You are on page 1of 21

MAKALAH

PENDAHULUAN ASKEP LEUKIMIA


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Keperawatan Anak
Oleh dosen pengampu Dewi Srinatania, S.Kp., M.Kep

Oleh
Kelompok 3 S1-3B
1. Aditya Riski (219049)
2. Armia Husni Hidayati (219053)
3. Indah Rahayu Aprila (219066)
4. Indri Ramadanti (219067)
5. Novita Anggie (219075)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN
PPNI JAWA BARAT
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kemudahan


sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya
mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan baik.
Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta
kita yakni Nabi Muhammad SAW.
Makalah ini di susun agar pembaca dapat memperluas
ilmu tentang “PENDAHULUAN ASKEP LEUKIMIA”, yang
disajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah
ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang
datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan
penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya
makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih
luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan
kekurangan. Penyusun membutuhkan kritik dan saran dari pembaca
yang membangun. Terima Kasih.

Bandung, 12 Oktober 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.....................................................................ii
Daftar Isi...............................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .............................................................4
1.2. Rumusan Masalah.........................................................4
1.3. Tujuan ...........................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dasar Leukimia.................................................5
1 Definisi .............................................................................5
2 Etiologi .............................................................................5
3 Manifestasi klinik .............................................................5
4 Data Penunjang..................................................................7
5 Masalah Keperawatan.......................................................7
6 Intervensi Keperawatan ....................................................8
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ....................................................................20
3.2 Saran...............................................................................20
Daftar Pustaka......................................................................21
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Leukemia merupakan penyakit ganas progresif pada jaringan pembentuk darah. Leukemia
terjadi karena adanya kerusakan pada pabrik pembuatan sel darah yaitu sumsum tulang.
Penyakit ini sering terjadi pada anak yang berusia diatas 1 tahun, dan puncaknya antara
usia 2 sampai 6 tahun. (Apriany, 2016).

Leukemia akut memilki dua jenis yaitu lympoblastic leukemia akut (ALL) dan leukemia
myeloblastic akut (AML). Leukemia kronis juga memilki dua jenis yaitu leukemia
limfosotik kronis (LLK) dan leukemia mielositik kronis (LMK). Tidak seperti leukemia
pada orang dewasa, pada anak biasanya adalah jenis akut dan limfoblastik. Jenis ALL
meliputi kira – kira 80% leukimia akut pada anak dan sisanya adalah leukemia mieloid
akut (AML) (Apriany, 2016).

Anak yang menderita leukemia akan menunjukkan gejala demam, terdapat petekie atau
memar tanpa sebab. Leukemia dapat menyebabkan perdarahan, infeksi sekunder maupun
gagal organ. Gagal organ dapat terjadi karena sel – sel leukemia dapat menginvasi testis,
ginjal, prostat, ovarium, saluran gastro intestinal, dan paru – paru. Lokasi invasi yang
paling berbahaya adalah Sistem Saraf Pusat (SSP) karena mengakibatkan tekanan
intrakranial sehingga dapat menyebabkan kematian (Wong, 2009). Perlu dilakukan asuhan
keperawatan secara tepat dan benar sehingga tidak terjadi infeksi dan perdarahan pada
anak.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Definisi
2. Bagaimana Etiologi
3. Apa Saja Manifestasi klinis
4. Apa saja Data Penunjang
5. Bagaimana Masalah Keparawatan
6. Bagaimana Intervensi Keperawatan
1.3 Tujuan
1. Mengetahui Definisi Leukimia
2. Mengetahui Bagaimana Etiologi Leukimia
3. Mengetahui Apa Saja Manisfestasi klinis Leukimia
4. Mengetahui Apa saja Data Penunjang Leukimia
5. Mengetahui Bagaimana Masalah Keperawatan Leukimia
6. Mengetahui Bagaimana Masalah Leukimia

