You are on page 1of 9

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Karakteristik Pasar Monopoli

Pasar Monopoli
Pasar monopoli adalah suatu bentuk pasar yang hanya memiliki satu penjual /
produsen dengan banyak pembeli. Orang yang melakukan monopoli terhadap suatu pasar
disebut sebagai monopolis. Karena hanya ada satu penjual di pasar maka monopolis
bertindak sebagai penentu harga (price maker). Monopolis dapat menentukan harga dengan
cara menambah atau mengurangi jumlah barang yang disediakan di pasar.
Ciri-ciri pasar monopoli :

 Terdapat satu orang penjual dengan banyak pembeli di pasar. Karena sifatnya ini,
pembeli tidak dapat beralih ke penjual lain meskipun merasa dirugikan dengan harga
yang ditetapkan
 Tidak terdapat barang pengganti yang dapat disediakan oleh pihak lain selain penjual
yang ada di pasar tersebut
 Terdapat hambatan dalam memasuki pasar bagi perusahaan baru. Hambatan yang ada
dapat berupa undang-undang, teknologi mutakhir yang dimiliki, modal yang sangat
besar dan lainnya

Penjual pada pasar monopoli dapat menentukan harga sesuai keinginannya karena tidak
tersedianya barang substitusi dekat dari barang yang dijual

Kurva permintaan di pasar sama dengan kurva permintaan yang dihadapi perusahaan
monopolis.

2.2 Faktor Penyebab Terbentuknya Monopoli

Terdapat tiga faktor yang dapat menyebabkan wujudnya pasar (perusahaan) monopoli. Ketiga
faktor tersebut adalah:

 Perusahaan Monopoli Memiliki Suatu Sumber Daya yang Unik dan Tidak
Dimiliki oleh Perusahaan Lain.
Salah satu sumber penting dari adanya monopoli adalah pemilikan suatau
sumber daya yang unik (istimewa) yang tidak dimiliki oleh orang atau perusahaan
lain. Perusahaan air minum di suatu kota adalah salah satu contoh lain dari kekuasaan
monopoli yang memiliki sumber daya yang unik.

 Perusahaan Monopoli pada Umumnya Dapat Menikmati Skala Ekonomi


(Economies of Scale) hingga ke Tingkat Produksi yang Sangat Tinggi.
Di dalam abad ini perkembangan teknologi berlaku sangat pesat sekali. Di
berbagai kegiatan ekonomi tingkat teknologi adalah sedemikian modernnya sehingga

1
produksiyang efisien hanya dapat dilakukan apabila jumlah produksinya sangat besar
dan meliputi hampir seluruh produksi yang diperlukan di dalam pasar.
Keadaan seperti ini berarti suatu perusahaan hanya akan menikmati skala ekonomi
yang maksimum apabila tingkat produksinya adalah sangat besar jumlahnya.
Pada waktu perusahaan mencapai keadaan di mana biaya produksi mencapai
keadaan di mana biaya produksi mencapai minimum, jumlah produksi adalah hampir
menyamai jumlah permintaan yang wujud dalam pasar. Dengan demikian, sebagai
akibat dari skala ekonomi yang demikian sifatnya, perusahaan dapat menurunkan
harga barangnya apabila produksi semakin tinggi. Pada tingkat produksi yang sangat
tinggi, harga adalah sedemikian rendahnya sehingga perusahaan-perusahaan baru
tidak akan sanggup bersaing dengan perusahaan yang terlebih dahulu berkembang.
Keadaan ini mewujudkan pasar monopoli.
Suatu industri yang skala ekonominya mempunyai sifat seperti yang
diterangkan di atas adalah perusahaan yang dikatakan merupakan monopoli alamiah
atau natural monopoly. Monopoli alamiah pada umumnya dijumpai dalam perusahaan
jasa umum (utilities) seperti perusahaan listrik, perusahaan air minum, perusahaan
telepon, dan prusahaan amgkutan kereta api.

