You are on page 1of 9
Neen eee eee YBN Ma : r Febry Calvin Tetelepta Anak Motel ec: peters COE Me Deb m terete t| “Ketua itu dipilih tetapi pemimpin tidak, Pee et ee Ce ceo enin, 26 Juni 2020 sejarah kembali meniiliskan satu lagi kisah tentang prestasi dan kontribusi anak Maluku bagi bangsa ddan negara ini di level elit eksekutif. Hari AA itu oi Gedung Bina Graha Kompleks Istana {egara, berdiri gagah Febry Calvin Tetelepta yang hemndak ditantikan diambil Sumpahnya sebagai Deputi I pada Kantor Staf Presiden (KSP) yang membidang!infastruktur,energi dan invests Agenda pelantikan oleh Kepala KSP Jend, (Purn) foeldoko itu merupakan sebuah momentum. teramat penting tidak hanya bagi Bung Febry yang, akrab disapa FCT ini tetapi juga bagi Maluku dan teristimewa bagi Gereja Protestan Maluku (GPM). Bagi Bung FCT inilah personal achievement yang mungkin saja belum Kimas sesuai ekepektast (harapan) serta proyeksi karier dan pengabdian- namun patut disyukuri dan “dinikmati” sebagai ganjaran terhadap setiap kerja keras, upaya dan pergumulannya sejak masih menjadi mahasiswa dan aktifis pergerakan di Ambon dan kemudian berlanjut ke Jakarta, Bagi Maluku, tentu pencapaian dan prestasi FCT sungguh adaiah kebanggaan dan fenomena yang terulang kembali dalam lintasan sejarah bangsa ini, Maluku turut berkontribusi penting terhadap eksistensi republik ini, terutama di masa awal kemerdekaan, Bahkan Maluku adalah salah satu dari delapan daerah yang merupakan insiator berdirinya negara ini, Nama seperti Leimena, Patty, Latuharhary, Siwabessy dan seterusnya itu adalah generasi Maluku sebelumnya yang telah menunjukkan prestasi dan dedikasi yang tak terbantahkan terkait dengan andil dan Kontribusi orang Maluku bagi bangsa dan negara ini. Pelantikan FCT sebagai Deputi ini tent menambah lagi deretan nama orang Maluku berprestasi di masa lampau maupun stat ini dalam sirkulasi elit nasional terutama di birokrasi pemerintahan pusat. Peneapaian atau prestasi FCT -meski tidak bisa dibandingkan apple to apple dengan Leimena dkk- merupakain sebuah prestise (Kebanggaan) dan Iayak ‘mendapatkan apresiasi seluruh masyarakat Maluku. Bagi GPM, pelantikan FCT sebagai Deputi I KSP ‘merupakan “cerita kesaksian” tentang upah ketaatan dan kesetiaan melayani di kebun anggur milik Allah FCT yang lahir di RS GPM Ambon, 14 Februari 1969 inj adalah anak pertama dari enam bersaudara, 5 laki-laki dan 1 perempuan. Lahir dari pasangan Suami istri, Pendeta Octovianus Johanes Tetelepta dan Thu Costanta Sipasulta. FCT sejatinya lahir, bertumbuh dan dibesarkan oleh rahim GPM. Masa keeil dan sekolah yang berpindah pindah mengikuti tempat tugas ayahnya sebagai pelayan Tuhan di berbagai jemaat dan Klasis adalah secuil kisah hidup yang penuh dengan dinamika sosial juga teologts Tantangan yang berat di tempat pelayanan ayahnya tidak lantas menjadi penghalang mimpinya di masa depan. Justeru pengalaman itulah yang kemudian turut memengaruhi karakternya menjadi pribadi Yang mandiisegalter, tekun dan Kompettif kelak Hari dimana FCT dilantik merupakan hari sukacit pra Keluarga, warga GPM juga semua orang Maluku. MUTIARA BERSINAR I Mutiara Bersinar edisi ini menyajikan kisah insipiratif Febri Calvin Tetelepta. Redaksi menyampaikan terima kasih atas kesediaan Bung Febri untuk diwawancara dan berbagi cerita dengan seluruh pembaca Assau dan warga GPM dari Tifure sampai pulau Dai Masa Keeil dan Kehidupan Keluarga Febry Calvin Tetelepta kecil yang lahir di RS GPM 52 tahun lalu ini sempat bersekolah di Sekolah Dasar (SD) Latihan Ambon, setelah sebelumnya melewati masa keciinya di Tepa, pulau Babar (Maluku Barat Daya) mengikuti orang tuanya yang ‘menjadi Pendeta dan bertugas di sana selama kurang lebih 8 tahun 7 bulan, "... Jadi saya termasuk besar di Tepa, tahu tentang situasi disana, Saya sudah berusia 6 tahun ketika pindah dari Tepa ke Ambon, jadi memori di Tepa masih tetap ada meski sudah pindah ke Ambon kemudian ke Piru nantinya..” Tertanam kuat di ingatan saya, nilai hid kekeluargaan itu sangat kuat, kita bertuml dalam sebuah Keluarga besa. Apalagi sebagai keluarga Pendeta, hidup kami meski sederhana, mungkin uang susah tapi tidak pernah kekurangan ‘makanan. Giz! kita tetap bagus sebab makanan berlimpah di sana, Jadi kondisifisik tetap sehat dan jarang sakit. Itu semua kemurahan Tuhan. Coba ayangkan kalau kita sakit pasti sangat sulit karena Katerbatasan fasilitas kesehatan dan terutama obat. Akses perhubungan satu-satunya dengan kapal laut hanya masuk (datang) 6 bulan sekali. Ketika kapal tiba barulah kita bisa mendapatkan obat-obatan maupun kebutuhan barang rumah tangga lainnya dari awak kapal yang sering makan di rumah kami. ‘Memori tentang kehidupan masa keeil -meski sebentar- di Tepa tetaplah membekas dalam ingatan saya. Sampai sekarang pun saya masth mem nbtingan yang sangat kuat dengan