You are on page 1of 15

PRAKTIKUM FARMAKOLOGI TOKSIKOLOGI II

NAMA : KOMANG DRESTA SASMITHA VIKRAMA


NIM : 2009482010079
KELAS : 3C

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
2020/2021
DAFTAR ISI

ii
“UJI EFEKTIVITAS EKSRTAK ETANOL DAUN PEGAGAN (Centella asiatica)
TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA BAKAR PADA MENCIT (Mus musculus L.)

BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

adalah salah satu negara yang dikenal dengan alamnya yang kaya dengan tanaman
berkhasiat untuk pengobatan penyakit secara tradisional, salah satunya adala Indonesia h
tanaman pegagan (Centella asiatica L.). Supaya obat tradisional dapat diterima di kalangan
praktek kedokteran, maka pengembangan terus didasarkan pada prinsip-prinsip
pengembangan obat dalam kedokteran modern. Hasil-hasil yang secara empirik harus pula
didukung oleh bukti-bukti ilmiah adanya manfaat klinik obat serta keamanan pemakaian pada
manusia (Santoso, 1992). Demam adalah meningkatnya suhu tubuh diatas 37º C. Demam
memang bukan suatu penyakit, tetapi bila tidak diatasi dengan baik bisa menjadi penghambat
dalam melakukan suatu aktivitas, bahkan demam juga bisa berakibat fatal. Demam juga bisa
merupakan suatu tanda bahwa tubuh terjangkit penyakit tertentu (Anonim, 2008). Demam
dapat terjadi karena peningkatan titik patokan suhu di hipotalamus. Ketika gejala demam
muncul, umumnya orang akan menggunakan parasetamol untuk mencegah kenaikan suhu
tubuh lebih lanjut. Parasetamol merupakan obat antipiretik umum, relatif aman namun juga
mempunyai efek samping sebagaimana obat modern lainnya apabila digunakan dalam jangka
panjang (Sajuthi, dkk., 2008). Menurut WHO, hampir 70% dari populasi dunia menggunakan
obat dari tumbuh – tumbuhan terutama di negara – negara berkembang karena biayanya yang
murah dan mudah didapat (Raj, 2007). 2 Tanaman pegagan (Centella asiatica L.) merupakan
salah satu tanaman obat yang memiliki banyak manfaat, sehingga menarik perhatian para ahli
untuk meneliti dan mengembangkannya dalam rangka eksplorasi obat baru yang berasal dari
alam. Sejauh ini bukti ilmiah efek herba pegagan sebagai antipiretik belum diketahui.
Tanaman pegagan seringkali dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia sebagai obat alternatif
untuk mengobati berbagai macam penyakit seperti wasir, demam, pembengkakan hati atau
liver, bisul, darah tinggi, penambah daya ingat, campak, amandel, sakit perut dan kurang
nafsu makan (Muhlisah, 1995). Penelitian tentang tanaman obat di Indonesia untuk
pengobatan demam memang sudah banyak dilakukan, tetapi penelitian tentang tanaman
pegagan untuk pengobatan demam belum dilakukan (Muhlisah, 1995). Dengan dasar inilah

1
yang mendorong

2
peneliti melakukan penelitian ini sehingga diharapkan dalam pegagan dapat digunakan
sebagai obat alternatif yang berkhasiat sebagai antipiretik yang berguna bagi perkembangan
pengobatan tradisional.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Nyeri merupakan sensasi yang mengindikasikan bahwa tubuh sedang mengalami


kerusakan jaringan, inflamasi, atau kelainan yang lebih berat seperti disfungsi sistem saraf.
Oleh karena itu nyeri sering disebut sebagai alarm untuk melindungi tubuh dari kerusakan
jaringan yang lebih parah. Rasa nyeri seringkali menyebabkan rasa tidak nyaman seperti rasa
tertusuk, rasa terbakar, rasa kesetrum, dan lainnya sehingga mengganggu kualitas hidup
pasien atau orang yang mengalami nyeri (Ferdianto, 2007).Analgesik adalah obat yang
selektif mengurangi rasa sakit dengan bertindak dalam sistem saraf pusat atau pada
mekanisme nyeri perifer, tanpa secara signifikan mengubah kesadaran .Analgesik
menghilangkan rasa sakit, tanpa mempengaruhi penyebabnya. Analgesik apabila digunakan
dengan dosis yang berlebihan maka dapat menimbulkan beberapa efek samping (Chandra et
al., 2016).

