Professional Documents
Culture Documents
Peran Badan Permusyawaratan Desa Dalam Pengelolaan Aset Desa
Peran Badan Permusyawaratan Desa Dalam Pengelolaan Aset Desa
Abstract
This study aims to describe the role of Badan Permusyawaratan Desa (BPD) in village
assets management in Purworejo village, Purworejo Klampok sub-district, Banjarnegara
Regency. Village assets are interesting to study because of the phenomena that occur
indicate weaknesses in village assets management. On the other hand, village assets are an
inseparable part of the government's efforts to increase village values and advance national
development. This study uses a qualitative descriptive approach with in-depth interview
method and observation as data collection methods. The participants in this study are
members of BPD 2018-2024 and members of the community involved in village assets
management. The results of this study indicated that the role of BPD in monitoring village
assets management are apparent in all stages, especially in the stages of planning,
procurement, transfers, administration, reporting and supervision. However, the role of the
BPD is constrained related to limited human resources, especially regarding each BPD
members’ educational background and their availability of time. In addition, the community
itself still does not have a deep understanding of the role of BPD, so they feel that they have
not been directly affected by the existence of BPD.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran dari Badan Permusyawaratan Desa
(BPD) dalam pengelolaan aset desa di Desa Purwareja, Kecamatan Purworejo Klampok,
Kabupaten Banjarnegara. Aset desa menarik diteliti karena fenomena yang terjadi
109
Jurnal Akuntansi ■ Volume 12 Nomor 1, Mei 2020: 109-122
menunjukkan adanya kelemahan dalam pengelolaan aset desa, sementara aset desa
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari upaya pemerintah dalam meningkatkan nilai
desa dan memajukan pembangunan nasional. Penelitian ini menggunakan pendekatan
deskriptif kualitatif dengan teknik wawancara mendalam serta observasi sebagai teknik
pengumpulan datanya. Narasumber dalam penelitian ini adalah BPD periode 2018-2024 dan
warga masyarakat yang terlibat dalam pengelolaan aset desa. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa peran BPD dalam mengawasi pengelolaan aset desa nampak di seluruh
tahapan, khususnya di tahap perencanaan, pengadaan, pemindahtanganan, penatausahaan,
pelaporan dan pengawasan. Namun demikian peran BPD terkendala oleh adanya batasan
terkait sumber daya manusia, khususnya terkait latar belakang pendidikan serta ketersediaan
waktu dari masing-masing anggota BPD. Selain itu masyarakat sendiri masih belum
memiliki pemahaman yang dalam terkait peran BPD, sehingga merasa belum secara
langsung terdampak oleh adanya BPD.
110
Jurnal Akuntansi ■ Volume 12 Nomor 1, Mei 2020: 109-122
111
Jurnal Akuntansi ■ Volume 12 Nomor 1, Mei 2020: 109-122
terbatas pada sekretaris desa dan kepala akan dideskripsikan dalam penelitian ini
desa dikarenakan kurangnya pengetahuan lebih pada melihat kinerja kepala desa
dari perangkat lainnya tentang pengelolaan dalam melakukan pengelolaan aset desa.
dana desa. Penelitian serupa dilakukan oleh Alasan pemilihan desa tersebut adalah dari
(Akbar, 2017) yang memberikan hasil wawancara awal dengan beberapa
bahwa peran BPD dalam tahap perencanaan narasumber ditemukan minimnya
ADD di desa-desa wilayah Kecamatan pencatatan aset desa yang dilakukan oleh
Sadananya adalah menyampaikan aspirasi aparat desa. Hal inilah kemudian yang
masyarakat dalam Musrenbangdes dan menjadi fokus dari penelitian ini untuk
peran BPD dalam pengambilan keputusan dapat lebih dalam melihat peran BPD dalam
pada tahap perencanaan pembangunan yang pengelolaan aset desa. Penelitian ini
akan dilaksanakan, dimana pengambilan diharapkan dapat bermanfaat bagi: (1) BPD
keputusan BPD dituangkan dalam bentuk dan Pemerintah desa, yaitu dapat menjadi
Perdes yang sebelumnya telah disepakati sarana evaluasi peran BPD dalam
bersama dengan Pemerintah Desa. Pada pengelolaan aset desa, untuk dapat lebih
tahap pelaksanaan ADD, BPD berperan dioptimalkan demi kesejahteraan
sebagai pengawas kegiatan serta berdialog masyarakat; (2) Bagi Akademisi, yaitu
dalam rapat evaluasi 3 bulanan untuk dapat menambah referensi bagi penelitian
menyampaikan saran dan kritik yang berikutnya terkait akuntansi desa.
