You are on page 1of 9

PEMERIKSAAN FISIK NEUROLOGI

OLEH :

NAMA NIM
A.A MADE AYUNI PUTRI ARTATI 213213315
A.A ESHA WAISYAKA 213213341
GLORY PASCA RINI PAULUS 213213327
NI MADE MIRAH MAHESWARI 213213320
NI WAYAN NOVI WIJAYANTI 213213313

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


WIRA MEDIKA BALI
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah kepada kita semua sebagai makhluk-Nya,sehingga dengan
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Pemeriksaan Fisik Neurologi”
Dalam penyusunan makalah ini, kami pun juga menyadari kekurangan dalam penulisan
makalah ini, sehingga kami sebagai penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang
membangun. Kami mengucapkan terimakasihkepada berbagai pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini.

Denpasar, 16 Februari 2022

Penulis
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................4


1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................................4
1.3 Tujuan...................................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN ...............................................................................................................5
2.1 Pengertian Pemeriksaan Fisik Neurologis ........................................................................5
2.2 Tujuan Pemeriksaan Fisik Neurologis...............................................................................5
2.3 Prosedur Pelaksanaan Pemeriksaan Neurologis..............................................................5
BAB III PENUTUP .......................................................................................................................8
3.1Kesimpulan............................................................................................................................8
3.2 Saran................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................9

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pemeriksaan neurologis dapat dilakukan dengan teliti dengan melihat riwayat penyakit
pasien dengan kondisi fisiknya. Otak dan mendula spinalis tidak dapat dilihat, diperkusi,
dipalpasi ataupun di auskultasi seperti system lainnya dalam tubuh. Agar pemeriksaan
neurologis dapaat memberikan informasi yang akurat, maka perlu diusahakan kerja sama
antara pemeriksa dan pasien dan pasien diminta untuk kooperatif (Brunner,2001).
Pemeriksaan neurologis terdiri atas anamnesis, rangkum gejala pasien, dan pembahasan
mengenai keluhan yang terkait pada anggota keluarga pasien, akan memfokuskan pemikiran
pemeriksa, mengarahkan pemeriksaan fisik dan menjadi kunci pemeriksaan diagnostic.
Pengaturan pemeriksaan neurologis dangat penting dalam mengikuti suatu urutan
pemeriksaan tertentu sehingga tenaga medis dapat mengevaluasi informasi yang ada dan
langsung memeriksa segmen selanjutnya yang belum di periksa.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian pemeriksaan fisik neurologi?
2. Apa tujuan pemeriksaan fisik neurologi ?
3. Bagaimana prosedur pelaksanaan pemeriksaan fisik neurologi?

1.3 Tujuan
1. Untuk menegetahui pengertian pemeriksaan fisik neurologi
2. Untuk mengetahui tujuan pemeriksaan fisik neurologi
3. Untuk mengetahui prosedur pelaksanaan pemeriksaan fisik neurologi

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pemeriksaan Fisik Neurologis


Pemeriksaan neurologis adalah suatu proses yang membutuhkan ketelitian dan
pengalaman yang terdiri dari sejumlah pemeriksaan pada fungsi yang sangat spesifik.
meskipun pemeriksaan neurologis sering terbatas pada pemeriksaan yang sederhana,
namun pemeriksaan ini sangat penting dilakukan oleh pemeriksa, sehingga mampu
melakukan pemeriksaan neurologis dengan teliti dan melihat riwayat penyakit dan keadaan
fisik lainnya. Fungsi dari pemeriksaan neurologis yaitu untuk mempelajari tentang pola
bicara, status mental, gaya berjalan, dan cara berdiri, kekuatan motoric pasien
2.2 Tujuan Pemeriksaan Fisik Neurologis
Secara umum, pemeriksaan fisik yang dilakukan bertujuan:
a. Untuk mengumpulkan dan memperoleh data dasar tentang kesehatan klien.

b. Untuk menambah, mengkonfirmasi, atau menyangkal data yang diperole dalam


riwayat keperawatan.
c. Untuk mengkonfirmasi dan mengidentifikasi diagnosa keperawatan.
d. Untuk membuat penilaian klinis tentang perubahan status kesehatan klien dan
penatalaksanaan.
e. Untuk mengevaluasi hasil fisiologis dari asuhan keperawatan.
2.3 Prosedur Pelaksanaan Pemeriksaan Neurologis
A. Persiapan alat :
- Snellen chart
- Tong spatel
- Reflek hummer
- Garputala dan penlight