 Monopoli Terwujud dan Berkembang Melalui Undang-Undang dan Hak


Monopoli Yang Diberikan Oleh Pemerintah Kepada Perusahaan Tersebut
Di dalam undang-undang pemerintah yang mengatur kegiatan perusahaan-
parusahaan terdapat beberapa peraturan yang akan mewujudkan kekuasaan
monopoli. Peraturan-peraturan yang seperti itu adalah :
- Peraturan paten dan hak cipta
Perkembangan ekonomi yang pesat terutama menimbulkan oleh
perkembangan teknologi. Untuk mengembangkan teknologi kadang-kadang
diperlukan waktu bertahun-tahun dan biaya yang sangat besar. Oleh sebab itu
kegiatan dan pengeluaran untuk mengembangkan teknologi tidak akan dilakukan
perusahaan apabila hasil jerih payah mereka dengan mudah dicontoh atau dijiplak
oleh perusahaan lain.Agar usaha mengembangkan teknologi dengan tujuan untuk
menciptakan barang baru akan memberi keuntungan kepada perusahaan, haruslah
pemerintah melarang dan menghukum kegiatan menjiplak tersebut. Hak cipta atau
copy rights merupakan bentuk lain dari hak paten yaitu merupakan suatu jaminan
hukum untuk menghindari penjiplakan.
- Hak usaha eksklusif
Apabila skala ekonomi hanya diperoleh setelah perusahaan itu mencapai
tingkat produksi sangat tinggi, kepentingan khalayak ramai akan dimaksimumkan
apabila perusahaan diberi kesempatan untuk menikmati skala ekonomi itu, dan
pada waktu yang sama diharuskan menjual produksinya dengan harga rendah.
Untuk menciptakan keadaan seperti ini secara serentak pemerintah harus
menjalankan dua langkah :
 Memberikan hak monopoli kepada suatu perusahaan dalam suatu keadaan
tertentu.

2
 Menentukan harga atau tarif yang rendah ke atas barang atau jasa yang
diproduksikan. Contoh perusahaan ini adalah perusahaan air minum,
pembangkit listrik dan angkutan kereta api.

Tanpa adanya hak eksklusif untuk berusaha sebagai perusahaan monopoli akan timbul
halangan untuk menikmati skala ekonomi secara maksimum. Sebagai akibatnya setiapa
perusahaan akan menetapakan harga / tarif yang tinggi ke atas barang / jasa yang
dihasilkannya. Untuk menghindari agar perusahaanh tidak mengambil tindakan yang seperti
itu pemerintah, di samping memberikan hak monopoli akan menetapkan harga / tarif
penjualan dari barang / jasa yang disediakan perusahaan tersebut.

2.3 Memaksimumkan Keuntungan/Keseimbangan Perusahaan Jangka Pendek


Prinsip pemaksimuman keuntungan berdasarkan pendekatan, yaitu:
a. Biaya total dan hasil penjualan total
b. Biaya marginal dan hasil penjualan marginal
sebelum melaksanakan hal-hal tersebut terlebih dahulu akan dilihat hubungan diantara harga
dan jumlah barang yang ditawarkan/diproduksikan, dan implikasi dari dari sifat hubungan
tersebut kepada hasil penjualan total.

 Produksi, Harga Dan Penjualan


Karena hanya ada satu pasar dalam monopoli, maka permintaan dalam industri
juga dapat dikatakan sebagai  permintaan dalam pasar. Sifat umum permintaan
barang (makin tinggi suatu barang, maka makin sedikit jumlah yang diminta),
menyebabkan kurva permintaan atas suatu barang adalah menurun dari kiri atas ke
kanan bawah. Permintaan yang ada dalam pasar monopoli berbeda dengan pasar
persaingan sempurna, sebagai akibat monopoli harga selalu lebih tinggi dan hasil
penjualannya marginal. 

