Professional Documents
Culture Documents
Juknis DAK KES 2022
Juknis DAK KES 2022
ml
.ht
0 22
n-2
RANCANGAN
hu
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
a
3-t
NOMOR 3 TAHUN 2022
or-
TENTANG
PETUNJUK OPERASIONAL PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS FISIK
om
BIDANG KESEHATAN TAHUN ANGGARAN 2022
e s-n
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
nk
e
rm
Nomor 5063);
htt
jdih.kemkes.go.id
-2-
ml
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
.ht
lndonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
22
Negara Republik lndonesia Nomor 5587) sebagaimana
telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-
0
n-2
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
hu
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
a
3-t
lndonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran
or-
Negara Republik lndonesia Nomor 5679);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang
om
Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia
s-n
Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara
e
Republik Indonesia Nomor 4575);
nk
6. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2021 tentang
e
rm
1146);
na
.ai
MEMUTUSKAN
ww
jdih.kemkes.go.id
-3-
BAB I
ml
KETENTUAN UMUM
.ht
22
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
0
n-2
1. Dana Alokasi Khusus Fisik yang selanjutnya disebut DAK
Fisik adalah dana yang dialokasikan dalam anggaran
hu
pendapatan dan belanja negara kepada daerah tertentu
a
3-t
dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan
or-
khusus fisik yang merupakan urusan daerah dan sesuai
dengan prioritas nasional.
om
2. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang
s-n
selanjutnya disingkat APBN adalah rencana keuangan
e
tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan
nk
Perwakilan Rakyat.
e
rm
Daerah.
3/p
jdih.kemkes.go.id
-4-
ml
merupakan unsur pelaksana urusan pemerintahan di
.ht
bidang Kesehatan yang menjadi kewenangan daerah.
22
10. Unit Pelaksana Teknis Daerah yang selanjutnya disingkat
UPTD adalah satuan organisasi yang bersifat mandiri yang
0
n-2
melaksanakan tugas teknis operasional dan/atau tugas
teknis di bidang kesehatan.
a hu
3-t
BAB II
or-
RUANG LINGKUP PENGGUNAAN DAK FISIK
BIDANG KESEHATAN
om
s-n
Pasal 2
e
DAK Fisik Bidang Kesehatan berupa DAK Fisik reguler bidang
nk
kesehatan.
e
rm
Pasal 3
-pe
Pasal 4
uly
jdih.kemkes.go.id
-5-
ml
Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif;
.ht
e. penguatan public safety center 119;
22
f. telekonsultasi; dan
g. unit transfusi darah.
0
n-2
(2) DAK Fisik reguler subbidang penguatan percepatan
penurunan stunting sebagaimana dimaksud dalam Pasal
hu
3 huruf b, diarahkan untuk kegiatan:
a
3-t
a. penyediaan makanan tambahan (pabrikan); dan
or-
b. penguatan promosi, surveilans, dan tata laksana gizi.
(3) DAK Fisik reguler subbidang pengendalian penyakit
om
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf c, diarahkan
s-n
untuk kegiatan penyediaan:
a. bahan habis pakai; dan
e
nk
b. peralatan.
e
rm
untuk kegiatan:
mk
b. prasarana puskesmas;
c. penyediaan alat kesehatan puskesmas;
2/0
(BSL-2).
na
jdih.kemkes.go.id
-6-
BAB III
ml
PENGELOLAAN DAK FISIK BIDANG KESEHATAN DI DAERAH
.ht
22
Pasal 5
Pengelolaan DAK Fisik Bidang Kesehatan di daerah meliputi:
0
n-2
a. persiapan teknis;
b. pelaksanaan;
hu
c. pelaporan; dan
a
3-t
d. pemantauan dan evaluasi.
or-
Bagian Kesatu
om
Persiapan Teknis
e s-n
Pasal 6
nk
(1) Persiapan Teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
e
rm
mengacu pada:
a. dokumen usulan;
2/0
rincian APBN.
.ai
jdih.kemkes.go.id
-7-
ml
ayat (1) paling sedikit memuat:
.ht
a. rincian kegiatan;
22
b. lokasi kegiatan;
c. metode pengadaan;
0
n-2
d. target keluaran kegiatan;
e. komponen rincian menu kegiatan;
hu
f. rincian kebutuhan dana; dan
a
3-t
g. kegiatan penunjang.
or-
(4) Usulan rencana kegiatan sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) dibahas dengan Kementerian Kesehatan untuk
om
mendapat persetujuan dan dituangkan dalam berita acara
s-n
rencana kegiatan.
(5) Persetujuan sebagaimana
e dimaksud pada ayat (4)
nk
dilakukan oleh Kementerian Kesehatan paling lambat
e
rm
Pasal 7
uly
jdih.kemkes.go.id
-8-
ml
diusulkan di sistem informasi perencanaan dan
.ht
penganggaran yang terintegrasi; dan/atau
22
b. perubahan status pemenuhan kriteria persetujuan
kegiatan atas usulan aspirasi anggota Dewan
0
n-2
Perwakilan Rakyat dalam memperjuangkan program
pembangunan daerah.
hu
(3) Usulan perubahan atas rencana kegiatan sebagaimana
a
3-t
dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan pada minggu
or-
keempat bulan Februari sampai dengan minggu pertama
bulan Maret tahun berjalan.
om
(4) Usulan perubahan rencana kegiatan sebagaimana
s-n
dimaksud pada ayat (1) disampaikan oleh Pemerintah
Daerah melalui sistem
e
informasi perencanaan dan
nk
penganggaran yang terintegrasi dengan menyertakan:
e
rm
kabupaten/kota;
d. telaah usulan perubahan dari kepala dinas
2/0
Pasal 8
a.i
Bidang Kesehatan.
m
jdih.kemkes.go.id
-9-
Bagian Kedua
ml
Pelaksanaan
.ht
22
Pasal 9
(1) Pemerintah Daerah melaksanakan DAK Fisik Bidang
0
n-2
Kesehatan sesuai dengan penetapan rincian, lokasi, dan
target keluaran kegiatan DAK Fisik Bidang Kesehatan
hu
berdasarkan rencana kegiatan yang telah disetujui
a
3-t
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6.
or-
(2) Berdasarkan rencana kegiatan yang telah disetujui oleh
Kementerian Kesehatan, Pemerintah Daerah dapat
om
melaksanakan pengadaan barang/jasa.
s-n
(3) Pelaksanaan pengadaan barang/jasa sebagaimana
e
dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan sesuai dengan
nk
ketentuan peraturan perundang-undangan.
e
rm
transparansi.
3/p
dilaksanakan.
uly
jdih.kemkes.go.id
- 10 -
ml
alokasi DAK Fisik Bidang Kesehatan, kecuali untuk menu
.ht
penyediaan obat dan penyediaan bahan medis habis pakai
22
(BMHP) pada subbidang kefarmasian.
(9) kegiatan penunjang sebagaimana dimaksud pada ayat (7)
0
n-2
terdiri atas:
a. desain perencanaan untuk kegiatan kontraktual;
hu
b. biaya tender, tidak termasuk honor pejabat
a
3-t
pengadaan barang dan jasa/unit layanan pengadaan
or-
dan pengelola keuangan;
c. jasa konsultan pengawas kegiatan kontraktual;
om
d. penyelenggaraan rapat koordinasi di Pemerintah
s-n
Daerah; dan/atau
e.
e
perjalanan dinas ke/dari lokasi kegiatan untuk
nk
perencanaan, pengendalian, dan pengawasan.
e
rm
Bagian Ketiga
Pelaporan
2/0
02
Pasal 10
d/2
Kesehatan; dan
.ai
berjalan.
jdih.kemkes.go.id
- 11 -
ml
ayat (1) huruf d, menjadi pertimbangan penilaian DAK
.ht
Fisik Bidang Kesehatan Tahun 2024.
22
(4) Laporan capaian hasil jangka pendek sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf d disampaikan melalui
0
n-2
sistem informasi perencanaan dan penganggaran yang
terintegrasi paling lambat bulan Juni tahun 2023.
hu
(5) Laporan capaian hasil jangka pendek sebagaimana
a
3-t
dimaksud pada ayat (1) huruf d paling sedikit memuat:
or-
a. capaian indikator;
b. kendala; dan
om
c. data dukung.
e s-n
Bagian Keempat
nk
Pemantauan dan Evaluasi
e
rm
Pasal 11
-pe
Kesehatan;
uly
jdih.kemkes.go.id
- 12 -
ml
yang diperlukan.
.ht
(3) Pemantauan aspek keuangan sebagaimana dimaksud
22
pada ayat (1) huruf b dilakukan terhadap:
a. realisasi penyerapan DAK Fisik Bidang Kesehatan per
0
n-2
subbidang;
b. ketepatan waktu dalam penyampaian laporan
hu
penyerapan dana dan capaian keluaran; dan
a
3-t
c. Permasalahan lain yang dihadapi dan tindak lanjut
or-
yang diperlukan.
(4) Pemenuhan target/sasaran hasil pelaksanaan kegiatan
om
DAK Fisik Bidang Kesehatan terhadap target capaian hasil
s-n
jangka pendek sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf
d, paling sedikit dinilai
e berdasarkan pemanfaatan
nk
langsung target capaian keluaran yang diatur dalam
e
rm
Pasal 12
mk
dilakukan terhadap:
a. pencapaian keluaran dalam 1 (satu) tahun sesuai dengan
2/0
Pasal 13
a.i
tahun anggaran.
na
jdih.kemkes.go.id
- 13 -
ml
yang ditetapkan;
.ht
c. memastikan pencapaian dampak dan manfaat
22
pelaksanaan kegiatan dengan mempertimbangkan
kesesuaian pelaksanaan kegiatan dengan prioritas
0
n-2
daerah yang diatur dalam dokumen perencanaan
daerah jangka menengah; dan
hu
d. memastikan keberlanjutan fungsi hasil kegiatan agar
a
3-t
dapat dimanfaatkan/digunakan dan terpelihara
or-
dengan baik oleh masyarakat dan/atau lembaga
pengelola setelah selesai terbangun.
om
(3) Dinas Kesehatan Provinsi dan Dinas Kesehatan
s-n
Kabupaten/Kota melakukan pemantauan dan evaluasi
e
sesuai dengan kewenangan, tugas, dan fungsi untuk
nk
melakukan pembinaan terhadap OPD atau UPTD di
e
rm
wilayahnya.
-pe
BAB IV
mk
Pasal 14
02
kementerian/lembaga terkait.
m
jdih.kemkes.go.id
- 14 -
ml
pelaksanaan kegiatan yang menjadi prioritas nasional
.ht
di bidang kesehatan; dan
22
e. keberlanjutan fungsi dari hasil kegiatan.
0
n-2
BAB V
PENGAWASAN INTERN PENGELOLAAN DAK FISIK
hu
BIDANG KESEHATAN
a
3-t
or-
Pasal 15
(1) Untuk memastikan akuntabilitas pengelolaan DAK Fisik
om
Bidang Kesehatan, dilakukan Pengawasan Intern oleh
s-n
Aparat Pengawasan Intern Pemerintah.
(2)
e
Pengawasan Intern sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
nk
dilaksanakan dalam bentuk kegiatan reviu, audit, dan
e
rm
Kesehatan.
(4) Pelaksanaan pengawasan intern DAK Fisik Bidang
2/0
Pasal 16
a.i
a. Menteri; dan
na
b. Kepala Daerah.
.ai
jdih.kemkes.go.id
- 15 -
ml
Bidang Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
.ht
dilakukan rekapitulasi dan analisis oleh Inspektorat
22
Jenderal.
0
n-2
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
hua
3-t
Pasal 15
or-
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan
dan mempunyai daya laku surut pada tanggal 1 Januari 2022.
om
e s-n
nk
e
rm
-pe
mk
3/p
2/0
02
d/2
a.i
an
uly
m
na
.ai
ww
//w
ps:
htt
jdih.kemkes.go.id
- 16 -
ml
pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya
.ht
dalam Berita Negara Republik Indonesia.
0 22
n-2
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 31 Januari 2022
a hu
3-t
MENTERI KESEHATAN
or-
REPUBLIK INDONESIA,
om
ttd.
e s-n
nk BUDI G. SADIKIN
e
rm
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 8 Februari 2022
-pe
mk
DIREKTUR JENDERAL
3/p
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
2/0
REPUBLIK INDONESIA,
02
d/2
ttd.
a.i
BENNY RIYANTO
an
uly
m
epala Biro Hukum dan Organisasi Kepala Biro Perencanaan dan Anan Sekretaris Jenderal
.ai
ww
Tanggal Tanggal
Paraf Paraf
//w
ps:
htt
jdih.kemkes.go.id
- 17 -
LAMPIRAN
ml
PERATURAN MENTERI KESEHATAN
t
REPUBLIK INDONESIA
2.h
NOMOR 3 TAHUN 2022
02
TENTANG
n-2
PETUNJUK OPERASIONAL PENGGUNAAN
DANA ALOKASI KHUSUS FISIK BIDANG
hu
KESEHATAN TAHUN ANGGARAN 2022
a
r- 3-t
mo
PETUNJUK OPERASIONAL PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS FISIK
no
BIDANG KESEHATAN TAHUN ANGGARAN 2022
BAB I k es-
en
PENDAHULUAN
erm
A. LATAR BELAKANG
k-p
jdih.kemkes.go.id
- 18 -
B. ARAH KEBIJAKAN
ml
Arah kebijakan DAK Fisik Bidang Kesehatan tahun anggaran 2022
t
sebagai berikut;
2.h
1. mendukung 8 area reformasi Sistem Kesehatan Nasional (SKN) dalam
02
penguatan ketahanan kesehatan, penguatan promotif, preventif, dan
n-2
pemenuhan supply side pelayanan kesehatan;
2. meningkatkan kualitas dan akses pelayanan kesehatan remaja, calon
hu
pengantin, pasangan usia subur (PUS), ibu hamil, melahirkan, dan
a
3-t
nifas melalui pemenuhan standar sarana, prasarana, dan alat
r-
kesehatan (SPA) di Rumah Sakit Mampu Pelayanan Obstetri Neonatal
mo
Emergensi Komprehensif (PONEK) dan Puskesmas Mampu Pelayanan
no
Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) serta akses pelayanan
penunjangnya; dan
3. mempercepat penurunan
es-
prevalensi
k balita stunting melalui
en
optimalisasi intervensi spesifik dalam pemenuhan gizi ibu hamil dan
erm
C. RUANG LINGKUP
Penggunaan DAK Fisik Bidang Kesehatan Tahun Anggaran 2022 diarahkan
/pm
untuk kegiatan:
/03
Ruang Puskesmas
/20
2) set obsgyn;
lya
jdih.kemkes.go.id
- 19 -
f. Telekonsultasi meliputi:
ml
1) USG 2D Digital;
t
2) cardiotocography (CTG); dan
2.h
3) sistem informasi.
02
g. Unit Transfusi Darah (UTD) meliputi:
n-2
1) renovasi gedung UTD;
2) mobil UTD; dan
hu
3) alat UTD.
a
3-t
2. Subbidang Penguatan Percepatan Penurunan Stunting meliputi:
r-
a. Penyediaan Makanan Tambahan (Pabrikan) meliputi:
mo
1) penyediaan makanan tambahan bumil KEK; dan
no
2) penyediaan makanan tambahan balita kurus.
b. Penguatan Promosi, Surveilans, dan Tata Laksana Gizi meliputi:
1) penyediaan alat antropometri;
es-
k
en
2) sanitarian kit; dan
erm
3) kesling kit.
3. Subbidang Pengendalian Penyakit meliputi:
k-p
2) cartridge TCM;
/03
5) Kelambu Malaria.
/20
b. Peralatan meliputi:
.id
1) spraycan; dan
na
1) ambulans;
2) pusling roda dua;
//w
jdih.kemkes.go.id
- 20 -
ml
1) set pemeriksaan umum;
t
2) set dokter layanan primer (DLP);
2.h
3) set gawat darurat termasuk EKG;
02
4) set pemeriksaan kesehatan ibu dan anak termasuk IVA test;
n-2
5) set obsgyn;
6) set kegawatdaruratan maternal dan neonatal;
hu
7) set perawatan pasca persalinan;
a
3-t
8) set rawat inap; dan
r-
9) set laboratorium.
mo
d. Pembangunan dan Rehabilitasi Rumah Sakit meliputi:
1) intensive cardiac care unit (ICCU);
no
2) intensive care unit (ICU);
3) high care unit (HCU); kes-
en
4) instalasi rawat jalan;
erm
12) laboratorium.
/20
6) ruang operasi;
htt
jdih.kemkes.go.id
- 21 -
ml
10) instalasi radiologi;
t
11) Instalasi CSSD; dan
2.h
12) laboratorium.
02
g. Penguatan Layanan Unggulan Rumah Sakit meliputi:
n-2
1) pembangunan layanan kanker;
2) penyediaan alat kesehatan layanan kanker;
hu
3) pembangunan layanan kardiovaskuler;
a
3-t
4) penyediaan alat kesehatan layanan kardiovaskuler;
r-
5) pembangunan layanan paru;
mo
6) penyediaan alat kesehatan layanan paru;
no
7) pembangunan layanan stroke;
8) penyediaan alat kesehatan layanan stroke; dan
es-
9) penyediaan alat kesehatan layanan DM dan Hipertensi.
k
en
h. Pembangunan Rumah Sakit Pratama meliputi:
erm
1) pembangunan baru;
2) penyediaan alat kesehatan; dan
k-p
3) prasarana.
i. Peningkatan kapasitas Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda)
/pm
3) prasarana.
/20
D. KEBIJAKAN PRIORITISASI
Mengacu pada arah kebijakan RPJMN 2020 – 2024 bidang kesehatan
//w
jdih.kemkes.go.id
- 22 -
ml
prioritas pada kegiatan penguatan pelayanan kesehatan dasar.
t
Berdasarkan hal tersebut, maka kebijakan prioritas pada menu
2.h
kegiatan DAK Fisik Bidang Kesehatan TA 2022 sebagai berikut:
02
1. Prioritas 1
n-2
a. Subbidang Penguatan Penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi
meliputi:
hu
1) Sarana Puskesmas Mampu PONED berupa
a
3-t
Renovasi/Penambahan Ruang Puskesmas
r-
2) Alat Kesehatan Puskesmas Mampu PONED meliputi:
mo
a) set Pemeriksaan Kesehatan Ibu dan Anak;
no
b) set Obsgyn;
c) set Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal; dan
d) set Perawatan Pasca Persalinan.
es-
k
en
3) Sarana Rumah Sakit Mampu PONEK meliputi kegiatan:
erm
6) Telekonsultasi meliputi:
/20
b) sistem Informasi.
na
c) alat UTD.
na
jdih.kemkes.go.id
- 23 -
ml
4) larvasida malaria; dan
t
5) kelambu malaria.
2.h
d. Subbidang Penguatan Sistem Kesehatan meliputi:
02
1) pembangunan dan rehabilitasi puskesmas yaitu:
n-2
pembangunan Puskesmas baru
2) prasarana puskesmas meliputi:
hu
a) pusling roda dua;
a
3-t
b) prasarana listrik; dan
r-
c) prasarana air bersih.
mo
3) penyediaan alat kesehatan puskesmas meliputi:
no
a) set gawat darurat termasuk EKG;
b) set pemeriksaan kesehatan ibu dan anak termasuk IVA
Test;
es-
k
en
c) set obsgyn;
erm
f) set laboratorium.
