You are on page 1of 12

RINGKASAN BAB VI

PENGOLAHAN INFORMASI DAN TEORI PEMBELAJARAN KOGNITIF

Oleh:
Kelompok 5
Ahmad Ridho Sudrajat (2129071001)
Indrayani Ari Sulastri (2129071011)

MATA KULIAH
PSIKOLOGI DAN LANDASAN PEMBELAJARAN

DOSEN PENGAMPU
DR. I MADE TEGEH, S.PD., M.PD.
DR. I KADEK SUARTAMA, S.PD., M.PD.

JURUSAN S2 TEKNOLOGI PEMBELAJARAN


FAKULTAS PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
DENPASAR
2021
PENGOLAHAN INFORMASI DAN TEORI PEMBELAJARAN KOGNITIF

A. Apa yang Dimaksud dengan Model Pengolahan Informasi?


Model pengolahan informasi berlandaskan teori belajar kognitif, yang dimana
berorientasi pada kemampuan siswa memproses informasi. Pemrosesan informasi
tersebut merujuk bagaimana cara-cara atau menerima informasi stimuli dari
lingkungan, mengorganisasi data, memecahkan masalah, menemukan konsep-konsep,
serta menggunakan simbol-simbol verbal dan non verbal (Oemar Hamalik, 2011: 128-
129). Kemudian menurut Syaiful Sagala (2012 :74) informasi yang diberikan dalam
bentuk energi fisik tertentu (sinar untuk bahan tertulis, bunyi untuk bahan ucapan,
tekanan untuk sentuhan, dll) diterima oleh reseptor yang peka terhadap tanda dalam
bentuk-bentuk tertentu. Pada model ini, mengutamakan bagaimana membantu siswa
agar mampu berpikir produktif, memecahkan masalah dengan kemampuan intelektual
yang telah dimiliki oleh peserta didik.
Adapun langkah – langkah Model pengolahan informasi menurut Rusman (2014
: 140) yaitu sebagai berikut :
1. Melakukan tindakan untuk menarik perhatian siswa;
2. Memberikan informasi mengenai tujuan pembelajaran dan topic yang akan
dibahas;
3. Merangsang siswa untuk memulai aktivitas pembelajaran;
4. Menyampaikan isi pembelajaran sesuai dengan topic yang telah direncanakan;
5. Memberikan bimbingan bagi aktivitas siswa dalam pembelajaran;
6. Memberikan penguatan pada perilaku pembelajaran;
7. Memberikan feedback terhadap perilaku yang ditunjukkan siswa;
8. Melaksanakan penilaian proses dan hasil;
9. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan menjawab berdasarkan
pengalamannya.
Teori pengolahan informasi yaitu teori pembelajaran kognitif yang menjelaskan
pengolahan, penyimpanan, dan penarikan kembalai pengetahuan dalam pikiran. Teori-
teori pengolahan informasi memfokuskan perhatian tentang bagaimana orang
memperhatikanperistiwa-peristiwa lingkungan, mengkodekan informasi-informasi
untuk dipelajari, dan menghubungkannya dengan pengetahuan yang ada dalam memori,
dan menariknya kembali ketika dibutuhkan (Shuell,1986).
1. Rekaman Indera
Rekaman Indera merupakan komponen sistem daya ingat dimana informasi
diterima dan dipertahankan dalam waktu yang sangat singkat. Bebrapa bentuk
pengolahan informasi melalui rekaman indera yaitu presepsi, perhatian, dan
memperoleh perhatian. Presepsi merupakan penafsiran orang terhadap suatu
rangsangan, perhatian merupakan suatu pemusatan pikiran orang secara aktif pada
suatu rangsangan tertentu, dan memperoleh perhatian merupakan suatu cara agar orang
lain dapat fokus terhadap dirinya, misalnya dalam hal ini yaitu guru menaikkan atau
menurunkan suara mereka untuk menandakan bahwa meraka akan memberitahukan
informasi penting
2. Daya Ingat Jangka Pendek
Daya ingat jangka pendek atau kerja adalah komponen daya ingat dimana
informasi dalam jumlah terbatas dapat disimpan selama beberapa detik. Dalam model
sebuah penyimpanan, begitu sebuah stimulus diperhatikan dan dirasakan , stimulus
