Professional Documents
Culture Documents
Bab II Praktikum Farmakologi 2
Bab II Praktikum Farmakologi 2
FARMAKOLOGI II
TIM PENYUSUN:
apt.Humaira Fadhilah, M.Farm.
Nuri Hardiyanti,M.Farm
apt.Rian Hidayat, S.Far
2. Praktikum dimulai sesuai jadwal yang telah di tetapka dan harus hadir 15 menit
sebelum praktikum dimulai.
3. Selama praktikum berlangsung, praktikan wajib memakai jas praktikum, sarung
tangan, masker, badge nama dan diwajibkan mengikuti tata cara berpakaian Stikes
Kharisma Persada.
4. Setiap kelompok bertanggung jawab atas penyediaan dan pemeliharaan hewan yang
digunakan selama praktikum.
5. Setiap kelompok bertanggung jawab atas kebersihan meja dan alat-alat paktikum
serta mengembalikan peralatan dalam keadaan bersih.
6. Data praktikum dinyatakan sah apabila telah ditandatangani oleh asisten yang
bertugas.
7. Laporan praktikum dibuat tertulis dan diserakan dua hari setelah praktikum
tersebut.
8. Apabila dalam laboratorium terjadi keadaan yang berbahaya, praktikan harus segera
melapor pada dosen/asisten yang bertugas, dan bila dalam praktikum menemui
kesulitan atau kesukaran mintalah petunjuk dosen/asisten yang bertugas.
9. Praktikan yang berhalangan hadir harus memberikan keterangan tertulis atau surat
keterangan dokter apabila sakit.
10. Praktikan yang tidak mengikuti praktikum diwajibkan melakukan kegiatan
praktikum di hari lainnya.
2
TUJUAN INSTRUKSIONAL
1. Umum
Setelah menyelesaikan praktikum ini Farmakologi 1, mahasiswa D3 Farmasi akan
dapat mengevaluasi aktivitas obat menggunakan berbagai metode eksperimen
farmakologi.
2. Khusus
1. Mahasiwa dapat mengevaluasi aktivitas obat berdasarkan Rute
Pemberian Obat
2. Mahasiwa dapat mengevaluasi aktivitas antipiretik Obat
3. Mahasiwa dapat mengevaluasi aktivitas antiinflamasi Obat
4. Mahasiwa dapat mengevaluasi aktivitas diuretik Obat
5. Mahasiswa dapat mengevaluasi aktifitas obat Antidot
6. Mahasiswa dapat mengevaluasi aktifitas obat antihiperurisemia
7. Mahasiswa dapat mengevaluasi aktifitas obat sedative
3
DAFTAR ISI
BAB 1. Aktivitas obat berdasarkan dosis, rute pemberian obat, dan variasi biologi... 5
4
BAB 2
II. Pendahuluan
Demam atau naiknya suhu tubuh pada umumnya terjadi karena adanya infeksi.
Toksin yang dihasilkan oleh mikroorganisme akan mengganggu sistem pengaturan
panas tubuh di hipotalamus. Selain dapat dipengaruhi oleh toksin dari
mikroorganisme, sistem pengaturan panas tubuh dapat pula dipengaruhi oleh zat-zat
lain yang bersifat toksik yang masuk ke dalam tubuh. Pada suhu di atas 370 C
limfosit dan makrofag menjadi lebih aktif, dan apabila suhu melampaui 40-410 C
dapat terjadi situasi kritis yang bisa menjadi fatal dikarenakan tidak dapat
dikendalikan lagi oleh tubuh.
Antipiretik adalah senyawa yang dapat menurunkan suhu tubuh dalam keadaan
demam, salah satu contohnya adalah parasetamol. Antipiretik digunakan secara
ekstensif dalam mengontrol pyrexia yang disebabkan oleh beberapa penyakit viral,
malaria, malignancy, kerusakan jaringan, inflamasi dan tingkat penyakit lain. Untuk
mengevaluasi antipiretik dalam mengatasi demam makan dilakukan percobaan
hewan dengan menggunakan injeksi jamur Brewer atau lipopolisakarida-
lipipolisakarida.
5
Test Antipiretik pada Tikus:
Pada tikus diberikan injeksi suspense jamur Brewer secara sub cutan menghasilkan
pyrexia yang signifikan yang dapat diatasi oleh obat-obat antipiretik yang efektif secara
klinis.
3.1 Alat
3.2 Bahan-bahan
Larutan NaOH 0,1 N, CMC Na, Parasetamol, Alkohol 70%, Vaseline, 2,4
Dinitrofenol (DNF)
Tikus
6
4.2 Suspensi Parasetamol 10% Cara Pembuatan : CMC sebanyak 0,125 g ditaburkan ke
dalam cawan porselin yang berisi aquadest panas sebanyak 1/3 bagian air yang
tersedia. Didiamkan 30 menit. Diaduk sampai diperoleh massa yang homogen.
Parasetamol sebanyak 2,5 g digerus dalam lumpang sampai halus, mucilago CMC
ditambahkan sedikit demi sedikit sambil digerus sampai homogen. Sisa aquadest
ditambahkan sampai 25 ml, digerus kembali.
V. PROSEDUR KERJA
7
Data Laporan Percobaan (Tabel Dibuat Setiap Kelompok dan Hasil Percobaan)
Tikus 2 (Parasetamol)
Tikus 3 (Obat X)
Tikus 4 (Obat X)
Suhu Suhu Suhu
Setelah Setelah
Rata-Rata
pemberian Pemberian
Tikus DNF Obat
1 10
20
30
40
50
60
8
Contoh (Tabel 1)
2. 20
3. 30
4. 40
5. 50
6. 60
9
DAFTAR PUSTAKA
Biological Standarization. Oxford University Press. London. New York. pp. 312-9.
Neal, M.J.(2002). At a Glance Farmakologi Medis. Edisi Kelima. Jakarta: Penerbit
Erlangga. hal. 64-5.
Tjay, H.T and Rahardja, K. (2008). Obat-obat penting khasiat, penggunaan, dan efek-
efek sampingnya. Edisi Keenam. Jakarta: Penerbit PT. Gramedia. Halaman 310-319.
Tjay, H.T and Rahardja, K. (2008). Obat-obat penting khasiat, penggunaan, dan efek-
efek sampingnya. Edisi Keenam. Jakarta: Penerbit PT. Gramedia. Halaman 310-319.
10