Contoh angka

Tabel 8.1
Produksi, harga, dan Hasil Penjualan
(Dalam Ribuan Rupian)
Produks Harga Hasil Hasil
i (2) Penjualan Penjualan
(1) Total Marjinal
(3) (4)
0 20 0 -
1 18 18 18
2 16 32 14
3 14 42 10
4 12 48 6
5 10 50 2
6 8 48 -2
7 6 42 -6
8 4 32 -10

3
9 2 18 -14
10 0 0 -18

Untuk lebih memahami sifat hubungan di antara jumlah produksi, harga, hasil penjualan
total, dan hasil penjualan marginal, di dalam Tabel 8.1 dikemukakan suatu contoh hipotesis
mengenai hal tersebut.

Sesuai dengan sifat permintaan ke atas produksi monopoli seperti yang telah diterangkan di
atas, dalam Tabel 8.1 ditunjukkan bahwa semakin besar jumlah produksi (perhatikan kolom
1), semakin rendah harga barang (perhatikan kolom 2). Bagaimana implikasi dari keadaan
tersebut ke atas hasil penjualan total dan marginal berturut-turut ditunjukkan dalam kolom (3)
dan (4). Hasil penjualan total, seperti telah ketahui, adalah jumlah produksi x harga, maka
nilainya diperoleh dari mengahkan angka dalam kolom (1) dengan angka dalam kolom (2).
Sesuai dengan definisi hasil penjualan marginal, yaitu tambahan hasil penjualan total apabila
penjualan bertambah sebanyak 1 unit, angka dalam kolom (4) diperoleh dari menggunakan
persamaan TR2 – TR1. Sebagai contoh TR1 (TR pada waktu jumlah produksi adalah 1)
adalah Rp 18.000, sedangkan TR2 adalah =Rp 32.000.Maka MR akibat dari kenaikan
produksi dari menjadi 2 unit adalah Rp 32.000 - Rp 18.000 = Rp 14.000. Angka-angka dalam
kolom (4) dihitung dengan cara ini.

Perhatikanlah dengan lebih saksama angka-angka hasil penjualan total yang terdapat
dalam kolom (3). Sampai produksi sebanyak 5 unit hasil penjualan total terus menerus
bertambah, tetapi pertambahannya adalah pada tingkat (jumlah) yang semakin berkurang.
Nilai dari pertambahan hasil penjualan total yang semakin berkurang tersebut ditunjukkan
dalam kolom (4). Sesudah unit ke-5, pertambahan produksi selanjutnya akan mengurangi
hasil penjualan total yang berarti hasil penjualan marginal (atau pertambahan hasil penjualan
total) nilainya adalah negatif.

Kesimpulan :

Apabila harga semakin menurun, pada waktu jumlah produksi semakin meningkat, maka :

a. Hasil penjualan total akan mengalami pertambahan, tetapi pertambahan itu semakin
berkurang apabila produksi bertambah banyak. Setelah mencapai tingkat produksi
tertentu, pertambahan akan negative
b. Pada umumnya, hasil penjualan marginal nilainya lebih rendah daripada harga

 Pendekatan Biaya Total dan Hasil Penjualan Total

Pendekatan ini akan diterangkan dengan menggunakan Tabel 8.2, yang membandingkan data
hasil penjualan total dengan biaya total. Melalui perbandingan tersebut dapatlah ditentukan
keuntungan yang diperoleh, atau kerugian yang dialami, pada berbagai tingkat produksi.

Data jumlah produksi, harga dan hasil penjualan total pada Tabel 8.2 adalah sama dengan
dalam Tabel 8.1. Data yang hipotetis tersebut dibuat dengan menggunakan pemisalan
berikut :

4
Biaya tetap total adalah Rp 4.000. Berdasarkan pemisalan ini maka apabila
perusahaan tidak beroperasi  yang berarti jumlah produksi adalah 0, biaya total adalah
Rp 4.000. Sehingga produksi 4 unit hukurn hasil lebih yang semakin berkurang belum
berlaku. Berarti biaya marginal semakin rendah, apabila produksi ditambah. Keadaan
ini digambarkan oleh kenaikan biaya total yang semakin sedikit. Data dalam Tabel 8.2
jelas menunjukkan keadaan tersebut apabila produksi dinaikkan dari 0 ke 1, dari 1
ke-2, dari 2 ke 3 dan dari 3 ke 4.Sesudah produksi mencapai 4 unit, hukum hasil lebih
yang semakin berkurang berlaku. Sebagai akibatnya biaya marginal meningkat dan ini
dapat dilihat dari pertambahan biaya total yang semakin meningkat pada setiap
penambahan satu unit produksi.