B. Langkah-langkah :
1. Pemeriksaan anda-tanda perangsangan selaput maningen
- Tandan kaku kuduk
Bila leher ditekuk secara pasif terdapat tahanan, sehingga dagu tidak dapat menempel
pada dada dan mengakibatkan kaku kuduk positif (+)
- Tanda kerniq
Fleksi tungkai atas tegak lurus, lalu dicoba meluruskan tungkai bawah pada sendi
lutut. Normal, bila tingkai bawah membentuk sudut 135 derajat terhadap tungkai atas.
- Tanda laseque
Fleksi sendi paha dengan sendi lutut akan menimbulkan nyeri sepanjang musculus
ischiadicus.
- Tanda brudzinski I
Letakkan satu tangan pemeriksa dibawah kepala klien dan tangan lain didada klien
untuk mencegah badan tidak terangkat. Kemudian kepala klien difleksikan kedada

5
secara pasif. Brudzinsky I positif jika kedua tungkai bawah akan fleksi pada sendi
panggul dan sendi lutut.
- Tanda brudzinski II
Tanda brudzinski II positif bila fleksi tungkai pada sendi panggul secara pasif akan
diikuti oleh fleksi tungkai lainnya pada sendi panggul dan lutut.

2. Pemeriksaan GCS (Glasgow Coma Scale )


 Menilai Mata (Eye)
Respon membuka mata
 Spontan (4)
 Dengan perintah (3)
 Dengan nyeri (2)
 Tidak berespon (1)
 Menilai Verbal
 Berorientasi (5)
 Bicara membingungkan (4)
 Kata-kata tidak tepat (3)
 Suara tidak dapat dimengerti (2)
 Tidak ada respon (1)
 Menilai Motorik
 Dengan perintah (6)
 Melokalisasi nyeri (5)
 Menarik area yang nyeri (4)
 Menjauhi rangsangan yang nyeri (3)
 Ekstensi abnormal (2)
 Tidak berespon (1)
 Skor GCS
 Composmentis (14-15)
Kesadaran normal, sadar sepenuhnya dapat menjawab semua
pertanyaan tentang sekelilingnya
 Apatis (12-13)
Keadaan kesadaran yang segan untuk berhubungan dengan
sekitarnya, sikapnya acuh tak acuh)
 Somnolent (11-12)
Keadaan kesadaran menurun, mudah tertidur, mampu memberi
jawaban verbal, kesadaran pulih jika dirangsang
 Supersemi koma (8-10)
Keadaan rangsangan seperti tertidur lelap tetapi ada respon terhadap
nyeri
 Koma (kurang dari 5)
Tidak dapat dibangunkan dan tidak ada respon terhadap rangsangan
3. Pemeriksaan Kekuatan Otot
(5) Mampu bergerak dengan luas, gerak sendi penuh, melawan gravitasi dan mampu
menahan maksimal
(4) Mampu bergerak dengan luas, gerak sendi penuh, melawan gravitasi dan mampu
melawan tahan sedang

6
(3) Mampu bergeralk dengan luas, geral sendi penuh, tanpa tahanan
(2) Mampu bergerak dengan luas, gerak sendi penuh, tanpa melawan gravitasi
(1) Tidak ada gerakan sendi, tetapi kontraksi otot dapat di palpasi
(0) Kontraksi otot tidak terdeteksi dengan palpasi

7
BAB III

PENUTUP
3.1Kesimpulan
Pemeriksaan fisik dalah pemeriksaan tubuh klien secara keseluruhan atau hanya bagian
tertentu yang dianggap perlu, untuk memperoleh data yang sistematif dan komprehensif,
memastikan membuktikan hasil anamnesa, menentukan masalah dan merencanakan tindakan
keperawatan yang tepat bagi klien. Pemeriksaan fisik mutlak dilakukan pada setiap klien,
tertama pada klien yang baru masuk ke tempat pelayanan kesehatan untuk di rawat, secara
rutin pada klien yang sedang di rawat, sewaktu-waktu sesuai kebutuhan klien. Jadi
pemeriksaan fisik ini sangat penting dan harus di lakukan pada kondisi tersebut, baik klien
dalam keadaan sadar maupun tidak sadar. Pemeriksaan fisik menjadi sangat penting karena
sangat bermanfaat, baik untuk untuk menegakkan diagnosa keperawatan dan memilih
intervensi yang tepat untuk proses keperawatan, maupun untuk mengevaluasi hasil dari
asuhan keperawatan.

3.2 Saran
Agar pemeriksaan fisik dapat dilakukan dengan baik, maka perawat harus memahami
ilmu pemeriksaan fisik dengan sempurna dan pemeriksaan fisik ini harus dilakukan secara
berurutan, sistematis, dan dilakukan dengan prosedur yang benar.

8
DAFTAR PUSTAKA

Admit. Pemeriksaan Fisik. http// nursingbegin.com/tag/pemeriksaan-fisik (diakses 14 Februari


2022)

Bickley, Lynn S. 2008. Buku Saku Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan Bates. Jakarta.
EGC

You might also like