunya, tetapi menyukainya karena efek
penyembuhannya. Demikian pula, injeksi, pelaksanaan operasi, kemoterapi, dll, semuanya
mungkin tidak disukai dari satu perspektif tetapi disukai dari perspektif lain. [al-Qoul al-Mufid,
hal. 20-22].
12
Kalimat “Dan Robmu telah menetapkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia”,
mengandung perubahan halus yang sulit dijelaskan dalam terjemahan Indonesia. Nabi (‫)ﷺ‬
disebutkan dalam frase ‘Tuhanmu’ (Robbuka) dengan kata ganti orang kedua tunggal ‘ka’ dan
pengikutnya disebutkan dalam kalimat ‘kamu menyembah’ (ta’budu) sebagai bentuk kata kerja
orang kedua jamak. Perubahan penyebutan ini untuk memperkuat prinsip umum bahwa apapun
yang ditujukan kepada Nabi (‫ )ﷺ‬adalah untuk dirinya dan juga para pengikutnya, kecuali bila ada
penjelasan khusus. Perubahan penyebutan ini juga menegaskan bahwa Nabi (‫ )ﷺ‬bukanlah
‘Tuhan’, tetapi pelayan Tuhan. Kemudian masuknya dia ke dalam perintah kelompok tersebut
‘…kamu jangan menyembah selain Dia…’, memperkuat bahwa dia adalah seorang hamba dan
bukan obyek untuk disembah. [al-Qoul al-Mufid, hal. 22].
Bagian ayat ini juga berisi relevansi seluruh ayat dengan Bab ini. Bab ini berisi
penjelasan dasar tentang Tauhid yang terdiri baik itu penyangkalan pemujaan terhadap Tuhan
palsu dan pengakuan terhadap penyembahan yang benar.

11
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

baiknya. 13 Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai


berumur lanjut dalam pemeliharaanmu maka sekali-kali janganlah kamu

13
Istilah Bahasa Arab waalidaan (orang tua) termasuk bapak dan ibu demikian juga kakek-nenek
dan moyang. Penyebutan kewajiban kepada orang tua setelah ketetapan tentang ibadah
menunjukkan bahwa yang paling penting setelah hak Allah adalah hak orangtua. Hak Nabi sudah
termasuk di dalam hak Allah karena Allah tidak mungkin dapat disembah dengan benar tanpa
petunjuk-petunjuk dari Nabi (‫)ﷺ‬. [al-Qoul al-Mufid, hal. 23].
Ada banyak hadits yang menekankan pentingnya kebaikan dan kepatuhan kepada orang
tua dan hak-hak mereka atasnya.

َ َ‫ع أن أ َ ِبي هُ َري َأرة‬


ِ ‫ع أن النَّ ِبي‬ َ ‫ع أن أ َ ِبي ِه‬
َ ‫ع أن سُ َه أي ٍل‬ َ َ‫ع َوانَة‬ َ ‫ان أب ُن َف ُّرو َخ َحدَّثَنَا أَبُو‬ ُ َ‫ش أيب‬ َ ‫َحدَّثَنَا‬
‫ال‬ ِ َّ ‫ف قِي َل َم أن يَا َرسُو َل‬
َ َ‫َّللا ق‬ ُ ‫ف ث ُ َّم َر ِغ َم أَ أن‬
ُ ‫ف ث ُ َّم َر ِغ َم أَ أن‬ُ ‫سلَّ َم قَا َل َر ِغ َم أَ أن‬
َ ‫علَ أي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ َ
َ‫َم أن أَدأ َر َك أ َ َب َو أي ِه ِع أندَ أال ِك َب ِر أ َ َحدَهُ َما أ َ أو ِكلَ أي ِه َما فَلَ أم َيدأ ُخ أل أال َجنَّة‬
“Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Nabi ‫ ﷺ‬bersabda, “Terhinalah, kemudian
terhinalah, kemudian terhinalah.” Ditanyakan kepada beliau, “Siapa wahai Rasulullah?” Beliau
bersabda, “Sesiapa yang mendapati orangtuanya dalam usia lanjut, salah satunya atau
keduanya, akan tetapi tidak dapat membuatnya masuk surga.” [Shohih Muslim no. 2552;
Shohiih Muslim, jilid. 4, hal. 1358, no. 6189].
Abdurrahman ibn Abu Bakroh meriwayatkan bahwa Ayahnya mengatakan:

‫حدثنا مسدد حدثنا بشر بن المفضل حدثنا الجريري عن عبد الرحمن بن أبي بكرة عن‬
‫أبيه رضي هللا عنه قال قال النبي صلى هللا عليه وسلم أَّل أنبئكم بأكبر الكبائر ثَلثا‬
‫قالوا بلى يا رسول هللا قال اْلشراك باهلل وعقوق الوالدين وجلس وكان متكئا فقال أَّل‬
‫وقول الزور قال فما زال يكررها حتى قلنا ليته سكت وقال إسماعيل بن إبراهيم حدثنا‬
‫الجريري حدثنا عبد الرحمن‬

12
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu


membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. 14
Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh
kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Robku, kasihilah mereka keduanya,
sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil” [QS.Al-Isroo’
(17): 23-24].

Dan Dia berfirman:

‫سانًا َو ِب ِذي أالقُ أر َب َٰى َو أاليَتَا َم َٰى‬ َ ‫ش أيئًا ۖ َو ِب أال َوا ِلدَي ِأن إِ أح‬
َ ‫َّللاَ َو ََّل ت ُ أش ِر ُكوا ِب ِه‬
َّ ‫َوا أع ُبدُوا‬
‫سبِي ِل‬َّ ‫ب َواب ِأن ال‬ ِ ‫ب ِب أال َجن‬ِ ‫اح‬
ِ ‫ص‬ َّ ‫ب َوال‬ ِ ُ‫ار أال ُجن‬ ِ ‫ار ِذي أالقُ أربَ َٰى َو أال َج‬ِ ‫ين َو أال َج‬ َ ‫َو أال َم‬
ِ ‫سا ِك‬
‫ورا‬ َّ ‫ت أ َ أي َمانُ ُك أم ۗ إِ َّن‬
ً ‫َّللاَ ََّل يُ ِحبُّ َمن َكانَ ُم أخت َ ًاَّل فَ ُخ‬ ‫َو َما َملَكَ أ‬

“Suatu ketika kami berada di samping Rasulullah ‫ﷺ‬, kemudian beliau bersabda, “Maukah aku
kabarkan kepada kalian dosa-dosa besar yang paling besar?”-beliau mengucapkannya
sebanyak tiga kali-. “Berbuat syirik kepada Allah, durhaka kepada kedua orang tua, dan
bersaksi palsu atau berkata dusta.” Saat itu beliau bersandar kemudian beliau duduk. Beliau
masih saja mengulang-ulang sabdanya sampai-sampai kami berkata kalau seandainya beliau
diam”. [Shohiih Muslim jilid 1 hal.52, nomor 158; HR. Muslim, no 126].
Penekanan yang luar biasa diberikan atas kewajiban kepada orang tua karena hal ini
adalah rantai terakhir yang menyatukan keluarga. Jika rusak, maka pondasi paling dasar di dalam
masyarakat hancur. Di antara tanda-tanda Hari Akhir yang disebutkan Nabi (‫ )ﷺ‬dalam hadits
Jibril adalah “ketika wanita-wanita budak melahirkan majikan mereka” yang oleh sebagian
Ulama diartikan sebagai anak-anak akan tumbuh dan memperlakukan Ibu mereka seperti budak-
budak mereka.
14
Kata-kata lembut dan menyenangkan yang diucapkan dengan tenang dan dengan cara yang
menyenangkan.

13
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan


sesuatu pun. 15 Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-
kerabat,16 anak-anak yatim, 17 orang-orang miskin, tetangga yang dekat, dan
tetangga yang jauh, dan teman sejawat, 18 penjelajah, 19 dan hamba
sahayamu.20 Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong
dan membangga-banggakan diri.”21 [QS.An-Nisa (4): 36].

15
‘Sesuatu pun’ disini, bukan hanya para Nabi, malaikat, wali, dll, tetapi secara mutlak apa saja
urusan yang ada di dunia ini. Jika dunia ini menjadi perhatian terbesar bagi seorang manusia,
maka dunia menjadi tuannya dan ia menjadi budak serta penyembahnya. Abu Hurairah mengutip
bahwa Nabi (‫ )ﷺ‬telah bersabda:

‫تعس عبد الدينار والدرهم والقطيفة إن أعطي رضي وإن لم يعط لم يرض‬
"Binasalah (semoga binasa) hamba dinar, dirham, kain tebal dan sutra. Jika diberi maka ia
ridha jika tak diberi maka ia tak ridha." [Shohiih Bukhori jilid 4, hal.88, no.137].
16
Dalam terminologi Islam - Arab “kerabat” adalah mereka yang memiliki kakek moyang yang
sama (al-Qawl al-Mufid, p. Ed, p. 24)
17
Istilah Bahasa Arab “yatim” merujuk pada seorang anak yang bapaknya sudah meninggal.
18 Ungkapan ini bisa merujuk pada pasangan hidup ataupun seorang teman bepergian.
19
Seorang musafir yang bekalnya telah habis dan menjadi terdampar.
20 “Hamba sahayamu” termasuk budak dan binatang, keduanya harus diperlakukan dengan baik
hati.
21
Kalimat terakhir ini menunjukkan bahwa salah satu penyebab utama orang-orang tidak
mengerjakan perintah Allah dalam hal peribadatan dan tanggung jawab sosial adalah
kesombongan.

14
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

Dan Dia berfirman:

َ ‫ش أيئًا ۖ َوبِ أال َوا ِلدَي ِأن إِحأ‬


‫سانًا ۖ َو ََّل ت َ أقتُلُوا‬ َ ‫علَ أيكُ أم ۖ أ َ ََّّل ت ُ أش ِركُوا بِ ِه‬َ ‫قُ أل تَعَالَ أوا أَتأ ُل َما َح َّر َم َربُّكُ أم‬
َ ‫ظ َه َر ِم أن َها َو َما َب‬
ۖ َ‫طن‬ َ ‫ش َما‬ َ ‫اح‬ ِ ‫حأن ن أَر ُزقُكُ أم َو ِإيَّاهُ أم ۖ َو ََّل ت َ أق َربُوا أالفَ َو‬
ُ َّ‫ق ۖ ن‬ َ ‫أ َ أو ََّلدَكُم ِم أن ِإ‬
ٍ ‫مَل‬
َّ ‫ق ۚ َٰذَ ِلكُ أم َو‬
َ‫صاكُم ِب ِه لَ َعلَّكُ أم ت َ أع ِقلُون‬ ِ ‫َّللاُ ِإ ََّّل ِب أال َح‬
َّ ‫س الَّ ِتي َح َّر َم‬
َ ‫َو ََّل ت َ أقتُلُوا النَّ أف‬
‫َي أبلُ َغ أَشُدَّهُ ۖ َوأ َ أوفُوا أال َك أي َل‬
‫س ُن َحت َّ َٰى‬َ ‫ي أ َ أح‬ َ ‫َو ََّل ت َ أق َربُوا َما َل أاليَ ِت ِيم ِإ ََّّل ِبالَّ ِتي ِه‬
‫قُ ألت ُ أم فَا أع ِدلُوا َولَ أو َكانَ ذَا‬ ‫سا ِإ ََّّل ُو أس َع َها ۖ َو ِإذَا‬ ً ‫ف نَ أف‬ ُ ِ‫َو أال ِميزَ انَ ِب أالقِ أس ِط ۖ ََّل نُ َكل‬
َّ ‫َّللاِ أ َ أوفُوا ۚ َٰذَ ِلكُ أم َو‬
‫صا ُكم ِب ِه لَ َعلَّكُ أم تَذَ َّك ُرو َن‬ َّ ‫قُ أر َب َٰى ۖ َوبِ َع أه ِد‬
ۚ ‫س ِبي ِل ِه‬ ُّ ‫ص َرا ِطي ُم أستَقِي ًما َفات َّ ِب ُعوهُ ۖ َو ََّل تَت َّ ِب ُعوا ال‬
َ ‫سبُ َل فَتَفَ َّرقَ ِبكُ أم‬
َ ‫عن‬ ِ ‫َوأ َ َّن َٰ َهذَا‬
‫صا ُكم بِ ِه لَعَلَّ ُك أم تَتَّقُو َن‬ َّ ‫َٰذَ ِل ُك أم َو‬
“Katakanlah: "Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh
Tuhanmu yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia,
berbuat baiklah terhadap kedua orangtua, dan janganlah kamu membunuh
anak-anak kamu karena takut kemiskinan, 22 Kami akan memberi rezeki

22
Takut miskin disebutkan karena merupakan alasan paling umum untuk membunuh anak-anak
di zaman jahiliyah. Hal ini tetap menjadi alasan umum aborsi pada masa ini, juga klaim para
orangtua bahwa lahirnya anak akan mengurangi jatah bagi anak-anak yang sebelumnya.
Abdullah ‘ibn Mas’ud meriwayatkan bahwa seorang lelaki pernah bertanya: ‘Yaa
Rasulullah! Apa dosa yang paling besar dalam pandangan Allah?’ Nabi menjawab: ‘bahwa
engkau membuat sekutu bagi Allah meskipun faktanya Dia-lah yang menciptakanmu’. Lelaki itu
bertanya kembali: ‘Apa berikutnya?’ Nabi menjawab: ‘engkau membunuh anak-anakmu karena
takut kalau-kalau dia akan mengambil makananmu’. Lelaki tadi bertanya kembali: ‘Apa
berikutnya?’ Nabi menjawab: ‘engkau melakukan perzinaan dengan istri tetanggamu’. Dan
Allah, Yang Maha-kuasa dan Mulia memberi bukti tentangnya: “Dan orang-orang yang

15
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

kepadamu dan kepada mereka, dan janganlah kamu mendekati 23 perbuatan-


perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang

menyembah Tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan
Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina…” [QS.al-
Furqoon (25): 68-70].
23
Ini adalah larangan yang lebih kuat daripada menyebutkan untuk tidak melakukan perbuatan
khusus karena ia juga melarang perbuatan-perbuatan dan hal-hal yang bisa menggiring kepada
perbuatan yang terlarang. Karenanya, Allah memerintahkan pria dan wanita untuk merendahkan
pandangan dan menghindari saling menatap. “Katakanlah kepada orang laki-laki yang
beriman: ’Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya;
yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
apa yang mereka perbuat’. Katakanlah kepada wanita yang beriman: ’Hendaklah mereka
menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya’.” [QS. An-Nuur (24): 30-31]. Nabi
(‫ )ﷺ‬juga menyatakan bahwa mengenakan wewangian adalah pelacur sampai dia pulang. [Jami’
Ash-Shogiir, jilid l. hal.3, no. 2971], As-Suyuti mengatakan hadits Shohiih). Islaam melarang
pria dan wanita, yang bisa saling menikahi, untuk berdua-dua-an.

‫ قَا َل‬. ‫أت أال َح أم َو‬


َ ‫َّللا أ َ َف َرأَي‬
ِ َّ ‫ول‬
َ ُ‫ار يَا َرس‬
ِ ‫ص‬َ ‫ال َر ُج بل مِنَ اْل َ أن‬
َ ‫اء فَ َق‬
ِ ‫س‬َ ِ‫ع َلى الن‬ َ ‫إِيَّاكُ أم َوالدُّ ُخ‬
َ ‫ول‬
ُ‫أال َح أم ُو أال َم أوت‬
Dari ‘Uqbah bin ‘Amir rodhiyAllahu ‘anhu bahwa Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda, “Berhati-hatilah
kalian masuk menemui wanita.” Lalu seorang laki-laki Anshar berkata, “Wahai Rasuulullooh,
bagaimana pendapat Anda mengenai ipar?” Nabi pun menjawab, “Hamwu (ipar) adalah maut.”
[Shohiih Al Bukhori jilid 7 hal.119, no.159; HR. Bukhari no. 5232 dan Muslim no. 2172].
Nabi juga bersabda:

ُ ‫ط‬
‫ان‬ َّ ‫َّلَ يَ أخلُ َو َّن َر ُج بل ِبا أم َرأَةٍ ِإَّلَّ َكانَ ثَا ِلث َ ُه َما ال‬
َ ‫ش أي‬
“Tidaklah sekali-kali seorang lelaki berkhalwat dengan seorang wanita, melainkan yang
ketiganya adalah setan.” [Sunan At-Tirmidzi, CD hadits syarif no.1091].

16
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah


(membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar". 24 Demikian

Berjabat tangan antara pria dan wanita yang boleh menikah juga dilarang. Nabi
Muhammad ‫ ﷺ‬juga bersabda:

َّ ‫ُط َعنَ فِي َر أأ ِس َر ُج ٍل ِب ِم أخيَطٍ ِم أن َحدِي ٍد َخي بأر لَهُ ِم أن أَ أن يَ َم‬


ُ‫س أام َرأَةً َّل ت َِح ُّل لَه‬ ‫ْل َ أن ي أ‬

“Ditusuknya kepala seseorang dengan pasak dari besi, sungguh lebih baik baginya daripada
menyentuh wanita yang bukan mahramnya.” [Kitab Imam As-Suyuti Al-Jami’ Ash-Shoghir, no.
7216 & Kitab Haytami Mujma’ Al Zawa’id, no. 7718].
Semua larangan ini adalah untuk menutup pintu yang menuntun kepada kerusakan dan dosa.
24
“sebab yang benar” untuk membunuh adalah yang telah Allah jabarkan dan hak yang
menyimpang adalah yang tidak sesuai dengan syari’ah.

‫َّللاِ صلى هللا عليه وسلم ( ََّل يَ ِح ُّل دَ ُم‬ َّ َ ‫ال َرسُو ُل‬ َ َ‫ع أن اِب ِأن َم أسعُو ٍد رضي هللا عنه ق‬
َ ‫ َق‬:‫ال‬ َ
,‫لزانِي‬ ُ ِ‫ اَلثَّي‬:ٍ‫ إِ ََّّل بِإِحأ دَى ث َ ََلث‬,ِ‫َّللا‬
َّ َ ‫ب ا‬ َّ َ ‫ َوأَنِي َرسُو ُل‬,ُ‫َّللا‬
َّ َ ‫ئ ُم أس ِل ٍم; يَ أش َهد ُ أ َ أن ََّل إِلَهَ إِ ََّّل‬
ٍ ‫اِ أم ِر‬
‫علَيأه‬ َ ‫ار ُق ِل أل َج َما‬
َ ‫ع ِة ) ُمتَّفَ بق‬ ِ َ‫اركُ ِلدِي ِن ِه; ا َ أل ُمف‬
ِ َّ ‫ َوالت‬,‫س ِبال َّن أف ِس‬
ُ ‫َوالنَّ أف‬
“Dari Ibnu Mas'ud RodhiyAllahu 'anhu bahwa Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda: "Tidak halal darah
seorang muslim yang bersaksi bahwa tiada Rob selain Allah dan bahwa aku adalah Utusan
Allah, kecuali salah satu dari tiga orang: janda yang berzina, pembunuh orang dan orang yang
meninggalkan agamanya berpisah dari jama'ah." [Muttafaq Alayh; Shohiih Muslim, jilid. 3,
hal. 898-9, no. 4152].
Tambahan –Secara hukum membunuh siapa pun adalah dosa besar, apapun alasannya.
Fenomena “pembunuhan untuk martabat” yang biasa terjadi di Yordania dan Pakistan tidaklah
dibenarkan dalam Islaam. Itu adalah bagian dari budaya musyrik yang diwarisi orang-orang
tersebut dan dipertahankan secara salah atas nama Islaam.
Juga harus diperhatikan bahwa argumen teroris yang membenarkan membunuh wanita
dan anak-anak tidak berdosa karena musuh telah membunuh wanita dan anak-anak Muslim,

17
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

adalah salah. Islaam mempunyai peraturan untuk konflik militer yang harus dipatuhi, terlepas
dari apa yang telah dilakukan oleh musuh.
1. Ibn Umar menceritakan bahwa seorang wanita ditemukan terbunuh pada salah satu
pertempuran, oleh sebab itu Nabi (‫ )ﷺ‬melarang pembunuhan wanita dan anak.

ُ ‫ فَ َن َهى َر‬، ‫سلَّ َم‬


ِ ‫س أو ُل‬
‫هللا‬ َ ُ‫صلَّى هللا‬
َ ‫علَ أي ِه َو‬ َ ‫هللا‬
ِ ‫َازي َرسُ أو ِل‬ِ ‫ض َمغ‬ ِ ‫ُو ِجدَتِ أام َرأَة ب َم أقتُولَةب فِي َب أع‬
‫ان‬
ِ َ‫الص أبي‬
ِ ‫اء َو‬
ِ ‫س‬ َ ‫علَ أي ِه َو َسلَّ َم‬
َ ‫ع أن قَتأ ِل ال ِن‬ َ ُ‫صلَّى هللا‬
َ
[Shohiih Al Bukhari, jilid 4, hal. 159, no. 257 & 258; dan Shohiih Muslim, jilid 3, hal.
946, no. 4319 & 4320].
2. Muslim dilarang untuk berkhianat kepada mereka yang telah dijamin perlindungan.
Misalnya, dibawah bendera putih, atau selama gencatan senjata. Nabi (‫ )ﷺ‬mengatakan:
“janganlah berkhianat…” [Shohiih Muslim, jilid 3, hal. 943, no. 4294].
Hadits dari Nafi’:

َ‫َّللاُ اْل َ َّولِين‬


َّ ‫ « ِإذَا َج َم َع‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫َّللا‬ ِ َّ ‫سو ُل‬ ُ ‫ال َر‬ َ َ‫ال ق‬ َ َ‫ع َم َر ق‬ ُ ‫ع ِن اب ِأن‬
َ
‫غدأ َرة ُ فَُلَ ِن ب ِأن فَُلَ ٍن‬ َ ‫اآلخ ِرينَ يَ أو َم أال ِقيَا َم ِة يُ أرفَ ُع ِلكُ ِل غَاد ٍِر ِل َوا بء فَ ِق‬
َ ‫يل َه ِذ ِه‬ ِ ‫َو‬
“… akan diangkat tingi-tinggi tanda bagi setiap pelanggar janji (pengkhianat), seraya
dikatakan, “Ini adalah pengkhianatan si fulan bin fulan.” [Shohiih Al-Bukhari, jilid 8,
hal. 128, no. 196 ; dan Shohiih Muslim, jilid 3, hal. 944, no. 4301].
3. Membakar musuh dengan api (contoh: menggunakan pelempar api) tidaklah dibolehkan
berdasarkan pernyataan Nabi:

‫ «إِ أن َو َجدأت ُ أم فَُلَنًا َوفَُلَ ًنا‬:‫ث فَقَا َل‬ ٍ ‫سلَّ َم فِي بَ أع‬ َ ُ‫صلَّى هللا‬
َ ‫علَ أي ِه َو‬ ِ َّ ‫بَعَثَنَا َرسُو ُل‬
َ ‫َّللا‬
:‫سلَّ َم ِحينَ أ َ َردأنَا ال ُخ ُرو َج‬ َ ُ‫صلَّى هللا‬
َ ‫علَ أي ِه َو‬ َّ ‫سو ُل‬
َ ِ‫َّللا‬ ُ ‫ال َر‬ ِ َّ‫فَأَحأ ِرقُوهُ َما ِبالن‬
َ َ‫ ث ُ َّم ق‬،»‫ار‬
َّ ‫ب بِ َها ِإ ََّّل‬
‫ فَإ ِ أن‬،ُ‫َّللا‬ َ َّ‫ َو ِإ َّن الن‬،‫« ِإنِي أ َ َم أرتُكُ أم أ َ أن تُحأ ِرقُوا فَُلَنًا َوفَُلَنًا‬
ُ ‫ار َّلَ يُ َع ِذ‬
»‫َو َجدأت ُ ُموهُ َما فَا أقتُلُو ُه َما‬
Rasulullah (‫ )ﷺ‬mengutus kami dalam satu pasukan perang. Beliau bersabda, “Jika kalian
bertemu fulan dan fulan, bunuhlah mereka, tetapi jangan bakar mereka dengan api

18
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

itu yang diperintahkan kepadamu supaya kamu memahami (nya). Dan


janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih
bermanfaat, hingga sampai ia dewasa. Dan sempurnakanlah takaran dan
timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada sesorang
melainkan sekedar kesanggupannya. 25 Dan apabila kamu berkata, maka

karena hanya Allah yang boleh menyiksa dengan api.” [Shohiih Al-Bukhari, jilid 4, hal.
127-128, no.107; HR. Bukhari no.3016].
4. Tidak diperbolehkan memutilasi mayat-mayat musuh seperti yang dilakukan orang
Serbia kepada Muslim selama perang di Bosnia, sebagai contoh.

‫ ا أغ ُز أوا َوَّلَ تَغُلُّ أوا َوَّلَ ت َ أغد ُِر أوا‬،ِ‫سبِي ِأل هللاِ قَاتِلُ أوا َم أن َكفَ َر بِاهلل‬ َ ‫ا أغ ُز أوا بِ ِاس ِأم هللاِ فِ أي‬
‫َوَّلَ ت َ َمثِلُ أوا َوَّلَ ت َ أقتُلُ أوا َو ِل أيدًا‬
Sulaiman ibn Buraydah meriwayatkan dari ayahnya bahwa rasulullah bersabda: “Berperanglah
kalian dengan Nama Allah, di jalan Allah, perangilah orang-orang yang kufur kepada Allah,
perangilah dan janganlah kalian berkhianat, dan janganlah kalian mengingkari janji, dan
janganlah kalian memutilasi, dan janganlah kalian membunuh anak-anak”. [Shohiih Muslim,
jilid 3, hal. 943-944, no. 4294].
25
Maka dari itu, jika seseorang melakukan kesalahan sesudah mengusahakan yang terbaik, dia
tidak disalahkan atau ditegur. [Tafsir Ibn Katsir] sebagaimana Allah juga berfirman: “Maka
bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu...”. [QS.Ath-Thaghabun (16):
102]. Ali ibn Abi Tholib meriwiyatkan bahwa Nabi (‫ )ﷺ‬bersabda:

ِ ‫ص ِبي‬
َّ ‫ع ِن ال‬
َ ‫ َو‬،‫ظ‬ َ ‫ َو‬، َ‫ع ِن أال َمجأ نُ أو ِن َحتَّى يَ ِفيأق‬
َ ‫ع ِن ال َّنائِ ِم َحتَّى يَ أست َ أي ِق‬ َ ‫ُرفِ َع أالقَلَ ُم‬
َ ،ٍ‫ع أن ثََلَثَة‬
.‫حتَّى يَحأ ت َ ِل َم‬
َ
“Telah terangkat pena dari tiga orang: dari orang gila sampai dia sadar, dari orang yang tidur
sampai dia bangun, dan dari anak kecil sampai dia baligh.” [Sunan Abu Dawud, jilid 3, hal.
1227, no. 4389 dinyatakan shohiih dalam Shohiih Sunan at-Tirmidhi, jilid. 2, hal. 64, no. 1150
and Sahih Sunan ibn Maajah, vol. 1, p. 347, no. 1660].

19
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

hendaklah kamu berlaku adil, 26 kendatipun ia adalah kerabat(mu), dan


penuhilah janji Allah. 27 Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu
agar kamu ingat. Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku
yang lurus, 28 maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan

Karena prinsip ini, bunuh diri secara mutlak dilarang oleh Rob. “…Dan janganlah kamu
membunuh dirimu …”. [QS.An-Nisa (4): 29]. Hukumannya adalah hukuman kekal/abadi di
Neraka menurut banyak dari pernyataan Nabi (‫ )ﷺ‬sebagai ganjarannya. Seseorang yang
membunuh dirinya secara umum menganggap bahwa hidup tak dapat dipikul. Mereka merasa
bahwa Allah tidak adil kepada mereka dengan membebani diluar kemampuan mereka. Pikiran
tersebut bertentangan secara langsung dengan janji Allah untuk tidak menindas siapa pun.
“Allah tidak membebani manusia kecuali sesuai kemampuannya” [QS.Al Baqarah (2):
286] Nabi (‫ )ﷺ‬juga mengutip firman Allah mengatakan, “Wahai hamba-hambaKu,
sesungguhnya Aku haramkan kedzholiman bagi diriku, dan Aku jadikan kedzholiman itu
haram pula bagi antara kalian, karena itu janganlah kalian saling mendzholimi.” [HR.
Muslim; Shohiih Muslim Syarh an-Nawawi, op.cit. juz 16 hal. 348, no. 6517; Shohiih Muslim,
jilid Ol. 4, hal. 1365, no. 6246]. Entah dilakukan di bawah “ pembunuhan untuk martabat” atau
“bunuh diri dengan bantuan”, atau “bom bunuh diri”, semua itu pada dasarnya harom di dalam
Islaam. Bunuh diri dengan cara bertahap atau perlahan menggunakan alat, dimana orang
memakan atau melakukan sesuatu yang diketahui pada akhirnya akan membunuhnya, juga
dilarang. Maka dari itu, merokok juga harom di Islaam dalam.
26 Baik itu dalam menjadi hakim di antara orang ataupun memberikan bukti.
27
Ketetapan Allah bahwa hanya Dia sendiri yang disembah dan bahwa hukum-Nya harus ditaati.
28
Al-Faraa dan al-Kasaai mengatakan: “jalan yang lurus adalah agama Islaam”. Maka dari itu,
Allah memerintahkan kita mengikuti jalan yang lurus yang melalui Nabi Muhammad (‫ )ﷺ‬dan
perundang-undangan-Nya; sebuah jalan lurus yang berakhir di Surga. [Divine Triumph, hal. 22].

20
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

(yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalan-Nya.29
Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa.” [QS.Al-
An’aam (6): 151-153].

Ibnu Mas’ud30 berkata:

29
Ibn Mas’ud berkata, Nabi (‫ )ﷺ‬menggambar sebuah garis di tanah lalu mengatakan: ini adalah
jalan yang lurus milik Allah. Lalu Beliau menggambar garis-garis lainnya disebelah kiri dan
kanannya, seraya mengatakan: yang ini adalah jalan di ujung masing-masingnya adalah setan
yang memanggil untuk menuju kesana. Kemudian Beliau membaca dengan lantang: “Dan ini
adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah…” [HR.Ahmad; HR.An-Nasaa-I; HR.Ad-Darimi;
HR.Al-Hakim].
Hadits ini dan hadits lain yang serupa menunjukkan bahwa hanya ada satu cara untuk
mengikuti Islaam; cara Nabi (‫)ﷺ‬. Yang diperkuat oleh hadits adanya tujuh puluh tiga golongan
yang Nabi ‫ ﷺ‬tegaskan akan muncul diantara para pengikutnya, tujuh puluh dua diantaranya
menuju ke Neraka dan hanya satu menuju ke surga. Sewaktu Beliau ditanya mengenai golongan
yang satu ini, Beliau menjawab: “yang aku ikuti hari ini dan para shahabatku [Kashf al-Khafaa,
no. 1001, Tirmidhi menyatakannya sebagai Hasan-Shohiih dan Abu Dawud, Hakim, ibn Hibban
dan Baihaqi mengatakan itu Shohiih]. Karena para shahabat Nabi paling mengetahui “caranya”,
pemahaman mereka mengenai “cara” adalah pengertian paling baik dan paling benar.
Pendekatan ini dalam pemahaman Islaam dinamakan sebagai “jalannya para salaf (pendahulu)”.
30
Abdullah ibn Mas’ud ibn Ghofil al-Ghozali memeluk Islaam pada masa-masa awalnya dan
ikut serta dalam Pertempuran Badr, Uhud, al-Khandaq dan perjanjian Ridhwaan. Beliau adalah
seorang di antara empat orang ahli hukum terkemuka di antara para shahabat, yang semuanya
memiliki nama depan Abdullah. Beliau juga termasuk di antara sepuluh perawi hadits
terkemuka. Umar ibn al-Khoththob mengangkatnya sebagai gubernur Kufah. Beliau wafat pada
tahun 32 Hijriyah.

21
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

“Barangsiapa yang ingin melihat wasiat Muhammad ‫ ﷺ‬yang tertera di


atasnya cincin stempel 31 milik beliau, maka supaya membaca firman Allah
Subhaanahu wata’ala”: “Katakanlah (Muhammad) marilah kubacakan apa
yang diharomkan kepadamu oleh Robmu, yaitu ‘Janganlah kamu berbuat
syirik sedikitpun kepada-Nya…’ hingga firman-Nya: ‘…Sungguh inilah jalan-
Ku berada dalam keadaan lurus, maka ikutilah jalan tersebut, dan janganlah
kalian ikuti jalan-jalan yang lain…’.32”

‫علَى‬ َ -‫صلى هللا عليه وسلم‬- ِ‫َّللا‬ َّ ‫سو ِل‬ ُ ‫ف َر‬ َ ‫ع أن ُمعَا ِذ ب ِأن َجبَ ٍل قَا َل كُ أنتُ ِر أد‬ َ
‫علَى أال ِعبَا ِد َو َما َح ُّق‬ َّ ‫عفَي بأر قَا َل فَقَا َل « َيا ُم َعاذ ُ ت َ أد ِرى َما َح ُّق‬
َ ِ‫َّللا‬ ُ ُ ‫ار يُقَا ُل لَه‬
ٍ ‫ِح َم‬
‫علَى أال ِعبَا ِد‬ َّ ‫ قَا َل « فَإ ِ َّن َح َّق‬.‫سولُهُ أ َ أعلَ ُم‬
َ ِ‫َّللا‬ َّ ُ‫ قَا َل قُ ألت‬.» ِ‫َّللا‬
ُ ‫َّللاُ َو َر‬ َ ‫أال ِعبَا ِد‬
َّ ‫علَى‬
31
Warisan Nabi (‫ )ﷺ‬diibaratkan dengan buku bersegel dimana tidak ada satu huruf pun yang
diganti atau dirubah. Nabi (‫ )ﷺ‬menginstruksikan kaum Muslimin untuk berpegang teguh kepada
Kitab Allah:

‫ كتاب هللا‬.‫وقد تركت فيكم ما لن تضلوا بعده إن اعتصمتم به‬


“Sungguh telah aku tinggalkan kepada kalian yang jika kalian berpegang teguh kepadanya,
niscaya tidak akan tersesat: Kitabullah” [Shohiih Muslim, jilid 2, hal. 612, no. 2803; Shohiih
Muslim no. 1218].
32
Sunan Tirmidzi; CD Hadits Syarif no.2996; Abu Isa menyebutnya sebagai Hasan Ghorib.

22
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

‫ب‬َ ‫ع َّز َو َج َّل أ َ أن َّلَ يُ َع ِذ‬ َّ ‫علَى‬


َ ِ‫َّللا‬ َ ‫َّللاَ َوَّلَ يُ أش ِر ُكوا ِب ِه شَ أيئًا َو َح ُّق أال ِعبَا ِد‬
َّ ‫أ َ أن يَ أعبُدُوا‬
َ‫اس قَا َل « َّل‬ َ َّ‫َّللاِ أَفََلَ أُبَ ِش ُر الن‬
َّ ‫سو َل‬ ُ ‫ قَا َل قُ ألتُ يَا َر‬.» ‫ش أيئًا‬ َ ‫َم أن َّلَ يُ أش ِركُ بِ ِه‬
» ‫ت ُ َب ِش أر ُه أم فَيَت َّ ِكلُوا‬
Dari Mu’adz bin Jabal,33 ia berkata, “Aku pernah membonceng Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam di atas keledai yang diberi nama ‘Ufair. 34 Beliau
bertanya, “Wahai Mu’adz, tahukah engkau apa hak Allah yang wajib ditunaikan
oleh hamba dan apa hak hamba yang akan Allah tunaikan?”35 Mu’adz berkata,

33
Mu’adz berasal dari suku Khozroj Madinah dan memeluk Islaam di masa kanak -kanaknya.
Beliau adalah salah satu yang berbai’at kepada Nabi (‫ )ﷺ‬pada perjanjian ‘Aqobah pertama.
Beliau berpartisipasi dalam perang Badr dan pertempuran-pertempuran lainnya bersama Nabi
(‫ )ﷺ‬dan termasuk diantara ahli ilmu dan ahli tafsir Al-Qur’an terkemuka di kalangan para
shahabat Nabi (‫)ﷺ‬. Nabi (‫ )ﷺ‬diriwayatkan telah berkata tentangnya, “Mu’adz akan dihidupkan
kembali pada Hari Perhitungan satu langkah di depan para ‘Ulama”. Mu’adz ditunjuk sebagai
Wakil atas orang Makkah oleh Nabi (‫ )ﷺ‬dalam rangka mengajarkan agama kepada mereka dan
dikirim ke Yaman sebagai Gubernur dan sebagai guru. Beliau wafat pada masa kekhalifahan
‘Umar di usia 36 pada tahun 18 Hijriyah ketika terjadi wabah Amwas di Suriah.
34
‘Ufair merupakan hadiah dari penguasa Mesir untuk Nabi (‫)ﷺ‬. Peristiwa ini menunjukkan
kesederhanaan Nabi (‫ )ﷺ‬baik dalam hal menunggang seekor keledai maupun karena beliau
bersedia berboncengan dengan orang lain.
35
Ibn Taymiyyah berkata: “yang taat pantas menerima pahala atas rahmat Allah serta karunia-
Nya dan bukan atas keadilan-Nya… Para ‘Ulama Ahlus-Sunnah berpendapat bahwa Allah
mewajibkan atas diri-Nya untuk memperlihatkan kemurahan hati dan memberikan apa yang
menjadi haknya. Bukan karena diwajibkan oleh salah satu dari makhluk-Nya. Sekte manapun
menjadi sesat karena memandang bahwa hak tersebut harus dipenuhi Allah dikarenakan
makhluk-Nya telah mematuhi dengan penuh kerelaan, sehingga mereka pantas menerima balasan
yang baik. [dikutip dari Divine Triumph hal. 26).

23
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

“Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.” Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda, “Hak Allah yang
wajib ditunaikan oleh hamba, hendaklah ia menyembah Allah dan tidak berbuat
syirik pada-Nya36 dengan sesuatu apa pun. Sedangkan hak hamba yang akan Allah
tunaikan yaitu Allah tidak akan menyiksa orang yang tidak berbuat syirik kepada-
Nya dengan sesuatu apa pun.”37 Mu’adz berkata, “Wahai Rasulullah, apakah aku
boleh memberitahukan kabar gembira tersebut pada yang lain?” Beliau
menjawab, “Jangan kabari mereka. Nanti malah mereka malas beramal.”38
36
Hak tersebut disampaikan jauh sebelum masa penciptaan ketika Allah menciptakan seluruh
keturunan Adam dari sulbi Adam setelah Adam diciptakan dan membuat mereka bersaksi bahwa
Dia adalah Rob mereka [QS.al-A’rof (7): 172]. Ini adalah hal paling mendasar yang harus
ditunaikan kepada Rob.
37
Bahwa mereka tidak disiksa di Neraka untuk selamanya jika mereka telah melakukan dosa
besar yang harus dihukum, atau bahkan tidak dihukum sama sekali jika Allah mengampuni dosa
mereka.
38
Menyembunyikan pengetahuan pada dasarnya dilarang. Allah mengutuk mereka yang
menyembunyikan ‘ilmu tentang al-Qur’an dan diriwayatkan bahwa Nabi (‫ )ﷺ‬telah mengatakan:
“siapapun yang menyembunyikan ‘ilmu, Allah akan membuatnya memakai kalung/kekang dari
api pada Hari Perhitungan.” [Sunan Abu Dawud, jilid Ol. 3, hal. 1038, telah diperiksa oleh Abu
Dawud, At-Tirmidzi, Ibnu Majah & Haakim, lihat Jami’ Ash-Shogiir (telah dikemukakan)] ini
disebabkan oleh kerugian yang diakibatkan oleh penyembunyian (‘ilmu). Akan tetapi, apabila
ada keuntungan di dalam penyembunyian, maka diperbolehkan seperti halnya pada kasus ini.
Untuk menghindari orang-orang bergantung pada pengetahuan ini dan menjadi malas beramal
baik, Nabi (‫ )ﷺ‬memerintahkan agar pengetahuan tentang hadiah disembunyikan. Demikian juga
ketika mengajak seseorang kepada Islaam, pengetahuan yang akan menghalangi mereka untuk
berpindah agama sebaiknya disimpan sampai kemudian hari. Misalnya, seorang wanita yang
sudah menikah dan memiliki anak biasanya merasa sulit berpisah dari suami yang tidak mau
pindah agama. Demikian pula, mualaf pria dewasa seringkali sulit menerima adanya syarat
penyunatan.

24
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

[Shohiih Al-Bukhari and Shohiih Muslim 1: 23, no. 47; HR. Bukhari no. 5968 dan
Muslim no. 30].39

Pembahasan-Pembahasan Penting Dalam Bab 40

39
lafadz tersebut dari Shohiih Muslim.
40
Pembahasan Penting dalam Bab sebagai Pertimbangan
(1) Kebijaksanaan Allah dalam penciptaan jin dan umat manusia. (2) Ibadah terdiri dari Tauhid,
karena pada kebalikan dari Tauhid terdapat pengasingan diri dari Allah. (3) Mereka yang belum
memenuhi syarat-syarat Tauhid belum menyembah Allah dan yang dimaksud disini adalah
makna dari ayat: “Tidaklah kalian menyembah apa yang aku sembah” [QS.Al Kafirun (109):
3]. (4) Hikmah diutusnya Rosul. (5) Risalah para Nabi (Tauhid) telah sampai kepada seluruh
bangsa di Bumi. (6) Semua Nabi membawa 1 agama yang sama. (7) Persoalan yang penting
adalah penyembahan Allah tidak lengkap tanpa meninggalkan dan menolak sesembahan lain
(thaghut). Disini terdapat pengertian dari firman Allah: “Maka itu siapa saja yang ingkar
kepada Thoghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang
kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus”. [QS.Al-Baqoroh (2): 256]. (8)
Istilah thoghut merujuk pada semua yang disembah selain Allah. (9) Luar biasa pentingnya
ketiga ayat yang jelas [QS.Al-Anaam (6): 151-153] di kalangan para pendahulu yang shalih.
Pada ayat ini ada 10 pembahasan, yang pertama adalah larangan berbuat kesyirikan. (10) Ayat
yang tegas di dalam surat Al-Isro’ [(17): 22-39] memiliki 18 masalah penting. Allah
memulainya dengan: "Janganlah kamu adakan tuhan yang lain di samping Allah, agar kamu
tidak menjadi tercela dan tidak ditinggalkan (Allah)". [QS.Al-Isroo’ (17): 22) Dan
mengakhirinya dengan: "Itulah sebagian hikmah yang diwahyukan Rob-mu kepadamu. Dan
janganlah kamu mengadakan Tuhan yang lain di samping Allah, yang menyebabkan kamu
dilemparkan ke dalam neraka dalam keadaan tercela lagi dijauhkan (dari rahmat Allah)." [QS.Al-
Isroo’ (17): 39]. Allah memberitahukan kepada kita betapa pentingnya persoalan ini dengan
mengatakan: "Itulah sebagian hikmah (kebijaksanaan, perilaku-perilaku baik, dan karakter
mulia) yang diwahyukan Rob-mu kepadamu”. [QS.Al-Isroo’ (17): 39]. (11) QS.An-Nisa (04): 36

25
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

disebut "ayat dari 10 hak" dimana Allah Yang Maha Tinggi memulainya dengan perkataan:
"Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun." (12) Kita
harus memperhatikan nasehat baik dari Nabi Muhammad (‫ )ﷺ‬sebelum wafatnya. (13) Mengakui
hak-hak Allah atas diri kita. (14) Mengakui hak-hak hamba Allah, jika mereka memenuhi hak-
hak-Nya. (15) Permasalahan ini tidak diketahui oleh kebanyakan dari shahabat Nabi Muhammad
(‫)ﷺ‬. (16) Diperbolehkan untuk menyembunyikan beberapa pengetahuan (‘ilmu) untuk
kemaslahatan (sesuai ketentuan syari’ah). (17) Lebih disukai untuk memberikan berita gembira
kepada Muslim yang lain. (18) Ketakutan untuk bergantung (dari orang-orang) di atas luasnya
kemurahan hati Allah. (19) Pernyataan seseorang, yang ditanya tentang hal yang tidak
diketahuinya: "Allah dan Utusan-Nya lebih mengetahui". (20) Dibenarkan untuk mengambil
ilmu secara selektif dari seseorang dan tidak kepada orang yang lain. (21) Kerendahan hati Nabi
Muhammad (‫ )ﷺ‬dalam mengendarai seekor keledai dan memboncengkan seorang shahabat. (22)
Diperbolehkan untuk mempunyai penumpang di belakang. (23) Keunggulan dari Mu’adz ibn
Jabal. (24) Pentingnya pembahasan ini (Tauhid).

26
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

BAB : 2
Keutamaan-Keutamaan Tauhid dan Dosa-Dosa Yang
Dihapus Olehnya.
Allah Yang Maha Agung berfirman:

َ‫ظ أل ٍم أُو َٰلَئِ َك لَ ُه ُم أاْل َ أم ُن َو ُهم ُّم أهتَدُون‬ ُ ِ‫الَّذِينَ آ َمنُوا َولَ أم َي ألب‬
ُ ِ‫سوا إِي َمانَ ُهم ب‬
“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka
dengan kedzholiman (syirik), 41 mereka itulah yang mendapat…
41
‘Abdullah ibn Mas’ud mengatakan bahwa ketika ayat: “Orang-orang yang beriman dan
tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kedzholiman (syirik)” diturunkan, para
shahabat Nabi pun gelisah. Mereka mengatakan: “Siapa diantara kita yang tidak berbuat dzholim
kepada dirinya sendiri?” Nabi pun berkata, “itu tidak seperti yang kalian pikirkan. Itu hanyalah
seperti apa yang Luqmaan katakan kepada anak lelakinya: ‘sesungguhnya mempersekutukan
(Allah) adalah benar-benar kedzholiman yang besar’. [QS.Luqmaan (31): 13; Shohiih Muslim
1: 72, no. 226]. Contoh ini menunjukkan diperlukannya tafsir di kalangan shahabat Nabi (‫)ﷺ‬
terlepas dari fakta bahwa Al-Qur’an diturunkan dalam bahasa mereka. Allah telah dengan
sengaja menempatkan ambiguitas di dalam Qur’an yang mengharuskan para shahabat kembali
kepada Nabi (‫ )ﷺ‬untuk mendapatkan penjelasan lebih lanjut. Selain itu juga berisi contoh dua
prinsip pemahaman tafsir, baik tafsir Qur’an dengan Qur’an itu sendiri serta tafsir Qur’an dengan
Sunnah.
Allah menggunakan istilah ‘dzholim’ (perbuatan yang salah; penindasan) untuk
menggambarkan semua yang melakukan dosa. Dia mengistilahkan mereka ‘penindas diri sendiri’
dan menyatakan: “siapa yang melanggar hukum-hukum Allah, maka sesungguhnya dia
telah berbuat dzholim terhadap dirinya sendiri” [QS.Ath-Thoolaq, (65): 1). Ketika seseorang
menindas orang lain, hal ini mungkin menjadi sumber penghapusan dosa jika ia sabar atau atau
bisa jadi bentuk hukuman dari Allah. Pada kedua kasus, pedosa menindas dirinya sendiri dengan
mendapatkan sebuah hukuman. Sebagaimana yang telah Nabi (‫ )ﷺ‬peringatkan, "Sesungguhnya

27
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

keamanan, 42 dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.”43


[QS.Al-An’aam (6): 82]

aku adalah manusia biasa, sedangkan kalian berdua membawa persengketaan kalian kepadaku.
Mungkin saja salah seorang dari kalian lebih lihai dalam membawakan alasannya dibanding
lawannya, sehingga akupun memutuskan berdasarkan apa yang aku dengar dari kalian. Maka
siapa yang sebagian hak saudaranya aku putuskan untuknya, maka hendaknya ia tidak
mengambil hak itu; karena sesungguhnya aku telah memotongkan untuknya sebongkah bara api
neraka". [Muttafaqun ‘alayh; Shohiih Muslim, jilid Ol. 3, hal. 927, no. 4247].
42
Keamanan dari terbakar api Neraka selama-lamanya. Hasilnya adalah surga. Di tempat lain di
Qur’an Allah menjanjikan bahwa orang-orang yang berbudi tidak akan mengalami
ketakutan/kekhawatiran ataupun kesedihan [QS.Al-Maidah (5): 69]. Disini Allah menjanjikan
bahwa imbalan untuk Tauhid yang bebas dari syirik adalah surga. Amalan hati ini adalah sebab
untuk memasuki surga. Namun, dalam suatu kesempatan Nabi (‫ )ﷺ‬menegaskan bahwa “Tak
seorang pun akan memasuki surga karena perbuatannya”. Ketika Beliau ditanya mengenai
dirinya sendiri, Beliau menjawab, “tidak pula diriku. Seandainya bukan karena rohmat Allah
yang meliputi aku, tidak pula diriku” [Shohiih al-Bukhari, jilid 7, hal. 391, no. 577]. Tak seorang
pun memasuki surga hanya karena perbuatan-perbuatannya. Jika perbuatan-perbuatan baik
ditimbang melawan perbuatan-perbuatan jahat, perbuatan-perbuatan jahat akan lebih berat. Akan
tetapi, rohmat-rohmat Allah melipatgandakan perbuatan baik menjadi 10x lipat dan bahkan
lebih. Karenanya, perbuatan-perbuatan baik memperoleh rohmat Allah dan dengannya seseorang
bisa memasuki surga. Perbuatan-perbuatan baik memang memasukkan seseorang ke dalam
surga, tetapi bukan hanya karena perbuatan itu sendiri.
43
Menurut Ibnu Katsir ini berarti, “Mereka yang ikhlas dalam ibadah mereka hanya kepada
Allah saja akan mendapatkan keamanan dan tuntunan pada Hari Penghakiman [Tafsir Ibnu
Katsir]. Al-Hasan dan al-Kalbi berkata: “hanya untuk mereka saja keamanan di Akhirat dan
mereka mendapatkan tuntunan dalam kehidupan ini. [The Divine Triumph, hal. 32].

28
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

Ubaadah ibn ash-Shomit44 meriwayatkan dari Rasulullah (‫ )ﷺ‬beliau bersabda:

‫ صلى هللا عليه‬- ‫عن عبادة بن الصامت رضي هللا عنه قال سمعت رسول هللا‬
ُ ‫سولُه‬ َ ‫يك لَهُ َوأ َ َّن ُم َح َّمدًا‬
ُ ‫ع أبدُهُ َو َر‬ َ ‫ش ِهدَ أ َ أن ََّل إِلَهَ إِ ََّّل هللاُ َو أحدَهُ ََّل ش َِر‬
َ ‫ َم أن‬- ‫وسلم‬
‫ح ِم أنهُ َو أالـ َجنَّةُ َح ٌّق‬
‫سولُه ُ َو َك ِل َمتُهُ أ َ ألقَاهَا ِإلَى َم أر َي َم َو ُرو ب‬ُ ‫ع أبدُ هللاِ َو َر‬ َ ‫سى‬ َ ‫َوأ َ َّن ِعي‬
‫علَى َما كَانَ ِم أن أال َع َم ِل‬ َ َ‫ار َح ٌّق أ َ أد َخلَهُ هللاُ أالـ َجنَّة‬ُ َّ‫َوالن‬
“Barangsiapa bersaksi45 bahwa tidak ada sesembahan yang haq selain Allah,
tiada sekutu baginya...

44
Ubaadah berasal dari suku Khozroj Madinah dan merupakan salah satu dari pengawal pada
hari Perjanjian ‘Aqabah. Beliau berpartisipasi dalam Pertempuran Badr dan diberi kepercayaan
oleh Nabi (‫ )ﷺ‬untuk mengambil Zakat. Kholifah kedua, Umar ibn al-Khoththob, mengangkatnya
sebagai kepala hakim Palestina selama pemerintahannya. Ubaadah meninggal di Ramlah pada
tahun 34 Hijriyah di usia yang matang yakni 72 tahun. [The Divine Triumph, hal. 34; dan
Shohiih Muslim 1: 22, no. 70].
45
Siapa pun mengucapkannya dengan lantang sembari menyadari makna sebenarnya dan
konotasi (arti tambahan) -nya, dan mengamalkannya di depan umum dan secara pribadi. Adalah
penting untuk menmahami sesuatu sebelum mengucapkan atau mengamalkannya. Allah ‫ﷻ‬
berfirman: “Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, tuhan)
selain Allah..”. [QS.Muhammad (47): 19]. “… akan tetapi (orang yang dapat memberi
syafa'at ialah) orang yang mengakui yang hak (tauhid) dan mereka meyakini(nya)”.
[QS.az-Zukhruf (43): 86]. Para ‘Ulama bersepakat bahwa mengucapkan persaksian tanpa
memahami artinya, atau memiliki kepercayaan yang kokoh atasnya dan mengamalkannya, bebas
dari kemusyrikan, dan keikhlasan dalam amalan dan perkataan lidah dan hati, dan amalan
anggota-anggota tubuh adalah sama sekali tidak berguna. Al Qurtubi berkata: “Hanya
mengucapkan kedua persaksian secara verbal tidaklah cukup, karena hati harus terlibat dan orang
tersebut harus memiliki kepercayaan yang kokoh atasnya. [The Divine Triumph, hal. 34]

29
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

Muhammad adalah hamba46 dan utusan-Nya, ‘Isa adalah hamba Allah;47 dan
utusan-Nya; kalimat-Nya48 yang disampaikan kepada Maryam serta merupakan

46
Nabi (‫ )ﷺ‬bersikeras pada istilah ini untuk dirinya untuk menghindari pujian berlebihan atas
dirinya. Beliau mengatakan:

ُ ‫ع أبد ُ هللاِ َو َرسُ أولُه‬ َ ‫ فَإِنَّ َما أَنَا‬،‫ارى ابأنَ َم أريَ َم‬
َ ‫ فَقُ أولُ أوا‬،ُ‫ع أبدُه‬ َ ‫ص‬َ َّ‫ت الن‬ ‫ط ُر أونِي َك َما أ َ أ‬
ِ ‫ط َر‬ ‫َّلَ ت ُ أ‬
“Janganlah kalian berlebih-lebihan dalam memujiku, sebagaimana orang-orang Nasrani telah
berlebih-lebihan memuji ‘Isa putera Maryam. Aku hanyalah hamba-Nya, maka katakanlah,
‘Abdullah wa Rasuluhu (hamba Allah dan Rasul-Nya)’.” [HR. Al-Bukhari (no. 3445), at-
Tirmidzi dalam Mukhtasharusy Syamaa-il al-Mu-hammadiyyah (no. 284), Ahmad (I/23, 24, 47,
55), ad-Darimi (II/320) dan yang lainnya, dari Sahabat ‘Umar bin al-Khaththab Radhiyallahu
anhu; Shohiih Al-Bukhari, jilis 8, hal. 537, no. 817]. Sekte Berelwi, yang menjadi mayoritas di
Pakistan, meyakini Nabi masih hidup di dalam kuburnya dan dapat menyampaikan do’a-do’a
kita kepada Allah. Terlebih lagi, mereka dan yang lainnya percaya bahwa Nabi (‫ )ﷺ‬adalah
setengah-Tuhan. Mereka mengklaim dengan hadits palsu sebagai bukti, bahwa Nabi (‫ )ﷺ‬dibuat
dari cahaya Allah dan makhluk yang lainnya dibuat dari cahaya Beliau. Bahkan sebuah buku
telah diterbitkan tentangnya di Pakistan, dengan judul” The Shadowless Prophet to that effect”.
47
Kalimat ini menyangkal pernyataan umat Kristen bahwa Yesus adalah Tuhan atau anak lelaki
Tuhan dan memposisikan Beliau (Nabi ‘Isa ‘alayhis-salaam) dalam kategori yang sama dengan
seluruh umat manusia. Kelahiran Beliau yang ajaib tidak mengeluarkan Beliau dari kalangan
makhluk ciptaan ke dalam kalangan Pencipta sebagaimana pernyataan palsu umat Kristen.
48
Istilah ‘kalimat’ disini tidak merujuk -sebagaimana klaim para misionaris- pada simbol yang
disebutkan dalam pembukaan Injil Johanes: “Permulaannya adalah kata itu dan kata itu bersama
Tuhan dan kata itu adalah Tuhan”. Yang merujuk pada perintah Allah “jadilah” dimana
dengannya penciptaan terjadi. Penyebutan istimewa ruh digunakan di sini karena cara ajaib
Yesus dilahirkan, relatif terhadap makhluk yang lainnya. Akan tetapi ini tidak lebih
menakjubkan daripada kelahiran Adam atau Hawa.

30
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

salah satu ruh ciptaan-Nya,49 surga adalah haq dan neraka adalah haq,50 maka
akan Allah masukkan dia ke dalam surga betapapun amal yang telah diperbuat.”51
49
Ruh nabi Isa diciptakan oleh Allah seperti seluruh ruh manusia. Akan tetapi, penyebutan
khusus disini dilakukan karena cara unik Nabi ‘Isa (Yesus) diciptakan. Penisbatan ruh Nabi ‘Isa
kepada Allah serupa dengan penisbatan unta milik Nabi Sholih kepada Allah [(QS.Al A’rof (7):
73], tempat-tempat ibadah (buyutullah rumah-rumah Allah) sebagai cara untuk menghormati
mereka.
50
Harun Yahya mengklaim bahwa Surga dan Neraka adalah sama. [Timelessness And The
Reality Of Fate] adalah salah.
51
Sebagai contoh, Abu Sa’id al-Khudry meriwayatkan dari Rasulullah (‫)ﷺ‬:

، ‫ أ َ أخ َب َر ِني َما ِلكُ أب ُن أ َنَ ٍس‬: ‫ال‬ َ َ‫ ق‬، ‫ب‬ ٍ ‫ َحدَّثَنَا ا أب ُن َو أه‬، ‫ي‬ُّ ‫س ِعي ٍد اْل َ أي ِل‬
َ ‫ون أب ُن‬
ُ ‫ار‬ُ ‫و َحدَّثَنِي َه‬
‫ أ َ َّن‬، ِ ‫س ِعي ٍد أال ُخدأ ِري‬
َ ‫ع أن أ َ ِبي‬ َ ، ‫ َحدَّثَنِي أ َ ِبي‬: ‫ َقا َل‬، َ ‫ارة‬ َ ‫ع أم ِرو أب ِن َيحأ َيى ب ِأن عُ َم‬َ ‫ع أن‬ َ
‫ يُدأ ِخ ُل َم أن يَشَا ُء‬، ‫َّللاُ أ َ أه َل أال َجنَّ ِة أال َجنَّ َة‬
َّ ‫ يُدأ ِخ ُل‬:‫ال‬َ َ‫ ق‬، ‫سلَّ َم‬َ ‫علَ أي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ ِ َّ ‫ول‬
َ ‫َّللا‬ َ ُ‫َرس‬
َ َ‫ َم أن َو َجدأت ُ أم فِي قَ أل ِب ِه ِمثأق‬، ‫ ا أنظُ ُروا‬: ‫ ث ُ َّم يَقُو ُل‬، ‫ار‬
‫ال َحبَّ ٍة‬ ِ َّ‫ َويُدأ ِخ ُل أ َ أه َل الن‬، ‫بِ َر أح َمتِ ِه‬
َ َّ‫ار الن‬
‫ فَيُ ألقَ أونَ ِفي نَ َه ِر‬، ‫امت َ َحشُوا‬ ‫ فَيُ أخ َر ُجونَ ِم أن َها ُح َم ًما قَ ِد أ‬، ُ‫ان َفأ َ أخ ِر ُجوه‬
ٍ ‫ِم أن خ أَردَ ٍل مِنَ ِإي َم‬
َ ‫ أَلَ أم ت ََر أوهَا َكي‬، ‫سي ِأل‬
ُ ‫أف ت َ أخ ُر‬
‫ج‬ ِ ِ‫ فَ َي أنبُتُونَ فِي ِه َك َما ت َ أنبُتُ أال ِحبَّةُ ِإلَى َجان‬، ‫أال َح َياةِ أ َ ِو أال َح َيا‬
َّ ‫ب ال‬
‫ص أف َرا َء ُم ألت َ ِويَةً ؟‬
َ
“Allah akan memasukkan ke dalam Surga yang pantas menerima Surga dan akan Dia masukkan
siapa yang Dia inginkan dari kemurahan hati-Nya, dan memasukkan mereka yang terkutuk itu
ke dalam api Neraka. Kemudian akan mengatakan: Lihatlah dan keluarkan siapa pun yang kau
temukan ada iman di hatinya meskipun sebesar biji sawi. Mereka kemudian dikeluarkan dalam
keadaan terbakar dan mereka pun sudah berbentuk seperti arang hitam. Allah kemudian
melemparkan mereka ke dalam sungai di depan surga yang disebut dengan sungai kehidupan.
Mereka kemudian keluar dari sungai layaknya biji yang tumbuh di aliran sungai, tidakkah
kalian lihat ia tumbuh segar dan terjalin".” [Shohiih Muslim, jilid 1, hal. 119-120, no.355].

31
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

[Shohiih Al-Bukhari, jilid 4, hal. 429, no. 644; HR.Bukhori no. 3435; dan Muslim
no. 28].

Dalam hadits muttafaqun ‘alaih, dari ‘Itban bin Malik bin ‘Amr bin Al-‘Ajlan Al-
Anshori, Rasulullah (‫ )ﷺ‬bersabda,

َّ َّ‫ال َّلَ ِإلَ َه ِإَّل‬


ِ َّ‫ َي أبت َ ِغى ِبذَ ِل َك َوجأ هَ َّللا‬. ُ‫َّللا‬ ِ َّ‫علَى الن‬
َ َ‫ار َم أن ق‬ َ َّ ‫فَإ ِ َّن‬
َ ‫َّللا َح َّر َم‬
“Sesungguhnya Allah mengharamkan dari neraka, bagi siapa yang mengucapkan
laa ilaaha illAllah (tiada sesembahan yang benar disembah selain Allah) yang
dengannya mengharap wajah Allah” [Shohiih Al-Bukhari, jilid 1, hal. 249-250, no.
417; HR. Bukhari no. 425; dan Muslim no. 33].

Abu Sa’id al-Khudry meriwayatkan bahwa Rosulullooh ‫ ﷺ‬berkata:

‫ "قال‬:‫وعن أبي سعيد الخدري عن رسول هللا صلى هللا عليه وسلم قال‬
‫ َّل إله إَّل‬:‫ قل يا موسى‬:‫ قال‬.‫ يا رب علمني شيئا أذكرك وأدعوك به‬:‫موسى‬
‫ يا موسى لو أن السموات السبع‬:‫ قال‬.‫ يا رب كل عبادك يقولون هذا‬:‫هللا ; قال‬
‫ مالت‬،‫ وَّل إله إَّل هللا في كفة‬،‫وعامرهن غيري واْلرضين السبع في كفة‬
‫ رواه ابن حبان والحاكم وصححه‬."‫بهن َّل إله إَّل هللا‬

“Dan dari Abu Sa’id Al-Khudriy, dari Rasulullah ‫ ﷺ‬Beliau bersabda : “Musa
berkata : “Ya Robku, ajarkanlah kepadaku sesuatu untuk berdzikir dan berdoa
kepada-Mu”. Allah berfirman: “Katakanlah wahai Musa : Laa ilaaha illAllah”.

32
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

Musa berkata: Ya Robku, semua hamba-Mu mengucapkan ini”. Allah pun


berfirman: ”Hai Musa, seandainya ke-tujuh langit dan penghuninya, selain Aku,52
serta ke-tujuh bumi diletakkan pada salah satu daun timbangan, sedang ’Laa
ilaaha illallaah’ diletakkan pada daun timbangan yang lain; maka ’Laa ilaaha
illAllah’ niscaya lebih berat timbangannya”. [diriwayatkan oleh At-Tirmidzi
dengan perawi yang shohiih, lihat Fathul-Baari’, jilid 11 Kitab Do’a-Doa; hadits
ini juga diriwayatkan oleh Ibnu Hibban 53, dan dinyatakan shohiih oleh al-Hakim. 54

52
Istilah Arab (ghoyriy/ selain Aku) adalah pengecualian dari apa yang ada di langit. Kalimat
tersebut tidak boleh disalah-artikan bahwa Allah berada di dalam surga-surga atau Bumi karena
Dia sudah menjelaskan di dalam Qur’an sebagai yang Maha Sempurna, Maha Tinggi, di atas
Semuanya, contoh di QS.2:255, QS.20:5, QS.25:59 dan banyak tempat lainnya pada kitab-Nya.
Memang pernyataan itu adalah bukti bahwa Allah tidaklah berada didalam ciptaan. [keterangan
Terperinci bisa dilihat pada "Fathul-Majid Syarh Kitaabit-Tauhiid - Penerjemah]."
53
Muhammad ibn Hibbaan ibn Ahmad at-Tamimi adalah ‘Ulama hadits terkemuka yang menulis
buku diantaranya Shohiih Ibn Hibbaan, Ad-Du’afaa, ath-Thiqaat, at-Taarikh, dll. Al-Haakim
mengatakan mengenainya: Ibn Hibbaan adalah salah satu ‘Ulama yang paling banyak
mengetahui masalah Fiqh, hadits, bahasa dan ‘ilmu berpidato. Beliau wafat tahun 354 Hijriyah di
kota Basroh.
54
Muhammad ibn ‘Abdillaah an-Naisaburiy lahir tahun 321 Hijriyah dan menjadi ’Ulama hadits
terkemuka pada masanya. Beliau menulis berbagai karya, diantaranya yang paling terkenal
adalah al-Mustadrok and Taarikh Naysaabur. Beliau wafat pada tahun 405 Hijriyah.

33
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

At-Tirmidzi55 meriwayatkan hadits dari Anas bin Malik56 bahwa Beliau mendengar
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda:

َ ُ‫صلَّى هللا‬
‫علَ أي ِه‬ َ ِ‫س أو َل هللا‬ ُ ‫ سَ ِم أعتُ َر‬: ‫ قَا َل‬، ُ‫ع أنه‬ َّ ‫ي‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ‫ض‬ ِ ‫ع أن أَن َِس‬
ِ ‫بن َمالِكٍ َر‬ َ
َ َ‫ إنَّ َك َما د‬، ‫ َيا ابأنَ آد َ َم‬: ‫ار َك َو ت َ َعا َلـى‬
‫ع أوتَنِ أي‬ َ ‫ (( قَا َل هللاُ ت َ َب‬: ‫سلَّ َم َيقُ أو ُل‬
َ ‫َو‬
‫َت ذُنُوبُ َك‬ ‫ يَا ابأنَ آد َ َم لَ أو بَلَغ أ‬، ‫أك َو ََّل أُبَالِ أي‬ َ ‫علَى َما َكانَ فِي‬ َ ‫غفَ أرتُ لَ َك‬ َ ‫َو َر َج أوتَنِ أي‬
‫ َيا ابأنَ آدَ َم إِنَّ َك لَ أو أَت َ أيت َ ِن أي‬، ‫غفَ أرتُ لَ َك َو ََّل أ ُ َبا ِل أي‬
َ ، ‫ ث ُ َّم ا أستَغفَ أرت َ ِن أي‬، ‫اء‬
ِ ‫س َم‬
َّ ‫عنَانَ ال‬َ
‫ َْلَت َ أيت ُ َك ِبقُ َراب َها‬، ‫ش أيئًا‬ ‫ ث ُ َّم لَ ِقيت َ أ‬، ‫طايَا‬
َ ‫ني ََّل ت ُ أش ِركُ ِب أي‬ ِ ‫ب أاْل َ أر‬
َ ‫ض َخ‬ ِ ‫ِبقُ َرا‬
((.ً ‫َم أغ ِف َرة‬
“Allah ‫ ﷻ‬berfirman, ‘Hai anak Adam! Seandainya engkau datang kepadaku dengan
membawa dosa-dosa yang hampir memenuhi bumi kemudian engkau bertemu

55
Muhammad ibn ‘Isaa ibn Sawroh as-Sulamiy menyusun buku hadits yang Beliau beri judul ‘al-
Jaami, yang kemudian dikenal sebagai as-Sunan at-Tirmidzi. Beliau buta dan diwarisi dari
‘Ulama terkemuka pada masanya, diantara mereka adalah al-Bukhori, Hudzaifah dan lain-
lainnya. Beliau meninggal tahun 279 Hijriyah.
56
Anas ibn Maalik adalah dari Bani Najjaar suku Khozroj di Madinah. Beliau dilahirkan delapan
atau sepuluh tahun sebelum Hijriah. Ibu Beliau, Umm Sulaym, menyerahkan Beliau sebagai
pelayan pribadi bagi Rasulullah (‫ )ﷺ‬yang Beliau jalani selama sepuluh tahun. ‘Umar
mengirimnya sebagai seorang guru ke Basroh. Beliau adalah salah satu perawi hadits terkemuka
diantara para shahabat dan wafat di Basroh pada tahun 92 Hijriyah pada usia 103 tahun. [Shohiih
Muslim 1: 6-7, ftn. 19 dan The Divine Triumph, hal. 48].