BAB II

1. Definisi
Leukemia proliferasi sel darah putih yang masih imatur dalam jaringan pembekuan
darah ( Suriadi & Yuliani, 2010). Leukemia adalah kanker jaringan yang menghasilkan
sel darah putih (leukosit), dihasilkan leukosit yang imatur atau abnormal dalam jumlah
berlebihan, dan eukosit – leukosit tersebut melakukan invasi ke berbagai organ tubuh
(Betz & Sowden, 2009).
Leukemia merupakan produksi sel darah putih yang berlebihan, jumlah leukosit
dalam bentuk seringkali rendah, sel – sel imatur ini tidak sengaja menyerang dan
menghacurkan sel darah normal atau jaringan vaskuler (Apriany, 2016).
2. Etiologi
Penyebab yang pasti belum diketahui, akan tetapi terdapat factor predisposisi yang
menyebabkan terjadinya leukemia, yaitu :
a. Faktor genetik : virus tertentu menyebabkan terjadinya perubahan struktur gen (T cell
leukemia lymphoma virus/HTLV).
b. Tingkat radiasi yang sangat tinggi
c. Obat – obatan imunosupresif, obat – obat karsinogenik seperti diethylstilbestrol.
d. Faktor herediter, misalnya pada kembar monozigot
e. Kelainan kromosom, misalnya pada down syndrome (Suriadi &Yuliani, 2010).
3. Manifestasi Klinik
a. Akut Limfoblastik Leukemia (ALL)
Gambaran klinis ALL cukup bervariasi, dan gejalanya dapat tampak tersembunyi atau
akut. Manifestasi klinisnyaantara lain pucat, mudah memar, letargi, anoreksia, malaise,
nyeri tulang, nyeri perut dan perdarahan. Pada pemeriksaan fisik akan ditemukan hal –
hal sebagai berikut : demam, keletihan, anoreksia, pucat, petekie dan ekimosis pada
kulit atau membran mukosa, perdarahan retina, pembesaran dan fibrosis organ – organ
sistem retikuloendotelial seperti hati, limpa, dan limfonodus, berat badan turun, nyeri
abdomen yang tidak jelas, nyeri sendi dan nyeri tekan pada tulang (Betz & Sowden
2009).
b. Akut Mieloid Leukemia (AML) atau Akut NonLymphoid Leukemia (ANLL)
Leukemia mieloblastik akut merupakan suatu kelompok penyakit yang heterogen yang
memberikan prognosis buruk. Gejala dan tanda AML yang muncul meliputi pucat,
demam, nyeri tulang, dan perdarahan kulit serta mukosa. Meskipun ALL dan AML
tidak dapat dibedakan berdasarkan temuan klinis sekarang, beberapa subtipe dari AML
memiliki manifestasi yang berbeda. Leukemia promielositik akut sering kali
berhubungan dengan koagulasi intravaskuler diseminata (DIC) dan perdarahan yang
serius, sedangkan leukemia monoblastik atau mielomonoblastik akut dapat
memperlihatkan hipertrofi gusi dan nodul kulit. Koagulasi intravaskuler diseminata
terjadi lebih sering dan lebih serius pada AML (Apriany, 2016).
c. Chronic Mielogenosa Leukemia (CML)
CML terutama terjadi pada orang dewasa yang berusia antara 25 dan 60 tahun, insiden
puncaknya terletak pada usia antara 30 dan 50 tahun. Walaupun demikian, penyakit ini
dapat terjadi pada anak, neonatus, dan orang yang sangat tua. Gejala klinik CML
tergantung pada fase yang kita jumpai pada penyakit tersebut, yaitu :
1) Fase kronik, terdiri atas :
a) Gejala – gejala yang berhubungan dengan hipermetabolisme, misalnya
penutrunan berat badan, badan kelelahan, anoreksia, atau keringat malam.
b) Splenomegali hampir selalu ada dan sering kali bersifat masif. Pada beberapa
pasien, pembesaran limpa disertai dengan rasa tidak nyaman, nyeri, atau gangguan
