You are on page 1of 14

Volume 12, Nomor 1, Mei 2020, pp 109-122 Copyright © 2017

Jurnal Akuntansi, Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi,


Universitas Kristen Maranatha. ISSN 2085-8698 | e-ISSN 2598-4977.
http://journal.maranatha.edu

Peran Badan Permusyawaratan Desa dalam


Pengelolaan Aset
Desa

Mahenda Erarefra Putra


Fakultas Ekonomika dan Bisnis Program Studi Akuntansi-Universitas Kristen Satya Wacana
(Jl. Diponegoro No. 52-60, Salatiga, Jawa Tengah)
232016239@student.uksw.edu

Aprina Nugrahesthy Sulistya Hapsari


Fakultas Ekonomika dan Bisnis Program Studi Akuntansi-Universitas Kristen Satya Wacana
(Jl. Diponegoro No. 52-60, Salatiga, Jawa Tengah)
esthy@staff.uksw.edu

Abstract
This study aims to describe the role of Badan Permusyawaratan Desa (BPD) in village
assets management in Purworejo village, Purworejo Klampok sub-district, Banjarnegara
Regency. Village assets are interesting to study because of the phenomena that occur
indicate weaknesses in village assets management. On the other hand, village assets are an
inseparable part of the government's efforts to increase village values and advance national
development. This study uses a qualitative descriptive approach with in-depth interview
method and observation as data collection methods. The participants in this study are
members of BPD 2018-2024 and members of the community involved in village assets
management. The results of this study indicated that the role of BPD in monitoring village
assets management are apparent in all stages, especially in the stages of planning,
procurement, transfers, administration, reporting and supervision. However, the role of the
BPD is constrained related to limited human resources, especially regarding each BPD
members’ educational background and their availability of time. In addition, the community
itself still does not have a deep understanding of the role of BPD, so they feel that they have
not been directly affected by the existence of BPD.

Keywords: Village Assets, BPD, Village Funds, and Monitoring

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran dari Badan Permusyawaratan Desa
(BPD) dalam pengelolaan aset desa di Desa Purwareja, Kecamatan Purworejo Klampok,
Kabupaten Banjarnegara. Aset desa menarik diteliti karena fenomena yang terjadi

109
Jurnal Akuntansi ■ Volume 12 Nomor 1, Mei 2020: 109-122

menunjukkan adanya kelemahan dalam pengelolaan aset desa, sementara aset desa
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari upaya pemerintah dalam meningkatkan nilai
desa dan memajukan pembangunan nasional. Penelitian ini menggunakan pendekatan
deskriptif kualitatif dengan teknik wawancara mendalam serta observasi sebagai teknik
pengumpulan datanya. Narasumber dalam penelitian ini adalah BPD periode 2018-2024 dan
warga masyarakat yang terlibat dalam pengelolaan aset desa. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa peran BPD dalam mengawasi pengelolaan aset desa nampak di seluruh
tahapan, khususnya di tahap perencanaan, pengadaan, pemindahtanganan, penatausahaan,
pelaporan dan pengawasan. Namun demikian peran BPD terkendala oleh adanya batasan
terkait sumber daya manusia, khususnya terkait latar belakang pendidikan serta ketersediaan
waktu dari masing-masing anggota BPD. Selain itu masyarakat sendiri masih belum
memiliki pemahaman yang dalam terkait peran BPD, sehingga merasa belum secara
langsung terdampak oleh adanya BPD.

Kata Kunci: Aset Desa, BPD, Dana Desa, dan Pengawasan

Pendahuluan dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan


kemampuan sumber daya manusia yang
Revolusi industri 4.0 merangsang semua mengelola aset. Kendala tersebut berawal
hal, bidang, lini dan organisasi untuk dapat dari pengelolaan aset daerah yang kemudian
melek teknologi. Demikan pula halnya juga menjadi permasalahan di aras desa.
dengan desa yang menjadi fokus perhatian Sebagai contoh adalah sikap tidak peduli
pemerintah pusat dalam rangka terhadap pemeliharaan aset dapat dilihat
pembangunan Indonesia dari pinggiran. dari catatan atas opini BPK terhadap
Desa perlu mulai mempertimbangkan keuangan Pemerintah Daerah yang hampir
penggunaan teknologi untuk dapat setiap tahunnya masih didominasi masalah
melepaskan diri dari ketertinggalannya pengelolaan barang milik negara.
(Kementerian Desa Pembangunan Daerah Bermasalahnya tata kelola aset di daerah ini
Tertinggal dan Transmigrasi Republik dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya
Indonesia, 2018). Salah satu wujud dari hal adalah pemanfaatan aset oleh pihak lain
tersebut adalah terkait dengan penggunaan yang tidak sesuai dengan prosedur atau
sistem informasi dalam pengelolaan aset adanya tukar menukar aset tanpa
desa. Aset desa menarik untuk diteliti pemahaman administrasi pengelolaan aset
karena dalam pengelolaannya masih banyak (lan.go.id, 2016). Komisi Pemberantasan
terdapat kendala, sementara itu di sisi lain Korupsi pun menemukan banyak aset desa
aset desa merupakan salah satu nilai yang yang dikuasai oleh individu, baik itu
dimiliki oleh desa dalam kaitannya untuk berbentuk bangunan maupun tanah. Hal ini
pengembangan desa menuju Indonesia yang dikarenakan permasalahan aset yang masih
lebih baik. Pengelolaan aset desa, dikuasai oeh pihak yang tidak memiliki hak
sebagaimana diatur dalam Permendagri No. atas aset baik itu masyarakat maupun pihak
1 tahun 2016, semestinya diharapkan dapat perorangan (Batampos.co.id, 2019).
menciptakan nilai tambah bagi akuntabilitas Permasalahan lainnya adalah para kepala
dan transparansi laporan keuangan desa desa yang tidak mencatat aset desa yang
(Heriningsih, 2017). dibeli dengan menggunakan dana desa yang
Permasalahan pengelolaan aset desa menyebabkan aset-aset yang dibiayai dari
sangat beragam, tetapi sebagian besar anggaran dana desa tersebut menjadi rawan