34
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

dengan-Ku dalam keadaan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu pun,


niscaya Aku datang kepadamu dengan memberikan ampunan sepenuh bumi.” 57 58

57
Hadits tersebut menyangkal pandangan khawarij bahwa seorang Muslim menjadi kafir dengan
melakukan perbuatan-perbuatan dosa sebagaimana mu’tazilah yang berpendapat bahwa Muslim
yang berdosa adalah seorang pelanggar yang bukan termasuk orang beriman dan bukan juga
kafir tetapi selama-lamanya akan tinggal di Neraka. Pendapat yang benar adalah dari Ahlus-
Sunnah wal-Jama’ah yang mengatakan bahwa Muslim yang berdosa tidak menghilangkan iman
dan pada saat bersamaan dia tidak dianggap sebagai orang yang betul-betul beriman. Melainkan,
dia disebut sebagai mukmin yang berdosa. Pandangan ini didukung oleh teks-teks pada Qur’an
dan Sunnah dan kesepakatan para pendahulu (salaf). Abdullah ibn Umar meriwayatkan bahwa
selama Perjalanan Isro’ Mi’roj Nabi Muhammad (‫ )ﷺ‬ketika beliau mencapai Sidratul Muntaha,
tiga hal diberikan kepadanya: perintah sholat 5 waktu, ayat penutup Surat al-Baqoroh, dan
pengampunan Allah kepada mereka di antara umat Nabi (‫ )ﷺ‬yang tidak menetapkan sekutu bagi
Allah dalam beribadah. [Shohiih Muslim 1: 110, no. 329; The Divine Triumph hal. 48-49].
58
Teks penuh dari hadits adalah:

‫سلَّ َم َيقُ أو ُل‬ َ ُ‫صلَّى هللا‬


َ ‫علَ أي ِه َو‬ َ ِ‫س ِم أعتُ َرسُ أو َل هللا‬ َ : ‫ قَا َل‬، ُ‫ع أنه‬ َّ ‫ي‬
َ ُ ‫َّللا‬ َ ‫ض‬ ِ ‫بن َمالِكٍ َر‬ِ ‫ع أن أَن َِس‬َ
‫علَى‬ َ ‫غفَ أرتُ لَ َك‬ َ َ‫ إنَّ َك َما د‬، ‫ يَا ابأنَ آدَ َم‬: ‫ار َك َو ت َ َعالَـى‬
َ ‫ع أوتَنِ أي َو َر َج أوتَنِ أي‬ َ َ‫ (( قَا َل هللاُ تَب‬:
، ‫ ث ُ َّم ا أست َغفَ أرت َ ِن أي‬، ‫اء‬
ِ ‫س َم‬
َّ ‫عنَانَ ال‬ َ ‫َت ذُنُوبُ َك‬ ‫ يَا ابأنَ آدَ َم لَ أو بَلَغ أ‬، ‫َما َكانَ فِي َأك َو ََّل أُبَا ِل أي‬
‫ ث ُ َّم لَ ِقيت أ‬، ‫طايَا‬
‫َني ََّل‬ َ َ‫ض خ‬ ِ ‫ب أاْل َ أر‬ِ ‫ يَا ابأنَ آدَ َم إِنَّ َك لَ أو أَت َ أيتَنِ أي بِقُ َرا‬، ‫غفَ أرتُ لَ َك َو ََّل أُبَا ِل أي‬
َ
(( ً ‫ َْلَت َ أيت ُ َك ِبقُ َراب َها َم أغ ِف َرة‬، ‫ش أيئًا‬
َ ‫ت ُ أش ِركُ ِب أي‬
“Dari Anas bin Mâlik RodhiyAllahu ‘anhu ia berkata, “Aku mendengar Rosûlullooh ‫ ﷺ‬bersabda,
‘Allah berfirman, ‘Hai anak Adam! Sesungguhnya selama engkau berdo’a dan berharap hanya
kepada-Ku, niscaya Aku mengampuni dosa-dosa yang telah engkau lakukan dan Aku tidak
peduli. Wahai anak Adam! Seandainya dosa-dosamu setinggi langit, kemudian engkau minta
ampunan kepada-Ku, niscaya Aku mengampunimu dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam!
Jika engkau datang kepadaku dengan membawa dosa-dosa yang hampir memenuhi bumi

35
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

Pembahasan-Pembahasan Penting Dalam Bab 59

kemudian engkau bertemu dengan-Ku dalam keadaan tidak mempersekutukan-Ku dengan


sesuatu pun, niscaya Aku datang kepadamu dengan memberikan ampunan sepenuh bumi.” [HR.
at-Tirmidzi, dan beliau berkata: Hadits ini hasan shahih; Dikumpulkan oleh at-Tirmidzi sebagai
“Hasan fiy Riyadhush-Shoolihin, no. 442 & 1878; Ibn Maajah mengumpulkan hadits ini dengan
sumber Abu Huroiroh dengan sanad periwayatan yang baik, si Kasyful-Khofaa’, no. 2088].
59
Pembahasan-Pembahasan Penting dalam Bab:
(1) Kemurahan hati Allah melimpah. (2) Imbalan berlimpah untuk Tauhid kepada Allah. (3)
Selain mendapat pahala, Tauhid menghapus dosa. (4) Keterangan ayat 82 pada Surat Al-An’aam.
(5) Merenungkan kelima poin yang disebutkan dalam hadits riwayat ‘Ubadah (Ibn ash-Shomit).
(6) Jika anda perhatikan hadits ‘Ubadah dan ‘Itban dan apa yang mengikuti secara keseluruhan,
arti Laa-ilaaha illaa-Allah menjadi jelas beserta kesalahan mereka yang tertipu [Al-Maghrurin].
(7) Perhatikan persyaratan dalam hadits ‘Itban. (8) Bahwa Para Nabi perlu diperingatkan tentang
keutamaan luar biasa Laa ilaaha illaa-Allah (tidak ada Tuhan yang patut disembah selain Allah).
(9) Poin tentang lebih beratnya Kalimah dibandingkan seluruh ciptaan, meskipun dari jumlah
orang yang mengucapkan tidak akan menjadikan beratnya seimbang. (10) Teks menunjukkan
bahwa terdapat tujuh Bumi seperti halnya terdapat tujuh langit. (11) Bahwa ketujuh Bumi dan
langit adalah ‘amalan makhluk. (12) Penegasan Sifat-Sifat Allah, bertolak belakang dari
pernyataan Asy'ariyah. (13) Tidak diragukan, jika anda memahami hadits Anas anda akan
memahami pernyataan dalam hadits ‘Itban: "“Sesungguhnya Allah mengharamkan dari neraka,
bagi siapa yang mengucapkan laa ilaaha illAllah (tiada sesembahan yang benar disembah
selain Allah) yang dengannya mengharap wajah Allah”, bahwa kalimat ini mengharuskan
ditinggalkannya perbuatan syirik dan bukan hanya mengucapkan Laa-ilaaha illaa-Allah di lidah
saja. (14) Cerminan dan pertimbangan kesamaan sifat-sifat Muhammad dan ‘Isa baik sebagai
Nabi dan hamba Allah. (15) Mengetahui kekhususan Nabi ‘Isa diciptakan sebagai Kalimat-
Allah. (16) Mengetahui bahwa Isa adalah ruh dari Allah (Ruhan Minhu). (17) Mengetahui
manfaat mempercayai Surga dan Neraka. (18) Pengetahuan tentang makna pernyataan Nabi "...
apapun ‘amal yang telah diperbuat." (19) Pengetahuan bahwa timbangan (neraca) itu terdiri dari
dua sisi. (20) Apa yang dimaksud dalam penyebutan "Wajah" (milik Allah).

36
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

BAB : 3
Siapa Saja Mengamalkan Tauhid60 Akan Masuk Surga…

60
Realisasi tauhid dicapai dengan penyucian dari syirik besar dan syirik kecil; dari bid’ah dalam
aqidah dan ritual ibadah; dan dari ketidaktaatan. Yang hanya terwujud dengan mengikhlaskan
perkataan, perbuatan, dan niat hanya demi Allah. (al-Qaul as-Sadiid, hal.20)
Selanjutnya, aktualisasi tauhid tidak dapat dicapai tanpa pemenuhan tiga prinsip berikut:
1. Ilmu: tauhid tidak mungkin direalisasikan sebelum mengetahui apakah itu tauhid. Allah
menyatakan:

َّ ‫َّل ِإ َٰل َه ِإ ََّّل‬


ُ‫َّللا‬ ‫فَا أعلَ أم أَنَّ ۥهُ َ ا‬
“Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilaah (sesembahan, tuhan)
selain Allah.” [QS.Muhammad, (47): 19]
2. Iman: jika seseorang mengetahui dan tidak percaya karena gengsi, ia tidak dapat
merealisasikan tauhid. Allah mengutip para penyembah berhala dalam firman-Nya:

‫اب‬ ُ ‫اَّل ِل َهةَ ِإ َٰل ًها َٰو ِحدًا ۖۖ ِإ َّن َٰهذَا لَش أَى بء‬
‫ع َج ب‬ َٰ ‫أ َ َج َع َل أ‬
“Mengapa ia menjadikan tuhan-tuhan itu Tuhan Yang Satu saja? Sesungguhnya ini
benar-benar suatu hal yang sangat mengherankan.” [QS.Shood, (38): 5] Mereka tidak
percaya bahwa ke-Esa-an hanyalah diperuntukkan untuk Allah saja.
3. Tunduk patuh berserah diri: jika seseorang tahu dan percaya tapi tidak berserah diri
dengan patuh, maka ia tidak merealisasikan tauhid, Allah ‫ ﷻ‬berfirman:

َّ ‫َّل ِإ َٰل َه ِإ ََّّل‬


﴾٣٥﴿ َ‫َّللاُ يَ أست َ أك ِب ُرون‬ ‫يل لَ ُه أم َ ا‬
َ ِ‫ِإنَّ ُه أم َكانُ اوا ِإذَا ق‬
ٍ ُ‫َويَقُولُونَ أَئِ َّنا لَت َِاركُ اوا َءا ِل َهتِنَا ِلشَا ِع ٍر َّم أجن‬
﴾٣٦﴿ ‫ون‬
“Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka: "Laa ilaaha
illallah" (Tiada Ilaah yang berhak disembah melainkan Allah) mereka
menyombongkan diri, dan mereka berkata: "Apakah sesungguhnya kami harus

37
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

…Tanpa Hisab61

Allah berfirman:

‫يم َكا َن أ ُ َّمة ً قَانِتًا ِ َّّلِل ِ َحنِيفًا َولَ أم يَكُ ِمنَ أال ُم أش ِر ِكي َن‬
َ ‫ِإ َّن ِإب َٰأر ِه‬
“Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam62 yang dapat dijadikan teladan
lagi patuh63 kepada Allah…

meninggalkan sembahan-sembahan kami karena seorang penyair gila?"” [QS.Ash


Shaafaat, (37): 35-36].
Jika tiga kondisi ini dipenuhi, maka dijamin masuk surga tanpa hisab. Tidak perlu menambahkan
“In syaa Allah” –jika Allah berkehendak- karena hal ini telah ditetapkan dalam aturan syari’ah.
Sehingga penulis menyebutkannya dengan kepastian dalam judul bab ini, tanpa mengatakan: jika
Allah berkehendak. Berkaitan dengannya, jika ada seseorang yang nampaknya memenuhi
kondisi tersebut, “jika Allah berkehendak” sebaiknya ditambahkan. [al-Qaul al-Mufid, hal. 58].
61
Bab ini adalah penjabaran lengkap dari bab sebelumnya mengenai keutamaan tauhid dan dosa -
dosa yang terhapus dengan tauhid. Keutamaan yang paling agung adalah surga bagi orang-orang
beriman dan perlindungan dari siksa api neraka, baik secara total maupun secara kekal. Bab ini
membahas tentang sekelompok orang-orang beriman yang memperoleh surga tanpa melalui
hisab atas amalannya di dunia.
62
Allah memuji Nabi Ibrahim dengan mendeskripsikannya sebagai pengikut (ummah) pada diri-
Nya. Ibn ‘Abbaas menyatakan bahwa Allah mendeskripsikan Beliau seperti itu, karena Beliau
adalah satu-satunya orang beriman pada saat itu. [Tafsir Ibn Katsir] Istilah ummah memiliki
empat arti dalam Qur’an: pemimpin; waktu; komunitas; dan agama. Dalam istilah Qur’an, Nabi
Ibrahim adalah penyemangat untuk mereka yang bergerak dalam dakwah untuk tidak merasa
sendirian atau patah semangat karena penolakan kaumnya.
63
Ketika Allah memerintahkan Beliau untuk meninggalkan isterinya, Hajar, dan anak satu -
satunya, Isma’il, di tengah padang pasir tanpa perbekalan, Beliau tidak ragu-ragu dalam
mematuhi perintah tersebut. Dalam kondisi sesulit itu, iman Nabi Ibrahim kepada Allah sangat

38
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

dan hanif. 64 Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang


mempersekutukan (Tuhan),”65 [QS.An Nahl, (16): 120].

teguh dan kepercayaannya pada penilaian Allah sangat utuh, sehingga ia meninggalkan mereka
tanpa melihat kembali ke belakang. Demikian juga ketika Allah kemudian memerintahkannya
untuk menyembelih putranya, ia segera melaksanakannya. Anak semata wayangnya yang Allah
anugerahkan secara ajaib pada akhir masa hidupnya ia berikan tanpa ragu karena ia tahu, bahwa
semua milik Allah dan semua akan kembali kepada Allah.
Teladan kepatuhan Nabi Ibrahim adalah kepatuhannya kepada Allah dan bukan kepada
penguasa kejam dan para bangsawan di negerinya.
64
Ia menolak untuk mengubah kepercayaannya bahkan ketika ia diancam dan dilemparkan
kedalam api. Walaupun seseorang yang diancam dengan kematian diperbolehkan secara lisan
mengubah kepercayaannya untuk menyelamatkan nyawa, seperti yang dilakukan ‘Ammar ibn
Yaasir pada masa Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬dengan persetujuannya, para pemimpin harus menerima
kematian supaya iman para pengikutnya teguh. Dengan demikian, Nabi Ibrahim adalah teladan
yang diikuti oleh para elit di kalangan mukmin pada generasi sesudahnya, Ahmad ibn Hambal
pada masa penyelidikan Mu’tazilah tentang penciptaan Al Qur’an, merupakan contoh yang
relatif baru dari keberanian yang serupa.
65
Tujuan dibalik Allah memuji ciptaan-Nya bukan hanya agar mereka yang membaca Al Qur’an
menyadari hal tersebut. Ada dua tujuan penting yang dimaksudkan:
1. Mencintai orang yang dipuji Allah dan membenci orang yang menentang-Nya.
Karenanya, kita mencintai Ibrahim karena ia adalah pemimpin yang shalih, patuh pada
Allah dan menyelisihi penyembah berhala, dan kita membenci kaumnya karena mereka
sesat. Kita mencintai malaikat, walaupun mereka bukan jenis makhluk yang sama dengan
kita, tapi karena mereka memenuhi perintah Allah dan kita membenci setan karena
mereka membangkang kepada Allah dan mereka adalah musuh kita.
2. Mengikuti karakteristik yang merupakan sebab Allah memuji ciptaan-Nya. Kita juga
mendapatkan pujian Allah sesuai tingkat karakteristik yang kita adopsi ke dalam diri kita.

ِ ‫ص ِه أم ِعب َأرة ب ِْلُو ِلي أاْل َ ألبَا‬


‫ب‬ َ ‫لَقَ أد َكانَ فِي َق‬
ِ ‫ص‬

39
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

Selanjutnya Dia berfirman:

‫ َوالَّ ِذي َن‬.‫ت َر ِب ِه أم يُؤأ ِمنُو َن‬ ِ ‫ َوالَّذِينَ ُهم ِبآيَا‬.‫ِإ َّن الَّذِينَ ُهم ِم أن َخ أشيَ ِة َر ِب ِهم ُّم أش ِفقُو َن‬
‫ َوالَّ ِذي َن يُؤأ تُونَ َما آتَوا َّوقُلُوبُ ُه أم َو ِجلَةب أَنَّ ُه أم إِلَ َٰى َربِ ِه أم‬. ‫ُهم بِ َربِ ِه أم ََّل يُ أش ِر ُكو َن‬
.‫اج ُعو َن‬
ِ ‫َر‬
“Sesungguhnya orang-orang yang berhati-hati karena takut akan (azab)
Tuhan mereka.66 Dan orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Tuhan
mereka. 67 Dan orang-orang yang tidak mempersekutukan dengan Tuhan

Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang
mempunyai akal. [QS.Yuusuf (12): 111] [al-Qaul al-Mufid, hal. 60]
Kaitan ayat ini dengan judul bab adalah bahwa siapa pun yang memiliki empat kualitas ini maka telah
mendapatkan hak untuk ke surga tanpa hisab seperti yang dilakukan ‘Ibrohim.
66
Orang-orang yang beriman dipuji pada ayat ini atas empat sifat yang disebutkan oleh penulis
karena menurutnya merupakan sifat yang diperlukan untuk melaksanakan Tauhid. Yang pertama
adalah Taqwa. Ini berarti barik rasa takut atas hukuman-Nya terhadap dosa-dosa yang pernah
dilakukan demikian juga ketakutan atas ketidaksenangan-Nya atas ‘amalan yang tidak dilakukan.
Dosa-dosa, dalam arti umum, ialah syirik, karena mereka adalah sebuah produk nafsu yang
bertentangan dengan Syari’ah. Allah ‫ ﷻ‬berfirman:

ُ ‫أت َم ِن ات َّ َخذَ ِإ َٰلَ َههُ ه ََواه‬


َ ‫أَفَ َرأَي‬
“Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai
tuhannya”. [QS.Al-Jaatsiyah (45): 23].
Dalam pengertian yang lebih spesifik, dosa-dosa dapat dibagi kedalam dua kelompok utama: (a)
syirik, dan (b) kerusakan. [al-Qoul al-Mufid, hal. 61].
67
Mereka percaya baik pada tanda-tanda yang diwahyukan Allah maupun tanda-tanda alami-
Nya. Keberadaan Allah tidak bisa dipungkiri dengan adanya tanda-tanda alami-Nya; pola yang
menunjukkan seorang perancang, dan mereka percaya pada kebenaran risalah Muhammad (‫)ﷺ‬
dan memperoleh panduan darinya (tanda-tanda tersebut). [The Book of Tawhid, hal. 24].

40
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

mereka (sesuatu apapun). 68 Dan orang-orang yang memberikan apa yang


telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa)
sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka”. 69 [QS.Al-
Mu’minun (23): 57-60].

Hushoyn ibn Abdurrohman meriwayatkan:


‫ب‬ َ ‫ال أَيُّكُ أم َرأَى أال َك أو َك‬ َ َ‫الر حأ ـ َم ٍن قَا َل كُ أنتُ ِع أند‬
َ َ‫س ِعي ِد ب ِأن ُجبَي ٍأر فَق‬ َّ ‫ع أب ِد‬
َ ‫صيأن ب ِأن‬ َ ‫ع أن ُح‬َ
َ َ‫صَلَ ٍة َولَ ِكنِـي لُ ِد أغتُ ق‬
‫ال‬ َ ‫ار َحةَ قُ ألتُ أَنَا ثُـ َّم قُلتُ أ َ َما ِإ ِنـي َلـ أم أَكُ أن فِـي‬
ِ َ‫ض أالب‬ َّ َ‫الَّذِي ا أنق‬
َ َ‫ـي فَق‬
‫ال‬ ُّ ِ‫ش أعب‬ ‫علَى ذَ ِل َك قُ ألتُ َحد ب‬
َّ ‫ِيث َحدَّثَنَاهُ ال‬ َ َ‫ت قُ ألتُ اسأـت أَرقَيأـتُ ق‬
َ ‫ال فَ َما َح َملَ َك‬ َ ‫فَ َماذَا‬
َ ‫صنَ أع‬
َ َ‫ب اأْل َ أسلَ ِمـي ِ أَنَّهُ ق‬
‫ال َّلَ ُر أق َيةَ ِإَّلَّ ِم أن‬ َ ‫ـي قُ ألتُ َحدَّثَنَا‬
َ ‫ع أن ُب َر أيدَة َ ب ِأن ُح‬
ٍ ‫ص أي‬ َّ ‫َو َما َحدَّثَكُ ُم ال‬
ُّ ‫ش أع ِب‬
‫ع ِن‬
َ ‫َّاس‬ ٍ ‫عب‬ َ ‫ـمـ َع َو َل ِك أن َحدَّثَنَا ا أب ُن‬ ِ ‫س‬َ ‫سـنَ َم ِن ا أنت َ َهى ِإ َلـى َما‬ َ ‫ال َق أد أَحأ‬
َ َ‫أـن أ َ أو ُحـ َم ٍة فَق‬ ٍ ‫عي‬َ
َّ ‫ي اأْل ُ َمـ ُم فَ َرأَيأتُ النَّبِـ‬
ُ ‫ي َو َم َعه‬ َّ ‫علَـ‬ ‫ض أ‬
َ ‫ت‬ ُ ‫سلَّ َم قَا َل‬
َ ‫ع ِر‬ َ ُ‫صلَّى هللا‬
َ ‫علَ أي ِه َو‬ َ ِ ‫النَّ ِبـي‬

68
Penulis hanya menyebutkan ayat ini di antara banyak yang lain untuk keringkasan, karena
relevansi dengan judul Bab ditemukan di sana. Orang yang beriman menjauhi perbuatan
menyekutukan Allah, baik secara terbuka ataupun diam-diam. Syirik dalam ayat ini merujuk
pada arti umum yang mana termasuk dosa-dosa. Namun bukan berarti orang yang beriman tidak
akan melakukan dosa. Umat manusia tidak sempurna, sebagaimana Nabi (‫ )ﷺ‬sabdakan: Semua
anak Adam berdosa, dan yang terbaik dari yang berdosa adalah yang terus-menerus bertobat.
(diriwyatkan oleh Ibn-I-Majah dan At-Tirmithi dan dishahihkan dalam Sahih Sunan At-Tirmithi,
vol. Ol. 2, p. 305, no. 2029).
69
Karena kekuatan iman mereka dalam pertemuan dengan Tuhan mereka, mereka khawatir
bahwa Allah mungkin tidak menerima sebagian, jika tidak semua, amal mereka dan perbuatan
baik mereka. Bahaya riyaa begitu hebat, bahwa orang yang beriman harus selalu waspada dan
tidak pernah merasa aman darinya.

41
bais.islamiconlineuniversity.com
‫‪© Islamic Online University.com‬‬ ‫‪Aqidah 101‬‬

‫أس َمعَهُ أ َ َحد ب ِإذأ ُرفِ َع ِلـي‬ ‫ي لَي َ‬


‫الر ُجَلَ ِن َو النَّبِـ َّ‬
‫الر ُج ُل َو َّ‬
‫ي َو َم َعه ُ َّ‬ ‫الر َه أيطُ َو النَّ ِبـ َّ‬
‫َّ‬
‫ع ِظي بم فَظَنَ أنتُ أَنَّ ُه أم أ ُ َّمتِـي فَ ِقي َل لِـي هَذَا ُموسَـى َ‬
‫علَ أي ِه السََّلَ َم َو قَ أو ُمه ُ َو‬ ‫س َواد ب َ‬ ‫َ‬
‫ظ أر ِإلَـى اأْلُفُ ِ‬
‫ق‬ ‫ع ِظي بم فَ ِقي َل ِلـي ا أن ُ‬ ‫س َوادب َ‬ ‫ظ أرتُ فَإِذَا َ‬ ‫ق فَنَ َ‬ ‫ظ أر إِلَـى اأْلُفُ ِ‬
‫لَ ِك ِن ا أن ُ‬

‫ع ِظي بم فَ ِقي َل لِـي َه ِذ ِه أ ُ َّمت ُ َك َو َم َع ُه أم َ‬


‫س أبعُونَ أ َ ألفًا يَدأ ُخلُونَ أالـ َجنَّة َ‬ ‫اأآلخ َِر فإِذَا َ‬
‫س َـوادب َ‬
‫اس ِفـي أُولَئِ َك الَّ ِذي َن‬
‫َاض النَّ ُ‬ ‫ب ثُـ َّم نَ َه َ‬
‫ض فَد َ َخ َل َم أن ِزلَهُ فَخ َ‬ ‫عذَا ٍ‬
‫ب َوَّلَ َ‬ ‫سا ٍ‬ ‫ِبغَي ِأر ِح َ‬
‫ص ِحبُوا‬ ‫ض ُه أم فَلَعَلَّ ُه ُم الَّذِينَ َ‬ ‫عذَا ٍ‬
‫ب فَقَا َل َب أع ُ‬ ‫ب َوَّلَ َ‬ ‫سا ٍ‬ ‫َي أد ُخلُونَ أالـ َجنَّةَ ِبغَي ِأر ِح َ‬
‫ض ُه أم فَلَعَلَّ ُه ُم الَّذِينَ ُو ِلدُوا فِـي اأ ِْل أسَلَ ِم‬
‫سلَّ َم فَقَا َل بَ أع ُ‬ ‫صلَّى هللا ُ َ‬
‫علَ أي ِه َو َ‬ ‫سو َل هللاِ َ‬ ‫َر ُ‬
‫صلَّى هللا ُ َ‬
‫ع َل أي ِه َو‬ ‫سو َل هللاِ َ‬ ‫علَ أي ِه أم َر ُ‬ ‫خ َ‬ ‫َو لَـ أم ُي أش ِر ُكوا بِاهلل ِ َو ذَ َك ُروا أ َ أش َيا َء فَـخ ََر َ‬
‫ضونَ فِـي ِه فَأ َ أخبَ ُروهُ فَقَا َل ُه ُم الَّذِينَ َّلَ يَ أرقُونَ َوَّلَ‬ ‫سلَّ َم فَقَا َل َما الَّ ِذي تَـ ُخو ُ‬ ‫َ‬
‫ص ٍن فَقَا َل‬ ‫ع َّكاشَةُ ب ُأن ِم أ‬
‫ـح َ‬ ‫يَ أست َ أرقُو َن َو َّل َ يَتَطَي َُّرونَ َو عَلَى َربِـ ِه أم يَت َ َوكَّلُونَ فَقَ َ‬
‫ام ُ‬
‫ع هللاَ أ َ أن‬ ‫ت ِم أن ُه أم ثُـ َّم قَ َ‬
‫ام َر ُج بل آ َج ُر فَقَا َل ا أد ُ‬ ‫ـجعَلَنِي ِم أن ُه أم فَقَا َل أ َ أن َ‬
‫ع هللاَ أ َ أن َي أ‬ ‫ا أد ُ‬
‫شة ُ‬
‫ع َّكا َ‬ ‫ـج َعلَنِي ِم أن ُه أم فَقَا َل سَبَقَ َك بِـ َها ُ‬
‫يَ أ‬
‫‪Dari Hushoin bin Abdurrohman berkata: “Ketika saya berada di dekat Sa’id bin‬‬
‫‪Jubair70, dia berkata: “Siapakah diantara kalian yang melihat bintang jatuh‬‬

‫‪70‬‬
‫‪Baik Hushoyn maupun Sa’id merupakan perawi hadits terpercaya di kalangan murid-murid‬‬
‫‪para shahabat (taabi’in). Sa’id dilahirkan di Kufah pada suku Asad. Beliau adalah seorang ahli‬‬
‫‪fiqh terkemuka dan teman dekat ‘Abdullah ibn Abbaas. Beliau seringkali meriwayatkan hadits‬‬
‫‪dari baik ‘Aisyah maupun Abu Musa al-Asy’ari. Beliau dihukum mati atas perintah al-Hajiaaj‬‬
‫‪ibn Yousuf tahun 95 Hijriyah, sebelum berusia 50 tahun. Hushoin juga berasal dari Kufah dan‬‬
‫‪wafat disana tahun 136 Hijriyah pada usia 93 tahun.‬‬

‫‪42‬‬
‫‪bais.islamiconlineuniversity.com‬‬
© Islamic Online University.com Aqidah 101

semalam?” Saya menjawab: “Saya.” Kemudian saya berkata: “Adapun saya ketika
itu tidak dalam keadaan sholat 71, tetapi terkena sengatan kalajengking.” 72 Lalu ia
bertanya: “Lalu apa yang anda kerjakan?” Saya menjawab: “Saya minta ruqyah 73
untuk menyembuhkannya.74” Ia bertanya lagi: “Apa yang mendorong anda
melakukan hal tersebut?”Jawabku: “Sebuah hadits yang dituturkan Asy-Sya’bi
kepada kami 75.” Ia bertanya lagi: “Apakah hadits yang dituturkan oleh Asy-Sya’bi

71 Hushoyn berkata seperti itu agar orang tidak menyangka bahwa Beliau sedang sholat
kemudian memujinya untuk sesuatu tidak Beliau lakukan. Pernyataannya tidak dianggap seperti
orang yang meninggalkan perbuatan baik, tapi karena takut riya. Pernyataan itu sendiri adalah
perbuatan baik. Kekuatan setan dapat mempermainkan seseorang dan memperindah pengabaian
amal baik. Dalam kasus-kasus seperti itu, seseorang sebaiknya terus melakukan ‘amalan tersebut
sembari mengesampingkan pikiran-pikiran riya di dalam hatinya.
72 Oleh seekor kalajengking atau serangga yang lainnya.
73
Ruqyah adalah pembacaan bagian dari al-Qur’an seperti Faatihah atau berdo’a dengan doa dari
hadits Nabi (‫ )ﷺ‬yang shahih atas seseorang.
74
‘Istarqoo’ dan sinominnya ‘irtaqoo’ keduanya bermakna untuk meminta ruqyah dan bukan
melakukan ruqyah. Dalam beberapa periwiyatan oleh Muslim, laa yarqun digunakan yang
bermakna ‘mereka tidak melakukan ruqyah’, tetapi, seperti yang dikatakan Taymiyyah,
periwayatan tidak benar. Terlebih lagi, bertolak belakang dengan banyak periwayatan yang
menunjukkan Nabi (‫ )ﷺ‬biasa melakukan ruqyah dan Jibril dan ‘Aisyah melakukan ruqyah untuk
Beliau, dan para shahabat diketahui juga melakukannya.

Para shahabat tidak pernah meminta ruqyah untuk dirinya karena kepercayaan mereka
yang tinggi kepada Allah dan hasrat mereka untuk menghindari bahkan tindakan yang
dibolehkan yang ada padanya keterikatan terhadap selain dari Tuhan.
75
‘Amir ibn Syurohil dilahirkan pada masa pemerintahan Umar ibn al-Khoththob. Beliau
termasuk murid-murid para shahabat (Taabi’in) yang dapat dipercaya dan beliau wafat pada
tahun 103 Hijriyah.

43
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

kepada anda?” Saya katakan: “Dia menuturkan hadits dari Buraidah bin Hushaib 76:
‘Tidak ada ruqyah kecuali karena 'ain77 atau terkena sengatan.'"78 “Sa’id pun
berkata: “Alangkah baiknya orang yang beramal sesuai dengan nash yang telah
didengarnya, akan tetapi Ibnu Abbas radhiyallâhu’anhu menuturkan kepada kami
hadits dari Nabi ‫ﷺ‬, Beliau bersabda: ‘Saya telah diperlihatkan beberapa umat oleh
Allâh, lalu saya melihat seorang Nabi bersama beberapa orang, seorang Nabi
bersama seorang dan dua orang dan seorang Nabi sendiri, tidak seorangpun
menyertainya. Tiba-tiba ditampakkan kepada saya sekelompok orang yang sangat
banyak. Lalu saya mengira mereka itu umatku, tetapi disampaikan kepada saya:
“Itu adalah Musa dan kaumnya”. Lalu tiba-tiba saya melihat lagi sejumlah besar
orang, dan disampaikan kepada saya: “Ini adalah umatmu, bersama mereka ada
tujuh puluh ribu orang, mereka akan masuk surga tanpa hisab dan
adzab.”.’Kemudian Beliau bangkit 79
dan masuk rumah. Orang-orang pun saling
berbicara satu dengan yang lainnya, ‘Siapakah gerangan mereka itu?’ Ada diantara
mereka yang mengatakan: ‘Mungkin saja mereka itu sahabat Rasulullâh ‫ﷺ‬.’ Ada
lagi yang mengatakan: ‘Mungkin saja mereka orang-orang yang dilahirkan dalam
lingkungan Islam dan tidak pernah berbuat syirik terhadap Allâh.’ dan

76 Buroydah adalah shahabat Nabi (‫ )ﷺ‬yang berasal dari suku Aslami. Beliau wafat pada 63 H.
77
Nabi (‫ )ﷺ‬menasehatkan metode-metode lain dalam merawat penyakit yang diakibatkan oleh
mata jahat (‘ain’). Beliau mengajarkan agar orang dengan ‘ain atau mata jahat harus berwudhu
dari sebuah bejana dan air yang tersisa disiramkan kepada si penderita. [lihatlah The Exorcist
Tradition in Islaam, untuk perincian yang lebih banyak].
78
Shohih Muslim, jilid 1, hal. 141, no. 425.
79
Dalam riwayat dari Abu Huroiroh yang dikumpulkan oleh Ahmad dan al-Bayhaqi, Nabi (‫)ﷺ‬
menambahkan: “aku meminta kepada Rob-ku untuk diberi lagi dan lagi, dan Dia memberi-ku
lebih banyak; untuk setiap seribu, Dia memberi saya tujuh puluh ribu lagi”.

44
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

menyebutkan yang lainnya. Ketika Rasulullâh ‫ ﷺ‬keluar, mereka memberitahukan


hal tersebut kepada beliau. Beliau bersabda: ‘Mereka itu adalah orang yang tidak
pernah minta diruqyah80, tidak pernah melakukan tathoyyur,81 dan tidak meminta
di kay.82…

80
Di masa Jahiliyyah kami biasa melakukan ruqyah, lalu kami bertanya kepada Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam : ‘Bagaimana menurutmu, wahai Rasulullah?’ Maka beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam
menjawab:
‘Tunjukkanlah kepadaku ruqyah kalian. Lalu beliau bersabda: Tidaklah mengapa ruqyah yang di
dalamnya tidak mengandung syirik.”( Shohiih Muslim, jilid. Ol. 3, hal. 1197, no. 5457).
Jaabir ibn Abdillaah mengatakan: “seekor kalajengking menyengat satu di antara kami
sedangkan kami sedang duduk dengan Rasulullah (‫)ﷺ‬. Seseorang bertanya: ‘Yaa Rasulullah, aku
biasa melakukan ruqyah?’ Beliau menjawab: ‘Barang siapa di antara kalian yang mampu
memberi manfaat kepada saudaranya, lakukanlah’. [Sahih Muslim, jilid Ol. 3, hal. 1196, no.
5452]
81
Kebiasaan orang Arab mengambil pertanda dari gerak-gerik burung. Ketika burung terbang di
atas kepala dan berbelok ke sebelah kanan atau kiri dianggap sebagai pertanda baik atau buruk.
Beberapa orang menganggap bulan Syawal sebagai bulan yang jelek untuk menikah oleh sebab
itu ‘Aisyah berkata: “Rasulullah ‫ ﷺ‬menikahi saya di bulan Syawal, dan saya mulai tinggal
bersama Beliau di bulan Syawal, oleh sebab itu siapa di antara kalian yang lebih beruntung
daripada saya?” [Shohiih Muslim, jilid 2, hal. 716-717, no. 3312].
Islaam melarang semua pikiran dan tindakan semacam ini karena kerugian mereka
terhadap pikiran dan kelakuan mereka.
82
Tidak ada bahasa Indonesia untuk istilah Kay. Ini adalah bentuk pengobatan dimana logam
yang dipanaskan diletakkan diatas bagian-bagian tubuh yang berbeda untuk menyembuhkan.
Logam tersebut membakar kulit, meninggalkan bekas luka seusia hidup. Hal ini secara umum
dibolehkan dalam Islaam berdasarkan hadits: Jaabir ibn Abdillaah yang meriwayatkan bahwa
Nabi (‫ )ﷺ‬mengirim seorang tabib kepada Ubayy ibn Ka’ab dan dia membekam serta melakukan
kay padanya. [HR Muslim, no : 4088].

45
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

Anas ibn Maalik juga mengatakan: “Rasulullah (‫ )ﷺ‬membolehkan salah satu keluarga
Anshor untuk merawat orang yang menderita keracunan dan sakit telinga dengan ruqyah. Saya
pun menjalani pengobatan dengan kay untuk radang selaput dada ketika Rasulullah masih hidup.
Abu Tholhah, Anas ibn-Nadr dan Zayd ibn Tsabit menyaksikannya. Dan Abu Tholhah-lah yang
meng-kay saya.” [Shohiih Al-Bukhari, jilid Ol. 7, hal. 415, no. 617]. Ibn Abbaas meriwayatkan
bahwa Nabi (‫ )ﷺ‬mengatakan: “Penyembuhan bisa dilakukan dengan tiga hal: meneguk madu,
berbekam dan kay. Akan tetapi, saya melarang pengikut saya dari kay. [Shohiih Al-Bukhari,
jilid Ol. 7, hal. 396, no. 584].
Hukum Mengenai Kay
Ibn al-Qoyyim mengatakan: hadits Nabi mengenai kay terbagi menjadi empat kategori: (a)
melakukannya, (b) tidak menyukainya, (c) memuji mereka yang tidak melakukannya, dan (d)
melarangnya. Tidak ada pertentangan di antara hukum-hukum yang berbeda ini. Melakukannya
menunjukkan kebolehannya, tidak menyukainya bukan berarti melarangnya, memuji yang tidak
melakukannya menunjukkan bahwa menghindarinya lebih baik daripada melakukannya.
Melarangnya adalah bentuk anjuran (dan bukan larangan yang bersifat mutlak).
Konsekuensi kay adalah perubahan permanen ciptaan Allah dengan melukainya yang
serupa dengan pembuatan tattoo kesukuan yang Nabi (‫ )ﷺ‬melarangnya: “Allah mengutuk wanita
yang mentato diri sendiri, ditato, menghilangkan bulu di wajahnya dan yang meminta
dihilangkan bulu di wajahnya, yang merenggangkan giginya supaya terlihat cantik, juga
perempuan yang mengubah ciptaan Allah. [Shohiih Al-Bukhari, jilid Ol. 7, hal. 532, no. 815 &
Shohiih Muslim, jilid 3, hal. 1166, no. 5301].

ِ‫صات‬ َ ‫ت َو أال ُمتَن َِم‬ ِ ‫صا‬ َ ‫ام‬ ِ َّ‫ت َوالن‬ِ ‫ت َو أال ُم أست أَو ِش َما‬ِ ‫َّللاُ أال َوا ِش َما‬
َّ َ‫ال لَ َعن‬ َ َ‫َّللا ق‬
ِ َّ ‫ع أب ِد‬َ ‫ع ألقَ َم َة َع أن‬ َ ‫ع أن‬ َ
‫وب‬َ ُ‫س ٍد يُقَا ُل لَ َها أ ُ ُّم يَ أعق‬ ِ َّ َ‫ت خ أَلق‬
َ َ‫ قَا َل فَبَلَ َغ ذَ ِل َك أام َرأَةً ِم أن بَنِى أ‬.‫َّللا‬ ِ ‫ت ِل أل ُح أس ِن أال ُمغ َِي َرا‬
ِ ‫َو أال ُمتَف َِل َجا‬
ِ‫ت َو أال ُم أست أَو ِش َمات‬ ِ ‫ت أال َوا ِش َما‬َ ‫ع أن َك أَنَّ َك لَعَ أن‬ َ ‫يث بَ َلغَنِى‬‫ت َما َح ِد ب‬ ‫َت تَ أق َرأ ُ أالقُ أرآنَ فَأَتَتأهُ فَقَا َل أ‬ ‫َوكَان أ‬
‫سو ُل‬ ُ ‫َّل أَ ألعَ ُن َم أن َلعَنَ َر‬
َ ‫َّللا َو َما ِل َى‬
ِ َّ ُ‫ع أبد‬َ ‫َّللا فَقَا َل‬ ِ َّ َ‫ت خَ ألق‬ ِ ‫ت ِل أل ُح أس ِن أال ُمغَيِ َرا‬
ِ ‫ت َو أال ُمتَف َِل َجا‬ َ ‫َو أال ُمتَن َِم‬
ِ ‫صا‬
‫ف َف َما‬ ‫َّللا فَقَالَتِ أال َم أرأَة ُ لَقَ أد قَ َرأأتُ َما بَيأنَ لَ أو َح ِى أال ُم أ‬
ِ ‫ص َح‬ ِ َّ ‫ب‬ِ ‫ َوهُ َو فِى ِكتَا‬- ‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫َّللا‬ ِ َّ

46
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

…serta mereka bertawakkal kepada Rabb mereka 83.’Lalu Ukasyah bin Mihshon 84
berdiri dan berkata: “Mohonkanlah kepada Allâh, mudah-mudahan saya termasuk
golongan mereka!’ Beliau menjawab: ‘Engkau termasuk mereka’, Kemudian
berdirilah seorang yang lain dan berkata:’Mohonlah kepada Allâh, mudah-

‫سو ُل فَ ُخذُوهُ َو َما َن َها ُك أم‬ َّ ‫(و َما آتَاكُ ُم‬


ُ ‫الر‬ َ ‫ع َّز َو َج َّل‬ َّ ‫ت قَ َرأأتِي ِه لَقَ أد َو َج أدتِي ِه قَا َل‬
َ ُ‫َّللا‬ ِ ‫ فَقَا َل لَئِ أن كُ أن‬.ُ‫َو َج أدتُه‬
(‫ع أنهُ فَا أنتَ ُهوا‬
َ
Jadi, walaupun bermanfaat sebagai obat, melukai tubuh secara permanen dibenci dan hal ini
mirip dengan menggambar tubuh yang terlarang.
83
Abu Dzar al-Ghifari juga dijanjikan surga karena komitmennya untuk beriman penuh pada
Allah. Abu Dzar berkata, “Pada suatu saat, Rasulullah ‫ ﷺ‬memanggil saya dan berkata, ‘Maukah
kamu berjanji untuk surga?’ Saya menjawab, ‘Ya!’ Saya bentangkan tangan dan Rasulullah ‫ﷺ‬
menyuruhku berjanji, ‘Janganlah kamu meminta apapun kepada siapapun.’ Saya mengatakan,
‘Ya!’ dan Rasulullah ‫ ﷺ‬menambahkan, ‘Meskipun cambukmu jatuh, kamu harus turun dan
mengambilnya sendiri.’” (Musnad Ahmad, vol. 5, hal. 172)
Tsauban juga dijanjikan hal yang sama dengan Abu Dzar. Tsauban mengutip Rasulullah
‫ ﷺ‬pada suatu kesempatan berkata, “Siapa yang mampu menjamin bahwa ia tidak akan meminta
apapun pada siapapun maka aku akan menjamin untuknya surga?” lalu saya mengatakan,
“Saya!” Dan saya tidak pernah meminta apapun kepada siapapun. (Musnad Ahmad, vol 5, hal
275-276, dan Sunan an-Nasa’i, vol. 5, hal. 72).
Pengobatan penyakit adalah hal yang diperintahkan dalam Islam dan itu tidak
menghapuskan kebergantungannya kepada Allah. Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬bersabda, “Tidak ada
penyakit yang Allah ciptakan, kecuali Ia juga menciptakan obatnya.” (Shohiih Al-Bukhari, vol.
7, hal. 395, no. 582)
84
‘Ukasyah merupakan salah satu diantara yang memeluk Islam di Mekah dan berhijrah ke
Madinah. Ia mengikuti perang Badar. Ia terbunuh ketika bertempur melawan kaum murtad di
tangan Thulaihah pada 12 Hijriyah.

47
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

mudahan saya termasuk golongan mereka!’ 85


Beliau menjawab:’Kamu sudah
didahului Ukasyah.’.” 86

Pembahasan-Pembahasan Penting Dalam Bab 87

85
Persetujuan Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬terhadap permintaan ‘Ukasyah menandakan bolehnya
meminta orang sholih mendoakan seseorang. Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬menjawab berdasarkan wahyu
dan mendorong siapa saja karena perhatiannya.
86
Shahih Muslim, vol. 1, hal. 141-142, no. 425.
87
Pembahasan-Pembahasan Penting Dalam Bab ini:
(1) Di dalam pembahasan tauhid, manusia dikelompokkan menjadi beberapa tingkatan. (2) Apa
yang dimaksud dengan pemurnian Tauhid. (3) Ibrahim dipuji oleh Allah karena ia bukanlah
seorang musyrik. (4) Allah memuji seluruh Auliya karena mereka tidak mempersekutukan Allah
dengan apapun (tidak mempraktekkan kesyirikan). (5) Tidak melakukan kay untuk
menyembuhkan penyakit dan Ruqyah adalah pemurnian Tauhid paling sempurna. (6) Memiliki
karakter ini adalah tawakkal (percaya hanya pada Allah). (7) Ilmu yang mendalam dari Para
Shahabat Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬yang mengetahui tingkatan kepercayaan (tawakkal) pada Allah
seperti ini tidak mungkin diperoleh tanpa amal sholih. (8) Hal ini menunjukkan betapa
bersungguh-sungguhnya para Shahabat dalam beramal sholih. (9) Keutamaan para pengikut Nabi
Muhammad ‫ ﷺ‬secara kuantitas juga secara kualitas. (10) Keutamaan Ummah (pengikut) Musa.
(11) Seluruh Ummah (pengikut) akan disaksikan oleh Nabi Muhammad ‫( ﷺ‬12) Setiap Ummah
(pengikut) akan ditemani oleh Rasulnya. (13) Secara umum, hanya sedikit orang yang menerima
seruan para rasul. (14) Para Rasul yang tidak memiliki pengikut, akan datang kepada Allah
sendirian. (15) Inti dari fakta ini adalah, seseorang tidak perlu khawatir mengenai jumlah, tidak
perlu merasa bangga akan banyaknya pengikut, ataupun merasa berkecil hati karena sedikitnya
pengikut. (16) Diperbolehkannya Ruqyah untuk mengobati mata jahat dan sengatan beracun.
(17) Melalui hadits “Ia telah berbuat benar dengan berhenti pada hanya apa yang ia dengar”
menunjukkan kedalaman ilmu para salaf, juga dapat diketahui bahwa hadits pertama tidak
bertentangan dengan hadits kedua. (18) Penghindaran para salaf dalam memuji orang berlebihan.

48
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

(19) Sabda Rasulullah ‫ﷺ‬, ‘…Kamu termasuk golongan mereka..’ adalah tanda kenabian. (20)
Keutamaan’Ukasyah. (21) Menggunakan Ma’arid (untuk menyebut sesuatu sambil lalu ditengah
pembicaraan tentang hal lain, atau deskripsi yang terbuka untuk berbagai interpretasi). (22)
Akhlak mulia Rasulullah ‫ﷺ‬.

49
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

BAB No : 4
TAKUT BERBUAT KESYIRIKAN88

Allah berfirman:
َّ ‫َّللاَ ََّل َي أغ ِف ُر أَن يُ أش َر َك ِب ِه َو َي أغ ِف ُر َما دُونَ َٰذ َ ِل َك لِ َمن يَشَا ُء ۚ َو َمن يُ أش ِر أك ِب‬
ِ ‫اّلِل‬ َّ ‫ِإ َّن‬
‫ض ََل ًَّل بَ ِعيدًا‬
َ ‫ض َّل‬
َ ‫فَقَ أد‬
“Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu)
dengan Ia, 89 dan Ia mengampuni dosa apa saja yang selain…

88
Syaikh Al ‘Utsaimin mengatakan: “hubungan bab ini dengan dua bab sebelumnya adalah
bahwa seseorang mungkin berpikir dia telah memenuhi persyaratan Tauhid padahal sebenarnya
tidak demikian”. Sehingga beberapa salaf biasa berkata: “Tidaklah aku berusaha untuk diriku
lebih keras dari usahaku untuk ikhlas”. Ini karena jiwa terikat kepada dunia dan berhasrat
memperoleh bagiannya dalam hal kekayaan, ketenaran, atau kekuasaan, dan mungkin ingin
memperoleh dunia dengan ‘amalan-‘amalan akhirat, yang mana ini adalah cacat dalam
ketulusan. Hanya ada sangat sedikit orang yang dapat menjaga tujuan akhirat dalam semua
‘amalan-‘amalan mereka. Sebagai hasilnya, Penulis menindaklanjuti bab-bab sebelumnya
dengan bab: Takut Berbuat Kesyirikan.
89
Syaikh Al ‘Utsaimin menyatakan: “syirik tidak akan pernah diampuni karena merupakan
kejahatan terhadap hak istimewa Allah yaitu Tauhid. Adapun dosa seperti perbuatan zina,
perselingkuhan dan pencurian, mungkin ada sebagian hak manusia lain di dalam kesenangan
yang diambil oleh si pendosa. Adapun syirik, tidak ada bagian hak manusia, maupun hasrat yang
dicari oleh manusia untuk menggapainya. Ini jelas perbuatan salah, sebagaimana Allah ‫ﷻ‬
berfirman: “… sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kedzholiman
yang besar” [QS.Luqmaan (31): 13].
Apakah syirik disini merujuk kepada syirik besar ataukah syirik secara umum?

50
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

syirik90 bagi siapa yang dikehendaki-Nya. 91 Siapa yang mempersekutukan


(sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-
jauhnya92”. [QS.An-Nisaa (4): 116].

Beberapa ‘Ulama menganggapnya merujuk pada semua bentuk syirik termasuk syirik
kecil, seperti bersumpah dengan selain Allah, yang Allah tidak akan memaafkannya. Adapun
dosa-dosa besar seperti pencurian, minum minuman beralkohol, dengan kehendak Allah, Allah
akan memaafkannya. Ibn Taymiyyah kadang-kadang berpendapat demikian dan pada waktu
yang lain Beliau menganggapnya hanya mengacu pada syirik besar. Bagaimanapun juga, yang
terbaik adalah berhati-hati terhadap syirik secara umum karena pernyataan secara umum
[penjelasan Qur’an yang bersifat umum] bisa mencakup syirik kecil [al-Qoul al-Mufid, 71-72].
Ibn al-Qayyim diriwayatkan telah mengatakan, ayat ini menunjukkan bahwa syirik
adalah dosa yang paling buruk yang pernah dilakukan oleh manusia. Ini berkaitan dengan
kenyataan bahwa Allah telah memberitahukan kepada kita bahwa Allah tidak akan memaafkan
mereka yang tidak bertobat dan menunjukkan penyesalan sepenuhnya. [dikutip dari Divine
Triumph, hal. 63-64].
Kategori-kategori Syirik.
Syirik besar mungkin terjadi dalam Rububiyah Allah, Asma’ wash-shifaat Allah, ataupun
Uluhiyah/ibadah kepada Allah.
90 Ungkapan ‘maa duuna dzaalika’ sering diterjemahkan ‘selain daripada itu’. Namun, menurut
Syaikh Al Utsaimin itu tidak berarti ‘selain’ tetapi ‘kurang dari’. [al-Qoul al-Mufid, hal. 72].
Poin ini dibuat karena ungkapan ‘selain daripada’ tidak tepat sebab ungkapan ini juga mencakup
Kufr yang sebenarnya juga tidak terampuni.
91
Ayat ini berisi jawaban kepada pengikut Khawarij yang mengucilkan mereka yang melakukan
dosa besar dan kepada pengikut Mu’tazilah yang berpegang bahwa mereka yang melakukan dosa
besar berada di posisi antara beriman dan tidak beriman dan akan tetap berada di Neraka selama-
lamanya.
92
Ibn al-Qoyyim berkata: syirik bertentangan dengan tujuan penciptaan paling mulia. Syirik
menunjukkan penentangan paling besar kepada Robb seluruh alam, menunjukkan keangkuhan

51
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

Al-Kholil -Kekasih-93 (Nabi Ibrohim) berkata:

‫َام‬
َ ‫صن‬ َّ ِ‫اج َع أل َٰ َهذَا أالبَلَدَ ِآمنًا َوا أجنُ أبنِي َوبَن‬
‫ي أَن نَّ أعبُدَ أاْل َ أ‬ ‫ب أ‬ِ ‫َو ِإ أذ قَا َل ِإب َأرا ِهي ُم َر‬
"Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata: "Ya Robb-ku, jadikanlah negeri ini
(Makkah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku 94

alih-alih kepatuhan dan kepasrahan diri terhadap perintah-Nya. Ketika kesyirikan merajalela,
dunia akan hancur dan Hari Akhir akan tiba, seperti disebutkan dalam hadits Nabi, Hari Akhir
tidak akan tiba sampai tidak ada di muka Bumi yang menyebut: ‘Allah! Allah!’ [Jami’ ash-
Shoghiir, jilid 6, no. 9849, as-Suyuti mengatakan sebagai Shohiih]. Juga, syirik menyamakan
ciptaan dengan Pencipta dengan memberinya kualitas dan sifat-sifat yang hanya dimiliki oleh
sang Pencipta sendiri seperti: kepemilikan atas mudhorot dan mashlahat; memberi dan menahan;
penyembahan. [dikutip dari Divine Triumph, hal. 64].
93
Gelar al-Kholil (arti harfiah: Teman Akrab) diberikan kepada Nabi Ibrohim di Qur’an oleh

Allah: “Dan Allah menjadikan Ibrohim sebagai Teman Akrab-Nya.”


[QS.An-Nisaa (4): 125]. Tidak mau kalah, kaum Muslimin memberikan Nabi Muhammad (‫)ﷺ‬
gelar Habib (Kekasih) dan sudah berargumen bahwa status ‘Sang Kekasih’ lebih tinggi daripada
status ‘Teman Akrab’.
94
‘Anak cucu’ disini merujuk kepada para keturunannya, menurut pendapat yang paling tepat
berdasarkan ayat lain yang menunjukkan bahwa Beliau berdo’a bagi orang-orang di antara
keturunannya. Dari hikmah-Nyalah Allah tidak mengabulkan do’a Beliau pada beberapa
kejadian seperti ketika doa Rasulullah agar tidak ada penganiayaan dan kerusakan yang
diakibatkan oleh Ummahnya diantara mereka sendiri. [al-Qoul al-Mufid, hal. 72]. Amir ibn Sa’d
meriwayatkan dari bapaknya bahwa suatu hari Rasulullah (‫ )ﷺ‬datang dari suatu dataran tinggi
[dengan sekelompok para shahabat] dan melalui Masjid milik kabilah Mu’awiyah. Beliau masuk
ke dalamnya, sholat 2 roka’at dan mereka pun shalat bersamanya, Beliau lalu membuat
permohonan kepada Robb-nya. Kemudian menghampiri mereka dan mengatakan: “saya meminta
kepada Robb saya tiga hal dan Ia mengabulkan saya dua dan tidak memberikan satu. Saya
memohon Robb saya bahwa Ummah saya tidak akan dihancurkan oleh kelaparan dan Ia

52
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

dari95 menyembah berhala-berhala”. 96 [QS.Ibrohim (14): 35].

mengabulkan ini. Saya memohon Robb saya bahwa Ummah saya tidak akan dihancurkan oleh
banjir dan Ia mengabulkan ini. Saya memohon Robb saya bahwa tidak akan ada pertumpahan
darah diantara Ummah saya, tetapi Ia tidak mengabulkannya”. [Shohiih Muslim, 1: 1497-1498,
no. 6906].
95
“Menjauh dari” lebih kuat daripada “mencegah” karena termasuk juga di dalamnya
pencegahan dari hal-hal yang mengarah kepada syirik.
96
Syaikh Al-Utsaimin berkata: “Jika Nabi Ibrohim, imam kebenaran, takut syirik menimpa
dirinya, lalu bagaimana dengan umat manusia yang lainnya? Seharusnya tidak seorang pun
merasa aman dari syirik dan nifaaq, karena hanya munafiq yang merasa aman dari kemunafikan
dan hanya orang beriman yang takut terkena kemunafikan. Karenanya Ibn Abi Mulaykah
mengatakan: “saya telah bertemu tiga puluh orang di antara shahabat Nabi, yang semuanya takut
kemunafikan menimpa diri mereka”.
‘Umar ibn al-Khoththob takut kemunafikan atas dirinya sendiri. Beliau bertanya kepada
Hudzayfah ibn al-Yamaan, yang telah Nabi (‫ )ﷺ‬beritahukan nama-nama orang munafiq, “Saya
bertanya kepadamu demi Allah! Apakah Rasulullah (‫ )ﷺ‬menyebut namaku di antara mereka
yang Beliau sebut sebagai orang-orang munafiq? Dan Hudzayfah menjawab, ‘Tidak. Dan saya
tidak akan membela siapapun setelah anda’. ‘Umar menginginkan tambahan kepastian dan
kedamaian pikiran, karena Nabi (‫ )ﷺ‬telah menyebutkan Beliau diantara para penghuni surga.
Tidak layak dikatakan bahwa ‘Umar hanya ingin menganjurkan orang-orang agar takut akan
kemunafikan dan bahwa dia tidak mengkhawatirkan dirinya sendiri, karena ini bertentangan
dengan makna yang jelas atas pernyataan Beliau. Beberapa ‘Ulama mengatakan hal yang sama
berkaitan dengan Nabi (‫ )ﷺ‬ketika Beliau menyebutkan beberapa hal yang menyiratkan
kesalahannya sendiri. Misalnya, mereka menyatakan bahwa Nabi (‫ )ﷺ‬tidak mengatakan:
‘Robbigh-firliy, Ya Robbku! Maafkan saya’, karena Beliau mempunyai dosa, tetapi untuk
mengajari orang-orang untuk meminta pengampunan. Akan tetapi, ini bertentangan dengan hal
yang mendasar. [al-Qoul al-Mufid, hal. 72-73].

53
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

Diriwayatkan dalam sebuah hadits bahwa Rasulullah (‫ )ﷺ‬bersabda:

ِ :‫سئِ َل عَ أنهُ فَقَا َل‬


‫الريَا ُء‬ ‫الش أركُ أاْل َ أ‬
ُ َ‫ ف‬,‫صغ َُر‬ ُ ‫ف َما أَخ‬
ِ ‫َاف عَلَ أيكُ ُم‬ ُ ‫أ َ أخ َو‬
“Perkara yang paling saya takutkan menimpa kalian adalah syirik kecil.” Beliau
ditanya tentang itu, maka beliau menjawab, “Riya” (menyombongkan diri).97 [HR.
ath-Thobroni; HR.al Bayhaqi; HR.Ahmad: 5/428 dengan sanad yang shohiih].

97
Riyaa berasal dari ru’yah (secara harfiah: Penglihatan) dan itu berarti ‘beribadah kepada Allah
agar dilihat orang dan dipuji oleh mereka sebagai ahli ibadah’. Bukan berarti peribadatan itu
diperuntukkan bagi orang-orang, jika demikian hal ini akan dianggap sebagai syirik besar.
Penggunaan ‘penglihatan’ adalah sebuah contoh, karena bisa juga ‘untuk didengar orang dan
dipuji’. Penggunaan ‘untuk dilihat’ adalah berdasarkan mayoritas kasus.
Jika seseorang berniat agar orang lain mengikuti contohnya, tidak akan dianggap sebagai
riyaa’, tetapi bagian dari mengajak kepada Allah dan Rasul-Nya (‫ )ﷺ‬bersabda,

َ ‫ َو ِلت َ َعلَّ ُموا‬،‫صنَ أعتُ َهذَا ِلت َأأت َ ُّموا بِي‬


‫ص ََلتِي‬ َ ‫ِإنِي‬
“…Aku lakukan ini agar kalian bisa mengikutiku dan mempelajari shalatku.” [HR. Bukhari
377; Muslim 544; Nasai 739; Musnan Ahmad jilid 5, bagian Anshor; Mu’jam Ath-Thobroni,
bagian ‘S’; dan yang lainnya].
Dua Cabang Riyaa’:
1. Bahwa riyaa’ berada di dalam asal dari amal ibadah. Yaitu seseorang hanya mendirikan
beribadah untuk riyaa’. Tindakan seperti ini tidak sah dan ditolak oleh Robb berdasarkan
hadits Abu Hurairah:

ُ‫ ت ََر أكتُه‬، ‫ي‬ َ ‫ع َمَلً أ َ أش َر َك فِ أي ِه َم ِع أي‬


‫غي ِأر أ‬ َ ‫ َم أن‬، ‫ع ِن الش أِر ِك‬
َ ‫ع ِم َل‬ ُّ ‫أَنَا أ َ أغ َنى ال‬
ِ ‫ش َر َك‬
َ ‫اء‬
ُ ‫َو ِش أر َكه‬
“Aku adalah sekutu yang Maha Cukup, sangat menolak perbuatan syirik. Siapa yang
mengerjakan suatu amal yang dicampuri dengan perbuatan syirik kepada-Ku, maka Aku
tinggalkan dia dan (Aku tidak terima) amal kesyirikannya". [HR.Muslim, no. 2985;
Shohiih Muslim, jilid 4, hal. 1538, no. 7114; dan Ibnu Majah, no. 4202].

54
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

Ibnu Mas’ud meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad (‫ )ﷺ‬bersabda:

‫من مات وهو يدعو من دون هللا ندا دخل النار‬


“Siapa saja yang meninggal dalam keadaan ia memohon98 kepada sesuatu selain…

2. Riyaa’ merayap ke dalam suatu ibadah. Artinya, pada awalnya ibadah ini untuk Allah.
Kasus ini mempunyai dua sub-bagian: (a) Dia menolaknya, dimana pada kasus ini tidak
akan membahayakan ibadahnya; dan (b) Dia meneruskannya, dimana kasus ini akan
membatalkan ibadahnya. Dalam kasus dimana akhir dari ibadah bergantung pada
permulaannya [e.g. Salaah], seluruh amalan menjadi tidak sah. Dalam kasus dimana akhir
‘ibadah itu tergantung kepada permulaannya (contoh: sholat), keseluruhan sholat menjadi
tidak berlaku. Dalam kasus dimana permulaan ibadah terpisah dari akhirnya [shoum,
shodaqoh, wudhu dalam kaitannya dengan sholat], apapun yang mendahului riyaa’ adalah
sah, dan apapun setelahnya (riyaa’) menjadi tidak sah. [al-Qoul al-Mufid, hal. 73-74].
98
Syaikh Al-Utsaimin membagi permohonan kedalam dua bentuk: Permohonan berupa ibadah
dan permohonan berupa permintaan.
1. Permohonan berupa Ibadah. Segala bentuk ibadah (pemujaan) secara tersirat/implisit
merupakan permohonan ampunan kepada Allah, perlindungan dari hukuman-Nya dan
memperoleh anugerah-Nya. Permohonan juga secara explisit dianggap sebagai ibadah seperti
yang ditunjukkan secara gamblang pada ayat Qur’an berikut dimana Allah menyamakan
permohonan dengan ibadah:

َ َ‫َوقَا َل َربُّكُ ُم ادأعُونِي أ َ أست َِجبأ لَكُ أم ۚ ِإ َّن الَّذِينَ يَ أست َ أك ِب ُرون‬
‫ع أن ِعبَادَتِي‬
“Dan Robb-mu berfirman: "Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan
bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku…”.
[QS.Ghofir (40): 60].
Nabi juga bersabda:

‫عا ُء هُ َو أال ِع َبادَة‬


َ ُّ‫الد‬
55
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

“Do’a adalah ibadah.” [Sunan Abu Dawud, 1: 387, no. 1474; dinyatakan shohiih dalam
Shohiih Sunan Abu Dawud; HR. At-Tirmidzi, Kitab Tafsiril Qur`an ‘an Rasulillaah, Bab Wa
Min Surotil Baqoroh, no. 2895].
Karenanya, segala bentuk ibadah yang ditujukan kepada selain dari Allah adalah
perbuatan kekufuran yang mengeluarkan seseorang dari Islaam. Jika seseorang membungkuk
kepada manusia lain atau bersujud kepada apa saja yang dia muliakan seperti halnya memuliakan
Allah ketika membungkuk dan bersujud, dia menjadi seorang pagan (penyembah berhala).
Karena itu, Nabi (‫ )ﷺ‬melarang membungkuk ketika menyapa demikian juga berdiri.

‫ يا رسول هللا ! الرجل منا يلقى أخاه أو‬: ‫ قال رجل‬: ‫ قال‬- ‫ رضي هللا عنه‬- ‫عن أنس‬
‫ أفيأخذ‬: ‫ " َّل " قال‬: ‫ أفيلتزمه ويقبله ؟ قال‬: ‫ قال‬. " ‫ " َّل‬: ‫ أينحني له ؟ قال‬، ‫صديقه‬
. ‫رواه الترمذي‬. " ‫ " نعم‬: ‫بيده ويصافحه ؟ قال‬
“Anas bin Malik RodhiyAllahu ‘anhu berkata : Seseorang bertanya, 'Wahai Rosûlullooh, salah
seorang dari kami berjumpa dengan saudaranya atau temannya, apakah ia membungkuk
kepadanya?' Beliau menjawab, 'Tidak,' Apakah ia merangkul dan menciumnya ?' Beliau ‫ﷺ‬
menjawab, 'Tidak,' Apakah ia memegang tangannya kemudian ia berjabat tangan dengannya?'
Beliau menjawab, 'Ya’. " [HR at-Tirmidzi (no.2728). ia berkata: "Hadits hasan"; An-Nawawi
berkata “Hasan-Shohiih”, Lihat Adzkar An-Nawawi, 11: 661].

‫عن أنس قال لم يكن شخص أحب إليهم من رسول هللا صلى هللا عليه وسلم قال وكانوا‬
‫إذا رأوه لم يقوموا لما يعلمون من كراهيته لذلك‬
Anas bin Malik rodhiyAllahu ‘Anhu berkata: “Tidak ada seorangpun yang lebih mereka (para
shahabat) cintai ketika melihatnya selain Nabi ‫ﷺ‬. Namun jika melihat Beliau, mereka tidak
pernah berdiri karena mereka mengetahui kebencian Beliau akan hal itu”. [HR.Al-Bukhari Al-
Adabul-Mufrad: 946; At-Tirmidzi: 2754; Asy-Syamaail: 335; Ibnu Abi Syaibah 8/586; Ahmad
3/132, 134, 151, & 250; Abu Ya’laa no. 3784; Ath-Thahawiy dalam Syarh Musykilil-Atsar no.
1126; at-Tirmidzi menilai Hasan-Shohiih Ghorib, lihat Fath-ul-Baari’, jilid 11, Bab Al-
Mushofihah; dan yang lainnya: shohiih].

56
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

2. Permohonan berupa Permintaan. Tidak semua dari jenis ini adalah syirik. Jika kepada
makhluk yang dapat melakukan apa yang diminta, maka itu bukan syirik. Seperti seseorang
meminta air kepada orang lain yang dapat menuangkan kepadanya. Sebagaimana sabda Nabi:

‫َم أن دُ ِع َي فَ ألي ُِج أ‬


‫ب‬
“Siapa yang diundang, hendaklah ia memenuhinya.”[Shohiih: Diriwayatkan oleh Abu Dawud
(no. 3740) dan Ahmad (II/279). Dishohihkan oleh Syaikh al-Albani rohimahullooh dalam
Shohiih Sunan Abi Dawud; Sunan Abu Dawood, no. 1672; Sunan An-Nasa’i, 82: 5. As-
Sakhowi menilainya Hasan].
Tetapi, jika makhluk yang disebut tidak memiliki kemampuan untuk mengabulkan permintaan,
maka itu menjadi permohonan syirik yang mengeluarkan seseorang dari Islaam. Seperti meminta
seorang manusia untuk menurunkan hujan dengan mempercayai bahwa ia dapat melakukannya.
Sayangnya, di beberapa negara Muslim, ada orang-orang yang meyakini bahwa
penghuni kubur dapat memberikan manfaat dan mudharat, bisa menyebabkan kehamilan, dll,
yang merupakan syirik besar. [al-Qoul al-Mufid, hal. 75-76].
Syaikh Abdur-Rohmaan Alusy-Syaikh membagi ‘memohon kepada tandingan’ kedalam
dua kategori:
Pertama: Menjadikan seseorang atau sesuatu sebagai sekutu bagi Allah dalam hal peribadatan,
yang merupakan syirik besar.
Kedua: Yang kurang dari itu, yang dikenal sebagai syirik kecil. Diriwayatkan bahwa Nabi (‫)ﷺ‬
bertanya pada seseorang yang menjawabnya: ‘Apa yang diinginkan Allah dan Anda?’, Nabi
menjawab, ‘Apakah Anda menjadikan saya seorang saingan terhadap Allah? Katakanlah,
sebagai gantinya: Apakah yang Allah sendiri inginkan?’.” [Shohiih Al-Bukhori, jilid 8, hal. 421,
Bab. 8]. [Divine Triumph, hal. 67].

57
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

…Allah sebagai tandingan-Nya, maka ia akan masuk99 Neraka”...