tersebut akan ditransfer ke memori(kerja) jangka pendek (short term memory) yang
disebut juga dengan Working Memory (WM). WM adalah memori dari pikiran sadar
kita yang dapat segera diakses. WM memiliki dua fungsi penting : pemertahanan dan
penarikan (Unsworth dan Engle,2007). WM itu terbatas durasinya , jika tidak segera
diproses maka informasi dalam WM akan menghilang. WM juga terbatas kapasitasnya,
WM hanya dapat menyimpan sedikit informasi. Kita dapat meningkatkan jumlah
informasinya dengan cara memotong-motong atau mengkombinasikan informasi-
informasi dengan cara yang dapat dipahami.
WM memainkan peran penting dalam pembelajaran. Dibandingkan dengan
siswa dengan prestasi belajar yang normal, siswa yang memiliki kelemahan dalam
ketrampilan membaca dan matematika menunjukkan kerja WM yang lebih buruk
(Anderson dan Lyxell, 2007). Implikasi pembelajaran yang sangat penting dari
penelitian ini adalah jangan terlalu banyak membebeni WM siswa dengan menyajikan
terlalu banyak materi sekaligus atau terlalu cepat menjelaskan materinya. Jika
memungkinkan, guru dapat memberikan informasi secara visual dan verbal untuk
meamastikan bahwa siswa dapat mempertahankannya dalam WM mereka cukup lama
sehingga informasi tersebut dapat diproses lebih lanjut secara kognitif.
3. Daya Ingat Jangka Panjang
Daya ingat jangka panjang yaitu daya ingat dimana informasi dalam jumlah
besar dapat disimpan untuk kurun waktu yang lama. Beberapa jenis daya ingat jangka
panjang sebagai berikut :
a. Daya ingat episodik adalah bagian daya ingat jangka panjang yang
menyimpan citra pengalaman pribadi kita.
b. Daya ingat semantik adalah bagian ingat jangka panjang yang menyimpan
fakta dan pengetahuan umum.
c. Daya ingat prosedural adalah bagian daya ingat jangka panjang yang
menyimpan informasi tentang bagaimana melakukan sesuatu.
4. Model – model Pengolahan Informasi Lain
Teori tingkat pengolahan adalah suatu penjelasan tentang daya ingat yang
meningkatkan ingatan akan rangsangan dengan jumlah pengolahan mental yang
diterima. Adapun jenis pengolahan informasi yaitu :
a. Model pengolahan sebaran paralel adalah suatu model yang didasarkan
pada gagasan bahwa informasi diperoleh secara serempak dalam rekaman
indera, daya ingat kerja dan daya ingat jangka panjang.
b. Model koneksionis adalah teori yang berpendapat bahwa pengetahuan
disimpan dalam otak dalam jaringan koneksi, bukan dalam sistem aturan
atau masing-masing informasi. Seperti sebuah produksi, model
connectionist menggambarkan simulasi-simulasi komputer mengenai
proses-proses pembelajaran. Asumsinya adalah proses-proses kognitif
yang lebih tinggi dibentuk oleh koneksi sejumlah besar elemen-elemen
dasar seperti neuron- neuron (Anderson, 1990, 2000; Andrson, Reder, &
Lebiere, 1996; Bourne, 1992). Model connectionist mencakup distribusi
penggambaran pengetahuan (yaitu, terseber dalam jaringan yang luas),
pemprosesan paralel (banyak operasi-operasi yang terjadi bersamaan), dan
interaksi antar sejumlah besar unit-unit pemprosesan yang sederhana
(Siegler, 1989)
5. Riset Tentang Otak
Banyak temuan dari riset otak mungkin berperan penting bagi pendidikan dan
perkembangan anak. Salah satu terkait dengan perkembangan awal, dimana studi
menemukan bahwa jumlah rangsangan sejak dini dalam perkembangan anak terkait
dengan jumlah koneksi saraf, atau synapse, yang merupakan dasar untuk pembelajaran
dan daya ingat yang lebih tinggi (Black, 2003).