keluarga- yeluarga di'Tepa masth ada. ~ Setelah pindah ke Ambon, saya sempat sekolah di SD Latihan tapi tidak sampai selesai karena harus pindah ke Piru, Seram Bagian Barat (SBB). Saya wwaktu itu besar dengan opa dan oma d: {inggal di Puly Gangsa, Sat Opa harus pindah ke Jakarta, seharusnya saya ikut, tetapi tidak dibolehkan oleh orang tua yang tidak ingin kita berpisah (berjauhan). Jac saya hut papa ke Piru, sebab papa ditunjuk ‘menjadi Ketua Klasis di sana. Waktu itu saya masih di kelas 2 SD mau naik kelas 3. Saya ingat etul kami sekeluarga di Piru selama Kurang lebih 4 tabun 362 hari (Kurang hari genap 10 tahun). ‘a masuk dan mulai bertugas melayani di Klasis Piru tethitung sejak 31 Oktober 1975 sampai selesai bertugas tanggal 28 Oktober 1985. Saya menyelesaikan sekolah tingkat dasar dan menengah di SD Kristen Piru dan SMPN Piru. Jadi sebetulnya saya bertumbub di Piru. Selama di Piru saya bertumbuh dalam kesadaran yang cukup kuat. Orang tua saya tidak pernah Imelarang saya bergaul dengan siapa sao, Jadi Kadang saya harus tidur dengan teman-teman saya di Telaga, Pelita Java, teman-teman sekolah orang tua saya tidak melarang. Jadi sejak kecil memang saya sudah terbiasa bergaul. Kadang papa saya juga suka tourney ke Tanivel,Riring, Bura saya selalu ikut. Kita tidur tengah hutan, saya sungguh | 47 November - Desember 2021 2 menikmati pelayanan dan itu membuat saya terbiasa untuk hidup dengan masyarakat. Saya tahu dan merasakan pergumulan mereka, pergumulan jemaat dan menjadikan itu lampiran yang sangat kkuat dalam pembentukan karakter saya. Yang kedua Saya juga tahu bagaimana pengambilan keputusan di tirgkat elit, karena orang tua ketika mengambil keputusan kita selalu dilibatkan dan saya terbiasa dengan itu. Setelah bertugas hampir sepuluh tahun di Pi papa saya kemudian pindah ke tugas ke Jem GPM Rehobot, Klasis Pulau Ambon, Jadi sepanjang, i dan bertugas sebagai pendeta di GPM, terhitung “hanya” punya tiga tempat Tepa, Piru, Ambon-Rehoboth. Jadi saya melihat pertumbthan hidup saya secara gradual, saya dibentuk dengan nilai kekeluargaan yang, sangat kuat di Tepa, mendapatkan value yang lebih ral lagi ketika di Piru dan itu membuat nilai vy ka saya pindah ke Ambon saya tidak kaget lagi dengan pergaulan-pergaulan yang seperti itu, Nilai-nilai kehidupan bergereja yang sangat kuat Saya bereyukur bertumbuh dengan kultur ke-Ambon-an, sekaligus nilai ke-GPM- an yang khas. Keduanya itu sangat berpengaruh membentuk pribadi saya. Seluruh fase hidup ita yang membuat saya semakin kuat. Kehidupan berpindah semenjak dari ‘Tepa, kemudian ke Piru dan Ambon itu sungguh ™merupakan pengalaman penting dan menjadi "bekal nilai” (modal) yang berharga bagi saya ketika harus pindah dan hidup menetap di Jakarta, Memori tentang kehidupan dengan basis nilai kekeluargaan yang kuat, bertemu corak masyarakat yang plural dan cara hidup yang egaliter itu tetap melekat kuat dalam ingatan saya. Teman-teman saya di Piru dan ‘Tepa masih tetap terjaga hingga saat ini, bahkan ketika saya berkunjung ke Tepa beberapa bulan lalu, saya masih dihubungi untuk saling ketemu. Berbicara soal bagaimana kehidupan kami sebagai keluarga pendeta, Kita tidak pernah merasa ekurangan apapun, Karena dalam pengalaman bertumbuh sebagai anak pendeta, saya menyaksi ala kemurahan dan berkat Tuhan bagi keluarga Lumbung pendeta itu selalu saja terisi, Seingat 48 | 2gas 1 saya waktu kami hidup di Tepa, n selalu tercukupi dengan 1) termasuk daerah yang ki membuat kita bertumbuh seha dan fasilitas tidaklah menjadi sebuah kesusahan atau kesulitan berarti, Sebab meski sederhana kami tetap bersyukur atas segala ketercukupan dan berkat yang tersedia bagi keluarga kami, banyak nilai hidup ini dari Ibu saya. sski orang Ambon tetapi lahir di Medan dan besar di Bandung, sempat sekolah di Ambon dan kemudian menikah dengan papa yang seorang deta. Ibu s ygkan seorang kota besar, lalu menikah dan hatus pergi ke Sekali baru ada kapal tentu akan sult betadaptasi, namun beliau mampu menyesuaikan diri dan mendampingi papa menjalani kehidupan di tempat tugas dengan segala keterbatasan yang ada. Beliau sungguh mengajarkan kita tentang kehidupan yang kuat dan saya kuat Karena Ibu saya. Kami 6 bersaudara, 5 Laki-laki dan 1 Perempuan. Saya anak vang tertua. Kami berenam saudara selalu ikut papa ketka melayant di daerah-daeral hanya ketika hendak sekolah Kami terpisah, terutama saya ketika hendak melanjutkan ke Ambon. Soal support keuangan dalam keluarga untuk membiayai 6 anak bersekolah dengan gaji seorang suru dan pendeta saya tidak tahu bagaiman: sa teratasi tetapi disaat dimana kami setiap kal punya kebutuhan selalu saja ada dan ibu saya itu igatur dengan baik. Kita tidak pernah merasa dan studi saya b aja. Menurut saya itu berkat yang Tub: berikan bagi mereka yang melayani dengan baik. Setiap kebutuhan itu akan