99
Ungkapan ini berarti, “dia akan berada di sana selama-lamanya”. Dalam hal ini, Allah
berfirman:

…‫ار‬
ٍ ‫ص‬َ ‫لظا ِلمِينَ ِم أن أَن‬ ُ َّ‫علَ أي ِه أال َجنَّةَ َو َمأ أ َواهُ الن‬
َّ ‫ار ۖ َو َما ِل‬ ِ َّ ‫ِإنَّهُ َمن يُ أش ِر أك ِب‬
َّ ‫اّلِل فَقَدأ َح َّر َم‬
َ ُ‫َّللا‬
“…Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah
mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-
orang dzholim itu seorang penolongpun”. [QS.Al-Maidah (5): 72].
Jika surga terlarang, itu berarti orang tersebut akan abadi di Neraka. Karenanya, syirik harus
ditakuti sebab konsekuensinya sangat luar biasa. Seseorang yang melakukan syirik gagal dalam
kehidupannya di masa datang sebab dia akan berada di Neraka selama-lamanya, dan dia merugi
di kehidupan ini karena tidak mendapat manfaat darinya.
Dalam hal ini, Syaikh Al-Utsaimin berkata: “Syirik adalah permasalahan yang teramat
serius. Namun, Allah telah membuat ketulusan menjadi mudah bagi para hamba-Nya.
Keikhlasan diperoleh dengan tetap mengingat Allah dan dengan mencari ridho-Nya semata
dalam ‘amalan-‘amalan mereka dan bukan mengharap pujian atau kekaguman orang lain. Orang-
orang tidak akan memberi manfaat bagi mereka meskipun berdatangan dalam jumlah besar pada
pemakaman mereka, hanya ‘amalan-‘amalan merekalah yang akan memberikan keuntungan bagi
diri mereka. Dari Anas bin Malik rodhiyAllahu ‘Anhu, Nabi Muhammad (‫ )ﷺ‬bersabda:

، ‫ت ثََلَثَة ب‬َ ِ‫ ( يَتأبَ ُع ال َمي‬: ‫سلَّ َم‬ َ ُ ‫صلَّى هللا‬


َ ‫علَ أي ِه َو‬ َ ِ‫َّللا‬ َّ ‫ال َرسُو ُل‬ َ َ‫ ق‬:‫ قال‬، ٍ‫عن أَنَس بأن َمالِك‬
‫ فَيَ أر ِج ُع أ َ أهلُهُ َو َمالُهُ َويَ أبقَى‬، ُ‫ع َملُه‬َ ‫ يَتأبَعُه ُ أ َ أهلُهُ َو َمالُهُ َو‬: ‫احد ب‬ ِ ‫فَيَ أر ِج ُع اثأن‬
ِ ‫َان َويَ أبقَى َمعَهُ َو‬
ُ‫ع َملُه‬
َ
“Yang mengikuti mayit ke kuburnya ada tiga, lalu dua kembali dan yang tinggal bersamanya
hanya satu; yang mengikutinya adalah keluarganya, hartanya dan amalnya, lalu kembali
keluarga dan hartanya, dan yang tinggal hanya amalnya.” [Shohiih Muslim, jilid 4, hal. 1530,
no. 7064; HR.Al-Bukhari dan Muslim].
Sangat penting bahwa seseorang tidak menjadi senang ketika orang-orang menerima
perkataannya, hanya karena perkataan tersebut berasal darinya. Justru, dia harus merasa senang

58
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

…[HR. Bukhori].100

Muslim101 meriwayatkan dari Jabir102 bahwa Rasulullah (‫ )ﷺ‬bersabda:

َ َّ‫َّللاَ ََّل يُ أش ِركُ ِب ِه شَ أيئًا دَ َخ َل أال َجنَّةَ َو َم أن لَقِيَهُ يُ أش ِركُ ِب ِه دَ َخ َل الن‬


‫ار‬ َّ ‫ي‬ َ ‫َم أن لَ ِق‬
“Siapa yang menemui Allah103 dalam keadaan tidak berbuat kesyirikan kepada…

mereka menerimanya - jika dia menganggapnya sebagai kebenaran, karena itu adalah kebenaran,
bukan karena itu adalah perkataannya. Demikian juga, seharusnya dia sebaiknya tidak merasa
sedih ketika orang-orang menolak perkataan karena itu berasal darinya, karena ini berarti ia
mengajak kepada dirinya sendiri. Justru, seharusnya dia merasa sedih karena mereka
menolaknya karena itu adalah kebenaran. Dari situlah, keikhlasan dapat dipahami.
Keikhlasan sangatlah sulit. Kecuali jika seseorang berada di jalan yang lurus dan benar-
benar memfokuskan pikiran pada Allah, Allah akan menolongnya dan menjadikan mudah
baginya. [al-Qoul al-Mufid, pp. 76-77]
100 Shohiih Al-Bukhari, jilid 6, hal. 21-22, no. 24.
101
Shohiih Muslim, jilid 1, hal. 54, no. 168.
102
Nama lengkapnya adalah Jaabir ibn Abdillaah ibn ‘Amr al-Anshoriy as-Salami. Baik Beliau
maupun ayahnya adalah sahabat Nabi (‫)ﷺ‬. Jaabir memeluk Islaam beserta ayahnya dalam
Perjanjian Aqabah ketika Beliau berusia 18 tahun. Ayahnya syahid pada Perang Uhud. Jaabir
termasuk diantara para shahabat yang mengalami penyiksaan di tangan Jenderal Dinasti
Umayyah, yakni Hajiaaj ibn Yusuf. Jaabir adalah perawi hadits paling produktif ke-6 (1540
hadits diriwayatkan darinya), dan 9 orang muridnya ialah pencatat periwayatan secara tertulis
dari Beliau. Beliau wafat di Madinah pada usia 95 tahun setelah kehilangan penglihatannya.
[Divine Triumph, hal. 67-68; Shohiih Muslim, hal. 9, catatan kaki: 22; dan Studies in Early
Hadith Literature, hal. 38].
103
Pada Hari Perhitungan.

59
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

Allah dengan sesuatu apapun maka dia pasti akan masuk surga,104 dan siapa yang
menemui Allah dalam keadaan berbuat kesyirikan kepada-Nya dengan sesuatu
apapun maka dia pasti akan masuk neraka”.105, 106[HR. Muslim no. 93].

Pembahasan-Pembahasan Penting dalam Bab. 107

104
Artinya, siapapun menemui Allah tanpa melakukan syirik besar akan memasuki surga,
meskipun sebelumnya dia dihukum untuk dosa-dosa lainnya.
105 Artinya, siapapun menemui Allah melakukan syirik besar akan masuk neraka selamanya.
106
Kaitan hadits ini dengan bab ini adalah pengetahuan tentang konsekuensi syirik adalah neraka
seharusnya menimbulkan rasa takut di hati mukmin sejati.
107
Pembahasan-Pembahasan Penting dalam Bab:
(1) Rasa takut berbuat kesyirikan (politeisme). (2) Menyombongkan diri (Riyaa’) termasuk ke
dalam syirik. (3) Menyombongkan diri adalah syirik tipe ringan. (4) Jatuh ke dalam syirik kecil
(Riyaa’) lebih ditakutkan oleh orang yang lurus dan saleh daripada permasalahan lainnya (karena
mudahnya seseorang terjatuh kedalamnya, sebab ia tidak kentara.) (5) Dekatnya Surga dan
Neraka. (6) Kombinasi dekatnya Surga dan Neraka sudah diberitahukan di hadits yang sama (7)
Siapapun menemui Allah (pada Hari Perhitungan) tanpa menyekutukan sesuatu pun dengan
Allah, akan memasuki Surga; dan siapapun yang mati melakukan syirik kepada Allah dengan
cara apapun akan memasuki Neraka, meskipun dia adalah seorang ahli ibadah yang luar biasa.
(8) Masalah penting mengenai doa nabi Ibrohim untuk dirinya dan keturunannya, yaitu
berlindung dari menyembah berhala. (9) Pengakuan Ibrohim tentang keadaan kebanyakan orang,
"Ya Robb-ku, sesungguhnya berhala-berhala itu telah menyesatkan kebanyakan daripada
manusia,..." [QS.Ibrohim (14): 36]. (10) Penjelasan makna dari (kalimat) "Tidak ada yang layak
disembah secara benar selain Allah" seperti yang diriwayatkan oleh Al-Bukhori. (11) Keutamaan
dari seseorang yang bebas dari syirik.

60
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

BAB No: 5
Ajakan Untuk Bersaksi Bahwa Tidak Ada Satu pun yang
Layak Disembah kecuali Allah.108

Allaah Yang Maha Mulia berfirman:

‫َّللاِ َو َما أَنَا‬ ُ ‫ير ٍة أَنَا َو َم ِن ات َّ َبعَ ِني ۖ َو‬


َّ َ‫س أب َحان‬ َ ‫ص‬ِ ‫علَ َٰى َب‬ َّ ‫عو إِلَى‬
َ ۚ ِ‫َّللا‬ َ ‫قُ أل َٰ َه ِذ ِه‬
ُ ‫س ِبي ِلي أ َ أد‬
‫ِمنَ أال ُم أش ِر ِكي َن‬
“Katakanlah: ‘Inilah jalan (agama)-ku, 109 aku dan orang-orang yang…

108
Sesudah menjabarkan pada bab-bab sebelumnya tentang Tauhid relative terhadap individu, di
sini penulis menyebutkan ajakan kepada orang lain menuju Tauhid, karena iman tidaksempurna
tanpa mengajak orang lain kepada Tauhid. Allah menyebutkan dalam QS.al-Asr empat kondisi
menuju keberhasilan: iman, ‘amal sholih (perbuatan-perbuatan kebajikan), saling menasehati
tentang kebenaran, dan saling menasehati tentang kesabaran.
109
Sabil bersinonim dengan thoriq yang berarti ‘cara’ atau ‘jalan’. Dalam konteks ini, ‘jalan
Nabi’ (‫ )ﷺ‬mengacu pada syari’ah dan ‘ibadah yang dibawa dan diajarkan oleh Beliau, dan
metodologi mengajak kepada Allah yang Beliau anut. [al-Qoul al-Mufid, hal. 80]. Jalan Nabi (‫)ﷺ‬
juga disebut dalam bahasa Arab sebagai ‘Sunnah’ Beliau. Merupakan bagian kedua dari
syahadat; Muhammadur Rasulullah (Muhammad adalah Utusan Allah). “Jalan” hanya ada satu
kontras dengan banyaknya cara atau jalan kesesatan.

‫سلَّ َم‬ َ ُ‫صلَّى هللا‬


َ ‫علَ أي ِه َو‬ َّ ‫ خ‬: ‫ال‬
َ ِ َّ‫َط لَنَا َرسُو ُل َّللا‬ َ َ‫ع أنه ُ ق‬
َ ُ‫ي هللا‬ َ ‫ض‬ ِ ‫سعُو ٍد َر‬
‫َّللا ب ِأن َم أ‬ َ ‫ع أن‬
ِ َّ ‫ع أب ِد‬ َ
«: ‫ع أن يَ ِمينِ ِه َوعَ أن ِش َما ِل ِه ث ُ َّم َقا َل‬ َّ ‫ ث ُ َّم خ‬.» ِ َّ‫سبِي ُل َّللا‬
َ ً ‫َط ُخطُوطا‬ َ ‫« هَذَا‬: ‫يَ أوما ً خَطا ث ُ َّم قَا َل‬
‫اطى‬ ِ ‫{وأ َ َّن َهذَا‬
ِ ‫ص َر‬ َ َ‫ ث ُ َّم تََل‬.» ‫طا بن يَدأعُو إِلَ أي ِه‬َ ‫ش أي‬
َ ‫يل ِم أن َها‬ َ ‫علَى كُ ِل‬
ٍ ِ‫سب‬ َ ، ‫َه ِذ ِه سُبُ بل‬
َ ‫ع أن‬
{‫س ِبي ِل ِه‬ ُّ ‫ُم أست َ ِقيما ً فَات َّ ِبعُوهُ َوَّلَ تَت َّ ِبعُوا ال‬
َ ‫سبُ َل فَتَفَ َّرقَ ِبكُ أم‬
61
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

"Dari Abdullaah bin Mas'ud RodhiyAllahu 'anhu, ia berkata :"Suatu hari Rasulullah ‫ﷺ‬
membuat suatu garis, kemudian beliau berkata : "Ini adalah jalan Allah", kemudian beliau
membuat garis-garis yang banyak di bagian kanan dan bagian kirinya, lalu berliau berkata : "Ini
adalah jalan-jalan yang pada ujung-ujung setiap jalan terdapat setan yang menyeru
kepadanya", kemudian beliau membaca ayat [QS.Al-An’aam (6): 153]:

َ ‫ع أن‬
‫سبِي ِل ِه‬ ُّ ‫اطى ُم أست َ ِقيما ً فَاتَّبِعُوهُ َوَّلَ تَتَّبِعُوا ال‬
َ ‫سبُ َل فَتَفَ َّرقَ بِكُ أم‬ ِ ‫َوأ َ َّن َهذَا‬
ِ ‫ص َر‬
"Dan sungguh, inilah jalan-Ku yang lurus. Maka ikutilah! Jangan kamu ikuti jalan-jalan
(yang lain) yang akan mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya…". [Sunan Ibn Majah, jilid
1, hal. 6, no. 11; HR.Ad-Daarimiy no. 202].
Hadits ini membuktikan bahwa jalan kebenaran hanyalah satu. Ibn al-Qoyyim
mengomentarinya sebagai berikut: “Hal ini karena jalan yang menuju kepada Allah hanyalah
satu, dan itu adalah apa yang Ia kirimkan melalui Utusan-Nya dan dengan mengirimkan Kitab-
Nya. Tak seorang pun menggapai-Nya kecuali mengikuti jalan ini. Meskipun jika orang-orang
menempuh setiap jalan dan mencoba untuk membuka setiap pintu, jalan-jalan tersebut akan
tertutup dan pintu-pintu akan terkunci, kecuali satu jalan ini. Karena jalan ini terhubung dengan
Allah dan mengarahkan kepada-Nya. [at-Tafsir al-Qoyyim. hal. 14-15].

‫علَى‬َ ُ ‫ت أال َي ُه أود‬ِ َ‫ اِ أفت ََرق‬:‫سلَّ َم‬


َ ‫علَ أي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ ‫َّللا‬ َ ِ‫س أو ُل هللا‬ َ َ‫ ق‬:‫ف ب ِأن َمالِكٍ قَا َل‬
ُ ‫ال َر‬ َ ‫ع أن‬
ِ ‫ع أو‬ َ
‫ع َلى‬َ ‫ارى‬ َ ‫ص‬ ِ ‫ار َوا أفت ََر َق‬
َ ‫ت ال َّن‬ َ ‫احدَة ب فِي أال َجنَّ ِة َو‬
ِ َّ‫س أبعُ أونَ فِي الن‬ ِ ‫س أب ِعيأنَ فِ أرقَةً فَ َو‬
َ ‫ِإ أحدَى َو‬
ُ ‫ي نَ أف‬
‫س ُم َح َّم ٍد ِبيَ ِد ِه‬ ‫احدَة ب فِي أال َجنَّ ِة َوالَّ ِذ أ‬ِ ‫ار َو َو‬ِ َّ‫س أبع ُ أونَ فِي الن‬َ ‫س أب ِعيأنَ فِ أرقَةً فَإِحأ دَى َو‬َ ‫ثِ أنتَي ِأن َو‬
،‫ار‬ ِ َّ‫س أبعُ أونَ فِ أي الن‬ َ ‫َان َو‬ ِ ‫احدَة ب فِ أي أال َجنَّ ِة َوثِ أنت‬
ِ ‫س أب ِعيأنَ فِ أرقَةً َو‬ َ ‫ث َو‬ ٍ َ‫ع َلى ثََل‬ َ ‫لَت َ أفت َِرقَ َّن أ ُ َّم ِت أي‬
َ ‫ أال َج َما‬:‫ال‬
‫ع ُة‬ َ َ‫هللا َم أن هُ أم؟ ق‬
ِ ‫س أو َل‬ ُ ‫ َيا َر‬:‫ِقي َأل‬
Dari ‘Auf bin Malik, ia berkata: “Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda, ‘Yahudi terpecah menjadi 71 (tujuh
puluh satu) golongan, satu (golongan) masuk Surga dan yang 70 (tujuh puluh) di Neraka. Dan
Nasroni terpecah menjadi 72 (tujuh puluh dua) golongan, yang 71 (tujuh puluh satu) golongan
di Neraka dan yang satu di Surga. Dan demi Yang jiwa Muhammad berada di Tangan-Nya,
ummatku benar-benar akan terpecah menjadi 73 (tujuh puluh tiga) golongan, yang satu di

62
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

…mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah110...

Surga, dan yang 72 (tujuh puluh dua) golongan di Neraka,’ Ditanyakan kepada beliau,
‘Siapakah mereka (satu golongan yang masuk Surga itu) wahai Rasulullah?’ Beliau menjawab,
‘Al-Jama’ah’.” [Ibnu Majah, dalam kitab Sunan-nya Kitabul Fitan bab Iftirooqil Umam no.
3992; Ibnu Abi ‘Ashim, dalam kitab as-Sunnah I/32 no. 63; Al-Lalikaa-i, dalam kitab Syarah
Ushul I’tiqood Ahlis Sunah wal Jama’ah I/113 no. 149; Sunan at-Tirmidhi, jilid 4, Buku Iman,
Bab. 18, no. 2779, dinilai Hasan Ghorib; Calling to Allah, hal. 9-10]. Dalam riwayat lain ketika
ditanya siapakah golongan yang satu beliau menjawab: “Apa yang aku dan sahabatku berada di
atasnya” (Sunan atTirmidhi, vol. 4, bab 18, no. 2779. Digolongkan Hasan Gharib) (Calling to
Allaah, hal. 9-10)
110
Dakwah bisa dibagi kedalam dua kategori: (1) Mengajak kepada Allah dan (2) Mengajak
kepada selain Allah.
Yang mengajak kepada Allah adalah orang yang tulus yang ingin menghubungkan dan
mengikatkan orang-orang kepada Allah. Yang mengajak kepada selain Allah mengajak kepada
dirinya sendiri; dia mengajak kepada kebenaran hanya agar dihormati dan diagungkan orang-
orang. Akibatnya, dia menjadi marah bila orang-orang tidak mengikuti apa yang diajarkannya
kepada mereka, tetapi dia tidak marah jika melakukan dosa yang lebih besar yang dia tidak
mengajak mereka untuk meninggalkannya. Pendakwah yang tidak ikhlas mungkin mengajak
kepada para penguasa. Di banyak negara terdapat ‘Ulama-‘Ulama kesesatan, ‘Ulama-‘Ulama
negara yang mengajak kepada para penguasa mereka. Sebagai contoh, ketika sosialisme muncul
di negara Arab, beberapa ‘Ulama sesat memberikan pembelaan atasnya dari ayat-ayat Qur’an
dan hadits-hadits yang makna tidak relevan.
Siapa pun yang mengajak kepada Allah dan menemukan bahwa orang-orang menjauh
darinya tidak boleh putus asa dan meninggalkan dakwah, sebagaimana Rasulullah (‫)ﷺ‬
mengatakan kepada Ali:

ِ ‫َّللا ْل َ أن يُ أهدَى ِب َك َر ُج بل َو‬


‫احد ب َخي بأر لَ َك ِم أن ُح أم ِر النَّ َع ِم‬ ِ َّ ‫فَ َو‬
“Demi Allah, sungguh satu orang saja diberi petunjuk (oleh Allah) melalui perantaraanmu,
maka itu lebih baik dari unta merah.”[HR.Bukhari no. 2942 dan Muslim no. 2406, dari Sahl bin

63
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

Sa’ad; diriwayatkan oleh Sahl ibn Sa‘ad, lihat Shohiih Al-Bukhori, jilid 5, hal. 368-369, no. 521
dan Shohiih Muslim, jilid 4, hal. 1285-1286, no. 5918].
Jika satu orang menanggapi, itu sudah cukup. Jika tidak seorang pun menanggapi, dia
telah melaksanakan tanggung jawabnya. Nabi (‫ )ﷺ‬menggambarkan keadaan beberapa nabi pada
Hari Kebangkitan yang akan datang tanpa satu pengikut pun.

‫أس َم َعهُ أَ َحدب‬


َ ‫الر ُج ََل ِن َوالنَّ ِب َّي لَي‬ َّ ُ‫الر َه أيطُ َوالنَّ ِب َّي َو َم َعه‬
َّ ‫الر ُج ُل َو‬ ُّ ُ‫فَ َرأَيأتُ النَّ ِب َّي َو َم َعه‬
“Aku melihat seorang nabi yang hanya memiliki beberapa pengikut (3 sampai 9 orang). Ada
juga nabi hanya memiliki satu atau dua orang pengikut saja. Bahkan ada nabi yang tidak
memiliki pengikut sama sekali.” [HR. Bukhari no. 5752 dan Muslim no. 220].
Adalah cukup jika mengajak kepada kebenaran dan memperingatkan orang-orang dari
kepalsuan, untuk menjadikan jelas bagi mereka mana kebenaran dan mana kebohongan. Karena
jika orang-orang tidak menjelaskan kebenarannya, kebohongan akan menjadi fakta yang tetap
seiring dengan waktu. [al-Qoul al-Mufid, hal. 80-81].
Kewajiban Berdakwah
Mengajak kepada Allah secara umum dianggap oleh para ‘Ulama Islaam sebagai
kewajiban atas setiap Muslim sesuai dengan kemampuan mereka. Hal ini telah diperintahkan
oleh Allah dalam Qur’an dan oleh Nabi Muhammad (‫ )ﷺ‬di dalam Sunnah Beliau. Terkait dengan
kewajiban tersebut, Syaikh Ibn Baaz (rohimahullooh) mengatakan sebagai berikut:
“Dakwah adalah kewajiban pada tiap orang yang memiliki kemampuan, dari para ‘Ulama
kepada para penguasa dan para da’i, sampai risalah Islaam mencapai setiap sudut Bumi dalam
berbagai bahasa. Ini adalah penyebaran yang telah diperintahkan Allah. Ia, Maha Tinggi,
mengajarkan Nabinya (‫[ )ﷺ‬untuk menyebarluaskan risalah Islaam sebagai berikut]:

ِ ُ ‫سو ُل َب ِل أغ َما أ‬
‫نز َل ِإلَي َأك ِمن َّر ِب َك‬ َّ ‫َيا أ َ ُّي َها‬
ُ ‫الر‬
“Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Robb-mu”. [QS.Al-Maidah
(5): 67].
Sehingga, menjadi kewajiban Rasulullah (‫ )ﷺ‬untuk menyampaikan risalah dengan cara yang
sama telah diwajikanb atas semua utusan Allah – semoga kedamaian dan berkah Allah
dilimpahkan atas mereka dan semua yang mengikuti mereka dalam menyampaikan risalah.

64
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

Oleh karena itu, wajib bagi seluruh umat manusia, dari para penguasa dan para ‘Ulama hingga
pengusaha dan yang lainnya untuk menyampaikan agama dari Allah dan Rasulullah (‫ )ﷺ‬ini, dan
menjelaskannya kepada orang-orang ke dalam bahasa mereka yang beragam. [Words of Advice
Regarding Da’wah, hal.47-48].
Namun, para ‘Ulama telah membuat perbedaan antara kewajiban perseorangan dalam
dakwah dan kewajiban bermasyarakat. Syaikh Ibn Baaz memberitahukan berikut ini:
“Ada 2 tingkatan Dakwah kepada Allah: yang pertama adalah fardhu ‘ayn (kewajiban
perseorangan) dan yang kedua adalah fardhu kifaayah (kewajiban kolektif). Adalah fardhu ‘ayn
untukmu jika tidak seorang pun di Negara (anda), wilayah (anda), suku (anda) yang mengambil
tanggung jawab memerintahkan kebaikan dan melarang kejahatan, jika anda memiliki
pengetahuan. Menjadi wajib bagi anda secara khusus untuk memberikan dakwah, untuk memberi
penerangan kepada orang-orang mengenai hak-hak Allah, untuk memerintahkan apa yang baik
dan melarang kejahatan. Akan tetapi, jika terdapat mereka yang menyampaikan dakwah
mengajar orang-orang dan menuntun mereka, maka itu akan menjadi sunnah dan tidak wajib
bagi yang lainnya yang juga mempunyai pengetahuan Syari’ah. [Words of Advice Regarding
Da’wah, hal. 18].
Mengenai kewajiban dakwah pada zaman ini, Syaikh Ibn Baaz juga berkata:
“Pada masa ketika terjadi kekurangan pendakwah, kejahatan menjadi lazim dan kebodohan
mendominasi, dakwah menjadi fardhu ‘ayn pada tiap orang sesuai kemampuan mereka. [Words
of Advice Regarding Da’wah, hal. 20]
Bukti kewajiban bersama dalam dakwah bisa ditemukan pada ayat berikut dan yang
serupa:

‫ع ِن أال ُمن َك ِر ۚ َوأُو َٰلَ ِئ َك‬ ِ ‫َو ألتَكُن ِمنكُ أم أ ُ َّمة ب يَدأعُونَ ِإلَى أال َخي ِأر َويَأ أ ُم ُرونَ ِب أال َم أع ُر‬
َ َ‫وف َويَ أن َه أون‬
َ‫ُه ُم أال ُم أف ِل ُحون‬
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang
yang beruntung”. [QS.Ali-Imron (3): 104].

65
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

Allah menyebutkan bahwa sekelompok orang beriman harus memikul tanggung jawab
dalam menyebarkan kebaikan berjanji dan melarang keburukan dalam masyarakat. Karena
agama bukan semata-mata urusan pribadi saja seperti yang terjadi di negara Barat sekuler, agama
membentuk tatanan masyarakat dari tingkat terkecil. Menjaga ketertiban dalam masyarakat
sebaiknya tidak diserahkan kepada pemerintah saja tetapi sebaiknya bersama dengan para
anggota komunitas yang membangun sebuah masyarakat.
Di sisi lain, kewajiban individu untuk berdakwah ditunjukkan pada ayat berikut:

َ ‫ظ ِة أال َح‬
‫سنَ ِة‬ َ ‫يل َر ِب َك ِب أال ِح أك َم ِة َو أال َم أو ِع‬ َ ‫ادأعُ ِإلَ َٰى‬
ِ ‫س ِب‬
“Serulah (manusia) kepada jalan Robb-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik”.
[QS.An-Nahl (16): 125].
Nabi (‫ )ﷺ‬secara pribadi disebutkan dalam ayat ini dengan tambahan semua individu beriman
diperintahkan untuk mengajak orang-orang kepada Islaam. Jika perintah ini dianggap terbatas
hanya kepada individu-individu tertentu seperti para ‘Ulama ataupun kelompok, Nabi (‫ )ﷺ‬sendiri
telah memperluas cakupan tanggung jawab dengan menjadikannya tanggung jawab perseorangan
bagi setiap orang yang memiliki pengetahuan dengan bersabda:

- ‫ صلى هللا عليه وسلم‬- ‫النبي‬


َّ َّ : ‫عن عبد هللا بن عمرو بن العاص رضي هللا عنهما‬
‫أن‬
‫علَ َّي‬ َ َ‫ َو َم أن َكذ‬،‫َّل َح َر َج‬
َ ‫ب‬ َ ‫يل َو‬ َ ‫ َو َح ِدثُوا‬، ً‫عنِي َولَ أو آيَة‬
َ ِ‫ع أن بَنِي إس َأرائ‬ َ ‫ بَ ِلغُوا‬: ‫ال‬ َ َ‫ ق‬،
‫ رواه البخاري‬.‫ُمتَعَ ِمدا ً فَ أليَتَبَ َّوأأ َم أقعَدَهُ ِم َن النَّار‬
“Sampaikanlah dariku walaupun hanya satu ayat.” [HR. Al-Bukhari no. 3274; Shohiih Al-
Bukhori, jilid 4: hal.442, no. 667].
Setiap Muslim wajib mempelajari beberapa ayat-ayat atau surat-surat dari Al-Qur'an untuk shalat
sehari-hari mereka. Di antara surat terpendek dan paling populer adalah Surat al-ikhlas yang
menyatakan: "Katakanlah: Ia adalah Allah yang Maha Esa, Allah adalah Robb tempat
bergantung segala sesuatu. Ia tidak beranak ataupun diperanakkan. Dan tidak ada
seorangpun yang setara dengan-Nya". Setiap ayat-ayat ini mengandung risalah penting
tentang Allah dimana mayoritas agama-agama tidak mengetahui. Setiap ayat jelas membedakan
Allah, Sang Pencipta, dari makhluk-makhluk-Nya. Sebagian besar Muslim mengetahui surat

66
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

pendek ini dan dapat membagikan risalah-risalah di dalamnya ke dunia penyembah berhala di
sekitar mereka. Sehingga pada hakikatnya tidak seorang pun bebas dari kewajiban berdakwah.
Lebih lanjut, setiap kali Nabi (‫ )ﷺ‬memberikan perintah, Beliau selalu berkata: “Hendaknya yang
hadir menyampaikan kepada yang tidak hadir. Sebab, mungkin mereka yang tidak hadir lebih
paham daripada mereka yang hadir”. [Hadits Riwayat AI-Bukhori dalam Al-'Ilm(67); Muslim
dalam Al-Qasamah (1679); Shohiih Al-Bukhori, jilid 1, hal. 58, no. 67]
Untuk menekankan pentingnya dakwah sebagai kewajiban kaum Muslimin, Allah
memperingatkan mereka yang tidak memenuhi tanggung jawab ini dari kutukan-Nya dan
kutukan semua makhluk-Nya.

‫ب ۙ أُو َٰلَئِ َك‬


ِ ‫اس فِي أال ِكت َا‬
ِ َّ‫ت َو أال ُهدَ َٰى ِمن بَ أع ِد َما بَيَّنَّاهُ ِللن‬
ِ ‫ِإ َّن الَّذِينَ يَ أكت ُ ُمونَ َما أَنزَ ألنَا مِنَ أالبَ ِينَا‬
َ‫الَل ِعنُون‬َّ ‫َّللاُ َويَ ألعَنُ ُه ُم‬
َّ ‫يَ ألعَنُ ُه ُم‬
“Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan
berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya
kepada manusia dalam Al Kitab, mereka itu dilaknati Allah dan dilaknati (pula) oleh
semua (mahluk) yang dapat melaknati”. [QS.Al-Baqoroh (2): 159].

Nabi (‫ )ﷺ‬lebih lanjut menekankan besarnya dosa menyembunyikan ilmu dengan bersabda:

‫علم فكتمه‬
ٍ ‫ "من سئل عن‬:‫ قال رسول َّللا صلى َّللا عليه وسلم‬: ‫عن أبي هريرة قال‬
".‫نار يوم القيامة‬
ٍ ‫ألجمه َّللا بلجام من‬
“Siapa yang ditanya tentang satu ilmu lalu menyembunyikannya, niscaya Allah akan
mengikatnya dengan tali kekang dari api neraka di hari kiamat kelak” [Diriwayatkan oleh Abu
Dawud no. 3658; At-Tirmidziy no. 2649; Ath-Thoyalisiy no. 2534; Ibnu Abi Syaibah 9/55;
Ahmad 2/263, 305, 344, 353, 499, 508; Ibnu Maajah no. 261; Ibnu Hibbaan no. 95; Al -Haakim
1/101; Al-Baghowiy no. 140; Sunan Abu Dawud, jilid 3, hal. 1038; Jami’ ash-Shoghiir; dan
yang lainnya, shohiih].
Memiliki ilmu tentang Islaam tetapi tidak menyampaikan kepada orang lain merupakan
‘menyembunyikan pengetahuan’.

67
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

...dengan hujjah yang nyata, 111 Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk
orang-orang yang musyrik’.” [QS.Yusuf (12): 108].

Menyembunyikan pengetahuan bisa menjadi tindakan yang disengaja dimana seseorang


bertujuan untuk menyimpan ilmu dari orang lain. Ini mungkin terjadi pada kasus dimana orang-
orang bertanya seputar Islaam tetapi menolak untuk mengungkapkan ajarannya karena masalah
ras atau suku. Misalnya, pada tahun-tahun lampau, beberapa orang suku Guyana dan Trinidad
asal India menolak untuk mengajar Islaam kepada orang suku Guyana dan Trinidad asal Afrika
karena kepercayaan rasis mereka bahwa Islaam hanya untuk orang India. Demikian juga,
beberapa orang Afrika - Amerika yang mengikuti doktrin-doktrin rasis dari ‘Negara Islam’ atau
dipengaruhi oleh mereka, telah menolak untuk menerangkan Islaam kepada orang Amerika
Eropa karena mereka menganggapnya sebagai setan atau hanya musuh.
Menyembunyikan pengetahuan juga mungkin menjadi tindakan pasif yang tidak
disengaja dimana seseorang memiliki pengetahuan tetapi lalai dalam menyampaikan karena
merasa malu atau perasaan rendah diri. Sebuah contoh menyembunyikan ilmu secara pasif dapat
ditemukan pada banyaknya pendatang Muslim yang hidup, belajar, dan bekerja diantara orang-
orang non-Muslim selama bertahun-tahun tanpa pernah mengucapkan satu katapun kepada
mereka mengenai Islaam. [Calling to Allah]
111
Pengetahuan di sini tidak hanya merujuk pada pengetahuan tentang agama, tetapi mencakup
pengetahuan tentang keadaan seseorang yang diajak dan pengetahuan tentang rute untuk sampai
pada tujuan dari ajakan yaitu hikmah. [al-Qoul al-Mufid].

68
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

Dari Ibnu ‘Abbaas : Bahwasanya Mu’aadz112 pernah berkata : Rasulullah ‫ﷺ‬pernah


mengutusku seraya bersabda : “Sesungguhnya engkau akan mendatangi suatu
kaum dari Ahli Kitaab,113…
maka ajaklah mereka kepada persaksian114 ...

112
Beliau (Mu’adz bin Jabal) diutus bersama Abu Musaa al-Asy’ari sebagai seorang guru,
seorang gubernur dan seorang da’i pada Rabi’ul-Awwal tahun 10 Hijriyah. Mu’adz dikirim ke
Sanaa dan sekitarnya dan Abu Musaa ke Aden dan sekitarnya. Dan Beliau (Mu’adz bin Jabal)
mengajarkan mereka untuk:

َ َ‫ فَق‬، ‫سلَّ َم بَعَثَهُ َو ُمعَاذًا إِلَى أاليَ َم ِن‬


، ‫ " يَس َِرا َو ََّل تُعَس َِرا‬: ‫ال‬ َ ‫علَ أي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ‫ي‬ َّ ِ‫أَن ال َّنب‬
‫عا َو ََّل ت َ أخت َ ِل َفا‬
َ ‫او‬
َ ‫ط‬ َ َ ‫ َوت‬، ‫َو َبش َِرا َو ََّل تُن َِف َرا‬
“Berilah kemudahan dan jangan mempersulit, berilah kabar gembira dan jangan membuat orang
lari, bersatulah dan jangan berselisih!” [muttafaq alaih diriwayatkan oleh Bukhari no hadist :
4344 dan Muslim no hadist: 1733]
113
Nabi Muhammad (‫ )ﷺ‬menarik perhatian Mu’adz pada fakta bahwa ahli kitab jumlahnya lebih
banyak dari kaum musyrikin Arab di Yaman, dan bahwa dia harus bersiap-siap berurusan dengan
mereka -dan jika perlu berdebat- dengan mereka. [Divine Triumph, p. 74] Dari pernyataan ini
dapat disimpulkan prinsip bahwa mereka yang terlibat dalam mengajak orang-orang kepada
Islaam sebaiknya mengetahui latar belakang orang-orang yang mereka dakwahi, bila
memungkinkan. Ini sangat penting, karena pendakwah Muslim seperti seorang dokter medis
yang hanya bisa menuliskan resep dengan benar untuk obat yang cocok setelah memeriksa
penyakit pasiennya. Dengan mengetahui keyakinan-keyakinan dan konsep-konsep orang-orang
tersebut, argumentasi yang sesuai dapat dipergunakan untuk meyakinkan mereka kepada Tauhid
Allah. Ini adalah aspek hikmah yang disebutkan di dalam Qur’an berkaitan dengan dakwah.
114
Bersyahadat membutuhkan ungkapan lisan. Karenanya, percaya dalam hati saja tidaklah
cukup untuk membuat seseorang menjadi Muslim. Keyakinan mereka harus diungkapkan secara
terbuka, selama masih memungkinkan sebagai manusia. Ketika hidup seseorang diancam,
sebagaimana kisah Najasyi, penguasa Etiopia, yang menyediakan tempat pengungsian dan

69
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

perlindungan bagi orang-orang Muslim ketika permulaan masa Hijriyah. Demikian juga, ketika
Nabi Muhammad (‫ )ﷺ‬mengajarkan kepada pamannya disaat sekarat, Abu Tholib, untuk
mengucapkan syahadat dan bukan hanya menyuruhnya percaya padanya.
Syaikh Abdur-Rohmaan Alusy-Shaykh menyebut tujuh persyaratan yang harus dipenuhi
oleh seseorang yang mengucapkan syahaadat agar menjadi sah: (1) Mengetahui maknanya; apa
yang ditegaskannya dan ditiadakannya, (2) Meyakini secara mutlak dari dasar hati yang paling
dalam. (3) Mempercayainya secara terbuka dan secara pribadi. (4) Menerima sepenuhnya dan
tidak menolak penerapan-penerapan atau persyaratan-persyaratan yang mana pun. (5) Untuk
memurnikan niat seseorang terkait syahaadat. (6) Mempercayai secara mendalam dari hati
seseorang dan tidak hanya sekadar dengan pernyataan lidah/lisan. (7) Mencintainya dengan
mendalam dan mengikutinya dan menjadikan teman-teman akrab dan musuh-musuh hanya
berdasarkan kriterianya. [Divine Triumph, hal. 75]
Para ‘Ulama muta’akhirin seperti Syaikh Al-Utsaimin dan Syaikh Ibn Baaz
mencantumkan delapan sampai sepuluh persyaratan untuk keabsahan syahaadat.
Persyaratan pertama: Ilmu
Agar syahadat kepada Allah dianggap sah, pertama-tama sebaiknya berdasarkan
pengetahuan. Allah berfirman”

َّ ‫…فَا أعلَ أم أَنَّهُ ََّل ِإ َٰلَهَ ِإ ََّّل‬


ُ‫َّللا‬
“Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilaah (sesembahan, Tuhan)
selain Allah…” [QS.Muhammad (47): 19].
Nabi (‫ )ﷺ‬juga bersabda: “Siapa yang meninggal sedangkan ia dalam keadaan mengetahui
bahwasanya tidak ada Tuhan/ilaah yang berhak disembah selain Allah, melainkan ia akan
masuk surga”. [Diriwayatkan oleh Muslim no. 26; Shohiih Muslim, 1: 19, no. 39].
Persyaratan kedua: Kepastian
Kedua adalah memiliki kepastian, yang berarti bahwa orang yang mengikrarkan
keyakinannya tidak boleh memiliki keraguan dalam pikirannya tentang Allah sebagai Robb sejati
dan bahwa Ia tidak berbagi kekuasaan-Nya dengan umat manusia, dll.

‫سو ِل ِه ث ُ َّم لَ أم َي أرت َابُو‬ ِ َّ ‫… ِإنَّ َما أال ُمؤأ ِمنُونَ الَّذِينَ آ َمنُوا ِب‬
ُ ‫اّلِل َو َر‬

70
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya


(beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu…” [QS.Al-
Hujuroot (49): 15].
Diriwayatkan bahwa Nabi (‫ )ﷺ‬bersabda, “siapa saja yang memberi kesaksian bahwa
tidak ada yang berhak disembah selain Allah dan bahwa aku adalah utusan Allah, dan menemui
Allah dalam keadaan tidak memiliki keraguan atas ini, kemudian Allah akan menempatkannya
di Surga”. [Shohiih Muslim, 1: 20, no. 41].
Persyaratan ketiga: Ketulusan.
Ketulusan adalah syarat yang diperlukan untuk keabsahan syahadat. Allah telah
menyebutkan di banyak ayat di dalam Qur’an bahwa agama Islaam yang Ia tetapkan adalah
agama yang tata cara dan praktek ibadahnya semuanya dilakukan dengan ketulusan. Jika tidak,
mereka tidak akan diterima oleh-Nya.

ُ ‫ِين أالخَا ِل‬


‫ص‬ ِ َّ ِ ‫…أ َ ََّل‬
ُ ‫ّلِل الد‬
“Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik)…” [QS.Az-Zumar
(39): 3].

ِ ‫… َو َما أ ُ ِم ُروا ِإ ََّّل ِليَ أعبُد ُوا َّللاَّ َ ُم أخ ِل‬


َ‫صينَ لَهُ الدِين‬
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan
ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus…” [QS.Al-Bayyinah (98): 5].
Nabi (‫ )ﷺ‬bersabda, “Manusia yang paling bahagia dengan syafaatku pada hari kiamat adalah
yang mengucapkan laa ilaaha illAllah dengan penuh keikhlasan dari hatinya. [Shohiih Al-
Bukhori, jilid 1: hal. 79, no. 98] Beliau juga bersabda, “Sesungguhnya Allah mengharamkan
neraka bagi orang yang berucap laa ilaaha illAllah dengannya ia mengharap wajah Allah”.
[Shohiih Al-Bukhori, jilid 1: hal. 250, no. 417; dan Shohiih Muslim, jilid 1: hal. 319, no. 1384].
Persyaratan ke-empat: Penuh Kejujuran.
Seseorang harus jujur ketika mengikrarkan Syahaadat jika tidak maka akan hilang
ketulusan dan tidak akan diterima oleh Allah. Allah berfirman:

َ‫اس أَن يُتأ َركُوا أَن َيقُولُوا آ َمنَّا َوهُ أم ََّل يُ أفتَنُون‬ َ ‫أ َ َحس‬
ُ َّ‫ِب الن‬
71
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

َ‫صدَقُوا َولَيَ أعلَ َم َّن أال َكا ِذ ِبين‬


َ َ‫َّللاُ الَّذِين‬
َّ ‫َولَقَدأ فَتَنَّا الَّذِينَ ِمن قَ أب ِل ِه أم ۖ فَلَيَ أعلَ َم َّن‬
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah
beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-
orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang
benar dan sesungguhnya Ia mengetahui orang-orang yang dusta.” [QS.Al-Ankaabut (29): 2-
3].
Nabi ‫ ﷺ‬bersabda, “Siapa saja yang bersaksi, dengan jujur dari hatinya, bahwa tidak ada
satupun yang berhak disembah kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba dan
Utusannya, Allah akan, tanpa diragukan, mengharomkan Api Neraka baginya. [Shohiih Al-
Bukhori, jilid 1, hal. 96, no. 130].
Persyaratan ke-lima: Kecintaan.
Seperti halnya syarat kejujuran, syarat kecintaan juga berhubungan dengan ketulusan. Ini
adalah buah dari ketulusan yang sesungguhnya. Agar syahadat menjadi sah, maka harus
diungkapkan sebagai bentuk kecintaan kepada Allah. Setiap alasan yang diberikan oleh setiap
manusia dalam mencintai manusia lainnya muncul dalam hubungan mereka dengan Robb, tetapi
dengan tingkatan yang jauh lebih luar biasa darinya. Jika kecintaan itu tidak ada, maka manusia
pada hakikatnya menyangkal anugerah dan kemurahan hati-Nya. Menyatakan dengan tulus
keyakinan terhadap Allah sembari menyangkal kemurahan hati-Nya adalah kombinasi yang
mustahil. Harus ada kecintaan sejati karena Allah yang mendasari pernyataan, dan tak ada
bentuk kecintaan lain yang setara dengannya atau melebihinya. Allah berfirman:

َ َ ‫َّللاِ ۖ َوالَّذِينَ آ َمنُوا أ‬


ِ‫شدُّ ُحبا ِ َّّلِل‬ َّ ِ‫َّللا أَندَادًا يُ ِحبُّونَ ُه أم َك ُحب‬ ِ ‫اس َمن َيت َّ ِخذ ُ ِمن د‬
ِ َّ ‫ُون‬ ِ َّ‫َومِنَ الن‬
“Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain
Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang
yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah”. [QS.Al-Baqoroh (2): 165].
Nabi Muhammad (‫ )ﷺ‬bersabda:

‫حدثنا محمد بن المثنى قال حدثنا عبد الوهاب الثقفي قال حدثنا أيوب عن أبي قَلبة‬
‫عن أنس بن مالك رضي هللا عنه عن النبي صلى هللا عليه وسلم قال ثَلث من كن فيه‬

72
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

‫وجد حَلوة اْليمان أن يكون هللا ورسوله أحب إليه مما سواهما وأن يحب المرء َّل‬
‫يحبه إَّل هلل وأن يكره أن يعود في الكفر كما يكره أن يقذف في النار‬
“Tiga perkara yang membuat seseorang akan mendapatkan manisnya iman yaitu : Allah dan
Rasul-Nya lebih dicintainya dari selain kedua-Nya….” [Shohiih Al-Bukhori, jilid 1, hal. 20, no.
15].
Persyaratan ke-enam: Berserah diri.
Konsekuensi dari kecintaan sejati adalah berserah diri. Ketulusan yang lahir dari cinta
akan menuntun seseorang yang mengikrarkan keimanannya kepada Allah untuk menerima dan
bertindak berdasarkan petunjuk-petunjuk Ilahi. Panggilan Allah untuk berserah diri adalah
sebagai berikut:

ُ ‫… َوأَنِيبُوا ِإ َل َٰى َر ِبكُ أم َوأ َ أس ِل ُموا لَه‬


“Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya…”
[QS.Az-Zumar (39): 54].

‫س ُن دِينًا ِم َّم أن أ َ أسلَ َم َوجأ َههُ ِ َّّلِلِ َوهُ َو ُمحأ س بِن‬


َ ‫… َو َم أن أ َ أح‬
“Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas
menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, …”
[QS.An-Nisaa (4): 125].
Persyaratan ke-tujuh: Penerimaan
Agar syarat berserah diri menjadi lengkap, syarat tambahan penerimaan juga harus
dipenuhi. Artinya, berserah diri tidak bisa hanya di luarnya saja: “Baiklah, saya akan
melakukannya karena Allah sudah memerintahkannya. Akan tetapi saya benar-benar belum bisa
menerimanya di hati saya”. Penerimaan juga harus ada dalam berserah diri agar menjadi tulus
dan tidak hanya sekedar ritual.
Mengenai hal ini Allah berfirman dalam ayat-ayat berikut pada Qur’an:

‫َّللاُ َو َرسُولُهُ أ َ أم ًرا أَن يَكُونَ لَ ُه ُم أال ِخيَ َرة ُ ِم أن‬


َّ ‫ضى‬َ َ‫… َو َما َكانَ ِل ُمؤأ ِم ٍن َو ََّل ُمؤأ ِمنَ ٍة إِذَا ق‬
ۖۗ ‫أ َ أم ِر ِه أم‬

73
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang
mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi
mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka…” [QS.Al-Ahzab (33): 36].
Ia juga berfirman:

‫ش َج َر َب أينَ ُه أم ث ُ َّم ََّل َي ِجد ُوا فِي أَنفُ ِس ِه أم َح َر ًجا ِم َّما‬ َ ‫فَ ََل َو َر ِب َك ََّل يُؤأ ِمنُو َن َحت َّ َٰى يُ َح ِك ُم‬
َ ‫وك فِي َما‬
‫س ِل ُموا ت َ أس ِلي ًما‬
َ ُ‫أت َوي‬ َ َ‫ق‬
َ ‫ضي‬
“Maka Tidak! Demi Robb-mu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka
menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka
tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan,
dan mereka menerima dengan sepenuhnya”. [QS.An-Nisaa (4): 65].
Nabi (‫ )ﷺ‬bersabda,

‫ فَ َكانَ ِم أن َها‬، ‫ضا‬ ً ‫اب أ َ أر‬َ ‫ص‬ َ َ‫ير أ‬ ِ ِ‫ث أال َكث‬
ِ ‫َّللاُ بِ ِه مِنَ أال ُهدَى َو أال ِع أل ِم َك َمث َ ِل أالغَ أي‬ َّ ‫َمث َ ُل َما بَعَثَنِى‬
، ‫ت أال َما َء‬ ِ َ‫سك‬َ ‫ب أ َ أم‬
ُ ‫َت ِم أن َها أ َ َجا ِد‬‫ َو َكان أ‬، ‫ير‬ َ ‫ب أال َك ِث‬َ ‫ت أال َكأل َ َو أالعُ أش‬ِ َ ‫ فَأ َ أن َبت‬، ‫ت أال َما َء‬
ِ َ‫نَ ِقيَّةب قَ ِبل‬
ُ َ َ ‫ َوأ‬، ‫س َق أوا َوزَ َرعُوا‬
َ ‫ ِإ َّن َما ِه‬، ‫طائِ َفةً أ أخ َرى‬
‫ى‬ َ ‫ت ِم أن َها‬
‫صا َب أ‬ َ ‫ فَش َِربُوا َو‬، ‫اس‬ َ َّ‫فَنَفَ َع َّللاَّ ُ ِب َها الن‬
ُ َّ‫ فَذَ ِل َك َمث َ ُل َم أن فَ ِقهَ فِى دِي ِن َّللاَّ ِ َونَفَ َعه ُ َما بَ َعثَنِى َّللا‬، ً ‫ َوَّلَ ت ُ أن ِبتُ َكأل‬، ‫قِي َعا بن َّلَ ت ُ أم ِسكُ َما ًء‬
‫َّللا الَّذِى أ ُ أر ِس ألتُ بِ ِه‬ِ َّ ‫ َولَ أم يَ أقبَ أل هُدَى‬، ‫سا‬ ً ‫ َو َمث َ ُل َم أن لَ أم يَ أرفَ أع بِذَ ِل َك َرأأ‬، ‫علَّ َم‬
َ ‫ فَعَ ِل َم َو‬، ‫بِ ِه‬
“Permisalan petunjuk dan ilmu yang Allah mengutusku dengannya adalah bagai ghaits (hujan
yang bermanfaat) yang mengenai tanah. Maka ada tanah yang baik, yang bisa menyerap air
sehingga menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan rerumputan yang banyak. Diantaranya juga ada
tanah yang ajadib (tanah yang bisa menampung air, namun tidak bisa menyerap ke dalamnya),
maka dengan genangan air tersebut Allah memberi manfaat untuk banyak orang, sehingga
manusia dapat mengambil air minum dari tanah ini. Lalu manusia dapat memberi minum untuk
hewan ternaknya, dan manusia dapat mengairi tanah pertaniannya. Jenis tanah ketiga
adalah tanah qi’an (tanah yang tidak bisa menampung dan tidak bisa menyerap air). Inilah
permisalan orang yang memahami agama Allah, bermanfaat baginya ajaran yang Allah

74
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

...LAA ILAAHA ILLALLAH (tidak ada ilah yang berhak untuk disembah melainkan
Allah)…115

mengutusku untuk membawanya. Dia mengetahui ajaran Allah dan dia mengajarkan kepada
orang lain. Dan demikianlah orang yang tidak mengangkat kepalanya terhadap wahyu, dia tidak
mau menerima petunjuk yang Allah mengutusku untuk membawanya”. [Shohiih Al-Bukhori, jilid
1, hal. 67, no. 79; dan Shohiih Muslim, jilid 4, hal. 1233-1234, no. 5668].
Persyaratan ke-delapan: Pengingkaran.
Seseorang harus mengingkari semua yang disembah selain Allah sebagai syarat
diterimanya syahadat. Syarat ini adalah pengulangan dan perluasan dari apa yang dikatakan
sebelumnya terkait makna syahadat yang pertama. Terkait dengannya Allah berfirman di dalam
Qur’an:

…‫س َك بِ أالعُ أر َوةِ أال ُوثأقَ َٰى‬


َ ‫اّلِل فَقَ ِد ا أست أَم‬ َّ ِ‫…فَ َمن يَ أكفُ أر ب‬
ِ ‫الطاغُو‬
ِ َّ ِ‫ت َويُؤأ ِمن ب‬
“…Karena itu siapa yang ingkar kepada Thooghut dan beriman kepada Allah, maka
sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat …” [QS.Al-Baqoroh
(2): 256].
Nabi (‫ )ﷺ‬bersabda, “Siapa yang mengucapkan Laa ilaaha illAllah, dan kufur terhadap segala
yang diibadahi selain Allah, maka darah dan hartanya menjadi harom (yakni terjaga-pen).
Sedangkan perhitungannya diserahkan kepada Allah ‘Azza wa Jalla”. [Sahih Muslim, jilid 1,
hal. 17, no. 34].
Syahadat yang pertama berisi baik pernyataan pengingkaran maupun penegasan.
Pengingkaran, laa ilaaha, adalah pernyataan bahwa segalanya yang disembah selain Allah adalah
palsu. Pengingkaran diperlukan karena pernyataan iman kepada Allah seraya mempertahankan
kepercayaan adanya Tuhan-Tuhan lain tidak dapat diterima sebagai iman sejati kepada Allah.
[Islamic Studies Book 4].
115
Shohiih Al-Bukhori, jilid 2, hal. 309-310, no. 537; dan Shohiih Muslim, jilid 1, hal. 14, no.
27.

75
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

Dan dalam versi periwayatan lain [Nabi (‫ ﷺ‬bersabda)]:


َّ ‫صلَى‬
ُ ‫َّللا‬ َّ ‫ث َرسُو ُل‬
َ ِ‫َّللا‬ َ ‫ " لَ َّما بَ َع‬: ‫ يَقُو ُل‬، ‫ع أن ُه َما‬ َّ ‫ي‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ‫ض‬ ِ ‫اس َر‬ٍ َّ‫عَب‬ َ‫س ِم أعتُ ا أبن‬ َ
َ ‫ إِنَّ َك ت َ أقدَ ُم‬: ‫ فَقَا َل‬، ‫ُمعَاذَ بأنَ َجبَ ٍل ن أَح َو أاليَ َم ِن‬
‫علَى قَ أو ٍم ِم أن أ َ أه ِل‬ ‫سلَّ َم‬َ ‫علَ أي ِه َو‬ َ
، ‫ع َرفُوا ذَ ِل َك‬ َ ‫ فَإِذَا‬، ‫ع َّز َو َج َّل‬ َّ ‫عو ُه أم أ َ أن يُ َو ِحدُوا‬
َ َ‫َّللا‬ ُ ‫ب فَ أليَ ُك أن أ َ َّو َل َما ت َ أد‬ ِ ‫أال ِكتَا‬
‫ت فِي يَ أو ِم ِه أم َولَ أيلَتِ ِه أم‬ ٍ ‫صلَ َوا‬َ ‫س‬ َ ‫علَ أي ِه أم خ أَم‬
َ ‫ض‬ َ ‫ع َّز َو َج َّل قَ ِد ا أفت َ َر‬ َ َ‫َّللا‬َّ ‫َفأ َ أخ ِب أر ُه أم أ َ َّن‬
‫علَ أي ِه أم زَ َكاة ً ِفي أ َ أم َوا ِل ِه أم‬
َ ‫ض‬ َ ‫ع َّز َو َج َّل قَ ِد ا أفت َ َر‬ َّ ‫ فَأ َ أخ ِب أر ُه أم أ َ َّن‬، ‫صلَّ أوا‬
َ َ ‫َّللا‬ َ ‫ فَإِذَا‬،
‫ فَإِذَا أَقَ ُّروا بِذَلِ َك فَ ُخ أذ ِم أن ُه أم َوت َ َو َّق َك َرائِ َم‬، ‫ير ِه أم‬ ِ ِ‫علَى فَق‬ َ ُّ‫ فَت ُ َرد‬، ‫غنِ ِي ِه أم‬ َ ‫تُؤأ َخذ ُ ِم أن‬
‫اب‬
‫أس بَ أينَهُ َوبَيأنَ هللاِ ِح َج ب‬ َ ‫ فَإِنَّهُ لَي‬،‫وم‬ ‫ق دَع َأوة َ أالـ َم أ‬
ِ ُ‫ظل‬ ِ َّ ‫أ َ أم َوا ِل ِهمْ َوات‬
“Sesungguhnya engkau akan mendatangi kaum dari kalangan ahli kitab. Jika
engkau mendatangi mereka, (yang) pertama kali (dilakukan) hendaklah engkau
mengajak mereka untuk mentauhidkan Allah ‘Azza wa Jalla. Jika mereka
menaatimu maka kabarkan kepada mereka bahwasanya Allah ‘Azza wa Jalla telah
mewajibkan atas diri mereka shalat lima waktu setiap hari dan malamnya 116. Jika
mereka menaatimu maka kabarkan kepada mereka bahwasanya Allah ‘Azza wa
Jalla telah mewajibkan atas mereka zakat mal (harta)117 yang dipungut dari orang
116
Nabi (‫ )ﷺ‬menunjukkan di sini bahwa pendirian shalat lima kali setiap hari adalah kewajiban
agama yang paling penting setelah pernyataan syahaadat.
117
Di antara manfaat yang didapat dari hadits ini adalah pentingnya pengajaran secara bertahap,
mulai dengan yang paling penting, lalu yang paling penting setelahnya, dan seterusnya; ‘First
thing first’ menurut Stephen Covey. Prinsip ini sangat penting dalam dakwah sebab orang-orang
secara tidak sengaja terusir dari Islaam dengan disuguhkannya pembahasan-pembahasan
sekunder sebelum mereka dapat menerima dasar-dasar kepercayaan. Misalnya, memberitahukan
kepada calon muallaf paruh baya bahwa mereka harus sunat bisa dengan mudah menjauhkan

76
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

kaya mereka dan dibagikan kepada orang miskin mereka 118. Jika mereka
menaatimu maka berhati-hatilah jangan sampai engkau mengambil harta mereka
yang istimewa119 dan jagalah dirimu dari do’a pihak yang terdzholimi, karena

mereka. Atau, memberitahukan kepada wanita yang sudah menikah dan memiliki anak bahwa
mereka tidak dapat lagi tinggal dengan suami yang kafir dapat mengakibatkan mereka
membatalkan keinginan pindah agama. Persoalan-persoalan seperti ini lebih baik ditunda sampai
tahap berikutnya ketika kepercayaan si muallaf sudah menjadi kuat dan dasar pengetahuan
mereka telah kokoh.
118
Walaupun ada delapan macam penerima zakat, yang miskin mempunyai hak paling pertama
dan paling dasar. Inilah tujuan ekonomi paling pokok dalam zakat; untuk memastikan sirkulasi
harta yang adil di masyarakat. Hadits ini menunjukkan bolehnya membayar Zakat hanya kepada
satu kategori penerima, yang merupakan pendapat Imam Maalik dan Imam Ahmad. Juga
menunjukkan bahwa tidak diizinkan untuk membayar Zakat di luar negara di mana dana
dikumpulkan, kecuali jika tidak seorang pun di dalam negara itu memerlukan Zakat. [Book of
Tawhid, hal. 37].
Syaikh Abdur-Rahmaan Alusy-Shaykh menguraikan poin ini: “Hal ini [petunjuk nabi]
juga menunjukkan bahwa penguasa, atau wakilnya, yang bertanggung jawab untuk mengambil
Zakat dan menyalurkannya dengan tepat. Jika ada seseorang yang menahan dari membayar
Zakat, penguasa memiliki hak penuh untuk mengambilnya bahkan dengan kekerasan dan
paksaan. Sebagai tambahan, Zakat juga harus dibayarkan dari kekayaan yang dimiliki oleh
seorang anak kecil ataupun orang gila. Ini adalah pandangan jumhur ‘Ulama berdasarkan hadits
ini, yang tidak membuat pembatasan terkait hal ini. [Divine Triumph, hal. 76-77].
119 Orang-orang diperintahkan untuk tidak memberi makanan rusak atau binatang sakit-sakitan
sebagai Zakat, atau Shodaqoh, yaitu yang terburuk dari kekayaan mereka. Oleh karena itu, Nabi
(‫ )ﷺ‬disini menasehati Mu’adz agar adil dan tidak bertindak ekstrim yang sebaliknya dengan
mengambil Zakat dari harta mereka yang paling berharga. Zakat sebaiknya diambil dari barang
yang biasa dari kekayaan.

77
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

sesungguhnya tidak ada penghalang antara dia dengan Allah untuk


dikabulkan.120”121...

120
Pernyataan Nabi (‫ )ﷺ‬ini menandakan bahwa keadaan tertindas dan teraniaya adalah waktu dan
kondisi dimana do’a kemungkinan besar dikabulkan. Ada banyak hadits lain yang menguatkan
hal ini, bahkan terhadap orang jahat dan tidak beriman sekalipun.
Diriwayatkan bahwa Nabi (‫ )ﷺ‬bersabda:
“Do’anya orang yang teraniaya terkabulkan, apabila dia seorang durhaka, maka
kedurhakaannya akan kembali kepada diri sendiri”. [Musnad Ahmad 2/367; Dihasankan
sanadnya oleh Mundziri dalam Targhib 3/87; dan Haitsami dalam Majma' Zawaid 10/151; dan
Imam 'Ajluni No. 1302; Musnad at-Tayaalisi, no. 1266 dan dibuktikan di Silsilah al-Ahaadits
ash-Shohiihah, no. 767]
Anas ibn Maalik meriwayatkan bahwa Nabi (‫ )ﷺ‬bersabda:
“Takutlah kepada do’a orang-orang yang teraniyaya, sekalipun dia seorang durhaka, sebab
tidak ada hijab antaranya dengan Allah (untuk mengabulkan)”. [Shohiih Muslim, kitab Iman
1/37-38; Musnad Ahmad dan Musnad Abi Ya’laa dan dishohiihkan di Shohiih al-Jaami’, no.
119].
Ketika Sa’ad ibn Abi Waqqosh diangkat sebagai gubernur di Kufah oleh Kholifah Umar
ibn al-Khoththob, beberapa penduduk Kufah mengeluhkan kepada Umar tentang Beliau.
Kholifah Umar mengirim beberapa pelayan untuk mengunjungi Masjid-Masjid di Kufah dan
menanyakan pendapat masyarakat sekitar tentang Sa’ad ibn Abi Waqqosh. Kemanapun mereka
berkunjung, mereka temukan bahwa masyarakat memuji Sa’ad kecuali di satu Masjid milik Bani
Absi. Di sana ada seorang lelaki bernama Usamah bin Qotadah (Abu Sa’adah) berdiri dan
berkata kepada mereka: “maka sesungguhnya Sa`d RodhiyAllahu anhu tidak pernah ikut dalam
sariyah (peperangan yang tidak di ikuti oleh Rasulullah ‫)ﷺ‬, tidak pernah membagi sama rata dan
tidak menetapkan hukum dengan adil.” Ketika mendengar informasi tentang ucapan Usâmah itu,
Sa`ad RodhiyAllahu ‘anhu marah sambil berkata, “Demi Allah ‘Azza wa Jalla, aku benar-benar
berdoa untuk tiga hal ; “Ya Allah ‫ ﷻ‬jika hambamu itu dusta, berdiri karena riyâ` atau sum`ah,
maka panjangkanlah usianya, panjangkanlah kefakirannya dan hadapkanlah dia kepada

78
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

fitnah/cobaan”. Berkaitan dengan ucapan Sa’d RodhiyAllahu ‘anhu ini, Abdul Mâlik bin Umair
(perawi hadits ini) berkata, “Setiap kali dia (Usâmah Bin Qotâdah) ditanya, “Bagaimana
keadaanmu?” dia menjawab, “Aku adalah orang tua yang telah terkena fitnah/bencana, doanya
Sa`ad telah menimpaku”. `Abdul Mâlik menambahkan, “Setelah itu aku melihatnya buta karena
tua, dua bulu keningnya telah gugur karena terlampau tua, dia telah melecehkan gadis-gadis
muda dengan meraba dan meremas mereka di lorong-lorong kecil. [Diriwayatkan oleh al-
Bukhari, Kitab al-Adzan, Bab Wujub al-Qira`ah Li al-Imam wa al-Ma'mum, 2/236, no. 755; dan
Muslim, Kitab ash-Shalah, Bab al-Qira`ah fi adz-Dzuhr wa al-Ashr, 1/334, no. 453, secara
ringkas].
Pada peristiwa lain, seorang wanita menuduh salah satu shahabat termasyhur Nabi (‫)ﷺ‬,
Sa’id ibn Zaid, mencuri tanah miliknya ketika mereka berada di hadapan penguasa, Sa'id berdoa,
'Ya Allah, Jika Arwa berbohong, maka butakanlah penglihatannya dan bunuhlah dia diatas
tanahnya.' Perawi berkata, 'Tidaklah wanita tersebut meninggal sehingga penglihatannya hilang,
dan ketika dia berjalan di tanahnya, tiba-tiba dia terperosok ke dalam sebuah lubang sehingga
meninggal” [Diriwayatkan oleh al-Bukhori, Kitab Bad`u al-Kholqi, Bab Ma Ja`a fi Sab'i
Arodhin, 6/293, no. 3198; dan Muslim, Kitab al-Musaqah, Bab Tahrim azh-Zhulmi, 3/1230, no.
1610; Du‘a The Weapon of the Believer, hal. 134-136].
121
Hadits ini membuktikan keabsahan dalam menerima periwayatan hadits yang hanya
dibawakan oleh seorang perawi hadits terpercaya (hadits ‘Ahad) dan kewajiban beramal sesuai
dengannya [Divine Triumph, hal. 77]. Keduanya dalam bidang-bidang baik Aqidah maupun
Fiqh. Kontras dengan kelompok-kelompok seperti para pengikut Mu’tazilah di masa lalu dan
para pengikut Taqiyyud-Din-Nabhanis, Hizbut-Tahrir pada masa sekarang ini, yang menyangkal
penggunaan hadits semacam ini dalam pembahasan-pembahasan mengenai Aqidah. Akibatnya,
mereka menyangkal banyak permasalahan yang ghaib yang diajarkan oleh Nabi Muhammad (‫)ﷺ‬,
seperti kedatangan kedua Nabi ‘Isa (Yesus), adzab kubur, dll.
Para ‘Ulama berbeda pendapat mengapa baik Shoum maupun Haj tidak disebut dalam
hadits ini. Klaim bahwa alasannya terkait fakta bahwa tidak satu pun dari pilar-pilar tersebut
diwajibkan atas Muslim ketika hadits tersebut terjadi [Book of Tawhid, hal. 38-9] adalah salah.
Berpuasa diwajibkan di tahun ke-2 Hijriyah dan Mu’adz diutus antara tahun ke-9 atau ke-10.

79
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

...[HR. Al-Bukhari no. 1496 dan Muslim no. 19; Muttafaqun ‘alayh] 122

Keduanya (Bukhori dan Muslim) juga meriwayatkan 123 bahwa:

‫سلَّ َم‬
َ ‫علَ أي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ َّ ‫سو َل‬
َ ِ‫َّللا‬ ُ ‫ أ َ َّن َر‬، ُ‫ع أنه‬ َّ ‫ي‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ‫ض‬ِ ‫ َر‬، ْ‫س أعد‬ َ ‫أ َ أخبَ َرنِي‬
َ ‫س أه ُل أب ُن‬
ُّ‫ع َلى َيد َ أي ِه ُي ِحب‬ َّ ‫غد ًا َر ُجَل يَ أفت َ ُح‬
َ ُ‫َّللا‬ َ َ‫الرايَة‬ ِ ‫ ْلُع‬: " ْ‫َقا َل َي أو َم َخ أي َبر‬
َّ ‫أط َي َّن َه ِذ ِه‬
‫اس يُدأ ِر ُكونَ لَ أيلَت َ ُه أم أَيُّ ُه أم‬ ُ َّ‫ات الن‬ َ َ‫ فَب‬: ‫ قَا َل‬. " ُ‫سولُه‬ َّ ُ‫سولَهُ َويُ ِحبُّه‬
ُ ‫َّللاُ َو َر‬ َّ
ُ ‫َّللاَ َو َر‬
‫سلَّ َم َو ُكلُّ ُه أم يَ أر ُجو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫َّللاُ عَلَ أي ِه َو‬ َّ ‫سو ِل‬
َ ِ ‫َّللا‬ ُ ‫علَى َر‬
َ ‫غدَ أوا‬َ ‫صبَ َح‬ ‫يُ أعطَاهَا ؟ فَلَ َّما أ َ أ‬
Penjelasan Ibn Taymiyyah adalah bahwa Nabi (‫ )ﷺ‬biasa menyebutkan dalam setiap situasi hanya
yang cocok waktunya. Kadang-kadang Beliau menyebutkan Sholat dan Zakat, sedangkan di
waktu lain Beliau hanya menyebutkan Sholat dan Shoum kepada yang Zakat belum diwajibkan
atas mereka. Dan pada waktu lain Beliau menyebutkan ketiganya. Sehingga hadits ini mungkin
telah dikatakan sebelum ditetapkannya Haji, atau bisa jadi hal tersebut belum diwajibkan kepada
mereka yang sedang Beliau ajak bicara. Adapun untuk Sholat dan Zakat, mereka berbeda dengan
kewajiban yang lainnya. Itulah mengapa Qur’an memerangi mereka yang menolak salah satu
dari keduanya. Dengan demikian, ketika Mu’adz dikirimkan ke Yaman, Shoum tidak disebut
karena merupakan ritual tersembunyi, dan Haji tidak disebut karena merupakan kejadian khusus,
yang tidak diwajibkan, kecuali satu kali dalam seusia hidup. [Divine Triumph, hal. 78-79].
122
Artinya, dikumpulkan oleh keduanya baik al-Bukhori maupun Muslim. [Shohiih Al-Bukhari,
jilid 2, hal. 333-334, No. 573 dan Shohiih Muslim, jilid 1, hal. 14, no. 27]. Para ‘Ulama biasanya
berhenti sesudah menyebut nama al-Bukhori dan Muslim sebagai pengumpul hadits karena
mereka berdua adalah perawi hadits dengan derajat yang paling tinggi. Pernyataan seperti itu
bukan berarti bahwa tidak ada seorangpun selain mereka berdua yang meriwayatkan hadits
tersebut. Bahkan, periwayatan ini juga dikumpulkan oleh para penulis empat Sunan sebagaimana
Imam Ahmad dalam Musnadnya.
123
[Shohiih Al-Bukhari, jilid 4, hal. 122, no. 192; dan Shohiih Muslim, jilid 4, hal. 1285, no.
5918].

