You are on page 1of 15

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/324067370

Sekilas Tentang Behavioral Finance

Article  in  Jurnal Ilmiah Administrasi Bisnis dan Inovasi · March 2018


DOI: 10.25139/jai.v1i2.814

CITATIONS READS

0 5,996

1 author:

Ika Sisbintari
Universitas Jember
1 PUBLICATION   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Ika Sisbintari on 06 August 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Sekilas tentang Behavioral Finance – Ika Sisbintari
JIABI Vol. 1 No. 2. Tahun 2017

Sekilas Tentang Behavioral Finance

Ika Sisbintari*
Staf pengajar di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jember
email: bintari.laros@gmail.com

ABSTRAK

Banyak anomaly pasar yang belum mampu dijelaskan oleh teori investasi.Hal ini
membuat para pakar keuangan untuk menoleh kembali pada aspek non keuangan seperti
psikologi investor.Oleh karena itu teori investasi saat ini berkembang dengan memperhatikan
aspek perilaku investor di pasar modal.Muncullah yang disebut Behavioral
Finance.Behavioral Finance merupakan suatu disiplin ilmu yang mengkaitkan tiga disiplin
ilmu yaitukeuangan, sosiologi dan psikologi.Behavioral Finance bukan bertujuan untuk
melawan Standart Finance tapi merupakan perkembangannya.Hal ini dikarenakan sentral
kajian Behavioral Finance tetap Keuangan.Tujuan tulisan ini adalah untuk menjelaskan
bahwa behavioral financemerupakan pelengkapstandar/tradistionalt finance.Kajian ini
menggunakan analisis deskriptif dari hasil-hasil penelitian.

Kata kunci : Behavioral Finance, Standar/Tradisional Finance, Perilaku Investor.

A Glance at Behavioral Finance

ABSTRACT

Many market anomalies have not been able to be explained by investment theory.
This allows financial experts to turn back on non-financial aspects such as investor
psychology. Therefore, the current investment theory develops by taking into account the
behavior of investors in the capital market. Appears called Behavioral Finance. Behavioral
Finance is a discipline that links the three disciplines of finance, sociology and psychology.
Behavioral Finance is not intended to fight Standart Finance but it is a development. This is
because the central study Behavioral Finance remains Finance. The purpose of this paper is
to explain that behavioral finance is a complementary standard / tradistionalt finance.
Analysis of writing is done Many anomaly markets that have not been able to be explained
by the theory of investment. This allows financial experts to turn back on non-financial
aspects such as investor psychology. Therefore, the current investment theory develops by
taking into account the behavior of investors in the capital market. Appears called
Behavioral Finance. Behavioral Finance is a discipline that links the three disciplines of
finance, sociology and psychology. Behavioral Finance is not intended to fight Standart
Finance but it is a development. This is because the central study Behavioral Finance
remains Finance. The purpose of this paper is to explain that behavioral finance is a

88
Jurnal Ilmiah Administrasi Bisnis dan Inovasi
Sekilas tentang Behavioral Finance – Ika Sisbintari
JIABI Vol. 1 No. 2. Tahun 2017

complementary standard/ tradistionalt finance. This study uses descriptive analysis of the
research results.

Keywords: Behavioral Finance, Standar/Traditional Finance, Investor Behavior.

A. PENDAHULUAN negara berkembang.Indonesia pun saat ini


Dunia investasi dan pasar modal sudah mulai muncul dengan kekuatan
selalu menjadi topik pembahasan menarik barunya di sektor investasi dan pasar
di era globalisasi seperti saat ini.Investasi modal.Perdagangan saham di Bursa Efek
menurut Jogiyanto (2009) adalah Indonesia (BEI) pada akhir tahun 2017
penundaan konsumsi sekarang untuk menunjukan track record yang
dimasukkan ke aktiva produktif selama positif.Pada hari Jum‟at (22/12/2017)
periode waktu tertentu.Dahulu dikenal Indeks Harga Saham gabungan (IHSG)
jenis investasi yang berupa tabungan, ditutup menguat 0,61% atau 37,62 poin di
deposito atau investasi dalam sektor riil level 6.221,01, level tertinggi sepanjang
seperti rumah, tanah dan masa, setelah dibuka turun tipis 0,02%
lainnya.Perkembangan perekonomian atau 1,53 poin di level 6.181,86.Padahal
yang begitu pesat berimbas semakin IHSG baru saja mencetak rekor setelah
berkembangnya jenis investasi yang pada perdagangan Kamis (21/12) rebound
tersedia saat ini, seperti contohnya saham, dan berakhir menguat 1,21% atau 73,91
reksadana dan obligasi.Jenis investasi poin di level 6.183,39, pascapenaikan
yang dipilih sangat berpengaruh terhadap peringkat utang oleh Fitch Ratings
seberapa besar keuntungan yang diperoleh (http://market.bisnis.com/read/20171222/
dari investasi tersebut. 7/720919/transaksi-saham-22-desember-
Saat ini pilihan investasi berupa ihsg-tembus-6.200-walau-asing-net-sell).
tabungan dan deposito tidak lagi menjadi Pasar modal memberikan peran
suatu investasi yang menarik bagi orang- besar bagi perekonomian suatu negara
orang yang mengerti tentang karena pasar modal memberikan dua
perkembangan investasi karena tingkat fungsi sekaligus yaitu fungsi ekonomi dan
pengembalian yang dihasilkan fungsi keuangan.Pasar modal memiliki
kecil.Investor lebih memilih untuk fungsi ekonomi karena pasar modal
berinvestasi di saham atau obligasi karena menyediakan fasilitas yang
memberikan keuntungan yang besar mempertemukan dua pihak yang
walaupun memiliki risiko yang besar mempunyai kepentingan (pihak yang
juga.Meskipun kata investasi mempunyai memiliki kelebihan dana/investor dan
arti yang sangat luas, konsep-konsep yang pihak yang memerlukan dana/issuer).
dipelajari dalam Manajemen Investasi Melalui pasar modal, perusahaan publik
lebih mengarah pada investasi di pasar dapat memperoleh dana segar dari
financial, terutama pasar modal. masyarakat selaku investor individual
Investasi dan pasar modal sudah melalui penjualan saham lewat prosedur
menjadi bagian dari fundamental ekonomi IPO atau melalui obligasi. Pasar modal
tidak hanya di negara maju, bahkan juga dikatakan memiliki fungsi keuangan

