Professional Documents
Culture Documents
LKPD
LKPD
Abstract
The research was based on the results of an interview with one of the Indonesian language
teachers at SMP Negeri 2 Gunungsitoli Idanoi that during Covid-19, where the earning
was carried out offline through the provision of LKPD, but the LKPD used was less
attractive to students. The findings of this study were obtained from the value of
validation, testing and learning outcomes. Based on the assessment of material expert
validation in the first revision, it reached 85.4% in the second revision, 93.7% the criteria
were very feasible. The validation of linguists in revision I reached 75%, revision II,
96.9% very feasible criteria, design expert validation in revision I reached 96.4%
revision II 100% with very feasible criteria. Students' responses got very practical criteria
with 88% trial achievement and 97% field trial results. And student learning outcomes
reach the percentage value of classical completeness of 77.7% Effective criteria.
2597
Didaktik Volume 15, Nomor 2, Oktober 2021 Noveri Amal Jaya Harefa: Pengembangan Lembar
Feti Filman Laoli Kerja Peserta Didik
peserta didik tidak memiliki HP android, peserta didik untuk saling bekerjasama
dan jangkauan jaringan internet yang tidak dan saling membantu untuk memahami
stabil. Tetapi sekolah menerapkan sistem materi pelajaran, namun untuk lebih
pembelajaran luring (luar jaringan) yang membantu peserta didik dalam
berbentuk bahan ajar berupa lembar kerja menemukan masalah itu perlu digunakan
peserta didik, dalam proses lembar kerja peserta didik. STAD
pembelajarannya peserta didik selalu merupakan merupakan salah satu tipe
berpusat pada guru, sehingga respon kooperatif yang menekankan pada
peserta didik kurang baik serta kurang adanya aktivitas dan interaksi diantara
tertarik pada LKPD dalam proses peserta didik untuk saling memotivasi
pembelajaran.Hal ini disebabkan oleh dan saling membantu dalam menguasai
beberapa faktor, yaitu faktor guru dan materi pelajaran guna mencapai prestasi
peserta didik. Faktor guru, yaitu yang maksimal. Pada proses
keterbatasan waktu guru dalam pembelajarannya, belajar kooperatif
mendesain LKPD. Faktor peserta didik, STAD melalui lima tahapan yang
yaitu sulit memahami materi yang ada meliputi : tahap penyajian materi, tahap
dalam LKPD. Dapat dikatakan bahwa kegiatan kelompok, tahap tes individual,
pembelajaran yang seperti ini belum tahap perhitungan skor perkembangan
sepenuhnya maksimal sehingga individu, dan tahap pemberian
dibutuhkan kreativitas seorang guru pengahargaan kelompok.
untuk mengembangkan proses
pembelajarannya khususnya perangkat KAJIAN PUSTAKA
pembelajaran maupun bahan ajar yang Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
menunjang pelaksanaan proses Novelia (2017:23), mengemuka-
pembelajaran. kan bahwa terdapat dua istilah lembar
Menindaklanjuti hal tersebut perlu kerja sebagai bahan ajar cetak yang
dikembangkan bahan ajar berupa lembar digunakan dalam pembelajaran yaitu
kerja peserta didik dengan menggunakan LKS dan LKPD. Pada dasarnya LKS dan
model pengembangan ADDIE. Model LKPD memiliki pengertian yang sama.
ADDIE adalah singkatan untuk lima Menurut Ernawati (2019:95), perubahan
tahap proses pengembangan, yaitu sebutan ini dilatarbelakangi oleh
analisis (Analysis), desain (Design), perubahan kurikulum KTSP ke
pengembangan (Development), kurikulum K-13 yang menyebut siswa
implementasi (Implementastion), dan menjadi peserta didik.
evaluasi (Evaluation). Pembelajaran Desain perangkatLembar Kerja
dengan cooperative learning dapat Peserta Didik(LKPD) yang baik sangat
membangun konsep diri siswa, dibutuhkan agar tercapainya proses
mengembangkan bakat, menghindari pembelajaran yang mendorong peserta
belajar hanya pada tingkat verbal, didik lebih berperan aktif. Menurut
meningkatkan rasa kerjasama, Trianto (dalam Rahmawati, 2020:506),
memungkinkan waktu bagi siswa untuk lembar kerja peserta didik adalah
mengasimilasi dan mengakomodasi panduan yang digunakan oleh peserta
informasi. didik untuk melakukan penyelidikan
Supaya bahan ajar dalam bentuk atau mengembangkan kemampuan baik
LKPD terstruktur dan mempermudah dari aspek kognitif atau yang lainnya.
