You are on page 1of 7

Kegiatan Praktikum 7

PENANGANAN PERDARAHAN

A. Pengertian
Perdarahan adalah peristiwa keluarnya darah dari pembuluh darah
karena pembuluh tersebut mengalami kerusakan.kerusakan ini bisa
disebabkan oleh benturan fisik, sayatan, atau pecahnya pembuluh darah
yang tersumbat.
Sebagai seorang pelaku Pertolongan Pertama selain dapat melakukan
tindakan bantuan hidup dasar dan resusitasi jantung paru, juga harus dapat
mengenali dan mengatasi perdarahan.
Mengenali dan mengatasi perdarahan merupakan salah satu
ketrampilan utama yang juga harus dikuasai oleh seorang pelaku
Pertolongan Pertama. Bila perdarahan ini tidak diatasi dengan segera maka
nyawa korban dapat terancam maut dengan tanda awal menjadi lemah, syok,
dan akhirnya meninggal.
Untuk mengatasi perdarahan, kita harus tahu dahulu tentang sistem
peredaran darah (sistem sirkulasi) yang bertanggung jawab mengedarkan
(mengalirkan) darah ke seluruh tubuh manusia. Adapun 3 komponen utama
dalam sistem ini adalah jantung, pembuluh darah, dan darah, yang ketiganya
harus berfungsi dengan baik agar tidak terjadi gangguan dalam tubuh.
Dalam dunia kedokteran dikenal adanya istilah perfusi yaitu sirkulasi
yang adekuat ke seluruh tubuh, memasok sel dan jaringan dengan oksigen
dan bahan nutrisi, serta mengangkut kembali zat karbon dioksida dan sisa
pembakaran tubuh.
Jika hal di atas terganggu pada salah satu atau lebih sel dan organ
tubuh oleh satu atau beberapa penyebab, maka sel atau organ tersebut akan
mengalami keadaan berbahaya, yaitu akan berkurangnya pasokan darah,
oksigen, dan nutrisi sehingga zat sampah (karbon dioksida dan sisa
pembakaran) akan bertumpuk. Keadaan ini dikenal dengan istilah
Hipoperfusi atau Syok.
Tindakan yang dilakukan untuk menghentikan perdarahan

Jenis Perdarahan:
Berdasarkan letak keluarnya darah, pendarahan dibagı menjadi 2 macam, yaitu
pendarahan terbuka dan pendarahan tertutup. Pada pendarahan terbuka, darah keluar
dari dalam tubuh. Tekanan dan warna darah pada saat keluar tergantung dari jenis
pembuluh darah yang rusak: Jika yang rusak adalah pembuluh arteri (pembuluh nadi),
maka darah memancar dan berwarna merah terang. Jika yang rusak adalah pembuluh
vena (pembuluh balık), maka darah mengalir dan berwarna merah tua. Jika yang rusak
adalah pembulul kapiler (pembuluh rambut). maka darah merembes seperti titik embun
dan berwarna merah terang.
Pada pendarahan tertutup, darah keluar dari pembuluh darah dan pengisian
daerah sekitarnya, terutama dalam jaringan. Pendarahan ini dapat didentifikasi dengan
adanya memar pada korban. Bentuk lain dari perdarahan tertutup adalah pendarahan
dalam. Pada pendarahan dalam, darah yang keluar dari pembuluh darah mengisi rongga
dalam tubuh, seperti rongga dalam perut. Pendarahan ini dapat diidentifikasi dari tanda-
tanda pada korban, seperti:
a. setelah cidera korban mengalami syok, tapi tidak ada tanda-tanda pendarahan
b. tempat cidera mungkin terlihat memar yang terpola
c. lubang tubuh mungkin mengeluarkan darah.

Penanganan Perdarahan:
Untuk perdarahan terbuka:
1. Tekanan langsung pada daerah cedera
2. Elevasi
3. Tekanan pada titik nadi
4. Immobilisasi
5. Torniquet : Jika kemungkinan amputasi
6. Kompres es

Berbeda dengan perdarahan terbuka, pertolongan yang bisa diberikan


pada korban yang mengalami perdarahan dalam adalah sebagai berikut:
1. Rest
Korban diistirahatkan dan dibuat senyaman mungkin
2. Ice
Bagian yang luka dikompres es sehingga darahnya membeku. Darah
yang membeku ini lambat laun akan terdegradasi secara alami melalui
sirkulasi dan metabolisme tubuh.
3. Commpression
Bagian yang luka dibalut dengan kuat untuk membantu mempercepat
proses penutupan lubang/bagian yang rusak pada pembuluh darah
4. Elevation
Kaki dan tangan korban ditinggikan sehingga lebih tinggi dari
jantung.

Cara – cara penatalaksanaan untuk korban dengan perdarahan dalam


adalah sebagai berikut:
1. Baringkan korban
2. Pertahanan jalan napas, pernapasan, dan sirkulasi
3. Berikan oksigen bila ada
4. Periksa pernafasan dan nadi secara berkala
5. Rawat sebagai syok
6. Jangan memberikan makan atau minum
7. Jangan lupa mengenai cedera atau gangguan lainnya
8. Segera bawa ke fasilitas kesehatan terdekat

B. Tujuan:
1. Agar darah berhenti keluar
2. Agar tidak terjadi syok

C. Indikasi:
1. Pada kasus kecelakaan dengan multiple trauma
2. Kasus lain yang menyebabkan perdarahan masif

D. Alat yang dibutuhkan:


1. Sarung tangan
2. Perban/kain untuk menekan luka
E. Hal yang jangan dilakukan ketika menangani perdarahan:
1. Jangan menggunakan torniket. Hal ini bisa menimbulkan kematian jaringan.
Penggunaan torniket adalah jalan keluar terakhir untuk menghentikan pendarahan.
Jangan coba-coba melepaskan atau menggerakkan benda asing yang terbenam di
dalam luka.
2. Jangan menggerakkan bagian tubuh yang terdapat fraktur.

