Professional Documents
Culture Documents
Pasar Persaingan Monopolistik
Pasar Persaingan Monopolistik
Keuntungan lebih normal akan menarik perusahaan baru untuk masuk ke industri
tersebut. Dalam persaingan monopolistik tidak ada terdapat hambatan kepada perusahaan
baru.Maka keuntungan yang melebihi normal akan menyebabkan pertambahan dalam jumlah
perusahaan di pasar. Sebagai akibatnya setiap perusahaan akan menghadapi permintaan yang
semakin sedikit pada berbagai tingkat harga. Ini berarti kemasukan perusahaan baru akan
menggeser kurva permintaan dan tentunya juga kurva hasil penjualan marginal MR oleh
anak panah dalam gambar. Hal ini akan terus berlansung sehingga perusahaan hanya
mendapat keuntungan normal saja. Dengan demikian, seperti halnya dengan perusahaan
dalam pasar persaingan sempurna, dalam persaingan monopolistik setiap perusahaan hanya
mendapat keuntungan normal di dalam jangka pendek.
Seperti dengan keadaan keuntungan lebih normal, jika masih mampu bertahan
perusahaan yang mengalami kerugian tidak akan wujud dalam jangka panjang. Perusahaan
yang mengalami kerugian tidak akan meneruskan kegiataannya, mereka akan meninggalkan
industry tersebut, dengan demikian jumlah perusahaan di dalam pasar semakin lama menjadi
semakin sedikit. Sebagai akibatnya dalam jangka panjang permintaan yang dihadapi setiap
perusahaan menjadi lebih besar dari semula. Di dalam grafik pertambahan permintaan ini
digambarkan dalam bentuk pergesaran kurva permintaan dan kurva hasil penjualan ke
sebelah kanan. Pergeseran itu akan terus berlangsung sehingga perusahaan mendapat
keuntungan normal. Karena tidak menderita kerugiaan lagi perusahaan-perusahaan tidak akan
meninggalkan industri tersebut, tetapi juga ketiadaan keuntungan yang melebihi normal tidak
akan menarik kemasukan perusahaan baru.
C. Studi Kasus
Seiring berkembangnya teknologi, smartphone juga mengalami perkembangan mulai
dari fitur yang lebih canggih, hingga desain dari smartphone yang terus berkembang untuk
menarik minat konsumen. Sudah banyak perusahaan smartphone yang bersaing dalam pasar
smartphone di dunia. Mulai dari Samsung, Oppo, Nokia, VIVO, Apple, dan lain-lain.
Meskipun sama-sama memproduksi smartphone, nyatanya masing-masing brand memiliki
perbedaan, mulai dari desain smartphone, fitur-fitur yang dimiliki, harga yang ditawarkan,
hingga kualitas dari produk yang dijual. Hal ini menyebabkan perusahaan-perusahaan
smartphone gencar melakukan promosi untuk memperkenalkan produknya dan menarik
minat konsumen. Setiap konsumen akan menentukan produk smartphone mana yang akan
dibeli sesuai dengan minat masing – masing. Sehingga persentase penguasaan pasar setiap
perusahaan akan berbeda-beda.
Firma riset IDC kembali mempublikasikan laporan pasar ponsel pintar di Indonesia
untuk kuartal II-2020. Vivo masih menguasai pasar smartphone Indonesia pada kuartal II-
2020 dengan pangsa pasar 26,8 persen. Diposisi kedua dipegang oleh Oppo dengan pangsa
pasar 21,2 persen. Posisi ketiga dihuni Samsung dengan pangsa pasar 18,7 persen. Posisi
keempat dihuni Xiaomi yang merengkuh pangsa pasar sebesar 16,9 persen. Posisi terbawah
diisi oleh Realme yang memiliki pangsa pasar sebesar 14,2 persen.