pencernaan.
c) Gambaran anemia meliputi pucat, dispnea, dan takikardi.
d) Memar, epistaksis, menorhagia, atau perdarahan di tempat – tempat lain akibat
fungsi trombosit yang abnormal.
e) Gout atau gangguan ginjal yang disebabkan oleh hiperurikemia akibat pemecahan
purin yang berlebihan dapat menimbulkan masalah.
f) Gejala yang jarang dijumpai meliputi gangguan penglihatan dan priapismus
(Apriany, 2016).
2) Fase transformasi akut, terdiri atas :
a) Perubahan terjadi pelan – pelan dengan prodomal selama 6 bulan, disebut sebagai
fase akselerasi. Timbul keluhan baru yaitu demam, lelah, nyeri tulang (sternum)
yang semakin progresif. Respon terhadap kemoterapi menurun, leukositosis
meningkat dan trombosit menurun dan akhirnya menjadi gambaran leukemia akut.
b) Pada sekitar sepertiga penderita, perubahan terjadi secara mendadak, tanpa
didahului masa prodomal, keadaan ini disebut kritis bastik(blast crisis). Tanpa
pengobatan adekuat penderita sering meninggal dalam 1 sampai 2 bulan (Apriany,
2016).
d. Chronic Limfoblastik Leukemia (CLL/LLK)
Pada awal diagnosis, kebanyakan pasien LLK tidak menimbulkan gejala. Pada pasien
dengan gejala, paling sering ditemukan limfadenopati generalisata, penurunan berat
badan dan kelelahan. Gejala lain meliputi hilangnya nafsu makan dan penurunan
kemampuan latihan atau olahraga. Demam, keringat malam dan infeksi jarang terjadi
pada awalnya, tetapi semakin mencolok sejalan dengan perjalanan penyakitnya, dan
juga limfadenopati massifdapat menimbulkan obstruksi lumen termasuk ikterus
obstruktif, disfagia uropati obstuktif, edema ekstremitas bawah. Infeksi bakteri dan
jamur sering ditemukan pada stadium lanjut karena defisiensi imun dan neutropenia
(akibat infiltrasi sum – sum tulang, kemoterapi, atau hipersplenisme) (Apriany, 2016).
4. Data Penunjang
Pemeriksaan penunjang :
1) Pemeriksaan darah
Didapatkan Hb dan eritrosit menurun, leukosit rendah,trombosit rendah.
2) Pemeriksaan sumsum tulang
Hasil pemeriksaan hampir selalu penuh dengan blastosit abnormal dan sistem
hemopoitik normal terdesak. Aspirasi sumsum tulang (BMP) didapatkan hiperseluler
terutama banyak terdapat sel muda.
3) Lumbal punksi
Untuk mengetahui apakah sistem saraf pusat terinfiltrasi
4) Biopsi limpa
Memperlihatkan proliferasi el leukemia dan sel yang berasal dari jaringan limpa akan
terdesak seperti limfosit normal,RES, granulosit (Wijaya & putri, 2013).
5. Masalah Keperawatan
a. Risiko infeksi berhubungan dengan imunosupresi
b. Risiko perdarahan berhubungan dengan koagulasi inheren
c. Nyeri kronis berhubungan dengan pasca trauma karena gangguan
d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubugan dengan kurang asupan makanan
e. Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan
dengan kurang pengetahuan tentang proses penyakit
f. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan integritas
struktur tulang
g. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan imunodefisiensi
h. Hipertermi berhubungan dengan sepsis
i. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan program pengobatan
j. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif. (NANDA,
2015)
6. Intervensi Keperawatan

