You are on page 1of 15

Makalah Teknik Lalu Lintas

Pola pergerakan,Jenis,Serta Tipe


paengendalian di Persimpangan
Oleh :

Nama : Ester Nita Simorangkir

Nim : 5202550006

Mata Kuliah : Teknik Lalu Lintas

Dosen Pengampu : Ir. Hamidun Batubara, MT.

Dody Taufik sibuea,ST.,MT

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

SEM.GANJIL 2021

TEKNIK LALU LINTAS | 1


Daftar Isi

Daftar Isi ............................................................................................................................................. 2

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................................... 4


A. Latar Belakang............................................................................................................................. 4

B. Rumusan Masalah ....................................................................................................................... 4

BAB II ISI .................................................................................................................................................. 5


A. POLA PERGERAKAN PERSIMPANGAN ......................................................................................... 6

B. JENIS PERSIMPANGAN……………………………………………………………………9

C. TIPE PENGENDALIAN PERSIMPANGAN ..................................................................................... 12

BAB III PENUTUP ................................................................................................................................... 13


A. Kesimpulan................................................................................................................................ 14

Daftar Pustaka................................................................................................................................... 14

TEKNIK LALU LINTAS | 2


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha-Esa yang telah
memberikan rahmatnya kepada kita semua, sehingga berkat karunia-Nya
saya dapat menyelesaikan tugas Makalah tanpa halangan yang berarti dan
selesai tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan Makalah ini, saya tidak lupa mengucapkan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan dan
penulisan makalah ini dengan baik. Dan tidak lupa pula saya mengucapkan
terima kasih kepada dosen saya Bapak Ir Hamidun Batubara,MT dan Bapak
Dody Taufik Sibuea,ST.,MT.

Saya sadar makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu saya
berharap saran dan kritik dari semua pihak untuk kesempurnaan makalah
ini dan saya berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Oktober 2021

Ester Simorangkir

TEKNIK LALU LINTAS | 3


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Persimpangan adalah pertemuan atau percabangan jalan baik sebidang maupun tak
sebidang. Dengan kata lain persimpangan dapat diartikan sebagai dua jalur atau lebih ruas
jalan yang berpotongan, dan termasuk di dalamnya fasilitas jalur jalan dan tepi jalan.
Persimpangan merupakan daerah yang rawan terhadap tundaan dan kecelakaan karena
terjadinya konflik antara pergerakan kendaraan dengan kendaraan lainnya maupun
kendaraan dengan pejalan kaki. Semakin banyak persimpangan pada suatu jaringan jalan,
maka akan semakin besar ketertundaan yang terjadi.
Pada persimpangan dilakukan beberapa bentuk pengendalian simpang untuk
mengurangi permasalahan yang terjadi. Salah satunya adalah dengan melakukan
pembangunan prasarana fisik dan perbaikan manajemen lalu lintas. Pada perbaikan
manajemen lalu lintas dapat dilakukan pemasangan alat pemberi isyarat lalu lintas (APILL)
dan kamera pemantau (Area Traffuc Control System/ATCS) pada simpang-simpang dengan
arus lalu lintas tinggi. ATCS merupakan suatu sistem pengatur APILL terpusat yang
mempunyai kemampuan untuk mengatur lalu lintas dengan mengkoordinasikan antar
persimpangan dai pusat kontrol ATCS. Penggunaan APILL dan ATCS ini diharapkan dapat
mengurangi tundaan (delay) pada simpang, dapat meningkatkan kembali kinerja simpang
dan meningkatkan mobilitas pada simpang tersebut.
Terdapat banyak persimpangan di Bali khususnya Kabupaten Badung, salah satu
simpang yang cukup padat adalah simpang Jalan Sunset Road-Jalan Nakula- Jalan Dewi
Sri. Persimpangan tersebut terdiri dari lima lengan simpang. Persimpangan ini cukup padat
dan ramai karena merupakan jalur utama yang menghubungkan Kota Denpasar dengan
daerah pariwisata yang terdapat di Kabupaten Badung seperti Kuta, Seminyak dan Legian.
Selain itu kondisi lingkungan disekitar simpang yang sebagian besar terdiri dari pertokoan,
penginapan, rumah makan dan perkantoran menyebabkan banyak aktifitas kendaraan keluar
masuk yang mengganggu efektifitas dari simpang tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pola pergerakan Persimpangan