dijawab Tuhan tepat pada waktunya. Ibu saya orang yang hebat yang isa mengatur Semuanya dengan baik, Ibu saya seorang istri pendeta dan ibu'rumah tangga ing luar b uurusi anak-anaknya dan pendidikan kami dengan sangat baik. tua banyak mengajarkan kami nilai hidup “orang sodara” harus rukun dan saling pedull, Hidup iaeng sayang laeng, bantu laeng, jany kasi tinggal orang laeng susah. Ttu yang membuat saya hingga ini peduli dengan sesama. Memang dalam tertentu saya juga sadar bahwa ada teman yang mungkin datang menipu saya, saya tidak bi tidak namun saya talu cara membu teman saya itu sadar dan mengerti bahwa saya tahu dia menipu saya. Karena hal yang paling sulit kita lakukan adalah dengan berkata TIDAK, tetapi saya sa bilang tidak dengan cara saya dan membuat orang itu Sadar. Ree a cen ree ee er Orie Ae ncaa at SMA Ahmad Yani, kemudian masuk Filsafat Oa ene Un econ TLS 1993. Semenjak kuliah FCT terlibat dalam berbagai organisasi kemahasiswaan. Salah ROC e eae satunya adalah di ¢ ; Pan hh er iN MOM mare) lai terbuka. Terbukti ana iene ean ni een ceca rear) DanC at ea TKO Rea ane Ca a Cea E eT ere) Fea eer November - Desember 2021 Dari GMKI Ke PGI Bergabung dengan GMKI tahun 1987 di Komisariat Fakultas Teologia, UKIM. Tahun 1992-1994 menjadi Penguriscabng dan dipereaya menjabat Kua bidang Pendidikan Kader. Tahun 1994-1996 FCT terpilih menjadi Pengurus Pusat GMAT. Selama di Anion sya mendgpatkan pengalaman memimpin. Kita tahn bahwa GMT Ambon itu ibaratnya GMKT Kelas A di Indonesia jadi mendapatkan sebuah posisi itu tidak mudah, butuh kecerdasan, keterampilan berorganisasi serta leadership yang Kuat, Puji Tuhan gaya sempatclpercaya menjadi pemimpin di ingat Komisariat juga di cabang, Itu pengalaman yang luar biasa yang menempa saya kuat dalam aspek karakter berpikir, pengambilan Keputusan serta mengasah sensistifitas terhadap sebuah realitas menjadi semakin kuat di GMKI Ambon. Tahapan itu yang menjadi fondasi yang sangat kuat Ketika saya harus menjadi penguruis pusat GMKI selama dua periode, sebagai Sekretaris Fungsional Pendidikan Kader (1994-1996) dan sebagai Ketua Bidang Pendidikan Kader Pengurus Pusat GMKI. Menjalan Keidupan di Jakarta, saya hidup dengan teratur, sebagai aktifis dan pengurus pusat GM Oma-opa saya itu kan sudah pindah dan menetap di Jakarta, saudara-saudara ibu saya juga semuanya di ‘Jakarta dan Bandung, jadi Ketika masuk di pengurus pusat di GMKI, saya termasuk orang yang tidak sakit nag Karena cukup mudah tecfasiltasi makan minum arena banyak keluarga di Jakarta ‘Yang menarik kalau bieara tentang kiprah saya sebagai kader GMKI, saya punya pengalaman yang belum tentu bisa dirasakan dan dinikmati oleh semua kader MKT. Saya adalah har yang gagal jadi KETUM dia kali, Tahtin 1996 saat Kongres di Ambon, saya maju sebagai calon ketwa dan ternyata saya kalah, Harusnya saya terpukul dan jatuh, tapi saya nikmati proses itu dengan baik, Saya mendapat satu value balwa, ketua itu dipiiih tetapi pemimpin tidak, sebab pemimpin itu dilahirian. Yang menguatkan Saya juga adalah motto hidup yang bersumber dari Alkitab, sekalipun aku jatult aku akan bangun pula, sekalipun aku duduk dalam gelap Tuhan akan menjadi terangku (Mikha 7:8b), Motto inilah yang Saya pegang teguh. Kongres GMAT berikutnya di Palu tahun 1998 saya juga maju dan lagi-lagi kala, ‘Terkait kekalahan ini mungkin saat itu saya dianggap melawan pemerintah, namun terlepas apapun alasan dan dinamikanya waktw itu, saya justeru semakin memerteguh keyakinan saya bahwa inilah kesempatan yang Tuhan mau kasih bagi saya untuk meraih Kestiksesan tetapi la mau membentuk saya menjadi sangat kuat melewati dua kali pengalaman “kekalahan berharga’ itt, Inilah yang membuat saya kuat dalam menghadapi tantangan, saya nikmati proses ini dengan tempaan yang keras dan tidak main-main, Pasca kegagalan itu setelah itu saya memutuskan studi lanjut ke Pasea Sarjana Universitas Indonesia (UD) jurusan Sosiologi, Studi saya sudah sampai di tahapan penyelesaian Tesis. Ketika masuk proses pentilisan bab saya memutuskan untuk tidak melanjutkan. Saya Ketemu Prof pembimbing dan dia marah sama saya sampai sekarang. api setelah itu saya sadar saya tidak mau membuat itu menjadi cerita kegagalan kepada Keluarga, maka saya kemudian memutuskan untuk melanjutkan studi saya ke program pasca sarjana falcultas hukum di Universitas Kristen Indonesia (GRD) sampai akhirnya selesai. Saat ini saya sementara memersiapkan tahapan akhir studi pada program MUTIARA BERSINAR [i doktoral iimu hukum di UKI, Setelah selesai sebagai pengurus pusat GMKI, saya kerja di perusahan Mitra Bala Satya, rekanan TNI AL. Kemudian saya semakin jauh bergerak dan di tahun 2004-2009 saya menjadi aiggota MPH PGI representasi pemuda dan saya direkomendir oleh sinode GPM pada Sidang Raya PGI di Kinasih, tahun 2004. Dalam proses dan tahapan