You are on page 1of 5

BAB.

A. Latar Belakang

Kehamilan merupakan keadaan yang fisiologis yang mengakibatkan perubahan baik


secara fisik maupun psikologi. Salah satu perubahan itu ialah terjadinya mual dan
muntah pada kehamilan. Mual dan muntah merupakan keluhan yang sering dialami oleh
ibu hamil pada kehamilan trimester pertama. Keluhan ini terjadi karena terjadinya
berbagai perubahan di dalam tubuh wanita. Salah satu penyebab terjadinya mual dan
muntah karena adanya peningkatan hormon hCG (human Gonodotropin Korionik) di
dalam tubuh ibu hamil. Bila keluhan ini tidak diatasi akan menyebabkan gangguan
nutrisi pada ibu hamil, dehidrasi, kekurangan energi, dan penurunan berat badan pada ibu
hamil. Jika kejadian ini terus berlanjut akan berdampak pada kehamilan dan proses
pertumbuhan dan perkembangan janin.

Kehamilan sering ditandai oleh gangguan sistem pencernaan, yang terutama


bermanifestasi sebagai mual dan muntah yang disebut sebagai morning sickness.
Morning sickness pada kehamilan biasanya timbul pada pagi hari tetapi hilang dalam
beberapa jam, walaupun kadang-kadang keluhan ini menetap lebih lama dan dapat
timbul pada waktu yang berbeda. Gejala yang menganggu ini biasanya dimulai sekitar 6
minggu setelah hari pertama menstruasi terakhir, dan biasanya menghilang spontan 6
sampai 12 minggu kemudian.

Penyebab mual dan muntah ini tidak diketahui secara pasti, tetapi tampaknya
berkaitan dengan tingginya kadar hormon hCG. Hormon hCG yang meningkat pada
kehamilan diduga menjadi penyebab mual dan muntah yang bekerja pada chemoreseptor
trigger zone di pusat muntah di otak yaitu medulla. Produksinya sudah dimulai pada awal
kehamilan, kira-kira pada hari implantasi. Setelah itu, kadarhCGdalam plasma dan urin
ibu meningkat sangat pesat (Chartier dkk., 1997 dalam Gary, et al., 2005). Kadarnya
meningkat sejak hari implantasi hingga mencapai puncaknya pada sekitar hari ke-60
sampai hari ke 70. Setelah itu, konsentrasinya secara bertahap sampai titik terendah
dicapai pada sekitar hari ke-100 sampai hari ke-130 (Gary, et al 2005).

Mual dan muntah pada kehamilan, yang dialami oleh sekitar 70-80% wanita hamil
dan merupakan fenomena yang sering terjadi pada umur kehamilan 5-12 minggu
(Edelman, 2004; Quinland, 2005: Nengah, 2010). Kurang lebih 66% wanita hamil
trimester pertama mengalami mual-mual dan 44% mengalami muntah-muntah. Di
Amerika prevalensi mual dan muntah sebanyak 70% pada kehamilan trimester pertama.
Di Indonesia menunjukkan bahwa hampir 50-90% dari wanita hamil mengalami mual
pada trimester pertama (3 bulan pertama kehamilannya) (Nuang, & Niebyl, 2014).

Mual dan muntah bisa dicegah dengan cara farmakologi dan nonfarmakologi. Metode
farmakologi bisa dengan pemberian vitamin B6 dan anti emetic untuk meringankan mual
dan muntah ringan atau mual dan muntah berat. Namun, penggunaan obat-obatan
farmakologi dapat menyebabkan efek samping baik pada ibu, kehamilan, maupun pada
bayi. Untuk itu pengobatan nonfamakologi merupakan salah satu pengobatan alternative
untuk mengurangi mual dan muntah. Selain efeknya yang dapat mengurangi mual dan
muntah (Kia, et al., 2014).

Terapi farmakologi dilakukannya dengan cara memberikan antihistamin, antiematik,


kortikosteroid, serta antikolinergik, akan tetapi ibu yang mengandung bakal jauh lebih
baik kalau bisa mengatasinya permasalahan perihal mual di awal-awal masa hamilnya
dengan menggunakanterapi pelengkapnonfarmakologis. Terapi nonfarmakologis ini
sifatnya itu ialah noninfasif, noninstruktif, sederhana, murah, tanpa efek samping, serta
juga efektif. Terapi ini bisa dilakukannya dengan memberikannya dukungan terhadap
emosional, pengaturan diet, akupuntur, dan pemberian aromaterapi (Rahayu and Sugita
2018).

Ada berbagai macam aromaterapi yang digunakan untuk mengurangi mual muntah,
nyeri, depresi untuk penderita kanker diantaranya yaitu aromaterapi essensial oil rose,
aromaterapi jahe, aromaterapi pepermint, aroma terapi lemon dan pijat aromaterapi.
Essensial oil rose yaitu jenis aroma terapi yang dapat digunakan untuk meringankannya
frigiditas, depresi, sakit kepala, ketegangan, serta insomnia menurut Sharma dalam
Annisa (2015). (Alivian and Taufik 2021).