TEKNIK LALU LINTAS | 4


2. Jenis Persimpangan
3. Serta Tipe Pengendalian Persimpangan

BAB II ISI

TEKNIK LALU LINTAS | 5


Pola pergerakan di persimpangan, Jenis persimpangan, serta Tipe pengendalian di
persimpangan

A. POLA PERGERAKAN PERSIMPANGAN

Tipologi Persimpangan yang Terbentuk oleh Sudut

1. Persimpangan yang terbentuk oleh sudut negatif


Pada PD II, para perancang kota kurang memperhatikan masalah persimpangan. Sebuah
penelitian di Brussel menunjukkan, bahwa para perancang kota dan kekuatan publik
melalaikan penataan persimpangan, sehingga sekarang tampak tidak menarik dan hancur
(Murdock 1984). Pencetus ini menyatakan bahwa kelalaian perancangan persimpangan ruang
kota dapat membahayakan struktur kota sehingga cenderung menimbulkan munculnya daerah
kumuh sehingga juga berdampak pada kesan visual yang kumuh. Pada persimpangan yang
negatif, kesan yang terasa lebih berat ke dalam sehingga menimbulkan makna sebagai ruang
kosong. Ruang kosong ini sering menjadi lokasi ideal untuk halaman yang batasnya sering
dipagar. Contoh kasus ini dapat dilihat pada lokasi kantor gubernur di Jalan Penogoro dan RA.
Bangunan pada lokasi ini dikelilingi oleh halaman yang luas di dalam lingkungan
berpagar. Makna persimpangan yang terjadi kurang sesuai dengan penataan untuk
persimpangan suatu jalan, karena terlihat pagar dan tanaman lebih mendominasi keberadaan
persimpangan.
2. Persimpangan yang terbentuk oleh sudut pada jalan
Adapun tipologi dari persimpangan yang terbentuk oleh sudut pada jalan terdiri dari
tiga tipologi, yaitu

1.Angular Street Corner


2.Curved Street Corner
3.Towered Street Corner
1. Angular Street Corner (Persimpangan Jalan Bersegi)
Munculnya persimpangan ini pada awalnya dibentuk oleh gabungan bangunan-bangunan
yang muncul pada masa gerakan modern. Pertemuan pada sudut dinding diberikan penekanan,
untuk mendapat kemungkinan yang lebih baik, dan direncanakan dengan khusus. Tipe
persimpangan seperti ini biasanya tidak digabungkan dengan ornamen ataupan dekorasi.
Adapun Persimpangan Jalan yang Bersegi ini terdiri dari Persimpangan bersegi Sederhana dan

TEKNIK LALU LINTAS | 6


Persimpangan Berbidang.Persimpangan Bersegi Sederhana muncul ketika dua dinding pada
satu bangunan bertemu pada sudut jalan dan membentuk garis tajam. Bentuk fasade bangunan
tersebut kemungkinan dapat membentuk sudut 900. Dalam tipe persimpangan seperti ini,
bagian sudut bangunan sering kurang mendapat perhatian, sehingga perancang harus memberi
tambahan dekorasi yang lebih khusus.