4) pembangunan rumah sakit pratama meliputi:
/pm
a) pembangunan baru;
/03
c) prasarana.
e. Subbidang Kefarmasian yaitu:
mu
jdih.kemkes.go.id
- 24 -
2. Prioritas 2
ml
a. Subbidang Penguatan Percepatan Penurunan Stunting yaitu:
t
Penguatan Promosi, Surveilans, dan Tata Laksana Gizi meliputi:
2.h
1) penyediaan alat antropometri;
02
2) sanitarian kit; dan
n-2
3) kesling kit.
b. Subbidang Pengendalian Penyakit yaitu:
hu
Peralatan meliputi:
a
3-t
1) spraycan; dan
r-
2) posbindu kit/lansia kit.
mo
c. Subbidang Penguatan Sistem Kesehatan meliputi:
no
1) pembangunan dan rehabilitasi puskesmas yaitu:
renovasi/penambahan ruang puskesmas
2) prasarana puskesmas yaitu:
es-
k
en
d) ambulans; dan
erm
f) ruang operasi;
g) instalasi gawat darurat;
mu
j) instalasi radiologi;
ww
jdih.kemkes.go.id
- 25 -
ml
e) pembangunan layanan paru;
t
f) penyediaan alat kesehatan layanan paru;
2.h
g) pembangunan layanan stroke;
02
h) penyediaan alat kesehatan layanan stroke; dan
n-2
i) penyediaan alat kesehatan layanan DM dan hipertensi.
hu
3. Prioritas 3
a
3-t
a. Subbidang Penguatan Penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi
r-
yaitu:
mo
Telekonsultasi berupa Cardiotocography (CTG)
no
b. Subbidang Penguatan Sistem Kesehatan meliputi:
1) pembangunan dan rehabilitasi rumah sakit
a)
es-
intensive cardiac care unit (ICCU);
k
en
b) intensive care unit (ICU);
erm
j) instalasi radiologi;
/20
l) laboratorium.
na
sakit; dan
.ai
d) prasarana listrik.
ww
E. TUJUAN
//w
1. Tujuan Umum
ps:
jdih.kemkes.go.id
- 26 -
2. Tujuan Khusus
ml
a) meningkatkan ketersediaan sarana dan alat kesehatan untuk
t
Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) di
2.h
Puskesmas pada kabupaten/kota lokus kegiatan penurunan
02
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) Tahun
n-2
2022;
b) meningkatkan ketersediaan sarana dan alat kesehatan untuk
hu
Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) di
a
3-t
rumah sakit pada kabupaten/kota lokus kegiatan penurunan
r-
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) Tahun
mo
2022;
no
c) meningkatkan ketersediaan sarana, prasarana, dan alat
kesehatan untuk pelayanan standar dan kegawatdaruratan
es-
penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi
k
en
(AKB);
erm
standar BSL-2;
i) meningkatkan ketersediaan sarana, pransarana dan alat
mu
stunting di Kabupaten/Kota;
k) meningkatkan ketersediaan obat esensial dan BMHP yang
//w
jdih.kemkes.go.id
- 27 -
F. SASARAN
ml
Sasaran DAK Fisik Bidang Kesehatan Tahun Anggaran 2022 meliputi:
t
1. dinas kesehatan provinsi/kabupaten/kota;
2.h
2. puskesmas;
02
3. rumah sakit daerah provinsi, dan kabupaten/kota; dan
n-2
4. laboratorium kesehatan daerah provinsi, dan kabupaten/kota.
hu
G. KRITERIA LOKUS PRIORITAS
a
3-t
1. Subbidang Penguatan Penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi
r-
meliputi:
mo
a. untuk rincian menu sarana dan alat kesehatan Puskesmas
no
Mampu PONED diprioritaskan untuk Puskesmas Mampu PONED
berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan
Nomor HK 02.03/II/1911/2013
k es- tentang Pedoman
en
Penyelenggaraan Puskesmas Mampu Pelayanan Obstetri Neonatal
erm
c. untuk menu PSC 119 hanya di 264 kab/kota yang belum memiliki
.id
jdih.kemkes.go.id
- 28 -
ml
UTD setelah UTD terbangun.
t
2.h
2. Subbidang Penguatan Percepatan Penurunan Stunting meliputi:
02
a. untuk menu pemberian makanan tambahan didistribusikan oleh
n-2
34 provinsi ke puskesmas di 514 kabupaten/kota prioritas
stunting;
hu
b. untuk menu alat antropometri hanya di 9.636 Puskesmas yang
a
3-t
belum memenuhi standar ketersediaan (menyesuikan jumlah
r-
kegiatan Posyandu di wilayah kerja Puskesmas) di 472
mo
kabupaten/kota;
no
c. untuk menu sanitarian kit hanya di 3.110 Puskesmas yang belum
memiliki di 308 kabupaten/kota Prioritas stunting; dan
es-
d. untuk menu kesling kit hanya di 149 Dinas Kesehatan Kab/Kota
k
en
yang belum memiliki di kabupaten/kota Prioritas stunting.
erm
a. R0 HIV dan reagen Sifilis untuk ibu hamil diprioritaskan untuk 269
kabupaten/kota pada tahun 2020 sudah melakukan skrining HIV
/pm
atas 20%;
.id
terlatih;
na
perindukan potensial;
e. menu alat spraycan diprioritaskan untuk 196 kabupaten/kota
//w
perindukan potensial ;
htt
jdih.kemkes.go.id
- 29 -
ml
memiliki populasi khusus atau mobile migrant population (MMP);
t
dan
2.h
g. Posbindu/Lansia Kit diprioritaskan untuk 117 kabupaten/kota
02
dan BMHP gula darah di 508 kabupaten/kota yang telah memiliki
n-2
desa/kelurahan yang telah mampu melakukan kegiatan deteksi
dini pada posbindu/lansia dan memiliki tenaga kader terlatih
hu
posbindu.
a
3-t
r-
4. Subbidang Penguatan Sistem Kesehatan meliputi:
mo
a. untuk rincian menu Pembangunan Puskesmas Baru hanya di 72
no
kecamatan tanpa Puskesmas, dengan kriteria :
1) Kecamatan yang belum memiliki puskesmas berdasarkan
es-
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019
k
en
tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri
erm
kabupaten/kota;
ww
jdih.kemkes.go.id
- 30 -
ml
kabupaten/kota;
t
4) 220 Puskesmas Wahana DLP (Permenkes 35 Tahun 2019
2.h
Tentang Wahana Pendidikan Bidang Kesehatan);
02
5) 1.847 Puskesmas yang memiliki range kelengkapan SPA 20%
n-2
– 80%; dan
6) Puskesmas lain di luar prioritas di atas dengan syarat sudah
hu
memiliki tenaga kesehatan dokter umum dan Penilaian
a
3-t
Kinerja Puskesmas masuk kategori baik di tahun 2020.
r-
c. untuk rincian menu penyediaan sarana, prasarana, dan alat
mo
kesehatan rumah sakit diprioritaskan untuk:
no
1) 17 RSUD yang masuk dalam rencana pengembangan
rujukan nasional, 27 RSUD yang masuk dalam rencana
es-
pengembangan rujukan provinsi dan 135 RSUD yang masuk
k
en
dalam rencana pengembangan rujukan regional;
erm
di Rumah Sakit;
4) 9 rumah sakit di 10 Destinasi Pariwisata Prioritas/DPP
22
jdih.kemkes.go.id
- 31 -
ml
40 kabupaten/kota, daerah dengan kriteria:
t
1) kebutuhan TT di Kab/ Kota (Rasio Jumlah Penduduk dan
2.h
ketersediaan TT);
02
2) wilayah DTPK sesuai Perpres 63 Tahun 2020 Tentang
n-2
Penetapan Daerah Tertinggal Tahun 2020-2024; dan
3) waktu Tempuh dari lokasi kebutuhan rumah sakit ke RSUD
hu
terdekat minimal lebih atau sama dengan 3 jam.
a
3-t
r-
5. Subbidang Kefarmasian
mo
Diprioritaskan untuk daerah dengan pembiayaan obat < $2 per kapita
no
(dengan kurs per 7 April 2021 ~ Rp29.042,-)
es-
k
en
erm
k-p
/pm
/03
22
/20
.id
na
lya
mu
na
.ai
ww
//w
ps:
htt
jdih.kemkes.go.id
- 32 -
m l
H. CAPAIAN HASIL JANGKA PENDEK
2 ht
.
Capaian hasil jangka pendek ditentukan dengan indikator yang digunakan untuk mengukur pemanfaatan hasil keluaran0 2 (output)
kegiatan DAK Fisik Bidang Kesehatan Tahun Anggaran 2022. Adapun pengukuran capaian hasil jangka pendek akan
2
n- dipertimbangkan
h u
dalam proses pengalokasian DAK Fisik Bidang Kesehatan Tahun Anggaran 2024.
- ta
Penerima manfaat DAK Fisik Bidang Kesehatan TA 2022 terdiri dari:
r- 3
1) dinas kesehatan provinsi/kabupaten/kota,
m o
2) puskesmas;
- n o
3) rumah sakit daerah provinsi, dan kabupaten/kota; dan e s
n k
4) laboratorium kesehatan daerah provinsi, dan kabupaten/kota.
m e
e r
1. Subbidang Penguatan Penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi k-
p
No Menu Rincian Menu Indikator Capaian /p m Definisi Operasional Cara Perhitungan Target
Kegiatan Kegiatan Hasil Jangka Pendek /0
3
1) Sarana Renovasi/ Persentase 0 22 • Persentase sarana puskesmas (Jumlah
sarana sarana 100%
/ 2
puskesmas d mampu
Puskesmas Penambahan
. i mampu PONED yang telah puskesmas mampu
Mampu Ruang PONED
a na yang telah dimanfaatkan dari seluruh sarana PONED yang sudah
PONED Puskesmas
u ly
dimanfaatkan yang sudah tersedia melalui DAK tersedia melalui DAK Fisik
tp s
ht
jdih.kemkes.go.id
- 33 -
m l
No Menu Rincian Menu Indikator Capaian Definisi Operasional .
Cara Perhitungan h t Target
Kegiatan Kegiatan Hasil Jangka Pendek 0 22
yang tercantum dalam RK DAK. jumlah n -2 sarana
seluruh
h u
• Sarana yang telah dimanfaatkan puskesmas
- ta mampu
adalah sarana yang sudah-3PONED yang sudah
dioperasionalkan (termasuk jaringan
r
o tersedia melalui DAK Fisik
listrik gedung Puskesmas, n o m Penguatan Penurunan
s - perpipaan
air bersih dan air kotoredalam gedung Angka Kematian Ibu dan
Puskemas) e nk
terintegrasi pada Bayi tahun 2022) dikali
bangunan e
m
r dengan alur dan 100%.
existing,
-p
zonasik pelayanan sesuai dengan
/p m
pedoman pembangunan dan
3
/0 peningkatan fungsi bangunan
2 2
/ 2 0 puskesmas dan sudah dilaporkan
://w telah dimanfaatkan dari seluruh alat kesehatan tersedia melalui DAK Fisik
tp s
h t
jdih.kemkes.go.id
- 34 -
m l
No Menu Rincian Menu Indikator Capaian Definisi Operasional Cara Perhitungan. h t Target
Kegiatan Kegiatan Hasil Jangka Pendek 0 22
Mampu Puskemas mampu PONED per rincian Penguatan n -2 Penurunan
h uKematian Ibu dan
PONED menu kegiatan yang sudah tersedia Angka
- ta
melalui DAK Fisik Penguatan-3
Bayi tahun 2022 dan telah
Penurunan Angka Kematian Ibu dan
r
o dimanfaatkan dibagi
o m
Bayi tahun 2022.
s - n jumlah seluruh alat
• Jumlah alat kesehatan
n ke dihitung kesehatan puskesmas
menggunakan volume
m e dan satuan mampu PONED yang
e r dalam RK DAK.
yang tercantum sudah tersedia melalui
k - p
• Alat Kesehatan sudah dimanfaatkan DAK Fisik Penguatan
m
p alat kesehatan yang sudah Penurunan
/adalah Angka
3
/0 dioperasionalkan dan sudah Kematian Ibu dan Bayi
2 2
/ 2 0 dilaporkan dalam aplikasi monitoring tahun 2022) dikali 100%.
tp s
h t
jdih.kemkes.go.id
- 35 -
m l
No Menu Rincian Menu Indikator Capaian Definisi Operasional .
Cara Perhitungan h t Target
Kegiatan Kegiatan Hasil Jangka Pendek 0 22
Angka Kematian Ibu dan Bayi tahun Kematiann-
2
Ibu dan Bayi
h u2022 dan telah
2022. tahun
- ta
• Jumlah sarana dihitung-3
dimanfaatkan dibagi
menggunakan volume dan satuan
r
o jumlah seluruh sarana
o m
-
yang tercantum dalam RK DAK.
s n Rumah Sakit Mampu
• Sarana yang telahkedimanfaatkan PONEK yang sudah
adalah saranae
n yang sudah tersedia melalui DAK Fisik
e m
r (termasuk jaringan Penguatan Penurunan
dioperasionalkan
-p
listrikk gedung RS, perpipaan air Angka Kematian Ibu dan
3 RS) pm dan air kotor dalam gedung Bayi tahun 2022) dikali
/bersih
2 / 0 dan sudah dilaporkan dalam 100%.
02 aplikasi monitoring dan evaluasi
d / 2
a . i Kementerian Kesehatan yaitu e-
tp s
ht
jdih.kemkes.go.id
- 36 -
m l
No Menu Rincian Menu Indikator Capaian Definisi Operasional .
Cara Perhitungan h t Target
Kegiatan Kegiatan Hasil Jangka Pendek 0 22
DAK Fisik Penguatan Penurunan Angka Kematian n -2 Ibu dan
Angka Kematian Ibu dan Bayi tahun Bayiatahun h u 2022 dan telah
3 - t
2022.
r- dimanfaatkan
o jumlah seluruh alat
dibagi
• Jumlah alat kesehatan dihitung
m
osatuan kesehatan Rumah Sakit
menggunakan volume dan
s - n
yang tercantum dalame
n k RK DAK. Mampu PONEK yang
e dimanfaatkan sudah tersedia melalui
• Alat kesehatan sudah
m
e
adalah alat rkesehatan yang sudah DAK Fisik Penguatan
k -p
dioperasionalkan oleh tenaga Penurunan Angka
p m
/Kesehatan yang berkompeten sesuai Kematian Ibu dan Bayi
3
/0 standar dan sudah dilaporkan dalam tahun 2022) dikali 100%.
2 2
/ 2 0 aplikasi monitoring dan evaluasi.
: //w membantu pelayanan Kematian Ibu dan Bayi tahun 2022. Kematian Ibu dan Bayi
tp s
h t
jdih.kemkes.go.id
- 37 -
m l
No Menu Rincian Menu Indikator Capaian Definisi Operasional Cara Perhitungan. h t Target
Kegiatan Kegiatan Hasil Jangka Pendek 0 22
kasus • Jumlah SI PSC 119 dihitung tahun 2022 n -2 dan telah
h u
kegawatdaruratan menggunakan volume dan satuan dimanfaatkan
- ta dibagi
kesehatan ibu dan bayi yang tercantum dalam RK DAK
r - 3jumlah seluruh SI PSC 119
• SI PSC 119 yang sudah dimanfaatkan
m o yang sudah tersedia
adalah
- n o melalui DAK Fisik
s
ke
a. SI yang sudah dioperasionalkan
n
Penguatan Penurunan
e fasyankes yang Angka Kematian Ibu dan
untuk pelayanan
m
diampuer dalam melaksanakan Bayi tahun 2022) dikali
k -p
telekonsultasi; dan 100%
m
/pb. SI PSC 119 yang sudah
3
/0 dilaporkan dalam aplikasi
2 2
/ 2 0 monitoring dan evaluasi
a na renggar
u ly
6) a m Persentase
Telekonsulta (seluruh rincian alat • Persentase alat telekonsultasi yang (Jumlah alat telekonsultasi 100%
si menu) .a
in telekonsultasi yang telah dimanfaatkan dari seluruh alat yang sudah tersedia
tp s
h t
jdih.kemkes.go.id
- 38 -
m l
No Menu Rincian Menu Indikator Capaian Definisi Operasional .
Cara Perhitungan h t Target
Kegiatan Kegiatan Hasil Jangka Pendek 0 22
Penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian n -2 Ibu dan
Bayi tahun 2022. h u 2022 dan telah
Bayiatahun
• Jumlah alat telekonsultasi dihitung-3
-t
dimanfaatkan dibagi
menggunakan volume dan satuan
r
o jumlah seluruh alat
o m
-
yang tercantum dalam RK DAK.
s n telekonsultasi yang sudah
• Alat ke sudah tersedia melalui DAK Fisik
telekonsultasi
n
e
dimanfaatkan adalah:
m Penguatan Penurunan
e r
a. alat telekonsultasi yang sudah Angka Kematian Ibu dan
k - p
dioperasionalkan untuk Bayi tahun 2022) dikali
m
/p pelayanan fasyankes yang diampu 100%.
3
/0 dalam melaksanakan
2 2
/ 2 0 telekonsultasi; dan
w w
://w
tp s
ht
jdih.kemkes.go.id
- 39 -
m l
No Menu Rincian Menu Indikator Capaian Definisi Operasional .
Cara Perhitungan h t Target
Kegiatan Kegiatan Hasil Jangka Pendek 0 22
7) Unit (seluruh rincian Persentase S/P/A UTD • Persentase S/P/A UTD yang telah (Jumlah S/P/A n -2 UTD yang 100%
h utersedia melalui
Transfusi menu) yang telah dimanfaatkan dari seluruh S/P/A sudah
- ta
Darah (UTD) dimanfaatkan UTD yang sudah tersedia melalui-3 DAK Fisik Penguatan
DAK Fisik Penguatan Penurunan
r
o Penurunan Angka
m
o tahun Kematian Ibu dan Bayi
Angka Kematian Ibu dan Bayi
s - n
2022.
k e tahun 2022 dan telah
• Jumlah e n
S/P/A dihitung dimanfaatkan dibagi
e
menggunakan
m
r volume dan satuan jumlah seluruh S/P/A
k -p dalam RK DAK.
yang tercantum UTD yang sudah tersedia
m
p sudah dimanfaatkan adalah melalui DAK Fisik
• /S/P/A
3
/0 S/P/A yang sudah dioperasionalkan Penguatan Penurunan
2 2
/ 2 0 dan sudah dilaporkan dalam aplikasi Angka Kematian Ibu dan
u ly ASPAK.
a m
a in
w .
w w
s://
ttp
h
jdih.kemkes.go.id
- 40 -
m l
2. Subbidang Penguatan Percepatan Penurunan Stunting
2 .ht
No Menu Rincian Menu Indikator Capaian Definisi Operasional 0 2
Cara Perhitungan Target
Kegiatan Kegiatan Hasil Jangka Pendek n- 2
u
h Ibu Hamil KEK
1) penyediaan a) Penyediaan Persentase Ibu Hamil • Ibu Hamil KEK di kabupaten/kota (Jumlah
- ta 100%
makanan Makanan KEK yang menerima menerima Makanan Tambahan Ibu-3 yang menerima Makanan
tambahan Tambahan Makanan Tambahan Hamil Kurang Energi Kronis (KEK) o r Tambahan bersumber DAK
o m
(pabrikan) Ibu Hamil Ibu Hamil KEK
- n
bersumber DAK Fisik Penguatan
s Fisik 2022 dibagi jumlah
Kurang bersumber DAK Fisik Percepatan
ke Stunting sasaran Ibu Hamil KEK
Penurunan
n
Energi Kronis penguatan percepatan tahun 2022.
m e yang mendapatkan alokasi
(KEK) penurunan stunting • Jumlah e r
sasaran dihitung Makanan Tambahan Ibu
2022 di k - p
menggunakan volume dan satuan Hamil KEK melalui DAK
kabupaten/kota.
m
p sama dengan yang tercantum Fisik
/yang penguatan
3
/0 dalam RK DAK. percepatan penurunan
2 2
/ 2 0 stunting Tahun 2022)
. id dikali 100%.
a na
b) Penyediaan
u ly
Persentase Balita • Balita Kurus (gizi kurang) di (Jumlah Balita Kurus (gizi 100 %
Makanan am Kurus (gizi kurang) kabupaten/kota menerima Makanan kurang) yang menerima
ain
.
Tambahan yang menerima Tambahan Balita Kurus (gizi kurang) Makanan Tambahan Balita
w Kurus Makanan Tambahan bersumber DAK Fisik Penguatan Kurus (gizi kurang)
w Balita
://w Balita Kurus (gizi Percepatan Penurunan Stunting bersumber DAK Fisik
tp s
h t
jdih.kemkes.go.id
- 41 -
m l
No Menu Rincian Menu Indikator Capaian Definisi Operasional Cara Perhitungan. h t Target
Kegiatan Kegiatan Hasil Jangka Pendek 0 22
kurang) bersumber tahun 2022. 2022 n -2 jumlah
dibagi
h uBalita Kurus (gizi
DAK Fisik penguatan • Jumlah sasaran
- ta
dihitung sasaran
percepatan penurunan menggunakan volume dan satuan-3 kurang) yang
stunting 2022 di yang sama dengan yang tercantum
r
o mendapatkan alokasi
o m
kabupaten/kota. dalam RK DAK.
s - n Makanan Tambahan Balita
/p m dikali 100%.
/0 3
2
2alat • Persentase alat antropometri yang (Jumlah alat antropometri 100%
2) Penguatan a) Penyediaan Persentase
2 0
/ yang telah dimanfaatkan dari seluruh alat bersumber DAK Fisik
Promosi, alat i
antropometri
. d
Surveilans, antropometri telah na dimanfaatkan antropometri yang sudah tersedia Penguatan Percepatan
dan Tata ly a
untuk kegiatan Penguatan Penurunan Stunting 2022
u melalui DAK Fisik
m percepatan penurunan Percepatan Penurunan Stunting yang telah dimanfaatkan
Laksana Gizi
i a
n stunting.
. a tahun 2022. dibagi jumlah seluruh alat
t p s
h t
jdih.kemkes.go.id
- 42 -
m l
No Menu Rincian Menu Indikator Capaian Definisi Operasional .
Cara Perhitungan h t Target
Kegiatan Kegiatan Hasil Jangka Pendek 0 22
yang sama dengan yang tercantum 2022) dikali n 2
-100%.
h u
dalam RK DAK.