B. Apa yang Menyebabkan Orang Mengingat atau Melupakan Informasi?


Lupa merupakan hilangnya informasi dari memori atau ketidakmampuan
mengakses informasi. Selama bertahun-tahun, para peneliti telah mengidentifikasi
beberapa faktor yang menyebabkan lebih mudah atau lebih sulit mengingat informasi
(Schacer, 2001), yaitu :
a. Gangguan adalah hambatan mengingat informasi tertentu karena kehadiran
informasi lain dalam daya ingat.
b. Hambatan Retroaktif adalah penururnan kemampuan untuk mengingat informasi
yang dipelajari sebelumnya, yang diakibatkan oleh pembelajaran informasi baru.
c. Hambatan Proaktif adalah penurunan kemampuan untuk mempelajari informasi
baru, yang diakibatkan oleh gangguan dari pengetahuan yang sudah ada.
d. Fasilitas proaktif adalah peningkatan kemampuan untuk mempelajari informasi
baru akibat kehadiran informasi yang diperoleh sebelumnya.
e. Fasilitas retroaktif adalah peningkatan pemahaman tentang informasi yang
dipelajari sebelumnya akibat perolehan informasi baru.
f. Efek kepertamaan adalah kecendrungan lebih mudah mengingat hal yang pertama
dalam daftar dari pada hal lain.
g. Efek kebaharuan adalah kecendrungan lebih mudah mengingat hal yang terakhir
dalam daftar dari pada hari lain.
h. Otomatiasi adalah tingkat kecepatan dan kemudahan sehingga tugas-tugas dapat
dilakukan atau ketrampilan dibekali dengan sedikit upaya mental.
Ada dua prespektif yang berhubungan dengan lupa, yaitu teori hambatan dan
prespektif pengolahan informasi.
1. Teori hambatan
Menurut teori ini, asosiasi-asosiasi yang dipelajari tidak pernah benar-benar
dilupakan. Lupa diakibatkan oleh asosiasi-asosiasi yang saling berebut atau bersaing
yang menurunkan probabilitas diingatnya asosiasi yang benar. Ada dua tipe hambatan
yang terindentifikasi dalam eksperimen, yaitu 1) hambatan retroaktif, yaitu hambatan
yang terjadi ketika asosiasi-asosiasi verbal yang baru membuat usaha, 2) hambatan
proaktif, yaitu asosiasi-asosiasi yang lama yang membuat pembelajaran baru menjadi
lebih sulit.
2. Pengolahan Informasi
Menurut perspektif pengolahan informasi, hambatan mengacu pada
terblokirnya penyebaran aktivasi ke jaringan memori yang berbeda-beda. Faktor yang
dapat mempengaruhi apakah struktur-struktur teraktifkan adalah, 1) kekuatan dari
pengkodean awal. Infromasi yang pada awalnya dikodekan dengan kuat melalui
pengulangan yang berkali-kali atau penjelasan yang ekstensif, 2) jumlah jalur jaringan
alternative, informasi yang dapat diakses melalui banyak rute akan lebh mungkin diingat,
3) jumlah perubahan atau penggabungan informasi, memori melakukan
pengorganisasian, penjelasan, dan pemberian makna terhadap informasi dengan cara
menghubungkannya dengan hal yang kita ketahui.

C. Bagaimana Strategi Daya Ingat Diajarkan?


Dalam membelajarkan daya ingat ke siswa ada beberapa strategi yang dapat
diajarkan, diantaranya yaitu pembelajaran verbal dan dengan strategi quantum quotient.
1. Pembelajaran Verbal
Dalam banyak studi, para ahli psikologi telah mempelajari pembelajaran verbal
(verbal lerning), atau bagaimana siswa mempelajari bahan-bahan verbal, dalam
lingkungan laboratorium (Raajimakers & Shiffrin, 1992). Tiga jenis tugas pembelajaran
verbal biasanya dilihat di ruang kelas telah diidentifikasi dan dipelajari secara luas
sebagai berikut.
a. Pembelajaran pasangan-berkaitan (paired-associate lerarning) adalah
pembelajaran sesuatu dalam pasangan yang berkaitan sehingga, ketika salah
satu anggota suatu pasangan disajikan, yang lain dapat diingat.
b. Pembelajaran serial (serial learning) adalah penghafalan serangkaian hal dalam
suatu urutan tertentu.
c. Pembelajaran ingatan-bebas (free-recall learning) adalah pembelajaran daftar
hal dalam urutan sembarang.

2. Pembelajaran Quantum Quotient


Seorang guru yang mengajarkan ilmu pengetahuan dengan tujuan agar peserta
didik mampu mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya atau dengan strategi akan
meningkat daya ingatnya, maka strategi yang tepat yang digunakan oleh guru untuk
meningkatkan daya ingat peserta didik yaitu menggunakan strategi quantum quotient.
Strategi quantum quotient atau kecerdasan quantum (QQ) adalah kecerdasan manusia
yang mampu mengoptimalkan seluruh potensi diri secara seimbang, sinergi dan
komprehensif meliputi kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual. Quantum
Quotient kecerdasan adalah kemampuan untuk menangkap situasi baru serta kemampuan
untuk belajar dari pengelaman masa lalu seseorang (Kosasih & Sumama, 2013 : 75-76).