110
Jurnal Akuntansi ■ Volume 12 Nomor 1, Mei 2020: 109-122

untuk disalahgunakan (Simamora, 2019). daerah kabupaten/kota dibentuk


Permasalahan aset desa cukup bervariasi, pemerintahan desa yang terdiri dari
salah satunya kurangnya transparansi dan Pemerintahan Desa dan BPD. Oleh karena
akuntabilitas dalam pengelolaannya, aset itu, BPD merupakan unsur yang tidak dapat
desa semestinya dapat didayagunakan untuk dipisahkan dari Pemerintah Desa dan
mewujudkan desa mandiri asal dapat anggota didalamnya dipilih dari dan oleh
dikelola dengan tepat. Pentingnya masyarakat desa setempat (Kusmanto,
pengelolaan aset. Lebih jauh hal tersebut 2013). BPD merupakan lembaga yang
juga mulai menjadi fokus pemerintah untuk memiliki fungsi pengawasan dalam kinerja
menggalakkan pengelolaan aset desa yang pemerintah desa, tidak terkecuali dalam hal
baik dengan menjadikan pengelolaan pengelolaan aset desa yang bersumber dari
keuangan desa dan aset desa sebagai salah keuangan desa (keuangandesa.com, 2015).
satu objek audit BPK (Haryadi, 2018). BPD berperan untuk dapat mengawal aset
Akuntabilitas dan transparansi desa yang dimiliki oleh desa bisa
merupakan hal yang penting dalam bermanfaat secara optimal bagi
menciptakan tata kelola yang baik, tidak kesejahteraan masyarakat dan bukan
terkecuali untuk desa sebagai salah satu dinikmati hanya oleh segelintir orang saja.
bentuk organisasi pemerintah (Purnomo & Roza dan Arliman (2018) dalam
Putri, 2018). Badan Permusyawaratan Desa penelitiannya menyatakan bahwa peranan
sebagai wakil aspirasi masyarakat memiliki BPD dalam melakukan pembangunan desa
tugas untuk mengawasi kinerja kepala desa merupakan hal yang sangat vital karena
dalam menjalankan pemerintahan desa, mampu meningkatkan kualitas hidup dari
salah satunya dalam hal pengelolaan aset masyarakat melalui tahap perencanaan,
desa agar dapat dipertanggungjawabkan pelaksanaan dan juga pengawasan.
kepada masyarakat. Pelaksanaan pengawasan ini juga dilakukan
Pemerintah desa adalah bagian yang untuk mendeteksi sejauh mana kebijakan
tidak mungkin terpisah dalam pelaksanaan kepala desa dan sejauh mana penyimpangan
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terjadi. Selanjutnya, Yuhandra (2016)
(NKRI). Struktur kelembagaan terlebih menyatakan bawa fungsi pengawasan
pemerintahan desa yang langsung pelaksanaan pemerintah menjadi alasan
bersentuhan dengan masyarakat diharapkan pembentukan BPD, sehingga dapat
untuk dapat menciptakan pemerintahan mengurangi adanya penyelewengan atas
peka dan mampu menciptakan perubahan kewenangan maupun keuangan desa dalam
dan perkembangan ke arah yang lebih pelaksanaan pemerintahan desa. Mamahit
positif. Pemerintah desa merupakan (2017) menyatakan bahwa implementasi
pelaksana pemerintahan negara memiliki peran fungsi pengawasan yang dilakukan
peran strategis sebagai ujung tombak untuk oleh BPD pada setiap tahap pengelolaan
mencapai tujuan negara. Oleh karena itu, dana desa bervariasi yaitu maksimal dan
dalam penyelenggaraannya pemerintah desa kurang maksimal karena kurangnya
dilengkapi dan dibantu dengan lembaga partisipasi masyarakat.
eksekutif dan lembaga legislatif dalam Penelitian terdahulu terkait peran
menjalankan tugas yang didalamnya BPD lebih ditunjukkan dalam fungsi
dipegang oleh kepala desa dan pengawasan terhadap pengelolaan keuangan
perangkatnya sebagai lembaga eksekutif desa seperti yang dilakukan oleh Ulfah
dan BPD sebagai lembaga legislatif (Romli Andriani & Tatik Zulaika (2019) yang
& Nurlia, 2017). menunjukkan hasil bahwa perangkat desa di
Undang-Undang Nomor 32 Tahun Desa Batu Raya I, dalam hal ini termasuk
2004 tentang Pemerintahan Desa dengan BPD telah berperan dalam
menyatakan bahwa dalam pemerintahan pengelolaan dana desa, meskipun hanya

