You are on page 1of 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Belajar adalah suatu proses interaksi antara individu dengan lingkungan

sekitar untuk mencapai tujuan. Menurut Hamalik dalam fitriyani, (2017). Proses

belajar adalah mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sendiri terhadap

lingkungannya, sehingga menimbulkan perubahan dalam dirinya yang

memungkinkan berfungsi dalam kehidupan masyarakat. Tujuan pengajaran

adalah mengarahkan proses ini sehingga sasaran dari perubahan tingkah laku

dapat tercapai dalam tujuan belajar sebagaimana yang diinginkan.

Menurut (Sutiyo,dkk., 2014), belajar sangat dibutuhkan adanya aktivitas,

dikarenakan tanpa adanya aktivitas proses belajar tidak mungkin berlangsung

dengan baik. Aktivitas siswa di dalam pembelajaran kimia masih kurang,

sehingga ada siswa yang aktif, kurang aktif, bahkan ada juga yang tidak aktif.

Tetapi keaktifan tersebut ditunjukkan melalui gurauan sehingga justru

menimbulkan keributan. Guru sudah berusaha untuk mengaktifkan siswa tetapi

masih banyak siswa yang kurang aktif karena motivasi belajar kimia yang rendah.

Sebagian siswa juga merasa malas, bosan bahkan merasa kesulitan dan tidak suka

dengan pelajaran kimia karena mereka menganggap bahwa pelajaran kimia sangat

susah dan sulit untuk di mengerti. Hal ini dikarenakan dalam proses pembelajaran

hanya digunakan dengan metode ceramah saja (Teacher Centered), sehingga

1|P a g e
menyebabkan siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran tersebut dan tidak

dapat mengembangkan kemampuan berpikir dan memecahkan masalahnya.

Selain itu berbicara tentang pendidikan juga tidak terlepas dari Proses

Belajar Mengajar (PBM) yang merupakan bagian dari pelaksanaan pendidikan

dikarenakan pelaksanaan pendidikan selalu berkaitan dengan proses belajar

mengajar (interaksi antara guru dengan siswa) yang diarahkan untuk

mempersiapkan tenaga terlatih dan terdidik bagi kepentingan Bangsa dan Negara

(Bansu & Ansari, 2006). Kegiatan belajar mengajar dan prestasi belajar akan

dapat terlihat pada perubahan perilaku yang telah terjadi dalam diri siswa. Untuk

mengukur perubahan dan kemampuan siswa dapat dilakukan dengan mengadakan

evaluasi belajar yang dilaksanakan melalui kegiatan penilaian. Hal ini di

tunjukkan adanya perbedaan antara lain nilai pasca tes dan pra tes, baik secara

individual maupun kelompok yang merupakan indikator prestasi atau hasil nyata

yang dicapai sebagai suatu pengaruh dari proses belajar mengajar (Anwar, dkk.

2005).

Berhasil tidaknya suatu pembelajaran di sekolah juga dipengaruhi oleh

model pembelajaran serta media pembelajaran yang digunakan (Linda Masrura S,

2017). Oleh karena itu, dalam dalam Proses Belajar Mengajar sangat menentukan

hasil belajar yang dicapai. Menurut Hadi (2016), media pembelajaran dalam

proses belajar mengajar sangat diperlukan, salah satu media pembelajaran

adalah LKS. LKS dapat dijadikan media untuk mempermudah siswa dalam

belajar dan juga agar proses belajar mengajar lebih terarah sehingga tujuan

belajar dapat dicapai secara maksimal. Menurut Suyanto dkk. (2011), LKS

2|P a g e
merupakan lembaran di mana siswa mengerjakan sesuatu terkait dengan apa

yang sedang dipelajarinya.

Dalam proses belajar mengajar juga sangat diperlukan model pembelajaran

yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa yaitu model Discovery Learning.

Melalui pembelajaran model discovery learning, siswa diharapkan dapat

membangun pengetahuan berdasarkan informasi baru dan mengumpulkan data

didalam lingkungan belajar yang eksploratif. Lingkungan belajar yang eksploratif

dapat diwujudkan melalui pengalaman nyata (eksperimen) yang dialami secara

langsung oleh siswa sendiri sehingga pengetahuan yang diperoleh siswa akan

lebih bermakna dan relevan bagi siswa (Hadi dkk, 2016). Tahapan pembelajaran

dengan menggunakan model discovery learning adalah (1) Stimulasi/pemberian

rangsangan; (2) Identifikasi masalah; (3) Pengumpulan data; (4) Pengolahan

data; (5) Verifikasi; (6) Generalisasi (Tim Penyusun, 2014). Tahapan-tahapan

tersebut mengharuskan siswa aktif dalam proses pembelajaran.