- ta
• Alat antropometri sudah-3
dimanfaatkan adalah o r
alat
o m
yang n sudah
antropometri
s -
dioperasionalkan.
n ke
m e
b) Sanitarian r
Persentase sanitarian • Persentase esanitarian kit yang telah (Jumlah sanitarian kit 100%
kit kit yang telah
- p
k dari seluruh sanitarian bersumber DAK Fisik
dimanfaatkan
dimanfaatkan untuk
m
/kitp yang sudah tersedia melalui DAK Penguatan Percepatan
kegiatan pengukuran
3
/0 Fisik Penguatan Percepatan Penurunan Stunting 2022
2 2
kualitas
/ 2 0
kesehatan Penurunan Stunting tahun 2022. yang telah dimanfaatkan
lingkunganid • Jumlah sanitarian kit dihitung dibagi jumlah seluruh
.
a na menggunakan volume dan satuan sanitarian kit yang
m l
No Menu Rincian Menu Indikator Capaian Definisi Operasional .
Cara Perhitungan h t Target
Kegiatan Kegiatan Hasil Jangka Pendek 0 22
kesehatan dengan menyelenggarakan n -2
h u
pengukuran kualitas kesehatan
ta 3 -
lingkungan minimal 1 (satu) jenis
o r-
media (kualitas air/ kualitas udara/
o m
kualitas pangan).
s - n
c) Kesling kit Persentase kesling kit • Persentase kesling kit
n ke yang telah (Jumlah kesling kit 100%
yang telah dimanfaatkan dari
m e seluruh kesling kit bersumber DAK Fisik
dimanfaatkan untuk yang sudah e r tersedia melalui DAK Penguatan Percepatan
kegiatan pengukuran Fisik k
-pPenguatan Intervensi Penurunan Stunting 2022
kualitas kesehatan /p m Stunting tahun 2022. yang telah dimanfaatkan
Penurunan
lingkungan / 0 3
• Jumlah kesling kit dihitung dibagi jumlah seluruh
2 2
/ 2 0 menggunakan volume dan satuan kesling kit yang disediakan
. id yang sama dengan yang tercantum dari DAK Fisik 2022) dikali
tp s
h t
jdih.kemkes.go.id
- 44 -
m l
No Menu Rincian Menu Indikator Capaian Definisi Operasional .
Cara Perhitungan h t Target
Kegiatan Kegiatan Hasil Jangka Pendek 0 22
lingkungan minimal 1 (satu) jenis n -2
h u
media (kualitas air/ kualitas udara/
3 -ta
kualitas pangan/ kualitas air limbah)
or-
o m
e s -n
3. Subbidang Pengendalian Penyakit
nk
No Menu Rincian Menu Indikator Capaian e
Definisi Operasional Cara Perhitungan Target
Kegiatan Kegiatan Hasil Jangka Pendek e rm
1) Bahan Habis a) R0 dan BHP Persentase R0 dan k -p R0 dan BHP Skrining HIV
• Persentase (Jumlah R0 dan BHP 100 %
Pakai Skrining HIV BHP Skrining HIV dan / p
dan
m Reagen Sifilis yang telah Skrining HIV dan Reagen
dan Reagen Reagen Sifilis yang / 0 3 dimanfaatkan dari seluruh R0 dan Sifilis yang sudah tersedia
Sifilis telah dimanfaatkan 0 22 BHP Skrining HIV dan Reagen Sifilis melalui DAK Fisik tahun
d / 2
. i yang sudah tersedia melalui DAK 2022 dan telah
a m • Jumlah R0 dan BHP Skrining HIV dan BHP Skrining HIV dan
ain
w . Reagen Sifilis dihitung menggunakan Reagen Sifilis yang sudah
tp s
h t
jdih.kemkes.go.id
- 45 -
m l
No Menu Rincian Menu Indikator Capaian Definisi Operasional .
Cara Perhitungan h t Target
Kegiatan Kegiatan Hasil Jangka Pendek 0 22
DAK. n -2
h u
• R0 dan BHP Skrining HIV dan Reagen
3 -ta
Sifilis sudah dimanfaatkan adalah R0
o r-
dan BHP Skrining HIV dan Reagen
o m
- n oleh
Sifilis yang sudah digunakan
s
tenaga kesehatan.
n ke
m e
b) Cartridge Persentase Cartridge r
• Persentase eCartridge TCM yang telah (Jumlah Cartridge TCM 100 %
TCM TCM yang telah k -p dari seluruh Cartridge yang sudah tersedia
dimanfaatkan
dimanfaatkan / p
TCM
m yang sudah tersedia melalui melalui DAK Fisik tahun
/ 0 3 DAK Fisik Pengendalian Penyakit 2022 dan telah
0 22 tahun 2022. dimanfaatkan dibagi
d / 2
. i • Jumlah Cartridge TCM dihitung jumlah seluruh Cartridge
m l
No Menu Rincian Menu Indikator Capaian Definisi Operasional .
Cara Perhitungan h t Target
Kegiatan Kegiatan Hasil Jangka Pendek 0 22
n -2
h uBMHP Gula
c) BMHP Gula Persentase BMHP Gula • Persentase BMHP Gula Darah yang (Jumlah
- ta 100 %
Darah Darah yang telah telah dimanfaatkan dari seluruh-3 Darah yang sudah
dimanfaatkan BMHP Gula Darah yang sudah
r
o tersedia melalui DAK Fisik
m
o Fisik tahun 2022 dan telah
tersedia melalui
-
DAK n
s 2022. dimanfaatkan dibagi
Pengendalian Penyakit k e
tahun
• e n
Jumlah BMHP Gula Darah dihitung seluruh BMHP Gula Darah
menggunakane rmvolume dan satuan yang sudah tersedia
yang k
-p
sama dengan yang tercantum melalui DAK Fisik tahun
3 pm RK DAK.
/dalam 2022) dikali 100%
an tenaga kesehatan.
uly
m Persentase Larvasida
i a
d) Larvasida
n Malaria yang telah • Persentase Larvasida Malaria yang (Jumlah Larvasida Malaria 100 %
. a
Malaria telah dimanfaatkan dari seluruh yang sudah tersedia
m l
No Menu Rincian Menu Indikator Capaian Definisi Operasional .
Cara Perhitungan h t Target
Kegiatan Kegiatan Hasil Jangka Pendek 0 22
Pengendalian Penyakit tahun 2022. n
dimanfaatkan-2dibagi
h uLarvasida Malaria
• Jumlah Larvasida Malaria dihitung seluruh
- ta
menggunakan volume dan satuan-3 yang sudah tersedia
yang sama dengan yang tercantum
r
o melalui DAK Fisik tahun
o m
dalam RK DAK.
s - n 2022) dikali 100%
• Larvasida ke sudah
Malaria
n
dimanfaatkan
m eadalah Larvasida
e
Malaria yang r sudah digunakan oleh
k
tenaga
-p
kesehatan.
/p m
e) Kelambu
3
Persentase Kelambu /0• Persentase Kelambu Malaria yang (Jumlah Kelambu Malaria 100 %
Malaria Malaria yang telah 0 22 telah dimanfaatkan dari seluruh yang sudah tersedia
d / 2
dimanfaatkan
. i Kelambu Malaria yang sudah tersedia melalui DAK Fisik tahun
tp s
h t
jdih.kemkes.go.id
- 48 -
m l
No Menu Rincian Menu Indikator Capaian Definisi Operasional .
Cara Perhitungan h t Target
Kegiatan Kegiatan Hasil Jangka Pendek 0 22
• Kelambu Malaria sudah n -2
h u
dimanfaatkan adalah Kelambu
3 - ta
Malaria yang sudah digunakan oleh
or-
masyarakat sasaran.
o m
e -n
syang
2) Peralatan a) Spraycan Persentase Spraycan • Persentase Spraycan
n k telah (Jumlah Spraycan yang 100 %
yang telah dimanfaatkan dari
m e seluruh Spraycan sudah tersedia melalui
dimanfaatkan yang sudahe r tersedia melalui DAK DAK Fisik tahun 2022 dan
Fisik k
-p
pengendalian penyakit tahun telah dimanfaatkan dibagi
pm
/2022. seluruh Spraycan yang
/0•3 Jumlah dihitung sudah tersedia melalui
22
Spraycan
an dalam RK DAK.
ww
://w
tp s
ht
jdih.kemkes.go.id
- 49 -
m l
No Menu Rincian Menu Indikator Capaian Definisi Operasional .
Cara Perhitungan h t Target
Kegiatan Kegiatan Hasil Jangka Pendek 0 22
b) Posbindu Persentase Posbindu n -2 Kit/ 100 %
• Persentase Posbindu Kit/ Lansia Kit (Jumlah Posbindu
h u yang sudah
Kit/ Lansia Kit/ Lansia Kit yang yang telah dimanfaatkan dari seluruh Lansia
- ta Kit
Kit telah dimanfaatkan Posbindu Kit/ Lansia Kit yang sudah-3 tersedia melalui DAK Fisik
tersedia melalui DAK
r
o tahun 2022 dan telah
Fisik
m
o2022. dimanfaatkan dibagi
-
pengendalian penyakit tahun n
s Lansia Kit seluruh Posbindu KIT /
e
• Jumlah Posbindu Kit/
e
dihitung menggunakan
nk volume dan Lansia KIT yang sudah
satuan yange rmtercantum dalam RK tersedia melalui DAK Fisik
DAK. k
-p tahun 2022) dikali 100%
p m
• /Posbindu Kit/ Lansia Kit sudah
3
/0 dimanfaatkan adalah Posbindu Kit/
2 2
/ 2 0 Lansia Kit yang sudah digunakan
a na
u ly
a m
a in
w .
w w
s: //
ttp
h
jdih.kemkes.go.id
- 50 -
m l
4. Subbidang Penguatan Sistem Kesehatan
2 .ht
No Menu Rincian Menu Indikator Capaian Definisi Operasional 0 2
Cara Perhitungan Target
Kegiatan Kegiatan Hasil Jangka Pendek n- 2
u
h pembangunan
1) Pembanguna a) Pembanguna Persentase Puskesmas • Persentase pembangunan puskemas (Jumlah
- ta 100%
n dan n puskesmas baru yang telah baru yang telah dimanfaatkan dari-3 Puskesmas baru yang
Rehabilitasi baru dimanfaatkan seluruh pembangunan puskemas
r
o sudah tersedia melalui
m
omelalui DAK Fisik Penguatan
Puskesmas baru yang sudah tersedia
- n
s Sistem Sistem Kesehatan tahun
e
DAK Fisik
nk
Penguatan
Kesehatan tahune2022. 2022 dan telah
e rm
• Jumlah pembangunan puskesmas dimanfaatkan dibagi
baru k
- p
dihitung menggunakan volume jumlah seluruh puskesmas
/ p
dan
msatuan yang tercantum dalam RK baru yang sudah tersedia
/ 0 3 DAK. melalui DAK Fisik
2
2 • Pembangunan puskemas baru yang Penguatan
/ 2 0 Sistem
u ly dioperasionalkan (termasuk
tp s
h t
jdih.kemkes.go.id
- 51 -
m l
No Menu Rincian Menu Indikator Capaian Definisi Operasional .
Cara Perhitungan h t Target
Kegiatan Kegiatan Hasil Jangka Pendek 0 22
fungsi bangunan puskesmas dan n -2
h u
sudah dilaporkan dalam aplikasi
3 - ta
o r-
monitoring dan evaluasi Kementerian
Kesehatan yaitu e-renggar dan ASPAK
o m
s - n
b) Renovasi/ Persentase Renovasi/ • Persentase Renovasi/
n ke Penambahan (Jumlah Renovasi/ 100%
Penambahan Penambahan Ruang Ruang e yang telah Penambahan
Puskemas
m Ruang
Ruang Puskemas yang telah e
dimanfaatkanr dari seluruh Puskemas yang sudah
Puskemas dimanfaatkan k -p penambahan ruang tersedia melalui DAK Fisik
renovasi/
/p m
puskesmas yang sudah tersedia Penguatan Sistem
/0 3 melalui DAK Fisik Penguatan Sistem Kesehatan tahun 2022 dan
2 2
/ 2 0 Kesehatan tahun 2022. telah dimanfaatkan dibagi
tp s
ht
jdih.kemkes.go.id
- 52 -
m l
No Menu Rincian Menu Indikator Capaian Definisi Operasional .
Cara Perhitungan h t Target
Kegiatan Kegiatan Hasil Jangka Pendek 0 22
ruang puskemas yang sudah n -2
h u
dioperasionalkan (termasuk
3 - ta
jaringan listrik gedung Puskesmas,
o r-
Perpipaan air bersih dan air kotor
o m
dalam gedung
s n
Puskemas),
-
pada e
terintegrasi
n k bangunan
e alur dan zonasi
eksisting, dengan
m
r dengan pedoman
pelayananesesuai
k -p
pembangunan dan peningkatan
m
/0 3/pfungsi bangunan puskesmas dan
sudah dilaporkan dalam aplikasi
2 2
/ 2 0 monitoring dan evaluasi
2) Prasarana ly an
(seluruh rincian Persentase Prasarana
renggar dan ASPAK
Persentase prasarana puskemas per (Jumlah prasarana 100%
u
m puskemas
•
Puskesmas menu)
ina yang telah rincian menu kegiatan yang telah puskemas yang sudah
://w menu kegiatan yang sudah tersedia Kesehatan tahun 2022 dan
tp s
ht
jdih.kemkes.go.id
- 53 -
m l
No Menu Rincian Menu Indikator Capaian Definisi Operasional .
Cara Perhitungan h t Target
Kegiatan Kegiatan Hasil Jangka Pendek 0 22
n -2 dibagi
melalui DAK Fisik Penguatan Sistem telah dimanfaatkan
h useluruh prasarana
Kesehatan tahun 2022. a
jumlah
- t
• Jumlah prasarana puskemas per-3 puskemas yang sudah
rincian menu kegiatan dihitung
r
o tersedia melalui DAK Fisik
m
osatuan Penguatan
menggunakan volume dan
s - n Sistem
yang tercantum dalam
n keRK DAK. Kesehatan tahun 2022)
e
• Prasarana puskemas
m yang telah dikali 100%
e r adalah prasarana
dimanfaatkan
k -p
puskemas yang sudah
m
/0 3/pdioperasionalkan dan sudah
dilaporkan dalam aplikasi
2 2
/ 2 0 monitoring dan evaluasi
an
ly
renggar dan ASPAK
u
m Persentase
3) Penyediaan
n a
(seluruh rincian alat • Persentase alat kesehatan (Jumlah alat kesehatan 100%
Alat menu) .ai kesehatan puskesmas Puskemas per rincian menu puskemas yang sudah
Kesehatan
w w yang telah kegiatan yang telah dimanfaatkan tersedia melalui DAK Fisik
Puskemas //w dimanfaatkan dari seluruh alat kesehatan Penguatan Sistem
p s:
h tt
jdih.kemkes.go.id
- 54 -
m l
No Menu Rincian Menu Indikator Capaian Definisi Operasional .
Cara Perhitungan h t Target
Kegiatan Kegiatan Hasil Jangka Pendek 0 22
Puskemas per rincian menu Kesehatan n -2 2022 dan
tahun
h u
kegiatan yang sudah tersedia telah
- ta dimanfaatkan dibagi
melalui DAK Fisik Penguatan Sistem-3jumlah seluruh alat
Kesehatan tahun 2022.
r
o kesehatan puskemas yang
o m
n
• Jumlah alat kesehatan puskesmas
s - sudah tersedia melalui
tp s
ht
jdih.kemkes.go.id
- 55 -
m l
No Menu Rincian Menu Indikator Capaian Definisi Operasional .
Cara Perhitungan h t Target
Kegiatan Kegiatan Hasil Jangka Pendek 0 22
Rehabilitasi n
melalui DAK Fisik Penguatan Sistem Sistem Kesehatan-2 tahun
h u dan telah
RS Kesehatan tahun 2022. 2022
- ta
• Jumlah sarana dihitung-3
dimanfaatkan dibagi
menggunakan volume dan satuan
r
o jumlah seluruh sarana RS
yang tercantum dalam RKn o m yang sudah tersedia
s - DAK.
u y
l dimanfaatkan.
telah seluruh prasarana RS yang tersedia melalui DAK Fisik
ttp
h
jdih.kemkes.go.id
- 56 -
m l
No Menu Rincian Menu Indikator Capaian Definisi Operasional .
Cara Perhitungan h t Target
Kegiatan Kegiatan Hasil Jangka Pendek 0 22
yang tercantum dalam RK DAK. -2 tersedia
RS yangnsudah
h u DAK Fisik
• Prasarana sudah
- ta
dimanfaatkan melalui
adalah prasarana yang sudah-3Penguatan Sistem
r
o Kesehatan tahun 2022)
dioperasionalkan sesuai standar dan
sudah dilaporkan dalamno
m
aplikasi dikali 100%.
s -
ke Kementerian
monitoring dan evaluasi
n
Kesehatan yaitu
m e e-renggar dan
ASPAK. e r
6) Penyediaan (seluruh rincian Persentase k
alat • Persentase
-p alat kesehatan RS yang (Jumlah alat kesehatan 100%
Alat menu) kesehatan RS yang / p m tersedia dan dimanfaatkan dari yang sudah tersedia
telah
Kesehatan RS tersedia dan /
telah 0 3 seluruh alat kesehatan RS yang melalui DAK Fisik
dimanfaatkan. 02
2 tersedia melalui DAK Fisik Penguatan Penguatan Sistem
d / 2
. i Sistem Kesehatan tahun 2022. Kesehatan tahun 2022 dan
m l
No Menu Rincian Menu Indikator Capaian Definisi Operasional .
Cara Perhitungan h t Target
Kegiatan Kegiatan Hasil Jangka Pendek 0 22
kesehatan yang kompeten sesuai dikali 100%. n -2
h u
standar dan sudah dilaporkan dalam
- ta
aplikasi monitoring dan evaluasi-3
Kementerian Kesehatan yaitu oe-
r
o m
renggar dan ASPAK.
s - n
7) Penguatan a) Pembanguna Persentase
ke kanker (Jumlah sarana layanan 100%
sarana • Persentase sarana layanan
n
Layanan n Layanan layanan kanker yang yang telah edisediakan dan kanker yang sudah
Unggulan RS Kanker tersedia dan telah e
dimanfaatkan
m
r dari seluruh sarana tersedia melalui DAK Fisik
dimanfaatkan.
-p
yang ktersedia melalui DAK Fisik Penguatan Sistem
p m
/Penguatan Sistem Kesehatan tahun Kesehatan tahun 2022 dan
3
/0 2022. telah dimanfaatkan dibagi
2
2 • Jumlah
/ 2 0 sarana dihitung jumlah seluruh sarana
tp s
h t
jdih.kemkes.go.id
- 58 -
m l
No Menu Rincian Menu Indikator Capaian Definisi Operasional .
Cara Perhitungan h t Target
Kegiatan Kegiatan Hasil Jangka Pendek 0 22
yaitu e-renggar dan ASPAK. n -2
h u alat kesehatan 100%
b) Penyediaan Persentase alat • Persentase alat kesehatan layanan (Jumlah
- ta
Alat kesehatan layanan kanker yang disediakan dan-3
layanan kanker yang
Kesehatan kanker yang tersedia dimanfaatkan melalui DAK Fisik
r
o sudah tersedia melalui
m
o tahun DAK Fisik Penguatan
Layanan dan telah Penguatan Sistem Kesehatan
s - n
kanker dimanfaatkan. 2022. k e Sistem Kesehatan tahun
e
• Jumlah alat kesehatan
n dihitung 2022 dan telah
menggunakane m
r satuan yang sama dimanfaatkan dibagi
dengan
- p
k satuan yang tercantum dalam jumlah seluruh alat
m
/RKp DAK. kesehatan layanan kanker
3
/0• Alat kesehatan sudah dimanfaatkan yang sudah tersedia
2 2
/ 2 0 adalah alat kesehatan yang sudah melalui DAK Fisik
: //w
tp s
ht
jdih.kemkes.go.id
- 59 -
m l
No Menu Rincian Menu Indikator Capaian Definisi Operasional Cara Perhitungan. h t Target
Kegiatan Kegiatan Hasil Jangka Pendek 0 22
c) Pembanguna Persentase sarana • Persentase sarana layanan (Jumlah n -2 layanan 100%
sarana
h u yang sudah
n Layanan layanan kardiovaskuler a
kardiovaskuler yang telah disediakan kardiovaskuler
- t
Kardiovaskul yang tersedia dan telah dan dimanfaatkan dari seluruh-3 tersedia melalui DAK Fisik
er dimanfaatkan. sarana yang tersedia melalui DAK
r
o Penguatan Sistem
o m
- n
Fisik Penguatan Sistem Kesehatan
s Kesehatan tahun 2022 dan
tahun 2022.
n ke telah dimanfaatkan dibagi
• Jumlah
m e
sarana dihitung jumlah seluruh sarana
menggunakane r volume dan satuan layanan kardiovaskuler
k -p dalam RK DAK.
yang tercantum yang sudah tersedia
m
p sudah dimanfaatkan adalah melalui DAK Fisik
• /Sarana
3
/0 sarana yang sudah dioperasionalkan Penguatan Sistem
2 2
/ 2 0 sesuai standar dan sudah dilaporkan Kesehatan tahun 2022)
a
d) Penyediaan m Persentase alat • Persentase alat kesehatan layanan (Jumlah alat kesehatan 100%
Alat.a
in kesehatan layanan kardiovaskuler yang disediakan dan layanan kardiovaskuler
w w
Kesehatan kardiovaskuler yang dimanfaatkan melalui DAK Fisik yang sudah tersedia
: //w Layanan tersedia dan telah Penguatan Sistem Kesehatan tahun melalui DAK Fisik
tp s
ht
jdih.kemkes.go.id
- 60 -
m l
No Menu Rincian Menu Indikator Capaian Definisi Operasional .