peserta didik memahami materi maka perlu LKPD memuat sekumpulan kegiatan
digunakan model pembelajaran yang harus dilakukan oleh peserta didik
Cooperative Learning tipe STAD untuk memaksimalkan kemampuannya
(Student Teams-Achievment Division), sesuai indikator yang sudah ditetapkan.
karena pembelajaran ini menuntut
2598
Didaktik Volume 15, Nomor 2, Oktober 2021 Noveri Amal Jaya Harefa: Pengembangan Lembar
Feti Filman Laoli Kerja Peserta Didik
2599
Didaktik Volume 15, Nomor 2, Oktober 2021 Noveri Amal Jaya Harefa: Pengembangan Lembar
Feti Filman Laoli Kerja Peserta Didik
berupa soal pilihan ganda dan soal Lembar kerja peserta didik terdiri dari
essai. Penilaian yang dilakukan enam komponen yaitu judul, petunjuk
didasarkan pada kompetensi peserta belajar (petunjuk peserta didik),
didik, maka alat penilaian yang cocok kompetensi yang akan dicapai,
adalah menggunakan pendekatan informasi pendukung, tugas-tugas,
Penilaian Acuan Patokan (PAP). dan langkah-langkah kerja serta
Dengan demikian pendidik dapat penilaian.
melakukan penilaian proses dan
hasilnya. 1. Menulis Teks Persuasi
c) Menyusun materi Tabelessy (dalam Arida 2020:22),
Sebuah lembar kerja peserta mengatakan teks persuasi merupakan
didik di dalamnya terdapat materi sebuah teks yang bertujuan untuk
pelajaran yang akan dipelajari. Materi mengajak, menyuruh, atau membujuk
dalam lembar kerja peserta didik pembacanya melakukan sesuatu sesuai
harus sesuai dengan kompetensi dasar dengan apa yang disampaikan oleh
yang akan dicapai. Ketika menyusun penulis.
materi untuk lembar kerja peserta Kosasih(2017:186), mengemuka-
didik ada beberapa hal yang harus kan struktur teks persuasi diantaranya,
diperhatikan. Materi lembar kerja yaitu :
peserta didik dapat berupa informasi 1. Pengenalan isu, yakni pengantar
pendukung,gambaran umum atau penyampaian tentang
mengenai ruang lingkup materi yang permasalahan aktual yang menjadi
akan dipelajari. Materi dalam lembar dasar pembicaraan yang dibahas
kerja peserta didik dapat diambil dari dalam teks.
berbagai sumber seperti buku, 2. Rangkaian argumen, yakni sejumlah
majalah, jurnal, internet, dan pendapat penulis terkait dengan isu
sebagainya. Tugas-tugasnya yang atau permasalahan yang
diberikan dalam lembar kerja peserta dikemukakan. Pada bagian ini,
didik harus dituliskan secara jelas disertakan pula sejumlah fakta yang
guna mengurangi hal-hal yang dapat memperkuat argumen penulis.
seharusnya dapat dilakukan oleh 3. Pernyataan ajakan, yakni inti dari
peserta didik. teks persuasi yang di dalamnya
d) Memperhatikan struktur lembar kerja berisi dorongan atau bujukan
peserta didik kepada pembaca untuk melakukan
Langkah ini merupakan sesuatu. Pernyataan tersebut dapat
langkah terakhir yang dilakukan disampaikan secara tersurat ataupun
dalam penyusunan lembar kerja tersirat.
peserta didik. Kita terlebih dahulu 4. Penegasan kembali, yakni ungkapan
harus memahami segala sesuatu yang penulis yang mempertegas
akan kita gunakan dalam penyusunan pernyataan yang telah dikemukakan
lembar kerja peserta didik, terutama sebelumya. Biasanya, ditandai oleh
bagian dasar dalam penyusunan ungkapan seperti demikianlah,
lembar kerja peserta didik sebelum dengan demikian, oleh karena
melakukan penyusunan lembar kerja itulah.
peserta didik. Komponen penyusunan Menurut Kusmayadi (2018:87),
lembar kerja peserta didik harus kaidah kebahasaan teks persuasi
sesuai apabila salah satu komponen meliputi:
penyusun lembar kerja peserta didik 1. Penggunaan kata seruan atau ajakan,
tidak sesuai maka lembar kerja seperti ayo, mari, sebaiknya,
peserta didik tidak akan terbentuk. hindarilah, dan sebagainya.
2600
Didaktik Volume 15, Nomor 2, Oktober 2021 Noveri Amal Jaya Harefa: Pengembangan Lembar
Feti Filman Laoli Kerja Peserta Didik
Bagan 1
Tahapan Model ABDIE
2601
Didaktik Volume 15, Nomor 2, Oktober 2021 Noveri Amal Jaya Harefa: Pengembangan Lembar
Feti Filman Laoli Kerja Peserta Didik
digunakan dalam pembelajaran materi dengan kaidah bahasa 75%, dan aspek
menulis teks persuasi. penggunaan simbol, ikon dan istilah
a. Merumuskan Tujuan Pembelajaran 75%.