Jurnal Ilmiah Administrasi Bisnis dan Inovasi 89


Sekilas tentang Behavioral Finance – Ika Sisbintari
JIABI Vol. 1 No. 2. Tahun 2017

karena memberikan kemungkinan dan Akar teori Capital Asset Pricing


kesempatan memperoleh imbalan (return) Model (CAPM) mula-mula digali oleh
bagi pemilik dana, sesuai dengan Shape pada tahun 1964 kemudian
karekteristik investasi yang dipilih. disempurnaakan oleh Lintner dan Mossin
beberapa tahun kemudian. Dalam teori ini
B. PEMBAHASAN diajarkan bahwa hasil yang disyaratkan
Pasar modal telah dikenal sejak dalam sebuah investasi pada surat
lama, Tvede (1999) menyatakan bahwa berharga ditentukan oleh dua komponen
terminology “bourse” (yang berarti bursa yaitu hasil investasi bebas risiko (risk-free
dalam bahasa Indonesia) sudah dikenal rate) dan premi risiko (risk premium).
sejak abad 16 ketika kediaman Van der Persamaan CAPM menunjukkan bahwa
Beursdi Bruge menjadi pusat perdagangan saham dengan risiko sistematis besar
asset-aset finansial dan surat berharga. (yang ditunjukkan dengan koefisien beta)
Bursa pertama yang lebih formal harus mampu menyediakan premi risiko
didirikan di Amsterdam pada tahun 1613, yang besar pula, demikian sebaliknya.
kemudian diikuti oleh negara eropa Pilar ketiga manajemen investasi
lainnya. adalah Efficient Market Hypothesis(EMH)
Manajemen Investasi pada yang mula-mula dikenalkan oleh Fama
dasarnya dapat diumpamakan sebagai pada tahun 1970. Pada dasarnya teori ini
gedung yang terus dibangun dengan mengatakan bahwa dalam pasar modal
beberapa teori sebagai pilar utamanya, yang efisien, semua informasi tercermin
diantaranya Portfolio theory (Markowitz, dalam harga. Harga akan menyesuaikan
1952), Capital Asset Pricing Theory dengan tepat dan cepat terhadap informasi
(Shape (1964), Lintner (1965), Mossin baru. Dengan mempelajari dan
(1969)), Efficient Market Hypothesis memahami teori ini dapat dilihat
(Fama, 1970), maupun Option Pricing bagaimana dampak sebuah infrmasi
Theory (Black and Scholes, 1973). Teori terhadap harga saham, baik dari segi
portofolio yang diperkenalkan oleh kecepatan (speed) maupun ketepatan
Markowitz (yang dikalangan ahli (accuracy).
manajemen keuangan disebut sebagai the Option Pricing Theory
father of modern portfolio theory) lebih diperkenalkan oleh Black dan Scholes
dari 60 tahun yang lalu mengajarkan pada tahun 1973. Teori ini mengajarkan
diversifikasi portofolio secara kuantitaif. perhitungan harga opsi (option). Opsi
Dengan bantuan teknik statistik sederhana adalah salah satu bentuk surat berharga
ia dapat menunjukkan dengan sistematis turunan (derivative securities) yang
bagaimana bekerjanya mekanisme “not banyak diperjual belikan di pasar modal.
put all egg in one single basket” sehingga Menurut Black dan Scholes, harga sebuah
investor dapat menekan risiko opsi ditentukan oleh lima faktor yaitu:
portofolionya. Markowitz juga yang harga surat berharga „induk‟ (underlying
mengajarkan bagaimana mengukur hasil securities), harga pada waktu
(return) dan risiko (risk) portofolio dilaksanakannya hak opsi (exercise price)
sehingga memudahkan investor dalam , waktu yang tersisa sampai masa
membanding-bandingkan keranjang berakhirnya hak opsi, tingkat bunga serta
bukan telur. volatilitas surat berharga „induk‟.

90
Jurnal Ilmiah Administrasi Bisnis dan Inovasi
Sekilas tentang Behavioral Finance – Ika Sisbintari
JIABI Vol. 1 No. 2. Tahun 2017