D. Apa yang Membuat Informasi Bermakna?


Beberapa hal yang dapat dilakukan agar informasi bermakna yaitu
pembelajaran dengan skema dan pembelajaran dengan prosedur.
1. Pembelajaran Skema (Schema)
Schema atau Schemata merupakan jaringan besar yang merepresentasikan
struktur-struktur benda, orang, dan kejadian (Anderson, 1990). Struktur digambarkan
dengan serangkaian “slot”, yang masing- masing berkaitan dengan sebuah karakteristik.
Skema penting selama pengajaran dan pada pentransferan (Matlin, 2009). Begitu siswa
mempelajari sebuah skema, guru bisa mengaktifkan pengetahuan ini ketika mereka
mengajar setiap konten dimana skema dapat diaplikasikan.

2. Pembelajaran Prosedur
Pengetahuan prosedur yaitu pengetahuan bagaimana melaksanakan aktivitas
kognitif (Anderson, 1990; Gupta & Cohen, 2002; Hunt, 1989; Paris et al., 1983), sangat
penting dalam kebanyakan pembelajaran di sekolah. Kita menggunakan pengetahuan
produral untuk menyelesaikan permasalahan matematika, merangkum informasi,
membaca sekilas kutipan pendek, dan melaksaan teknik- teknik labor.

E. Bagaimana Kemampuan Metakognisi Membantu Siswa Belajar?


Metakognisi merupakan suatu istilah yang diperkenalkan oleh Flavell pada
tahun 1976. Flavell & Brown menyatakan bahwa metakognisi adalah pengetahuan
(knowledge) dan regulasi (regulation) pada suatu aktivitas kognitif seseorang dalam
proses belajarnya. Sedangkan Moore (2004) menyatakan bahwa: Metakognisi mengacu
pada pemahaman seseorang tentang pengetahuannya, sehingga pemahaman yang
mendalam tentang pengetahuannya akan mencerminkan penggunaannya yang efektif
atau uraian yang jelas tentang pengetahuan yang dipermasalahkan.
Berdasarkan beberapa pengertian metakognitif beberapa ahli di atas
disimpulkan bahwa metakognitif adalah suatu kesadaran tentang kognitif kita sendiri,
bagaimana kognitif kita bekerja serta bagaimana mengaturnya. Kemampuan ini sangat
penting terutama untuk keperluan efisiensi penggunaan kognitif kita dalam
menyelesaikan masalah. Secara ringkas metakognitif dapat diistilahkan
sebagai “thinking about thingking”.
Dalam arti lain, metakognisi adalah kemampuan pembelajar (learner) dalam
merencanakan, mengontrol, mengevaluasi, dan merefleksi cara belajarnya sehingga
menemukan strategi yang efektif untuk belajar secara mandiri dan mampu
memformulasikan tujuan dan langkah-langkah yang akan diambil untuk pembelajaran
lebih lanjut. Kemampuan berpikir dan kemampuan studi adalah contoh kemampuan
metakognisi (metacognitive skill). Siswa dapat diajarkan strategi-strategi untuk menilai
pemahaman mereka sendiri, dengan mencari tahu berapa banyak waktu yang akan
mereka butuhkan untuk mempelajari sesuatu, dan memilih rencana tindakan yang
efektif untuk belajar atau menyelesaikan soal-soal (McCormick, 2003).