berasal dari masyarakat. Sedangkan pada
tahap pertanggungjawaban ADD, BPD
mempunyai kewajiban untuk mengusung Kerangka Teoritis
bahwa prinsip transparansi dalam
pertanggungjawaban ADD harus
Pengelolaan Aset Desa
diterapkan, selain itu BPD memastikan
bahwa pelaksanaan ADD harus berjalan Aset Desa menurut Peraturan Menteri
sesuai aturan yang berlaku. Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 1
Selain itu, penelitian lain Tahun 2016 tentang Pengelolaan Aset Desa
menyebutkan bahwa masih terdapat desa didefinisikan sebagai barang milik desa
yang belum memanfaatkan aset desa sesuai yang berasal dari kekayaan asli milik desa,
dengan peraturan perundang-undangan dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran
yang berlaku dan dibuktikan dengan mereka Pendapatan dan Belanja Desa (APB Desa)
yang tidak memiliki peraturan desa atau perolehan Hak lainnya yang sah. Jenis
mengenai pemanfaatan aset desa. Hal itu aset desa adalah: (a) Kekayaan asli daerah;
akhirnya menyebabkan suatu desa pada (b) Kekayaan milik desa yang dibeli atau
akhirnya gagal untuk mendapatkan hasil diperoleh atas beban APBDesa; (c)
yang diinginkan yaitu meningkatkan Kekayaan desa yang diperoleh dari hibah
pendapatan desa (Oksafiama, Suparnyo, & dan sumbangan atau yang sejenis; (d)
Wicaksono, 2017). Kekayaan desa yang diperoleh sebagai
Berdasarkan latar belakang di atas, pelaksanaan dari perjanjian/kontrak
maka penelitian bertujuan untuk dan/atau diperoleh berdasarkan ketentuan
mendeskripsikan peran BPD pada setiap peraturan undang-undang; (e) Hasil kerja
tahapan pengelolaan aset desa, khususnya sama desa; (f) Kekayaan desa yang berasal
di Desa Purwareja, Kecamatan Purwareja – dari perolehan lain yang sah.
Klampok, Kabupaten Banjarnegara. Pengelolaan aset desa merupakan
Pengelolaan aset desa merupakan tanggung rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan,
jawab dari aparat desa, sementara itu tugas pengadaan, penggunaan, pemanfaatan,
dari BPD adalah mengawasi kinerja kepala pengamanan, pemeliharaan, penghapusan,
desa, sehingga peran pengawasan yang pemindahtanganan, penatausahaan,
112
Jurnal Akuntansi ■ Volume 12 Nomor 1, Mei 2020: 109-122
pengelolaan aset desa. Pemerintah desa verifikasi, hasil penelitian sudah dapat
dituntut untuk menyelenggarakan menggambarkan peran BPD secara umum
pemerintahan secara, transparan dan dan pelaksanaannya dalam pengelolaan aset
akuntabel. BPD sebagai lembaga yang desa. Bukti-bukti pendukung juga menjadi
mempunyai fungsi pengawasan, diharapkan salah satu sarana untuk dapat menarik
dapat menjalankan perannya secara efektif. kesimpulan. Oleh sebab itu dalam
penelitian ini juga menggunakan teknik
triangulasi data untuk memperoleh
Metode Penelitian keabsahan data. Triangulasi data
ditunjukkan dengan melakukan konfirmasi
Jenis Penelitian dan Teknik dengan beberapa narasumber untuk
Pengumpulan Data pertanyaan yang sama, serta penguatan
Penelitian ini merupakan penelitian dengan hasil dengan merujuk pada dokumen-
pendekatan deskriptif kualitatif yang dokumen pendukung.
mengambil objek penelitian di Desa
Purwareja, Kecamatan Purwareja –
Klampok, Kabupaten Banjarnegara. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Pemerolehan data dilakukan dengan
menggunakan metoda wawancara Gambaran Objek Penelitian
mendalam dengan panduan pertanyaan BPD Desa Purwareja periode ini dibentuk
yang nantinya dapat dikembangkan sampai pada tahun 2018, dengan masa bakti selama
dengan mendapatkan jawaban atas 6 tahun. Anggota BPD di desa Purwareja
permasalahan penelitian. Adapun yang merupakan perwakilan dari 5 dusun yang
menjadi narasumber dalam penelitian ini ada di desa Purwareja, dengan setidaknya
adalah Wakil Ketua Badan satu orang perwakilan dari tiap dusun.