2. Curved Street Corner (Persimpangan yang dibentuk oleh sudut jalan melengkung)
Jenis persimpangan ini muncul bilamana dua wajah bangunan yang bertemu tidak membentuk
sudut, melainkan sebuah lengkungan. Kemungkinan kesan horizontal menjadi lebih kuat
dimana bangunan seakan-akan mengelilingi sudut jalan. Namun kesan vertikal dapat lebih kuat
bila terjadi penegasan sudut jalan sebagai elemen desain pada wajah bangunan. Adapun
tipologi persimpangan ini terdiri dari Flowing, Wrapped, dan Hinged.
a. Flowing (Persimpangan yang Mengalir) Pada persimpangan tipe ini, kesan visual
persimpangan yang terjadi dibentuk oleh keseluruhan bagian depan bangunan, dengan
lengkungan yang halus. Sudut jalan hampir tidak terlihat dan terlihat wajah bangunan
diperkaya lagi dengan menambahkan detail-detail yang dekoratif seperti penampang
atap, rangkaian garis (Gambar 12). Sungguh konsep seperti ini, benar-benar dihasilkan
oleh perancang yang memiliki kepekaan tinggi dalam menyikapi makna suatu
persimpangan. Konsep seperti ini harus menjadi pembelajaran bagi perancang-
perancang kota Medan masa kini, agar kesan visual pada persimpangan pusat kota
Medan memiliki suatu identitas yang kuat, yang mungkin sulit ditemukan di kota-kota
lain.
b. Wrapped (Perimpangan yang dibentuk oleh sudut bangunan yang berbungkus)
Wrapped juga merupakan sebuah sudut yang berbentuk lengkung, tapi derajat
lengkungannya lebih kecil daripada tipologi sudut sebelumnya. Detail yang kuat pada
lengkungannya, dapat diambil dari fasade di sepanjang jalan tanpa merubah ritmenya.
Penonjolan hiasan pada jendela, dinding, dan pilar-pilar yang dekoratif, membagi
bidang-bidang dinding sehingga dapat berpengaruh pada persimpangan yang dibentuk
oleh sudut jenis ini, sehingga tercipta kesan yang lebih bebas/tidak menyesakkan.
c. Hinged (Perimpangan yang dibentuk oleh sudut bangunan gantung) Sudut bangunan
gantung merupakan metoda untuk menyatukan dua fasade bangunan yang menghadap
jalan. Keadaan ini merupakan kesempatan untuk memberiikan hiasan untuk fasade
yang menghadap jalan, dan secara tegas menyatakan pentingnya sebuah sudut.

TEKNIK LALU LINTAS | 7


B. JENIS PERSIMPANGAN

Persimpangan merupakan daerah pertemuan dua atau lebih ruas jalan, bergabung, berpotongan
atau bersilang. Persimpangan juga dapat disebut sebagai pertemuan antara dua jalan atau lebih,
baik sebidang maupun tidak sebidang atau titik jaringan jalan dimana jalan-jalan bertemu dan
lintasan jalan saling berpotongan (Morlok, 1991). Persimpangan dapat dibagi atas dua jenis,
yaitu:
1. Persimpangan sebidang (At Grade Intersection)

Merupakan pertemuan dua atau lebih jalan raya dalam satu bidang yang mempunyai elevsi
yang sama. Desain persimpangan ini berbentuk huruf T, huruf Y, persimpangan empat kaki
dan persimpangan dengan banyak kaki.
Dilihat dari bentuknya ada beberapa macam jenis persimpangan sebidang yaitu antara lain:
a. Pertemuan/persimpangan sebidang bercabang 3
b. Pertemuan/persimpangan sebidang bercabang 4
c. Pertemuan/persimpangan sebidang bercabang banyak
d. Bundaran ( Rotary Intersection )
Beberapa jenis pertemuan sebidang dapat dilihat pada Gambar Berikut :

1.

2.

TEKNIK LALU LINTAS | 8


TEKNIK LALU LINTAS | 9
Gambar 2.4 sampai Gambar 2.10, diatas menggambarkan tipe persimpangan sebidang secara
skematik mulai dari bentuk yang sederhana sampai yang kompleks. Persimpangan jalan tanpa
kanalisasi adalah yang termurah dan paling sederhana. Pada jenis ini, titik pertemuan jalan
dibuat melengkung untuk memudahkan kendaraan yang akan membelok kiri. Pada jalan
dengan volume lalu lintas atau kemungkinan pemasangan kerb agar kendaraan tidak keluar
dari lapis kendaraan.
Pada persimpangan jalan berbentuk Y atau yang serupa, sebaiknya disediakan kanalisasi
mengingat kendaraan bertemu pada sudut yang kurang menguntungkan. Pada bentuk melebar
diperlukan:
1. Jalan masuk untuk memungkinkan perlambatan kendaraan menjelang aliran lalu lintas lurus
2. Pelebaran jalur untuk penggabungan ke dalam aliran lalu lintas. Permasalahan yang sering
terjadi pada arus pertemuan sebidang adalah timbulnya titik konflik dalam pergerakan
kendaraan.