80
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

َّ ‫سو َل‬
ِ ‫َّللا‬ ُ ‫ ُه َو يَا َر‬: ‫ب ؟ " فَقَالُوا‬ ٍ ‫طا ِل‬ َ ‫ي بأنَ أ َ ِبي‬ ُّ ‫ " أَيأنَ عَ ِل‬: ‫ فَقَا َل‬. ‫طاهَا‬ َ ‫أ َ أن يُ أع‬
َّ ‫صلَّى‬ ُ
ُ ‫َّللا‬ َّ ‫صقَ َرسُو ُل‬
َ ِ‫َّللا‬ َ َ‫ي بِ ِه فَب‬ َ ِ‫ فَأت‬، ‫ " فَأ َ أر ِسلُوا إِلَ أي ِه‬: ‫ قَا َل‬، ‫يَ أشت َ ِكي عَ أينَ أي ِه‬
َ‫الرايَة‬
َّ ُ‫طاه‬َ ‫ فَأ َ أع‬، ‫عا لَهُ فَ َب َرأ َ أ َ ِبي كَأ َ أن لَ أم يَ ُك أن ِب ِه َو َج بع‬ َ ‫سلَّ َم فِي‬
َ َ‫ َود‬، ‫ع أينَ أي ِه‬ َ ‫علَ أي ِه َو‬
َ
‫ " ا أنفُ أذ عَلَى ِر أسلِ َك‬: ‫ قَا َل‬، ‫ أُقَاتِلُ ُه أم َحتَّى يَ ُكونُوا ِمثألَنَا‬، ِ‫َّللا‬ َّ ‫سو َل‬ ُ ‫ يَا َر‬: ‫ فَقَا َل‬،
ِ ‫علَ أي ِه أم ِم أن َح‬
‫ق‬ َ ‫ب‬ ُ ‫َلم َوأ َ أخ ِب أر ِه أم ِب َما َي ِج‬ ُ ‫سا َح ِت ِه أم ث ُ َّم ا أد‬
ِ ‫ع ُه أم إِلَى ا ِْل أس‬ َ ‫َحتَّى ت َ أن ِز َل ِب‬
ْ‫احد ًا َخي بأر لَ َك ِم أن أ َ أن َي ُكو َن لَ َك ُح أم ُر النَّ َعم‬ َّ ‫ي‬
ِ ‫َّللاُ بِ َك َر ُجَل َو‬ َ ‫َّللاِ ْل َ أن َي أه ِد‬
َّ ‫َّللاِ فَ َو‬
َّ
Dari Sahl bin Sa’d124 RodhiyAllahu ‘anhu, Beliau mengatakan: Sesungguhnya
pada hari perang Khoybar 125, Rasulullah ‫ﷺ‬bersabda : “Sesungguhnya aku akan
memberikan bendera126 (komando) ini besok kepada seseorang yang melalui kedua
tangannya Allah akan memberikan kemenangan. Ia mencintai Allah dan Rasul-
Nya, dan Allah serta Rasul-Nya pun mencintainya”.127 Sahl berkata: ‘Maka orang-

124
Sahl dan ayahnya, Sa’d ibn Maalik, keduanya adalah Shahabat dari kaum Anshor. Mereka
berasal dari suku Khozroj di Madinah. Sahl meninggal pada usia lebih dari seratus tahun pada
tahun 88 Hijriyah. [Divine Triumph, pp. 79-80].
125
Salamah ibn al-Akwa mengatakan, Ali tidak mengikuti Nabi (‫ )ﷺ‬menjelang Pertempuran
Khaybar karena dia menderita akibat sakit mata. Lalu Beliau bertanya pada diri sendiri,
Bagaimana bisa saya tidak mengikuti Rasulullah? Oleh Sebab itu dia berangkat sampai Beliau
bergabung dengan Nabi (‫ )ﷺ‬pada malam penaklukan Khoybar. [Divine Triumph, hal. 80].
126
Bendera rooyah (jihad) dipergunakan oleh pemimpin tentara untuk menunjukkan posisinya.
Bendera Nabi (‫ )ﷺ‬berwarna hitam dan panji-panjinya putih. Kalimat: tidak ada tuhan selain
Allah dan Muhammad adalah Utusan-Nya, tertulis pada bendera. [Divine Triumph, hal. 80]
127
Deskripsi ini menunjukkan keutamaan luar biasa Ali ibn Abi Tholib. Akan tetapi,
sebagaimana Ibn Taymiyyah kemukakan, [hal itu] tidak dikhususkan hanya kepada Ali atau
Kholifah lain pilihan Allah; Melainkan, Allah dan Rasulullah mencintai setiap mukmin yang

81
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

orang pun terjaga pada malam hari itu, membicarakan siapa yang (besok) akan
diberi bendera’. Ketika pagi hari tiba, maka mereka bersegera menuju Rasulullah
‫ﷺ‬, masing-masing berharap akan diberi bendera. 128 Maka Nabi bersabda: “Dimana
Ali bin Abi Thalib?” Lalu dijawab: Dia sedang menderita sakit kedua matanya
wahai Rasulullah. Beliau bersabda: “Utuslah, jemputlah ia”. Maka didatangkanlah
Ali, lalu Nabi meludahi kedua matanya dan mendo’akannya. Maka sembuhlah
seakan-akan tidak pernah ada penderitaan pada Ali. 129 Maka Nabi pun memberikan
bendera kepada Ali130 dan berwasiat kepadanya: “Majulah dengan penuh

sholih yang mencintai Allah dan Rosuul-Nya. Sebagai tambahan, hadits ini merupakan bantahan
mereka yang serupa dengan kaum Khawarij yang menyatakan bahwa Ali seorang yang kafir.
[Divine Triumph, hal. 80].
Beberapa rasionalis menyangkal keduanya baik cinta Allah terhadap makhluk-Nya serta
cinta mereka bagi Allah, menegaskan bahwa cinta Allah adalah bahwa Allah memantapkan dia
(si pendo’a) atau menginginkan kemapanannya. Cinta manusia kepada Allah adalah
kecintaannya atas imbalan-imbalan dari Allah. Akan tetapi, hal ini adalah bentuk penyimpangan
dari arti sebenarnya kata-kata tersebut yang bertolak-belakang dengan pemahaman para Salaf di
kalangan para shahabat dan penerus mereka, dan para ‘Ulama terkemuka pada generasi yang
mengikuti mereka. Cinta Allah itu nyata dan ada di antara sifat yang dilakukan-Nya (sifaat
fi’liyyah) yaitu sifat yang memiliki sebab. Oleh sebab itu Allah mungkin mencintai hamba-Nya
dengan alasan tertentu dan menjadi marah kepadanya atas hal lain. [al-Qoul al-Mufid, hal. 84].
128 Umar ibn al-Khoththob mengatakan, saya “Belum pernah aku menghargai kepemimpinan
kecuali pada hari itu”. [Divine Triumph, hal. 80].
129 Kejadian ini adalah salah satu dari keajaiban Nabi Muhammad (‫ )ﷺ‬sebagai bukti kepada
mereka yang berada disekitar Beliau atas kuasa Allah dan kebenaran Rasulullah (‫)ﷺ‬.
130
Pemilihan Ali ibn Abu Tholib sebagai pembawa bendera Nabi dan Nabi mengkhususkannya
diantara para shahabat lain sebagai “seseorang yang mencintai Allah dan Utusan-Nya dan
mereka (Allah dan utusan-Nya) mencintainya”, adalah diantara kemuliaan sosok Beliau.

82
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

kesabaran dan ketenangan hingga kau berada di pekarangan mereka, 131 kemudian
ajaklah mereka kepada Islam132 sebelum engkau memerangi mereka Sebab, demi
Allah, seandainya Allah memberi hidayah seorang diantara mereka lewat
tanganmu maka sungguh itu lebih baik bagimu daripada onta merah. 133 (harta
bangsa Arab yang paling mewah ketika itu). [Dikeluarkan oleh Imam Bukhori
dalam al-Jihad VI/144; Fadho’il ash-ShohabahVII/70; juga dalam al-Maghazi
VII/476; Dan oleh Muslim dalam Fadhail ash-Shohabah IV/1872 dari hadits Sahl
RodhiyAllahu ‘anhu; ]

Pembahasan-Pembahasan Penting dalam Bab. 134

131
Nabi menasehati agar waspada terhadap sergapan dan pengkhianatan. Perintah-perintah ini
memperkenalkan beberapa sikap yang harus dimiliki ketika berjihad. Menekankan pentingnya
menghindari ketergesa-gesaan, kesembronoan dan teriakan tak perlu, dll.
132
Perintah ini menunjukkan bahwa musuh sebaiknya diajak kepada Islaam sebelum
mengobarkan perang melawan mereka, jika risalah Islaam belum sampai kepada mereka
sebelumnya. Tetapi, jika risalah sudah pernah disampaikan, diizinkan untuk menyerang mereka
tanpa disangka-sangka, sebagaimana yang Nabi (‫ )ﷺ‬lakukan terhadap Bani Mustholiq. [Divine
Triumph, hal. 82-83]
Hadits ini dan juga hadits Mu’adz menunjukkan bahwa orang-orang harus diajak kepada
Islaam sebelum menerangkan kewajiban-kewajiban kepada mereka. Setelah mereka memeluk
Islaam, barulah kewajiban-kewajiban dijelaskan. Walaupun dapat juga dikatakan bahwa
kewajiban-kewajiban kepada Allah sebaiknya dijelaskan sebelum orang-orang memeluk Islaam,
untuk menghindari kemurtadan dan ditinggalkannya atas pedoman-pedoman Islaam. Lainnya
berpendapat bahwa keputusan sebaiknya diserahkan pada kebutuhan dari situasi-situasi
perseorangan. [al-Qoul al-Mufid, hal. 85].
133 Unta Merah dianggap sebagai yang terbaik dan jenis unta yang paling berharga pada masa itu.
134
Pembahasan-Pembahasan Penting dalam Bab.

83
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

(1) Ini adalah cara dari para pengikut Nabi Muhammad (‫ )ﷺ‬untuk mengajak orang kepada Islam.
(2) Penekanan pada keihklasan niat, karena banyak dari yang seharusnya mengajak kepada
kebenaran ternyata hanya mengajak kepada diri mereka sendiri. (3) Mengajak orang kepada
Allah dengan pengetahuan yang mumpuni adalah wajib. (4) Dari tanda-tanda keindahan Tauhid
adalah terbebas dari penghujatan manapun yang ditujukan kepada Allah. (5) Keburukan syirik
adalah bahwa syirik menjelekkan Allah. (6) Pembahasan paling penting dalam bab ini adalah
bahwa seorang Muslim harus menjauh dari musyrikin agar tidak menjadi salah satu dari mereka
sekalipun dia sendiri tidak melakukan perbuatan syirik. (7) Memiliki Tauhid (dan mengajak
kepadanya) adalah kewajiban yang terpenting. (8) Kita harus pertama-tama memulai dengan
Tauhid sebelum segala sesuatu, bahkan sebelum Sholat. (9) Makna mengesakan Allah saja dalam
peribadatan dan ikhlas dalam ke-esa-an-Nya adalah maksud dari Syahadat "Laa ilaaha illaa
Allah". (10) Di kalangan Ahli Kitab beberapa tidak memiliki pengetahuan atas Tauhid, atau jika
memilikinya, mereka tidak mengikutinya secara benar. (11) Penekanan dalam pengajaran secara
bertahap. (12) Hal yang paling penting harus dijelaskan terlebih dulu. (13) Bagaimana cara
mengeluarkan Zakat (‘amal yang diwajibkan). (14) ‘Ulama (yang terpelajar) harus berusaha
menghapuskan perselisihan antara para pelajar. (15) Harta-harta paling baik milik seseorang
tidak boleh dijadikan sebagai Zakat (‘amal wajib). (16) Waspadalah dari do’a orang yang
tertindas/terdzholimi. (17) Kita diberitahukan bahwa tidak ada penghalang atas do’a orang-orang
yang tertindas/terdzholimi (untuk dikabulkan). (18) Penderitaan-penderitaan, kesukaran-
kesukaran, kelaparan dan wabah yang diderita oleh imam para Nabi dan yang terbaik dari
mereka yang dekat dengan Allah; tidak lain adalah bukti-bukti nyata dari Tauhid. (19)
Pernyataan tegas Nabi: "saya benar-benar akan memberi bendera..." Adalah salah satu diantara
tanda-tanda ke-Nabian. (20) Menggunakan ludah ke mata Ali dan cara pengobatan berikutnya
yang Beliau terima, adalah tanda ke-Nabian lainnya. (21) Keutamaan Ali. (22) Karakter-karakter
dan sifat-sifat baik para shahabat bahwa mereka terus berspekulasi di antara mereka sendiri
sepanjang malam (untuk siapa bendera mungkin diserahkan) dan mereka lebih sibuk dengannya
dibandingkan berita tentang kemenangan abadi. (23) Sebuah gambaran mengenai keimanan
terhadap Qodar - bagaimana hal yang telah ditentukan terjadi kepada mereka yang tidak
memintanya dan penolakan terhadap mereka yang memohon hal itu sepanjang malam. (24) Cara

84
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

Nabi dalam memberi nasehat kepada Ali: "pergilah kepada orang-orang dengan ketentraman dan
kelemah-lembutan." (25) Mengajak kepada Islam sebelum mengobarkan perang. (26)
Dibolehkannya) peperangan dengan mereka yang pernah diajak kepada Islam tetapi menolaknya.
(27) Mengajarkan agama Islam dengan hikmah adalah bukti dalam perkataan Beliau:
"beritahukan kepada mereka tentang kewajiban-kewajiban mereka". (28) Mengakui kewajiban
kepada Allah dalam agama Islam. (29) Pahala bagi orang yang dengan usahanya seseorang
mendapatkan hidayah. (30) Untuk bersumpah dalam mendukung keputusan hakim.

85
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

BAB No: 6
Sebuah Penjelasan Tentang Tauhid dan Kesaksian: Laa
ilaaha illaa Allah135

Allah Yang Maha Kuasa berfirman:

ُ ‫عونَ يَ أبتَغُونَ ِإلَ َٰى َربِ ِه ُم أال َو ِسيلَةَ أَيُّ ُه أم أ َ أق َر‬


ُ‫ب َويَ أر ُجونَ َر أح َمتَه‬ ُ ‫أُو َٰلَئِ َك الَّذِينَ يَ أد‬
‫ورا‬ً ُ‫اب َربِ َك َكانَ َم أحذ‬ َ َ ‫عذ‬ َ َ‫َويَخَافُون‬
َ ‫عذَابَه ُ ۚ ِإ َّن‬
“Orang-orang yang mereka seru itu, 136...

135
Tauhid dan Syahadat sebenarnya adalah sinonim. Penjelasan atas yang satu merupakan
penjelasan bagi yang lainnya. Bab ini sangat penting. Setelah membahas tentang Tauhid dan
cirri-cirinya dan mengajak ke padanya, tahap berikutnya adalah menjernihkan makna sebenarnya
dari Tauhid. Bab ini berisi penjelasan lebih lanjut terkait makna Tauhid.
136
Pada ayat ini, “orang-orang yang mereka seru” merujuk kepada Yesus, anak lelaki Maryam,
para malaikat, dan orang-orang sholih. Bukan merujuk kepada pohon dan batu yang juga mereka
seru, karena lanjutan dari ayat tidak menyertakan kategori berhala-berhala ini. Semua yang
dianggap mampu untuk mengabulkan do’a-do’a selain Allah ini tidaklah mampu untuk
menghilangkan mudhorot ataupun membelokkannya. Mereka mencari sendiri cara-cara untuk
mendapatkan pertolongan Tuhan. Allah menggambarkan keadaan mereka yang lemah dengan
berfirman:

‫عا َءكُ أم َو َل أو‬


َ ُ ‫عوهُ أم ََّل يَ أس َمعُوا د‬
ُ ‫ ِإن تَدأ‬.‫ير‬ ‫عونَ ِمن د ُونِ ِه َما َي أم ِلكُونَ ِمن قِ أ‬
ٍ ‫ط ِم‬ ُ ‫َوالَّذِينَ تَدأ‬
ۖ ‫س ِمعُوا َما ا أست َ َجابُوا لَ ُك أم‬ َ
“…Dan orang-orang yang kamu seru (sembah) selain Allah tiada mempunyai apa-apa
walaupun setipis kulit ari. Jika kamu menyeru mereka, mereka tiada mendengar

86
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

...mereka sendiri mencari jalan137...

seruanmu; dan kalau mereka mendengar, mereka tidak dapat memperkenankan


permintaanmu…” [QS.Fathir (35): 13-14].
137
Istilah washilah secara umum mengacu kepada “syafa’at” (tawassul); penggunaan perantara
untuk diterimanya doa. Nabi (‫ )ﷺ‬menggunakan istilah yang sama dalam do’a yang masyhur yang
Beliau ajarkan pada pengikutnya untuk diucapkan sesudah mendengar panggilan sholat sebagai
berikut.

‫ َم أن َقا َل ِحينَ َي أس َم ُع‬: ‫ع أب ِد هللاِ أ َ َّن َرسُو َل هللاِ صلى هللا عليه وسلم قَا َل‬ َ ‫ع أن َجا ِب ِر ب ِأن‬ َ
‫ضيلَ َة‬ ِ َ‫ت ُم َح َّمدًا أال َو ِسيلَةَ َو أالف‬ ِ ‫آ‬: ‫صَلَ ِة أال َقائِ َم ِة‬ َّ ‫ب َه ِذ ِه الدَّع َأوةِ التَّا َّمة َوال‬َّ ‫النِدَا َء اللَّ ُه َّم َر‬
‫عتِي يَ أو َم أال ِقيَا َمة‬ َ ‫َوا أبعَثأهُ َمقَا ًما َم أح ُمودًا الَّذِي َو‬
‫عدأتَهُ َحلَّ أ‬
َ ُ ‫ت لَه‬
َ ‫شفَا‬
‫ضيلَةَ َوا أب َعثأهُ َمقَا ًما‬
ِ َ‫ت ُم َح َّمدًا أال َو ِسيلَةَ َو أالف‬
ِ ‫صَلَ ِة أالقَا ِئ َم ِة آ‬ َّ ‫اللَّ ُه َّم َر‬
َّ ‫ب َه ِذ ِه الدَّع َأو ِة التَّا َّمة َوال‬
َ ‫َمحأ ُمودًا الَّذِي َو‬
‫عدأت َه‬
“Dari Jabir bin Abdillaah rodhiyAllahu’anhuma, bahwa Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda: Siapa yang
membaca do’a ketika mendengar azan: ‘Allahumma Robba haadzihid da’watit taammati wash-
sholaatill qooimah, Aati Muhammadanil wasiilata wal fadhiilah, wab’atshu maqoomam
mahmuuda-nillladzi wa’adtahu’ (Ya Allah Pemilik seruan yang sempurna ini dan sholat yang
ditegakkan, anugerahkanlah kepada Nabi Muhammad; washilah (kedudukan yang tinggi di
surga) dan keutamaan (melebihi seluruh makhluk), dan bangkitkanlah beliau dalam kedudukan
terpuji yang telah Engkau janjikan). Maka ia (yang membacanya) berhak mendapatkan
syafa’atku pada hari kiamat.” [Shohiih Al-Bukhori, jilid 1, hal. 338-339, no. 588].
Beliau menjelaskan istilah wasilah sebagai “tingkatan di dalam surga yang hanya untuk salah satu dari
hamba Allah, dan aku berharap akulah yang satu itu” (Sahih Muslim, vol. 1, hal. 209, no. 747 dari
‘Abdullaah ibn ‘Amr)
Jenis-Jenis Syafa’at
Ibn Abil-‘Izz mengatakan: “Syafa’at memiliki banyak jenis. Beberapa dari mereka
disepakati oleh kaum Muslimin, sementara lain ditolak oleh para pengikut Mu’tazilah dan

87
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

kelompok bid’ah (sempalan) lainnya. Jenis pertama adalah syafa’at yang pertama dan yang
paling hebat [Sya’faah al-Kubraa], dan adalah hak istimewa khusus untuk Nabi kita (‫ )ﷺ‬diantara
semua saudara nabi-nabinya dan Rasul-Rasulnya.
Jenis ke-dua dan ke-tiga dari syafa’at adalah syafa’at Nabi bagi orang-orang yang
‘amalan-‘amalan kebaikan dan keburukkannya setara. Beliau akan memberi syafa’at kepada
mereka agar mereka memasuki Surga, dan Beliau juga akan memberi syafa’at bagi orang-orang
lain yang dimasukkan ke Neraka tetapi karena syafa’at Nabi mereka akan diselamatkan.
Yang ke-empat adalah syafa’at Nabi untuk mengangkat kedudukan mereka yang
memasuki surga di atas derajat yang patut mereka terima karena ‘amalan-‘amalan mereka. Para
pengikut Mu’tazilah hanya mengakui syafa’at jenis ini dan mereka tidak mengakui bentuk-
bentuk lainnya meskipun terdapat di dalam hadits yang mutawatir (diriwayatkan hingga 30
orang).
Syafa’at jenis ke-lima mengacu pada syafa’at untuk memasukkan seseorang ke surga
tanpa hisab. Bukti terbaik untuk syafa’at jenis ini adalah hadits Ukaasyah ibn Mihshon, dimana
Nabi (‫ )ﷺ‬memohonkan baginya agar berada di antara ke-tujuh puluh ribu orang yang akan
memasuki surga tanpa hisab. Baik al-Bukhori maupun Muslim meriwayatkan hadits ini.
Bentuk ke-enam menyangkut syafa’at meringankan hukuman yang pantas diterima,
seperti syafa’at Nabi bagi pamannya, Abu Tholib agar hukuman diringankan. [Shohiih Al-
Bukhori, jilid 5, hal. 140, no. 222; dan Shohiih Muslim, jilid 1, hal. 138, no. 408].
Bentuk syafa’at yang ke-tujuh merujuk pada Nabi yang meminta izin agar semua orang
yang beriman bisa masuk surga, seperti disebutkan sebelumnya.
Bentuk syafa’at ke-delapan adalah syafa’at Nabi untuk para pengikutnya yang berdosa
besar dan dikirim ke Neraka. Beliau akan bersyafa’at untuk mengeluarkan mereka dari Neraka.
Syafa’at jenis ini telah disebutkan dalam hadits yang mencapai derajat mutawatir. Syafaat jenis
ini juga diberikan oleh malaikat, para Nabi dan orang-orang beriman lainnya. Nabi (‫ )ﷺ‬akan
diberikan empat kesempatan untuk menggunakan syafa’at jenis ini. [Commentary on the Creed
of at-Tahawi, hal. 170-175].

88
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

Bersholawat kepada Nabi (‫)ﷺ‬.


Ibn Abil-‘Izz berkata: “Adapun berd’oa kepada Allah atas nama Nabi (‫ )ﷺ‬atau siapapun
di dunia ini, hukumnya membutuhkan beberapa perincian. Jika yang berdo’a mengatakan:
‘dengan hak Nabi-Mu [atas-Mu]’, atau ‘dengan hak fulan dan fulan’, dan bersumpah dengan
makhluk ciptaan untuk memberi kesan kepada Allah untuk mengabulkan permohonannya, maka
perbuatan itu dihindari karena dua sebab:
Pertama, adalah bentuk bersumpah dengan seseorang selain Allah.
Kedua, melibatkan keyakinan bahwa seseorang mempunyai hak atas Allah.
Tidak diijinkan untuk bersumpah dengan selain Allah, dan tidak ada seorang pun yang memiliki
hak atas Allah kecuali apa yang sudah ditetapkan Allah sendiri, sebagaimana firman Allah: “Dan
Kami selalu berkewajiban menolong orang-orang yang beriman” [QS.Ar-Rum (30): 47]”.
Juga, di dalam hadits shohiih al-Bukhori dan Muslim ketika Nabi ‫ ﷺ‬berkata kepada Mu’adz
ketika ia sedang mengendarai keledai dibelakang Nabi ‫ﷺ‬, “Mu’adz! Apakah kamu tahu hak Allah
atas hamba-Nya?” Ia menjawab: “Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.” Nabi ‫ ﷺ‬berkata: “Hak Allah
atas hamba-Nya adalah mereka harus menyembah-Nya dan tidak menyekutukan sesuatu
bersama Allah. Apakah kamu tahu apakah hak hamba atas Allah?” Mu’adz menjawab: “Allah
dan Rasul-Nya lebih tahu.” Nabi ‫ ﷺ‬menghampiri untuk berkata: “Hak mereka atas Allah adalah
Allah tidak menghukum mereka.” [Shohiih Al-Bukhori, jilid 1, hal. 96, no. 130 dan Shohiih
Muslim, jilid 1, hal. 23, no. 48]. Hak tersebut merupakan kewajiban menurut kalimat-Nya yang
sempurna dan janji-Nya yang benar. Lebih lanjut, bukan kasus dimana seorang hamba memiliki
hak atas Allah, seperti yang dimiliki makhluk atas makhluk yang lainnya.
Ungkapan “Dengan hak fulan dan fulan,” walaupun ia memliki sebuah hak atas Allah
dengan sebab janji Allah atas diri-Nya, bukan berarti Allah harus menjawab permintaan
pemohon. Jika Ia berkata dalam hal ini, “Karena fulan dan fulan adalah hamba-Mu yang
berbakti, tolong kabulkan permohonanku.” Apakah hubungan antara kedua hal tersebut dan apa
yang mengharuskan permintaannya untuk dikabulkan? Hal ini melampaui batas permohonan.
Allah berkata: “Berdoalah kepada Robb-mu dengan berendah diri dan suara yang lembut.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” [QS.Al-A’roof
(7): 55]. Perilaku meminta kepada Allah (ini) adalah bid’ah. Hal ini tidak pernah dilakukan oleh

89
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

Nabi ‫ﷺ‬, maupun para shahabat, tidak juga para pengikutnya dan para imam; hal ini hanya
ditemukan di kuil dan jimat yang dituliskan oleh orang-orang yang bodoh dan pengikut Sufi.
Do’a adalah salah satu bentuk ibadah yang tertinggi. Ibadah haruslah didasarkan pada
Sunnah dan ketaatan (terhadapnya) dan bukan berdasarkan nafsu atau bid’ah.
Jika dengan mengatakan, “Dengan hak fulan dan fulan” niat seseorang adalah memohon
kepada Allah untuk melakukan sesuatu atas namanya, hal ini juga terlarang. Memohon kepada
selain Allah dengan nama makhluk adalah tidak diperbolehkan; oleh karena itu, bagaimana
dengan memohon kepada Allah dengan nama Makhluk? Nabi Muhamad ‫ ﷺ‬bersabda: “Siapa
bersumpah selain atas nama Allah maka dia telah kafir atau berbuat syirik.” [HR.Abu Daud no.
2829, At-Tirmizi no. 1535, dan dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Shohiih Al-Jami’ no.
6204; Sunan Abu Dawud, jilid 2, hal. 923, no. 3244 dan dishohiihkan dalam Shohiih Sunan Abi
Daud][Penjelasan Aqidah ath-Thohawi, hal. 177-179].
“Jika seseorang harus mengatakan, maka katakanlah, “Aku meminta Engkau dengan
kedudukan fulan dan fulan di sisi-Mu,” atau “Aku meminta syafa’at kepada Engkau melalui
Nabi-Mu, Rasul-Mu, dan hamba-Mu yang berbakti,” dan jika ia berpikir bahwa fulan dan fulan
memiliki tempat yang mulia di sisi Allah sehingga ia harus memohon kepada Allah melalui
dirinya, maka hal ini terlarang. Jika hal ini merupakan sesuatu yang dilakukan oleh para sahabat
selama masa Rasulullah ‫ ﷺ‬masih hidup, maka tentu mereka juga akan melanjutkannya setelah
Rasulullah ‫ ﷺ‬wafat. Akan tetapi, mereka biasa menggunakan perantara kepada Allah melalui
do’a Rasulullah ‫ ﷺ‬selama hidupnya. Mereka biasa meminta Rasulullah ‫ ﷺ‬untuk mendo’akan
mereka. Kemudian mereka akan menjawab, “Aamiin” untuk do’a tersebut, sebagaimana dalam
peristiwa sholat untuk meminta hujan (Sholatul Istisqo) dan juga pada peristiwa lainnya.”
Ketika Rasulullah ‫ ﷺ‬meninggal dan mereka (para shahabat) keluar untuk berdo’a
meminta hujan, ‘Umar berkata: ‘Yaa Allah! Ketika hujan tidak turun atas kami, kami meminta
Rasulullah ‫ ﷺ‬untuk berdo’a untuk kami dan Engkau memberikan kami hujan. Kini kami
meminta paman Rasulullah ‫ ﷺ‬agar berdoa untuk kami. Maka, berikanlah kami hujan.’ [Shohiih
Al-Bukhori, jilid 1, hal. 66, no. 123]. Kemudian ia meminta al-‘Abbas agar berdoa untuk mereka
dan memohon kepada Allah. Ia (‘Umar) tidaklah memohon (berdo’a) kepada Allah untuk
memberikan hujan dengan nama atau kedudukan al-‘Abbas disisi Allah. Jika hal ini dibenarkan,

90
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

maka tentu para shahabat akan melakukannya dengan kedudukan dan kemuliaan Rasulullah ‫ﷺ‬,
karena Rasulullah ‫ ﷺ‬memiliki kedudukan yang lebih tinggi dan lebih mulia dibandingkan
kedudukan al-‘Abbas di sisi Allah.
Beberapa orang mengatakan di dalam doanya, “Aku memohon kepada Engkau dengan
ketaatanku kepada Rasul-Mu dan kecintaanku padanya…” Hal ini merupakan salah satu bentuk
permohonan yang terbaik, cara untuk mendekat dan mencari syafa’at…
Salah satu contoh tipe [ini] adalah cerita tiga pemuda yang mencari perlindungan ke
dalam gua…, dan sebongkah batu jatuh dan menutup mulut gua, sehingga mereka terperangkap
di dalam. Mereka masing-masing mendekat kepada Allah dengan menyebutkan beberapa
kebaikan yang mereka lakukan dengan ikhlas semata-mata hanya mencari keridhoan Allah dan
kemudian bongkahan batu tersebut bergerak dengan setiap permohonan sehingga mereka bisa
keluar dari dalam gua. [Shohiih Al-Bukhori, jilid 3, no. 418 dan Shohiih Muslim, vol. 4, hal.
1432, no. 6607]. Mereka berdoa kepada Allah melalui amal sholih mereka, dan amal sholih
mereka berperan dalam diterimanya do’a mereka.
Syafa’at Allah tidak seperti syafaat manusia. Seseorang yang berwashilah dengan
manusia tidak hanya meminta pemberi washilah untuk berdo’a tetapi juga bergabung dalam
berdo’a untuk memohonkan bagi dirinya sendiri. Jadi ada dua pemohon. Ia juga bergabung
dengan pemberi washilah, karena dengan syafa’atnya ia menjadi pemberi pertolongan kedua bagi
objek yang dimintanya. Singkatnya, ia bergabung sebagai orang yang memberi washilah dan
orang yang dimintakan washilah. Namun, Allah itu Esa tanpa yang kedua. Tiada yang dapat
memberikan syafa’at tanpa ijin-Nya. Ia menguasai segala sesuatu. Tiada yang berbagi dengan-
Nya dalam hal apapun. Inilah mengapa imam dari para pemberi washilah akan sujud di hadapan
Allah dan memuji-Nya (pada hari kiamat)... Allah akan menentukan golongan-golongan manusia
yang ingin Rasulullah (‫ )ﷺ‬keluarkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga oleh. Jadi,
semuanya di tangan Allah, sebagaimana firman-Nya: “Katakanlah: "Sesungguhnya urusan itu
seluruhnya di tangan Allah"” [QS.Ali-Imron (3): 159]
Walaupun tidak ada seorang pun dapat memberi syafa’at kecuali dengan izin-Nya dan
bagi siapa saja yang Ia kehendaki, Ia memberikan kemuliaan kepada pemberi syafaat dengan
memberikan syafa’at yang diterima.“ [Tafsir Aqidah ath-Thohawi, hal. 180-181].

91
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

...kepada Tuhan mereka138 siapa diantara mereka yang lebih dekat (kepada
Allah) dan mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan adzab-Nya;139

138
Qotadah menjelaskan: “Mereka mendekat kepada Allah dengan mematuhi-Nya dan
mengerjakan apa-apa yang diridhoi-Nya.” [Diambil dari Divine Triumph, hal.89]

‘Abdullah ibn Mas’ud berkata mengenai ayat ini: “Orang-orang yang mereka seru itu,
mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan mereka…” Beberapa orang menyembah jin.
Ketika para jin memeluk Agama Islam, orang-orang terjebak pada agama itu [yaitu menyembah
jin.] [Shohiih al-Bukhori, jilid 6, hal.203, no. 239]
139
Ibn Katsir menyatakan dalam tafsirnya: “Ibadah tidak bisa diwujudkan atau disempurnakan
kecuali diikuti dengan rasa takut dan harapan. Rasa takut menghentikan seseorang dari
melakukan perbuatan terlarang, dan rasa harap memotivasi seseorang untuk melakukan lebih
banyak perbuatan baik.” [Tafsir Ibn Katsir, jilid 6, hal.38].
Ibn al-Qoyyim mengatakan: “Tiga tingkatan yang disebutkan dalam ayat ini. Mereka
adalah: cinta yang artinya mencari kedekatan kepada Allah dan memohon kepada-Nya melalui
‘amalan-‘amalan kebaikan; dan dua tingkatan lainnya adalah harapan dan rasa takut. Ini adalah
inti dari Tauhid.” [Diambil dari Divine Triumph, hal.89].

‫حدثنا محمد بن مقاتل قال أخبرنا عبد هللا قال أخبرنا سفيان عن منصور عن سعد بن‬
‫عبيدة عن البراء بن عازب قال قال النبي صلى هللا عليه وسلم إذا أتيت مضجعك‬
‫فتوضأ وضوءك للصَلة ثم اضطجع على شقك اْليمن ثم قل اللهم أسلمت وجهي إليك‬
‫وفوضت أمري إليك وألجأت ظهري إليك رغبة ورهبة إليك َّل ملجأ وَّل منجا منك‬
‫إَّل إليك اللهم آمنت بكتابك الذي أنزلت وبنبيك الذي أرسلت فإن مت من ليلتك فأنت‬

92
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

‫على الفطرة واجعلهن آخر ما تتكلم به قال فرددتها على النبي صلى هللا عليه وسلم‬
‫فلما بلغت اللهم آمنت بكتابك الذي أنزلت قلت ورسولك قال َّل ونبيك الذي أرسلت‬
Dari Al-Barra’ bin Azib rodhiyAllahu ‘anhu, Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda: “Apabila engkau hendak
tidur, berwudhulah sebagaimana wudhu ketika hendak shalat. Kemudian berbaringlah miring ke
kanan, dan bacalah: ‘Allahumma aslamtu wajhiy ilayka, wa fawwadtu amriy ilayka, wa
alja’tu dzhohriy ilayka roghbatan wa rohbatan ilayka. [Ya Allah, aku serahkan wajahku
kepada-Mu, dan aku pasrahkan urusanku kepada-Mu, dan aku sandarkan punggungku kepada-Mu dengan
penuh harap (akan rahmat-Mu) dan takut (akan siksa-Mu)] Laa malja-a wa laa manjaa minka illaa
ilayka [tiada perlindugan dan pertolongan dari (siksa-Mu) kecuali hanya kepada-Mu]
Allahumma aamantu bikitaabik alladziy anzalta wa bi nabiyyik alladziy arsalta, [ya Allah
aku beriman dengan kitab-Mu yang telah Engkau turunkan dan Nabi-Mu yang telah Engkau utus]’.
Apabila engkau meninggal dunia pada malam itu, niscaya engkau dalam keadaan fitrah. Dan
jadikan doa tersebut sebagai ucapan terakhirmu (sebelum tidur)”. [Shohiih Al-Bukhori, jilid 1,
hal. 155, no. 247; Muslim 2710].
Harapan adalah salah satu komponen penting dari keimanan sejati karena berdasarkan
rasa percaya kepada Allah. Ini adalah konsekuensi alami dari mengimani kebenaran janji-janji
Allah. Sehingga, putus asa dijelaskan oleh Allah sebagai salah satu ciri-ciri orang kafir.

… َ‫َّللاِ ِإ ََّّل أالقَ أو ُم أال َكافِ ُرون‬


َّ ‫ح‬ ُ َ ‫ِإنَّهُ ََّل يَيأأ‬
ِ ‫س ِمن َّر أو‬
“Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir”.
[QS.Yusuf (12): 87].
Keputusasaan berdasar pada pikiran jahat tentang Tuhan. Hal ini didasarkan pada
keyakinan bahwa Allah telah bersikap tidak adil. Atau, jika tidak dipercaya Tuhan, bahwa
kehidupan tidaklah adil.

‫علَ أي ِه أم‬
َ ۚ ‫ظ َّن السَّ أو ِء‬َ ‫اّلِل‬ َّ ‫ت‬
ِ َّ ‫الظانِينَ ِب‬ ِ ‫ت َو أال ُم أش ِركِينَ َو أال ُم أش ِر َكا‬ ِ ‫ِب أال ُمنَافِقِينَ َوا أل ُمنَا ِفقَا‬ َ ‫َويُعَذ‬
‫يرا‬ ً ‫ص‬ ِ ‫ت َم‬ ‫سا َء أ‬ َ َ ‫علَ أي ِه أم َولَ َعنَ ُه أم َوأ‬
َ ‫عدَّ َل ُه أم َج َهنَّ َم ۖ َو‬ َ ُ َّ‫ب َّللا‬
َ ‫َض‬ ِ ‫س أو ِء ۖ َوغ‬ َّ ‫دَا ِئ َرة ُ ال‬

93
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

sesungguhnya adzab Robb-mu adalah suatu yang (harus) ditakuti.” [QS.Al-


Isroo’ (17): 57].

“dan supaya Ia mengadzab orang-orang munafiq laki-laki dan perempuan dan orang-
orang musyrik laki-laki dan perempuan yang mereka itu berprasangka buruk terhadap
Allah. Mereka akan mendapat giliran (kebinasaan) yang amat buruk dan Allah memurkai
dan mengutuk mereka serta menyediakan bagi mereka neraka Jahannam. Dan (neraka
Jahannam) itulah sejahat-jahat tempat kembali.” [QS.Al-Fath (48): 6].
Namun, Allah telah berjanji bahwa Ia tidak akan berlaku tidak adil pada siapa pun. Di
antara sifat-sifat utama-Nya adalah Keadilan dan Ia sangat mengutuk ketidakadilan dan
penindasan.
‫َو ََّل يَ أ‬
…‫ظ ِل ُم َرب َُّك أ َ َحدًا‬
“Dan Robbmu tidak menganiaya seorang juapun”. [QS.Al-Kahfi (18): 49].
Sehingga, mereka yang berharap belas kasihan Allah disebutkan dengan istilah yang paling
bercahaya dalam Al-Qur'an dan Allah menjanjikan mereka pengampunan-Nya.

ُ َّ‫َّللا ۚ َوَّللا‬
ِ َّ ‫ت‬َ ‫َّللا أُو َٰلَ ِئ َك َي أر ُجونَ َر أح َم‬
ِ َّ ‫يل‬ َ ‫ِإ َّن الَّذِينَ آ َمنُوا َوالَّذِينَ هَا َج ُروا َو َجا َهد ُوا ِفي‬
ِ ‫س ِب‬
‫غفُ ب‬
‫ور َّر ِحي بم‬ َ
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di
jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang”. [QS.Al-Baqoroh (2): 218].
Akan tetapi perlu dicatat, bahwa istilah "harapan" adalah sesatu yang berdasarkan
keimanan sejati dan ‘amalan-‘amalan sholih dan bukan "harapan palsu" berdasarkan sedikit atau
bahkan ketiadaan iman dan tidak adanya ‘amalan-‘amalan kebaikan.

94
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

Dan Allah berfirman:


َ َ‫ ِإ ََّّل الَّ ِذي ف‬.‫َو ِإ أذ قَا َل ِإب َأرا ِهي ُم ِْل َ ِبي ِه َوقَ أو ِم ِه إِنَّنِي بَ َرا بء ِم َّما ت َ أعبُدُو َن‬
ُ‫ط َرنِي فَإِنَّه‬
.‫ع ِقبِ ِه لَعَلَّ ُه أم يَ أر ِجعُو َن‬
َ ‫ َو َجعَلَ َها َك ِل َمةً بَاقِيَةً فِي‬.‫سيَ أه ِدي ِن‬
َ
“Dan ingatlah ketika Ibrohim berkata kepada bapaknya dan kaumnya:
"Sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu
sembah, 140 tetapi (aku menyembah) Robb Yang menjadikanku; 141 karena
140
Pernyataan Nabi Ibrohim menunjukkan bahwa Tauhid tidak lengkap tanpa mengingkari
semua yang disembah selain Allah dan hanya mengimani Allah saja. Apa yang umum terjadi
pada kebanyakan negeri Muslim dimana orang-orang sholat, berpuasa, membayar Zakat dan
berhaji, namun mereka melakukan ritual ibadah di kuburan, adalah akibat dari Tauhid yang tidak
lengkap. Keadaan syirik ini paling berbahaya bagi kaum Muslimin karena mereka tidak
menganggap perlunya mengingkari apa yang disembah selain Allah. Ini adalah hasil dari
kebodohan ekstrim pada rakyat dan bagian besarnya kelalaian dari para ‘Ulama mereka – karena
masyarakat mengambil praktek-praktek mereka dari ‘Ulama mereka. [al-qoul al-Mufid, hal. 92-
93].
141
Ibnu Jarir ath-Thobari meriwayatkan dari Qotaadah yang mengatakan tentang kalimat
"Sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu sembah, tetapi
(aku menyembah) Robb Yang menjadikanku" bahwa [kaum Ibrohim] biasa mengatakan:"
‘Allah adalah Tuhan kita’. Allah "Yang Maha Kuasa” berfirman: "Dan sungguh jika kamu
bertanya kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan mereka, niscaya mereka
menjawab: "Allah", …" [QS.Az-Zukhruf (43): 87] [Dikutip dalam Divine Triumph, hal. 94].
Ada dua hikmah dari perkataan Ibrohim "Dia yang menciptakan aku" daripada hanya
mengatakan "Allah":
1) Menunjukkan alasan untuk membatasi ibadah hanya kepada Allah saja; karena Ia
adalah satu-satunya Pencipta, hanya Ia yang harus disembah.
2) Menunjukkan kesia-siaan penyembahan berhala; karena mereka tidak menciptakan
anda, mereka tidak pantas disembah.

95
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

sesungguhnya Ia akan memberi hidayah kepadaku. Dan lbrohim (Alayhis-


Salaam) menjadikan kalimat tauhid itu kalimat yang kekal 142 pada
keturunannya supaya mereka kembali kepada kalimat tauhid itu". 143, 144

[QS.Az-Zukhruf (43): 26-28].

Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman:

‫َّللاِ َو أال َم ِسي َح ابأنَ َم أر َي َم َو َما أ ُ ِم ُروا‬


َّ ‫ُون‬ِ ‫ار ُه أم َو ُر أه َبانَ ُه أم أ َ أر َبابًا ِمن د‬ َ ‫ات َّ َخذُوا أ َ أح َب‬
‫ع َّما يُ أش ِر ُكو َن‬ ُ ۚ ‫احدًا ۖ ََّّل ِإ َٰلَهَ ِإ ََّّل ُه َو‬
َ ُ ‫س أب َحانَه‬ ِ ‫ِإ ََّّل ِليَ أعبُدُوا إِ َٰلَ ًها َو‬

Pernyataan Nabi Ibrohim berisi logika dari Tauhid dengan menggabungkan pengingkaran
dengan penegasan.
Dalam hal ini, maka orang-orang dapat dibagi menjadi tiga kelompok: Satu Kelompok
yang memuja Allah saja; Satu kelompok yang hanya memuja selain Allah; dan Satu kelompok
yang memuja Allah bersama dengan yang lainnya. [al-qoul al-Mufid, hal. 93].
142
Ibnu Katsir menjelaskan bahwa "Arti ‘kalimat’ adalah menyembah Allah saja tanpa rekan atau
sekutu, dan pengingkaran secara terbuka terhadap semua Tuhan selain-Nya. Kalimat yang
dimaksud adalah Laa ilaaha illAllah [menurut pendapat Ibnu Abbas dan murid-muridnya
'Ikrimah, Mujahid, Qotaadah, ad-Dahhaak, as-Suddi dan lain-lain]. Beliau meninggalkan kalimat
ini sebagai panduan yang harus diikuti oleh keturunannya yang dituntun oleh Allah". [Tafsir
Ibnu Katsir, jilid 8, hal. 631].
143
Kembali ke "kalimat" Tauhid dan keimanan yang menyertainya.
144
Makna penting ayat ini adalah membuktikan bahwa makna Tauhid adalah ditinggalkannya
praktik-praktik para penyembah berhala seperti menyebut nama para nabi dan orang suci sebagai
perantara kepada Allah. Dengan demikian, deklarasi syahadat secara lisan tidaklah cukup jika
peribadatan kepada semua Tuhan selain Allah tidak ditolak. [The Book of Tawhid, hal. 42].

96
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

“Mereka menjadikan orang-orang alim (rabi-rabi) nya dan rahib-rahib


(biarawan-biarawan) mereka sebagai Tuhan selain Allah145 dan (juga mereka

145
Adi bin Hatim adalah salah satu kepala suku Tho'i dan Ayah Beliau, Hatim ath-Tho’i, begitu
sangat dikenal akan kemurahan hatinya sehingga ‘amalan-‘amalannya menjadi pembicaraan di
kalangan orang-orang Arab. ‘Adi masuk agama Kristen pada masa Jahiliyyah tapi ketika
panggilan Islam mencapai wilayahnya, ia melarikan diri ke Suriah. Saudari Beliau dan beberapa
kaumnya ditangkap oleh pasukan Muslim. Namun, Rasulullah (‫ )ﷺ‬membebaskan saudarinya dan
memberinya beberapa hadiah. Saudarinya kemudian mendatanginya dan mendorongnya untuk
menjadi seorang Muslim dan mendatangi Rasuulullooh (‫)ﷺ‬. Ketika ‘Adi pergi ke Madinah dan
orang-orang mengumumkan kedatangannya, ia mendatangi Rasulullah (‫ )ﷺ‬mengenakan salib
perak besar di lehernya. Nabi (‫ )ﷺ‬membacakan untuknya ayat: "Mereka menjadikan orang-
orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai Tuhan selain Allah, ..." dan ‘Adi
berkomentar: "Mereka tidak menyembah orang-orang alim dan rahib-rahib”. Nabi (‫ )ﷺ‬berpaling
kepadanya dan berkata: "Bukankah mereka melarang apa yang Allah halalkan, dan kaupun
melarangnya?" ‘Adi menjawab: "Ya". Beliau (‫ )ﷺ‬bertanya: "Bukankah mereka memjadikan
halal apa-apa yang Allah larang, dan juga Anda menghalalkannya?" ‘Adi menjawab: "kami
memang melakukannya." Nabi (‫ )ﷺ‬lalu berkata kepadanya: "Itulah (yang dimaksud) beribadah
kepada mereka". Rasulullah (‫ )ﷺ‬kemudian berkata kepadanya: “Wahai ‘Adi, apakah yang
Engkau katakan? Apakah kau lari karena diserukannya Allahu Akbar? Apakah Engkau
mengetahui yang lebih hebat daripada Allah? Apa yang membuat Engkau lari? Apakah Engkau
lari karena diserukannya kalimat Laa ilaaha illAllah? Apakah Engkau mengetahui adanya
Tuhan yang layak disembah selain Allah?" Rasulullah (‫ )ﷺ‬mengajak ‘Adi untuk memeluk Islam
dan dia bersyahadat. Berseri-serilah wajah Rasulullah (‫ )ﷺ‬karena kesenangan kemudian Beliau
berkata kepada ‘Adi: "Sesungguhnya, orang-orang Yahudi telah mendapatkan kemarahan Allah
dan orang-orang Kristen berada dalam kesesatan". [Sunan at-Tirmithi, vol. 4, Book 10,
no.4029].
Pendeta Kristen telah mengharamkan menikah dengan lebih dari satu istri dan menikahi
sepupu pertama. Katolik Roma menjadikan perkawinan bagi para pastur dan perceraian untuk

97
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

pengikut mereka harom. Gereja Kristen telah menjadikan konsumsi daging babi, darah dan
alkohol halal bersama dengan diproduksi dan disembahnya patung-patung dan lukisan-lukisan
yang menggambarkan Tuhan sebagai seorang pria. "[Fundamentals of Tawhid, hal. 25]. Di sisi
lain, rahib-rahib menjadikan harom seorang wanita yang sedang menstruasi untuk makan dari
piring yang sama dengan keluarganya karena sentuhannya akan menajiskannya, dan mereka
menghalalkan pengambilan riba dari non-Yahudi sambil tetap menjadikannya haram bila
mengambil riba di kalangan mereka. [Referensi-referensi yang diperlukan, Islamic Rules on
Mensus, hal. 21].
As-Sa'di mengatakan: "Mereka mencari nasihat dan saran dari manusia dan menolak
kitab suci Allah. Tentang ini, Allah Subhaanhu wa Ta’ala berfirman: “…padahal mereka
hanya disuruh menyembah Robb yang Esa, tidak ada Robb (yang berhak disembah) selain
Ia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan”. [QS.At-Taubah (9): 31].
Sesungguhnya, yang halal adalah apa yang Allah nyatakan halal, dan yang harom adalah apa
yang Allah nyatakan haram. Dan agama terdiri dari apa yang telah ditetapkan oleh Allah, Yang
Maha Kuasa". [Dikutip dari Divine Triumph, hal. 95-96]
Syaikh 'Abdur-Rohman menyatakan: "Ayat ini menunjukkan bahwa barangsiapa
mematuhi yang lain bersama dengan atau selain dari Allah dan Rasul-Nya (‫)ﷺ‬, menolak Kitab-
Kitab suci-Nya dan Sunnah Rasul-Nya terkait dengan halal dan haram, telah mengambil (yang
mereka patuhi) sebagai Tuhan dan objek ibadah, dan telah menetapkan mereka sebagai
tandingan bagi Allah, Yang Maha Kuasa. Jelas, ini bertentangan dengan Tauhid, yang
merupakan agama Allah yang ditunjukkan dengan Kesaksian: Laa ilaaha illAllah. Allah Maha
Kuasa menyebut ketaatan kepada mereka (para berhala) sebagai "ibadah" dan menyebut mereka
(para berhala) sebagai "dewa" atau "Tuhan". Dia menyatakan dalam Al-Qur'an-Nya yang mulia:
"… Dan jika kamu menuruti mereka, maka Anda akan benar-benar menjadi musyrik."
[QS.al-An'aam, (6): 121] Dan Ia menyatakan: "Apakah mereka mempunyai sembahan-
sembahan selain Allah yang mensyariatkan untuk mereka agama yang tidak di-idzinkan
Allah? ..." [QS.Ash-Shuroo (42): 21] [Divine Triumph, hal. 96].
Ibnu Taymiyyah mengatakan: "Terkait firman Allah ini: ‘Mereka menjadikan orang-
orang alim (rabi-rabi) nya dan rahib-rahib (biarawan-biarawan) mereka sebagai Tuhan

98
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

selain Allah...", mereka yang mengambil rahib-rahib dan pendeta-pendeta mereka menjadi
tuhan-tuhan mereka selain Allah dengan mematuhi mereka ketika mereka menjadikan halal atau
haram berdasarkan hawa nafsu mereka sendiri, tanpa diperintahkan oleh Allah untuk
melakukannya, terdiri dari dua jenis:
Pertama: Mereka tahu bahwa (para rabi dan para biarawan) telah merubah Agama Allah
dan tetap mengikuti langkah-langkah mereka (para rabi dan para biarawan). Sehingga mereka
mengikuti para rabi dan para biarawan dalam melegalkan yang haram dan melarang yang sah
sebagai tanda ketaatan kepada pemimpin mereka, sementara mereka mengetahui bahwa mereka
telah mencampakkan agama sejati Rasulullah. Ini adalah kemusyrikan yang nyata, bahkan jika
mereka tidak berdoa kepada mereka ataupun bersujud di hadapan mereka.
Kedua: Jika mereka meyakini apa [yang telah Allah definisikan sebagai] halal dan
harom, tapi mereka bersikeras mematuhi [para rabi dan para biarawan] dalam melakukan apa
yang Allah ‫ ﷻ‬haromkan, mereka seperti seorang Muslim yang melakukan dosa padahal
mengetahui bahwa dia sedang melakukan dosa. Hukum mengenai kelompok ke-dua ini mirip
dengan hukum seorang Muslim yang berbuat dosa. Rasulullah (‫ )ﷺ‬bersabda:

ِ ‫عةُ فِى أال َم أع ُر‬


‫وف‬ َّ ‫ إِنَّ َما‬، ‫صيَ ٍة‬
َ ‫الطا‬ ِ ‫عةَ فِى َم أع‬ َ َ‫َّل‬
َ ‫طا‬
“Tidak ada ketaatan dalam melakukan maksiat. Sesungguhnya ketaatan hanya dalam melakukan
kebajikan”. [diriwayatkan oleh ‘Ali ibn Abu Tholib. Shohiih Al-Bukhori, jilid 4, hal. 128, no.
203 dan Shohiih Muslim, jilid 3, hal. 1022, no. 4534. Lafadz milik Muslim dan Abu Dawud].
Selanjutnya, jika seseorang menghalalkan yang harom dan mengharomkan yang halal sebagai
hasil Ijtihaad dimana ia berusaha untuk mengikuti jejak para nabi dan para Rasul Allah, tetapi ia
gagal, ia tidak akan dimintai pertanggung-jawaban atas kesalahannya. Sebaliknya, ia akan
diberikan penghargaan atas usahanya dalam Ijtihaad. [Berdasarkan hadits 'Amr ibn al-'Aas yang
meriwayatkan bahwa ia mendengar Rasulullah (‫ )ﷺ‬mengatakan,

‫احدب‬ ‫طأ َ فَلَهُ أ َ ب‬


ِ ‫جأر َو‬ َ ‫ َوإِذَا َح َك َم فَاجأ ت َ َهدَ فَأ َ أخ‬،‫ان‬ َ َ ‫اب فَلَهُ أ‬
ِ ‫جأر‬ َ ‫ص‬َ َ ‫إِذَا َح َك َم أال َحا ِك ُم فَاجأ ت َ َهدَ فَأ‬
“Apabila seorang hakim menghukumi satu perkara, lalu berijtihad dan benar, baginya dua
pahala. Dan apabila ia menghukumi satu perkara, lalu berijtihad dan keliru, baginya satu
pahala”. [Diriwayatkan oleh Al-Bukhoriy 13/268 dan Muslim no. 1716 dari hadits ‘Amru bin

99
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

Al-‘Aash rodhiyAllahu ‘anhu; Shohiih Al-Bukhori, jilid 9, hal. 331, no. 450 dan Shohiih
Muslim, jilid 3, hal. 930, no. 4261].
Namun, jika ia tahu bahwa (para biarawan, para rabi atau orang lain) itu salah, dia tetap
mengikuti mereka dan menolak pernyataan dari para nabi dan para Rasul Allah ‫ﷻ‬, ia akan jatuh
dalam syirik jenis ini dan mendapat penolakan oleh Allah ‫ﷻ‬. Terlebih lagi, ia akan menerima
hukuman yang menjadi bagian untuknya jika ia mendukung kesalahan ini dengan kekuatan dan
kekuasaannya padahal mengetahui bahwa itu adalah salah. Bentuk syirik jenis ini dan orang yang
melakukannya layak mendapatkan sanksi dan hukuman. Sehingga seluruh ‘Ulama di kalangan
umat Islam sepakat bahwa ketika kebenaran diketahui, tidak ada yang boleh mengikuti secara
membabi buta (taqlid) apapun selainnya. Namun, terdapat perbedaan pendapat dalam hal
diperbolehkannya taqlid dengan seseorang yang dapat membuat Ijtihaad. Jika ia tidak mampu
menyatakan kebenaran, yang ia ketahui – seperti umat Kristen yang menyadari bahwa Islam
adalah agama yang benar - jika dia telah berusaha semampunya, dia tidak dimintai pertanggung-
jawaban atas apa yang tidak bisa dia lakukan. Najasyi (Raja Negus, penguasa
Ethiopia/Habasyah) adalah contoh dari ini... Namun, jika ada yang mengikuti secara buta
seseorang yang ber-ijtihaad disebabkan ketidakmampuannya untuk mencapai kebenaran setelah
berupaya sekuat tenaga untuk melakukannya, ia tidak dimintai tanggung jawab atas kesalahan
yang terjadi. Jika ia mengikuti secara buta untuk memenuhi nafsu dan hasratnya sendiri, ia
dianggap sebagai salah satu orang dari zaman kebodohan (jahiliyyah). [Dikutip dalam Divine
Triumph, hal. 96-98].
Syaikh 'Ali Hasan dan Salim al-Hilaali dalam membahas peraturan dengan hukum selain
hukum Allah menyatakan:
Ada tiga jenis keputusan:
i) Hukum yang diwahyukan: hukum Allah dalam kitab-Nya dan Sunnah Nabi-Nya (‫)ﷺ‬
dan semua itu adalah kebenaran yang jelas.
ii) Sebuah hukum yang ditafsirkan: Ijtihaad dari para ulama terkemuka, yaitu antara
kebenaran dan kesalahan, pahala tunggal dan pahala ganda.
iii) Sebuah hukum pengganti: Hukum yang mana Allah tidak wahyukan dan pelakunya
adalah antara tidak kafir, penindasan dan korupsi.

100
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

Situasi seseorang yang memerintah dengan apa yang tidak Allah tidak wahyukan harus
mempertimbangkan:
i) Jika ia meninggalkan hukum Allah menganggapnya diperbolehkan, atau jika ia memiliki
pilihan [apakah akan menerapkannya atau tidak], atau bahwa Hukum Allah tidak sesuai untuk
mengatur urusan orang, atau jika selain hukum Allah lebih cocok bagi mereka, dia telah kafir
dan meninggalkan jama’ah Islam; setelah terpenuhinya persyaratan dan tidak adanya hambatan -
menurut ketetapan para ulama terkemuka yang memiliki akar agama yang kuat.
ii) Jika ia meninggalkan putusan hukum Allah ini karena hasratnya, atau manfaat, takut, atau
interpretasi - bersama dengan penegasannya dan keyakinannya atas kesalahan dan
pelanggarannya, dia telah jatuh ke dalam kekafiran ringan, melakukan dosa besar yang melebihi
Ribaa, lebih rusak dari perzinahan, dan lebih parah dari minum alkohol. Namun, itu adalah
bentuk kekafiran yang lebih rendah, seperti dinyatakan oleh para ‘Ulama salaf terkemuka.
[General Issues of Faith, hal. 45-46].
Ibnu Abbas berkata tentang ayat 44 dari Surat (5) al-Maa'idah,
َّ ‫َّللاُ فَأُو َٰلَئِ َك هُ ُم‬
َ‫الظا ِل ُمون‬ َّ ‫َو َمن لَّ أم َي أحكُم ِب َما أَنزَ َل‬
“Siapa yang tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka
mereka itu adalah orang-orang yang dzholim”. [QS.Al-Ma’idah (5): 44].
"Ini adalah kufur (kekafiran) yang lebih rendah dari kekufuran yang sebenarnya." [Dikumpulkan
oleh al-Haakim, jilid 2, hal. 313, dan Ibnu Jarir dalam Tafsir-nya, jilid 4, hal. 597, no. 12.068].
Syaikh Ibn Abil-'Izz menyatakan: "... Harus dicatat bahwa kegagalan untuk menilai
dengan hukum yang diwahyukan Allah bisa menjadi fithnah yang harus pengucilan, atau
mungkin dosa biasa, berat atau ringan, atau mungkin fithnah dalam arti kiasan atau dalam tingkat
kecil – yang manapun kasusnya - sesuai dengan kondisi orang bersangkutan. Jika seorang
penguasa meyakini bahwa bukan menjadi tugasnya untuk menghakimi dengan Hukum Allah
atau bahwa ia bebas untuk menghakimi atau tidak menghakimi dengannya, atau bahwa ia tidak
akan menghiraukannya meskipun ia tahu bahwa ia harus, maka dia bersalah atas kekufuran, jenis
yang mengeluarkannya dari Islam.

101
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

…mempertuhankan) Al Masih putera Maryam, 146 padahal mereka hanya…

Jika, di sisi lain, ia percaya bahwa ia harus menghakimi dengan Hukum Allah, dan
menyadari bahwa hukum Allah berlaku untuk kasus di hadapannya, tapi dia tidak mengikutinya,
mengetahui bahwa dengan melakukannya dia akan mendapatkan Hukuman Allah, dia adalah
orang berdosa. Seseorang dapat menyebutnya kafir secara metafora, atau mengatakan bahwa ia
bersalah atas kufur kecil. Tapi jika dia tidak mengetahui hukum Allah dalam kasus di
hadapannya, meskipun ia pernah mencari tahu, kemudian dia melakukan hal yang salah, dia akan
dikatakan keliru. Dia akan dihargai atas upayanya mencari tahu hukum Allah dan kesalahannya
akan diampuni. [Commentary on the Crid of at-Tahawi, hal. 273]
146
Nama-nama lengkap para nabi lainnya tidak disebutkan dalam Al-Qur'an. Misalnya, Yusuf
tidak disebut sebagai Yusuf anak Yakub atau Sulaiman disebut Sulaiman bin Daud, atau
Muhammad diberi nama Muhammad bin 'Abdullah, dll Allah menyebut Yesus sebagai putra
Maryam untuk menekankan kemanusiaan-nya dan untuk membantah klaim Kristen bahwa ia
adalah Anak Allah.
Salah satu bukti yang populer digunakan oleh orang-orang Kristen untuk ketuhanan
Yesus adalah gelar "Anak Allah" yang dikaitkan dengannya. Namun, ada banyak tempat di
Perjanjian Lama dimana gelar ini diberikan kepada orang lain. Allah menyebut Israel (Nabi
Yakub) "anak"-Nya ketika Dia memerintahkan Nabi Musa untuk mendatangi Firaun dalam
Exodus 4: 22-23, "Dan kau harus katakan kepada Firaun, "Beginilah firman TUHAN," Israel
adalah anak-Ku yang pertama lahir, dan Aku berkata kepadamu, 'Biarkan anak-Ku pergi
kemana dia bisa melayani-Ku.'" Dalam Samuel ke-2 8: 13-14, Allah memanggil Nabi Sulaiman
Anaknya, "Dia (Sulaiman) akan membangun rumah untuk nama-Ku, dan Aku akan membangun
singgasana atas kerajaannya selama-lamanya. Aku akan menjadi ayahnya, dan ia akan menjadi
anak-Ku". Tuhan berjanji untuk membuat Nabi Daud sebagai Anaknya dalam Mazmur 89: 26-
27: "Dia akan menangis kepada-Ku: 'Engkau ayahku, Allahku, dan batu karang keselamatanku’,
Aku juga akan menjadikan dia anak pertama-Ku, lebih tinggi dari raja-raja bumi”. Bahkan
malaikat disebut sebagai “anak-anak Allah" dalam Kitab Job 1: 6, "Ada hari ketika anak-anak
Allah datang menampilkan diri di hadapan Tuhan, dan Setan juga datang di antara mereka".
Dalam Perjanjian Baru, ada banyak referensi untuk "anak-anak Tuhan" selain Yesus. Sebagai

102
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

contoh, ketika penulis Injil Lukas memasukkan nenek moyang Yesus kembali ke Adam, ia
menulis: "Anak dari Enos, anak dari Seth, anak dari Adam, anak Allah". [Lukas 3:38].
Beberapa mengklaim bahwa apa yang unik dalam kasus Yesus, adalah bahwa dia adalah
satu-satunya yang dilahirkan sebagai Anak Allah, sementara yang lain hanyalah "anak-anak
Allah". Namun, Allah dicatat sebagaimana berkata kepada Nabi Daud, di Mazmur 2: 7, "Aku
akan memberitahu keputusan Tuhan: Dia berkata kepadaku, 'Anak-Ku, engkau telah
Kuperanakkan pada hari ini'."
Juga harus dicatat bahwa tidak ada di manapun di dalam Injil Yesus menyebut dirinya
"Anak Allah". Sebaliknya, ia tercatat berulang kali menyebut dirinya "Anak Manusia" (misalnya
Lukas 9: 22) yang tak terhitung jumlahnya. Dan dalam Lukas 4: 41, ia bahkan menolak disebut
"Anak Tuhan": "Dari banyak orang keluar juga setan-setan sambal berteriak: 'Engkau adalah
Anak Allah!’ Lalu Ia dengan keras melarang mereka dan tidak memperbolehkan meeka
berbicara karena mereka tahu bahwa Dia adalah Mesias".
Karena Kaum Ibrani percaya bahwa Allah adalah Satu, dan tidak memiliki istri ataupun
anak-anak dalam arti harfiah, jelas bahwa ungkapan "Anak Allah" bagi mereka hanya berarti
"Hamba Allah"; seseorang yang, karena pelayananannya yang setia, dekat dan disayangi Allah,
seperti anak bagi ayahnya. Umat Kristen, yang datang dari latar belakang Yunani atau Romawi,
kemudian menyalahgunakan istilah ini. Dalam warisan mereka, "anak Allah" adalah inkarnasi
dari tuhan, atau seseorang yang lahir dari persatuan fisik antara dewa laki-laki dan dewa
perempuan. Ketika Gereja menyingkirkan pondasi-pondasi Ibrani, ia mengadopsi konsep
penyembah berhala "anak Allah", yang sama sekali berbeda dari penggunaan bahasa Ibrani.
Akibatnya, penggunaan istilah "anak Allah" seharusnya hanya dipahami dari arti
simbolik bahasa Semit "hamba Allah", dan bukan dalam istilah para penyembah berhala sebagai
keturunan Allah secara harfiah. Dalam empat Injil, Yesus dicatat mengatakan: "Berbahagialah
orang yang berbuat damai; mereka akan disebut anak-anak Allah." [Matius 5: 9]. [The True
Message of Jesus, hal. 51-54].

103
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

disuruh menyembah Robb yang Esa, 147 tidak ada Robb (yang berhak
disembah) selain Ia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan”.
[QS.At-Taubah (9): 31].

Allah berfirman:
ُّ ‫شد‬ َ َ ‫َّللاِ ۖ َوالَّذِينَ آ َمنُوا أ‬
َّ ‫ب‬ ِ ‫َّللاِ أَندَادًا يُ ِحبُّونَ ُه أم كَ ُح‬ ِ ‫اس َمن يَت َّ ِخذُ ِمن د‬
َّ ‫ُون‬ ِ َّ‫َو ِمنَ الن‬
َّ ‫اب أ َ َّن أالقُ َّوة َ ِ َّّلِلِ َج ِميعًا َوأ َ َّن‬
َ ‫َّللا‬ َ َ‫ُحبا ِ َّّلِلِ ۗ َولَ أو يَ َرى الَّ ِذي َن ظَلَ ُموا إِ أذ يَ َر أونَ أال َعذ‬
ِ ‫ش ِديد ُ أال َعذَا‬
‫ب‬ َ
“Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-
tandingan selain Allah; mereka mencintai sesembahan mereka sebagaimana
mereka mencintai Allah.148 Adapun orang-orang yang beriman amat sangat
cintanya kepada Allah. 149 Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat
dzholim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat),

147
Dalam Injil Lukas 3: 8, tercatat bahwa Iblis meminta Yesus untuk menyembah Dia,
menjanjikan dia kekuasaan dan kemuliaan seluruh kerajaan dunia ini, "Dan Yesus menjawab,
'Telah tertulis, Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia Anda akan
melayani’." [The True Message of Jesus, hal. 74].
148
Bagian dari ayat ini dapat ditafsirkan dalam dua cara yang berbeda:
1) Para penyembah berhala mencintai berhala mereka dengan cara yang sama kaum
Muslimin mencintai Allah.
2) Para penyembah berhala mencintai Allah tetapi mereka mencintai yang selain-Nya
dengan cara yang sama. Artinya, cinta mereka adalah "cinta yang terbagi". [al-qoul al-
Mufid, hal. 95].
149
Berdasarkan penafsiran pertama, itu berarti bahwa orang-orang beriman memiliki lebih
banyak cinta untuk Allah daripada yang para penyembah berhala miliki untuk Allah. Karena

104
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

cintanya orang beriman adalah murni dan tulus, sedangkan para penyembah berhala memiliki
syirik di dalamnya antara Allah dan berhala-berhala mereka.
Menurut penafsiran kedua, orang-orang yang beriman memiliki lebih banyak cinta untuk
Allah daripada yang para penyembah berhala miliki untuk berhala-berhala mereka. Karena
cintanya orang beriman kokoh pada saat kemudahan dan kesulitan berdasarkan dalil yang benar,
bertolak belakang dengan para penyembah berhala. Cinta dari para penyembah berhala untuk
berhala-berhala mereka melemah ketika kesulitan menyerang mereka.
Bagaimana dengan orang yang mencintai selain Allah lebih dari dia mencintai Allah?
Atau orang yang mencintai selain Allah dan tidak mencintai Allah? Itu bahkan lebih dibenci dan
buruk. Namun hal ini muncul di kalangan banyak orang yang mengasosiasikan dirinya dengan
Islam di zaman ini. Mereka mencintai "wali" mereka lebih dari mereka mencintai Allah. Jika
diminta untuk bersumpah demi Allah, dia akan melakukannya apakah itu didasarkan pada
kebohongan atau kebenaran. Adapun "wali", ia hanya akan mengatakan sumpah yang benar
dengannya.
Banyak yang datang ke Makkah dan Madinah meyakini bahwa mengunjungi Makam
Nabi lebih baik daripada mengunjungi Ka'bah! Karena mereka memiliki di dalam hati mereka
cinta yang lebih besar untuk Rasulullah daripada yang mereka miliki untuk Allah dan ini adalah
syirik. Karena Allah tahu bahwa kita hanya mencintai Rasulullah (‫ )ﷺ‬karena cinta kita kepada
Allah; karena Beliau adalah utusan Allah. Kita tidak mencintainya karena dia adalah Muhammad
bin Abdillah, kita mencintainya karena Beliau utusan-Nya (‫)ﷺ‬. Kita mencintainya karena cinta
kita kepada Allah, sedangkan yang lain menduakan cinta kepada Allah dari kecintaan kepada
Rasulullah (‫)ﷺ‬, itu jika mereka memiliki cinta untuk Allah.
Ayat ini berisi ujian untuk hati banyak Muslim hari ini. Mereka yang menyamakan yang
lainnya dengan Allah dalam kecintaan mereka. Di antara mereka ada yang menyekutukan Allah
dalam kecintaan mereka kepada yang selain-Nya. Bukan dalam bentuk ibadah menurut Syari'ah
tetapi pemujaan yang disebutkan dalam hadits tentang kecintaan terhadap dirham, dinar, kain
tebal dan sutra. Abu Huroiroh meriwayatkan bahwa Nabi (‫ )ﷺ‬bersabda:

105
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

‫عن أبي هريرة رضي هللا عنه قال قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم تعس عبد‬
‫الدينار والدرهم والقطيفة والخميصة إن أعطي رضي وإن لم يعط لم يرض‬
“Celakalah hamba dinar, hamba dirham, hamba pakaian dan hamba mode. Jika diberi, ia ridho.
Namun jika tidak diberi, dia pun tidak ridho”. [HR. Bukhori no. 6435; Shohiih Al-Bukhori, jilid
4, hal. 88, no. 137]. Ada orang-orang, yang jika Anda memeriksa hati mereka, Anda akan
temukan mereka penuh kecintaan hal-hal duniawi. Bahkan seseorang yang datang untuk shalat di
Masjid, namun hatinya sibuk dengan urusan-urusan dunia.
Ini adalah bentuk ibadah dalam kenyataan. Jika manusia mempertanyakan mengapa dia
diciptakan, dia akan tahu bahwa dia diciptakan untuk menyembah Allah. Dia juga akan
menyadari bahwa dia diciptakan untuk dunia yang selain dunia ini. Dunia ini adalah tempat
persinggahan. Umat manusia melintas melaluinya untuk menuju dunia berikutnya yang menjadi
tujuan penciptaannya, yang mana dia harus memberi perhatian pada pengetahuan tentangnya.
Jika saja manusia mau bercermin satu hari apa yang telah dilakukannya, berapa banyak waktu
yang tersisa baginya dalam hidup ini, tentang apa yang telah diperolehnya; hari-hari berganti dan
dia tidak tahu bahwa dia semakin dekat dengan Allah atau semakin jauh dari-Nya... Setiap orang
yang berpikir harus memiliki tujuan, apakah itu?
Kita sekarang menuntut ilmu untuk menjadi lebih dekat kepada Allah dengan pencarian
kita, untuk memberitahu diri kita sendiri dan orang lain. Setiap kali kita mempelajari hal baru,
apakah kita menerapkannya? Kita dapat menemukan dalam diri kita sendiri banyak kekurangan.
Setiap kali kita belajar pembahasan baru, apakah kita mengajak hamba-hamba Allah kepadanya?
Ini adalah masalah yang harus kita perhitungkan sendiri. Sehingga, ada tugas berat yang
membebani para penuntut ilmu, jauh lebih besar daripada zakat kekayaan. Dia harus bekerja,
aktif, mencari ilmu dan memperbaiki keadaan umat Islam, jika tidak, ia akan menyimpang dari
Syari'ah Allah.
Ibn al-Qoyyim berkata: "Semuanya bekerja berdasarkan kecintaan. Misalnya, Anda
hanya akan aktif berusaha untuk apapun yang Anda cintai. Bahkan potongan kecil makanan,
Anda hanya akan memakannya karena Anda menyukainya”.