F. Penatalaksanaan gawatdarurat pada perdarahan


1. Potong baju pasien untuk mengıdentifikasi area perdarahan dan lakukan pengkajian fisik
dengan cepat.
2. Beri penekanan pada area perdarahan.
3. Penekanan langsung
4. Tekan langsung area perdarahan dengan telapak tangan atau menggunakan pembalut atau
kain yang bersih selama kurang lebih: 15 menit, dan pasang balutan tekanan kuat.
5. Penekanan arteri
Penekanan dilakukan pada ujung arteri yang sesuai (ujung dimana arteri ditekan
melawan tulang yang berada di bawahnya)
Enam titik utama penekanan
• Arteri temporalis - pada daerah depan telinga dan dapat ditekan pada masing-masing
tulang tengkorak .
 Arteri facialis - Arteri terletak di bawah dagu dan 2.5 cm dalam dagu
 Arteri karotis komunis : pada sisi samping trachea. Saat dilakukan tekanan
observasi pernapasan pasien dan tidak boleh pada kedua arteri karotis dalam waktu
bersamaan.
 Arteri subklavia : terletak dibawah kedua sisi klavikula (tulang collar). Penekanan
harus dilakukan pada posisi melintang dibelakang dan kira – kira setengah panjang
klavikula.
 Arteri brakhialis : pada pertengahan antara siku dan bahu, terletak pada
daerah yang lebih dalam dari lengan atas antara otot biseps dan triseps.
 Arteri femoralis : dapat dirasakan pada lipat paha.
6. Torniket
Pemasanagan torniket pada ekstremitas hanya sebagai upaya terakhir ketika
perdarahan tidak dapat dikontrol dengan metode lain.
1. Torniket dipasang tepat proksimal dengan luka ; torniket cukup kencang
untuk mengontrol aliran darah arteri.
2. Berikan tanda pada kulit pasien dengan pulpen atau plester dengan tanda T,
menyatakan lokasi dan waktu pemasangan torniket.
3. Longgarkan torniket sesuai petunjuk untuk mencegah kerusakan vascular
atau neurologik. Bila sudah tidak ada perdarahan arteri, lepasakan torniket
dan coba lagi balut dengan tekanan.
4. Pada kejadian amputasi traumatic, jangan lepaskan torniket sampai pasien
masuk ruang operasi.
- Tinggikan atau elevasikan bagian yang luka untuk memperlambat mengalirnya
darah.
- Baringkan korban untuk mengurangi derasnya darah keluar.
- Berikan cairan pengganti sesuai saran, meliputi cairan elektrolit isotonic, plasma
atau protein plasma, atau terapi komponen darah (bergantung perkiraan tipe dan
volume cairan yang hilang).
- Darah segar diberikan bila ada kehilangan darah massif.
- Tambahan trombosit dan factor pembekuan darah diberikan ketika jumlah darah
yang besar diperlukan karena darah penggantian kekurangan factor pembekuan.
- Lakukan pemeriksaan darah arteri untuk menentukan gas darah dan memantau
tekanan hemodinamik.
- Awasi tanda – tanda shock atau gagal jantung karena hipovolemia dan anoksia.
POLTEKKES KEMENKES TANJUNGPINANG

JL. Arief Rahman Hakim No 1 Tlp. 0771-24086 Fax 0771-


312060 Tanjungpinang Kepulauan Riau Kode Pos 29124
Email : poltekkestanjungpinang@yahoo.co.id

Nama :…………………………………………
NIM :…………………………………………
KLS/TK :…………………………………………

FORMAT PENANGANAN PERDARAHAN

Ya
NO ASPEK YANG DINILAI Tidak
A Persiapan
1 Identifikasi klien
2 Siapkan Alat :
Kasa perban
B Fase Interaksi :
1 Salam terapeutik & panggil klien dengan namanya/ suruh klien
menyebutkan namanya
2 Perkenalkan diri
3 Tanyakan keluhan dan kaji keadaan spesifik klien ke keluarga
4 Jelaskan pada klien/keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan,
tujuan dan prosedurnya
C Fase Kerja
2 Mencuci tangan
2 Memakai sarung tangan
3 Meletakkan kassa, perban, atau kain bersih diatas luka dan tekan
selama 10 menit
4 Jika selama 10 menit perdarahan belum berhenti, terus tekan area
luka sampai perdarahan berhenti
Bila perdarahan belum berhenti, angkat bagian tubuh yang cedera
lebih tinggi dari jantung sambil terus menekan area perdarahan
(jangan tinggikan area cedera apabila terdapat fraktur)
Biarkan kassa, perban, atau kain menutupi bagian luka lalu balut
5
namun jangan terlalu ketat karena akan mengganggu aliran darah
6 Monitoring tanda-tanda vital dan keadaan perdarahan
7 Jika perdarahan sudah berhenti, lakukan perawatan luka agar luka
menjadi bersih
8 Membereskan alat-alat
9 Melepas sarung tangan
11 Mencuci tangan
D Fase Terminasi & evaluasi
1 Tanyakan respon klien sesuadah tindakan, lakukan obeservasi
kondisi klien secara berkala
2 Pantau TTV secara berkala
3 Berikan reinforcement postif ke keluarga/ klien
4 Baut kontrak tindakan selanjutnya
E Fase Dokumentasi
Jumlah skor

Catatan Pembimbing /Penguji :


___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
____________
Tanjungpinang, .......................................................
PENGUJI,

( _____________________________)

You might also like