Teori-teori investasi pada menyimpang dari asumsi


umumnya dibangun atas dasar berbagai rasionalitas.Pasar mungkin saja
asumsi.Salah satu asumsi utama adalah memberikan reaksi yang cepat terhadap
bahwa manusia selalu berfikir rasional informasi (seperti yang disyaratkan oleh
dalam setiap pengambilan keputusan yang Efficient Market Hypothesis), namun
dilakukannya.Manusia juga diasumsikan tidak tertutup kemungkinan adanya unsur
mau memperhatikan informasi yang subyektifitas, emosi dan berbagai faktor
tersedia, mampu untuk mengevaluasi psikologis lainnya yang justru lebih
informasi tersebut dengan seksama dan mempengaruhi reaksi itu.Jatuhnya harga
mampu mencari jawaban berdasarkan saham di pasar modal sering terjadi
analisis rasional atas informasi-informasi karena hysteria masa yang berlebihan,
tersebut (Suryawijaya, 2003). yang tidak dapat dijelaskan dengan
Lebih lanjut Suryawijaya (2003) logika.
menyatakan bahwa asumsi tentang Beberapa kasus market crash,
perilaku investor ini pada dasarnya menunjukkan bahwa unsur emosi dapat
bersumber pada literatur ekonomi klasik mengalahkan rasio para pelaku di pasar
dan neoklasik, yang memandang manusia modal. Sebagai contoh dua peristiwa yang
sebagai makluk yang mampu membuat terekam dalam sejarah Manajemen
keputusan berdasarkan pertimbangan- Investasi yang berasal dari pasar modal di
pertimbangan logis dan Amerika Serikat yaitu Black Thursday
transparan.Manusia yang sering disebut dan Black Monday.Black Thursday
sebagai Homo economicus adalah makluk merupakan peristiwa yang terjadi di pasar
yang mampu memperhitungkan dan modal Amerika Serikat pada tanggal 11
menemukan titik optimal sebagai jawaban September 1986, sedangkan Black
bagi perosalan-persoalan ekonomi Monday merupakan peristiwa yang terjadi
keuangan yang dihadapinya.Titik optimal tanggal 19 Oktober 1987.
merupakan sebuah titik yang mampu Black Thursday dipicu oleh
memberikan utilitas maksimal bagi pembicaraan (yang terjadi di Eropa) antar
pembuat keputusan. berbagai kalangan tentang kenaikaan
Teori-teori investasi yang telah tingkat inflasi di Amerika Serikat pada
dikemukakan di atas merupakan beberapa hari Kamis tanggal 11 September
teori keuangan dan investasi baik secara 1986.Topik pembicaraan ini mengakibatkan
eksplisit maupun implisit mengasumsikan harga futures contracts atas obligasi
rasionalitas investor di pasar modal. pemerintah Amerika Serikat (T-Bond
Namun, dalam kenyataannya asumsi Futures) mengalami penurunan, meskipun
rasionalitas investor tidak mudah untuk sebenarnya tidak terlalu serius
dipenuhi.Baik para peneliti maupun para dibandingkan dengan penurunan rata-rata
praktisi keuangan menemukan sejumlah selama seminggu terakhir pada saat itu.
fakta yang tidak sepenuhnya sejalan Namun, ketika New York Stock Exchange
bahkan seringkali bertentangan dengan (NYSE) di Amerika Serikat membuka
asumsi tersebut.Para investor di pasar perdagangan muncullah „badai‟ yang
modal sering menunjukkan perilaku semakin lama semakin membesar. Ada
irasional (irrational behavior) disamping semacam invisible hands yang mendorong
seringkali melakukan tindakan orang untuk menjual saham dengan segera.
berdasarkan judgment yang jauh Terjadilah panic selling dan harga

Jurnal Ilmiah Administrasi Bisnis dan Inovasi 91


Sekilas tentang Behavioral Finance – Ika Sisbintari
JIABI Vol. 1 No. 2. Tahun 2017

sahampun mulai berjatuhan. Selanjutnya, Tidak ada seorangpun yang dapat


karena harga underlying stock jatuh, maka menjelaskan secara rasional latar
harga-harga derivative securities pun belakang ketiga kejadian tersebut. Segera
mengalami kehanduran hanya dalam setelah kejadian pertama, Shiller (1986)
waktu satu hari.Hari itu indeks industrial mengirimkan kuesioner ke 175 investor
jatuh 87 point, dan berlanjut dengan 34 institusional dan 125 investor individual
points pada hari berikutnya. secara acak di Amerika Serikat. Pada
Hal yang lebih tidak masuk akal intinya pertanyaan yang diajukan
terjadi pada peristiwa Black Monday.Pada menyangkut alasan yang
peristiwa ini, harga-harga saham di NYSE melatarbelakangi para investor menjual
dalam kurun waktu hampir bersamaan saham pada periode crash. Sebanyak 113
mengalami penurunan yang sangat tajam balasan yang diterima, hanya 3 responden
dan hari itu tercatat sebagai hari terburuk yang mengacu pada economic and
bagi pasar modal Amerika Serikat sejak financial news and rumors, selebihnya
tahun 1929 (great depression crash). mengatakan bahwa mereka menjual
Beberapa bursa lain di berbagai penjuru karena orang lain juga menjual dan pasar
dunia mengalami hal yang sama akibat mulai mengalami kejatuhan.
adanya efek penularan (contagious effect) Shiller (1987) menemukan hal
antar bursa. Terjadi kepanikan luar biasa yang serupa pada crash di tahun 1987.
di kalangan investor, global tidak wave of Kuesioner yang disebarkan kurang lebih
selling, dan pasar menjadi sangat tidak sebanyak 3000 eksemplar yang disebar ke
terkendali.Dow Jones Industrial Average 2000 investor individual dan 1000
kehilangan 22,6 persen dalam waktu investor institusional. Balasan yang
sehari, jauh lebih besar daripada kerugian diterima Shiller sebanyak 605 eksemplar
sebesar 12,9 persen di tahun 1929 dari investor individual dan 284 eksempar
(Suryawijaya , 2003). dari investor institusional.Lebih dari dua
Peristiwa crash juga pernah pertiga dari responden memberikan
dialami oleh bursa di Indonesia pada jawaban yang tidak ada kaitannya dengan
tahun 2008. Peristiwa yang terjadi pada pertimbangan ekonomi, financial dan
hari Rabu tanggal 8 Oktober 2008 politik.Shiller kemudian menyimpulkan
tersebut dipicu ketakutan dan kepanikan bahwa tindakan para investor yang tidak
individual investor atas terpuruknya terkendali lebih dilatarbelakangi oleh
ekonomi global serta trauma akan faktor-faktor psikologis.Faktor ketakutan
terulangnya krisis 1998. Pemilik saham (fear), ketamakan (greed), dan kegilaan
secara membabi buta menjual saham yang atau kepanikan (madness) para investor
menyebabkan IHSG terkoreksi lebih dari lebih dominan dalam situasi saat
10% hingga mencapai level 1.441. itu.Sejalan dengan hal tersebut, Bernstein
Melihat telah terjadi panic selling tersebut (1995) mengatakan bahwa apabila
BEI mengambil kebijakan menutup manusia menghadapi ketidakpastian
perdagangan pada hari itu pada pukul (uncertainty) mereka lebih cenderung
10.52 WIB (tidak ada perdagangan sesi untuk membuat keputusan yang lebih
kedua). Bahkan BEI juga tidak membuka bersifat tidak rasional dan tidak konsisten,
bursa pada hari Kamis dan Jum‟at tanggal sehingga reaksi investor terhadap sebuah
9 dan 10 Oktober 2008. informasi semakin sulit untuk diprediksi
(Suryawijaya, 2003).