106
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

Akibatnya, dikatakan bahwa semua tindakan didasarkan pada kecintaan. Kecintaan


adalah dasar ‘amalan-‘amalan. Akibatnya, syirik dalam kecintaan menjadi penyekutuan terhadap
Allah.
Jenis-Jenis Cinta:
Pertama: Mencintai karena Allah. Bentuk ini tidak bertentangan dengan Tauhid, justru ini
merupakan aspek yang melengkapinya. Karena pegangan terkuat dari keimanan adalah
mencintai karena Allah dan membenci karena Allah. [Abu Umamah meriwayatkan Nabi (‫)ﷺ‬
yang bersabda:

‫ (رواه أبو داود‬. َ‫ّلِل َو َمنَ َع ِ َّّلِلِ فَقَ ِد ا أست َ أك َم َل اأ ِْل أي َمان‬ َ ‫َض ِ َّّلِلِ َوأ َ أع‬
ِ َّ ِ ‫طى‬ َ ‫ّلِل َوأ َ أبغ‬ َّ ‫َم أن أ َ َح‬
ِ َّ ِ ‫ب‬
(‫والترمذي وقال حديث حسن‬
“Siapa yang mencintai karena Allah, membenci karena Allah, memberi karena Allah dan tidak
memberi karena Allah, maka sungguh telah sempurna Imannya”. [Sunan Abu Dawud, jilid 3,
hal.1312, no.4664, and dinyatakan shohiih dalam Shohii Sunan Abu Daawud, jilid 3, hal.886,
no.3915].
Mencintai karena Allah adalah mencintai seseorang atau sesuatu karena Allah
menyukainya dan bahwa itu adalah dari kesempurnaan tauhid ...
Kedua: Kecintaan alami yang tidak melebihi kecintaan kepada Allah tidak bertentangan dengan
Tauhid. Seperti kecintaan seseorang terhadap istri, anak, kekayaan, dan jenis makanan, minuman
dan pakaian, dll. Sehingga ketika Nabi ditanya: “Siapa yang paling Anda cintai dari semua
orang?” Beliau menjawab: "’Aisyah!" Dan ketika ia ditanya: “Siapa di antara para lelaki?”
Beliau menjawab: "Ayahnya (‘Aisyah)."

‫ب‬ُّ ‫اس أ َ َح‬ ُّ َ ‫ أ‬: ‫ال‬


ِ ‫ي ال َّن‬ َ ‫س َّل َم َف َق‬
َ ‫ع َل أي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ ‫َّللا‬ َ ‫ي‬ ِ ‫ع أم ُرو أب ُن أال َع‬
َّ ‫اص أَنَّه ُ أَت َى النَّ ِب‬ َ ‫َحدَّث َ ِني‬
: ُ‫ فَقُ ألت‬، " ‫ " أَبُوهَا‬: ‫ال ؟ قَا َل‬ ِ ‫الر َج‬ ِ َ‫ مِن‬: ُ‫ قُ ألت‬، " ُ ‫شة‬ َ ِ‫عائ‬َ " : ‫ال‬ َ َ‫َّللا ؟ ق‬
ِ َّ ‫ول‬
َ ‫س‬ ُ ‫ِإلَي َأك َيا َر‬
َ‫ع أن ُه أم أَجأ َمعِين‬ َّ ‫ي‬
َ ُ‫َّللا‬ ِ ‫ َر‬، " ‫ " ث ُ َّم عُ َم ُر‬: ‫ال‬
َ ‫ض‬ َ َ‫ث ُ َّم َم أن ؟ ق‬
[Diriwayatkan juga oleh At-Tirmidziy no. 3663, Ibnu Sa’d 2/334, Ahmad 5/399, Ahmad dalam
Fadhoo-il no. 479, Ath-Thohawiy dalam Syarh Musykilil-Aatsaar no. 1233, Ibnu Hibbaan no.

107
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat
siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal)”. [QS.Al-Baqoroh (2): 165].

Dan dalam hadits Shohiih150 diriwayatkan bahwa Nabi (‫ )ﷺ‬bersabda:

6902; At-Tirmidziy no. 3890; Shohiih Al-Bukhori, jilid 5, hal. 9, no. 14; dan Shohiih Muslim,
jilid 4, hal. 1275, no. 5876; dan lainnya].
Ketiga: Kecintaan bersama Allah yang bertentangan dengan Tauhid. Ini terjadi ketika cinta
kepada selain Allah sama besar atau lebih besar dari cinta kepada Allah, sedemikian rupa
sehingga ketika cinta kepada Allah berkonflik dengan cinta kepada selain Allah, cinta kepada
yang lain akan lebih dipilih dibanding cinta kepada Allah.
Bukti dari ayat ini [terkait dengan judul bab] adalah bahwa Allah menyatakan mereka
yang menyamakan kecintaan Allah dengan kecintaan kepada berhala-berhala yang dibuat setara
dengan Allah. [al-qoul al-Mufid, hal. 95-97].
Anas ibn Maalik meriwayatkan bahwa Nabi (‫ )ﷺ‬bersabda:

‫عن أنس بن مالك رضي هللا عنه عن النبي صلى هللا عليه وسلم قال ثَلث من كن فيه‬
‫وجد حَلوة اْليمان أن يكون هللا ورسوله أحب إليه مما سواهما وأن يحب المرء َّل‬
‫يحبه إَّل هلل وأن يكره أن يعود في الكفر كما يكره أن يقذف في النار‬
“Tiga perkara yang membuat seseorang akan mendapatkan manisnya iman yaitu : Allah dan
Rasul-Nya lebih dicintainya dari selain kedua-Nya, dia mencintai saudaranya tidaklah dia
mencintainya kecuali karena Allah, dan dia benci kembali pada kekufuran sebagaimana dia
benci dilemparkan dalam api.” [Shohiih Al-Bukhori, jilid 1, hal. 20, no. 15; Shohiih Al-Bukhori,
jilid 1, hal. 20-21, no. 15; dan Shohiih Muslim, vol. 1, hal. 30, no. 679 & 680].
150
Ungkapan "dalam hadits Shohiih" digunakan oleh penulis tanpa mengklarifikasi maksudnya.
Ini bisa merujuk pada Shohiih al-Bukhori atau Shohiih Muslim, atau hanya hadits shohiih
(sebuah hadits otentik) baik di dalam keduanya atau pada salah satu dari mereka atau di tempat
lain. Dia tidaklah mengikuti sebuah pola ketika istilah ini digunakan dalam bentuk umum.

108
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

َ ‫ َو ِح‬،ُ‫ َح ُر َم َمالُهُ َودَ ُمه‬،ِ‫َم أن قَا َل َّلَ ِإلَهَ ِإَّلَّ هللاُ َو َكفَ َر ِب َما يُ أعبَدُ ِم أن د أُو ِن هللا‬
ُ ‫سابُه‬
ِ ‫علَى هللا‬
َ
Nabi (‫ )ﷺ‬bersabda, “Siapa yang mengucapkan Laa ilaaha illAllah, dan kufur
terhadap segala yang diibadahi selain Allah,151 maka darah dan hartanya menjadi
harom (yakni terjaga-pen). Sedangkan perhitungannya diserahkan kepada Allah
‘Azza wa Jalla”. [Sahih Muslim, jilid 1, hal. 17, no. 34].

Pembahasan-Pembahasan Penting dalam Bab 152

Sehingga harus dicari di dalam semua kemungkinan-kemungkinan di atas. Dalam hal ini
mengacu pada Shohiih Muslim [Shohiih Muslim, vol. 1, hal. 17, no. 34]
151
Yaitu, pengingkaran dalam "peribadatan" terhadap mereka yang disembah selain Allah.
Karena Yesus bersama dengan Allah dan kaum Muslimin mengimaninya, tapi mereka tidak
memiliki keyakinan tentang menyembah Nabi Isa atau bahwa beliau layak untuk disembah.
Pernyataan ini berisi bukti bahwa tidak cukup hanya mengucapkan Syahadat Keimanan.
Justru, seseorang juga harus mengingkari peribadatan terhadap siapapun yang disembah selain
Allah dan juga segala bentuk kekufuran. Akibatnya, orang yang mengatakan: Laa ilaaha illAllah,
tapi menganggap bahwa agama Kristen dan Yahudi masa kini adalah benar dan valid, bukanlah
seorang Muslim. Dan seseorang yang berpegang bahwa agama-agama adalah pendapat-pendapat
yang seseorang dapat memilih yang mana saja yang mereka inginkan, bukanlah seorang Muslim.
Sebagai hasilnya ungkapan "pemikiran Islam" dianggap tidak tepat. Sebaliknya, "Agama Islam",
atau " Aqidah/ Kepercayaan / Keimanan Islam" harus digunakan. Namun, istilah "Cendekiawan
Islam" tidaklah mengapa karena merupakan deskripsi individu itu sendiri dan bukan suatu agama
yang dia ikuti. [al-qoul al-Mufid, hal. 97-98].
152
Pembahasan-Pembahasan Penting dalam Bab.
Bab ini berisi masalah paling besar dan paling penting dibandingkan masalah-masalah lainnya
yakni penjelasan tauhid dan syahadat dan klarifikasi tentangnya melalui dalil-dalil yang jelas.
Salah satunya adalah sebuah ayat di dalam Surat Al-Isroo’. Sebuah pengingkaran yang jelas

109
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

terhadap musyrikin yang berdoa kepada orang sholih dan juga memperjelas bahwa hal ini
merupakan syirik besar. Demikian juga salah satu ayat di dalam Surat Al-Baro’a (At-Taubah)
dengan jelas menunjukkan bahwa kaum ahli kitab menjadikan para pendeta dan para rabbi
mereka sebagai tuhan di samping Allah. Jelas bahwa mereka tidak diperintahkan kecuali untuk
menyembah Allah saja. Penjelasan ayat yang tidak memiliki ambiguitas dalam ketaatan kepada
para ‘Ulama mereka dan hamba Allah yang lain dalam hal-hal yang berdosa dan tidak berdo’a
menyeru dan memohon kepada mereka. Sebagai tambahan adalah pernyataan Nabi Ibrohim
(‘alayhis-salaam) kepada orang kafir yang mengecualikan Allah dari sesembahan yang lain:
"Sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu sembah,” [QS.Az-
Zukhruf (43): 26].
Allah menyebutkan bahwa pemisahan dan pembersihan dari syirik ini menjelaskan
Syahadat Laa ilaaha illaa Allah, karena Allah berfirman: “Dan dia (lbrohim ‘alayhis-salaam)
menjadikan kalimat tauhid (laa ilaaha illAllah) itu kalimat yang kekal pada keturunannya
supaya mereka kembali kepada kalimat tauhid itu.” [QS.Az Zukhruf (43): 28]
Sebuah ayat di dalam Surat Al Baqarah mengenai orang kafir dimana Allah berfirman
kepada mereka: “Sekali-kali mereka tidak akan keluar dari api neraka.” [QS.Al Baqoroh,
(2): 167] Disebutkan bahwa mereka mencintai sesembahan selain Allah sebagaimana mereka
mencintai Allah, pada poin ini mereka sangat mencintai Allah tetapi hal ini tidak menjadikan
mereka masuk ke dalam Islam. Lalu, bagaimana dengan seseorang yang mencintai sesembahan
lain lebih daripada mencintai Allah? Bagaimana dengan seseorang yang tidak mencintai kecuali
sesembahan selain Allah dan tidak mencintai Allah sama sekali?
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda: “Siapa mengatakan Laa ilaaha illaa Allah dan mengingkari
sesembahan lain yang disembah bersama Allah, hartanya dan darahnya haram dan perhitungan
(hisab)nya ada pada sisi Allah.”
Ini adalah pernyataan yang paling berat yang mengklarifikasi arti Laa ilaaha illaa Allah.
Hal ini menunjukkan bahwa pelafalan saja tidak melindungi darah dan harta orang tersebut.
Tidak cukup untuk sekedar memahami arti sesungguhnya dan kalimatnya, membenarkannya, dan
bahkan orang yang mengatakannya harus menyeru hanya kepada Allah saja, Allah yang Maha
Esa dan tanpa sekutu. Tetapi, darah dan harta orang yang mengatakannya tidak akan terjaga

110
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

sampai ia memenuhi seluruh syarat tersebut, dan dia mengingkari sepenuhnya seluruh
sesembahan yang bathil yang disembah selain Allah. Jika seseorang memiliki keraguan dalam
hal ini, maka darah dan harta-nya menjadi tidak aman. Contoh apakah yang lebih besar dan luar
biasa yang bisa diberikan? Penguraian seperti apakah yang dapat menjelaskan poin ini dengan
lebih jelas? Argumen apa lagi yang bisa memberikan kesimpulan yang dapat menjawab tuntas
perdebatan dalam hal ini?

111
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

Bab No : 7
Mengenakan Gelang, Benang-Benang, dll untuk Menghapus
atau Mencegah Musibah adalah syirik153

153
Tindakan ini bisa jadi syirik besar ataupun kecil tergantung pada kepercayaan pemakainya.
Jika pemakainya percaya bahwa benda tersebut memiliki efek terpisah dari Allah, maka dia
melakukan syirik besar dalam Tauhid ar-Rububiyyah karena ia percaya ada pencipta lain selain
Allah. Jika, di sisi lain, pemakainya percaya itu adalah penyebab yang tidak terlepas dari Allah,
maka ia melakukan syirik kecil. Mengenakan benda seperti itu adalah bentuk syirik karena siapa
pun yang telah menetapkan sebuah sebab yang Allah tidak menetapkannya dalam Syari'at atau
dalam penciptaannya telah menjadikan dirinya sebagai sekutu Allah. Sebagai contoh, pembacaan
Surat al-Fatihah merupakan sebab Syari'ah untuk penyembuhan. Dan menelan laxitive adalah
sebab yang dibuat untuk sembelit berdasarkan pengalaman.
Hubungan sebab dan akibat.
Ada tiga posisi orang-orang mengenai sebab dan akibat:
1. Mereka yang menyangkal penyebab. Mereka terdiri dari semua yang menyangkal hikmah
Allah seperti Jabariyyah dan Asy'ariyyah.
2. Golongan yang ekstrim dalam menetapkan sebab, hingga mereka membuat sesuatu yang
bukan sebab sesungguhnya menjadi sebuah sebab. Mereka termasuk mayoritas kisah sufi,
mitos dan legenda.
3. Golongan yang percaya akan sebab-sebab dan akibat-akibat. Akan tetapi mereka hanya
mengakui sebab yang ditegaskan oleh Allah dan Rasul-Nya, baik syar’i maupun buatan.
Tidak ada keraguan bahwa golongan ketiga adalah orang yang benar-benar beriman kepada
Allah dan Kebijaksanaan-Nya, karena mereka mengaitkan antara sebab-sebab dan akibat-
akibatnya dan alasan-alasan atas kejadian-kejadiannya.
Pengetahuan Terhadap Sebab Sesungguhnya
Sebab itu diketahui baik dengan jalan syari’ah seperti madu dimana Allah berfirman tentangnya:

112
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman:

َ‫عون‬ ُ ‫َّللاُ ۚ قُ أل أَفَ َرأ َ أيتُم َّما ت َ أد‬


َّ ‫ض لَيَقُولُ َّن‬ ِ ‫سأ َ ألت َ ُهم َّم أن َخلَقَ السَّ َم َاوا‬
َ ‫ت َو أاْل َ أر‬ َ ‫َولَئِن‬
‫ض ِر ِه أ َ أو أ َ َرادَنِي بِ َر أح َم ٍة ه أَل‬ ُ ُ‫ض ٍر ه أَل ُه َّن َكا ِشفَات‬ َّ ‫ي‬
ُ ِ‫َّللاُ ب‬ َ ِ‫َّللاِ إِ أن أ َ َرادَن‬
َّ ‫ُون‬ِ ‫ِمن د‬
‫علَ أي ِه َيت َ َو َّك ُل أال ُمت َ َو ِكلُو َن‬ َّ ‫ي‬
َ ۖ ُ‫َّللا‬ َ ‫ُه َّن ُم أم ِسكَاتُ َر أح َمتِ ِه ۚ قُ أل َح أس ِب‬

ِ َّ‫…فِي ِه ِشفَا بء ِللن‬


ۗ ‫اس‬
“…di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia…” [QS.An-Nahl 16:69].
Dan juga pembacaan Al-Qur'an dimana Allah Yang Maha Kuasa berfirman:

ۙ َ‫آن َما هُ َو ِشفَا بء َو َرحأ َمةب ِل أل ُمؤأ ِمنِين‬


ِ ‫… َونُن َِز ُل مِنَ أالقُ أر‬
“Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-
orang yang beriman …”. [QS.Al-Isroo’ (17): 82].
Atau mereka diketahui dari pengalaman manusia. Misalnya, jika ditemukan sesuatu yang
bermanfaat bagi rasa sakit tertentu atau penyakit. Namun, efeknya harus jelas dan langsung.
Sebagai contoh, seseorang dikauterisasi (pengobatan dengan cara disundut/kay) dan sembuh
karenanya. Ini adalah sebab yang jelas. Persyaratan ini ditambahkan seandainya seseorang yang
menganggap berdasarkan pengalaman mereka sendiri bahwa benda tertentu yang bermanfaat
tetapi efeknya tidak langsung atau cepat. Seperti gelang dimana seseorang yang memakainya
meyakini benda itu bermanfaat dan orang yang memakainya diuntungkan. Jiwa manusia
memiliki pengaruh pada keadaan fisik pada tubuh. Mereka mengalami pengurangan dalam
penderitaan mereka. Namun, perasaan-perasaan psikologis bukanlah cara untuk menentukan
sebab dengan cara yang sama inspirasi bukanlah cara untuk menetapkan prinsip-prinsip Syari'ah
[al-qoul al-Mufid, hal.102-103].

113
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

“Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: "Siapakah yang


menciptakan langit dan bumi?", niscaya mereka menjawab: "Allah".154

154
Ibnu Katsir mengatakan tentang bagian dari ayat ini: "Ini berarti penyembah berhala biasanya telah
mengakui bahwa Allah adalah Pencipta segala sesuatu, meskipun begitu mereka masih menyembah
kepada selain Allah, yang tidak memiliki kekuatan untuk membawa manfaat ataupun menyebabkan
marabahaya". [Tafsir Ibnu Katsir, jilid 8, hal. 392].
Orang-orang musyrik mengakui Allah sebagai pencipta mereka:

َّ ‫سأ َ ألت َ ُهم َّم أن َخلَقَ ُه أم لَ َيقُولُ َّن‬


ۖ ُ‫َّللا‬ َ ‫َولَ ِئن‬
“Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: ‘Siapakah yang menciptakan mereka’,
niscaya mereka menjawab: ‘Allah’, …”. [QS.Az-Zukhruf (43): 87].
Dari ayat-ayat yang telah disebutkan sebelumnya, jelas bahwa orang-orang kafir
mengetahui kedaulatan, kekuasaan dan kekuatan Allah. Bahkan, mereka dahulu mengabdikan
berbagai jenis ibadah kepada-Nya seperti Haji, berderma, penyembelihan-penyembelihan
kurban, sumpah dan bahkan berdo’a ketika mengalami kengerian dan bencana. Mereka dahulu
bahkan mengaku bahwa mereka mengikuti agama Ibrohim. Karena pengakuan itu, Allah
menurunkan ayat:

َ‫ص َرانِيا َو َٰلَ ِكن َكانَ َحنِيفًا ُّم أس ِل ًما َو َما َكانَ مِنَ أال ُم أش ِركِين‬
‫َما َكانَ إِب َأرا ِهي ُم يَ ُهودِيا َو ََّل نَ أ‬
“Ibrohim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasroni, akan tetapi dia adalah
seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia
termasuk golongan orang-orang musyrik”. [QS.Ali-Imron (3): 67].
Beberapa orang kafir Mekah bahkan mengimani kepada Hari Kebangkitan dan
Penghakiman dan hal-hal lain dalam takdir. Banyaknya bukti dari keyakinan mereka dapat
ditemukan dalam puisi pra-Islam. Sebagai contoh, penyair pra-Islam Zuhayr diriwayatkan telah
mengatakan tentang penghakiman dan hukuman:
"Hal ini antara ditunda, ditempatkan dalam sebuah buku dan disimpan untuk Hari kiamat,
atau disegerakan dan (ketidakadilan) terbalaskan".
Penyair pra-Islam lain yang terkenal, 'Antarah, dikutip mengatakan berikut ini mengenai takdir:

114
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

Katakanlah: "Maka terangkanlah kepadaku tentang apa yang kamu seru


selain Allah, jika Allah hendak mendatangkan kemudharatan kepadaku,
apakah berhala-berhalamu itu155 dapat menghilangkan kemudharatan itu,156
atau jika Allah hendak memberi rahmat kepadaku, apakah mereka dapat
menahan rahmat-Nya? 157

"O 'Ebil, ke mana kau akan lari dari kematian, jika Tuhan saya di langit telah
mentakdirkan itu?" [Taysir al-'Aziz al-Hamid, hal. 34].
Terlepas dari pengakuan orang-orang Mekah tentang Tauhid dan pengetahuan mereka tentang
Allah, Allah menggolongkan mereka sebagai orang-orang kafir dan para penyembah berhala
hanya karena mereka menyembah tuhan-tuhan lain bersamaan dengan ibadah mereka kepada
Allah. [Fundamentals of Tauhid, hal. 17-18].
155
Hal ini mengacu pada keduanya baik dalam bentuk peribadatan (do'a al-'Ibaadah) dan doa
permintaan (do'a al-Mas'alah). Mereka meminta berhala-berhala mereka dalam ibadah,
mengorbankan hewan atas nama mereka, membungkuk dan sujud ke mereka; dan mereka
menyeru kepada mereka (para berhala) meminta bahwa mereka (para berhala) melindungi
mereka dari bahaya atau memberi mereka keuntungan.
156
Ini adalah logika yang sama yang digunakan oleh Nabi Ibrohim ketika ia menghancurkan
berhala-berhala kaumnya dan menyalahkannya pada berhala yang terbesar. Jika berhala tidaklah
mampu untuk membela diri mereka sendiri atau untuk menimbulkan bahaya, mengapa mereka
harus menyembah mereka (para berhala)?
157
Dalam hal ini Ibnu Katsir mengutip periwayatan berikut dari Ibn Abbas dimana Beliau
mengutip Rasulullah (‫ )ﷺ‬mengatakan:

‫ت فَاسأأ َ ِل‬َ ‫سأ َ أل‬


َ ‫ ِإذَا‬،‫هللا ت َِجدأهُ ت ُ َجاه ََك‬
َ ‫ احأ فَ ِظ‬،‫ظ َك‬ َ ‫ اأحأ فَ ِظ‬:ٍ‫يَا غَُلَ ُم ِإ ِني أ ُ َع ِل ُم َك َك ِل َمات‬
‫هللا يَحأ فَ أ‬
َ ِ‫علَى أَ أن يَ أنفَعُ أو َك ب‬
‫ش أيءٍ لَ أم‬ َ ‫ت‬ ‫ َوا أعلَ أم أ َ َّن اأْل ُ َّمةَ لَ أو اجأ ت َ َمعَ أ‬،ِ‫ت فَا أست َ ِع أن بِاهلل‬
َ ‫هللاَ َوإِذَا ا أستَعَ أن‬
‫ض ُّر أو َك‬ ُ َ‫ش أيءٍ لَ أم ي‬ ُ َ‫علَى أ َ أن ي‬
َ ِ‫ض ُّر أو َك ب‬ َ ‫ َوإِ ِن ا أجت َ َمعُوا‬،‫يَ أنفَعُ أو َك إَِّلَّ بِش أَيءٍ قَدأ َكتَبَهُ هللاُ لَ َك‬
‫ف‬ ِ ‫ص ُح‬ ُّ ‫ت ال‬ ِ ‫ت اأْل َ أقَلَ ُم َو َج َّف‬ ِ ‫ُر ِف َع‬ ،‫علَي َأك‬
َ ُ‫َكت َ َبهُ هللا‬ ‫ِإَّلَّ ِبش أَيءٍ قَ أد‬

115
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

Katakanlah: "Cukuplah Allah bagiku".158 Kepada-Nya-lah bertawakkal

‫هللا ت َِجدأ ُه‬


َ ‫ ا أحفَ ِظ‬:‫ حديث حسن صحيح وفي رواية غير الترمذي‬: ‫)رواه الترمذي وقال‬
‫طأ َ َك لَ أم َيكُ أن‬َ ‫ َوا أعلَ أم أ َ َّن َما أ َ أخ‬،ِ‫الشدَّة‬
ِ ‫خَاء َي أع ِر أف َك ِفي‬ ِ ‫الر‬ َّ ‫هللا فِي‬ ِ ‫ف ِإ َلى‬ ‫ ت َ َع َّر أ‬،‫أ َ َما َم َك‬
‫ َوأ َ َّن أالفَ َر َج َم َع‬،‫صب ِأر‬
َّ ‫ص َر َم َع ال‬ ‫ َوا أعلَ أم أ َ َّن النَّ أ‬،‫صا َب َك لَ أم َيكُ أن ِليُ أخ ِطئ ََك‬
َ َ ‫ َو َما أ‬،‫ص أي َب َك‬ ِ ُ‫ِلي‬
(ً ‫ب َوأ َ َّن َم َع أالعُس ِأر يُسأرا‬
ِ ‫أال َك أر‬
“Hai anak muda, aku akan mengajarkan kepadamu beberapa kalimat. ‘Jagalah Allah, niscaya
engkau dapati Ia di hadapanmu. Jika engkau meminta, mintalah kepada Allah. Jika engkau
meminta pertolongan, mintalah pertolongan kepada Allah. Dan ketahuilah, sesungguhnya
seandainya umat ini bersatu untuk memberikan suatu kemanfaatan kepadamu, maka mereka
tidak akan dapat memberinya, kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan atasmu. Dan
seandainya mereka bersatu untuk mendatangkan suatu kemudharatan kepadamu, maka mereka
tidak dapat mendatangkannya, kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan atasmu. Pena
telah diangkat dan lembaran-lembaran telah mengering’.” [Shohiih dikeluarkan oleh At
Tirmidzi di dalam (Sifat Kiamat/2516), Ahmad (1/293/307) dan dishohiihkan oleh Al Albani di
dalam Shohiihul Jami’ (7957); HR. Tirmidzi, dan ia mengatakan: Hadits Hasan; Sunan at-
Tirmidzi and Musnad Ahmad, 1: 307 dan di-shohiihkan dalam Shohiih al-Jaami‘, jilid 2, hal.
1317-1318]
Meskipun ayat ini ditujukan untuk para penyembah berhala, risalah dasarnya relevan bagi
orang-orang yang beriman, seperti yang ditunjukkan oleh pernyataan Nabi (‫ )ﷺ‬sebelumnya. Hal
ini adalah pengingat untuk hanya menaruh kepercayaan kepada Allah saja dan tidak berputus-asa
ketika penderitaan menghadang atau keuntungan yang diinginkan hilang atau menjadi frustrasi
ketika seseorang tidak berhasil dalam mencoba memberikan manfaat bagi orang lain.
158
Kalimat ini adalah do'a yang bagus yang menunjukkan kepercayaan penuh kepada Allah
untuk digunakan pada waktu-waktu kesulitan yang luar biasa dimana sepertinya tidak ada jalan
keluar. Ibn ‘Abbas mengaitkannya kepada Nabi Ibrohim.

116
bais.islamiconlineuniversity.com
‫‪© Islamic Online University.com‬‬ ‫‪Aqidah 101‬‬

‫“عن ابن عباس قال ‪ :‬كان آخر قول إبراهيم حين ألقي في النار ‪ " :‬حسبي هللا ونعم‬
‫الوكيل‬
‫‪“Akhir perkataan Ibrohim ketika dilemparkan dalam kobaran api adalah ‘hasbiyAllahu wa‬‬
‫‪ni’mal wakil’ (Cukuplah Allah sebagai penolong dan sebaik-baik tempat bersandar)”. [QS.’Ali-‬‬
‫‪‘Imron (3): 173] [HR.Bukhori no. 4564; Shohiih Al-Bukhori, jilid 6, hal. 68-69, no. 86].‬‬
‫‪Abu Hurairah juga meriwayatkan sebuah kisah tentang kepercayaan kepada Allah‬‬
‫‪) bersabda:‬ﷺ( ‪menggunakan do’a ini dimana diriwayatkan bahwa Nabi‬‬

‫ت أ ُ ُّمهُ‬
‫سنَ ٍة فَقَالَ أ‬
‫َارةٍ َح َ‬ ‫ار َه ٍة َوش َ‬‫علَى دَابَّ ٍة فَ ِ‬ ‫ب َ‬ ‫ض ُع ِم أن أ ُ ِم ِه فَ َم َّر َر ُج بل َرا ِك ب‬‫ي يَ أر َ‬
‫ص ِب ٌّ‬
‫َوبَ أينَا َ‬
‫الل ُه َّم ََّل تَجأ عَ ألنِي ِمثألَهُ‬ ‫اللَّ ُه َّم اجأ عَ أل ا أبنِي ِمثأ َل َهذَا فَت ََر َك الثَّدأي َوأ َ أقبَ َل ِإلَ أي ِه فَنَ َ‬
‫ظ َر إِلَ أي ِه فَ َقا َل َّ‬
‫سلَّ َم‬
‫علَ أي ِه َو َ‬ ‫صلَّى َّ‬
‫َّللاُ َ‬ ‫ظ ُر إِ َلى َرسُ ِ‬
‫ول َّ ِ‬
‫َّللا َ‬ ‫ع َلى ثَدأيِ ِه فَ َجعَ َل يَ أرت َِض ُع قَا َل فَ َكأَنِي أ َ أن ُ‬
‫ث ُ َّم أ َ أقبَ َل َ‬
‫ار َي ٍة َو ُه أم‬‫ص َها قَا َل َو َم ُّروا ِب َج ِ‬
‫سبَّا َب ِة فِي فَ ِم ِه فَ َج َع َل َي ُم ُّ‬
‫ص َب ِع ِه ال َّ‬
‫عهُ ِبإ ِ أ‬
‫ضا َ‬
‫ارتِ َ‬ ‫َوهُ َو َي أح ِكي أ‬
‫ت أ ُ ُّمهُ اللَّ ُه َّم‬
‫ي َّللاَّ ُ َونِ أع َم أال َو ِكي ُل فَقَالَ أ‬
‫ي تَقُو ُل َح أس ِب َ‬ ‫ت َو ِه َ‬ ‫س َر أق ِ‬
‫ت َ‬ ‫يَض ِأربُونَ َها َويَقُولُونَ زَ نَ أي ِ‬
‫َاك ت ََرا َج َعا‬ ‫ال اللَّ ُه َّم ا أج َع ألنِي ِمثألَ َها َف ُهن َ‬‫ظ َر ِإلَ أي َها فَ َق َ‬
‫ع َونَ َ‬ ‫ضا َ‬‫الر َ‬ ‫ََّل تَجأ َع أل ا أبنِي ِمثألَ َها فَت ََر َك َّ‬
‫ت اللَّ ُه َّم ََّل‬‫س ُن أال َه أيئ َ ِة فَقُ ألتُ اللَّ ُه َّم اجأ عَ أل ا أبنِي ِمثألَهُ فَقُ أل َ‬
‫ت َح أل َقى َم َّر َر ُج بل َح َ‬ ‫أال َحد َ‬
‫ِيث فَقَالَ أ‬
‫ت فَقُ ألتُ اللَّ ُه َّم ََّل‬ ‫س َر أق ِ‬
‫ت َ‬ ‫ت َ أج َع أل ِني ِمثألَهُ َو َم ُّروا ِب َه ِذهِ أاْل َ َم ِة َوهُ أم َيض ِأربُونَ َها َو َيقُولُونَ زَ نَ أي ِ‬
‫َّارا فَقُ ألتُ اللَّ ُه َّم ََّل‬
‫الر ُج َل َكانَ َجب ً‬ ‫اك َّ‬ ‫ال ِإ َّن ذَ َ‬ ‫ت اللَّ ُه َّم اجأ َع أل ِني ِمثألَ َها قَ َ‬
‫ت َ أج َع أل ا أب ِني ِمثألَ َها فَقُ أل َ‬
‫ت َولَ أم تَس ِأر أق فَقُ ألتُ اللَّ ُه َّم‬
‫س َر أق ِ‬ ‫تَجأ َع ألنِي ِمثألَهُ َو ِإ َّن َه ِذ ِه يَقُولُونَ لَ َها زَ َن أي ِ‬
‫ت َولَ أم ت أَز ِن َو َ‬
‫ا أجعَ أل ِني ِمثألَ َها‬
‫‪“…Ada seorang bayi sedang menyusu kepada ibunya, tiba-tiba ada seorang laki-laki yang‬‬
‫‪gagah dan berpakaian yang bagus pula. Lalu ibu bayi tersebut berkata; ‘Ya Allah ya Robb-ku,‬‬
‫‘ !‪jadikanlah anakku ini seperti laki-laki yang sedang mengendarai hewan tunggangan itu‬‬
‫‪Ajaibnya, bayi itu berhenti dari susuannya, lalu menghadap dan memandang kepada laki-laki‬‬

‫‪117‬‬
‫‪bais.islamiconlineuniversity.com‬‬
© Islamic Online University.com Aqidah 101

orang-orang yang berserah diri.”159 [QS.Az-Zumar (39): 38].160

tersebut sambil berkata; ‘Ya Allah ya Robb-ku, janganlah Engkau jadikan aku seperti laki-
laki itu! ‘ Setelah itu, bayi tersebut langsung menyusu kembali kepada ibunya. Abu Huroyrah
berkata; ‘Sepertinya saya melihat Rasulullah ‫ ﷺ‬menceritakan susuan bayi itu dengan
memperagakan jari telunjuk beliau yang dihisap dengan mulut beliau.’ Rasulullah ‫ﷺ‬
meneruskan sabdanya: ‘Pada suatu ketika, ada beberapa orang yang menyeret dan memukuli
seorang wanita seraya berkata; ‘Kamu wanita tidak tahu diuntung. Kamu telah berzina dan
mencuri.’ Tetapi wanita itu tetap tegar dan berkata; ‘Hanya Allah lah penolongku.
Sesungguhnya Dialah sebaik-baik penolongku’. Kemudian ibu bayi itu berkata; ‘Ya Allah,
janganlah Engkau jadikan anakku seperti wanita itu!‘ Tiba-tiba bayi tersebut berhenti dari
susuan ibunya, lalu memandang wanita tersebut seraya berkata; ‘Ya Allah ya Robb-ku,
jadikanlah aku sepertinya!’ Demikian pernyataan ibu dan bayinya itu terus berulang, hingga
ibu tersebut berkata kepada bayinya; ‘Celaka kamu hai anakku! Tadi, ada seorang laki-laki
yang gagah dan menawan lewat di depan kita, lalu aku berdo’a kepada Allah; ‘Ya Allah,
jadikanlah anakku seperti laki-laki itu! Namun kamu malah mengatakan; ‘Ya Allah, janganlah
Engkau jadikan aku seperti laki-laki itu!’ Kemudian tadi, ketika ada beberapa orang menyeret
dan memukuli seorang wanita sambil berkata; ‘Ya Allah, janganlah Engkau jadikan anakku
seperti wanita itu!’ Tetapi kamu malah berkata; ‘Ya Allah, jadikanlah aku seperti wanita itu!’
Mendengar pernyataan ibunya itu, sang bayi pun menjawab; ‘Sesungguhnya laki-laki yang
gagah itu seorang kafir yang sombong hingga aku mengucapkan; ‘Ya Allah, janganlah Engkau
jadikan aku seperti laki-laki itu!‘ Sementara wanita yang dituduh mencuri dan berzina itu tadi
sebenarnya adalah seorang wanita yang sholihah, tidak pernah berzina, ataupun mencuri. Oleh
karena itu, aku pun berdoa; ‘Ya Allah, jadikanlah aku seperti wanita itu!” [HR.Al-Bukhori no.
3181; Muslim no. 4626; Shohiih Al-Bukhori, jilid 4, hal. 448, no.672; dan Shohiih Muslim, jilid
4, hal. 1356-1357, no. 6188].
159
Struktur gramatikal kalimat terakhir di mana preposisi 'alayhi (kepada-Nya) menunjukkan
keterbatasan kepercayaan untuk-Nya saja. Dengan demikian, ayat ini berarti bahwa orang yang
benar-benar beriman adalah seseorang yang benar-benar menempatkan kepercayaan pada Allah.

118
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

Imron bin Hushoin161 meriwayatkan:

‫ رأى‬-‫ صلى هللا عليه وسلم‬- ‫ أن النبي‬،‫عن عمران بن حصين رضي هللا عنه‬
‫ انزعها‬:‫ من الواهنة؛ فقال‬:‫ ما هذه؟ قال‬:‫ فقال‬،‫رجَلً في يده حلقة من صفر‬
.ً ‫ ما أفلحت أبدا‬،‫ فإنك لو مت وهي عليك‬،ً‫فإنها َّل تزيدك إَّل وهنا‬

Adapun orang-orang yang percaya kepada berhala, orang-orang suci/kudus atau kuburan/makam,
dia tidak percaya pada Allah.
Hal ini tidak bertentangan seseorang mendelegasikan pekerjaan kepada orang lain dan
bergantung kepada orang tersebut untuk melakukannya. Karena, ada perbedaan antara
mempercayai seseorang untuk melakukan sesuatu untuk anda sesuai instruksi anda dengan
kebergantungan anda kepada Allah. Ketergantungan Anda pada Allah didasarkan atas keimanan
anda bahwa semua manfaat dan bahaya berada di tangan-Nya, bahwa anda dengan rendah hati
bergantung pada-Nya dan membutuhkan-Nya dan bahwa Anda telah menyerahkan penyelesaian
urusan anda kepada-Nya. [al-qoul al-Mufid, hal. 104].
160
Dalil untuk judul bab ditemukan dalam ayat ini yakni bahwa para berhala tidak dapat
memberikan manfaat bagi mereka yang menyembahnya baik untuk mencegah kejahatan atau
memperoleh kebaikan. Mereka bukanlah penyebab dari hal-hal tersebut. Semua sebab-sebab
palsu lain yang bukan bersumber dari Syari'ah atau percobaan manusia dapat dibandingkan
dengan para berhala palsu. Akibatnya, menjadikan para berhala sebagai penyebab-penyebab,
secara analogi menyekutukan Allah; syirik.
Dalil lain dalam kalimat "cukuplah Allah untukku", adalah berpaling pada kemampuan
Allah tanpa mendatangi penyebab-penyebab khayalan. Adapun penyebab-penyebab nyata,
menggunakannya tidak bertentangan dengan ketergantungan kepada Allah karena hal=hal
tersebut berasal dari-Nya. [al-qoul al-Mufid, hal. 104].
161 Keduanya ('Imraan dan ayahnya, Hushoyn) adalah sahabat Nabi (‫)ﷺ‬. Beliau telah masuk
Islam pada Perang Khoybar (7 Hijriyah) dan beliau wafat pada 52 Hijriyah di Basroh.

119
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

Rasulullah ‫ ﷺ‬melihat seorang laki-laki 162 memakai gelang yang terbuat dari
kuningan, kemudian beliau bertanya, “Untuk apa (gelang) ini?163 Orang itu
menjawab untuk menangkal penyakit lemah badan, lalu Nabi bersabda: “lepaskan
gelang itu, karena sesungguhnya ia tidak akan menambah kecuali kelemahan 164
pada dirimu, dan jika kamu mati sedangkan gelang ini masih ada pada tubuhmu,
maka kamu tidak akan beruntung selama-lamanya”165 [HR.Ahmad dengan sanad
162
'Imroon tidak menyebutkan namanya karena yang penting adalah kejadian dan hukum
tentangnya dan bukan pribadinya. Namun, ada indikasi-indikasi dalam periwayatan dari kejadian
ini bahwa orang itu 'Imroon sendiri. [al-qoul al-Mufid, hal. 105].
163
Pertanyaan Nabi (‫ )ﷺ‬tentang gelang menunjukkan bahwa itu adalah sepantasnya siapa pun
yang hendak mengubah kejahatan pertama adalah bertanya tentang hal itu, siapa tahu apa yang
dianggap sebagai suatu kejahatan ternyata sebenarnya bukan merupakan kejahatan. Nabi (‫)ﷺ‬
tentu telah mengetahui niat orang tersebut melalui wahyu, akan tetapi, ia tetap menanyakannya
untuk menjadikannya teladan bagi orang lain.
164
Kelemahan di dalam jiwanya dan bukan tubuhnya. Jika hati seseorang menjadi terikat kepada
hal-hal ini maka hatinya menjadi lemah dan bergantung pada jimat-jimat dan lupa bergantung
kepada Allah. Jika dia lupa memakainya pada beberapa kesempatan, ia menjadi takut dan
khawatir dia mungkin terkena sesuatu yang dicegah jimat itu. Keadaan seperti ini tidak
diragukan lagi adalah salah satu kelemahan jiwa.
165
Menunjukkan bahwa keadaan amalan seseorang ditentukan oleh keadaan mereka di saat
kematian. Seperti yang Nabi (‫ )ﷺ‬katakan: "Seseorang mungkin melakukan perbuatan para ahli
surga sepanjang hidupnya sampai mereka mencapai jarak bagaikan panjang busur (tidak jauh)
dari surga, kemudian mereka mulai melakukan perbuatan-perbuatan ahli neraka dan mati
melakukannya dan dibuang di neraka karena mereka (perbuatan-perbuatan tersebut)". [Shohiih
Muslim, jilid 4, hal. 346-347, no. 549].
Alasan Ketidaktahuan
Penulis menyimpulkan dari pernyataan ini, pada poin 3 dalam “Masalah-masalah
Penting", bahwa ketidaktahuan tidak bisa dijadikan alasan. Namun, teks tersebut tidak

120
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

yang bisa diterima].166

menunjukkan secara jelas bahwa pemakai jimat tidak akan sukses sebelum pengetahuan datang
kepadanya. Sebaliknya, makna yang jelas adalah bahwa dia tidak akan berhasil jika ia meninggal
sembari mengenakannya setelah memperoleh pengetahuan. Ada dua jenis ketidaktahuan, salah
satunya dimaafkan dan yang lain tidak. Ketidaktahuan yang tidak dimaafkan adalah hasil dari
kelalaian, kesombongan dan kemalasan di dalam lingkungan pengetahuan. Misalnya, ketika
beberapa orang dinasihati tentang Islam atau bahkan praktek-praktek di luar Islam, mereka
mungkin meminta agar tidak diberitahu sehingga tidak menjadi bertanggungjawab.
Ketidaktahuan yang dimaafkan adalah pada keadaan dimana seseorang tidak terpapar kebenaran
dan bahkan belum terlintas dalam pikirannya. Seorang mukmin dalam keadaan tersebut tidak
menanggung dosa dan orang-orang kafir adalah mereka yang diuji ulang pada hari perhitungan.
166
Versi ini tampaknya merupakan campuran periwayatan dari Musnad Ahmad dan Sunan Ibnu
Majah. Teks periwayatan yang sebenarnya dalam Musnad Ahmad adalah sebagai berikut:

‫ض ِد َر ُج ٍل‬ ُ ‫ع‬ َ ‫ع َلى‬


َ ‫ص َر‬ َ ‫سلَّ َم أ َ أب‬ َ ُ‫صلَّى هللا‬
َ ‫ع َل أي ِه َو‬ َ ‫ي‬َّ ‫صي ٍأن أ َ َّن ال َّن ِب‬ ُ ‫أ َ أخ َب َرنِي ِع أم َر‬
َ ‫ان ب ُأن ُح‬
َ َ‫ ِم َن أال َوا ِهنَ ِة؟ ق‬:‫ « َو أي َح َك َما َه ِذهِ؟» قَا َل‬:‫ال‬
‫ «أ َ َما ِإنَّ َها ََّل‬:‫ال‬ َ َ‫ فَق‬،‫ص أف ٍر‬ َ َ‫ أ ُ َراهُ ق‬،ً‫َح ألقَة‬
ُ ‫ال ِم أن‬
»‫ت أَبَدًا‬
َ ‫علَي َأك َما أ َ أفلَحأ‬
َ ‫ي‬ َ ‫ت َِزيد َُك ِإ ََّّل َو أهنًا ا أنبِذأهَا‬
َّ ‫ع أن َك؛ فَإِنَّ َك لَ أو ِم‬
َ ‫ت َو ِه‬
Diriwayatkan dari Imron bin Hushoin, Nabi ‫ ﷺ‬suatu ketika melihat seorang lelaki yang di
tangannya terdapat gelang dari kuningan, maka beliau bertanya, “Apa ini?”. Dia menjawab,
“Untuk menangkal penyakit.” Maka Nabi mengatakan, “Lepaskan saja, karena sesungguhnya
gelang itu tidak akan memperbaiki keadaanmu kecuali kamu semakin bertambah lemah. Bahkan
kalau kamu meninggal dalam keadaan masih memakai gelang itu tentu kamu tidak akan bahagia
selamanya”. [HR. Ahmad, sanadnya la ba’sa bih; Musnad Ahmad, 4: 445].
Periwayatan lain dari hadits ini bisa ditemukan dalam Sunan Ibn Majah:

‫عن عمران بن حصين رضي هللا عنه أن النبي صلى هللا عليه وسلم َرأَى َر ُجَلً فِى يَ ِد ِه‬
‫ فإنها َّل‬،‫ انزعها‬:‫ قال‬.‫ َه ِذهِ مِنَ أال َوا ِهنَ ِة‬:‫ال‬
َ َ‫ َما َه ِذهِ أال َح ألقَة ؟ ق‬:‫ال‬ ُ ‫َح ألقَةب ِم أن‬
َ َ‫ص أف ٍر فَق‬
ً‫تزيدك إَّل وهناً؛ فإنك لو مت وهي عليك ما أفلحت أبدا‬

121
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

Dia (Imam Ahmad)167 juga mengumpulkan hadits yang dinaikkan derajatnya 168
bahwa 'Uqbah bin 'Aamir meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad (‫ )ﷺ‬mengatakan:

ُ ‫َّللاُ لَه‬
َّ ‫ع‬ َ َ‫َّللاُ لَهُ َو َم أن ت َ َعلَّقَ َود‬
َ َ‫عةً فََلَ َود‬ َّ ‫َم أن ت َ َعلَّقَ ت َ ِمي َمةً فََلَ أَت َ َّم‬
“Siapa yang menggantungkan (hati)169 pada tamimah (jimat),170 maka Allah tidak
akan menyelesaikan urusannya. Siapa yang menggantungkan (hati) pada kerang
(untuk mencegah dari ‘ain, yaitu mata hasad atau iri, pen), maka Allah tidak akan
memberikan kepadanya jaminan”.171 [HR.Ahmad 4: 154. Syaikh Syu’aib Al
Arnauth mengatakan bahwa hadits ini hasan –dilihat dari jalur lain-].

“Diriwayatkan dari Imron bin Hushoin, Nabi ‫ ﷺ‬suatu ketika melihat seorang lelaki yang di
tangannya terdapat gelang dari kuningan, maka beliau bertanya, “Apa ini?”. Dia menjawab,
“Untuk menangkal penyakit.” Maka Nabi mengatakan, “Lepaskan saja, karena sesungguhnya
gelang itu tidak akan memperbaiki keadaanmu kecuali kamu semakin bertambah lemah. Bahkan
kalau kamu meninggal dalam keadaan masih memakai gelang itu tentu kamu tidak akan bahagia
selamanya”. [Ahmad (4/445), Ibnu Majah (no. 3531), Ath-Thobaroni dalam Al-Kabiir (18/172
no. 391), Ibnu Hibban dalam Shohiih-nya (no. 6085) dan Al-Mawaarid (no. 1410-1411), serta
Al-Haakim (4/216); Sunan Ibn-I-Majah, jilid 5, hal. 52, no. 3531; Dho’if Ibn Maajah, 772;
Dho’if at-Targhib, 2015; Dho’if - Ghoyatul Marom, 296].
167 Imam Ahmad mencatat hadits berikut dalam Musnad-nya juga.
168
Sebuah hadits marfu' adalah hadits yang disifati sampai kepada Nabi (‫)ﷺ‬, yang sebaliknya
adalah hadits mauquf yang hanya sampai pada Shahabat (atsar) atau penerus.
169
Meskipun ta'allaqo umumnya diterjemahkan sebagai "memakai", seperti dalam narasi lain
"Siapa memakai jimat telah melakukan syirik". Ta'allaqo sebenarnya berarti "untuk mengikat
hati seseorang pada seseorang atau sesuatu". [al-qoul al-Mufid, hal. 106]
170
Tamimah (jimat) dipakai untuk menangkal dari ‘ain (mata jahat) dll
171 Musnad Ahmad, 4: 2. Al Haytami men-shohiih-kan rantai periwayatannya dalam Mujma 'az-
Zawaa'id, jilid 5, bab. 21 : 34 / 2.

122
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

Dalam versi lain Nabi diriwayatkan berkata:

‫علَّقَ ت َ ِمي َمةً فَقَ أد أ َ أش َر َك‬


َ ‫َم أن‬
“Siapa yang menggantungkan tamimah (jimat), maka ia telah berbuat syirk”. 172
[HR. Ahmad 4: 156. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits
172
Periwayatan lengkapnya adalah sebagai berikut:

‫سلَّ َم أ َ أق َب َل‬
َ ‫علَ أي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ‫َّللا‬ ِ َّ ‫ول‬ َ ُ‫ أ َ َّن َرس‬،ُ‫ع أنه‬ َّ ‫ي‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ‫ض‬ ِ ‫ام ٍر أال ُج َه ِني ِ َر‬ َ ‫ع أن عُ أق َبةَ أب ِن‬
ِ ‫ع‬ َ
‫احدًا‬ ِ ‫ت َو‬ َ ‫ت تِ أس َعةً َوت ََر أك‬ َ ُ‫اح ٍد فَقَالُوا يَا َرس‬
َ ‫ول َّللاِ بَايَ أع‬ ِ ‫ع أن َو‬َ ‫س َك‬َ ‫ِإلَ أي ِه َر أهطب فَبَايَ َع تِ أس َعةً َوأ َ أم‬
‫علَّقَ ت َ ِمي َمةً فَقَدأ‬ َ َ‫ فَأَدأخ ََل يَدَهُ فَق‬. " ً‫ع َل أي ِه ت َ ِمي َمة‬
َ ‫ " َم أن‬:‫طعَ َها فَبَايَعَهُ َوقَال‬ َ ‫ " ِإ َّن‬:‫؟ فَقَا َل‬
".‫أ َ أش َرك‬
Uqbah ibn ‘Aamir al Juhaniy meriwayatkan, “Bahwasanya telah datang kepada Rasulullah ‫ﷺ‬
sepuluh orang (untuk melakukan bai’at), maka Nabi ‫ ﷺ‬membai’at sembilan orang dan tidak
membai’at satu orang. Maka mereka berkata, ‘Wahai Rasulullah, mengapa engkau membai’at
sembilan dan meninggalkan satu orang ini?’ Beliau bersabda, ‘Sesungguhnya dia mengenakan
jimat’. Maka orang itu memasukkan tangannya kedalam jubah dan memotong jimat tersebut,
barulah Nabi ‫ ﷺ‬membai’atnya dan beliau bersabda, ‘Siapa yang mengenakan jimat maka dia
telah menyekutukan Allah’.” [HR.Ahmad, no. 17422. Asy-Syaikh Syu’aib Al-Arnauth
berkata, “Isnadnya kuat,” dan dishohiihkan Asy-Syaikh Al-Albani dalam Ash-Shohiihah, jilid 1,
hal.261, no. 492; Musnad Ahmad, 4: 2].
Jimat dari Al-Quran
Adapun menggunakan Al-Qur'an sebagai pemikat atau jimat dengan memakai atau
membawa ayat-ayat al-Quran pada sebuah rantai ataupun di dalam saku untuk menangkal
keburukan atau untuk membawa nasib baik, ada sedikit perbedaan antara praktek -praktek
tersebut dengan para penyembah berhala. Nabi (‫ )ﷺ‬ataupun para sahabatnya tidak menggunakan
Qur’an dengan cara ini, dan Nabi (‫ )ﷺ‬bersabda, "Siapa pun yang mengada-adakan dalam Islam
sesuatu yang bukan dari-nya (Islam) maka itu akan tertolak". [Shohiih Bukhori, jilid 3, hal. 535,
no. 861; dan Shohiih Muslim, jilid 3, hal. 931, no. 4266].

123
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

ini qowiy atau kuat. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih
sebagaimana dalam As Silsilah Ash Shohihah no. 492].

Ibn Abi Hatim173 meriwayatkan bahwa Hudzayfah174 pernah melihat seorang pria
dengan sepotong tali (jimat gelang melingkar) di tangannya maka Beliau pun
memotong tali (jimat gelang) tersebut dan membaca ayat:

َّ ‫َو َما يُؤأ ِم ُن أ َ أكث َ ُر ُهم ِب‬


‫اّلِلِ ِإ ََّّل َو ُهم ُّم أش ِر ُكو َن‬
“Dan sebahagian besar dari mereka tidak beriman kepada Allah, melainkan
dalam keadaan mempersekutukan Allah (dengan sembahan-sembahan lain)”.
[QS.Yusuf (12): 106].175

Memang benar bahwa surat-surat dalam Qur'an seperti Surat an-Naas dan al-Falaq,
diwahyukan khusus untuk pengusiran setan (yakni, untuk menghilangkan mantra-mantra jahat),
tapi Nabi (‫ )ﷺ‬mencontohkan metode yang tepat bagaimana menggunakannya. Dalam sebuah
kesempatan ketika sebuah mantra telah diarahkan kepada Beliau, Beliau mengatakan kepada 'Ali
ibn Abi Tholib untuk membaca dua surat ayat demi ayat, dan ketika Beliau sakit Beliau
melafadzkannya pada dirinya sendiri. [Shohiih Al-Bukhori, jilid 6, hal. 495, no. 535; dan Shohiih
Muslim, jilid 3, hal. 1195, no. 5440]. Beliau tidak menuliskannya dan menggantungkannya di
leher Beliau, mengikatkan pada lengan Beliau atau di pinggang, Beliau juga tidak memberitahu
yang lainnya untuk melakukan itu. [Fundamentals of Tawhid, hal. 9-10] [Fundamentals of
Tawhid, hal. 61-62].
173 Nama lengkap Ibnu Abi Hatim adalah 'Abdur-Rohman bin Abi Hatim ar-Roozi. Beliau
termasuk para ulama hadits yang himpunan periwayatannya menjadi dasar enam buku yang
masyhur. Beliau meninggal pada 327 Hijriyah.
174
Hudzayfah ibn al-Yamaan adalah sahabat Nabi (‫ )ﷺ‬dan merupakan salah satu di antara yang
lebih dulu masuk Islam. Beliau yang memberitahu Kholifah 'Utsman mengenai masalah yang
berkembang seputar pembacaan Al-Qur'an yang menjadi sebab dibakukannya teks al-Quran.
Beliau wafat pada tahun 36 Hijriyah.

124
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

175
Pada kesempatan lain, Beliau menyentuh lengan bagian atas seorang pria yang sakit dan
menemukan gelang tali di sekitarnya. Ketika ia bertanya kepada orang itu tentangnya, orang itu
menjawab, "Ini adalah sesuatu yang mengandung mantra dibuat khusus untuk saya", Hudzayfah
merobeknya dari lengan si pria itu dan berkata,"Jika engkau meninggal dengan masih memakai
benda itu, aku tidak akan pernah men-sholatkan jenazahmu!" [Dikumpulkan oleh Ibnu Waqi']
Istri Abdullah bin Mas'ud, Zaynab, meriwayatkankan bahwa suatu ketika Ibn Mas'ud
melihat kalung tali di lehernya dan ia bertanya apa itu, dia menjawab, "Ini adalah tali yang telah
diberi mantra untuk menyembuhkanku". Beliau menyambarnya dari lehernya, memecahkannya
dan berkata, "Sesungguhnya keluarga Abdullah tidak membutuhkan syirik! Aku telah mendengar
Rasulullah (‫ )ﷺ‬mengatakan, 'Sesungguhnya mantra, jimat dan pelet adalah syirik". Zaynab
menjawab, "Mengapa Anda mengatakan ini? Mata saya seringkali berkedut, dan ketika saya
pergi ke fulan dan fulan, orang Yahudi, ia menempatkan mantra di atasnya dan mataku berhenti
berkedut!" Ibnu Mas'ud menjawab, "Sesungguhnya itu hanya dorongan Iblis dengan tangannya
sehingga ketika kau mulai terpesona ia meninggalkanmu sendiri. Cukup bagimu untuk
mengatakan yang bisa Nabi (‫ )ﷺ‬katakan:

َ ‫ ََّل ِشفَا َء إِ ََّّل ِشفَاؤ‬، ‫شافِي‬


‫ُك ِشفَا ًء ََّل‬ َ ‫ف فَأ َ أن‬
َّ ‫ت ال‬ ِ ‫ َوا أش‬، ‫اس‬
ِ َّ‫ب الن‬ َ ‫اللَّ ُه َّم أَذأ ِهبأ البَأ أ‬
َّ ‫س َر‬
‫س َق ًما‬
َ ‫يُغَاد ُِر‬
“Allahumma ath-habil-ba’sa Robban-naas wasyfi, fa antasy-syaafiy, laa syifaa’a illaa syifaa’uk,
syifaa’an laa yughoodiruhu saqomaa. Ya Allah hilangkanlah penyakit wahai Robb manusia, dan
sembuhkanlah! Engkau adalah Dzat Penyembuh sejati, tidak ada kesembuhan kecuali
kesembuhan dari Engkau, kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit”. [HR.Ahmad (I/381);
Abu Dawud (no. 3883); Ibnu Majah (no. 3576); Ibnu Hibban (no.1412 Mawarid); Al Hakim
(IV/217,418); Ath Thobroni (no.10503); Baihaqi (IX/350). Hadits ini dishohiihkan oleh Imam
Hakim dan disetujui oleh Imam Adz Dzahabi; Sunan Abu Dawud, jilid 3, hal.1089, no.3874;
Ahmad; Ibn Maajah dan Ibn Hibbaan dan dinyatakan shohiih; Sunan Abi Dawud, jilid 2,
hal.736-737, no.3288; Do’a tersebut juga diriwayatkan oleh kedua perawi, ‘Aa-isyah dan Anas
dalam Shohiih Al-Bukhori, jilid 7, hal. 427-428, no. 5 dan Shohiih Muslim, jilid 3, hal. 1195, no.
5434].

125
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

Pembahasan-Pembahasan Penting dalam Bab 176

176
Pembahasan-Pembahasan Penting dalam Bab.
(1) Larangan keas memakai cincin, gelang-gelang, dan sejenisnya. (2) Jika shahabat wafat
mengenakan hal seperti itu, dia tidak akan sukses (di akhirat). Ini adalah penegasan untuk
pernyataan para Shahabat bahwa syirik kecil adalah lebih besar (lebih buruk) daripada dosa-dosa
besar. (3) Ketidaktahuan tidak bisa dijadikan alasan. (4) Memakai benda-benda semacam itu
tidak akan memberikan manfaat dalam kehidupan ini. Sesungguhnya, itu merugikan seperti yang
dinyatakan oleh Nabi (‫)ﷺ‬: "Ini tidak akan melakukan apa-apa kecuali meningkatkan kelemahan".
(5) Ketidaksetujuan yang teramat sangat dan kecaman terhadap orang yang melakukan ‘amalan
seperti itu. (6) Pernyataan bahwa siapapun yang menyematkan sesuatu untuk dirinya sendiri
justru akan membuat benda itu berkuasa atas dirinya. (7) Pernyataan bahwa siapapun yang
memakai sebuah jimat telah melakukan syirik. (8) Berharap untuk sembuh dari demam dengan
menggunakan jimat adalah syirik. (9) Hudzayfah membacakan ayat Al-Qur'an adalah bukti yang
jelas bahwa para shahabat terbiasa untuk membacakan ayat-ayat tentang syirik besar untuk
mengingkari syirik kecil. Sebagaimana Ibn Abbas melakukannya dengan membaca ayat dari
Surat al-Baqoroh. [QS.Al-Baqoroh (2): 165]. (10) Mencari pertolongan terhadap ‘ain (mata
jahat) menggunakan jimat adalah syirik. (11) Kutukan terhadap mereka yang menggunakan jimat
bahwa keinginan-keinginan mereka tidak akan dikabulkan oleh Allah dan mereka yang
menggunakan kerang tidak akan mendapatkan ketentraman ataupun kedamaian. Artinya, Allah
telah meninggalkan mereka.

126
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

BAB No : 8
Ruqyah, Jimat-Jimat (Talisman), Pelet-Pelet (Amulet).177

Telah diriwayatkan dalam hadits shohiih178 dari Abu Basyir Al-Anshoriy179


bahwa ketika Beliau sedang berada di rombongan Rasulullah (‫ )ﷺ‬pada salah satu
perjalanan Beliau, Beliau mengirim utusan180 yang mengumumkan bahwa:
‫ ِإَّلَّ قُ ِط َع أ‬-‫أ َ أو قَِلَدَة ب‬- ‫َّلَ ت َ أبقَ َي َّن فِي َرقَ َب ِة َب ِعي ٍأر قَِلَدَة ب ِم أن َوت َ ٍر‬
‫ت‬
“Jangan sisakan satu benang181 kalungpun atau kalung apapun182 yang digantung
177
Penulis tidak menyebutkan dalam judul bab bahwa ini adalah kesyirikan karena hukumnya
berbeda dari hukum memakai gelang pelet dan tali-talian. Sehingga, Beliau menegaskan bahwa
bab sebelumnya berhubungan dengan tindakan-tindakan syirik tanpa membuat pengecualian,
sementara dalam bab ini Beliau tidak melakukannya. Itu karena ruqyah tidak melibatkan
kesyirikan. [Al-qoul al-Mufid, hal.110].
178
Dalam hal ini istilah "shohiih" mengacu pada kedua periwayatan yakni Shohiih Al-Bukhori,
jilid 4, hal.153, no.249; dan Shohiih Muslim, jilid 3, hal.1163, no.5280. ]
179
Namanya Qoys bin Ubaydillaah dan dia adalah salah satu Shahabat Nabi yang ikut dalam
Perang Parit (Khondak). Beliau wafat setelah tahun 60 Hijriyah dan berusia lebih dari seratus
tahun. [Divine Triumph, hal.115].
180
Ibnu Hajar mengidentifikasi utusan tersebut sebagai Zaid ibn al-Haarithoh, mantan anak
angkat Nabi (‫)ﷺ‬.
181
Benang Watr terbuat dari otot domba dan digunakan dalam busur-busur.
182
Ini adalah keraguan dari perawi. Ungkapan pertama adalah lebih mungkin karena biasanya
kalung terbuat dari benang/tali busur. Mereka percaya bahwa hal itu menolak mata jahat dari
unta. Ini adalah keyakinan yang salah karena ketergantungan terhadap penyebab untuk sesuatu
yang tidak sah atau berdasarkan sebab alami adalah syirik. Karena suatu penyebab yang telah
ditetapkan untuk sesuatu yang tidak Allah tetapkan baik dengan peraturan ataupun dengan

127
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

di leher unta melainkan kalungnya harus dipotong”.183 [HR.Al-Bukhori (no.3005);


dan Muslim (no.2115), dari Shabahat Abu Basyir al-Anshoriy].

