Professional Documents
Culture Documents
Ira Aristi FST
Ira Aristi FST
Ira Aristi
11140920000030
Ira Aristi
11140920000030
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian pada
Program Studi Agribisnis
2
ii
iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
No. HP : 0838-9703-4156
E-mail : iraaristi@gmail.com
RIWAYAT PENDIDIKAN
PENGALAMAN KERJA
iv
RINGKASAN
Ira Aristi, Pengembangan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 menjadi ISO
9001:2015 di UPTD RPH Terpadu Dinas Pertanian Kota Bogor. (Di bawah
bimbingan Eny Dwiningsih dan Titik Inayah).
Daging merupakan salah satu bahan pangan yang sangat penting dalam
mencukupi kebutuhan gizi masyarakat, serta merupakan komoditas ekonomi yang
mempunyai nilai sangat strategis. Saat ini masyarakat mulai sadar akan kebutuhan
gizi dalam makanan yang dikonsumsi, terutama gizi yang berasal dari hewani atau
daging. Mutu menjadi salah satu tolak ukur keberhasilan suatu perusahaan. Mutu
sebagai suatu bentuk standardisasi yang secara tidak langsung ditetapkan oleh
pelanggan menjadi tolak ukur kesuksesan penyedia. Perusahaan perlu menerapkan
sistem manajemen mutu agar produk yang dihasilkan baik berupa barang maupun
jasa dapat terjamin mutunya. Standardisasi dari penerapan mutu yang diakui
secara Internasional adalah Sistem Manajemen Mutu ISO (International
Organization for Standardization). RPH (Rumah Potong Hewan) merupakan
langkah awal yang berperan dalam penyembelihan sebagai upaya pemenuhan
tingkat konsumsi daging dan penyediaan daging yang aman dan terjamin mutu
nya.
UPTD RPH Terpadu Dinas Pertanian Kota Bogor menjadi pioner pertama
dan satu satunya saat ini dari 420 Rumah Potong Hewan milik pemerintah di
Indonesia, yang telah mendapatkan ISO 9001:2008. Permasalahan yang muncul
adalah terdapat temuan pada klausul-klausul yang memiliki korelasi dengan
klausul-klausul pada ISO 9001:2015 serta masa berlaku Sistem Manajemen Mutu
ISO 9001:2008 akan berakhir pada September 2018.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis kesenjangan antara antara
Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di UPTD RPH Terpadu dengan Sistem
Manajemen Mutu ISO 9001:2015 dan (2) merancang pengembangan Sistem
Manajemen Mutu dari ISO 9001:2008 menjadi ISO 9001:2015 di UPTD RPH
Terpadu Dinas Pertanian Kota Bogor. Penelitian ini menggunakan bantuan
informan sebanyak enam orang, yang terdiri dari Manager Representatif,
Koordinator Kesehatan Hewan, Koordinator Mekanik dan Listrik, Koordinator
Kebersihan, Koordinator IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) dan Kasubag
Tata Usaha untuk memperoleh data yang representatif. Teknik analisis data yang
digunakan adalah GAP Analysis, untuk mengetahui kesenjangan antara sistem
manajemen mutu ISO 9001:2008 dengan ISO 9001:2015 dan merancang
pengembangan sistem manajemen mutu dari ISO 9001:2008 menjadi ISO
9001:2015 yang harus dilakukan oleh RPH.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa
Sistem Manajemen Mutu UPTD RPH Terpadu Kota Bogor sudah siap untuk
dilengkapi berdasarkan persyaratan sistem manajemen mutu ISO 9001: 2015 dan
siap melakukan konversi sistem, namun secara keseluruhan masih terdapat
beberapa persyaratan yang belum dilakukan secara sempurna dan ada beberapa
persyaratan yang belum dipenuhi.
v
UPTD RPH Terpadu sudah memenuhi sebesar 85,71% persyaratan dari klausul 4
Konteks Organisasi, klausul 5 Kepemimpinan sebesar 92,50%, klausul 6
Perencanaan sebesar 90,91%, klausul 7 Pendukung sebesar 96,92%, klausul 8
Operasi sebesar 73,10%, klausul 9 Evaluasi Kinerja sebesar 92,31%, serta klausul
10 Perbaikan/Peningkatan sebesar 86,00%. Hasil rata-rata pemenuhan persyaratan
secara keseluruhan yaitu sebesar 88,21%.
Pengembangan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 menjadi ISO
9001:2015 dilakukan dengan memberikan rekomendasi tindakan perbaikan serta
rancangan dokumentasi berdasarkan persyaratan Sistem Manajemen Mutu ISO
9001:2015. Rekomendasi tindakan perbaikan yang harus dilakukan UPTD RPH
Terpadu dalam memenuhi ketidaksesuaian (GAP) yang terjadi diantaranya yaitu
melaksanakan pelatihan secara rutin, menggunakan metode KPI (Key
Performance Indicator) dan metode CAPA (Corrective Action and Preventive
Action) dalam melakukan penilaian karyawan, menuangkan konsep perencanaan
desain dan pengembangan ke dalam bentuk tertulis seperti proposal, melakukan
kegiatan verifikasi dan validasi produk serta menyimpan dokumentasinya,
melakukan survei keluhan pelanggan, menggunakan metode Failure Mode and
Effect Analysis (FMEA) dalam melakukan analisis dan evaluasi pelaksanaan
sistem manajemen mutu, mengkategorikan ketidaksesuaian yang terjadi
menggunakan kategori minor dan mayor sesuai standar ISO 9001:2015,
menuangkan rencana pengembangan bisnis kedalam tulisan, tidak hanya berupa
konsep dan menentukan rencana pengembangan bisnis jangka panjang
berdasarkan strategi dalam analisis SWOT.
Rancangan dokumentasi dibuat berdasarkan persyaratan informasi
terdokumentasi serta dokumen lain dalam sistem manajemen mutu ISO
9001:2015. Rancangan dokumentasi yang dibuat yaitu analisis SWOT (Strength,
Weakness, Opportunities, Threat), analisis kebutuhan pihak yang berkepentingan,
analisis risiko menggunakan FMEA, dokumentasi job description, prosedur
perekrutan karyawan, prosedur pengendalian pemasok, prosedur pengendalian
desain dan pengembangan, form hasil evaluasi pemasok serta form daftar alat
ukur.
vi
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
salam tak lupa penulis haturkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW
Pertanian Kota Bogor” sebagai salah satu syarat kelulusan program Strata-1 di
terselesaikan tanpa adanya bantuan dan dukungan yang diberikan oleh berbagai
pihak. Oleh Karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima
kasih kepada:
1. Keluarga tersayang, Ibu Erni dan Bapak Dindin, Adikku Ria serta Umi dan
Abah yang senantiasa memberi dukungan materi, motivasi dan doa kepada
penulis.
2. Ibu Eny Dwiningsih, M.Si selaku Dosen Pembimbing I dan Ibu Titik Inayah,
vii
3. Bapak Dr. Ir. Iwan Aminudin, M.Si dan Ibu Agustina Senjayani, M.Si, M.Si
yang telah bersedia menjadi dosen penguji pada sidang munaqosyah saya
4. Ibu Prof. Dr. Lily Surayya Eka Putri, M.Env.Stud selaku Dekan Fakultas
5. Bapak Dr. Ir. Edmon Daris, MS selaku Ketua Program Studi Agribisnis dan
Bapak Dr. Ir. Iwan Aminudin, M.Si selaku Sekretaris Program Studi
Hidayatullah Jakarta.
6. Seluruh pihak yang ada di UPTD RPH Terpadu Kota Bogor terutama Bapak
Setiawan, Bapak Didong, Bapak Hermansyah, Bapak Iyan, Bapak Arief seta
Ibu Ria yang telah dengan begitu hangatnya menerima saya dan membantu
7. Sahabat penulis yang tersayang meskipun terpisah jarak dan waktu, Siti
8. Teman-teman KKN PESONA 99, terutama Yushi, Ika, Liana, Jijah dan Fiqih
9. Teman-teman Agribisnis UIN Jakarta 2014, terutama Ulfi, Liana dan Risma
viii
10. Teman-teman seperbimbingan, Lulu, Dita dan Pinka yang sama-sama
11. Seluruh jajaran dosen pengajar program studi Agribisnis UIN Syarif
12. Seluruh pihak yang terlibat yang telah membantu dalam menyelesaikan
laporan PKL ini dan tidak dapat penulis sebutkan satu persatu karena
keterbatasan.
keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Untuk itu, saran dan kritik yang dapat
menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua
Ira Aristi
ix
DAFTAR ISI
Halaman
2.1 Agribisnis............................................................................................. 11
2.2 Rumah Pemotongan Hewan (RPH) ..................................................... 13
2.3 Konsep Sistem Manajemen Mutu........................................................ 14
2.3.1 Definisi Sistem .......................................................................... 14
2.3.2 Pengertian Manajemen .............................................................. 15
2.3.3 Definisi Mutu............................................................................. 16
2.3.4 Manajemen Mutu ....................................................................... 18
2.3.5 Sistem Manajemen Mutu ........................................................... 19
2.3.6 Manajemen Mutu Terpadu ........................................................ 20
2.4 International Organization for Standardization
(ISO) 9001 ........................................................................................... 22
2.4.1 Pengertian Sistem Manajemen Mutu
ISO 9001 ................................................................................... 22
2.4.2 Manfaat Penerapan Sistem Manajemen Mutu
ISO 9001 ................................................................................... 23
2.4.3 Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 ................................. 25
2.4.4 Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015 ................................. 29
x
2.4.5 Perubahan Sistem Manajemen Mutu ISO
9001:2008 menjadi Sistem Manajemen Mutu
ISO 9001:2015 .......................................................................... 35
2.5 Penelitian Terdahulu ............................................................................ 38
2.6 Kerangka Pemikiran ............................................................................ 40
xi
5.1.1 Analisis Kesenjangan pada Masing-Masing Klausul ................ 71
5.1.2 Temuan Ketidaksesuaian pada Masing-Masing
Klausul Berdasarkan Persyaratan Sistem
Manajemen Mutu ISO 9001:2015........................................... 137
5.2 Pengembangan Sistem Manajemen Mutu dari
ISO 9001:2008 menjadi ISO 9001:2015 ............................................ 141
5.2.1 Identifikasi Tindak Lanjut atau Tindakan
Perbaikan Berdasarkan Persyaratan Sistem
Manajemen Mutu ISO 9001:2015........................................... 142
5.2.2 Rancangan Dokumentasi Berdasarkan Persyaratan
Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015 ............................... 148
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
xiii
17. Daftar Infrastruktur yang dimiliki UPTD RPH
Terpadu Kota Bogor .................................................................................. 101
18. Lingkungan Kerja UPTD RPH Terpadu Kota Bogor ................................ 104
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
Daging merupakan salah satu bahan pangan yang sangat penting dalam
mempunyai nilai sangat strategis. Saat ini masyarakat mulai sadar akan kebutuhan
gizi dalam makanan yang dikonsumsi, terutama gizi yang berasal dari hewani atau
per kapita pada tahun 2016 sebesar 6,778 kg, atau meningkat sebesar 5,69 persen
dari konsumsi tahun 2015 sebesar 6,413 kg (Statistik Peternakan dan Kesehatan
Hewan, 2017:69). Maka dari itu, untuk memenuhi kebutuhan konsumsi daging
berkualitas dan aman dikonsumsi. Daging yang aman dikonsumsi adalah daging
yang memenuhi persyaratan ASUH (Aman, Sehat, Utuh dan Halal). Daging yang
berkualitas atau bermutu adalah daging yang memiliki keadaan sesuai dengan
perekonomian, baik itu sektor produk maupun jasa. Mutu sebagai suatu bentuk
standardisasi yang secara tidak langsung ditetapkan oleh pelanggan menjadi tolak
1
Persaingan di antara masing-masing jenis usaha tidaklah lagi berkutat pada
2012:197).
produk menembus pasarnya, disamping faktor utama yang lain seperti harga dan
pelayanan. Produk yang bermutu akan memiliki daya saing yang besar dan tingkat
keberterimaan yang tinggi. Mutu menjadi salah satu tolak ukur keberhasilan suatu
namun menjadi perhatian semua pihak dalam perusahaan. Produk dapat berupa
barang atau jasa, sehingga masalah mutu bukan saja urusan perusahaan-
Standardisasi dari penerapan mutu yang diakui secara Internasional adalah Sistem
2
meningkatkan penataan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan
pihak yang berkepentingan, dan mendapat kepercayaan dari konsumen atau mitra
memberikan produk, baik yang berupa barang ataupun jasa yang memenuhi
(voluntary) yang berarti ada tujuan tertentu yang ingin dicapai dan diharapkan
oleh manajemen. Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 oleh perusahaan
kerugian bagi perusahaan karena proses operasional yang tidak efektif dan efisien
memenuhi persyaratan pelanggan serta sesuai dengan hukum dan peraturan yang-
3
berlaku, memfasilitasi peluang untuk meningkatkan kepuasan pelanggan serta
menangani risiko dan peluang terkait konteks organisasi dan tujuan perusahaan
(Witara, 2017:42).
Manajemen Mutu ISO 9001 tidak berisi aturan yang harus diikuti, namun berisi
pedoman bagi perusahaan yang ingin memiliki sistem operasional yang baik.
Perusahaan yang baik akan bergantung pada sistem dibandingkan dengan sumber
daya manusia, karena jika perusahaan tidak memiliki pedoman operasional yang
baku, maka cara kerja akan berubah-ubah mengikuti sumber daya manusianya
sesuai dengan perkembangan industri mulai dari ISO 9001:1987, ISO 9001:1994,
ISO 9001:2000, ISO 9001:2008 hingga versi terbaru yaitu ISO 9001:2015. ISO
yang bertujuan menjamin kesesuaian dari suatu proses dan produk (barang atau
Manajemen Mutu ISO 9001:2008 menjadi ISO 9001:2015 yaitu peninjauan lebih
4
namun juga lingkungan dari organisasi untuk meningkatkan ketahanan dan
daging yang aman dan terjamin mutu nya, RPH (Rumah Potong Hewan)
Hewan (RPH) merupakan salah satu mata rantai penyediaan daging, mulai dari
daging kambing atau domba, daging sapi atau kerbau, dan daging ayam di
persyaratan teknis dan higienis tertentu serta digunakan sebagai tempat memotong
hewan potong selain unggas. Rumah Pemotongan Hewan adalah suatu tempat
hewan merupakan kegiatan untuk menghasilkan daging hewan yang terdiri dari
5
Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Kota Bogor, merupakan Unit
Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) yang berada di bawah naungan Dinas Pertanian
Kota Bogor. Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Kota Bogor memiliki 3 unit
pemotongan hewan untuk 3 jenis komoditas peternakan yang berbeda, yaitu sapi
dan kerbau, kambing dan domba, serta ayam. Rumah Pemotongan Hewan
Terpadu Kota Bogor sudah memiliki sertifikat halal yang dikeluarkan oleh
Majelis Ulama Indonesia (MUI). Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Kota Bogor
UPTD RPH Terpadu Dinas Pertanian Kota Bogor menjadi pioner pertama
dan satu satunya saat ini dari 420 Rumah Potong Hewan milik pemerintah di
System for The Provision of Beef Slaughtering Service dengan nomor QEC 28400
pada tanggal 29 Desember 2010. UPTD RPH Terpadu Dinas Pertanian Kota
Berdasarkan data hasil audit terakhir ISO 9001:2008 pada Oktober 2017,
UPTD RPH Terpadu Dinas Pertanian Kota Bogor dengan standar ISO 9001:2008
yang telah ditentunkan. Selain itu, masa berlaku Sistem Manajemen Mutu ISO
6
Hal tersebut menunjukkan perlu adanya pengembangan Sistem Manajemen Mutu
yang diterapkan dari Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 menjadi Sistem
Manajemen Mutu ISO 9001:2015 serta perlu adanya perbaikan atas temuan
9001:2015.
Maka dari itu dalam upaya pengembangan Sistem Manajemen Mutu dari
ISO 9001:2008 menjadi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015 perlu ditelusuri
lebih lanjut bagaimana pengembangan yang perlu dilakukan oleh UPTD RPH
Terpadu Dinas Pertanian Kota Bogor. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik
Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008 menjadi ISO 9001 : 2015 yang dituangkan
Bogor.”
7
1.2 Rumusan Masalah
UPTD RPH Terpadu Dinas Pertanian Kota Bogor dengan Sistem Manajemen
Kota Bogor?
sebagai berikut:
UPTD RPH Terpadu Dinas Pertanian Kota Bogor dengan Sistem Manajemen
menjadi ISO 9001:2015 di UPTD RPH Terpadu Dinas Pertanian Kota Bogor.
8
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi penulis, penelitian ini dilakukan sebagai salah satu syarat untuk
2. Bagi UPTD RPH Terpadu Dinas Pertanian Kota Bogor, penelitian ini
Manajemen Mutu ISO 9001:2008 yang telah diterapkan agar sesuai dengan
2. Batasan masalah pada penelitian ini yaitu klausul-klausul utama pada Sistem
9
Tabel 1. Perbandingan Klausul Utama pada Sistem Manajemen Mutu ISO
9001:2008 dengan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015
Klausul ISO 9001:2008 Klausul ISO 9001:2015
Klausul 4. Sistem Manajemen Mutu Klausul 4. Konteks Organisasi
Klausul 5. Tanggung Jawab
Klausul 5. Kepemimpinan
Manajemen
Klausul 6. Pengelolaan Sumber Daya Klausul 6. Perencanaan
Klausul 7. Realisasi Produk Klausul 7. Pendukung
Klausul 8. Pengukuran, Analisis dan
Klausul 8. Operasi
Perbaikan
Klausul 9. Evaluasi Kerja
Klausul 10. Peningkatan
Sumber: Witara (2017)
3. Klausul utama Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 diperoleh dari data
Mutu ISO 9001:2015 diperoleh dari data primer berupa hasil wawancara,
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Agribisnis
Agribisnis menurut Masyhuri berasal dari kata agri (agriculture) dan bisnis
(usaha komersil) yang dapat diartikan sebagai usaha komersil (bisnis) di bidang
pertanian (dalam arti luas) dan bidang-bidang yang berkaitan dengan pertanian
secara langsung maupun tidak langsung (Hastuti, 2017: 19). Agribisnis menurut
Soekartawi adalah suatu kesatuan tindakan atau kegiatan usaha yang meliputi salah
satu atau keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan hasil dan pemasaran
yang ada hubungannya dengan pertanian dalam arti luas (Hastuti, 2017: 21).
pertanian, meliputi empat subsistem yang satu dengan lainnya terintegrasi, yaitu
11
Subsistem penunjang berhubungan dengan kebijakan pemerintah, pelayanan
agribisnis adalah sebuah sistem yang memiliki empat subsistem yaitu subsistem
ISO 9001:2015 beserta pengembangan yang harus dilakukan pada UPTD RPH
Terpadu Dinas Pertanian Kota Bogor. Penerapan sistem manajemen mutu ISO
9001:2008 dan sistem manajemen mutu ISO 9001:2015 ini termasuk ke dalam
Selain itu, untuk dapat menghasilkan produk dengan mutu yang sesuai dengan
12
2.2 Rumah Pemotongan Hewan (RPH)
disain dan konstruksi khusus yang memenuhi persyaratan teknis dan higienis
tertentu serta digunakan sebagai tempat memotong hewan potong selain unggas
(Meat Cutting Plant), Rumah Potong Hewan yang selanjutnya disebut dengan
RPH adalah suatu bangunan atau kompleks bangunan dengan desain dan syarat
masyarakat umum.
Adapun fungsi dan syarat RPH telah dijelaskan oleh pemerintah dalam
Ruminansia Dan Unit Penanganan Daging (Meat Cutting Plant). Fungsi RPH
adalah unit pelayanan masyarakat dalam penyediaan daging yang aman, sehat,
13
3. Pemantauan dan surveilans penyakit hewan dan zoonosis yang ditemukan
Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri atas komponen atau elemen
sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama
elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sistem ini
objek nyata, seperti tempat, benda, dan orang-orang yang betul-betul ada dan
masing-masing terikat pada (subject to) rencana yang sama atau berkontribusi
14
Berdasarkan beberapa teori mengenai sistem yang telah dijelaskan, dapat
disimpulkan bahwa sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri atas elemen yang
daya yang ada secara efektif dan efisien serta mengkoordinasikan dengan
agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Manajemen adalah suatu
dilakukan untuk menentukan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui
15
Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanan, sementara
efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan
manajemen ialah ilmu atau seni yang mengatur serangkaian aktivitas mulai dari
benar-benar dapat memahami apa yang dibutuhkan konsumen atau suatu produk
Mutu merupakan bagian dari semua fungsi usaha yang lain, seperti
16
Suatu produk memiliki kualitas apabila sesuai dengan standar kualitas yang
ditentukan. Standar kualitas meliputi bahan baku, proses produksi dan produk
jadi (Nasution, 2005 : 2). David A. Garvin menyebutkan ada lima pendekatan
1. Pendekatan Transenden
4. Pendekatan Manufaktur
Kualitas dianggap bebas dari kesalahan (error). Dalam hal ini, kesalahan
17
5. Pendekatan Nilai
Kualitas yang baik adalah bila memenuhi biaya yang telah disepakati atau
ditetapkan.
dalam sistem mutu. Manajemen mutu merupakan sebuah filsafat dan budaya
pemahaman mengenai sifat mutu dan sifat sistem mutu serta komitmen
penjiwaan secara sadar bahwa mutu suatu produk atau jasa tidak hanya menjadi
dalam organisasi.
18
Manajemen mutu memang sangat dibutuhkan dalam menjaga kualitas
Upaya untuk mengantisipasi persaingan, aspek mutu perlu selalu dievaluasi dan
kepuasan pelanggan terhadap mutu. Tanggung jawab mutu tidak cukup hanya
1. Sistem manajemen mutu mencakup suatu lingkup yang luas dari aktivitas -
melalui lima pendekatan utama, yaitu (1) transcendent quality adalah suatu
19
(3) user-based quality adalah kesesuaian atau ketepatan dalam penggunaan
2. Sistem manajemen mutu berfokus pada konsistensi dari proses kerja. Hal ini
kerja.
umpan balik dan umpan maju (measurements for feedback and feedforward).
adalah konsep dan metode yang memerlukan komitmen dan keterlibatan pihak
kualitas, dengan dasar filosofi TQM adalah ide versus pendeteksian kecacatan.
TQM juga berfokus pada orang (people), yakni mendorong pembentukan tim dan
pemberdayaan karyawan.
20
TQM juga tidak hanya memenuhi kebutuhan pelanggan namun juga
menerus atas produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan (Prihantoro, 2012 :
71). TQM juga dapat diartikan sebagai sistem manajemen yang mengangkat
kualitas sebagai strategi usaha dan berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan
nilai yang diberikan pada pelanggan dengan biaya penciptaan nilai yang lebih
terpadu, dapat disimpulkan bahwa manajemen mutu terpadu atau total quality
management adalah suatu konsep manajemen yang berfokus pada kualitas dan
21
Menurut Prihantoro (2012 : 71), TQM memiliki beberapa karakteristik, yaitu:
pemecahan masalah.
ISO berasal dari kata yunani ISOS yang berarti sama. ISO adalah standar
internasional yang terdiri dari wakil-wakil badan standar nasional dari setiap
berkaitan dengan mutu yaitu seri ISO 9001 (Nurcahyo dan Yuri, 2013 : 23).
22
Sistem manajemen mutu ISO 9001 adalah standar international untuk
produk, baik yang berupa barang ataupun jasa yang memenuhi persyaratan yang
menjamin kualitas produk atau kebutuhan dari pasar tertentu. Sistem manajemen
mutu ISO 9001 bukan merupakan standar produk, karena tidak menyatakan
besar bagi setiap organisasi yang menerapkannya. Menurut Nurcahyo dan Yuri
jasa.
23
c. Menetapkan kerangka kerja untuk peningkatan kualitas lebih lanjut.
tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dan mencegah produk yang
jelek sampai ke tangan pelanggan. Oleh karena itu, sistem tersebut perlu:
a. Menentukan secara jelas tanggung jawab dan wewenang personal kunci yang
mempengaruhi kualitas.
pelatihan yang sistematis melalui prosedur dan instruksi yang lebih baik.
24
4. Adanya pemastian kualitas
b. Biaya yang efektif dan efisien karena adanya konsistensi dan keandalan
pelaksanaannya.
sistematis.
2000. Adapun perbedaan antara versi 2000 dengan versi 2008 secara signifikan
Jika pada versi 2000 mengatakan harus dilakukan corrective dan preventive
action, maka versi 2008 menetapkan bahwa proses corrective dan preventive
action yang dilakukan harus secara efektif berdampak positif pada perubahan
proses yang terjadi dalam organisasi. Selain itu, penekanan pada control process
outsourcing menjadi bagian yang disoroti dalam versi terbaru ISO 9001:2008
25
ISO 9001:2008 menetapkan persyaratan dan rekomendasi untuk desain
dan penilaian dari suatu sistem manajemen mutu, yang bertujuan untuk menjamin
klausul klausul yang penting dan harus diperhatikan oleh manajemen organisasi.
Klausul-kalusul dalam SNI ISO 9001:2008 terdiri dari klausul 1 sampai klausul
26
(Lanjutan) Tabel 2. Klausul-Klausul Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008
Klausul ISO 9001:2008
5.6 Tinjauan Manajemen
5.6.1 Umum
5.6.2 Masukan untuk Tinjauan Manajemen
5.6.3 Keluaran dari Tinjauan Manajemen
6 Pengelolaan Sumber Daya
6.1 Penyediaan Sumber Daya
6.2 Sumber Daya Manusia
6.2.1 Umum
6.2.2 Kompetensi, Pelatihan dan Kepedulian
6.3 Prasarana
6.4 Lingkungan Kerja
7 Realisasi Produk
7.1 Perencanaan Realisasi Produk
7.2 Proses yang Berkaitan dengan Produk
7.2.1 Penetapan Persyaratan yang Berkaitan dengan Produk
7.2.2 Tinjauan Persyaratan yang Berkaitan dengan Produk
7.2.3 Komunikasi Pelanggan
7.3 Desain dan Pengembangan
7.3.1 Perencanaan Desain dan Pengembangan
7.3.2 Masukan Desain dan Pengembangan
7.3.3 Keluaran Desain dan Pengembangan
7.3.4 Tinjauan Desain dan Pengembangan
7.3.5 Verifikasi Desain dan Pengembangan
7.3.6 Validasi Desain dan Pengembangan
7.3.7 Pengendalian Perubahan Desain dan Pengembangan
7.4 Pembelian
7.4.1 Proses Pembelian
7.4.2 Informasi Pembelian
7.4.3 Verifikasi Produk yang Dibeli
7.5 Produksi dan Penyediaan Jasa
7.5.1 Pengendalian Produksi dan Penyediaan Jasa
7.5.2 Validasi Proses Produksi dan Penyediaan Jasa
7.5.3 Identifikasi dan Mampu Telusur
7.5.4 Milik Pelanggan
7.5.5 Preservasi Produk
7.6 Pengendalian Peralatan Pemantauan dan Pengukuran
27
(Lanjutan) Tabel 2. Klausul-Klausul Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008
Klausul ISO 9001:2008
8 Pengukuran, Analisis dan Perbaikan
8.1 Umum
8.2 Pemantauan dan Pengukuran
8.2.1 Kepuasan Pelanggan
8.2.2 Audit internal
8.2.3 Pemantauan dan Pengukuran Proses
8.2.4 Pemantauan dan Pengukuran Produk
8.3 Pengendalian Produk yang Tidak Sesuai
8.4 Analisis Data
8.5 Perbaikan
8.5.1 Perbaikan Berkesinambungan
8.5.2 Tindakan Korektif
8.5.3 Tindakan Pencegahan
Sumber: BSN (2008)
memuat referensi pada ISO 9001:2008. Klausul 3 Istilah dan Definisi yaitu berisi
mutu, sasaran mutu, prosedur dan instruksi kerja dan rekaman mutu yang
operasional organisasi.
beberapa hal yang harus dilakukan oleh Top Management seperti penetapan
objective),
28
penunjukkan perwakilan manajemen dan pelaksanaan salah satu dari dua
kegiatan yang harus dijalankan secara rutin dalam periode waktu tertentu seperti
organisasi.
yang berkaitan dengan realisasi produk dan jasa mulai dari kesepakatan dengan
ISO 9001:2015 adalah Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 hasil revisi
tahun 2015. ISO 9001:2015 merupakan standar terbaru dari ISO 9001 yang
terbentuk dari urutan input, proses, output yang didasarkan pada siklus PDCA.