1. Persimpangan tak sebidang (Grade Separate Intersection)


Merupakan suatu persimpangan dimana jalan yang satu dengan jalan yang lainnya tidak saling
bertemu dalam satu bidang dan mempunyai beda tinggi (elevasi) antara keduanya.
Masalah-masalah yang umumnya timbul pada persimpangan adalah:
1. Volume dan kapasitas (secara langsung mempengaruhi hambatan).
2. Desain geometrik dan kebebasan pandang.
3. Perilaku lalu lintas dan panjang antrian.
4. Kecepatan.
5. Pengaturan lampu lalu lintas.
6. Kecelakaan dan keselamatan.
7. Parkir.
Berikut akan diperlihatkan jenis-jenis persimpangan tak sebidang mulai dari Gambar 2.11
samapai dengan Gambar 2.17.

TEKNIK LALU LINTAS | 10


Bentuk pertemuan tak sebidang yang paling sederhana dan umumnya paling murah adalah
belah ketupat (diamond) yang dapat dilihat pada Gambar 2.11. Bentuk ini terutama digunakan
pada situasi dimana jalan bebas hambatan tak terputus, kecuali apabila terdapat lalu-lintas lain
yang keluar atau masuk melalui ramp, tetapi lalu-lintas pada jalan arteri cukup kompleks,
karena jalan harus melayani 2 buah gerakan terus dan 4 gerakan belok kanan. 2 diantara
gerakan membelok kiri harus mengunakan lajur dalam atau lajur membelok terpisah. Bila
volume lalu-lintas cukup besar, umumnya siperlukan lampu lalulintas.
Menurut Direktorat Jendral Bina Marga dalam Manual Kapasitas Jalan Indonesia

TEKNIK LALU LINTAS | 11


(1997),pemilihan jenis simpang untuk suatu daerah sebaiknya berdasarkan pertimbangan
ekonomi, pertimbangan keselamatan lalu lintas, dan pertimbangan lingkungan.
Menurut Morlok (1988), jenis simpang berdasarkan cara pengaturannya dapat dikelompokkan
menjadi 2 (dua) jenis, yaitu :
1. Simpang jalan tanpa sinyal, yaitu simpang yang tidak memakai sinyal lalulintas. Pada
simpang ini pemakai jalan harus memutuskan apakah merekacukup aman untuk melewati
simpang atau harus berhenti dahulu sebelum melewati simpang tersebut.
2. simpang jalan dengan sinyal, yaitu pemakai jalan dapat melewati simpangsesuai
dengan pengoperasian sinyal lalu lintas. Jadi pemakai jalan hanya bolehlewat pada saat sinyal
lalu lintas menunjukkan warna hijau pada lengan simpangnya.

C. TIPE PENGENDALIAN PERSIMPANGAN


Menurut Wibowo, dkk., (cit., Atisusanti, 2009), sesuai dengan kondisi lalu lintasnya,
dimana terdapat pertemuan jalan dengan arah pergerakan yang berbeda,simpang sebidang
merupakan lokasi yang potensial untuk menjadi titik pusatkonflik lalu lintas yang
bertemu, penyebab kemacetan, akibat perubahan kapasitas, tempat terjadinya kecelakaan,
konsentrasi para penyeberang jalan atau pedestrian.
Masalah utama yang saling mengkait di persimpangan adalah :
1. Volume dan kapasitas, yang secara langsung mempengaruhi hambatan.
2. Desain geometrik, kebebasan pandangan dan jarak antar persimpangan.
3. Kecelakaan dan keselamatan jalan, kecepatan, lampu jalan.
4. Pejalan kaki, parkir, akses dan pembangunan yang sifatnya umum.
Menurut Abubakar, dkk., (1995),sasaran yang harus dicapai pada pengendalian
persimpangan antara lain adalah :
1. Mengurangi atau menghindari kemungkinan terjadinya kecelakaan yang disebabkan
oleh adanya titik-titik konflik seperti: berpencar (diverging),bergabung (merging), berpotongan
(crossing), dan bersilangan (weaving).
2. Menjaga agar kapasitas persimpangan operasinya dapat optimal sesuai dengan rencana.
3. Harus memberikan petunjuk yang jelas dan pasti serta sederhana, dalammengarahkan arus
lalu lintas yang menggunakan persimpangan.