Ibnu Mas’ud meriwayatkan bahwa dia mendengar Rasulullah bersabda:

‫الرقَى َوالت َّ َمائِ َم َوالتِ َولَةَ ِش أر بك‬


ُّ ‫ِإ َّن‬
“Sesungguhnya ruqyah,184 tamimah (jimat), dan tiwalah (pelet) adalah syirk”
[Shohiih, HR.Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ahmad. Lihat Shohiih Jami’ Ash-

Qodar. Sebagai Akibatnya, Nabi memerintahkan agar semua kalung tersebut dipotong dan
dihilangkan. Adapun kasus dimana kalung (unta) itu bukanlah dari tali/benang busur dan
digunakan untuk berkendara seperti kekang, diperbolehkan karena tidak ada keyakinan palsu
yang dikaitkan dengan itu. Mereka biasanya membuatnya dari wol dan bahan lainnya. [Al-qoul
al-Mufid, hal.110].
183
Pada masa itu, jimat disematkan pada hewan, sementara saat ini orang menyematkan pada
mobil mereka. Mereka digantung pada kaca spion atau ditempatkan di dashboard. Seringkali
mereka dirancang dalam gambar mata untuk menghindari efek dari mata jahat. Liontin-liontin
dengan salinan miniatur Al-Qur'an di dalamnya atau kartu-kartu dengan Ayat Kursi, Surat
Yaasin, atau ayat-ayat dan surat dari Al-Qur'an lainnya juga menjadi sarana-sarana yang sangat
populer bagi seseorang untuk melindunginya dari bahaya transportasi. Semua praktek ini
dijadikan sebab-sebab kebendaan, bukan yang ditetapkan oleh Allah melalui wahyu atau hukum
alam. Oleh karenanya, mereka semua memiliki faktor umum syirik dan karenanya harus
dihindari.
184
Mengacu kepada ruqyah yang mengandung kesyirikan karena Nabi (‫ )ﷺ‬menyetujui
pengucapan ruqyah dengan al-Quran, berkaitan dengan Surat al-Fatihah, "…Apa yang
membuatmu tahu kalau itu (surat al-Fatihah) adalah ruqyah (pengobatan)?..." [Shohiih Muslim,
jilid 3, hal.1197-1198, no.5458]. Demikian juga, ruqyah untuk orang sakit menggunakan doa
individual yang tidak mengandung syirik diperbolehkan. 'Auf bin Malik al-Asyja'i meriwayatkan
bahwa mereka biasa melakukan ruqyah pada masa pra-Islami (sebelum masuknya Islam)

128
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

Shoghir no.1632].185

At-Tamaa'im (tunggal: Tamimah) adalah benda yang ditempatkan di sekitar leher


anak-anak untuk melindungi mereka dari efek ‘ain (mata jahat).186 Namun, jika

sehingga mereka bertanya: “Ya Rasulullah! Bagaimana pendapat Anda tentang ruqyah? Jawab
Beliau, ‘Peragakanlah ruqyahmu itu dihadapanku. Ruqyah itu tidak ada salahnya selama tidak
mengandung syirik”. [Shohiih Muslim, jilid 3, hal.1197, no.5457].
185
Sunan Abu Dawud, jilid 3, hal.1089, no.3874 dan di-shohiih-kan dalam Shohiih Sunan Abu
Dawud, jilid 2, hal.736-737, no.3288.
186
Penggunaan jimat-jimat seperti ini syirik karena Pemberi Ketetapan, Allah, tidak menciptakan
mereka untuk menangkal mata jahat. Jika seseorang memakaikan anak-anak mereka pakaian tua
yang usang karena takut mata jahat itu diperbolehkan karena dia tidak melakukan apa-apa, dia
justru meninggalkan sesuatu; mempercantik. Ibn al-Qoyyim disebutkan dalam Zaad al-Ma'aad
bahwa 'Utsman melihat anak yang cantik dan memberitahu [orang tuanya] untuk menggelapkan
wajahnya. Menempatkan miniatur Qur'an di liontin-liontin pada anak-anak menjadikan Al-
Qur'an terpapar pada kotoran dan tempat-tempat kotor yang dianggap merendahkan Al-Qur'an.
Beberapa orang mengubah tempat-tempat ibadah menjadi obyek dimana keberkahan-
keberkahan dapat diperoleh. Mereka dapat dilihat sedang menyeka batu Hitam dan rukun Yaman
Ka'bah (Hajar Aswad) dan menyeka wajah dan tubuh anak mereka. Dengan cara itu mereka
secara bodoh mengubah amalan ibadah ini (ta'abbud) menjadi sarana-sarana memperoleh berkah-
berkah (tabarruk) yang jelas-jelas bertolak belakang dari pernyataan masyhur milik Kholifah
'Umar ibn al-Khoth-thoob:

ِ َّ ‫ول‬
‫صلى هللا عليه‬- ‫َّللا‬ ُ ‫ض ُّر َوَّلَ ت َ أنفَ ُع َولَ أوَّلَ أَنِى َرأَيأتُ َر‬
َ ‫س‬ ُ َ ‫ِإنِى أ َ أعلَ ُم أَنَّ َك َح َج بر َوأَنَّ َك َّلَ ت‬
‫ َقبَّلَ َك َما َقب أَّلت ُ َك‬-‫وسلم‬
“Sesungguhnya aku menciummu dan aku tahu bahwa engkau adalah batu yang tidak bisa
memberikan mudhorot (bahaya), tidak bisa pula mendatangkan manfaat. Seandainya bukan

129
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

jimat berisi ayat-ayat Al-Qur'an maka beberapa Salaf membolehkan dan beberapa
melarangnya. Ibnu Mas'ud adalah diantara mereka yang melarang itu.187

karena aku melihat Rasulullah ‫ ﷺ‬menciummu, maka aku tidak akan menciummu”. [HR. Muslim
no.1270].
Cincin kawin (dublah) termasuk dalam kategori ini. Jika suami melepaskannya istri akan
mengatakan bahwa suaminya tidak mencintainya. Mereka meyakini bahwa ada manfaat dan
perlindungan dari bahaya dalam cincin tersebut. Selama cincin itu ada pada tangan suami itu
berarti ikatan di antara mereka kokoh dan sebaliknya. Jika ini yang menjadi keyakinan, praktek
ini adalah bentuk dari syirik kecil, jika bukan harus dihindari karena merupakan bentuk
tasyabbuh (menyerupai) orang-orang Kristen yang mana hal itu diadopsi. Dan jika cincin itu
adalah emas, untuk laki-laki itu melibatkan larangan ketiga. [al-qoul al-Mufid, hal.111-112].
187
Sebagian besar para sahabat, termasuk Ibnu Mas'ud, Ibn Abbas dan Hudzayfah, semua
menentang terang-terangan pemakaian jimat al-Quran. 'Abdullah bin' Amr bin al-'Aas
merupakan salah satu dari sedikit sahabat yang mengizinkannya. [Divine Triumph, hal.118].
Sedikit ‘ulama diantara taabi'in yang (murid dari para shahabat Nabi) seperti Abu Ja'far al-
Baaqir, dan ulama setelahnya seperti Ahmad bin Hambal [The Book of Tawhid, hal.85], juga
mengizinkannya, tapi kebanyakan menentangnya. Pembolehan mereka untuk jimat-jimat dari al-
Quran jimat didasarkan pada makna umum dari ayat:

ۙ َ‫آن َما هُ َو ِشفَا بء َو َرحأ َمةب ِل أل ُمؤأ ِمنِين‬


ِ ‫… َونُن َِز ُل مِنَ أالقُ أر‬
“Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-
orang yang beriman…” [QS.Al-Isroo’ (17): 82] dimana metode mencari penyembuh tidak
disebutkan. Oleh karena itu, semua metode diperbolehkan. Namun, teks-teks hadits-hadits yang
melarang jimat tidak membedakan antara jimat yang mengandung Al-Qur'an dan jimat yang
tidak mengandung al-Quran. Terlebih lagi, kita tidak menemukan catatan Nabi (‫ )ﷺ‬memakai
ayat-ayat Al-Qur’an atau mengizinkan ayat-ayat Al-Qur’an untuk dikenakan. Penggunaan jimat-
jimat al-Quran juga bertentangan dengan metode kenabian dalam menghancurkan mantra dan
menangkal kejahatan. Sunnahnya adalah membacakan Surat-Surat al-Quran tertentu [QS.113
dan 114] dan ayat-ayat [misalnya, Ayat Kursi, QS.Al-Baqoroh (2): 255] [Shohiih Al-Bukhori,

130
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

jilid 6, hal.491, no.530] ketika kejahatan mendekat. Satu-satunya penjelasan metode untuk
memperoleh nasib baik dari Al-Qur'an adalah dengan membacanya dan menerapkannya. Nabi
(‫ )ﷺ‬berkata,

: -‫صلى هللا عليه وسلم‬- ِ َّ‫َّللاِ بأنَ َم أسعُو ٍد رضى هللا عنه َيقُو ُل قَا َل َرسُو ُل َّللا‬ َّ ‫عبأد‬ َ ‫ع أن‬ َ
‫ف‬‫حر ب‬ َ ‫سنَةب َو أال َح‬
‫سنَةُ بِ َع أش ِر أ َ أمثَا ِل َها َّلَ أَقُو ُل الم أ‬ َ ‫َّللا فَلَهُ بِ ِه َح‬
ِ َّ ‫ب‬ِ ‫َم أن قَ َرأ َ َح أر ًفا ِم أن ِكت َا‬
‫ف‬ ‫ف َوَّلَ بم َح أر ب‬
‫ف َو ِمي بم َح أر ب‬ ‫َولَ ِك أن أ َ ِل ب‬
‫ف َح أر ب‬
Dari Abdullah Ibn Mas’ud, berkata Rasulullah ‫ﷺ‬, “Siapa yang membaca satu huruf dari Al
Quran maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi
10 kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan ‫ الم‬satu huruf akan tetapi Alif satu huruf,
Laam satu huruf dan Miim satu huruf”. [HR.Tirmidzi dan dishohiihkan di dalam kitab Shohiih
Al Jami’, no. 6469; Shohiih Sunan at-Tirmidzi, jilid 3, hal. 9, no.2327].
Mengenakan Al-Qur'an sebagai jimat seperti orang sakit yang diberikan resep oleh
dokter. Alih-alih membacanya dan mendapatkan obat, dia menggulungnya menjadi bola,
menempatkan dalam kantong dan menggantungnya di sekitar lehernya, meyakini bahwa benda
itu akan membuatnya beruntung. Selain itu, jika pintu dibiarkan terbuka untuk metode apa saja,
praktik penulisan ayat-ayat al-Quran dengan safron/kunyit atau tinta pada piring-piring dan
mencucinya dengan air dan meminum airnya akan menjadi diperbolehkan. Demikian juga,
memanggang berlembar-lembar roti dengan ayat-ayat al-Quran yang ditulis padanya dengan
adonan untuk dimakan akan diperbolehkan. Dan seterusnya dan sebagainya. Argumen ini telah
menjadi sumber untuk mengenalkan bid’ah-bid’ah besar pada berbagai sub-benua.
Sampai-sampai orang yang memakai jimat al-Quran meyakini bahwa benda itu akan
mencegah kejahatan dan membawa keberuntungan, dia telah memberi sebagian ciptaan suatu
kekuatan untuk membatalkan apa yang telah Allah takdirkan. Akibatnya, dia akan tergantung
pada hal itu bukan kepada Allah. Ini adalah inti dari syirik yang melibatkan jimat, adapun
dalilnya adalah periwayatan berikut: "‘Isa bin Hamzah berkata, ‘Setelah saya datang untuk
mengunjungi 'Abdullah ibn 'Ukaym (al-Juhani) dan menemukan Hamzah dengannya, saya
bertanya kepada Abdullah, ‘Tidakkah Anda memakai tamimah (jimat)?’ Dia menjawab,

131
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

‘Semoga Allah memberi kita perlindungan dari itu! Apakah Anda tidak tahu bahwa Rasulullah ‫ﷺ‬
bersabda:

‫من تعلق شيئا وكل إليه‬


“siapa yang bergantung kepada sesuatu (makhluk seperti jimat dan yang lainnya) maka dia
akan dibiarkan bersandar kepada makhluk tersebut (tidak ditolong oleh Allah
Ta’ala)”. [HR.Ahmad, no.18781, 18786; dan At-Tirmidzi, no.2072; Asy-Syaikh Syu’aib Al-
Arnauth berkata, “Hasan lighoyrihi”; dan dihasankan Asy-Syaikh Al-Albani dalam Ghoyatul
Marom, no. 297; Sunan at-Tirmidzi, jilid 3, Kitab Pengobatan, Bab. 23; dan Musnad Ahmad,
jilid 4: 3, di-shohiihkan dalam al-Arnaa’uth dalam Syarhus-Sunnah, jilid 12, hal. 160-161,
catatan kaki no.5].
Praktek memproduksi miniatur Qur'an yang begitu kecil sehingga tidak bisa dibaca
dengan mata telanjang untuk tujuan mengenakannya di liontin-liontin mengajak kepada
kesyirikan. Demikian pula hiasan dengan Ayat Kursi ditulis dalam catatan kecil, hampir tidak
terbaca, penulisannya dan penggunaannya sebagai liontin juga mendorong syirik. Seseorang
yang memakai hiasan-hiasan semacam itu hanya sebagai dekorasi tidak melakukan syirik, tetapi
kebanyakan yang memakainya adalah untuk perlindungan dari kejahatan, dan yang seperti itu
jatuh ke dalam aspek syirik dalam Prinsip Dasar Tauhid Islam.
Kaum Muslimin harus menghindari secara hati-hati penggunaan Al-Qur'an sebagai jimat
keberuntungan. Dengan menggantung di mobil-mobil mereka, pada gantungan-gantungan kunci,
gelang-gelang, kalung-kalung seperti kebiasaan orang-orang non-Muslim menggunakan berbagai
jimat-jimat dan amulet-amulet, ini membuka pintu kepada kesyirikan. Dengan demikian, upaya
yang penuh semangat harus dilakukan untuk memurnikan kepercayaan seseorang dari semua itu
yang akan mengurangi kemurnian konsep tauhid. [Fundamentals of Tawhid, hal. 61-63].
Larangan terhadap jimat-jimat al-Quran adalah pandangan yang paling benar berdasarkan
lima alasan-alasan dasar:
1. Larangan ini dibuat dalam pernyataan umum tanpa apapun untuk mengurangi
keumumannya.

132
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

Ruqoo (jamak dari ruqyah) adalah apa yang dikenal sebagai Azaa'im (jamak dari
‘azimah).188 Keterangan (yang ada) telah membuat pengecualian (dari larangan)
apa yang bebas dari syirk.189 Rasulullah (‫ )ﷺ‬telah mengizinkan penggunaannya
dalam hal mata jahat190 atau…

2. Membendung jalan yang bisa mengarah pada pengesahan/pembolehan dalam


mengenakan jenis-jenis jimat terlarang lainnya oleh masyarakat.
3. Pemakainya mungkin masuk toilet dan tempat-tempat kotor lain saat mengenakannya.
[Divine Triumph, hal.118-119].
4. Penggunanya akan merasa tidak perlu membaca ayat-ayat al-Quran yang dia kenakan,
yang merupakan penggunaan yang semestinya yang ditegaskan oleh Nabi (‫)ﷺ‬.
5. Tidak ada periwayatan dari Nabi (‫ )ﷺ‬yang mendukung praktek ini. [Al-qoul al-Mufid,
hal.114].
188
Dikenal dengan nama tersebut diantara masyarakat umum di beberapa bagian dunia Muslim
Arab. Bentuk tunggalnya adalah 'azimah arti "sebuah pembacaan atau pengucapan".
189
Ibnu Taymiyyah mengatakan: "Tidaklah diperbolehkan untuk memohon kepada Allah, yang
Maha Kuasa, menggunakan nama yang ambigu atau tidak dikenal, yang maknanya tidak jelas
atau diketahui. Karena tidak disukai untuk memohon kepada Allah dengan bahasa selain bahasa
Arab. Namun, untuk non-Arab, yang belum menguasai bahasa Arab, mereka diizinkan untuk
melakukannya sampai mereka belajar bahasa Arab dengan baik. As-Suyuti mengatakan: “Para
’Ulama sepakat bahwa agar ruqyah menjadi sah maka ruqyah itu harus memenuhi tiga kondisi:
1. Harus dilakukan dengan menggunakan kata-kata, nama-nama atau sifat-sifat Allah.
2. Harus dikatakan dalam bahasa Arab.
3. Harus ada keyakinan yang menyertai bahwa ruqyah itu sendiri tidak dapat melakukan apa-apa.
Hal ini tergantung pada Kehendak Illahi". [Dikutip dari Divine Triumph, hal. 117-118 dan The
Book of Tawhid, hal.84].
190
Mata jahat ('ain) dapat diartikan sebagai "pandangan sekilas seorang yang hasad/dengki
dengan jiwa yang kotor yang memiliki dampak kepada orang lain". [al-qoul al-Mufid, hal.62

133
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

lihat juga Dictionary of Islam, hal.112]. Kata an-nafs adalah sinonim/identik dengan al-'ain [at-
Tibb an-Nabawi, hal.168]. Ibnu Abbas meriwayatkan bahwa Nabi (‫ )ﷺ‬bersabda:

‫العين حق ولو كان شيء سابق القدر لسبقته العين‬


“Pengaruh ‘ain itu benar-benar ada, seandainya ada sesuatu yang bisa mendahului takdir,
‘ainlah yang dapat melakukannya.”[ Shohiih Muslim, jilid 3, hal.1192, no.5427]
Asal Mula
Ibn al-Qoyyim menghubungkan peran jin yang berkaitan dengan mata jahat dengan
mengatakan, "Disebabkan oleh hubungan dekat dengan mata, efek [mata jahat] tersebut
dikaitkan dengannya. Akan tetapi, [secara fisik] mata bukanlah pelaku kejahatan. Dampak ini
disebabkan oleh roh-roh". Mengenai hubungannya dengan hasad/dengki, Ibn al-Qoyyim berkata:
"Setiap pemilik mata jahat adalah hasad/dengki, tapi tidak setiap orang hasad/dengki memiliki
mata jahat. Karena kategori hasad/dengki adalah umum dan kategori mata jahat adalah khusus,
mencari perlindungan dari hasad termasuk mencari perlindungan dari kejahatan ‘ain. Inilah
alasan mengapa teks al-Quran membahas hasad/dengki dan tidak secara khusus membahas mata
jahat [QS.Al-Falaq (113): 1,2, dan 5]".
Menurut Ibn al-Qoyyim, ada dua jenis mata jahat: mata jahat manusia dan mata jahat dari
jin. Ummu Salamah meriwayatkan bahwa Nabi (‫ )ﷺ‬melihat seorang gadis di rumahnya yang
wajahnya menjadi kusam dan berkata:

‫ اِ أست أَرقُ أوا‬:‫ فَقَا َل‬،‫س أف َعةب‬ ِ ‫ي صلى هللا عليه و سلم َرأَى ِفي َب أي ِت َها َج‬
َ ‫ار َي ًة ِفي َوجأ ِه َها‬ َّ ‫أ َ َّن ال َّن ِب‬
‫لَ َها فَإ ِ َّن ِب َها ال َّن أ‬
.َ‫ظ َرة‬
"Bahwasanya Nabi ‫ ﷺ‬melihat di rumah Ummu Salamah seorang budak perempuan yang di
wajahnya terdapat saf'ah, maka beliau bersabda, 'Carilah orang yang bisa meruqyahnya karena
di wajahnya terdapat ain (pengaruh jahat pada mata karena dengki)'." [Al-Bukhori, Kitab ath-
Thibb, Bab Ruqiyyah al-‘Ain, 10/199, no.5739; dan Muslim, Kitab as-Salam, Bab Istihbab ar-
Ruqyah, 4/1725, no.2197; Shohiih Al-Bukhori, jilid 7, hal. 426, no.635].
Al-Hushoyn ibn Mas'ud al-Farroo al-Baghowi mengatakan, "An-Nadzroh adalah dari jin.
Beliau mengatakan bahwa dia (si wanita tersebut) memiliki mata jahat yang disebabkan oleh

134
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

pandangan sekilas dari jin, yang lebih tajam dari ujungnya tombak”. [at-Tibb an-Nabawi,
hal.164].
Perawatan
1. Pembacaan Surat al-Falaq QS.113 yang berisi permohonan perlindungan dari hasad.
2. Minum air cendawan (jamur). Diriwayatkan oleh Said bin Zayd telah Nabi (‫ )ﷺ‬bersabda:

‫ع أب ِد أال َم ِل ِك ب ِأن عُ َمي ٍأر ح و َحدَّثَنَا‬ َ ‫ع أن‬


َ ‫ِي‬ َّ ‫ب َحدَّثَنَا عُ َم ُر ب ُأن عُ َب أي ٍد‬
ُّ ‫الطنَافِس‬ ٍ ‫َحدَّثَنَا أَبُو ُك َر أي‬
‫ع أم ِرو‬ َ ‫ع أب ِد أال َم ِل ِك ب ِأن عُ َمي ٍأر‬
َ ‫ع أن‬ َ ُ‫ُم َح َّمد ُ ب ُأن أال ُمثَنَّى َحدَّثَنَا ُم َح َّمد ُ ب ُأن َج أعفَ ٍر َحدَّثَنَا شُ أعبَة‬
َ ‫ع أن‬
‫سلَّ َم قَا َل أال َك أمأَة ُ ِم أن أال َم ِن‬
َ ‫علَ أي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ِ ‫ع أن النَّبِي‬ َ ‫ع أن‬
َ ‫س ِعي ِد ب ِأن زَ أي ٍد‬ َ ‫ث‬ ٍ ‫أب ِن ُح َر أي‬
‫ص ِحيح‬ َ ‫س بن‬ ‫سى َهذَا َحد ب‬
َ ‫ِيث َح‬ َ ‫ال أَبُو ِعي‬َ َ‫َو َما ُؤهَا ِشفَا بء ِل أل َعي ِأن ق‬
“Al Kam`ah (cendawan) berasal dari Al Mann, airnya mengandung kesembuhan bagi penyakit
'Ain”. Abu ‘Isa berkata; Ini adalah hadits hasan shohiih. [HR. Tirmidzi No.1993; Shohiih Al-
Bukhori, jilid 7, hal.409, no.609].
3. Mandi. Nabi (‫ )ﷺ‬menganjurkan mandi dengan air yang digunakan oleh orang yang diduga
menjadi sumber mata jahat. Ibnu Abbas mengutip Rasulullah yang bersabda:

‫سبَقَتأهُ أال َعي ُأن َو ِإذَا ا أست ُ أغس أِلت ُ أم فَا أغ ِسلُوا‬
َ ‫سابَقَ أالقَدَ َر‬
َ ‫أال َعي ُأن َحق َولَ أو َكانَ ش أَى بء‬
“Ain itu benar adanya, andaikan ada sesuatu yang dapat mendahului taqdir maka ‘ain akan
mendahuluinya, dan apabila kalian diminta untuk mandi (sebagai penyembuh ‘ain) maka
mandilah.” [HR. Muslim dari Ibnu Abbas rodhiyAllahu’anhuma, Shohiih, HR. Muslim
no.2188, Fatawa al-Mar’ah al-Muslimah, 1/164—165; Shohiih Muslim, jilid 3, hal.1192,
no.5427].

‫عن عائشة رضى هللا تعالى عنها قالت كان يؤمر العائن فيتوضأ ثم يغتسل منه المعين‬
‘Aaisyah juga berkata bahwa Nabi ( ‫ )ﷺ‬biasanya menyuruh pemilik mata jahat untuk melakukan
wudhu dan kemudian penderitanya mandi menggunakan air bekas wudhu tersebut. [Sunan Abu
Dawud, jilid 3, hal.1088, no.3871 dan di-shohiih-kan oleh al-Arnaa'ut di at-Tibb an-Nabawi,
hal.163, catatan kaki no. 1] [The Exorcist Tradition in Islam, hal.108-109 & 130-131].

135
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

…gigitan serangga beracun.191

191
Maksud sesungguhnya dari pernyataan penulis adalah bahwa keterangan (yang ada) tidaklah
mengizinkan ruqyah tilawah kecuali dalam dua keadaan; mata jahat dan demam akibat gigitan-
gigitan atau sengatan-sengatan serangga beracun. Namun, ada sejumlah periwayatan-
periwayatan shohiih lainnya yang menegaskan penggunaan ruqoo dalam keadaan lain. Misalnya,
Abu Qotaadah mengutip bahwa Nabi (‫ )ﷺ‬bersabda:

‫ب َو ِإذَا َرأَى َما‬ ُّ ‫ِث ِب ِه ِإ ََّّل َم أن يُ ِح‬


‫ب فَ ََل يُ َحد أ‬ ُّ ‫َّللاِ فَإِذَا َرأَى أ َ َحدُكُ أم َما يُ ِح‬
َّ ‫سنَةُ ِم أن‬ َ ‫الرؤأ َيا أال َح‬ ُّ
‫ِث ِب َها أ َ َحدًا فَإِنَّ َها‬‫ان َو أليَتأ ِف أل ث َ ََلثًا َو ََّل يُ َحد أ‬
ِ ‫ط‬ َ ‫ش أي‬ ِ َّ ‫يَ أك َرهُ فَ أليَت َ َع َّوذأ ِب‬
َّ ‫اّلِل ِم أن ش َِرهَا َو ِم أن ش َِر ال‬
ُ َ ‫لَ أن ت‬
‫ض َّره‬
“Mimpi yang baik adalah berasal dari Allah, karenanya jika salah seorang di antara kaian
bermimpi yang disukainya, jangan menceritakannya kecuali kepada orang yang disukai. Dan
siapa yang bermimpi yang tidak disukainya maka hendaklah dia meminta perlindungan kepada
Allah (ta’awudz) dari kejelekan mimpi itu dan dari kejahatan setan, dan hendaklah dia meludah
tiga kali, dan jangan menceritakannya kepada seorang pun, sebab mimpi itu tidak akan
membahayakannya.” [HR. Al-Bukhori no.6984; Muslim no.2261; Shohiih Al-Bukhori, jilid 7,
hal.430, no.643].
'Aisyah menyatakan bahwa setiap kali Rasulullah (‫ )ﷺ‬ingin pergi tidur, Beliau biasa
meniup dalam kedua telapak tangan membaca Qul huwAllahu Ahad (Surat Al Ikhlas) dan
Mu’awwidzatain (Surat An Naas dan Al Falaq) dan kemudian mengusap kedua tangannya di
wajahnya, dan bagian apa pun dari tubuhnya yang tangannya bisa mencapai. Dan ketika Beliau
jatuh sakit, Beliau biasa menyuruhnya (‘Aisyah) untuk melakukan hal itu untuk Beliau. [Shohiih
Al-Bukhori, jilid 7, hal.430, no.644]
'Aisyah juga meriwayatkan bahwa setiap kali ada orang yang jatuh sakit dengan penyakit
atau dia punya penyakit ringan atau cedera, Rasulullah (‫ )ﷺ‬akan menempatkan telunjuknya di
tanah dan kemudian mengangkatnya sambil membaca nama Allah berkata:

‫س ِق أي ُمنَا ِبإ ِذأ ِن َر ِبنَا‬


َ ‫ يُ أشفَى‬،‫ضنَا‬ ِ ‫ِبس ِأم هللاِ ت ُ أر َبةُ أ َ أر‬
ِ ‫ ِب ِر أيقَ ِة َب أع‬،‫ضنَا‬
136
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

Tiwalah (pelet) adalah sesuatu yang mereka buat dengan menganggap bahwa hal
itu dapat menyebabkan seorang wanita menjadi lebih dicintai oleh suaminya
ataupun sebaliknya. 192

Dengan menyebut Nama Allah, (debu) tanah bumi ini dengan air ludah sebagian diantara kami
dapat menyembuhkan penyakit diantara kami dengan seidzin Robb kami.” [Shohiih Al-Bukhori,
jilid 7, hal.429, no.642; dan Shohiih Muslim, jilid 3, hal.1196, no.5444].
'Utsman bin Abil Ash Ats-Tsaqofiy meriwayatkan bahwa Beliau mengeluh kepada
Rasulullah tentang rasa sakit yang dirasakannya saat ia telah menjadi Muslim. Rasulullah (‫)ﷺ‬
menyuruhnya: "Letakkan tanganmu pada bagian tubuh dimana engkau merasa sakit dan
katakanlah Bismillaah tiga kali dan tujuh kali:

ِ ‫أعُوذ ُ بِاهلل َو قُدأ َرتِ ِه ِم أن شَر َما‬


‫أجد ُ َو أ َحاذ ُِر‬
“A’uudzu billaahi wa qudrotihi min syar-rimaa uhiduu wa uhaadzir” "Aku berlindung kepada
Allah dan kekuasaanNya dari setiap kejelekan yang aku jumpai dan aku takuti". [HR.Muslim,
kitab As Salam (14/189); Shohiih Muslim, jilid 3, hal.1198, no.5462].
Matan lengkapnya:
Arti pernyataan Nabi "Tidak ada ruqyah kecuali dari mata jahat atau demam akibat
gigitan-gigitan serangga beracun", bahwa ruqyah tidak seharusnya diminta dari orang lain
kecuali dalam peristiwa-peristiwa mata jahat dan demam (akibat gigitan serangga). [al-qoul al-
Mufid, hal.115].
192
Perawi hadits, Abdullah bin Mas'ud, dirinya juga menjelaskan hal yang sama. Orang-orang
bertanya: Ya Abu 'Abdir-Rohman, kami mengetahui tentang ruqoo dan tamaa'im. Tapi
bagaimana tiwalah? Dia menjawab: "Sesuatu yang dibuat wanita agar suami mereka mencintai .
mereka dan menganggap mereka menarik". [Shohiih Ibnu Hibban, 7: 630 dan al-Mustadrok, 1:
418 & Shohiih at-Targhib, no.3457]
Al-Khoththoobi mengatakan bahwa at-Tiwalah adalah bentuk sihir dan al-Qori
mengatakan: "Ini adalah bentuk sihir, atau untaian tali sihir yang telah dibacakan mantra, atau
suatu kantong dimana dituliskan ramuan ajaib untuk cinta atau sebaliknya". ['Awn al-Ma'bud].

137
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

Abdullah bin' Ukaym (al Juhani) meriwayatkan hadits shohiih berikut:

‫ ( من تعلق شيئا وكل إليه) رواه أحمد‬:‫عن عبدهللا بن عكيم مرفوعا‬


‫والترمذي‬
“Siapa yang bergantung193 kepada sesuatu194 (makhluk seperti jimat dan yang
lainnya) maka dia akan dibiarkan bersandar kepada makhluk tersebut195 (tidak
ditolong oleh Allah Ta’ala)”. [HR.Ahmad, no.18781, 18786; dan At-Tirmidzi,
no.2072;196
Hal ini kemungkinan meliputi berbagai ramuan cinta yang umum dalam sebagian besar budaya-
budaya saat ini.
193
Kata kerja ta'allaqo berarti "bergantung pada sesuatu" dimana hal itulah yang menjadi pusat
perhatian, harapan dan penghapus ketakutannya”. [al-qoul al-Mufid, hal. 112-113]
194
"Apa pun" dalam konteks ini meliputi segala sesuatu. Dalam hal ini, seseorang terikat kepada
Allah, membuat hasratnya untuk Allah dan harapannya kepada Allah dan ketakutannya dari-
Allah, Allah berfirman:

َّ ‫علَى‬
ۚ ُ‫َّللاِ فَ ُه َو َح أسبُه‬ َ ‫َو َمن يَت ََو َّك أل‬
“Dan siapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan
(keperluan)nya”. [QS.Ath-Tholaaq (65): 3].
195
Allah tidak akan membantu dia dalam hal ini.
196
Ini adalah bagian dari periwayatan. Teks keseluruhannya adalah sebagai berikut: "kata ‘Isa bin
Hamzah, ‘Setelah saya datang untuk mengunjungi Abdullah ibn 'Ukaym (al Juhani) dan
menemukan Hamzah dengan dia, saya bertanya kepada Abdullah, ‘Tidakkah Anda memakai
tamimah (jimat)?’ Dia menjawab, ‘Semoga Allah memberi kita perlindungan dari itu! Apakah
Anda tidak tahu bahwa Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda:

‫من تعلق شيئا وكل إليه‬


“siapa yang bergantung kepada sesuatu (makhluk seperti jimat dan yang lainnya) maka dia akan
dibiarkan bersandar kepada makhluk tersebut (tidak ditolong oleh Allah Ta’ala)”. [HR.Ahmad,

138
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

Ahmad197 meriwayatkan hadits dari Ruwaifi,198 yang berkata bahwa Rasulullah ‫ﷺ‬
bersabda:
‫ أو‬،ً‫ أو تقلد وترا‬،‫ فأخبر الناس أن من عقد لحيته‬،‫يا رويفع! لعل الحياة تطول بك‬
‫ فإن محمدا ً بريء منه‬،‫استنجى برجيع دابة أو عظم‬
“Hai Ruwaifi! Semoga engkau berumur panjang setelahku; 199 untuk itu,
sampaikan kepada orang-orang bahwa siapa saja yang
memilin/memintal/mengikat jenggotnya200 atau memakai kalung dari tali busur…

no.18781, 18786; dan At-Tirmidzi, no.2072; Asy-Syaikh Syu’aib Al-Arnauth berkata, “Hasan
lighoyrihi”; dan dihasankan Asy-Syaikh Al-Albani dalam Ghoyatul Marom, no. 297; Sunan at-
Tirmidzi, jilid 3, Kitab Pengobatan, Bab. 23; dan Musnad Ahmad, jilid 4: 3, di-shohiihkan dalam
al-Arnaa’uth dalam Syarhus-Sunnah, jilid 12, hal. 160-161, catatan kaki no.5].
197
Musnad Ahmad, 4: 108, 109, HR. Abu Daud no.36; dan Sunan an-Nasa'i, no.4981 dan di-
shohiihkan dalam Shohiih Sunan Abu Dawud, no.27. Ibnu Lahi'ah berada dalam rantai
(periwayatan).
198 Ruwayfi bin Tsabit bin Sakan berasal dari kaum Anshor dari Madinah. Beliau tinggal di
Marw dan diangkat sebagai gubernur Burqoh (Mesir) sampai Beliau wafat pada tahun 57
Hijriyah. [Divine Triumph, hal.120-121].
199
Pernyataan ini adalah salah satu tanda-tanda kenabian dimana Ruwayfi memang hidup hingga
usia yang sangat tua.
200
Orang-orang Arab terbiasa membiarkan jenggot mereka tidak dicukur atau dipangkas dan
mereka akan mengepang/memilin jenggot mereka untuk alasan-alasan yang berbeda: Untuk
kesombongan dan keangkuhan. Mereka akan mengepang/memilin ujung atau mengepang
tunggal dibagian tengah untuk menunjukkan bahwa mereka adalah orang-orang penting atau
pemimpin-pemimpin suku. Mereka juga melakukannya sebagai perlindungan dari mata jahat
(‘ain). Bila jenggotnya terlihat menarik dan kepangan ditambahkan akan menjadi tidak sedap
dipandang. Nabi (‫ )ﷺ‬berlepas diri dari siapa saja yang melakukannya untuk alasan yang terakhir.

139
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

…panah atau beristinja'201 dengan kotoran binatang ataupun dengan tulang,


maka…

Sebagian orang, ketika makanan datang dari pasar, mereka mengambil porsi kecil dari
makanan itu dan membuangnya di tanah untuk mengusir mata jahat (‘ain). Ini adalah keyakinan
yang salah/palsu yang bertentangan dengan pernyataan Nabi:

‫ان‬
ِ ‫ط‬َ ‫ َوَّلَ يَدَ أع َها ِللشَّ أي‬،‫ َو أليَأأكُ أل َها‬،‫ع أن َها اأْلَذَى‬ ‫ فَ أليُ ِم أ‬،‫ت لُ أق َمةُ أ َ َح ِدكُ أم‬
َ ‫ط‬ َ َ‫سق‬
‫ط أ‬ َ ‫ِإذَا‬
“Apabila makanan salah seorang dari kalian jatuh, maka bersihkanlah kotoran darinya, kotoran
lalu makanlah dan janganlah membiarkannya untuk dimakan oleh syaitan!” [Shohiih Muslim
(III/1607) Kitaabul Asyribah bab Istihbaabu La’qil Ashaabi’a wal Qash’ah wa Aklil Luqmatis
Saaqithoh ba’da Mas-hi ma Yushiibuha min Adzaa wa Karoohiyati Mas-hil Yadd qobla La’qiha;
Shohiih Muslim, jilid 3, hal.1121, no.5044].
201
Istilah Arab yang digunakan dalam hadits untuk membersihkan adalah ‘istinja’ yang berarti
"untuk menghapus bekas-bekas apapun yang keluar dari dua lubang". Hal ini dapat dilakukan
dengan air ataupun bahan kering. Membersihkan dengan bahan kering secara teknis disebut
istijmaar (bersuci dengan batu atau benda selain air), namun istilah istinja juga bisa digunakan
untuk kedua bentuk tersebut. Secara hukum, yang terbaik adalah untuk membersihkan dengan
menggunakan kedua metode, Namun, salah satu saja sudah cukup. Bila menggunakan dengan
bahan kering, seperti kertas toilet, lubang harus dibersihkan menggunakan minimal tiga gesekan
berdasarkan instruksi Nabi. Salmaan al-Faarisi meriwayatkan bahwa Nabi (‫ )ﷺ‬sungguh-sungguh
telah melarang kami menghadap kiblat ketika buang hajat besar dan kecil, (kami juga dilarang)
cebok dengan menggunakan tangan kanan atau cebok kurang dari 3 batu, atau cebok dengan
kotoran hewan, atau tulang". [HR. Muslim dalam Shohih-nya (262), Abu Dawud dalam Sunan-
nya (7), At-Tirmidziy dalam Sunan-nya (16), An-Nasa’iy dalam Sunan-nya (41 & 49), dan Ibnu
Majah dalam Sunan-nya (316); Shohiih Muslim, jilid 1, hal.160, no.505 dan Sunan Abu Dawud,
jilid 1, hal.2, no.7). Penggunaan batu-batu untuk membersihkan di lingkungan gurun adalah
suatu kebutuhan praktis sedangkan pasir tidak praktis].

140
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

sesungguhnya Muhammad berlepas dari orang itu".202, 203 [HR.Ahmad].

Sa’id bin Jubair204 rodhiyAllahu ‘anhu berkata,


‫من قطع تميمة عن إنسان كان كعدل رقبة‬
“Siapa yang memotong tamimah (jimat) dari seseorang, maka dia seperti
membebaskan seorang budak”205, 206 [Mushonnaf Ibnu Abi Syaibah, 5: 36].

202
Dosa-dosa dimana Nabi (‫ )ﷺ‬telah menyangkalnya atau menyatakan dirinya berlepas diri dari
orang-orang yang melakukannya dianggap dosa-dosa besar.
203
Bagian terakhir dari pelarangan hadits membersihkan dengan kotoran atau tulang binatang
dapat ditemukan dalam kitab Shohiih Muslim, jilid 1, hal.243-244, no.902. Ibnu Mas'ud
mengutip bahwa Nabi (‫ )ﷺ‬yang mengatakan kepada Jin yang mana telah Beliau bacakan Al-
Qur'an: "Setiap tulang dimana nama Allah dibacakan adalah perbekalan kalian dan kotoran
adalah makanan hewan/ternak untuk binatang-binatang kalian”. Beliau kemudian berkata
kepada para shahabat: "Jangan membersihkan diri dengan hal-hal ini, karena mereka adalah
makanan dari saudara-saudara kalian". Sebelum adanya instruksi ini, sebagian kotoran kering
hewan atau tulang-tulang telah digunakan bersamaan dengan batu-batu untuk membersihkan.
204 Salah satu Taabi'in (para penerus – murid-murid dari para sahabat).
205
Seolah-olah ia diperbudak oleh jimat dan dengan membuangnya dia membebaskan diridari
syirik dan membebaskan diri dari neraka. Pernyataan ini adalah panggilan untuk memperbaiki
kejahatan yang harus diterapkan sesuai petunjuk Nabi: "Siapa diantara kamu yang melihat
kemungkaran maka hendaklah dia merubahnya dengan tangannya, jika ia tidak mampu maka
dengan lidahnya, jika tidak mampu maka dengan hatinya dan itulah (dengan hati) selemah-
lemah iman”. [Shohiih Muslim, jilid 1, hal.33, no.79]. Akibatnya, jimat harus disingkirkan
dengan cara yang baik dan pantas karena kekerasan hanya akan menyebabkan reaksi keras oleh
pemakainya, kecuali seseorang yang menyingkirkannya berada dalam posisi berkuasa, seperti
hubungan suami terhadap istrinya, atau hubungan orang tua terhadap anak-anak mereka.

141
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

Dikumpulkan oleh Waki'207 Beliau juga meriwayatkan dari Ibrohim208 bahwa


mereka209 dahulu tidak menyukai setiap jenis amuelet dan jimat baik yang berisi
ayat-ayat Al-Qur'an dari apa pun yang lainnya.210

Pembahasan-Pembahasan Penting dalam Bab 211

206
Periwayatan ini dianggap dari Nabi (‫ )ﷺ‬karena ini bukan sesuatu yang bisa dikatakan sebagai
pendapat. Perkataan seperti ini tentu tidak akan diucapkan tanpa dasar wahyu yang jelas.
Sehingga ucapan ini dapat dianggap sebagai hadits mursal, atau hadits yang diriwayatkan oleh
seorang Tabi’in dari Rasulullah ‫ ﷺ‬tanpa menyebutkan nama Shahabat, karena Sa’id bukan
sahabat [Lihat Fat-hul Majiid Syarah Kitaabit Tauhiid (bab VII: Maa Jaa-a fir Ruqaa wat Tamaa-
im, hal. 145-154).
207
Ibn al-Jarroh ibn Waqi' al-Kufi, perawi hadits terpercaya dan ‘Ulama terkemuka, yang
menulis sejumlah buku, di antaranya al-Jami'. Imam Ahmad bin Hambal dan ulama lainnya pada
masa Beliau meriwayatkan darinya. Beliau wafat pada 197 Hijriyah.
208
Ibrohim bin Yazid an-Nakho'i merupakan salah satu taabi'in dari Kufah dan merupakan
perawi terpercaya dan salah satu di antara para ahli fiqh terkemuka. Beliau wafat pada tahun 96
Hijriyah di usia sekitar 50 tahun.
209 Para shahabat Abdullooh bin Mas'ud seperti 'Alqomah, al-Aswad, Abu Wail, al-Haarits bin
Suwayd, 'Abidah as-Salmaani, Masrooq, ar-Robi 'bin Khutsaym, Suwayd ibn Ghuflah, dll
Mereka merupakan taabi'in terkemuka.
210 Mushonnaf Ibnu Abi Syaibah, no.3518. Pernyataan ini menunjukkan bahwa sebagian besar
salaf dari dua generasi pertama menentang penggunaan amulet al-Quran dan jimat.
211
Pembahasan-Pembahasan Penting dalam Bab.
(1) Penjelasan dari mantra-mantra (ar-Ruqoo) dan jimat-jimat (at-Tamaa'im). (2) Penjelasan
pelet (at-Tiwalah). (3) Bahwa tiga yang disebutkan di atas adalah tindakan syirik tanpa kecuali.
(4) Membaca mantra (Ruqyah), menggunakan kata-kata kebenaran, untuk mencari perlindungan
dari mata jahat atau gigitan kalajengking bukanlah syirik. (5) Para ‘Ulama memiliki pendapat

142
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

yang berbeda tentang menggunakan jimat yang berisi ayat-ayat dari Al-Qur'an. (6) Memasang
kalung pada hewan untuk melawan mata jahat sama dengan melakukan syirik. (7) Setiap orang
yang mengikat tali busur (atau melakukan praktek-praktek seperi itu) telah diperingatkan dari
hukuman berat. (8) Pahala bagi yang memotong jimat seseorang. (9) Pernyataan Ibrohim Nakho'i
bahwa umat Islam pada generasi awal menghindari jimat-jimat baik berisi ayat-ayat al-Quran
ataupun lainnya, tidak saling bertentangan karena referensi disini adalah para shahabat Abdullah
ibn Mas'ud.

143
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

BAB No : 9
Siapapun yang Mencari Keberkahan212 dari Sebuah…

212
Metode-Metode dalam Mencari Berkah:
1. Mencari berkah dari sumber syariah yang dikenal. Sebagai contoh, Al-Qur'an, tentang hal
ini Allah berfirman,

َ َ‫َاب أَنزَ ألنَاهُ ِإ َلي َأك ُمب‬


‫ارك‬ ‫… ِكت ب‬
“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah…”
[QS.Shood (38): 29].
Diantara keberkahannya adalah siapapun yang berpegang teguh dengannya akan menang.
Allah menyelamatkan banyak suku bangsa dari syirik dengannya. Di antara
keberkahannya adalah pembacaan satu huruf dari Qur’an sama dengan sepuluh
‘amalan/perbuatan baik, sehingga menghemat waktu dan usaha dari orang beriman.
2. Mencari berkah dari yang dikenal dapat diterima dengan jelas oleh akal. Misalnya,
belajar, berdoa, dll. Seseorang yang berusaha mencari berkah dari Allah dengan
pengetahuannya dan ajakannya kepada kebenaran menjadi sumber berkah juga bagi
orang lain. Allah dapat menyebabkan hal-hal baik terjadi di tangan beberapa orang dan
tidak dari yang orang lain.
3. Mencari berkah dari sumber-sumber palsu. Misalnya, anggapan bahwa orang-orang mati
tertentu adalah wali yang menurunkan keberkahan-keberkahan bagi mereka yang percaya
kepadanya dan berpaling kepadanya dalam meminta dukungan dan bantuan. Setiap
"keberkahan-keberkahan" semu yang terkait dengan keyakinan-keyakinan seperti ini
adalah keberkahan-keberkahan palsu dimana kekuatan setan memainkan peran utama.
Seseorang dapat mengetahui apakah keberkahan-keberkahan itu palsu atau benar dengan
mengetahui kondisi orang yang terkait dengannya. Jika dia adalah salah satu dari wali yang
sholih kepada Allah, yang secara kokoh mengikuti sunnah dan hati-hati dalam menghindari
bid’ah, keberkahan-keberkahan yang terkait dengannya adalah asli. Akan tetapi, jika ia

144
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

…Pohon,213 …
bertentangan dengan Al-Qur'an dan Sunnah atau mengajak kepada kepalsuan dan kebid’ahan,
berarti "keberkahan-keberkahan"nya palsu. Mengenai beberapa syekh sufi yang terlihat
bersamaan di Arafah dengan orang-orang dan di rumah menyembelih bersama pengikutnya, Ibn
Taimiyyah mengatakan "Kadang-kadang jin akan mengambil bentuk dari mereka yang dikagumi
dan berdiri di 'Arofah, dan mereka yang mempercayai bahwa itu adalah dia akan berpikir bahwa
dia benar-benar berdiri di 'Arofah. Banyak yang lain yang juga telah dibawa oleh iblis ke 'Arofat
dan tempat-tempat suci lainnya. Dalam kejadian-kejadian seperti ini mereka melalui Miqot tanpa
secara resmi masuk dalam keadaan ber-ihrom, atau melakukan banyak ritual-ritual wajib haji,
seperti Talbiyyah atau mengelilingi Ka'bah atau berjalan diantara gunung Shofaa dan Marwah".
[Ibnu Taimiyyah’s Essay on The Jinn, hal.46-48].
213
Pada bulan dzul-Qo'dah tahun ke-6 Hijriyah, Nabi (‫ )ﷺ‬meninggalkan Madinah untuk al-
Hudaybiyah bersama dengan 1.500 sahabat Beliau mengenakan ihrom untuk umroh. Kaum
Quroisy mulai mengumpulkan tentara untuk menghalau mereka, maka Nabi (‫ )ﷺ‬pun mengirim
'Utsman bin' Affaan ke Makkah untuk menginformasikan suku Quroisy atas niat mereka. Ketika
'Utsman membutuhkan waktu lebih lama dari yang diperkirakan untuk kembali, beredar rumor
bahwa Beliau telah dibunuh. Nabi (‫ )ﷺ‬menyerukan janji kesetiaan, yang kemudian dikenal
sebagai Bay'atur-Ridhwaan. Beliau duduk di bawah pohon akasia dan kaum Muslimin yang
datang bersama dengan Beliau berjanji untuk berjuang bersama Beliau sampai orang terakhir
(Muhammad The Last Prophet, hal.116-117). Nabi (‫ )ﷺ‬kemudian mengulurkan tangan kanannya
dan bersabda: "Ini adalah 'tangan Utsman," dan memegang tangan kanannya dengan tangan
kirinya sembari bersabda, "Ini adalah atas nama 'Utsman." [Shohiih Al-Bukhori, jilid 5, hal.34-
35, no.48]. Kemudian mereka mendengar bahwa 'Utsman tidak dibunuh dan Beliau kembali
dengan selamat. Mengenai peristiwa ini, Allah berfirman:

ۚ ‫َّللاِ فَ أوقَ أ َ أيدِي ِه أم‬ َ َّ َ‫…إِ َّن الَّذِينَ يُبَايِعُون ََك إِنَّ َما يُبَايِعُون‬
َّ ُ ‫َّللا يَد‬
“Bahwasanya orang-orang yang berjanji setia kepada kamu sesungguhnya mereka
berjanji setia kepada Allah. Tangan Allah di atas tangan mereka, …” [QS.Al-Fath (48): 10].
dan

145
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

‫ش َج َر ِة‬ َ ‫ع ِن أال ُمؤأ ِمنِينَ ِإذأ يُبَايِعُون ََك تَحأ‬


َّ ‫ت ال‬ َّ ‫ي‬
َ ُ‫َّللا‬ ِ ‫…لَّقَدأ َر‬
َ ‫ض‬
“Sesungguhnya Allah telah ridha terhadap orang-orang beriman ketika mereka berjanji
setia kepadamu di bawah pohon, …” [QS.Al-Fath (48): 18].
Setelah meninggalnya Nabi, orang-orang mulai memberikan arti khusus terhadap pohon
tersebut karena pohon tersebut disebutkan dalam Al-Qur'an. Pada masa Kholifah Umar bin al-
Khoththob, ziarah untuk mengunjungi pohon tersebut mencapai tingkat yang mengkhawatirkan
sehingga Beliau memerintahkan agar pohon tersebut ditebang.
Thoriq ibn 'Abdir-Rohman mengatakan: “saya bepergian untuk haji ketika saya melewati
beberapa orang yang memanjatkan do’a-do’a. Saya menanyakan tentang masjid (tempat mereka
berdoa) dan orang-orang memberitahu saya bahwa ia berada (di lokasi) pohon di mana Nabi (‫)ﷺ‬
mengambil Bai’atur ridwan. Ketika saya mengunjungi Sa'id bin al-Musayyib dan mengatakan
kepada Beliau tentang hal itu, Beliau mengatakan bahwa ayah Beliau telah memberitahu kepada
Beliau bahwa ayah Beliau adalah salah satu dari mereka yang melakukan sumpah dengan Nabi
(‫ )ﷺ‬dibawah pohon, tetapi pada tahun berikutnya mereka sudah lupa pada tempat itu dan tidak
bisa menemukan pohon tersebut. Sa'id melanjutkan dengan mengatakan, ‘Para sahabat Nabi (‫)ﷺ‬
tidak mengetahui tempat itu, tapi engkau tahu. Kamu lebih mengetahui [dari para sahabat
nabi]!’." [Fiqh-us-Sirah, hal.362-363].
Ada sebuah praktek yang umum dilakukan di kalangan sebagian umat Islam yang
diadopsi dari budaya Barat tanpa memahami asal-usulnya. Praktek tersebut disebut Knock on
Wood (Mengetuk pada kayu). Ketika seseorang bersyukur atas sesuatu dan berharap
keberuntungannya tidak akan berubah maka dia pun berkata, " Knock on Wood," dan mencari
beberapa kayu untuk diketuk. Asal usul keyakinan ini kembali kepada waktu dimana orang-
orang di Eropa berpikir bahwa para dewa hidup di dalam pepohonan. Untuk meminta sebuah
anugerah kepada dewa pohon, mereka akan menyentuh pohon. Jika keinginan tersebut
dikabulkan mereka akan menyentuh pohon lagi untuk mengucapkan terima kasih kepada dewa.

146
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

…Sebuah Batu,214 atau Sejenisnya.215…

214
Misalnya, batu di Yerusalem, dari situlah orang-orang mengklaim bahwa Nabi (‫ )ﷺ‬naik ke
langit. Batu tersebut dibangun dalam struktur dengan kubah emas yang disebut The Dome of the
Rock (al-Qubbatus-Sakhro). Bangunan ini dibuat di sekitar batu sedemikian rupa untuk
memberikan ilusi bahwa batu itu mengambang di udara, untuk mendukung dongeng bahwa batu
itu mencoba mengikuti Nabi (‫ )ﷺ‬saat Beliau naik dalam Mi'raaj, tapi diperintahkan untuk tetap
tinggal di bumi. Batu Hitam di sisi Ka'bah, Rukun Yamani pada Ka'bah, dan batu dimana Nabi
Ibrohim berdiri ketika membangun Ka'bah, yang disebut Maqoom Ibrahim, adalah contoh lain
dari batu-batu keagaman. Kesemuanya dicium, diusap, dan disentuh oleh umat Islam sebagai
sumber keberkahan-keberkahan. Namun, Batu Jerusalem tidak memiliki nilai agamis sama
sekali. Dengan demikian, semua upaya untuk memperoleh berkah dari batu itu adalah sia -sia.
Demikian pula Maqom Ibrahim adalah lokasi untuk sholat 2 roka’at dibelakangnya sebagai salah
satu tata cara umroh dan haji, bukan menciumnya atau menyentuhnya untuk mendapat
keberkahan. Batu tersebut memiliki nilai religius sebagai penanda dan bukan sebagai artifak
agama itu sendiri. Di sisi lain, Batu Hitam memiliki nilai agamis. Mencium atau menyentuhnya
adalah suatu ibadah mengikuti praktek dan petunjuk Nabi (‫)ﷺ‬. Namun, menciumnya dan
menyentuhnya untuk keberkahan-keberkahan tidaklah dibolehkan. Demikian pula, Rukun
Yamani disentuh sebagai ibadah, tetapi tidak untuk menciumnya seperti kebanyakan orang
melakukannya, dan tidak ada keberkahan-keberkahan yang dapat diperoleh dari itu.
215
Orang-orang menyeka pilar-pilar Masjid Nabawi, serta pagar kuningan yang mengelilingi
bangunan yang di dalamnya terdapat kuburan Nabi. Makam yang disebut-sebut makam wali
dianggap keramat secara tradisi diusap untuk keberkahan-keberkahan. Beberapa menyekakan Al-
Qur'an kepada diri mereka sendiri, atau menyeka kalung tasbih dzikr mereka setelah menghitung
dzikr pada biji-biji tasbih tersebut.

147
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

Allah Yang Maha Kuasa berfirman:


‫ ِت أل َك إِذًا قِ أس َمةب‬.‫ أَلَكُ ُم الذَّ َك ُر َولَهُ أاْلُنث َ َٰى‬.‫ َو َمنَاة َ الثَّا ِلثَةَ أاْل ُ أخ َر َٰى‬.‫ت َو أالعُ َّز َٰى‬ َّ ‫أَفَ َرأ َ أيت ُ ُم‬
َ ‫الَل‬
‫ان ۚ ِإن‬ َ ‫س أل‬
ٍ ‫ط‬ ُ ‫َّللاُ ِب َها ِمن‬ َّ ‫س َّم أيت ُ ُموهَا أَنت ُ أم َوآ َبا ُؤكُم َّما أَنزَ َل‬ َ ‫ي ِإ ََّّل أ َ أس َما بء‬ َ ‫ ِإ أن ِه‬.‫ضيزَ َٰى‬ ِ
.‫ى‬ َٰ َ‫س ۖ َولَقَدأ َجا َءهُم ِمن َّر ِب ِه ُم أال ُهد‬ ُ ُ‫الظ َّن َو َما ت َ أه َوى أاْلَنف‬ َّ ‫َيت َّ ِبعُونَ ِإ ََّّل‬
Maka apakah patut kamu (hai orang-orang musyrik) menganggap al-Lata216
dan al-Uzza, 217 …
216
Berhala dari suku Tsaqif dari Thoif. Menurut al-A'masy, kata itu berasal dari kata al-ilaah
(dewa/tuhan). Menurut pembacaan Ibnu 'Abbas, al-Laatt, berasal dari istilah Arab yang berarti
"untuk mencampur" digunakan untuk menggambarkan seorang pria yang dahulu mencampur roti
jagung dengan mentega dan memberikannya kepada para peziarah. Ketika ia meninggal mereka
mengubah kuburannya menjadi berhala. [Shohiih Al-Bukhori, jilid 6, hal.361-362, no.382]. Ibn
Katsir menyatakan bahwa Al-Laat adalah batu putih dimana sebuah rumah dibangun. Rumah
tersebut memiliki tirai-tirai dan para penjaga dan dikelilingi oleh halaman. Ibnu Hisyam
meriwayatkan bahwa Rasulullah (‫)ﷺ‬ mengirim al-Mughiroh bin Syu'bah untuk
menghancurkannya dan membakar kuilnya. [Life of Muhammad].
217
Berhala dari Quroisy dan suku Kinaanah. Menurut al-A'masy, kata itu berasal dari kata al-
'Aziz (Yang Maha Kuasa). Ibn Jarir mengatakan itu adalah pohon di Nakhlah – suatu tempat
diantara Makkah dan Thoif. Pohon itu memiliki bangunan dengan tirai-tirai. Pada hari
Pertempuran Uhud, Abu Sufyan berkata: "Al-'Uzzaa adalah milik kami, sementara engkau tidak
memiliki satupun saat ini”. Rasulullah (‫ )ﷺ‬bersabda: "Katakanlah: Allah adalah Robb kami,
sementara engkau tidak punya".
Abu Ath-Thufayl meriwayatkan bahwa Rasulullah (‫ )ﷺ‬mengutus Kholid bin al Walid ke
Nakhlah dimana al-'Uzzaa disimpan. Berhala tersebut dinaikkan diatas tiga pohon. Kholid
menebang pohon tersebut dan menghancurkan bangunannya. Ketika Beliau kembali kepada Nabi
(‫ )ﷺ‬dan memberitahukan kepada Beliau apa yang terjadi, Nabi (‫ )ﷺ‬bersabda: "Kembalilah,
karena kau belum selesai melakukannya". Ketika para penjaga melihat Kholid kembali, mereka
berlari menaiki gunung sambil berteriak: "Selamatkan kami, Oh 'Uzza. Selamatkan kami, Oh

148
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

dan Manah yang ketiga,218 yang paling terkemudian (sebagai anak


perempuan Allah)? Apakah (patut) untuk kamu (anak) laki-laki dan untuk

'Uzza". Ketika mendekati berhala, Khalid menemukan disana seorang wanita telanjang bulat
mengurai rambutnya dan menuangkan debu diatas rambutnya. Beliau menusuknya dengan
pedang Beliau dan membunuhnya. Ketika Ia kembali kepada Rasulullah dan memberitahukan
apa yang telah Ia lakukan, Nabi (‫ )ﷺ‬bersabda: "Itu adalah al-'Uzzaa”. [Dikumpulkan oleh ath-
Thobroni, didalamnya ada Yahya bin Al Mantsur pada rantai perawi dan dia diklasifikasikan
sebagai ‘tidak dapat diandalkan' oleh Daaru Quthni dan Ath-Thobroni. Lihat Al-Haytsami dalam
Majma 'az-Zawaa'id, jilid 6, buku 25, bab. 30, Dho’if Al Jami', no.3058].
Abu Huroyroh meriwayatkan dari Rasulullah (‫ )ﷺ‬bahwa Beliau bersabda: "Siapa
mengambil sumpah dimana dia (lupa) menyebutkan Laat dan 'Uzzaa harus mengatakan: Laa
ilaaha illAllah. Dan siapapun yang mengatakan untuk sahabatnya: ‘Ayo berjudi', harus
memberikan ‘amal jariyah (sebagai penebusan dosa)". [Shohiih Bukhori, jilid 6, hal.362,
no.383].
218
Berhala dari suku Hilaal. Menurut Aisyah berhala itu berada di al-Musyallal dekat Qudayd,
antara Makkah dan Madinah [Shohiih Al-Bukhori, jilid 6, hal.362-363, no.384]. Suku
Khuzaa'ah, Aus dan Khozroj dahulu menyembahnya dan memulai ritual haji mereka dari situ.
Nama tersebut (Manah) berasal dari nama Allah al-Mannaan atau dari manaa (tumpah) karena
banyaknya jumlah darah yang ditumpahkan sebelumnya.
'Urwah meriwayatkan bahwa ia bertanya kepada 'Aisyah (tentang berjalan antara Shofa
dan Marwah) dan Beliau (‘Aisyah) menjawab: "Karena berhala Manaat yang ditempatkan di al-
Musyallal, mereka yang dahulu melakukan ihram atas namanya tidak berjalan di antara shofa
dan marwah. Maka itulah Allah mengungkapkan: "Sesungguhnya Shofaa dan Marwah adalah
sebahagian dari syi'ar Allah". [QS.al-Baqoroh (2): 158]. Setelahnya, Rasulullah dan kaum
Muslimin melakukan sa'i (berjalan) di antara shofa dan marwah. [Shohiih Al-Bukhori, jilid 6,
hal.362].
Ibnu Hisyam meriwayatkan bahwa Rasulullah (‫ )ﷺ‬mengirim 'Ali bin Abi Tholib yang
menghancurkan berhala itu pada tahun Penaklukan Makkah.

149
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

Allah (anak) perempuan?219 Yang demikian itu tentulah suatu pembagian


yang tidak adil.220. Itu tidak lain hanyalah nama-nama yang kamu dan bapak-
bapak kamu mengadakannya; Allah tidak menurunkan suatu keteranganpun
untuk (menyembah)nya. 221 Mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaan-
sangkaan,222 dan apa yang diingini oleh hawa nafsu mereka 223 dan

219
Musyrikin Arab dahulu sangat senang atas kelahiran anak laki-laki dan sedih atas kelahiran
anak perempuan. Akan tetapi, mereka mengklaim bahwa para malaikat adalah putri-putri Allah.
220 Setidaknya, jika mereka ingin membagi dengan adil, mereka harus memberikan untuk mereka
sendiri anak perempuan dan memberikan Allah anak lelaki. Untuk memberikan kepada mereka
sendiri apa yang mereka inginkan, yaitu, anak-anak laki, dan memberikan apa yang mereka benci
untuk Allah jelas tidak adil. Ini adalah salah satu dari banyak argumen sederhana namun sangat
logis yang digunakan Allah di dalam Al-Qur'an untuk menstimulasi kebebasan berpikir di antara
orang-orang musyrikin yang terikat-adat.
221
Berhala-berhala dan nama-nama mereka adalah bagian dari warisan tradisi yang tidak
dilandasi teks atau bukti apapun untuk menguatkannya. Sekali lagi Allah mengajak penyembah
berhala untuk merenungkan asal-usul obyek peribadatan mereka. Bukti apa yang mereka miliki
untuk memvalidasi dewa-dewa mereka selain kebiasaan-kebiasaan yang diturunkan dari generasi
ke generasi?
222
Apapun cerita-cerita, dongeng-dongeng, mitos-mitos dan legenda-legenda tentang tuhan-
tuhan mereka yang diwariskan para penyembah berhala hanyalah dugaan. Tidak ada kepastian
tentang keaslian mereka. Akibatnya, dasar ibadah mereka diragukan dan tidak pasti.
223
Mengikuti hasrat jiwa adalah hal yang paling berbahaya untuk manusia. Seseorang yang
menyebah Allah menurut keinginannya tidak benar-benar menyembah kepada Allah. Sebaliknya
dia menyembah kecerdasan dan keinginan-keinginannya seperti firman Allah:

…‫علَ َٰى ِع أل ٍم‬ َ َ ‫أت َم ِن ات َّ َخذَ ِإ َٰلَ َههُ ه ََواه ُ َوأ‬


َّ ُ‫ضلَّه‬
َ ُ ‫َّللا‬ َ ‫أَفَ َرأَي‬

150
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

sesungguhnya telah datang petunjuk kepada mereka dari Robb mereka.224


[QS.An-Najm (53): 19-23].225

At-Tirmidzi meriwayatkan dan menyatakan shohiih,226 bahwa Abu Waqid


al-Laitsi (rodhiyAllahu ‘Anhu) berkata:

“Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya
dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya…” [QS.Al-Jaatsiyah (45): 23][al-Qoul al-
Mufid hal.123].
224 Panduan ilahi telah datang bersama Nabi (‫)ﷺ‬. Oleh karena itu, lebih baik bagi mereka untuk
mengikuti panduan daripada keinginan-keinginan mereka, dongeng-dongeng, adat-adat dan
tradisi-tradisi.
225
Kaitan ayat-ayat ini dengan judul bab adalah bahwa musyrikin Arab meyakini berhala-berhala
dari batu dan kayu dapat memberi manfaat ataupun membahayakan mereka. Sehingga mereka
berziarah kepada mereka, berdoa kepada mereka, dan menyembelih hewan kurban untuk mereka.
Tidak diragukan lagi Allah menguji orang-orang kafir dengan mengabulkan beberapa do’a
kesyirikan mereka sebagaimana Allah menguji orang-orang beriman dengan menjadikan sarana-
sarana untuk melakukan dosa mudah diakses dalam rangka untuk mengetahui mereka yang takut
kepada-Nya meskipun tak terlihat. Seandainya Allah tidak mengabulkan salah satu dari doa-doa
mereka, mereka tidak akan terus menyembah berhala-berhala mereka. Ini adalah poin penting
untuk dipahami, karena garis pertahanan pertama dalam penyembahan berhala adalah anggapan
bahwa do’a-do’a dikabulkan, sehingga berhala pasti benar adanya. Dengan demikian, umat
Hindu yang memuja berhalanya harus ditanya tentang orang-orang yang menyembah pohon dan
do’a-do’a mereka dikabulkan, umat Kristen harus ditanya tentang umat Hindu yang menyembah
berhala, dan kaum Muslimin yang menyembah wali-wali atau melalui wali-wali harus ditanya
tentang umat Kristen yang menyembah Yesus. Keyakinan tidak seharusnya didasarkan pada
pengalaman pribadi tetapi pada prinsip-prinsip universal.
226
Shohiih Sunan at-Tirmidzi, jilid 2, hal.235, no.1771.

151
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

ٍ‫ َم َّر ِبشَ َج َرة‬،‫سلَّ َم لَ َّما خ ََر َج ِإلَى ُحنَي ٍأن‬ َ ‫صلَّى هللاُ عَلَ أي ِه َو‬ َّ ‫سو َل‬
َ ِ ‫َّللا‬ ُ ‫أَن َر‬
‫سو َل‬ َ َ‫ يُعَلِقُون‬، ٍ‫ ذَاتُ أ َ أن َواط‬:‫ يُقَا ُل لَ َها‬، َ‫ِل أل ُم أش ِر ِكين‬
ُ ‫ يَا َر‬:‫ فَقَالُوا‬،‫علَ أي َها أ َ أس ِل َحت َ ُه أم‬
:‫سلَّ َم‬ َ ُ‫صلَّى هللا‬
َ ‫علَ أي ِه َو‬ َ ‫ي‬ ُّ ‫ فَقَا َل النَّ ِب‬، ٍ‫ات أ َ أن َواطٍ َك َما لَ ُه أم ذَاتُ أ َ أن َواط‬
َ َ ‫ ا أج َع أل لَنَا ذ‬،ِ‫َّللا‬
َّ
‫ َو َج َاو أزنَا بِبَنِي ِإ أس َرائِي َل أالبَ أح َر فَأَت َ أوا‬: ‫ َهذَا َك َما قَا َل قَ أو ُم ُموسَى‬،ِ‫َّللا‬
َّ َ‫س أب َحان‬ُ "
‫سى ا أج َع أل لَنَا ِإلَ ًها َك َما َل ُه أم آ ِل َهةب‬ ‫علَى أ َ أ‬
َ ‫صن ٍَام لَ ُه أم قَالُوا َيا ُمو‬ َ َ‫علَى قَ أو ٍم يَ أع ُكفُون‬
َ
* َ‫اط بل َما َكانُوا َي أع َملُون‬ ِ ‫قَا َل ِإنَّكُ أم قَ أو بم ت َ أج َهلُونَ * ِإ َّن ه َُؤ‬
ِ ‫َّلء ُمتَب بَّر َما ُه أم فِي ِه َو َب‬
.‫علَى أال َعالَ ِمي َن‬ َّ َ‫َّللاِ أ َ أب ِغي ُك أم ِإلَ ًها َو ُه َو ف‬
َ ‫ضلَكُ أم‬ َ َ ‫قَا َل أ‬
َّ ‫غي َأر‬
ُ ‫ َوالَّ ِذي نَ أف ِسي بِ َي ِد ِه لَت َ أر َك ُب َّن‬،‫اج َع أل لَنَا إِلَ ًها َك َما لَ ُه أم آ ِل َهةب‬
"‫سنَّةَ َم أن َكانَ قَ أبلَكُ أم‬ ‫أ‬
Bahwasanya Rasulullah ‫ ﷺ‬ketika keluar menuju Hunayn 227 ketika kami baru saja

227
Hunayn adalah tempat pertempuran besar terakhir antara Nabi (‫ )ﷺ‬dengan suku-suku Arab
musyrikin. Ini terjadi pada tahun 10 Hijriyah. Setelah penaklukan Makkah suku Tsaqif dan
Hawaazin dari Thoif berkumpul dalam jumlah besar untuk pertempuran terakhir. Nabi (‫)ﷺ‬
berangkat menemui mereka dengan 10.000 pejuang dari Madinah dan 2.000 dari Makkah.
Karena jumlah besar mereka, Muslim menjadi terlalu percaya diri dan disergap oleh orang-orang
kafir di Lembah Hunayn. Sebagian besar dari mereka melarikan diri dan hanya sekitar 100 tetap
berada di sekitar Nabi (‫ )ﷺ‬yang kokoh berdiri. Akhirnya, situasi berbalik dan Muslim menang
dengan bantuan Allah.
Peristiwa ini disebutkan dalam Al-Qur'an sebagai berikut:

‫ش أيئًا‬ َ ‫يرةٍ ۙ َو َي أو َم ُحنَي ٍأن ۙ ِإذأ أ َ أع َج َبتأكُ أم َكثأ َرتُكُ أم فَلَ أم ت ُ أغ ِن‬
َ ‫عنكُ أم‬ َ ِ‫اطنَ َكث‬ َّ ‫ص َركُ ُم‬
ِ ‫َّللاُ فِي َم َو‬ َ َ‫لَقَدأ ن‬
َ‫ت ث ُ َّم َولَّ أيتُم ُّمدأ ِب ِرين‬
‫ض ِب َما َر ُحبَ أ‬ُ ‫علَ أيكُ ُم أاْل َ أر‬
َ ‫ت‬‫ضاقَ أ‬
َ ‫َو‬
“Sesungguhnya Allah telah menolong kamu (hai kaum mukminin) di medan peperangan
yang banyak, dan (ingatlah) peperangan Hunayn, yaitu diwaktu kamu menjadi congkak

152
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

meninggalkan kekafiran kepada Islaam. 228 Kami melewati sebatang pohon yang
disebut Dzaatu Anwaath, dimana orang-orang kafir menggantungkan senjata
mereka di pohon tersebut.229 Para shahabat berkata: “Wahai Rasulullah, buatkanlah
untuk kami Dzaatu Anwaath sebagaimana mereka mempunyai Dzaatu
Anwaath”.230…

karena banyaknya jumlah(mu), maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat
kepadamu sedikitpun, dan bumi yang luas itu telah terasa sempit olehmu, kemudian kamu
lari ke belakang dengan bercerai-berai”. [QS.At-Taubah (9): 25].
Ketika seorang pria datang kepada al-Barroo dan bertanya kepada Beliau: "Wahai Abu
'Umaaroh! Apakah Anda melarikan diri pada hari Hunayn?" Beliau menjawab: "Aku bersaksi
bahwa Nabi (‫ )ﷺ‬tidak melarikan diri. Tetapi yang gegabah diantara orang-orang melarikan diri
ketika kaum Hawaazin menembakkan panah mereka. Pada saat itu, Abu Sufyan bin al-Haarith
memegang kepala keledai putih Nabi dan Nabi (‫ )ﷺ‬berkata: "Aku Nabi dan itu bukan
kebohongan. Aku putra 'Abdul Muthollib”. [Shohiih al-Bukhori, jilid 5, hal.420, no.605].
228 Para shahabat menambahkan istilah ini sebagai alasan atas kesalahan besar yang selanjutnya.
229
Orang-orang kafir menggantung senjata mereka pada cabang-cabang pohon untuk
keberkahan, meyakini bahwa senjata mereka akan dipenuhi dengan kekuatan khusus yang akan
menjadikannya lebih efektif dalam pertempuran. Dengan demikian, ibadah mereka mengambil
tiga bentuk: pemuliaan, pengabdian dan mencari berkah.
230 Orang-orang yang baru masuk Islam ini menyadari bahwa mereka tidak bisa menggunakan
berhala Dzaatu Anwaath, karena berhubungan dengan agama kesyirikan mereka yang lampau,
sehingga mereka meminta Nabi (‫ )ﷺ‬menunjukkan versi Muslim yang bisa mereka gunakan.
Mereka belum memahami kesalahan mendasar dalam mencari berkah dari benda-benda.
Kejadian ini menunjukkan bahwa adalah hal yang alami bagi orang-orang yang baru masuk
Islam masih membawa bersama mereka beberapa dari keyakinan mereka terdahulu, karena
masuk Islam tidak secara otomatis menghapuskan semua keyakinan terdahulu. Keyakinan dan
praktik-praktik dari Mualaf yang salah secara bertahap dibersihkan seiring waktu seseorang
pengetahuan tentang Islam bertambah. Namun, di tempat yang jauh dari pusat-pusat Islam,

153
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

Lalu Nabi ‫ﷺ‬bersabda: “SubhaanAllah,231 perkataan ini seperti perkataan kaum


Muusaa (kepada Muusaa): “Dan Kami seberangkan Bani Isrooiil ke seberang
lautan itu, maka setelah mereka sampai kepada suatu kaum yang tetap menyembah
berhala mereka, Bani Isrooiil berkata : "Wahai Musa, buatlah untuk kami
sebuah tuhan (berhala) sebagaimana mereka mempunyai beberapa tuhan
(berhala)". Musa menjawab : "Sesungguhnya kalian ini adalah kaum yang
tidak mengetahui".232 “ [QS. Al-A’roof : 138]. Demi Dzaat yang jiwaku ada di
tangan-Nya, sungguh kalian akan mengikuti sunnah orang-orang sebelum

banyak dari keyakinan-keyakinan sebelum Islam dan adat istiadat yang tidak diperbaiki dan
bahkan diturunkan ke generasi berikutnya bersama dengan ajaran Islam. Sebagai hasilnya,
praktek Islam di negara-negara seperti Filipina, Malaysia, Indonesia, India, Afrika Barat, dll.,
sering dicampur dengan berbagai tradisi dan keyakinan-keyakinan musyrik sebelum Islaam.
231
Dalam riwayat lain Beliau diriwayatkan mengatakan: "Allahu Akbar!" Nabi (‫ )ﷺ‬biasa
mengucapkan kata-kata takbir (peninggian) dan Tasbih (pemuliaan) sebagai tanda seru ketika ia
mendengar ada orang mengungkapkan ide-ide yang tidak sesuai tentang Allah. Ini adalah
Sunnah dan harus digunakan untuk menggantikan ekspresi umum dari berseru seperti, "gosh",
"darn", "dag", "shoot", dll.
232
Teks lengkap dari ayat ini:

َ ‫صن ٍَام َّل ُه أم ۚ قَالُوا يَا ُمو‬


‫سى‬ ‫علَ َٰى أ َ أ‬ َ ‫او أزنَا ِببَنِي إِس َأرائِي َل أال َبح َأر َفأَت أَوا‬
َ َ‫ع َل َٰى قَ أو ٍم يَ أعكُفُون‬ َ ‫َو َج‬
َ َ‫ا أج َعل لَّنَا ِإ َٰلَ ًها َك َما لَ ُه أم آ ِل َهةب ۚ ق‬
َ‫ال ِإنَّكُ أم قَ أو بم تَجأ َهلُون‬
“Dan Kami seberangkan Bani Isroil ke seberang lautan itu, maka setelah mereka sampai
kepada suatu kaum yang tetap menyembah berhala mereka, Bani lsroil berkata: "Hai
Musa. buatlah untuk kami sebuah tuhan (berhala) sebagaimana mereka mempunyai
beberapa tuhan (berhala)". Musa menjawab: "Sesungguh-nya kamu ini adalah kaum yang
tidak mengetahui (sifat-sifat Tuhan)". [QS.Al-A’roof (7): 138].