29
Perubahan mendasar ada pada versi terbaru ISO, yaitu peninjauan lebih mendalam
terhadap lingkungan dan konteks organisasi serta pemikiran berbasis risiko, ISO
perubahan. ISO 9001:2015 terdiri dari 10 klausul, klausul 1-3 merupakan klausul
pembuka sedangkan 4-10 merupakan klausul isi. Klausul 1-3 terdiri dari lingkup
penerapan, istilah dan definisi dari ISO 9001:2015. Klausul 4-10 meliputi klausul
klausul yang menjadi persyaratan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015 yang
30
(Lanjutan) Tabel 3. Klausul-Klausul Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015
Klausul ISO 9001:2015
6.2 Sasaran Mutu dan Rencana Pencapaiannya
6.3 Merencanakan Perubahan
7 Pendukung
7.1 Sumber Daya
7.1.1 Umum
7.1.2 Sumber Daya Manusia
7.1.3 Infrastruktur
7.1.4 Lingkungan dan Pengoperasian Proses
7.1.5 Pemantauan dan Pengukuran Sumber Daya
7.1.5.1 Umum
7.1.5.2 Mampu Telusur Pengukuran
7.1.6 Pengetahuan Organisasi
7.2 Kompetensi
7.3 Kesadaran/Kepedulian
7.4 Komunikasi
7.5 Informasi Terdokumentasi
7.5.1 Umum
7.5.2 Membuat dan Memutakhirkan
7.5.3 Pengendalian Informasi Terdokumentasi
8 Operasi
8.1 Perencanaan dan Pengendalian Operasional
8.2 Persyaratan untuk Produk dan Jasa
8.2.1 Komunikasi Pelanggan
8.2.2 Menentukan Persyaratan Berkaitan dengan Barang dan Jasa
8.2.3 Tinjauan Persyaratan Produk dan Jasa
8.2.4 Perubahan Persyaratan untuk Produk dan Jasa
8.3 Desain dan Pengembangan Produk dan Jasa
8.3.1 Umum
8.3.2 Perencanaan Desain dan Pengembangan
8.3.3 Input Desain dan Pengembangan
8.3.4 Pengendalian Desain dan Pengembangan
8.3.5 Output Desain dan Pengembangan
8.3.6 Perubahan Desain dan Pengembangan
8.4 Pengendalian Penyedia Produk dan Jasa Eksternal
8.4.1 Umum
8.4.2 Jenis dan Jangkauan Pengendalian
8.4.3 Informasi untuk Penyedia Eksternal
31
(Lanjutan) Tabel 3. Klausul-Klausul Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015
Klausul ISO 9001:2015
8.5 Penyedia Produk dan Jasa
8.5.1 Pengendalian Penyediaan Produk dan Jasa
8.5.2 Identifikasi dan Mampu Telusur
8.5.3 Properti Milik Pelanggan atau Penyedia Eksternal
8.5.4 Pemeliharaan
8.5.5 Kegiatan Pasca Pengiriman
8.5.6 Pengendalian Perubahan
8.6 Pelepasan Produk dan Jasa
8.7 Pengendalian Output yang Tidak Sesuai
9 Evaluasi Kinerja
9.1 Pemantauan, Pengukuran, Analisis dan Evaluasi
9.1.1 Umum
9.1.2 Kepuasan pelanggan
9.1.3 Analisis dan Evaluasi
9.2 Audit Internal
9.3 Tinjauan Manajemen
9.3.1 Umum
9.3.2 Input Tinjauan Manajemen
9.3.3 Output Tinjauan Manajemen
10 Perbaikan/Peningkatan
10.1 Umum
10.2 Ketidaksesuaian dan Tindakan Koreksi/Perbaikan
10.3 Perbaikan Berkelanjutan
Sumber: BSN (2015)
tentang organisasi apa saja yang dapat menerapkan ISO 9001:2015 dan
atau sebagian yang secara normatif dirujuk dalam penerapan ISO 9001:2015.
Klausul 3 Istilah dan Definisi, berisi tentang semua kosakata yang merujuk pada
32
Klausul 4 Konteks Organisasi, klausul ini membahas semua yang terlibat
kebijakan mutu serta tanggung jawab dan wewenang pada orang-orang yang
penerapan risk based thinking dalam organisasi, penetapan sasaran mutu yang
relevan serta bila ada perubahan mengenai sistem manajemen mutu, maka
dari produk dan jasa. Seluruh anggota organisasi harus memiliki kompetensi
yang sesuai dengan tujuan organisasi dan memiliki kesadaran atau kepedulian
33
Organisasi harus menentukan komunikasi internal dan eksternal yang relevan
harus memenuhi persyaratan dalam proses desain dan pengembangan produk dan
jasa. Organisasi harus memastikan bahwa proses pengadaan produk dan jasa
ini juga berisi tentang pelaksanaan proses produksi barang dan jasa, pelepasan
produk dan jasa serta tindakan yang harus dilakukan organisasi terhadap produk
kritis atau proses-proses vital yang harus dipantau oleh organisasi, kepuasan
pelanggan dan metode evaluasi kinerja dari semua bagian yang terlibat dalam
34
2.4.5 Perubahan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 menjadi Sistem
Manajemen Mutu ISO 9001:2015
klausul-klausul yang ada di versi sebelumnya, baik dari segi klasifikasi dan juga
signifikan dari segi persyaratan. Pada ISO 9001:2015 terdapat beberapa perbedaan
mencolok (main change) dibandingkan dengan versi lama, yang secara garis besar
pada Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015 hanya terdapat 7 prinsip. Berikut
dijelaskan perbedaan prinsip pada ISO 9001:2008 dengan ISO 9001:2015 pada
Tabel 4.
35
2. Penggunaan High Level Structure (HSL)
konsistensi antar standar sistem manajemen masa depan dan yang akan direvisi
dan mudah diintegrasikan serta membuat standar menjadi lebih mudah dibaca
bertambah dari yang mulanya berjumlah delapan klausul pada ISO 9001:2008
Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 dengan ISO 9001:2015 disajikan pada
Tabel 5.
36
4. Perubahan Struktur Terminologi (New Structure Terminology)
Konteks organisasi adalah masalah internal dan eksternal yang berpengaruh pada
37
6. Penggunaan Konsep Pendekatan Berbasis Risiko (Risk Base Thinking/RBT)
38
Metode penelitian yang digunakan adalah GAP Analysis. Hasil penelitian ini
menjadi klausul dengan nilai terendah dengan perolehan nilai 86.86%, sedangkan
persentase tertinggi ada pada klausul 10 dengan perolehan nilai 98.67%. kendala
utama yang dialami sekolah adalah tingkat pemahaman penerapan sistem yang
Pabrik Tepung Terigu X”. Objek dalam penelitian ini adalah kesiapan
ISO 9001:2008 dengan ISO 9001:2015. Tindakan untuk menangani risiko dan
peluang merupakan salah satu poin baru yang harus dipersiapkan untuk
melakukan adopsi sistem baru. Analisis risiko pada 3 departemen di lini produksi
pada PT. ABC, Sidoarjo”. Objek dalam penelitian ini adalah perancangan dan
39
yang bergerak dalam bidang industri manufaktur yang memproduksi sepatu.
Metode penelitian yang digunakan adalah GAP Analysis. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa PT. ABC telah memiliki 197 kesesuaian dengan persentase
dalam memberikan solusi atau alternatif solusi dari serangkaian masalah yang
menjadi ISO 9001:2015 di UPTD RPH Terpadu Kota Bogor. Penelitian ini
40
GAP Analisis pada penelitian ini berdasarkan pada persyaratan klausul-
klausul utama Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015 dengan batasan klausul
(klausul 6), Dukungan (klausul 7), Operasi (klausul 8), Evaluasi Kerja (klausul 9),
dan Peningkatan atau Perbaikan (klausul 10). GAP Analisis digunakan untuk
41
Penerapan Sistem Manajemen Mutu
ISO 9001:2008 di UPTD RPH
Terpadu Dinas Pertanian Kota Bogor
Komitmen Manajemen
mengembangkan Sistem Manajemen
Mutu ISO 9001:2008 menjadi ISO
9001:2015
Kesenjangan antara
Sistem Manajemen Mutu
ISO 9001:2008 dengan Sistem
Manajemen Mutu ISO 9001:2015
42
Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di UPTD
RPH Terpadu Dinas Pertanian Kota Bogor
43
B
44
BAB III
METODE PENELITIAN
RPH (Rumah Potong Hewan) Terpadu Dinas Pertanian Kota Bogor yang
berlokasi di Jl. KH. R. Abdullah Bin Nuh, Kelurahan Bubulak, Kecamatan Bogor
Oktober 2018.
adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek
Manajemen Mutu ISO 9001:2015 di UPTD RPH Terpadu Dinas Pertanian Kota
Bogor .
45
3.3 Informan
Informan adalah orang yang berada pada lingkup penelitian, artinya orang
yang dapat memberikan informasi mengenai situasi dan kondisi latar penelitian.
2014:18).
Informan yang ditentukan adalah pihak-pihak yang memiliki potensi untuk dapat
masing-masing pihak yang terlibat dalam semua unit di UPTD RPH Terpadu
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif,
yaitu data yang berupa hasil interpretasi, secara tulisan dan lisan dari data-data
46
2. Komitmen manajemen dalam mengembangkan Sistem Manajemen Mutu ISO
3. Infrastuktur
5. Manual Mutu
Sumber data yang digunakan dalam penelitian yang dilakukan ini adalah
sebagai berikut:
1. Data Primer
Data primer adalah data berupa kata-kata dan tindakan yang diperoleh
sebenarnya di lapangan.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data tertulis yang bersumber dari arsip dan
Kota Bogor yang diperoleh dari studi dokumentasi dan studi pustaka.
47
3.5 Metode Pengumpulan Data
mampu memberikan data yang akurat dan spesifik. Pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini berdasarkan dua jenis data yaitu data primer dan -
data sekunder. Data primer, data yang langsung didapatkan dari tempat
penelitian. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data
kepada pengumpul data. Menurut Sugiyono, (2009: 62-85), data primer dapat
1. Observasi
sistematis, logis, dan rasional sesuai dengan fokus penelitian untuk mendapatkan
data yang diinginkan. Tujuan dari observasi ini adalah untuk mendapatkan data
yang lebih akurat dan untuk mengetahui relevansi antara jawaban dari responden
atau informan dengan kenyataan yang ada di lapangan (Moleong, 2009: 194).
9001:2015, meliputi :
48
2. Wawancara
Wawancara adalah salah satu alat yang paling banyak digunakan untuk
mengumpulkan data yang beragam dari para responden dalam berbagai situasi
berpasangan dengan suatu tujuan dan telah ditetapkan sebelumnya untuk bertukar
pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau self
(Sugiyono, 2009:72).
harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden
perwakilan dari masing-masing pihak yang terlibat dalam semua unit di UPTD
49
Koordinator Kesehatan Hewan, Koordinator Mekanik dan Listrik, Koordinator
Tata Usaha.
kepada pengumpul data, misalnya melalui orang lain atau melalui dokumen. Data
sekunder yang digunakan dalam penelitian ini berupa dokumentasi pada data
ISO 9001:2008 menjadi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015 di UPTD RPH
Terpadu Dinas Pertanian Kota Bogor dan studi pustaka di perpustakaan mengenai
literatur terkait baik berupa jurnal, buku, serta pencarian data dari berbagai situs
internet.
Data sekunder yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Dokumentasi
Dokumen yang dimaksud adalah segala catatan baik berbentuk catatan dalam
halaman web, foto dan lainnya (Sarosa, 2012:61). Dokumentasi ini merupakan
kualitatif untuk mendukung keakuratan data penelitian yang telah didapat agar
lebih terpercaya.
50
Dalam penelitian ini, studi dokumentasi berupa:
a. Manual Mutu
9001:2015 lainnya.
2. Studi Pustaka
Studi pustaka yaitu cara pengumpulan data dan telaah pustaka, yang
dianggap menunjang, dan relevan dengan fokus permasalahan yang akan diteliti,
lainnya.
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan
melakukan sintesis data, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting
dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami
51
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis
deskriptif yaitu analisis yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara
adanya. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu sebagai
berikut:
Model analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
data kualitatif dilakukan secara interaktif melalui proses analisis data kualitatif
Data yang diperoleh dari lapangan berjumlah cukup banyak, maka harus
dilakukan analisis data dengan cara mereduksi data. Mereduksi data ini berarti
merangkum, memilah hal-hal yang penting dan pokok, dan menfokuskan data
sesuai tema serta tujuan penelitian. Dengan demikian, data yang telah direduksi
dapat memberikan gambaran yang lebih jelas dan fokus agar dapat
52
2. Data Display (Penyajian Data)
Data display atau penyajian data merupakan tahap kedua dan dilakukan
setelah data selesai di reduksi. Data yang telah diperoleh dari hasil wawancara,
atau verifikasi. Berdasarkan data-data yang telah direduksi dan disajikan, peneliti
dapat membuat atau menarik suatu kesimpulan yang didukung dengan bukti-
bukti kuat yang didapat pada saat pengumpulan data. Kesimpulan yang didapat
telah dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak. Hal ini dikarenakan
rumusan masalah dalam penelitian kualitatif ini masih bersifat sementara dan
Pada penelitian kualitatif, kriteria utama pada data penelitian adalah valid,
reliable, dan objektif. Oleh karena itu, uji keabsahan data merupakan tahap yang
sangat penting. Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif yaitu dengan
teman sejawat, analisis kasus negatif, dan member check (Sugiyono, 2014: 92).
53
Teknik pemeriksaan keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini antara
lain, yaitu :
1. Perpanjangan Pengamatan
mengecek kembali apakah data yang telah diberikan oleh narasumber sudah
benar atau tidak. Jika setelah dilakukan pengecekan kembali terhadap data dan
diketahui bahwa data tersebut tidak benar, maka peneliti dapat melakukan
3. Triangulasi
pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu.
Triangulasi ini dapat dibagi kedalam tiga kategori, yaitu triangulasi sumber,
54
Dalam penelitian ini, jenis triangulasi yang digunakan adalah triangulasi sumber,
B. GAP Analysis
langkah-langkah apa yang perlu diambil untuk berpindah dari kondisi saat ini ke
kondisi yang diinginkan atau keadaan masa depan yang diinginkan. Analisis GAP
dapat juga diartikan sebagai perbandingan kinerja aktual dengan kinerja potensial
saja yang diperlukan untuk mengurangi kesenjangan atau mencapai kinerja yang
diharapkan pada masa datang. Lebih dari itu analisis ini juga memperkirakan
waktu, biaya, dan sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai keadaan
yang ada.
55
Langkah dari analisis ini dijabarkan pada Tabel 7. sebagai berikut:
Range persentase dari penjumlahan bobot diperoleh dengan rumus dalam sebagai
berikut :
Ʃ
= × 100%
Ʃ
56
3.7 Instrumen Penelitian
Instrumen atau alat penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini
teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
pengamatan dan pencatatan data apa saja yang diperlukan dalam penelitian.
manajemen mutu dari ISO 9001:2008 menjadi ISO 9001:2015 dan perancangan
dokumen sesuai dengan sistem manajemen mutu ISO 9001:2015 yang harus
57
BAB IV
GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN
4.1 Sejarah Singkat UPTD RPH Terpadu Dinas Pertanian Kota Bogor
UPTD RPH Terpadu Bubulak Kota Bogor merupakan relokasi RPH yang
Kelurahan Tanah Sareal Kecamatan Tanah Sareal dan didirikan pada masa
Pemerintahan Hindia Belanda tepatnya pada tahun 1929. Pada saat didirikan
hingga tahun 1935, RPH dipimpin oleh seseorang berkebangsaan Belanda. Pada
oleh drh. Gunawan. Pada tahun 1967 – 1993, RPH dipimpin oleh drh. Asrur
Makmur. Pada tahun 1993 – 1999, RPH dikepalai oleh Kepala Dinas Peternakan
Kota Bogor, yaitu drh. Didi Aswadi. Pada tahun 1999 – 2001, Kepala Dinas
Peternakan Kota Bogor digantikan oleh drh. Nana Supratana yang juga menjabat
menjadi Dinas Pertanian pada bulan Maret 2001, sesuai dengan Peraturan
Pemotongan Hewan (RPH) sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD). Pada
tahun 2001 - 2002, Kepala UPTD RPH dijabat oleh Apip Supriadi, B. Sc. Pada
58
Dinas Pertanian berganti nama menjadi Dinas Agribisnis pada tahun
2004 sesuai dengan Peraturan Daerah (PERDA) No 13 tahun. Pada tahun 2005 –
2008, RPH dipimpin oleh Syarif Hidayat. Pembangunan awal RPH Terpadu
yang terletak di Jl. KH. Abdullah Bin Nuh Kelurahan Bubulak Kecamatan
Bogor Barat dimulai pada awal tahun 2002 dan dioperasionalkan pada tahun
2008 . UPTD RPH Terpadu Kota Bogor diresmikan pada tanggal 29 Juni 2009
macam jenis ternak seperti sapi, kerbau, kambing, domba dan unggas. RPH
Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) yang berada dibawah naungan Dinas Pertanian
Kota Bogor. RPH sebagai unit pelayanan publik memiliki fungsi teknis,
ekonomis dan sosial dimana dalam pelaksanaanya mengacu pada Visi dan Misi
59
RPH memberikan ketentraman batin kepada masyarakat dari kemungkinan
penularan penyakit Zoonosis dan penyakit atau keracunan makanan (Food Born
Disease and Food Born Intoxication) melalui penyediaan daging yang Aman,
RPH Kota Bogor berfungsi pula sebagai unit penghasil Pendapatan Asli
RPH Kota Bogor juga dituntut memberikan jasa pelayanan yang prima dan
profesional dari aparatur untuk dapat meningkatkan PAD RPH Kota Bogor.
dimana setiap juru sembelih atau modin sudah mendapat sertifikasi sehingga
semua produk yang keluar dari RPH telah memenuhi aspek halal.
RPH Kota Bogor juga telah memiliki Nomor Kontrol Veteriner (NKV)
higiene sanitasi sebagai kelayakan dasar jaminan pangan asal hewan. RPH
RPH Terpadu menjadi pioner pertama dan satu-satunya dari 420 RPH
milik pemerintah di Indonesia yang saat ini telah mendapatkan ISO 9001:2008
60
RPH Terpadu diharapkan dapat memberikan pelayanan yang berkualitas dengan
4.3 Visi dan Misi UPTD RPH Terpadu Dinas Pertanian Kota Bogor
Visi merupakan suatu hal yang ingin dicapai oleh suatu perusahaan
dalam jangka waktu tertentu. Misi adalah berbagai upaya yang harus dilakukan
untuk dapat mencapai visi yang telah ditetapkan oleh perusahaan tersebut. Visi,
dan Misi tersebut akan berbeda untuk setiap perusahaan sesuai dengan
kebutuhan dan keinginan dari perusahaan itu. Adapun Visi, dan Misi dari UPTD
Visi :
Misi :
1. Menyediakan produk pangan hewani yang ASUH dan produk hewan non
61
4.4 Motto dan Janji Layanan UPTD RPH Terpadu Dinas Pertanian Kota
Bogor
teknis di bagian pemotongan hewan juga memiliki motto dan janji layanan dalam
masyarakat. Motto dan janji layanan UPTD RPH Terpadu Dinas Pertanian Kota
Bogor yaitu:
Motto:
Janji Layanan:
4.5 Ketenagakerjaan
31 orang yang terbagi menjadi PNS (Pegawai Negeri Sipil) dan TKK (Tenaga
dan THL (Tenaga Harian Lepas) yang merupakan karyawan tidak tetap. Jam
kerja di UPTD RPH Terpadu Kota Bogor yaitu Senin – Jum’at pukul 08.00 –
16.00 WIB. Jam kerja tersebut sudah termasuk waktu istirahat sebanyak satu jam
pada hari Senin – Kamis dan dua jam pada hari Jum’at.
62
Jam kerja tersebut tidak termasuk untuk karyawan yang bertugas dinas malam,
yaitu karyawan yang terlibat dalam proses pemotongan hewan. Jam kerja dinas
UPTD RPH Terpadu Dinas Pertanian Kota Bogor terletak di Jl. KH. R.
Abdullah Bin Nuh, Kelurahan Bubulak, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor.
Lokasi UPTD RPH Terpadu Dinas Pertanian Kota Bogor cukup mudah diakses
karena berdekatan dengan jalan raya utama, yaitu Jl. KH. R Abdullah Bin Nuh.
Posisi UPTD RPH Terpadu Dinas Pertanian Kota Bogor berada di sebelah kanan
jalan jika melewati rute Yasmin – Bubulak, sebaliknya berada di sebelah kiri
jalan jika melewati rute Bubulak – Yasmin. UPTD RPH Terpadu Dinas Pertanian
Kota Bogor dapat dijangkau menggunakan kendaraan roda dua atau kendaraan
roda empat. Lokasi UPTD RPH Terpadu Dinas Pertanian Kota Bogor berdekatan
dengan aliran Sungai Cisadane. Gambar plang dan pintu masuk UPTD RPH
63
4.7 Struktur Organisasi UPTD RPH Terpadu Dinas Pertanian Kota Bogor
KEPALA DINAS
SEKRETARIS
BIDANG
PETERNAKAN
KASUBAG
KEUANGAN
KEPALA UPTD
RPH TERPADU
KASUBAG TATA
USAHA
Bendaharawan
Penerimaan
Gambar 4. Struktur Organisasi UPTD RPH Terpadu Dinas Pertanian Kota Bogor
64
4.8 Proses Bisnis UPTD RPH Terpadu Kota Bogor
Proses bisnis UPTD RPH Terpadu Kota Bogor terdiri dari 7 proses yaitu
Keterangan Kesehatan Daging (SKKD). Alur proses bisnis RPH disajikan pada
1. Penerimaan Hewan
diantaranya adalah surat jalan, Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dari
wilayah asal hewan serta Surat Keterangan Status Reproduksi (SKSR) bagi
hewan betina.
2. Penampungan Hewan
ante mortem.
65
4. Pemeriksaan ante mortem
pemeriksaan ante mortem yaitu berupa keputusan bahwa hewan layak dipotong,
5. Pemotongan Hewan
tubuh hewan seperti paru, jantung, hati, ginjal, kelenjar limpa dan jaringan otot.
Hasil pemeriksaan post mortem yaitu berupa keputusan daging layak atau tidak
66
7. Penerbitan SKKH dan SKKD
tersebut sehat dan layak untuk dipotong. Daging yang telah selesai dipotong
67
M M
A A
S S
Y Pemeriksaan Pemeriksaan Y
A Penerimaan Penampungan Hewan Pemotongan Hewan Pernebitan A
Hewan Hewan Ante Mortem Hewan Post Mortem SKKH/SKKD
R (AM) (PM) R
A A
K K
Pengolahan Limbah
A (Padat dan Cair) A
T T
68
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
yang telah diterapkan UPTD RPH Terpadu yaitu Sistem Manajemen Mutu ISO
menunjukkan bahwa Sistem Manajemen Mutu UPTD RPH Terpadu sudah siap
untuk dilengkapi berdasarkan persyaratan SMM ISO 9001: 2015 dan siap
sedangkan skor terkecil ditunjukkan oleh Klausul 8 Operasi sebesar 73,10%. Hal
produk dan jasa, penggunaan properti milik pelanggan, serta layanan tambahan
apabila terjadi kerusakan. Hasil skor Analisis GAP untuk masing-masing klausul
69
Tabel 8. Hasil Analisis GAP Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008
dengan ISO 9001:2015 di UPTD RPH Terpadu Kota Bogor
Klausul Sistem
Manajemen Jumlah Ʃ Skor Tiap Ʃ Skor
No. Persentase
Mutu ISO Parameter Parameter Maksimal
9001:2015
Klausul 4
1. Konteks 14 butir 60 70 85,71%
Organisasi
Klausul 5
2. 16 butir 74 80 92,50%
Kepemimpinan
Klausul 6
3. 11 butir 50 55 90,91%
Perencanaan
Klausul 7
4. 52 butir 252 260 96,92%
Pendukung
Klausul 8
5. 58 butir 212 290 73,10%
Operasi
Klausul 9
6. 26 butir 120 130 92,31%
Evaluasi Kinerja
Klausul 10
7. Perbaikan/ 10 butir 43 50 86,00%
Peningkatan
Rata-Rata Keseluruhan 88,21%
Sumber: Hasil Olah Data (2018)
70
5.1.1 Analisis Kesenjangan pada Masing-Masing Klausul
perusahaan atau organisasi menentukan isu internal dan isu eksternal organisasi.
Klausul 4 Konteks Organasi terbagi menjadi empat sub klausul. UPTD RPH
Organisasi pada Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015. Hasil skoring untuk
pada versi ISO sebelumnya yaitu ISO 9001:2008 tidak dipersyaratkan. Klausul
ini mensyaratkan agar organisasi menentukan isu internal dan isu eksternal
yang berkaitan dengan tujuan suatu organisasi. UPTD RPH Terpadu belum
untuk menentukan isu internal dan isu eksternal organisasi. Hal ini sesuai
konteks organisasi atau isu internal dan isu eksternal dapat diperoleh dari
71
Opportunites, Threat). Analisis SWOT merupakan ringkasan dari keunggulan
pada versi ISO sebelumnya yaitu ISO 9001:2008 tidak dipersyaratkan. RPH
sosialisasi terkait ISO 9001:2015 baru diadakan pada bulan September 2018
dalam bentuk workshop. Pihak berkepentingan atau yang biasa disebut dengan
proses bisnis UPTD RPH Terpadu. Pihak berkepentingan adalah orang atau
terpengaruh oleh suatu keputusan atau kegiatan (Witara, 2017:77). Klausul 4.2
Ayam dan Pasar Hewan), Pegawai RPH, Dinas Lingkungan Hidup Kota
72
Tabel 9. Analisis Kesenjangan Klausul 4 Konteks Organisasi
Skor
Klausul Parameter
1 2 3 4 5
4 Konteks Organisasi
4.1 Memahami Organisasi dan Konteksnya
Kajian analisis SWOT (Strength, Weakness,
1. Opportunites, Threat) untuk menentukan isu internal ×
dan isu eksternal organisasi.
Memahami Kebutuhan dan Harapan pihak yang
4.2
Berkepentingan
Identifikasi terkait kebutuhan dari pihak
2. berkepentingan yang terlibat dalam proses bisnis ×
RPH.
Dokumentasi terkait jumlah karyawan, bukti
3. kerjasama dengan mitra dan bukti kerjasama dengan ×
pemasok (supplier).
4.3 Menentukan Lingkup Sistem Manajemen Mutu
4. Daftar isu internal dan isu eksternal. ×
Daftar kebutuhan pihak berkepentingan yang terlibat
5. ×
dalam proses bisnis RPH.
6. Daftar produk dan jasa yang dihasilkan. ×
4.4 Sistem Manajemen Mutu dan Prosesnya
Rencana kerja terkait perhitungan Sumber Daya
7. Manusia (SDM) dan material yang dibutuhkan dalam ×
proses bisnis RPH.
8. Alur proses pada tiap unit penyembelihan. ×
9. Spesifikasi dari daging yang diproduksi. ×
SOP (Standard Operating Procedure) untuk setiap
10. ×
unit kerja RPH.
Jobdesc (Job Description) untuk setiap unit kerja
11. ×
RPH.
Tabel risiko dan peluang dari setiap proses dalam
12. ×
setiap unit penyembelihan beserta cara penangannya.
13. Rapat evaluasi secara rutin. ×
14. Notulen rapat dari hasil rapat evaluasi. ×
Total Skor (60/70 × 100% ) 85,71%
Sumber: Hasil Olah Data (2018)
73
Identifikasi kebutuhan pihak berkepentingan dibuat dalam bentuk tabel.
diantaranya yaitu:
RPH Terpadu terdiri dari 3 bagian yaitu, karyawan PNS (Pegawai Negeri
orang dan karyawan TKK (Tenaga Kerja Kesehatan) dan THL (Tenaga
RPH Terpadu dan ditanda tangani oleh Kepala UPTD RPH Terpadu. Surat
74
3. Klausul 4.3 Menentukan Lingkup Sistem Manajemen Mutu
Klausul ini menegaskan kembali bahwa ruang lingkup dan batasan dari
dan jelas. (Witara, 2017:80). Pemenuhan atas klausul ini dibuktikan dengan
adanya dokumentasi terkait isu internal dan isu eksternal, daftar kebutuhan
pihak berkepentingan serta daftar produk dan jasa yang dimiliki organisasi.
bisnis RPH.
b. Daftar produk dan jasa yang dimiliki RPH yang tercantum dalam Standar
kambing-domba).
dan isu eksternal, karena belum membuat kajian analisis SWOT (Strength,
manajemen mutu yang dilaksanakan RPH dijaga dan disimpan dengan baik.