92
Jurnal Ilmiah Administrasi Bisnis dan Inovasi
Sekilas tentang Behavioral Finance – Ika Sisbintari
JIABI Vol. 1 No. 2. Tahun 2017

Para peneliti juga telah banyak saham yang diperdagangkan di bursa


melakukan penelitian untuk membuktikan sebenarnya mispriced. Fakta yang juga
irasionalitas investor ini.Salah satunya ditemukan di pasar modal adalah bahwa
adalah De Bondt dan Thaler (1985). sebelum memutuskan untuk menjual surat
Berangkat dari hasil-hasil penelitian berharga yang dimilikinya, investor pada
psikologis eksperimental yang umumnya menengok ke belakang
mengatakan bahwa pada umumnya orang (membandingkan harga saat ini dengan
cenderung untuk berreaksi berlebihan harga pada saat dia membeli surat
(overreaction) terhadap peristiwa atai berharga tersebut). Hal yang menarik
berita (apalagi) yang dramatis, mereka ternyata investor akan membatalkan
mencoba untuk menguji apakah perilaku menjual surat berharga yang dimilikinya
yang sama juga ditemukan di pasar jika ternyata harga sekarang lebih rendah
modal. De Bondt dan Thaler menemukan dari harga pembelian untuk menghindari
tanda-tanda terbuktinya pain and regret of having made a bad
overreactionhypothesis pada sampel investment, bukan merasa yakin bahwa
penelitian mereka. Hal ini terlihat bukti besok atau lusa harga pasar surat berharga
bahwa saham-saham dengan return yang tersebut akan membaik dan menghasilkan
luar biasa rendah (losers) akan berbalik keuntungan. Salah satu akibat adanya rasa
arah menjadi penghasil return yang luar “takut menyesal” ini menyebabkan
biasa tinggi, sebaliknya saham-saham banyak investor yang memiliki
yang sebelumnya menghasilkan return kecenderungan mengikuti arus (follow the
tinggi (winners) akan berubah menjadi crowd), dengan alasan jika ternyata
saham yang menghasilkan return yang investasi yang dilakukan tidak
rendah. Terjadinya pembalikan arah menguntungkan dia tidak sendirian.
(price reversal) ini diyakini sebagai Orang merasa memiliki excuse bahwa
bentuk self-correction terhadap reaksi kesalahan memilih investasi bukan
berlebihan yang telah ditunjukkan semata-mata kesalahannya, dan terbukti
sebelumnya.Tegasnya, rasionalitas bahwa tidak hanya dirinya yang
investor dalam memberikan reaksi melakukan bad investment.
terhadap informasi tidak terbukti. Temuan Di pasar modal juga ditemukan
ini sejalan dengan penelitian Grossman keengganan sebagian orang untuk
yang dilakukan sendiri pada tahun 1976, menjadi multimarket investors
maupun yang dilakukan dengan Stiglitz (menanamkan uangnya di beberapa
(1980) yang membuktikan keraguan bursa). Perilaku ini disebut home biased
mereka akan keberadaan Informationally selection. Suryawijaya (2003)
Efficient Market (Suryawijaya, 2003). menjelaskan bahwa banyak investor
Pada saat dipublikasikan temuan cenderung untuk memilih pasar domestik
Grossman, Stiglits, De Bondt dan Thaler dengan alasan investor cenderung untuk
ini mengundang banyak reaksi dan memilih pasar domestik dengan alasan
dipandang kontroversial, karena yang sulit untuk dijelaskan secara
sebelumnya para ahli bidang keuangan rasional. Perilaku ini mungkin dapat
seolah-olah terpana oleh hipotesis Fama dimengerti jika memang pasar domestik
pada tahun 1970 tentang efisiensi pasar menjanjikan return yang lebih tinggi
modal. Ditemukannya reaksi berlebihan daripada pasar di luar negeri. Tetapi,
menimbulkan pertanyaan, jangan-jangan ternyata perilaku ini juga muncul pada

Jurnal Ilmiah Administrasi Bisnis dan Inovasi 93


Sekilas tentang Behavioral Finance – Ika Sisbintari
JIABI Vol. 1 No. 2. Tahun 2017