itu saya piunva pengalaman dan jejaring yang lebih luas lagi. Setelah sebelumnya berkenalan dengan senior GMKI dari berbagai level, di MPH PGI saya berkenalan dengan Kekvasaan, dengan tokol- tokoh gereja di dalam dan Iuar negeri. Banyak kegiatan pemuda di PGI itu turut membangun dan ‘menempa mental serta kemampuan leadership saya di level yang lebih tinggi. Saya ingat peristiwa penting di tahun 2007, ketika itu ada persoalan Gereja Kristen Indonesia (GKI) Tanah Papua yang hendak keluar dari keanggotaan PGI dan merencanakan bergabung dengan persatuan gereja-gereja Asia-Pasifik, dengan alasan kecewa terhadap PGI. Persoalan ini cukup serius sebab bisa berimplikasi politis juga. Ada kekhawatiran bilamana hal itu terjadi maka bukan tidak i mal mungkin Papua juga akan menyatakan diti dari Indonesia sebagai sikap politik. Peristiwa i keluar ini sampai-sampai menimbulkan kekhwatiran Presiden SBY sebab resikonya adalah soal disintegrasi. Situasi semakin genting ketika upaya omunikast yang dinisiasi PGT gagal Karena pihak Papua tidak berniat lagi untuk menyelesaikan. Di tengah kegentingan situasi, PGI kemudian ™engutus saya dan bu Pendeta Etha Hendriks untuk ke Papua dalam rangka komunikasi dan mediasi,Puj Tuhan kita bisa slesatkan dengan baik. Pada Sidang Raya PGI di Mamasa, GKI ‘Tanah Papua mengampuni Indonesia dan PGI. Kata mengampunt itu tentu mempunyai makna yang sangat dalam Karena au lebih tinggi ‘maknanya dari kata memaafkan. Dari peristiwa itu saya merasa mendapatkan pengalaman lebih banyak dan berarti terkait kehidupan oikumenes, dan juga memerkaya daya kritis untuk memahami persoalan sekaligus berpikir konstruktif menemukan problem solving. Dengan menjadi anggta MPH PGI saya belajar dan bertumbuh semakin baik. Setelah tugas Gi PGI seesa, saya tidak terpith lagi. Saya kemudian mengikuti Lemhanas, mewakili unsur PGI. Mengikuti Lemhanas merupakan turning point yang lain dari karier saya kelak, Selama di Lemhanas itu pergaulan kita lebih Tuas lagi. Kita bergaul dengan banyak anggota TNI- Polri, terutama Kolonel senior yang sementara memersiapkan diri menjadi Jenderal. Juga banyak pejabat dari instansi yang lain, Dan di Lemhanas itu kan kita bicara tentang relasi dan karakter berpikir, tentang kebijakan pembangunan nasional dan berbagai hal terkait pengelolaan negara, Hal ini menambah pengetabuan, memerkaya wawasan dan mindset semakin komprehensif. Karakter dan leadership saya semakin dibentuk dan diasah. Saya bersyukur diberi kesempatan oleh Tuhan untuk belajar kepemimpinan dan terutama pengambilan keputusan, langsung dari 5 Jenderal terbaik militer di Indonesia. Pa Eddy Sudrajat, Alumni Akademi Militer Pertama, dari Pa Tri Sutrisno ketika masih tim inti pemenangan pa November - Desember 2021 JY assay | 49 HE OMUTIARA BERSINAR Se CR a PUSS ROR ae coe PCB cl cnr) rn RNC ee Soe ne ene dari Pa Moeldoko sebagai pimpinan KSP (juga PoCPU IR NM Cer LT dekat dengan militer, saya kemudian banyak belajar Pena Onn inene En rote weer einen e cnn tay Pier ee are ee an Seer Tent nie nen aire bat POORER oan Te eC Sen SPI ne eneeT Eee te ints e ny Pere emer meee Tec memengaruhi karakter dan jiwa kepemimpinan saya. UOC es ee cn Pino atehirsr nies tsi econ wect a a Ratan eee ace ae Sone O Lene enero PR Ron ccna ay Teor etn Tc tradisi ke-Maluku-an, dengan tradisi ke-GPM-an, itu semakin kuat ketika saya ada di Piru. Saya ada dalam Po resr a aC on cee ead FDR eT Cee mR TGS pengalaman di GMKI dan PGI serta Lemhanas. Ini proses panjang. Ketika berhasil masuk ke KSP, sen niet etree et nn rents a Prec ee er ere re erga ry Una ene Orne STAN ra TRY re NRC ec omisariat itu adalah perusahan rekanan Angkatan Jaut yang membuka ruang bergaul menjadi semakin, Pen tenet ene ny Var Ue Cr See Ty Lone oe mer any pengambilan keputusan mereka. Kita bergaul sampai peers rune a et mee Sg jujur harus saya akui bahwa secara komprehensif, Poe ee Oc kc tc dapat, selain di PGL. Dan itu membentuk karakter era Na res es > ber 2021 AoC ROR AR en eT nN a SORURCCT SCoEe aN Run Loon ini (Maluku) kamu tidak boleh main-main. URI LOR Freon neren ern er geht Sint ee eee Pesceen ees at NEC een Enger SN ec er TY PU CEC OME ee) Dimanapun saya berada identitas keambonan dan kemalukuan saya tidak pernah hilang, lihat Pee RUN tes ra thy Ambon, tidak berubah dan saya tidak ada urusan dengan itu. Sebab menurut saya itulah identitas keindonesiaan kita yang sejati. Kan nasionalitas kita itu dtentukan dengan kepelbagian kita sebagai identitas budaya, dan saya bertumbuh Ree MEI eT enter tentang Indonesia, kita bicara juga tentang Oo crore one a NCR RCR Co NCTE TUE EN ROR cn Perwakilan GPM itu wujud dari value yang ada dalam diri saya yaitu tadi KeMalukuan dan cea OG T See TLS Ot Caney recur eras oa en oe eRe Rese) PTAC URI ROR NO) Cnr ESCs Pee eR oPeuy ripe era RU rang enterica Een ron Pa Elifas