Tabel 8.2
Hasil Penjualan Produksi dan Keuntungan
(Dalam Ribuan Rupian)
Produksi Harga Hasil Biaya Total Keuntungan
(1) (2) Penjualan (4) (5)
Total
(3)
0 20 0 4 -
1 18 18 16 2
2 16 32 26 6
3 14 42 34 8
4 12 48 40 8
5 10 50 46 4
6 8 48 54 -6
7 6 42 64 -22
8 4 32 76 -44
9 2 18 90 -72
10 0 0 106 -106

Dengan adanya data mengenai hasil penjualan total dan biaya total seperti yang diterangkan
di atas sekarang dapat ditentukan tingkat produksi yang akan memaksimumkan keuntungan.

Perhatikan data dalam kolom (5). Data tersebut dihitung dengan formula
berikut: Keuntungan = Hasil penjualan total dikurangi biaya total. Data dalam kolom (5)
menunjukkan bahwa keuntungan maksimum dicapai pada produksi sebanyak 3 atau 4 unit
dan jumlah keuntungan adalah Rp 8.000. Walaupun demikian, dalam analisis yang bersifat
umum, akan selalu dikatakan bahwa perusahaan monopoli tersebut akan memproduksikan 4
unit untuk memaksimumkan keuntungan.

 Pendekatan Hasil Penjualan Marginal - Biaya Marginal


Untuk menerangkan pendekatan ini terlebih dahulu perlu dihitung hasil penjualan marginal
dan biaya marginal. Data tersebut dikemukakan dalam Tabel 8.3

5
Tabel 8.3
Menentukan Keuntungan Dengan Pendekatan
MC=MR
(Dalam Ribuan Rupiah)
Produksi Harga Tambahan Tambahan Jumlah
(1) Penjuala Biaya Keuntungan Keuntungan/Kerugian
n (MC=TC2- (4) (5)
Marjinal TC1)
(2) (3)
0 - 4 - -4
1 18 16-4=12 6 2
2 14 26-16=10 4 6
3 10 34-26=8 2 8
4 6 40-34=6 0 8
5 2 46-40=6 -4 4
6 -2 54-46=8 -10 -6
7 -6 64-54=10 -16 -22
8 -10 76-64=12 -22 -44
9 -14 90-76=14 -28 -72
10 -18 106-90=16 -34 -106
Data hasil penjualan marginal yang ditunjukkan dalam kolom (2) diambil dari data yang
sama dalam kolom (4) dari Tabel 8.1. Data dalam kolom (3) dihitung dengan formula berikut
MC = TC2 – TC1. Data mengenai biaya total (TC) diambil dari Tabel 12.2, kolom (4).
Berdasarkan kepada data dalam kolom (2), (3) dan (4) dapat ditunjukkan tambahan
keuntungan pada setiap tingkat produksi. Apabila perusahaan tidak memproduksikan barang,
biaya yang ditanggung perusahaan adalah Rp 4.000 dan ini meliputi biaya tetap yang
mempengaruhi keuntungan. Oleh sebab itu dalam kolom (3) data tersebut dihitung
sebagai “biaya marginal”.

Berdasarkan data dalam kolom (4) dalam (5) ditentukan jumlah keuntungan pada berbagai
tingkat produksi. Data dalam kolom (3) jelas menunjukkan bahwa keuntungan maksimum
tercapai pada tingkat produksi 3 atau 4 unit. Namun demikian dalam analisis dikatakan
perusahaan itu akan memproduksi 4 unit untuk memaksimumkan keuntungan karena pada
tingkat produksi tersebut MC = MR, yaitu masing-masing bernilai Rp 6.000.

