Professional Documents
Culture Documents
Pemikiran Islamisasi Ilmu Pengetahuan Menurut
Pemikiran Islamisasi Ilmu Pengetahuan Menurut
Disusun Oleh :
Wahid Budi Setiawan
19720060
A. Latar Belakang
Dalam sejarahnya, umat Islam telah melintasi perjalanan yang cukup
panjang, dan bahkan menghasilkan kekayaan pemikiran yang luar biasa terlebih
pada masa klasik. Namun sebagaimana kita ketahui mulai pada abad ke-13
peradaban Islam mengalami kemandegan. Umat Islam cenderung mengikuti
pemahaman para pandahulunya. Umat Islam mengalami stagnasi, jumud.
Peradaban Islam bangkit ketika memasuki abad ke-19. Ulama-ulama
Islam seakan tersadar betapa mundurnya peradaban Islam, terutama setelah
terjadi ekspansi barat ke dunia Islam. Pada periode kebangkitan islam,
keterbatasan akal dan filasafat materialism yang menghasilkan ilmu yang
gersang, merupakan landasan kuat bagi perlunya filsafat islami tentang
ditumbuhkannya ilmu sebagai alternatif dari filsafat ilmu yang ada yang
umumnya sekuler.1 Usaha ini melahirkan pemikiran tentang Islam dan ilmu
pengetahuan yang amat beragam. Tanggapan ini sebagai usaha mengembalikan
pengembangan sains kepada induknya, yaitu islam dan mengkritik
pengembangan sains dan teknologi modern yang dipisahkan dari ajaran agama,
hal ini merupakan ide islamisasi ilmu yang dicetuskan oleh Ismail Raji Al-
Faruqi.2
Al-Faruqi adalah sosok yang produktif, semua tulisannya mengandung
ide dan teori untuk memperjuangkan proyek integrasi sains, yang dikemas
dalam bingkai besar islamisasi sains. Ide Islamisasi sains pada kenyataannya
muncul sebagai respons terhadap dikotomi antara teologi islam dan sains
dimasukkan ke dalam Barat masyarakat modern dan budaya dunia Islam yang
sekuler. Kemajuan sains modern telah membawa efek yang menakjubkan,
tetapi di sisi lain adalah juga berdampak negatif, karena ilmu modern (Barat)
nilai-nilai dikeringkan atau dipisahkan dari nilai-nilai agama. Untuk islamisasi
1
A. M Syaifuddin, et.all. Desekularisasi Pemikiran: Landasan Islamisasi, (Bandung: Mizan,
1987), Hal 28.
2
Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan: Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam di Indonesia,
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), Hal 110.
pengetahuan adalah suatu keharusan yang tidak bisa ditawar lagi oleh Ilmuwan
muslim.
B. Rumusan Masalah
Pada makalah ini akan membahasan tentang
- Siapakah Ismail Raji Al Faruqi ?
- Bagaimana Ide Ismail Raji Al Faruqi tentang Islamisasi Ilmu
Pengetahuan?
C. Tujuan Makalah
Tujuan yang jelas memberikan landasan untuk merancang
penelitian, untuk pemilihan metode yang paling tepat, dan untuk
pengelolaan penelitian3. Maka dari itu Makalah ini akan membatasi
tujuan yang dicapai sebagai berikut :
- Untuk mengetahui Biografi Ismal Raji Al Faruqi
- Untuk Mengetahui Bagaimana Pemikiran Ismail Raji Al Faruqi
tentang Islamisasi Ilmu Pengetahuan
3
Syamsudin Ar, Vismaia S Damianti, Metode Penelitian Pendidikan Bahasa, (bandung : Rosda,
2015), hlm 51
PEMBAHASAN
Dia berkeyakinan bahwa untuk mencapai masa depan yang lebih baik,
perlu diadakan reformasi di bidang pemikiran Islam. Artinya, kaum muslimin
6
Abd. Al-Hamid Abu Sulaiman, Permasalahan Metodologis dalam Pemikiran Islam, (Jakarta:
Media Dakwah, 1994), 168.
tidak saja harus menguasai ilmu-ilmu warisan Islam, namun juga harus
menguasai disiplin ilmu modern. Salah satunya adalah dengan cara islamisasi
ilmu atau integrasi pengetahuan-pengetahuan baru dengan warisan Islam, dengan
penghilangan, perubahan, penafsiran kembali dan adaptasi komponen-
komponennya sesuai dengan pandangan dan nilai-nilai Islam.7
Al-Faruqi mengemukakan ide Islamisasi ilmunya berlandaskan pada
tauhid yang memiliki makna bahwa ilmu pengetahuan harus mempunyai
kebenarannya.8 Al-Faruqi juga menggariskan beberapa prinsip dalam pandangan
Islam sebagai kerangka pemikiran metodologi dan cara hidup Islam. Prinsip-
prinsip tersebut ialah:
1. Keesaan Allah.
Keesaan Allah merupakan prinsip yang pertama dalam Islam dan merupakan
pokok ajaran Islam. Ia merupakan landasan dalam segala tingkah laku
manusia.9
2. Kesatuan Alam Semesta
Alam semesta ini memiliki hukum yang pasti atau lebih dikenal dengan
hukum alam. Di mana semua berjalan sesuai dengan jalur. Material, ruang,
sosial, alam kosmos, semua berjalan rapi, hal itu dikarenakan adanya sang
pencipta yang maha kuasa yaitu Allah.10
3. Kesatuan Kebenaran dan Kesatuan Pengetahuan.
Menurut Al-Faruqi, kebenaran wahyu dan kebenaran akal itu tidak
bertentangan tetapi saling berhubungan dan keduanya saling melengkapi.