Intervensi Keperawatan Leukemia


No Nanda NOC NIC
1 Risiko infeksi NOC: NIC:
berhubungan a. Status imunitas a. Kontrol infeksi
dengan Kriteria hasil: 1. Bersihkan lingkungan
imunosupresi 1. Fungsi dengan baik setelah
gastrointestinal digunakan setiap pasien
2. Fungsi respirasi 2. Batasi pengunjung
3. Suhu tubuh . 3 . Tempatka isolasi sesuai
4. Integritas kulit tindakan pencegahan yang
5. Jumlah sel darah sesuai
putih absolut 4. Ajarkan cara cuci
6. Jumlah sel darah tangan bagi tenaga
putih diferensial kesehatan
5. Anjurjan pasien dan
b. Respon pengobatan pengunjung untuk
Kriteria hasil: mencuci tangan
1. Perubahan gejala 6. Jaga lingkungan aseptik
yang diharapkan yang optimal
2. Pemeliharaan 7. Tingkatkan intake
kadar darah yang nutrisi
diharapkan 8. Berikan terapi
3. Respon perilaku antibiotik yang sesuai
yang diharapkan 9.Ajarkan pasien dan
4. Reaksi alergi anggota keluarga
5. Interaksi mengenai bagaiman
pengobatan menghindari infeksi

c. Status nutrisi b. Manajemen nutrisi


Kriteria Hasil: 1. Identifikasi adanya
1. Asupan gizi alergi atau intoleransi
2. Asupan makanan makanan yang dimilki pasien
3. Asupan cairan 2. Instruksikan pasien
4. Energi
5. Rasio berat mengenai kebutuhan nutrisi
badan/tinggi badan 3. Ciptakan lingkungan yang
6. Hidrasi optimal pada saat
mengkonsumsi makanan

c. Monitot tanda-tanda
vital
1. Monitot tekanan darah,
nadi, suhu, dan status
pernapasan
2. Pemantauan suhu tubuh
secara terus – menerus
dengan tepat
3. Monitor dan laporkan
tanda dan gejala hipertermia

2. Risiko perdarahan NOC Pencegahan perdarahan


berhubungan a. Koagulasi darah 1. Monitor dengan ketat
dengan koagulasi Kriteria hasil: tejadinya perdarahan
inheren 1. Pembentukan 2. Monitor tanda dan gejal
bekuan perdarahan menetap
2. hemoglobin 3. Monitor komponen
3.hitung koagulasi darah
platelet/platelet 4. Monitor tanda – tanda
count vital
4. perdarahan 5. Berikan produk –
5. memar produk penggantian
6. petekie darah
7. BAB berdarah 6. Lindungi pasien dari
8. Gusi berdarah trauma yang dapat
menyebabkan
perdarahan
7. Gunakan sikat gigi yang
berbulu lembut untuk
perawatan rongga mulut
8. Berikan obat-obatan
9. Instruksikan pasien
untuk meningkatkan
makanan yang kaya
vitamin K

Manajemen kemoterapi
1. Monitor pemeriksaan dan
skrinning sebelum pemberian
kemoterapi
2. Monitor efek samping
dan efek toksik dari
pengobatan
3. Berikan informasi
kepada pasien dan keluarga
tentang efek obat – obatan
kemoterapi pada sel kanker
4. Instruksikan pasien dan
keluarga cara –
carauntuk mencegah infeksi
5. Instruksikan pasien agar
segera melaporkan
gejala demam,
menggigil, perdarahan
hidung, memar tang sanagt
besar, BAB berdarah
6. Instruksikan pasien dan
keluarga untuk
menghindari konsumsi
konsumsi produk yang
mengandung aspirin
7. Lakukan pencegahan
terjadinya neutropenia
dan perdarahan
8. Monitor status nutrisi
dan berat badan

