You are on page 1of 3

1

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Konseling merupakan aspek yang sangat penting dalam pelayanan


Keluarga Berencana (KB). Dengan melakukan konseling berarti petugas
membantu klien dalam memilih dalam memutuskan jenis kontrasepsi yang
akan digunakan sesuai dengan pilihannya dan dapat membuat klien merasa
lebih puas. Konseling yang baik juga akan membantu klien dalam
menggunakan kontrasepsinya lebih lama dan meningkatkan keberhasilan KB.
Konseling juga akan mempengaruhi interaksi antara petugas dan klien karena
dapat meningkatkan hubungan dan kepercayaan yang sudah ada. (Saifuddin,
2010).
Konseling adalah proses yang berjalan dan menyatu dengan aspek
pelayanan KB dan bukan hanya informasi yang diberikan dan dibicarakan
pada satu kesempatan yakni pada saat pemberian pelayanan. Teknik konseling
yang baik dan infromasi yang baik, harus di terapkan dan dibicarakan secara
interaktif sepanjang kunjungan klien dengan cara yang sesuai dengan budaya
yang ada. Selanjutnya dengan informasi yang lengkap dan cukup akan
memberikan keleluasaan kepada klien dalam memutuskan untuk memilih
kontrasepsi (Informed Choice) yang kan digunakannya. (Saifuddin, 2010).
Menurut WHO (World Health Organisation) KB adalah tindakan yang
membantu individu atau pasangan suami istri untuk mendapatkan objektif-
objektif tertentu, untuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan,
mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan, mengatur interval di antara
kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur
suami isteri, menentukan jumlah anak dalam keluarga (Hanafi Hartanto,
2004).
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, (1996), setiap tahun, lebih
dari 600.000 wanita di dunia meninggal akibat komplikasi kehamilan saat
melahirkan, 99% kematian itu terjadi di negara berkembang. Dalam jangka
waktu yang sama, tak kurang dari 50 juta aborsi akibat kehamilan tak
diinginkan terjadi di muka bumi ini (Dipo Handoko,2001).
Saat ini diketahui jumah penduduk Indonesia sebesar 225,5 juta penduduk
dengan rata-rata petumbuhan penduduk sebesar 1,3%. Pemerintah
merencanakan untuk menurunkan laju pertumbuhan penduduk tersebut hingga
1,14% pada tahun 2009 (Depkes, 2008).
Komponen dalam pelayanan KB yang dapat diberikan adalah KIE
(Komunikasi, Informasi, dan Edukasi), konseling, pelayanan kontrasepsi (PK),
pelayanan infertilitas, pendidikan seks, konsultasi pra-perkawinan dan
konsultasi perkawinan, konsultasi genetik, tes keganasan, adopsi (Hanafi
Hartanto,2004).
Secara pendekatan sosioekonomi pengontrolan kelahiran penting untuk
meningkatkan kualitas hidup dan memberi efek yang positif terhadap
kebahagian keluarga juga lingkungan sekitar (Cunningham,2005).

B. Tujuan

1. Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktek klinik, diharapkan mahasiswa dapat
melaksanakan Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana dengan pendekatan
manajemen kebidanan.

2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan konsep dasar teori kontasepsi suntikan kombinasi.
b. Menjelaskan konsep dasar manajemen asuhan kebidanan pada
kontrasepsi suntikan kombinasi.
c. Melaksanakan asuhan kebidanan pada akseptor KB suntik 1 bulan
dengan pendekatan Varney, yang terdiri dari :
1) Melakukan pengkajian
2) Menginterpretasikan data dasar
3) Mengidentifikasi diagnosis / masalah potensial

2
4) Mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera
5) Mengembangkan rencana intervensi
6) Melakukan tindakan sesuai dengan rencana intervensi
7) Melakukan evaluasi atas tindakan yang telah dilakukan
d. Mendokumentasikan pelaksanaan asuhan kebidanan pada akseptor KB
1 bulan dalam bentuk catatan SOAP.

You might also like