Professional Documents
Culture Documents
Makalah Teklantas (Ester Simorangkir)
Makalah Teklantas (Ester Simorangkir)
Nim : 5202550006
SEM.GANJIL 2021
B. JENIS PERSIMPANGAN……………………………………………………………………9
Daftar Pustaka................................................................................................................................... 14
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha-Esa yang telah
memberikan rahmatnya kepada kita semua, sehingga berkat karunia-Nya
saya dapat menyelesaikan tugas Makalah tanpa halangan yang berarti dan
selesai tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan Makalah ini, saya tidak lupa mengucapkan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan dan
penulisan makalah ini dengan baik. Dan tidak lupa pula saya mengucapkan
terima kasih kepada dosen saya Bapak Ir Hamidun Batubara,MT dan Bapak
Dody Taufik Sibuea,ST.,MT.
Saya sadar makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu saya
berharap saran dan kritik dari semua pihak untuk kesempurnaan makalah
ini dan saya berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Ester Simorangkir
A. Latar Belakang
Persimpangan adalah pertemuan atau percabangan jalan baik sebidang maupun tak
sebidang. Dengan kata lain persimpangan dapat diartikan sebagai dua jalur atau lebih ruas
jalan yang berpotongan, dan termasuk di dalamnya fasilitas jalur jalan dan tepi jalan.
Persimpangan merupakan daerah yang rawan terhadap tundaan dan kecelakaan karena
terjadinya konflik antara pergerakan kendaraan dengan kendaraan lainnya maupun
kendaraan dengan pejalan kaki. Semakin banyak persimpangan pada suatu jaringan jalan,
maka akan semakin besar ketertundaan yang terjadi.
Pada persimpangan dilakukan beberapa bentuk pengendalian simpang untuk
mengurangi permasalahan yang terjadi. Salah satunya adalah dengan melakukan
pembangunan prasarana fisik dan perbaikan manajemen lalu lintas. Pada perbaikan
manajemen lalu lintas dapat dilakukan pemasangan alat pemberi isyarat lalu lintas (APILL)
dan kamera pemantau (Area Traffuc Control System/ATCS) pada simpang-simpang dengan
arus lalu lintas tinggi. ATCS merupakan suatu sistem pengatur APILL terpusat yang
mempunyai kemampuan untuk mengatur lalu lintas dengan mengkoordinasikan antar
persimpangan dai pusat kontrol ATCS. Penggunaan APILL dan ATCS ini diharapkan dapat
mengurangi tundaan (delay) pada simpang, dapat meningkatkan kembali kinerja simpang
dan meningkatkan mobilitas pada simpang tersebut.
Terdapat banyak persimpangan di Bali khususnya Kabupaten Badung, salah satu
simpang yang cukup padat adalah simpang Jalan Sunset Road-Jalan Nakula- Jalan Dewi
Sri. Persimpangan tersebut terdiri dari lima lengan simpang. Persimpangan ini cukup padat
dan ramai karena merupakan jalur utama yang menghubungkan Kota Denpasar dengan
daerah pariwisata yang terdapat di Kabupaten Badung seperti Kuta, Seminyak dan Legian.
Selain itu kondisi lingkungan disekitar simpang yang sebagian besar terdiri dari pertokoan,
penginapan, rumah makan dan perkantoran menyebabkan banyak aktifitas kendaraan keluar
masuk yang mengganggu efektifitas dari simpang tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pola pergerakan Persimpangan
BAB II ISI
2. Curved Street Corner (Persimpangan yang dibentuk oleh sudut jalan melengkung)
Jenis persimpangan ini muncul bilamana dua wajah bangunan yang bertemu tidak membentuk
sudut, melainkan sebuah lengkungan. Kemungkinan kesan horizontal menjadi lebih kuat
dimana bangunan seakan-akan mengelilingi sudut jalan. Namun kesan vertikal dapat lebih kuat
bila terjadi penegasan sudut jalan sebagai elemen desain pada wajah bangunan. Adapun
tipologi persimpangan ini terdiri dari Flowing, Wrapped, dan Hinged.