F. Strategi Studi Apa yang Membantu Siswa Belajar?


Strategi belajar bersifat individual, artinya strategi belajar yang efektif bagi diri
seseorang belum tentu efektif bagi orang lain. Untuk memperoleh strategi belajar
efektif, siswa perlu mengetahui serangkaian konsep yang akan membawanya
menemukan strategi belajar yang paling efektif bagi dirinya. Meskipun para pakar
psikologi masih memperdebatkan strategi mana yang paling efektif (Meyer, 1996)
namun berdasarkan riset dinyatakan ada beberapa strategi umum yang diringkaskan ke
dalam bagian-bagian berikut (Slavin, 2011).
1. Membuat catatan
Strategi studi umum yang digunakan dalam membaca maupun dalam belajar
dari pengajaran di kelas ialah membuat catatan. Pembuatan catatan dapat
efektif untuk jenis bahan tertentu, karena hal itu dapat meminta pengolahan
gagasan-gagasan utama dalam pikiran, karena seseorang mengambil
keputusan tentang apa yang harus ditulis. Strategi membuat catatan penting
adalah salah satu strategi belajar yang dapat digunakan siswa untuk
memahami dan meramu suatu pengetahuan deklaratif. Strategi ini dilakukan
siswa setelah membaca suatu bacaan, kemudian dipahami dan dianalisis
maksud dari bacaan tersebut. Setelah dimengerti, siswa harus dapat
menyusun kalimat sendiri tentang maksud dan bacaan yang telah dimengerti
dengan kalimat sendiri. Jadi, membuat catatan penting memerlukan proses
mental dan lebih efektif dari hanya sekedar menyalin apa yang dibaca.
Dalam membuat catatan, siswa kemungkinan akan lebih berhasil apabila
siswa membuat catatan-catatan tersebut dengan cara yang baik dan
benar. Dalam membuat catatan yang baik ini terdapat dua ciri : Pertama,
Catatan tersebut singkat. Kedua, catatan tersebut terorganisasikan dengan
baik. (Cakheppy, 2011)
2. Menggaris bawahi
Barangkali strategi studi yang paling umum ialah menggaris bawahi atau
memberi stabilo. Strategi menggaris bawahi mampu menonjolkan ide
penting dalam suatu konsep (Marlina, 2013). Dalam penerapannya, guru
memberikan bahan belajar kepada siswa untuk digarisbawahi sejumlah ide
penting dalam suatu konsep. Sebelum diminta kepada siswa untuk
melakukan hal tersebut, guru terlebih dahulu harus mendemonstrasikan
kepada siswa untuk melakukan bagaimana cara-cara menggarisbawahi ide
penting dalam suatu paragraf. Walaupun motode ini digunakan secara luas,
riset tentang penggaris bawahan pada umumnya menemukan sedikit
manfaat (Anderson & Armbruster, 1984; Gaddy, 1998; Snowman, 1984).
3. Meringkas
Dalam meringkas diperlukan penulisan kalimat-kalimat singkat yang
menggambarkan gagasan utama informasi yang sedang dibaca. Keefektifan
strategi ini bergantung pada bagaimana hal itu digunakan (King, 1991;
Slotte & Lonka 1999).
4. Menulis untuk belajar
Makin banyak himpunan bukti mendukung gagasan bahwa, dengan
meminta siswa menjelaskan secara tertulis isi yang mereka pelajari, meraka
akan terbantu memahami dan mengingatnya (Klein, 1999).
5. Membuat garis besar dan memetakan
Garis besar (outlining) menyajikan butir-butir utama bahan tersebut dalam
format hierarkis, dengan masing-masing penjelasan yang diorganisasikan
dalam kategori yang lebih tinggi. Sebagai alat pembelajaran, peta konsep
membantu siswa aktif berfikir untuk memusatkan perhatian pada sejumlah
ide pokok (berupa konsep) dari satu pokok bahasan.
6. Metode PQ4R
Salah satu teknik studi yang paling terkenal untuk membantu siswa
memahami dan mengingat apa yang mereka baca ialah suatu prosedur yang
disebut metode PQ4R (Thomas & Robinson, 1972). Trianto (2007: 146)
berpendapat bahwa strategi PQ4R digunakan untuk membantu siswa
mengingat apa yang mereka baca. P singkatan dari Preview (membaca
selintas dengan cepat), Q adalah Question (bertanya), dan 4R singkatan dari
Read (membaca), Reflect (menginformasikan), Recite (tanya–jawab
sendiri), Review (mengulang secara menyeluruh). Melakukan preview dan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan sebelum membaca, dapat mengaktifkan
pengetahuan awal dan mengawali proses pembuatan hubungan antara
informasi baru dengan apa yang telah diketahui. Mempelajari judul-judul
atau topik-topik utama membantu pembaca sadar akan organisasi bahan-
bahan baru tersebut, sehingga memudahkan perpindahannya dari memori
jangka pendek ke memori jangka panjang. (Muktazam, 2020)