154
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

kalian”.233 [Diriwayatkan oleh At-Tirmidziy no. 2180; dan ia berkata : “Hadits


hasan shahih”].
Pembahasan-Pembahasan Penting dalam Bab. 234

233
Terdapat periwayatan lain dimana Nabi (‫ )ﷺ‬menguraikan hadits ini. Sebagai contoh, Abu
Sa'id al-Khudri dan 'Atho ibn Yasaar meriwayatkan bahwa Nabi bersabda:

‫ب‬ َ ‫عا ِبذ َِراعٍ َحتَّى لَ أو دَ َخلُوا فِى ُجحأ ِر‬


ٍ ‫ض‬ ً ‫سنَنَ الَّ ِذينَ ِم أن قَ أب ِلكُ أم ِشب ًأرا ِب ِشب ٍأر َوذ َِرا‬
َ ‫لَتَت َّ ِبعُ َّن‬
‫ فَ َم أن‬: ‫ارى قَا َل‬
َ ‫ص‬ َ َّ‫ول َّللاَّ ِ أآليَ ُهودَ َوالن‬
َ ُ‫ قُ ألنَا يَا َرس‬, ‫َّلَتَّبَ أعت ُ ُموهُ أم‬
“Sungguh kalian akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal
dan sehasta demi sehasta sampai jika orang-orang yang kalian ikuti itu masuk ke lubang dhob
(yang sempit sekalipun, -pen), pasti kalian pun akan mengikutinya.” Kami (para shahabat)
berkata, “Wahai Rasulullah, apakah yang diikuti itu adalah Yahudi dan Nashrani?” Beliau
menjawab, “Lantas siapa lagi?” [HR.Muslim no.2669; Shohiih Muslim, jilid 4, hal.1403,
no.6448-6449].
Dalam hadits ini, Nabi (‫ )ﷺ‬tidak hanya menolak konsep jimat keberuntungan tetapi juga
meramalkan bahwa kaum Muslimin akan meniru praktik-praktik umat Kristen dan Yahudi.
Misalnya, manik-manik Dzikr (tasbih) yang umum digunakan di kalangan umat Islam, meniru
rosario katholik; Maulid (perayaan maulid Nabi) meniru Natal; dan keyakinan di kalangan
banyak kaum Muslimin bahwa wali-wali dan syafaat-syafaat mereka tidak berbeda secara prinsip
dari yang ditemukan di dalam agama Kristen. Ramalan Beliau telah menjadi kenyataan!
234
Pembahasan-Pembahasan Penting dalam Bab.
(1) Penjelasan ayat (Surat An-Najm 53:19, 20). (2) Sifat permasalahan yang diminta oleh para
sahabat (tentang sebuah pohon yang serupa dengan Dhat-Anwat). (3) Bahkan mereka (para
sahabat) tidak mengamalkannya. (4) Niat mereka adalah untuk menjadi lebih dekat dengan
Allaah melalui amalan mereka karena mereka mengira Allah akan menyukainya. (5) Jika para
sahabat saja tidak menyadari sifat dari maksud perbuatan mereka, menjadi alasan bahwa yang
selain mereka (dengan status yang lebih rendah) lebih mungkin terjatuh dalam kejahilan. (6)
Bagi para sahabat pahala amal baik dan janji pengampunan yang tidak diberikan kepada yang

155
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

selain mereka. (7) Nabi tidak memperbolehkan mereka tetapi menyangkal dengan berkata:
"sungguh kalian akan mengikuti sunnah orang-orang sebelum kalian"— dengannya
menunjukkan beratnya permasalahan ketiga hal ini. (8) Ini adalah masalah besar yang
dimaksudkan, bahwa Nabi memberitahukan kepada mereka, permintaan mereka seperti Banu
Israel ketika mereka meminta Musa: “Jadikan sebuah tuhan untuk kami” (9) Penyangkalan
terhadap perbuatan ini adalah maksud dari “Tidak ada tuhan yang layak disembah selain Allaah,”
yang lembut dan tersembunyi, dan tidak dapat mereka pahami. (10) Sumpah yang dibuat nabi
atas hukum tersebut dan beliau tidak bersumpah kecuali untuk tujuan yang bermanfaat. (11)
Syirik terdiri 2 jenis, yaitu syirik besar dan kecil, karena para sahabat tidak menjadi murtad
karena permintaan mereka. (12) Ketundukan mereka bahwa "kami telah meninggalkan
kekafiran," menunjukkan bahwa para sahabat lain bukannya tidak mengetahui masalah tersebut.
(13) Ucapan Allaahu-Akbar untuk menunjukkan keterkejutan. Bertentangan dengan mereka yang
menganggap hal ini tidak disukai (Makruh). (14) Mengakhiri segala cara yang mungkin
mengarahkan kepada syirik (politeisme). (15) Larangan menyerupai apa saja dari kaum jahiliyah
(kaum kafir). (16) Seorang guru bisa menjadi tidak senang terhadap muridnya (untuk kebaikan)
ketika mengajar. (17) Kecenderungan umum umat manusia telah disebutkan oleh Nabi dengan
berkata: “Ini adalah cara-caranya.” (18) Ini merupakan salah satu tanda kenabian, bahwa
peristiwa tersebut terjadi sesuai dengan yang beliau kabarkan. (19) Di setiap tempat di dalam
Qur’aan dimana Allaah mengecam kaum Yahudi dan Kristiani, Dia juga memperingatkan kita
terhadap perbuatan-perbuatan tersebut. (20) Para sahabat mengetahui prinsip ini, bahwa ibadah
didasarkan pada perintah langsung. Karenanya, hal ini menjadi peringatan mengenai pertanyaan
kubur. Pernyataan (yang ditanyakan kepada mayat) “Siapa Tuhanmu?” telah jelas. Pertanyaan
kedua, “Siapa Nabimu?” tergantung pada informasi Nabi mengenai yang ghaib. Tetapi
pertanyaan ketiga “Apa agamamu” berkaitan dengan permintaan (kepada Musa) mereka
(Yahudi). “Buatkan kami sebuah Tuhan.” (21) Bahwa jalan ahli kitab dilaknat sebagaimana jalan
kaum musyrikin. (22) Seseorang yang telah berpindah dari kepalsuan (yaitu menjadi seorang
Muslim) dan terbiasa dengan keyakinan atau kebiasaan tertentu belum benar-benar selamat dari
sisa-sisa kebiasaan ini seperti telah terbukti dalam perkataan mereka (para sahabat) “dan kami
baru saja meninggalkan kekafiran”

156
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

BAB No: 10
Sembelihan untuk Selain Allah 235
Allah ‫ ﷻ‬berfirman:

َ ‫ب أال َٰعلَ ِمي َن ﴿﴾ ََّل ش َِر‬


‫يك لَ ۥه ُ ۖۖ َو‬ ِ ‫اى َو َم َما ِتى ِللّٰـ ِه َر‬
َ ‫س ِكى َو َم أح َي‬ ُ ُ‫ص ََل ِتى َون‬ َ ‫قُ أل ِإ َّن‬
‫ِب َٰذلِ َك أ ُ ِم أرتُ َوأَنَا أ َ َّو ُل أال ُم أس ِل ِمي َن‬
“Katakanlah236: sesungguhnya sembahyangku237, …

235 Yang dimaksudkan penulis, “Binatang sembelihan untuk selain Allaah adalah Syirik.”
Sembelihan untuk selain Allaah dapat dibagi menjadi 2 kategori:
1. Menyembelih binatang untuk menjadi dekat dan memuliakan selain Allaah, yang
merupakan syirik besar yang mengeluarkan pelakunya dari Islaam.
2. Menyembelih binatang karena kebahagiaan dan kemurahan hati, yang merupakan
praktik umum yang mungkin diperlukan dalam beberapa peristiwa. Prinsip dasarnya
adalah hal ini diperbolehkan.
Jika seorang penguasa datang ke suatu wilayah dan orang-orang menyembelih seekor binatang
untuk menjadi dekat dengannya dan menghormatinya, hal ini akan menjadi syirik besar, dan
binatang sembelihannya menjadi haraam. Bukti akan hal ini adalah binatang sembelihan akan
dibiarkan di tempat dimana ia disembelih. Jika penyembelihan dilakukan sebagai bentuk
keramahtamahan dan kemurahan hati, dimana binatang itu dimasak dan dimakan, hal ini akan
dianggap kebaikan dan bukan kesyirikan. (al-Qawl al-Mufid, hal. 132)
236
Perintah ini ditujukan kepada Nabi (‫ )ﷺ‬untuk memberitahukan kaum musyrikin pendirian
Beliau tentang tawhid yang murni. Surat ini diturunkan di Makkah dimana fokus dari wahyu
adalah Tawhid.
237
Salat secara harfiah berarti “doa”, tetapi arti secara syariah adalah “ibadah yang ditujukan
kepada Allaah berisi ucapan-ucapan dan tindakan-tindakan khusus yang diawali Takbir dan
diakhiri dengan Taslim

157
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

… ibadatku238, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta


alam. Tiada sekutu bagi-Nya239; dan demikian itulah yang diperintahkan
kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama240 menyerahkan diri241
(kepada Allah)" (QS AL-An’am (6) : 162-163)

238 Nusuk secara harfiah berarti “ibadah”, akan tetapi menurut Shari‘ah ini berarti “menyembelih
hewan kurban.” Ayat tersebut harus dipahami menurut arti syariah dan bukan arti harfiah
berdasarkan prinsip bahwa teks syariah harus ditafsirkan menurut pengertian syariahnya,
perkataan adat harus diartikan sesuai pengertian adatnya, dan pepatah Arab diartikan sesuai
pengertian linguistiknya.
239 Penyembahan kepada berhala-berhala dan Yesus memberikan sekutu kepada Allaah,
demikian juga beberapa penulisan syair yang terlalu berlebihan dalam memuja Nabi (‫)ﷻ‬, seperti
al-Busiri dalam syairnya, Qasidatul Burdaa (Pujian kepada Nabi).

Karena sesungguhnya di antara kemurahanmu adalah dunia dan madunya


Dan di antara ilmumu adalah ilmu tentang Lauhul Mahfudz dan Qalamnya.
Bait puisi ini adalah ungkapan syirik besar karena menjadikan dunia ini dan dunia setelahnya
bagian dari kemurahan nabi, menyiratkan bahwa Allaah tidak memiliki bagian di dalamnya. Dan
bagian kedua dari bait ini menjadikan ilmu yang ada di dalam Lauhul Mahfudz hanya bagian
dari Ilmu Nabi, sehingga tidak meninggalkan apapun untuk Allaah.
240
Yang “pertama” dapat merujuk kepada yang pertama di masa Nabi (‫ )ﷺ‬atau yang paling
tunduk dalam kepatuhan kepada Allaah di antara seluruh umat manusia
241
Ketika istilah “Islaam” digunakan secara umum termasuk “Imaan (keyakinan)” dan
sebaliknya. Contohnya:

‫َجأرى ِمن تَحأ تِ َها أاْل َ أنهَٰ ُر‬


ِ ‫تت‬ ِ ‫َّللاُ أال ُمؤأ ِمنِينَ َو أال ُمؤأ ِم َٰن‬
ٍ ّٰ‫ت َجن‬ َّ َ ‫عد‬
َ ‫َو‬
“Allah menjanjikan kepada orang-orang mukmin, lelaki dan perempuan, (akan
mendapat) surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai.” (Surat at-Tawbah, 9: 72).

158
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

Allah ‫ ﷻ‬juga berfirman:

‫ص ِل ِل َربِ َك َوا أن َح أر‬


َ َ‫ف‬
“Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah 242” (Al-Kautsar
(108): 2)

Tetapi ketika kedua istilah digunakan di dalam teks yang sama “Islaam” merujuk pada
eksternalnya dan “Imaan” merujuk pada internalnya seperti pada Hadits Jibril, dan ayat berikut:

ِ ‫اب َءا َمنَّا ۖۖ قُل لَّ أم تُؤأ ِمنُوا َو َٰل ِكن قُولُ اوا أ َ أسلَ أمنَا َولَ َّما َيدأ ُخ ِل أ‬
‫اْليمَٰ ُن ِفى قُلُو ِبكُ أم‬ ُ ‫ت أاْلَع َأر‬
ِ َ‫قَال‬
“Orang-orang Arab Badui itu berkata: "Kami telah beriman". Katakanlah: "Kamu belum
beriman, tapi katakanlah 'kami telah tunduk', karena iman itu belum masuk ke dalam
hatimu” (Surat al-Hujuraat 49: 14)
242
Perintah untuk menyembelih hewan untuk Allaah mencakup 3 bentuk yang diperintahkan
syariat: Haji, ‘Idul-Ad’haa, dan ‘Aqiqah. Semua diharuskan, akan tetapi beberapa di antaranya
waajib sedangkan yang lain dianjurkan (mustahabb).
Kurban ketika Haji adalah wajib pada Haji Tamattu‘ seperti disebutkan oleh Allaah:

ۖۚ ‫فَ َمن ت َ َمت َّ َع ِب أالعُ أم َر ِة ِإلَى أال َح ِج فَ َما ا أست َ أي َس َر مِنَ أال َهدأ ِى‬
“… maka bagi siapa yang ingin mengerjakan 'umrah sebelum haji (di dalam bulan haji),
(wajiblah ia menyembelih) korban yang mudah didapat...” (Surat al-Baqarah, 2: 196)
Kurban untuk Idul-Ad’haa umumnya dianggap mustahab oleh kebanyakan ulama dan
dianggap makruh jika seseorang yang memiliki kemampuan tidak melaksanakannya. Madzhab
Hanafi menganggap kurban wajib bagi semua yang mampu. Ini juga pendapat yang lebih disukai
oleh Ibn Taymiyyah. Harus dicatat bahwa bukan atas yang telah meninggal seperti anggapan
orang-orang jahil, tetapi atas mereka yang masih hidup. Tidak diperbolehkan untuk
mengurbankan hewan untuk yang mati kecuali mereka menuliskan dalam surat wasiat mereka
atau merupakan permintaan terakhir mereka.
‘Aqiqah adalah hewan sembelihan untuk bayi yang baru lahir pada hari ke-tujuh; 2
hewan untuk anak laki-laki atau satu jika memiliki kesulitan keuangan dan satu untuk anak

159
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

Muslim243 meriwayatkan bahwa Ali ibn Abi Thalib244 berkata:

‫ لعن هللا من ذبح لغير‬:‫حدثني رسول هللا صلى هللا عليه وسلم بأربع كلمات‬
‫ لعن هللا من غير منار‬،ً‫ لعن هللا من آوى محدثا‬.‫ لعن هللا من لعن ووالديه‬،‫هللا‬
‫اْلرض‬
“Rasulullah (‫ )ﷺ‬berpesan kepadaku dengan empat nasihat: “Allah melaknat245
orang yang menyembelih untuk selain Allah. Allah melaknat anak yang melaknat

perempuan. Dianggap mustahab oleh mayoritas ulama fiqh. Beberapa berpendapat wajib
berdasarkan hadits berikut:

‫ « َم َع أالغَُلَ ِم‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫َّللا‬


ِ َّ ‫سو ُل‬ُ ‫ال َر‬َ ‫ال َق‬
َ ‫ام ٍر الض َِّب ِى َق‬ ِ ‫س أل َمانَ ب ِأن َع‬َ ‫ع أن‬ َ
َ ‫ع أنهُ دَ ًما َوأ َ ِميطُوا‬
‫ع أنهُ اْلَذَى‬ َ ‫ع ِقيقَتُهُ فَأ َ أه ِريقُوا‬ َ
“Dari Salman bin ‘Amir Adh Dhabbi, ia berkata, Rasulullah (‫ )ﷺ‬bersabda, “Pada (setiap) anak
laki-laki (yang lahir) harus diaqiqahi, maka sembelihlah (aqiqah) untuknya dan hilangkan
gangguan darinya.” (HR. Bukhari no. 5472)
Ibn Hajar berkata: “Ibn Qutaybah berkata dalam [buku] Gharib-nya: rambut di kepala
anak sebelum dicukur. Dapat juga digunakan secara simbolis untuk menyebut rambut di kepala
anak setelah dicukur. Al-Qazzaaz berkata: Rambut di kepala setiap binatang yang baru lahir
disebut ‘aqiqah.”
243 Sahih Muslim, vol. 3, hal. 1093-4, no. 4876. Juga dikumpulkan oleh an-Nasaa’i dan Ahmad
244
‘Ali adalah sepupu dan menantu laki-laki nabi ( ‫)ﷺ‬. Dia termasuk yang pertama yang memeluk
Islaam dan termasuk sepuluh yang dijanjikan surga oleh Nabi ( ‫)ﷺ‬. ‘Ali adalah Khulafaur
Rasyidin ke-empat dan wafat terbunuh oleh seorang pengikut Khawarij pada tahun 40 A.H.
245
Kutukan Allaah adalah dikeluarkannya seseorang atau sesuatu dari rahmat-Nya

160
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

kedua orang tuanya246. Allah melaknat orang yang melindungi muhdits (orang
yang jahat) /muhdats (pelaku bid’ah)247. Allah melaknat orang yang sengaja…

246
Menggunakan kata-kata buruk untuk menyebut mereka dianggap mengutuk mereka. Kutukan
juga bisa terjadi secara tidak langsung, seperti dijelaskan oleh Nabi ( ‫)ﷺ‬:

‫ ِم َن‬: ‫سله َم قَا َل‬


َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ُ‫صلهى هللا‬ َ ِ‫َّللا‬
‫ول ه‬ َ ُ‫اص أ َ هن َرس‬ ِ َ‫ع ْم ِرو ب ِْن ْالع‬ َ ‫َّللاِ ب ِْن‬ َ ‫ع ْن‬
‫ع ْب ِد ه‬ َ
‫َّللاِ ه َْل َي ْشتِ ُم ا ه‬
‫ نَ َع ْم‬: ‫لر ُج ُل َوا ِل َد ْي ِه ؟ َقا َل‬ ‫سو َل ه‬ ُ ‫ قَالُوا َيا َر‬.‫الر ُج ِل َوا ِل َد ْي ِه‬
‫شتْ ُم ه‬ َ ‫ْال َك َبا ِئ ِر‬
ُ ‫ب أ ُ همه‬
ُّ ُ‫ب أ ُ همهُ فَيَس‬
ُّ ُ‫ب أَبَاهُ َويَس‬ ‫ب أَبَا ه‬
ُّ ُ‫الر ُج ِل َفيَس‬ ُّ ُ‫يَس‬
Dari Abdullâh bin ‘Amr bin al-‘Ash, bahwa Rasûlullâh ( ‫ )ﷺ‬bersabda, “Termasuk dosa besar,
(yaitu) seseorang mencela dua orang tuanya,” mereka bertanya, “Wahai Rasûlullâh, adakah
orang yang mencela dua orang tuanya ?” Beliau (‫ )ﷺ‬menjawab, “Ya, seseorang mencela bapak
orang lain, lalu orang lain itu mencela bapaknya. Seseorang mencela ibu orang lain, lalu orang
lain itu mencela ibunya.” [HR al-Bukhâri, no. 5 628; Muslim, no. 90. Lafazh hadits ini milik
Imam Muslim]
Ulama menyarikan prinsip syariah dari hadits ini bahwa: “penyebab dosa statusnya sama
dengan melakukan dosa tersebut, bahkan jika berbeda dalam hal kewajiban atau tanggung
jawab.” (al-Qawl al-Mufid, hal. 136-7)
247 Istilah ihdaats termasuk bid’ah dalam agama, seperti Jahmiyah, Mu’tazilah, dll. Demikian
juga bid’ah dalam masalah sosial Ummat seperti kejahatan dan apa yang serupa dengannya.
Sehingga seseorang yang melindungi sebuah kejahatan dikutuk seperti halnya orang yang
mendukungnya. Karena memberikan tempat tinggal dan tempat perlindungan berarti
melindunginya dari hukuman yang dijatuhkan kepadanya, yang merupakan sebuah bentuk
dukungan. Orang yang mendukungnya memiliki kutukan yang lebih besar dan ahlul bid’ah itu
sendiri memiliki kutukan yang terbesar.
Bid‘ah (Pembaruan dalam agama)
Teks tersebut berisi ancaman keras terhadap pembaharuan dalam agama yang telah
disebutkan di dalam banyak hadits lain.

161
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

‫عن أبي نجيح العرباض بن سارية رضي هللا عنه قال وعظنا رسول هللا صلى هللا‬
‫عليه وسلم موعظة وجلت منها القلوب وذرفت منها العيون فقلنا يا رسول هللا كأنها‬
‫موعظة مودع فأوصنا قال أوصيكم بتقوى هللا عز وجل والسمع والطاعة وإن تأمر‬
‫عليكم عبد فإنه من يعش منكم فسيرى اختَلفا كثيرا فعليكم بسنتي وسنة الخلفاء‬
‫الراشدين من بعدي عضوا عليها بالنواجذ وإياكم ومحدثات اْلمور فإن كل بدعة‬
‫ضَللة‬
“Dari Abi Nujaih ‘Irbadl bin Sariyyah radliyallaahu ‘anhu, ia berkata : Rasulullah ( ‫ )ﷺ‬memberi
pelajaran kepada kami sehingga hati kami takut kepadanya dan mata mencucurkan air mata.
Kami berkata: “Wahai Rasulullah, sepertinya pelajaran ini adalah pelajaran orang yang akan
berpisah? Oleh karena itu, berilah kami nasihat”. Beliau bersabda : “Aku wasiatkan hendaklah
kalian bertaqwa kepada Allah, mendengar dan taat kendati kalian diperintah oleh seorang
budak, karena orang-orang yang hidup (sepeninggalku) dari kalian akan melihat pertentangan
yang banyak. Maka, hendaklah kalian berpegang teguh pada sunnahku dan sunnah para
khulafaur-rasyidin yang mendapat petunjuk sesudahku. Gigit (pegang erat) sunnah tersebut
dengan gigi geraham. Tinggalkanlah hal-hal yang baru, karena setiap bid’ah adalah sesat”
(Sunan Ibn Majah, vol. 1, hal. 22, no. 43. Terdapat periwayatan oleh Abu Najih dalam Sunan
Abu Dawud, vol. 3, hal. 1294, no. 4590 dan Sunan at-Tirmidzi dan dishahihkan di dalam Shahih
Sunan Abi Daawud, vol. 3, hal. 871, no. 3851)
Diriwayatkan dari ‘Aisyah, beliau berkata: Rasulullah ( ‫ )ﷺ‬telah bersabda:

ُ‫صلَّى هللا‬ ِ ‫س أو ُل‬


َ ‫هللا‬ ُ ‫ال َر‬ ‫ع أن َها قَالَ أ‬
َ ‫ َق‬: ‫ت‬ َ ُ‫ي هللا‬
َ ‫ض‬ ِ ‫شةَ َر‬َ ‫عا ِئ‬
َ ‫هللا‬ِ ‫ع أن أ ُ ِم أال ُمؤأ ِم ِنيأنَ أ ُ ِم َع أب ِد‬ َ
‫ (رواه البخاري ومسلم) َو‬.ٌّ‫أس ِم أنهُ فَ ُه َو َرد‬ َ ‫ث فِ أي أ َ أم ِرنَا َهذَا َما لَي‬
َ َ‫ َم أن أ َ أحد‬: ‫سلَّم‬ َ ‫علَ أي ِه َو‬َ
.ٌّ ‫علَ أي ِه أ َ أم ُرنَا فَ ُه َو َرد‬ َ ‫ع َمَلً لَي‬
َ ‫أس‬ َ ‫ َم أن‬: ‫فِ أي ِر َوايَ ٍة ِل ُم أس ِل ٍم‬
َ ‫ع ِم َل‬
“Rasulullah ( ‫ )ﷺ‬bersabda: “Barangsiapa melakukan amalan, yang tidak didasari perintah kami,
maka ia ditolak”. (Sahih Muslim, vol. 3, hal. 931, no. 4266)

162
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

Surat dari Kalifah ‘Umar ibn ‘Abdil-‘Aziz (Sunan Abu Dawud, vol. 3, hal. 1296-7, no.
4595).
Bid‘ah (secara harfiah): Sebuah inovasi; kebaruan; apapun yang diciptakan atau
dihasilkan; apapun yang dibuat atau dijadikan nyata keberadaannya secara baru, untuk pertama
kalinya, sebelumnya tidak ada
Pengertian dalam Syari‘ah: Tambahan apapun atau kebaruan dalam agama setelah
penyempurnaannya. Inovasi sesat atau amalan yang berlainan dengan Sunnah (Lane’s Lexicon,
1: 167) dimana ridho Allah dicari, tanpa memiliki dalil syar’i secara jelas atau secara tersirat.
Inovasi yang disetujui Nabi ( ‫ )ﷺ‬menjadi bagian dari Sunnah. Contohnya, persetujuan atas yang
dilakukan Bilaal: shalat 2 rakaat setiap setelah adzan, wudhu setiap kali wudhunya batal, shalat 2
rakaat setiap kali selesai wudhu.
Abu Hurairah Radhiyallahu anhu meriwayatkan, Rasulullâh bersabda, ‘Wahai Bilâl,
beritahukanlah kepadaku tentang perbuatan-perbuatanmu yang paling engkau harapkan
manfaatnya dalam Islam! Karena sesungguhnya tadi malam aku mendengar suara terompahmu
di depanku di surga.’ Bilâl Radhiyallahu anhu menjawab, ‘Tidak ada satu perbuatan pun yang
pernah aku lakukan, yang lebih kuharapkan manfaatnya dalam Islam dibandingkan dengan
(harapanku terhadap) perbuatanku yang senantiasa melakukan shalat (sunat) yang mampu aku
lakukan setiap selesai bersuci dengan sempurna di waktu siang ataupun malam.’ (Musnad
Ahmad, 2: 439. Lihat juga Sahih Al Bukhari, dan Sahih Muslim, vol. 4, hal. 1311, no. 6015)
Penyebab Bid’ah banyak
Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkisah,
َّ
‫ ثم خط عن يمين‬.‫ هذا سبيل هللا‬:‫خط لنا رسول هللا صلى هللا عليه وسلم يو ًما خطا فقال‬
‫ب‬
‫شيطان يدعو‬ ‫ على كل سبيل منها‬،‫سبُل‬ ً ‫ذلك الخط وعن شماله خطو‬
ُ ‫ هذه‬:‫طا فقال‬
‫(وأن هذا صراطي مستقي ًما فاتبعوه وَّل تتبعوا السبل فتفرق بكم‬:‫ ثم قرأ هذه اآلية‬.‫إليها‬
)‫عن سبيله‬
“Rasulullah (‫ )ﷺ‬membuat sebuah garis lurus bagi kami, lalu bersabda, ‘Ini adalah jalan Allah’,
kemudian beliau membuat garis lain pada sisi kiri dan kanan garis tersebut, lalu bersabda, ‘Ini

163
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

adalah jalan-jalan (yang banyak). Pada setiap jalan ada syetan yang mengajak kepada jalan
itu,’ kemudian beliau membaca, ‘Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku
yang lurus, maka ikutilah dia dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena
jalan-jalan itu mencerai-beraikan kalian dari jalan-Nya’” (Dikumpulkan oleh Ahmad, an-
Nasaa’i dan ad-Daarimi, dan dishahihkan oleh Ahmad Syaakir di dalam al-Musnad (Mesir: Daar
alMa‘aarif, 1958), vol.6, hal.89-90, no.4142.)
Bentuk-Bentuk Bid‘ah
1. Bid’ah Yang Sebenarnya (Bid‘ah Asliyyah)
Amalan yang tidak memiliki asal mula di dalam agama. Contohnya, (philipina) Bendera-
bendera untuk menunjukkan kematian (India & Sri Lanka) Taale, Rantai, berasal dari agama
Hindu, Mulla untuk mengusir singgasana roh jahat cincin emas di tangan kiri (Pakistan) Gaun
pengantin merah (Hindu) mahar diberikan wanita kepada pria; perayaan ulang tahun nabi;
2. Bid’ah tambahan (Bid‘ah Idaafiyyah)
Asal mulanya memiliki dasar di dalam agama. Contoh, mengusap leher dalam Wudhu
(Sri Lanka) berdoa kepada wali (salaams) berdoa secara berjamaah setelah shalat berjamaah,
mengusap badan dengan tangan setelah berdoa, bersalaman ke kanan dan ke kiri setelah shalat
berjamaah.
Prinsip yang mengatur bid’ah semacam ini
Teks apapun dari Qur’aan atau Sunnah yang bersifat umum yang penerapannya secara
khusus tidak diterapkan oleh para sahabat Nabi (‫ )ﷺ‬tidak boleh diterapkan.
Jenis Mendasar Bid‘ah
1. Penambahan kepada agama perkataan, amalan atau keyakinan dengan menetapkan dalil agama
yang tidak disebutkan oleh Allaah atau nabi-Nya. Contohnya: Biji-biji tasbih untuk berdzikir,
nisan dari batu, salawat-naariyyah.
2. Dihapuskannya sebagian dari agama dengan menolak beberapa yang telah disebutkan Allaah
atau Nabi-Nya, atau dengan mengabaikan atau dengan tafsir yang sesat. Contohnya,
mengabaikan duduk di antara dua sujud dan tidak menyempurnakan berdiri setelah ruku‘
(hal.191), mengusap kepala dengan menyentuh beberapa helai rambut di kepala bagian depan.

164
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

Penyebab Bid‘ah
1. Perkataan di dalam agama tanpa ilmu
“Terdapat 3 jenis hakim satu di surga dan dua di neraka. Satu yang di dalam surga, adalah
seseorang yang mengetahui kebenaran dan menghakimi berdasarkannya. Seseorang yang
mengetahui kebenaran dan menyimpang dalam menghakimi ada di neraka, dan seseorang yang
menghakimi untuk orang-orang tanpa ilmu ada di neraka.” SAD SIM
2. Mengabaikan bahasa (Arab): ketika menyapa di Sri Lanka kebanyakan melakukan Salaah
‘alan-Nabiyy dan bukan memberikan salaams. Menikahi Sembilan istri.
3. Mengabaikan Sunnah
(a) Ketidakmampuan untuk membedakan antara riwayat yang shahih dan yang tidak shahih
(b) Mengabaikan pentingnya Sunnah bagi Hukum Islaam

“Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau
tidak melalui Aku.” Yohannes 14:6. Pergulatan antara Kebenaran dan Kepalsuan / Kebaikan dan
Kejahatan adalah pergulatan yang terus menerus di dunia ini.

4. Mengikuti yang Tidak Jelas


5. Mengikuti hasrat ketika Sunnah telah diketahui. Contohnya, keinginan untuk terlihat muda =
mencukur jenggot, ingin mengikuti mode = celana di bawah mata kaki untuk laki-laki dan celana
ketat untuk wanita demikian juga khimaar dan jilbaab.
6. Tunduk pada selain dari Nabi. Contohnya, Para Imam Syi‘ah, Para Wali Sufi; Madzhab Sunni
= tradisi/ budaya

165
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

mengubah patok batas tanah.248”249 (HR. Muslim 1978).

248
Siapa yang mengubah batas tanah, yang menunjukkan kepemilikan tetangga-tetangganya untuk
mengambil hak orang lain, dilaknat oleh Allaah. Banyak yang melakukannya hari ini ketika nilai
tanah meningkat. Nabi ( ‫ )ﷺ‬juga telah berkata:
Dari Sa’id bin Zaid Radhiyallahu anhu, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah (‫ )ﷺ‬bersabda:

ِ ‫سب ِأع أ َ َر‬


َ‫ضيأن‬ َ ‫ش أيئًا طُ ِوقَه ُ ِم أن‬ ِ ‫ظلَ َم مِنَ اأْل َ أر‬
َ ‫ض‬ َ ‫َم أن‬
“Barangsiapa mengambil sedikit tanah dengan cara yang zhalim, maka (Allah) akan
mengalungkan kepadanya dari tujuh lapis bumi.’” (Sahih Muslim, vol. 3, hal. 847, no. 3921)
249 Hadits tersebut teks lengkapnya adalah sebagai berikut:

Abu Thufail Amir bin Watsilah berkata: Aku berada di sisi Ali bin Abi Thalib, lalu datanglah
seseorang menemuinya, orang itu bertanya: ‘Apakah Nabi ( ‫ )ﷺ‬ada merahasiakan sesuatu
kepadamu? Abu Thufail berkata: Mendengar ucapan tersebut, Ali marah dan berkata: Tidaklah
Nabi ( ‫ )ﷺ‬merahasiakan sesuatu kepadaku yang beliau sembunyikan dari manusia kecuali beliau
telah menceritakan padaku empat perkara: Orang itu berkata: Apa itu yang Amirul Mukminin ?’
Ali berkata: Beliau bersabda: “Allah melaknat orang yang melaknat kedua orang tuanya, Allah
melaknat orang yang menyembelih untuk selain Allah dan Allah melaknat orang yang memberi
tempat bagi orang yang membuat bid’ah dan Allah melaknat orang yang merubah tanda-tanda
di bumi.”

166
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

Ahmad250 meriwayatkan bahwa Thaariq ibn Syihaab meriwayatkan Rasulullah (‫)ﷺ‬


berkata:

‫ “د َ َخ َل‬:‫ أنه قال‬-‫رضي هللا عنه‬- ‫فعن طارق بن شهاب عن سلمان الفارسي‬
َ ‫ َو َكي‬:‫ قَالُوا‬.”‫ب‬
:‫أف ذَلِ َك؟ قَا َل‬ ٍ ‫ار فِي ذُبَا‬ ٍ ‫َر ُج بل أال َجنَّةَ فِي ذُبَا‬
َ َّ‫ َودَ َخ َل َر ُج بل الن‬،‫ب‬
‫ فَقَالُوا‬،‫ب لَهُ شَ أيئًا‬َ ‫وزهُ أ َ َحدب َحتَّى يُقَ ِر‬ َ ‫علَى قَ أو ٍم لَ ُه أم‬
ُ ‫ َّل َي ُج‬،‫صنَ بم‬ َ ‫َلن‬
ِ ‫“ َم َّر َر ُج‬
َ ‫ لَي‬:‫ قَا َل‬، ‫ قَ ِربأ‬:‫ْل َ َح ِد ِه َما‬
َ ‫ فَقَ َّر‬،‫ قَ ِربأ َولَ أو ذُبَابًا‬:‫ قَالُوا‬،‫أس ِع أن ِدي ش أَي بء‬
،‫ب ذُبَابًا‬
Teks lengkap memiliki sanggahan terhadap klaim mereka yang menganggap Rasulullah
(‫ )ﷺ‬memberitahukan beberapa hal secara rahasia kepada ‘Ali yang kemudian dirahasiakannya
dari kaum Muslimin. Empat hal yang ‘Ali sebutkan cukup umum dalam ajaran Islaam. Di dalam
periwayatan lain hadits ini di dalam Shahih Muslim disebutkan bahwa ‘Ali menarik sebuah
dokumen tertulis dari sarung pedangnya berisi kata-kata: “Allah melaknat orang yang
menyembelih …” (Sahih Muslim, vol. 3, hal. 1094, no. 4878). Tambahan ini memberikan bukti
yang jelas bahwa hadits disimpan dalam bentuk tulisan pada masa hidup Nabi ( ‫)ﷺ‬
250 Hadits ini berisi 3 kecacatan: 1. Taariq ibn Syihaab tidak mendengar apapun dari Nabi ( ‫)ﷺ‬
dan para ulama berbeda pendapat mengenai apakah ia bertemu Nabi ( ‫ )ﷺ‬atau tidak. Kebanyakan
berpendapat bahwa ia bertemu nabi dan karenanya disebut sebagai Sahabat Nabi ( ‫)ﷺ‬. Jika ia
adalah sahabat, fakta bahwa ia tidak mendengar langsung dari nabi ( ‫ )ﷺ‬tidak akan menjadi
kecacatan, karena riwayat mursal dari sahabat dianggap sebagai dalil yang sah. Jika ia bukan
sahabat, riwayatnya akan dianggap tidak shahih. 2. Di dalam sanad hadits terdapat ‘an‘anah
(keraguan) di dalam periwayatannya dari al-A‘mash yang digolongkan seorang mudallis (perawi
yang menyebutkan nama yang tidak dikenal secara masyhur). Hal ini dianggap kecacatan yang
besar di dalam hadits tersebut. 3. Imaam Ahmad, Abu Nu‘aym dan Ibn Abi Shaybah juga
meriwayatkan hadits ini dari Taariq sebagai sebuah perkataan dari Salmaan (yaitu mawquf) dan
bukan dari Nabi ( ‫)ﷺ‬. Mungkin saja Salmaan mendapatkannya dari sumber Yahudi. (al-Qawl al-
Mufeed, hal. 138)

167
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

‫ َما‬:‫ قَا َل‬،‫ قَ ِربأ َولَ أو ذُبَابًا‬:‫ َوقَالُوا لِآلخ َِر‬،‫ار‬ َ ‫ فَخَلَّ أوا‬:‫قَا َل‬
َ َّ‫ فَدَ َخ َل الن‬:‫ قَا َل‬،ُ ‫سبِيلَه‬
َ ‫ فَد َ َخ َل أال َجنَّة‬:‫ قَا َل‬،ُ‫ض َربُوا عُنُقَه‬ َّ َ‫ش أيئًا دُون‬
َ َ‫ ف‬:‫ قَا َل‬،ِ‫َّللا‬ َ ‫ُك أنتُ ْلُقَ ِر‬
َ ‫ب ْل َ َح ٍد‬
“Ada seorang laki-laki masuk Surga karena lalat, dan ada seorang laki-laki
masuk Neraka karena lalat. Para sahabat bertanya; Bagaimana bisa demikian itu?
Beliau lalu menjelaskan; Dahulu ada dua orang melintasi satu kaum penyembah
berhala, tidak boleh seorangpun melewatinya kecuali mempersembahkan sesuatu
kepada berhala tersebut. Maka penduduk kaum itu mengatakan kepada salah
seorang diantara keduanya; Persembahkan sesuatu (untuk berhala kami)! Ia lalu
menjawab; Aku tidak mempunyai apapun untuk di persembahkan. Mereka kembali
berkata; Persembahkan meskipun hanya dengan seekor lalat. Lalu laki-laki itu
mempersembahkan (menyembelih) seekor lalat untuk berhala itu. Penduduk kaum
tersebut lantas berkata; Biarkanlah ia lewat. Beliau mengatakan: Maka ia lalu
masuk Neraka251. Mereka lalu mengatakan kepada yang satunya; Persembahkan
sesuatu (untuk berhala kami), meskipun hanya seekor lalat! Ia menjawab; Aku
tidak akan mempersembahkan (menyembelih) untuk seorangpun selain
untuk Alloh. Beliau berkata; “Mereka lantas memenggal kepalanya, maka ia lalu
masuk Surga”

Poin Penting 252


251
Meskipun ia mengurbankan sesuatu yang tidak berarti dan rendah, yang bahkan tidak akan
dimakan, dia berniat menjilat kepada berhala atau penjaganya yang menjadikannya musyrik
sehingga, layak masuk neraka.
252
(1) Penjelasan ayat: “Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku…” (6: 162) (2) Penjelasan
ayat: “Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah.” (108: 2) (3) Permulaan
prinsip melaknat dari mereka yang menyembelih untuk selain Allaah. (4) Laknat bagi mereka

168
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

yang melaknat orangtua mereka (dengan cara melaknat orangtua dari orang lain dan, sebagai
balasannya orang tersebut melaknat orangtuanya). (5) Terlaknat orang yang melindungi orang
yang sesat di dalam agama yaitu, orang yang membuat-buat sesuatu yang hanya Allaah-lah yang
berhak melakukannya dan ia mencari perlindungan kepada seseorang yang akan membantu di
dalamnya. (6) Laknat bagi orang yang secara tidak adil merubah batas tanah, yaitu batas yang
membedakan tanah seseorang dari tetangganya, dan mengubah batas tersebut untuk mengganggu
tanah itu atau menghalanginya. (7) Perbedaan antara laknat secara khusus dan laknat kepada
kedurhakaan dan pemberontakan secara umum. (8) Kisah menakjubkan tentang lalat. (9)
Seseorang yang mempersembahkan lalat kepada berhala masuk neraka meskipun ia tidak
bermaksud untuk melakukan hal tersebut (sebelumnya). Sesungguhnya ia melakukannya untuk
menyelamatkan diri dari ancaman para penyembah berhala. (10) Mengetahui betapa dibencinya
Syirk di hati orang-orang beriman melihat betapa sabarnya pria tersebut dalam menghadapi
eksekusi dan ia tidak menyerah kepada perintah mereka meskipun mereka hanya meminta
amalan eksternal darinya. (11) Pria yang masuk neraka adalah seorang Muslim. Jika ia adalah
orang kafir, Nabi tidak akan berkata: “seorang laki-laki masuk Neraka hanya karena lalat.” (12)
Ini adalah konfirmasi dari hadits:

‫ار ِمثأ ُل ذَ ِل َك‬ ُ ‫أال َجنَّةُ أ َ أق َر‬


ِ ‫ب إِلَى أ َ َح ِدكُ أم ِم أن ِش َر‬
ُ َّ‫ َوالن‬، ‫اك نَ أع ِل ِه‬
“Surga itu lebih dekat kepada salah seorang diantara kalian dari pada tali sandalnya sendiri,
demikian pula Neraka.” (13) Amalan hati berusaha dicapai, bahkan di kalangan para penyembah
berhala.

169
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

BAB No: 11

Jangan Menyembelih Kurban untuk Allaah di Tempat


dimana Penyembelihan Dilakukan untuk Selain Allaah253

Firman Allah:

َ ُ‫علَى الت َّ أق َو َٰى ِم أن أ َ َّو ِل يَ أو ٍم أ َ َح ُّق أَن تَق‬


ۖۚ ‫وم فِي ِه‬ َ ‫ََّل تَقُ أم فِي ِه أَبَدًا ۚۖ لَّ َم أس ِجدب أ ُ ِس‬
َ ‫س‬
‫ب أال ُمطَّ ِه ِري َن‬ َّ ‫ط َّه ُروا ۚۖ َو‬
ُّ ‫َّللاُ يُ ِح‬ َ َ ‫ِفي ِه ِر َجا بل يُ ِحبُّونَ أَن يَت‬
“Janganlah kamu bersembahyang dalam mesjid itu254…

253 Bab sebelumnya membahas penyembelihan hewan untuk selain Allaah, sedangkan bab ini
membahas penyembelihan hewan untuk Allaah di tempat yang digunakan untuk menyembelih
untuk selain Allaah. Hal ini tidak diperbolehkan karena menyiratkan persetujuan terhadap
amalan eksternal lain. Juga membuka pintu Setan untuk memasukkan ke dalam hati manusia
pikiran buruk dimana orang tersebut mulai meyakini bahwa penyembelihan di tempat itu lebih
baik dibandingkan di tempat lain. (al-Qawl al-Mufeed, hal. 143)
254 Tempat “itu” yang disebutkan di dalam ayat ini adalah Masjid ad-Diraar yang dibangun untuk
niat yang buruk yang disebutkan di ayat sebelumnya. Allaah ‫ ﷻ‬berfirman:
ًۢ
َ َّ ‫ب‬
‫َّللا َو َرسُو‬ َ ‫صادًا ِل َم أن َح‬
َ ‫ار‬ َ ‫ارا َوكُ أف ًرا َوت َ أف ِريقًا بَيأنَ أال ُمؤأ ِمنِينَ َو ِإ أر‬ ً ‫ض َر‬ ِ ‫َوالَّذِينَ ات َّ َخذُوا َمس ِأجدًا‬
َّ ‫لَ ۥهُ ِمن قَبألُ ۚۖ َولَيَحأ ِلفُ َّن إِ أن أ َ َردأ َناا إِ ََّّل أال ُح أسن ََٰى ۖۖ َو‬
َ‫َّللا ُ يَ أش َهد ُ إِنَّ ُه أم لَ َٰك ِذبُون‬
“Dan (di antara orang-orang munafik itu) ada orang-orang yang mendirikan masjid untuk
menimbulkan kemudharatan (pada orang-orang mukmin), untuk kekafiran dan untuk
memecah belah antara orang-orang mukmin serta menunggu kedatangan orang-orang
yang telah memerangi Allah dan Rasul-Nya sejak dahulu. Mereka Sesungguhnya

170
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

bersumpah: "Kami tidak menghendaki selain kebaikan". Dan Allah menjadi saksi bahwa
sesungguhnya mereka itu adalah pendusta (dalam sumpahnya)” (Surat at-Tawbah, 9: 107)
Mereka yang mendirikan masjid adalah kaum munafik Madinah dan niat mereka melakukannya
disebutkan oleh Allaah sebagai berikut:
1. Untuk menyakiti Masjid Qubaa sehingga ia dinamakan “the Mosque of Harm”.
2. Untuk menanamkan kekufuran kepada Allaah karena yang mendirikannya adalah kaum
munafik.
3. Untuk memecah-belah kaum Muslimin. Alih-alih satu atau dua shaf di masjid Qubaa,
hanya akan ada separuh shaf dan sisanya akan shalat di masjid lain. Syari‘ah mendorong
persatuan kaum mukmin.
4. Untuk memberikan tempat bagi permusuhan kepada Allaah dan Rasul-Nya. Kaum
Munafik yang mendirikan masjid akan berkumpul di dalamnya dan memperkuat plot
dan siasat mereka melawan Rasul ( ‫ )ﷺ‬dan para sahabatnya. Karena merupakan sifat asli
kaum munafik, mereka bersumpah kepada kaum mukmin bahwa niat mereka baik, akan
tetapi, Allaah mengungkapkan mereka sebagai pembohong. (al-Qawl al-Mufeed, hal.
143)
Sebab Turunnya Wahyu
Sebelum Nabi ( ‫ )ﷺ‬berhijrah ke Madinah, seorang tokoh suku Khazraj bernama Abu ‘Aamir telah
memeluk agama Kristen dan telah membaca Injil. Ia dikenal di Madinah karena keshalihannya,
sedemikian rupa sehingga dia dijuluki ar-Raahib (Sang Pendeta). Setelah Hijrah, Nabi ( ‫)ﷺ‬
mengajak Abu ‘Aamir kepada Islaam dan membacakan Qur’aan kepadanya, tetapi ia menolak
memeluk Islam. Dengan keberhasilan kaum Muslimin pada perang Badr, Abu ‘Aamir secara
terbuka mengumumkan kebenciannya kepada Islaam dan melarikan diri ke Makkah untuk
mendukung kaum Musyrikin dalam perang mereka terhadap Rasul ( ‫)ﷺ‬. Karena sifat keras
kepalanya, Nabi ( ‫ )ﷺ‬berdoa agar Abu ‘Aamir mati di pengusiran di tanah asing.
Sebelum perang Uhud dimulai, Abu ‘Aamir menggali lubang-lubang di tanah di depan
pasukan kaum Muslimin dan Rasul ( ‫ )ﷺ‬terjatuh ke dalam salah satu lubang saat pertempuran,
melukai kepala beliau dan menghancurkan salah satu gigi bagian bawah sebelah kanan. Ia juga

171
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

selama-lamanya. 255 Sesungguhnya mesjid yang didirikan atas dasar takwa


(mesjid Quba), sejak hari pertama 256 adalah lebih patut kamu sholat di

mencoba membujuk suku Ansaar untuk meninggalkan nabi ( ‫)ﷺ‬, tetapi mereka menolak
tawarannya dan mendoakan laknat Allaah untuknya.
Setelah perang Uhud menjadi jelas bahwa seruan Rasul memperoleh momentum,
sehingga Abu ‘Aamir mendatangi kaisar Romawi, Heraclius, meminta bantuannya melawan
Nabi ( ‫)ﷺ‬. Heraclius setuju dan Abu ‘Aamir tetap bersamanya. Ia juga menyurati beberapa
pengikutnya yang telah menganut kemunafikan, menjanjikan untuk memimpin pasukan yang
akan mengalahkan Nabi Muhammad ( ‫ )ﷺ‬dan umatnya. Ia memerintahkan mereka mendirikan
benteng dimana ia dapat mengirim utusan dan berfungsi sebagai pos terdepan ketika ia
bergabung dengan mereka. Kaum Munafik membangun sebuah masjid di dekat masjid Qubaa,
sesaat sebelum Rasul ( ‫ )ﷺ‬berangkat menuju perang Tabuk. Pada suatu malam berhujan mereka
mendatangi Nabi dan memberitahu beliau bahwa mereka telah membangun masjid untuk orang-
orang yang lemah dan sakit dan mengundang Nabi untuk shalat di dalamnya sebagai bukti
persetujuannya. Akan tetapi, Nabi hendak berangkat sehingga beliau memberitahu mereka
“Kami akan berangkat, tetapi jika kami kembali (Aku akan melakukannya), Insya Allah.”
Dalam perjalanan pulang dari Tabuk, sekitar satu atau dua hari perjalanan dari Madinah,
Jibril datang dan memberitahu Nabi ( ‫ )ﷺ‬tentang efek Masjid Dirar yang bersifat memecahbelah.
Nabi ( ‫ )ﷺ‬kemudian mengutus beberapa pengikutnya untuk pulang terlebih dahulu dan
menghancurkan masjid itu sebelum beliau sampai di Madinah. (Tafsir Ibn Katsir, vol. 4, hal.
514-5)
255
Menunjukkan bahwa situasi tidak akan pernah berubah. Masjid tersebut tetap menjadi salah
satu kemunafikan sampai akhir.
256
Ibn ‘Abbaas, ‘Urwah, ‘Atiyyah, asy-Sya‘bi, al-Hasan dan yang lain berpendapat bahwa
perkataan ini merujuk kepada Masjid Qubaa, yang merupakan masjid pertama yang dibangun
oleh Nabi ( ‫ )ﷺ‬untuk kaum Muslimin ketika berhijrah ke Madinah. Merupakan symbol persatuan
kaum Mukminin. Sehingga, Nabi ( ‫ )ﷺ‬memujinya dan terus mengunjunginya bahkan setelah

172
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

masjid utama dibangun di Madinah. Diriwayatkan oleh Usayd ibn Zuhayr al-Ansaari bahwa
Beliau (‫ )ﷺ‬berkata:

ُ ‫ َكانَ لَهُ َكأَجأ ِر‬،ً‫ص ََلة‬


ٍ‫ع أم َرة‬ َ ‫صلَّى فِي ِه‬
َ َ‫ ف‬،‫ط َّه َر فِي َب أيتِ ِه ث ُ َّم أَت َى َمس ِأجدَ قُ َبا َء‬
َ َ ‫َم أنت‬
“Barangsiapa bersuci di rumahnya kemudian datang ke Masjid Quba’, kemudian dia mendirikan
shalat di sana, maka dia mendapatkan pahala umrah.” (Sunan at-Tirmidzi, no. 324 dan Sunan
Ibn- Majah, vol. 2, hal. 344, no. 1411 dan dishahihkan di dalam Shahih Sunan Ibn Majah, no.
1159 & Shahih Al-Jaami', no. 3872)
Juga disebutkan bahwa dahulu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mendatangi Masjid
Quba dengan berjalan kaki atau berkendaraan. (Sahih al Bukhari, vol. 2, hal. 158, no. 283)
Pendapat bahwa ayat ini merujuk pada Masjid Qubaa didukung oleh riwayat berikut ini:

‘Uwaym ibn Saa‘idah al-Ansaari berkata bahwa Nabi ( ‫ )ﷺ‬bersabda kepada penduduk Quba’:
“Sesungguhnya Allah Tabaaraka wa Ta’aala telah menyanjung kalian dengan baik mengenai
bersuci dan mengenai masjid kalian ini. Lalu bagaimanakah cara bersuci yang biasa kalian
lakukan?” Mereka menjawab, “Demi Allah, wahai Rasulullah, kami tidak mengetahui sesuatu.
Hanya saja kami mempunyai tetangga Yahudi, dan mereka biasa mencuci dubur mereka dari
kotoran, maka kami pun mencuci sebagaimana mereka melakukannya.” (Musnad Ahmad, 3: 422
dan Shahih Ibn Khuzaymah, 1: 45. Lihat Shahih Tafsir Ibn Katsir, Tawbah, 9: 108) Dalam
periwayatn lain dari Jaabir dan Anas, Nabi ( ‫ )ﷺ‬Beliau bersabda: “Itulah yang dimaksud. Oleh
karena itu, tetaplah melakukannya.” (Ibn Maajah, ad-Daaraqutnee, and alHaakim)
Di sisi lain, ‘Umar ibn al-Khattaab, ‘Abdullaah ibn ‘Umar, Zayd ibn Tsaabit dan yang lain
berpendapat bahwa itu merujuk pada Masjid Nabi di Madinah berdasarkan riwayat dari Abu

173
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

dalamnya257. Di dalamnya mesjid itu ada orang-orang yang ingin


membersihkan diri258. Dan sesungguhnya Allah menyukai 259 orang-orang
yang bersih.” (Surat at-Tawbah, 9: 108)260

Sa‘id al-Khudri dimana ia mengatakan bahwa dua laki-laki berdebat tentang fondasi masjid yang
manakah yang diletakkan pertama kali pada masa-masa awal ketakwaan. Salah satunya
mengatakan masjid Qubaa sedangkan yang lain mengatakan Masjid Rasulullah ( ‫)ﷺ‬. [Ketika
mereka berdebat] Rasulullah ( ‫ )ﷺ‬keluar dan berkata: “Itu adalah masjidku.” (Mustadrak 'Alaa
Shahihain, vol. 1, Buku Manaasik, no. 1791 / 183; Shahih Sunan at-Tirmidzi, no. 2475.)
257
Menurut Ibn Katsir, “Ini [ayat ini] mendorong untuk shalat di masjid lama yang dibangun
untuk tujuan menyembah Allaah saja, tanpa sekutu.” (Tafsir Ibn Katsir, vol. 4, hal. 517) Masjid
lama tidak boleh ditinggalkan, tetapi direnovasi dan digunakan, atau dirubuhkan dan dibangun
kembali jika tidak dapat digunakan.
258 Berkebalikan dengan mereka yang berada di Masjid Dirar. Allaah menggambarkan mereka
sebagai tidak murni dalam penjelasan umum tentang kaum munafik:

‫ع أن ُه أم ۖۖ ِإنَّ ُه أم ِرجأ ب‬
‫س‬ ُ ‫ع أن ُه أم ۖۖ فَأَع ِأر‬
َ ‫ضوا‬ ُ ‫اّلِل لَكُ أم ِإذَا انقَلَ أبت ُ أم ِإلَ أي ِه أم ِلت ُ أع ِر‬
َ ‫ضوا‬ ِ َّ ‫س َي أح ِلفُونَ ِب‬
َ
“Kelak mereka akan bersumpah kepadamu dengan nama Allah, apabila kamu kembali
kepada mereka, supaya kamu berpaling dari mereka. Maka berpalinglah dari mereka;
karena sesungguhnya mereka itu adalah najis…” (Surat at-Tawbah, 9: 95)
Penyucian disini termasuk penyucian hati dari kemunafikan dan kecemburuan demikian
juga penyucian tubuh secara fisik dari kotoran. (al-Qawl al-Mufeed, hal. 144)
259 “Cinta” Allaah, dengan cara yang sesuai dengan Kemuliaan-Nya dan Kebesaran-Nya, adalah
kenyataan yang telah tetap. Tidak sama dengan cinta di antara makhluk-nya. Sedangkan mereka
yang mengklaim bahwa “cinta”-Nya berarti “balasan”-Nya atau “keinginan-Nya untuk
memberi”, adalah salah. (al-Qawl al-Mufid, hal. 144)
260
Kesesuaian Ayat Tersebut. Allaah melarang Nabi ( ‫ )ﷺ‬untuk shalat di Masjid Dirar,
meskipun shalat beliau di dalamnya ikhlas untuk Allaah. Hal ini menunjukkan bahwa setiap
tempat dimana Allaah tidak dipatuhi, pada keadaan normal tidak boleh shalat di dalamnya.

174
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

Tsabit Ibnu ad-Dhahhak261 Radliyallaahu 'anhu berkata:

َّ َ ‫سو ِل‬
ِ‫َّللا‬ َ ‫علَى‬
ُ ‫ع أه ِد َر‬ َ ‫ ( نَذَ َر َر ُج بل‬:‫اك رضي هللا عنه قَا َل‬ ِ ‫ع أن ثَا ِب‬
َّ ‫ت ب ِأن اَل‬
ِ ‫ض َّح‬ َ ‫َو‬
‫َّللاِ صلى هللا عليه‬ َّ َ ‫سو َل‬ ُ ‫ فَأَتَى َر‬,َ‫صلى هللا عليه وسلم أ َ أن َي أن َح َر إِ ِبَلً بِبُ َوانَة‬
‫ فَ َه أل َكانَ فِي َها ِعيدب ِم أن‬:‫ ََّل قَا َل‬:‫ ه أَل كَانَ فِي َها َوث َ بن يُ أعبَد ُ ؟ قَا َل‬:‫وسلم فَسَأَلَه ُ فَقَا َل‬
َّ َ ‫ص َي ِة‬
‫ َو ََّل‬,ِ‫َّللا‬ ِ ‫ أ َ أو‬:‫ ََّل فَقَا َل‬:‫أ َ أع َيا ِد ِه أم ؟ فَقَا َل‬
ِ ‫ف بِنَ أذ ِر َك فَإِنَّهُ ََّل َوفَا َء ِلنَ أذ ٍر فِي َم أع‬
ُ ‫ي َواللَّ أف‬
‫ظ‬ َّ ‫ َو‬,َ‫ َو ََّل فِي َما ََّل يَ أملِكُ اِب ُأن آدَ َم ) َر َواهُ أَبُو دَ ُاود‬,‫فِي قَ ِطي َع ِة َر ِح ٍم‬
ُّ ِ‫الطبَ َران‬
‫ص ِحي ُح ا َ أ ِْل أسنَا ِد‬
َ ‫ َو ُه َو‬,ُ‫لَه‬
Pada masa Rasulullah (‫ )ﷺ‬ada seseorang bernadzar 262 hendak menyembelih unta di

Masjid Dirar didirikan untuk shalat, tetapi merupakan tempat kedurhakaan. Sehingga, shalat
tidak boleh dilakukan di dalamnya. Demikian juga, tidak diperbolehkan bagi seseorang untuk
menyembelih kurban di tempat dimana hewan-hewan disembelih untuk selain Allaah. Hal itu
serupa dengan shalat di Masjid Dirar. Demikian juga, shalat pada waktu matahari terbit dan
terbenam dilarang karena merupakan waktu-waktu dimana penyembah berhala menyembah
matahari. Larangan ini relative terhadap waktu sedangkan larangan shalat relative terhadap
tempat. Akan tetapi, prinsip fundamentalnya sama. (al-Qawl al-Mufid, hal. 144-5)
261
Tsaabit adalah Sahabat Nabi ( ‫ )ﷺ‬dari suku Asyhal yang wafat pada tahun 64 H.
262 Istilah nadzar (sumpah) secara harfiah berarti “kewajiban” atau “janji”. Di dalam Syari‘ah
berarti, “mewajibkan diri sendiri untuk melakukan sesuatu demi Allaah yang sebelumnya tidak
diwajibkan.” Jika nadzarnya adalah sesuatu yang sudah diwajibkan, akan menjadi kewajiban dua
kali lipat, dari sudut pandang nadzar dan dari sudut pandang syariat. Konsekuensinya adalah
kafarat (penebusan) jika sumpah tidak terpenuhi.
Sumpah secara prinsip tidak disukai (makruh). Beberapa ulama condong pada
pelarangannya karena Nabi ( ‫ )ﷺ‬bersabda:

175
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

Buwanah263, lalu ia menemui Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dan


menanyakan hal itu. Beliau bertanya: "Apakah di situ pernah ada berhala264
jahiliyah265 yang disembah?". Ia menjawab: Tidak. Beliau bertanya: "Apakah di
situ pernah dirayakan hari raya mereka?"266…

َ ‫ع أن اَلنَّ ِبي ِ صلى هللا عليه وسلم أَنَّهُ نَ َهى‬


‫ع أن اَلنَّذأ ِر‬ َ ( ,‫ع أن ُه َما‬ َ ُ‫َّللا‬ َّ َ ‫ي‬
َ ‫ض‬ ِ ‫ع أن اِب ِأن عُ َم َر َر‬ َ ‫َو‬
‫علَ أي ِه‬ ِ ‫ج بِ ِه ِم أن ا َ ألبَ ِخ‬
َ ‫يل ) ُمتَّفَ بق‬ ُ ‫ ِإنَّهُ ََّل يَأأتِي بِ َخي ٍأر َو ِإنَّ َما يُ أست أَخ َر‬:‫ال‬
َ َ‫َوق‬
Dari Ibnu Umar bahwa Nabi ( ‫ )ﷺ‬melarang ber-nadzar, beliau bersabda: "Ia tidak mendatangkan
kebaikan, ia hanya dikeluarkan oleh orang bakhil.” (Sahih Muslim, vol. 3, hal. 871, no. 4021)
Juga karena di dalamnya mewajibkan manusia untuk melakukan sesuatu yang oleh
Allaah bersifat opsional, karenanya menambah beban. Juga karena, pada kebanyakan kasus,
orang yang bersumpah akan menyesalinya kemudian hari. Akan didapati ia bertanya pada para
ulama, kesana dan kesini, tentang sebuah cara untuk keluar dari sumpahnya karena
memberatkan. Hal ini terutama banyak terjadi di kalangan masyarakat ketika mereka merasa
lelah atas sesuatu atau sesuatu yang mereka butuhkan tertunda. Mereka bersumpah seolah-olah
mengatakan bahwa Allaah tidak akan memberi manfaat baginya kecuali dengan sumpah yang ia
buat. (al-Qawl al-Mufid, hal. 145)
263 Al-Baghawi berkata bahwa itu adalah sebuah tempat di selatan Makkah sebelum Yalamlam,
yang merupakan miqaat untuk orang-orang yang datang dari Yaman, sekitar 30 mil selatan dari
Makkah.
264 Istilah Arab yang digunakan disini untuk “berhala” adalah wathan, yang merujuk pada
berhala jenis apapun, baik obyek alam atau obyek bentukan yang dipahat. Istilah lain sanam
merujuk secara khusus kepada obyek buatan manusia.
265
Jaahiliyyah (secara harfiah. Masa kebodohan) merujuk pada periode pra-Islaam dimana
kebodohan terhadap wahyu ilahiyah tersebar luas.
266 Nabi ( ‫ )ﷺ‬bertanya tentang Syirik dalam pertanyaannya tentang berhala-berhala dan yang
menjurus kepadanya dalam pertanyaan beliau tentang hari raya-hari raya tersebut

176
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

Ia menjawab: Tidak. Beliau bersabda: "Penuhilah nadzarmu267.268 Sesungguhnya…

267 Kategori Nadzar


1. Nadzar yang pemenuhannya diwajibkan yaitu Nadzar ketaatan. Berdasarkan hadits:

ِ ‫َم أن نَذَ َر أ َ أن يُ ِط أي َع هللاَ فَ أليُ ِط أعهُ َو َم أن نَذَ َر أ َ أن َي أع‬


ِ ‫ص َيهُ فََلَ َي أع‬
‫ص ِه‬
‘Aa’ishah meriwayatkan dari Nabi ( ‫ )ﷺ‬bahwa beliau bersabda: “Barangsiapa bernadzar
untuk mentaati Allah, maka hendaklah ia mentaati-Nya, dan barangsiapa nadzar untuk
bermaksiat kepada-Nya, maka janganlah ia berbuat maksiat kepada-Nya.” (Sahih Al-
Bukhari, vol. 8, hal. 449-50, no. 687)
2. Nadzar yang pemenuhannya dilarang, yaitu nadzar untuk kedurhakaan. Dalilnya adalah
hadits sebelumnya dan hadits pada bab ini.
3. Nadzar yang sama dengan sumpah (yamin), nadzar yang diperbolehkan (mubaah), dapat
dipenuhi atau penebusan sumpah (kafarat) dapat dilakukan untuknya.
4. Nadzar kemarahan dan lijaaj. Disebut demikian karena kemarahan dan lijaaj umumnya
menjadi penyebab. Tetapi, bukan berarti harus ada. Adalah nadzar dimana yang
dimaksudkan adalah pengertian sumpah, mendorong, mencegah, membenarkan atau
menolak. Seseorang memiliki pilihan untuk memenuhinya atau membayar kafarat.
5. Nadzar yang tidak disukai. Pemenuhannya tidak disukai demikian juga pembayaran kafarat
untuk nadzar yang dilanggar tidak disukai.
6. Nadzar umum yang dibuat dalam bentuk sumpah tanpa menyebutkan secara khusus amalan
yang akan dilakukan. Tebusannya seperti sumpah yang dilanggar berdasarkan sabda nabi:

َ َّ‫َّللاِ صلى هللا عليه وسلم َكف‬


ُ ‫ارة‬ َّ َ ‫ال َرسُو ُل‬
َ َ‫ ق‬:‫ال‬
َ َ‫ام ٍر رضي هللا عنه ق‬
ِ ‫ع‬َ ‫ع أن عُ أقبَةَ ب ِأن‬ َ ‫َو‬
َ َّ‫اَلنَّذأ ِر َكف‬
ٍ ‫ارة ُ َي ِم‬
‫ين‬
Dari Uqbah Ibnu Amir Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
bersabda: "Kafarat nadzar adalah (sama dengan) kafarat sumpah." (Sunan at-Tirmidzi, Kitab:
Sumpah dan Nazar) [alQawl al-Mufeed, hal. 146-7]
268 Mengenai kata “Penuhi nadzarmu,” Ibn Taymiyyah berkata: “Ini menunjukkan bahwa
menyembelih hewan untuk Allaah di tempat dimana kaum musyrikin menyembelih untuk

177
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

nadzar itu tidak boleh dilaksanakan bila ia mendurhakai Allah269, memutuskan tali
persaudaraan, dan nadzar pada suatu benda yang tidak dimiliki oleh
manusia.270"271 [Riwayat Abu Dawud dan Thabrani sesuai standar keshahihan al-

berhala mereka atau dimana hari raya [musyrik] diadakan adalah kedurhakaan kepada Allaah,
karena putusan Nabi “Penuhi nadzarmu” berdasarkan jawaban mereka sebelumnya. Sehingga,
alasan syariat untuk putusan adalah wilayah tersebut bebas dari dua faktor yang melarang. Ketika
mereka menjawab “Tidak,” Nabi ( ‫ )ﷺ‬berkata: “Penuhi nadzarmu.” Ini berarti jika tempat
tersebut merupakan area untuk hari raya musyrik atau terdapat berhala, maka menyembelih di
sana menjadi dilarang, bahkan jika sumpah telah dibuat tentangnya. (Dikutip di dalam Divine
Triumph, hal. 147-8)
269
Masalah: Apakah Nadzar Kedurhakaan berpengaruh?
Ya itu benar, itulah sebabnya Nabi ( ‫ )ﷺ‬berkata mengenai sumpah kedurhakaan, “Jangan
mendurhakai-Nya,” dan bukan “Itu tidak sah.” Jika ia berkata “Itu tidak sah,” nadzar itu sendiri
akan menjadi tidak sah. Para ulama berbeda pendapat mengenai apakah kafarat diperlukan atau
tidak. Pendapat paling tepat adalah kafarat diharuskan karena Nabi (‫ )ﷺ‬tidak pernah
membatalkan kafarat. Beliau hanya membatalkan pemenuhannya. Sehingga, pernyataan
umumnya mengharuskan kafarat untuk terpenuhinya nadzar. (al-Qawl al-Mufid, hal. 147) Ini
adalah salah satu pendapat Imaam Ahmad dan merupakan pendapat Abu Hanifah. Pendapat lain
bahwa tidak ada kafarat diambil oleh asy-Syaafi‘i.
270
Pernyataan ini dapat merujuk pada apa yang ada di luar kapasitas syariah seseorang atau apa
yang di luar kapasitas yang ditakdirkan untuknya, keduanya tidak sah. Contohnya, jika seseorang
bersumpah untuk menjual milik orang lain atau untuk terbang ke bulan, sumpah demikian batal
dan tidak berlaku dan tidak memerlukan kafarat.
271
Relevansi Hadits
Menegaskan bahwa berkurban di tempat dimana penyembelihan kurban dilakukan untuk yang
selain Allaah tidak diperbolehkan. Hikmah di baliknya adalah:
1. Mengarah pada meniru-niru kaum kafir.