Salah satu materi kimia di SMA yang dapat dibelajarkan dengan model

discovery learning adalah materi asam basa. Karakteristik materi asam basa yang

berisikan konsep-konsep yang dapat dibangun oleh siswa, sangat relevan apabila

dalam kegiatan belajar mengajar menggunakan model discovery learning.

Seperti yang diketahui, dalam materi asam basa ada beberapa konsep, yaitu

Teori Asam Basa, Sifat Larutan Asam Basa, Derajat Keasaman pH, Derajat

Ionisasi, Tetapan Asam dan Tetapan Basa, serta Aplikasi Konsep pH dalam

Lingkungan.

3|P a g e
Peneliti terdahulu telah menyimpulkan bahwa model pembelajaran

discovery learning efektif digunakan pada kegiatan pembelajaran, yaitu didukung

oleh penelitian yang dilakukan oleh (Hadi, dkk. 2016) menggunakan Model

Pembelajaran Discovery Learning disertai Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Pada

Materi Hidrolisis Garam Kelas XI SMA Negeri 1 Karanganyar, dengan hasil

penelitian yang menunjukan bahwa; (1) pembelajaran model Discovery Learning

berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa dan tidak berpengaruh terhadap aspek

sikap, (2) Lembar Kerja Siswa (LKS) tidak berpengaruh terhadap seluruh aspek

prestasi belajar siswa. (3) pembelajaran model Discovery Learning disertai LKS

secara bersama-sama berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa baik

pengetahuan maupun ketrampilan pada materi Hidrolisis Garam dan tidak

berpengaruh terhadap prestasi belajar pada aspek sikap.

Berdasarkan uraian di atas, serta kenyataan yang di lapangan maka penulis

tertarik untuk melakukan penelitian tentang:

“Penggunaan LKS Berbasis Discovery Learning Pada Materi Asam Basa

Terhadap Hasil Belajar Siswa SMA Negeri 2 Halmahera Utara”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah aktivitas siswa-siswi terhadap pembelajaran dengan

menggunakan LKS berbasis discovery learning pada materi asam basa di

SMA Negeri 2 Halmahera Utara.?

4|P a g e
2. Bagaimanakah respon siswa-siswi terhadap pembelajaran dengan

menggunakan LKS berbasis discovery learning pada materi asam basa di

SMA Negeri 2 Halmahera Utara.?

3. Apakah pembelajaran dengan menggunakan LKS berbasis discovery

learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa-siswi di SMA Negeri 2

Halmahera Utara.?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan dalam

penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui aktivitas siswa dan hasil belajar siswa terhadap

pembelajaran dengan menggunakan LKS berbasis discovery learning pada

materi asam basa di SMA Negeri 2 Halmahera Utara.

2. Untuk mengetahui respon siswa-siswi terhadap pembelajaran dengan

menggunakan LKS berbasis discovery learning pada materi asam basa di

SMA Negeri 2 Halmahera Utara.

3. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan LKS berbasis

discovery learning pada materi asam basa di SMA Negeri 2 Halmahera

Utara.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi guru, dapat menambah wawasan dalam bidang pendidikan untuk

meningkatkan profesionalisme, dan menerapkan metode serta model

pembelajaran yang merupakan bagian dari kompetensinya terutama dalam

pembelajaran kimia.

5|P a g e
2. Bagi siswa, dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran dan referensi

baru untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan hasil belajar, demi

perkembangan pembelajaran dimasa mendatang.

3. Bagi sekolah, dengan penelitian ini dapat menjadi referensi pembelajaran

bagi guru-guru, agar senantiasa selalu menggunakan model pembelajaran

yang kreatif, inovatif serta relevan.

4. Bagi Peneliti, sebagai sebuah penelitian yang merupakan langkah awal

dalam memulai suatu tahapan pembelajaran yang tepat dan mampu

menjadi motivator dalam pelaksanaan pembelajaran kedepan.

6|P a g e

You might also like