75
4. Klausul 4.4 Sistem Manajemen Mutu Dan Prosesnya
dari pelaksanaan proses bisnis RPH yang tertuang dalam Standar Pelayanan
RPH, SOP (Standar Operating Procedure), Tabel Risiko dan Peluang, Surat
lengkapnya:
kerja terkait SDM dan material untuk masing-masing proses bisnis yang
dijelaskan pada bagian sarana prasarana dan fasilitas, jumlah pelaksana serta
rapat antar semua pihak yang terlibat dalam kegiatan internal RPH.
proses pada tiap unit penyembelihan yang terdiri dari pemotongan sapi-
RPH. Alur proses pada tiap unit penyembelihan yang tertuang dalam standar
76
Penentuan alur proses pemotongan didasarkan atas peraturan dan undang-
diproduksi yaitu harus memenuhi syarat ASUH (Aman, Sehat, Utuh, Halal)
Tabel 10. Daftar Spesifikasi Daging yang ditetapkan UPTD RPH Terpadu
Jenis Daging Spesifikasi
Daging dalam bentuk karkas yang dipotong menjadi empat
Sapi - Kerbau
bagian dengan kondisi daging yang sudah bebas dari lemak.
Tidak ada spesifikasi khusus untuk daging kambing karena
disesuaikan dengan keinginan pelanggan, bisa dalam bentuk
Kambing - Domba
daging segar yang telah dipotong dalam bentuk yang lebih
kecil atau dalam bentuk daging beku.
Daging dalam bentuk karkas utuh beku yang dikemas dengan
Ayam
kemasan plastik bening.
Sumber: UPTD RPH Terpadu Kota Bogor (2018)
mengenai risk based thinking atau pemikiran berbasis risiko. Persyaratan ini
kemungkinan risiko yang terjadi atau risiko yang telah terjadi serta-
77
peluangnya. Pembuatan tabel risiko dan peluang merupakan salah satu alat
atau cara dalam mengidentifikasi risiko dan peluang. Namun, RPH terpadu
belum menyelesaikan pembuatan tabel risiko dan peluang atau dalam kata
lain tabel risiko dan peluang masih dalam tahap pembuatan hal ini
melaksanakan proses bisnis RPH. SOP juga berfungsi sebagai acuan atau
pedoman dalam membuat instruksi kerja agar mudah dipahami oleh pegawai
d. Surat Tugas
personil yang terlibat dalam proses bisnis RPH. Surat Tugas dikeluarkan dan
78
Namun, untuk menjelaskan mengenai job description sebaiknya dibuat secara
tugas dan tanggung jawab serta keahlian yang dibutuhkan untuk posisi
tersebut.
e. Notulen Rapat
kesimpulan rapat yang ditulis dan ditandatangani oleh notulis. Notulen rapat
juga memuat informasi mengenai waktu dan tempat pelaksanaan rapat, serta
dibuktikan dengan daftar hadir dari peserta rapat. Daftar hadir merupakan
bukti pelaksanaan rapat selain dari notulen rapat. Daftar hadir peserta rapat
ditulis dalam selembar kertas yang berisikan informasi terkait waktu dan
tempat pelaksanaan rapat serta daftar peserta yang menghadiri rapat tersebut.
79
5.1.1.2 Analisis Kesenjangan Klausul 5 Kepemimpinan
92,50%. Hasil skoring untuk masing-masing klausul disajikan pada Tabel 11.
atau biasa disebut dengan Kepala UPTD di UPTD RPH Terpadu sudah
terkontrol, memiliki komitmen yang sama dan memiliki gerak yang sinergis-
80
Tabel 11. Analisis Kesenjangan Klausul 5 Kepemimpinan
Skor
Klausul Parameter
1 2 3 4 5
5 Kepemimpinan
5.1 Kepemimpinan dan Komitmen
5.1.1 Umum
1. Sasaran mutu sudah terpenuhi. ×
Keterlibatan manajemen puncak dalam pembuatan
2. ×
job description untuk semua unit kerja RPH.
3. Kehadiran manajemen puncak dalam rapat mingguan. ×
4. Kehadiran manajemen puncak dalam rapat bulanan. ×
5. Kehadiran manajemen puncak dalam rapat tahunan. ×
6. Briefing sebelum mulai pekerjaan. ×
Sosialisasi terkait pendekatan proses dan pemikiran
7. ×
berbasis risiko oleh manajemen puncak.
Saran/gagasan/ide yang disampaikan oleh manajemen
8. puncak terkait dengan sasaran yang akan dicapai ×
selanjutnya.
9. Pelaksanaan studi banding dengan pihak luar. ×
5.1.2 Fokus pada Pelanggan
10. Adanya daftar persyaratan daging dari pelanggan. ×
11. Prosedur pengukuran kepuasan pelanggan. ×
12. Hasil survey kepuasan pelanggan. ×
5.2 Kebijakan
5.2.1 Penetapan Kebijakan Mutu
13. Memiliki dokumentasi kebijakan mutu. ×
5.2.2 Komunikasi Kebijakan Mutu
14. Pelaksanaan sosialisasi terkait kebijakan mutu. ×
Peran, Tanggung Jawab dan Wewenang
5.3
Organisasi
15. Adanya struktur organisasi. ×
Job description dari semua posisi yang tercantum
16. ×
dalam struktur organisasi.
Total Skor (74/80 × 100%) 92,50%
Sumber: Hasil Olah Data (2018)
a. Sasaran Mutu
sasaran mutu memiliki target tertentu. Target beserta pemenuhan sasaran mutu
disajikan pada Tabel 12. UPTD RPH Terpadu telah memenuhi sasaran mutu
81
Hasil pemenuhan sasaran mutu ditinjau setiap satu tahun sekali melalui rapat
Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Witara (2017:83) bahwa salah satu
tugas manajemen puncak yaitu memastikan kebijakan mutu dan sasaran mutu
ditetapkan untuk sistem manajemen mutu dan selaras dengan konteks dan
Tabel 12. Hasil Pemenuhan Sasaran Mutu UPTD RPH Terpadu Tahun 2017
No. Sasaran Mutu Target Pemenuhan Keterangan
Tercapainya target
1. PAD (Pendapatan 100% 75,48%
Asli Daerah)
3,50 (statusnya
“PUAS”) dari
skla 1,00 –
Indeks Kepuasan 3,33 (Sangat
2. 5,00 atau
Pelanggan Baik)
setara 3,00
dari skala 1,00
– 4,00
Di bagian
unggas
Terjaminnya (pemotongan
3. penyediaan daging 100% 80,00% ayam, belum
ASUH konsisten
dilaksanakan
pemeriksaan).
Realisasi
4. pemanfaatan Minimal 95%. 76,37%
anggaran
Sumber: Hasil Tinjauan Manajemen UPTD RPH Terpadu (2017)
82
b. Job Description
yang berisi informasi terkait tugas atau yang harus dikerjakan oleh pemegang
jabatan. Job description yang dimiliki UPTD RPH Terpadu masih berbentuk
surat tugas yang ditujukan untuk masing-masing personil. Surat tugas berisi
informasi mengenai identitas pegawai serta daftar tugas yang harus dikerjakan
tiga jenis rapat, yaitu rapat mingguan, rapat bulanan dan rapat tahunan. Rapat
mingguan yaitu rapat evaluasi koordinator atau bagian, rapat bulanan yaitu
rapat evaluasi secara rutin dan rapat tahunan yaitu rapat evaluasi terkait sistem
manajemen mutu. Rapat evaluasi rutin terbagi menjadi dua jenis rapat yaitu
RPH. Rapat evaluasi keseluruhan dilaksanakan rutin setiap satu bulan sekali
RPH Kota Bogor). Rapat evaluasi koordinator atau bagian dilaksanakan setiap
minggu, rapat dihadari oleh seluruh anggota bagian dan dipimpin oleh masing-
83
Audit internal dan rapat tinjauan manajemen dilaksanakan setiap satu tahun
sekali. Pelaksanaan audit internal melibatkan seluruh tim audit internal RPH.
sarannya dalam rapat bulanan dan tahunan RPH. Saran yang disampaikan
terkait dengan evaluasi kinerja selama satu bulan atau satu tahun serta terkait
pada setiap rapat yang dilaksanakan selalu dibuktikan dengan daftar hadir dari
peserta rapat. Daftar hadir peserta rapat ditulis dalam selembar kertas yang
berisikan informasi terkait hari, tanggal serta waktu pelaksanaan, nama acara,
tempat pelaksanaan serta daftar peserta yang hadir pada rapat, sedangkan hasil
d. Apel Pagi
hari kerja mulai Senin hingga Jum’at. Apel pagi dilaksanakan selama ± 15
menit. Seluruh karyawan RPH mengikuti kegiatan apel pagi, kecuali karyawan
yang sedang mendapat tugas dinas malam. Bukti pelaksanaan apel pagi
tertuang dalam dokumentasi kegiatan yaitu daftar hadir apel pagi. Daftar hadir
peserta apel pagi ditulis dalam selembar kertas yang berisikan informasi terkait
hari, tanggal dan waktu pelaksanaan, tempat pelaksanaan, nama acara, serta
84
e. Sosialisasi Sistem Manajemen Mutu
mengenai ISO 9001:2015. Pihak internal RPH yang mengikuti workshop yaitu
workshop ditulis dalam selembar kertas yang berisikan informasi terkait waktu
f. Studi Banding
85
Tabel 13. Daftar Studi Banding yang Pernah Dilaksanakan UPTD RPH
Terpadu
No. Tempat Materi Studi Banding Pihak yang Terlibat
RPH Cibinong
1. Proses pemotongan hewan Seluruh koordinator
(Kabupaten Bogor)
RPH Karawaci Proses penggunaan rantai
2. Seluruh koordinator
(Tangerang) dingin
RPH Tasik Bagian Pengolahan
3. Pengolahan limbah cair
(Tasikmalaya) Limbah (IPAL)
Pemanfaatan limbah menjadi Bagian Pengolahan
4. Daerah Rancamaya
biogas Limbah (IPAL)
Sumber: UPTD RPH Terpadu Kota Bogor (2018)
hingga manajemen sarana dan prasarana serta sistem yang digunakan. Hal
tersebut dilakukan agar jika ditemukan manajemen atau sistem yang sesuai
kerja dan menerapkan cara kerja baru yang belum dilakukan oleh UPTD RPH
Terpadu.
g. Kepuasan Pelanggan
suatu produk atau jasa oleh pelanggan. UPTD RPH Terpadu melakukan survei
86
Survei IKM dilakukan berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan
kenyamanan pelayanan.
(Witara, 2017:50). Namun, dalam proses bisnis yang dijalankan RPH, tidak ada
persyaratan yang telah ditetapkan RPH yaitu daging ASUH (Aman, Sehat,
Utuh, Halal). Jika ada persyaratan khusus yang diminta pelanggan, maka
87
2. Klausul 5.2 Kebijakan
harus dibuat dan disahkan oleh Top Management. Kebijakan mutu tercantum
dalam Pedoman Mutu. Hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh
Witara (2017:85) bahwa kebijakan mutu harus memiliki bukti pengesahan dan
tercantum dalam bentuk hardcopy sehingga bisa dilihat oleh seluruh pihak
yang berkepentingan. Kebijakan Mutu UPTD RPH Terpadu Kota Bogor yaitu:
a. Mewujudkan Visi dan Misi UPTD RPH Terpadu Dinas Pertanian Kota
Bogor.
masyarakat.
sasaran mutu.
kebijakan mutu yang ditetapkan ISO 9000 bahwa Kebijakan Mutu berisi
dengan mutu yang dinyatakan secara formal oleh pimpinan puncak. Kebijakan
mutu juga harus disosialisasikan kepada seluruh pihak yang terlibat dalam
88
Sosialisasi terkait kebijakan mutu kepada pihak internal selalu
dilakukan pada saat apel pagi juga rapat dalam ruangan. Sosialisasi kebijakan
mutu juga melibatkan para pengguna jasa RPH. Kebijakan mutu juga
dituangkan dalam bentuk poster dan ditempel di ruang kerja. Hal tersebut
yaitu melalui lisan (sosialisasi, meeting, apel pagi, awareness dll) serta melalui
struktur organisasi dan job description. UPTD RPH Terpadu merupakan Unit
Pelaksana Teknis Dinas yang dikepalai oleh Kepala UPTD, kemudian ada
Surat Tugas. Surat Tugas dikeluarkan dan ditandatangani Kepala UPTD RPH
89
5.1.1.3 Analisis Kesenjangan Klausul 6 Perencanaan
Klausul 6 memiliki tiga sub klausul. Hasil skoring untuk masing-masing sub
90
Berikut adalah penjelasan mengenai pemenuhan persyaratan pada
Klausul 6 Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015 yang telah dipenuhi oleh
peluang yang telah terjadi dan yang mungkin terjadi. Risk based thinking
harus memiliki atau menetapkan alur proses bisnis untuk memudahkan proses
identifikasi risiko.
perundang-undangan yang relevan dengan proses bisnis RPH yaitu SNI 01-
91
UPTD RPH Terpadu selalu melakukan evaluasi untuk memastikan bahwa
proses bisnis yang dilakukan sudah sesuai dengan aturan yang ditetapkan.
peluang merupakan salah satu alat atau cara dalam mengidentifikasi risiko
dan peluang. Namun, risk and opportunities register dalam proses bisnis
RPH Terpadu masih dalam tahap pembuatan, hal ini dikarenakan pelaksanaan
Sasaran mutu UPTD RPH Terpadu telah memenuhi kaidah SMART yang
92
Tabel 15. Kaidah SMART
Sasaran mutu harus jelas ditujukan untuk bagian atau
S
departemen apa, serta memiliki indikator yang dapat
(Spesific)
dijadikan target.
M Sasaran mutu harus dapat diukur (baik dalam bentuk
(Measurable) jumlah maupun persentase).
Sasaran mutu harus dapat dicapai, jangan menentukan
A
sasaran mutu terlalu tinggi, harus disesuaikan dengan
(Achievable)
kemampuan organisasi dalam mencapainya.
Sasaran mutu haruslah sesuatu yang nyata atau ada
R
alasan jelas mengapa target tersebut dijadikan sebagai
(Reliable/Reasonable)
sasaran mutu.
T Sasaran mutu harus memiliki batas waktu dalam
(Time Frame) pencapaiannya.
Sumber: Witara (2017)
langkah atau tindakan yang perlu dilakukan agar mencapai target dari
93
karena dalam menjalankan proses bisnis tetap mengacu pada peraturan
IPAL yang sebelumnya hanya ada satu bagian, dibagi menjadi dua
yang baru.
sarang laba-laba dan kaca. Pembentukan bagian baru ini didasarkan atas
volume limbah yang sangat besar. Sistem lamela dapat mengolah limbah
dalam volume besar dan dengan waktu yang lebih cepat dibandingkan
94
perubahan struktur organisasi, perubahan kebijakan serta perubahan pada
analisis beban kerja untuk melihat kebutuhan SDM pada suatu pekerjaan.
perubahan juga didasarkan atas tinjauan atau review terhadap manual mutu
setiap satu tahun sekali dalam rapat management review. Review manual
mutu atau pedoman mutu dilakukan untuk meninjau masa berlaku dokumen
terhadap sistem manajemen mutu yang dilakukan. Hasil review tercatat dalam
tugas baru yang dikeluarkan oleh manajemen puncak, jika ada perubahan
terkait sebelum dilakukan perubahan, jika ada perubahan dalam proses bisnis
yang dijalankan.
95
5.1.1.4 Analisis Kesenjangan Klausul 7 Pendukung
Hasil skoring untuk masing-masing sub klausul disajikan pada Tabel 16.
96
(Lanjutan) Tabel 16. Analisis Kesenjangan Klausul 7 Pendukung
Skor
Klausul Parameter
1 2 3 4 5
9. Adanya form laporan hasil pemeliharaan terkait ×
infrastruktur.
10. Adanya form laporan evaluasi hasil pemeliharaan ×
terkait infrastruktur.
7.1.4 Lingkungan dan Pengoperasian Proses
11. Prosedur pengelolaan fasilitas dan umum. ×
12. Ketersediaan sarana pengolahan limbah cair dan ×
limbah padat.
13. Akses jalan menuju RPH dapat dilalui kendaraan ×
pengangkut hewan dan daging.
14. Ketersediaan sumber air paling kurang ×
1.000/liter/ekor/hari untuk aktivitas RPH.
15. Ketersediaan sumber tenaga listrik yang memadai dan ×
tersedia terus menerus.
16. Ketersediaan area penurunan hewan. ×
17. Ketersediaan area kandang penampungan hewan. ×
18. Ketersediaan fasilitas pemusnahan bangkai. ×
19. Ketersediaan laboratorium pengujian daging. ×
7.1.5 Pemantauan dan Pengukuran Sumber Daya
7.1.5.1 Umum
20. Prosedur penilaian karyawan. ×
21. Matriks kompetensi karyawan. ×
22. Gap Analisis kompetensi karyawan. ×
7.1.5.2 Mampu Telusur Pengukuran
23. Adanya daftar alat ukur yang dimiliki (termasuk yang ×
disewa).
24. Adanya prosedur kalibrasi alat ukur. ×
25. Pelaksanaan proses kalibrasi. ×
26. Pemasangan label identifikasi atau sertifikat hasil ×
kalibrasi pada semua alat ukur yang dikalibrasi.
7.1.6 Pengetahuan Organisasi
27. Adanya daftar pelatihan yang telah dilaksanakan. ×
28. Pelaksanaan program pengembangan sumber daya ×
manusia.
29. Pelaksanaan program pendidikan dan pelatihan sumber ×
daya manusia
7.2 Kompetensi
30. Pelatihan SDM. ×
31. Adanya bukti latar belakang pendidikan dan ×
pengalaman SDM.
32. Adanya dokumentasi hasil pelatihan SDM. ×
33. Penilaian kinerja karyawan menggunakan metode KPI ×
(Key Performance Indicator) & metode CAPA
(Corrective action and preventive action).
97
(Lanjutan) Tabel 16. Analisis Kesenjangan Klausul 7 Pendukung
Skor
Klausul Parameter
1 2 3 4 5
7.3 Kesadaran
34. Pelaksanaan sosialisasi tentang sistem manajemen ×
mutu.
35. Adanya daftar hadir dari peserta sosialisasi. ×
36. Terdapat sarana dalam menyalurkan pendapat. ×
37. Terdapat informasi visual terkait kebijakan mutu dan ×
sasaran mutu.
7.4 Komunikasi
38. Pelaksanaan kegiatan dalam mengkomunikasikan ×
sistem manajemen mutu seperti rapat atau meeting,
apel pagi, dll.
39. Adanya daftar hadir dari setiap kegiatan. ×
40. Memiliki notulen kegiatan. ×
41. Penggunaan alat komunikasi seperti telepon. ×
42. Penggunaan aplikasi sosial media dalam penyampaian ×
informasi.
7.5 Informasi Terdokumentasi
7.5.1 Umum
43. Memiliki sasaran mutu. ×
44. Memiliki kebijakan mutu. ×
45. Memiliki manual mutu. ×
46. Prosedur tentang identifikasi dan deskripsi dokumen. ×
47. Prosedur tentang distribusi, akses, pengambilan dan ×
penggunaan dokumen.
48. Prosedur tentang penyimpanan dan penjagaan. ×
49. Prosedur tentang perlidungan dokumen. ×
7.5.2 Membuat dan Memutakhirkan
50. Penentuan format dokumen dan media yang digunakan ×
dalam membuat dan menyimpan dokumen-dokumen
terkait sistem manajemen mutu.
7.5.3 Pengendalian Informasi Terdokumentasi
51. Prosedur pengendalian dokumen dan data. ×
52. Prosedur pengendalian rekaman atau catatan. ×
Total Skor (252/260 × 100%) 96,92%
Sumber: Hasil Olah Data (2018)
98
Berikut adalah penjelasan mengenai pemenuhan persyaratan pada
Klausul 7 Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015 yang telah dipenuhi oleh
a. Komponen Pendukung
sarana dan prasarana atau infrastruktur dan lingkungan kerja. UPTD RPH
proses bisnis RPH tercantum dalam dokumen Standar Pelayanan RPH dengan
disertai gambar terutama terkait sarana dan prasarana serta infrastruktur yang
barang yaitu berupa jumlah dan kualitas, sedangkan persyaratan untuk jasa
bagian.
99
b. Sumber Daya Manusia
yang nantinya akan terlibat dalam proses bisnis RPH sesuai dengan
telah ditetapkan RPH. Job requirement yang dimiliki UPTD RPH Terpadu
Pegawai Negeri Sipil dengan Syarat Jabatan. Syarat Jabatan dijelaskan dalam
perekrutan karyawan.
c. Infrastruktur
transportasi.
100
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, infrastruktur yang dimiliki RPH
Tabel 17. Daftar Infrastruktur yang dimiliki UPTD RPH Terpadu Kota Bogor
No. Infrastruktur Keterangan
1. Ruang Kerja Ruang kerja sudah tersedia dalam bentuk kantor.
2. Bangunan Rumah Bangunan rumah jabatan diperuntukkan bagi
Jabatan karyawan yang memiliki tugas dinas malam.
3. Kandang Penampungan Kandang penampungan hewan diperuntukkan
Hewan bagi unit pemotongan sapi-kerbau dan kambing-
domba. Kandang penampungan sapi-kerbau
terbagi menjadi dua jenis kandang penampungan
yang disesuaikan dengan jenis sapinya, sapi
lokal dan sapi impor. Unit pemotongan kambing
hanya ada satu jenis kandang penampungan.
Unit pemotongan ayam tidak memiliki kandang
penampungan sebab tidak ada proses
penampungan hewan pada unit pemotongan
ayam.
4. Ruang Penyembelihan Ruang penyembelihan tersedia bagi semua unit
pemotongan yaitu sapi-kerbau, kambing-domba
dan ayam dengan menggunakan teknologi semi-
modern.
5. Gudang Pakan Gudang pakan terletak berdekatan dengan
kandang penampungan. Hal ini dilakukan agar
memudahkan pemberian pakan pada hewan
dalam kandang penampungan.
6. Kendaraan Dinas Kendaraan dinas tersedia dalam dua jenis yaitu
kendaraan dengan box tertutup berpendingin dan
kendaraan dinas box terbuka.
Sumber: UPTD RPH Terpadu (2018)
Infrastruktur.
101
Fungsi pemeliharaan infrastruktur adalah untuk mempertahankan kondisi
teknis dan daya guna suatu alat produksi atau fasilitas kerja dengan merawat,
mekanik listrik yang tercantum dalam form Checklist Hasil Perbaikan dan
d. Lingkungan Kerja
lingkungan kerja yang diperlukan dalam proses bisnis yang dijalankan. Hal
tersebut dilakukan agar barang dan jasa yang dihasilkan sesuai dengan
proses bisnis RPH dijelaskan pada Tabel 18. Kondisi lingkungan kerja RPH
102
e. Penilaian Karyawan
dari target yang sudah ditentukan. UPTD RPH Terpadu juga telah memiliki
sedikit GAP. Hal tersebut menunjukkan bahwa karyawan yang ada di UPTD
103
Tabel 18. Lingkungan Kerja UPTD RPH Terpadu Kota Bogor
No. Lingkungan Kerja Keterangan
1. Sarana Pengolahan Sarana pengolahan limbah cair menggunakan
Limbah Cair sistem lamela atau piramida terbalik. Sarana
pengolahan limbah cair terletak di daerah yang
lebih rendah dari kandang penampungan dan ruang
penyembelihan.
2. Sarana Pengolahan Sarana pengolahan limbah padat yaitu pengolahan
Limbah Padat menjadi pupuk. Sarana pengolahan limbah padat
terletak di sebrang kandang penampungan.
3. Akses Jalan menuju Kondisi jalan menuju RPH sudah memungkinkan
RPH untuk dilalui kendaraan pengangkut hewan dan
pengangkut daging.
4. Instalasi Air RPH memiliki instalasi air milik sendiri.
5. Instalasi Listrik RPH memiliki genset milik sendiri.
6. Area Penurunan Area penurunan hewan di RPH dibuat dengan
Hewan memerhatikan aturan Animal Welfare
(Kesejahteraan Hewan). Area penurunan hewan
terbagi menjadi dua yaitu untuk kendaraan besar
dan kendaraan kecil. Beberapa syarat untuk area
penerunan hewan diantaranya adalah:
Ukuran dan ketinggian antara bak truk dengan
area penurunan harus sesuai.
Memerhatikan aturan kemiringan area
penurunan.
Area penurunan tidak boleh licin, sehingga
perlu dibuat tap tap pada area penurunan.
7. Kandang Kandang penampungan hewan diperuntukkan bagi
Penampungan unit pemotongan sapi-kerbau dan kambing-domba.
Hewan Kandang penampungan sapi-kerbau terbagi menjadi
dua jenis kandang penampungan yang disesuaikan
dengan jenis sapinya, sapi lokal dan sapi impor.
Unit pemotongan kambing hanya ada satu jenis
kandang penampungan. Unit pemotongan ayam
tidak memiliki kandang penampungan sebab tidak
ada proses penampungan hewan pada unit
pemotongan ayam.
8. Krematorium RPH memiliki krematorium sebagai fasilitas
pemusnahan bangkai dengan cara dibakar. Namun
saat ini, pemusnahan bangkai hanya dilakukan
dengan penguburan yang disertai dengan
penambahan formalin.
9. Laboratorium Laboratorium pengujian daging terletak berdekatan
Pengujian Daging dengan ruang penyembelihan.
Sumber: UPTD RPH Terpadu Kota Bogor (2018)
104
f. Kalibrasi Alat Ukur
pribadi dan bukan hasil sewa. Alat ukur yang digunakan dalam proses bisnis
suhu air, pH meter untuk daging, pH meter untuk limbah, lux meter,
dokumentasi khusus terkait daftar alat ukur yang dimiliki. Daftar alat ukur
yang dimiliki RPH masih tercantum dalam daftar sarana dan prasarana yang
dimiliki RPH.
Semua alat ukur sudah dilakukan kalibrasi setiap 6 bulan sekali atau
satu tahun sekali tergantung masa berlaku dari kalibrasi masing-masing alat.
Pihak yang terlibat dalam proses kalibrasi yaitu lembaga kalibrasi dan bagian
mekanik dan listrik. Proses kalibrasi alat ukur di UPTD RPH Terpadu
dilakukan oleh BMKG, baik BMKG Propinsi Jawa Barat maupun BMKG
Kota Bogor. Alat ukur yang dikalibrasi dipasang label yang berisi informasi
g. Pengetahuan Organisasi
sesuai dengan yang dikemukakan oleh Rivai dkk (2015:163) bahwa pelatihan
105
Pelatihan memiliki orientasi saat ini dan membantu karyawan untuk mencapai
atau institusi lainnya. Pihak yang terlibat dalam program pelatihan yaitu
form Riwayat Pelatihan dan form Evaluasi Hasil Pelatihan. Daftar pelatihan
sistem manajemen mutu, akan sangat penting untuk keberhasilan dan efisiensi
106
2. Klausul 7.2 Kompetensi
semua pihak yang terlibat dalam proses bisnis RPH terhadap sistem
manajemen mutu. Sosialisasi dilakukan dalam bentuk apel pagi dan rapat.
Sosialisasi melibatkan semua pihak, mulai dari pihak internal RPH, para
107
Kesadaran karyawan terhadap sistem manajemen mutu menjadi poin
Daftar hadir peserta sosialisasi ditulis dalam selembar kertas yang berisikan
bagi karyawan dalam menyalurkan pendapat yaitu berupa kotak saran dan
buku pengaduan, bisa juga melalui email atau kepada petugas penerima
lebih efektif jika disampaikan secara langsung pada saat apel pagi atau rapat,
dilaksanakan melalui apel pagi setiap hari (Senin – Jum’at). Apel pagi
dilaksanakan setiap hari selama hari kerja selama kurang lebih 15 menit.
Seluruh pihak internal RPH, kecuali karyawan dinas malam wajib mengikuti
kegiatan apel pagi. Bukti pelaksanaan kegiatan apel pagi disajikan dalam
bentuk daftar hadir dan notulen kegiatan. Daftar hadir peserta apel pagi ditulis
dalam selembar kertas yang berisikan informasi terkait hari, tanggal, waktu
pelaksanaan, nama acara, tempat pelaksanaan serta daftar peserta yang hadir.