Cara Perhitungan h t Target
Kegiatan Kegiatan Hasil Jangka Pendek 0 22
Kardiovaskul dimanfaatkan. 2022. Penguatann -2 Sistem
h u tahun 2022 dan
er • Jumlah alat kesehatan dihitung Kesehatan
- ta
menggunakan satuan yang sama-3 telah dimanfaatkan dibagi
dengan satuan yang tercantum dalam
r
o jumlah seluruh alat
o m
RK DAK.
s - n kesehatan layanan
• Alat kesehatan sudah
n kedimanfaatkan kardiovaskuler yang sudah
e yang sudah tersedia melalui DAK Fisik
adalah alat kesehatan
m
e r
dioperasionalkan oleh tenaga Penguatan Sistem
k
kesehatan
p
- yang kompeten sesuai Kesehatan tahun 2022)
/ p m dan sudah dilaporkan dalam dikali 100%.
standar
/ 0 3 aplikasi monitoring dan evaluasi
0 22 Kementerian Kesehatan yaitu e-
d / 2
. i renggar dan ASPAK.
e) Pembanguna Persentase
a na sarana • Persentase sarana layanan paru yang (Jumlah sarana layanan 100%
n l y
Layanan ulayanan paru yang telah disediakan dan dimanfaatkan paru yang sudah tersedia
Paru a m tersedia dan telah dari seluruh sarana yang tersedia melalui DAK Fisik
a in dimanfaatkan.
w . melalui DAK Fisik Penguatan Sistem Penguatan Sistem
m l
No Menu Rincian Menu Indikator Capaian Definisi Operasional Cara Perhitungan. h t Target
Kegiatan Kegiatan Hasil Jangka Pendek 0 22
menggunakan volume dan satuan jumlah n -2 sarana
seluruh
h uparu yang sudah
yang tercantum dalam RK DAK. a
layanan
- t
• Sarana sudah dimanfaatkan adalah-3 tersedia melalui DAK Fisik
sarana yang sudah dioperasionalkan
r
o Penguatan Sistem
o m
- n
sesuai standar dan sudah dilaporkan
s Kesehatan tahun 2022)
ke
dalam aplikasi monitoring
n dan dikali 100%.
evaluasi e
Kementerian
m Kesehatan
e r dan ASPAK.
yaitu e-renggar
f) Penyediaan Persentase k
alat • Persentase
-p alat kesehatan layanan (Jumlah alat kesehatan 100%
Alat kesehatan layanan / p m yang disediakan dan layanan paru yang sudah
paru
Kesehatan paru yang tersedia dan / 0 3 dimanfaatkan melalui DAK Fisik tersedia melalui DAK Fisik
Layanan 0
telah dimanfaatkan. 22 Penguatan Sistem Kesehatan tahun Penguatan Sistem
d / 2
Paru
. i 2022. Kesehatan tahun 2022 dan
tp s
h t
jdih.kemkes.go.id
- 62 -
m l
No Menu Rincian Menu Indikator Capaian Definisi Operasional Cara Perhitungan. h t Target
Kegiatan Kegiatan Hasil Jangka Pendek 0 22
dioperasionalkan oleh tenaga Kesehatan n -2tahun 2022)
h u
kesehatan yang kompeten sesuai dikali
- ta 100%.
standar dan sudah dilaporkan dalam-3
aplikasi monitoring dan evaluasi o r
o
Kementerian Kesehatan nyaitu e-
m
renggar dan ASPAK. e
s -
g) Pembanguna Persentase sarana • Persentase sarana e nklayanan stroke (Jumlah sarana layanan 100%
n Layanan layanan stroke yang yang e rm disediakan dan stroke yang sudah tersedia
telah
Stroke tersedia dan telah k -p dari seluruh sarana melalui DAK Fisik
dimanfaatkan
dimanfaatkan. /p m tersedia melalui DAK Fisik Penguatan
yang Sistem
3
/0 Penguatan Sistem Kesehatan tahun Kesehatan tahun 2022 dan
2 2
/ 2 0 2022. telah dimanfaatkan dibagi
tp s
h t
jdih.kemkes.go.id
- 63 -
m l
No Menu Rincian Menu Indikator Capaian Definisi Operasional .
Cara Perhitungan h t Target
Kegiatan Kegiatan Hasil Jangka Pendek 0 22
evaluasi Kementerian Kesehatan n -2
h u
yaitu e-renggar dan ASPAK.
3 ta
-
h) Penyediaan Persentase alat • -
Persentase alat kesehatan layanan (Jumlah
r alat kesehatan
o layanan stroke yang sudah
100%
Alat kesehatan layanan stroke yang telah disediakan dan
m
o Fisik tersedia melalui DAK Fisik
Kesehatan stroke yang tersedia dimanfaatkan melalui DAK
- n
s tahun Penguatan
Layanan dan telah
k e
Penguatan Sistem Kesehatan Sistem
Stroke dimanfaatkan. 2022. e n Kesehatan tahun 2022 dan
• Jumlah alate m
r kesehatan dihitung telah dimanfaatkan dibagi
k -p satuan yang sama jumlah seluruh alat
menggunakan
/ p m satuan yang tercantum dalam kesehatan layanan stroke
dengan
/ 0 3 RK DAK. yang sudah tersedia
2
2 • Alat kesehatan sudah dimanfaatkan melalui DAK Fisik
/ 2 0
. id adalah alat kesehatan yang sudah Penguatan Sistem
tp s
h t
jdih.kemkes.go.id
- 64 -
m l
No Menu Rincian Menu Indikator Capaian Definisi Operasional .
Cara Perhitungan h t Target
Kegiatan Kegiatan Hasil Jangka Pendek 0 22
i) Penyediaan Persentase alat • Persentase alat kesehatan layanan (Jumlah nalat -2 kesehatan 100%
h uDM dan Hipertensi
Alat kesehatan layanan DM DM dan Hipertensi yang telah layanan
- ta
Kesehatan dan Hipertensi yang disediakan dan dimanfaatkan melalui-3 yang sudah tersedia
Layanan DM tersedia dan telah DAK Fisik Penguatan
r
o melalui DAK Fisik
Sistem
o m
dan dimanfaatkan. Kesehatan tahun 2022.
s - n Penguatan Sistem
Hipertensi • Jumlah alat kesehatan
n ke dihitung Kesehatan tahun 2022 dan
e yang sama telah dimanfaatkan dibagi
menggunakan satuan
m
e
dengan satuanr yang tercantum dalam jumlah seluruh alat
k
RK DAK.
-p kesehatan layanan DM dan
m
p kesehatan sudah dimanfaatkan Hipertensi yang sudah
• /Alat
3
/0 adalah alat kesehatan yang sudah tersedia melalui DAK Fisik
2 2
/ 2 0 dioperasionalkan oleh tenaga Penguatan Sistem
w
: //w
tp s
ht
jdih.kemkes.go.id
- 65 -
m l
No Menu Rincian Menu Indikator Capaian Definisi Operasional .
Cara Perhitungan h t Target
Kegiatan Kegiatan Hasil Jangka Pendek 0 22
8) Pembanguna (seluruh rincian Persentase S/P/A RS • Persentase S/P/A RS Pratama yang (Jumlah n- S/P/A
2 RS 100%
u
h yang tersedia
n RS Pratama menu) Pratama yang telah a
telah disediakan dan dimanfaatkan pratama
- t
dimanfaatkan. dari seluruh S/P/A RS Pratama-3 melalui DAK Fisik
yang sudah tersedia melalui DAK
r
o Penguatan Sistem
o m
- n
Fisik Penguatan Sistem Kesehatan
s Kesehatan tahun 2022 dan
tahun 2022.
n ke telah dimanfaatkan dibagi
• Jumlah S/P/A RS
m e Pratama dihitung jumlah S/P/A RS Pratama
e
menggunakan r satuan yang sama yang tersedia melalui DAK
k
dengan
-psatuan yang tercantum Fisik Penguatan Sistem
/p m
dalam RK DAK. Kesehatan tahun 2022)
/0 • 3 S/P/A sudah dimanfaatkan adalah: dikali 100%.
2 2
/ 2 0 a) RS Pratama telah memiliki izin
a . id operasional;
. a dioperasionalkan; dan
tp s
ht
jdih.kemkes.go.id
- 66 -
m l
No Menu Rincian Menu Indikator Capaian Definisi Operasional .
Cara Perhitungan h t Target
Kegiatan Kegiatan Hasil Jangka Pendek 0 22
Kementerian Kesehatan yaitu e- n -2
h u
renggar dan ASPAK.
3 - ta
9) Peningkatan (seluruh rincian Persentase S/P/A • -
Persentase S/P/A Labkesda yang Jumlah S/P/A Labkesda 100%
o r yang sudah tersedia
kapasitas menu) Labkesda yang tersedia telah tersedia dan dimanfaatkan
o m
Laboratorium memenuhi standar
- n Sistem melalui DAK Fisik
melalui DAK Fisik Penguatan
s
Kesehatan Biosafety Level 2 dan
ke
Kesehatan tahun 2022.
n
Penguatan Sistem
Daerah telah dimanfaatkan. • Jumlah
m e
S/P/A dihitung Kesehatan tahun 2022 dan
(Labkesda) e
menggunakan
r satuan yang sama telah dimanfaatkan dibagi
menuju k
dengan
-psatuan yang tercantum jumlah S/P/A Labkesda
standar BSL- /p m
dalam RK DAK. yang tersedia melalui DAK
2 /0 •3 S/P/A sudah dimanfaatkan adalah Fisik Penguatan Sistem
2 2
/ 2 0 S/P/A yang sudah dioperasionalkan Kesehatan tahun 2022)
. a
w w
://w
tp s
ht
jdih.kemkes.go.id
- 67 -
m l
5. Subbidang Kefarmasian
2 .ht
No Menu Rincian Menu Indikator Capaian Definisi Operasional 0 2
Cara Perhitungan Target
Kegiatan Kegiatan Hasil Jangka Pendek n- 2
h u
1) Penyediaan a) Penyediaan Persentase Puskesmas Proporsi Puskesmas penerima obat (Jumlah
- ta Puskesmas 92%
Obat dan Obat dengan ketersediaan bersumber DAK Fisik 2022 yang-3 penerima obat bersumber
Bahan Medis Esensial obat esensial memiliki ketersediaan obat esensial
r
o DAK Fisik 2022 yang
o m
Habis Pakai untuk minimal 80% dari obat dan BMHP
s - n memiliki minimal 80% obat
(BMHP) Pelayanan
n ke esensial dan BMHP dibagi
Kesehatan
m e dengan jumlah seluruh
Primer e r Puskesmas penerima obat
b) Penyediaan k - p bersumber DAK Fisik
BMHP untuk /p m 2022) dikali 100%
Pelayanan /0 3
2 2
Kesehatan
/ 2 0
Primer
. id
c) Penyediaan n a
Persentase Proporsi kabupaten/kota penerima obat Jumlah kabupaten/kota 100%
Obat ly a
kabupaten/kota bersumber DAK Fisik 2022 yang penerima obat program
u
Program am dengan ketersediaan memiliki ketersediaan obat program KIA KIA bersumber DAK Fisik
ain
w .
Kesehatan obat program KIA sebesar 100% 2022 yang memiliki
tp s
h t
jdih.kemkes.go.id
- 68 -
m l
No Menu Rincian Menu Indikator Capaian Definisi Operasional .
Cara Perhitungan h t Target
Kegiatan Kegiatan Hasil Jangka Pendek 0 22
d) Penyediaan jumlah n-
2 seluruh
h u
Obat
- ta
kabupaten/kota penerima
Program
Kesehatan o r-3obat program KIA
bersumber DAK Fisik 2022
o m
Anak
s - n dikali 100%
e
Penyediaan Persentase e nk
Proporsi kabupaten/kota penerima obat Jumlah kabupaten/kota 100%
Obat Program kabupaten/kota e
bersumber DAK rm Fisik 2022 yang penerima obat gizi
Gizi dengan ketersediaan memilikik
-p
ketersediaan obat program Gizi bersumber DAK Fisik 2022
obat Gizi /p m100%
sebesar yang memiliki
/ 0 3 ketersediaan obat program
a n kabupaten/kota penerima
I. KEBIJAKAN OPERASIONAL
ml
1. Kebijakan Operasional Umum meliputi:
t
a. Pemerintah Daerah tetap berkewajiban mengalokasikan dana
2.h
untuk kesehatan minimal 10% dari APBD sesuai dengan
02
ketentuan Pasal 171 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009
n-2
tentang Kesehatan, khususnya kegiatan yang langsung
menyentuh kepentingan masyarakat;
hu
b. DAK Fisik Bidang Kesehatan bukan dana utama dalam
a
3-t
penyelenggaraan pembangunan kesehatan di daerah, sehingga
r-
daerah dituntut lebih kreatif serta inovatif dalam memadukan
mo
semua potensi yang ada untuk pembangunan kesehatan dan
no
mengupayakan dengan sungguh-sungguh pemenuhan anggaran
pembangunan kesehatan;
c. Dinas Kesehatan provinsi
es-
sebagai
k koordinator dalam
en
perencanaan, pelaksanaan dan monitoring evaluasi DAK Fisik
erm
Kesehatan;
ww
jdih.kemkes.go.id
- 70 -
ml
j. pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan DAK Fisik
t
Bidang Kesehatan mengikuti ketentuan yang telah diatur oleh
2.h
Kementerian Keuangan dan Kementerian Dalam Negeri;
02
k. pemutakhiran data Aplikasi Sarana, Prasarana, dan Alat
n-2
Kesehatan (ASPAK) adalah input pemutakhiran (update) data
sarana, prasarana, dan alat kesehatan oleh Puskesmas/rumah
hu
sakit/Laboratorium kesehatan daerah (Labkesda) di sistem
a
3-t
informasi ASPAK secara berkala, yang selanjutnya divalidasi oleh
r-
Dinas Kesehatan provinsi/kabupaten/kota sesuai dengan tugas
mo
dan kewenangan masing-masing dalam perijinan;
pemutakhiran data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) Online
no
l.
adalah input pemutakhiran (update) data oleh RS di sistem
informasi RS online (SIRS
es-
Online)
k secara berkala, yang
en
selanjutnya divalidasi oleh Dinas Kesehatan
erm
DAK Fisik dengan menu yang sama di DAK selama 3 (tiga) tahun
ke belakang;
//w
jdih.kemkes.go.id
- 71 -
ml
dengan kelas
t
d. bagi rumah sakit rujukan regional sebagai pemenuhan
2.h
kebutuhan sarana, prasarana dan alat kesehatan guna
02
mendukung pencapaian peningkatan kelas B (bagi rumah sakit
n-2
rujukan regional yang belum memenuhi kelas B) atau untuk
meningkatkan satu tingkat bagi rumah sakit rujukan regional
hu
dengan kelas D;
a
3-t
e. bagi rumah sakit non rujukan digunakan untuk pemenuhan
r-
sarana, prasarana dan alat sesuai dengan standar kelas rumah
mo
sakit existing;
no
f. Penyediaan obat dan BMHP ditujukan untuk kebutuhan
pelayanan kesehatan dasar di puskesmas;
g. Dinas Kesehatan kabupaten/kota
es-
k dalam pelaksanaan
en
penyusunan rencana kebutuhan obat mengacu kepada Daftar
erm
kabupaten/kota;
/20
jdih.kemkes.go.id
- 72 -
BAB II
ml
TATA CARA PELAKSANAAN
t
DAK FISIK BIDANG KESEHATAN
2.h
02
A. SUBBIDANG PENGUATAN PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU DAN BAYI
n-2
1. Sarana Puskesmas Mampu PONED
Sarana Puskesmas Mampu PONED adalah untuk penguatan sarana
hu
pelayanan Ibu dan Anak Puskesmas mampu PONED atau Puskesmas
a
3-t
yang akan dijadikan Puskesmas mampu PONED.
r-
a. Renovasi/Penambahan ruang Puskesmas
mo
Renovasi / Penambahan ruang puskesmas adalah untuk
no
menambah ruang baru yaitu ruang tindakan dan gawat darurat
dan/atau ruang persalinan dan/atau ruang pasca persalinan dalam
es-
rangka peningkatan mutu pelayanan kesehatan dan dapat sekaligus
k
en
memperbaiki sebagian bangunan yang telah rusak berat.
erm
1) Persyaratan Umum
/03
puskesmas;
lya
jdih.kemkes.go.id
- 73 -
ml
konsultan perencana T-1 yang telah sesuai dengan
t
pedoman pembangunan dan peningkatan fungsi bangunan
2.h
puskesmas maka biaya pengembangan puskesmas
02
menggunakan dokumen tersebut;
n-2
g) Setiap pengembangan puskesmas harus memperhatikan
integrasi dengan bangunan existing dan sesuai dengan
hu
pedoman pembangunan dan peningkatan fungsi bangunan
a
3-t
puskesmas yang diterbitkan Direktorat Jenderal Pelayanan
r-
Kesehatan;
mo
h) Fasade (tampilan depan) puskesmas hasil perencanaan
no
harus sesuai dengan pedoman pembangunan dan
peningkatan fungsi bangunan puskesmas;
i) Melampirkan data Sarana k es-
yang telah diupdate dan
en
divalidasi dalam aplikasi ASPAK sesuai dengan kondisi riil
erm
2) Persyaratan Teknis
/20
meliputi:
htt
jdih.kemkes.go.id
- 74 -
ml
d. Set perawatan pasca persalinan.
t
Persyaratan Umum
2.h
1) Mengutamakan produk alat kesehatan dalam negeri;
02
2) Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri
n-2
Kesehatan Nomor 41 Tahun 2019 tentang Penghapusan dan
Penarikan Alat Kesehatan Bermerkuri di Fasilitas Pelayanan
hu
Kesehatan;
a
3-t
3) Penyediaan Alat Kesehatan mengacu pada Peraturan Menteri
r-
Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan
mo
Masyarakat;
no
4) Penyediaan Alat Kesehatan dilakukan oleh Dinas Kesehatan
kabupaten/kota;
es-
5) Penyediaan Alat Kesehatan untuk puskesmas yang tidak
k
en
memiliki alat, dan/atau mengganti alat yang sudah tidak dapat
erm
APBD;
.id
jdih.kemkes.go.id
- 75 -
ml
Penyediaan sarana rumah sakit mampu PONEK bertujuan untuk
t
penguatan pelayanan Ibu dan Anak Rumah Sakit PONEK sesuai standar
2.h
di Kab/ Kota lokus penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
02
Kematian Bayi (AKB) Tahun 2022. Penyediaan sarana rumah sakit
n-2
mampu PONEK meliputi pembangunan, rehabilitasi, dan renovasi pada
ruang Neonatal ICU (NICU) dan Pediatric ICU (PICU).
hu
a. Persyaratan Umum
a
3-t
1) Memiliki izin operasional rumah sakit yang masih berlaku sesuai
r-
ketentuan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 14 Tahun 2021
mo
tentang Standar Kegiatan Usaha dan Produk Pada
no
Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Sektor
Kesehatan;
2) Menyiapkan sumber daya
es-
manusia
k rumah sakit sesuai
en
ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2021 Tentang
erm
4) Mengisi data pada rumah sakit Online dengan lengkap dan telah
/03
masih berlaku;
na
jdih.kemkes.go.id
- 76 -
ml
peraturan perundangan yang berlaku;
t
2) Rehabilitasi dan renovasi dilakukan pada instalasi/Unit/Ruang
2.h
yang mengalami kerusakan sedang sampai berat. Kerusakan
02
bangunan dibuktikan dengan surat keterangan dari Dinas PU
n-2
daerah setempat;
3) Tersedianya Sertifikat Kepemilikan Tanah atau Dokumen
hu
Kepemilikan Tanah lainnya yang sah yang diperuntukkan bagi
a
3-t
rumah sakit;
r-
4) Tersedianya surat kesanggupan Kepala Daerah untuk
mo
memenuhi biaya pemeliharaan; dan
no
5) Tersedianya surat kesanggupan direktur rumah sakit untuk
mendukung penyelenggaraan PONEK di rumah sakit.
es-
k
en
4. Alat Kesehatan Rumah Sakit Mampu PONEK
erm
sakit Mampu PONEK meliputi alat kesehatan di ruang NICU dan PICU,
/03
setempat;
.ai
ASPAK;
htt
jdih.kemkes.go.id
- 77 -
ml
medis atau tenaga kesehatan lainnya) dalam mengoperasionalkan
t
alat; dan
2.h
g. Persyaratan teknis pemenuhan alat kesehatan yang mendukung
02
PONEK mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1051
n-2
Tahun 2008 tentang Pedoman Penyelenggaraan PONEK.
hu
5. Penguatan PSC 119
a
3-t
Penguatan Pusat Pelayanan Keselamatan Terpadu (PSC) 119 adalah
r-
untuk penguatan alat sistem informasi layanan PSC 119 yang meliputi
mo
penyediaan alat pengolahan data, sistem informasi, dan alat komunikasi
no
PSC 119, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Persyaratan Umum meliputi:
es-
1) Mempunyai SK Tim PSC 119 yang ditandatangi oleh Pimpinan
k
en
Daerah: Gubernur/Walikota/Bupati atau Kepala Dinas
erm
Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota
2) Membuat Surat Pernyataan dari Kepala Daerah atau Kepala
k-p
https://sirs.yankes.kemkes.go.id/fo/registrasi/psc.