3 Nyeri kronis NOC: NIC


berhubungan Pengetahuan Pemberian analgesik
dengan pasca : manajemen nyeri 1. Tentukan lokasi,
trauma karena Kriteria hasil: karakteristik, kualitas dan
gangguan 1. Tanda dan gejala nyeri keparahan nyeri
2. Strategi untuk 2. Cek perintah pengobatan
mengontrol nyeri meliputi obat, dosis, dan
3. Strategi untuk frekuensi obat analgesik
mengelola nyeri kronis yang diresepkan
4. Rejimen obat yang 3. Cek adanya alergi obat
diresepkan 4. Monitor tanda – tanda
5. Penggunaan yang vital
benar dari obat 5. Berikan analgesik sesuai
yang diresepkan waktu
6. Pembatasan 6. Tentukan analgesik
aktivitas sebelumnya, rute
pemberian, dan dosis
untuk mnecapai hasil
7. Tindakan – pengurangan nyeri
tindakan optimal
pencegahan 7. Evaluasi keefektifan
8. Teknik relaksasi analgesik
yang efektif
Manajemen nyeri
1. Lakukan pengkajian nyeri
komprehensif
2. Gunakan komunikasi
terapeutik
3. Gali pegetahuan dan
kepercayaan pasien
mengenai nyeri
4. Tentukan akibat dari
pengalaman nyeri
terhadap kualitas hidup
pasien
5. Berikan informasi
mengenai nyeri
6. Kendalikan faktor
lingkunganyang dapat
mempengaruhi nyeri
7. Ajarkan penggunaan
teknik nofarmakologi
8. Dukung istirahat/tidur
yang adekuat

4 Ketidakseimbang NOC: NIC:


an nutrisi kurang a. Nutritional status Nutrition Management
dari kebutuhan Kriteria hasil: 1. Kaji adanya alergi makan
tubuh berhubugan 1. Asupan nutrisi 2. Tanyakan makanan yang
dengan kurang 2. Asupan makanan γ. disukai pasien
asupan makanan Asupan cairan 3. Kolaborasi dengan ahli
4. Energy gizi untuk menentukan
5. Berat/ tinggi badan jumlah kalori dan nutrisiyang
6. Hematokrit dibutuhkan pasien
7. Bentuk otot 4. Anjurkan pasien untuk
8. Hidrasi meningkatkan intake
Fe
b. Nutritional status: 5. Anjurkan pasien untuk
food and fluid meningkatkan protein
intake dan vitamin C
Kriteria hasil: 6. Berikan substansi gula
1. Asupan makanan 7. Yakinkan diet yang
oral diberikan mengandung
2. Asupan cairan slang tinggi serat untuk
(NGT/ OGT)
3. Asupan cairan oral
4. Asupan cairan mencegah konstipasi
intravena (IV) Asupan 8. Berikan makan yang
nutrisi terpilih (sudah
parenteral dikonsultasikan dengan
ahli gizi
9. Monitor jumlah nutrisi
c. Nutritional dan kandungan kalori
status: nutrient 10. Berikan informasi
intake mengenai kebutuhan
Kriteria hasil: nutrisi anak
1. Asupan kalori 2.
Asupan protein 3. Nutrition Monitoring
Asupan lemak 1. BB pasien dalam batas
4. Asupan normal
karbohidrat 2. Monitor adanya
5. Asupan serat penurunan berat badan
6. Asupan vitamin 3. Monitor interaksi anak
7. Asupan mineral selama makan
8. Asupan besi 4. Monitor lingkungan
9. Asupan kalsium selama makan
10. Asupan sodium 5. Monitor perubahan
kulit dan monitoring
d. Weight: body mess pigmentasi
Kriteria hasil: 6. Monitor turgor kulit
1. Berat badan 7. Monitor mual muntah
2. Ketebalan lipatan 8. Monitor kadar
kulit trisep albumin, total protein,
3. Ketebalan lipatan Hb dan kadar Ht
kulit subskapularis 9. Monitor pertumbuhan
4. Persentase lamak dan perkembangan
tubuh 10. Monitor pucat,
5. Lingkar kepala kemerahan dan
(cm) kekeringan pada
6. Tinggi badan (cm) konjungtiva
7. Berat badan (kg)
5 Ketidakefektifan NOC: NIC
perfusi jaringan a. Circulation Status a. manajemen hipovolemi
perifer Kriteria hasil : 11.Timbang berat badan
berhubungan 1. 2. Monitor adanya
dengan kurang 1. Systolic blood tanda – tanda dehidrasi
pengetahuan pressure dalam 3. Monitor adanya pusing
tentang proses rentang normal saat berdiri
penyakit 2. Diastolic blood 4. Monitor adanya
pressure dalam sumber – sumber
rentang normal kehilangan cairan
3. Pulse pressure 5. Monitor asupan dan
dalam rentang pengeluaran
normal 6. Monitor hasil
4. CVP dalam retang laboratorium
normal 7. Jaga kepatenan akses IV
5. MAP dalam
rentang normal b. Monitor neurologi
6. Saturasi Oβ dalam 1. Monitor tingkat
rentang normal kesadaran
7. Tidak asites 2. Monitor tanda – tanda
b. Tissue Perfusion : vital
Peripheral 3. Monitor status
Kriteria hasil : pernapasan
1. CRT (jari tangan 4. Catat keluhan sakit
dan kaki) dalam kepala
batas normal 5. Pantau ukuran pupil,
2. Suhu kulit bentuk, kesimetrisan
ekstremitas dalam 6. Monitor reflek korna
rentang normal 7. Monitor paresthesia :
3. Kekuatan denyut nadi mati rasa dan
(karotis kanan dan kesemutan
kiri;brachial kanan dan
kiri; femur kanan dan c. Terapi oksigen
kiri, radialis kanan dan 1. Pertahankan kepatenan
kiri) dalam rentang jalan napas
normal 2. Siapkan peralatan oksigen
4. Blood pressure dan 3. Berikan oksigen
MAP dalam 4. Monitor aliran oksigen
rentang normal 5. Monitor kerusakan
kulit terhadap adanya
gesekan perangkat
oksigen