G. Bagaimana Strategi Pengajaran Kognisi Membantu Siswa Belajar?


1. Pengetahuan awal
David Ausubel (1963) mengembangkan suatu metode yang disebut organisator
awal (advance organizer) untuk mengarahkan siswa pada bahan yang akan mereka
pelajari dan membantu mereka mengingat informasi baru tersebut. Sama seperti
organisator awal, penggunaan analogi yang menjelaskan (perbandingan atau
paralel) dapat berperan dalam pemahaman dengan menghubungkan informasi baru
dengan pengetahuan latar belakang yang sudah terbentuk dengan baik. Para ahli
psikologi kognisi menggunakan istilah elaborasi untuk merujuk proses pemikiran
tentang bahan yang akan dipelajari dengan cara yang menghubungkan bahan
tersebut dengan informasi atau gagasan yang sudah ada dalam pikiran pelajar
tersebut (Ayaduray & Jacobs, 1997).
2. Mengorganisasikan informasi
Bahan yang diorganisasikan dengan baik akan jauh lebih mudah dipelajari dan
diingat daripada bahan yang diorganisasikan dengan buruk (Durson & Coggnis,
1991). Seperti halnya strategi elaborasi, strategi organisasi bertujuan membantu
pelajar meningkatkan kebermaknaan bahan-bahan baru, terutama dilakukan dengan
mengenakan struktur-struktur pengorganisasian baru pada bahan-bahan
tersebut. Pengorganisasisan hierarkis, di mana masalah spesifik dikelompokkan
dibawah topik yang lebih umum, tampaknya sangat membantu bagi pemahaman
siswa.
a. Menggunakan teknik bertanya
Salah satu strategi yang membantu siswa belajar dari naskah tertulis,
pengajaran, dan sumber informasi ialah penyertaan pertanyaan-pertanyaan
yang memerlukan siswa berhenti dari waktu ke waktu untuk menilai
pemahaman mereka sendiri tentang apa yang dikatakan naskah atau guru
(Pressley et al, 1990).
b. Menggunakan model konseptual
Sarana lain yang dapat digunakan guru untuk membantu siswa memahami
topik yang rumit ialah pengenalan model konseptual, atau diagram yang
memperlihatkan unsur-unsur proses berkaitan satu sama lain.
DAFTAR PUSTAKA

Anderson, U., & Lyxell, B. (2007). Working memory deficit in children with mathematical
difficulties: A general or specific deficit?. Journal of Experimental Child Psychology.

Black, Bernard S., H. Jang dan W. Kim. (2003). “Does Corporate Governance Affect Firm
Value? Evidence from Korea”. [Online] Tersedia: http://papers.ssrn.com [20 Februari
2015]

Cakheppy, 2011. “Strategi Belajar dengan Catatan Pinggir”. Tersedia pada


https://cakheppy.wordpress.com/2011/03/18/strategi-belajar-dengan-catatan-pinggir/
Diakses pada tanggal 8 Oktober 2020.

Hamalik, Oemar. 2011. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

Hendi, A. (2017). Pengaruh Strategi Preview, Question, Read, Reflect, Recite, And Review
(Pq4r) Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa.
Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika.

Mutazam. (2020). Penerapan Strategi Pembelajaran PQ4R Terhadap Kemampuan Pemecahan


Masalah Matematika Materi Pecahan. Journal of Riemann Research of Mathematics
and Mathematics Education. Vol 2 , No 1 Diakses pada tanggal 7 Oktober 2020.

Linayaningsih, Fitria. 2011. Metode PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review)
untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Pendidikan Kewarganegaraan. Tersedia pada
http://www.unaki.ac.id/ejournal/index.php/jurnalinformatika/article/download/64/63
. Diakses pada 7 Oktober 2020.

Marlina, 2013. UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN PADA KOMPETENSI


DASAR PROTISTA DAN FUNGI MELALUI PENGGUNAAN LEARNING
STRATEGY. Jurnal Biotik, ISSN: 2337-9812, Vol. 1, Hal. 1-66.

Rusman. (2014). Model-model Pembelajaran (Mengembangkan Profesionalisme Guru).


Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Siegler, R. S. (1989). Mechanisms of cognitive development. Annual Review of Psychology

Shuell, T. J. (1986). Cognitive conceptions of learning. Review of Educational Research

Syaiful, Sagala. 2012. Supervisi Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.

Tersedia pada https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/biotik/article/view/208 Diakses pada


tanggal 7 Oktober 2020.

Unsworth, N. and Engle, R. W. (2007). An automated version of the operation span task.
Behav. Res. Methods

You might also like