111
Jurnal Akuntansi ■ Volume 12 Nomor 1, Mei 2020: 109-122

terbatas pada sekretaris desa dan kepala akan dideskripsikan dalam penelitian ini
desa dikarenakan kurangnya pengetahuan lebih pada melihat kinerja kepala desa
dari perangkat lainnya tentang pengelolaan dalam melakukan pengelolaan aset desa.
dana desa. Penelitian serupa dilakukan oleh Alasan pemilihan desa tersebut adalah dari
(Akbar, 2017) yang memberikan hasil wawancara awal dengan beberapa
bahwa peran BPD dalam tahap perencanaan narasumber ditemukan minimnya
ADD di desa-desa wilayah Kecamatan pencatatan aset desa yang dilakukan oleh
Sadananya adalah menyampaikan aspirasi aparat desa. Hal inilah kemudian yang
masyarakat dalam Musrenbangdes dan menjadi fokus dari penelitian ini untuk
peran BPD dalam pengambilan keputusan dapat lebih dalam melihat peran BPD dalam
pada tahap perencanaan pembangunan yang pengelolaan aset desa. Penelitian ini
akan dilaksanakan, dimana pengambilan diharapkan dapat bermanfaat bagi: (1) BPD
keputusan BPD dituangkan dalam bentuk dan Pemerintah desa, yaitu dapat menjadi
Perdes yang sebelumnya telah disepakati sarana evaluasi peran BPD dalam
bersama dengan Pemerintah Desa. Pada pengelolaan aset desa, untuk dapat lebih
tahap pelaksanaan ADD, BPD berperan dioptimalkan demi kesejahteraan
sebagai pengawas kegiatan serta berdialog masyarakat; (2) Bagi Akademisi, yaitu
dalam rapat evaluasi 3 bulanan untuk dapat menambah referensi bagi penelitian
menyampaikan saran dan kritik yang berikutnya terkait akuntansi desa.
berasal dari masyarakat. Sedangkan pada
tahap pertanggungjawaban ADD, BPD
mempunyai kewajiban untuk mengusung Kerangka Teoritis
bahwa prinsip transparansi dalam
pertanggungjawaban ADD harus
Pengelolaan Aset Desa
diterapkan, selain itu BPD memastikan
bahwa pelaksanaan ADD harus berjalan Aset Desa menurut Peraturan Menteri
sesuai aturan yang berlaku. Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 1
Selain itu, penelitian lain Tahun 2016 tentang Pengelolaan Aset Desa
menyebutkan bahwa masih terdapat desa didefinisikan sebagai barang milik desa
yang belum memanfaatkan aset desa sesuai yang berasal dari kekayaan asli milik desa,
dengan peraturan perundang-undangan dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran
yang berlaku dan dibuktikan dengan mereka Pendapatan dan Belanja Desa (APB Desa)
yang tidak memiliki peraturan desa atau perolehan Hak lainnya yang sah. Jenis
mengenai pemanfaatan aset desa. Hal itu aset desa adalah: (a) Kekayaan asli daerah;
akhirnya menyebabkan suatu desa pada (b) Kekayaan milik desa yang dibeli atau
akhirnya gagal untuk mendapatkan hasil diperoleh atas beban APBDesa; (c)
yang diinginkan yaitu meningkatkan Kekayaan desa yang diperoleh dari hibah
pendapatan desa (Oksafiama, Suparnyo, & dan sumbangan atau yang sejenis; (d)
Wicaksono, 2017). Kekayaan desa yang diperoleh sebagai
Berdasarkan latar belakang di atas, pelaksanaan dari perjanjian/kontrak
maka penelitian bertujuan untuk dan/atau diperoleh berdasarkan ketentuan
mendeskripsikan peran BPD pada setiap peraturan undang-undang; (e) Hasil kerja
tahapan pengelolaan aset desa, khususnya sama desa; (f) Kekayaan desa yang berasal
di Desa Purwareja, Kecamatan Purwareja – dari perolehan lain yang sah.
Klampok, Kabupaten Banjarnegara. Pengelolaan aset desa merupakan
Pengelolaan aset desa merupakan tanggung rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan,
jawab dari aparat desa, sementara itu tugas pengadaan, penggunaan, pemanfaatan,
dari BPD adalah mengawasi kinerja kepala pengamanan, pemeliharaan, penghapusan,
desa, sehingga peran pengawasan yang pemindahtanganan, penatausahaan,

112
Jurnal Akuntansi ■ Volume 12 Nomor 1, Mei 2020: 109-122

pelaporan, penilaian, pembinaan, Badan Permusyawaratan Desa (BPD)


pengawasan dan pengendalian aset desa. Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
Perencanaan adalah tahapan kegiatan secara merupakan organisasi yang berfungsi
sistematis untuk merumuskan berbagai sebagai badan yang menetapkan peraturan
rincian kebutuhan barang milik desa. desa bersama Kepala Desa, menampung
Pengadaan adalah kegiatan untuk dan menyalurkan aspirasi masyarakat.
melakukan pemenuhan kebutuhan barang Anggota BPD terdiri dari Ketua Rukun
dalam rangka penyelenggaraan Warga, pemangku adat, golongan profesi,
pemerintahan desa. Penggunaan adalah pemuka agama dan tokoh atau pemuka
kegiatan yang dilakukan oleh Pengguna masyarakat lainnya berdasarkan
Barang dalam menggunakan aset desa yang keterwakilan wilayah yang ditetapkan
sesuai dengan tugas dan fungsi. dengan cara musyawarah dan mufakat
Pemanfaatan adalah pendayagunaan aset (Punu, 2017). Undang-Undang Nomor 6
desa secara tidak langsung dipergunakan Tahun 2014 juga menjelaskan BPD
dalam rangka penyelenggaraan tugas mempunyai fungsi: a) membahas dan
pemerintahan desa dan tidak mengubah menyepakati Rancangan Peraturan Desa
status kepemilikan. Pengamanan adalah bersama Kepala Desa; b) menampung dan
Proses, cara perbuatan mengamankan aset menyalurkan aspirasi masyarakat Desa; dan
Desa dalam bentuk fisik, hukum, dan c) melakukan pengawasan kinerja Kepala
administratif. Pemeliharaan adalah kegiatan Desa.
yang dilakukan agar semua aset desa selalu Pengawasan adalah suatu upaya
dalam keadaan baik dalam rangka yang sistematik untuk menerapkan kinerja
penyelenggaraan pemerintahan desa. standar pada pencapaian, untuk merancang
Penghapusan adalah kegiatan sistem umpan balik informasi, untuk
menghapus/meniadakan aset desa dari buku membandingkan kinerja aktual dengan
data inventaris desa dengan keputusan standar yang telah ditentukan, dan untuk
kepala desa untuk membebaskan menerapkan telah terjadi suatu
Pengelolaan Barang, Pengguna Barang, penyimpangan, serta untuk mengambil
dan/ atau kuasa pengguna barang dari tindakan perbaikan yang diperlukan untuk
tanggung jawab administrasi dan fisik atas menjamin bahwa semua sumber daya
barang yang berada dalam pengguasaannya. pemerintah telah digunakan secara efektif
Pemindahtanganan adalah pengalihan dan efisien mungkin guna untuk mencapai
kepemilikan aset desa. Penatausahaan tujuan pemerintah (Sofiyanto, Mardani, &
adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan Salim, 2017). Dalam laporan keterangan
meliputi pembukuan, inventarisasi dan penyelenggaraan pemerintah desa yang
pelaporan aset desa sesuai dengan ketentuan memuat pelaksanaan peraturan desa
yang berlaku. Pelaporan adalah penyajian digunakan oleh BPD dalam melaksanakan
keterangan berupa informasi terkait dengan fungsi pengawasan kinerja Kepala Desa.
keadaan objektif aset desa. Penilaian adalah Salah satu sumber perolehan aset desa
suatu proses kegiatan pengukuran yang adalah dana desa, di samping sumber dana
didasarkan pada data/fakta yang objektif lain yang masuk ke dalam komponen
dan relevan dengan menggunakan APBDes. Merujuk besarnya sumber
metode/teknis tertentu untuk memperoleh pendanaan yang masuk dalam komponen
nilai aset desa. Pembinaan dan Pengawasan APBDes tersebut, maka diperlukan
didefinisikan sebagai pihak-pihak terkait kerjasama dengan masyarakat desa untuk
yang melakukan pembinaan dan mengawasi penggunaannya agar
pengawasan di luar pemerintahan desa dipergunakan sebagaimana mestinya
dalam pelaksanaan pengelolaan aset desa. sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat desa, tidak terkecuali dalam hal
113
Jurnal Akuntansi ■ Volume 12 Nomor 1, Mei 2020: 109-122