JENIS – JENIS PENGENDALIAN PERSIMPANGAN


1. DENGAN APILL
Prioritas pergerakan arus lalu lintas diatur dengan lampu ( hijau, kuning, merah ) yang diatur
secara bergantian untuk tiap pergerakan dalam periode tertentu yang ditetapkan berdasarkan
proporsi arus lalu lintas.
2. BUNDARAN
Prinsip Prioritas adalah kendaraan yang telah berada di bundaran mendapat hak utama untuk
jalan & kend lain yg datang dr arah kanan (UU 22/2009 psl 113)

Menurut Abubakar, dkk., (1995), dalam upaya meminimalkan konflik danmelancarkan arus
lalu lintas ada beberapa metode pengendalian persimpanganyang dapat dilakukan, yaitu:

1. Persimpangan prioritas
Metode pengendalian persimpangan ini adalah memberikan prioritas yang lebih tinggi kepada
kendaraan yang datang dari jalan utama dari semua kendaraan yang bergerak dari jalan kecil
(jalan minor).

TEKNIK LALU LINTAS | 12


2. Persimpangan dengan lampu pengatur lalu lintas
Metode ini mengendalikan persimpangan dengan suatu alat yang sederhana (manual, mekanis
dan elektris) dengan memberikan prioritas bagi masing-masing pergerakan lalu lintas secara
berurutan untuk memerintahkanpengemudi berhenti atau berjalan.

3. Persimpangan dengan bundaran lalu lintas


Metode ini mengendalikan persimpangan dengan cara membatasi alih gerak kendaraan
menjadi pergerakan berpencar (diverging),bergabung (merging),berpotongan(crossing),dan
bersilangan (weaving) sehingga dapat memperlambat kecepatan kendaraan.

4. Persimpangan tidak sebidang


Metode ini mengendalikan konflik dan hambatan di persimpangan dengancara menaikkan
lajur lalu lintas atau di jalan di atas jalan yang lain melaluipenggunaan jembatan atau
terowongan.

Prinsip pengendalian
Adapun prinsip-prinsip yang digunakan didalam pengendalian persimpangan dengan sistem
prioritas adalah sbb:
a. Arus kendaraan dari jalan dengan kelas fungsi yang lebih tinggi (jalan Major ) akan
mendapat prioritas untuk melintas lebih dahulu.
b. Prioritas harus terbagi dengan baik sehingga setiap kendaraan mempunyai kesempatan
yang sama untuk melintas.
c. Aturan-aturan yang berkaitan dengan prioritas harus dapat dipahami dengan jelas oleh
semua pengemudi.
d. Pemberian prioritas harus terorganisir dengan baik sehingga jumlah titik – titik konflik
dapat diusahakan seminimal mungkin.
e. Keputusan-keputusan yang harus diambil oleh pengemudi harus sesederhana mungkin.
f. Jumlah hambatan total terhadap lalu lintas harus diupayakan sekecil mungkin.

BAB III PENUTUP

TEKNIK LALU LINTAS | 13


A. Kesimpulan
Dengan semakin gencarnya pengaruh gerakan modern saat ini , ancaman
terhadap potensi ruang kotanya akan semakin meningkat. Permasalahan
yang dikwatirkan apabila perancang tidak peka terhadap ruang yang akan
dirancang, khususnya sudut suatu persimpangan sebagai penghubung dua
elemen yang tegas dalam sebuah ruang kota yang bisa saja tidak diyakini
oleh perancangnya sebagai masalah pokok desain. Dengan melihat
keprihatinan pada Pergerakan Modern, perancang-perancang kota di Medan
harus kembali memandang persimpangan-persimpangan sebagai elemen
penting bagi kelangsungan lingkungan kota. Para Arsitek dan Perancang
kota harus merespons dengan positif bahwa sudut pada suatu persimpangan
sebagai sebuah masalah desain dan hasil karya. Sehingga dalam hal ini,
sudut jalan pada persimpangan harus memberikan kesempatan yang besar
untuk mengenalkan ornamen-ornamen dekorasi ke dalam suatu ruang kota

Daftar Pustaka

TEKNIK LALU LINTAS | 14


https://www.researchgate.net/publication/42320520_Pola_Persimpangan
www.researchgate.net › 42320520_Pola_Persimpangan
http://eprints.umm.ac.id/42795/3/BAB%20II.pdf
www.academia.edu › 36404074 › Persimpangan(PPT) Persimpangan | Bright Child - Academia.edu

TEKNIK LALU LINTAS | 15

You might also like