investor yang berasal dari negara-negara orang akan merasa kecewa, sedih bahkan
yang mempunyai pasar domestik yang marah jika terbukti bahwa ia telah
kurang menjanjikan.Hal ini bertentangan membuat kesalahan, sehingga ia akan
dengan prinsip diversifikasi yang sangat berhati-hati agar penyesalan itu
dikemukakan oleh Markowitz tidak terjadi. Akibatnya, semakin
(1952).Perilaku di atas menggambarkan banyaklah unsur-unsur yang
bahwa investor enggan melakukan dipertimbangkan oleh seorang investor
diversifikasi dan rela untuk menghadapi sebelum membuat keputusan yang bukan
risiko yang lebih besar. tidak mungkin akan semakin
Teori-teori investasi dalam membawanya menyimpang dari prinsip-
penerapannya memang tidak selalu prinsip rasionalitas.
mendapatkan hasil yang Hal ini memicu peneliti di bidang
memuaskan.Banyak fenomena di keuangan untuk menoleh kembali pada
lapangan terpaksa dikategorikan sebagai aspek-aspek non ekonomi (terutama
keganjilan pasar (market anomaly) karena psikologi) untuk dipelajari perannya
tidak dapat dijelaskan latar belakang, dalam mempengaruhi proses pengambilan
proses, maupun arahnya dengan keputusan yang dilakukan investor.
rasional.Dalam teori investasi, anomaly Kemudian diperkenalkan sebuah
diartikan sebagai an exception to a ruler pendekatan baru yang dianggap lebih
or a model. Dalam literature teori mampu untuk menjelaskan bagaimana
investasi dikenal beberapa contoh market proses pengambilan keputusan para
anomaly ini, seperti earnings investor berlangsung. Pendekatan ini
announcement effect (Latane et al (1969), dikenal sebagai Behavioral Finance.Pada
Joy & Jones (1979)), low price/earning terori ini dijelaskan bahwa teori investasi
ratio effect (Basu, (1977,1983), Goodman tidak lagi dipandang sebagai sebuah teori
& Pavy (1985)), size effect (Banz (1981), yang kaku, melainkan sebuah teori yang
Reinganum (1981), Keim (1986)), mengikut sertakan aspek-aspek psikologi
January effect (Keim (1983), Bhardaj & yang mempengaruhi seorang investor
Brooks (1992)) dan sebagainya. Sejak dalam membuat keputusan.
mulai dipublikasikannya temuan-temuan Shefrin (2000) mendefinisikan
market anomaly ini bertahun-tahun lalu behavioral finance adalah studi yang
sampai saat ini belum juga ditemukan mempelajari bagaimana fenomena
jawaban secara tegas oleh para akademisi psikologi mempengaruhi tingkah laku
di bidang keuangan. keuangannya.Tingkah laku dari para
Di bidang psikologi, penelitian- pemain saham tersebut dimana Shefrin
penelitian serupa juga telah banyak (2000) menyatakan tingkat laku para
dilakukan.Statman (1995) mengamati praktisi.Nofsinger (2001) mendefinisikan
perilaku investor dengan memusatkan perilaku keuangan yaitu mempelajari
perhatian pada elemen kejiwaan para bagaimana manusia secara actual
investor. Salah satu gejala psikologis yang berperilaku dalam sebuah penentuan
sering menjangkiti para investor di pasar keuangan (a financial setting).Khususnya,
modal adalah ketakutan akan munculnya mempelajari bagaimana psikologi
penyesalan (fear of regret) yang mempengaruhi keputusan keuangan,
menyebabkan mereka ragu-ragu dan perusahaan dan pasar keuangan.Kedua
bertindak tidak rasional. Dikatakan bahwa konsep yang diuraikan secara jelas

94
Jurnal Ilmiah Administrasi Bisnis dan Inovasi
Sekilas tentang Behavioral Finance – Ika Sisbintari
JIABI Vol. 1 No. 2. Tahun 2017

menyatakan bahwa perilaku keuangan dikaitkan dengan risiko fundamental atau


merupakan sebuah pendekatan yang time varying risk aversion.Kedua,
menjelaskan bagaimana manusia ekspektasi utilitas, melakukan
melakukan investasi atau berhubungan maksimumisasi ekspektasi utilitas untuk
dengan keuangan dipengaruhi oleh faktor keuangan tradisional.Sementara, perilaku
psikologi. keuangan menyatakan bahwa investor
Sejarah behavioral finance sudah tidak sesuai dengan teori ekspektasi
diawali pada tahun 1950 an, pada saat utlitas.
yang hampir bersamaan dengan teori Fromlet (2001) menemukan
Portfolio dari Markowitz. Pada masa itu bahwa karakteristik yang banyak
Burrell (1951) yang kemudian dilanjutkan ditemukan di kalangan investor adalah
oleh Bauman (1967) telah mencoba untuk heuristic dealing terhadap
memasukkan unsur psikologi ke dalam informasi.Heuristic diartikan sebagai the
penelitian keuangan yang mereka use of experience and practical
lakukan.Solvic (1969 dan 1972) efforts.Heuristic dealing terhadap
mengemukakan aspek psikologi pada informasi bisa diartikan sebagai upaya
investasi dan stockbroker Tversky dan untuk mengartikan informasi secara cepat
Kahneman (1974) menyampaikan dengan mengandalkan pengalaman serta
penilaian pada kondisi ketidakpastian intuisi yang dimiliki.Terkait dengan hal
yang bisa menghasilkan heuristik atau ini Kahneman dan Tversky (1979)
bias.Kahneman dan Tversky (1979) mengatakan bahwa heuristic dealing lebih
dengan teori prospek dan dilanjutkan banyak terjadi pada investor menghadapi
dengan pada tahun 1992 tentang Teori peristiwa yang baru pertama kali dialami.
prospek Lanjutan.Thaler (1985) tentang Karakteristik perilaku investor
Mental Accounting; Shefrin (1985, 2000) lain yang sering dijumpai di bursa adalah
dengan berbagai tulisan untuk rasa percaya diri yang berlebihan
pengembangan perilaku keuangan dan (overconfidence). Shiller (2000), Fromlet
sebuah buku Beyond Greed and (2001), Suryaningrat (2003) menjelaskan
Fear.Bondt (1998) menguraikan Potrait bahwa seringkali investor berpikir mereka
investor individu.Statman (1995), mengetahui lebih banyak dari yang
Golberg dan Nitzsch (1999) dan Forbes mereka lakukan.Seorang investor yang
(2009) tentang Perilaku Keuangan. baru melakukan dua atau tiga kali
Statman (1995) menyatakan transaksi tidak jarang sudah merasa cukup
bahwa manusianya rational untuk cerdik dalam membuat berbagai
keuangan tradisional dan berpikir normal keputusan investasi.Bila jumlah pelaku di
untuk perilaku keuangan. Sementara bursa yang memiliki perilaku
Shefrin (2005) menyatakan bahwa overconfidence banyak, maka secara
perbedaan Perilaku Keuangan dan agregrat reaksi yang terjadi di padar akan
Keuangan Tradisional ditunjukkan oleh jauh dari rasionalitas.
dua persoalan untuk harga asset yaitu: Sementara itu, Lovric et al.
pertama, sentiment, dimana sentiment ini (2008) menjelaskan bahwa keputusan
merupakan faktor yang dominan dalam investasi seorang investor individual
terjadinya harga di pasar untuk Perilaku terjadi interaksi yang interaktif antara
Konsumen. Sementara Keuangan model kognitif investor dan lingkungan
Tradisional menyatakan harga aset selalu investasi. Model kognitif investor