pengelolaan aset desa. Pemerintah desa verifikasi, hasil penelitian sudah dapat
dituntut untuk menyelenggarakan menggambarkan peran BPD secara umum
pemerintahan secara, transparan dan dan pelaksanaannya dalam pengelolaan aset
akuntabel. BPD sebagai lembaga yang desa. Bukti-bukti pendukung juga menjadi
mempunyai fungsi pengawasan, diharapkan salah satu sarana untuk dapat menarik
dapat menjalankan perannya secara efektif. kesimpulan. Oleh sebab itu dalam
penelitian ini juga menggunakan teknik
triangulasi data untuk memperoleh
Metode Penelitian keabsahan data. Triangulasi data
ditunjukkan dengan melakukan konfirmasi
Jenis Penelitian dan Teknik dengan beberapa narasumber untuk
Pengumpulan Data pertanyaan yang sama, serta penguatan
Penelitian ini merupakan penelitian dengan hasil dengan merujuk pada dokumen-
pendekatan deskriptif kualitatif yang dokumen pendukung.
mengambil objek penelitian di Desa
Purwareja, Kecamatan Purwareja –
Klampok, Kabupaten Banjarnegara. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Pemerolehan data dilakukan dengan
menggunakan metoda wawancara Gambaran Objek Penelitian
mendalam dengan panduan pertanyaan BPD Desa Purwareja periode ini dibentuk
yang nantinya dapat dikembangkan sampai pada tahun 2018, dengan masa bakti selama
dengan mendapatkan jawaban atas 6 tahun. Anggota BPD di desa Purwareja
permasalahan penelitian. Adapun yang merupakan perwakilan dari 5 dusun yang
menjadi narasumber dalam penelitian ini ada di desa Purwareja, dengan setidaknya
adalah Wakil Ketua Badan satu orang perwakilan dari tiap dusun.
Permusyawaratan Desa, Kepala Desa dan Komposisi dalam BPD disesuaikan dengan
warga masyarakat sekitar yang mengetahui jumlah penduduk desa Purwareja yang
tentang pengelolaan aset desa. sebanyak sekitar 10.000 jiwa dengan
maksimal memiliki komposisi sejumlah 9
Teknik Analisis Data orang anggota BPD. Kepengurusan BPD
Data yang telah diperoleh dari hasil Desa Purwareja saat ini adalah sebagai
wawancara mendalam dan observasi berikut Kepala BPD, Wakil Kepala BPD,
kemudian dirangkum dalam transkrip dan Sekretaris BPD, serta 6 anggota BPD
wawancara untuk kemudian akan direduksi. yang terbagi ke dalam dua bidang, yaitu
Reduksi data bertujuan untuk memilih data bidang pemerintahan, bidang
yang relevan dalam menjawab kemasyarakatan dan bidang pembangunan.
permasalahan penelitian. Hasil dari reduksi BPD memiliki fungsi sebagai penjembatan
data adalah data-data yang sudah lebih dalam garis koordinasi antara masyarakat
mengerucut pada identifikasi awal peran dan pemerintah desa.
BPD dalam pengelolaan aset desa. Setelah
dilakukan reduksi, tahapan analisis Peran BPD dalam Pengelolaan Aset Desa
berikutnya adalah penyajian data dalam Tahapan awal dalam melakukan identifikasi
bentuk teks naratif. Artinya, dalam tahapan terkait peran BPD adalah dengan
penyajian data ini identifikasi awal terkait memisahkan fungsi antara BPD dengan
peran BPD dalam pengelolaan aset desa pemerintah desa. BPD dalam hal ini
dapat dijelaskan dengan lebih rinci dan bertindak sebagai legislatif, sementara itu
mendalam. Tahapan analisis data terakhir pemerintah desa bertindak sebagai
adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. eksekutif. Perbedaan fungsi ini tidak hanya
Dalam perumusan kesimpulan dan tercakup dalam hal pengelolaan aset saja
114
Jurnal Akuntansi ■ Volume 12 Nomor 1, Mei 2020: 109-122