dengan GPM Menuju 100 Tahun. Menurut saya ini sebuah perjalanan yang menarik. Ketiga visi kontekstual yang berisi ragam gagasan visioner untuk meletakan GPM sebagai gereja yang berdiri kokoh ditengah dinamika masyarakat eee ae eT ee Pera e a Nene See RTT Pee er IN Re cea) emmeeatrerre tech Mra err wena) melihat bahwa GPM ini kan gereja yang luar orem sree na ert SnTe ICT spiritualitas yang Komprehensif, Karena kita tidak sekedar hadir untuk menjawab masalah umat tetapi kita juga menjawab masalah masyarakat Pearse SRM MCMC ee nt Ht z i a tidak Ryton ‘dengan masyarakat. Dalam konteks 86 tahun ini GPM semakin hari semakin matang sebagai Pose Re Ne eee eee masyarakat, peran GPM bukan hanya terasa di NCU SOR eR Oren noo eke aceon Purana eee ee eee Pa Patiasina, Tbu Hendriks, Tbu Lies Marantika, ada Pendeta Jacky Manuputty, Pendeta Lokra Croan ey oikumenes secara global. Dalam konteks itu saya ‘melihat bahwa secara nasional ita warna GPM Poreers ranted Sync Rot em an PGI maupun di tingkat dewan gereja sedunia warna kita sangat kuat. Peneapaian pada aras sumberdaya manusia ini perlu secara konsisten Cieecnene rts Dari perspektif tanggung-jawab sosio- teologis,tantangan CPM ke depan makin berat. Realitas kesejahteraan masyarakat dan pembangunan di Maluku, Bayangkan kita termiskin 3 dari bawah, IPM kita no 26. Terjadi disparitas sangat kuat. Ambon standar nasionalnya 81, tetapi MBD 60-an jauh di bawah. Ada 6 kabupaten yang termasuk daerah tertinggal dan inilah yang membuat tantangan GPM semakin tinggi, Apalagi dari 6 daerah tersebut, KKT, MBD, Aru, SBT, Bursel itu kan jemaat dan warga GPM Kita cukup banyak disitu dan itu harusnya ‘menjadi problem yang sangat serius disitu. JADI KITA TIDAK SEKEDAR MEMBANGUN, ‘SPIRITUALITAS TETAPI KITA JUGA HARUS MEMBANGUN KEKUATAN SEBUAH EKONOMI MASYARAKAT. Ada dua hal yang saya catat, adalah Ketika pandemik awal, warga GPM yang ada di Seram termasuk menghidupi masyarakat di kota kan. Hasil-hasil bumi dibawa dan dibagikan ke jemaat-jemaat. ‘Menurut saya itu sebuah wujud bahwa Kita harus Kembali kepada ketahanan produk lokal kita sehingga kita bisa bergerak dengan baik bukan hanya tentang pemberitaan firman saja tetapi kita juga mampu menghidupi mereka secara jasinani. Yang berikut saya mendapat kabar bahwa Ketta Sinode merencanakan Kunjungan ke Jemaat GPM Uraur untuk bangun kebun jemaat (Parpem), menurut saya itu sebuah sikap yang Iuar biasa. Bagaimana kita membangun ekonomi jemaat dan gereja menjadi pelopornya, menurut saya itu peran strategis gereja, GPM. Apalagi kita gereja pulau, harusnya kita punya pemetaan tentang Pengembangan ekonomi jemaat, Tu harus barengan dengan kebijakan-kebijakan sgugus pulau yang dibangun oleh pemerintah Seram misalnya, menjadi lumbung logistik- \gan, mestinya Aru menjadi lumbung ikan ita, MBD menjadi lumbung daging, KRT menjadi sumber kacang-kacangan, umbi- uumbian, nah ini semua harus dipetakan dengan baik dan gereja harus siap dengan tantangan itu kedepan. Menurut saya pemetaan ini yang harus dibangun dengan baik. Sebagai Ketua Badan Perwakilan, apa yang telah dilakukan? Kita memang masih kurang dalam banyak hal tetapi paling tidak saat ini telah ada shelter’ yang felah Kita siapkan untuk bisa dipak jk ‘sewaktu-waktu ada pendeta-pendeta yang sakit dan melakukan pengobatan di Jakarta bisa tinggal disana. MUTIARA BERSINAR [i Pilihan Tidak Menjadi Pendeta Sebuah Disruption Ketika terakhir masa orientasi di Sinode GPM. Saya ‘melihat bahwa posisi kelulusan kita kan sarjana, dan ‘menjadi pendeta itu kan pilihan. Jadi seorang sarjana filsalat teologi kita punya pilihan bisa menjadi pendeta, guru agama, seorang teolog atau bisa menjadi profesional Yang lain, Dan menurut saya sebelum orang bieara disruption, (penyimpangan) saya adalah orang yang telah melakukan penyimpangan duluan, dan baru menjadi trend sekarang. Dan saya telah melakukan itu di tahun, 1993. Belajar eksata orang bisa menjadi seorang analis social dan seterusnya, Jalan hidup setiap orang berbeda- eda, juga termasuk konsep dan defenisi mengenai panggilan. Saya memaknai penyimpangan ini sebagai panggilan sekaligus maksud Tuhan terhadap jalan hidup saya untuk melayani di jalur yang berbeda Saat saya mengambil keputusan untuk tidak menjadi endeta, di saat itu juga saya mengambil keputusan ahwa saya tidak akan jauh dari gereja dan alm. Papa saya memahami itu, dan sebagai seorang yang besar dalam tradisi kekristenan Ambon otomatis dia harus menyelesaikan itu, Dan saya selesaikan itu dengan baik di tengah keluarga. Kita tutup dengan doa dan kita pastikan bahwa selesai dengan baik. Papa sangat demokrati sebagai seorang Ambon, dia tahu bahwa itu terjadi penyimpangan dia panggil saya dan kita berdish dengan mama dan semua keluarga, dan papa berdoa dengan saya untuk tutup maksud itu. Itu bagian dari peristiwa itu, Dan saya