.id
2) Memiliki ruangan khusus untuk call center PSC 119 baik gedung
sendiri maupun masih bergabung di Dinas Kesehatan
mu
Provinsi/Kabupaten/Kota.
.ai
119 dalam ruang petugas call center, ruang pertemuan, ruang kerja, dan
ps:
jdih.kemkes.go.id
- 78 -
lain, serta aplikasi dan alat pendukung lainnya yang dipersiapkan untuk
ml
terkoneksi dengan layanan 119 terintegrasi. Mengenai jumlah dan jenis
t
alat sistem informasi dan komunikasi yang akan diusulkan agar
2.h
disesuaikan dengan kebutuhan riil dan karateristik daerah berdasarkan
02
masukan dari tenaga IT Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota.
n-2
6. Unit Transfusi Darah (UTD)
hu
Kebijakan DAK Fisik tahun 2022 untuk UTD difokuskan untuk renovasi
a
3-t
gedung UTD, penyediaan alat kesehatan UTD, dan mobil UTD yang ada
r-
di rumah sakit. Hal ini dilaksanakan dalam rangka meningkatkan
mo
kualitas dan akses pelayanan darah. Renovasi gedung UTD, penyediaan
no
alat kesehatan UTD, dan mobil UTD mengacu pada Peraturan
Pemerintah Nomor 7 Tahun 2011 tentang Pelayanan Darah dan
es-
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 83 Tahun 2014 tentang Unit
k
en
Transfusi Darah, Bank Darah Rumah Sakit, dan Jejaring Pelayanan
erm
a. Persyaratan Umum
1) UTD milik Rumah Sakit Daerah;
/pm
ruang operasi;
5) Bangunan dan peralatan UTD merupakan unit pelayanan RS
//w
jdih.kemkes.go.id
- 79 -
ml
jawab rumah sakit; dan
t
8) Rumah sakit bertanggungjawab memenuhi SDM UTD sesuai
2.h
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 83 Tahun 2014 tentang
02
Unit Transfusi Darah, Bank Darah Rumah Sakit, dan Jejaring
n-2
Pelayanan Transfusi Darah.
b. Persyaratan Teknis
hu
1) Ketentuan terkait teknis bangunan, peralatan dan bahan habis
a
3-t
pakai UTD mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
r-
83 Tahun 2014 tentang Unit Transfusi Darah, Bank Darah
mo
Rumah Sakit, dan Jejaring Pelayanan Transfusi Darah;
no
2) Persyaratan minimal bangunan UTD mengacu pada Pedoman
Design Tipikal Bangunan UTD dengan mempertimbangkan kelas
kemampuan UTD sesuai
es-
kebutuhan
k dan kemampuan
en
memenuhi persyaratan UTD;
erm
7. Telekonsultasi
.id
jdih.kemkes.go.id
- 80 -
ml
1) Memiliki Surat Keputusan (SK) penetapan sebagai lokus
t
Pelayanan Telekonsultasi Medis dari Kepala Dinas Kesehatan
2.h
Provinsi/Kabupaten/Kota;
02
2) Memiliki SK Tim Pelayanan Telekonsultasi Medis yang
n-2
beranggotakan tenaga kesehatan dan administrasi/pengelola IT
oleh pimpinan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Peminta Konsultasi;
hu
3) Membuat surat pernyataan membutuhkan atau menjalankan
a
3-t
Pelayanan Telekonsultasi Medis yang ditandatangani di atas
r-
materai oleh pimpinan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Peminta
mo
Konsultasi.
no
b. Persyaratan Teknis
a. USG 2D Digital meliputi:
es-
a) Digital, grayscale, memiliki port USB dan LAN/Ethernet;
k
en
Dapat dibuktikan hasil pemeriksaan USG harus bisa
erm
JPG, PDF dan Video; memiliki port output untuk transfer file
(USB dan LAN) ke PC.
/pm
aplikasi pengukuran.
/20
dengan jelas.
.ai
b. CTG meliputi:
ww
a) portable;
b) color LCD display;
//w
jdih.kemkes.go.id
- 81 -
ml
h) built-in rechargeable battery;
t
i) 152 mm wide paper;
2.h
j) high sensivity;
02
k) internal memory;
n-2
l) port output transfer hasil pemeriksaan, format digital;
m) visual dan accoustic alarm; dan
hu
n) water resistant transponder.
a
3-t
c. Sistem Informasi
r-
a) Personal Computer (PC) All in One dengan kriteria:
mo
(1) layar 24 inch;
no
(2) core i5 atau i7;
(3) hard drive SSD minimal 512 GB; dan
(4) RAM minimal 8GB.
es-
k
en
b) Headset + Microphone dengan kriteria:
erm
d) Jaringan internet
/20
jdih.kemkes.go.id
- 82 -
ml
wilayahnya.
t
2.h
2) Persyaratan Teknis, meliputi:
02
a) persyaratan teknis dan spesifikasi jenis Makanan Tambahan
n-2
ibu hamil KEK, mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 51 Tahun 2016 tentang Standar Produk Suplementasi
hu
Gizi dan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
a
3-t
HK.01.07/MENKES/4631/2021 tentang Petunjuk Teknis
r-
Pengelolaan Pemberian Makanan Tambahan bagi Balita Gizi
mo
Kurang dan Ibu Hamil Kurang Energi Kronis;
no
b) penyediaan Makanan Tambahan ibu hamil KEK untuk
kabupaten/kota, dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan provinsi
es-
mulai dari tahap proses pengadaan, penyimpanan/ sewa
k
en
gudang dan distribusi sampai di Puskesmas; dan
erm
Energi Kronis.
/20
.id
dan
ww
jdih.kemkes.go.id
- 83 -
ml
a) persyaratan teknis dan spesifikasi jenis makanan tambahan
t
balita kurus (gizi kurang), mengacu pada Peraturan Menteri
2.h
Kesehatan Nomor 51 Tahun 2016 tentang Standar Produk
02
Suplementasi Gizi dan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
n-2
HK.01.07/MENKES/4631/2021 tentang Petunjuk Teknis
Pengelolaan Pemberian Makanan Tambahan bagi Balita Gizi
hu
Kurang dan Ibu Hamil Kurang Energi Kronis;
a
3-t
b) penyediaan makanan tambahan balita kurus (gizi kurang)
r-
untuk kabupaten/kota dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan
mo
provinsi mulai dari tahap proses pengadaan, penyimpanan
no
/sewa gudang, dan distribusi sampai di Puskesmas; dan
c) Dinas Kesehatan provinsi melampirkan surat pernyataan
terkait ketersediaan tempat
es-
k penyimpanan makanan
en
tambahan balita kurus (gizi kurang) di Dinas Kesehatan
erm
jdih.kemkes.go.id
- 84 -
ml
Puskesmas;
t
d) pengadaan alat antropometri yang terdiri dari alat ukur berat
2.h
badan digital, alat ukur panjang badan, alat ukur tinggi
02
badan, pita Lingkar Lengan Atas (LiLA) serta dilengkapi
n-2
dengan tas berbahan parasut; dan
e) Pemerintah Daerah tingkat kabupaten/kota dapat
hu
menyediakan biaya distribusi alat antropometri sampai ke
a
3-t
Puskesmas.
r-
mo
2) Persyaratan Teknis, meliputi:
no
a) alat ukur berat badan digital yang sudah divalidasi Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan sebanyak 1 (satu)
buah;
es-
k
en
b) alat ukur tinggi badan dan/atau panjang badan sebanyak 1
erm
(satu) buah (apabila alat ukur tinggi badan dan panjang badan
menyatu, maka cukup 1 (satu) buah). Namun jika terpisah,
k-p
b. Sanitarian Kit
.id
kabupaten/kota;
na
jdih.kemkes.go.id
- 85 -
ml
Dinas Kesehatan kabupaten/kota tentang kebutuhan dan
t
rencana penempatan sanitarian kit di Puskesmas;
2.h
f) Dinas Kesehatan kabupaten/kota melampirkan surat kepala
02
Dinas Kesehatan kabupaten/kota tentang data
n-2
sanitarian/petugas penanggung jawab kesehatan lingkungan
di Puskesmas;
hu
g) Dinas Kesehatan kabupaten/kota menyediakan reagen yang
a
3-t
digunakan untuk pemeriksaan kesehatan lingkungan yang
r-
diperlukan serta tempat penyimpanan reagen yang sesuai;
mo
dan
no
h) Dinas Kesehatan kabupaten/kota merawat dan melakukan
kalibrasi sanitarian kit sesuai dengan aturan yang berlaku.
kes-
en
2) Persyaratan Teknis, meliputi:
erm
udara.
htt
jdih.kemkes.go.id
- 86 -
ml
Parameter mengacu kepada Keputusan Menteri Kesehatan
t
Nomor 942 Tahun 2003 tentang Pedoman Persyaratan
2.h
Hygiene Sanitasi Makanan Jajanan, Keputusan Menteri
02
Kesehatan Nomor 1098 Tahun 2003 tentang Hygiene
n-2
Sanitasi Rumah Makan dan Restoran, Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 1096 Tahun 2011 tentang Higiene Sanitasi
hu
Jasaboga, Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2 Tahun
a
3-t
2013 tentang Kejadian Luar Biasa Keracunan Pangan, dan
r-
Peraturan Menteri Kesehatan No. 43 Tahun 2014 tentang
mo
Higiene Sanitasi Depot Air Minum. Adapun parameter yang
no
diukur antara lain:
(1) parameter kimia yang dapat memeriksa kandungan
es-
bahan kimia berbahaya pada pangan siap saji, minimal
k
en
mampu memeriksa keberadaan Methanyl Yellow,
erm
lain:
(1) parameter fisika yang dapat memeriksa kualitas fisika air
//w
kekeruhan;
htt
jdih.kemkes.go.id
- 87 -
ml
Nitrat (NO3) 50mg/l, Sianida 0,07 mg/l, Aluminium 0,2
t
mg/l, Besi 0,3 mg/l, Kesadahan 500mg/l, Klorida 250
2.h
mg/l, Mangan 0,4 mg/l, pH digital, Seng 3 mg/l, Sulfat
02
250 mg/l, Tembaga 2 mg/l, Amonia 1,5 mg/l, Sisa klor 5
n-2
mg/l, dan Total krom;
(3) parameter mikrobiologi berupa alat pengukur parameter
hu
mikrobiologi air yang dapat memeriksa keberadaan
a
3-t
bakteri dalam air, minimal E. coli dan coliform; peralatan
r-
photometer yang dapat mengukur kualitas kimia dan
mo
mikrobiologi pada media pangan dan air.
no
d) peralatan pengukuran mikrobiologi terdiri dari inkubator
dan colony counter digital;
es-
e) peralatan pendukung terdiri dari pencacah sampel/blender,
k
en
mortar, pestel, global positioning system, coolbox, pinset,
erm
c. Kesling Kit
22
kabupaten/kota;
c) kesling kit terdiri dari alat pengukur kualitas udara, alat
mu
jdih.kemkes.go.id
- 88 -
ml
Dinas Kesehatan kabupaten/kota tentang data
t
sanitarian/petugas penanggung jawab kesehatan lingkungan
2.h
di Dinkes kabupaten/kota;
02
g) Dinas Kesehatan kabupaten/kota menyediakan reagen untuk
n-2
keberlanjutan penggunaan kesling kit serta tempat
penyimpanan reagen yang sesuai; dan
hu
h) Dinas Kesehatan kabupaten/kota merawat dan melakukan
a
3-t
kalibrasi kesling kit sesuai dengan aturan yang berlaku.
r-
mo
2) Persyaratan Teknis
no
a) Alat Pengukur Kualitas Udara
Parameter mengacu kepada Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 1077/MENKES/PER/V/2011
es-
k tentang Pedoman
en
Penyehatan Udara dalam Ruang Rumah. Adapun parameter
erm
jdih.kemkes.go.id
- 89 -
ml
kuman di udara untuk mengukur jumlah kuman di udara
t
< 700 CFU/m3.
2.h
b) Alat Pengujian Kualitas Pangan
02
Parameter mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan
n-2
Nomor 942/MENKES/DK/VII/2003 tentang Pedoman
Persyaratan Hygiene Sanitasi Makanan Jajanan, Keputusan
hu
Menteri Kesehatan Nomor 1098/MENKES/SK/VII/2003
a
3-t
tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi Rumah Makan dan
r-
Restoran, Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
mo
1096/MENKES/PER/VI/2011 tentang Higiene Sanitasi
no
Jasaboga, Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2 Tahun 2013
tentang Kejadian Luar Biasa Keracunan Pangan, dan
es-
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2014 tentang
k
en
Higiene Sanitasi Depot Air Minum. Adapun parameter yang
erm
Enterobacteriacae; dan
na
jdih.kemkes.go.id
- 90 -
ml
antara lain warna, total zat padat terlarut (TDS), dan
t
kekeruhan;
2.h
(2) parameter kimia berupa alat pengukur parameter kimia
02
air yang dapat memeriksa kualitas kimia air antara lain
n-2
Arsen 0,01 mg/l, Fluorida 1,5 mg/l, Nitrit (NO2) 3mg/l,
Nitrat (NO3) 50mg/l, Sianida 0,07 mg/l, Aluminium 0,2
hu
mg/l, Besi 0,3 mg/l, Kesadahan 500mg/l, Klorida 250
a
3-t
mg/l, Mangan 0,4 mg/l, pH digital, Seng 3 mg/l, Sulfat
r-
250 mg/l, Tembaga 2 mg/l, Amonia 1,5 mg/l, Sisa klor 5
mo
mg/l, dan Total krom; dan
no
(3) parameter mikrobiologi berupa alat pengukur parameter
mikrobiologi air yang dapat memeriksa keberadaan bakteri
es-
dalam air, minimal E. coli dan Coliform.
k
en
d) Alat Pengukur Kualitas Air Limbah
erm
jdih.kemkes.go.id
- 91 -
ml
1. Bahan Habis Pakai (BHP)
t
a. R0 dan BHP Skrining HIV dan Reagen Sifilis
2.h
R0 dan BHP Skrining HIV yang dimaksud adalah penyediaan R0
02
(Rapid 1 HIV) dan reagen sifilis untuk skrining HIV dan sifilis pada
n-2
ibu hamil.
1) Persyaratan Umum, meliputi:
hu
a) penyediaan R0 dan reagen sifilis oleh Dinas kesehatan
a
3-t
kabupaten/kota dengan target sasaran minimal 80% ibu
r-
hamil dilakukan skrining HIV dan Sifilis;
mo
b) kabupaten/kota yang mengusulkan penyediaan R0 dan
no
reagen sifilis harus melampirkan laporan skrining HIV dan
Sifilis pada ibu hamil pada tahun sebelumnya; dan
es-
c) pencatatan dan pelaporan hasil skrining HIV dan Sifilis
k
en
setiap fasyankes dilaporkan secara rutin menggunakan
erm
sifilis pada ibu hamil tahun 2020 dan 2021 per Puskesmas
htt
jdih.kemkes.go.id
- 92 -
ml
distribusi dan target pemeriksaan HIV dan sifilis pada ibu
t
hamil tahun 2022 per Puskesmas.
2.h
02
b. Cartridge TCM
n-2
Cartridge TCM TBC adalah bahan habis pakai yang digunakan
untuk deteksi dini dan diagnosis TBC secara cepat.
hu
1) Persyaratan Umum, meliputi:
a
3-t
a) pengadaan cartridge TCM oleh Dinas Kesehatan
r-
kabupaten/kota yang memiliki alat Tes Cepat Molekuler
mo
(TCM) yang ditempatkan di fasilitas pelayanan kesehatan
no
(Puskesmas/RS/BPKPM/BBLK/BLK) dan memiliki sumber
daya manusia yang terlatih;
es-
b) sasaran penggunaan cartridge TCM adalah terduga TBC,
k
en
terduga TBC resistan obat, koinfeksi TBC HIV/ODHA, kasus
erm
berjenjang.
2) Persyaratan Teknis, meliputi:
22
jdih.kemkes.go.id
- 93 -
ml
non-OAT); dan
t
e) distribusi cartridge dari Dinas Kesehatan kabupaten/kota ke
2.h
fasyankes harus disesuaikan dengan sisa stok yang ada di
02
fasyankes.
n-2
c. BMHP Gula Darah
hu
BMHP gula darah yang dimaksud adalah penyediaan strip gula
a
3-t
darah, lancet dan alkohol swab untuk pemeriksaan deteksi dini
r-
faktor risiko PTM pada penduduk usia >15 tahun ke atas.
mo
Persyaratan Umum, meliputi:
no
a) penyediaan BMHP Gula darah oleh Dinas kesehatan
kabupaten/kota yang akan didistribusikan ke puskesmas
es-
dengan target sasaran penduduk usia >15 tahun ke atas;
k
en
b) Target sasaran penduduk usia >15 tahun ke atas ditetapkan
erm
d. Larvasida Malaria
.ai
jdih.kemkes.go.id
- 94 -
ml
sesuai dengan formulasinya; dan
t
2) Larvasida kimia, yaitu larvasida yang menggunakan bahan aktif
2.h
yang bersifat menghambat pertumbuhan serangga/ Insect
02
Growth Regulator (IGR): waktu aplikasi sangat cocok pada awal
n-2
musim hujan atau pada saat larva masih sedikit untuk
mencegah meningkatnya populasi serangga, cara aplikasi dapat
hu
langsung disebarkan pada genangan air, rawa, kolam/tambak
a
3-t
yang tidak terurus dan lain-lain. Pada tempat perindukan yang
r-
mempunyai dasar lumpur, aplikasi larvasida digantung pada
mo
kain kasa.
no
Persyaratan Teknis, meliputi:
(1) larvasida telah memiliki ijin dari Kementerian Pertanian;
es-
(2) bahan aktif berupa larvasida biologis/ Insect Growth
k
en
Regulator (IGR);
erm
e. Kelambu Malaria
.id
1) Persyaratan Umum
.ai
jdih.kemkes.go.id
- 95 -
ml
Panjang = 180-190 cm; lebar = 180-190 cm; tinggi = minimal
t
180 cm;
2.h
c) ukuran benang (denier) minimal 100;
02
d) jenis insektisida, golongan sintetik pyrethroid atau PBO;
n-2
e) tali pengikat minimal pada setiap sudut bagian atas;
f) setiap lembar dikemas dengan plastik dan setiap 50 lembar
hu
dikemas menjadi satu bal; dan
a
3-t
g) Setiap lembar harus disertai dengan cara penggunaan dan
r-
perawatan (bisa dilembar terpisah atau dicetak pada
mo
kemasan plastik).
no
2. Peralatan, meliputi:
a. Spraycan k es-
en
Spraycan merupakan alat semprot yang digunakan untuk
erm
jdih.kemkes.go.id
- 96 -
ml
kurang lebih 757 ml per liter pada tekanan 40 PSI. Lebar kipas
t
adalah 75-80 cm.
2.h
02
b. Posbindu Kit/Lansia Kit
n-2
Penyediaan alat dan bahan habis pakai untuk deteksi dini faktor
risiko PTM di pos pembinaan terpadu (Posbindu) maupun posyandu
hu
lansia yang meliputi, antara lain: Alat pengukuran tekanan darah,
a
3-t
pengukuran gula darah, kolesterol dan asam urat, pengukuran tinggi
r-
badan (TB)/berat badan (BB), lingkar perut, pengukuran indeks
mo
massa tubuh. Selain pemeriksaan dan pengukuran, juga dilakukan
no
wawancara perilaku berisiko dan edukasi perilaku gaya hidup sehat.