108
Notulen kegiatan berisikan informasi terkait waktu dan tempat pelaksanaan,
telepon, handphone (HP) dan sosial media seperti email dan Whatsapp (WA).
adanya beberapa dokumen serta prosedur yang harus dimiliki RPH. Dokumen
yang dipersyaratkan ISO 9001:2015 dan telah dimiliki UPTD RPH Terpadu
yaitu manual mutu atau pedoman mutu yang berisikan informasi mengenai
Bisnis RPH, Visi dan Misi RPH, Kebijakan Mutu, Sasaran Mutu dan Rencana
Mutu.
109
Selain tercantum dalam manual mutu, kebijakan mutu juga dibuat dalam
bentuk banner yang di tempel di dalam ruang kerja. Setiap bagian memiliki
tentang peraturan lingkungan hidup dan hasil pengujian air limbah, peraturan
pengendali dokumen.
manajemen mutu disimpan dalam bentuk hard copy dan soft copy. Dokumen
110
Dokumen dalam bentuk hard copy disimpan pada lemari
penyimpanan dokumen dan yang berupa soft copy disimpan dalam komputer
dokumen terkait sistem manajemen mutu tersimpan dalam dua jenis media
penyimpan yaitu media cetak berupa hard copy dan media elektronik
soft copy.
proses bisnis suatu perusahaan atau organisasi. UPTD RPH Terpadu telah
tujuh sub klausul. Hasil skoring untuk masing-masing sub klausul disajikan
111
Tabel 19. Analisis Kesenjangan Klausul 8 Operasi
Skor
Klausul Parameter
1 2 3 4 5
8 Operasi
8.1 Perencanaan dan Pengendalian Operasional
1. Memiliki rencana mutu terkait proses produksi. ×
2. Persyaratan produk dan jasa yang akan diproduksi. ×
Memiliki dokumentasi terkait sumber daya yang
3. ×
akan digunakan.
8.2 Persyaratan untuk Produk dan Jasa
8.2.1 Komunikasi Pelanggan
Terdapat brosur atau leaflet yang berisi informasi
4. ×
mengenai RPH.
5. Terdapat info mengenai RPH pada website. ×
6. Adanya form pemesanan dari pelanggan. ×
7. Adanya form penawaran dari pelanggan. ×
8. Adanya form keluhan pelanggan. ×
Menentukan Persyaratan Berkaitan dengan
8.2.2
Barang dan Jasa
Penetapan persyaratan produk dan jasa yang
9. ×
dihasilkan.
10. Prosedur pengadaan barang dan jasa. ×
8.2.3 Tinjauan Persyaratan Produk dan Jasa
Pelaksanaan meeting terkait persyaratan produk dari
11. ×
pelanggan.
12. Adanya notulen meeting. ×
8.2.4 Perubahan Persyaratan untuk Produk dan Jasa
Adanya informasi terdokumentasi terkait perubahan
13. ×
persyaratan produk dan jasa.
8.3 Desain dan Pengembangan Produk dan Jasa
8.3.1 Umum
15. Menentukan prosedur desain dan pengembangan. ×
8.3.2 Perencanaan Desain dan Pengembangan
Penetuan dan pertimbangan sumber daya yang
16. dibutuhkan dalam melakukan perencanaan desain ×
dan pengembangan.
Perencanaan waktu dan penanggung jawab desain
17. ×
dan pengembangan.
Adanya proposal dari proses desain dan
18. ×
pengembangan.
Adanya dokumentasi persetujuan perencanaan
19. ×
desain dan pengembangan dari Manajemen Puncak.
8.3.3 Input Desain dan Pengembangan
Penentuan input desain dan pengembangan, RPH
20. menggunakan metode 4M (Man, Material, Machine, ×
Method) + 1E (Environment).
21. Penetuan fungsi dan kinerja produk. ×
112
(Lanjutan) Tabel 19. Analisis Kesenjangan Klausul 8 Operasi
Skor
Klausul Parameter
1 2 3 4 5
Memiliki dokumentasi informasi dari kegiatan
22. ×
desain dan pengembangan.
8.3.4 Pengendalian Desain dan Pengembangan
23. Mekanisme pengendalian desain dan pengembangan. ×
24. Melakukan kegiatan verifikasi produk. ×
25. Melakukan kegiatan validasi produk. ×
Memiliki dokumentasi verifikasi dari output yang
26. ×
telah memenuhi persyaratan.
Memiliki dokumentasi validasi bahwa output telah
27. ×
sesuai.
8.3.5 Output Desain dan Pengembangan
28. Adanya output berupa gambar, prosedur, dll. ×
Menentukan standar keberterimaan produk baik
29. ×
barang maupun jasa.
Memiliki dokumentasi bahwa output sesuai dengan
30. ×
persyaratan sebelumnya.
Memiliki dokumentasi bahwa output sesuai dan
31. ×
dapat dilanjutkan ke proses berikutnya.
8.3.6 Perubahan Desain dan Pengembangan
Adanya bukti dokumentasi terkait perubahan desain
32. ×
dan pengembangan.
Pengendalian Penyedia Produk dan Jasa
8.4
Eksternal
8.4.1 Umum
33. Mekanisme seleksi pemasok. ×
34. Mekanisme evaluasi pemasok. ×
35. Mekanisme pemantauan kinerja pemasok. ×
Adanya dokumentasi hasil seleksi, evaluasi dan
36. ×
pemantauan kinerja pemasok.
8.4.2 Jenis dan Jangkauan Pengendalian
Prosedur pengendalian pemasok dalam sistem
37. ×
manajemen mutu.
Pelaksanaan proses verifikasi input yang diperoleh
38. ×
dari pemasok.
8.4.3 Informasi untuk Penyedia Eksternal
Adanya jaminan kelayakan hewan, yang dibuktikan
39. dengan SKKH (Surat Keterangan Kesehatan ×
Hewan).
Pelaksanaan Proses atau Penyediaan Produk dan
8.5
Jasa
8.5.1 Pengendalian Penyediaan Produk dan Jasa
40. Penetapan karakteristik produk dan jasa. ×
Adanya cheklist atau daftar dari setiap input yang
41. ×
dibutuhkan dalam proses pemotongan hewan.
113
(Lanjutan) Tabel 19. Analisis Kesenjangan Klausul 8 Operasi
Skor
Klausul Parameter
1 2 3 4 5
8.5.2 Identifikasi dan Mampu Telusur
Adanya sertifikat penilaian kesesuaian daging
42. dengan hieginitas yang dibuktikan dengan sertifikat ×
NKV.
Adanya sertifikat penilaian kesesuaian daging
43. dengan persyaratan halal yang dibuktikan dengan ×
sertifikat Halal MUI.
Adanya SKKD (Surat Keterangan Kesehatan
44. ×
Daging).
Adanya stempel atau label pada produk berupa
45. ×
barang.
Properti Milik Pelanggan atau Penyedia
8.5.3
Eksternal
46. Daftar properti milik pelanggan. ×
47. Prosedur penggunaan properti milik pelanggan. ×
48. Mekanisme penyimpanan properti milik pelanggan. ×
8.5.4 Pemeliharaan
Mekanisme penyimpanan daging sebelum
49. ×
didistribusikan.
8.5.5 Kegiatan Pasca Pengiriman
50. Layanan tambahan apabila terjadi kerusakan. ×
Survey atau riset terhadap produk atau layanan yang
51. ×
dihasilkan.
Mekanisme dalam melayani komplain dari
52. ×
pelanggan.
8.5.6 Pengendalian Perubahan
Adanya bukti perubahan proses produksi barang dan
53. ×
jasa.
Adanya hasil pengujian dari pihak internal
54. (Manajemen Puncak) dan pihak eksternal ×
(Konsultan).
Adanya dokumentasi persetujuan dari pihak terkait,
55. ×
yaitu pelanggan, mitra dan pemasok.
8.6 Pelepasan Produk dan Jasa
56. Pelaksanaan uji sampling terhadap barang dan jasa. ×
57. Prosedur dan kegiatan serah terima produk. ×
8.7 Pengendalian Output yang Tidak Sesuai
Memiliki daftar cacat produk yang pernah terjadi
58. ×
dan berpotensi terjadi.
Prosedur mengenai pengendalian produk yang tidak
59. ×
sesuai.
Total Skor (212/290 × 100%) 73,10%
Sumber: Hasil Olah Data (2018)
114
Berikut adalah penjelasan mengenai pemenuhan persyaratan pada
Klausul 8 Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015 yang telah dipenuhi oleh
bisnis dapat dilakukan dengan membuat rencana mutu. UPTD RPH Terpadu
sudah memiliki rencana mutu. Isi dari rencana mutu tercantum dalam Pedoman
Mutu RPH. Rencana Mutu UPTD RPH Terpadu terbagi menjadi dua, yaitu
Pemastian Mutu Daging dan Pemastian Mutu Hewan. Manajemen puncak yang
digunakan yaitu sumber daya manusia serta sarana dan prasarana. Dokumentasi
terkait daftar sumber daya yang digunakan tercantum dalam dokumen Standar
Pelayanan RPH pada bagian jumlah pelaksana untuk sumber daya manusia
Sehat, Utuh, Halal) yang ditandai dengan SKKD (Surat Keterangan Kesehatan
Daging) yang dikeluarkan RPH, Sertifikat Halal dari MUI (Majelis Ulama
115
2. Klausul 8.2 Persyaratan untuk Produk dan Jasa
dan jasa yang akan diproduksi. Pemenuhan atas klausul 8.2 yang telah
website. Brosur RPH berisikan informasi mengenai Visi dan Misi RPH, Motto
dan Janji Layanan RPH, Biaya Retribusi RPH, Jenis layanan yang diberikan
RPH, Penghargaan yang diperoleh RPH, Alamat RPH dan Contact Person
RPH. Brosur UPTD RPH Terpadu disajikan pada Lampiran 11. UPTD RPH
Terpadu juga memiliki website yang memuat informasi terkait Sejarah Singkat
RPH, Motto dan Janji Layanan RPH, Visi dan Misi RPH, Kegiatan RPH serta
form pemesanan serta form keluhan dari pelanggan sebagai bentuk komunikasi
bisnisnya. UPTD RPH Terpadu hanya menggunakan Surat Terdaftar dan Surat
116
UPTD RPH Terpadu juga tidak menggunakan form keluhan pelanggan untuk
pengaduan kritik dan saran sebagai sarana bagi pelanggan dalam menuliskan
keluhannya.
ASUH (Aman, Sehat, Utuh, Halal). Spesifikasi layanan yang dilakukan UPTD
dan jasa. Penentuan spesifikasi produk dilakukan melalui rapat yang diikuti
koordinator. Bukti pelaksanaan rapat tertuang dalam notulen rapat. UPTD RPH
Terpadu tidak pernah melakukan perubahan spesifikasi barang dan jasa, karena
RPH mengacu pada peraturan dan undang-undang yang ada dan sesuai dengan
117
3. Klausul 8.3 Desain dan Pengembangan Produk dan Jasa
produk dan jasa yang dilakukan perusahaan atau organisasi. Perusahaan atau
menambah unit proses bisnis yaitu layanan meatshop. Perencanaan desain dan
menentukan fungsi dan kinerja produk yang akan diubah desain dan
pengembangannya.
verifikasi dan validasi dilakukan untuk input yang menjadi masukan dalam
118
surat jalan lainnya. Kegiatan validasi hewan dilakukan melalui pemeriksaan
ante mortem dan untuk betina dilakukan pemeriksaan apakah termasuk betina
produktif atau non produktif yang dibuktikan dengan form pemeriksaan hewan.
dengan adanya proposal dari proses desain dan pengembangan, yang berisi
data input dan proses, output yang diharapkan, metode pengujian produk akhir
organisasi memastikan bahwa produk dan jasa yang disediakan oleh penyedia
eksternal atau pemasok sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan oleh
119
Mekanisme seleksi pemasok terbagi menjadi dua yaitu pemasok hewan
dokumen dan perizinan. Seleksi pemasok barang dilihat dari ketepatan waktu,
pengadaan bahan kimia dilakukan melalui lelang dengan melihat harga yang
dengan barang yang tercantum dalam surat perjanjian kerja. Namun, UPTD
dalam SOP.
dalam form data pemilik sapi dan data pedagang dagingnya sebagai bentuk
jumlah pemasok yang terlibat dalam proses bisnis RPH. UPTD RPH Terpadu
juga melaksanakan proses verifikasi input yang disediakan oleh pemasok, hal
tersebut dilakukan agar input yang masuk sudah sesuai dengan persyaratan
yang ditetapkan RPH. Input yang diperoleh dari pemasok dibagi menjadi dua
yang datang dengan yang tertulis dalam surat perjanjian kerja. Proses verifikasi
120
(Surat Keterangan Kesehatan Hewan), SKSR (Surat Keterangan Status
Hewan) terbagi menjadi dua yaitu SKKH masuk dan SKKH keluar. SKKH
masuk adalah SKKH dari daerah asal hewan yang menunjukkan bahwa hewan
tersebut sehat, sedangkan SKKH keluar adalah SKKH yang dikeluarkan UPTD
RPH Terpadu sebagai pemeriksa ante mortem pada layanan penampungan dan
pasar hewan.
terbagi menjadi beberapa tahapan yaitu pra proses produksi, pasca proses
persyaratan pada tahap pra proses produksi yang sudah dilakukan UPTD RPH
Terpadu yaitu membuat daftar dari setiap input yang dibutuhkan dalam proses
atas tahap pasca produksi dapat dibuktikan dengan adanya sertifikat penilaian
yang menjadi bukti bahwa pelaksanaan proses bisnis sudah sesuai dengan
persyaratan.
121
UPTD RPH Terpadu memiliki Sertifikat NKV (Nomor Kontrol Veteriner)
yang dikeluarkan oleh Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat pada tahun 2009
dengan hasil berada pada tingkat III, Sertifikat Halal MUI yang dikeluarkan
oleh MUI Provinsi Jawa Barat, SKKD (Surat Keterangan Kesehatan Daging)
dikeluarkan oleh UPTD RPH Terpadu. SKKD berisi informasi mengenai Jenis
Tujuan dan Alamat Tujuan, kemudian daging yang sudah dipotong, ditimbang
dan diperiksa diberi cap baik pada daging yang menandakan bahwa daging
tersebut layak untuk dijual dan dikonsumsi. UPTD RPH Terpadu tidak
klausul 8.5 dengan melakukan proses penyimpanan daging dalam cool storage.
Daging yang disimpan dalam cool storage yaitu daging kambing-domba dalam
bentuk cacahan daging segar serta karkas ayam untuk kemudian dikemas,
kerbau yang sudah dipotong langsung diangkut dalam bentuk karkas segar.
yaitu dengan membuat layanan tambahan serta melalukan survey atau riset
melalukan survey atau riset terhadap daging. UPTD RPH Terpadu tidak
produk yang sudah keluar dari RPH bukan menjadi tanggung jawab RPH.
122
UPTD RPH Terpadu melakukan survey atau riset terhadap produk yang
dihasilkan, diantaranya:
a. Riset terhadap kualitas daging yang ada di pasar yang berasal dari UPTD
b. Riset terhadap kualitas daging yang dihasilkan. Pihak yang terlibat yaitu
UPTD RPH Terpadu dan Dinas Pertanian yang menangani maslah daging.
ditulis melalui buku pengaduan dan saran. Komplain dicatat dalam bentuk
kritik dan saran, kemudian setelah itu akan diadakan rapat untuk membahas
sampling dan kegiatan serah terima produk sebagai upaya dalam memastikan
123
pemeriksaan kelenjar pertahanan. Pihak yang melakukan pengujian yaitu
dilakukan setiap tiga bulan sekali, uji AMDAL (Analisis Dampak Lingkungan)
dua kali dalam setahun untuk limbah cair dan uji kualitas pupuk untuk limbah
ditetapkan.
daging yang merupakan perwakilan dari pembeli daging. Pihak pemeriksa post
menangani produk yang tidak sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan.
UPTD RPH Terpadu selalu menangani produk yang tidak sesuai berdasarkan
SOP Pengendalian Produk Tidak Sesuai yang telah ditetapkan. Daftar produk
yang tidak sesuai tercantum dalam BAP (Berita Acara Pengafkiran). Bukti
yang tidak sesuai serta daftar produk yang tidak sesuai yang tercantum dalam
124
5.1.1.6 Analisis Kesenjangan Klausul 9 Evaluasi Kinerja
Klausul 9 Evaluasi Kinerja terbagi menjadi tiga sub klausul. UPTD RPH
Kinerja pada Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015. Hasil skoring untuk
125
(Lanjutan) Tabel 20. Analisis Kesenjangan Klausul 9 Evaluasi Kinerja
Skor
Klausul Parameter
1 2 3 4 5
9.3.2 Input Tinjauan Manajemen
Adanya dokumentasi terkait isu internal dan isu
14. ×
eksternal.
15. Adanya hasil survey kepuasan pelanggan. ×
Adanya dokumentasi terkait pemenuhan sasaran
16. ×
mutu.
17. Adanya bukti dokumentasi kesesuaian produk. ×
Adanya bukti dokumentasi ketidaksesuaian dan
18. ×
tindakan korektif.
Adanya dokumentasi hasil pengukuran dan
19. ×
pemantauan sumber daya.
Adanya dokumentasi hasil audit internal dan audit
20. ×
eksternal.
21. Adanya dokumentasi hasil evaluasi kinerja pemasok. ×
Adanya dokumentasi daftar sumber daya yang
22. ×
digunakan dalam proses bisnis RPH.
23. Adanya tindakan penanganan risiko. ×
Adanya tindakan dalam menentukan peluang untuk
24. ×
perbaikan sistem manajemen mutu.
9.3.3 Output Tinjauan Manajemen
Tindak lanjut terhadap temuan dalam hasil rapat
14. ×
tinjauan manajemen.
15. Adanya notulen rapat tinjauan manajemen. ×
Total Skor (120/130 × 100%) 92,31%
Sumber: Hasil Olah Data (2018)
klausul 9 Evaluasi Kinerja pada Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015 yang
126
UPTD RPH Terpadu telah menentukan titik kritis atau proses penting dalam
tercapainya sasaran mutu perusahaan. Salah satu sasaran mutu UPTD RPH
telah melakukan survei kepuasan pelanggan dalam bentuk survei IKM (Indeks
diberikan dalam bentuk form berupa kuisioner kepada pelanggan RPH untuk
juga dapat dilihat dari banyak atau tidaknya keluhan dari pelanggan, maka dari
apa saja yang dikeluhkan pelanggan serta seberapa banyak keluhan tentang hal
buku pengaduan dan saran. Kemudian setelah itu diadakan rapat untuk
127
Analisis dan evaluasi terhadap sistem manajemen mutu yang diterapkan UPTD
RPH Terpadu dilakukan dengan evaluasi setiap hari dari hasil kinerja kepada
internal yang dimiliki oleh perusahaan atau organisai. UPTD RPH Terpadu
sudah memiliki tim audit internal. Tim audit internal terdiri dari manajemen
audit didasarkan atas proses bisnis yang dijalankan RPH serta berdasarkan
pelatihan rutin setiap satu tahun sekali untuk tim audit internal dalam rangka
dilaksanakan setiap satu tahun sekali dengan melibatkan seluruh tim audit
internal. Bukti pelaksanaan audit internal yaitu adanya daftar hadir serta hasil
audit internal yang berisi temuan ketidaksesuaian oleh auditor yang selanjutnya
akan di follow up atau ditindak lanjuti dan hasil tindak lanjutnya kemudian
128
Audit internal terakhir yang dilakukan UPTD RPH Terpadu yaitu pada tanggal
manajemen beserta input apa saja yang dibutuhkan dan output atau hasil dari
manajemen setiap satu tahun sekali dan melibatkan seluruh pihak internal RPH
pelaksanaan proses audit internal dan sudah dilakukan perbaikan atas temuan
audit internal.
(input) apa saja yang diperlukan untuk dibahas dalam tinjauan manajemen.
129
d. Pemenuhan sasaran mutu
e. Kesesuaian produk
l. Peluang perbaikan
130
(Lanjutan) Tabel 21. Pemenuhan Masukan Tinjauan Manajemen UPTD RPH
Terpadu berdasarkan Persyaratan ISO 9001:2015
Bukti Pemenuhan yang telah
No. Persyaratan ISO 9001:2015 dilakukan/dimiliki UPTD RPH
Terpadu
3. Hasil survey kepuasan Hasil survey kepuasan pelanggan
pelanggan disimpan dalam dokumen Survei
Indeks Kepuasan Masyarakat
(IKM).
4. Pemenuhan sasaran mutu Pemenuhan sasaran mutu terdapat
pada notulen tinjauan manajemen
sebelumnya.
5. Kesesuaian produk Kesesuaian produk disajikan dalam
bentuk gambar yaitu berupa foto
daging yang sudah sesuai dengan
persyaratan RPH dan persyaratan
pelanggan.
6. Ketidaksesuaian produk dan Ketidaksesuaian produk disajikan
tindakan korektif dalam bentuk gambar berupa foto
produk yang tidak sesuai dan
melakukan tindakan korektif
terhadap daging yang tidak sesuai
dengan persyaratan dengan
melakukan pengafkiran. Bukti
pengafkiran tertuang dalam laporan
BAP (Berita Acara Pengafkiran).
7. Hasil pengukuran dan Hasil pengukuran dan pemantauan
pemantauan sumberdaya sumber daya terbagi menjadi dua
yaitu SKP untuk penilaian kinerja
pegawai serta Sertifikat Kalibrasi
untuk pengukuran alat ukur.
8. Hasil audit internal dan audit Hasil audit internal dan audit
eksternal eksternal tercantum dalam
dokumen Laporan Akhir
Surveilance Sistem Manajemen
Mutu ISO 9001:2008 Pelayanan
Pemeriksaan dan Pemotongan
Hewan.
9. Hasil evaluasi kinerja pemasok Tidak ditemukan form atau
dokumen terkait hasil evaluasi
pemasok.
131
(Lanjutan) Tabel 21. Pemenuhan Masukan Tinjauan Manajemen UPTD RPH
Terpadu berdasarkan Persyaratan ISO 9001:2015
Bukti Pemenuhan yang telah
No. Persyaratan ISO 9001:2015 dilakukan/dimiliki UPTD RPH
Terpadu
10. Daftar sumberdaya dalam Daftar sumber daya yang
proses bisnis digunakan dalam prose bisnis
tercantum dalam dokumen Standar
Pelayanan RPH pada bagian jumlah
pelaksana untuk sumber daya
manusia serta sarana dan prasarana
yang digunakan sebagai komponen
pendukung.
11. Tindakan penanganan risiko UPTD RPH Terpadu telah
melakukan tindakan dalam
penanganan risiko. Contohnya yaitu
pengafkiran produk atau daging
yang tidak sesuai dengan
persyaratan.
12. Peluang perbaikan UPTD RPH Terpadu telah
melakukan tindakan dalam
menentukan peluang untuk
perbaikan sistem manajemen mutu
dengan cara meng-upgrade cara
kerja RPH dengan peraturan-
peraturan baru yang berhubungan
dengan sistem manajemen mutu
dan memaksimalkan sumber daya
yang ada.
Sumber: Hasil Wawancara (2018)
mengenai waktu dan tempat pelaksanaan tinjauan manajemen serta tabel yang
berisi keterangan tentang nama, alamat dan tanda tangan dari peserta yang
hadir. Hasil dari tinjauan manajemen selalu disimpan dalam bentuk notulen.
132
Notulen tinjauan manajemen berisikan informasi mengenai hari, tanggal dan
manajemen meliputi hasil audit internal dan eksternal, umpan balik pelanggan
yang tidak sesuai serta laporan dalam bentuk BAP (Berita Acara Pengafkiran).
133
Tabel 22. Analisis Kesenjangan Klausul 10 Perbaikan/Peningkatan
Skor
Klausul Parameter
1 2 3 4 5
10. Perbaikan/Peningkatan
10.1 Umum
1. Adanya dokumentasi ketidaksesuaian produk. ×
10.2 Ketidaksesuaian dan Tindakan Perbaikan
Koordinasi dengan pihak terkait untuk tindakan
2. ×
koreksi atas temuan ketidaksesuaian.
3. Pengkategorian atas ketidaksesuaian yang terjadi. ×
4. Prosedur tindakan perbaikan ketidaksesuaian. ×
Tindakan pencegahan terhadap masalah yang
5. ×
mungkin timbul.
6. Prosedur tindakan pencegahan ketidaksesuaian. ×
10.3 Perbaikan Berkelanjutan
7. Memiliki dokumentasi hasil evaluasi kinerja. ×
8. Memiliki dokumentasi hasil tinjauan manajemen. ×
Penentuan rencana pengembangan bisnis jangka
9. ×
panjang.
Metode SWOT (Strength – Weakness – Opportunity
10. – Threats) Analisis dalam membuat rencana ×
pengembangan bisnis jangka panjang.
Total Skor (43/50 × 100%) 86,00%
Sumber: Hasil Olah Data (2018)
Klausul 10.2 merupakan tindak lanjut dari klausul 10.1 dimana dalam
terjadi. UPTD RPH Terpadu melakukan koordinasi dengan pihak internal dan
pengguna jasa terkait tindakan koreksi yang akan dilakukan atas temuan
134
Tindakan perbaikan ketidaksesuaian dilakukan melalui sosialisasi dan
terkena penyakit zoonosis dan pengafkiran daging jika ditemukan daging yang
dalam berita acara yang meliputi kejadian bulanan, catatan bulanan dan
harus dilakukan, kemudian didasarkan atas standar layak diedarkan atau tidak
boleh diedarkan.
terus menerus.
135
Dokumentasi terkait hasil evaluasi kinerja tercantum dalam notulen rapat yang
peserta rapat yang hadir serta hasil rapat evaluasi. Hasil tinjauan manajemen
a. Pengembangan RPH menjadi sarana Edu Agro Wisata atau wisata edukasi
dari hewan hidup yang dipelihara atau yang akan dipotong, lalu
yaitu produk olahan atau turunan dari produk hasil pemotongan seperti
c. Penyediaan daging sapi dalam bentuk yang lebih kecil (potongan lebih
136
5.1.2 Temuan Ketidaksesuaian pada Masing-Masing Klausul
Berdasarkan Persyaratan Sistem Manajemen Mutu ISO
9001:2015
sebagai berikut:
137
c. Job description masih berbentuk surat tugas yang ditujukan kepada
yang menjadi salah satu persyaratan baru sistem manajemen mutu ISO
9001:2015.
yang menjadi salah satu persyaratan baru sistem manajemen mutu ISO
9001:2015.
secara konsisten.
138
d. UPTD RPH Terpadu belum menggunakan metode KPI ( key
pengembangan.
persyaratan.
sebelumnya.
proses berikutnya.
139
l. Tidak ditemukan dokumentasi hasil seleksi, evaluasi dan pemantauan
kinerja pemasok.
jangka panjang.
140
5.2 Pengembangan Sistem Manajemen Mutu dari ISO 9001:2008
menjadi ISO 9001:2015
9001:2008 selama 7 tahun, terhitung mulai tahun 2010 hingga tahun 2017.
Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 masa berlakunya telah habis pada
September 2018. Maka dari itu, UPTD RPH Terpadu harus melakukan
9001:2015.
dari informan serta dokumen internal milik UPTD RPH Terpadu Kota Bogor.
141
5.2.1 Identifikasi Tindak Lanjut atau Tindakan Perbaikan Berdasarkan
Persyaratan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015
oleh UPTD RPH Terpadu Kota Bogor. Rekomendasi tindakan perbaikan atas
142
(Lanjutan) Tabel 24. Temuan Ketidaksesuaian (GAP) dan Rekomendasi
Tindakan Perbaikan
Rekomendasi
No. Parameter GAP
Tindakan Perbaikan
UPTD RPH terpadu Membuat tabel analisis
Memiliki tabel risiko
masih merumuskan risiko.
dan peluang dari
4. kemungkinan risiko yang
setiap unit
terjadi dalam proses
penyembelihan.
bisnis RPH.
Membuat dokumen
khusus terkait job
description untuk
Job description semua unit kerja yang
Membuat job
berbentuk surat tugas berisikan informasi
description untuk
yang berisikan informasi mengenai nama
5. semua posisi yang
terkait identitas pegawai jabatan, nama atasan,
tercantum dalam
serta daftar tugas yang nama bawahan, tugas
struktur organisasi.
harus dikerjakan. dan tanggung jawab
serta keahlian yang
dibutuhkan untuk posisi
tersebut.
Terdapat risk and Risk and opportunities Membuat tabel analisis
6. opportunities register masih dalam risiko.
register. tahap pembuatan.