d. Vital Sign Monitoring


1. Monitor TD, Nadi,
Suhu, dan RR
2. Catat adanya fluktuasi
tekanan darah
3. Monitor kualitas nadi
4. Monitor suara paru
5. Monitor pola
pernapasan yang
banormal
6. Monitor suhu, warna,
dan kelembapan kulit

6 Hambatan NOC NIC


mobilitas fisik Exercise Therapy:
berhubungan 1. Klien meningkat ambulation
dengan kerusakan dalam aktivitas fisik 1. Monitoring vital sign
integritas struktur 2. Mengerti tujuan dari sebelum dan sesudah latihan
tulang peningkatan dan lihat respon pasien saat
mobilitas latihan
3. Memverbalisasikan 2. Konsultasikan dengan
perasaan dalam terapi fisik tentang rencana
meningkatkan kekuatan ambulasi sesuai dengan
dan kebutuhan
kemampuan berpindah 3. Kaji kemapuan pasien
dalam mobilisasi
4. Latih pasien dalam
pemenuhan kbeutuhan
ADLs secara mandiri
sesuai kemampuan
pasien
5. Dampingi dan bantu
pasien saat mobilisasi
6. Berikan alat bantu jika
klien memerlukan
7. Ajarkan pasien
bagaimana merubah
posisi dan berikan
bantuan jika diperlukan
7. Kerusakan NOC NIC
integritas kulit Tissue integrity : Skin Pressure Management
berhubungan and
dengan 1. Anjurkan pasien untuk
imunodefisiensi Mucous Membranes menggunakan pakaianyang
longgar
Kriteria hasil : 2. Hindari kerutan pada
tempat tidur
1) Integritas kulit yang 3. Jaga kebersihan kulit agar
baik bisa dipertahankan tetap bersih dan kering
( sensasi, elastic sitas, 4. Mobilisasi pasien (ubah
temperature, hidrasi, posisi pasien setiap dua
pigmentasi ) jam sekali)
2) Tidak ada luka / 5. Monitor kulit akan
lesi pada kulit danya kemerahan
3) Perfusi jaringan 6. Oleskan lotion atau
baik minyak baby/baby oil
4) Menunjukkan pada daerah yang
pemahaman dalam tertekan
proses perbaikan 7. Monitor aktivitas dan
kulit dan mencegah mobilisasi pasien
terjadinya cedera 8. Monitor status nutrisi
berulang pasien
5) Mampu melindungi Memandikan pasien dengan
kulit dan sabun dan air hangat
mempertahankan
kelembaban kulit dan
perawatan
alami