Berdasarkan data riset tentang penderita penyakit hipertensi maka perlu dilakukan
upaya penanganan penyakit hipertensi. Negara Indonesia kaya akan tumbuhan yang dapat
digunakan dalam penyembuhan berbagai macam penyakit, salah satunya adalah daun
pegagan (Centella asiatica L).

Kandungan dari tanaman ini adalah Pegagan mengandung asiaticoside, thankuniside,


isonthankuniside, madecassoside, brahmoside, brahmic acid, brahminoside, madasiatic acid,
meso-inosital, centelloside, carotenoid, hydrocotylin, vellarine, tanin, serta garam-garam
mineral (Lasmadiwati, dkk., 2003)

Pegagan berasa manis, bersifat mendinginkan, berfungsi membersihkan darah, melancarkan


peredaran darah, peluruh kencing (diuretika), penurun panas (antipiretik), menghentikan
pendarahan (haemostatika), meningkatkan syaraf memori, antibakteri, tonik, antispasma,
antiinflamasi, hipotensif, insektisida, antialergi, dan stimulan. Selain itu juga, pegagan berfungsi
meningkatkan perbaikan dan penguatan sel-sel kulit, stimulasi pertumbuhan kuku, rambut dan
jaringan ikat. Saponin yang ada menghambat produksi jaringan bekas luka yang berlebihan
(menghambat terjadinya keloid) (Lasmadiwati, dkk., 2003). 5 Manfaat pegagan lainnya yaitu untuk
pengobatan sariawan mulut (afthae), kusta (lepra), infeksi saluran kencing, susah kencing,

3
lever bengkak, mata merah

4
bengkak, campak, tekanan darah tinggi, penyakit kulit, sakit perut (maag), radang usus, batuk
asma dan bronkitis, peluruh air seni, obat kumur, borok atau luka, ambeien, sakit kepala,
menambah nafsu makan, amandel, cacingan, kesemutan. Pegagan juga meningkatkan
sirkulasi darah pada lengan dan kaki, mencegah varises dan salah urat, meningkatkan daya
ingat, mental dan stamina tubuh, serta menurunkan gejala stress dan depresi (Lasmadiwati,
dkk., 2003)

5
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimental laboratorium dengan rancangan

randomize pretesposttest control group design.

3.2 Jumlah Sampel

Hewan uji yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah mencit putih jantan.Sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah mencit putih jantan yang memenuhi kriteria inklusi
dan eksklusi sebagai berikut:
1.Kriteria inklusi
a. Mencit putih jantan
b. Berat badan 20-30 gram
c. Umur 2-3 bulan

2. Kriteria eksklusi
a. mencit yang sakit dalam penelitian

3.3 Perhitungan Dosis


Dosis tikus
Dosis 1 = 150mg/kgbb
Dosis 2 = 300mg/kgbb
Dosis 3 = 600mg/kgbb

Konversi dosis tikus ke mencit


Dosis 1 = 150/1000 = 0,15
6
= 0,15 x 200 = 30
= 30 x 0,14 = 4,2/gbb
Dosis 2 = 300/1000 = 0,3
= 0,3 x 200 = 60
= 60 x 0,14 = 8,4/gbb
Dosis 3 = 600/1000 = 0,6
= 0,6 x 200 = 120
= 120 x 0,14 = 16,8/gbb