Adanya Membuat tabel analisis
penggolongan risiko risiko.
Tidak ada penggolongan
7. dan peluang serta
risiko dan peluang.
tindakan
mengatasinya.
Tidak ditemukan Membuat prosedur
Adanya prosedur dokumentasi terkait perekrutan karyawan.
8.
perekrutan karyawan. prosedur perekrutan
karyawan.
Pelatihan tidak Melaksanakan
9. Pelatihan SDM. dilaksanakan secara pelatihan secara rutin.
rutin.
Membuat dokumentasi
khusus terkait daftar
Dokumentasi daftar alat
Adanya daftar alat alat ukur beserta
ukur masih tercantum
ukur yang dimiliki tanggal dan masa
10. dalam daftar sarana dan
(termasuk yang berlaku kalibrasinya,
prasarana yang dimiliki
disewa). agar memudahkan
RPH.
dalam pemeriksaan alat
ukur.
143
(Lanjutan) Tabel 24. Temuan Ketidaksesuaian (GAP) dan Rekomendasi
Tindakan Perbaikan
Rekomendasi
No. Parameter GAP
Tindakan Perbaikan
Penilaian kinerja Menggunakan metode
karyawan Penilaian tidak KPI (Key Performance
menggunakan menggunakan metode Indicator) & metode
metode KPI (Key KPI (Key Performance CAPA (Corrective
11. Performance Indicator) & metode action and preventive
Indicator) & metode CAPA (Corrective action) dalam
CAPA (Corrective action and preventive melakukan penilaian
action and preventive action). karyawan.
action).
Menuangkan konsep
Tidak ditemukan
Adanya proposal dari perencanaan desain dan
dokumentasi terkait
12. proses desain dan pengembangan ke
proposal desain dan
pengembangan. dalam bentuk tertulis
pengembangan.
seperti proposal.
Adanya dokumentasi
Menuangkan konsep
persetujuan
Tidak ditemukan perencanaan desain dan
perencanaan desain
13. dokumentasi baik foto pengembangan ke
dan pengembangan
maupun form lainnya. dalam bentuk tertulis
dari Manajemen
seperti proposal.
Puncak.
Memiliki Menuangkan konsep
dokumentasi Tidak ditemukan perencanaan desain dan
14. informasi dari dokumentasi baik foto pengembangan ke
kegiatan desain dan maupun form lainnya. dalam bentuk tertulis
pengembangan. seperti proposal.
UPTD RPH Terpadu
Membuat prosedur
Memiliki mekanisme belum memiliki
tentang pengendalian
15. pengendalian desain mekanisme pengendalian
desain dan
dan pengembangan. desain dan
pengembangan.
pengembangan.
UPTD RPH Terpadu
belum melakukan
Melakukan kegiatan Melakukan kegiatan
16. kegiatan verifikasi
verifikasi produk. verifikasi produk.
produk hasil desain dan
pengembangan.
UPTD RPH Terpadu
belum melakukan
Melakukan kegiatan Melakukan kegiatan
17. kegiatan validasi produk
validasi produk. validasi produk.
hasil desain dan
pengembangan.
Memiliki
Tidak ditemukan Menyimpan
dokumentasi
dokumentasi verifikasi dokumentasi terkait
18. verifikasi dari output
dari output yang telah kegiatan verifikasi
yang telah memenuhi
memenuhi persyaratan. produk.
persyaratan.
144
(Lanjutan) Tabel 24. Temuan Ketidaksesuaian (GAP) dan Rekomendasi
Tindakan Perbaikan
Rekomendasi
No. Parameter GAP
Tindakan Perbaikan
Memiliki Tidak ditemukan Menyimpan
dokumentasi validasi dokumentasi validasi dokumentasi terkait
19.
bahwa output telah dari output yang telah kegiatan validasi
sesuai. memenuhi persyaratan. produk.
Memiliki
Menyimpan
dokumentasi bahwa Tidak ditemukan
dokumentasi terkait
20. output sesuai dengan dokumentasi baik foto
kegiatan verifikasi dan
persyaratan maupun form lainnya.
validasi produk.
sebelumnya.
Memiliki
Menyimpan
dokumentasi bahwa Tidak ditemukan
dokumentasi terkait
21. output sesuai dan dokumentasi baik foto
kegiatan verifikasi dan
dapat dilanjutkan ke maupun form lainnya.
validasi produk.
proses berikutnya.
Menuangkan konsep
Adanya bukti
Tidak ditemukan perubahan desain dan
dokumentasi terkait
22. dokumentasi baik foto pengembangan ke
perubahan desain dan
maupun form lainnya. dalam bentuk tertulis
pengembangan.
seperti proposal.
Tidak ditemukan Menyimpan
Adanya dokumentasi
dokumentasi terkait hasil dokumentasi hasil
hasil seleksi, evaluasi
23. seleksi, evaluasi dan seleksi, evaluasi dan
dan pemantauan
pemantauan kinerja pemantauan kinerja
kinerja pemasok.
pemasok. pemasok.
Adanya prosedur
pengendalian UPTD RPH Terpadu Membuat prosedur
24. pemasok dalam tidak memiliki prosedur mengenai pengendalian
sistem manajemen pengendalian pemasok. pemasok.
mutu.
UPTD RPH Terpadu
Survei keluhan Melakukan survei
25. belum melakukan survei
pelanggan. keluhan pelanggan.
keluhan pelanggan.
Menggunakan metode
Failure Mode and
Penggunaan metode Effect Analysis
Metode FMEA
analisis dan evaluasi (FMEA) dalam
26. (Failure Modes and
pelaksanaan sistem melakukan anilisi dan
Effect Analysis).
manajemen mutu. evaluasi pelaksanaan
sistem manajemen
mutu.
145
(Lanjutan) Tabel 24. Temuan Ketidaksesuaian (GAP) dan Rekomendasi
Tindakan Perbaikan
Rekomendasi
No. Parameter GAP
Tindakan Perbaikan
Isu internal dan eksternal Membuat analisis
belum tertuang dalam SWOT (Strength,
Adanya dokumentasi
Analisis SWOT, Weakness,
27. terkait isu internal
(Strength, Weakness, Opportunites, Threat).
dan isu eksternal.
Opportunites, Threat)
namun
Adanya dokumentasi Tidak ditemukan form Membuat form
28. hasil evaluasi kinerja atau dokumen terkait mengenai hasil evaluasi
pemasok. evaluasi pemasok. kinerja pemasok.
Mengkategorikan
Belum ada ketidaksesuaian yang
Pengkategorian atas
pengkategorian atas terjadi menggunakan
29. ketidaksesuaian yang
ketidaksesuaian yang kategori minor dan
terjadi.
terjadi. mayor sesuai standar
ISO 9001:2015.
Tidak ditemukan Menuangkan rencana
Memiliki rencana
dokumentasi terkait pengembangan bisnis
30. pengembangan bisnis
rencana bisnis jangka kedalam tulisan, tidak
jangka panjang.
panjang. hanya berupa konsep.
Melakukan analisis Analisis SWOT
SWOT (Strength, (Strength, Weakness,
Menentukan rencana
Weakness, Opportunites, Threat)
pengembangan bisnis
opportunities, yang dimiliki belum
31. jangka panjang
Threat) dalam sampai pada tahap
berdasarkan strategi
penentuan rencana strategi yang harus
dalam analisis SWOT.
pengembangan bisnis dijalankan dalam
jangka panjang. mengatasi SWOT.
Sumber: Hasil Olah Data (2018)
perbaikan yang disajikan pada Tabel 24, maka dapat ditarik kesimpulan mengenai
146
Tabel 25. Rekomendasi Tindakan Perbaikan atas Temuan Ketidaksesuaian (GAP)
secara Keseluruhan
No. Rekomendasi Tindakan Perbaikan
1. Membuat analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunites, Threat).
2. Membuat analisis kebutuhan pihak yang berkepentingan yang memuat informasi
terkait pihak yang berkepentingan, kebutuhannya serta prosesnya di dalam
sistem manajemen mutu
3. Membuat dokumen khusus terkait job description untuk semua unit kerja RPH
yang berisikan informasi mengenai nama jabatan, nama atasan, nama bawahan,
tugas dan tanggung jawab serta keahlian yang dibutuhkan untuk posisi tersebut.
4. Membuat tabel analisis risiko.
5. Membuat prosedur perekrutan karyawan.
6. Membuat dokumentasi khusus terkait daftar alat ukur beserta tanggal dan masa
berlaku kalibrasinya, agar memudahkan dalam pemeriksaan alat ukur.
7. Melaksanakan pelatihan secara rutin.
8. Menggunakan metode KPI (Key Performance Indicator) & metode CAPA
(Corrective Action and Preventive Action) dalam melakukan penilaian
karyawan.
9. Menuangkan konsep perencanaan desain dan pengembangan ke dalam bentuk
tertulis seperti proposal.
10. Membuat prosedur tentang pengendalian desain dan pengembangan.
11. Melakukan kegiatan verifikasi produk.
12. Melakukan kegiatan validasi produk.
13. Menyimpan dokumentasi terkait kegiatan verifikasi produk.
14. Menyimpan dokumentasi terkait kegiatan validasi produk.
15. Membuat prosedur mengenai pengendalian pemasok.
16. Melakukan survei keluhan pelanggan.
17. Menggunakan metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dalam
melakukan anilisi dan evaluasi pelaksanaan sistem manajemen mutu.
18. Membuat form mengenai hasil evaluasi kinerja pemasok.
19. Mengkategorikan ketidaksesuaian yang terjadi menggunakan kategori minor dan
mayor sesuai standar ISO 9001:2015.
20. Menuangkan rencana pengembangan bisnis kedalam tulisan, tidak hanya berupa
konsep.
21. Menentukan rencana pengembangan bisnis jangka panjang berdasarkan strategi
dalam analisis SWOT.
Sumber: Hasil Olah Data (2018)
147
5.2.2 Rancangan Dokumentasi Berdasarkan Persyaratan Sistem
Manajemen Mutu ISO 9001:2015
mutu ISO 9001:2008 dengan sistem manajemen mutu ISO 9001:2015 pada
sistem manajemen mutu ISO 9001:2015 yang disajikan pada Lampiran 12 serta
parameter yang harus dipenuhi. Dokumen yang akan dirancang disajikan pada
Tabel 26.
148
Rancangan dokumentasi tersebut yaitu:
di UPTD RPH Terpadu Kota Bogor. Analisis SWOT dibuat sebagai pemenuhan
atas persyaratan baru terkait penentuan isu internal dan isu eksternal perusahaan
SWOT disajikan pada Tabel 27. Analisis SWOT UPTD RPH Terpadu yaitu:
Strength:
pemotongan hewan
ISO 9001
Weakness:
149
Opportunities:
Threat:
persyaratan baru dari sistem manajemen mutu ISO 9001:2015 yang harus
3. Analisis Risiko
150
Suatu mode kegagalan adalah apa saja yang termasuk dalam kegagalan dalam
desain, kondisi diluar batas spesifikasi yang telah ditetapkan, atau perubahan
produk yang menyebabkan terganggunya fungsi dari produk itu (Anugrah dkk,
parameter yaitu:
kegagalan.
Skala penilaian untuk Severity, Occurrence dan Detection disajikan pada Tabel
29. Perhitungan Risk Priority Number (RPN) diperoleh dari hasil perkalian
Tabel 29. Skala Penilaian untuk Severity (Sev), Occurrence (Occ) dan
Detection (Det)
Skor Severity (Sev) Occurrence (Occ) Detection (Det)
1 Tidak ada efek Hampir tidak pernah Hampir pasti
2 Sangat kecil Sangat jarang Sangat mudah
3 Kecil Cukup jarang Mudah
4 Sangat rendah Sedikit jarang Cukup mudah
5 Rendah Jarang Biasa saja
6 Sedang Sedikit sering Agak sulit
7 Tinggi Cukup sering Cukup sulit
8 Sangat tinggi Sering Sulit
9 Serius Sangat sering Sangat sulit
Sangat Hampir tidak
10 Hampir selalu terjadi
berbahaya/serius mungkin
Sumber: Sellappan dan Palanikumar (2013)
151
Analisis risiko dirancang berdasarkan hasil wawancara serta observasi terkait
kemungkinan risiko yang terjadi pada proses bisnis yang dijalankan UPTD
RPH Terpadu Kota Bogor. Analisis risiko disajikan pada Tabel 30.
4. Job Description
berdasarkan acuan dokumen internal milik UPTD RPH Terpadu yaitu Analisis
Mutu ISO 9001:2015 bahwa job description sebaiknya berisi tentang nama
jabatan, nama atasan, nama bawahan, tugas dan keahlian yang dibutuhkan
untuk posisi tersebut sebagaimana yang dijelaskan oleh Witara (2017:87). Job
152
Tabel 27. SWOT Matrix
Strengths (S) Weakness (W)
153
Tabel 28. Analisis Kebutuhan Pihak yang Berkepentingan di UPTD RPH
Terpadu Kota Bogor
Pihak
Kebutuhan Proses di dalam SMM
Berkepentingan
Lingkungan kerja Proses Penyediaan
yang nyaman dan Lingkungan Kerja
Pegawai RPH
fasilitas kerja yang Proses Penyediaan
baik. Infrastruktur
Peningkatan Proses Perencanaan
produksi daging, Produksi
dari pemotongan, Proses Audit Internal
tercapainya daging Proses Pemeriksaan
Dinas Pertanian Kota
ASUH (Aman, Hewan dan Daging
Bogor
Sehat, Utuh, Halal Proses Pemotongan
serta tercapainya Hewan
higiene dan sanitasi Proses Pemeliharaan
RPH. Infrastruktur
Pengolahan limbah Proses Pengendalian
Dinas Lingkungan
untuk pencegahan Limbah Cair dan Limbah
Hidup Kota Bogor
pencemaran. Padat
Tercapainya target
Badan Perencanaan
PAD (Pendapatan Proses Pemenuhan
Pembangunan
Asli Daerah) dari Sasaran Mutu
Daerah
retribusi RPH.
Tercapainya Proses Pengendalian
Kelompok Tani
produksi pupuk. Limbah Padat
Sarana dan prasarana Proses Penyediaan
Pengguna Jasa
pelayanan baik. Infrastruktur
Persyaratan yang
Proses pengendalian
Penyedia Eksternal diberikan lengkap
dokumen
dan jelas.
Sumber: Hasil Olah Data (2018)
154
Tabel 30. Analisis Risiko Menggunakan Metode FMEA (Failure Mode and Effect Analysis)
Potential Failure Potential Effect Of Action
Rpn
Occ
Sev
Det
Process Potential Causes Penanganan
Mode Failure Recommended
Pemeriksaan Hewan tidak Hewan tidak sesuai 3 Tidak ada 4 Sosialisasi ulang 2 24 Memastikan SOP
Dokumen dilengkapi dokumen dengan persyaratan pemeriksaan sebab kepada peternak berjalan, jika
yang dipersyaratkan. RPH. security tidak ada di atau pengguna ditemukan hewan
tempat. jasa khususnya yang tidak memiliki
unggas. dokumen maka
Peternak tidak akan ditolak.
mengurus dokumen
yang
dipersyaratkan.
Penerimaan Hewan Status hewan mati Berkurangnya jumlah 4 Over kapasitas saat 3 Sosialisasi ke 2 24 Membuat SOP
saat perjalanan. hewan. pengiriman. pengguna jasa Penanganan Hewan
Kendala saat terkait yang Mati.
transportasi. penanganan Hewan yang mati
hewan yang mati. di jalan akan
ditolak.
Penampungan Animal Walfare Hewan akan merasa 4 Ketidakpedulian 4 Sosialisasi 3 48 Membuat SOP
Hewan (Kesejahteraan stress dan kesakitan. pegawai. awareness terkait animal
Hewan) tidak terhadap animal walfare.
terperhatikan. walfare.
Pengolahan Limbah Mesin blower, mixer, Pengolahan limbah 6 Mesin lembab 5 Perbaikan mesin 1 30 Melakukan
Cair transfer dan panel tidak berjalan dengan fasilitas IPAL. pengecekan seluruh
rusak. baik. fasilitas IPAL
secara berkala.
Pemeriksaan Ante Hewan sakit dan bisa Menular kepada 3 Tidak ada kandang 4 Menyediakan 1 12 Membuat kandang
Mortem diisolasi. hewan lain. isolasi kandang isolasi. isolasi.
Stunning Hewan mati pada saat Daging yang 2 Bukan dilakukan 1 Sosilisasi kepada 2 4 Melakukan
(Unit Sapi-Kerbau) proses stunning. dihasilkan menjadi oleh pekerja khusus pekerja. pelatihan terkait
tidak halal. stunning. stunning kepada
pekerja lain.
155
(Lanjutan) Tabel 30. Analisis Risiko Menggunakan Metode FMEA (Failure Mode and Effect Analysis)
Potential Failure Potential Effect Of Action
Rpn
Occ
Sev
Det
Process Potential Causes Penanganan
Mode Failure Recommended
Stunning Hewan mati pada saat Daging yang 2 Listrik tidak 1 Memastikan 1 2 Melakukan
(Unit Ayam) proses stunning. dihasilkan menjadi berjalan dengan listrik berjalan pengecekan listrik
tidak halal. baik. pada saat proses sebelum proses
pemotongan. pemotongan
berlangsung.
Pemotongan Hewan Pemotongan hewan Menghasilkan daging 2 Dilakukan oleh non 1 Mencari 1 2 Menambah juleha
tidak sesuai dengan yang tidak halal. juleha. pengganti juleha. dengan perekrutan
syariat Islam. karyawan.
Pemeriksaan Post Pedagang daging Daging yang 4 Pengguna jasa 3 Sosialisasi kepada 4 48 Membuat SOP
Mortem menolak daging di dihasilkan tidak kurang kooperatif. pengguna jasa. terkait pelaksaan
afkir. sesuai dengan standar pengafkiran.
RPH.
Pasar Hewan Penyebaran penyakit. Hewan tertular 4 Lalu lintas hewan 5 Melakukan 2 40 Memastikan proses
penyakit. sulit dikontrol. pemeriksaan ante pemeriksaan selalu
mortem. berjalan sesuai
dengan SOP.
Pemeliharaan Genset mati Pemotongan tertunda. 2 Sistem otomatis 2 Setting ulang 1 4 Menambah daya
Infrastruktur tidak sinkron. sistem otomatis agar sistem dapat
Daya tidak berjalan dengan
seimbang. baik.
Sumber: Hasil Olah Data (2018)
156
6. Prosedur Pengendalian Pemasok
Lampiran 15.
16.
157
Form hasil evaluasi kinerja pemasok dibuat berdasarkan tata cara evaluasi
pemasok yang dilakukan oleh UPTD RPH Terpadu. Form hasil evaluasi
kinerja pemasok dibagi menjadi dua yaitu pemasok barang dan pemasok
hewan. Form hasil evaluasi kinerja pemasok disajikan pada Lampiran 17.
daftar peralatan lain yang digunakan dalam proses bisnis RPH. Form daftar alat
Pendukung. Form daftar alat ukur dibuat untuk memudahkan UPTD RPH
Terpadu dalam mendata status kalibrasi dari masing-masing alat ukur yang
158
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
berikut:
persyaratan sistem manajemen mutu ISO 9001: 2015 yang dilakukan yaitu
159
membuat prosedur pengendalian desain dan pengembangan, membuat
form hasil evaluasi pemasok serta membuat form daftar alat ukur.
6.2 Saran
berikut:
160
DAFTAR PUSTAKA
Gasperz, Vincent. 2002. ISO 9001 : 2000 and Contunial Quality Improvement.
PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
161
Hastuti, Diah Retno Dwi. 2017. Ekonomi Agribisnis (Teori dan Kasus). Pusat
Kegiatan Belajar Masyarakat Rumah Buku Carabaca. Makassar.
Ladjamudin, Albahra. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Graha Ilmu.
Yogyakarta.
Marketing Sentral Sistem Consulting. 2017. Apa itu ISO? Pahami Kegunaannya,
Bukan Pasalnya. Diakses dari https://sentralsistem.com pada 1 April 2019
pukul 21.00 WIB.
Nurcahyo, Rahmat dan Yuri M.Z. 2013. TQM: Manajemen Kualitas Total dalam
Perspektif Teknik Industri. PT Indeks. Jakarta.
Rivai, Veitzhal dan Sagala, Ella Jauvani. 2009. Manajemen Sumber Daya
Manusia Untuk Perusahaan dari Teori ke Praktik: Edisi Kedua. Raja
Grafindo Persada. Jakarta.
162
Sarosa, Samiaji. 2012. Penelitian Kualitatif: Dasar-Dasar. PT Indeks. Jakarta.
Sindhuwinata, Eka dan Felecia. 2016. Perancangan Sistem Manajemen Mutu ISO
9001:2015: Studi Kasus PT. X. Jurnal Titra, Vol 4, No.2, Juli 2016.
Wastra, Akhmad Riyadi. 2016. Inovasi Agribisnis. UIN Jakarta Press. Jakarta.
Witara, Ketut. 2017. Mengenal ISO 9001:2015 (Sistem Manajemen Mutu). STIE
Mahardhika Publisher. Surabaya.
Yuanita, Bella Eriya. 2017. Kajian Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO
9001:2015 di Pabrik Tepung Terigu X [Skripsi]. Institut Pertanian Bogor.
Bogor.
163
LAMPIRAN
164
Lampiran 1. Plang dan Pintu masuk UPTD RPH Terpadu Dinas Pertanian Kota
Bogor
165
Lampiran 2. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
Instrumen
Variabel Sub Variabel Deskripsi Indikator Parameter
W*) O*) D*)
Konteks Permasalahan Permasalahan Organisasi Penetapan isu internal Terdapat kajian analisis √
Organisasi Organisasi yaitu isu internal dan dan isu eksternal SWOT (Strength, Weakness,
eksternal yang berkaitan organisasi. Opportunites, Threat)
dengan tujuan suatu
organisasi.
Isu internal dapat
bersumber dari faktor
karyawan, kepuasan
pelanggan dan proses
produksi.
Isu eksternal dapat
bersumber dari faktor
teknologi, undang-
undang, sosial dan
ekonomi
Pihak yang Penentuan pihak yang Melakukan identifikasi √
Berkepentingan atau berkepentingan yang terkait pihak berkepentingan
stakeholder adalah orang terlibat dalam proses yang terlibat dalam proses
atau organisasi yang bisnis RPH. bisnis RPH.
dapat mempengaruhi,
dipengaruhi, atau
menganggap dirinya Memiliki dokumentasi
terpengaruh oleh suatu terkait:
keputusan atau kegiatan.
Jumlah karyawan
Bukti kerjasama dengan √
Pihak berkepentingan
mitra
yang dimaksud yaitu,
karyawan, pelanggan, Bukti kerjasama dengan
mitra, pemasok pemasok (supplier)
(supplier) dan
pemerintah.
166
Instrumen
Variabel Sub Variabel Deskripsi Indikator Parameter
W*) O*) D*)
Konteks Lingkup Sistem Lingkup sistem Memiliki ruang lingkup Adanya daftar isu internal
√
Organisasi Manajemen Mutu manajemen mutu yaitu manajemen mutu. dan isu eksternal.
batasan dalam penerapan Adanya daftar kebutuhan
praktik-praktik pihak berkepentingan yang
√
manajemen mutu dalam terlibat dalam proses bisnis
suatu organisasi. RPH.
Adanya daftar produk dan
√
jasa yang dihasilkan.
Sistem Manajemen Sistem manajemen mutu Pemetaan proses dan Memiliki rencana kerja
Mutu dan Proses adalah bagian dari sistem interaksi antar proses terkait SDM dan material
√ √
manajemen yang terkait yang dilakukan dalam yang dibutuhkan dalam
dengan mutu. memproduksi barang dan proses bisnis RPH.
Proses adalah urutan atau jasa. Adanya alur proses pada tiap
√ √
tahapan yang saling unit penyembelihan.
berhubungan antara satu Menentukan spesifikasi
dengan yang lain. barang dan jasa yang √
dihasilkan.
Memiliki dokumen terkait
SOP (Standard Operating
√
Procedure) untuk setiap unit
kerja RPH.
Memiliki dokumen terkait
Job Description untuk setiap √
unit kerja RPH.
Memiliki tabel risiko dan
peluang dari setiap unit √
penyembelihan.
Melaksanakan rapat evaluasi
√
terkait proses bisnis RPH.
Adanya notulen rapat dari
√
hasil rapat evaluasi.
167
Instrumen
Variabel Sub Variabel Deskripsi Indikator Parameter
W*) O*) D*)
Kepemimpinan Komitmen Komitmen adalah sikap Kontribusi dalam Membuat job description
√
yang menunjukkan penerapan sistem untuk semua unit kerja RPH.
kuatnya pengenalan dan manajemen mutu. Tercapainya sasaran mutu. √
keterlibatan Top Kontribusi dalam rapat Kehadiran manajemen
Management atau organisasi. puncak dalam rapat √ √
Management mingguan.
Representative dalam Kehadiran manajemen
pelaksanaan sistem √ √
puncak dalam rapat bulanan.
manajemen mutu ISO. Kehadiran manajemen
√ √
puncak dalam rapat tahunan.
Kontribusi dalam Melaksanakan briefing
mengkomunikasikan sebelum mulai pekerjaan. √ √
sistem manajemen mutu
ISO.
Melaksanakan sosialisasi
terkait pendekatan proses
√ √
dan pemikiran berbasis
risiko.
Kontribusi dalam Memberikan
pengambilan keputusan. gagasan/ide tentang sasaran-
√
sasaran selanjutnya yang
akan dicapai.
Mengadakan studi banding
√
dengan pihak luar.
Fokus pada Pelanggan yaitu pihak Komitmen Top Adanya daftar persyaratan
√
Pelanggan yang menggunakan Management untuk fokus daging dari pelanggan.
barang atau jasa yang pada pelanggan. Memiliki prosedur
dihasilkan oleh suatu pengukuran kepuasan √
organisasi atau pelanggan.
perusahaan. Memiliki dokumentasi hasil √
survey kepuasan pelanggan.
168
Instrumen
Variabel Sub Variabel Deskripsi Indikator Parameter
W*) O*) D*)
Kebijakan Mutu Kebijakan mutu adalah Komitmen Top Memiliki dokumentasi
√
tujuan dan arahan sebuah Management dalam kebijakan mutu.
organisasi secara menetapkan dan Melaksanakan sosialisasi
menyeluruh yang terkait memelihara kebijakan terkait kebijakan mutu.
dengan mutu yang mutu.
√
dinyatakan secara resmi
oleh manajemen atau
pimpinan puncak.
Tanggung Jawab Tanggung jawab adalah Pemetaan peran, Adanya struktur organisasi.
dan Wewenang keadaan dimana wajib tanggung jawab dan √
menanggung segala wewenang.
sesuatu. (Kamus Besar
Bahasa Indonesia).
169
Instrumen
Variabel Sub Variabel Deskripsi Indikator Parameter
W*) O*) D*)
Sasaran Mutu Sasaran mutu yaitu target Metode penentuan Adanya penentuan sasaran √
mutu yang ingin dicapai sasaran mutu. mutu.
oleh suatu perusahaan Metode SMART (Spesific,
atau organisasi yang Measurable, Achievable,
sesuai dengan harapan √
Realible/Reasonable, Time
pelanggan. Frame).
Pemenuhan sasaran Adanya mekanisme
mutu. pemenuhan sasaran mutu. √
Perencanaan Perubahan adalah Terdapat bukti Adanya review terhadap
Perubahan peralihan keadaan yang dokumentasi terkait manual mutu, sasaran mutu √
sebelumnya. perencanaan perubahan. dan kebijakan mutu.
Adanya notulen dalam
√
management review.
Adanya mekanisme
√
perubahan dalam proses.
Adanya perencanaan
ketersediaan sumber daya
√
dalam melakukan
perubahan.
Adanya dokumentasi
perubahan job description
√
dari proses yang mengalami
perubahan.
Pendukung Sumber Daya Sumber daya dapat Penentuan sumber daya Adanya dokumentasi terkait
berupa sumber daya yang dibutuhkan oleh daftar komponen pendukung
manusia dan sumber RPH untuk penerapan yang digunakan dalam
√
daya pendukung lain sistem manajemen mutu. proses bisnis RPH.
yang dibutuhkan
perusahaan.
170
Instrumen
Variabel Sub Variabel Deskripsi Indikator Parameter
W*) O*) D*)
Membuat persyaratan dari
masing-masing komponen √
pendukung.