Permusyawaratan Desa, Kepala Desa dan Komposisi dalam BPD disesuaikan dengan
warga masyarakat sekitar yang mengetahui jumlah penduduk desa Purwareja yang
tentang pengelolaan aset desa. sebanyak sekitar 10.000 jiwa dengan
maksimal memiliki komposisi sejumlah 9
Teknik Analisis Data orang anggota BPD. Kepengurusan BPD
Data yang telah diperoleh dari hasil Desa Purwareja saat ini adalah sebagai
wawancara mendalam dan observasi berikut Kepala BPD, Wakil Kepala BPD,
kemudian dirangkum dalam transkrip dan Sekretaris BPD, serta 6 anggota BPD
wawancara untuk kemudian akan direduksi. yang terbagi ke dalam dua bidang, yaitu
Reduksi data bertujuan untuk memilih data bidang pemerintahan, bidang
yang relevan dalam menjawab kemasyarakatan dan bidang pembangunan.
permasalahan penelitian. Hasil dari reduksi BPD memiliki fungsi sebagai penjembatan
data adalah data-data yang sudah lebih dalam garis koordinasi antara masyarakat
mengerucut pada identifikasi awal peran dan pemerintah desa.
BPD dalam pengelolaan aset desa. Setelah
dilakukan reduksi, tahapan analisis Peran BPD dalam Pengelolaan Aset Desa
berikutnya adalah penyajian data dalam Tahapan awal dalam melakukan identifikasi
bentuk teks naratif. Artinya, dalam tahapan terkait peran BPD adalah dengan
penyajian data ini identifikasi awal terkait memisahkan fungsi antara BPD dengan
peran BPD dalam pengelolaan aset desa pemerintah desa. BPD dalam hal ini
dapat dijelaskan dengan lebih rinci dan bertindak sebagai legislatif, sementara itu
mendalam. Tahapan analisis data terakhir pemerintah desa bertindak sebagai
adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. eksekutif. Perbedaan fungsi ini tidak hanya
Dalam perumusan kesimpulan dan tercakup dalam hal pengelolaan aset saja
114
Jurnal Akuntansi ■ Volume 12 Nomor 1, Mei 2020: 109-122
namun dalam bidang pemerintahan lainnya Terkait dengan hal tersebut, maka sudah
seperti contohnya pengelolaan keuangan, seharusnya peran BPD terlihat mulai dari
pemberdayaan masyarakat dan lain tahapan perencanaan, karena apabila terjadi
sebagainya. Hal tersebut sesuai dengan ketidaksesuaian atau penyimpangan aset
yang diungkapkan oleh pihak BPD Bidang dapat mempengaruhi komponen lain dalam
Pemerintahan: APBDes. Proses perencanaan sendiri tidak
dilakukan dengan satu kali proses rapat dan
“Sementara ini sebagai mitra kerja pengesahan saja, namun memerlukan
aparat desa yang bertugas apabila beberapa tahap tertentu. Menurut Wakil
terjadi sesuatu berkaitan dengan Ketua BPD:
pemerintahan kita mengingatkan,
kalau tentang pengelolaan aset “Konsep perencanaan datang dari
desa memang tidak secara pemerintah desa selaku eksekutif,
langsung.” dan konsep ini diserahkan ke BPD
dan bisa dirapatkan dulu sendiri
Secara umum aset desa merupakan salah oleh BPD, dan untuk penetapan
satu bagian penting yang menjadi fokus keputusan dilakukan bersama,
perhatian dari pemerintah desa dan BPD. dalam hal ini (peran BPD) adalah
Hal tersebut dikarenakan aset desa sebagai fungsi legalitas. BPD jelas
merupakan komponen yang berkaitan menanyakan dan melihat apakah
langsung dengan Pendapatan Asli Daerah dengan pengadaan aset yang
(PAD) dan alokasi belanja daerah. direncanakan sesuai dengan
Pernyataan yang mendukung hasil tersebut kebutuhan dasar masyarakat
dikemukakan oleh Kepala Desa Purwareja wilayah terkait, dan BPD juga
bisa ketika merubah arahnya
“Yang terkait dengan hal yang pembangunan yang akan
sifatnya strategis hukumnya wajib dilaksanakan sehingga dapat
untuk dibahas bersama BPD, yang kembali lagi disesuaikan dengan
terkhusus membahas aset memang prioritas wilayah masing-masing.
belum pernah, namun dalam Karena sebelum disahkan dan
RPJMDES dan RKPDES yang masuk dalam APBDES dalam hal
dibahas dalam musyawarah desa ini RPJMDES dan RKPDES BPD
terdapat perencanaan pengadaan harus mengetahui perencanaan
aset desa didalamnya. Aset desa dengan baik.”
kan selain menjadi PAD juga bisa
sebagai alokasi dengan belanja Sebelum menyerahkan konsep perencanaan
modal, karena barang yang dibeli di musyawarah desa kepada BPD,
atau dibangun dengan masa pakai pemerintah desa selaku eksekutif
lebih dari setahun bisa melakukan perencanaan di tingkat paling
dikategorikan sebagai aset.” rendah yaitu dusun, seperti penuturan dari
Kepala Desa Purwareja.