Jurnal Ilmiah Administrasi Bisnis dan Inovasi 95


Sekilas tentang Behavioral Finance – Ika Sisbintari
JIABI Vol. 1 No. 2. Tahun 2017

dipengaruhi oleh demografi, heuristik, menganalisis tentang dampakdari


strategi, tujuan, sikap terhadap risiko, perilakuperdagangan investor yang
waktu, motivasi, perasaan/mood, memiliki ekspektasirasional daninvestor
kepribadian, faktor lain. Lingkungan yangmenunjukkanaspekpsikologis dan
investasi yang dapat mempengaruhi emosionaldarikeputusanmanusia,
investor meliputi broker, dealer, investor yangdisebutkesalahanperilaku,sebagai
lain, hedger dan gambler serta variabelindependen danvolume
sumberdaya informasi yang dimiliki. perdagangansebagai variabel
Goetzmann dan Kumar (2001) dependen.Hasil penelitian menunjukkan
menemukan bahwathe diversification of bahwa perdagangandipengaruhi
investors with respect to demographic olehperilaku irasionalinvestor. Hasil ini
variable of age, income, and employment. serupa dengan temuan Puspitaningtyas
Low income and non professional (2013) yang melakukan penelitian
categories hold the least diversified terhadap 50 investor yang tergabung
portfolios. Mereka juga menemukan dalam Ikatan Analis Properti Indonesia
bahwa young active investor are over (IKAPRI) yang menunjukkan hasil bahwa
focused and inclined toward dalam pengambilan keputusan investasi
concentrated, undiversified portfolios, mempertimbangkan informasi akuntansi
which might be a manifestation of akan tetapi faktor psikologi investor yang
overconfidence. tercermin sebagai sinyal pribadi lebih
Riset tentang perilaku investor mendominasi.
dalam perspektif gender dilakukan oleh Elster (1998) serta Hermalin and
Rahadjeng (2011) menemukan bahwa Isen (2000) memastikan bahwa dalam
perempuan lebih mampu berhati-hati setiap proses pengambilan keputusan
dalam mengambil keputusan investasi, termasuk kedalam kelompok
dibandingkan dengan laki-laki. Investor apapun seorang investor (adventure,
perempuan juga lebih banyak yang dapat celebrities, individualists, guardians atau
mengambil keputusan secara akurat straigjt arrows) pasti akan melibatkan
dibandingkan dengan laki-laki.Gejala- emosinya. Lebih lanjut Elster (1998)
gejala tersebut menunjukkan bahwa menjelaskan bahwa emosi adalah the
investor perempuan lebih optimal dalam psychological state of arousal triggered
memanfaatkan informasi yang ada. Lebih by beliefs abaout something. Suatu ketika
lanjut Rahadjeng (2011) menjelaskan rasio akan lebih mendominasi reaksi
bahwa berdasarkan hasil analisis seseorang, tatapi pada saat yang lain bisa
menunjukkan faktor yang mempengaruhi saja terjadi sebaliknya. Seorang investor
investor dalam pengambilan keputusan yang merasa sangat yakin akan
investasi di pasar modal adalah faktor kemampuan manajemen dalam mengelola
pendidikan, pendapatan, pekerjaan dan sebuah perusahaan bisa saja menjadi over
usia. Sedangkan faktor yang dominan estimate terhadap harga saham
mempengaruhi investor dalam perusahaan tersebut. Meskipun data
pengambilan keputusan adalah fundamental keuangan memberikan cerita
pendapatan dan pendidikan. sebaliknya, investor tersebut tetap
Oprean (2014) yang melakukan berpegang teguh pada keyakinannya
riset di pasar modaldua negara sehingga tidak ragu-ragu untuk
berkembang yaitu RumaniadanBrazil

96
Jurnal Ilmiah Administrasi Bisnis dan Inovasi
Sekilas tentang Behavioral Finance – Ika Sisbintari
JIABI Vol. 1 No. 2. Tahun 2017

melakukan investasi pada saham pendaftaran dalam kursus keuangan, kelas


perusahaan tersebut. diperoleh dalam kursus keuangan, dan
Sementara itu Chandra dan toleransi risiko pada sampel yang
Kumar (2012) yang melakuan penelitian memiliki saham atau kesediaan untuk
di India menjelaskan bahwa perilaku memiliki saham di masa depan. Hasil
investor individu dimotivasi oleh berbagai penelitian menunjukkan bahwa investor
heuristik psikologis dan bias. individu lebih mungkin untuk memiliki
Menggunakan data survei lebih dari 350 saham jika mereka memiliki pendidikan
investor individu, mereka yang lebih tinggi. Hasil juga
mendokumentasikan empat hasil penting menunjukkan bahwa meminimalkan
dalam konteks perilaku investor individu risiko, reputasi perusahaan, EPS, dan
di India. Pertama, investor membuat volatilitas dan harga saham sangat
keputusan investasi berdasarkan heuristik; mempengaruhi keputusan mereka
investor mengasumsikan harga sebagai mengenai saham.
keputusan penting dan terlalu percaya diri Hoffmann dan Shefrin (2010)
dalam penilaian mereka. Kedua,perilaku menemukan bahwa investor individu yang
investasi mereka sangat dipengaruhi oleh menggunakan analisis dan perdagangan
agen dan melakukan banyak opsi teknis sering membuat keputusan
pengelompokan keuntungan dan kerugian portofolio yang buruk, sehingga return
dalam membuat keputusan. Ketiga, secara dramatisakan lebih rendah. Lebih
meskipun investor mengikuti lanjut dijelaskan bahwa investor individu
fundamental, mereka cenderung yang menggunakan analisis teknis yang
mereduksi informasi yang kompleks pada tidak proporsional cenderung memiliki
tingkat pertama; mereka lebih memilih spekulasi pada (1) pengembangan pasar
potongan-potongan informasi yang saham jangka pendek sebagai tujuan
mudah disesuaikan dalam pengambilan investasi utama mereka, (2) memegang
keputusan investasi mereka. Akhirnya, portofolio yang lebih terkonsentrasi pada
terdapat pola asimetris distribusi dan tingkat yang lebih tinggi, (3) kurang
penggunaan informasi antar investor cenderung bertaruh pada fase pembalikan,
individu yang mempengaruhi perilaku (4) memilih eksposur risiko yang
investasi mereka untuk tingkat yang lebih menampilkan rasio yang lebih tinggi dari
besar. risiko tidak sistematis terhadap total
Heshmat (2012) mengidentifikasi risiko, (5)terlibat dalam lebih banyak
dan membandingkan persepsi investor pilihan perdagangan, dan mendapatkan
non-profesional tentang pentingnya faktor hasil yang lebih rendah.
yang dipilih dalam keputusan investasi Baker dan Nofsinger (2010)
saham.Kebanyakan penelitian menjelaskan bahwa Behavioral Finance
sebelumnya telah difokuskan pada mempelajari bagaimana manusia secara
investor profesional dan tidak ada telah actualberperilakudalamsebuah
mempelajari mahasiswa perempuan di penentuan keuangan (a financial
Saudi sebagai calon investor non- setting).Behavioral Financemempelajari
profesional dalam waktu dekat.Banyak bagaimana psikologi mempengaruhi
variabel yang diidentifikasi terkait dengan keputusan keuangan perusahaan dan pasar
keputusan kepemilikan saham. Variabel keuangan.Jadi Behavioral
usia, pendapatan, pendidikan, IPK, Financemenjelaskan bahwa manusia

