Professional Documents
Culture Documents
KLP 08 - Pemeriksaan Fisik Neurologis
KLP 08 - Pemeriksaan Fisik Neurologis
OLEH :
NAMA NIM
A.A MADE AYUNI PUTRI ARTATI 213213315
A.A ESHA WAISYAKA 213213341
GLORY PASCA RINI PAULUS 213213327
NI MADE MIRAH MAHESWARI 213213320
NI WAYAN NOVI WIJAYANTI 213213313
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah kepada kita semua sebagai makhluk-Nya,sehingga dengan
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Pemeriksaan Fisik Neurologi”
Dalam penyusunan makalah ini, kami pun juga menyadari kekurangan dalam penulisan
makalah ini, sehingga kami sebagai penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang
membangun. Kami mengucapkan terimakasihkepada berbagai pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk menegetahui pengertian pemeriksaan fisik neurologi
2. Untuk mengetahui tujuan pemeriksaan fisik neurologi
3. Untuk mengetahui prosedur pelaksanaan pemeriksaan fisik neurologi
4
BAB II
PEMBAHASAN
B. Langkah-langkah :
1. Pemeriksaan anda-tanda perangsangan selaput maningen
- Tandan kaku kuduk
Bila leher ditekuk secara pasif terdapat tahanan, sehingga dagu tidak dapat menempel
pada dada dan mengakibatkan kaku kuduk positif (+)
- Tanda kerniq
Fleksi tungkai atas tegak lurus, lalu dicoba meluruskan tungkai bawah pada sendi
lutut. Normal, bila tingkai bawah membentuk sudut 135 derajat terhadap tungkai atas.
- Tanda laseque
Fleksi sendi paha dengan sendi lutut akan menimbulkan nyeri sepanjang musculus
ischiadicus.
- Tanda brudzinski I
Letakkan satu tangan pemeriksa dibawah kepala klien dan tangan lain didada klien
untuk mencegah badan tidak terangkat. Kemudian kepala klien difleksikan kedada
5
secara pasif. Brudzinsky I positif jika kedua tungkai bawah akan fleksi pada sendi
panggul dan sendi lutut.
- Tanda brudzinski II
Tanda brudzinski II positif bila fleksi tungkai pada sendi panggul secara pasif akan
diikuti oleh fleksi tungkai lainnya pada sendi panggul dan lutut.
6
(3) Mampu bergeralk dengan luas, geral sendi penuh, tanpa tahanan
(2) Mampu bergerak dengan luas, gerak sendi penuh, tanpa melawan gravitasi
(1) Tidak ada gerakan sendi, tetapi kontraksi otot dapat di palpasi
(0) Kontraksi otot tidak terdeteksi dengan palpasi
7
BAB III
PENUTUP
3.1Kesimpulan
Pemeriksaan fisik dalah pemeriksaan tubuh klien secara keseluruhan atau hanya bagian
tertentu yang dianggap perlu, untuk memperoleh data yang sistematif dan komprehensif,
memastikan membuktikan hasil anamnesa, menentukan masalah dan merencanakan tindakan
keperawatan yang tepat bagi klien. Pemeriksaan fisik mutlak dilakukan pada setiap klien,
tertama pada klien yang baru masuk ke tempat pelayanan kesehatan untuk di rawat, secara
rutin pada klien yang sedang di rawat, sewaktu-waktu sesuai kebutuhan klien. Jadi
pemeriksaan fisik ini sangat penting dan harus di lakukan pada kondisi tersebut, baik klien
dalam keadaan sadar maupun tidak sadar. Pemeriksaan fisik menjadi sangat penting karena
sangat bermanfaat, baik untuk untuk menegakkan diagnosa keperawatan dan memilih
intervensi yang tepat untuk proses keperawatan, maupun untuk mengevaluasi hasil dari
asuhan keperawatan.
3.2 Saran
Agar pemeriksaan fisik dapat dilakukan dengan baik, maka perawat harus memahami
ilmu pemeriksaan fisik dengan sempurna dan pemeriksaan fisik ini harus dilakukan secara
berurutan, sistematis, dan dilakukan dengan prosedur yang benar.
8
DAFTAR PUSTAKA
Bickley, Lynn S. 2008. Buku Saku Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan Bates. Jakarta.
EGC