8. Hipertermi NOC NIC


berhubungan Thermoregulation Fever treatment
dengan dehidrasi 1. Berkeringat saat
1. Monitor suhu sesering
panas mungkin
2. Menggigil saat
2. Monitor IWL
dingin 3. Monitor warna kulit
3. Denyut jantungdan suhu kulit
apical 4. Monitor TD, nadi dan
4. Denyut nadi apical RR
5. Pernafasan 5. monitor penurunan
6. Melaporkan suhu kesadaran
tubuh 6. monitor Intake dan
7. Peningkatan suhu output
tubuh 7. monitor WBC, HB dan
Ht
Vital sign 8. berikan antipiretik
Kriteria hasil: 9. selimuti pasien
10. berikan cairan
1. Suhu tubuh intravena
2. Seperti mendengkur 11. tingkatkan sirkulasi
3. Denyut jantung udara
4. Irama jantung
5. Tekanan darah temperature regulation
sistolik 1. monitor suhu minimal tiap
6. Tekanan darah 2 jam
diastolic 2. rencanakan monitoring
7. Tekanan nadi suhu secara kontinyu
8. Kedalaman inspirasi 3. monitor TD, Nadi, dan RR
4. monitor warna kulit
dan suhu kulit
5. monitor tanda- tanda
hipertermi
6. tingkatkan intake dan
output
7. diskusikan dengan
keluarga pentingnya
pengaturan suhu tubuh
dan kemungkinan efek
negative dari
kedinginan
8. ajarkan cara kompres
vital sign monitoring
1. monitor TD, Nadi,
suhu dan RR
2. catat adanya fluktuasi
tekanan darah
3. monitor kualitas nadi
4. monitor frekuensi dan
irama pernafasan
5. monitor suara paru.
6. Monitor pola nafas
abnormal
9. Gangguan citra NOC NIC
tubuh berhubungan Adaptasi terhadap
dengan program Disabilitas Fisik Peningkatan harga diri
pengobatan 1. Monitor pernyataan pasien
Kriteria Hasil : mengenai harga diri
2. Tentukan kepercayaan diri
1. Menyampaikan secara pasien dalam hal penilaian
lisan diri
kemampuan untuk 3. Bantu pasien
menyesuaikan terhadap mengidentifikasi respon
disabilitas positif dari
2. Menyampaikan secara orang lain
lisan 4. Eksplorasi alasan-
penyesuaian terhadap alasan untuk
disabilitas mengkritik diri atau
3. Beradaptasi terhadap rasa bersalah
keterbatasan secara 5. Fasilitasi lingkungan
fungsional dan aktivitas-aktivitas
4. Mengidentifikasi cara- yang akan
cara untuk meningkatkan harga diri
beradaptasi dengan 6. Sampaikan atau
perubahan hidup ungkapkan
kepercayaan diri pasien
dalam mengatasi
situasi

10. Kekurangan NOC NIC


volume cairan a. Fluid Balance a. fluid management
berhubungan (keseimbangan (manajemen cairan)
dengan kehilangan cairan) 1. pantau kadar serum
cairan aktif. Kriteria hasil: elektrolit yang
1. Tekanan darah abnormal
2. Denyut nadi radial 2. pemberian cairan
3. Tekanan nadi 3. ambil specimen
4. Tekanan vena laboratorium untuk
central (CVP) memantau perubahan tingkat
5. Tekanan perifer cairan dan elektrolit
6. Keseimbangan (hematokrit, BUN, protein,
masukan dan sodium, tingkat kalium)
pengeluaran dalam 4. timbang BB setiap hari
β4 jam dan pantau
7. Berat badan (bb) perubahannya
stabil 5. promosikan intake oral
8. Turgor kulit misalnya memberikan
9. Hematokrit cairan lewat mulut
10. Membran mukosa pasien
lembab 6. monitor vital sign
11. Elektrolit serum 7. menjaga catatan yang
akurat dari intake dan
b. Hydration output
Kriteria hasil: 8. monitor respon pasien
1. Turgor kulit terhadap terapi
2. 2. Kelembaban elektrolit yang
membrane mukosa ditentukan
3. Asupan cairan 9. memonitor tanda dan
4. Pengeluaran urine gejala
5. Natrium serum ketidakseimbangan
6. Perfusi jaringan elektrolit
7. Fungsi kognitif 10. monitor tanda dan
gejala retensi cairan
c. Nutritional status:
food and Fluid b. fluid monitoring
Intake (monitoring cairan)
Kriteria Hasil: 1. menentukan catatan
1. Asupan makanan dari jumlah dan jenis
oral intake cairan dan
2. Asupan cairan slang kebiasaan eliminasi
(NGT/ OGT) 2. monitor berat badan
3. Asupan cairan oral 3. monitor intake dan
4. Asupan cairan output
intravena (IV) 4. monitor nilai serum
5. Asupan nutrisi dan elektrolit urin
parenteral 5. monitor serum albumin
dan total protein
6. monitor TD, nadi,
pernafasan
7. monitor tekanan darah
ortostatik dan
perubahan irama
jantung
8. monitor parameter
hemodinamik invasif
9. menjaga cataatan
akurat intake dan
output
10. monitor kelembaban
mukosa, turgor kulit
dan haus
11. monitor warna,
qualitas dan berat jenis
urine
12. mengelola terapi
farmakologi untuk output
cairan