Aromaterapi ialah salah satu dari pada metodologi terapinya keperawatan


yangmenggunakan berbagai macam bahan alami dari cairannya tumbuhan atau tanaman
yang gampang menguap ataupun dikenalnya dengan sebutan senyawa aromatik serta
minyak essensial lain dari tanaman yang tujuannya itu guna mempengaruhinya
suasananya hati ataupun kesehatannya seseorang (Purwanto, 2013). Pada
penggunaannya, aromaterapi bisa diberikannya dengan dilaluinya berbagai macam cara,
diantaranya: berendam, inhalasi, kompres, serta pijat (Bharkatiya et al, 2008). 4 cara itu
ialah cara yang paling tua, cepat, serta mudah dalam pengaplikasiannya ialah metodologi
inhalasi dikarenakan menghirupkan uap dari minyak essensial dengan cara langsung
dianggapnya palinglah cepat serta juga menghirupkan uap essensial, berbagai macam
molekul pada minyak bereaksikannya secara langsung dengan indera penciuman hingga
secara langsung dipersepsikannya oleh otak (Muhammad Ruhman1 2017).

Penggunaan terapi komplementer relatif mudah dan lebih murah, serta efisien dan
efektif dalam mengurangi mual dan muntah, serta bisa diterima para pasien (Supatmi,
2015). Disaat minyak esensial dihirupkan, molekul-molekul memasuki rongga hidung
serta merangsangkan sistem limbik yang ada di otak manusia. Sistem tersebut ialah
sebuah daerah yang mempengaruhi memori serta juga emosi dan dengan cara langsung
memiliki keterkaitan pada adrenal kelenjar hipotalamus, hipofisis, berbagai macam
bagiannya pada tubuh yang mengaturkan denyut yang ada pada jantung, stress, tekanan
darah, memori, keseimbangannya hormon, serta juga pernafasan (R. N. Khasanah, Yuda,
and Nugroho 2021)

Aromaterapi memiliki dampak yang positif dikarenakan diketahuinya bahwasanya


aromanya yang harum, segar, merangsangkan reseptor, sensori, serta pada akhirnya pula
dapat memberikan pengaruh kepada organ lain hingga bisa memunculkannya dampak
yang kuat pada sebuah emosi. Respon terhadap bau yang dihasilkannya bakal
merangsangkan kerja dari sel neurokimia otak. Sebagaimana contohnya bau yang
memberikan kesenangan bakal menstimulasikannya tamaus guna mengeluarkannya
enkafelin yang berguna menjadi penghilang dari rasa sakit alami serta juga
menghasilkannya perasaan yang menenangkan (Astuti and Lela 2018).

Aromaterapi memberi dampak kepada yang menghirupnya, layaknya kesegaran,


ketenangan, serta membantunya ibu yang mengandung dalam mengatasinya
permasalahan mual dan muntah. Tiap-tiap dari minyak essensial mempunyai dampak
atau efek farmakologis yang Aromaterapi ini adalah salah satu dari pada terapi
nonfarmakologi yang kerap kali dilakukannya guna mengatasinya gejala morning
sickness. Aromaterapi ialah sebuah penindakan terapeutik dengan mempergunakan
minyak essensial yang berguna dalam meningkatkannya keadaan psikologis serta fisik
jadi unik, contohnya antivirus, antibakteri, penenang, vasodilator, diuretik, dan
merangsangkan adrenal. Disaat minyak essensial dihirupkan, berbagai molekul
memasuki rongga hidung serta juga merangsangkannya sistem limbik yang ada pada
otak (Maternity, Sari, and Marjorang 2016)

B. TujuanPenelitian

1. Untuk mengetahui penyebab mual muntah pada ibu hamil

2. Untuk mengetahui efektifitas terapi nonfarmakologis dalam mengurangi mual


muntah pada ibu hamil

3. Untuk mengetahui penggunaan terapi alternatif yang aman dalam mengurangi mual
muntah pada ibu hamil

4. Untuk mengetahui jenis-jenis aromaterapi apa saja yang dapat di gunakan dalam
terapi tersebut

5. Untuk mengetahui cara kerja dari aromaterapi dalam mengurangi mual dan muntah
Rahayu, R. D., & Sugita, S. (2018). Efektivitas Pemberian Aromaterapi Lavender Dan
Jahe Terhadap Penurunan Frekuensi Mual Muntah Pada Ibu Hamil Trimester
I Di BPM Trucuk Klaten. Jurnal Kebidanan Dan Kesehatan
Tradisional, 3(1), 19-26.

Maternity, D. (2017). Inhalasi Lemon Mengurangi Mual Muntah Pada Ibu Hamil
Trimester Satu. Jurnal Ilmiah Bidan, 2(3), 10-15.

Rofi'ah, S., Widatiningsih, S., & Arfiana, A. (2019). Studi Fenomenologi Kejadian
Hiperemesis Gravidarum Pada Ibu Hamil Trimester I. Jurnal Riset
Kesehatan, 8(1), 41-52.

Atiqoh, R. N., & Keb, S. T. (2020). Kupas Tuntas Hiperemesis Gravidarum (Mual


Muntah Berlebih Dalam Kehamilan). One Peach Media.

Rahayu, R. D., & Sugita, S. (2018). Efektivitas Pemberian Aromaterapi Lavender Dan
Jahe Terhadap Penurunan Frekuensi Mual Muntah Pada Ibu Hamil Trimester
I Di BPM Trucuk Klaten. Jurnal Kebidanan Dan Kesehatan
Tradisional, 3(1), 19-26.

You might also like