Hal senada juga disampaikan oleh Wakil
Ketua BPD: “Karena disini ada rapat tingkat
dusun, yang hadir tidak semua
“Harus dikontrol dengan baik anggota BPD tapi BPD dapil
karena pengelolaan aset desa akan sana, dengan kadus, kaur
sangat mempengaruhi PAD dan perencanaan, sekdes dan tokoh
APBDes” masyarakat sana untuk membahas
perencanaan khusus wilayah sana.
115
Jurnal Akuntansi ■ Volume 12 Nomor 1, Mei 2020: 109-122
116
Jurnal Akuntansi ■ Volume 12 Nomor 1, Mei 2020: 109-122
Pada tahapan terakhir yang menjadi fokus hukum dan diatur dalam
penelitian ini yaitu tahapan pelaporan peraturan. Kita mengingatkan
sebagai bentuk pertanggungjawaban terus, dan ketika ada
pengelolaan aset desa, BPD memiliki peran penyimpangan akan keluar
yang tidak jauh berbeda dengan tahapan rekomendasi dari BPD yang
sebelumnya yaitu peran pengawasan. didapat dari hasil investigasi,
Adapun yang menjadi keterbatasan dalam selanjutnya akan ada sikap dari
tahapan ini adalah belum adanya laporan pemerintah desa, jika tidak dapat
secara khusus tentang pengelolaan aset diselesaikan oleh aparat desa akan
desa. Meskipun demikian terkait dengan dilanjutkan ke kecamatan dan
pemanfaatan aset desa dapat dilihat dalam apabila belum selesai juga
laporan keuangan desa secara umum, nantinya akan dilanjutkan lagi ke
sehingga peran BPD dalam hal ini juga inspektorat dan itu bukan ranah
terkait peran secara umum dalam BPD lagi apabila sudah sampai ke
pengawasan pengelolaan keuangan desa. inspektorat.”
Peran BPD tercerminkan dari pernyataan Menjadi hal yang sangat penting untuk
BPD Bidang Pemerintahan: dicermati karena pelaporan yang baik
tentunya dapat membawa pengaruh yang
“Sebenarnya mungkin dalam hal baik bagi program kerja yang lainnya, dan
pelaporan dari pemerintah desa itu tidak hanya berkaitan dengan aset desa
sendiri kurang tepat waktu, namun saja namun dalam hal lainnya secara umum.
karena BPD hanya sebagai mitra BPD tentunya sudah melakukan perannya
jadi fungsi maksimal yang dapat dengan baik untuk memberi dorongan dan
dilakukan adalah memberikan peringatan bagi pemerintah desa, namun
rekomendasi." untuk praktik pelaksanaannya tetap kembali
kepada pemerintah desa sebagai eksekutif
Senada dengan pernyataan narasumber di apakah dapat diselesaikan dengan baik atau
atas, terkait keterlambatan pelaporan tidak, karena jika tidak dapat diselesaikan
menjadi hal yang perlu dicermati oleh akan menjadi hal yang dapat dicurigai oleh
pemerintah desa karena dapat berkaitan inspektorat dan hal tersebut yang berusaha
dengan pelanggaran aturan dan dapat timbul untuk dihindari oleh BPD.
sanksi, berikut penuturan Wakil Ketua
BPD:
Kendala Implementasi Peran BPD
“BPD mengingatkan apakah hasil Selain peran yang sudah dijelaskan
pelaksanaan sudah dilaporkan sebelumnya, BPD juga memiliki peran
atau belum, karena aparat desa untuk mendorong pemerintah desa
terkait dengan pelaporan tidak mengelola aset desa dengan baik dan
bisa dengan seenaknya sendiri, transparan. Sejauh ini BPD merasa bahwa
karena apabila ada keterlambatan pemerintah desa sudah melakukan hal
pelaporan dapat menghambat tersebut, namun masyarakat desa justru
proses tahap pencairan program tidak memiliki rasa ingin tahu terkait
lainnya. Kalau yang namanya dengan pengelolaan aset desa.
keterlambatan bisa diperbaiki Hal tersebut sesuai dengan pernyataan yang
namun kealphaan dalam disampaikan oleh Kepala Desa Purwareja.