Tujuan pembalajarannya yaitu: Kemudian peneliti memperbaiki
peserta didik mampu menulis teks produk sehingga pada revisi II dengan
persuasi sesuai dengan struktur dan tingkat pencapaian dari aspek lugas
kaidah kebahasaan teks persuasi. mencapai 91,6%, aspek komunikatif
b. Penyusunan Tes 75%, aspek dialogis dan interaktif
Pada tahap ini penyusunan tes 100%, aspek kesesuaian dan
sesuai dengan materi yang perkembangan peserta didik 100%,
dikembangkan dan sesuai dengan aspek kesesuaian dengan kaidah
kompetensi yang akan dicapai pada bahasa 75%, dan aspek penggunaan
pembelajaran tersebut. simbol, ikon dan istilah 91,6%.
c. Strategi Pembelajaran Setelah dirata-ratakan revisi II
Pada tahap ini strategi yang mencapai 90,9% dengan kriteria
digunakan adalah penyusunan materinya “Sangat Layak” sehingga produk
menggunakan basis cooperative layak untuk digunakan.
learning. Validasi telah dilakukan oleh ahli
desain, setelah dirata-ratakan hasil
3. Tahap Development (Pengem- validasi pada revisi I mencapai
bangan) persentase 96,4% dari tiga aspek
Kegiatan pada tahap yaitu: aspek kualitas mencapai 100%,
pengembangan dilakukan dengan aspek Grafis 85%, dan aspek
langkah-langkah sebagai berikut: efektivitas 100%. Kemudian peneliti
a. Validasi Produk Oleh Ahli memperbaiki produk sehingga pada
Validasi telah dilakukan oleh ahli revisi II dengan tingkat pencapaian
materi, perhitungan hasil data, setelah dari aspek kualitas mencapai 100%,
dirata-ratakan hasil validasi pada aspek Grafis 100%, dan aspek
revisi I mencapai persentase 85,4% efektivitas 100%.
dari dua aspek yaitu: aspek b. Uji Coba Produk
konten/materi mencapai 83,3%, Setelah LKPD dinyatakan
aspek komponen penyajian 87,5%. Layak/Valid oleh validator maka
Kemudian peneliti memperbaiki dilakukan uji coba LKPD dalam proses
produk sehingga pada revisi II dengan pembelajaran. Subjek uji coba
tingkat pencapaian dari aspek pengembangan LKPD bahasa Indonesia
konten/materi 91,6%, komponen dilakukan di kelas VIII SMP Negeri 2
penyajian mencapai 95,8%. Setelah Gunungsitoli Idanoi. Uji coba produk
dirata-ratakan mencapai 93,7% terdiri dari 2 tahapan, yaitu:uji coba
dengan kriteria “Sangat Layak” perorangan, terdiri dari 6 orang peserta
sehingga produk layak untuk didik. Sampelnya diambil di kelas VIII-
digunakan. A.Uji coba produk telah dilakukan pada
Validasi telah dilakukan oleh ahli uji coba perorangan dan uji coba
bahasa, setelah dirata-ratakan hasil lapangan. Pada uji coba perorangan
validasi pada revisi I mencapai tingkat pencapaian 88% kategori “Sangat
persentase 75% dari enam aspek Praktis” kemudian peneliti melakukan
yaitu: aspek lugas mencapai 75%, uji coba lapangan mencapai tingkat
aspek komunikatif 75%, aspek pencapaian 97% dengan kriteria
dialogis dan interaktif 75%, aspek
kesesuaian dan perkembangan
peserta didik 75%, aspek kesesuaian
2602
Didaktik Volume 15, Nomor 2, Oktober 2021 Noveri Amal Jaya Harefa: Pengembangan Lembar
Feti Filman Laoli Kerja Peserta Didik
2603
Didaktik Volume 15, Nomor 2, Oktober 2021 Noveri Amal Jaya Harefa: Pengembangan Lembar
Feti Filman Laoli Kerja Peserta Didik
2604
Didaktik Volume 15, Nomor 2, Oktober 2021 Noveri Amal Jaya Harefa: Pengembangan Lembar
Feti Filman Laoli Kerja Peserta Didik
2605
Didaktik Volume 15, Nomor 2, Oktober 2021 Noveri Amal Jaya Harefa: Pengembangan Lembar
Feti Filman Laoli Kerja Peserta Didik
2606