tahu ketika sekarang saya berjalan seperti saat ini maka itu adalah wujud doa yang papa tutup saat itu. Belajar flsafat itu sangat peating karena apa yang saya Jewati itu ternyata sangat memengaruhi struktur berpikir saya bahwa basis analisis saya selalu melihat dari apa pikiran dasar dia, apa filosofi yang, dia bangun, ketika seseorang mengeluarkan pendapat dan tindakan pasti ada motivasi ia melakukan itu, apa dasar dan karakter dia dan saya belajar tentang itu. 1tu membuat saya kuat Menjadi Politisi Dan Birokrat FCT sebelum di KSP pernah menjadi politisi. Kapan memutuskan menjadi politisi? ‘Tahun 1999 saya pertama kali bergabung ke Partai yaitu Partai Kedaulatan dan Persatuan Indonesia (PKPI- sekarang PKP). Orang yang membawa saya saat itu Pa Thon Pieris, (mantan anggota DPD RI), beliau senior yang sangat humble dan baik. Juga pa Hayono Isman, saya sempat menjadi sekretaris pribadi beliau sekitar 4 tahun (2000-2004). Di situ saya belajar mengenal ruang bisnis, belajar cara pengambilan keputusan sebagai politisi dan sebagai seorang pengusaha atau businessman. Saya menjadi sekretaris pribadi beliau sekaligus sekretaris, di perusahan beliau. It hal yang besar Karena saya dipercayakan mengurus uangnya, saya jaga kepereayaan fturdengan sangat bai Lalu tahun 2010 saya pindah ke PDIP dan sempat caleg DPR RI dari dapil Papua 2014 namun belum berhasil masuk. Tahun 2019 saya hanya bekerja profesional dan tidak caleg. Setelah itu barulah saya masuk ke KSP. Bagaiaman bisa masuk KSP? Di zaman pa LBP waktu itu, Ketika membentuk KSP kami termasuk beberapa orang yang dibentuk jadi tim inti November - Desember 2021 JY assauy | 51 IB MUTIARA BERSINAR dari awal kebetulan waktu itu di deputi saya itu ada Mayjen TNI AD Andogo Wiradi, angkatan 81 teman Lemhanas saya, dan saya direkrut masuk ke KSP. Dan saya adalah abli utama satu-satunya di Deputi 5. Saya membawahi beberapa bidang, ada TNT Polri. Saya tanya kenapa saya dipilih, adalah karena kita punya karakter yang sama dalam. pengambilan keputusan yarig cepat, memiliki INTGERITAS, LOYALITAS DAN KOMITMEN. ‘Menurut saya orang Ambon itu satu saja, soal setia, dia setia pada tugasnya ia akan setia sampai mati, Dan menurut saya manusia Ambon-Maluku dalam perspektif kesetiaan itulah yang kita punya, Saya tidal tabu ya, mungkin rena itulah orang Belanda pilifi orang Ambon untuk menjadi tentara saja gitu Iho. Kalau soal perang daerah lain juga pintar perang, Sulawesi misalnya. Tetapi kita punya kesetiaan. Dan saya membuktikan itu. Karena Cuma dengan memiliki INTGERITAS, LOYALITAS DAN KOMITMEN kita bisa survive Bagaimana ketika bergumul dengan keputusan sulit ketika di KSP? Setiap keluar rumah saya selalu berdoa, sebelum saya duduk di kursi saya berdoa. Puji Tahan mpai sekarang keputusan-keputusan yang paling kritis sekalipun saya bisa atasi dengan baik. Karena saya tahu berikan hati pada pekerjaan itu. Misalnya tahun 2018, H-14. 2 minggu sebelum lebaran, di sekitar daerah Sengkareng Timur, Jawa Tengah dekat Pemalang ada satu jembatan belum tersambung. Orang harus memutar masuk kearah desa 4 Km baru masuk lagi ke dalam desa 4 Km, apa konsekuensinya pasti Pak Jokowi akan dimaki-maki sebagai Presiden, Semua orang sudah angkat tangan, Dirut Operasional Waskita datang ke saya dan bertanya apakah saya bisa ‘membantu, Dan saya langsung pergi, saya kesana dan bilang ke orang yang punya jembatan itu. Saya Cuma bilang, saya tidak mau tahu, yang saya Cuma tahu tiga hari harus selesai. Dan apa yang terjadi, tepat tiga hari selesai masalah. Saya tanya ke dia, kamu punya truk berapa ada 200 buah saya bilang naikin 300 buah saya tongki ditimbun semua dan tiga hari sele: Berikut LRT Palembang, semua or 1g angkat tangan karena tahu pasti LRT tidak jadi, saya Kesana 19 Agustus 2017 dan saya pastikan sebelum Asian Games LRT selesai dan itu sebuah Mission Impossible dan ity jadi Kemuian jembatan Kalikuta di Jawa Tengah, Presiden dan Menteri PU bilang harus lewat, padahal H-10 lebaran belum bisa lewat, namun’saya bikin jadi. Apa alasanya kita total dalam bekerja. Dan itu kenapa sampai sekarang saya musti bilang bahwa jabatan Deputi Titu sampai sekarang Pa Moeldoko belum pernah pangs! saya kenapa dia pilih saya jadi deputi enapa presiden keluarkan Kepres untuk saya j depati I tanpa ada penelasan saya tidak tahun Derkat, ini anugerah yang Tuhan kasih. Oleh sebab itu saya harus kembalikan total kepada negeri ini. Saya mengabdi khusus kepada presiden dan Kepada kepala staf presiden, Karena su etulnya tidak deserve (layak) untuk Saya kerja habis-habisan, saya gebrak meja di Makassar, saya musti ngamuk dengan oran; yang kerja tidak benar di Tol di Sulut, Tol di Balikpapan Samarinda, saya tidak ada beban sama sekali, Pengalaman saya yang paling mendalam 52 | adalah pada tanggal 4 September 2018 yaitu di Tol Ballkpapan Samarinda