Jurnal Ilmiah Administrasi Bisnis dan Inovasi 97


Sekilas tentang Behavioral Finance – Ika Sisbintari
JIABI Vol. 1 No. 2. Tahun 2017

dalam melakukan pengambilan keputusan C. KESIMPULAN


keuangan dipengaruhi oleh faktor Memperhatikan pembahasan di
psikologi. atas, terlihat bahwa munculnya
Ricciardi dan Simon (2000) Behavioral Finance untuk menjawab
menjelaskan bahwa behavioral finance beberapa anomali pasar yang belum
merupakan interdisiplin dari tiga kajian mampu dijawab oleh teori-teori investasi
(Integrate behavioral finance) yaitu yang ada.Behavioral Finance
psikologi, sosiologi dan keuangan. Lebih mempelajari bagaimana manusia secara
lanjut Ricciardi dan Simon (2000) actual berperilaku dalam sebuah
menjelaskan “when studying the concept keputusan keuangan.Behavioral
of behavioral finance, tradisional finance Financemempelajari bagaimana psikologi
is still the centerpiece. However, the mempengaruhi keputusan keuangan
behavioral aspects of psychology and perusahaan dan pasar
sociology are integral catalysts within keuangan.Behavioral finance merupakan
this field of study”. Memperhatikan interdisiplin dari tiga kajian yaitu
pendapat Ricciardi dan Simon (2000) psikologi, sosiologi dan keuangan.Jadi
tersebut, terlihat jelas bahwa behavioral terlihat jelas bahwa behavioral finance
finance tidak menyingkirkan tradisional tidak menyingkirkan tradisional finance,
finance, namun melengkapi kajian dengan namun melengkapi kajian dengan
menambahkan bidang sosiologi dan menambahkan bidang sosiologi dan
psikologi. psikologi.

Referensi : -----------. 1983. The Relationship


between Earnings‟ Yield, Market
Value and Return for NYSE
Baker, H. Kent & John R. Nofsinger,
Common Stocks: Fur- ther
2010, Behavioral Finance: An
Evidence. Journal of Financial
Overview, In Behavioral
Economics, 12, 129-156.
Finance: Investor, Corporations,
http://dx.doi.org/10.1016/0304-
and Market, Editors H. Kent
405X(83)90031-4
Baker and John R. Nofsinger,
John Wiley & Sons, Inc. New Bauman, W.S, 1967, Scientific
Jersey, P, 3 – 21 Investment Analysis: Science or
Fiction? Financial Analyst
Basu, S, 1977. Investment Performance of
Journal, Jan-Feb.
Common Stocks in Relation to
Their Price Earning Ratios: A Banz, R., 1981. The Relationship
Test of The Efficient Market Between Return and Market
Hypothesis. The Journal of Value of Common Stock. Journal
Finance, Vol. 3, No. 3 (Jun 1977) of Finance Economics. 9.pp 3 – 8.
pp. 663 – 682.

98
Jurnal Ilmiah Administrasi Bisnis dan Inovasi
Sekilas tentang Behavioral Finance – Ika Sisbintari
JIABI Vol. 1 No. 2. Tahun 2017

Bhardwaj, R. & Brooks, L. 1992, Dual Goetzmann, William N. & Alok Kumar,
betas from bull and bear markets: 2001, Equity Portfolio
Reversal of thesize effect, Diversification, Working Paper
Journal of Financial Research, 8686. National Bureau of
vol.16, pp.269-83 Economic Research Working
Paper Series. December 2001
Bondt,WFM De, 1998. Behavioural
Economics.A portrait of the Goldberg, L and R. von Nitzsch. 2001.
individual investor.European Behavioral Finance. John Wiley
Economic Review 42 (1998) and Sons Ltd. New Jersey.
831~844
Goodman,David A.& John W. Peavy III,
Black, F & M, Scholes, 1973, The Pricing 1985, Hyperprofits : Beat the Pros
of Options and Corporate With This New, Proven
Lialibilities, The Journal of Political Investment SystemHardcover, 1st
Economy, 81, May-June. edition, Doubleday & Company
Inc.
Burrel, O.K, 1951. Possibillity of an
Experimental Approach to Grossman, S. J. & J. E. Stiglitz, 1980, On
Investment Studies, Juournal of the Impossibility of
Finance, June. Informationally Efficient Market,
The American Economic Review,
Chandra, Abhijeet & Kumar, Ravinder,
June.
2012, Factor Influencing Indian
Individual Investor Behaviour: Grossman, S. J. 1976, On the Efficiency
Servey Evidence, Decision, Vol of Competitive Stock markets
30, No. 3, December. Where Trades Have Diverse
Information, Journal of Finance,
De Bondt, W. F. M & R. Thaler, 1985,
Vol 31, No. 2, May.
Does The Stock Market
Overreact? Journal of Finance, Hermalin, B. & A.M. Isen, 2000, The
Vol. XL, No. 3, July. Effect of Affect on Economic and
Strategies Decision Making,
Elster, J. 1998, Emotions and Economic
Johnson Graduate School of
Theory, Journal of Economic
Management, Cornell University
Literature, 36, No.1.
Working Paper.
Fama, E.F. 1970, Efficient Capital
Heshmat, Nesma Ahmed, 2012, Non-
Market: A Review on Theory and
profesional investors‟ Behavior:
Empirical Work, Journal of
an Empirical Study of Female
Finance, May.
Saudi Investors, International
Forbes, William, 2009, Behavioural Journal of Commerce and
Finance 1st Edition, John Wiley Management Vol 22 no. 1. 2012:
and Sons Ltd. Chichester. 75 – 90
Formlet, H, 2001, Behavioral Finance- Hoffmann, Arvid O. I., Shefrin, Hersh
Theory and Practical and Pennings, Joost M. E.,
Aplplication, Business Behavioral Portfolio Analysis of
Economics, Vol. 36, No. 3, July. Individual Investors (June 24,