a. Flowing (Persimpangan yang Mengalir) Pada persimpangan tipe ini, kesan visual
persimpangan yang terjadi dibentuk oleh keseluruhan bagian depan bangunan, dengan
lengkungan yang halus. Sudut jalan hampir tidak terlihat dan terlihat wajah bangunan
diperkaya lagi dengan menambahkan detail-detail yang dekoratif seperti penampang
atap, rangkaian garis (Gambar 12). Sungguh konsep seperti ini, benar-benar dihasilkan
oleh perancang yang memiliki kepekaan tinggi dalam menyikapi makna suatu
persimpangan. Konsep seperti ini harus menjadi pembelajaran bagi perancang-
perancang kota Medan masa kini, agar kesan visual pada persimpangan pusat kota
Medan memiliki suatu identitas yang kuat, yang mungkin sulit ditemukan di kota-kota
lain.
b. Wrapped (Perimpangan yang dibentuk oleh sudut bangunan yang berbungkus)
Wrapped juga merupakan sebuah sudut yang berbentuk lengkung, tapi derajat
lengkungannya lebih kecil daripada tipologi sudut sebelumnya. Detail yang kuat pada
lengkungannya, dapat diambil dari fasade di sepanjang jalan tanpa merubah ritmenya.
Penonjolan hiasan pada jendela, dinding, dan pilar-pilar yang dekoratif, membagi
bidang-bidang dinding sehingga dapat berpengaruh pada persimpangan yang dibentuk
oleh sudut jenis ini, sehingga tercipta kesan yang lebih bebas/tidak menyesakkan.
c. Hinged (Perimpangan yang dibentuk oleh sudut bangunan gantung) Sudut bangunan
gantung merupakan metoda untuk menyatukan dua fasade bangunan yang menghadap
jalan. Keadaan ini merupakan kesempatan untuk memberiikan hiasan untuk fasade
yang menghadap jalan, dan secara tegas menyatakan pentingnya sebuah sudut.
Persimpangan merupakan daerah pertemuan dua atau lebih ruas jalan, bergabung, berpotongan
atau bersilang. Persimpangan juga dapat disebut sebagai pertemuan antara dua jalan atau lebih,
baik sebidang maupun tidak sebidang atau titik jaringan jalan dimana jalan-jalan bertemu dan
lintasan jalan saling berpotongan (Morlok, 1991). Persimpangan dapat dibagi atas dua jenis,
yaitu:
1. Persimpangan sebidang (At Grade Intersection)
Merupakan pertemuan dua atau lebih jalan raya dalam satu bidang yang mempunyai elevsi
yang sama. Desain persimpangan ini berbentuk huruf T, huruf Y, persimpangan empat kaki
dan persimpangan dengan banyak kaki.
Dilihat dari bentuknya ada beberapa macam jenis persimpangan sebidang yaitu antara lain:
a. Pertemuan/persimpangan sebidang bercabang 3
b. Pertemuan/persimpangan sebidang bercabang 4
c. Pertemuan/persimpangan sebidang bercabang banyak
d. Bundaran ( Rotary Intersection )
Beberapa jenis pertemuan sebidang dapat dilihat pada Gambar Berikut :
1.
2.
Menurut Abubakar, dkk., (1995), dalam upaya meminimalkan konflik danmelancarkan arus
lalu lintas ada beberapa metode pengendalian persimpanganyang dapat dilakukan, yaitu:
1. Persimpangan prioritas
Metode pengendalian persimpangan ini adalah memberikan prioritas yang lebih tinggi kepada
kendaraan yang datang dari jalan utama dari semua kendaraan yang bergerak dari jalan kecil
(jalan minor).
Prinsip pengendalian
Adapun prinsip-prinsip yang digunakan didalam pengendalian persimpangan dengan sistem
prioritas adalah sbb:
a. Arus kendaraan dari jalan dengan kelas fungsi yang lebih tinggi (jalan Major ) akan
mendapat prioritas untuk melintas lebih dahulu.
b. Prioritas harus terbagi dengan baik sehingga setiap kendaraan mempunyai kesempatan
yang sama untuk melintas.
c. Aturan-aturan yang berkaitan dengan prioritas harus dapat dipahami dengan jelas oleh
semua pengemudi.
d. Pemberian prioritas harus terorganisir dengan baik sehingga jumlah titik – titik konflik
dapat diusahakan seminimal mungkin.
e. Keputusan-keputusan yang harus diambil oleh pengemudi harus sesederhana mungkin.
f. Jumlah hambatan total terhadap lalu lintas harus diupayakan sekecil mungkin.
Daftar Pustaka