namun dalam bidang pemerintahan lainnya Terkait dengan hal tersebut, maka sudah
seperti contohnya pengelolaan keuangan, seharusnya peran BPD terlihat mulai dari
pemberdayaan masyarakat dan lain tahapan perencanaan, karena apabila terjadi
sebagainya. Hal tersebut sesuai dengan ketidaksesuaian atau penyimpangan aset
yang diungkapkan oleh pihak BPD Bidang dapat mempengaruhi komponen lain dalam
Pemerintahan: APBDes. Proses perencanaan sendiri tidak
dilakukan dengan satu kali proses rapat dan
“Sementara ini sebagai mitra kerja pengesahan saja, namun memerlukan
aparat desa yang bertugas apabila beberapa tahap tertentu. Menurut Wakil
terjadi sesuatu berkaitan dengan Ketua BPD:
pemerintahan kita mengingatkan,
kalau tentang pengelolaan aset “Konsep perencanaan datang dari
desa memang tidak secara pemerintah desa selaku eksekutif,
langsung.” dan konsep ini diserahkan ke BPD
dan bisa dirapatkan dulu sendiri
Secara umum aset desa merupakan salah oleh BPD, dan untuk penetapan
satu bagian penting yang menjadi fokus keputusan dilakukan bersama,
perhatian dari pemerintah desa dan BPD. dalam hal ini (peran BPD) adalah
Hal tersebut dikarenakan aset desa sebagai fungsi legalitas. BPD jelas
merupakan komponen yang berkaitan menanyakan dan melihat apakah
langsung dengan Pendapatan Asli Daerah dengan pengadaan aset yang
(PAD) dan alokasi belanja daerah. direncanakan sesuai dengan
Pernyataan yang mendukung hasil tersebut kebutuhan dasar masyarakat
dikemukakan oleh Kepala Desa Purwareja wilayah terkait, dan BPD juga
bisa ketika merubah arahnya
“Yang terkait dengan hal yang pembangunan yang akan
sifatnya strategis hukumnya wajib dilaksanakan sehingga dapat
untuk dibahas bersama BPD, yang kembali lagi disesuaikan dengan
terkhusus membahas aset memang prioritas wilayah masing-masing.
belum pernah, namun dalam Karena sebelum disahkan dan
RPJMDES dan RKPDES yang masuk dalam APBDES dalam hal
dibahas dalam musyawarah desa ini RPJMDES dan RKPDES BPD
terdapat perencanaan pengadaan harus mengetahui perencanaan
aset desa didalamnya. Aset desa dengan baik.”
kan selain menjadi PAD juga bisa
sebagai alokasi dengan belanja Sebelum menyerahkan konsep perencanaan
modal, karena barang yang dibeli di musyawarah desa kepada BPD,
atau dibangun dengan masa pakai pemerintah desa selaku eksekutif
lebih dari setahun bisa melakukan perencanaan di tingkat paling
dikategorikan sebagai aset.” rendah yaitu dusun, seperti penuturan dari
Kepala Desa Purwareja.
Hal senada juga disampaikan oleh Wakil
Ketua BPD: “Karena disini ada rapat tingkat
dusun, yang hadir tidak semua
“Harus dikontrol dengan baik anggota BPD tapi BPD dapil
karena pengelolaan aset desa akan sana, dengan kadus, kaur
sangat mempengaruhi PAD dan perencanaan, sekdes dan tokoh
APBDes” masyarakat sana untuk membahas
perencanaan khusus wilayah sana.

115
Jurnal Akuntansi ■ Volume 12 Nomor 1, Mei 2020: 109-122

Ada daftar hadirnya njenengan mengapa belum terlaksana


(anda) bisa cek” sehingga dapat saling mengetahui
proses yang terjadi antara BPD
Hasil wawancara tersebut menunjukkan dan pemerintah desa selaku
bahwa peran BPD di tahapan perencanaan eksekutor.”
adalah dengan ikut terlibat aktif dalam
musyawarah dusun dan musyawarah desa, Peran BPD dalam pengadaan cenderung ke
sehingga jika ditemukan adanya masalah arah proses pelaksanaannya, dalam hal ini
terkait dengan perencanaan pengelolaan perannya adalah sebagai pengawas untuk
aset desa, pihak BPD dapat menjembatani memastikan proses pengadaan tersebut
antar kepentingan yang ada. Selain itu pihak berjalan sebagaimana mestinya, sehingga
BPD sebagai legislator berhak juga potensi terjadinya kecurangan dapat
menanyakan atau juga membantu dalam diminimalisir, sebagai contoh BPD
proses pengarahan perencanaan melakukan konfirmasi dengan pemerintah
pembangunan desa dalam satu periode ke desa dengan meminta keterangan atau
depan agar optimalisasi perencanaan dapat penjelasan dari pemerintah desa. Sementara
terlaksana dengan baik dan juga sesuai itu untuk bagian pencarian vendor,
dengan kebutuhan dasar masing-masing penetapan upah pekerja dan sebagainya
wilayah. semua menjadi wewenang dari pemerintah
Pada tahap pengadaan, BPD desa.
memiliki peran tertentu, walau tidak secara Dalam tahapan lain yaitu
spesifik terjun langsung di dalamnya. Hal penatausahaan dan pemindahtanganan
ini berkaitan dengan pemisahan fungsi juga. tentunya BPD juga berperan besar. Ketika
Seperti yang dikatakan oleh Kepala Desa terjadi ketidaksesuaian dari penatausahaan
Purwareja: dalam hal ini contohnya dalam hal
inventarisasi tentunya mempengaruhi
“BPD kapasitasnya sebagai perencanaan APBDes. Sementara itu, dalam
lembaga legislatif memang ikut tahapan pemindahtanganan juga dapat
merencanakan, yang mempengaruhi APBDes terutama dalam
melaksanakan adalah eksekutif, kejelasan kepemilikan aset desa. Dalam hal
namun BPD tetap melakukan ini, peran BPD ditunjukkan dengan
pengawasan, dalam artian ya melakukan koordinasi dan konfirmasi
perencanaan sudah matang dan kepada pihak pengelola aset desa.
disepakati selanjutnya diserahkan
ke eksekutif. BPD fungsinya Seperti pada pernyataan yang disampaikan
mengawasi artinya perencanaane oleh anggota BPD Bidang Pemerintahan:
dilakoni temenan apa ora
(perencanaannya benar-benar “BPD sering menanyakan
dilaksanakan atau tidak).” kejelasan tentang aset desa,
apakah benar tercatat dan apakah
Senada dengan pernyataan dari pemerintah benar sesuai dengan keadaan di
desa, Wakil Ketua BPD menyatakan: lapangan dengan catatan yang
dimiliki desa? Disatu sisi juga
“Tentunya, terkadang dalam mengingatkan, dan desa juga
proses tahapan pelaksanaan mencari tahu sebab ketidakjelasan
pembangunan, terkendala dalam yang terjadi dan sudah ditemukan
tahap tertentu semisal proses sebabnya yang ternyata cukup
pencairan dan BPD berperan ribet (kompleks).”
dengan meminta keterangan

116
Jurnal Akuntansi ■ Volume 12 Nomor 1, Mei 2020: 109-122

Pada tahapan terakhir yang menjadi fokus hukum dan diatur dalam
penelitian ini yaitu tahapan pelaporan peraturan. Kita mengingatkan
sebagai bentuk pertanggungjawaban terus, dan ketika ada
pengelolaan aset desa, BPD memiliki peran penyimpangan akan keluar
yang tidak jauh berbeda dengan tahapan rekomendasi dari BPD yang
sebelumnya yaitu peran pengawasan. didapat dari hasil investigasi,
Adapun yang menjadi keterbatasan dalam selanjutnya akan ada sikap dari
tahapan ini adalah belum adanya laporan pemerintah desa, jika tidak dapat
secara khusus tentang pengelolaan aset diselesaikan oleh aparat desa akan
desa. Meskipun demikian terkait dengan dilanjutkan ke kecamatan dan
pemanfaatan aset desa dapat dilihat dalam apabila belum selesai juga
laporan keuangan desa secara umum, nantinya akan dilanjutkan lagi ke
sehingga peran BPD dalam hal ini juga inspektorat dan itu bukan ranah
terkait peran secara umum dalam BPD lagi apabila sudah sampai ke
pengawasan pengelolaan keuangan desa. inspektorat.”