Karena bagaimanapun, kepercayaan terhadap agama yang di topang oleh
wahyu merupakan pemberian dari Allah dan akal juga merupakan pemberian
dari Allah yang diciptakan untuk mencari kebenaran. Syarat-syarat kesatuan
kebenaran menurut Al-Faruqi yaitu:
a) Kesatuan kebenaran tidak boleh bertentangan dengan realitas sebab
7
Ismail Raji Al-Faruqi dan Lois Lamya al-Faruqi, (Terjemah Ilyas Hasan), Atlas Budaya:
menjelajah Hazanah Peradaban Gemilang, 6.
8
Rosnani Hasim, Gagasan Islamisasi Ilmu Pengetahuan Kontemporer: Sejarah,Perkembangan dan
Arah Tujuan”, Islamia, THN II NO.6 (Juli-September, 2005), 36.
9
Ismail Raji Al-Faruqi, Islamization of Knowledge, (Virginia: International Institute of Islamic
Thought, 1989), 34.
10
Ismail Raji Al-Faruqi, Islamization of Knowledge, 36.
wahyu merupakan firman dari Allah yang pasti cocok dengan realitas.
b) Kesatuan kebenaran yang dirumuskan, antara wahyu dan kebenaran tidak
boleh ada pertentangan, prinsip ini bersifat mutlak.
c) Kesatuan kebenaran sifatnya tidak terbatas dan tidak ada akhir. Karena
pola dari Allah tidak terhingga.oleh karena itu di perlukan sifat yang
terbuka terhadap segala sesuatu yang baru.11
4. Kesatuan Hidup
Untuk memenuhi perintah Allah, dalam Islam terdapat syari’ah yang
memperkenalkan hukum hukum berupa wajib, sunnah, mubah, makruh,
haram. Apabila seseorang mematuhi ini pasti akan terwujud keamanan alam
semesta ini.12
5. Kesatuan Umat Manusia
Islam menganjurkan kebebasan dalam hubungannya dengan kemanusiaan
tanpa batas-batas yang senantiasa menghampiri mereka. Dalam konteks
ilmu pengetahuan Nampak bahwa keinginan Al-Faruqi, ilmuwan beserta
penemuannya, hendaknya memberi kesejahteraan kepada umat manusia
tanpa memandang etnis. Ketaqwaan yang dipergunakan oleh Islam yang
membebaskan dari belenggu himpitan dunia hendaknya menjadi landasan
bagi para ilmuan.13
d) Mencari cara-cara sintesis yang kreatif antara ilmu modern dan ilmu
warisan Islam
11
Ismail Raji Al-Faruqi, Islamization of Knowledge, 40-41.
12
Ismail Raji Al-Faruqi, Islamization of Knowledge, 45.
13
Ismail Raji Al-Faruqi, Islamization of Knowledge, 48.
e) Membangun pemikiran Islam ke arah yang memenuhi tuntunan Allah.14
Di samping itu, Al-Faruqi menggariskan 12 langkah yang perlu dilalui untuk
mencapai tujuan tersebut diatas. Langkah-langkah tersebut ialah15.
Dua langkah pertama untuk memastikan pemahaman dan penguasaan umat Islam
terhadap disiplin ilmu tersebut sebagaimana yang berkembang di Barat. Dua langkah
seterusnya adalah untuk memastikan sarjana muslim yang tidak mengenali warisan
ilmu Islam karena masalah akses kepada ilmu tersebut mungkin disebabkan masalah
bahasa akan berpeluang untuk mengenalinya dan antologi yang disediakan oleh
sarjana Islam tradisional.
14
Ismail Raji Al-Faruqi, Islamisasi Pengetahuan, (Bandung: Penerbit Perpustakaan Salman ITB,
1982), 55-96.
15
Ismail Raji Al-Faruqi, Islamization of Knowledge, 57-78.
terlibat.
yang dirancang dapat menyerap ilmu Islam ke dalam ilmu sekuler dan
sebaliknya ilmu modern ke dalam ilmu Islam. Tetapi ini mungkin terjadi
hanya setelah menyaringkan unsur dan konsep Barat sekuler.
Adapun usulan kerangka kerja Al-Faruqi yang harus diperbaiki agar pada
tahap pertama memberi perhatian kepada individu mendalami terlebih dahulu
pandangan islam, warisan kelimuan islam sehingga individu tersebut mampu
membedah konsep ilmu sekuler barat seperti yang dititikberatkan oleh Pemikir al-
Attas, dan tahap kedua kepada umat.
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Al-Faruqi adalah salah seorang tokoh yang memiliki gagasan brilian dalam
memecahkan persoalan yang dihadapi umat Islam. Idenya tidak lepas dari konsep
tauhid, karena tauhid adalah esensi Islam yang mencakup seluruh aktifitas manusia.
Begitu juga gagasannya mengenai islamisasi ilmu, Bagi Al-Faruqi, islamisasi ilmu
pengetahuan berarti mengislamkan ilmu pengetahuan modern dengan cara
melakukan eliminasi, perubahan, penafsiran kembali dan penyesuaian terhadap
komponen-komponennya. Untuk mendukung idenya, Al-Faruqi telah menyusun
rangkaian kerja yang harus dilalui. Meski terdapat pro-kontra namun tak dipungkiri
gagasannya tersebut menjadi bahan kajian dan perjuangan umat Islam hingga kini.
B. Daftar Pustaka