Sasaran deteksi dini adalah setiap warga negara berusia 15 tahun ke
es-
atas di suatu desa /kelurahan/ institusi, dengan pelaksanaannya
k
en
oleh kader terlatih. Setiap 1 (satu) Posbindu/Lansia kit terdiri dari:
erm
1) tensimeter digital;
2) stetoskop dewasa;
k-p
gula darah;
6) alat pengukur/test daerah portable/ rapid diagnostic test untuk
22
kolesterol;
/20
asam urat;
na
8) strip uji gula darah 200 strip ( strip disesuaikan dengan alat
lya
10) strip uji asam urat 100 strip (strip disesuaikan dengan alat
.ai
jdih.kemkes.go.id
- 97 -
ml
18) alcohol swab 100 buah;
t
19) blood lancet/ jarum lancet;
2.h
20) kotak penyimpan jarum bekas/ safety box 5 l; dan
02
21) lembar daftar isi paket lansia kit.
n-2
D. SUBBIDANG PENGUATAN SISTEM KESEHATAN
hu
1. Pembangunan dan Rehabilitasi Puskesmas
a
3-t
a. Pembangunan Puskesmas baru (kecamatan tanpa puskesmas)
r-
Pembangunan puskesmas baru di kecamatan tanpa puskesmas
mo
adalah pembangunan puskesmas baru yang sudah siap
no
dioperasionalkan (termasuk prasarana jaringan listrik gedung
Puskesmas, perpipaan air bersih, dan air kotor dalam gedung
es-
Puskesmas) dengan alur dan zonasi pelayanan sesuai dengan
k
en
pedoman pembangunan dan peningkatan fungsi bangunan
erm
jdih.kemkes.go.id
- 98 -
ml
bangunan puskesmas puskesmas maka biaya
t
pembangunan puskesmas menggunakan dokumen
2.h
tersebut;
02
f) Tersedia lahan sesuai dengan persyaratan; dan
n-2
g) Setiap pembangunan gedung puskesmas harus
memperhatikan pedoman pembangunan dan peningkatan
hu
fungsi bangunan puskesmas yang diterbitkan Direktorat
a
3-t
Jenderal Pelayanan Kesehatan.
r-
mo
2) Persyaratan Teknis, meliputi:
no
a) untuk pembangunan puskesmas perlu diperhatikan antara
lain ketersediaan infrastruktur pendukung (akses jalan,
es-
sumber air bersih, jaringan listrik);
k
en
b) tersedianya kesanggupan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
erm
bagi Puskesmas;
/03
tanah; dan
/20
wilayah di Kabupaten/Kota.
na
jdih.kemkes.go.id
- 99 -
ml
terkait penjelasan dana analisis kebutuhan akan adanya
t
renovasi/penambahan ruang puskesmas;
2.h
b) menyampaikan bukti pernyataan rusak atau rusak berat
02
kondisi bangunan puskesmas dari dinas pekerjaan umum
n-2
sehingga perlu melakukan renovasi/penambahan ruang;
c) untuk penambahan ruang puskesmas secara fungsi baik
hu
arsitektur, struktur maupun utilitas berubah maka harus
a
3-t
dilakukan perubahan pada asset bangunan sesuai dengan
r-
peraturan yang berlaku;
mo
d) tersedia lahan sesuai dengan persyaratan peraturan yang
no
berlaku;
e) melampirkan analisis komponen biaya pembangunan dari
dinas pekerjaan umum setempat; k es-
en
f) bagi yang mempunyai DED Pengembangan Puskesmas dari
erm
Kesehatan;
.id
kabupaten/kota.
ww
2) Persyaratan Teknis
Renovasi/Penambahan ruang Puskesmas harus sesuai
//w
jdih.kemkes.go.id
- 100 -
ml
2. Prasarana Puskesmas
t
Penyediaan prasarana puskesmas meliputi penyediaan ambulans,
2.h
instalasi pengolah limbah, prasarana listrik (khusus solar cell), pusling
02
roda dua, serta prasarana air bersih.
n-2
Ketentuan Umum:
a. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota membuat surat
hu
pernyataan kesanggupan untuk memenuhi biaya operasional (biaya
a
3-t
bahan bakar, biaya pemeliharaan dan lain-lain), tidak
r-
mengalihfungsikan kendaraan menjadi kendaraan
mo
penumpang/pribadi/ operasional di luar pelayanan kesehatan, dan
no
menyediakan tenaga yang mampu mengoperasionalkan kendaraan.
b. Tidak diperkenankan memasang lambang partai, foto kepala
daerah, dan atribut kegiatan politik. k es-
en
c. Peralatan kesehatan penunjang mengacu pada Buku Panduan
erm
a. Ambulans
/20
penunjang Ambulans.
lya
Tahun 2019.
b. Pusling roda dua
//w
jdih.kemkes.go.id
- 101 -
ml
c. Instalasi pengolah limbah
t
Penyediaan Instalasi Pengolah Limbah terdiri atas:
2.h
a) Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL).
02
IPAL digunakan untuk mengolah air limbah dari hasil kegiatan
n-2
yang menggunakan air di Puskesmas (air dari ruang pelayanan,
air KM/WC, air wastafel, air dari laboratorium, air dari dapur,
hu
air dari ruang cuci, dll).
a
3-t
b) Tempat Penyimpanan Sementara (TPS) limbah B3.
r-
TPS limbah B3 digunakan untuk penyimpanan sementara
mo
Limbah Berbahaya dan Beracun (B3) di Puskesmas sebelum
no
dilakukan pengangkutan limbah B3, pengolahan limbah,
dan/atau penimbunan limbah B3. TPS Limbah B3 harus
memiliki izin penyimpanan
es-
limbah
k B3 dari Dinas yang
en
menangani terkait lingkungan hidup di kabupaten/kota.
erm
c) Freezer/Cold storage
Freezer/Cold storage digunakan untuk menyimpan limbah
k-p
jdih.kemkes.go.id
- 102 -
ml
kondisi dan letak geografis/topografi daerah;
t
(d) Dapat mengalokasikan dana penunjang untuk biaya
2.h
konsultan perencana dan pengawas dalam penyediaan
02
IPAL.
n-2
(e) Effluent air limbah yang keluar dari instalasi tersebut
harus dapat memenuhi Peraturan Menteri Lingkungan
hu
Hidup Nomor 5 Tahun 2014 tentang Baku Mutu Air
a
3-t
Limbah; Lampiran XLIV: Baku Mutu Air Limbah Bagi
r-
Usaha Dan/Atau Kegiatan Fasilitas Pelayanan Kesehatan
mo
atau peraturan daerah setempat;
no
(f) Garansi IPAL minimal 1 (satu) tahun;
(g) Garansi purna jual IPAL minimal 5 (lima) tahun;
es-
(h) Penyedia jasa wajib melakukan pelatihan pengoperasian
k
en
dan pemeliharaan IPAL bagi petugas Puskesmas; dan
erm
puskesmas;
na
jdih.kemkes.go.id
- 103 -
ml
(p) Semua air limbah puskesmas dialirkan langsung ke IPAL,
t
kecuali untuk air limbah dari ruang laboratorium,
2.h
laundry, dan instalasi gizi/dapur harus dilakukan
02
pengolahan pendahuluan (pre-treatment) terlebih dahulu
n-2
sebelum dialirkan ke IPAL.
Dalam pemilihan jenis dan teknologi Instalasi Pengolah Air
hu
Limbah (IPAL) harus memperhatikan:
a
3-t
(a) Kekuatan konstruksi bangunan;
r-
(b) Teknologi IPAL yang dipilih harus sudah terbukti effluent
mo
(keluaran) air limbah hasil pengolahannya telah
no
memenuhi Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor
5 Tahun 2014 tentang Baku Mutu Air Limbah dan
es-
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
k
en
Nomor 68 Tahun 2016 tentang Baku Mutu Air Limbah
erm
dihasilkan.
.id
jdih.kemkes.go.id
- 104 -
ml
dan tabung gas atau container bertekanan dapat disimpan di
t
tempat penyimpanan limbah paling lama 90 hari untuk
2.h
limbah B3 yang dihasilkan sebesar 50 kg per hari atau lebih
02
dari 180 hari untuk limbah B3 yang dihasilkan kurang dari
n-2
50 kg per hari untuk limbah B3 kategori 1.
(a) Persyaratan Umum
hu
(1) Limbah B3 meliputi limbah dengan karakteristik
a
3-t
infeksius; benda tajam, patologis, bahan kimia
r-
kedaluwarsa atau sisa kemasan, bahan radioaktif,
mo
farmasi, sitotoksik, peralatan medis yang memiliki
no
kandungan logam berat tinggi dan tabung gas atau
container bertekanan;
es-
(2) Perhitungan terhadap pembangunan TPS Limbah B3
k
en
dilakukan berdasarkan analisis kebutuhan,
erm
puskesmas;
/20
cukup;
jdih.kemkes.go.id
- 105 -
ml
dengan memasang pagar pengaman dan gembok
t
pengunci pintu TPS dengan penerangan luar yang
2.h
cukup serta ditempel nomor telephone darurat seperti
02
kantor satpam, rumah sakit, kantor pemadam
n-2
kebakaran, dan kantor polisi terdekat;
(6) TPS dilengkapi dengan papan bertuliskan TPS
hu
Limbah B3, tanda larangan masuk bagi yang tidak
a
3-t
berkepentingan, simbol B3 sesuai dengan jenis
r-
limbah B3, dan titik koordinat lokasi TPS;
mo
(7) TPS Dilengkapi dengan tempat penyimpanan Standar
no
Prosedur Operasional (SPO) Penanganan limbah B3,
SPO kondisi darurat, dan buku pencatatan (logbook)
limbah B3;
es-
k
en
(8) TPS Dilakukan pembersihan secara periodik dan
erm
pemeliharaan; dan
(3) Garansi purna jual minimal 1 tahun.
//w
jdih.kemkes.go.id
- 106 -
ml
B3;
t
(2) Peletakan Freezer/Cold storage berada di dalam TPS
2.h
limbah B3;
02
(3) Freezer/Cold storage diberikan simbol dan label
n-2
limbah B3 sesuai dengan karakterisktik limbah B3
yang ada di dalamnya;
hu
(4) Freezer/Cold storage memiliki temperatur sama
a
3-t
dengan atau lebih kecil dari 0 derajat celcius; dan
r-
(5) Kapasitas Freezer/ Cold storage menyesuaikan
mo
dengan kondisi timbulan limbah B3 di Puskesmas.
no
d. Prasarana listrik
es-
Solar Cell atau panel surya merupakan energi alternatif untuk
k
en
Puskesmas yang berada di daerah yang sulit mendapatkan bahan
erm
a) Persyaratan Umum
(1) Puskesmas tersebut belum mempunyai energi alternatif lain
22
berfungsi.
.id
Cell.
ww
Prosedur (SOP).
jdih.kemkes.go.id
- 107 -
ml
apabila diperlukan.
t
b) Persyaratan Teknis
2.h
(1) Puskesmas menyampaikan usulan secara tertulis
02
berdasarkan analisis kebutuhan ke Dinas Kesehatan
n-2
Kabupaten/Kota.
(2) Puskesmas harus menyediakan lahan atau tempat dimana
hu
Solar Cell tersebut diletakkan.
a
3-t
(3) Solar Cell hanya menyuplai kebutuhan listrik di
r-
lingkungan/komplek Puskesmas dan dilarang
mo
pemanfaatannya di luar lingkungan Puskesmas.
Solar Cell
no
(4) Kapasitas disesuaikan dengan kebutuhan
Puskesmas dengan minimal kapasitas10 KVA
es-
(5) Puskesmas membuat RAB dan TOR yang telah disetujui oleh
k
en
bagian teknis.
erm
bersih (sumur, mata air, atau badan air) dan instalasi pengolahan
ww
Pemandian Umum.
jdih.kemkes.go.id
- 108 -
a) Persyaratan Umum
ml
(1) Puskesmas tersebut belum mempunyai prasarana air bersih
t
atau sudah mempunyai prasarana air bersih tapi dalam
2.h
kondisi rusak;
02
(2) Bagi puskesmas yang sudah memiliki tapi dalam kondisi
n-2
rusak didukung dengan surat pernyataan kepala dinas
kesehatan kabupaten/kota dan kepala dinas teknis
hu
setempat;
a
3-t
(3) Mempunyai lahan siap bangun, lahan tidak dalam sengketa,
r-
mempunyai sertifikat tanah, sudah dilakukan perataan,
mo
pemadatan dan pematangan tanah;
no
(4) Perhitungan pengadaan prasarana air bersih dilakukan
berdasarkan analisis kebutuhan, pertimbangan operasional,
es-
serta kondisi dan letak geografis/topografi daerah;
k
en
(5) Prasarana air bersih Puskesmas harus memenuhi
erm
Pemandian Umum;
/03
tahun;
na
tahun;
(9) Penyedia jasa wajib melakukan pelatihan pengoperasian dan
mu
Prosedur (SOP).
ww
b) Persyaratan Teknis
(1) Pembangunan prasarana air bersih berada pada
//w
lingkungan Puskesmas;
ps:
jdih.kemkes.go.id
- 109 -
ml
air baku sebanyak 100% dari jumlah pemakaian air bersih
t
di puskesmas tiap harinya;
2.h
(4) Puskesmas membuat perencanaan DED prasarana air
02
bersih dan jaringannya serta RAB, unit cost yang ditetapkan
n-2
dinas teknis (Dinas PU) Pemda setempat diketahui oleh
bupati/walikota atau oleh konsultan perencana yang telah
hu
dikontrak;
a
3-t
(5) Membuat surat pernyataan kesanggupan membiayai
r-
pelaksanaan operasional dan pemeliharaan yang
mo
ditandatangani oleh kepala dinas kesehatan dan diketahui
no
oleh bupati/walikota sebelum pekerjaan pembangunan
dimulai;
(6)
es-
Membuat surat pernyataan kesanggupan membiayai uji
k
en
laboratorium lingkungan terhadap baku mutu air bersih
erm
harus memperhatikan:
lya
jdih.kemkes.go.id
- 110 -
ml
(d) Mudah mencari suku cadangnya;
t
(e) Biaya operasional yang tidak besar (listrik,
2.h
pemeliharaan alat) disediakan oleh pemerintah daerah
02
di luar DAK; dan
n-2
(f) Harus dipasang alat pengukur debit.
(g) Pemerintah daerah dan pihak Puskesmas harus
hu
menyediakan dana untuk tenaga operator dan biaya
a
3-t
operasional lainnya.
r-
mo
3. Penyediaan alat kesehatan Puskesmas
no
Penyediaan alat kesehatan puskesmas meliputi:
a. set pemeriksaan umum;
b. set dokter layanan primer (DLP);
es-
k
en
c. set gawat darurat termasuk EKG;
erm
i. set laboratorium.
22
berikut:
.id
Kesehatan;
na
jdih.kemkes.go.id
- 111 -
ml
standar alat kesehatan puskesmas mengacu pada Peraturan
t
Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan
2.h
Masyarakat;
02
5) melampirkan data alat kesehatan yang telah diupdate dan divalidasi
n-2
pada ASPAK sesuai dengan kondisi riil Puskesmas yang diketahui
Kepala Dinas Kesehatan kabupaten/kota; dan
hu
6) Memiliki surat/dokumen pernyataan Kepala Dinas Kesehatan
a
3-t
kabupaten/kota tentang ketersediaan tenaga kesehatan yang
r-
mampu mengoperasionalkan peralatan, dan kesanggupan
mo
membiayai operasional, serta pemeliharaan bersumber dana APBD.
no
4. Pembangunan dan Rehabilitasi Rumah Sakit
es-
Pembangunan dan rehabilitasi rumah sakit dilaksanakan untuk
k
en
memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan di rumah sakit sesuai
erm
dan
c. rehabilitasi berupa perbaikan aset tetap yang rusak sebagian
22
direhabilitasi;
ww
d) mengisi data pada rumah sakit Online dengan lengkap dan telah
dilakukan validasi oleh Dinas Kesehatan Provinsi;
//w
jdih.kemkes.go.id
- 112 -
ml
pekerjaan umum setempat.
t
2) Persyaratan Teknis, meliputi:
2.h
a) pembangunan baru ruang rawat inap diutamakan kelas III
02
untuk pencapaian standar pemenuhan tempat tidur perawatan
n-2
minimal 30% sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan;
b) pembangunan baru ruang intensif (ICU, ICCU, NICU, dan PICU)
hu
dilakukan untuk memenuhi ketersediaan total tempat tidur di
a
3-t
ruang intensif yang dipersyaratkan pada Peraturan Pemerintah
r-
Nomor 47 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang
mo
Perumahsakitan;
no
c) rehabilitasi dan renovasi dilakukan pada instalasi/Unit/Ruang
yang mengalami kerusakan sedang sampai berat. Kerusakan
es-
bangunan dibuktikan dengan surat keterangan dari Dinas PU
k
en
daerah setempat;
erm
3) Acuan Normatif
a) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 Tahun 2020 tentang
22
jdih.kemkes.go.id
- 113 -
c) mengisi data pada rumah sakit Online dengan lengkap dan telah
ml
dilakukan validasi oleh Dinas Kesehatan Provinsi;
t
d) mengisi data pada ASPAK dengan lengkap dan telah dilakukan
2.h
validasi oleh Dinas Kesehatan setempat;
02
e) melampirkan Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang
n-2
menggambarkan:
(1) justifikasi kebutuhan pembangunan (gambaran kondisi
hu
eksisting dan gambaran kebutuhan pelayanan);
a
3-t
(2) rencana pengembangan kapasitas dan ketersediaan lahan;
r-
dan
mo
(3) jadwal pelaksanaan kegiatan pembangunan, mulai dari
no
perencanaan konstruksi s/d pelaksanaan konstruksi.
f) melampirkan dokumen masterplan yang masih berlaku
es-
(highlight bagian instalasi/ruang/unit yang diusulkan);
k
en
g) melampirkan sertifikat kepemilikan tanah atau dokumen
erm
5) Lingkup Pembangunan
.ai
jdih.kemkes.go.id
- 114 -
ml
Ruang perawatan intensif
t
(1) Ruang perawatan intensif dapat terdiri dari Ruang ICU.
2.h
(2) Kapasitas ruang perawatan intensif minimal 10% dari
02
jumlah tempat tidur, dengan rincian jumlah tempat tidur
n-2
ICU minimal 6% dan jumlah tempat tidur perawatan intensif
lainnya 4%, sesuai peraturan perundangan
hu
(3) Persyaratan teknis bangunan dan prasarana ruang
a
3-t
perawatan intensif sesuai acuan normatif di atas.
r-
c. High Care Unit (HCU)
mo
Ruang perawatan intensif
no
(1) Ruang perawatan intensif dapat terdiri dari Ruang HCU.