yang baru sjadiresmkan deberapa bulan lalu oleh presiden oleh seksi lima dan seksi 1. Tanggal 4 September pagi hari saya masih pimpin rapat. Kurang lebih 1 jam dari Balikpapan kita harus pergi karena jalan Tol itu melewati aset Kodam. Dari Mabes TNI, Kemhan, PU pusat, dari Kodam, Mabes AD dan semua stakeholder lain juga sudah di tempat. Apa yang terjadi 1.30 pagi papa saya meninggal di Ambon. Saya tetap pimpin rapat, gaya bilang saya harus pimpin rapat ini dengan aik dan setelah itu baru saya pulang ke Ambon. ‘Tugas itu sudah dikasi, dipercayakan dan karena itu kita harus berani keluar dari kepentingan pribadi kita untuk menyelesaikan tugas itu. Saya buktikan bahwa ini keputusan yang saya harus ambi dengan, serius, mengabdi itu tidak boleh main-main. Seluruh keluarga di Ambon akhimya menunggu saya hingea dimakamkan pada tanggal 6 September 2018. Padahal bisa saja saya membatalkan seluruh rapat dan pa tan pertama pulang ke Ambon. ‘Tapi saya tenang dan semua selesa baru saya pulang, keluarga besar saya pulang duluan baru saya nyusul setelah selesai tugas karena saya harus tuntaskan itu dengan baik dulu. Pengalaman dengan Tuhan dalam Tugas? Pada satu fase pimpinan KSP, saya punya rekomendasi 3 kali pernah akan diberhentikan d KSP bukan karena saya tidak punya prestasi tetapi karena ada kepentingan lain, namun puji Tuhan tidak bisa terlaksana karena hasil assessment, hasil kerja itu baik dan sangat baik sehingga tidak ada alasan untuk memberhentikan saya. Karena kita harus tahu bahwa di dalam istana dan dalam lingkaran politik gaat itu memang tidak gampang dan tent ity bukan fase yang mulus. Saya Kage juga ketika H-8 dalam a satt"momentum tiba-tiba KSP memerkenalkan saya secara resmi sebagai calon salah satu deputi di KSP, say ya kaet sola tana ada penjelasan aval git, Dan saya melibat baba hidup ini Kalau kerja dengan baik itt ada saja mujizat terjadi. Jadi bukan saja berkat tetapi Mujizat. Dan Mujizat itu saya dapat dengan baik dan saya akan pakai itu baik-baik untuk banyak orang, Posisi saya yang sekarang saya rasakan int tentu juga menjadi impian banyak orang, dan ini kesempatan yang langka karena itu saya harus pakai dengan baik: Maka kesempatan yang langka ini harus dipakai dengan baik, kalau salah paki maka selesai sudah. Inilah kenapa setiap kali saya berdoa, DOA. cuma satu aja, “Tuhan jadikan saya sebagai saluran berkat bagi banyak orang”. Itu Doa saya setiap hari, karenanya saya tidak punya beban untul mengambil keputusan, benar-benar tidak ada beban. Jabatan ini adalah tanda kasi sayang dan kemurahan Zé KSSRN) November - Desomber 2021 ‘Tuhan bagi karier dan hidup saya, dan karenanya saya bertanggungjawab dengan sepenuh hati dalam melakakan tugas serta menjauhkan diri dari pikiran pragmatis demi kepentingan pribadi de ‘menyelewengkan jabatan atau kekuasaan yang ada. Tidak bermaksud menyombongkan diri tapi faktanya begitu. Boleh tanya Gubernur Maluku, semua Bupati, Kepala Dinas, saya eae peel ‘mengganggu" mereka sedikit pun. Padahal dengan jabatan strategis ini kalau mau kaya saya bisa saja kaya, saya tentu bukan orang yang suet dan bersih tetapi itu tidak saya lakukan, Visi untuk menjadi berkat itu sama dengan menjadi Politisi? Menurut saya menjadi politisi itu kan bukan hanya di parta poitik, pengambilan-pengambilan kebijaka tu juga sebagallebijakan politi sebagai politi yang tidak terjebak dengan predikat politist di legislatit kan. Menjadi birokrat, menjadi profesional ketika ‘mengambil keputusan-keputusan publik itu juga adalah pengambilan keputusan politik. Adakah hal-hal yang menarik selama begitu dekat dengan Istana? Saya selalu mengingat pesan Pa LBP, juga Pa ‘Moeldoko untuk mengesampingkan kepentingan pribadi demi kepentingan negara. Siapa sih yang, tidak ingin berpikir kepentingan pribadi, tetapi kita ‘mesti taruh merah putih di depan. Presentasinya itu tidak boleh berimbang apalagi lebih besar daripada kepentingan pribadi kamu. Itu saya pegang sungguh. Contoh 3 minggu lalu, saya menerima Bupati Nias Utara, Bayangkan seorang bupati bisa nangis depan saya, Cuma satu saja yang dia bilang ke saya...Pa TOLONG BANTU kita, kita sudah capek miskin, capek menderita. Itu kan hal-hal yang...