Jurnal Ilmiah Administrasi Bisnis dan Inovasi 99


Sekilas tentang Behavioral Finance – Ika Sisbintari
JIABI Vol. 1 No. 2. Tahun 2017

2010). Available at SSRN: Competitive Markets, American


https://ssrn.com/abstract=162978 Economic Review, Dec.
6 or
Oprean,Camelia, 2014, Effects of
http://dx.doi.org/10.2139/ssrn.162
Behavioural Factors on Human
9786
Financial Decisions, Procedia
Jogiyanto, 2007, Teori Portofolio dan Economics and Finance 16
Analisis Investasi, Edisi 2007, (2014): 458 – 463.
BPFE UGM, Yogyakarta
Puspitaningtyas, Zarah. 2013. Perilaku
Joy O. C, Jones. 1979. Earning Reports Investor dalam Pengambilan
and Market Efficiencies: An Keputusan Investasi di Pasar
Analysis of Contrary Evidence. Modal, Forum Manajemen
Journal of Financial Research. Indonesia ke-6.
Spring
Rahadjeng, Erna Retna, 2011, Analisis
Kahneman, D. dan A. Tversky. 1979. Perilaku Investor Perspektif
Prospect Theory: An Analysis of Gender Dalam Pengambilan
Decision UnderRisk. Keputusan Investasi di Pasar
Econometrica.Vol 47: 263 – 291. Modal, Humanity. Vol.6. No. 2:
90 – 97.
Keim, Donald B., 1983. Size-Related
Anomalies and Stock Return Reinganum, Marc R., 1981, Abnormal
Seasonality Future Empirical Returns in Small Firm Portfolios.
Evidence, Journal of Finance Financial Analysis Journal, March
Economies 12 (1983) 13 – 32, – April, 1981. 52 - 56.
Nort-Holland.
Ricciardi, Victor & Simon Helen K. 2000,
Latane, H. A. C,P.Jones.1969. E/P Ratios What is Behavioral Finance?
vs. Changes in Earning in Business, Education and
Forecasting Future Price Technology Journal Fall, P.1-9.
Changes.Financial Analysts
Sharpe, W. F. 1964, Capital Asset Prices:
Journal. January- February
A Theory of Market Equilibrium
Lintner, J. 1965, Security Prices, Rick, Under Condition of Risk, Journal
and Maximum Gains From of Finance, Sept.
Diversification, Journal of
Shefrin, Hersh, 2000, Beyond Greed and
Finance, Dec.
Fear: Understanding Behavioral
Lovric, M, et al. 2008, A Conceptual Finance and Psychology of
Model of Investor Behavior, Investing, Harvard Business
Eramus School of Economics. School Press.
Eramus University. Rotterdam.
Shefrin, Hersh, 2008, A behavioral
Markowitz, H.M. 1952, Portfolio Approach to Asset Pricing;
Selection, Journal of Finance, Second Edition, Elsevier
March. Academic Press.
Mossin, J. 1969, Swecurity Pricing and Shiller, R.J. 1986, Survey Evidence
Investment Criteria in Regarding the September 11-12

100
Jurnal Ilmiah Administrasi Bisnis dan Inovasi
Sekilas tentang Behavioral Finance – Ika Sisbintari
JIABI Vol. 1 No. 2. Tahun 2017

Stock Market Drop, Yale Behavioral Finance and Decision


University, November. Theory in Investment
Management, Edited by Arnold S.
--------------, 1987, Investor Behavior in
Wood. Charlotteville. VA.
The October 1987 Stock Market
Crash: Survey Evidence. Working Suryawijaya, Marwan Asri, 2003,
Paper No. 2446.Working Paper Ketidakrasionalan Investor di
No. 2446. National Bureau of Pasar Modal, Pidato Pengukuhan
Economic Research Working Jabatan Guru Besar. Universitas
Paper Series. November 1987. Gajah Mada. Yogyakarta.
Slovic, P, 1969, Analyzing the Expert Thaler, R.H. 1985, The Winner‟s Curse:
Judge: A Study of a Paradoxes and Anomalies of
Stockbroker‟s Decision Process, Economic Life, Princeton
Journal of Applied Psychology, University Press, Princeton, New
Vol. 54, No. 4, August. Jersey.
--------------, 1972, Psychological Study of Tvede, L. 1999, The Psychology of
Human Judgment: Implication for Finance, John Wiley 7 Sons Ltd,
Investment Decision Making, Baffin Lane, Chisheter, West
Journal of Finance, 27 (4). Sussex, England.
Statman, M, 1995, Behavioral Finance
versus Standard Finance, In

Jurnal Ilmiah Administrasi Bisnis dan Inovasi 101

View publication stats

You might also like