 Pemaksimuman keuntungan dalam monopoli, dapat dihitung dengan


formula keuntungan = hasil penjualan marginal. Ada beberapa hal yang perlu
diketahui dalam pemaksimuman dengan menggunakan pendekatan biaya dan hasil
penjualan total sebagai berikut:
a. Jika perusahaan tidak beroperasi bearti jumlah produksi = 0.
b. Biaya marginal akan semakin rendah apabila produksi ditambah.
c. Biaya total akan semakin meningkat pada setiap penambahan satu unit produksi.

6
2.4 Studi Kasus

Contoh Kasus Monopoli yang dilakukan oleh Pertamina

-       Fungsi PT. PERTAMINA sebagai pengkilang, distribusi, dan penjual minyak. Swasta
diizinkan berpartisipasi dalam upaya pengkilangan minyak. Sementara untuk distribusi dan
penjualan tetap ditangani PT. PERTAMINA. Saat ini telah ada 30 Independent Power
Producer di Indonesia. Tetapi dalam menentukan harga minyak yang harus dibayar
masyarakat tetap ditentukan oleh PT. PERTAMINA sendiri.

-        Krisis minyak memuncak saat PT. Perusahaan tambang minyak Negara (PT.
PERTAMINA) memberlakukan kenaikan harga pembelian bahan bakar minyak (BBM)
premium  di berbagai wilayah termasuk Jakarta dan sekitarnya, selama periode 20-29 agustus
2009. Semua industri di Jawa-Bali wajib menaati, dan sanksi bakal dikenakan bagi industri
yang membandel. Dengan alasan klasik, PERTAMINA berdalih kenaikan dilakukan akibat
pasokan cadangan minyak bumi yang semakin parah karena adanya gangguan pendistribusian
dan persedian minyak bumi

Dikarenakan PT. PERTAMINA memonopoli minyak nasional, kebutuhan minyak


masyarakat sangat bergantung pada PT. PERTAMINA, tetapi mereka sendiri tidak mampu
secara merata dan adil memenuhi kebutuhan minyak masyarakat. Hal ini ditunjukkan dengan
banyaknya daerah-daerah yang kebutuhan minyaknya belum terpenuhi dan juga sering terjadi
kelangkaan BBM secara sepihak sebagaimana contoh diatas. Kejadian ini menyebabkan
kerugian yang tidak sedikit bagi masyarakat, dan investor menjadi enggan untuk berinvestasi.

7
BAB III

PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Pasar monopoli adalah suatu bentuk pasar di mana hanya terdapat satu perusahaan
saja. Dan perusahaan ini menghasilkan barang yang tidak mempunyai barang pengganti
yang sangat dekat. Ciri-ciri antara lain pasar monopoli adalah industri satu perusahaan, tidak
mempunyai barang pengganti yang mirip, tidak terdapat kemungkinan untuk masuk ke
dalam industri, dapat mempengaruhi penentuan harga, promosi iklan kurang diperlukan.
Faktor-faktor yang menimbulkan monopoli antara lain perusahaan monopoli memiliki
suatu sumber daya yang unik dan tidak dimiliki oleh perusahaan lain, perusahaan monopoli
pada umumnya dapat menikmati skala ekonomi (economies of scale) hingga ke tingkat
produksi yang sangat tinggi, monopoli wujud dan berkembang melalui undang – undang
yaitu pemerintah memberi hak monopoli kepada perusahaan tersebut.

3.2 Saran

Kami sebagai penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam


pembuatan makalah ini, oleh karena itu kami harapkan adanya kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini.

8
DAFTAR PUSTAKA

http://myprivancywork.blogspot.com/2019/01/ekonomi-mikro-pasar-monopoli_9.html?m=1

http://evafauziyah97.blogspot.com/2016/12/maksimasisasi-laba-padaperusahaan.html?m=1

You might also like