Sumber Daya Sumber daya manusia Penentuan Sumber Daya Adanya prosedur perekrutan
√
Manusia yaitu orang yang bekerja Manusia (SDM) yang karyawan.
pada suatu organisasi dibutuhkan oleh RPH Adanya job requirement
atau perusahaan. untuk penerapan sistem beserta penanggung
√ √
manajemen mutu. jawabnya untuk masing-
masing proses bisnis RPH.
Infrastruktur Infrastruktur adalah Adanya kelengkapan Adanya daftar infrastruktur
fasilitas sarana dan infrastruktur yang yang digunakan dalam √
prasarana yang menunjang aktivitas proses bisnis RPH.
dibutuhkan untuk RPH. Tersedianya:
mendukung aktivitas Ruang Kerja
RPH. Bangunan Rumah
Jabatan
Kandang Penampungan √
Hewan
Ruang Penyembelihan
Gudang Pakan
Kendaraan Dinas
Adanya pemeliharaan Adanya prosedur
√
infrastruktur yang pemeliharaan infrastruktur.
menunjang aktivitas Adanya jadwal pemeliharaan
RPH. rutin terkait infrastruktur
√
yang digunakan dalam setiap
unit kerja RPH.
Adanya form laporan hasil
pemeliharaan terkait
√
infrastruktur yang digunakan
dalam setiap unit kerja RPH.
171
Instrumen
Variabel Sub Variabel Deskripsi Indikator Parameter )
W* O*) D*)
Adanya form laporan
evaluasi hasil pemeliharaan
terkait infrastruktur yang √
digunakan dalam setiap unit
kerja RPH.
Lingkungan Kerja Lingkungan kerja adalah Tersedianya lingkungan Mempunyai prosedur
tempat terlaksananya kerja yang sesuai dengan pengelolaan fasilitas dan
semua kegiatan yang ada produk dan jasa yang umum. √
di suatu organisasi atau dihasilkan.
perusahaan.
Tersedianya sarana
pengolahan limbah cair dan √
limbah padat.
Akses jalan menuju RPH
dapat dilalui kendaraan
√
pengangkut hewan dan
daging.
Tersedianya sumber air
paling kurang √ √
1.000/liter/ekor/hari.
Tersedianya sumber tenaga
listrik yang memadai dan √ √
tersedia terus menerus.
Tersedianya area penurunan
hewan. √
172
Instrumen
Variabel Sub Variabel Deskripsi Indikator Parameter
W*) O*) D*)
Tersedianya laboratorium
√
pengujian daging.
Pemantauan dan Pemantauan adalah Kesesuaian antara Adanya matriks kompetensi
√ √
Pengukuran proses pengamatan kompetensi karyawan karyawan.
Sumber Daya terhadap suatu objek. yang diharapkan dengan Adanya gap analisis
Pengukuran adalah pelaksanaan. kompetensi karyawan. √
penentuan besaran,
dimensi atau kapasitas Adanya prosedur penilaian √
terhadap satuan karyawan.
pengukuran.
Mampu Telusur Mampu telusur adalah Identifikasi alat ukur Adanya daftar alat ukur yang
kemampuan dalam yang digunakan untuk dimiliki (termasuk yang √ √
menelusuri suatu objek. proses produksi. disewa).
Adanya prosedur kalibrasi
√
alat ukur.
Pelaksanaan proses
√
kalibrasi.
Pemasangan label
identifikasi atau sertifikat
hasil kalibrasi pada semua √
alat ukur yang dikalibrasi.
Pengetahuan Pengetahuan organisasi Adanya pengalaman Adanya daftar pelatihan √
Organisasi adalah informasi terkait organisasi di bidang ilmu yang telah dilaksanakan.
organisasi yang telah pengetahuan terkait Pelaksanaan program √
diproses dan proses bisnis RPH. pengembangan sumber daya
diorganisasikan untuk manusia.
memperoleh Pelaksanaan program √
pemahaman. pendidikan dan pelatihan
sumber daya manusia.
173
Instrumen
Variabel Sub Variabel Deskripsi Indikator Parameter
W*) O*) D*)
Kompetensi Kompetensi adalah Penetapan kompetensi Pelatihan SDM. √
kemampuan yang masing-masing personil. Adanya bukti latar belakang
meliputi pengetahuan, pendidikan dan pengalaman √
keahlian sesuai tugas dan SDM.
tanggung jawab dalam Adanya dokumentasi hasil
sistem manajemen mutu √
pelatihan SDM.
ISO. Metode penilaian Metode KPI ( key
kemampuan karyawan Performance Indicator) &
dalam melaksanakan Metode CAPA (Corrective √
tugasa dan tanggung action and preventive
jawab masing-masing. action).
Kepeduliaan Kepeduliaan adalah Kontribusi terhadap Adanya sosialisasi tentang
√
sikap mengindahkan atau penerapan sistem sistem manajemen mutu.
sangat peduli. (Kamus manajemen mutu. Adanya daftar hadir dari
√
Besar Bahasa Indonesia). peserta sosialisasi.
Terdapat sarana dalam
√
menyalurkan pendapat.
Terdapat informasi visual
terkait kebijakan mutu dan √
sasaran mutu.
Komunikasi Komunikasi merupakan Mekanisme dalam Adanya kegiatan seperti
pengiriman atau penyaluran atau rapat atau meeting, apel √
penerimanaan pesan atau penyampaian informasi pagi, dll.
berita dari dua orang kepada pihak internal Adanya daftar hadir dari
√
individu atau lebih agar (dalam organisasi) dan setiap kegiatan.
pesan yang diberitakan pihak eksternal (di luar Memiliki notulen kegiatan. √
dapat dipahami oleh organisasi). Adanya penggunaan alat
lawan bicara. (Kamus √
komunikasi seperti telepon.
Besar Bahasa Indonesia). Adanya penyampaian
informasi melalui aplikasi √
sosial media.
174
Instrumen
Variabel Sub Variabel Deskripsi Indikator Parameter
W*) O*) D*)
Informasi Informasi Adanya informasi Memiliki sasaran mutu. √
Terdokumentasi terdokumentasi terdokumentasi yang Memiliki kebijakan mutu. √
merupakan informasi diperlukan organisasi Memiliki manual mutu.
yang disajikan dalam dan yang ditentukan √
bentuk media persyaratan ISO.
penyimpanan yang Prosedur mengenai Terdapat prosedur
disyaratkan untuk informasi identifikasi dan deskripsi √
dikendalikan dan terdokumentasi. dokumen.
dipelihara oleh Terdapat prosedur distribusi,
organisasi. akses, pengambilan dan √
penggunaan dokumen.
Terdapat prosedur
penyimpanan dan penjagaan √
dokumen.
Terdapat prosedur
√
perlidungan dokumen.
Terdapat prosedur
pengendalian dokumen dan √
data.
Terdapat prosedur
pengendalian rekaman atau √
catatan.
Menentukan format
dokumen dan media yang √
digunakan.
175
Instrumen
Variabel Sub Variabel Deskripsi Indikator Parameter
W*) O*) D*)
Operasi Perencanaan dan Perencanaan adalah Adanya perencanaan Memiliki rencana mutu
√ √
Pengendalian proses penentuan tujuan yang dibuat sebelum terkait proses produksi.
organisasi dan proses produksi. Memiliki persyaratan produk √
menentukan tindakan dan jasa yang akan
untuk mencapai tujuan diproduksi.
tersebut. Memiliki dokumentasi
Pengendalian dilakukan terkait sumber daya yang
dengan tujuan agar hasil akan digunakan.
√
perencanaan dapat
dilaksanakan dengan
baik.
Persyaratan produk Persyaratan produk dan Penetapan spesifikasi Memiliki prosedur
dan jasa jasa adalah penentuan atau persyaratan produk pengadaan barang dan jasa. √
kriteria produk yang dan jasa.
Memiliki daftar spesifikasi
dihasilkan agar dapat
atau persyaratan produk dan √
memenuhi kepuasan
jasa yang dihasilkan.
pelanggan.
Memiliki daftar spesifikasi
atau persyaratan produk dan √
jasa dari pelanggan.
Perubahan persyaratan Adanya informasi
produk dan jasa. terdokumentasi terkait
√ √
perubahan persyaratan
produk dan jasa.
176
Instrumen
Variabel Sub Variabel Deskripsi Indikator Parameter
W*) O*) D*)
Komunikasi Komunikasi merupakan Metode komunikasi Terdapat brosur atau leaflet
Pelanggan pengiriman atau dengan pelanggan. yang berisi informasi √
penerimaan pesan atau mengenai RPH.
berita dari dua orang Terdapat info mengenai
√
individu atau lebih agar RPH pada website.
pesan yang diberitakan Adanya form pemesanan
dapat dipahami oleh √
dari pelanggan.
pelanggan. Adanya form penawaran dari
√
pelanggan.
Adanya form keluhan
√
pelanggan.
Tinjauan Tinjauan adalah Pelaksanaan tinjauan Adanya meeting terkait
Persyaratan Produk pemeriksaan terkait terkait persyaratan persyaratan produk dari √
kegiatan yang telah produk. pelanggan.
dilakukan. Adanya notulen meeting. √
Desain dan Desain dan Perencanaan desain Menentukan prosedur desain
√
pengembangan pengembangan terdiri pengembangan produk. dan pengembangan.
dari beberapa tahapan Menentukan sumber daya
√
yaitu perencanaan, yang dibutuhkan.
input/masukan, Memiliki perencanaan waktu
pengendalian, output dan dan penanggung jawab √
peninjauan jika terjadi desain dan pengembangan.
perubahan. Adanya proposal dari proses
√
desain dan pengembangan.
Adanya dokumentasi
persetujuan perencanaan
√
desain dan pengembangan
dari Manajemen Puncak.
177
Instrumen
Variabel Sub Variabel Deskripsi Indikator Parameter
W*) O*) D*)
Penetapan input desain Metode 4M (Man, Material,
dan pengembangan. Machine, Method) + 1E √
(Environment).
Menentukan fungsi dan
√
kinerja produk.
Memiliki dokumentasi √
informasi dari kegiatan
desain dan pengembangan.
Adanya pengendalian Memiliki mekanisme
desain dan pengendalian desain dan √
pengembangan. pengembangan.
Melakukan kegiatan
√
verifikasi produk.
Melakukan kegiatan validasi
√
produk.
Memiliki dokumentasi
verifikasi dari output yang √
telah memenuhi persyaratan.
Memiliki dokumentasi
validasi bahwa output telah √
sesuai.
Penetapan output desain Adanya output berupa
√
dan pengembangan. gambar, prosedur, dll.
Menentukan standar
keberterimaan produk baik √
barang maupun jasa.
Memiliki dokumentasi
bahwa output sesuai dengan √
persyaratan sebelumnya.
178
Instrumen
Variabel Sub Variabel Deskripsi Indikator Parameter
W*) O*) D*)
Memiliki dokumentasi √
bahwa output sesuai dan
dapat dilanjutkan ke proses
berikutnya.
Perubahan desain dan Adanya bukti dokumentasi
pengembangan. terkait perubahan desain dan √
pengembangan.
Penyedia Eksternal Penyedia eksternal dapat Mekanisme penentuan Menentukan mekanisme
√
disebut juga sebagai dan pengendalian seleksi pemasok.
supplier atau pemasok pemasok. Menentukan mekanisme
√
yang bukan bagian dari evaluasi pemasok.
organisasi. Menentukan mekanisme
pemantauan kinerja √
pemasok.
Adanya dokumentasi hasil
seleksi, evaluasi dan
√
pemantauan kinerja
pemasok.
Adanya persyaratan Adanya jaminan kelayakan
untuk penyedia eksternal hewan, yang dibuktikan
(supplier) yang telah dengan SKKH (Surat √
ditentukan RPH. Keterangan Kesehatan
Hewan).
Pengendalian penyedia Adanya prosedur
eksternal. pengendalian pemasok
√
dalam sistem manajemen
mutu.
Adanya proses verifikasi
input yang diperoleh dari √
pemasok.
179
Instrumen
Variabel Sub Variabel Deskripsi Indikator Parameter
W*) O*) D*)
Pelaksanaan Proses Pelaksanaan proses yaitu Terpenuhinya semua Adanya cheklist atau daftar √
pelaksanaan proses komponen input proses dari setiap input yang
produksi barang dan jasa, dalam menentukan dibutuhkan dalam proses
mulai dari penentuan karakteristik produk. pemotongan hewan.
input yang harus Adanya penetapan √
dipenuhi, metode karakteristik produk dan
identifikasi output, jasa.
penggunaan properti Identifikasi barang atau Adanya sertifikat penilaian
milik pelanggan, jasa yang siap kesesuaian daging dengan
penyimpanan produk , √
dipasarkan. hieginitas yang dibuktikan
pasca pengiriman hingga dengan sertifikat NKV.
pengendalian proses jika Adanya sertifikat penilaian
terjadi perubahan. kesesuaian daging dengan
persyaratan halal yang √
dibuktikan dengan sertifikat
Halal MUI.
Adanya SKKD (Surat
Keterangan Kesehatan √
Daging).
Adanya stempel atau label
√
pada produk berupa barang.
Penggunaan properti Adanya daftar properti milik
√ √
milik pelanggan. pelanggan.
Adanya prosedur
penggunaan properti milik √
pelanggan.
Memiliki mekanisme
penyimpanan properti milik √
pelanggan.
180
Instrumen
Variabel Sub Variabel Deskripsi Indikator Parameter
W*) O*) D*)
Penyimpanan produk dan Adanya mekanisme
jasa. penyimpanan daging √
sebelum didistribusikan.
Penetapan kegiatan pasca Adanya layanan tambahan
pengiriman. apabila terjadi kerusakan √
produk.
Adanya survey atau riset
√
produk.
Adanya mekanisme
pelayanan komplain. √
181
Instrumen
Variabel Sub Variabel Deskripsi Indikator Parameter
W*) O*) D*)
Ketidaksesuaian Ketidaksesuaian produk Identifikasi Memiliki daftar cacat
Produk dan Jasa dan jasa menandakan ketidaksesuaian produk produk yang pernah terjadi √
adanya gap antara dan jasa. dan berpotensi terjadi.
produk yang dihasilkan Memiliki prosedur
dengan persyaratan pengendalian produk yang √
seharusnya. tidak sesuai.
Evaluasi Kinerja Pemantauan dan Pemantauan adalah Metode-metode yang Adanya penentuan titik kritis √
Pengukuran proses pengamatan digunakan untuk atau proses penting dalam
terhadap suatu objek. memantau dan mengukur pelaksanaan proses.
pelaksanaan sistem Adanya prosedur
Pengukuran adalah suatu manajemen mutu. pengukuran kepuasan √
proses yang pelanggan.
menghasilkan gambaran Survei kepuasan pelanggan. √
berupa angka Survei keluhan pelanggan. √
berdasarkan hasil
pengamatan.
Analisis dan Analisis adalah Alat atau cara yang Metode FMEA (Failure
Evaluasi kemampuan untuk digunakan untuk analisis Modes and Effect Analysis).
menguraikan suatu dan evaluasi kinerja.
keadaan secara detail. √
Evaluasi adalah tindakan
terhadap hasil dari
analisis.
Audit Internal Audit Internal adalah Terpenuhinya Memiliki tim audit internal. √
audit yang dilakukan persyaratan dan Melaksanakan pelatihan
√
oleh internal perusahaan. ketentuan audit internal. untuk tim audit internal.
Hasil audit digunakan Adanya jadwal audit
sebagai referensi untuk √
internal.
perbaikan selanjutnya. Memiliki mekanisme
√
pelaksanaan audit internal.
182
Instrumen
Variabel Sub Variabel Deskripsi Indikator Parameter
W*) O*) D*)
Adanya dokumen hasil audit
√
internal.
Tinjauan Tinjauan manajemen Adanya tinjauan Adanya pelaksanaan rapat
Manajemen adalah kegiatan yang terhadap penerapan tinjauan manajemen secara
dilakukan manajemen sistem manajemen mutu. rutin. √
puncak mengenai
penerapan sistem
manajemen mutu Adanya daftar hadir peserta
√
perusahaan. rapat tinjauan manajemen.
Adanya data masukan Adanya hasil tinjauan
√ √
dalam tinjauan manajemen sebelumnya.
manajemen. Adanya dokumentasi terkait
isu internal dan isu √
eksternal.
Adanya hasil survey
√
kepuasan pelanggan.
Adanya dokumentasi terkait
√
pemenuhan sasaran mutu.
Adanya bukti dokumentasi
√
kesesuaian produk.
Adanya bukti dokumentasi
ketidaksesuaian dan √
tindakan korektif.
Adanya dokumentasi hasil
pengukuran dan pemantauan √
sumber daya.
Adanya dokumentasi hasil
audit internal dan audit √
eksternal.
Adanya dokumentasi hasil
√
evaluasi kinerja pemasok.
183
Instrumen
Variabel Sub Variabel Deskripsi Indikator Parameter )
W* O*) D*)
Adanya dokumentasi daftar
sumber daya yang
√
digunakan dalam proses
bisnis RPH.
Adanya tindakan
√
penanganan risiko.
Adanya tindakan dalam
menentukan peluang untuk
√
perbaikan sistem manajemen
mutu.
Adanya output tinjauan Adanya tindak lanjut
manajemen. terhadap temuan dalam hasil √
rapat.
Adanya notulen rapat
√
tinjauan manajemen.
Perbaikan/ Tindakan Koreksi Tindakan koreksi yaitu Tindak lanjut atas Adanya dokumentasi
√
Peningkatan aktivitas yang dilakukan temuan ketidaksesuaian. ketidaksesuaian produk.
dalam menindak suatu Adanya koordinasi antar
ketidaksesuaian. koordinator semua unit
√
dalam menindaklanjuti
ketidaksesuaian produk.
Adanya pengkategorian
√
ketidaksesuaian.
Memiliki prosedur tindakan
√
perbaikan ketidaksesuaian.
Adanya tindakan
pencegahan terhadap
√
masalah yang mungkin
timbul.
184
Instrumen
Variabel Sub Variabel Deskripsi Indikator Parameter
W*) O*) D*)
Memiliki prosedur tindakan
√
pencegahan ketidaksesuaian.
Perbaikan Perbaikan berkelanjutan Penentuan peluang Memiliki dokumentasi hasil
√
Berkelanjutan adalah aktivitas berulang sebagai bagian dari evaluasi kinerja.
untuk meningkatkan perbaikan. Memiliki dokumentasi hasil
√
kinerja. tinjauan manajemen.
Peningkatan kesesuaian Memiliki rencana
sistem manajemen mutu pengembangan bisnis jangka √ √
secara berkelanjutan. panjang.
Melakukan analisis SWOT
(Strength, Weakness, √ √
opportunities, Threat).
Keterangan:
W*) : Wawancara
O*) : Observasi
*)
D : Dokumentasi
185
Lampiran 3. Daftar Parameter Kegiatan Wawancara
Parameter
Permasalahan Organisasi
1. Terdapat kajian analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunites, Threat)
Kebutuhan dan Harapan Pihak yang Berkepentingan
1. Melakukan identifikasi terkait pihak berkepentingan yang terlibat dalam proses bisnis RPH.
Sistem Manajemen Mutu dan Proses
1. Memiliki rencana kerja terkait Sumber Daya Manusia (SDM) dan material yang dibutuhkan
dalam proses bisnis RPH.
2. Menentukan spesifikasi barang dan jasa yang dihasilkan.
3. Melaksanakan rapat evaluasi terkait proses bisnis RPH.
Komitmen
1. Membuat job description untuk semua unit kerja RPH.
2. Tercapainya sasaran mutu.
3. Kehadiran manajemen puncak dalam rapat mingguan.
4. Kehadiran manajemen puncak dalam rapat bulanan.
5. Kehadiran manajemen puncak dalam rapat tahunan.
6. Melaksanakan briefing sebelum mulai pekerjaan.
7. Melaksanakan sosialisasi terkait pendekatan proses dan pemikiran berbasis risiko.
8. Memberikan gagasan/ide tentang sasaran-sasaran selanjutnya yang akan dicapai.
9. Mengadakan studi banding dengan pihak luar.
Fokus pada Pelanggan
1. Memiliki prosedur pengukuran kepuasan pelanggan.
Kebijakan Mutu
1. Melaksanakan sosialisasi terkait kebijakan mutu.
Risiko dan Peluang
1. Terdapat risk and opportunities register.
2. Adanya penggolongan risiko dan peluang serta tindakan mengatasinya.
Sasaran Mutu
1. Adanya penentuan sasaran mutu.
2. Adanya mekanisme pemenuhan sasaran mutu.
3. Metode SMART (Spesific, Measurable, Achievable, Realible/Reasonable, Time Frame).
Perencanaan Perubahan
1. Adanya review terhadap manual mutu, sasaran mutu dan kebijakan mutu.
2. Adanya mekanisme perubahan dalam proses.
3. Adanya perencanaan ketersediaan sumber daya dalam melakukan perubahan.
Sumber Daya
1. Membuat persyaratan dari masing-masing komponen pendukung.
Sumber Daya Manusia
1. Adanya prosedur perekrutan karyawan.
2. Adanya job requirement beserta penanggung jawabnya untuk masing-masing proses bisnis
RPH.
Infrastruktur
1. Adanya prosedur pemeliharaan infrastruktur.
2. Adanya jadwal pemeliharaan rutin terkait infrastruktur yang digunakan dalam setiap unit
kerja RPH.
Lingkungan Kerja
1. Mempunyai prosedur pengelolaan fasilitas dan umum.
2. Tersedianya sumber air paling kurang 1.000/liter/ekor/hari.
3. Tersedianya sumber tenaga listrik yang memadai dan tersedia terus menerus.
Pemantauan dan Pengukuran Sumber Daya
1. Adanya matriks kompetensi karyawan.
2. Adanya gap analisis kompetensi karyawan.
3. Adanya prosedur penilaian karyawan.
186
Parameter
Mampu Telusur
1. Adanya prosedur kalibrasi alat ukur.
2. Pelaksanaan proses kalibrasi.
3. Pemasangan label identifikasi atau sertifikat hasil kalibrasi pada semua alat ukur yang
dikalibrasi.
Pengetahuan Organisasi
1. Pelaksanaan program pengembangan sumber daya manusia.
2. Pelaksanaan program pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia
Kompetensi
1. Pelatihan SDM.
2. Metode KPI ( key Performance Indicator) & Metode CAPA (Corrective action and
preventive action).
Kepeduliaan
1. Adanya sosialisasi tentang sistem manajemen mutu.
Komunikasi
1. Adanya kegiatan seperti rapat atau meeting, apel pagi, dll.
2. Adanya penggunaan alat komunikasi seperti telepon.
3. Adanya penyampaian informasi melalui aplikasi sosial media.
Informasi Terdokumentasi
1. Terdapat prosedur identifikasi dan deskripsi dokumen.
2. Terdapat prosedur distribusi, akses, pengambilan dan penggunaan dokumen.
3. Terdapat prosedur penyimpanan dan penjagaan dokumen.
4. Terdapat prosedur perlidungan dokumen.
5. Terdapat prosedur pengendalian dokumen dan data.
6. Terdapat prosedur pengendalian rekaman atau catatan.
7. Menentukan format dokumen dan media yang digunakan.
Perencanaan dan Pengendalian
1. Memiliki rencana mutu terkait proses produksi.
2. Memiliki persyaratan produk dan jasa yang akan diproduksi.
Persyaratan produk dan jasa
1. Memiliki prosedur pengadaan barang dan jasa.
2. Adanya informasi terdokumentasi terkait perubahan persyaratan produk dan jasa.
Tinjauan Persyaratan Produk
1. Adanya meeting terkait persyaratan produk.
2. Adanya rapat tinjauan manajemen terkait persyaratan produk.
Desain dan pengembangan
1. Menentukan prosedur desain dan pengembangan.
2. Menentukan sumber daya yang dibutuhkan.
3. Memiliki perencanaan waktu dan penanggung jawab desain dan pengembangan.
4. Metode 4M (Man, Material, Machine, Method) + 1E (Environment).
5. Menentukan fungsi dan kinerja produk.
6. Memiliki mekanisme pengendalian desain dan pengembangan.
7. Melakukan kegiatan verifikasi produk.
8. Melakukan kegiatan validasi produk.
9. Menentukan standar keberterimaan produk baik barang maupun jasa.
Penyedia Eksternal
1. Menentukan mekanisme seleksi pemasok.
2. Menentukan mekanisme evaluasi pemasok.
3. Menentukan mekanisme pemantauan kinerja pemasok.
4. Adanya prosedur pengendalian pemasok dalam sistem manajemen mutu.
5. Adanya proses verifikasi input yang diperoleh dari pemasok.
187
Parameter
Pelaksanaan Proses
1. Adanya daftar properti milik pelanggan.
2. Adanya prosedur penggunaan properti milik pelanggan.
3. Memiliki mekanisme penyimpanan properti milik pelanggan.
4. Adanya mekanisme penyimpanan daging sebelum didistribusikan.
5. Adanya layanan tambahan apabila terjadi kerusakan produk.
6. Adanya survey atau riset produk.
7. Adanya mekanisme pelayanan komplain.
Pelepasan Produk dan Jasa
1. Melakukan uji sampling terhadap barang dan jasa.
2. Adanya prosedur serah terima produk.
Ketidaksesuaian Produk dan Jasa
1. Memiliki prosedur pengendalian produk yang tidak sesuai.
Pemantauan dan Pengukuran
1. Adanya penentuan titik kritis atau proses penting dalam pelaksanaan proses.
2. Adanya prosedur pengukuran kepuasan pelanggan.
3. Survei kepuasan pelanggan.
4. Survei keluhan pelanggan.
Analisis dan Evaluasi
1. Metode FMEA (Failure Modes and Effect Analysis).
Audit Internal
1. Memiliki tim audit internal.
2. Melaksanakan pelatihan untuk tim audit internal.
3. Adanya jadwal audit internal.
4. Memiliki mekanisme pelaksanaan audit internal.
Tinjauan Manajemen
1. Adanya pelaksanaan rapat tinjauan manajemen secara rutin.
2. Adanya hasil tinjauan manajemen sebelumnya.
3. Adanya tindakan penanganan risiko.
4. Adanya tindakan dalam menentukan peluang untuk perbaikan sistem manajemen mutu.
5. Adanya tindak lanjut terhadap temuan dalam hasil rapat.
Tindakan Koreksi
1. Adanya koordinasi antar koordinator semua unit dalam menindaklanjuti ketidaksesuaian
produk.
2. Adanya pengkategorian ketidaksesuaian.
3. Memiliki prosedur tindakan perbaikan ketidaksesuaian.
4. Adanya tindakan pencegahan terhadap masalah yang mungkin timbul.
5. Memiliki prosedur tindakan pencegahan ketidaksesuaian.
Perbaikan Berkelanjutan
1. Memiliki rencana pengembangan bisnis jangka panjang.
2. Melakukan analisis SWOT (Strength, Weakness, opportunities, Threat).
188
Lampiran 4. Daftar Parameter Kegiatan Observasi dan Dokumentasi
Parameter Observasi Dokumentasi
Kebutuhan dan Harapan Pihak yang Berkepentingan
1. Memiliki dokumentasi terkait:
Jumlah karyawan
√
Bukti kerjasama dengan mitra
Bukti kerjasama dengan pemasok (supplier).
Lingkup Sistem Manajemen Mutu
1. Adanya daftar isu internal dan isu eksternal.
2. Adanya daftar kebutuhan pihak berkepentingan yang
√
terlibat dalam proses bisnis RPH.
3. Adanya daftar produk dan jasa yang dihasilkan.
Sistem Manajemen Mutu dan Proses
1. Memiliki rencana kerja terkait Sumber Daya Manusia
(SDM) dan material yang dibutuhkan dalam proses
bisnis RPH.
2. Memiliki dokumen terkait SOP (Standard Operating
Procedure) untuk setiap unit kerja RPH.
√
3. Memiliki dokumen terkait Jobdesc (Job Description)
untuk untuk setiap unit kerja RPH.
4. Memiliki tabel risiko dan peluang dari setiap unit
penyembelihan.
5. Adanya notulen rapat dari hasil rapat evaluasi.
Komitmen
1. Kehadiran manajemen puncak dalam rapat mingguan.
2. Kehadiran manajemen puncak dalam rapat bulanan.
3. Kehadiran manajemen puncak dalam rapat tahunan.
√ √
4. Melaksanakan briefing sebelum mulai pekerjaan.
5. Melaksanakan sosialisasi terkait pendekatan proses dan
pemikiran berbasis risiko.