Peran BPD tercerminkan dari pernyataan Menjadi hal yang sangat penting untuk
BPD Bidang Pemerintahan: dicermati karena pelaporan yang baik
tentunya dapat membawa pengaruh yang
“Sebenarnya mungkin dalam hal baik bagi program kerja yang lainnya, dan
pelaporan dari pemerintah desa itu tidak hanya berkaitan dengan aset desa
sendiri kurang tepat waktu, namun saja namun dalam hal lainnya secara umum.
karena BPD hanya sebagai mitra BPD tentunya sudah melakukan perannya
jadi fungsi maksimal yang dapat dengan baik untuk memberi dorongan dan
dilakukan adalah memberikan peringatan bagi pemerintah desa, namun
rekomendasi." untuk praktik pelaksanaannya tetap kembali
kepada pemerintah desa sebagai eksekutif
Senada dengan pernyataan narasumber di apakah dapat diselesaikan dengan baik atau
atas, terkait keterlambatan pelaporan tidak, karena jika tidak dapat diselesaikan
menjadi hal yang perlu dicermati oleh akan menjadi hal yang dapat dicurigai oleh
pemerintah desa karena dapat berkaitan inspektorat dan hal tersebut yang berusaha
dengan pelanggaran aturan dan dapat timbul untuk dihindari oleh BPD.
sanksi, berikut penuturan Wakil Ketua
BPD:
Kendala Implementasi Peran BPD
“BPD mengingatkan apakah hasil Selain peran yang sudah dijelaskan
pelaksanaan sudah dilaporkan sebelumnya, BPD juga memiliki peran
atau belum, karena aparat desa untuk mendorong pemerintah desa
terkait dengan pelaporan tidak mengelola aset desa dengan baik dan
bisa dengan seenaknya sendiri, transparan. Sejauh ini BPD merasa bahwa
karena apabila ada keterlambatan pemerintah desa sudah melakukan hal
pelaporan dapat menghambat tersebut, namun masyarakat desa justru
proses tahap pencairan program tidak memiliki rasa ingin tahu terkait
lainnya. Kalau yang namanya dengan pengelolaan aset desa.
keterlambatan bisa diperbaiki Hal tersebut sesuai dengan pernyataan yang
namun kealphaan dalam disampaikan oleh Kepala Desa Purwareja.
pembuatan laporan itu suatu
bentuk kesalahan dan ada “Untuk aset transparansinya ada,
punishmentnya sendiri ada sanksi tapi untuk spesifik aset belum

117
Jurnal Akuntansi ■ Volume 12 Nomor 1, Mei 2020: 109-122

dilaksanakan, masih menyatu mengetahui secara terperinci kegiatan


dengan APBDES. Khusus pemerintahan maupun kelembagaan yang
pengelolaan aset belum sepenuh dilakukan oleh aparat desa dan BPD, hanya
hati karena masih berusaha dapat melihat koordinasi antara keduanya
memahami Permendagri no.1 melalui cara berkomunikasi dan
tahun 2016, dan itu sekarang sejak berhubungan antar satu sama lain.
UU no 6 tahun 2014 pemerintah Berikut penuturan masyarakat mengenai
desa wajib hukumnya peran BPD dan kinerja secara umum BPD
menginformasikan kepada dengan pemerintah desa:
masyarakat dengan imenampilkan
infografis dan di desa Purwareja “BPD desa dengan aparat desa
ditampilkan dalam baliho di depan terlihat sudah cukup baik dalam
balai desa, yang artinya sudah hubungan kerja maupun non kerja,
dilaksanakan, dan infografis tidak namun dengan masyarakat dirasa
hanya satu namun di tiap dusun kurang, karena masih banyak
ada.” ketidakpahaman masyarakat
mengenai BPD. Cukup tau lah
Hasil tersebut juga didukung dengan seputar BPD. BPD
pernyataan Wakil Ketua BPD yang pengawasannya sudah baik, aset
menyatakan transparansi pengelolaan desa desa dirasa akan terjaga dengan
melalui infografis desa. baik, namun yang berkaitan
dengan kinerja dan seluk-beluk
“BPD justru berperan sebagai aktivitas dirasa kurang paham
corong perwakilan masyarakat terutama aktivitas BPD yang
desa dalam kelembagaan. diluar wilayah saya. Diharapkan
Terdapat infografis tentang lebih bersinergi dalam kerja, lebih
perencanaan desa, yang mengutamakan hak masyarakat.
kedepannya akan diperluas lagi Apa yang sekiranya harus
(cakupan wilayahnya). Infografis disampaikan ke masyarakat dan
itu isinya adalah sumber-sumber berkaitan dengan kepentingan
pendapatan dari alokasi dana masyarakat. BPD dan pemerintah
desa, alokasi anggaran desa, dan desa diharapkan lebih gencar
sumber lainnya yang sah dan juga bersosialisasi kepada masyarakat
di dalamnya disampaikan progress umum, karena masyarakat merasa
pelaksanaan pembangunan. ‘hanya sebatas memandang’ dan
Program ini belum maksimal tidak mengetahui lebih dalam.”
karena masyarakat belum
membacanya, namun diupayakan Permasalahan lain yang muncul dalam
kedepannya akan semakin pelaksanaan peran BPD terdapat dalam
diperluas, dengan harapan minat internal BPD. Hal tersebut disampaikan
masyarakat membaca akan oleh Wakil Ketua BPD, BPD Bidang
meningkat.” Pemerintahan dan Kepala Desa Purwareja.