3.3.1 Kelompok I

● Kelompok 1
● Kelompok mencit sebagai control negatif
● Kelompok II
● Kelompok mencit yang diberikan paracetamol
● Kelompok III
● Kelompok mencit yang diberikan ekstrak etanol herba pegagan dosisnya sebanyak
4,2/gbb
● Kelompok IV
● Kelompok mencit yang diberikan ekstrak etanol herba pegagan dosisnya sebanyak
8,4/gbb
● Kelompok V
● Kelompok mencit yang diberikan ekstrak etanol herba pegagan dosisnya sebanyak
16,8/gbb
30 menit setelah perlakuan,suhu rektum diukur lagi sampai percobaan pada kelompok
ke-5

3.4 Prosedur Penelitian

3.4.1 Perlakuan Hewan Uji

Sebelum dilakukan perlakuan mencit dilakukan pengukuran suhu rektum menggunakan


termometer lalu setelah 30 menit ,mencit disuntikan vaksin tujuannya agar suhu dari mencit
naik setelah itu 30 menit kemudian, kembali dilakukan pengukuran suhu rektum
menggunakan termometer,selanjutnya 30 menit mencit yang berada di kelompok 2 disuntikan
paracetamol ,setetalah disuntikan paracetamol 30 menit kemudian diberikan ekstrak herba
pegagan sesuai dosis diatas,dan dilakukan hingga kelompok 5 yang telah tertera diatas

3.4.2 Pembuatan Sediaan

A. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam pembuatan sediaan adalah gelas ukur, pissau/ cutter, batang
pengaduk, kain flannel, pipet tetes, blender, kompor gas, panci, ayakan mesh 60 , saringan,
7
wadah pengeringan

Bahan yang digunakan dalam pembuatan sediaan ini adalah ekstrak daun pegagan
(Centella asiatica L.), aquadest,etanol.

8
9
10
11
BAB IV

KESIMPULAN

Dapat disimpulkan bahwa tanaman herba pegagan mengandung bahan aktif alkaloid, saponin,
tanin, flavonoid, steroid, dan triterpenoid.Salah satu kandungannya yaitu flavonoid memiliki
aktivitas antipiretik,flavonoid bekerja sebagai inhibitor siklooksigenase yang berfungsi memicu
pembentukan prostaglandin.Apabila prostaglandin tidak dihambat maka terjadi peningkatan
suhu tubuh yang akan menyebabkan demam

DAFTAR PUSTAKA

12
Kartikawati, E., & Deswati, D. A. 2020. UJI EFEK ANALGETIK EKSTRAK ETANOL
DAUN ASAM JAWA (Tamarindus indica L) pada MENCIT PUTIH JANTAN
GALUR SWISS WEBSTER. Jurnal Sabdariffarma, 2(1).

Kusmita, B.S., Effendy, E.M and Yulianita., 2018. Uji Efektivitas Ekstrak Daun Bangun-
Bangun (Coleus Amboinicus Lour) Sebagai Anti Hipertensi Pada Tikus Sprague-
Dawley Yang Di Induksi NaCl

Wardoyo, A. V., & Oktarlina, R. Z. 2019. Tingkat Pengetahuan Masyarakat Terhadap Obat
Analgesik Pada Swamedikasi Untuk Mengatasi Nyeri Akut. Jurnal Ilmiah Kesehatan
Sandi Husada, 8(2), 156-160.

Amriani, H., Syam, H., & Wijaya, M. 2020. PEMBUATAN TEH FUNGSIONAL
BERBAHAN DASAR BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa) DENGAN
PENAMBAHAN DAUN STEVIA. Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, 5, 251-
261.

Chandra, C. 2016. Studi Penggunaan Obat Analgesik Pada Pasien Cedera Kepala
(Concussion) Di Rsup Prof. Dr. RD Kandou Manado Periode Januari-
desember 2014. PHARMACON, 5(2).

13

You might also like