pembuatan laporan itu suatu
bentuk kesalahan dan ada “Untuk aset transparansinya ada,
punishmentnya sendiri ada sanksi tapi untuk spesifik aset belum
117
Jurnal Akuntansi ■ Volume 12 Nomor 1, Mei 2020: 109-122
Bagi masyarakat sendiri kinerja dari “Ya tetap ada kendala itu karna
pemerintah desa maupun BPD hanya dapat komposisi BPD sementara ini
dilihat dari hasilnya saja, sebagai contoh sekian banyak memiliki profesi
ketika terdapat kegiatan pengaspalan jalan artinya selaku ASN dari sisi waktu
baru dapat dilihat hasilnya pada lokasinya mereka terbatas karena harus
seperti apa. Masyarakat yang tidak bertugas sebagai ASN disatu sisi
118
Jurnal Akuntansi ■ Volume 12 Nomor 1, Mei 2020: 109-122
memiliki tugas sebagai BPD, yaitu keterbatasan SDM yang tersedia dan
namun demikian bisa disikapi juga waktu yang relatif tidak banyak.
dengan mengadakan pertemuan di Anggota BPD yang terpilih sebagian besar
malam hari. Selain itu berkenaan memang sudah berpendidikan strata satu,
dengan SDM itu memang memiliki namun tidak dalam fokus studi mengenai
latar belakang yang berbeda, ada pemerintahan, sehingga tidak semua yang
yang memang relevan dengan memiliki gelar sarjana dapat memahami
studi pemerintahan, sebagian dengan baik regulasi dan proses
memiliki latar belakang sarjana administrasi yang berlaku. Selain itu
pendidikan, itu yang kadang terdapat masalah terkait keterbatasan waktu,
kadang masih perlu butuh waktu karena sebagian besar anggota BPD masih
untuk adaptasi. Teman teman yang aktif bekerja sebagai ASN (Aparatur Sipil
belum paham ini sambil berjalan Negara) sehingga waktu yang tersedia
berusaha belajar dan memahami untuk bertugas sebagai BPD terbatas.
regulasi yang berlaku.” (Wakil Permasalahan tersebut sudah disiasati
Ketua BPD) dengan menggunakan waktu luang yang
tersedia namun juga riskan apabila ada hal
“Masalah sudah dari periode mendadak yang sifatnya insidental tidak
sebelumnya karena saya juga dari dapat segera diselesaikan.
periode sebelumnya. Ada namun Meskipun memiliki beberapa kendala
tidak signifikan yaitu waktu yang internal, peran BPD dalam pengelolaan aset
terbatas untuk melakukan rapat desa tidak dapat dilepaskan dalam unsur
ataupun berkoordinasi, tentunya pemerintahan karena sangat penting seperti
setelah periodisasi baru dimulai yang disampaikan oleh Kepala Desa
akan melaksanakn peningkatan Purwareja dan Wakil Ketua BPD sebagai
kerjasama antara BPD dan aparat berikut:
desa.” (BPD Bidang
Pemerintahan) “Menurut saya sangat penting,
karena tanpa pengawasan dari
“Secara umum kendala tidak BPD itu potensi penyimpangan
begitu nampak, sebagian besar menjadi lebih terbuka, minimal
anggota BPD punya aktivitas yang kalau kita selalu diawasi itu kan
dapat dikatakan waktu kosong misalkan kok ada sedikit potensi
untuk bisa bareng-bareng akan penyimpangan segera bisa
berkoordinasi ya kita harus diatasi, ya dalam segala hal baik
menanyakan kesediaan waktu dari itu pengadaan untuk barang atau
BPD, dan sekarang praktiknya aset juga yang lainnya terutama
dilaksanakan malam, jadi kita keuangan juga, karena keuangan
mengalah karena sudah ada solusi dan aset dua hal yang merupakan
dengan diadakan rapat di malam satu kesatuan juga. Intinya
hari karena sejauh ini belum pengawasan sangat penting.”
pernah diadakan rapat siang yang (Kepala Desa Purwareja)
berbenturan dengan aktivitas
anggota BPD agar bisa lebih “Secara jujur saat ini sudah
maksimal.” (Kepala Desa menuju era digital, sementara
Purwareja) aparat desa yang generasi lama
belum mampu menyesuaikan,
Permasalahan yang dihadapi oleh BPD diharapkan mampu menguasai era
lebih berpusat pada internal BPD itu sendiri digital karena memang tuntutan,
119
Jurnal Akuntansi ■ Volume 12 Nomor 1, Mei 2020: 109-122
122