Bagi masyarakat sendiri kinerja dari “Ya tetap ada kendala itu karna
pemerintah desa maupun BPD hanya dapat komposisi BPD sementara ini
dilihat dari hasilnya saja, sebagai contoh sekian banyak memiliki profesi
ketika terdapat kegiatan pengaspalan jalan artinya selaku ASN dari sisi waktu
baru dapat dilihat hasilnya pada lokasinya mereka terbatas karena harus
seperti apa. Masyarakat yang tidak bertugas sebagai ASN disatu sisi

118
Jurnal Akuntansi ■ Volume 12 Nomor 1, Mei 2020: 109-122

memiliki tugas sebagai BPD, yaitu keterbatasan SDM yang tersedia dan
namun demikian bisa disikapi juga waktu yang relatif tidak banyak.
dengan mengadakan pertemuan di Anggota BPD yang terpilih sebagian besar
malam hari. Selain itu berkenaan memang sudah berpendidikan strata satu,
dengan SDM itu memang memiliki namun tidak dalam fokus studi mengenai
latar belakang yang berbeda, ada pemerintahan, sehingga tidak semua yang
yang memang relevan dengan memiliki gelar sarjana dapat memahami
studi pemerintahan, sebagian dengan baik regulasi dan proses
memiliki latar belakang sarjana administrasi yang berlaku. Selain itu
pendidikan, itu yang kadang terdapat masalah terkait keterbatasan waktu,
kadang masih perlu butuh waktu karena sebagian besar anggota BPD masih
untuk adaptasi. Teman teman yang aktif bekerja sebagai ASN (Aparatur Sipil
belum paham ini sambil berjalan Negara) sehingga waktu yang tersedia
berusaha belajar dan memahami untuk bertugas sebagai BPD terbatas.
regulasi yang berlaku.” (Wakil Permasalahan tersebut sudah disiasati
Ketua BPD) dengan menggunakan waktu luang yang
tersedia namun juga riskan apabila ada hal
“Masalah sudah dari periode mendadak yang sifatnya insidental tidak
sebelumnya karena saya juga dari dapat segera diselesaikan.
periode sebelumnya. Ada namun Meskipun memiliki beberapa kendala
tidak signifikan yaitu waktu yang internal, peran BPD dalam pengelolaan aset
terbatas untuk melakukan rapat desa tidak dapat dilepaskan dalam unsur
ataupun berkoordinasi, tentunya pemerintahan karena sangat penting seperti
setelah periodisasi baru dimulai yang disampaikan oleh Kepala Desa
akan melaksanakn peningkatan Purwareja dan Wakil Ketua BPD sebagai
kerjasama antara BPD dan aparat berikut:
desa.” (BPD Bidang
Pemerintahan) “Menurut saya sangat penting,
karena tanpa pengawasan dari
“Secara umum kendala tidak BPD itu potensi penyimpangan
begitu nampak, sebagian besar menjadi lebih terbuka, minimal
anggota BPD punya aktivitas yang kalau kita selalu diawasi itu kan
dapat dikatakan waktu kosong misalkan kok ada sedikit potensi
untuk bisa bareng-bareng akan penyimpangan segera bisa
berkoordinasi ya kita harus diatasi, ya dalam segala hal baik
menanyakan kesediaan waktu dari itu pengadaan untuk barang atau
BPD, dan sekarang praktiknya aset juga yang lainnya terutama
dilaksanakan malam, jadi kita keuangan juga, karena keuangan
mengalah karena sudah ada solusi dan aset dua hal yang merupakan
dengan diadakan rapat di malam satu kesatuan juga. Intinya
hari karena sejauh ini belum pengawasan sangat penting.”
pernah diadakan rapat siang yang (Kepala Desa Purwareja)
berbenturan dengan aktivitas
anggota BPD agar bisa lebih “Secara jujur saat ini sudah
maksimal.” (Kepala Desa menuju era digital, sementara
Purwareja) aparat desa yang generasi lama
belum mampu menyesuaikan,
Permasalahan yang dihadapi oleh BPD diharapkan mampu menguasai era
lebih berpusat pada internal BPD itu sendiri digital karena memang tuntutan,

119
Jurnal Akuntansi ■ Volume 12 Nomor 1, Mei 2020: 109-122

dan mampu memahami sistem aktif mengkritisi, mengkoordinasi dan


administrasi dengan IT, untuk mengkonfrontasi jika ditemukan ada hal-hal
mempermudah dan mempersempit yang dirasa perlu diarahkan. BPD memiliki
kemungkinan penyimpangan. BPD keinginan dan harapan supaya pengelolaan
sudah mengusahakan dengan aset desa dapat lebih transparan dan
sudah mengadakan pertemuan mengacu pada peraturan yang berlaku.
dengan aparat desa, tidak sekedar Meski demikian dalam pengimplementasian
mendorong tetapi memotivasi perannya, BPD masih memiliki beberapa
mereka untuk mengikuti tuntutan kendala, khususnya terkait dengan sumber
dalam artian tuntutan kerjaan daya manusia yang memiliki latar belakang
sekarang, dan juga mengawasi pendidikan yang berbeda dan keterbatasan
kinerja mereka apakah sudah waktu yang dimiliki oleh anggota BPD
sesuai dengan tuntutan.”(Wakil untuk lebih fokus dalam melaksanakan
Ketua BPD) tugasnya. Namun, hal tersebut tidak lantas
menyurutkan misi dari BPD untuk terus
Hasil wawancara menunjukkan bahwa membina dan mengemban tugas dalam hal
pengelolaan aset desa yang tidak sesuai pengawasannya, salah satunya melalui
dengan peraturan perundangan yang teknologi informasi yang berkembang saat
berlaku akan sangat mungkin terjadi, ini. Tujuan akhirnya adalah supaya BPD
namun semestinya BPD yang bertindak sebagai wakil dari masyarakat juga
sebagai wakil dari masyarakat sekaligus memperoleh hasil pengelolaan aset desa
sebagai pengemban tugas untuk mengawasi yang transparan dan akuntabel.
kinerja kepala desa dapat menjadi salah satu
Penelitian ini terbatas pada
garda pertahanan untuk selalu
beberapa narasumber yang kurang
mengingatkan aparat desa agar lebih
menguasai peran dan tugas dalam
optimal dalam mengelola aset desa. BPD
pelaksanaan aset dan juga proses
Desa perlu memahami aturan yang berlaku,
pelaksanaan aset sesuai dengan
dalam hal ini yaitu Permendagri Nomor 1
Permendagri No. 1 tahun 2016 yang belum
Tahun 2016 agar meminimalkan
sepenuhnya diterapkan oleh pemerintah
pelanggaran hukum yang dilakukan oleh
desa setempat sehingga pelaksanaan yang
aparatur Desa karena ketidakpahaman pihak
sesuai dengan regulasi belum dapat
terkait pada aturan tersebut.
dimaksimalkan peran pengawasannya oleh
BPD.
Simpulan dan Saran Saran
Saran yang dapat diberikan untuk penelitian
Simpulan berikutnya adalah melakukan analisis
Penelitian ini memberikan hasil bahwa terhadap praktik pengelolaan aset desa,
pengawasan BPD terhadap kinerja khususnya dari sisi akuntabilitas ataupun
khususnya dalam pengelolaan aset desa transparan. Selain itu terkait dengan peran
ditunjukkan melalui tahapan pengelolaan BPD dapat dibuat penelitian yang
aset desa. Peran ini pengawasan ini tidak menunjukkan peran BPD dalam membantu
ditunjukkan secara langsung, karena pemerintah desa untuk menciptakan
sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, pengelolaan keuangan desa melalui
bahwa yang menjadi tugas dari BPD adalah penerapan prinsip-prinsip tata kelola yang
mengawasi kinerja kepala desa, salah baik.
satunya ditunjukkan melalui pengelolaan
aset desa. Dalam hal tersebut, peran-peran
yang dilakukan oleh BPD adalah berperan
120
Jurnal Akuntansi ■ Volume 12 Nomor 1, Mei 2020: 109-122