Fokus pada Pelanggan
1. Adanya daftar persyaratan daging dari pelanggan.
√
2. Memiliki dokumentasi hasil survey kepuasan pelanggan.
Kebijakan Mutu
1. Memiliki dokumentasi kebijakan mutu. √
Tanggung Jawab dan Wewenang
1. Adanya struktur organisasi.
2. Adanya job description dari semua posisi yang √
tercantum dalam struktur organisasi.
Risiko dan Peluang
1. Terdapat alur proses pemotongan hewan dari masing-
masing unit pemotongan hewan. √
2. Terdapat risk and opportunities register.
Perencanaan Perubahan
1. Adanya notulen dalam management review.
2. Adanya dokumentasi perubahan job description dari √
proses yang mengalami perubahan.
Sumber Daya
1. Adanya dokumentasi terkait daftar komponen
√
pendukung yang digunakan dalam proses bisnis RPH.
Sumber Daya Manusia
1. Adanya job requirement beserta penanggung jawabnya
√
untuk masing-masing proses bisnis RPH.
189
Parameter Observasi Dokumentasi
Infrastruktur
1. Adanya daftar infrastruktur yang digunakan dalam
proses bisnis RPH.
2. Tersedianya:
Ruang Kerja
Bangunan Rumah Jabatan
Kandang Penampungan Hewan
Ruang Penyembelihan
Gudang Pakan √ √
Kendaraan Dinas
3. Adanya form laporan hasil pemeliharaan terkait
infrastruktur yang digunakan dalam setiap unit kerja
RPH.
4. Adanya form laporan evaluasi hasil pemeliharaan terkait
infrastruktur yang digunakan dalam setiap unit kerja
RPH.
Lingkungan Kerja
1. Tersedianya sarana pengolahan limbah cair dan limbah
padat.
2. Akses jalan menuju RPH dapat dilalui kendaraan
pengangkut hewan dan daging.
3. Tersedianya sumber air paling kurang
1.000/liter/ekor/hari.
√
4. Tersedianya sumber tenaga listrik yang memadai dan
tersedia terus menerus.
5. Tersedianya area penurunan hewan.
6. Tersedianya area kandang penampungan hewan.
7. Tersedianya fasilitas pemusnahan bangkai.
8. Tersedianya laboratorium pengujian daging.
Pemantauan dan Pengukuran Sumber Daya
1. Adanya matriks kompetensi karyawan. √
Mampu Telusur
1. Adanya daftar alat ukur yang dimiliki (termasuk yang
√
disewa).
Pengetahuan Organisasi
1. Adanya daftar pelatihan yang telah dilaksanakan. √
Kompetensi
1. Adanya bukti latar belakang pendidikan dan pengalaman
SDM. √
2. Adanya dokumentasi hasil pelatihan SDM.
Kepeduliaan
1. Adanya daftar hadir dari peserta sosialisasi.
2. Terdapat sarana dalam menyalurkan pendapat.
√ √
3. Terdapat informasi visual terkait kebijakan mutu dan
sasaran mutu.
Komunikasi
1. Adanya daftar hadir dari setiap kegiatan.
√
2. Memiliki notulen kegiatan.
Informasi Terdokumentasi
1. Memiliki sasaran mutu.
2. Memiliki kebijakan mutu. √
3. Memiliki manual mutu.
190
Parameter Observasi Dokumentasi
Perencanaan dan Pengendalian
1. Memiliki rencana mutu terkait proses produksi.
2. Memiliki dokumentasi terkait sumber daya yang akan √
digunakan.
Persyaratan produk dan jasa
1. Memiliki daftar spesifikasi atau persyaratan produk dan
jasa yang dihasilkan.
√
2. Adanya informasi terdokumentasi terkait perubahan
persyaratan produk dan jasa.
Komunikasi Pelanggan
1. Terdapat brosur atau leaflet yang berisi informasi
mengenai RPH.
2. Terdapat info mengenai RPH pada website.
√
3. Adanya form pemesanan dari pelanggan.
4. Adanya form penawaran dari pelanggan.
5. Adanya form keluhan pelanggan.
Tinjauan Persyaratan Produk
1. Adanya notulen meeting. √
Desain dan pengembangan
1. Adanya proposal dari proses desain dan pengembangan.
2. Adanya dokumentasi persetujuan perencanaan desain
dan pengembangan dari Manajemen Puncak.
3. Memiliki dokumentasi informasi dari kegiatan desain
dan pengembangan.
4. Memiliki dokumentasi verifikasi dari output yang telah
memenuhi persyaratan.
5. Memiliki dokumentasi validasi bahwa output telah
√
sesuai.
6. Adanya output berupa gambar, prosedur, dll.
7. Memiliki dokumentasi bahwa output sesuai dengan
persyaratan sebelumnya.
8. Memiliki dokumentasi bahwa output sesuai dan dapat
dilanjutkan ke proses berikutnya.
9. Adanya bukti dokumentasi terkait perubahan desain dan
pengembangan.
Penyedia Eksternal
1. Adanya dokumentasi hasil seleksi, evaluasi dan
pemantauan kinerja pemasok.
√
2. Adanya jaminan kelayakan hewan, yang dibuktikan
dengan SKKH (Surat Keterangan Kesehatan Hewan).
Pelaksanaan Proses
1. Adanya penetapan karakteristik produk dan jasa.
2. Adanya cheklist atau daftar dari setiap input yang
dibutuhkan dalam proses pemotongan hewan.
3. Adanya sertifikat penilaian kesesuaian daging dengan
hieginitas yang dibuktikan dengan sertifikat NKV.
4. Adanya sertifikat penilaian kesesuaian daging dengan
persyaratan halal yang dibuktikan dengan sertifikat √
Halal MUI.
5. Adanya SKKD (Surat Keterangan Kesehatan Daging).
6. Adanya stempel atau label pada produk berupa barang.
7. Adanya daftar properti milik pelanggan.
8. Adanya dokumentasi proposal perubahan desain dan
pengembangan.
191
Parameter Observasi Dokumentasi
9. Adanya hasil pengujian dari pihak internal (Manajemen
Puncak) dan pihak eksternal (Konsultan).
10. Adanya dokumentasi persetujuan dari pihak terkait, √
yaitu Manajemen Puncak, pelanggan, mitra dan
pemasok.
Pelepasan Produk dan Jasa
1. Adanya prosedur serah terima produk. √
Audit Internal
1. Adanya dokumen hasil audit internal. √
Tinjauan Manajemen
1. Adanya daftar hadir peserta rapat tinjauan manajemen.
2. Adanya hasil tinjauan manajemen sebelumnya.
3. Adanya dokumentasi terkait isu internal dan isu
eksternal.
4. Adanya hasil survey kepuasan pelanggan.
5. Adanya dokumentasi terkait pemenuhan sasaran mutu.
6. Adanya bukti dokumentasi kesesuaian produk.
7. Adanya bukti dokumentasi ketidaksesuaian dan tindakan
korektif. √
8. Adanya dokumentasi hasil pengukuran dan pemantauan
sumber daya.
9. Adanya dokumentasi hasil audit internal dan audit
eksternal.
10. Adanya dokumentasi hasil evaluasi kinerja pemasok.
11. Adanya dokumentasi daftar sumber daya yang
digunakan dalam proses bisnis RPH.
12. Adanya notulen rapat tinjauan manajemen.
Tindakan Koreksi
1. Adanya dokumentasi ketidaksesuaian produk. √
Perbaikan Berkelanjutan
1. Memiliki dokumentasi hasil evaluasi kinerja.
2. Memiliki dokumentasi hasil tinjauan manajemen.
3. Memiliki rencana pengembangan bisnis jangka panjang. √
4. Melakukan analisis SWOT (Strength, Weakness,
opportunities, Threat).
192
Lampiran 5. Panduan Wawancara (Point of Interview)
No. Variabel Sub Variabel Point of Interview
1. Konteks Permasalahan • Apakah RPH memiliki kajian analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunites, Threat) untuk
Organisasi Organisasi menentukan isu internal dan isu eksternal organisasi.
Kebutuhan dan • Siapa saja pihak berkepentingan yang terlibat dalam proses bisnis RPH.
Harapan Pihak yang • Apakah RPH telah melakukan identifikasi terkait kebutuhan dari pihak berkepentingan yang
terlibat dalam proses bisnis RPH.
Sistem Manajemen • Apakah terdapat rencana kerja terkait perhitungan Sumber Daya Manusia (SDM) dan material
Mutu dan Proses yang dibutuhkan dalam proses bisnis RPH.. Jika iya, apakah rencana kerja tersebut sudah
terdokumentasi. Siapa saja yang yang dilibatkan dalam pembuatan rencana kerja.
• Apakah RPH telah menetapkan alur proses pada tiap unit penyembeligan. Jika iya, siapa yang
bertanggung jawab dalam menentapkan alur proses pada tiap unit penyembelihan.
• Apakah RPH telah menetapkan spesifikasi dari daging yang diproduksi. Jika iya, bagaimana
spesifikasinya. Siapa saja pihak yang terlibat dalam penetapan spesifikasi daging tersebut.
Apakah spesifikasi tersebut sudah terdokumentasi dengan baik.
• Apakah RPH telah membuat tabel risiko dan peluang dari setiap proses dalam setiap unit
penyembelihan beserta cara penangannya. Jika sudah, apakah dokumentasinya telah tersimpan
dengan baik.
• Apakah sumber daya yang ada sudah mendukung pelaksanaan proses di RPH. Apa saja sumber
daya yang dibutuhkan.
• Apakah dilaksanakan rapat evaluasi secara rutin. Siapa saja yang hadir dalam rapat tersebut.
Kapan waktu pelaksanaan rapat evaluasi tersebut. Siapa yang memimpin rapat evaluasi.
Sudahkah ada dokumentasi terkait hasil rapat evaluasi.
2. Kepemimpinan Komitmen • Siapakah manajemen puncak di RPH Terpadu Kota Bogor.
• Apakah RPH telah menetapkan sasaran mutu. Jika ada, apakah semua sasaran tersebut sudah
terpenuhi. Bagaimana keterlibatan manajemen puncak dalam penentuan sasaran mutu.
Bagaimana keterlibatan atau peran manajemen puncak terkait pelaksanaan implementasi SMM
ISO 9001:2015.
• Apakah manajemen puncak terlibat dalam pembuatan job description untuk semua unit kerja
RPH.
193
No. Variabel Sub Variabel Point of Interview
• Apakah manajemen puncak selalu hadir dalam setiap rapat rutin yang diadakan oleh RPH, baik
rapat mingguan, bulanan, atau tahunan. Bagaimana peran manajemen puncak dalam rapat
tersebut.
• Apakah dilaksanakan briefing sebelum mulai pekerjaan. Jika iya , siapa saja pihak yang terlibat
dalam pelaksanaan briefing tersebut. Bagaimana bentuk briefing yang dilakukan.
• Apakah manajemen puncak telah melaksanakan sosialisasi terkait pendekatan proses dan
pemikiran berbasis risiko. Jika iya, bagaimana mekanisme dan bentuk sosialisasi yang dilakukan.
Kapan waktu pelaksanaannya. Siapa saja pihak yang terlibat dalam sosialisasi tersebut.
• Adakah saran/gagasan/ide yang disampaikan oleh manajemen puncak terkait dengan sasaran
yang akan dicapai selanjutnya. Jika ada, seperti apa saran/gagasan/ide tersebut.
• Apakah terdapat rancangan program sistem manajemen mutu. Jika ada, siapa saja yang
berkontribusi dalam pembuatan rancangan program tersebut.
• Bagaimana cara membuat rancangan program tersebut. Adakah indikator atau kriteria dalam
membuat rancangan program tersebut.
• Apakah dilakukan studi banding dengan pihak luar. Jika iya, siapa saja yang dilibatkan dalam
kegiatan tersebut. Kegiatan apa saja yang dilakukan pada saat melakukan studi banding. Hasil
seperti apa yang diharapkan dari kegiatan tersebut.
Fokus pada • Apakah RPH memiliki prosedur pengukuran kepuasan pelanggan. Jika iya, bagaimana
Pelanggan prosedurnya. Siapa yang bertanggung jawab atas pembuatan prosedur tersebut. Apakah prosedur
tersebut sudah terdokumentasi dengan baik.
• Bagaimana keterlibatan manajemen puncak dalam pembuatan prosedur pengukuran kepuasan
pelanggan.
Kebijakan Mutu • Apakah dilakukan sosialisasi terkait kebijakan mutu. Jika iya, siapa saja pihak yang terlibat
dalam sosialisasi tersebut. Apakah manajemen puncak terlibat dalam pembuatan kebijakan mutu.
Kapan sosialisasi tersebut dilakukan. Adakah bukti dokumentasi terkait sosialisasi yang
dilakukan.
194
No. Variabel Sub Variabel Point of Interview
3. Perencanaan Risiko dan Peluang • Apakah RPH telah menetapkan alur proses pemotongan hewan (dari proses awal (penyiapan
input) hingga proses akhir (penyerahan output)) dari masing-masing unit penyembelihan hewan.
Seperti apa alur prosesnya. Apakah terdapat panduan atau acuan seperti peraturan undang-
undang dalam penetapan alur proses tersebut. Bagaimana cara memastikan bahwa proses yang
dilakukan sudah sesuai dengan alur proses yang ditetapkan.
• Apakah RPH telah membuat risk and opportunities register dari masing-masing proses, terutama
proses yang memiliki pengaruh signifikan terhadap kualitas produk.
• Apakah sudah dilakukan penggolongan risiko dan peluang dari risiko yang sudah terjadi atau
yang berpotensi terjadi serta tindakan mengatasinya.
Sasaran Mutu • Apakah RPH telah menentukan sasaran mutu. Jika iya seperti apa sasaran mutu yang dimiliki
RPH. Siapa yang bertanggung jawab dalam penentuan sasaran mutu.
• Apakah dalam menentukan atau membuat sasaran mutu menggunakan metode SMART (Spesific,
Measurable, Achievable, Realible/Reasonable, Time Frame). Jika tidak, metode seperti apa yang
digunakan dalam menentukan atau membuat sasaran mutu.
• Apakah terdapat mekanisme pemenuhan sasaran mutu. Jika iya, seperti apa mekanismenya.
Perencanaan • Apakah RPH pernah melakukan perubahan, baik perubahan proses bisnis, perubahan struktur
Perubahan organisasi, perubahan kebijakan, atau perubahan lainnya yang berhubungan dengan pelaksanaan
sistem manajemen mutu.
• Apakah RPH telah membuat perencanaan terkait ketersediaan sumber daya dalam melakukan
perubahan.
• Apakah RPH telah melaksanakan review terhadap manual mutu, sasaran mutu dan kebijakan
mutu. Jika iya, mengapa perlu melakukan review terhadap dokumen-dokumen tersebut dalam
merencanakan perubahan.
• Apakah RPH telah membuat tujuan dari perubahan beserta implikasinya.
• Apakah terdapat mekanisme perubahan dalam proses. Jika iya, bagaimana mekanismenya.
195
No. Variabel Sub Variabel Point of Interview
4. Pendukung Sumber Daya • Apakah RPH telah menjamin ketersediaan komponen pendukung yang dibutuhkan dalam proses
bisnis RPH.
• Apakah RPH telah membuat persyaratan dari masing-masing komponen pendukung yang
dibutuhkan dalam proses bisnis RPH. Jika sudah, bagaimana persyaratannya. Siapa yang
bertanggung jawab dalam membuat persyaratan tersebut. Apakah persyaratan tersebut sudah
terdokumentasi dengan baik.
Sumber Daya • Apakah RPH telah membuat prosedur mengenai perekretun karyawan. Jika iya, bagaimana
Manusia prosedur tersebut. Siapa pihak yang bertanggung jawab dalam pembuatan prosedur perekrutan
karyawan.
• Apakah RPH telah menentukan job requirement beserya penanggung jawabnya untuk masing-
masing unit kerja RPH. Siapa saja yang terlibat dalam penentuan job requirement tersebut.
Apakah terdapat dokumentasi terkait job requirement.
Infrastruktur • Apakah terdapat prosedur pemeliharaan infrastruktur. Jika iya, bagaimana prosedurnya.
• Apakah ada jadwal pemeliharaan dan perawatan rutin terkait sarana dan prasarana yang
digunakan dalam setiap unit kerja RPH. Jika iya, bagaimana pemanfaatan jadwal pemeliharaan
dan perawatan tersebut. Bagaimana cara mengukur kinerja kegiatan pemeliharaan dan perawatan
tersebut.
Lingkungan Kerja • Apakah terdapat prosedur pengelolaan fasilitas dan umum. Jika iya, bagaimana prosedurnya.
Siapa yang bertanggung jawab dalam pembuatan prosedur tersebut.
• Apakah RPH telah menjamin ketersediaan sumber air paling kurang 1.000/liter/ekor/hari untuk
aktivitas RPH.
• Apakah RPH telah menjamin ketersediaan sumber tenaga listrik yang memadai dan tersedia terus
menerus.
Pemantauan dan • Apakah terdapat prosedur penilaian karyawan. Jika iya, bagaimana prosedurnya. Siapa yang
Pengukuran bertanggung jawab dalam pembuatan prosedur tersebut.
Sumberdaya • Apakah terdapat matriks kompetensi karyawan. Jika iya, bagaimana isi dari matriks tersebut.
Siapa yang bertanggung jawab dalam pembuatan matriks tersebut.
196
No. Variabel Sub Variabel Point of Interview
• Apakah RPH melakukan pemantauan dan pengukuran terhadap kompetensi karyawan. Jika iya,
apakah RPH menggunakah metode gap analisis dalam mengukur kompetensi karyawan. Jika iya,
bagaimana hasil dari analisis gap tersebut. Jika tidak, metode apa yang digunakan RPH dalam
mengukur kompetensi karyawan dan bagaimana hasilnya.
Mampu Telusur • Apakah semua alat ukur yang digunakan dalam pengujian barang dan jasa sudah melalui proses
kalibrasi. Bagaimana prosedur kalibrasi tersebut. Bagaimana pelaksanaan proses kalibrasi. Kapan
pelaksanaan proses kalibrasi alat ukur. Siapa saja pihak yang terlibat dalam proses kalibrasi.
• Apakah semua alat ukur yang dikalibrasi sudah dipasang label identifikasi atau sertifikat hasil
kalibrasi.
Pengetahuan • Apakah dilaksanakan program pengembangan sumber daya manusia dalam rangka meningkatkan
Organisasi pengetahuan organisasi. Jika iya, seperti apa program yang dilaksanakan. Kapan program
tersebut dilaksanakan. Siapa saja yang terlibat dalam pelaksanaan program tersebut.
• Apakah dilaksanakan program pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka
meningkatkan pengetahuan organisasi. Jika iya, seperti apa program yang dilaksanakan. Kapan
program tersebut dilaksanakan. Siapa saja yang terlibat dalam pelaksanaan program tersebut.
Kompetensi • Apakah ada jadwal pelatihan. Jika iya, bagaimana pemanfaatan jadwal pelatihan tersebut.
Pelatihan seperti apa yang diberikan kepada karyawan. Apakah ada peningkatan kinerja dan
peningkatan pemahaman karyawan setelah mengikuti pelatihan tersebut. Jika iya, bagaimana cara
mengukur tingkat kinerja dan pemahaman karyawan tersebut.
• Apakah dalam menilai kinerja karyawan menggunakan metode KPI ( key Performance Indicator)
& metode CAPA (Corrective action and preventive action). Jika tidak, metode seperti apa yang
digunakan dalam menilai kinerja karyawan di RPH.
Kepedulian • Apakah ada sosialisasi tentang sistem manajemen mutu. Jika iya, seberapa sering dilakukan
sosialisasi dan kapan waktu dilaksanakannya. Siapa saja pihak yang terlibat dalam sosialisasi.
Apakah karyawan terlibat dalam sosialisasi. Jika iya, bagaimana keterlibatan karyawan.
• Apakah terdapat sarana dan prasarana bagi karyawan dalam menyalurkan pendapat. Jika iya,
bagaimana bentuk sarana dan prasarana tersebut. Apakah sarana dan prasarana tersebut efektif
dalam meningkatkan kepedulian karyawan.
197
No. Variabel Sub Variabel Point of Interview
Komunikasi • Apakah dilaksanakan kegiatan dalam mengkomunikasikan sistem manajemen mutu seperti rapat
atau meeting, apel pagi, dll. Jika iya, kapan waktu pelaksaannya. Siapa saja pihak yang terlibat
dan bagaimana keterlibatannya.
• Apakah dalam melakukan komunikasi baik dengan pihak internal maupun eksternal, RPH
menggunakan alat komunikasi seperti telepon. Apakah ada alat komunikasi lain yang digunakan.
• Apakah aplikasi sosial media menjadi pilihan RPH dalam penyampaian informasi kepada pihak
eksternal seperti pemasok, pelanggan dan mitra. Adakah cara lain dalam penyampaian informasi.
Informasi • Apakah terdapat prosedur tentang identifikasi dan deskripsi dokumen. Jika iya, bagaimana
Terdokumentasi prosedurnya. Siapa yang bertanggung jawab dalam pembuatan prosedur tersebut.
• Apakah terdapat prosedur tentang distribusi, akses, pengambilan dan penggunaan dokumen. Jika
iya, bagaimana prosedurnya. Siapa yang bertanggung jawab dalam pembuatan prosedur tersebut.
• Apakah terdapat prosedur tentang penyimpanan dan penjagaan. Jika iya, bagaimana prosedurnya.
Siapa yang bertanggung jawab dalam pembuatan prosedur tersebut.
• Apakah terdapat prosedur tentang perlidungan dokumen. Jika iya, bagaimana prosedurnya. Siapa
yang bertanggung jawab dalam pembuatan prosedur tersebut.
• Apakah terdapat prosedur pengendalian dokumen dan data. Jika iya, bagaimana prosedurnya.
Siapa yang bertanggung jawab dalam pembuatan prosedur tersebut.
• Apakah terdapat prosedur pengendalian rekaman atau catatan. Jika iya, bagaimana prosedurnya.
Siapa yang bertanggung jawab dalam pembuatan prosedur tersebut.
• Apakah semua innformasi mengenai prosedur-prosedur tersebut sudah terdokumentasi dengan
baik.
• Apakah RPH telah menentukan format dokumen dan media yang digunakan dalam mebuat dan
menyimpan dokumen-dokumen terkait sistem manajemen mutu. Seperti apa format dokumen dan
media yang digunakan.
5. Operasi Perencanaan dan • Apakah RPH memiliki rencana mutu terkait proses bisnis yang dilakukan. Bagaimana isi dari
Pengendalian rencana mutu tersebut. Siapa yang bertanggung jawab dalam pembuatan rencana mutu.
• Apakah RPH telah menetapkan persyaratan produk dan jasa yang akan diproduksi. Jika sudah,
bagaimana persyaratannya.
• Apakah RPH telah menetapkan kriteria keberterimaan pelanggan. Jika sudah, bagaimana
kriterianya.
198
No. Variabel Sub Variabel Point of Interview
• Bagaimana RPH memastikan bahwa output yang dihasilkan sesuai dengan yang telah
direncanakan. Adakah bukti kesesuaiannya.
Persyaratan Produk • Apakah RPH telah menetapkan persyaratan produk dan jasa yang dihasilkan. Bagaimana
dan Jasa persyaratannya. Siapa yang bertanggung jawab dalam penetapan persyaratan tersebut.
• Apakah terdapat prosedur pengadaan barang dan jasa. Jika iya, bagaimana prosedurnya. Siapa
yang bertanggung jawab dalam pembuatan prosedur tersebut.
• Apakah RPH pernah melakukan perubahan terhadap persyaratan produk dan jasa. Jika iya,
mengapa RPH melakukan perubahan tersebut.
Tinjauan • Apakah dilaksanakan meeting terkait persyaratan produk. Jika iya, siapa saja pihak yang terlibat
Persyaratan Produk dalam meeting tersebut dan kapan pelaksanaannya.
• Apakah dilaksanakan rapat tinjauan manajemen terkait persyaratan produk. Jika iya, siapa saja
pihak yang terlibat dalam rapat tinjauan manajemen tersebut dan kapan pelaksanaannya.
Desain dan • Apakah RPH menerapkan sebuah desain dan pengembangan untuk produk atau layanan yang
Pengembangan diberikan. Jika iya, seperti apa desain dan pengembangan untuk produk atau layanan tersebut.
• Apakah RPH telah menentukan prosedur desain dan pengembangan. Jika iya, bagaimana
prosedurnya. Siapa yang bertanggung jawab dalam pembuatan prosedur tersebut.
• Apakah dalam melakukan perencanaan desain dan pengembangan, RPH telah menentukan serta
mempertimbangkan sumber daya yang dibutuhkan.
• Apakah RPH memiliki perencanaan waktu dan penanggung jawab desain dan pengembangan.
• Apakah dalam penentuan input desain dan pengembangan, RPH menggunakan metode 4M (Man,
Material, Machine, Method) + 1E (Environment). Jika tidak, metode seperti apa yang digunakan.
• Bagaimana cara RPH memastikan bahwa masukan desain dirasa sudah cukup, sehingga
perubahan desain dapat dilakukan dengan efektif.
• Apakah RPH telah menentukan fungsi dan kinerja produk yang akan diubah desain dan
pengembangannya.
• Apakah RPH memiliki mekanisme pengendalian desain dan pengembangan. Jika iya, bagaimana
mekanisme. Adakah bukti pelaksaannya.
199
No. Variabel Sub Variabel Point of Interview
• Apakah RPH melakukan kegiatan verifikasi produk. Jika iya, siapa yang bertanggung jawab atas
kegiatan tersebut. Adakah bukti pelaksanaan kegiatan tersebut.
• Apakah RPH melakukan kegiatan validasi produk. Jika iya, siapa yang bertanggung jawab atas
kegiatan tersebut. Adakah bukti pelaksanaan kegiatan tersebut.
• Apakah sasaran dan target dari perancanaan desain dan pengembangan tercapai. Jika iya, adakah
indikator atas tercapainya sasaran dan target tersebut.
• Bagaimana cara RPH memastikan bahwa proses desain dan pengembangan berjalan sesuai
dengan yang direncanakan.
• Bagaimana cara RPH memastikan bahwa output desain dan pengembangan berjalan sesuai
dengan yang diharapkan.
• Apakah terdapat standar keberterimaan pelanggan terhadap produk baik barang maupun jasa. Jika
iya, apakah RPH mampu memenuhi standar keberterimaan tersebut.
Penyedia Eksternal • Siapa saja pemasok yang terlibat dalam kegiatan RPH.
• Apakah RPH telah menentukan mekanisme seleksi pemasok. Jika iya, bagaimana mekanisme
tersebut. Siapa pihak yang bertanggung jawab dalam pembuatan mekanisme seleksi pemasok.
• Apakah RPH telah menentukan mekanisme evaluasi pemasok. Jika iya, bagaimana mekanisme
tersebut. Siapa pihak yang bertanggung jawab dalam pembuatan mekanisme terkait evaluasi
pemasok.
• Apakah RPH telah menentukan mekanisme pemantauan kinerja pemasok. Jika iya, bagaimana
mekanisme tersebut. Siapa pihak yang bertanggung jawab dalam pembuatan mekanisme terkait
pemantauan kinerja pemasok.
• Apakah RPH memiliki prosedur pengendalian pemasok dalam sistem manajemen mutu. Jika iya,
bagaimana prosedurnya. Siapa pihak yang bertanggung jawab dalam membuat prosedur tersebut.
• Apakah RPH telah melaksanakan proses verifikasi input yang diperoleh dari pemasok. Jika iya,
bagaimana prosesnya. Kapan proses tersebut dilaksanakan.
200
No. Variabel Sub Variabel Point of Interview
Pelaksanaan Proses • Apakah terdapat daftar properti milik pelanggan. Jika iya, bagaimana isi dari daftar tersebut.
Apakah RPH melindungi keamanan dari properti milik pelanggan tersebut. Bagaimana bentuk
perlindungan yang dilakukan.
• Apakah terdapat prosedur penggunaan properti milik pelanggan. Jika iya, seperti apa
prosedurnya.
• Apakah terdapat mekanisme penyimpanan properti milik pelanggan. Jika iya, seperti apa
mekanismenya.
• Apakah terdapat mekanisme penyimpanan daging sebelum didistribusikan. Jika iya, seperti apa
mekanismenya.
• Apakah prosedur-prosedur dan mekanisme yang adaa sudah terdokumentasi dengan baik.
• Apakah terdapat layanan tambahan apabila terjadi kerusakan. Jika iya, seperti apa layanan yang
diberikan.
• Apakah perusahaan melakukan survey atau riset terhadap produk atau layanan yang dihasilkan.
Jika iya, seperti apa bentuk survey atau riset tersebut. Siapa saja pihak yang terlibat dalam
melakukan survey atau riset tersebut.
