ABSTRAK

Kebutuhan akan properti tahun ke tahun selalu meningkat dan mendapati banyak peminat,
dengan kata lain transaksi pengikatan jual beli maupun jual beli secara langsungpun ikut
meningkat. Keterbatasan atas kesediaan uang cash menjadikan Bank sebagai media
masyarakat untuk memiliki sebuah properti sesuai dengan yang diingkan. Developer juga
turut berperan dalam penyejahteraan masyarakat di bidang kebutuhan akan suatu papan;
Indonesiasebagai Negara hokum, memiliki aturan-aturan yang harus ditaati, salah satunya
aturan mengenai pembayaran Pajak Penghasilan (PPh) yang telahdi tetapkan pada Undang-
undangNomor 34Tahun 2016 tentang Pajak Penghasilan atasPenghasilan dari Pengalihan
Hak atas Tanah/bangunan. Dan Perjanjian Pengikatan Jual Beli atas Tanah dan segala
Perubahannya. Peraturan ini hadir untuk menjaawab keresahan masyarakat dalam membayar
Pajak Penghasilan,dimana dalam peraturan ini pemerintah telah menurunkan tariff
pembayaran PPh. Namun tetap saja dalam pelaksanaannya masih terdapat upaya pelanggaran
untuk menghindari pajak dan menambah kerugian Negara, karena Pajak merupakan sumber
utama pendapatan Negara Indonesia. Oleh karena itu alangkah baiknya bila seluruh Warga
Negara beritikad baik untuk taat Pajak. Metode penelitian yang digunakan ialah  Empiris
dengan pendekatan Sosiologi Hukum dan juga melihat kenyataan yang ada. Sumberdata yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu Studi kasus di Kantor Notaris/PPAT
Ny. GERDA JOICE LUSIA, SH di Kota Tangerang selatan,sedangkan dataSekunder
diperoleh dari penelitiaan kepustakaan melalui literature seperti buku, jurnal, internet atau
bahan pendukung non hokum seperti biografi, kamus-kamus terkait dan sebagainya. Hasil
Penelitian ini menunjukkan bahwa masih banyak pihak yang tidak taat Pajak. Dimana
seharusnya harga transaksi pada perjanjian Kredit suatu bank untuk pengalihan tanah dan
bangunan seharusnya aadalah sama dengan Harga Transaksi pada Akta Jual Beli dan juga
harus sama dengan harag sebenarnya.

Kata Kunci: Harga Transaksi, Pajak, Perjanjian Kredit, dan Akta Jual Beli.
 Abstract

The need for property from year to year is always increasing and there are many enthusiasts,
in other words, direct sale and purchase binding transactions also increase. The limitation on
the willingness of cash makes the Bank as a media for the public to own a property as
desired. Developers also play a role in community welfare in the area of the need for a board;
Indonesia as a legal country, has rules that must be obeyed, one of which is the regulation
regarding the payment of Income Tax (PPh) which has been stipulated in Law Number 34 of
2016 concerning Income Tax on Income from Transfer of Rights to Land / buildings. And the
Agreement of Sale and Purchase of Land and all changes thereof. This regulation is here to
answer public unrest in paying income tax, where in this regulation the government has
lowered the tariff for paying income tax. However, in its implementation there are still
violation attempts to avoid taxes and increase State losses, because taxes are the main source
of Indonesian State income. Therefore, it would be nice if all citizens have good intentions to
obey the tax. The research method used is Empirical with the Sociology of Law approach and
also looks at the existing reality. The data source used in this research is primary data,
namely the case study at the Notary Office / PPAT Ny. GERDA JOICE LUSIA, SH in South
Tangerang City, while secondary data is obtained from literature research through literature
such as books, journals, internet or non-legal supporting materials such as biographies,
related dictionaries and so on. The results of this study indicate that there are still many
parties who are not tax compliant. Where should the transaction price in a bank's credit
agreement for the transfer of land and buildings should be the same as the Transaction Price
on the Sale and Purchase Deed and must also be the same as the actual price.

Keywords: Transaction Price, Tax, Credit Agreement, and Sale and Purchase Deed.