Daftar Pustaka upaya meningkatkan pendapatan


desa. Jurnal Suara Keadilan, 18(2),
Akbar, D. S. (2017). Peran Badan 66–78.
Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam Pemerintah Republik Indonesia. (2014).
Mewujudkan Akuntabilitas Alokasi Undang-Undang Republik Indonesia
Dana Desa (ADD) (Penelitian Pada nomor 6 tahun 2014 tentang Desa.
Desa-Desa di Wilayah Kecamatan Peraturan Pemerintah Indonesia. (2004).
Sadananya). Jurnal Edukasi Undang-Undang No 32 Tahun 2004
(Ekonomi, Pendidikan dan Tentang Pemerintah Daerah. 249.
Akuntansi). 5(2), 109–120. Punu, E. J. (2017). Fungsi Badan
Batampos.co.id. (2019). Aset Daerah Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam
Dikuasai Individu. Pengawasan Penyelenggaraan
Haryadi, D. (2018). Pengelolaan Keuangan Pemerintahan Di Desa Wiau - Lapi
dan Aset Desa, Jadi Objek Audit Kecamatan Tareran Kabupaten
BPK. Retrieved from Minahasa Selatan. Jurnal Ilmu
https://www.ayobandung.com/read/20 Pemerintahan, 1–20.
18/10/31/39968/pengelolaan- Purnomo, B. S., & Putri, C. (2018).
keuangan-dan-aset-desa-jadi-objek- Akuntabilitas, Transparansi,
audit-bpk Pengawasan dan Kinerja Anggaran
Heriningsih, S. (2017). Best Practices Berkonsep Value For Money. Jurnal
Pengelolaan Aset Desa Di Desa Riset Akuntansi dan Keuangan, 6(3),
Jagalan Kabupaten Bantul. Jurnal 467–480.
Ekonomi Dan Bisnis, 20(6), 21–31. Romli, O., & Nurlia, E. (2017). Lemahnya
Kementerian Dalam Negeri. (2016) Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
Permendagri Nomor 1 Tahun 2016. dalam melaksanakan fungsi
Kementerian Desa Pembangunan Daerah pemerintahan desa (Studi Desa
Tertinggal dan Transmigrasi Republik Tegalwangi Kecamatan Menes
Indonesia. (2018). Kemendes PDTT Kabupaten Pandeglang). Jurnal Ilmu
dorong desa membangun dengan Pemerintahan, 3(1), 36–54.
terapkan teknologi 4.0. Roza, D., & Arliman, L. (2018). Peran
Keuangandesa.com. (2015). Dasar Hukum Badan Permusyawaratan Desa di
Pengawasan Dana Desa oleh BPD. Dalam Pembangunan Desa dan
Kusmanto, H. (2013). Peran Badan Pengawasan Keuangan Desa.
Permusyawaratan Daerah dalam PADJADJARAN Jurnal Ilmu Hukum
meningkatkan partisipasi politik (Journal of Law), 4(3), 606–624.
masyarakat. Jurnal Ilmu https://doi.org/10.22304/pjih.v4n3.a1
Pemerintahan Dan Sosial Politik, 0
1(1), 39–47. Simamora, A. (2019). Kasat Reskrim Polres
Lan.go.id. (2016). Pengelolaan Aset Masih Bintan Ingatkan Kepala Desa Catat
menjadi Masalah. Aset Desa Agar Tidak Terjerat
Mamahit, S. (2017). Peranan Badan Tindak Pidana.
Permusyawaratan Desa dalam Sofiyanto, M., Mardani, R. M., & Salim, A.
pelaksanaan fungsi pengawasan pada (2017). Pengelolaan dana desa dalam
pengelolaan alokasi dana desa (Studi upaya meningkatkan pembangunan di
di Desa Lobu Dua Kecamatan Desa Banyuates Kabupaten Sampang.
Touluaan Kabupaten Minahasa Jurnal Riset Manajemen, 6(4).
Tenggara). 1–14.
Oksafiama, L., Suparnyo, & Wicaksono, A.
(2017). Pemanfaatan aset desa dalam
121
Jurnal Akuntansi ■ Volume 12 Nomor 1, Mei 2020: 109-122

Ulfah Andriani, & Tatik Zulaika. (2019).


Peran Perangkat Desa Dalam
Akuntabilitas Pengelolaan Dana
Desa. Jurnal Akademi Akuntansi,
2(2), 119–144.
Yuhandra, E. (2016). Kewenangan BPD
(Badan Permusyawaratan Desa)
dalam menjalankan fungsi legislasi
(Sebuah Telaah Sosiologis Proses
Pembentukan Perdes di Desa
Karamatwangi Kec. Garawangi Kab.
Kuningan). UNIFIKASI : Jurnal Ilmu
Hukum, 3(2), 61–76.
https://doi.org/10.25134/unifikasi.v3i
2.410

122

You might also like