• Apakah terdapat mekanisme dalam melayani komplain dari pelanggan. Jika iya, bagaimana
mekanisme tersebut.
Pelepasan Produk • Apakah dilaksanakan uji sampling terhadap barang dan jasa. Jika iya, seperti apa bentuk
dan Jasa pengujian yang dilakukan dan apa alatnya. Siapa saja pihak yang terlibat dalam melakukan
pengujian tersebut.
• Apakah terdapat prosedur mengenai serah terima produk. Jika iya, seperti apa prosedurnya.
Ketidaksesuaian • Apakah terdapat prosedur mengenai pengendalian produk yang tidak sesuai. Jika iya, seperti apa
Produk dan Jasa prosedurnya.
6. Evaluasi Kinerja Pemantauan dan • Apakah RPH telah menentukan titik kritis atau proses penting dalam setiap pelaksanaan proses.
Pengukuran Jika iya, siapa pihak yang terlibat dalam kegiatan tersebut. Bagaimana hasil dari kegiatan
tersebut.
• Apakah terdapat prosedur mengenai pengukuran kepuasan pelanggan. Jika iya, seperti apa
prosedurnya.
201
No. Variabel Sub Variabel Point of Interview
• Apakah RPH melakukan survei kepuasan pelanggan. Jika iya, bagaimana cara RPH dalam
melakukan survei keluhan pelanggan tersebut. Bagaimana cara RPH dalam mengapresiasi
kepuasan terhadap produk dan layanan dari pelanggan tersebut.
• Apakah RPH melakukan survei keluhan pelanggan. Jika iya, bagaimana cara RPH dalam
melakukan survei keluhan pelanggan tersebut. Bagaimana cara RPH dalam mengatasi keluhan-
keluhan pelanggan tersebut.
Analisis dan • Apakah RPH menggunakan Metode FMEA (Failure Modes and Effect Analysis) dalam
Evaluasi melakukan analisis dan evaluasi terhadap sistem manajemen mutu yang diterapkan. Jika tidak,
metode seperti apa yang digunakan perusahaan dalam melakukan analisis dan evaluasi terhadap
sistem manajemen mutu yang diterapkan.
Audit Internal • Apakah RPH memiliki tim audit internal. Jika iya, siapa saja yang termasuk dalam tim audit
internal tersebut. Pemilihan tim audit internal didasarkan atas apa.
• Apakah dilaksanakan pelatihan terhadap tim audit internal. Jika iya, seberapa sering pelatihan
tersebut dilaksanakan.
• Apakah terdapat jadwal rutin terkait audit internal. Apakah RPH melakukan audit internal pada
jadwal yang telah ditentukan. Jika iya, siapa saja pihak yang terlibat dalam audit internal.
• Apakah terdapat mekanisme dalam pelaksanaan audit internal. Jika iya, bagaimana
mekanismenya.
Tinjauan • Apakah dilaksanakan rapat tinjauan manajemen secara rutin dalam meninjau sistem manajemen
Manajemen mutu yang diterapkan. Siapa saja pihak yang terlibat dalam rapat tinjauan manajemen.
• Apakah dilakukan tindak lanjut terhadap temuan dalam hasil rapat tinjauan manajemen. Jika iya,
bagaimana tindak lanjut yang dilakukan.
• Apakah RPH menyimpan hasil tinjauan manajemen sebelumnya. Bagaimana hasilnya.
• Apakah RPH telah melakukan tindakan dalam penanganan risiko. Jika iya, adakah bukti dari
pelaksanaan tindakan tersebut.
• Apakah RPH telah melakukan tindakan dalam menentukan peluang untuk perbaikan sistem
manajemen mutu. Jika iya, adakah bukti dari pelaksanaan tindakan tersebut.
7. Perbaikan/ Tindakan Koreksi • Apakah RPH melakukan koordinasi dengan pihak terkait untuk tindakan koreksi atas temuan
Peningkatan ketidaksesuaian. Siapa saja pihak terkait tersebut. Bagaimana bentuk koordinasi yang dilakukan.
202
No. Variabel Sub Variabel Point of Interview
• Apakah RPH sudah membuat pengkategorian atas ketidaksesuaian yang terjadi. Jika iya,
bagaimana bentuk pengkategorian tersebut.
• Apakah RPH memiliki prosedur tindakan perbaikan ketidaksesuaian. Jika iya, bagaimana
prosedurnya. Apakah prosedur tersebut sudah terdokumentasi dengan baik. Apakah bukti dari
pelaksanaan prosedur tersebut.
• Apakah RPH melakukan tindakan pencegahan terhadap masalah yang mungkin timbul. Jika iya,
tindakan-tindakan pencegahan seperti apa yang dilakukan.
• Apakah RPH memiliki prosedur tindakan pencegahan ketidaksesuaian. Jika iya, bagaimana
prosedurnya. Apakah prosedur tersebut sudah terdokumentasi dengan baik. Apakah bukti dari
pelaksanaan prosedur tersebut.
Perbaikan • Apakah RPH telah menentukan atau membuat rencana pengembangan bisnis
Berkelanjutan jangka panjang. Jika sudah, faktor-faktor apa saja yang menjadi pertimbangan
dalam membuat rencana pengembangan bisnis jangka panjang. Bagaimana isi
dari rencana pengembangan bisnis jangka panjang.
• Apakah RPH menggunakan metode SWOT (Strength – Weakness – Opportunity
– Threats) Analisis dalam membuat rencana pengembangan bisnis jangka
panjang. Jika tidak, metode seperti apa yang digunakan RPH dalam membuat
rencana pengembangan bisnis jangka panjang.
203
Lampiran 6. Panduan Observasi dan Panduan Dokumentasi (Point of Observation and Point of Documentation)
Metode
No. Variabel Sub Variabel Point of Observation and Point of Documentation
O*) D*)
1. Konteks Permasalahan Mengecek ada tidaknya dokumentasi analisis SWOT (Strength, Weakness, opportunities,
Organisasi Organisasi Threat) terkait proses bisnis RPH. √
Kebutuhan dan Mengecek ada tidaknya dokumentasi terkait jumlah karyawan dari semua unit kerja RPH.
Harapan Pihak Mengecek ada tidaknya bukti kerjasama dengan supplier.
yang √
Mengecek ada tidaknya dokumentasi terkait daftar mitra yang menjalin kerja sama
Berkepentingan dengan RPH.
Lingkup Sistem Mengecek ada tidaknya dokumentasi terkait isu internal dan eksternal.
Manajemen Mutu Mengecek ada tidaknya dokumentasi terkait daftar kebutuhan pihak berkepentingan yang
√
terlibat dalam proses bisnis RPH.
Mengecek ada tidaknya dokumentasi terkait daftar produk dan jasa yang dihasilkan RPH.
Sistem Manajemen Mengecek ada tidaknya dokumentasi terkait rencana kerja terkait Sumber Daya Manusia
Mutu dan Proses (SDM) dan material yang dibutuhkan dalam proses bisnis RPH.
Mengecek ada tidaknya dokumentasi terkait alur proses pada tiap unit penyembelihan.
Mengamati alur proses pada tiap unit penyembelihan.
Mengecek ada tidaknya dokumen mengenai SOP (Standard Operating Procedure) yang
diterapkan untuk semua unit kerja di RPH. √ √
Mengecek ada tidaknya dokumen mengenai Jobdesc (Job Description) yang diterapkan
untuk semua unit kerja di RPH.
Mengecek ada tidaknya dokumentasi terkait tabel risiko dan peluang dari setiap unit
penyembelihan.
Mengumpulkan dokumentasi notulen rapat evaluasi.
2. Kepemimpinan Komitmen Mengecek ada tidaknya bukti dokumentasi daftar hadir manajemen puncak dalam rapat
rutin RPH, yaitu rapat mingguan, rapat bulanan dan rapat tahunan.
Mengecek dokumentasi kegiatan briefing.
Mengecek ada tidaknya dokumentasi daftar hadir dalam meeting antar koordinator unit
√
pemotongan hewan.
Mengecek ada tidaknya dokumentasi kegiatan sosialisasi terkait pendekatan proses dan
pemikiran berbasis risiko.
Mengecek ada tidaknya dokumentasi terkait rancangan program manajemen mutu.
204
Metode
No. Variabel Sub Variabel Point of Observation and Point of Documentation *)
O*) D
Fokus pada Mengecek ada tidaknya dokumentasi mengenai daftar persyaratan daging dari pelanggan.
√
Pelanggan Mengecek ada tidaknya dokumentasi hasil survey kepuasan pelanggan.
Kebijakan Mutu Mengecek ada tidaknya, mengamati dan mencatat isi dokumentasi terkait kebijakan
√
mutu.
Tanggung Jawab Mengamati dan mencatat struktur organisasi.
dan Wewenang Mengamati dan mencatat dokumentasi terkait jobdesc yang diterapkan di RPH dari √
semua posisi yang tercantum dalam struktur organisasi.
3. Perencanaan Risiko dan Peluang Mengamati proses pemotongan hewan dari tiap unit penyembelihan.
Mengecek ada tidaknya dokumentasi terkait alur proses pemotongan hewan.
Mengamati dan mencatat kemungkinan terjadinya risiko pada proses pemotongan hewan.
√ √
Mengecek ada tidaknya form risk and opoortunities register.
Mengecek ada tidaknya dokumentasi mengenai daftar identifikasi dan pengendalian
risiko serta peluang dari masing-masing proses pemotongan hewan.
Perencanaan Mengecek ada tidaknya notulen dalam management review.
Perubahan Mengecek ada tidaknya dokumentasi terkait perubahan job description dari proses yang √
mengalami perubahan.
4. Pendukung Sumber Daya Mengecek ada tidaknya dokumentasi terkait daftar komponen pendukung yang
√
digunakan dalam proses bisnis RPH.
Sumber Daya Mengecek ada tidaknya dokumentasi terkait job requirement beserta penanggung
√
Manusia jawabnya untuk masing-masing proses bisnis RPH.
Infrastruktur Mengecek ada tidaknya dokumentasi terkait daftar infrastruktur yang digunakan dalam
proses bisnis RPH.
Mengamati ketersediaan ruang kerja.
Mengamati ketersediaan bangunan rumah jabatan.
√ √
Mengamati ketersediaan kandang penampungan hewan.
Mengamati ketersediaan ruang penyembelihan.
Mengamati ketersediaan gudang pakan.
Mengamati ketersediaan kendaraan dinas.
205
Metode
No. Variabel Sub Variabel Point of Observation and Point of Documentation *)
O*) D
Mengecek ada tidaknya form laporan hasil pemeliharaan terkait infrastruktur yang
digunakan dalam setiap unit kerja RPH.
√
Mengecek ada tidaknya form laporan evaluasi hasil pemeliharaan terkait infrastruktur
yang digunakan dalam setiap unit kerja RPH.
Lingkungan Kerja Mengamati ketersediaan sarana pengolahan limbah cair dan limbah padat.
Mengamati kondisi jalan menuju RPH.
Mengamati ketersediaan sumber air yang digunakan untuk proses bisnis RPH.
Mengamati ketersediaan sumber listrik yang digunakan untuk proses bisnis RPH.
√
Mengamati ketersediaan area penurunan hewan.
Mengamati ketersediaan area kandang penampungan hewan.
Mengamati ketersediaan fasilitas pemusnahan bangkai.
Mengamati ketersediaan laboratorium pengujian daging.
Pemantauan dan Mengecek ada tidaknya matriks kompetensi karyawan.
Pengukuran Mengamati isi matriks kompetensi karyawan. √
Sumber Daya
Mampu Telusur Mengamati ketersediaan alat ukur yang dimiliki (termasuk yang disewa) RPH.
Mencatat alat ukur yang digunakan.
√ √
Mengecek ada tidaknya dokumentasi terkait daftar alat ukur yang dimiliki (termasuk
yang disewa) RPH.
Pengetahuan Mengumpulkan dokumentasi terkait daftar pelatihan yang telah dilaksanakan.
√
Organisasi
Kompetensi Mengecek ada tidaknya bukti latar belakang pendidikan dan pengalaman SDM.
√
Mengumpulkan dokumentasi hasil pelatihan SDM.
Kepedulian Mengumpulkan dokumentasi terkait daftar hadir peserta sosialisasi ISO.
Mengamati ketersediaan sarana bagi karyawan dalam menyalurkan pendapat. √ √
Mengecek ada tidaknya informasi visual terkait kebijakan mutu dan sasaran mutu.
Komunikasi Mengumpulkan dokumentasi terkait daftar hadir karyawan dari setiap kegiatan.
√
Mengecek ada tidaknya notulen kegiatan.
206
Metode
No. Variabel Sub Variabel Point of Observation and Point of Documentation
O*) D*)
Informasi Mengecek ada tidaknya dokumen terkait sasaran mutu dan mencatatat serta mengamati
Terdokumentasi isi dari sasaran mutu.
Mengecek ada tidaknya dokumen terkait kebijakan mutu dan mencatatat serta mengamati
√
isi dari kebijakan mutu.
Mengecek ada tidaknya dokumen terkait manual mutu dan mencatatat serta mengamati
isi dari manual mutu
5. Operasi Perencanaan dan Mengecek ada tidaknya rencana mutu.
Pengendalian Mengamati isi dari rencana mutu. √
Mengecek ada tidaknya dokumentasi terkait sumber daya yang akan digunakan.
Persyaratan produk Mengecek ada tidaknya dokumentasi terkait daftar spesifikasi atau persyaratan produk
dan jasa dan jasa yang dihasilkan.
√
Mengecek ada tidaknya informasi terdokumentasi terkait perubahan persyaratan produk
dan jasa.
Komunikasi Mengecek ada tidaknya brosur atau leaflet yang berisi informasi mengenai RPH
Pelanggan Mengecek ada tidaknya info RPH pada website.
Mengecek ada tidaknya form pemesanan dari pelanggan. √
Mengecek ada tidaknya form penawaran barang dan jasa dari pelanggan.
Mengecek ada tidaknya form keluhan pelanggan.
Tinjauan Mengumpulkan notulen rapat tinjauan manajemen.
√
Persyaratan Produk
Desain dan Mengecek ada tidaknya proposal dari proses perubahan desain dan pengembangan.
pengembangan Mengecek ada tidaknya bukti persertujuan pelaksanaan perubahan desain dan
pengembangan dari Manajemen Puncak.
Mengecek ada tidaknya dokumentasi informasi dari kegiatan desain dan pengembangan.
√
Mengecek ada tidaknya dokumentasi verifikasi dari output yang telah memenuhi
persyaratan.
Mengecek ada tidaknya dokumentasi validasi bahwa output telah sesuai.
Mengecek ada tidaknya output berupa gambar, prosedur, dll.
207
Metode
No. Variabel Sub Variabel Point of Observation and Point of Documentation *)
O*) D
Mengecek ada tidaknya dokumentasi bahwa output sesuai dengan persyaratan
sebelumnya.
Mengecek ada tidaknya dokumentasi bahwa output sesuai dan dapat dilanjutkan ke √
proses berikutnya.
Mengecek ada tidaknya bukti dokumentasi terkait perubahan desain dan pengembangan.
Penyedia Eksternal Mengecek ada tidaknya dokumentasi hasil seleksi, evaluasi dan pemantauan kinerja
pemasok.
Mengecek ada tidaknya dokumentasi terkait jaminan kelayakan hewan, yang dibuktikan √
dengan SKKH (Surat Keterangan Kesehatan Hewan).
Mengecek ada tidaknya dan mencatat daftar supplier hewan.
Pelaksanaan Proses Mengecek ada tidaknya cheklist atau daftar dari setiap input yang dibutuhkan dalam
proses pemotongan hewan.
Mengecek ada tidaknya sertifikat penilaian kesesuaian daging dengan hieginitas yang
dibuktikan dengan sertifikat NKV.
Mengecek ada tidaknya sertifikat penilaian kesesuaian daging dengan persyaratan halal
yang dibuktikan dengan sertifikat Halal MUI.
Mengecek ada tidaknya SKKD (Surat Keterangan Kesehatan Daging).
Mengecek ada tidaknya stempel atau label pada produk. √
Mengecek ada tidaknya dokumentasi terkait daftar properti milik pelanggan.
Mengecek ada tidaknya dokumentasi proposal desain dan pengembangan.
Mengamati dan mencatat isi proposal tersebut.
Mengecek ada tidaknya hasil pengujian dari hasil pengujian dari pihak internal
(Manajemen Puncak) dan pihak eksternal (Konsultan).
Mengecek ada tidaknya dokumentasi persetujuan dari hasil pengujian dari pihak terkait,
yaitu Manajemen Puncak, pelanggan, mitra dan pemasok.
Pelepasan Produk Mengamati kegiatan serah terima produk dari RPH ke pelanggan.
√
dan Jasa
208
Metode
No. Variabel Sub Variabel Point of Observation and Point of Documentation *)
O*) D
Ketidaksesuaian Mengecek ada tidaknya dokumentasi terkait daftar cacat produk yang pernah terjadi dan
√ √
Produk dan Jasa berpotensi terjadi.
6. Evaluasi Kinerja Audit Internal Mengecek ada tidaknya dokumentasi hasil audit internal. √
Tinjauan Mengumpulkan notulen rapat tinjauan manajemen.
Manajemen Mengumpulkan dokumentasi terkait daftar hadir peserta rapat tinjauan manajemen.
Mengumpulkan dokumentasi hasil tinjauan manajemen sebelumnya.
Mengamati dan mencatat isi dari hasil tinjauan manajemen sebelumnya.
Mengecek ada tidaknya dokumentasi terkait isu internal dan isu eksternal.
Mengecek ada tidaknya hasil survey kepuasan pelanggan.
Mengecek ada tidaknya dokumentasi terkait pemenuhan sasaran mutu.
√
Mengecek ada tidaknya bukti dokumentasi kesesuaian produk.
Mengecek ada tidaknya bukti dokumentasi ketidaksesuaian dan tindakan korektif.
Mengecek ada tidaknya dokumentasi hasil pengukuran dan pemantauan sumber daya.
Mengecek ada tidaknya dokumentasi hasil audit internal dan audit eksternal.
Mengecek ada tidaknya dokumentasi hasil evaluasi kinerja pemasok.
Mengecek ada tidaknya dokumentasi daftar sumber daya yang digunakan dalam proses
bisnis RPH.
7. Perbaikan/ Tindakan Koreksi Mengumpulkan dokumentasi terkait ketidaksesuaian produk.
Peningkatan Mengecek ada tidaknya dokumentasi hasil evaluasi kinerja.
Mengecek ada tidaknya dokumentasi hasil tinjauan manajemen.
√ √
Mengecek ada tidaknya dokumentasi terkait rencana bisnis jangka panjang.
Mengecek ada tidaknya dokumentasi analisis SWOT (Strength, Weakness, opportunities,
Threat) terkait proses bisnis RPH.
Keterangan:
O*) : Observasi
*)
D : Dokumentasi
209
Lampiran 7. Notulen Rapat
210
Lampiran 8. Daftar Hadir Rapat
211
Lampiran 9. Alur Proses Pemotongan Sapi-Kerbau
212
Lampiran 10. Brosur UPTD RPH Terpadu Kota Bogor
213
Lampiran 11. Kondisi Lingkungan Kerja UPTD RPH Terpadu Kota Bogor
214
Instalasi Listrik
215
Lampiran 12. Informasi Terdokumentasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015
Klausul Sistem
Manajemen Mutu ISO Informasi Terdokumentasi
9001:2015
4.3 Ruang lingkup sistem manajemen mutu
5.2 Kebijakan mutu
6.2 Sasaran mutu dan rencana pencapaian
Dokumen lain yang diterapkan di standar ini
7.5 (klausul 7.5) mencakup manual mutu, prosedur,
instruksi kerja dan formulir
Rekaman pemeliharaan peralatan, pemantauan dan
7.1.5.1
pengukuran
7.2 Bukti kompetensi SDM
8.2.3.2 Persyaratan produk barang dan jasa dari pelanggan
8.2.3.2 Persyaratan baru untuk produk barang dan jasa
8.3.3 Bukti input desain dan pengembangan
8.3.4 Bukti kontrol desain dan pengembangan
8.3.5 Bukti hasil desain dan pengembangan
8.3.6 Bukti perubahan desain dan pengembangan
8.4.1 Hasil evaluasi penyedia eksternal
8.5.1 Karakteristik produk atau jasa
8.5.3 Bukti perubahan pada barang milik pelanggan
8.5.6 Perubahan proses produksi barang dan jasa
8.6 Bukti kesesuaian produk dan jasa
8.7.2 Bukti data produk-produk yang tidak sesuai
9.1.1 Bukti monitoring informasi kinerja
9.2.2 Program internal audit dan hasilnya
9.3 Hasil dari tinjauan manajemen
10.2.2 Ketidaksesuaian dan tindakan korektif
Sumber: Witara (2017)
216
Lampiran 13. Job Description
217
d. Pembantu Pengurus Barang
Jabatan Pembantu Pengurus Barang
Atasan Langsung Kasubag Tata Usaha
Bawahan Langsung -
Tugas:
• Menfasilitasi pembayaran pajak kendaraan dinas
• Membuat laporan pelaksanaan kegiatan pengelolaan barang inventaris
• Menyiapkan dokumen tagihan listrik/telepon dan air
• Mengurus tagihan listrik/telepon/air
• Membuat laporan pengurusan tagihan listrik/telepon/air
Persyaratan:
• Pendidikan minimal SMA
• Pengalaman 1 tahun sebagai staf tata usaha
e. Pengadministrasi Surat
Jabatan Pengadministrasi Surat
Atasan Langsung Kasubag Tata Usaha
Bawahan Langsung -
Tugas:
• Mengelola surat masuk dan keluar
• Menginventarisir kebutuhan pengelola arsip
• Membuat laporan pengelolaan surat dan arsip bulanan
• Mendistribusikan surat keluar
Persyaratan:
• Pendidikan minimal SMA
• Pengalaman 1 tahun sebagai staf tata usaha
218
g. Koordinator Mekanik dan Listrik
Jabatan Koordinator Mekanik dan Listrik
Atasan Langsung Kasubag Tata Usaha
Bawahan Langsung -
Tugas:
• Mengelola dan menjaga fasilitas serta peralatan yang digunakan dalam
proses bisnis
• Membuat laporan hasil pemeliharaan infrastruktur
Persyaratan:
• Pendidikan minimal SMA atau SMK bidang mekanik/listrik
h. Koordinator Kebersihan
Jabatan Koordinator Kebersihan
Atasan Langsung Kasubag Tata Usaha
Bawahan Langsung -
Tugas:
• Menata dan menjaga kebersihan ruangan
• Menata dan menjaga kebersihan lingkungan
• Menjaga kebersihan sarana dan prasarana RPH
• Membuat laporan hasil pemeliharaan infrastruktur
Persyaratan:
• Pendidikan minimal SMA
• Memiliki sifat pekerja keras, rajin dan jujur
i. Koordinator Keamanan
Jabatan Koordinator Keamanan
Atasan Langsung Kasubag Tata Usaha
Bawahan Langsung -
Tugas:
• Menjaga keamanan lingkungan RPH
• Memeriksa kelengkapan dokumen hewan yang masuk
Persyaratan:
• Pendidikan minimal SMA
• Memiliki sifat pekerja keras, rajin dan jujur
219
j. Koordinator IPAL
Jabatan Koordinator IPAL
Atasan Langsung Kasubag Tata Usaha
Bawahan Langsung -
Tugas:
• Melakukan penanganan limbah cair dan limbah padat
• Memantau penangan limbah cair dan limbah padat
• Membuat laporan hasil penanganan limbah cair dan limbah padat
Persyaratan:
• Pendidikan minimal SMA
• Memiliki sifat pekerja keras, rajin dan jujur
220
Lampiran 14. Prosedur Perekrutan Karyawan
No. Dok
Logo UPTD UPTD RPH Terpadu Kota Bogor
No. Rev
RPH
PROSEDUR PEREKRUTAN Tgl
Terpadu
KARYAWAN Hal
1. Tujuan
Prosedur ini bertujuan memastikan bahwa karyawan yang terlibat dalam proses bisnis UPTD
RPH Terpadu sudah memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan RPH untuk memenuhi
persyaratan sistem manajemen mutu ISO 9001:2015 di UPTD RPH Terpadu Kota Bogor.
2. Ruang Lingkup
Prosedur mencakup tata cara perekrutan karyawan. Hasil dari prosedur ini akan menjadi
referensi untuk menentukan karyawan yang akan diterima oleh UPTD RPH Terpadu Kota Bogor
3. Referensi
4. Prosedur
Membuat jadwal wawancara untuk pelamar yang lolos pada tahap kelengkapan dokumen.
Kriteria keberhasilan prosedur ini yaitu karyawan memenuhi persyaratan yang telah ditentukan
RPH.
221
Lampiran 15. Prosedur Pengendalian Pemasok
No. Dok
Logo UPTD UPTD RPH Terpadu Kota Bogor
No. Rev
RPH
PROSEDUR PENGENDALIAN Tgl
Terpadu
PEMASOK Hal
1. Tujuan
Prosedur ini bertujuan memastikan bahwa pemasok yang terlibat dalam proses bisnis UPTD
RPH Terpadu sudah memenuhi standar yang ditetapkan RPH untuk memenuhi persyaratan
sistem manajemen mutu ISO 9001:2015 di UPTD RPH Terpadu Kota Bogor.
2. Ruang Lingkup
Prosedur mencakup tata cara seleksi dan evaluasi pemasok. Hasil dari prosedur ini akan menjadi
referensi untuk melakukan pengendalian pemasok oleh UPTD RPH Terpadu Kota Bogor
3. Referensi
4. Prosedur
Daftar pemasok dikumpulkan kemudian dibagi menjadi dua yaitu daftar supplier hewan
hewan.
Mengecek ketepatan waktu pengiriman, jumlah, kualitas dan ketersedian barang untuk
Pemasok yang telah lolos pada tahap verifikasi diberikan Surat Keterangan Terdaftar.
222
Surat Keterangan Daftar dikeluarkan oleh UPTD RPH Terpadu dan ditanda tangani oleh
Kepala UPTD RPH Terpadu. Surat Keterangan Terdaftar berisi keterangan mengenai
identitas supplier yang menyatakan bahwa yang bersangkutan telah terdaftar sebagai
Melakukan pendataan pemasok setiap satu tahun sekali untuk mengetahui adanya
Melakukan evaluasi dengan melihat kesesuain barang yang diterima dengan barang
223
Lampiran 16. Prosedur Pengendalian Desain dan Pengembangan
No. Dok
Logo UPTD UPTD RPH Terpadu Kota Bogor
No. Rev
RPH
PROSEDUR PENGENDALIAN Tgl
Terpadu
DESAIN DAN PENGEMBANGAN Hal
1. Tujuan
Prosedur ini bertujuan memastikan bahwa desain dan pengembangan yang dijalankan UPTD
RPH Terpadu sudah sesuai dengan yang direncanakan RPH untuk memenuhi persyaratan sistem
2. Ruang Lingkup
Prosedur mencakup tata cara pengendalian desain dan pengembangan. Hasil dari prosedur ini
akan menjadi referensi untuk melakukan pengendalian desain dan pengembangan oleh UPTD
3. Referensi
4. Prosedur
Membuat perencanan desain dan pengembangan meliputi sumber daya, perencanaan waktu
Melakukan kegiatan verifikasi dan validasi output sebagai bahan evaluasi untuk memastikan
Kriteria keberhasilan prosedur ini yaitu desain dan pengembangan berjalan sesuai dengan yang
telah direncanakan.
224
Lampiran 17. Form Hasil Evaluasi Kinerja Pemasok
a. Pemasok Barang
Penilaian
Rata-
Nama No. Kapasitas Baik=3, Cukup=2, Kurang=1 Total
No. Alamat Rata Kesimpulan Evaluasi
Pemasok Telp per Hari Waktu Ketersediaan Kemudahan Nilai
Kualitas Harga Nilai
Pengiriman Barang Komunikasi
225
b. Pemasok Hewan
Penilaian
Nama Rata-
Nama No. Kapasitas Baik=3, Cukup=2, Kurang=1 Total
No. Pedagang Alamat Rata Kesimpulan Evaluasi
Pemasok Telp per Hari Kelengkapan Kemudahan Nilai
Daging Kualitas Nilai
Dokumen Komunikasi
226
Lampiran 18. Form Daftar Alat Ukur
Tanggal
Tanggal Hasil Masa Berlaku
No. Nama Alat Ukur Kalibrasi
Kalibrasi Kalibrasi Kalibrasi
Ulang
227
228
1