178
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

…Bukhaari dan Muslim]272.

Permasalahan Penting pada Bab 273

2. Mengarah pada kesan yang salah. Siapapun yang melihat seorang Muslim
menyembelih di tempat penyembelihan musyrik dapat menyimpulkan bahwa apa yang
dilakukan kaum musyrikin diperbolehkan.
3. Keyakinan dan pendapat kaum musyrikin akan diperkuat jika mereka melihat yang
lain melakukan apa yang mereka lakukan. Tidak diragukan lagi bahwa memperkuat
agama musyrik adalah terlarang. (al-Qawl al-Mufid, hal. 148)
272
Sunan Abu Dawud, vol. 2, hal. 939, no. 3307 dan dishahihkan di dalam Shahih Sunan Abi
Daawud, no. 2834.
273 (1) Penjelasan ayat: “Janganlah kamu bersembahyang dalam mesjid itu selama-lamanya
…” (9: 108) (2) Bahwa kedurhakaan kepada Allaah berdampak pada bumi demikian juga
ketakwaan. (3) Sesuatu yang problematik harus dijawab dengan sesuatu yang jelas untuk
menghilangkan kesamaran. (4) Seseorang yang berfatwa (Mufti) dapat bertanya secara detail jika
diperlukan. (5) Nadzar dapat dikhususkan untuk tempat tertentu selama tempat tersebut bebas
dari apapun yang dapat menyebabkan larangan untuk melakukannya. (6) Tidak diperbolehkan
untuk memenuhi nadzar di sebuah tempat, jika terdapat berhala masa jahiliyyah bahkan lama
setelah penyembahan berhala berakhir. (7) Tidak diperbolehkan untuk memenuhi nadzar di
tempat dimana kaum kufar telah merayakan perayaan ritual mereka bahkan jika telah berhenti
sejak lama. (8) Nadzar tidak dapat dipenuhi yang dibuat di tempat seperti ini karena dianggap
nadzar kedurhakaan (kepada Allaah). (9) Peringatan terhadap menyerupai kaum musyrikin
dalam perayaan mereka bahkan jika tidak bermaksud demikian (yaitu niat kaum Muslimin tidak
sama dengan niat kaum musyrikin). (10) Tidak ada nadzar yang valid dalam kedurhakaan kepada
Allaah. (11) Tidak ada nadzar yang valid pada apa yang di luar kepemilikan seseorang. ‘Secara
harfiah anak Adam.’

179
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

BAB No: 12
Bernadzar dengan Selain Allaah adalah Syirik274
Allaah ‫ ﷻ‬berfirman:

ً ‫يُوفُونَ بِالنَّ أذ ِر َويَخَافُو َن يَ أو ًما َكانَ ش َُّر ۥهُ ُم أست َ ِط‬


‫يرا‬
“Mereka menunaikan nazar 275 dan takut akan suatu hari yang azabnya
merata di mana-mana.” (Surat al-Insaan, 76: 7)

274
Perbedaan antara nadzar kepada selain Allaah dan nadzar kedurhakaan adalah bahwa nadzar
kedurhakaan pada dasarnya sebuah nadzar kepada Allaah, tetapi untuk melakukan sesuatu yang
berdosa. Nadzar kepada selain Allaah adalah Syirik karena bernadzar adalah bentuk ibadah pada
apa yang nadzar dibuat atas namanya. Sehingga, aspek ibadah ditujukan kepada selain Allaah.
Tidak berlaku dengan cara apapun dan tidak ada kafarat. Sebaliknya, karena ini adalah Syirik,
maka diperlukan pertobatan, seperti halnya bersumpah dengan selain Allaah. (al-Qawl al-Mufid,
hal. 151)
Abu Hurayrah meriwayatkan dari Rasulullah ( ‫ )ﷺ‬bahwa beliau bersabda: “Barang siapa
yang bersumpah lalu berkata dalam sumpahnya ‘demi Latta dan Uzza’ maka hendaknya
mengucapkan laa ilaha illallah. Barang siapa yang berkata kepada kawannya ‘mari kita
bertaruh’ maka hendaknya dia bersedekah.” (Sahih Al-Bukhari, vol. 6, hal. 362, no. 383)
275
Ayat ini disebutkan untuk memuji orang-orang shalih dan menyiratkan bahwa bernadzar
adalah sebuah bentuk ibadah, karena Allaah hanya memuji manusia menjanjikan surga karena
melakukan bentuk-bentuk ibadah. Poin ini akan lebih jelas, jika penulis, Muhammad ibn
‘AbdulWahhaab, telah menyebutkan firman Allaah:

َ ُ ‫َو أليُوفُوا نُذ‬


‫ور ُه أم‬
“hendaklah mereka menyempurnakan nazar-nazar mereka.” (Surat al-Haji, 22: 29)

180
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

Allaah ‫ ﷻ‬juga berfirman:

‫ار‬
ٍ ‫ص‬َ ‫َّللاَ َي أعلَ ُم ۥه ُ ۗۖ َو َما ِللظّٰ ِل ِمي َن ِم أن أَن‬
َّ ‫َو َما ا أَنفَ أقتُم ِمن نَّفَقَ ٍة أ َ أو نَذَ أرتُم ِمن نَّ أذ ٍر فَإ ِ َّن‬

“Apa saja yang kamu nafkahkan atau apa saja yang kamu nazarkan, maka
sesungguhnya Allah mengetahuinya. 276 Orang-orang yang berbuat zalim
tidak ada seorang penolongpun baginya.” (Surat al-Baqarah, 2: 270)

Diriwayatkan di dalam Shahih277 ‘Aa’ishah278 meriwayatkan dari Nabi (‫ )ﷺ‬bahwa


beliau bersabda:

ِ ‫َم أن نَذَ َر أ َ أن يُ ِط أي َع هللاَ فَ أليُ ِط أعهُ َو َم أن نَذَ َر أ َ أن يَ أع‬


ِ ‫صيَهُ فََلَ يَ أع‬
‫ص ِه‬

Ayat ini berisi perintah untuk memnuhi nadzar yang menunjukkan bahwa nadzar adalah sebuah
bentuk ibadah, karena, ibadah adalah apa yang telah diperintahkan di dalam Syari‘ah. (al-Qawl
al-Mufeed, hal. 151)
Relevansi Ayat Tersebut
Penulis menggunakan ayat di dalam surat al-Insaan sebagai dalil bahwa bernadzar kepada
selain Allaah adalah Syirik dari perspektif bahwa nadzar adalah sebuah bentuk ibadah, yang, jika
ditujukan kepada selain Allaah secara otomatis menjadi kesyirikan.
276 Mengaitkan sesuatu dengan “Pengetahuan Allaah” menunjukkan bahwa dalam melakukan
atau tidak melakukannya akan ada imbalan atau hukuman, yang merupakan indikator lain bahwa
itu pasti sebuah bentuk ibadah. Ini adalah sudut pandang dimana penulis membawakan ayat ini
untuk mendukung hukum bahwa bernadzar pada selain Allaah adalah Syirik.
277 Sahih Al-Bukhari,vol. 8, hal. 449-450, no. 687. Juga dikumpulkan oleh an-Nasaa’i, vol. 7,
Kitab ‘Sumpah dan Nadzar’ Ibn Maajah, vol. 1, no. 2126 dan Abu Daawud, vol. 2, no. 3289.
278
‘A’isyah bint Abi Bakr menikah dengan Nabi ( ‫ )ﷺ‬di usia 7 tahun dan berkumpul dengan
beliau di usia 9 tahun. Beliau adalah ulama terkemuka di kalangan umat Nabi. Di antara para
perawi hadits, beliau adalah perawi hadits terbanyak ke-empat. Beliau wafat pada tahun 57H.

181
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

“Barangsiapa bernadzar untuk mentaati Allah, maka hendaklah ia mentaati-


Nya279, dan barangsiapa nadzar untuk bermaksiat kepada-Nya, maka janganlah ia

279
Terdapat banyak riwayat shahih menunjukkan bahwa nadzar ketaatan harus dipenuhi. Berikut
ini sedikit di antaranya:
Ibn ‘Abbaas meriwayatkan bahwa ketika Nabi ( ‫ )ﷺ‬menyampaikan ceramah beliau
melihat seorang pria berdiri, maka beliau bertanya tentangnya. Orang-orang menjawab: Itu
adalah Abu Israa’il yang telah bernadzar bahwa ia akan berdiri dan tidak pernah duduk, tidak
berdiri di bawah tempat teduh, tidak berbicara pada siapapun, dan bahwa dia akan berpuasa .
Nabi ( ‫ )ﷺ‬bersabda: “Perintahkan ia berbicara, berteduh dan duduk. Tapi biarkan ia
menyelesaikan puasanya.” (Sahih Al-Bukhari, vol. 8, hal. 453, no. 695)
Ibn ‘Umar meriwayatkan bahwa ayahnya bertanya kepada Nabi ( ‫)ﷺ‬: Ya Rasulullah! Aku
bernadzar melaksanakan I‘tikaaf (menyepi) di al-Masjid al-Haraam pada masa pra-Islam?” Nabi
(‫ )ﷺ‬menjawab: “Penuhi nadzarmu.” (Sahih Al-Bukhari, vol. 8, hal. 450, no. 688)
Bahkan nadzar saudaranya harus dipenuhi seperti ditunjukkan pada riwayat Ibn ‘Abbaas
berikut yang menyatakan bahwa seorang pria mendatangi Nabi ( ‫ )ﷺ‬dan bertanya pada beliau:
Saudariku bernadzar untuk melaksanakan Haji, tetapi meninggal [sebelum memenuhinya]. Nabi
(‫ )ﷺ‬bertanya: “Apakah kau akan membayarkan hutangnya jika dia memiliki hutang?” Ia
menjawab: Ya. Nabi ( ‫ )ﷺ‬lalu berkata: “Maka bayarkan hak Allaah, karena Ia lebih berhak untuk
menerima hak-Nya.” (Sahih Al-Bukhari, vol. 8, hal. 451, no. 690)
Akan tetapi, jika ada pilihan yang lebih baik, seseorang dapat meninggalkan nadzar
ketaatan dan melakukan pilihan yang lebih baik dan menebusnya. ‘AbdurRahmaan ibn Samurah
mengatakan bahwa Rasulullah ( ‫ )ﷺ‬bersabda: “Wahai ‘Abdur-Rahmaan! Jangan meminta
jabatan, karena jika engkau diberi jabatan tanpa memintanya, Allaah akan membantumu. Tetapi
jika engkau mendapatkannya karena memintanya, maka engkau akan dimintai
pertanggungjawaban untuknya. Dan jika engkau mengambil sumpah kemudian menemukan
sesuatu yang lebih baik, maka lakukan yang lebih baik itu dan bayarlah kafarat untuk
nadzarmu.” (Sahih Al-Bukhari, vol. 8, hal. 469, no. 715)

182
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

…berbuat maksiat kepada-Nya280.”

Permasalahan Penting pada Bab 281

280
Penebusan nadzar yang tak terpenuhi adalah sama dengan sumpah yang tidak terpenuhi
(Qur’aan, 5: 89).

‫ش‬
َ ‫ع‬ َ ‫ط َعا ُم‬‫عقَّدت ُّ ُم أاْلَيأمَٰ نَ ۖۖ فَ َكفّٰ َرت ُ اهُۥ ِإ أ‬ ِ ‫َّللاُ بِاللَّ أغ ِو فِ اى أَيأمَٰ نِكُ أم َو َٰل ِكن يُ َؤ‬
َ ‫اخذُكُم بِ َما‬ َّ ‫اخذُكُ ُم‬
ِ ‫ََّل يُ َؤ‬
‫ير َرقَبَ ٍة ۖۖ فَ َمن لَّ أم يَ ِج أد َف‬ ُ ‫َحأر‬ ‫س ِط َما ت ُ أ‬
ِ ‫ط ِع ُمونَ أ َ أه ِليكُ أم أ َ أو ِكس َأوت ُ ُه أم أ َ أو ت‬ َ ‫َر ِة َم َٰسكِينَ ِم أن أ َ أو‬
‫ص َيا ُم ث َ َٰلث َ ِة أَي ٍَّام ۚۖ َٰذ ِل َك َكفّٰ َرة ُ أَيأمَٰ ِنكُ أم ِإذَا َحلَ أفت ُ أم‬
ِ
“Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpahmu yang tidak dimaksud
(untuk bersumpah), tetapi Dia menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpah yang kamu
sengaja, maka kaffarat (melanggar) sumpah itu, ialah memberi makan sepuluh orang
miskin, yaitu dari makanan yang biasa kamu berikan kepada keluargamu, atau memberi
pakaian kepada mereka atau memerdekakan seorang budak. Barang siapa tidak sanggup
melakukan yang demikian, maka kaffaratnya puasa selama tiga hari. Yang demikian itu
adalah kaffarat sumpah-sumpahmu bila kamu bersumpah (dan kamu langgar).” (Surat al-
Maa’idah, 5: 89)
281
(1) Memenuhi nadzar adalah wajib. (2) Karena disetujui bahwa bernadzar adalah amal ibadah
kepada Allaah, ini menunjukan bahwa nadzar pada selain Allaah adalah melakukan Syirik. (3)
Nadzar apapun berdasarkan kedurhakaan (pada Allaah ‫ )ﷺ‬tidak boleh dilaksanakan.

183
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

BAB No: 13
Meminta Perlindungan282 kepada selain Allaah adalah
Syirik

Allaah ‫ ﷻ‬berfirman:

‫نس يَ ُعوذُو َن ِب ِر َجا ٍل ِمنَ أال ِج ِن فَزَ ادُو ُه أم َر َهقًا‬ ِ ‫َوأَنَّ ۥه ُ َكانَ ِر َجا بل ِمنَ أ‬
ِ ‫اْل‬
“Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta
perlindungan kepada beberapa laki-laki 283 di antara jin284, maka jin-jin itu…

282 Meminta perlindungan kepada Allaah adalah amal ibadah yang disebutkan Allaah di dalam
Qur’aan itu sendiri:

‫س ِمي ُع أال َع ِلي ُم‬


َّ ‫اّلِل ۖۖ ِإنَّ ۥهُ هُ َو ال‬ ‫شي َٰأط ِن ن أَز ب‬
ِ َّ ‫غ فَا أست َ ِعذأ ِب‬ َّ ‫غنَّ َك مِنَ ال‬
َ َ‫َو ِإ َّما َينز‬
“Dan jika syetan mengganggumu dengan suatu gangguan, maka mohonlah perlindungan
kepada Allah. Sesungguhnya Dialah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
(Surat Fussilat, 41: 36).
Sehingga, dilarang untuk menujukan bentuk ibadah apapun milik Allaah kepada selain-Nya.
283
Kalimat “laki-laki di antara jin” menunjukkan bahwa, tidak seperti malaikat, terdapat Jinn
laki-laki dan Jinn perempuan.
284
Dalam menjelaskan ayat ini, Ibn Taymiyyah berkata: “Apabila seorang pria pada jaman itu
memasuki lembah –dan lembah dianggap tempat tinggal Jinn, karena mereka lebih banyak
berada di lembah dibandingkan tempat tinggi– pria itu akan berkata: ‘Aku meminta perlindungan
dari penguasa tertinggi lembah ini dari penghuninya yang jahil.’ Ketika Jinn mengetahui
manusia meminta perlindungan kepada mereka, mereka akan meneror dan menyerang manusia
dengan lebih ganas. Manusia akan membawa bersama mereka amulet dan jimat menggunakan

184
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

…menambah bagi mereka dosa dan kesalahan 285.” (Surat al-Jinn, 72: 6)

nama Jinn dan penguasa mereka dan manusia akan bersumpah dengan nama mereka di kalangan
jin dan penguasanya yang disegani. Ini berakibat ditinggikan dan dihormatinya Jinn oleh
manusia atas diri manusia sendiri. Sehingga, seringkali Jinn akan memenuhi beberapa
permintaan manusia –terutama karena mereka mengetahui bahwa manusia lebih mulia dan lebih
terhormat dibandingkan mereka. Jika manusia menghambakan diri dan meminta perlindungan
dari mereka, ia menjadi orang penting yang dengan bodohnya meminta pertolongan dari yang
bukan siapa-siapa dalam memenuhi kebutuhannya.” (Ibn Taymiyyah’s Essay on the Jinn, hal.
19-20)
285
Ayat ini menunjukkan bahwa meminta perlindungan pada Jinn adalah haraam karena tidak
bermanfaat bagi orang yang meminta perlindungan. Justru hal itu menambah rasa takutnya. Oleh
karenanya ia dihukum dengan mendapatkan kebalikan dari apa yang dicarinya.
Allaah juga mencela kaum musyrikin karena hubungan mereka dengan Jinn.

‫نس َربَّ َن‬


ِ ‫اْل‬ِ ‫ال أ َ أو ِليَاا ُؤهُم ِمنَ أ‬ َ َ‫نس ۖۖ َوق‬ ِ ‫َويَ أو َم يَحأ شُ ُرهُ أم َج ِميعًا َٰي َم أعش ََر أال ِج ِن قَ ِد ا أست َ أكث َ أرتُم ِمنَ أ‬
ِ ‫اْل‬
‫شا ا‬ َ ‫ار َمثأ َو َٰٮكُ أم َٰخ ِلدِينَ فِي َها ا إِ ََّّل َما‬
ُ َّ‫ال الن‬ َ ‫ِى أ َ َّج أل‬
َ َ‫ت لَنَا ۚۖ ق‬ ‫ض َوبَلَ أغنَا ا أ َ َجلَنَا الَّذ ا‬ ُ ‫ا ا أست َ أمت َ َع بَ أع‬
ٍ ‫ضنَا بِبَ أع‬
َ ‫َّللاُ ۗۖ ِإ َّن َرب ََّك َح ِكي بم‬
‫ع ِلي بم‬ َّ ‫َء‬
“Dan (ingatlah) hari di waktu Allah menghimpunkan mereka semuanya (dan Allah
berfirman): "Hai golongan jin, sesungguhnya kamu telah banyak menyesatkan manusia",
lalu berkatalah kawan-kawan meraka dari golongan manusia: "Ya Tuhan kami,
sesungguhnya sebahagian daripada kami telah dapat kesenangan dari sebahagian (yang
lain) dan kami telah sampai kepada waktu yang telah Engkau tentukan bagi kami". Allah
berfirman: "Neraka itulah tempat diam kamu, sedang kamu kekal di dalamnya, kecuali
kalau Allah menghendaki (yang lain)". Sesungguhnya Tuhanmu Maha Bijaksana lagi
Maha Mengetahui” (Surat al-An‘aam, 6: 128)
Manusia memperoleh manfaat dari pengetahuan Jinn tentang hal ghaib dan bantuan
dalam memenuhi kebutuhan mereka sebagai manusia. Sementara Jinn bersenang-senang dalam
pemuliaan manusia kepadanya, dan ketundukan manusia pada keinginan mereka. Manusia tidak

185
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

Khaulah bintu Hakim As-Sulamiyyah berkata; aku mendengar Rasululullah (‫)ﷺ‬


bersabda:

ُ َ‫ لَ أم ي‬،َ‫ت ِم أن ش َِر َما َخلَق‬


ُ ‫ض َّره‬ ِ ‫عوذُ ِب َك ِل َما‬
ِ ‫ت هللاِ التَّا َّما‬ ُ َ ‫ أ‬:‫" َم أن نَزَ َل َم أن ِز ًَّل ث ُ َّم قَا َل‬
‫ َحتَّى يَ أرت َ ِح َل ِم أن َم أن ِز ِل ِه ذَلِ َك‬،‫َي بء‬ ‫ش أ‬
"Barang siapa yang singgah pada suatu tempat kemudian dia berdo'a:
'A'AUUDZU BI KALIMAATILLAHIT TAAMMATI MIN SYARRI MAA KHALAQ
(Aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna286 dari kejelekan apa saja
memiliki kemampuan untuk mengendalikan Jinn, seperti yang diklaim beberapa orang. Kendali
tersebut hanya diberikan kepada Nabi Sulaimaan sebagai salah satu keajaiban beliau. Nabi
Muhammad ( ‫ )ﷺ‬bersabda:

،ُ‫َّللاُ ِم أنهُ فَأ َ َخذأتُه‬


َّ ‫ فَأ َ أم َكنَ ِني‬،‫صَلَتِي‬ َ ‫ي‬ َّ َ‫عل‬َ ‫ط َع‬َ ‫ار َحةَ ِل َي أق‬ ِ ‫ت ال َب‬ َ َّ‫الج ِن تَفَل‬
ِ َ‫ِإ َّن ِع أف ِريتًا مِن‬
ُ‫ فَذَ َك أرت‬،‫س َو ِاري ال َمس ِأج ِد َحتَّى تَ أنظُ ُروا ِإلَ أي ِه كُلُّكُ أم‬ َ ‫اريَ ٍة ِم أن‬ ِ ‫س‬َ ‫ع َلى‬ َ ُ‫فَأ َ َردأتُ أ َ أن أَ أرب‬
َ ُ ‫طه‬
‫ب هَبأ ِلي ُم أل ًكا َّلَ يَ أنبَ ِغي ِْل َ َح ٍد ِم أن بَ أعدِي فَ َردَدأتُهُ خَا ِسئًا‬ ِ ‫دَع َأوة َ أ َ ِخي سُلَ أي َمانَ َر‬
“Sesungguhnya jin Ifrit tiba-tiba menggangguku untuk memutus shalatku tadi malam. Kemudian
Allah memberi kemampuan kepadaku untuk mengalahkannya, lalu akupun memegangnya.
Kemudian aku ingin mengikatnya di salah satu tiang masjid, sehingga kalian semua bisa
melihatnya. Namun aku teringat doa saudaraku Nabi Sulaiman: Wahai Rabku,
anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang juapun sesudahku.
Kemudian akupun melepaskannya sementara dia dalam kondisi terhina
(Surat Saad, 38: 35)” (Sahih Al-Bukhari, vol. 1, hal. 268, no. 75 dan Sahih Muslim, vol. 1, hal.
273, no. 1104)
286
Kalimat Allaah sempurna dari dua aspek:
1. Kebenaran berita.
2. Keadilan dalam hukum-hukumnya. Berkaitan dengan hal ini, Allaah ‫ ﷻ‬telah berfirman:

‫عدأ ًَّل‬
َ ‫صدأقًا َو‬ ‫َوت َ َّم أ‬
ِ ‫ت َك ِل َمتُ َر ِب َك‬
186
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

yang Dia ciptakan)287, ' niscaya tidak akan ada yang membahayakannya hingga di
pergi dari tempat itu.288"

“Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu (Al-Quran) sebagai kalimat yang benar dan adil.”
(Surat al-An‘aam, 6: 115) [al-Qawl al-Mufeed, hal. 157]
Al-Qurtubi berkata: “Di dalam Kalimat Allaah yang sempurna berarti Kalimat-Nya bebas
dari kecacatan dan ketidaksempurnaan.” Ini juga dikatakan memiliki arti “Qur’aan yang Mulia.”
(Divine Triumph, hal. 155)
287
Allaah menciptakan segala sesuatu, termasuk kebaikan dan kejahatan, akan tetapi kejahatan
tidak dikaitkan dengan Allah secara langsung, karena Dia menciptakan kejahatan untuk alasan
yang baik yang pada akhirnya menghasilkan kebaikan, sehingga hal tersebut di dalam dirinya
adalah kebaikan. Sehingga, kejahatan bukanlah salah satu sifat atau perbuatan Allaah, tetapi
termasuk di antara ciptaan-Nya.
Tidak semua yang Allaah telah/ akan ciptakan memiliki kejahatan di dalamnya. Tetapi
seseorang harus meminta perlindungan dari kejahatan di dalamnya, jika ada. Ciptaan dapat
dibagi menjadi 3 kategori:
1. Jahat sepenuhnya; misalnya, Neraka, berkaitan dengan esensinya.
2. Baik sepenuhnya; misalnya, Surga, Para Malaikat..
2. Memiliki kebaikan dan kejahatan, yaitu manusia, Jinn dan binatang. (al-Qawl al-
Mufid, hal. 157)
288 Jika orang yang mengucapkan doa ini disakiti oleh apapun, bukan karena doa tidak bekerja
atau Nabi ( ‫ )ﷺ‬memberikan informasi yang salah, karena apapun yang telah Nabi ( ‫ )ﷺ‬beritahukan
pada umatnya adalah kebenaran absolut. Jika tidak berhasil, itu karena factor pencegah yang lain.
Prinsip ini berlaku pada semua kasus dimana Nabi ( ‫ )ﷺ‬diberitahu tentang penyebab syar’i yang
sepertinya tidak berhasil. Kesalahan tidak terletak pada penyebabnya, tetapi pada factor lain yang
mencegahnya dari menghasilkan efek yang dijanjikan. Misalnya, pembacaan Surat al-Faatihah
untuk orang sakit adalah sarana penyembuhan. Akan tetapi beberapa orang mungkin
membacanya dan penyakitnya tidak membaik. Demikian juga, membaca Doa sebelum
berhubungan suami-istri akan mencegah Setan menyakiti keturunan seseorang. Tetapi, mungkin

187
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

…Dikumpulkan oleh Muslim289

Masalah Penting pada Bab290

telah dilakukan dan anak tersebut masih disakiti oleh Setan. Kegagalan ini karena adanya
penghalang antara penyebab dan akibatnya. Seseorang harus mencari penyebab terhalangnya dan
menghilangkannya agar akibat yang dijanjikan dapat terjadi. (al-Qawl al-Mufeed, hal. 157-8)
289
Shahih Muslim, vol. 4, hal. 1421, no. 6541.
Bukti-bukti di dalam Hadits
Penulis memberikan judul bab ini “Meminta Perlindungan pada Selain Allaah adalah Syirik,”
sedangkan di dalam hadits perlindungan dicari di dalam “Kalimat Allaah”. Pernyataan ini adalah
bukti bahwa “Kalimat Allaah” adalah di antara sifat-sifat-Nya sehingga bukan diciptakan.
Karena meminta perlindungan pada ciptaan adalah tidak diperbolehkan dalam situasi seperti ini.
Jika Kalimat Allaah adalah ciptaan, Nabi ( ‫ )ﷺ‬tidak akan memerintahkan kita meminta
perlindungan di dalamnya.
290
(1) Penjelasan ayat dari Surat al-Jinn (72: 6). (2) Meminta perlindungan pada yang selain
Allaah adalah sebuah aspek kesyirikan. (3) Menggunakan hadits ini sebagai sebuah bukti:
Karena para ulama menggunakannya untuk membuktikan bahwa Kalimat Allah bukanlah
ciptaan. Mereka mengatakan hal ini karena meminta perlindungan kepada makhluk ciptaan
adalah syirik. (4) Keutamaan doa ini meskipun pendek. (5) Meskipun mungkin saja seseorang
memperoleh manfaat keduniaan dari sesuatu, sebagai pencegahan dari bahaya atau kejahatan,
atau memperoleh keuntungan atau kebaikan, tetapi tidak berarti bahwa hal itu (bergantung pada
yang demikian) bukan kesyirikan

188
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

BAB No: 14
Mencari Pertolongan291 Dari atau Menyeru292 kepada…

291 Istilah sebenarnya yang digunakan disini adalah yastaghits, yang berarti meminta
dihilangkannya kesulitan dari mereka yang menderita, yang berbeda dari yasta‘in, yang berarti
secara umum meminta pertolongan dari yang lain. Ini juga berbeda dari Doa (seruan;
permohonan) yang dilakukan mereka yang kesusahan demikian juga mereka yang tidak
kesusahan.
292
Ibn al-Qayyim mendefinisikan Doa sebagai, “Meminta apa yang bermanfaat untuk orang
tersebut, meminta dihilangkan apa yang menyakitinya, dan meminta bahaya dijauhkan darinya
[sebelum mengenainya]. ” (Badaa’i al-Fawaa’id, 3: 2)
Doa adalah penegasan tersirat pada ketiga aspek Tawhid. Hal ini menegaskan ar-
Rububiyyah (kekuasaan) dengan menyiratkan bahwa Tuhan itu ada dan mengendalikan segala
urusan. Juga mengakui al-Asmaa was-Sifaat (Nama-nama dan sifat-sifat ilahiyah) dengan
berdasarkan pada Allaah mendengar bisikan permohonan hamba, dimanapun ia berada. Lebih
lanjut, al-‘Ubudiyyah (pemujaan) ditegaskan, karena Doa adalah ibadah yang ditujukan kepada
Tuhan. (Doa, hal. 25-7)
Pada dasarnya terdapat dua jenis Doa: Doa al-‘Ibaadah (seruan penyembahan) dan Doa
al-Mas’alah (seruan permohoan), keduanya saling berkaitan erat. Setiap Seruan Penyembahan
dan setiap Seruan Permohonan berisi Seruan Penyembahan.
1. Doa al-‘Ibaadah adalah untuk memenuhi perintah Allaah, seperti shalat, puasa, berhaji,
dll, yang berdasarkan keinginan untuk mendapatkan pahala dan keselamatan dari
hukuman. Sehingga, melakukan amal ibadah berisi permohonan tak terungkapkan dan
dapat disertai permohonan yang diungkapkan.
2. Doa al-Mas’alah adalah memohon apa yang dibutuhkan dan apa yang dapat menolak
bahaya. Sebagai contoh, doa dari Qur’aan:

ِ ‫اب ال َّن‬
‫ار‬ َ ‫سنَةً َو ِقنَا‬
َ َ ‫عذ‬ َٰ ‫سنَةً َو ِفى أ‬
َ ‫اَّل ِخ َر ِة َح‬ َ ‫َربَّ َناا َءا ِتنَا ِفى الدُّ أن َيا َح‬
189
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

"Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah
kami dari siksa neraka"” (Surat al-Baqarah, 2: 201) [al-Qawl al-Mufeed, hal. 162]
Yasir Qadhi menjelaskan hubungan antara dua jenis seruaan dimana ketika seorang
Muslim berdoa: ‘Ya Allaah! Karuniakanlah aku dengan keturunan yang shalih’, ia melakukan
seruan permohonan karena ia memohon sebuah manfaat, Akan tetapi seruan sederhana ini juga
menyiratkan bahwa Allaah adalah Satu yang mendengar doanya dan merespon kepadanya, dan
Dia adalah Satu yang memberikan rezeki dan memberkahi orang-orang dengan keturunan.
Sehingga Seruan Permohonan ini secara intrinsik berisi Seruan Penyembahan pada saat
bersamaan. (Du‘a, hal. 34). Di sisi lain, ketika seseorang mengucapkan: Maha Suci Allaah
(Subhaanallaah) atau Segala Puji bagi Allaah (al-Hamdulillaah), ia meyakini bahwa Allaah
senang dengan kalimat pujian semacam ini dan, tanpa perlu mengucapkan, mencari pahala dari
Allaah untuknya. Demikian juga jika ia berpuasa atau membayar Zakaah, ia ingin Allaah
menerimanya dan memberikan pahala untuknya.
Keutamaan Doa
1. Doa adalah amalan paling mulia yang dapat dilakukan manusia seperti disebutkan dalam
sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurayrah dimana Nabi ( ‫ )ﷺ‬bersabda:
“Tidak ada sesuatu yang paling mulia di sisi Allaah daripada Doa.” (Sunan at-Tirmidzi, dan
dishahihkan dalam Shahih al-Jaami‘ as-Saghir, no. 5392)
2. Doa juga bentuk ibadah paling baik karena doa adalah kaitan langsung antara manusia dan
tuhannya. Nabi ( ‫ )ﷺ‬diriwayatkan telah bersabda:
“Ibadah paling utama adalah Doa.” (Mustadrak al-Haakim, 1: 491 dan dishahihkan dalam
Shahih al-Jaami‘ as-Saghir, no. 1579)
3. Doa membentuk esensi dari ibadah. Nabi ( ‫ )ﷺ‬diriwayatkan telah bersabda:
“Doa adalah Ibadah.” (Sunan Abu Dawud, vol. 1, hal. 387, no. 1474 dan dishahihkan dalam
Shahih Sunan Abi Dawud, no. 1312)
Hadits yang sering dikutip tentang Doa(lihat Divine Triumph, hal. 169) diriwayatkan
oleh al-Haakim (1: 492):
“Doa adalah senjata orang mukmin, tiangnya agama dan cahaya langit dan bumi,” adalah palsu.
Lihat Silsilah ahaaditsah ad-Da‘ifah, no. 179.

190
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

Kategori Orang yang Berdoa


Berkaitan dengan orang yang berdoa dan obyek dari doanya, manusia dapat digolongkan ke
dalam empat kategori utama:
1. Mereka yang menyeru kepada selain Allaah.
2. Mereka yang beriman kepada Allaah dan menyembah-Nya tetapi tidak pernah meminta
apapun dari-Nya. Seruan Ibadah mereka kepada Allaah bersifat umum, tetapi Seruan
Permohonan mereka ditujukan kepada selain Allaah. Seperti di dalam kasus penyembahan wali,
dimana para wali menjadi perantara yang dianggap membawakan doa para pengikutnya kepada
Allaah atau mereka mengabulkan doa secara langsung. Ini juga menjadi kasus dari Muslim yang
jahil yang terobsesi dengan materi dunia sehingga amal ibadahnya menjadi ritual kosong tanpa
nilai spiritual apapun. Bahkan jika ia melakukan ritual Seruan Permohonan, hatinya tidak disana.
Terdapat juga beberapa yang meyakini bahwa secara spiritual lebih utama untuk hanya
melakukan Seruan Penyembahan, beberapa bahkan lebih jauh lagi melabeli seruan permohonan
sebagai sebuah dosa. Bagi mereka, seruan permohonan menyiratkan ketidakpuasan terhadap
Takdir Allaah. Hadits palsu yang sering disebutkan tentangnya “Ketika Ibraham dilemparkan ke
dalam Api, Jibril bertanya kepadanya: Apakah kau memerlukan bantuan? Beliau menjawab:
Darimu, tidak! Maka Jibril memberitahunya: Mintalah pada Tuhanmu. Ibraham menjawab:
Sudah cukup meminta agar Tuhanku mengetahui keadaanku.” Riwayat ini tidak ditemukan
dengan rantai periwayatan apapun di dalam kompilasi Sunnah manapun. (Majmoo‘ al-Fataawaa,
8: 539)
3. Mereka yang beriman kepada Allaah tetapi tidak menyembah-Nya dan tidak melakukan
seruan permohonan. Contoh terbaik kategori ini adalah Iblis. Setelah diusir dari Surga karena
kesombongannya, ia berdoa kepada Allaah meminta penangguhan sampai hari akhir. Dan Allaah
menjawab doanya dan mengabulkan keinginannya. Ia meninggalkan seruan penyembahan karena
kesombongan dan tergoda untuk menggunakan seruan permohonan karena keserakahan.
Termasuk di dalam kategori ini adalah mereka yang memilih kehidupan dunia ini daripada
kehidupan setelahnya. Allaah menggambarkan mereka sebagai berikut:

ٍ ‫اس َمن َيقُولُ َربَّنَاا َءا ِتنَا ِفى الدُّ أن َيا َو َما لَ ۥهُ ِفى ا أ ََّٰل ِخ َر ِة ِم أن خ ََٰل‬
‫ق‬ ِ َّ‫فَمِنَ الن‬

191
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

Selain Allaah adalah Syirik293

Allah ‫ ﷻ‬berfirman:

َ ‫ض ُّر َك ۖۖ فَإِن فَعَ أل‬


‫ت فَإِنَّ َك ِإذًا‬ ُ َ‫َّللا َما ََّل يَنفَعُ َك َو ََّل ي‬
ِ َّ ‫ُون‬ ُ ‫َو ََّل ت َ أد‬
ِ ‫ع ِمن د‬
‫ف لَ اۥهُ ِإ ََّّل ُه َو ۖۖ َو ِإن يُ ِر‬
َ ‫ض ٍر فَ ََل َكا ِش‬ َّ ‫س أس َك‬
ُ ‫َّللا ُ ِب‬ َ ‫الظ ِل ِمي َن}{ َو ِإن يَ أم‬ ّٰ ‫ِم َن‬
ُ ُ‫شا ا ُء ِم أن ِعبَا ِدِۦه ۚۖ َو ُه َو أالغَف‬
‫ور‬ َ َ‫يب ِبِۦه َمن ي‬
ُ ‫ص‬ ِ ُ‫ض ِلِۦه ۚۖ ي‬
‫أد َك ِب َخي ٍأر فَ ََل َرااد َّ ِلفَ أ‬
‫الر ِحي ُم‬
َّ

“Maka di antara manusia ada orang yang berdoa: "Ya Tuhan kami, berilah kami
(kebaikan) di dunia", dan tiadalah baginya bahagian (yang menyenangkan) di akhirat.”
(Surat al-Baqarah, 2: 200)
4. Mereka yang menggabungkan kedua jenis seruan doa dan menujukannya hanya kepada
Allaah. (Du‘a, hal. 35-9)
293
Judul dan hukum tentang Syirik dari penulis tidak boleh diambil menurut implikasi judul
secara umum. Bahkan hal ini terbatas pada mencari jenis pertolongan yang melampaui kapasitas
mereka yang diseru. Baik karena orang tersebut telah mati, tidak hadir, atau hal itu adalah
sesuatu yang hanya Allaah yang dapat menghilangkannya. Sebagai contoh, jika seseorang
menyeru pada orang yang mati atau tidak hadir untuk membelanya atau orang yang hadir untuk
membuat hujan di langit, atau menyebabkan angin dingin berhembus di musim panas, semua itu
akan dianggap sebagai Syirik. Akan tetapi, jika seseorang yang hadir bersama kita diminta untuk
melakukan apa yang berada pada kapasitasnya, ini diperbolehkan, dengan syarat bahwa kita
menjaga Tawhid kita tetap utuh dengan meyakini bahwa orang tersebut hanya sebuah sarana dan
bahwa ia tidak memiliki pengaruh pada dirinya sendiri untuk menghilangkan kesulitan.
Persyaratan ini diperlukan, karena seseorang dapat dengan mudah bergantung pada yang lain dan
melupakan sang Pencipta, sebab yang mengalihkan dari kesempurnaan Tawhid. (al-Qawl al-
Mufid, hal. 161)

192
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

Dan janganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak memberi manfaat dan
tidak (pula) memberi mudharat kepadamu selain Allah 294; sebab jika kamu
berbuat (yang demikian), itu, maka sesungguhnya kamu kalau begitu
termasuk orang-orang yang zalim295". Jika Allah menimpakan sesuatu

294 Kalimat “yang tidak memberi manfaat dan tidak (pula) memberi mudharat kepadamu selain
Allah,” adalah penjelasan dan bukan sebuah persyaratan sehingga anda diperbolehkan
menyembah seseorang yang dapat memberi manfaat ataupun mudharat kepada anda. Kalimat
tersebut mengklarifikasi bahwa apapun yang anda seru selain Allaah tidak akan memberi
manfaat ataupun mudharat. Seperti ayat: “Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah
menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa,” (Surat al-
Baqarah, 2: 21). Kalimat “yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu,” juga
adalah untuk memberikan penjelasan dan bukan sebuah persyaratan, karena tidak ada Tuhan lain
yang menciptakan kita dan yang sebelum kita. Kalimat penjelasan semacam ini berfungsi
sebagai alasan untuk aturan, “Dan janganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak memberi
manfaat dan tidak (pula) memberi mudharat kepadamu selain Allah,” dan “sembahlah Tuhanmu
yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu.” (al-Qawl al-Mufid, hal. 163)
295 Konstruksi bahasa Arab yang mengikuti adverb idzan (maka) menyiratkan bahwa “kamu akan
termasuk orang-orang yang dzalim” jika anda menyeru kepada yang lain. Tetapi, anda dapat
bertobat darinya dan deskripsi “dzalim” akan lenyap. Jadi, seseorang sebelum melakukan dosa
bukan orang yang dzalim dan setelah bertobat ia bukanlah orang yang dzalim, tetapi ketika
berbuat dosa dia adalah seorang yang dzalim. Seperti yang dikatakan Nabi ( ‫)ﷺ‬:

‫َّل يزني الزاني حين يزني وهو مؤمن‬


“Pezina tidak dikatakan mu’min ketika ia berzina.” (Sahih al-Bukhaari, vol. 7, hal. 339-340, no.
484.) Bentuk “dzalim” yang dimaksudkan disini adalah Syirik seperti dalam nasihat Luqmaan
kepada anaknya:

َ ‫ِإ َّن ال ِش أر َك لَظُ أل بم‬


‫ع ِظي بم‬

193
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya


kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada
yang dapat menolak kurnia-Nya. 296 Dia memberikan kebaikan itu kepada

“sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.”


(Surat Luqmaan, 31: 13)
Allaah tidak mengatakan: “kamu kalau begitu termasuk orang-orang yang dzalim” untuk
menjelaskan bahwa ini adalah kedzaliman dan penindasan.. Fakta bahwa seseorang yang
menyeru kepada selain Allaah melakukan kesyirikan adalah jelas, sedangkan fakta bahwa ini
adalah kedzaliman dan penindasan tidak begitu jelas dalam ayat tersebut. (al Qawl al-Mufid, hal.
163-4) Menyeru kepada selain Allaah juga adalah penindasan dan kedzaliman terhadap diri
sendiri seperti firman Allaah:

َ ‫ظلَ َم نَ أف‬
ُ ‫سه‬ َ ‫َّللا فَقَدأ‬
ِ َّ َ ‫َو َمن َيت َ َعدَّ ُحد ُود‬
“dan barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah, maka sesungguhnya dia telah
berbuat zalim terhadap dirinya sendiri.” (Surat Ath-Thalaq 65:1)
Orang tersebut mendzalimi diri sendiri dengan memperoleh murka Allah dan memperoleh
hukuman-Nya di dunia ini dan yang setelahnya.
296 Mengenai bagian dari ayat tersebut, Ibn Katsir berkata: “Ayat ini berisi penjelasan bahwa
kebaikan, keburukan, manfaat dan mudharat hanya datang dari Allaah saja dan tidak ada yang
memiliki bagian dalam kekuasaan-Nya terhadap segala sesuatu. Sehingga, hanya Dia-lah yang
berhak disembah, tanpa sekutu.” (Tafsir Ibn Katsir, vol. 4, hal. 666-7).
Hal ini serupa dengan sabda Nabi ( ‫)ﷺ‬:

‫واعلم أن اْلمة لو اجتمعت على أن ينفعوك بشيء لم ينفعوك إَّل بشيء قد كتبه هللا لك‬
“dan ketahuilah, bahwa seluruh makhluk (di dunia ini), seandainya pun mereka bersatu untuk
memberikan manfaat (kebaikan) bagimu, maka mereka tidak mampu melakukannya, kecuali
dengan suatu (kebaikan) yang telah Allah tuliskan (takdirkan) bagimu. (Sunan at-Tirmidzi, vol.
4, bab. Deskripsi Kiamat/ 22, no. 2635 dan dishahihkan dalam Shahih Sunan at-Tirmidzi, no.
2043)

194
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

Ketika “kebaikan” yang dibicarakan, itu adalah kehendak Allaah tetapi ketika
“keburukan” yang dibicarakan hal itu dinisbatkan kepada perbuatan-Nya. Metodologi ini diikuti
karena Allaah tidak menginginkan keburukan untuk makhluk-Nya, Dia menginginkan tujuan
baik lain yang dihasilkan dari keburukan tersebut. Nabi Muhammad ( ‫ )ﷺ‬mengutip Allaah
berkata:

“Sesungguhnya di antara hamba-Ku ada orang yang seandainya Kujadikan kaya, niscaya
kekayaan itu membuat dirinya rusak.” (Hadits Qudsi)
Teks sebenarnya adalah:

‫ يكره الموت و أكره مساءته و َّلبد له‬،‫شيء أنا فاعله ما ترددت في قبض المؤمن‬
‫ و َّل يزال عبدي المؤمن يتقرب إلي‬،‫ ما تقرب عبدي بمثل أداء ما افترضته عليه‬،‫منه‬
،‫ دعاني فأجبته‬،‫ و من أحببته كنت له سمعا و بصرا و يدا و مؤيدا‬،‫بالنوافل حتى أحبه‬
‫ و إن من عبادي لمن يريد الباب من العبادة‬،‫و سألني فأعطيته و نصح لي فنصحت له‬
‫ و إن من عبادي المؤمنين لمن َّليصلح إيمانه‬،‫فأكفر عنه َّل يدخله العجب فيفسده ذلك‬
‫ و إن من عبادي المؤمنين لمن َّل يصلح إيمانه إَّل‬،‫ ولو أغنيته ْلفسده ذلك‬،‫إَّل الفقر‬
‫ وإن من عبادي المؤمنين لمن َّل يصلح إيمانه إَّل‬،‫ ولو أسقمته ْلفسده ذلك‬،‫ال صحة‬
‫ إني عليم خبير‬،‫ إني أدبر عبادي بعملي بقلوبهم‬،‫ ولو أصححته ْلفسده ذلك‬،‫السقم‬
Hadits ini 'Dha'if Jiddan' seperti disebutkan dalam as-Silsilah ad-Dha‘ifiyyah, no. 1775
(merujuklah pada Website Al-Albaani - www.dorar.net/htmls/malbani.asp)
Di sisi lain, kebaikan diinginkan dari dalam kebaikan itu sendiri demikian juga akibat darinya.
Jadi, jika seseorang terkena sebuah penyakit, Allaah tidak menginginkan mudharat di dalam
penyakit itu sendiri, tetapi Dia menghendaki dari penyakit yang memudharatkan beberapa
kebaikan di baliknya. Hikmah di balik penyakit akan menjadi jelas di dalam orang yang sakit itu
sendiri atau bisa terlihat dari yang lainnya, seperti firman Allaah:

195
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya297 dan Dialah Yang


Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Surat Yunus, 10: 106-7)298

Dia juga berfirman:

‫َّللاِ ََّل‬ ِ ‫َّللاِ أ َ أو َٰثنًا َوت َ أخلُقُو َن ِإ أف ًكا ِإ َّن الَّذِينَ ت َ أعبُدُو َن ِمن د‬
َّ ‫ُون‬ ِ ‫ِإنَّ َما ت َ أعبُدُونَ ِمن د‬
َّ ‫ُون‬
‫الر أز َق َوا أعبُدُوه ُ َوا أش ُك ُروا لَ اۥهُ ِإلَ أي ِه ت ُ أر َج ُعو َن‬ َّ َ ‫َي أم ِل ُكو َن لَ ُك أم ِر أزقًا فَا أبتَغُوا ِعند‬
ِ ِ‫َّللا‬

ِ ‫شدِيد ُ أال ِعقَا‬


‫ب‬ َ َّ ‫صةً ۖۖ َوا أعلَ ُم اوا أ َ َّن‬
َ ‫َّللا‬ َ َ‫صي َب َّن الَّذِين‬
َّ ‫ظلَ ُموا ِمنكُ أم َخاا‬ ِ ُ ‫َواتَّقُوا فِتأنَةً ََّّل ت‬
“Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang
zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya.” (Surat
al-Anfaal, 8: 25)
Manusia tidak boleh berusaha untuk membatasi kebijaksanaan Allaah di dalam batasan
yang dapat mereka pahami karena kebijaksanaan -Nya jauh melebihi kapasitas pikiran manusia
yng terbatas. Akan tetapi, dapat diketahui dengan pasti bahwa Allaah tidak menginginkan
mudharat karena mudharat tersebut, tetapi untuk menghasilkan kebaikan dimana mudharat
tersebut adalah sebuah katalis. (al-Qawl al-Mufid, hal. 163-4)
297 Setiap tindakan dimana kehendak Allaah (masyi’ah) menjadi sebuah persyaratan untuk dapat
terjadi diatur oleh kebijaksanaan-Nya. Kehendak Allaah tidak sewenang-wenang, dimana Dia
melakukan sesuatu hanya karena ingin melakukannya. Di antara sifat-Nya adalah kebijaksanaan
dan di antara nama-Nya adalah al-Hakim (Maha Bijaksana).
298 Dalilnya: Pada bagian pertama ayat 106, “Dan janganlah kamu menyembah apa-apa yang
tidak memberi manfaat dan tidak (pula) memberi mudharat kepadamu,” Allaah menjelaskan
mengapa menyeru kepada selain-Nya adalah hal yang sia-sia dan tidak berguna; mereka tidak
memiliki kekuatan untuk menolong ataupun untuk menyakiti. Dan pada bagian kedua ayat ini,
“sebab jika kamu berbuat (yang demikian), itu, maka sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk
orang-orang yang zalim,” Allaah mengkonfirmasi bahwa menyeru kepada selain Allaah adalah
Syirik.

196
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

“Sesungguhnya apa yang kamu sembah selain Allah299 itu adalah berhala,
dan kamu membuat dusta. Sesungguhnya yang kamu sembah selain Allah itu
tidak mampu memberikan rezeki kepadamu 300; maka mintalah rezeki itu di
sisi Allah, dan sembahlah Dia 301…

299 Ibn al-Qayyim berkata: “Di antara jenis-jenis Syirik adalah menyeru kepada orang mati untuk
memenuhi kebutuhan seseorang dan meminta perlindungan mereka dan menghadap kepada
mereka [dalam doa]. Ini adalah dasar kesyirikan di dunia karena orang mati tidak dapat
melakukan apapun untuk diri mereka sendiri dan tidak lagi dapat memberikan manfaat ataupun
mudharat bahkan untuk mereka sendiri. Selain itu, beberapa orang mungkin memintanya untuk
menjadi perantara dengan Allaah. Hal ini, tentu saja, hasil ketidaktahuan mereka atas sifat
syafaat dan sifat Satu yang dari-Nya syafaat dicari.” (Dikutip dalam Divine Triumph, hal. 160-1)
300 Allaah mengidentifikasi di sini salah satu sifat utama Ketuhanan, memberikan penghidupan
untuk makhluk-makhluk. Karena berhala-berhala tidak dapat memberikan kebutuhan manusia,
kaum musyrikin diperintahkan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka hanya dari
pemberi yang sebenarnya, Allaah
301 Lebih lanjut, karena berusaha memenuhi kebutuhan-kebutuhan, yaitu, Seruan Permohonan
pada konteks ini adalah ibadah, Allaah memerintahkan kaum musyrikin agar penyembahan
sepenuhnya ditujukan hanya kepada diri-Nya. Yang dimaksud penyembahan disini adalah bahwa
mereka merendahkan diri mereka dalam ketaatan yang merupakan sebab rezeki, seperti firman
Allaah:

ُ ‫َّللا َيجأ َعل لَّهُۥ َم أخ َر ًجا َو َي أر ُز أقهُ ِم أن َحي‬


ُ ‫أث ََّل َيحأ ت َ ِس‬
‫ب‬ َ َّ ‫ق‬ِ َّ ‫َو َمن َيت‬
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan
keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (Surat at-
Talaaq, 65: 2-3)
Dengan mengikuti instruksi untuk mencari rezeki dari Allaah dengan menyembah-Nya,
Allaah menunjukkan bahwa aktualisasi ibadah adalah salah satu cara mencari rezeki. Demikian

197
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

…dan bersyukurlah kepada-Nya302…

juga, ibadah dari hamba yang meyakini bahwa barangsiapa takut kepada Allaah akan diberikan
rezeki karena secara tersirat mencari rezeki dari-Nya. (al-Qawl al-Mufid, hal. 166)
302
Penggunaan laam dalam kalimat bahasa Arab wasykuru lahu (dan bersyukurlah pada-Nya)
dan bukan wasykuruhu berisi petunjuk yang halus bahwa rasa syukur harus secara ikhlas hanya
untuk Allaah. Seseorang dapat bersyukur kepada Allaah sehingga karunia apapun yang telah
diperolehnya tetap ada, yang mana hal ini diperbolehkan. Akan tetapi bersyukur karena Allaah,
di dalamnya terdapat keberlanjutan rezeki dan lebih sempurna dan lebih utama.
Rasa Syukur
Syukur telah ditafsirkan sebagai “menaati yang memberikan nikmat,” dan hal ini terjadi
pada tiga tempat:
1. Hati. Bertempat di dalam hati seseorang mengakui dan mengenali bahwa nikmat adalah
dari Allaah maka, ia merasa bahwa Allaah lebih superior dari dirinya, dalam hal ini,
Allaah berfirman:

َّ َ‫َو َما ِبكُم ِمن نِ أع َم ٍة فَمِن‬


ِ‫َّللا‬
“Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya).”
(Surat an-Nahl, 16: 53)
Karunia terbesar adalah Islaam itu sendiri, seperti firman Allaah:

َ ‫علَ َّى ِإس َٰأل َمكُم ۖۖ َب ِل َّللاَّ ُ َي ُم ُّن‬


‫علَ أيكُ أم أ َ أن َهدَ َٰٮ‬ َ ‫علَي َأك أ َ أن أ َ أسلَ ُموا ۖۖ قُل ََّّل ت َ ُمنُّوا‬
َ َ‫َي ُمنُّون‬
ِ ‫كُ أم ِل أ‬
‫ْليمَٰ ِن‬
“Mereka merasa telah memberi nikmat kepadamu dengan keislaman mereka.
Katakanlah: "Janganlah kamu merasa telah memberi nikmat kepadaku dengan
keislamanmu, sebenarnya Allah, Dialah yang melimpahkan nikmat kepadamu
dengan menunjuki kamu kepada keimanan ...” (Surat al-Hujuraat, 49: 17)
2. Lidah. Bahwa orang tersebut memuji Allaah dengan cara membicarakannya dan
menegaskannya, tanpa membual dan menjadi sombong. Jadi, seseorang dapat berbicara
tentang kekayaannya, bukan untuk menyakiti perasaan orang miskin, tetapi untuk memuji

198
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

Hanya kepada-Nya-lah303 kamu akan dikembalikan” (Surat al-‘Ankaboot, 29:


17)304

َ ‫يب لَ ۥاهُ إِلَ َٰى يَ أو ِم أال ِق َٰي َم ِة َو ُه أم‬


‫عن‬ ُ ‫َّللاِ َمن ََّّل يَ أست َ ِج‬
َّ ‫ُون‬ ُ ‫ض ُّل ِم َّمن يَ أد‬
ِ ‫عوا ِمن د‬ َ َ ‫َو َم أن أ‬
‫عاائِ ِه أم َٰغ ِفلُو َن‬
َ ُ‫د‬
“Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang menyembah sembahan-
sembahan selain Allah yang tiada dapat memperkenankan (doa)nya sampai

Allaah. Hal ini diperbolehkan seperi dalam kasus orang buta dari bani Israil, ketika
malaikat mengingatkannya tentang nikmat Allaah, ia berkata: “Ya. Dahulu aku buta dan
Allaah mengembalikan penglihatanku dan dahulu aku miskin dan Allaah memberiku
kekayaan.”
3. Anggota badan. Untuk menggunakan anggota badan dalam ketaatan kepada yang
memberikan nikmat dengan apa yang sesuai untuk menunjukkan rasa syukur atas nikmat
tersebut. Contohnya, rasa syukur kepada Allaah untuk nikmat ilmu ditunjukkan dengan
berperilaku sesuai dengan ilmu dan mengajarkan ilmu itu kepada masyarakat. Rasa
syukur atas nikmat kekayaan, ditunjukkan dengan menggunakannya dengan cara yang
disukai Allaah dan memberikan manfaat pada orang-orang dengannya. Rasa syukur atas
makanan ditunjukkan dengan menggunakannya sesuai dengan untuk apa makanan dibuat.
Tidak membuat istana dari adonan roti, misalnya. (al-Qawl al-Mufid, hal. 166)
303
Penempatan frase kata depan ilayhi sebelum kata kerja menunjukkan keterbatasan dari
“kembali” hanya kepada Allaah. Adalah Dia yang akan menghisab manusia untuk kewajiban
beribadah, bersyukur dan atas nikmat-Nya, yang Dia tetapkan pada mereka.
304
Dalil di dalam ayat ini adalah argument logis yaitu jika berhala-berhala tidak memiliki
penghidupan untuk penyembah mereka, mengapa para penyembah berhala meminta pertolongan
mereka ketika mengalami kesusahan?

199
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

hari kiamat 305 dan mereka lalai dari (memperhatikan) doa mereka?" (Surat
al-Ahqaaf, 46: 5)306

ِ ‫س او َء َويَ أج َعلُ ُك أم ُخلَفَا ا َء أاْل َ أر‬


ۖۗ ‫ض‬ ُ ‫عاهُ َويَ أك ِش‬
ُّ ‫ف ال‬ َ َ‫ط َّر ِإذَا د‬ َ ‫ض‬ ‫يب أال ُم أ‬ُ ‫أ َ َّمن يُ ِج‬
َ‫يَل َّما تَذَ َّك ُرون‬ َّ ‫أ َ ِء َٰل به َّم َع‬
ً ‫َّللاِ ۚۖ قَ ِل‬
“Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan
apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang
menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah disamping

305 Yaitu, jika ia terus menyeru kepada selain Allaah sampai hari kiamat, mereka tidak akan
menjawabnya. Dalam hal ini, Allaah juga berfirman:

َ‫س ِمعُوا َما ا أست َ َجابُوا لَكُ أم ۖۖ َو َي أو َم أال ِق َٰي َم ِة َي أكفُ ُرون‬
َ ‫عا ا َءكُ أم َولَ أو‬
َ ُ ‫عوهُ أم ََّل َي أس َمعُوا د‬
ُ ‫ِإن تَدأ‬
…‫ِبش أِر ِككُ أم‬
“Jika kamu menyeru mereka, mereka tiada mendengar seruanmu; dan kalau mereka
mendengar, mereka tidak dapat memperkenankan permintaanmu. Dan dihari kiamat
mereka akan mengingkari kemusyirikanmu...” (Surat Faatir, 35: 14)
306 Dalil di dalam ayat tersebut adalah kalimat, “yang tiada dapat memperkenankan (doa)nya
sampai hari kiamat.” Jika seperti itu, bagaimana mereka dapat meminta pertolongan kepada
selain Allah? Keterikatan mereka pada berhala-berhala mereka adalah sia-sia. Mereka yang
menziarahi kuburan al-Badawi atau ad-Dasuqu di Mesir, atau al-Jailaani di Iraq, atau Ibn ‘Arabi
di Syria dapat menyeru: “Bantu kami! Selamatkan kami!” tidak akan dibantu dengan cara
apapun oleh mereka. Mereka mungkin diuji dengan datangnya pertolongan ketika mereka tengah
berdoa, dan bukan karena doa mereka. Contohnya, dikisahkan bahwa seorang wanita yang tidak
bisa hamil berdoa kepada al-Badawi meminta pertolongan dan ketika berhubungan dengan
suaminya setelah itu ia menjadi hamil. Kehamilannya bukan karena doanya kepada al-Badawi
tetapi dikabulkan pada waktu dia berdoa. (al-Qawl al-Mufid, hal. 168)

200
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

Allah ada tuhan (yang lain)?307 Amat sedikitlah kamu mengingati(Nya).”


(Surat an-Naml, 27: 62)

Ath-Thabraani308 meriwayatkan dari jalurnya sendiri309 bahwa pada zaman Nabi,


pernah ada seorang munafik310…

307
Ayat ini menunjukkan bahwa musyrikin Arab mengetahui bahwa Allaah-lah yang menolong
orang-orang yang kesusahan dan menghilangkan keburukan. Sehingga, Allaah secara logika
bertanya pada mereka, jika tuhan-tuhan mereka tidak menolong mereka ketika kesusahan, tuhan-
tuhan mereka tidak pantas dijadikan sekutu bagi Allaah. Ayat-ayat sebelum dan sesudah ayat ini
mengingatkan kaum musyrikin pada keyakinan dasar mereka tentang Allaah menciptakan surga
dan bumi dan segala isinya, mengajak mereka untuk bercermin pada implikasi ibadah mereka
yang salah kepada tuhan-tuhan mereka. (Divine Triumph, hal. 170)
Sebuah Permasalahan
Jika orang yang benar-benar kelaparan meminta makanan kepada seseorang yang selain
Allaah dan orang itu memberinya, apakah ini diperbolehkan atau tidak? Hal ini diperbolehkan,
akan tetapi, individu tersebut harus meyakini bahwa pemilik makanan itu hanya sebab yang
dependen dan bukan sebab yang independen. Karena, Allaah bisa saja memalingkan hatinya dari
membantu orang kelaparan itu, atau mungkin saja orang lapar itu memakan makanan dan tidak
merasa kenyang. Atau Dia bisa menjadikan pemilik makanan sebuah sarana dan sebuah sebab
untuk memberi makan orang kelaparan itu.
308 Imaam Sulaymaan bin Ahmad ibn Ayyoob al-Lakhmi ath-Thabaraani meriwayatkan hadits
dari an-Nasaa’i dan lainnya. Beliau wafat pada tahun 360 H
309 Dari ‘Ubaadah ibn as-Shaamit. Al-Haytsami menyebutkan di dalam Majma‘ az-Zawaa’id
bahwa para perawinya berada pada tingkatan shahih kecuali Ibn Lahee‘ah
310
Munaafiq dalam istilah Islaam berarti seseorang yang berpura-pura menjadi seorang Muslim.
Dia terlihat sebagai seorang Muslim secara eksternal tetapi secara internal ia adalah seorang
yang kafir. Pada awalnya, kaum musyrikin Madinah secara terbuka menyatakan kekafiran

201
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

yang selalu menyakiti 311 orang-orang mukmin. Oleh karena itu, berkatalah salah
seorang di antara mereka312, “Marilah kita beristighatsah bersama-sama kepada
Rasulullah (‫ )ﷺ‬terhadap (tindakan buruk) orang munafik ini,” maka Nabi (‫)ﷺ‬
bersabda,
ُ ‫ َو ِإنَّ َما يُ أستَغ‬،‫َاث ِبي‬
ِ ‫َاث ِباهلل‬ ُ ‫ِإنَّهُ ََّل يُ أستَغ‬
“Sesungguhnya, tidak boleh beristighatsah kepadaku. Beristighatsah itu hanya
boleh kepada Allah semata.”313

mereka. Akan tetapi kaum Muslimin menjadi kuat setelah perang Badr, beberapa kaum
musyrikin menjadi takut dan berpura-pura memeluk Islaam
311 Mereka tidak menyakiti kaum Muslimin dengan memukuli atau membunuh mereka seperti
yang dilakukan penduduk Makkah, karena mereka berpura-pura mencintai kaum Muslimin.
Mereka menyakiti kaum muslimin dengan rumor-rumor palsu, fitnah dan ghibah, seperti pada
kasus ‘Aa’isyah, istri Nabi Muhammad ( ‫)ﷺ‬
312 Merujuk pada Abu Bakr (as-Siddiq) [Divine Triumph, hal. 171]
313
Riwayat ini telah dipadatkan dan beberapa di antaranya telah dihapus, seperti yang
ditunjukkan konteksnya. Mereka mungkin berkata: “Ya Rasul Allaah! Kami beristighatsah
kepadamu dari orang-orang munafik,” dimana Nabi ( ‫ )ﷺ‬menjawab: “Sesungguhnya, tidak boleh
beristighatsah kepadaku …”
Arti secara jelas dari jawaban nabi adalah larangan secara mutlak meminta pertolongan
darinya. Akan tetapi, bisa berarti bahwa meminta pertolongan darinya pada kasus ini tidak
diperbolehkan. Menurut pengertian yang pertama, larangan adalah bentuk memblokir jalan (sadd
ath-tharaai‘), dan etiket yang pantas dalam berbicara dan bukan aturan secara umum, karena
meminta pertolongan Nabi ( ‫ )ﷺ‬dalam hal-hal yang dapat beliau lakukan adalah diperbolehkan.
Pada kasus kedua, dimana larangan adalah untuk kasus khusus ini, dapat dipahami
menurut arti jelasnya; bahwa pertolongan tidak boleh dicari dari Nabi ( ‫ )ﷺ‬pada kasus ini karena
beliau dahulu memperlakukan kaum munafik sebagai Muslim, dan tidak dapat membalas secara
terbuka terhadap kaum munafik karena mereka menyembunyikan keyakinan mereka yang

202
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Aqidah 101

Poin-poin Penting314

sebenarnya. Sehingga, pertolongan dalam kasus semacam ini hanya boleh dicari dari Allaah. (al-
Qawl al-Mufid, hal. 170-1)
314
(1) Menautkan doa dengan meminta pertolongan merepresentasikan menautkan masalah
umum kepada sesuatu yang spesifik (2) Penjelasan ayat: “Dan janganlah kamu menyembah apa-
apa yang tidak memberi manfaat dan tidak (pula) memberi mudharat kepadamu selain Allah.”
(10: 106) (3) Ini adalah syirik besar. (4) Jika orang shalih meminta pertolongan pada selain
Allaah untuk menyenangkan orang lain, dia menjadi salah satu dari orang-orang dzalim. (5)
Penjelasan ayat setelahnya. (6) Fakta bahwa [meminta pertolongan kepada selain Allaah] tidak
bermanfaat di dunia karena ini adalah kekufuran. (7) Penjelasan ayat ke-tiga. (8) Mencari rezeki
seharusnya hanya kepada Allaah seperti halnya surga hanya dapat diminta dari-Nya. (9)
Penjelasan ayat ke-empat. (11) [Tuhan-tuhan palsu] tidak mengetahui doa-doa mereka yang
menyeru kepadanya. (12) Doa-doa ini adalah penyebab kemarahan tuhan-tuhan palsu dan
kebencian terhadap mereka yang menyeru padanya. (13) Doa-doa ini dianggap sebagai
penyembahan terhadap obyek doa mereka. (14) Mereka yang diseru mengingkari penyembahan
ini. (15) Ini adalah alasan ia menjadi orang paling sesat di antara manusia. (16) Penjelasan ayat
ke-5. (17) Adalah hal yang luar biasa bahwa penyembah berhala mengakui bahwa tidak ada yang
menolong kesulitan selain Allaah. Karena alasan ini, mereka menyeru pada-Nya dengan tulus
ikhlas pada masa-masa sulit. (18) Perlindungan Nabi ( ‫ )ﷺ‬adalah perlindungan Tawhid dan adab
yang benar kepada Allaah.

203
bais.islamiconlineuniversity.com

You might also like