(2) Kapasitas ruang perawatan intensif minimal 10% dari
es-
jumlah tempat tidur, dengan rincian jumlah tempat tidur
k
en
ICU minimal 6% dan jumlah tempat tidur perawatan intensif
erm
Rawat Inap kelas III paling sedikit 30% dari jumlah tempat tidur,
/20
f. Ruang operasi
(1) Rasio jumlah Ruangan Operasi RS dapat mengacu kepada
mu
jdih.kemkes.go.id
- 115 -
ml
(4) memiliki akses yang cepat dan mudah ke ruang operasi,
t
ruang radiologi, laboratorium, farmasi, dan kebidanan; dan
2.h
(5) persyaratan teknis bangunan dan prasarana ruang instalasi
02
gawat darurat sesuai acuan normatif di atas.
n-2
h. Neonatal ICU (NICU)
Ruang perawatan intensif, meliputi:
hu
(1) ruang perawatan intensif dapat terdiri dari ruang NICU;
a
3-t
(2) kapasitas ruang perawatan intensif minimal 10% dari jumlah
r-
tempat tidur, dengan rincian jumlah tempat tidur ICU
mo
minimal 6% dan jumlah tempat tidur perawatan intensif
no
lainnya 4%, sesuai peraturan perundangan; dan
(3) persyaratan teknis bangunan dan prasarana ruang
es-
perawatan intensif sesuai acuan normatif di atas.
k
en
i. Pediatric ICU (PICU)
erm
k. Instalasi CSSD
Persyaratan CSSD Terdapat sumber daya manusia yang
//w
jdih.kemkes.go.id
- 116 -
ml
sterilisasi, terdapat moda transportasi dari dan ke CSSD yang
t
memiliki jalur terpisah (steril dan nonsteril). Berikut uraian
2.h
teknis sarana dan prasarana:
02
(1) Ruang Sterilisasi Terpusat memiliki 3 akses terpisah yang
n-2
tidak boleh saling bersilangan, meliputi:
(a) Akses barang kotor;
hu
(b) Akses barang bersih; dan
a
3-t
(c) Akses distribusi barang steril
r-
(2) Persyaratan teknis bangunan dan prasarana ruang instalasi
mo
CSSD sesuai acuan normatif di atas.
no
l. Laboratorium
(1) letak ruang laboratorium harus memiliki akses yang mudah
es-
ke ruang gawat darurat dan ruag rawat jalan; dan
k
en
(2) desain tata ruang dan alur petugas dan pasien pada ruang
erm
berikut:
ps:
Prasarana air bersih rumah sakit dapat berupa supply air bersih dan
instalasi pengolahan air bersih.
jdih.kemkes.go.id
- 117 -
1) Suplai air bersih terdiri dari sumur bor, bak penampungan air,
ml
pompa atau menara air, dan plumbing (jaringan perpipaan);
t
2) Instalasi pengolahan air bersih untuk toilet dan kebutuhan
2.h
umum termasuk instalasi air bersih hasil daur ulang air olahan
02
yang berasal dari IPAL, maka air bersih yang telah diolah harus
n-2
memenuhi Peraturan Menteri Kesehatan No 32 Tahun 2017
tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan
hu
Persyaratan Kesehatan Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi,
a
3-t
Kolam Renang, Solus per Aqua, dan Pemandian Umum dan
r-
Permenkes Nomor 492 Tahun 2010 Tentang Persyaratan Air
mo
Minum.
no
Catatan: instalasi air bersih dari mendaur ulang air olahan yang
berasal dari IPAL maka penggunaan airnya hanya untuk tangki
es-
toilet (pembersihan closet), penyiram tanaman, backwash filter
k
en
IPAL, mencuci TPS non domestik, dan lain-lain.
erm
(2) Air untuk Unit Hemodialisis, maka air yang telah diolah
htt
jdih.kemkes.go.id
- 118 -
ml
Air untuk Hemodialisis.
t
(3) Air untuk steam generator di boiler dan alat CSSD, maka
2.h
air yang telah diolah harus memenuhi Peraturan Menteri
02
Kesehatan No 32 Tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu
n-2
Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air
untuk Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus
hu
per Aqua dan Pemandian Umum.
a
3-t
(4) Air untuk Laboratorium, maka air yang telah diolah harus
r-
memenuhi Peraturan Menteri Kesehatan No. 7 Tahun
mo
2019 tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit pada
no
Halaman 16-18 tentang Standar Baku Mutu Kualitas Air
untuk Laboratorium.
kes-
en
Rumah Sakit boleh memilih prasarana air bersih tersebut di atas,
erm
(a) Tersedia air minum sesuai kebutuhan. Air minum adalah air
yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses
/pm
langsung diminum;
(b) Tersedia air bersih minimum 500 liter/tempat tidur/hari
22
selama 24 jam;
/20
(c) Tersedia air minum dan air bersih pada setiap tempat kegiatan
.id
jdih.kemkes.go.id
- 119 -
ml
492/Menkes/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air
t
Minum
2.h
(c) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 7 Tahun 2019 tentang
02
Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
n-2
(d) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 32 Tahun 2017 tentang
Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan
hu
Kesehatan Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam
a
3-t
Renang, Solus per Aqua, dan Pemandian Umum.
r-
mo
b. Instalasi pengolahan limbah
no
Menu Instalasi pengolahan limbah (IPL) hanya diperuntukkan
khusus penyediaan IPL baru (bukan untuk kegiatan perbaikan,
pemeliharaan maupun rehabilitasi),
k es-yang meliputi Instalasi
en
Pengolahan Air Limbah (IPAL), Instalasi Pengolahan Limbah B3
erm
a) Persyaratan Umum
/20
jdih.kemkes.go.id
- 120 -
ml
rawan bencana alam, atau dapat direkayasa dengan
t
teknologi untuk perlindungan dan pengelolaan
2.h
lingkungan hidup, selanjutnya diatur dalam Izin
02
Lingkungan.
n-2
(4) Teknologi IPAL yang dipilih harus mudah dalam
pengoperasian dan pemeliharaannya;
hu
(5) Mudah mencari suku cadangnya;
a
3-t
(6) Penyediaan IPAL disesuaikan dengan kapasitas listrik di
r-
RS;
mo
(7) IPAL dapat digunakan untuk pengolahan air limbah
no
dengan konsentrasi rendah maupun konsentrasi tinggi;
(8) Lumpur yang dihasilkan IPAL sedikit;
es-
(9) IPAL tahan terhadap fluktuasi jumlah air limbah maupun
k
en
fluktuasi konsentrasi;
erm
dihasilkan; dan
(11) Harus menyediakan dana untuk tenaga operator dan
/pm
b) Persyaratan Teknis
(1) Memilih teknologi IPAL yang telah terverifikasi dan
22
jdih.kemkes.go.id
- 121 -
ml
pelaksanaan operasional dan pemeliharaan yang
t
ditandatangani oleh direktur RS dan diketahui oleh
2.h
Gubernur/Bupati/Walikota sebelum pekerjaan
02
pembangunan dimulai;
n-2
(7) Membuat surat pernyataan kesanggupan membiayai uji
laboratorium lingkungan terhadap air limbah di inlet
hu
dan outlet IPAL yang ditandatangani oleh Direktur
a
3-t
rumah sakit sesuai ketentuan yang berlaku dan
r-
melaporkannya ke Dinas Kesehatan
mo
Provinsi/Kabupaten/Kota dengan tembusan kepada
no
Gubernur/Bupati/Walikota;
(8) Membuat surat pernyataan kesanggupan menjaga agar
es-
effluen air limbah yang keluar dari instalasi tersebut
k
en
memenuhi Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor
erm
pembangunan dimulai;
lya
dialirkan ke IPAL.
ps:
htt
jdih.kemkes.go.id
- 122 -
ml
Instalasi Pengolahan Limbah B3 medis non-insinerator meliputi:
t
Autoclave dengan dilengkapi Mesin Penghancur (Shredder)
2.h
terintegrasi dan microwave dengan dilengkapi Mesin
02
Penghancur (Shredder) terintegrasi.
n-2
Kedua jenis alat tersebut di atas harus memenuhi persyaratan
yang ditetapkan di Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
hu
Kehutanan Nomor P.56/MenLHK-Setjen/2015 tentang Tata
a
3-t
Cara Dan Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah Bahan
r-
Berbahaya dan Beracun dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan
mo
Pasal 17 – 21. Persyaratan dibagi menjadi persyaratan umum
no
dan persyaratan teknis sebagai berikut:
a) Persyaratan Umum
(1)
es-
Fungsi Instalasi Pengolahan Limbah B3 medis non-
k
en
insinerator, adalah melakukan proses sterilisasi dan
erm
jdih.kemkes.go.id
- 123 -
ml
banjir dan tidak rawan bencana alam, atau dapat
t
direkayasa dengan teknologi untuk perlindungan dan
2.h
pengelolaan lingkungan hidup, selanjutnya diatur
02
dalam Izin Lingkungan;
n-2
(6) Rumah Sakit sebagai penghasil Limbah B3 yang akan
melakukan pengolahan Limbah B3 wajib mengurus Izin
hu
Pengelolaan limbah B3 untuk kegiatan Pengolahan
a
3-t
Limbah B3 yang dikeluarkan oleh Kementerian
r-
Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dan terlebih dahulu
mo
telah memiliki Izin Lingkungan dari Kepala Dinas yang
no
menangani isu Lingkungan Hidup di daerah;
(7) Air buangan dari proses pengolahan Limbah B3 Padat
es-
(infeksius) dialirkan ke IPAL RS, dan IPAL RS sudah
k
en
memiliki Izin dari Dinas Lingkungan Hidup daerah
erm
setempat;
(8) Rumah Sakit wajib memiliki TPS Limbah B3 yang telah
k-p
Indonesia;
lya
jdih.kemkes.go.id
- 124 -
ml
(5) Infrastruktur dan ruang (area) yang diperlukan;
t
(6) Biaya investasi dan operasional;
2.h
(7) Ketersediaan fasilitas pembuangan atau penimbunan
02
akhir;
n-2
(8) Kebutuhan pelatihan untuk personil operasional
(operator);
hu
(9) Pertimbangan operasi dan perawatan;
a
3-t
(10) Lokasi dan/atau keadaan disekitar lokasi pengolahan
r-
(11) Akseptabilitas dari masyarakat sekitar; dan
mo
(12) Persyaratan yang diatur dalam peraturan perundang-
no
undangan.
3) Freezer/Cold Storage
es-
Freezer/Cold Storage untuk menyimpan limbah B3 medis.
k
en
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan nomor 7 tahun 2019
erm
berijin dengan suhu lebih kecil atau sama dengan 00C (nol
na
puluh) hari.
ww
jdih.kemkes.go.id
- 125 -
ml
Freezer/Cold Storage, beserta DED pendukung termasuk
t
RAB.
2.h
4) Bangunan Tempat Penyimpanan Sementara Limbah Bahan
02
Berbahaya dan Beracun (TPS LB3)
n-2
Dalam pembangunan TPS LB3 RS harus memenuhi ketentuan
sebagai berikut:
hu
a) Analisis Komponen Biaya Konstruksi yang dikeluarkan oleh
a
3-t
Dinas Pekerjaan Umum (PU) setempat
r-
b) Detailed Engineering Design (DED) dan RAB
mo
c) Memiliki izin TPS LB3 yang dikeluarkan oleh instansi
no
lingkungan hidup Kab/Kota setempat
d) Persyaratan Teknis mengacu pada Permen Lingkungan
Hidup dan Kehutanan yang berlaku.k es-
en
erm
dan jika perangkat tersebut tidak ada, SIM Rumah Sakit tidak
/20
kedepannya;
jdih.kemkes.go.id
- 126 -
ml
SIM Rumah Sakit dilakukan secara e-purchasing berdasarkan
t
e-katalog, apabila tidak tercantum dalam e-katalog, maka dapat
2.h
digunakan mekanisme lain sesuai dengan peraturan yang
02
berlaku;
n-2
4) Rumah Sakit memiliki narasi Justifikasi Kebutuhan Dukungan
Prasarana Perangkat Keras Komputer SIM RS (Hardware) Per
hu
Item Alat yang ditandatangani kepala/pimpinan RS dalam
a
3-t
bentuk dokumen Kerangka Acuan Kegiatan atau dokumen lain
r-
yang dipersamakan;
mo
5) Rumah Sakit memiliki Usulan Rencana Penempatan Dukungan
no
Prasarana Perangkat Keras Komputer SIM Rumah Sakit
(Hardware) yang mendukung SIM Rumah Sakit, contoh
es-
komputer Desktop diruang pendaftaran, printer di loket farmasi,
k
en
dan lain-lain yang ditandatangani kepala/pimpinan RS dalam
erm
d. Prasarana Listrik
lya
1) Acuan Normatif
a) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
mu
jdih.kemkes.go.id
- 127 -
ml
a) Generator Set; untuk memberikan suplai daya listrik
t
pengganti /alternatif untuk alat-alat yang membutuhkan
2.h
listrik sebagai sumber powernya, saat listrik PLN padam.
02
b) Uninteruptible Power Supply (UPS) adalah perangkat yg
n-2
biasanya menggunakan baterai backup sebagai catudaya
alternatif untuk dapat memberikan suplai daya tidak
hu
terganggu untuk perangkat peralatan / elektronik yg
a
3-t
terpasang yang fungsinya untuk memberikan suplai listrik
r-
ketika tegangan utama PLN tidak berfungsi atau terjadi
mo
pemadaman listrik tiba tiba. UPS dipasang pada daerah
no
pelayanan tertentu yang keandalan listriknya harus
terjamin.
es-
c) Perbaikan instalasi jaringan listrik adalah memperbaiki
k
en
jaringan listrik panel tegangan rendah ke seluruh panel unit
erm
3) Persyaratan Pengajuan
a) Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang menggambarkan
22
kebutuhan pelayanan).
na
barang
.ai
penyambungan.
ps:
htt
jdih.kemkes.go.id
- 128 -
ml
Penyediaan alat Kesehatan Rumah Sakit (RS) untuk memenuhi
t
kebutuhan alat Kesehatan di RSUD Provinsi/Kabupaten/Kota sesuai
2.h
dengan standar meliputi ruang sebagai berikut:
02
a. intensive cardiac care unit (ICCU);
n-2
b. intensive care unit (ICU);
c. high care unit (HCU);
hu
d. instalasi rawat jalan;
a
3-t
e. rawat inap termasuk ruang isolasi;
r-
f. ruang operasi;
mo
g. instalasi gawat darurat;
no
h. neonatal ICU (NICU);
i. pediatric ICU (PICU);
j. instalasi radiologi; kes-
en
k. instalasi CSSD; dan
erm
l. laboratorium.
k-p
1) Persyaratan Umum
a) mengutamakan produk alat kesehatan dalam negeri;
/pm
utilitas peralatan;
/20
setempat;
lya
jdih.kemkes.go.id
- 129 -
2) Persyaratan Teknis
ml
a) Peralatan dengan teknologi tinggi / canggih dan memiliki nilai
t
investasi tinggi, harus dibuat kajian kebutuhan (need assesment),
2.h
serta kesiapan sarana dan prasarana rumah sakit;
02
b) Alat kesehatan non e-katalog, disertakan pembanding harga /
n-2
spesifikasi dari 3 produk yang sudah memiliki izin edar; dan
c) Pengusulan alat kesehatan yang mengandung merkuri tidak
hu
diperbolehkan.
a
3-t
7. Penguatan Layanan Unggulan RS
r-
a. Pembangunan Layanan kanker
mo
1) Ruang Lingkup
no
Pembangunan layanan unggulan kanker di rumah sakit untuk
memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan unggulan kanker di
RS sesuai dengan standar
es-
k
en
2) Persyaratan Umum
erm
dengan RS.
htt
jdih.kemkes.go.id
- 130 -
3) Persyaratan Teknis
ml
a) Tersedianya Sertifikat Kepemilikan Tanah atau Dokumen
t
Kepemilikan Tanah lainnya yang sah yang diperuntukkan
2.h
bagi RS; dan
02
b) Tersedianya pernyataaan kesanggupan Kepala Daerah atau
n-2
Direktur RS untuk memenuhi biaya pemeliharaan.
4) Acuan Normatif
hu
a) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 Tahun 2020 tentang
a
3-t
Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit;
r-
b) Peraturan Menteri PUPR Nomor 22/PRT/M/2018 tentang
mo
Pedoman Teknis Pembangnunan Bangunan Gedung Negara;
no
c) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 24 tahun 2016 tentang
persyaratan teknis bangunan dan prasarana rumah sakit;
es-
d) Peraturan Menteri PU Nomor 26 Tahun 2008 tentang
k
en
persyaratan teknis sistem proteksi kebakaran pada
erm
menggambarkan:
na
pelayanan);
(2) rencana pengembangan kapasitas dan ketersediaan
//w
lahan; dan
ps:
jdih.kemkes.go.id
- 131 -
ml
g) melampirkan sertifikat kepemilikan tanah atau dokumen
t
kepemilikan tanah lainnya yang sah yang diperuntukkan
2.h
bagi rumah sakit;
02
h) melampirkan analisis komponen biaya pembangunan yang
n-2
dikeluarkan oleh dinas teknis/PU daerah setempat;
i) apabila lingkup kegiatan pembangunan adalah
hu
renovasi/rehabilitasi, maka melampirkan hasil analisis
a
3-t
tingkat kerusakan bangunan dari Dinas Teknis/PU daerah
r-
setempat;
mo
j) melampirkan dokumen perencanaan dan RAB apabila
no
pelaksanaan konstruksi lebih dari 6 (enam) bulan; dan
k) melampirkan surat pernyataan kesanggupan Pemerintah
es-
Daerah untuk memenuhi biaya pemeliharaan bangunan,
k
en
prasarana dan alat kesehatan yang diusulkan.
erm
6) Lingkup Pembangunan
Lingkup pembangunan layanan unggulan kanker yaitu
k-p
2) Persyaratan Umum
na
jdih.kemkes.go.id
- 132 -
ml
kesehatan yang telah diadakan tahun sebelumnya. Hal ini
t
dibuktikan dengan dokumen anggaran pemeliharaan
2.h
bersumber APBD / BLUD, sertifikat pengujian/ kalibrasi,
02
dan / atau status kalibrasi pada ASPAK;
n-2
e) mengisi data terkini di aplikasi Rumah Sakit Online dengan
lengkap, dan telah dilakukan validasi oleh Dinas Kesehatan
hu
Provinsi; dan
a
3-t
f) memiliki sumber daya manusia kesehatan yang memiliki
r-
kompetensi (tenaga medis atau tenaga kesehatan lainnya)
mo
dalam mengoperasionalkan alat), merupakan RS Rujukan
no
Nasional dan Provinsi yang memiliki tenaga Sp. Bedah
Onkologi, dan Sp.PA/Sp. PD.KHOM/Sp.Rad.Onk.
3) Persyaratan Teknis, meliputi: kes-
en
a) peralatan dengan teknologi tinggi / canggih dan memiliki
erm
sakit;
b) alat kesehatan non e-katalog, disertakan pembanding
/pm
edar; dan
c) pengusulan alat kesehatan yang mengandung merkuri tidak
22
diperbolehkan
/20
1) Ruang Lingkup
na
intervensi;
ps:
Sp.JP/Sp.PD/Sp.A/Sp.S/Sp.BTKV/Sp.B(K)V/Sp.BS/Sp.Ra
d.;
jdih.kemkes.go.id
- 133 -
ml
kateterisasi/intervensi atau yang sedang mengikuti
t
pelatihan;
2.h
d) memiliki perawat ICU; dan
02
e) memiliki fasilitas ICU/ICCU/ICVCU/PICU/NICU.
n-2
2) Persyaratan Umum, meliputi:
hu
a) Memiliki izin operasional yang masih berlaku;
a
3-t
b) Merupakan rumah sakit jejaring rujukan kardiovaskular
r-
sesuai dengan KMK Nomor 7182 tahun 2020 tentang Rumah
mo
Sakit Jejaring Rujukan Kardiovaskular;
no
c) Mendapat rekomendasi dari Rumah Sakit Jantung Dan
Pembuluh Darah Harapan Kita sebagai Pusat Jantung
Nasional; k es-
en
d) Terdapat rencana strategis rumah sakit dalam
erm
3) Persyaratan Teknis
lya
1) Ruang Lingkup
Penganggaran penyediaan alat kesehatan layanan
//w
jdih.kemkes.go.id
- 134 -
ml
Rumah sakit dapat mengajukan pengadaan cath lab jika
t
sudah memiliki:
2.h
(1) satu dokter subspesialis jantung dan pembuluh darah/
02
dokter spesialis dengan kualifikasi tambahan kardiologi
n-2
intervensi;
(2) mempunyai paling sedikit satu orang dokter
hu
Sp.JP/Sp.PD/Sp.A/Sp.S/Sp.BTKV/Sp.B(K)V/Sp.BS/Sp.
a
3-t
Rad.;
r-
(3) paling sedikit memiliki 3 (tiga) tenaga perawat terlatih
mo
kateterisasi/intervensi atau yang sedang mengikuti
no
pelatihan;
(4) memiliki perawat ICU; dan
es-
(5) memiliki fasilitas ICU/ICCU/ICVCU/PICU/NICU.
k
en
erm
purnawaktu;
(2) dokter spesialis anestesi kardiovaskular atau dokter
22
intensivist;
na
jdih.kemkes.go.id
- 135 -
ml
pendidikan perawat anestesi atau perawat yang akan
t
mengikuti pendidikan perawat anestesi; atau
2.h
(7) Perawat ICU atau perawat yang sedang mengikuti
02
pendidikan perawat ICU atau perawat yang akan
n-2
mengikuti pendidikan perawat ICU.
2) Persyaratan Umum
hu
a) Mengutamakan produk alat kesehatan dalam negeri;
a
3-t
b) Merupakan rumah sakit jejaring rujukan kardiovaskular
r-
sesuai dengan KMK Nomor 7182 tahun 2020 tentang Rumah
mo
Sakit Jejaring Rujukan Kardiovaskular;
no
c) Mendapat rekomendasi dari Rumah Sakit Jantung dan
Pembuluh Darah Harapan Kita sebagai Pusat Jantung
Nasional;
es-
k
en
d) Terdapat rencana strategis rumah sakit dalam
erm
3) Persyaratan Teknis
na
1) Ruang Lingkup
ps:
jdih.kemkes.go.id
- 136 -
2) Persyaratan Umum
ml
a) Memiliki Master Plan pengembangan rumah sakit yang
t
masih berlaku;
2.h
b) Gedung/Ruang tidak sesuai dengan standar;
02
c) Gedung/Ruang yang mengalami kerusakan. Kerusakan
n-2
bangunan dibuktikan dengan surat keterangan dari Dinas
PU daerah setempat;
hu
d) Sertifikat tanah sebagai bukti kepemilikan lahan tempat
a
3-t
berdirinya rumah sakit;
r-
e) Melampirkan analisi komponen biaya pembangunan dari
mo
dinas pekerjaan umum setempat;
no
f) Pembangunan di lokasi awal (eksisting) dimungkinkan
antara lain jika kondisi bangunan awal (eksisting) rusak
es-
berat yang disebabkan antara lain oleh umur bangunan dan
k
en
bencana alam. Dalam pelaksanaannya jika diperlukan
erm
dan
g) Apabila melakukan renovasi di gedung layanan paru, maka
/pm
berlaku.
.id
na
1) Ruang Lingkup
Ruang Lingkup: pemenuhan alat Kesehatan untuk dapat
mu
jdih.kemkes.go.id
- 137 -
ml
dan utilitas peralatan;
t
c) Mengisi data inventarisasi alat kesehatan pada ASPAK
2.h
dengan lengkap, dan telah dilakukan validasi oleh Dinas
02
Kesehatan setempat;
n-2
d) Melakukan pemeliharaan, pengujian, dan kalibrasi alat
kesehatan yang telah diadakan tahun sebelumnya. Hal ini
hu
dibuktikan dengan dokumen anggaran pemeliharaan
a
3-t
bersumber APBD / BLUD, sertifikat pengujian/ kalibrasi,
r-
dan/atau status kalibrasi pada ASPAK;
mo
e) Mengisi data terkini di aplikasi RS Online dengan lengkap,
no
dan telah dilakukan validasi oleh Dinas Kesehatan Provinsi;
dan
es-
f) Memiliki sumber daya manusia kesehatan yang kompeten
k
en
(tenaga medis atau tenaga kesehatan lainnya) dalam
erm
mengoperasionalkan alat.