c. fluid
resuscitation(resusitas
i cairan)
1. memberi dan
mempertahankan IV
2. kolaborasi dengan dokter
dalam
memberikan cairan baik
kristaloid ( RL) dan koloid
3. mengelola cairan IV
4. mengambil specimen
darah untuk cross
metch
5. monitor respon
hemodinamik
6. monitor status oksigen
7. monitor pengeluaran
berbagai cairan tubuh
8. monitor Bun, kratinin,
total protein, dan tinkat
albumin
9. monitor oedema
pulmonary dan
kehausan
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Leukemia adalah kanker yang terjadi pada sel hematopoetik pembentuk sel darah di
sumsum tulang yang bisa menyebabkan infiltrasi atau penyebaran ke peredaran darah,
sistem limfatik, atau organ lainnya.
Leukimia diklasifikasikan menurut waktu progresifitasnya dan jenis sel sel darah putih
yang abnormal: Acute Myeloid Leukemia (AML), Acute Lymphoid
Leukemia (ALL), Chronic Myeloid Leukemia (CML), dan Chronic Lymphoid
Leukemia (CLL).
Pada leukemia akut, sel hematopetik sumsum tulang bersifat imatur sehingga tidak bisa
berfungsi sebagaimana mestinya dan sangat cepat perkembangannya. Pada leukemia
kronis, sel bersifat lebih matur sehingga masih bisa menjalankan fungsinya meskipun
tidak optimal dan pertambahannya lebih perlahan

3.2 Saran
-Diharapkan bagi mahasiswa agar dapat mencari informasi dan memperluas wawasan
Leukemia karena dengan adanya pengetahuan dan wawasan yang luas akan mampu
mengembangkan t mengenai Leukemia, dan faktor-faktor pencetusnya, serta bagaimana
pencegahan untuk kasus tersebut.
-Kualitas dan pengembangan ilmu studi kasus agar dapat menerapkan asuhan keperawatan
pada klien dengan Leukemia secara komprehensif
DAFTAR PUSTAKA
http://download.portalgaruda.org/article.php?
article=404864&val=4387&title=Gangguan%20Keseimbangan%20Elektrolit
%20%20Sesudah%20Kemoterapi%20Induksi%20Remisi%20pada%20Anak
%20dengan%20%20Leukemia%20Limfoblastik%20Akut
http://download.portalgaruda.org/article.php?
Article=154312&val=4108&title=KARAKTERISTIK%20ANAK%20YANG
%20MENDERITA%20LEUKEMIA%20AKUT%20RAWAT%20INAP
%20DI%20RSUP%20H.%20ADAM%20MALIK%20MEDAN%20TAHUN
%202011-2012

https://www.alodokter.com/leukemia
https://hellosehat.com/kanker/kanker-darah/penyebab-leukemia/
http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/download/40/35

You might also like