(PCT terdiam hampir 2 menit, menangis ...air mata terus mengucur, saya mau member' tissue, dia Talu mengambil sapu tangannya dan menyeka air ‘matanya, sungguh emosional). Jadi ada banyak hal yang harus kita kerjakan dari hati (FCD bicara dengan terbata-bata, masih terisak) begitu juga dengan Maluku...saya tahu betul kita kaya, tetapi orang yang mau pimpin Maluku harus ora ing Sudah selesai dengan dirinya. Kamu tidal leh main-main disini, harus sudah tamat dengan dirinya baru mau datang pimpin Malukw atau bangun Maluku. Kalau kau belum selesai dengan dirimu kamu tidak akan pernah berhasil pimpin Maluku, Kita kaya, kita punya sumber daya manusia yang luar Digs tap Kenapa Kite seperti, In artinya kita miss kelola, jadi kita tidak bisa main-main, Makanya saya tidak rriau ganggu orang, apa sih susalnya Ketika ada Kekuasaan kita bse pakal untuk membantu dan memberdayakan kan...vang terakhir adalah kita tidak boleh didikte dengan uang. Kita butuh wang, tetapi rang tidak boleh dikte Iota dengan ang. Kala kekuasaan yang kita pegang sudah didikte dengan ang, ya tidak ada gunanya itu, Ita yang sam aga selama ini. Tidak boleh uang sampai mene ita. Kalau ada masalah, kalau tidak menguntungkan kita, untuk apa saya menceritakan masalah saya ke orang Jain begitu kan, Nah itu yang membuat orang kadang melihat saya tertutup, jarang bicara tetapi karena saya merasa saya tidak boleh meticertakan masalah saya ‘kin, sembarangan karena kita diberkati Tuhan menj pemimpin. kita harusjaga dir kitasebait mungkin. an kita harus ‘menjadi ‘pagian dari problem solver MUTIARA BERSINAR fil bkan menjadi bagian dari masala, Mungkin orang melihat saya senyum saja, namun orang tidak melifat ada besitu banyak persoalan yang sedang, saya hadapi, dan ada banyak yang tidak bisa saya katakan untuk orang lain. Nah ini yang membuat_ saya kelihatan tegar, tetapi saya sangat marah jau ada hal-hal yang tidak benar. Terkait itu saya berupaya menyelésaikan masalah itu tidak boleh ada pihak yang merasa sakit, orang tidak boleh terluka. Tetapi ketika ia harus diamputasi maka saya harus mengamputasi dia dengan baik. Saya tipe orang yang tidak ragu-ragu untuk mengambil ‘keputusan yang paling ekstrim sekalipun kalau itu uenyangkut urusan ofang banyak termasuk untuk ‘kepentingan Maluku jika keputusan itu harus saya ambi. Saya tidak ada urusan dan kepentingan sedikit pun dengan siapapun jika itu bicara soal Maluku Setiap keputusan akan saya ambi, saya hitung matang dan benar baru saya lakukan, Sebelum ambil keputusan kita mungkin bisa bicara, tetapi ketika sudah clear maka tidak ada lagi kompromi. Dan selaku DEPUTI I saya lakukan itu. Di Deputi I itu saya kemas dengan sangat baik. Sebelum ambi! keputusan semua orang boleh bicara dalam level apapun tetapi keputusan sudah diambil tidak boleh lagi ada perlawanan. Itu saya akan pastkan bahwa eputusan itu harusjalany terukur dengan indikator yang sangatjelasm saya berlak sebasa orang, tema sakabat dan kapan saya jadi pemimpin saya pastikan itu semua jalan dengan bail ‘Orang-orang yang berjasa dalam hidup? Orang yang membantu saya cukup banyak, beberapa yang dapat saya sebutkan diantaranya, Mayjen Talus Sihombing, duly Danrem i Ambon terakhir beliau Ka Bais. Dari beliaulah saya dibentuk tentang karakter kehidupan yang lebih luas, Ada. ane gang juga mem i ip saya yaitu pendeta Dicky Mailoa beliau menjadi orangtua saya, guru, kakak juga sahabat. Di Ambon. sesekali saya juga berdiskusi Pa John Ruhulessin, Itu orang-orang yang relatif dekat dengan saya, i Marakter berpikir saya dan kita bertumbuh sama-sama. Pa Joppie Papilaya, Pa Bito Temmar, saya tidak patron ke satu orang, saya b sendiri tetapi saya belajar dari banyak orang, Tetapi yang mungkin paling, dekat yaitu Pa Dicky karena sejak di Ambon sudah dekat. Juga Bu Nicky Rutumalessy, Ketua Klasis Kota Am! saat ini. Terkait dengan proses Pilkada di tahun 2024, Pria yang menyukai ikan kuah kuning ini mengaku siap maju sebagai salah satu calon Gubernur untuk membuat perubahan demi kemajuan dan ihteraan seluruh masyarakat Maluku. Anak Pendeta yang sementara melayani bangsa ini tentu masif harus menata hati, pikiran dan elbow oes melayani daerah asalnya, Mal usa Niot yang tus tata harus didubang daa 7 resiasi. Harapan untuk Maluku? ‘Semakin maju, mampu bersaing dengan provinsi Tain, Karena orang Maluku itu cerdas-cerdas dan kita tidak kurang dalam hal itu, Sumber daya Alam melimpah, hanya yang kita butuh adalah orang, yang telah selesai dengan dirinya. Maluku keluar ‘garis kemiskinan dan keterpurukan. 7, November - Desember 2021 ee assaul 53 ra inet a] ae eR TY Bidang Infrastruktur, Energi, dan Investasi a A a a Tempat Tanggal Lahir: Piolo acl aUeliM clos) ene es ‘ Program Doktor Hukum Universitas Kristen Indonesia, ‘Jakarta (2020 - sekarang) © S2 Fakultas Hukum Universitas Kristen Indonesia, Jakarta Sa eee S| Fakultas Filsafat Universitas Kristen Indonesia Maluku, Ambon POEL g © Deputi | Kepala Staf Kepresidenan (2020 - sekarang) © Tenaga Ahli Utama KSP (sejak 2015) Be ‘© Wakil Ketua Lembaga Sensor Film Rl (2015) eM Men son ‘© Komisaris Independen PT Mitra Bala Satya (2004-20n)) Senior GMK| (2019-2022) SMart ree Cece Riwayat Organisasi: ‘© BPC GMKI Ambon (1992 - 1994) Ketua Umum Pengurus Nasional Perkumpulan Senior GMKI (2019-2022) eeu : © Pengurus Pusat GMKI (1994-1996 dan 1996-1998) OT ter aM uid ec esto Lee) Gah, Meee] ‘© MPH PGI Jakarta (2004 -2009) TT Sn baa wr i [cpa] 4 | { Beal SITUATION ROOM

You might also like