3) Persyaratan Teknis
k-p
Bidang Perumahsakitan.
/03
1) Ruang Lingkup
/20
2) Persyaratan Umum
a) Memiliki Master Plan pengembangan rumah sakit yang
mu
masih berlaku;
na
jdih.kemkes.go.id
- 138 -
ml
antara lain jika kondisi bangunan awal (eksisting) rusak
t
berat yang disebabkan antara lain oleh umur bangunan dan
2.h
bencana alam. Dalam pelaksanaannya jika diperlukan
02
pengapusan bangunan (demolish) harus memperhatikan tata
n-2
cara penghapusan bangunan sesuai ketentuan yang berlaku;
dan
hu
g) Apabila melakukan renovasi di gedung layanan stroke, maka
a
3-t
RS harus menyediakan tempat sementara untuk menjamin
r-
pelayanan stroke berjalan seperti biasa
mo
3) Persyaratan Teknis
no
Untuk persyaratan teknis mengacu kepada peraturan yang
berlaku.
kes-
en
h. Penyediaan Alat Kesehatan Layanan Stroke
erm
1) Ruang Lingkup
Ruang Lingkup: pemenuhan alat Kesehatan untuk dapat
k-p
Kesehatan setempat;
ww
jdih.kemkes.go.id
- 139 -
ml
dan telah dilakukan validasi oleh Dinas Kesehatan Provinsi;
t
dan
2.h
f) Memiliki sumber daya manusia kesehatan yang kompeten
02
(tenaga medis atau tenaga kesehatan lainnya) dalam
n-2
mengoperasionalkan alat.
3) Persyaratan Teknis
hu
pemenuhan alat kesehatan yang mendukung layanan unggulan
a
3-t
stroke mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 47 tahun
r-
2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Perumahsakitan dan
mo
KMK HK.01.07/MENKES/394/2019 tentang tatalaksana
no
Stroke.
i.
es-
Penyediaan Alat Kesehatan Layanan DM dan Hipertensi
k
en
1) Ruang Lingkup
erm
bagi masyarakat.
/03
2) Persyaratan Umum
a) Mengutamakan produk alat kesehatan dalam negeri;
22
Kesehatan setempat;
na
jdih.kemkes.go.id
- 140 -
ml
(tenaga medis atau tenaga kesehatan lainnya) dalam
t
mengoperasionalkan alat.
2.h
3) Persyaratan Teknis
02
Pemenuhan alat kesehatan yang mendukung layanan unggulan
n-2
stroke mengacu pada PP 47 tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Bidang Perumahsakitan dan KMK
hu
HK.01.07/MENKES/603/2020 tentang tatalaksana DM dewasa.
a
3-t
r-
8. Pembangunan Rumah Sakit Pratama
mo
Pembangunan rumah sakit kelas D Pratama meliputi pemenuhan
no
sarana, prasarana, dan alat kesehatan pada wilayah yang menjadi
prioritas Kementerian Kesehatan sesuai dengan kriteria pada Peraturan
es-
Menteri Kesehatan Nomor 14 Tahun 2021 tentang Standar Kegiatan
k
en
Usaha dan Produk pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis
erm
(DTPK).
.id
4) Ketentuan Lokasi
.ai
daerah setempat;
ps:
jdih.kemkes.go.id
- 141 -
ml
kesehatan tingkat pertama.
t
5) Ketentuan Lahan
2.h
a) memiliki surat pembebasan lahan atau sertifikat tanah/bukti
02
kepemilikan tanah lainnya yang sah, dan bila perlu
n-2
pembebasan dari hak tanah adat (budaya lokal);
b) mempunyai lahan siap bangun, lahan tidak dalam
hu
sengketa, dan sudah dilakukan perataan, pemadatan dan
a
3-t
pematangan;
r-
c) Kondisi lahan bebas dari pencemaran, banjir, rawan longsor,
mo
dan tidak berdekatan atau tidak berdampingan dengan tempat
no
bongkar muat barang, fasilitas umum, fasilitas pendidikan,
daerah industri, dan area limbah pabrik;
es-
d) Luas lahan untuk membangun bangunan rumah sakit kelas D
k
en
Pratama 30 TT dengan memperhatikan ketersediaan lahan
erm
anggaran.
/03
6) Ketentuan Administrasi
(1) Surat pernyataan dari Bupati/Walikota yang meliputi:
22
dipersyaratkan;
.id
dari APBN;
ww
jdih.kemkes.go.id
- 142 -
b. Persyaratan Teknis
ml
a. Pembangunan baru
t
Persyaratan teknis mengacu pada Permenkes Nomor 14 Tahun
2.h
2021 Tentang Standar Kegiatan Usaha dan Produk Pada
02
Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Sektor
n-2
Kesehatan.
b. Penyediaan alat kesehatan
hu
Persyaratan teknis mengacu pada Permenkes Nomor 14 Tahun
a
3-t
2021 Tentang Standar Kegiatan Usaha dan Produk Pada
r-
Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Sektor
mo
Kesehatan.
no
c. Prasarana
a) Prasarana yang disediakan meliputi prasarana air bersih,
prasarana listrik, dan IPAL;
es-
k
en
b) Persyaratan teknis mengacu pada Permenkes Nomor 14
erm
Sektor Kesehatan.
/pm
BSL-2.
na
1) Persyaratan Umum
lya
PU daerah setempat;
(j) Sertifikat tanah sebagai bukti kepemilikan lahan tempat
//w
berdirinya labkesda;
ps:
jdih.kemkes.go.id
- 143 -
ml
antara lain jika kondisi bangunan awal (eksisting) rusak
t
berat yang disebabkan antara lain oleh umur bangunan dan
2.h
bencana alam. Dalam pelaksanaannya jika diperlukan
02
penghapusan bangunan (demolish) harus memperhatikan
n-2
tata cara penghapusan bangunan sesuai ketentuan yang
berlaku; dan
hu
(m) Belum memiliki atau tidak sedang membangun ruang BSL-2
a
3-t
2) Persyaratan Teknis
r-
Untuk persyaratan teknis Labkesda mengacu kepada Keputusan
mo
Menteri Kesehatan Nomor 1267/MENKES/SK/XII/2004 tentang
no
Standar Pelayanan Laboratorium Dinas Kesehatan Kab/Kota
dan Kepmenkes Nomor HK.01.07/MENKES/4642/2021
es-
Tentang Penyelenggaraan Laboratorium Pemeriksaan Corona
k
en
Virus Disease 2019.
erm
berfungsi.
/03
c. Prasarana
22
Kesehatan Daerah
.id
jdih.kemkes.go.id
- 144 -
ml
(c) Mempunyai lahan siap bangun, lahan tidak dalam
t
sengketa, mempunyai sertifikat tanah, sudah
2.h
dilakukan perataan, pemadatan dan pematangan
02
tanah;
n-2
(d) Perhitungan pengadaan IPAL dilakukan
berdasarkan analisis kebutuhan, pertimbangan
hu
operasional, serta kondisi dan letak
a
3-t
geografis/topografi daerah;
r-
(e) Effluent air limbah yang keluar dari instalasi
mo
tersebut harus dapat memenuhi Peraturan Menteri
no
Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Baku Mutu Air Limbah; Lampiran XLIV: Baku Mutu
es-
Air Limbah Bagi Usaha Dan/Atau Kegiatan Fasilitas
k
en
Pelayanan Kesehatan atau peraturan daerah
erm
setempat;
(f) Garansi IPAL minimal 1 (satu) tahun;
k-p
Labkesda;
(i) Penyedia jasa wajib memberikan Standar
22
hari;
(b) Kapasitas IPAL minimal dapat mengolah limbah cair
jdih.kemkes.go.id
- 145 -
ml
Labkesda tiap harinya;
t
(c) Labkesda membuat TOR Instalasi IPAL dan
2.h
jaringannya serta RAB, unit cost yang ditetapkan
02
oleh kepala Labkesda dengan rekomendasi dinas
n-2
pekerjaan umum daerah setempat atau referensi
harga pembanding dari 2 (dua) penyedia;
hu
(d) Membuat surat pernyataan kesanggupan
a
3-t
membiayai pelaksanaan operasional dan
r-
pemeliharaan yang ditandatangani oleh kepala
mo
dinas kesehatan;
no
(e) Membuat surat pernyataan kesanggupan
membiayai uji laboratorium lingkungan terhadap
es-
influent dan effluent air limbah yang masuk dan
k
en
keluar dari IPAL yang ditandatangani oleh kepala
erm
Limbah B3
.ai
jdih.kemkes.go.id
- 146 -
ml
90 hari pada temperatur sama dengan atau lebih kecil dari 0
t
derajat Celsius.
2.h
Limbah B3 yang dengan kategori bahan kimia kadaluwarsa
02
atau sisa kemasan, bahan radioaktif, farmasi, sitotoksik,
n-2
peralatan medis yang memiliki kandungan logam berat tinggi
dan tabung gas atau container bertekanan dapat disimpan di
hu
tempat penyimpanan limbah paling lama 90 hari untuk
a
3-t
limbah B3 yang dihasilkan sebesar 50 kg per hari atau lebih
r-
dari 180 hari untuk limbah B3 yang dihasilkan kurang dari
mo
50 kg per hari untuk limbah B3 kategori 1.
no
TPS B3 digunakan untuk penyimpanan sementara Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) di Labkesda sebelum
es-
dilakukan pengangkutan limbah B3, pengolahan limbah B3,
k
en
atau penimbunan limbah B3 dengan ketentuan sebagai
erm
berikut:
(1) Persyaratan Umum
k-p
jdih.kemkes.go.id
- 147 -
ml
seperti ruang penyimpanan limbah B3 infeksi, ruang
t
limbah B3 non infeksi fase cair dan limbah B3 non
2.h
infeksi fase padat;
02
(d) Bangunan dilengkapi dengan fasilitas keselamatan,
n-2
APAR (Alat Pemadam Api Ringan), fasilitas
penerangan, dan sirkulasi udara ruangan yang
hu
cukup;
a
3-t
(e) Bangunan dilengkapi dengan fasilitas keamanan
r-
dengan memasang pagar pengaman dan gembok
mo
pengunci pintu TPS dengan penerangan luar yang
no
cukup serta ditempel nomor telephone darurat seperti
kantor satpam rumah sakit, kantor pemadam
es-
kebakaran, dan kantor polisi terdekat;
k
en
(f) TPS dilengkapi dengan papan bertuliskan TPS
erm
kondisi rusak;
htt
jdih.kemkes.go.id
- 148 -
ml
pemeliharaan; dan
t
(c) Garansi purna jual minimal 1 tahun.
2.h
02
(2) Persyaratan Teknis
n-2
(a) Jumlah dan kapsitas Freezer/Cold storage dapat
menampung limbah medis infeksius, patologis, benda
hu
tajam sebelum dilakukan pengangkutan limbah,
a
3-t
pengolahan limbah, dan/atau penimbunan limbah
r-
B3;
mo
(b) Peletakan Freezer/Cold storage berada di dalam TPS
no
limbah B3;
(c) Freezer/Cold storage diberikan simbol dan label
es-
limbah B3 sesuai dengan karakterisktik limbah B3
k
en
yang ada di dalamnya;
erm
instalasi suplai air bersih (sumur, mata air, atau badan air) dan
na
a) Persyaratan Umum
ww
kondisi rusak;
ps:
jdih.kemkes.go.id
- 149 -
ml
(3) Mempunyai lahan siap bangun, lahan tidak dalam
t
sengketa, mempunyai sertifikat tanah, sudah dilakukan
2.h
perataan, pemadatan dan pematangan tanah;
02
(4) Perhitungan pengadaan prasarana air bersih dilakukan
n-2
berdasarkan analisis kebutuhan, pertimbangan
operasional, serta kondisi dan letak geografis/topografi
hu
daerah;
a
3-t
(5) Prasarana air bersih Labkesda harus memenuhi
r-
persyaratan dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
mo
32 Tahun 2017 Tentang Standar Baku Mutu Kesehatan
no
Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air untuk
Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per
Aqua, Dan Pemandian Umum; kes-
en
(6) Dapat mengalokasikan dana penunjang untuk biaya
erm
(lima) tahun;
(9) Penyedia jasa wajib melakukan pelatihan pengoperasian
22
Prosedur (SOP).
na
lya
b) Persyaratan Teknis
(1) Pembangunan prasarana air bersih berada pada
mu
lingkungan Labkesda;
na
dibutuhkan Labkesda;
(3) Kapasitas pengolahan air bersih minimal dapat
//w
jdih.kemkes.go.id
- 150 -
ml
PU) Pemda setempat diketahui oleh kepala daerah atau
t
oleh konsultan perencana yang telah dikontrak;
2.h
(5) Membuat surat pernyataan kesanggupan membiayai
02
pelaksanaan operasional dan pemeliharaan yang
n-2
ditandatangani oleh kepala dinas kesehatan dan
diketahui oleh kepala daerah sebelum pekerjaan
hu
pembangunan dimulai;
a
3-t
(6) Membuat surat pernyataan kesanggupan membiayai uji
r-
laboratorium lingkungan terhadap baku mutu air bersih
mo
yang ditandatangani oleh kepala dinas kesehatan
no
selama minimal 6 (enam) bulan sekali;
(7) Membuat surat pernyataan kesanggupan menjaga agar
es-
baku mutu air bersih yang dihasilkan sesuai dengan
k
en
peraturan yang berlaku, yang ditandatangani oleh
erm
keamanan;
(9) Dalam pemilihan jenis dan teknologi prasarana air
22
jdih.kemkes.go.id
- 151 -
ml
pemeliharaan alat) disediakan oleh pemerintah
t
daerah di luar DAK; dan
2.h
(g) Harus dipasang alat pengukur debit.
02
(10) Pemerintah daerah dan pihak Labkesda harus
n-2
menyediakan dana untuk tenaga operator dan biaya
operasional lainnya.
a hu
3-t
E. SUBBIDANG KEFARMASIAN
r-
1. Penyediaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)
mo
a. Penyediaan Obat Esensial Untuk Pelayanan Kesehatan Primer
no
1) Persyaratan Umum, meliputi:
a) penyediaan obat didasarkan pada perencanaan terpadu
melalui sistem e-monev obat; k es-
en
b) penggunaan DAK Fisik regular bidang kesehatan subbidang
erm
dasar
ww
jdih.kemkes.go.id
- 152 -
ml
kabupaten/kota harus membuat rencana penyediaan obat
t
dengan memperhatikan kondisi teraktual dan
2.h
menyampaikan permohonan persetujuan kepada Dinas
02
Kesehatan Provinsi dengan melampirkan rencana kebutuhan
n-2
obat program, TOR yang mencakup justifikasi, serta data
dukung lainnya;
hu
e) dalam hal memberikan persetujuan penggunaan DAK untuk
a
3-t
penyediaan obat program, Dinas Kesehatan Provinsi harus
r-
berdasarkan data pemenuhan obat program dari
mo
Kementerian Kesehatan;
no
f) persetujuan oleh Dinas Kesehatan provinsi atas usulan
kabupaten/kota sebagaimana tercantum pada huruf d,
es-
harus disampaikan juga kepada Kementerian Kesehatan cq.
k
en
Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan sebagai
erm
Kesehatan kabupaten/kota;
htt
jdih.kemkes.go.id
- 153 -
ml
perubahan dan aturan turunannya yang berlaku; dan
t
k) Pemerintah Daerah kabupaten/kota menyedialan biaya
2.h
distribusi obat dan vaksin di luar anggaran distribusi obat
02
yang disediakan melalui DAK nonfisik.
n-2
b. Penyediaan BMHP Untuk Pelayanan Kesehatan Primer
hu
1) Persyaratan Umum, meliputi:
a
3-t
a) penyediaan BMHP didasarkan pada perencanaan terpadu;
r-
b) penggunaan DAK Fisik regular bidang kesehatan subbidang
mo
kefarmasian untuk penyediaan BMHP bagi pelayanan
no
kesehatan dasar di puskesmas; dan
c) Dalam hal terjadi kekurangan reagensia dan BMHP Program
Kementerian Kesehatan
es-
dan/atau
k pada saat terjadi
en
bencana/Kejadian Luar Biasa (KLB) yang ditetapkan oleh
erm
2) Persyaratan Teknis
a) penyediaan BMHP di kabupaten/kota dilakukan setelah
/pm
dukung lainnya;
ps:
jdih.kemkes.go.id
- 154 -
ml
Kementerian Kesehatan;
t
f) persetujuan oleh Dinas Kesehatan provinsi atas usulan
2.h
kabupaten/kota sebagaimana tercantum pada poin d, harus
02
disampaikan juga kepada Kementerian Kesehatan cq.
n-2
Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan sebagai
tembusan untuk dasar dalam pengendalian penyediaan
hu
BMHP program;
a
3-t
g) Dinas Kesehatan kabupaten/kota menyusun rencana
r-
kebutuhan BMHP sesuai pedoman teknis yang ditetapkan
mo
melalui Peraturan/Keputusan Menteri Kesehatan, dan
no
ditandatangani oleh Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/kota dan diketahui oleh bupati/walikota;
h) Dinas Kesehatan
es-
kabupaten/kota
k membuat surat
en
pernyataan kesanggupan pelaksanaan pekerjaan yang
erm
1) Persyaratan Umum
na
jdih.kemkes.go.id
- 155 -
ml
Dinas Kesehatan Provinsi dengan mengacu kepada rencana
t
kebutuhan obat seluruh Kab/Kota;
2.h
c) Dinas Kesehatan Provinsi menyusun rencana kebutuhan
02
obat sesuai Berita Acara yang ditandatangani oleh Pengelola
n-2
program kesehatan ibu dan anak serta petugas farmasi di
dinas kesehatan provinsi dan diketahui Kepala Dinas
hu
Kesehatan Provinsi; dan
a
3-t
d) Dinas Kesehatan Provinsi membuat surat pernyataan
r-
kesanggupan pelaksanaan pekerjaan yang ditandatangani
mo
oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan diketahui oleh
no
Gubernur serta surat pernyataan penyediaan obat yang
ditandatangani oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi.
kes-
en
d. Penyediaan Obat Program Kesehatan Anak
erm
1) Persyaratan Umum
Penyediaan obat program kesehatan anak didasarkan pada
k-p
Program (ROP);
/20
jdih.kemkes.go.id
- 156 -
ml
1) Persyaratan Umum
t
Penyediaan obat program kesehatan Gizi didasarkan pada
2.h
perencanaan terpadu melalui sistem e-monev obat.
02
2) Persyaratan Teknis, meliputi:
n-2
a) penyediaan obat program kesehatan Gizi dihitung
berdasarkan jumlah sasaran bayi, balita, remaja putri, ibu
hu
hamil, dan ibu nifas, yang dituangkan dalam berita acara
a
3-t
Rencana Kebutuhan Obat Program (ROP);
r-
b) penyediaan obat program kesehatan Gizi dilakukan oleh
mo
Dinas Kesehatan Provinsi dengan mengacu kepada rencana
no
kebutuhan obat seluruh Kab/Kota;
c) Dinas Kesehatan Provinsi menyusun rencana kebutuhan
obat sesuai jenis obat k es-
dalam berita acara yang
en
ditandatangani oleh Pengelola program kesehatan Gizi serta
erm
jdih.kemkes.go.id
- 157 -
BAB III
ml
PENUTUP
.ht
22
Petunjuk operasional ini disusun sebagai acuan penggunaan DAK Fisik
Bidang Kesehatan Tahun Anggaran 2022. DAK Fisik Bidang Kesehatan
-20
diarahkan untuk kegiatan yang dapat meningkatkan daya jangkau dan kualitas
un
pelayanan kesehatan masyarakat di provinsi/kabupaten/kota, terutama daerah
ah
dengan derajat kesehatan yang belum optimal, sehingga masyarakat di seluruh
3-t
wilayah Indonesia dapat memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu.
or-
Menu kegiatan dalam petunjuk operasional penggunaan DAK Fisik Bidang
Kesehatan ini merupakan pilihan kegiatan bagi tiap jenisnya. Tiap kegiatan DAK
om
Fisik Bidang Kesehatan tidak diperkenankan dilakukan pengalihan anggaran
s-n
ataupun kegiatan antara DAK Fisik di luar rincian alokasi DAK Fisik Bidang
ke
Kesehatan per satuan kerja yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan setiap
en
tahunnya karena besaran alokasi mempunyai keterikatan dengan Peraturan
erm
diuraikan di atas bersifat pilihan. Kepala Daerah bisa memilih kegiatan sesuai
mk
MENTERI KESEHATAN
am
REPUBLIK INDONESIA,
ain
ttd.
w.w
BUDI G. SADIKIN
//w
ps:
htt
jdih.kemkes.go.id